YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A Jl. Merdeka No. 24 Bandung 022. 4214714 – Fax.022. 4222587 http//: www.smasantaangela.sch.id, e-mail : [email protected] 043 URS is member of Registar of Standards (Holding) Ltd. ISO 9001 : 2008 Cert. No. 47484/A/0001/UK/En SOSIOLOGI X PENYIMPANGAN DAN PENGENDALIAN SOSIAL TAHUN PELAJARAN 2016 – 2017 STANDAR KOMPETENSI Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah KOMPETENSI DASAR Menganalisis berbagai gejala sosial dengan menggunakan konsep-konsep dasar Sosiologi untuk memahami hubungan sosial di masyarakat TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah proses pembelajaran ini selesai diharapkan siswa dapat : 1. 2. 3. 4. 5. 6. SOSIOLOGI X Menjelaskan pengertian Sosialisasi (C2) Menjelaskan kepribadian (C3) Mendeskripsikan tujuan sosialisasi (C5) Mendeskripsikan agen sosialisasi (C3) Mendeskripsikan bentuk sosialisasi (C3) Menganalisis pola sosialisasi (C4) Page 1 PETA KONSEP PERILAKU KONFORMITAS NON KONFORMITAS POSITIF SOSIALISASI TIDAK SEMPURNA SOSIOLOGI X NEGATIF MENIRU PERILAKU SALAH SUB BUDAYA MENYIMPANG Page 2 MATERI PENYIMPANGAN SOSIAL Penyimpangan Sosial - Sosialisasi yang dijalani individu tidak selalu berhasil menumbuhkan nilai dan norma sosial dalam jiwa individu. Akibat kegagalan mensosialisasikan nilai dan norma sosial itu, kadang kala individu melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan kaidah yang berlaku di masyarakat atau yang disebut dengan penyimpangan sosial atau perilaku menyimpang. Nah Zona Siswa pada kesempatan kali ini akan membahas lengkap mengenai hal itu. Semoga bermanfaat. Check this out!!! A. Pengertian Penyimpangan Sosial Beberapa ahli sosiologi memberikan definisi penyimpangan sosial atau perilaku menyimpang (penyimpangan sosial) sebagai berikut. 1. Bruce J. Cohen Penyimpangan sosial adalah setiap perilaku yang tidak berhasil menyesuaikan diri dengan kehendak-kehendak masyarakat atau kelompok tertentu dalam masyarakat. 2. James Vander Zander Penyimpangan sosial merupakan perilaku yang dianggap sebagai hal tercela dan di luar batas-batas toleransi oleh sejumlah besar orang. 3. Robert M.Z. Lawang Penyimpangan sosial adalah semua tindakan yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku dalam suatu sistem sosial dan SOSIOLOGI X Page 3 menimbulkan usaha dari mereka yang berwenang dalam sistem itu untuk memperbaiki perilaku tersebut. 4. Paul B. Horton dan Chester L. Hunt Penyimpangan sosial adalah setiap perilaku yang dinyatakan sebagai suatu pelanggaran terhadap nilai dan norma kelompok dalam masyarakat. Dengan kata lain, dapat disimpulkan bahwa penyimpangan sosial dipahami sebagai tindakan yang dilakukan oleh individu atau kelompok sosial yang tidak sesuai atau melawan kaidah-kaidah yang berlaku dalam masyarakat. Kaidah yang berlaku di masyarakat tersebut berwujud nilai dan norma yang mengatur perbuatan mana yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan. B. Ciri-ciri penyimpangan Sosial Banyak ahli telah meneliti tentang ciri-ciri perilaku menyimpang di masyarakat. Menurut Paul B. Horton dan Chester L. Hunt (1996), ciri-ciri yang bisa diketahui dari perilaku menyimpang sebagai berikut. 1. Suatu perbuatan disebut menyimpang bilamana perbuatan itu dinyatakan sebagai menyimpang. 2. Penyimpangan terjadi sebagai konsekuensi dari adanya peraturan dan penerapan sanksi yang dilakukan oleh orang lain terhadap si pelaku menyimpang. 3. Ada perilaku menyimpang yang bisa diterima dan ada yang ditolak. 4. Mayoritas orang tidak sepenuhnya menaati peraturan sehingga ada bentuk penyimpangan yang tersamar dan ada yang mutlak. 5. Penyimpangan bisa terjadi terhadap budaya ideal dan budaya riil. Budaya ideal merupakan tata kelakuan dan kebiasaan yang secara formal disetujui dan diharapkan diikuti oleh anggota masyarakat. Sedangkan budaya riil mencakup hal-hal yang betul-betul mereka laksanakan. 6. Apabila ada peraturan hukum yang melarang suatu perbuatan yang ingin sekali diperbuat banyak orang, biasanya muncul norma penghindaran. C. Jenis-jenis Penyimpangan Sosial Ada beberapa jenis penyimpangan sosial, diantaranya adalah sebagai berikut: SOSIOLOGI X Page 4 1. Berdasarkan Sifat Sebagai makhluk sosial, manusia mempunyai pola-pola perilaku tertentu. Ada kalanya manusia berperilaku sesuai dengan kehendak umum, tetapi di lain waktu bertindak menentang atau tidak sesuai dengan kehendak umum. Oleh karena itu, dikenal dua jenis penyimpangan sosial, yaitu penyimpangan sosial primer dan penyimpangan sosial sekunder. o Penyimpangan Sosial Primer Penyimpangan sosial primer adalah penyimpangan yang bersifat sementara (temporer). Orang yang melakukan penyimpangan primer masih tetap dapat diterima oleh kelompok sosialnya karena tidak secara terus-menerus melanggar norma-norma umum. Contoh: Pelanggaran terhadap rambu-rambu lalu lintas. o Penyimpangan Sosial Sekunder Penyimpangan sosial sekunder adalah penyimpangan sosial yang dilakukan secara terus-menerus, meskipun sanksi telah diberikan kepadanya sehingga para pelaku secara umum dikenal sebagai orang yang berperilaku menyimpang. Contoh: Seseorang yang peminum dan pemabuk minuman keras di mana pun ia berada akan dibenci orang. 2. Berdasarkan Jumlah Pelaku Berdasarkan jumlah individu yang terlibat dalam perilaku menyimpang maka penyimpangan sosial menurut Drs. Kuswanto dibedakan menjadi dua jenis sebagai berikut. o Penyimpangan Individu Penyimpangan dilakukan sendiri tanpa ada campur tangan orang lain. Hanya satu individu yang melakukan sesuatu yang bertentangan dengan norma-norma umum yang berlaku. Perilaku seperti ini secara nyata menolak norma-norma yang telah diterima secara umum dan berlaku dalam waktu yang relatif lama. o Penyimpangan Kelompok Penyimpangan kelompok terjadi apabila perilaku menyimpang dilakukan bersama-sama dalam kelompok tertentu. Perilaku menyimpang kelompok ini agak rumit sebab kelompok-kelompok tersebut mempunyai nilai-nilai, norma-norma, sikap, dan tradisi sendiri. Fanatisme anggota terhadap kelompoknya dapat menyebabkan mereka merasa tidak melakukan perilaku menyimpang. Penyimpangan SOSIOLOGI X Page 5 kelompok lebih berbahaya bila dibandingkan dengan penyimpangan individu. Contoh: Kelompok (geng) kejahatan terorganisir yang melakukan penyelundupan dan perampokan. D. Teori Penyimpangan Sosial Perilaku menyimpang mendapat perhatian dari banyak ahli ilmu sosial. Mereka berhasil merumuskan hasil kajiannya menjadi teori-teori penyimpangan sosial sebagai berikut: 1. Teori Biologis Seperti dikemukakan Bruce J. Cohen (1992), di antara ahli pendukung teori biologis antara lain Lombroso dan Kretschmer. Menurut teori ini, beberapa tipe tubuh tertentu lebih cenderung melakukan perilaku menyimpang dibanding tipe-tipe tubuh lainnya. Secara umum, tubuh manusia dibedakan menjadi tiga tipe: endomorph (bundar, halus, gemuk), mesomorph (berotot, atletis), dan ectomorph (tipis, kurus). Setiap tipe memiliki kecenderungan sifat-sifat kepribadian dan perilaku tertentu. Penemuan ahli dari teori ini menyebutkan bahwa para pecandu minuman keras dan penjahat umumnya memiliki tipe tubuh mesomorph. 2. Teori Labeling Teori ini dipelopori oleh Edwin M. Lemert. Teori ini berpendapat bahwa penyimpangan lahir karena adanya batasan (definisi) atas suatu perbuatan yang disebut perbuatan menyimpang. Dengan bahasa sederhana, suatu perbuatan disebut menyimpang karena dinilai sebagai menyimpang. Jadi, ada proses pemberian cap terhadap suatu perbuatan apakah menyimpang atau tidak. 3. Teori Sosialisasi Teori ini menekankan bahwa perilaku sosial, baik yang bersifat menyimpang maupun yang tidak menyimpang berkaitan dengan norma dan nilai-nilai yang diserapnya. Perilaku menyimpang disebabkan oleh adanya gangguan pada proses penyerapan dan pengalaman nilai-nilai tersebut dalam perilaku seseorang. 4. Teori Konflik Dalam teori ini terdapat dua macam konflik sebagai berikut. SOSIOLOGI X Page 6 o o Konflik budaya, terjadi apabila dalam suatu masyarakat terdapat sejumlah kebudayaan khusus yang masing-masing cenderung tertutup sehingga mengurangi kemungkinan timbulnya kesepakatan nilai. Masing-masing kelompok menjadikan norma budayanya sebagai peraturan resmi. Orang-orang yang menganut budaya berbeda dianggap sebagai penyimpangan. Konflik kelas sosial, terjadi akibat suatu kelompok menciptakan peraturan sendiri untuk melindungi kepentingannya. 5. Teori Anomie Anomi adalah suatu keadaan masyarakat di mana tidak ada norma yang dipatuhi secara teguh dan diterima secara luas. Konsep anomi ini dikemukakan pertama kali oleh Emile Durkheim. Masyarakat anomis adalah masyarakat yang tidak memiliki norma pedoman mantap yang dapat dianut dan dipedomani oleh warganya. Individu anomis adalah individu yang tidak memiliki pedoman nilai yang jelas dalam bertindak. Kondisi masyarakat yang anomis atau individu yang anomis akan melahirkan perilaku yang tidak teratur dan tidak jelas, sehingga perilaku mana yang disebut sesuai dan mana yang tidak sesuai dengan norma menjadi kabur. PENGENDALIAN SOSIAL A. Pengertian Pengendalian Sosial Perlu diketahui bahwa setiap masyarakat menginginkan kehidupan yang tentram, damai, dan teratur. Dengan itulah masyarakat perlu suatu sistem untuk mengatur semua perilaku yang menjadi tujuan tersebut. Dalam hal ini, masyarakat perlu ada pengendalian sosial. Sebelum berbicara jauh tentang pengendalian sosial, alangkah baiknya kita paparkan pengertian pengendalian sosial secara sekilas. Pengendalian sosial sering diartikan sebagai proses pengawasan dari suatu kelompok terhadap kelompok lain dan mengajarkan, membujuk, atau memaksa individu maupun kelompok sebagai bagian dari masyarakat untuk berperilaku sesuai dengan harapan masyarakat. Berikut pengertian pengendalian sosial menurut para ahli, antara lain : SOSIOLOGI X Page 7 1. Peter L Berger Pengendalian sosial adalah berbagai cara yang digunakan masyarakat untuk menertibkan anggotanya yang menyimpang 2. Joseph Stabey Roucek Pengendalian sosial adalah suatu istilah kolektif yang mengacu pada proses terencana yang didalamnya individu diajarkan, dibujuk, ataupun dipaksa untuk menyesuaikan diri pada kebiasaan dan nilai hidup kelompok. 3. Horton dan Hunt Pengendalian sosial adalah segenap cara dan proses yang ditempuh oleh sekelompok orang tua atau masyarakat sehingga para anggotanya dapat bertindak sesuai harapan kelompok atau masyarakat. 4. Bruce J Cohen Pengendalian sosial adalah cara-cara atau metode yang digunakan untuk mendorong seseorang agar berperilaku selaras dengan kehendak-kehendak kelompok atau masyarakat tertentu. B. Tujuan Pengendalian Sosial Sangat perlu diketahui bahwa pengendalian sosial memiliki beberapa, antara lain sebagai berikut: 1. Agar masyarakat mematuhi nilai dan norma sosial yang berlaku. Pengendalian sosial diciptakan oleh masyarakat menitikberatkan pada orang yang melakukan penyimpangan terhadap nilai dan norma sehingga memaksa pelaku penyimpangan untuk patuh terhadap nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat. 2. Agar tercipta keserasian dan kenyamanan dalam masyarakat. Pengendalian sosial juga mampu menciptakan situasi yang tentram dalam masyarakat apabila pengendalian sosialnya benar-benar dijalankan. Dengan adanya pengendalian sosial, biasanya pelaku penyimpangan sosial akan jera bahkan takut akan berbuat sesuatu yang tidak diinginkan oleh masyarakat. 3. Agar pelaku penyimpangan kembali mematuhi norma yang berlaku. Adanya pengendalian sosial dalam masyarakat diharapkan masyarakat mampu menjalankan seluruh nilai dan norma yang tertulis maupun tidak tertulis. Apabila terdapat penyimpangan SOSIOLOGI X Page 8 terhadap nilai dan norma maka akan diberi sanksi. Contohnya, ketika sesorang telah melanggar aturan yang berlaku, ia diberi sanksi (pengendalian sosial) agar kedepannya ia tidak akan mengulangi atau akan taat pada aturan yang ada. C. Pola Pengendalian Sosial Dalam masyarakat terdapat empat pola pengendalian sosial, yaitu pengendalian kelompok terhadap kelompok, pengendalian kelompok terhadap anggota-anggotanya, dan pengendalian individu terhadap individu lainnya dan pengendalian individu terhadap kelompok 1. Pengendalian kelompok terhadap kelompok Pengendalian ini terjadi apabila suatu kelompok mengawasi perilaku kelompok lain, misalnya BNN mengawasi kelompok pengguna narkoba. 2. Pengendalian kelompok terhadap anggota-anggotanya Pengendalian ini terjadi apabila suatu kelompok menentukan perilaku anggota-anggotanya, misalnya suatu sekolah yang mencatat siswa-siswanya yang telah melanggar aturan sekolah. 3. Pengendalian individu terhadap kelompok Pengendalian ini terjadi apabila seseorang menginginkan kelompok tersebut sesuai dengan keinginannya maupun masyarakat. Misalnya Wali kelas yang mengawasi anak didiknya setiap hari. 4. Pengendalian individu terhadap individu lainnya Pengendalian ini terjadi apabila individu melakukan pengawasan terhadap individu lain, misalnya ayah mengawasi anaknya. D. Fungsi Pengendalian Sosial Para pelaku penyimpangan selalu bertanya, buat apa diciptakan pengendalian sosial? karena bagi mereka hal ini hanya membuat mereka terkekang untuk melakukan tindakan pelanggaran terhadap nilai dan norma. Untuk itu, perlu dikatahui bahwa terdapat beberapa fungsi pengendalian sosial dalam masyarakat yaitu: 1. Mempertebal keyakinan masyarakat terhadap norma sosial. 2. Memberikan imbalan kepada warga yang menaati norma. 3. Mengembangkan rasa takut untuk tdk melakukan perbuatan yg dinilai beresiko. SOSIOLOGI X Page 9 4. Menciptakan sistem hukum (aturan yang disusun secara resmi dan disertai sanksi). E. Sifat Pengandalian sosial Ada dua macam sifat pengendalian sosial yakni : 1. Bersifat preventif Pengendalian bersifat preventif adalah tindakan yang dilakukan untuk mencegah (pencegahan) terhadap kemungkinan terjadinya pelanggaranpelanggaran terhadap norma-norma sosial. Jadi tindakan ini dilakukan sebelum terjadinya penyimpangan. Orang yang melakukan pengendalian sosial ini adalah orang mengetahui tentang nilai dan norma, selanjutnya ia sosialisasikan atau bentuk penyuluhan kepada orang yang belum medapatkan informasi tentang nilai dan norma lama maupun yang baru. Contoh : guru (waka kesiswaan) menasehati calon siswa baru tentang nilai dan norma yang berlaku di sekolah tersebut agar kedepannya siswa baru tidak melanggarnya. 2. Bersifat Represif Pengendalian sosial yang bersifat refresif adalah pengendalian yang bertujuan untuk mengembalikan keserasian yang pernah terganggu karena terjadinya suatu pelanggaran dengan cara memberikan sanksi sesuai dengan pelanggaran yang dilakukan. Pengendalian ini dilakukan setelah terjadinya penyimpangan agar pelaku tidak lagi mengulangi perbuatannya dan mentaati nilai dan norma yang berlaku di masyarakat. Contoh : Waka Kesiswaan (guru) menghukum siswa yang terlambat datang ke sekolah. F. Proses Pengendalian Sosial 1. Secara Persuasif Pengendalian sosial secara persuasif dilakukan dengan cara lemahlembut, membimbing atau mengajak individu untuk mematuhi atau berperilaku sesuai dengan kaidah-kaidah dalam masyarakat bukan dengan cara kekerasan. Dengan kata lain, ketika seseorang telah melakukan penyimpangan maka sanksi yang diberikan adalah dengan rehabilitasi, dinasehati, atau diajak untuk melakukan yang bermanfaat. Akan tetapi tidak semua penyimpangan mampu diselesaikan dengan cara ini, karena setiap penyimpangan memiliki cara tersendiri untuk membuat pelaku akan kembali ke nilai dan norma yang berlaku. SOSIOLOGI X Page 10 2. Secara Koersif Ada kalanya pengendalian sosial dengan cara koersif, artinya pengendalian sosial secara koersif dilakukan dengan kekerasan atau paksaan. Karena penyimpangan yang telah berulang-ulang kali atau yang telah merugikan orang banyak hendaknya dilakukan dengan paksaan. Pengendalian sosial dengan kekerasan dibedakan menjadi dua: 1) Kompulsi (paksaan), artinya keadaan yang sengaja diciptakan sehingga seseorang terpaksa menuruti atau mengubah sifatnya dan menghasilkan suatu kepatuhan yang sifatnya tidak langsung. Contoh: diberlakukannya sanksi skorsing bagi siswa yang banyak melanggar aturan sekolah. 2) Pervasi (pengisian), secara pengertian pervasi merupakan cara penanaman atau pengenalan norma secara berulang-ulang sehingga orang akan mengubah sikapnya sesuai dengan yang diinginkan. Contoh: pecandu narkoba dipaksa untuk berhenti dan diberi penyuluhan berulang-ulang tentang bahaya narkoba. G. Cara-cara Pengendalian Sosial Secara umum pengendalian sosial dapat dibedakan dengan dua cara yaitu : 1. Pengendalian Sosial secara Formal a) Pengendalian sosial melalui hukuman fisik Pengendalian sosial cara ini dilakukan oleh lembaga-lembaga resmi atau yang diakui keberadaannya. Contohnya penembakan pelaku teroris yang menyerang aparat kepolisian. b) Pengendalian sosial melalui lembaga pendidikan Pendidikan merupakan pengendalian sosial secara terencana dan berkesinambungan agar terjadi perubahan-perubahan positif dalam perilaku seseorang. Dengan hal itu, diharapkan perilaku tersebut tidak menyimpang dari norma-norma dan nilai-nilai sosial yang berlaku di masyarakat. c) Pengendalian sosial melalui ajaran agama Setiap pemeluk agama akan berusaha sedapat mungkin menjalankan ajaran agamanya tersebut dalam tingkah lakunya sehari-hari. Ajaran agama mempunyai sanksi mutlak. Hal ini SOSIOLOGI X Page 11 membuat ajaran agama sebagai media pengendalian sosial yang cukup besar pengaruhnya dalam menjaga stabilitas masyarakat. 2. Pengendalian Sosial secara Informal Sedangkan pengendalian sosial secara informal dapat dilakukan melalui enam cara : a) Cemoohan Cemoohan adalah tindakan membicarakan seseorang dengan menggunakan kata-kata kiasan, perumpamaan, atau kata-kata yang berlebihan serta bermakna negatif. b) Desas-desus (gosip) Desas-desus adalah berita yang menyebar secara cepat dan tidak berdasarkan fakta atau bukti-bukti kuat. c) Ostrasisme (pengucilan) Ostrasisme adalah suatu tindakan pemutusan hubungan sosial dari sekelompok orang terhadap seorang anggota masyarakat. d) Fraundulens Fraundulens merupakan bentuk pengendalian sosial yang umumnya terdapa pada anak kecil. Misalnya, A bertengkar dengan B. Jika si A lebih kecil dari B, maka si A mengancam bahwa dia mempunyai kakak yang berani yang dapat mengalahkan B. e) Teguran Teguran merupakan cara pengendalian sosial melalui perkataan atau tulisan secara langsung. Teguran dilakukan agar pelaku perilaku menyimpang segera menyadari kekeliruannya dan memperbaiki dirinya. f) Intimidasi Intimidasi merupakan cara pengendalian sosial yang dilakukan dengan paksaan, biasanya dengan cara mengancam atau menakutnakuti. Aparat penegak hukum sering menggunakan cara ini untuk mengorek keterangan dari orang yang dimintai keterangannya. H. Jenis-jenis Lembaga Pengendalian Sosial Perlu diketahui oleh masyarakat bahwa lembaga pengendalian sosial dalam masyarakat tidak hanya di Kepolisian. Masih banyak lagi lembaga pengendalian sosial di masyarakat bisa menyelesaikan beberapa masalah penyimpangan atau pelanggaran baik di lembaga formal maupun non-formal seperti : SOSIOLOGI X Page 12 1. Lembaga kepolisian Polisi merupakan aparat resmi pemerintah untuk menertibkan keamanan. Tugas-tugas polisi, antara lain memelihara ketertiban masyarakat, menjaga dan menahan setiap anggota masyarakat yang dituduh dan dicurigai melakukan kejahatan yang meresahkan masyarakat, misalnya pencuri, perampok dan pembunuh. 2. Pengadilan Pengadilan lembaga resmi yang dibentuk pemerintah untuk menangani perselisihan atau pelanggaran kaidah di dalam masyarakat. Pengadilan memiliki unsur-unsur yang saling berhubungan satu sama lain. Unsur-nsur yang saling berhubungan dengan pengadilan adalah hakim, jaksa dan pengacara. Dalam proses persidangan, jaksa bertugas menuntut pelaku untuk dijatuhi hukuman sesuai peraturan yanag berlaku. Hakim bertugas menetapkan dan menjatuhkan putusan berdasarkan data dan keterangan resmi yang diungkapkan di persidangan. Pengacara atau pembela bertugas mendampingi pelaku dalam memberikan pembelaan. 3. Tokoh adat Tokoh adat adalah pihak yang berperan menegakkan aturan adat. Peranan tokoh adat adalah sangat penting dalam pengendalian sosial. Tokoh adat berperan dalam membina dan mengendalikan sikap dan tingkah laku warga masyarakat agar sesuai dengan ketentuan adat. 4. Tokoh agama Tokoh agama adalah orang yang memiliki pemahaman luas tentang agama dan menjalankan pengaruhnya sesuai dengan pemahaman tersebut. Pengendalian yang dilakukan tokoh agama terutama ditujukan untuk menentang perbuatan yang tidak sesuai dengan nilai dan norma agama. 5. Tokoh masyarakat Tokoh masyarakat adalah setiap orang yang memiliki pengaruh besar, dihormati, dan disegani dalam suatu masyarakat karena aktivitasnya, kecakapannya dan sifat-sifat tertentu yang dimilikinya. CONTOH SOAL SOSIOLOGI X Page 13 Contoh Soal : Pilihan Ganda : Tujuan Pengendalian sosial dapat terjadi dengan cara : A. Intimidasi D. Akulturasi B. Sosialisasi E. Internalisasi C. Enkulturasi Jawab : B. Sosialisasi (sosialisasi adalah proses dimana individu mulai menerima dan menyesuaikan diri dengan berbagai unsur budaya di masyarakat) Essay : Apa yang dimaksud dengan pengendalian sosial dan berikan contohnya ! Jawab : Pengendalian sosisal adalah : proses baik direncanakan maupun tidak direncanakan yang mengajak, membimbing atau bahkan memaksa masyarakat agar mematuhi nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat Contoh : Siswa mengikuti aturan/tata tertib yang berlaku di Sekolah LATIHAN ! I . PILIHAN GANDA 1) 2) Seorang polisi menghentikan dan memeriksa kelengkapan kedaraan, kemudian menindak yang melanggar. Pengendalian sosial seperti ini disebut : A. Preventif D. Koersif B. Represif E. Resmi C. Persuasif Segenap cara dan proses yang ditempuh masyarakat agar para anggotanya dapat bertindak sesuai dengan harapan masyarakat sekitarnya adalah pengertian dari : A. Adaptasi D. Pengendalian sosial SOSIOLOGI X Page 14 B. Sosialisasi C. Tindakan sosial E. Interaksi sosial 3) Memukul adik agar jera menggangu orang pada waktu belajar merupakan pengendalian social yang : A. Preventif D. Koersif B. Represif E. Antisipatif C. Persuasif 4) Seorang guru menasehati muridnya yang bolos sekolah. Tindakan guru ini termasuk pengendalian social : A. Preventif D. Koersif B. Represif E. Antisipatif C. Persuasif 5) Pemberian hukuman ketika anak berperilaku buruk dan pemberian imbalan ketika berperilaku baik, serta melatih anak memanfaatkan kebebasan dengan bertanggung jawab merupakan pola sosialisasi : A. Primer D. Partisipatoris B. Sekunder E. Kondusif C. Tersier 6) Perilaku menyimpang yang termasuk dalam tindakan kriminal adalah : A. Kumpul kebo, penganiayaan, korupsi B. Korupsi, arogansi, kolusi C. Penipuan, kolusi, narkotik D. Kumpul kebo, narkotik, pembunuhan E. Penipuan, pemerasan, penganiayaan 7) Contoh penyimpangan dalam gaya hidup adalah : A. Korupsi dan manipulasi D. Arogansi dan eksentrik B. Arogansi dan kolusi E. Narkotik dan penipuan C. Kolusi dan korupsi 8) Apabila tindakan seperti menyogok, menggelapkan uang, dan pelacuran dianggap hal yang biasa, sedangkan sebelumnya dianggap sebagai hal yang tercela, maka fenomena ini dinamakan sebagai : A. Perubahan pola hidup masyarakat B. Destrukrisasi pola kehidupan masyarakat C. Penyimpanagn karena kesalahan sosialisasi D. Hasil sosialisasi sub kebudayaan menyimpang SOSIOLOGI X Page 15 E. Peyimpangan sosial secara indiviadual 9) Agen pengendali social yang melakukan control dengan cara memberi sanksi tegas seperti denda dan pengusiran, adalah : A. Tokoh masyarakat D. Ketua adat B. Pengadilan E. Kejaksaan C. Polisi 10) Untuk menanggulangi banjir pada musim penghujan, pemerintah daerah mengadakan penyuluhan program kali bersih. Kegiatan tersebut merupakan salah satu cara dalam pengendalian social yang bersifat : A. Preventif D. Koersif B. Represif E. Antisipatif C. Persuasif 11) Pengendalian social pada dasarnya memiliki tujuan : A. Menciptakan masyarakat yang tidak bebas B. Menggalang kesatuan dalam kelompoknya C. Menciptakan masyarakat adil dan makmur D. Mendambakan kehidupan yang stabil E. Menciptakan masyarakat yang tertib dan teratur 12) Contoh pengendali social yang dilakukan oleh individu terhadap kelompok adalah : A. Seorang suami memarahi isterinya yang boros B. Seorang ibu yang selalu menasehati putera-puterinya C. Seminar menghadapi bahaya narkoba yang diselenggasrakan OSIS D. Dialog yang dilakukan lembaga penegak hukum terhadap para pemuda E. Guru membimbing murid-muridnya pergi ke Lembaga Pemasyarakatan 13) Pengawasan atau kontrol sosial dalam masyarakat sangat diperlukan untuk : A. Memaksa warga masyarakat agar selalu taat pada atasannya B. Mencegah terjadinya prilaku menyimpang dari nilai dan norma yang berlaku C. Memata-matai semua tindakan dan prilaku anggota masyarakat D. Melakukan tindakan main hakim sendiri agar pelaku jera E. Memaksa warga masyarakat agar selalu waspada SOSIOLOGI X Page 16 14) Para petugas ketertiban sering menindak para pedagang kaki lima yang melanggar aturan dengan mengambil paksa barang dagangannya. Pengendalian sosial yang dilakukan oleh petugas ketertiban ini termasuk : A. Akomodatif D. Preventif B. Persuasif E. Represif C. Koersif 15) Pembuatan tanggul yang bertujuan untuk menahan luberan lumpur di Sidoarjo merupakan upaya pengendalian sosial yang bersifat : A. Rehabilatatif D. Preventif B. Persuasif E. Represif C. Koersif II. ESSAY 1. Bagaimana penyimpangan sosial dapat terjadi menurut anda ! …………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………… 2. Sebutkan jenis penyimpangan sosial berdasarkan pengamatan di lingkungan tempat anda tinggal ! …………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………… 3. Bagaimana penyimpangan tersebut di atas dapat diatasi ! …………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………… SOSIOLOGI X Page 17 …………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………… 4. Bedakan penyimpangan sosial berdasarkan jenisnya dan lakukan pengamatan di lingkungan sekitar anda adakah bentuk penyimpangan sesuai dengan teori yang ada pelajari. Uraikan dan berikan cara mengatasinya ! …………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………… 5. Jelaskan yang dimaksud dengan lembaga pengendalian sosial menurut pengamatan anda dan berikan contoh kasus yang ada di sekitar lingkungan anda ! …………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………… SOAL PENGAYAAN 1. Jelaskan lembaga yang dapat dikatagorikan sebagai lembaga pengendalian sosial dan berikan contoh simbol dari lembaga tersebut! …………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………… SOSIOLOGI X Page 18 …………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………… 2. Berdasarkan pengamatan anda terhadap lingkungan sekitar, uraikan pendapat anda, adakah cara yang dapat digunakan sebagai pengendalian sosial, berikan contoh kasusnya ! …………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………… 3. Berikan analisa anda dari pengalaman hidup seseorang yang berhubungan dengan sifat pengendalian sosial ! …………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………… SOSIOLOGI X Page 19 GLOSSARY 1. Adat Bentuk perbuatan yang menjadi perilaku 2. Gosip Pembicaraan tentang orang-orang dan perilakunya dengan evaluasi moral melalui saluran tretentu 3. Koersif Pengendalian dengan menggunakan kekerasan / paksaan 4. Kompulsion Keadaan seseorang merasa dipaksa oleh factor eksternal untuk melakukan hal yang tidak disetujui 5. Persuasif Penggunaan argumen yang bertujuan agar pihak lain menerima atau mengikuti teori/kepercayaan atau pola kegiatan tertentu 6. Preventif Usaha untuk mencegah terjadinya suatu masalah 7. Represif Perilaku yang dilakukan setelah terjadinya pelanggaran DAFTAR PUSTAKA Andreas, MS, Drs.(2008). Sosiologi SMA kelas X, Jakarta, Quadra Kun Maryati & Juju Suryawati.(2007). Sosiologi SMA kelas X. Jakarta: Esis Ujianto, Budi (2007), Sosiologi Kelas X, Bogor, Arya Duta Qomariyah, Puji. 2008. Teori Ringkas Latihan dan Pembahasan Sosiologi SMA Kelas X, XI, XII. Yogyakarta: Intersolusi Pressindo Sudarmi, Sri. W. Indriyanto. 2009. Sosiologi Untuk Kelas X SMA dan MA. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional --- 000 --SOSIOLOGI X Page 20