Materi 6 - Metode Pendidikan Moral

advertisement
Hand out Pend. Moral
Prodi KP
FIP UNY
Metode Pendidikan Nilai dan Moralitas
menurut Howard Kirschenbaum
Ada 4 metode pendidikan nilai dan moralitas, yaitu:
1. Metode penanaman nilai-nilai dan moralitas.
Beragam strategi digunakan sekolah untuk menanamkan nilai-nilai, yaitu:
a. Nilai-nilai target (target values)
Penetapan nilai-nilai target biasanya dirumuskan dalam visi dan misi sekolah
dan diinformasikan kepada siswa dalam bentuk spanduk dan poster, ditempel di
tempat-tempat terbuka di lingkungan sekolah.
b. Bercerita
Bercerita merupakan salah satu metode yang banyak dianjurkan oleh para
ahli sebagai upaya membangun karakter siswa yang luhur.
c. Audio-visual
Selain guru bercerita langsung kepada siswa, sekolah juga dapat
menggunakan media film untuk menyampaikan cerita-cerita yang menyentuh rasa
moral dan hati nurani.
d. Ekspektasi
Guru menaruh harapan akan keberhasilan siswa dengan ungkapan
pengharapan: ‘Ayo, kamu pasti bisa’, ‘semangat’, ‘anak soleh pasti bisa’ dan
sebagainya.
e. Penjelasan (explanations)
Seorang guru dapat memberikan penjelasan mengenai nilai kejujuran,
misalnya:
‘Anak-anak ingatlah! Allah melihat, malaikat mencatat setiap amal
perbuatan kita.’
1|Page
Hand out Pend. Moral
Prodi KP
FIP UNY
Terkait dengan perilaku mencontek, guru dapat memberikan penjelasan
berikut: “Kalau mencontek berarti otaknya tidak berpikir, hanya memindahkan
pikiran orang lain ke lembar jawaban.”
f. Hadiah, Ganjaran (Rewards)
Sekolah sering memerikan hadiah ketika siswa berprestasi dalam berbagai
kegiatan pembelajaran, misalnya hadiah berupa buku, piala/trofi, dll. untuk
memberi semangat belajar para siswa.
g. Permainan dan perlombaan
Ada banyak permainan yang dapat disediakan di sekolah untuk
menginternalisasikan nilai-nilai dalam diri subjek didik. Juga perlombaan yang
rutin digelar pihak sekolah, misalnya saat class meeting, saat MOS, tutup tahun,
dsb.
h. Pujian, koreksi dan balikan
Guru memberikan pujian langsung kepada siswa ketika berhasil menjawab
pertanyaan, atau berhasil menjalankan tugas yang diberikan oleh guru, berupa katakata: pintar, good, okay, hebat, dsb. Pujian dan balikan dilakukan ketika
pembelajaran di dalam kelas maupun di luar kelas.
Balikan dan koreksi terhadap sikap, perilaku siswa dapat digunakan guru
dalam dialog di kelas, misalnya untuk mengatasi siswa yang bermasalah, seperti
siswa yang berkelompok ‘ngegank’ dan meresahkan teman-temannya. Guru
melakukan koreksi terhadap perilaku siswa yang tidak sesuai dengan normanorma kehidupan sosial dengan cara yang demokratis, melibatkan seluruh
anggota kelas dan terbuka.
2|Page
Hand out Pend. Moral
Prodi KP
FIP UNY
i. Peraturan, petunjuk, dan tata cara/adab
Peraturan umum dapat disampaikan kepada para siswa baru ketika MOS
(Masa Orientasi Siswa) seperti: siswa masuk sekolah pukul 07.00 tidak boleh
telat, jika terlambat akan mendapatkan sanksi, tidak boleh keluar dari lingkungan
sekolah, tidak boleh membawa telpon genggam, tidak boleh berambut gondrong,
dsb.
Petunjuk dan tata cara dapat juga disampaikan ketika kegiatan di luar kelas
dan ditempel di tempat-tempat penting, seperti di WC/ kamar mandi, tata cara
penggunaan lapangan, tata cara di perpustakaan, dsb.
j. Apel/ Upacara, Kemah
Apel pagi biasanya dilaksanakan setiap hari Senin. Siswa berbaris rapi
sesuai kelas masing-masing. Intinya, apel atau upacara berisi pengarahan umum
serta nasihat dari inspektur upacara. Setiap guru dapat saja menjadi inspektur
upacara.
Sebagai pandu, kemah merupakan hal yang biasa dilakukan siswa. Kemah
diselenggarakan rutin oleh pihak sekolah untuk melatih kemandirian, keberanian,
kerja sama, dan keterampilan.
k. Bakti sosial
Kegiatan bakti sosial dilakukan untuk melatih kesalehan sosial dengan
berbagi sesuatu yang dimiliki kepada orang lain, terutama orang yang kurang
mampu dan yang sedang tertimpa bencana. Setiap kelas dapat membuat tabungan
3|Page
Hand out Pend. Moral
Prodi KP
FIP UNY
bersama yang dapat digunakan sewaktu-waktu untuk berbagai kegiatan sosial,
maupun keperluan kelas yang bersangkutan.
l. Sanksi/ hukuman
Sanksi atau hukuman diberlakukan agar siswa memahami bahwa pihak
sekolah mengharapkan adanya perubahan tingkah laku ke arah yang lebih baik.
Dengan adanya sanksi diharapkan siswa dapat belajar bahwa setiap masyarakat
mempunyai berbagai aturan dan norma-norma yang harus ditaati, dan bahwa ada
pola-pola tingkah laku yang diharapkan oleh masyarakat terwujud dalam diri
mereka.
Ada bermacam-macam sanksi yang dijatuhkan kepada siswa yang
melanggar aturan, baik aturan umum di sekolah maupun aturan dalam kegiatan
pembelajaran. Demikian pula, ada hukuman yang dijatuhkan untuk masingmasing individu siswa yang melanggar, ada pula hukuman yang diberikan kepada
kelompok siswa walaupun yang melanggar aturan hanya salah seorang darinya.
Jenis pelanggaran dan sanksi yang diberikan dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Contoh Jenis Pelanggaran dan Sanksi
No
1
2
3
4
5
Jenis pelanggaran
Sanksi
Terlambat masuk kelas
Menyapu halaman sekolah,
membersihkan kamar mandi
Tidak mengikuti upacara/ apel Senin Memungut sampah (kelipatan 10
sesuai kelas)
Melanggar aturan dalam permainan Jongkok berdiri, push up
(olah raga)
Ramai mengobrol ketika ada khutbah Mulut ditutup lak band
Sholat tidak tertib
Mengulang sholat, membaca
Alquran
m. Pembiasaan diri/ latihan
4|Page
Hand out Pend. Moral
Prodi KP
FIP UNY
Setiap hari subjek didik dibiasakan untuk melakukan berbagai kegiatan pengamalan
atau praktik yang diarahkan untuk membentuk karakter anak yang baik, misalnya
Pembiasaan ibadah sholat dan menghafalkan doa-doa, membaca Kitab Suci, latihan
ceramah (kultum), berpidato, dsb.
2.
Metode peragaan (modeling) nilai-nilai dan moralitas
Ada beragam strategi yang dapat digunakan sebagaimana tampak dalam
penjelasan berikut.
a. Keteladanan guru
Guru adalah teladan bagi siswa. Guru berusaha untuk menjadi teladan yang
baik bagi siswa-siswanya. Keteladanan ini ditunjukkan dengan berbagai cara, di
antaranya guru dan kepala sekolah datang lebih awal. Kepala sekolah mengucap
salam dan berkomunikasi dengan suara yang lemah lembut. Dalam hal
penampilan, guru juga meneladankan hidup sederhana, merasa cukup dengan
rezeki yang ada. Guru berpakaian sederhana, tidak ada yang mewah.
Bukanlah pekerjaan mudah bagi guru untuk dapat menjadi sosok teladan
bagi para siswanya di tengah zaman yang mengagungkan materi dan kekuasaan.
Oleh karena itu, sekolah dapat membuat program rutin yang ditujukan untuk
menjaga komitmen dan memantapkan niat para guru dalam mendidik.
b. Berbagi pengalaman dan perasaan guru
Berbagi pengalaman dan perasaan menjadi salah satu metode yang dapat
dilaksanakan setiap saat dalam pembelajaran. Dialog berisi berbagi (sharing)
pengalaman dan perasaan gur dan siswa. Guru membagikan pengalamannya
sehari-hari, seperti pengalaman ketika masa-masa kecil, sekolah dan kuliah untuk
5|Page
Hand out Pend. Moral
Prodi KP
FIP UNY
diketahui bersama dan diambil hikmahnya. Dengan cara tersebut, hubungan guru
dan siswa menjadi sangat akrab dan terbuka.
c. Berbagi keterampilan guru
Selain berbagi pengalaman, guru juga berbagi ketrampilan kepada para
siswa, di antaranya bermain drama bersama siswa, bermain musik yang indah,
menulis, dsb.
d. Siswa senior sebagai teladan
Selain guru, sekolah juga menempatkan siswa senior (kelas atas) sebagai
teladan. Pihak sekolah menyampaikan kepada siswa kelas atas bahwa mereka
sebagai teladan bagi adik-adik kelasnya sehingga harus menjaga ucapan dan
perilaku yang baik. Juga dapat dilakukan pembimbingan dari siswa senior
kepada yunior dalam hal pelajaran dan keterampilan tertentu yang positif.
3. Metode fasilitasi nilai-nilai dan moralitas
Pihak sekolah perlu memberikan kesempatan dan fasilitas yang banyak kepada
para siswa untuk belajar mengembangkan karakter, mislanya belajar menjadi
pemimpin dan menjadi warga negara yang baik. Berbagai strategi dapat dilakukan
seperti berikut:
a. Interview (wawancara)
b. Voting (pungutan suara)
c. Diskusi dilema moral
d. Debat isu kontroversial
e. Class meeting
f. Pembuatan aturan kelas
g. Simulasi pemilihan pemerintah/presiden
6|Page
Hand out Pend. Moral
Prodi KP
FIP UNY
h. Organisasi siswa
i. Evaluasi diri
j. Kerja sosial
k. Menulis surat kepada pejabat atau redaktur koran
l. Konseling teman sebaya, dsb.
4. Metode praktik keterampilan mengembangkan nilai-nilai dan moralitas
Banyak strategi yang dapat diberlakukan untuk peserta didik, di antaranya:
a. Praktik berpikir kritis (critical thinking)
Pendidik dapat mengembangkan keterampilan berpikir kritis untuk
merangsang daya berpikir para peserta didik, seperti kegiatan penelitian kecilkecilan dalam pelajaran IPA menggunakan
metode observasi di alam dan
penyimpulan induktif. Pembelajaran untuk merangsang daya kritis dapat dilakukan
dengan belajar sambil melakukan (learning by doing).
b. Praktik keterampilan berpikir kreatif
Keterampilan mencari berbagai alternatif pemikiran dan solusi terhadap berbagai
persoalan dengan cara: brainstorming, berpikir tentang banyak ide yang mungkin,
merekam/mencatat berbagai ide yang terlontar, tidak menilai ide yang dilontarkan
walaupun sederhana.
c. Keterampilan berkomunikasi seperti terampil berbicara/berpidato, terampil dalam
presentasi.
d. Berlatih mendengarkan, bukan sekedar mendengar.
e. Belajar kooperatif dan kolaboratif.
f. Kecakapan sosial seperti: mengucapkan terima kasih, salam, berpakaian dan
penampilan yang sesuai kondisi/aturan, berbudi bahasa, menunjukkan apresiasi,
bermaafan setelah konflik, dsb.
7|Page
Hand out Pend. Moral
Prodi KP
FIP UNY
8|Page
Download