autoimunity

advertisement
AUTOIMUNITY
Prof. DR. Dr. Marsetyawan, HNES. PhD
Editor: Julie
S
istem imun tubuh kita telah berkembang sedemikian rupa sehingga mampu
mengenal setiap antigen asing dan membedakanya dengan struktur antigen diri
(self antigen), tetapi dapat saja timbul gangguan terhadap kemampuan
pengenalan tersebut sehingga terjadi respon imun terhadap antigen diri yang
dianggap asing. Respon imun yang disebut autoimunitas tersebut dapat berupa
respon imun humoral dengan pembentukan autoantibodi, atau respons imun seluler.
Autoimunitas adalah respon imun terhadap antigen jaringan sendiri yang disebabkan
oleh menkanisme normal yang gagal berperan untuk mempertahankan self-tolerance sel
B, sel T atau keduanya.
Penyakit autoimun adalah kerusakan jaringan atau gangguan fungsi fisiologis yang
ditimbulkan oleh respon autoimun.
Mechanisms of autoimmunity



Individual’s immune system reacts to autologous
antigens  pathologic tissue injury
“Horror autotoxicus” (P. Ehrlich, 1900s): immunity
against self
Autoreactive lymphocytes:



B cells  autoantibodies
Autoreactive T cells
Breakdown/failure for maintaining self tolerance
Hal-hal yang berkaitan dengan autoimunitas antara lain:
1. Autoimunitas terjadi secara spontan
2. Autoimunitas disebabkan oleh beberapa faktor interaksi seperti:
 Imunologis
 Genetik; beberapa penyakit yang berhubungan dengan HLA
 Infeksi; contoh infeksi yang berhubungan dengan autoimun: EBV,
streptococcus, malaria.
 Anatomic sequestration; antigen yg tidak terpajan oleh sistem imun karena
letka anatominya (misalkan letak anatominya tersembunyi). Protein akan
keluar ketika sel rusak. Protein ini disebut protein fisik. contoh penyakit yg
disebabkan oleh anatomic seguetration → Uveitis (radang saluran lapisan
berpigmen pada mata) pasca trauma dan orchitis (radang testis) pasca
vasectomi.
 Obat-obatan; Contoh: trombositopenia dan anemia. Beberpa obat
(prokainamid, hidralazin) menginduksi gejala seperti LES (lupus erythematosus
systemic).
 Racun
3. autoimun bisa tejadi secara sistemik (semua organ, semua jaringan akan terlibat).
Pada keadaan lain, autoimun juga bisa menyerang organ tertentu seperti
pankreas , paru-paru, ginjal, dll.
Istilah-istilah dalam autoimunitas:



Autoantigen; antigen yang terlibat dalam kasus autoimunitas
Autoantibodi; antibodi yang terlibat dalam kasus autoimunitas.
Sel autoreaktif; limfosit yang mempunyai reseptor untuk autoantigen. Bila sel
tersebut memeberikan respon autoimun, disebut sel limfosit reaktif (SLR).
Contoh beberapa penyakit yang umum terjadi di masyarakat:
1. Autoimun yang menyerang organ spesifik/tertentu
a. Diabetes mellitus tipe 1
Pankreas
b. Goodpasture’s syndorome
paru-paru atau ginjal
c. Multiple sclerosis
saraf
d. Graves’ Disease
kelenjar tiroidea
e. Myasthenia Gravis
autoantibodi yang memblokir reseptor asetilkolin
sehingga saraf/neurotransmiter tidak dapat memberi perintah kepada otot
lalu otot tidak dapat bekerja dan sebagai efeknya yaitu otot akan mengecil.
2. Autoimun yang menyerang secara sistemik seperti Rheomatoid Arthritis, LES, dll.
 Pada Myasthenia Gravis, autoantibodi mengakibatkan diblokirnyareseptor
asetilkolin sehingga oto tidak dapat bekerja dari pacuan saraf. Efeknya yaitu
terjadinya kelemahan otot.
 Pada Graves’ Disease, autoantibodi mengakibatkan diblokirnya reseptor TSH
sehingga mengakibatkan jumlah TSH berlebih. Efeknya yaitu terjadi
hipertiroidisme.
 Pada Thrombocytopenic Purpura, autoantibodi mengakibatkan diblokirnya
antibodi paltelet sehingga terjadi memar dan pendarahan.
 Pada Neonatal Lupus Rash and/or Congenital Heart Block, autoantibodi
mengakibatkan diblokirnya antibodi Ro danantibodi La sehingga ruam fotosensitif
dan/atau bradikardi.
 Pada Pemphigus Vulgaris, autoantibodi mengakibatkan dblokirnya desmglein 3
sehingga terjadilah ruam blister (gelembung kecil dikulit yang berisi serum).
Kriteria Penyakit Autoimun
Kriteria untuk menegakkan diagnosis penyakit autoimmun adalah sebagai berikut :




Penyakit timbul akibat adanya respons autoimun
Ditemukan autoantibody
Penyakit dpat ditimbulkan oleh bahan yang diduga merupakan antigen
Penyakit dapat dipindahkan dari satu binatang ke binatang yang lain melalui
serum atau limfosit yang hidup
Kriteria autoimun
a. Autoantibodi atau sel T autoreaktif dengan spesifitas untuk organ yang terkena
ditemukan pada penyakit
b. Autoantibodi dan atau sel T ditemukan dijaringa dengan cedera
c. Ambang autoantibodi atau respon sel T menggambarkan aktifitas penyakit
d. Penurunan respons autoimun memberikan perbaikan penyakit
e. Transfer antibodi atau sel T ke pejamu sekunder menimbulkan penyakit autoimun
pada resipien
f. Imunisasi dengan autoantigen dan kemudian induksi respons autoimun
menimbulkan penyakit.
Faktor imun yang berperan pada autoimunitas
a. Sequestered antigen
adalah antigen sendiri yang karena letkanya antominya, tidak terpajan dengan sel B
atau sel T dari sistem imun. Pada keadaan normal, sequestered antigen dilindungi dan
tidak ditemukan untuk dikenal sistem imun.
b. Gangguan presentasi
Gangguan dapat terjadi pada presentasi antigen, infeksi yang meningkatkan respons
MHC, kadar sitokin yang rendah (misalnya TGF-β) dan gangguan respons terhadap IL-2.
c. Ekspresi MHC-II yang tidak benar
Eksperesi MHC-II yang tidak pada tempatnya itu yang biasanya hanya diekspresikan
pada APC dapat mensesitasi sel Th terhadap peptida yang berasal dari sel B atau Tc
atau Th1 terhadap sel antigen.
d. Aktivasi sel B poliklonal
Autoimunitas dapat terjadi oleh karena aktivasi sel B poliklonal oleh virus EBV (epstein
barr virus), LPS (lipopolisakarida) dan parasit malaria yang dapt merangsang sel B
secara langsung yang menimbulkan autoimunitas.
e. Peran CD4 dan reseptor MHC
CD4 merupakan efektor utama pada penyakit autoimun. Penyakit dapat juga dicegah
oleh antibodi CD4.
f. Keseimbangan Th1 dan Th2
Th1 menunjukkan peran pada autoimunitas, sedang Th2 tidak hanya melindungi terhadap
induksi penyakit, tetapi juga terhadap progres penyakit
g. Sitokin pada autoimunitas
Gangguan mekanismenya menimbulkan upregulasi atau produksi sitokin yang tidak benar
sehingga menimbulkan efek patofisiologik.
Self tolerance of lymphocytes

Clonal deletion



Most effective mechanism
Deletion of self-recognizing B-and T cells prior
to their maturation
Clonal anergy


Induced by encounter with self antigens
Self reactive B/T cells can survive, but not react
to self antigens
SELF TOLERANCE



Dibawah kendali sentral( timus dan bone marrow)
Adanya segregasi antigen yaitu organ-organ dilindungi lingkungan tertentu
sehingga tidak menimbulkan reaksi.
Namun, jika pelindung ini rusak→ mengeluarkan protein yang bersifat antigen
dan masuk ke peredaran darah→memacu antibodi→self tolerance gagal.
Protein dianggap asing karena tidak pernah dikenali oleh system imun.
Periferal Anergi: tidak adanya energy untuk melakukan reaksi karena weak
signaling. Hal ini karena tidak adanya co stimulator.
Presentase Antigen(APC)
Limfosit T
Butuh co stimulator agar signal kuat.



1.
Regulatory cell
Produk system imun yaitu sitokin untuk menekan reaksi seluler, misalnya IL-10
Cytokine deviation, imunitas dihambat oleh sitokin yg dihasilkan sel TH2.
Clonal deletion, daripada jadi ‘preman’ mending dibunuh lewat apotoksis.
Central Tolerance
Negative selection
Di
atas
merupakan
gambar timus. Kortex
merupakan tempat untuk
memasak limfosit menjadi
Limfosit T CD 4 atau CD
8. Diantara kortex dan
medulla terdapat kortiko
medulare
junction,
dimana terjadi seleksi
antara boleh hidup untuk
jadi dewasa atau tidak
boleh hidup.
Negative selection
AIRE (Autoimmune Regulator) is a transcription
factor that regulates the negative selection of
autoreactive T cells by leading the transcription of
tissue-specific antigens in the thymus.
AIRE mutations and polymorphisms have been
found in different autoimmune manifestations such as
autoimmune polyendocrinopathy candidiasis ectodermal
dystrophy (APECED) with a semidominant effect.
2. Antigen segregasi
Organ organ ini memiliki
pembuluh darah yang continyu,
alias sangat rapat. Nah, jadi
tidak akan dijumpai limfosit,
disana.
3. Periferal anergi
Cellular inactivation by weak
signaling without co-stimulus
Pada peripheral anergi,
dibutuhkan co stimulan.
Kita lihat gambar diatas,
terdapat CD 28dan CD
40L(pnya sel T) masing2
berikatan dengan B7 dan
CD
40(pnya
sel
dendritik/APC). Nah, co
stimulant ini harus ada di 2
pihak yaitu limfosit T dan
sel
dendritik.
4. Sel Regulatory
IL 10 atau TGF beta
menghambat
aktivitas
seluler.
Mereka
merupakan bagian dari
sitokin anti inflamasi dan
memegang peran regulasi
supaya reaksi inflamasi
ga keblablasan.
Supression of
cytokines,
intercellular
signaling
5.
Sitokin deviasi
Th1
dan
Th2
merupakan bagian dari
CD
4(Th0).
Th1
melawan musuh dalam
proses inflamasi dan
Th2
menghasilkan
antibody serta proses
alergi.
6.
Clonal
deletion
Clonal deletion ini
melalui
apotoksis
sehingga
tidak
terjadi pendewasaan
limfosit B(di sentrum
germinativum) dan sel
T(di timus)
Elimination of B
cells in germinal
centers
KESIMPULAN
 Autoimmunity adalah sebuah kekebalan terhadap 'diri' molekul / protein /
antigen. Pada dasarnya, hal ini disebabkan gangguan toleransi diri yang
biasanya terjadi di dalam tubuh
 banyak faktor berinteraksi yang didokumentasikan sebagai penyebab
autoimmunitas / penyakit autoimun
 Ada organ-spesifik dan / atau manifestasi sistemik dari penyakit autoimun
Maaf banget kawands mungkin edittanya gg lengkap atau Ge-je, audictynya rusak,
cakul gg lkp, jadi aku sengaja masukin slide2nya biar kalian bisa ngartiin dan
memahaminya sendiri :’(
Download