Perencanaan dan Pembangunan Kebun Kelapa Sawit

advertisement
Perencanaan dan Pembangunan
Kebun Kelapa Sawit
Eka Tarwaca Susila P
Laboratorium Ilmu Tanaman
Fakultas Pertanian
Perencanaan Kebun Kelapa Sawit
Survey Tinjau
Informasi mengenai:
• Jalan masuk ke areal baru
• Sumber air yang cukup untuk pembibitan,
pemukiman, dan pabrik kelapa sawit
(PKS)
• Taksiran luas lahan yang mempunyai
potensi masalah sosial
Survey Kesesuaian Lahan
Mencakup:
• Peta dan data luas berdasarkan kelas
kesesuaian lahan
• Peta luas kerangka berdasarkan tahapan
penanaman disertai tanda batas di lapangan
• Peta kondisi vegetasi dan data taksiran luas
hutan primer, sekunder, semak belukar, dan
lalang
• Lokasi quari material penimbunan dan
pengerasan jalan di areal konsesia baru
Master Plan Pembangunan Kebun Kelapa Sawit
• Pembentukan unit kebun berdasarkan luas
areal konsesi baru yang akan dikelola
• Waktu dan biaya yang dibutuhkan untuk
proyek pembangunan seluruh areal konsesi
baru tersebut sampai tanaman menghasilkan
• Proyek produksi 10 tahun
Perencanaan Lokasi Sarana Penunjang
• Identifikasi terhadap lokasi yang sesuai untuk
kantor, gudang dan tempat tinggal
(emplasemen)
• Identifikasi terhadap lokasi yang akan digunakan
untuk pembibitan: mempertimbangkan
persyaratan lokasi pembibitan --- penyusunan
rencana kerja dan biaya pembibitan
• Penentuan lokasi jalan masuk dengan
mempertimbangkan hasil survey tinjau --- lahan
jalan masuk dibebaskan (≥ 50 m) --- pembuatan
parit pembatas di sepanjang sisi kiri dan kanan
searah jalan
Peninjauan Lapangan dan Tata Batas
• Mempertimbangkan keperluan konservasi
lahan, air, dan tingkat kesuburan lahan
• Pencapaian pertumbuhan dan
produktifitas tanaman yang optimal
Tanah Mineral
• Pada areal miring dibuat teras
• Kemiringan curam (> 250) tidak
direkomendasikan untuk ditanami
Kemiringan
Keterangan
< 5 derajad
Ditanam dengan jarak standar, tidak perlu teras atau tapak kuda
5 – 8 derajad
Mekanika teras lebar minimal 2 m, dengan interval 35 m, tidak
perlu tapak kuda, tanaman ditanam sesuai standar
> 8 – 12 derajad
Solum tanah dalam: lebar teras 4,5 m
Solum tanah dangkal: lebar teras 4 m
> 12 – 25 derajad
Lebar teras minimal 3,5 m tergantung kondisi tanah serta
kedalam solum tanah
> 25 derajad
Tidak direkomendasikan untuk ditanami
Tanah Mineral lanjutan …
• Kepastian kemiringan lahan harus diukur (clinometer)
• Pada areal teras, jalan dibuat terlebih dahulu sebelum
pembuatan teras
Keuntungan:
• Perbedaan level antara jalan dan teras dapat
diminimalkan, memudahkan operasioanal dari jalan ke
teras
• Level jalan dibuat lebih tinggi dari backslope teras agar
air dari permukaan jalan mengalir dengan efektif ke
bagian belakang teras supaya dapat dimanfaatkan oleh
tanaman
• Mengurangi aliran permukaan di jalan, meminimalkan
erosi sehingga biaya perawatan jalan dapat ditekan
Tanah Gambut
• Berdasarkan kedalam: gambut dangkal ( 0 – 1
m), sedang (1 – 3 m), dan dalam (> 3 m)
• Gambut dalam tidak direkomendasikan untuk
ditanami
• Yang terpenting: saluran drainase
• Sistem drainase: main drain, collection drain,
field drain
Jenis Parit
Lebar Atas Lebar Bawah
(m)
(m)
Kedalaman
(m)
Main drain
4
3
4
Collection drain
3
2,5
3
Field drain
1
0,75
1
Sistem Drainase
Pembukaan Lahan
Penyusunan Tata Ruang
• Jaringan jalan terutama penghubung ke luar dan
masuk lokasi kebun
• Batas kebun
• Lokasi pembibitan
• Kondisi lahan: darat, rawa, bukit, sungai
• Rencana pembagian blok
• Penetuan main road dan collection road
• Rencana lokasi emplasemen dan bangunan
lainnya
• Rencana lokasi PKS dan kantor
Rintisan Jalan di Tanah Mineral
• Desain jalan dibuat bersamaan dengan
pembuatan blok
• Pembuatan jalan dengan buldozer (minimal tipe
D 06)
• Pada main road (lebar 7 m) dan collection road
(lebar 5 m) dibuat parit pada satu sisi badan
jalan
• Pembentukan badan jalan dengan road greader
• Jalan yang dibentuk cembung pada bagian
tengah badan jalan agar air cepat teratus
• Pemadatan badan jalan dengan road roller
(compactor)
Rintisan Jalan di Tanah Mineral
Collection road
Main road
Rintisan Jalan di Gambut
• Jalan dibuat dengan sistem tanggulan dengan membuat
parit pada satu sisi jalan
• Design jalan dibuat bersamaan dengan pembuatan blok
• Penentuan sisi badan jalan yang akan dibuat parit harus
ditetapkan satu arah berdasarkan pertimbangan lokasi
rendahan yang dominan agar parit mampu mengalirkan
air dengan lancar
• Pembukaan jalan dengan cara menggali parit pada satu
sisi jalan menggunakan excavator dan tanah hasil galian
ditimbunkan pada badan jalan
• Setelah timbunan tanah mengering, diratakan dengan
buldozer dan selanjutnya dilakukan penimbunan dengan
tanah mineral
Main drain = main road
Collection road
Collection drain = collection road
Pembuatan Parit di Blok Kebun Lahan Gambut
• Dibuat dengan perbandingan 1:4, 1 parit setiap
4 jalur tanaman
• Ukuran: 1 x 1 m, dibuat menggunakan excavator
• Tujuan: memperbaiki drainase lahan (water
management) sehingga dapat tercipta kondisi
yang idial bagi pertumbuhan dan produksi
kelapa sawit
• Dibuat di gawangan mati tepat ditengah antara 2
jalur tanaman
Pembuatan Parit di Blok Kebun Tanah Gambut
Pemadatan Jalur Tanam di Lahan Gambut
(Compaction)
• Tujuan: pemadatan lahan agar lebih mampu
menopang pertumbuhan tanaman kelapa sawit
• Pemadatan jalur tanam dilakukan dengan
menggunakan trek excavator dan dilalui
beberapa kali sampai padat
• Trek excavator diarahkan untuk melintas di jalur
tanam dengan titik tanam sebagai as
lintasannya
• Jalur tanam dilintasi sebanyak 2 x, dengan lebar
1m
Pertanaman muda di gambut
Pertanaman dewasa di gambut
Macam Lahan yang Dibuka
•
•
•
•
Hutan
Alang-alang
Kebun tua
Replanting
Hutan, Kebun Tua, dan Replanting
• Ekosistem stabil
• Daun gugur – menutup
tanah – menahan
pukulan hujan
• Akar – menahan tanah
• BO – humus – nutrisi
tanaman
• Kebun BO dimasukkan
rorak
Alang-alang
• Hutan ditebang – tidak
dipelihara – tumbuh
alang-alang
• Tanah kurus
Pembukaan Lahan Hutan, Kebun Tua,
dan Replanting
• Cara : manual, mekanis, kombinasi
mekanis-manual
• Alat - manual : gergaji, kapak, parang,
cangkul, bajak, garu
• Alat - mekanis : chainsaw, bulldozer,
traktor
Pembukaan Lahan Hutan, Kebun Tua, dan
Replanting Secara Manual
• Pembabatan semak : parang
• Penebangan pohon: gergaji & kampak, dipilih
pohon ekonomis lebih dahulu kemudian yang
lain, arah tebang memperhatikan topografi
• Pembongkaran tonggak : kampak
• Pembakaran : daun, ranting dibiarkan
mengering dibakar pada musim kemarau
• Pengendalian ilalang : manual, mekanis, kimia
• Pengolahan tanah : bajak,garu, cangkul
• Pembuatan lobang tanam : cangkul
Lanjutan …..
• Pada lahan bekas kebun tua atau
replanting, akar harus lebih bersih –
mengurangi penyakit akar
• Pada lahan miring dibuat teras, saluran
air, rorak atau penanaman menurut garis
kontur
• Dilakukan penanamn tanaman penutup
tanah dan pohon pelindung
• Jalan harus segera dibuat untuk akses ke
dalam kebun
Pembukaan Hutan Cara Manual
Pembukaan Hutan Cara Mekanis
• Pembuatan jalan rintisan : bulldozer
• Penebangan pohon : chainsaw
• Perobohan pohon-pengumpulan kayu :
bulldozer
• Pemotongan-perencekan : chainsaw
• Merumpuk cabang & ranting yang
dipotong : traktor
• Pembakaran sisa-pohon
• Pegolahan tanah : traktor
Penebangan pohon dengan diameter diatas 10 cm
menggunakan kampak atau chainsaw. Tinggi
penebangan tergantung pada diameter batang
Diameter batang (cm)
>10 - 15
16 - 30
31 - 75
76 -150
> 150
Maksimum tinggi
penebangan (cm)
15
25
50
100
Ditebang pada batas
antara akar penguat
dengan batang utama
ARAH PENUMBANGAN & ARAH TUMBANG KAYU
Arah penumbangan
Arah tumbangan kayu
Cabang dan ranting yang dipotong dirumpuk
memanjang arah Utara-Selatan (agar
mendapat cahaya matahari maksimal→cepat
kering). Jarak antar Rumpukan 50-100 m
Secara periodik harus dikontrol dari gulma
dan sumber hama seperti tikus dan oryctes
serta penyakit seperti Ganoderma
Alat yang digunakan : Traktor dan Gergaji
Pembukaan Hutan dengan
Bulldozer
Pemotongan dengan Chainsaw
Pembakaran Hutan
Pembukaan Lahan Alang-Alang
Dilakukan satu tahun sebelum tanam dengan
cara :
1.Manual : dibabat menggunakan parang
2.Mekanis : dibajak dan digaru dengan
menggunakan traktor atau buldozer
3.Kimia : disemprot bahan kimia (sistemik)
dengan konsentrasi 0,12%
Manual pada alang-alang
Mekanis pada alang-alang
PERSIAPAN LAHAN
Yang perlu diperhatikan?
Konservasi : lahan dengan kemiringan > 100
1.
Mekanis : teras (sengkedan), rorak
(lobang penampung air hujan), saluran
drainase, tanggul, cek dam
Biologis : barisan tanaman (Vetiver
grass), penutup tanah, pohon pelindung
Kenapa lahan dengan kemiringan >
100 ?
Tidak seluruh curah hujan dapat berinfiltrasi
masuk ke dalam tanah
Terjadi aliran permukaan, agar tidak
merusak – konservasi lahan
Fungsi konservasi lahan
• Membantu pertumbuhan, pemeliharaan,
dan panen yang efektif
• Meminimalkan erosi dan aliran permukaan
• Miningkatkan infiltrasi
• Menjaga dan mempertahankan
kelembaban tanah
• Mengupayakan agar tanaman
memperoleh cahaya secara cukup
Infiltrasi
Daur Hidrologi
recharge
air permukaan
aliran
air tanah
lapisan
kedap air
Tanpa Konservasi Lahan - Erosi
Akibat erosi
• Erosi = pengangkutan tanah ke tempat
yang lebih rendah karena aliran air
(daerah tropis)
• Erosi menghilangkan lapisan tanah atas
yang subur, tersisa tanah lapisan bawah
yang kurang subur
• Hasil tanaman lebih rendah
• Bencana alam (Banjir, tanah longsor)
Fungsi Pembuatan Teras
1.Mengurangi aliran permukaan air (Runoff) yang akan mengurangi bahaya erosi
2.Memperbesar daya infiltrasi dan
penyimpanan air tanah (meningkatkan
efektivitas pemupukan)
3.Memudahkan pemeliharaan tanaman
4.Sebagai tempat penaburan pupuk
Macam teras
• Ada tiga macam teras : teras bangku, teras
gulud dan teras individu
• Teras bangku : teras yang dibuat
memotong lereng dan meratakan tanah di
bagian bawah membentuk susunan seperti
tangga, dibuat sedikit miring ke dalam agar
air lebih banyak meresap. Tebing teras
ditanami rumput, bibir tebing ditanami
tanaman penguat teras. Teras bangku
tidak cocok untuk tanah mudah longsor,
jeluk dangkal dan lapisan bawah
mengandung unsur racun tanaman
Teras Bangku
Lokasi saluran
drainasi
Bagian teras
sebelah dalam
Bibir teras
Tebing
teras
Lereng asli
Teras Gulud
• Dibuat dengan memotong lereng sesuai
dengan kontur, dilengkapi dengan guludan
dan saluran pembuangan
• Jeluk tanah dangkal, teras bangku tidak
cocok
• Kemiringan < 150
• Saluran drainasi di pinggir, sebelah dalam
guludan
Teras Gulud
Gulud
Saluran
drainasi
Lereng asli
Teras Individu
• Teras yang dibuat dengan meratakan
tanah di sekitar tanaman dengan garis
tengah 1 – 1,5 m
• Dapat dibuat pada lereng > 45o
• Piringan teras dibuat sedikit miring ke
dalam
Teras Individu
Kemiringan asli
Teras individu
Pembuatan Teras
Rorak:
Galian yang dibuat di sebelah pokok
tanaman untuk drainasi, menampung erosi
dan menempatkan bahan/pupuk organik
Saluran dengan Rumput
Cek dam
Penentuan garis kontur
• Dengan theodolit
• Dengan selang berisi air dengan prinsip
bejana berhubungan
• Dengan ondol-ondol (frame A)
• Dengan alat-alat tersebut ditentukan titikttik dengan tinggi tempat yang sama
• Dengan menghubungkan titik tersebut
diperoleh garis kontur untuk membuat
teras
Theodolit
Ondol-ondol
Produksi Benih dan Pembibitan
Kelapa Sawit
Macam Perbanyakan
• Generatif: biji kelapa sawit hasil persilangan
Dura x Pisifera
• Vegetatif: teknik kultur jaringan, sampai saat ini
banyak kelemahannya yaitu terjadinya variasi
somaklonal, bibit hasil kultur jaringan memiliki
potensi membentuk buah mantel cukup tinggi
(partenokarpi) per TBS, potensi buah tidak jadi
juga cukup tinggi per TBS, sehingga randemen
CPO per TBS rendah
• Sampai saat ini, teknik perbanyakan yang
banyak diterapkan adalah secara generatif
menggunakan biji kelapa sawit
Produksi Benih Kelapa Sawit
Tahapan Kegiatan Produksi benih
• Kegiatan di lapangan
• Kegiatan di pabrik
• Analisa tandan
Kegiatan di lapangan
• Persiapan polen
• Serah terima polen
• Bagging
(penyungkupan)
Crossing (persilangan)
Bag removal
Panen/harvesting
Pengangkutan hasil
panen ke SPU
Kegiatan di SPU
• Penerimaan tandan
benih dari lapangan
Chopping
detaching
scrapping
Pencucian benih
Penghitungan jumlah benih per tandan dan sortasi
Cold storage
• Tujuan: untuk menunda proses
perkecambahan (optimum 30-90
hari)
Hot room (T = 39-41oC )
• Tujuan: untuk
mematahkan
dormansi benih
setelah disimpan
dalam cold storage
Germinasi
Dark room
• Tujuan: untuk memperlambat
pertumbuhan kecambah sebelum
kecambah tersebut dikirim
packing
• Kecambah dalam kantong-kantong plastik
ditempatkan pada kardus berukuran
sedang (isi 18 kantong), 1 kantong plastik
berisi 200 kecambah
PEMBIBITAN
KELAPA SAWIT
Tujuan Pembibitan
• Untuk menghasilkan bibit kelapa sawit
berkualitas tinggi yang harus tersedia
sesuai dengan kebutuhan tahapan
penanaman
Syarat Lokasi Pembibitan
• Air tersedia cukup, bermutu baik, bersih, pH
minimum 4 (cukup untuk mengairi minimal
80.000 l/ha/hari)
• Lokasi datar, berdrainase baik, tidak terkena
banjir
• Tersedia top soil dalam jumlah yang cukup untuk
pengisian polibag
• Aman dari segala macam gangguan, termasuk
pohon tinggi di sekitar lokasi pembibitan
Penghitungan Luas Lokasi
Pembibitan
• Umur bibit siap tanam yang optimum 11 –
13 bulan
• Jarak tanam antar polibag 90 x 90 x 90
cm, segitiga sama sisi
• 1 ha tempat pembibitan dapat
menampung 12.000 bibit
Persiapan Lahan dan Kegiatan
Pembibitan
• Pembersihan lahan
• Lahan dilengkapi dengan instalasi air dan
irigasi
• Jaringan jalan untuk pengangkutan benih
ke tempat pembibitan maupun bibit ke
lokasi penanaman
• Sistem pembibitan yang dipakai: 2 tahap
(pre nursery dan main nursery)
PEMBIBITAN
Persiapan pembibitan
Pembibitan Awal
Pembibitan Utama
Sistem irigasi
• Tujuan: untuk menjamin bahwa masing-masing
polibag bibit memperoleh air yang cukup setiap
hari untuk mendapatkan pertumbuhan optimal
• Penyiraman bibit menggunakan sistem
pengairan berkabut (mist irrigation)
• Untuk keperluan pengabutan air irigasi
diperlukan tekanan yang berasal dari pompa air
(20 HP @ 1.250 rpm untuk luasan pembibitan
sampai dengan 15 Ha; 35 HP @ 1.300 rpm
untuk luasan > 15 Ha s/d 25 Ha)
Kebutuhan Kecambah
Kerapatan Tanam
per Ha
128 – 130
136
148
Kebutuhan Kecambah
per Ha
182
190
207
160
224
Lanjutan
• Permintaan kecambah/kebutuhan
kecambah disesuaikan dengan kerapatan
tanam, perkiraan afkir selama pembibitan
sebanyak 30%, dan ditambah kebutuhan
bibit untuk keperluan penyisipan sebanyak
10% dari total kebutuhan bibit
Pre-Nursery
Tujuan
• Memberikan waktu lebih longgar untuk
membuat persiapan areal pembibitan dan
mempersempit tempat pemeliharaan bibit
selama 3 bulan pertama atau memiliki 4-5
helai daun untuk memudahkan
pemeliharaan yang optimal
Ukuran Polibag
• 0.075 mm x 15 cm x 23 cm lay flat
(setelah diisi akan berdiameter 10 cm dan
tinggi 17,5 cm)
• Berwarna hitam
• Diberi lubang perforasi, jarak antar lubang
5 cm x 5 cm
• Letak lubang dimulai dari tengah kantong
plastik bagian bawah
Media Tanam
• Top soil dari tanah mineral (kedalaman 20-30
cm) dengan tekstur lempung, kecuali di areal
gambut dapat menggunakan tanah gambut
• Media diayak dengan saringan 1 cm x 1 cm
untuk mencegah masuknya gumpalangumpalan tanah, bersih dari sampah dan
kotoran lainnya
• Media dicampur dengan rock phospate (50 kg
untuk setiap 2 m3 tanah atau 1000 polibag)
Cara Pengisian Polibag
• Empat minggu sebelum penanaman kecambah,
polibag harus sudah diisi tanah dalam jumlah
cukup
• Guncang polibag pada waktu pengisian untuk
memadatkan tanah dan diisi sampai ketinggian
1 cm dari bibir polibag
• Polibag disiram air setiap hari sampai tanah
jenuh sebelum dilakukan penanaman dan diisi
kembali dengan tanah apabila diperlukan
Penempatan dan Penyusunan
Polybag
• Persiapan bedengan dengan lebar 120 cm dan panjang
menyesuaikan dengan kondisi areal (10-15 m), jarak
antar bedengan 70 cm
• Tanah bedengan ditinggikan 5 cm dengan mengikis
tanah dari area antar bedengan, sehingga air tidak
menggenangi bedengan saat hujan
• Dipasang papan lebar 10 cm atau bambu di sepanjang
pinggir bedengan untuk menahan agar polibag tidak
tumbang
• Polibag disusun secara rapat pada bedengan
• Dalam 1 bedeng, bisa diisi oleh 1200 s/d 1800 polibag
Perlakuan terhadap Kecambah
• Pada waktu penerimaan kecambah, peti
diletakkan di tempat terlidung dari sinar matahari
langsung
• Peti dibuka, setiap kantong berisi kecambah
diperiksa
• Kantong dibiarkan terbuka selama beberpa
menit untuk memungkinkan terjadinya
pergantian udara
• Kecambah harus segera ditanam pada hari itu
juga (saat penerimaan kecambah)
• Pada saat akan dilakukan penanaman
kecambah, setiap kecambah harus diperiksa
dan kecambah abnormal tidak boleh ditanam
Kecambah Siap Tanam
Plumula
Radikula
Kecambah Normal
Lanjutan ….
Kriteria Kecambah Abnormal:
• Belum jelas radicula (berwarna putih) dan
atau plumula (berwarna kuning)
• Radicula atau plumula busuk
• Radicula dan plumula searah
• Adanya jamur
• Bentuk yang tidak normal atau rusak
Lanjutan
• Embrio yang sedang berkembang pada
kecambah masih lemah dan harus diperlakukan
dengan hati-hati
• Kecambah selalu ditempatkan dilokasi yang
terlindungi dari sinar matahari langsung
• Apabila ditemukan kecambah yang plumulanya
kembar, maka yang lemah harus dibuang dan
kecambah dapat ditanam seperti biasa
Penanaman Kecambah
• Tanah pada polibag disiram sampai jenuh
• Kantong plastik berisi kecambah dibuka dengan hati-hati
dan kecambah diletakkan di baki yang beralaskan goni
basah yang telah direndam dalam larutan fungisida
• Kecambah diseleksi dan dihitung
• Penanaman kecambah harus memperhatikan posisi
radicula yang akan diposisikan arah ke bawah dan plumula
yang akan diposisikan arah ke atas
• Kecambah ditanam pada kedalaman sekitar 2 cm di bawah
permukaan tanah polibag
• Hindarkan penanaman kecambah yang terlalu dalam dan
terbalik
• Polibag disiram sampai jenuh setelah penanaman
kecambah
• Pemberian naungan di atas bedengan pre-nursery
Naungan
• Pada tahap awal pembibitan, harus diberi
naungan
• Bibit dengan 2 daun, naungan dapat
dikurangi 50%
• Bibit dengan 3 daun, naungan dihilangkan
• Luas naungan sebesar bedengan dengan
tinggi 2 m
Penyiraman
• Penyiraman dilakukan setiap pagi dan sore,
selama 30 menit atau setara dengan 6 mm
curah hujan untuk setiap penyiraman
• Bila pada malam hari ada curah hujan > 10 mm,
tidak perlu penyiraman pada keesokan harinya,
dan penyiraman sore hari bergantung pada
kelembaban tanah di polibag
• Bila pagi hari ada hujan > 10 mm, tidak perlu
penyiraman pada pagi dan sore
• Bila ada genangan air yang bertahan di polibag
setelah penyiraman, maka dibuat tambahan
lubang polibag dengan cara menusuk polibag
menggunakan bambu berdiameter 5 mm
Seleksi Bibit di Pre-Nursery
• Dilakukan pada umur 2 bulan dan pada
saat transplanting
• Bibit yang diafkir harus dimusnahkan
• Bibit yang dipindahkan ke main nursery
harus bibit yang benar-benar sehat
• Jumlah bibit afkir di pre nursery 8-10 %
dari total bibit yang ditanam
Tata Cara Pelaksanaan Seleksi Bibit
• Mengangkat dan menyingkirkan semua
bibit afkir dari bedengan sebelum
dilakukan pemindahan bibit sehat ke main
nursery
• Memusnahkan semua bibit afkir
• Mencatat dan melaporkan semua bibit
yang diafkir
Ciri Fisik Bibit yang Diafkir
• Pucuk bengkok atau daun berputar: diakibatkan oleh
penanaman kecambah yang dilakukan terbalik dan
karena faktor genetik, dapat diketahui dari daun-daun
yang tumbuhnya melengkung membentuk setengah
lingkaran
• Daun lalang atau daun sempit: bibit tumbuh dengan
bentuk daun yang sempit memanjang dan tegak
menyerupai daun lalang, karena genetik
• Daun kerdil dan sempit: perkembangan helai daun
tampak kerdil dan sempit
• Daun menyempit dan tegak: bibit dengan daun
menyempit dan tegak
• Daun yang menggulung: helaian daun tidak membuka
secara normal tetapi tergulung di sepanjang batang
daun menyerupai bentuk tombak, disebabkan genetik
Lanjutan….
• Daun berkerut/keriput: memperlihatkan berbagai tingkat
kerutan dan pada tingkat yang lebih berat akan terlihat
kerutan tersebut pecah menyilang, faktor genetik
• Daun melipat: helaian daun tidak membuka secara
normal, tetapi menciut lengket seperti melipat dan
bergulung, akibat kekurangan air
• Bibit kerdil: bibit yang pertumbuhan vegetatifnya jauh
lebih kecil dibandingkan dengan bibit sehat seumurnya,
faktor genetik
• Chimaera: sebagian atau seluruh daun secara seragam
berubah pucat atau bergaris kuning terang yang sangat
kontras dengan warna hijau gelap dari jaringan yang
normal
• Bibit dengan serangan penyakit berat: bercak daun dan
antracnose (daun membusuk mulai dari pinggir)
Main-Nursery
Kapan Dilakukan
• Pemindahan dari pre menuju main nursery
dilakukan pada bibit yang berumur 3-4
bulan atau telah memiliki 4-5 helai daun
Ukuran Polibag
• 0.15 mm x 35 cm x 50 cm lay flat (setelah diisi
tanah berdiameter 23 cm dan tinggi 39 cm)
• Berwarna hitam dengan 4 baris lubang perforasi
berjarak 5 cm x 5 cm, letak lubang dimulai dari
tengah kantong plastik bagian bawah
• Untuk bibit cadangan sisipan sebanyak 5%
ditanam pada polibag ukuran 0.18 mm x 50 cm
x 60 cm
• Ketebalan polibag merata, kelenturan polibag
harus cukup agar tidak rusak atau mudah robek
akibat terik matahari
• Harus dipastikan bahwa polibag tersebut bukan
merupakan hasil daur ulang
Media Tanam
• Persyaratannya sama dengan media
tanam pada pre nursery
• Tanah di polibag besar diberi lubang untuk
tempat menempatkan rock phospate (100
g/polibag) sebelum bibit ditanam
Pengisian Polibag
• Polibag harus sudah siap diisi tanah
minimal 4 minggu sebelum pemindahan
bibit dari pre-nursery, dengan tujuan untuk
mendapatkan tingkat kepadatan tanah
yang stabil setelah dilakukan penyiraman
setiap hari
Cara Pengisian Polibag
• Polibag dibalik sebelum diisi tanah agar dapat berdiri
tegak dan silindris
• Media tanam disaring melalui saringan 1,5 cm x 1,5 cm
untuk menghindari adanya gumpalan-gumpalan tanah,
sampah, akar tanaman, dll
• Persiapkan media tanam dan isikan ke dalam polibag
• Jangan dilakukan pemadatan tanah dalam polibag
dengan cara menekan kuat ke arah bawah
• Guncang polibag pada waktu pengisian untuk
mendapatkan tanah dan mencegah agar tidak ada
bagian yang mengherut/terlipat
• Polibag diisi tanah sampai ketinggian 2,5 cm dari bibir
polibag
Penempatan Polibag
Dari 100% bibit:
• 95% akan digunakan dalam penanaman serempak
(pada main nursery jarak tanamnya 90 cm x 90 cm x 90
cm)
• 5% akan digunakan dalam penyisipan (jarak tanamnya
150 cm x 150 cm x 150 cm)
Penempatan polibag dilakukan dengan rapi:
• Terlebih dahulu dilakukan pemancangan di dua sisi
petak memakai alat meteran dan kawat licin atau tali
rami, dengan menggunakan bahan cat dan anak
pancang
• Pada saat menyusun polibag di main nursery, kedua
tangan pekerja harus berada pada dasar polibag
Pemindahan ke Main-Nursery
Tata caranya:
• Untuk tempat pemindahan bibit polibag kecil dibuat
beberapa kotak kayu, dan dibutuhkan pisau silet/cutter
untuk menyayat polibag kecil
• Dibutuhkan juga kereta sorong atau trailer mini tractor
untuk memindahkan kotak berisi bibit kecil dari prenursery
• Pastikan polibag besar sudah tersusun benar dengan
posisi tegak dan telah diisi tanah
• Satu hari sebelum transplanting, siram tanah di polibag
besar sampai jenuh air, guna memudahan pembuatan
lubang tanam pada keesokan harinya
• Buat lubang tanam di tengak polibag dengan
menggunakan alat pelubang yang sudah dipersiapkan
Lanjutan ….
• Kedalaman lubang tanam 20 cm atau disesuaikan dengan
tinggi tanah di polibag kecil
• Siram bibit di pre-nursery sebelum dipindahkan
• Angkat bibit pre-nursery secara hati-hati dan disusun ke
atas masing-masing kotak kayu sebagai tempat
pengangkutannya dan diangkut ke lokasi polibag besar
• Turunkan bibit dilokasi polibag besar dan letakkan dengan
hati-hati satu demi satu di samping masing-masing polibag
besar
• Sayat polibag kecil secara vertikal disepanjang sisi polibag,
keluarkan bibit lengkap dengan tanahnya dari polibag kecil,
masukkan ke dalam lubang tanam di polibag besar
• Tekan sedikit untuk memadatkan tanah dan lakukan
penambahan tanah sehingga permukaan tanah dari polibag
kecil sama dengan permukaan tanah polibag besar atau 5
cm di bawah bibir polibag besar
• Sesudah pemindahan, dilakukan penyiraman secukupnya
Peyiraman
• Setiap polibag memerlukan air sebanyak 2
l/hari atau setara dengan penyiraman
sistem kabut (memakai pompa) selama 60
menit
Penambahan Tanah
• Penambahan tanah di dalam polibag
dilakukan seperlunya untuk
mempertahankan permukaan tanah
sekitar 5 cm di bawah bibir polibag
Pemberian Mulsa
• Mulsa diberikan secara merata di atas
permukaan tanah dalam polibag segera
setelah penanaman
• Mulsa yang dianjurkan adalah cangkang,
fiber, atau potongan lalang kering
Seleksi Bibit di MN
Dilakukan 4 kali yaitu:
• Pada umur 6 bulan, 9 bulan, 12 bulan, dan pada
saat persiapan pengiriman bibit ke lapangan
Tata cara seleksi bibit:
• Berikan tanda dengan cat warna putih di polibag
setiap bibit afkir/abnormal
• Catat semua bibit yang diafkir
• Bibit afkir dikeluarkan dari blok bibitan dan
dimusnahkan
• Jumlah bibit afkir selama di MN 10-15%
Ciri Bibit Afkir di MN
• Kerdil: bibit yang pertumbuhan vegetatifnya jauh lebih kecil
dibandingkan dengan bibit sehat seumurnya
• Bibit erect: akibat faktor genetik, daun tumbuh dengan sudut
sangat sempit/tajam terhadap sumbu vertikal sehingga
terlihat tumbuh tegak
• Bibit yang layu dan lemah: pelepah dan helai daun terlihat
lemah/layu, penampilan bibit secara keseluruhan pucat dan
pertumbuhan daun muda cenderung lebih pendek dari yang
seharusnya
• Bibit flat top: daun yang baru tumbuh memiliki ukuran yang
makin pendek dibandingkan daun yang lebih tua sehingga
tajuk bibit terlihat rata
• Short internode: jarak antar anak daun pada pelepah terlihat
sangat dekat dan pelepahnya tampak pendek
• Wide internode: jarak antar anak daun pada pelepah terlihat
sangat lebar, bibit terlihat sangat terbuka dan lebih tinggi
dari normal
Lanjutan
• Anak daun sempit: bentuk helai anak daun tampak sempit dan
tergulung sepanjang alur utamanya sehingga berbentuk seperti
jarum, anak daun tumbuh membentuk sudut yang tajam
dengan pelepah daun
• Anak daun tidak pecah: helai anak daun tetap bersatu
seluruhnya atau tidak pecah setelah pelepahnya dewasa
• Daun berkerut:bentuk daun memperlihatkan berbagai tingkatan
kerutan dan pada tingkat yang lebih berat akan terlihat kerutan
tersebut pecah menyilang
• Chimaera: sebagian atau seluruh daun secara seragam
berubah menjadi pucat atau bergaris kuning terang yang
sangat kontras dengan warna hijau gelap dari jaringan yang
normal
• Bibit terserang crown disease: pelepah membengkok, melintir,
mudah patah
• Blast: bibit biasanya berubah secara progresif ke arah coklat
dan mati perlahan-lahan dimulai dari daun yang lebih tua dan
bergerak ke atas ke daun yang lebih muda
• Bibit yang terserang berat oleh hama dan penyakit
Persiapan Pemindahan bibit Ke Lapangan
Pemutaran Bibit (rotating):
• Bibit diputar pada tempatnya dua minggu sebelum
dikirim ke lapangan
• Setelah diputar, bibit disiram air dengan cukup setiap
hari sampai waktu pengiriman ke lapangan
Perlakuan untuk persiapan pengangkutan:
• Bibit diangkut dengan menempatkan satu tangan di
dasar polibag dan satunya lagi menggenggam pangkal
batang
• Tidak boleh mengangkat bibit dengan cara menarik
daunnya
• Bibit tidak boleh dilemparkan atau dibanting, polibag bisa
pecah
• Bibit disusun satu lapis di atas truk dan disiram sebelum
berangkat ke lapangan
Cover Crop
di Pertanaman Kelapa Sawit
Tanaman Penutup Tanah
• Legume (LCC=legume cover crop)
• Syarat : mudah diperbanyak (biji, stek),
perakaran dangkal, pertumbuhan cepat
daun banyak, tahan : pangkas, kering,
naungan, OPT,mudah diatur-tidak
membelit, tidak berduri, menyuburkan
tanah
Macam Penutup Tanah
• Menjalar : diantara barisan tanaman,
pelindung tebing, bersifat permanen
• Pelindung perdu : di antara barisan TBM,
sebagai pagar, pupuk hijau, sementara
Jenis LCC Tipe Menjalar pada
Perkebunan Kelapa Sawit
•
•
•
•
•
•
•
•
Centrosema pubescens
Pueraria javanica
Calopoginium mucunoides
Psopocarphus polustris
Calopogonium caeruleum
Desmodium ovalifolium
Mucuna conchinchinensis
Pueraria phascoloides
Calopogonium sp
Centrosema pubescens
Pueraria javanica
Jenis LCC Tipe Pelindung Perdu pada
Perkebunan Kelapa Sawit
•
•
•
•
•
Flemingia congesta
Crotalaria anagyroides
Tephrosia vogelii
Caliandra callothyrsus (putih)
C. tetragona (merah)
Tephrosia vogelii
Flemingia congesta
Crotalaria anagyroides
Calliandra calothyrsus
• Penanaman LCC secara campuran dari berbagai
jenis lebih menguntungkan dari pada hanya
menggunakan 1 jenis LCC
• Seleksi LCC: perlu dilakukan sebelum dilakukan
penanaman, seleksi dilakukan melalui pengujian
daya kecambah
• Tujuan seleksi LCC: mengetahui kemurnian dan
persentase pertumbuhan dari LCC sehingga akan
didapatkan pertumbuhan di lahan yang baik
• Tingkat pertumbuhan minimum beberapa jenis
kacangan: Calopoginium mucunoides (40%),
Calopogonium caeruleum (30%), Pueraria javanica
(60%), Mucuna conchinchinensis (75%)
• Apabila persentase pertumbuhan di bawah standar,
kebutuhan benih dapat ditambah secara
proporsional
Contoh Kebutuhan Benih LCC
• Pada penanaman LCC secara campuran
kebutuhan benihnya sebagai berikut:
Calopoginium mucunoides (6 kg/ha), Pueraria
javanica (3 kg/ha), Mucuna conchinchinensis (2
kg/ha), dan Calopogonium caeruleum (0,5
kg/ha)
Kegunaan LCC
•
•
•
•
•
•
•
•
Menahan pukulan hujan
Menahan laju air limpasan
Menambah N
Menambah BO (memperbaiki sifat fisik, kimia,
biologi tanah)
Melindungi permukaan tanah dari erosi
Mengurangi pencucian unsur hara
Mempercepat pelapukan barang sisa
LC/replanting
Menekan pertumbuhan gulma
Dampak Negatif LCC
•
•
•
•
Persaingan dengan tanaman pokok
Mengganggu tanaman pokok
Sebagai tempat bersarang tikus
Kadang menjadi inang dari bakteri, virus,
dan jamur
Beberapa Perlakuan Sebelum Penanaman
Benih LCC
• Perendaman benih dalam air hangat: dilakukan
selama 2 jam pada suhu 750C
• Direndam dalam larutan glycerin: selama 2 jam
pada suhu 600C
• Direndam dalam larutan asam (asam sulfat):
selama 8-15 menit
• Penipisan kulit benih (skarifikasi)
• Supaya pertumbuhan dan perkembangan LCC
berlangsung dengan baik, sebelum benih di
tanam perlu diinokulasi menggunakan
Rhizobium
Pohon Pelindung
• Ada beberapa jenis tanaman perkebunan yang
habitat aslinya di dalam hutan untuk
memberikan hasil yang tinggi perlu naungan
sebagian, dengan pohon pelindung
• Pohon pelindung : dalam barisan, melindungi
tanaman pokok atau tebing, pematah angin,
bersifat tetap, Albizzia falcata (sengon laut),
Leucaena glauca, L. leucocephala
• Pohon pelindung mengurangi intensitas cahaya
dan suhu, meningkatkan kelembaban udara dan
mempertahankan lengas tanah, menambah
bahan organik
Kriteria tanaman yang akan digunakan
sebagai pohon pelindung
1. Morfologi daun, tipe percabangan, ketahanan hama
penyakit
2. Tumbuh cepat & mampu tumbuh pada tanah kurang
subur
3. Tidak mengalami gugur daun pada musim tertentu
4. Tidak bersaing dalam kebutuhan air dan hara dengan
tanaman pokok
5. Tidak menjadi inang penyakit, tahan akan angin dan
mudah dimusnahkan
6. Sebaiknya dapat bernilai ekonomis
Lamtoro
Gleriside
Kaliandra
Albizia
Penanaman Kelapa Sawit
Penanaman
• Penanaman : tidak teratur atau teratur
• Penanaman teratur menggunakan jarak
tanam
• Jarak tanam ditentukan berdasarkan
ukuran tanaman terutama diameter tajuk,
tanaman dapat menengkap cahaya
matahari optimal perlu juga
mempertimbangkan diameter perakaran
• Kelapa sawit ditanam dengan jarak tanam
9mx9m
lanjutan
• Jarak tanam ideal berbentuk segitiga
samasisi, penangkapan cahaya maksimal,
populasi lebih tinggi (jumlah tanaman 15%
lebih banyak), kelemahannya: sulit untuk
penerapan mekanisasi dalam kegiatan
penanaman, pemeliharaan, maupun
pemanenan
• Tidak selalu operasional yang terbaik, bisa
bujur sangkar,untuk memudahkan
pemeliharaan atau segi empat, misalnya
untuk mekanisasi
Jarak tanam
ruang kosong
Segi empat
Segi tiga
Tabel . Hubungan jarak tanam, bentuk jarak
tanam, dan populasi tanaman
---------------------------------------------------------Jarak tanam segi empat
segi tiga
---------------------------------------------------------6m
278
320
7m
204
236
8m
156
180
9m
123
143
-----------------------------------------------------------
Lubang Tanam
• Ukuran lubang tergantung ukuran tanaman
terutama daerah perakaran
• Pada kelapa sawit ukurannya adalah: 60 cm x
60 cm x 40 cm
• Lubang dapat dibuat beberapa bulan sebelum
penanaman agar tanah dalam lubang
mengalami perbaikan. Untuk daerah dengan
curah hujan tinggi sering tidak dapat karena
tergenang
• Beberapa minggu sebelum penanaman lubang
diisi campuran tanah atas dan pupuk organik
• Saat penanaman tanah digali seukuran
perakaran
Lubang Tanam
Lapisan
tanah atas
Lapisan
tanah bawah
Pupuk Organik
Kegiatan Setelah Penanaman
• Umpan tikus
• Pemberian mulsa dengan janjangan
kosong
• Penyisipan
• Konsolidasi
Umpan tikus
• Sebagai tindakan pencegahan terhadap
serangan tikus
• Per pokok bibit diberi 2 butir umpan tikus,
1 butir diletakkan disebelah kiri pokok dan
1 butir lagi diletakkan di sebelah kanan
pokok
• Pemberian umpan tikus selanjutnya
disesuaikan dengan kebutuhan
Pemberian mulsa dengan janjangan kosong
• Semua bibit yang baru ditanam di lahan
harus diberikan janjangan kosong (dosis
25 ton/ha)
• Janjangan kosong diletakkan disekitar
piringan bibit, dalam bentuk lingkaran
• Janjangan kosong yang digunakan
haruslah yang masih segar, yang
diproduksi dalam kurun waktu 2 minggu
sebelum digunakan
Penyisipan
• Penyisipan dilakukan secepat mungkin,
tidak boleh lebih dari 2 tahun setelah
tanam
• Menggunakan bibit advaced planting
material
Konsolidasi
• Pemeriksaan rutin terhadap tanaman
sawit yang miring atau roboh, kemudian
ditegakkan kembali
Download