GEDUNG KONSER MUSIK DI SAMARINDA Annisa Astriyanti Program Studi Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda ABSTRAK Perencanaan dan perancangan Gedung Konser Musik di Samarinda ini dimaksudkan untuk menciptakan ikon baru dalam dunia hiburan yang kiranya paling cepat dan terlihat banyak mengundang peminat serta tentu saja memikat sejumlah besar penikmat musik di Kalimantan Timur khususnya Kota Samarinda, dengan memberikan suatu wadah untuk menikmati musik di Samarinda. Oleh karena itu, perencanaan dan perancangan Gedung Konser Musik di Samarinda ini diharapkan mempunyai akses bisnis yang menguntungkan disamping unsur hiburan dan edukatifnya. Gedung Konser Musik Di Samarinda merupakan obyek arsitektural rumah musik yang memfasilitasi event konser musik, dan mampu memfasilitasi musisi-musisi Samarinda agar lebih bersemangat untuk berkembang serta memungkinkan muncul musisi-musisi baru yang siap bersaing, sehingga kota Samarinda bisa dijadikan aset yang potensial dalam perkembangan musik. Adapun perancangan pada bangunan di interpretasikan dari tema “Music in Architecture”. Jika dikaitkan dengan obyek rancangan, Music in Architecture diwujudkan pada bentuk masa bangunan dari bentuk alat musik yaitu piano. Dimana piano merupakan salah satu bagian dari suatu gedung konser yaitu sebagai alat musik. Dari bentuk piano terwujud sebuah transformasi bentuk yang menyerupai setengah lingkaran. Kata Kunci : Kota Samarinda, Gedung Konser Musik, Music in Architecture ABSTRACT Planning and design of Music Concert Hall in Samarinda is intended to create a new icon in the world of entertainment that would most quickly and looks a lot more inviting enthusiasts and of courselure a large number of music lovers in the city of Samarinda in East Kalimantan in particular, to provide a plat form for enjoying music in Samarinda. Therefore, the planning and design of Music Concert Hall in Samarinda is expected to have access to a profitable business in addition to the element of entertainment and educative. Music Concert Hall in Samarinda is a place in architecture, an architectural object that facilitates music house music concertevents, and is able to facilitate Samarinda music ians to be moree agert odevelop and enable new emerging musicians who are ready to compete; Samarinda city that can be used potential asset in the development of music. The design of the buildingis interpreted on the theme of "Music in Architecture". If the object is associated with the design, Music in Architecture realized in the form of building future shape of musical instruments, namely the piano. Where the pianois one part of a concert hall that is a musical instrument. Of piano materialized for matrans form ation that resembles a half circle shape. Key Words : Samarinda City, Music Concert Hall, Music in Architecture 131 PENDAHULUAN Latar Belakang Kesenian adalah perwujudan dari kebudayaan, sedangkan pertunjukkan kesenian merupakan ungkapan atas kesenian tersebut. Salah satu bentuk kesenian yang paling dikenal adalah seni musik, yaitu sebuah bentuk kesenian yang merupakan ekspresi jiwa yang dituangkan kedalam bentuk bunyi. Seni musik juga merupakan salah satu bentuk seni yang turut serta berperan dalam perkembangan emosional maupun psikologis manusia. Musik mempunyai kemampuan mendamaikan hati, mempunyai terapi kreatif dan menumbuhkan jiwa patriotisme. Musik adalah suatu ungkapan ekspesi seni. Melalui musik kita dapat mengungkapkan berbagai macam perasaan seperti senang, sedih, emosi dan cinta. Musik sifatnya universal, sehingga musik tidak dapat dipisahkan dari kehidupan. Di era sekarang banyak bermunculan musisi-musisi berbakat dan handal. Ini ditandai dengan banyaknya hasil karya seni berupa lagu ataupun instrument yang mampu mampu bersaing di industri musik. Kota Samarinda sekarang sudah mulai berkembang dengan banyak dibangunnya pusat-pusat perbelanjaan seperti Mall yang tidak kalah dengan Kota Jakarta. Ini membuktikan Life Style di kota Samarinda sendiri sudah naik. Keadaan Ini merupakan potensi bagi para investor untuk menanamkan modalnya di kota ini, karena sejauh ini sarana musik di Samarinda agak kurang, dilihat dari kurangnya ‘rumah musik’ di Samarinda dan kebanyakan menggunakan sistem portable (bongkar pasang) di lahan kosong atau mall-mall. Apresiasi atau minat dari masyarakat juga berkembang dengan pesat seiring dengan perkembangan dunia musik di tanah air. Berbagai macam kegiatan yang berhubungan dengan musik diselenggarakan setiap tahunnya, seperti adanya konser, festival, seminar dan pelatihan. Ini membuktikan banyaknya minat masyarakat terhadap kegiatan musik. Untuk itu dibutuhkan sebuah sarana yang mewadahi apresiasi masyarakat untuk menikmati dan mengetahui segala sesuatunya tentang musik. Di kota ini frekuensi konser musik juga semakin meningkat dengan banyak nya artis – artis dan band dari Ibu Kota datang untuk menghibur masyarakat Samarinda. Menyadari fenomena tersebut kemudian digagaslah sebuah pusat hiburan yaitu Gedung Konser Musik yang memiliki fasilitas yang lengkap. Arsitektur tidak hanya berperan sebagai wadah, tetapi juga sebagai alat promosi, sehingga dirancanglah sebuah desain bangunan yang mampu bersaing. Untuk itu, fasilitas yang tepat dalam menjawab berbagai hal di atas adalah dengan perencanaan dan perancangan Gedung Konser Musik di Samarinda sebagai wadah untuk memfasilitasi kebutuhan masyarakat Kalimantan Timur khususnya Samarinda akan hiburan. Perencanaan Gedung Konser Musik di Samarinda ini dimaksudkan untuk menciptakan ikon baru dalam dunia hiburan yang kiranya paling cepat dan terlihat banyak mengundang peminat serta tentu saja memikat sejumlah besar penikmat musik sehingga mampu mendobrag kota Samarinda agar tidak terkesan anteng, yaitu salah satunya dengan memberikan suatu wadah untuk menikmati musik di Samarinda. Maka dari itu, perencanaan dan perancangan Gedung Konser Musik di Samarinda ini diharapkan mempunyai akses bisnis yang menguntungkan disamping unsur hiburan dan edukatifnya. Rumusan Permasalahan Bagaimana merancang sebuah gedung konser musik yang dapat memenuhi citra dan kebutuhan penikmat musik di Samarinda. Tujuan Tujuan penulis yang akan dicapai dari Gedung Konser Musik di Samarinda adalah untuk membuat acuan perencanaan dan perancangan Gedung Konser Musik di Samarinda khusus pada citra dan bentuk bangunan agar tercipta sebuah visualisasi bangunan yang menarik dan juga untuk memfasilitasi event konser musik. 132 Lingkup Pembahasan Dalam proses pembahasan dan analisa dibuat terarah, oleh karena itu penulisan hanya berfokus pada masalah pembahasan perencanaan dan perancangan dalam bangunan, baik penerapan konsep maupun solusi pada bangunan serta dari segi fungsi struktur juga estetika. TINJAUAN GEDUNG KONSER Sejarah Gedung Konser Musik Gedung konser merupakan hasil inovasi arsitektur dari budaya barat yang secara teknis memang ditujukan untuk menunjang budaya seni musik. Sejarahnya dimulai sejak awal abad ke 19 dimulai dengan bangunan berupa amphitheater, gedung opera baru kemudian gedung konser. Perkembangannya ini juga seiiring dengan perkembangan ilmu akustik dan juga arsitektur. Pada jaman modern ini, gedung konser sudah merupakan hasil inovasi mutakhir dari berbagai teknologi, ilmu pengetahuan dan seni musik itu sendiri. Pada mulanya berupa pertunjukan tradisional pada upacara-upacara religus dan upacara-upacara lainnya, seperti pertunjukkan wayang di kraton dan tariantarian di pura-pura di Bali. Sejalan dengan perkembangan dan peradaban yang lebih maju dan unsur-unsur budaya barat yang ditanamkan bersama dengan masuknya bangsa-bangsa asing ke Indonesia, maka seni pertunjukan mengalami perkembangan pula, sehingga pada saat sekarang cenderung untuk dipertunjukkan di atas pentas. Baru pada abad XIX di Jakarta pada zaman Rafles, dibangun gedung pertunjukkan yang pertama, yaitu Gedung Kesenian (City Hall) yang berfungsi sebagai tempat penyajian seni pertunjukkan modern, dimana materi, sruktur, dan pengolahannya didasarkan pada seni pertunjukan barat, misalnya : seni opera, tari, balet drama barat. TINJAUAN PERKEMBANGAN MUSIK DI SAMARINDA Perkembangan Musik di Samarinda Berbicara sejarah scene musik Samarinda, bagi generasi 90an di Samarinda tentu masih ingat dengan band yang dimotori oleh salah satu musisi senior Eri Kuswari yaitu Make Up, yang merupakan band Kalimantan Timur pertama yang berhasil melakukan rekaman secara nasional, dari band inilah nama Kalimantan Timur banyak dikenal orang di Indonesia, kemudian ada Yusi Ananda yang juga anak pengusaha salah satu hotel berbintang di Samarinda juga berhasil rekaman secara nasional, juga seorang Eet Syahranie sosok gitaris yang sangat bertalenta asli Samarinda ini tidak perlu diperdebatkan lagi skill bergitarnya, dan yang terakhir adalah Nia Paramitha berhasil memasuki musik nasional pada tahun 90an lewat acara Bahana Suara Pelajar yang digagas oleh salah satu stasiun televisi swasta di Indonesia. Youngky Suwarno melihat potensi pada penyanyi bertubuh mungil ini kemudian memproduserinya dalam album perdanannya, mereka inilah yang merupakan angkatan generasi pertama yang mengharumkan nama Kalimantan Timur atau kota Samarinda dikancah musik nasional. Sekolah Musik di Samarinda Di Samarinda sudah banyak terdapat sekolah – sekolah music yang tujuannya untuk melatih atau mengasah kemampuan bermusik para peminat musik di Samarinda, misalnya untuk melatih kemampuan vocal, drum, gitar akustik, gitar electric, piano/keyboard dan lain – lain. Sekolah musik yang terdapat di Samarinda antara lain : 1. Ibnu Music courses beralamat di Jl. Mutiara Gg.1 No.23 Kel Pasar Pagi Samarinda. 2. Dani Guitar Lesson beralamat di jalan Urip Sumoharjo ( Kebaktian ) No. 35 lantai 2 Samarinda. 3. Purwacaraka Musik Studio terletak di Ruko Grand Mahakam Blok A-8 Jl KH Siredj Salman Samarinda. 4. Sekolah Musik Simfoni Cantata terletak di Jl. Mulawarman No.20 Samarinda. 5. Mozart music courses beralamat di jl. Bhayangkara. 6. Ebony Samarinda, dan lain –lain. Salah satu profil kursus musik di samarinda yaitu Purwacaraka Musik Studio terletak di Ruko Grand Mahakam Blok A-8 Jl KH Syiraj Salman Samarinda. Selain fasilitas yang nyaman, pengajar di tempat ini juga di 133 datangkan langsung dari Purwacaraka Musik Studio pusat di Bandung. Keterampilan musik yang bias dipelajari yaitu, vokal, piano, keyboard, biola, gitar klasik, gitar elektrik, gitar bass, dan drum. Selain itu, fasilitas yang disediakan berstandar Purwacaraka Musik Studio secara nasional. Seperti, ruangan kedap suara lengkap dengan full air conditioner (ac). Selain itu, alat-alat musik berkualitas tinggi.Sedangkan pengajar, saat ini Purwacaraka Musik Studio Samarinda memiliki 9 pengajar dari Jakarta. Waktu belajar yaitu, dalam satu minggu siswa mengikuti 4 kali pertemuan. Setiap pertemuan berdurasi 30 menit. Khusus drum, waktu yang diberikan 45 menit. Selain itu, setiap mencapai satu grade, siswa juga akan diberikan sertifikat sudah berstandar nasional. “Sertifikat ini juga ditandatangani Purwacaraka dan diketahui kepala dinas pendidikan setempat. TINJAUAN AKUSTIK Prinsip utama desain akustik ruang dalam adalah memperkuat atau mengarahkan bunyi yang berguna serta menghilangkan atau memperlemah bunyi yang tidak berguna bagi pendengaran manusia. Dalam merancang interior gedung auditorium yang menyajikan pertunjukan seni teater, drama, atau musik, desain akustiknya diarahkan untuk dapat memberi kepuasan kepada setiap penonton yang berada dalam ruang. Penonton dapat mendengar dengan jelas setiap artikulasi percakapan aktor sehingga nuansa dan efek dramatis yang berusaha ditampilkan dapat ditangkap dan dicerna. Tetapi dalam gedung auditorium yang menyajikan pertunjukan musik, artikulasi musiknya dan mimik aktor bukan merupakan hal yang utama, Karena yang terpenting adalah setiap penonton yang berada dalam ruang dapat mendengar dan menikmati harmoni irama musik tersebut dengan baik. Kata akustik berasal dari bahasa Yunani ”akuostikos” yang berarti, segala sesuatu yang bersangkutan dengan pendengaran pada suatu kondisi ruang yang dapat mempengaruhi mutu bunyi. Akustik mempunyai tujuan untuk mencapai kondisi pendengaran suara yang sempurna yaitu murni, merata, jelas dan tidak berdengung sehingga sama seperti aslinya, bebas dari cacat dan kebisingan. Akustik Ruang terdefinisi sebagai bentuk dan bahan dalam suatu ruangan yang terkait dengan perubahan bunyi atau suara yang terjadi. Akustik sendiri berarti gejala perubahan suara karena sifat pantul benda atau objek pasif dari alam. Akustik ruang sangat berpengaruh dalam reproduksi suara, misalnya dalam gedung rapat akan sangat mempengaruhi artikulasi dan kejelasan pembicara. Akustik ruang banyak dikaitkan dengan dua hal mendasar, yaitu : - Perubahan suara karena pemantulan dan - Gangguan suara ketembusan suara dari ruang lain. Faktor-faktor yang mendasari masalah akustik adalah : - Sumber suara - Perambatan suara - Penerimaan suara - Intensitas suara - Frekuensi suara ALTERNATIF PEMILIHAN TAPAK Berdasarkan fungsi bangunan sebagai Gedung konser, maka pertimbangan pemilihan lokasi berdasarkan kesimpulan dari Data ArTapakk (Neufert) kriteria perencanaan lokasi meliputi sebagai berikut: Akses pencapaian yang mudah dari segala penjuru kota agar dapat dijangkau oleh pengguna kendaraan. Telah tersedia fasilitas pendukung guna membentuk karakteristik daerah tersebut. Maka diperoleh 2 alternatif yang memenuhi kriteria tersebut,yaitu: Alternatif 1 : Kelurahan Loa Bakung, Jalan Rapak Indah Alternatif 2 : Kelurahan Air Putih, Jalan Ring Road ( Jl. P. Suryanata menuju ke Sempaja ) Dari 2 alternatif yang dipilih di atas dapat dilakukan penilaian untuk menentukan tapak yang tepat sesuai dengan syarat syarat berikut : Tabel 1. Perbandingan Alternatif Tapak 134 N O 1 ASPEK PERTIMBANGAN Land Use 2 Persediaan Lahan 3 Akses Pencapaian 4 Kenyamanan ALTERNATIF TAPAK 1 Lebih Digunakan Untuk pemukiman Luas, masih Banyak lahan kosong Mudah, karena Terletak pada Jalan kolektor sekunder Nyaman SKOR 2 3 2 3 10 2 Digunakan Untuk Fasilitas Umum Luas, masih Banyak lahan kosong Mudah, karena Terletak pada Jalan arteri sekunder Nyaman SKOR 3 3 3 3 12 - Fasilitas-fasilitas yang ada di sekitar Tapak sangat mendukung kegiatan gedung konser di Samarinda. - Tidak adanya suatu penghalang pandangan menuju ke Tapak sehingga bentuk bangunan bias terekspos dengan baik. - Sesuai dengan tata ruang kota Samarinda Batas-batas tapak KONDISI EKSISTING TAPAK Tapak yang dipakai dalam tugas ini yaitu berada pada jalan Ring Road I (Jl. P. Suryanata ke Sempaja) Kelurahan Air putih Kecamatan Samarinda Ulu. KE TE RONG NGGA U KE SEMPAJA SURY JL. P. A ANAT JL. RINGROAD I Gambar 1. Kondisi Eksisting Tapak DATA TAPAK Tapak terletak di Jalan Ring Road I (Jl. P. Suryanata ke Sempaja) Kelurahan Air putih Kecamatan samarinda ulu. Kondisi dan potensi tapak secara umum adalah sebagai berikut (Rencana Detail Tata Ruang Kota Samarinda Tahun 2011-2031): Luas Tapak 20 m²= 2 Ha Potensi Tapak - Kondisi jalan yang lebar memudahkan proses mobilisasi kendaraan ( sirkulasi) - Letaknya yang mudah dijangkau baik melaui kendaraan umum maupun kendaraan pribadi. Terletak di jalan akses dari kota lain seperti Bontang dan Tenggarong. - Bangunan sekitar Tapak rata-rata bangunan baru maka tidak banyak kesulitan dalam penyesuaian antara proyek dengan bangunan sekitar. Batas Utara : Lahan kosong Batas Timur : Lahan kosong Batas Barat : Jalan Ring Road I Batas Selatan : Lahan kosong Peraturan Bangunan KDB : 60 % KLB : 2 – 3 lantai GSB sisi timur : 10 m GSB sisi barat : 5 m Kondisi Iklim Kondisi iklim pada Tapak ini antara lain : Suhu udara : 21,5 º C – 36,4 º C Kelembapan : Rata-rata 67 ,5 %- 70 % max 90 % min 43 % Curah hujan :131 mm, curah hujan tertinggi pada bulan Desember-maret. Tekanan Angin : Tekanan udara rata-rata 1.009,4 mbs dan tekanan udara minimum sebesar 1.0052 mbs. Kecepatan angin : Rata-rata mencapai 5-6 knots. Dengan arah angin terbanyak dari timur. Kondisi Topografi Tapak Tanah di lokasi ini rata-rata tidak terjal. Ketinggian rata-rata 20-25m diatas permukaan laut. Profil tanah memiliki daya dukung tanah yang baik. Kondisi Hidrografi Air tanah pada tapak adalah air tawar. Kedalaman air tanah kurang lebih 10 m di bawah tanah. Vegetasi Vegetasi sekitar Tapak rata-rata adalah pohon-pohon besar dan semak-semak liar. Sirkulasi dalam Tapak Kawasan Tapak ini merupakan kawasan perkembangan baru untuk kawasan Samarinda dengan mobilitas tinggi karena mampu menghubungkan kawasan Samarinda – Tenggarong dan 135 Samarinda - Bontang melalui jalan lingkar ini. Sedang jalan –jalan sekitar yang dapat mengakses Tapak antara lain adalah jalan P. Suryanata, Jl. M. Yamin dan Jl. K.H Wahid Hasyim. Utilitas - Listrik dipasok dari gardu listrik Samarinda - Kebutuhan air bersih disuplai dari PDAM kawasan Air Putih ANALISIS PELAKU KEGIATAN 1. Seniman/ Pemusik Seniman atau pemusik adalah orang yang berkepentingan langsung untuk melakukan pementasan atau mempertunjukan kemampuan dan keterampilan dalam bidang musik yang merupakan penciptaan ide dan kreasi musik sebagai salah satu upaya dalam bentuk berkomunikasi juga menghibur masyarakat. 2. Masyarakat/ Penikmat Musik Masyarakat atau penikmat musik berasal dari kalangan umum atau dari kalangan tertentu yang bertujuan untuk berapresiasi terhadap musik (contoh: pencari bakat, produser, manager band, dll) maupun bertujuan sekedar mencari hiburan atau rekreasi. 3. Pengelola Pengelola adalah kelompok tertentu yang mengelola gedung pertunjukan musik, baik dalam acara pertunjukannya maupun dalam hal perawatan terhadap bangunan itu sendiri. 4. Penyelenggara Penyelenggara adalah badan atau kelompok tertentu yang menyelenggarakan acara pementasan dalam gedung pertunjukan musik, contoh E.O (Event Organizer). 5. Pengunjung Pengunjung pada pertunjukan dapat dikualifikasikan menurut strata sosial sebagai berikut: a. Pengunjung masyarakat strata umum : b. Pengunjung masyarakat strata menengah c. Pengunjung dari masyarakat strata atas 6. Pengelolaan Kepemilikan dipegang oleh pihak swasta. Pengelolaannya diatur berdasarkan perjanjian diantara pemilik dan pihak yang terkait. Disamping berfungsi sebagai bangunan rekreatif, gedung konser musik juga berfungsi sebagai wadah komunikasi dan edukasi bagi pemusik dan penikmat musik. Gedung konser musik sebagai pusat pertunjukan musik memfasilitasi kegiatan pengenalan juga pelatihan tentang musik dan bermain musik dan kemudian dapat berfungsi sebagai fasilitas pendukung dengan tujuan komersial. Sehingga bersamaan dengan fasilitas rekreatif yang ada akan menghasilkan pemasukan dengan maksud membiayai perawatan gedung konser itu sendiri. DESKRIPSI KEBUTUHAN RUANG DAN BESARAN RUANG Pendekatan Perhitungan Kapasitas Gedung Konser Penentuan kapasitas gedung konser musik di Samarinda berdasarkan asumsi-asumsi kapasitas pengunjung konser yang terselenggara di Samarinda. Kapasitas pengunjung konser berdasarkan eventevent organizer yang telah melaksanakan konser di Samarinda yaitu ±1.500 orang. Berdasarkan data arsitek jika orang berdiri membutuhkan ruang 40 cm2. dan orang duduk beserta sirkulasinya pada saat konser diperkirakan ±80 cm2. Perbandingan yang diperoleh adalah pengunjung yang duduk setengah dari pengunjung yang berdiri. Kelompok Ruang Pengunjung Pada Balai Sidang Jakarta Convention Center, kafe berkapasitas 10% dari jumlah pengunjung/penonton konser. Maka untuk kapasitas kafe Gedung Konser Musik di Samarinda sebesar 10% dari jumlah terbesar penonton setiap konser, atau 10% x 2500 orang = 250 orang (dengan pertimbangan meja makan berkapasitas 4 orang). Kelompok Ruang Pengelola - R. Pimpinan, berkapasitas 1 orang - R. Sekretaris, berkapasitas 1 orang - R. Karyawan, berkapasitas 20 orang - R. Rapat, berkapasitas 10 orang - R. Tamu berkapasitas 5 orang Kelompok Ruang Pelayanan Umum - Pos Keamanan (2 buah) - R. P3K, berkapasitas 10 orang - Parkir roda empat 136 Kelompok Kegiatan Teknis - R. Genset, 1 unit - R. Pompa, 1 unit - R. Chiller, 1 unit - R. AHU, 1 unit - R. Panel Listrik, 1 unit - R. Cleaning Service, 1 unit Pendekatan Besaran Ruang Studi besaran ruang dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain Jumlah pelaku dan aktifitas yang mewadahi Peralatan dan perabotan yang akan digunakan. R. Penonton Ruang penonton/auditorium dituntut agar mampu memberikan kenyamanan baik bunyi/ suara serta visual yang baik, maka penentuan luas auditorium berdasarkan pada pendekatan akustik. Pendekatan besaran ruang penonton dapat dilakukan dengan pendekatan akustik, yaitu hubungan dengan waktu dengung dan volume kursi. Volume kursi per tempat duduk untuk ruang pertunjukan musik adalah sebesar 7,8m3. dengan kapasitas 3000 orang penonton maka dapat dicari volume ruang : 3000 orang x 7,8m3 = 23.400m3 Dari volume total (23.400m3) didapat waktu dengung (RT) optimal adalah 1,5 detik sesuai dengan grafik RT optimum studio pada jangkauan frekuensi tengah (500 Hz-1000 Hz)(sumber: Leslie L. Doelle, Akustik Lingkungan). Kegiatan Pertunjukkan Perhitungan panggung alat musik sebagai berikut: - Gitar Listrik Perhitungannya adalah 1,2 m x 1,4 m = 1,68 m2 - Bass Perhitungannya adalah 1,2 m x 1,8 m = 2,16 m2 - Keyboard Perhitungannya adalah 1,2 m x 1,4 m = 1,68 m2 - Drum Set Perhitungannya adalah 2,0 m x 2,5 m = 5 m2 - Vokal Perhitungannya adalah 0,8 m x 0,8 m = 0,64 m2 Pertunjukkan Dari ciri-ciri konser yang melibatkan 3-10 orang dan jenis musik yang modern yang biasanya memerlukan keleluasaan musisi dalam atraksi panggung, maka dihitung besaran 4 m2/orang sehingga perhitungannya 4m2 x 10 orang = 40 m2. KEBUTUHAN RUANG DAN LUASAN RUANG Kebutuhan ruang yang ada di Gedung Konser Musik Samarinda terdiri dari Fasilitas Penunjang, fasilitas utama, fasilitas pengelola, fasilitas penunjang dan fasilitas servis. Berikut ini merupakan rekapitulasi luas keseluruhan fasilitas gedung konser musik di Samarinda adalah sebagai berikut: Fasilitas Penunjang Fasilitas Utama Fasilitas Pengelola Fasilitas Service Fasilitas Parkir Total Luas Bangunan : : : : : : 2407,45 4665,27 461,5 1375,4 4385 + 13.295 m2 Jadi total luas keseluruhan fasilitas gedung konser musik di Samarinda adalah ± 13.295 m2. KONSEP PERANCANGAN Konsep Dasar Bentuk masa bangunan diadaptasi dari bentuk alat musik yaitu piano sebagai interpretasi dari tema yaitu “Music in Architecture”. Dimana piano merupakan salah satu bagian dari suatu gedung konser yaitu sebagai alat musik. Dari bentuk piano terwujud sebuah transformasi bentuk yang menyerupai setengah lingkaran. DalamGambar analisis akustik bentuk seperti 2. Alat Musik Piano lingkaran adalah bentuk paling efisien di dalam pemantulan akustik dari segi denah. 137 Selain itu juga merupakan bentukan transformasi dari lingkaran, dimana bentuk lingkaran dan masa padat merupakan tuntutan dari sebuah auditorium, untuk mengefisiensi dan memipihkan bangunan digunakan bentukan tersebut. samping sehingga menyerupai bentuk kotakkotak pada kain sarung Samarinda. Pendekatan Bentuk Bangunan - Persegi Panjang Berikut ini merupakan kelebihan dan kekurangan dari bentuk bangunan persegi panjang , yaitu : (+) Menunjukkan Stabilitas (+) Bentuk dinamis dan kokoh (+) Penempatan ruang lebih mudah (-) Bentuknya yang monoton. Gambar 3. Persegi - Setengah Lingkaran Berikut ini merupakan kelebihan dan kekurangan dari bentuk bangunan setengah lingkaran, yaitu : (+) Bersifat melindungi dan mempertahanan (+) Sebagai penarik perhatian (+) Mampu menahan beban angin dari segala arah (-) Layout kurang efisien Gambar 5. Sarung Samarinda Kain Sarung Samarinda atau "Tajong Samarinda" merupakan satu dari beraneka mahakarya Nusantara. Popularitas kain tenun bermotif indah dan sangat nyaman dikenakan karena kelembutannya itu, bahkan telah sampai ke negeri jiran, khususnya Brunei Darussalam, Malaysia, malahan ke negara-negara di Timur Tengah. Selain pesona keindahannya, Tajong Samarinda pun menjadi terkenal karena juga menjadi simpul pengikat "kebhinekaan" atau keanekaragaman budaya pendatang dengan budaya lokal. Lebih dari itu, tenunan ini pun terkait fakta sejarah, serta cermin keteguhan generasi untuk melestarikan budaya daerahnya. Penerapan Konsep Perancangan Gambar 6. Konsep Perancangan Gambar 4. Setengah Lingkaran Pendekatan Unsur Budaya Unsur budaya lokal yang ditampilkan di bangunan ini adalah motif kain sarung Samarinda yang biasanya terdapat unsur garis sehingga terbentuk kotak – kotak atau persegi. Bentuk ini diterapkan pada bagian material kaca pada bangunan depan dan Bentuk Persegi panjang digunakan pada bangunan utama dengan bentuk yang kokoh, dinamis dan memudahkan dalam penempatan ruang. Bentuk setengah lingkaran digunakan pada bangunan sebagai bentuk dalam pemantulan akustik dari segi denah. Selain itu juga merupakan bentukan transformasi dari lingkaran, dimana bentuk lingkaran dan masa padat merupakan tuntutan dari sebuah auditorium. 138 Motif kain sarung samarinda digunakan pada bagian material kaca pada bangunan depan dan samping sehingga menyerupai bentuk kotak-kotak pada kain sarung Samarinda. Konsep Penataan Massa - Untuk menjaga sirkulasi yang telah di konsepkan maka dibuat bangunan dengan massa bangunan tunggal untuk fungsi utama dan fungsi lainnya. - Secara fungsional aktivitas yang satu dengan yang diharapkan saling berinteraksi untuk menghidupkan suasana dari gedung konser tersebut. - Menempatkan garis lurus / bentuk bentuk bersudut lainnya disekitar bentuk lingkaran / menempatkan suatu unsur menurut arah kelilingnya dapat menimbulkan perasaan yang kuat. Konsep Ruang Publik Ruang publik sebagai wadah proses sosial terjadi, perancangan ruang publik memiliki karakteristik sendiri, seperti: - Ruang tunggu merupakan bentuk yang menjorok dari jalur sirkulasi yang ada tanpa disadari. Sebagai tempat perhentian sejenak tanpa mengganggu arus sirkulasi. - Hall yang mengarahkan bukan memberi pilihan arah, untuk menghindari kesalahan arah dan tujuan yang tidak jelas ( penyaringan tujuan seseorang bergerak ). - Lobby harus dapat menampung setengah dari pengunjung yang direncanakan. Skema 1. Hubungan Kedekatan Ruang - Permainan warna dan material bangunan yang modern. Gambar 7. Penampilan Bangunan DAFTAR PUSTAKA Beranek, L.L. 1962. Music, Acoustic, and Architecture. The United States of America :John Viley & Sons Inc. Ecker, Gerhard, etc. 1997. Architecture Music. Graz: HAD-Dokumente zur Architektur. Ernst Neufert (Alih Bahasa: Sjamsu Amril)., 1995. Data Arsitek, Edisi kedua, Jilid 1; Jakarta; Erlangga. Dwi Tangoro., 2004. Utilitas Bangunan; Jakarta; Universitas Indonesia-Press. Mill, Edward D. 1976. Planning, London: Newness-Butterworth. Sleeper, Harold. (1955). Building Planning and Design Standard. New York: John Wiley & Sons, Inc. Sumber dari Internet: http://bappeda.samarindakota.go.id/profil.ph http://www.acoustics.com/product www.germesonline.com www.wikipedia.org Skema 2. Hubungan Fungsional Konsep Penampilan Bangunan - Mengungkapkan perasaan estetis melalui bentuk yang ramah, permainan rangka dalam enterance dan exposed. 139