Kebijakan Pemerintah Brunei Darussalam Meratifikasi The WHO

advertisement
Dauliyah Journal of Islamic and International Studies
Ejournal.Unida.Gontor.ac.id
International Relations Unida Gontor|Vol.1|No.2
August 2016
Kebijakan Pemerintah Brunei Darussalam Meratifikasi The WHO
Framework Convention on Tobacco Control
Hardi Alunaza SD
Jurusan Ilmu Hubungan Internasional Universitas Potensi Utama Medan
[email protected]
Abstract
Health issue is one of national priority issue in Brunei in recent decades. Sultan of Brunei formed the
seriousness of the health accord with the realization of the national development agenda Health Promotion
Blueprint 2011-2015 and the Brunei Vision 2035. This paper is aims to answer the question why Brunei ratified
the WHO Convention on Tobacco Control. This paper is an explanatory with qualitative approach. Data
collection method in this research is through library with secondary data sources. All data are taken from books,
journals, internet articles and other relevant data to the research. By using the theory of the rational actor
model of decision making and the concept of health security, this research shows the policy taken by the Sultan
of Brunei is a form of the Health Security of Government to the citizens. Sultan of Brunei ratified the WHO
Framework Convention on Tobacco Control because of health issue is including in national development
agenda. Various efforts to create Brunei Darussalam as a free smoke state in 2025 have been realized. The
evidence of the successes policy of Brunei Government related to tobacco control shown by activities of
imported tobacco is significantly decreased and also decreasing the number of smokers in Brunei in 2011. It was
also offset by the increasing level of public health in Brunei and the achievement of some of WHO health targets
as the Millennium Development Goals.
Keywords: Health Security; Health Promotion; Development Goals
telah mempengaruhi industri tembakau
Pendahuluan
Memasuki dasawarsa 90-an, gerakan
secara keseluruhan (Oemry, 2014: 29).
anti tembakau semakin menguat dan
Kebijakan anti tembakau semakin kuat
mencapai puncaknya di Amerika Serikat.
ketika pada bulan Mei 1995 muncul
Hal
sebuah wacana untuk membentuk hukum
ini
antar
pemboikotan
lain
dengan
tembakau
yang
intelektual
dan
tembakau yang kemudian menghasilkan
akademisi. Dampaknya terjadi penjualan
resolusi World Health Assembly (WHA
besar-besaran saham perusahaan tembakau
48.11). Tiga tahun kemudian, ketua WHO
di
dokter
dipelopori
lantai
produk
ditandai
kalangan
bursa.
Walaupun
tidak
memberikan efek kehancuran pada industri
tembakau, aksi boikot itu dapat dikatakan
internasional
Gro
memfokuskan
dalam
Harlem
hal
pengendalian
Burtland
pengendalian
mulai
tembakau
176 Hardi Alunaza SD | DAULIYAH Journal
menjadi isu internasional lewat program
tertinggi
Tobacco Free Initiative (WHO, 2009: 2).
menetapkan
WHO Framework Convention on
Tobacco
Control
perjanjian
(FCTC)
internasional
merupakan
kesehatan.
pengendalian
prioritas
FCTC
tembakau
dalam
kesehatan
masyarakat. Komitmen global ini pada
yang
intinya ialah untuk mengatasi secara
bergerak di dalam bidang kesehatan.
bersama-sama penyebaran tembakau yang
Sidang Majelis Kesehatan Dunia (WHO)
menjadi permasalahan kesehatan dunia.
ke 56 pada bulan Mei 2003 yang dihadiri
Konvensi ini sudah berlaku sejak 27
192 negara anggota WHO menetapkan
Februari 2005 dan sampai saat ini sudah
Kerangka Kerja Konvensi Pengendalian
179
Tembakau (Framework Convention on
konvensi
Tobacco
FCTC
pemerintah setiap negara anggota untuk
dirancang sejak tahun 1999 dan selesai
bertanggung jawab mempromosikan dan
disusun oleh WHO pada bulan Februari
meningkatkan kesadaran masyarakat akan
2003. FCTC menyediakan suatu kerangka
bahaya
bagi upaya untuk pengendalian tembakau
eksekutif, administratif dan aturan lainnya
untuk
yang
Control).
dilaksanakan
pertama
sebagai
dalam
Naskah
oleh
pihak-pihak
terkait di tingkat nasional, regional dan
internasional guna mengurangi prevalensi
negara yang telah meratifikasi
ini.
rokok
FCTC
oleh
efektif
mengharapkan
upaya
legislatif,
dan
mengikat
(http://ash.org/what-is-the-fctc/).
Tujuan dari Konvensi dan protokol-
konsumsi rokok serta paparan terhadap
protokolnya
asap rokok. FCTC mempunyai kekuatan
generasi sekarang dan mendatang terhadap
mengikat secara hukum bagi negara-negara
kerusakan kesehatan, konsekuensi sosial,
yang telah meratifikasinya.
lingkungan dan ekonomi karena konsumsi
Instrumen
adalah
untuk
melindungi
dalam FCTC ialah memberikan beberapa
tembakau
peraturan terkait dengan cara pengendalian
tembakau, dengan menyediakan suatu
tembakau di dalam negeri untuk menekan
kerangka
kematian
tidak
tembakau untuk dilaksanakan oleh pihak-
berjangkit yang disebabkan oleh asap
pihak terkait di tingkat nasional, regional
rokok (Jenae Saly, 2011: 59).
dan internasional guna mengurangi secara
dan
penyakit-penyakit
WHO FCTC dikembangkan untuk
menanggapi
tembakau
globalisasi
dan
merupakan
dan
bagi
paparan
upaya
kepada
pengendalian
berkelanjutan dan bermakna prevalensi
epidemik
penggunaan
perjanjian
terhadap asap rokok (WHO, 2003: 5).
berbasis bukti yang menegaskan kembali
hak hidup semua orang untuk standar
asap
tembakau
serta
paparan
177 Kebijakan Pemerintah Brunei Darussalam Meratifikasi The WHO Framework Convention on Tobacco
Control
“The objective of this Convention and
peran dan bahaya yang ditimbulkan oleh
its protocols is to protect present and
rokok, penggunaan tembakau merupakan
future generations from the devastating
salah satu dari empat faktor utama sebagai
health,
and
penyebab penyakit tidak berjangkit (Non-
tobacco
Communicable Diseases-NCDs). Menurut
consumption and exposure to tobacco
data dari WHO, 90% penyakit kanker
smoke by providing a framework for
paru-paru, 75% penyakit bronkitis kronis
tobacco
serta
economic
social,
environmental
consequences
control
of
measures
to
be
25%
penyakit
jantung
adalah
implemented by the Parties at the national,
disebabkan
regional and international levels in order
(www.moh.gov). Di Brunei sendiri, rokok
to reduce continually and substantially the
adalah penyebab utama kematian dan
prevalence of tobacco use and exposure to
paling di anggap mengancam kehidupan
tobacco smoke”, Article 3 FCTC.
warga Brunei.
Brunei merupakan salah satu negara
yang memiliki perhatian lebih di bidang
kesehatan,
mengingat
banyak
sekali
penyakit-penyakit yang muncul di tengah
kehidupan
warga
yang
menyebabkan
angka kematian cukup tinggi di Brunei.
Dalam beberapa dekade terakhir, penyakit
yang paling sering dialami warga Brunei
ialah penyakit kanker, jantung koroner,
penyakit
kardiovaskular
dan
diabetes
mellitus yang menjadi penyebab utama
mortalitas
dan
morbiditas
di
Brunei
Darussalam (www.who.int).
Kanker paru-paru penyumbang utama
kematian di Brunei pada tahun 2008, dan
90% dari kasus kanker paru-paru tersebut
ialah disebabkan oleh asap rokok (Wilson,
2010). Masalah kesehatan yang terjadi
hampir di seluruh negara tidak lepas dari
Tulisan
bagian,
oleh
ini
asap
terbagi
pertama
rokok
menjadi
adalah
tiga
penjelasan
mengenai latar belakang permasalahan isu
kesehatan di Brunei dan WHO Convention
on Tobacco Control, Kedua menjelaskan
mengenai rasionalitas Brunei meratifikasi
WHO Convention on Tobacco Control
dengan
kebijakan
menganalisa
dalam
dari
rasionalitas
health
promotion
blueprint dan wawasan Brunei 2035. Serta,
alasan dan konsekuensi kebijakan Luar
Negeri Brunei dalam Ratifikasi FCTC.
Kerangka Teori dan Konsep
Model Aktor Rasional
Dalam kasus ini, kajian teori yang
digunakan yaitu teori politik luar negeri
dari Graham T. Allison untuk menganalisa
model kebijakan luar negeri Pemerintah
Brunei. Politik luar negeri suatu negara
dirumuskan dalam suatu proses pembuatan
178 Hardi Alunaza SD | DAULIYAH Journal
keputusan
making
process).
perilaku
teori
pembuat
pemerintahan demi mencapai kepentingan
keputusan dari Graham T. Allison model
nasionalnya. Juga dijelaskan bahwa untuk
pertama yaitu Model Aktor Rasional.
mencapai kepentingan nasional, peran
Dalam model ini, kebijakan luar negeri
individulah yang lebih dominan dalam
dipandang sebagai akibat dari tindakan-
mengambil keputusan.
Penulis
(decision
menggunakan
tindakan aktor rasional dimana alternatifalternatif
terbaik
diambil
individu
dalam
setiap
Dalam fenomena yang sedang dikaji,
berdasarkan
penulis melihat bahwa politik luar negeri
pemikiran strategis atau pertimbangan
Brunei dalam mengambil sebuah kebijakan
untung rugi (cost and benefits) atas
sangat dominan oleh peran Sultan sebagai
masing-masing
Dengan
rezim di negaranya, yakni Sultan Haji
demikian politik luar negeri memusatkan
Hassanal Bolkiah. Mengingat Kerajaan
perhatian pada kepentingan nasional dan
Brunei Darussalam adalah negara yang
tujuan dari suatu bangsa (Perwita, 2005:
memiliki corak pemerintahan monarki
63).
konstitusional yang mengarah ke absolut
alternatif.
Pada Model Aktor Rasional ini,
dengan Sultan yang menjabat sebagai
Graham T. Allison memfokuskan pada
kepala negara dan kepala pemerintahan,
‘state centric’. Dimana pengaruh yang
sekaligus
ditimbulkan dilihat dari pemimpinnya yang
menteri, menteri keuangan dan menteri
menjadi objek unit analisis (Scoot Burchil,
pertahanan
di
2009: 18). Analisis dari model pembuat
dianggap
paling
keputusan ini didasari oleh tujuan dan
merumuskan suatu kebijakan luar negeri
sasaran yang ingin di capai. Dalam proses
guna melindungi masyarakatnya. Dalam
pengambilan keputusan, terdapat pilihan-
hal ini terkait ratifikasi WHO FCTC,
pilihan
akan
Brunei mengambil langkah tersebut untuk
diterima oleh pemerintah suatu negara.
melindungi permasalahan kesehatan terkait
Sehingga pilihan terbaik akan diambil
tembakau dan rokok yang mengancam
menjadi kebijakan luar negeri untuk
kesehatan masyarakat Brunei.
dan
mencapai
konsekuensi
tujuan
negara.
yang
Penjelasan
sederhana dari Mohtar Mas’oed (1990,
234) mengenai model aktor rasional ialah
memandang politik luar negeri terlahir dari
tindakan-tindakan aktor dengan proses
intelektual
yang
lebih
menekankan
merangkap
sebagai
Brunei.
Peran
penting
perdana
Sultan
untuk
Konsep Health Security
Penulis menggunakan konsep health
security
sebagai
menjelaskan
alat
bagaimana
analisa
guna
perlindungan
pemerintah terhadap masyarakat Brunei.
179 Kebijakan Pemerintah Brunei Darussalam Meratifikasi The WHO Framework Convention on Tobacco
Control
Health security sendiri merupakan bagian
terhadap kesehatan dan proteksi dari
dari human security. Human security
berbagai penyakit.
pertama kali diperkenalkan di UNDP 1994
Konsep dari human security sendiri
yakni dalam Human Development Report.
dapat digunakan untuk menjelaskan segala
Dalam
security
sesuatu yang berkaitan dengan tujuh aspek
didefinisikan sebagai “safety from such
yang telah dijelaskan oleh UNDP sendiri
chronic threats as hunger, disease and
tanpa
repression; and protection from sudden
termasuk
and hurtful disruptions in the patterns of
berkembang atau sedang berkembang.
UNDP
1994
human
daily life-whether in homes. In jobs or in
communities (Hiroshi, 2009:22)”
Dari definisi diatas, laporan UNDP
1994 menspesifikasikan elemen apa saja
yang termasuk dalam human security,
diantaranya adalah keamanan di bidang
ekonomi
yakni
kemiskinan.
makanan,
memiliki
bebas
dari
Keamanan
dimana
akses
memperoleh
adanya
mengenai
masyarakat
yang
mudah
makanan.
harus
dalam
Keamanan
lingkungan yakni berupa perlindungan dari
masalah polusi. Keamanan pribadi lebih
menekankan kepada penyiksaan, perang,
memandang
dalam
Pada
intinya
negara
tersebut
kategori
jaminan
maju
kesehatan,
merupakan bagian penting dari keamanan
manusia. Hal ini menjadi basis pertama
pertahanan terhadap keadaan darurat dalam
kesehatan. Akibat dari hadirnya globalisasi
menjadikan
permasalahan
ini
lebih
kompleksitas, berurusan dengan skala dan
tingkat
jaminan
kesehatan
akan
membutuhkan upaya internasional yang
lebih besar dan dukungan dari berbagai
elemen yang terkait (Aldis, 2008: 369375).
Rebecca Katz (2015) memberikan
obat
definisi yang lebih luas terkait dengan
terlarang, kekerasan domestik, bunuh diri,
health security yang fokus pada ancaman
dan
terhadap
tindakan
kriminal,
bahkan
penggunaan
kecelakaan
lalu
lintas.
individu.
Konsep
keamanan
kepada
manusia, hak dan kemampuan individu,
perlindungan terhadap budaya tradisional
komunitas dan masyarakat untuk memiliki
dan kelompok etnik. Keamanan politik
keamanan hidup yang bebas dari rasa
dijelaskan mengenai kebebasan berpolitik,
takut. Menjaga kesehatan publik biasanya
dan kebebasan dari penindasan dalam
menjadi perhatian dalam negeri. Namun,
berpolitik dan keamanan kesehatan yang di
dengan lahirnya globalisasi, kesehatan
dalamnya menjelaskan mengenai akses
masyarakat semakin diakui sebagai hal
Keamanan
komunitas
lebih
180 Hardi Alunaza SD | DAULIYAH Journal
penting dalam kebijakan luar negeri.
permasalahan
kesehatan.
Pemerintah
Sehingga kebijakan luar negeri dipandang
Brunei terus melakukan pengawasan serta
sebagai sebuah mekanisme penting untuk
pengembangan terkait regulasi yang telah
melindungi kesehatan masyarakat.
dijalankan di Negara Brunei.
Dalam menganalisa fenomena yang
sedang dikaji penulis lebih melihat kepada
health security. Karena melihat bagaimana
kebijakan
Pemerintah
Brunei
dalam
Hasil dan Pembahasan
Rasionalitas Brunei Meratifikasi WHO
menangani permasalahan kesehatan yang
Framework
ada
Control
di
negaranya.
Terlepas
Brunei
Convention
on
Tobacco
dikategorikan sebagai negara maju maupun
Ketika sebagian besar negara-negara
negara berkembang, Brunei sendiri mulai
di kawasan Asia Tenggara sibuk menaruh
memperhatikan kesehatan sejak tahun
perhatiannya
1996 melalui pidato yang disampaikan
Pemerintah Brunei mulai melirik hal
oleh Sultan Hasanah Bolkiah selaku
lainnya, yaitu permasalahan kesehatan
pemimpin negara. Pidato-pidato Sultan
yang mulai di tunjukkan Brunei sekitar
telah terbukti melalui kebijakan yang telah
tahun 1990an melalui pidato-pidato yang
diambil Sultan dalam regulasi tembakau
dilontarkan oleh Sultan. Selain untuk
dan rokok di Brunei.
memberantas
Dalam
beberapa
dekade
terakhir,
dampak dari adanya asap rokok merupakan
penyebab utama kematian di Brunei. Hal
ini dibuktikan melalui penyakit-penyakit
Non Communiable Diseases (NCDs) yang
telah
dialami
Pemerintah
masyarakat
melalui
Sultan
Brunei.
melihat
permasalahan kesehatan di Brunei sebagai
ancaman yang sangat serius. Karena itu
penulis melihat bahwa langkah maupun
kebijakan luar negeri yang dilakukan oleh
Pemerintah Brunei melalui ratifikasi The
WHO FCTC adalah sebagai bentuk Health
Security
pemerintah
terhadap
dalam
bidang
permasalahan
ekonomi.
kesehatan
yang terjadi di Brunei, hal ini juga
dikarenakan jumlah penduduk Brunei yang
sedikit
yakni
sekitar
406.000
jiwa
(http.pkpt.net), jika dibandingkan dengan
negara lain di kawasan Asia Tenggara. Di
sisi lain, minimnya jumlah penduduk
Brunei
yang
secara
tidak
langsung
berdampak terhadap kapasitas sumber daya
manusia yang dibutuhkan pemerintah guna
mengelola
sumber
daya
alam
yang
dimilikinya. Selain itu, Pemerintah Brunei
memandang
bahwa
penyakit
tidak
berjangkit (NCD-s) merupakan ancaman
bagi pembangunan sosial ekonomi dan
181 Kebijakan Pemerintah Brunei Darussalam Meratifikasi The WHO Framework Convention on Tobacco
Control
menjadi
penghalang
Pembangunan
terhadap
Milenium
Tujuan
Dalam konvensi pengendalian tembakau
(Millenium
ini, negara-negara yang telah meratifikasi
Development Goals-MDGs).
diikat secara hukum internasional dalam
Pemerintah Brunei mempunyai cara
tersendiri untuk meningkatkan harapan
bentuk
Internationality legally binding
instrumen (WHO, 2015).
hidup masyarakatnya, selain membangun
Adapun tindakan nyata yang telah di
kapasitas medis dan pelayanan kesehatan
ambil Pemerintah Brunei guna melindungi
pada tingkat spesialis, Pemerintah Brunei
masyarakatnya sesuai dengan instrumen
juga
FCTC. Pemerintah Brunei pada tanggal 1
melakukan
gerakan-gerakan
pencegahan melalui program kesadaran.
Juni
Salah
dengan
beberapa peraturan terkait masalah rokok
memberantas kebiasaan merokok melalui
dan peraturan-peraturan tembakau 2007
amandemen yang dibuat dalam bea dan
yang salah satu isinya berbunyi “penjualan
cukai
produk
satu
rokok,
caranya
adalah
tembakau
dan
produk
2005
secara
rokok
resmi
kepada
menerapkan
anak
berusia
tembakau. Hal ini membuat masyarakat
dibawah 18 tahun merupakan tindakan
Brunei
ilegal serta melarang semua iklan rokok
sadar
ditimbulkan
akan
bahaya
oleh
rokok.
yang
Brunei
dipasang
di
area
pemerintahan”
menganggap bahwa rokok merupakan
(Azzaraimy, 2008). Hal inilah yang pada
salah satu barang yang paling berbahaya
akhirnya membuat jumlah impor rokok
dan merupakan sumber penyakit.
dan
Oleh
karena
itu
Brunei
telah
tembakau
penurunan.
di
Brunei
Mengingat
mengalami
Brunei
juga
menandatangani, meratifikasi, dan menjadi
merupakan salah satu negara yang tidak
bagian dari kerangka kerja WHO yaitu The
memproduksi tembakau maupun rokok
WHO Framework Convention on Tobacco
(Abdul Latif, 2013: 2)
Control (WHO FCTC) pada 3 Juni 2004.
Kesehatan
merupakan
salah
satu
Brunei menjadi Negara ke-18 dari 172
agenda yang telah dimasukkan dalam
negara
(WHO
rencana pembangunan nasional Brunei,
FCTC) menyediakan suatu kerangka bagi
yaitu pembangunan jangka pendek dan
upaya
untuk
jangka panjang. Pembangunan jangka
dilaksanakan oleh pihak-pihak terkait di
pendek Pemerintah Brunei ialah Health
tingkat nasional, regional dan internasional
Promotion
guna mengurangi prevalensi konsumsi
merupakan satu dokumen kerangka kerja
rokok serta paparan terhadap asap rokok.
promosi kesehatan untuk tahun 2011-2015
yang
meratifikasinya.
pengendalian
tembakau
Blueprint
2011-2015.
Ini
182 Hardi Alunaza SD | DAULIYAH Journal
yang mengandung strategi-strategi jangka
kesehatan. Sedangkan pada tahun 2010
pendek
Sultan
dan
sederhana
untuk
melihat
faktor
lain
mempromosikan cara hidup sehat dan
mempengaruhi
mencegah penyakit kronik di Brunei
Brunei,
(Aliddin, 2014). Sedangkan pembangunan
kebersihan, dan lain-lain. Serta pada tahun
rencana jangka panjang Brunei ialah
2011 Sultan mulai memfokuskan rokok
Wawasan Brunei 2035 atau Vision Brunei
sebagai
2035.
sendiri
kesehatan masyarakat dan juga merupakan
terhadap kesehatan telah dimulai jauh
penyebab utama kematian di Brunei (TC
sebelum kesehatan menjadi salah satu
Laws, 2013). Kebijakan yang dibuat oleh
bagian dari Vision Brunei 2035. Hal ini
Brunei tidak hanya bersifat domestik,
dibuktikan dengan pidato-pidato yang telah
melainkan Brunei juga mengambil langkah
disampaikan oleh Sultan pada tahun 2011.
internasional guna melindungi kesehatan
Salah
masyarakatnya.
Perhatian
satu
pemerintah
contoh
pidato
yang
seperti
In the field of health, aside from
menjadi
tahun
bagian
masyarakat
halnya
sebuah
Sejak
dikemukakan oleh Sultan berbunyi :
kesehatan
dalam
makanan,
ancaman
1985,
dari
terhadap
Brunei
World
telah
Health
building up the Nation’s medical services
Organization (WHO), masuknya Brunei
capacity at the specialist level, efforts to
dalam WHO guna meningkatkan kualitas
improve health should also be intensified
hidup
through
awareness
kesehatan (UN, 2014). Pada tahun 2004,
programmes. This includes strengthening
Brunei juga telah meratifikasi kerangka
efforts
kerja tembakau dengan WHO FCTC yang
prevention
to
and
completely
eradicate
the
masyarakatnya
di
amandments made in the duty and excise
internasional
of
tembakau. Brunei juga ikut serta dalam
tobacco
and
tobacco
Products (www.bt.com.bn)
terdapat
terkait
dangerous habit of smoking through the
cigarettes,
dalamnya
terutama
mengenai
perjanjian
pengendalian
WTO (World Trade Organization) sejak
Pidato yang disampaikan oleh Sultan
tahun 1995 (WTO, 2014). Keikutsertaan
tiap tahunnya lebih berkembang dalam
Brunei dalam WTO bertujuan untuk
capaian kesehatan, dimana perkembangan
meningkatkan standar produk yang masuk
tersebut membawa pemerintah Brunei
ke dalamnya. Karena di dalam WTO
lebih
terdapat
memperhatikan
kesehatan
2
perjanjian
yang
spesifik
masyarakatnya. Dalam pidato 1996 yang
mengenai keselamatan pangan, kehidupan,
menjadi fokus perhatian pemerintah Brunei
keselamatan hewan, tumbuhan dan standar
adalah peningkatan kualitas pelayanan
produk.
Perjanjian
tersebut
meliputi
183 Kebijakan Pemerintah Brunei Darussalam Meratifikasi The WHO Framework Convention on Tobacco
Control
sanitary and phitosanitary (SPS) dan
meningkatkan kualitas hidup masyarakat
technical barrier to trade, dengan begitu
Brunei dan memperkenalkan pada dunia
tidak sembarang produk bisa dengan
Negara Brunei Darussalam. Pada Januari
mudah masuk ke dalam Brunei, terutama
2008, Sultan Haji Hassanal Bolkiah secara
produk-produk makanan serta produk-
resmi telah mengeluarkan kerangka kerja
produk lain yang dapat merusak kesehatan
National Vision atau Wawasan Brunei
masyarakat Brunei (Herdjanto, 2015).
2035 (Hairaney, 2010). Dalam rangka
kerja ini, terdapat 3 poin penting yang
Health Promotion Blueprint 2011-2015
Blueprint promosi kesehatan atau
ingin dicapai Pemerintah Brunei untuk
pembangunan yang berkualitas, yaitu: 1).
(Health Promotion Blueprint) 2011-2015
Menciptakan
adalah
untuk
berpendidikan, mempunyai keterampilan
agenda kesehatan dari pemerintah untuk
dan beradab yang diukur dengan standar
masyarakat Brunei. Blueprint ini dibuat
internasional tertinggi 10 negara tertinggi
untuk mempromosikan kesehatan yang di
di dunia. 2). Memberikan kualitas hidup
dalamnya mengandung strategi jangka
yang tinggi terhadap masyarakat, setara
pendek
dengan 10 negara tertinggi di dunia. 3).
dokumen
rangka
kerja
untuk membiasakan masyarakat
masyarakat
yang
Brunei dengan cara dan kebiasaan hidup
Perekonomian
sehat. Blueprint disini bertujuan untuk
berkelanjutan
mencegah serta memberantas penyakit
kapita yang tinggi di negara, setara dengan
kronik yang terjadi di Brunei (WHO,
10 negara tertinggi di dunia (Brunei Prime
2011). Penyakit tidak berjangkit di Brunei
Minister, 2008)
yang
dengan
dinamis
dan
pendapatan
per
memang telah menjadi penyebab utama
Permasalahan kesehatan telah menjadi
kematian di Negara Brunei. Blueprint
salah satu isu penting dalam agenda
Promosi Kesehatan ini telah dirumuskan
nasional pada Wawasan Brunei 2035,
dalam kesepakatan dengan stakeholder
Sultan melalui Kementrian Kesehatan
terkait kesehatan untuk
Brunei telah menjadikan kesehatan sebagai
meningkatkan
kesehatan masyarakat Brunei.
suatu visi tersendiri yang ingin dicapai
dalam Pemerintahan Brunei sesuai dengan
Wawasan Brunei (Vision Brunei) 2035
Pemerintah Brunei telah merumuskan
rangka kerja pembangunan jangka panjang
dalam
waktu
30
tahun
untuk
terus
salah satu dari tiga poin penting tujuan
pembangunan diatas, yaitu memberikan
kualitas hidup tertinggi kepada masyarakat
di negaranya. Adapun dalam Vision Brunei
184 Hardi Alunaza SD | DAULIYAH Journal
2035, terdapat salah satu agenda kesehatan
daya alam yang melimpah dan didominasi
yang menjadi fokus perhatian pemerintah,
oleh industri minyak dan gas. Brunei juga
yaitu Health Vision 2035 yang bertemakan
memiliki luas wilayah sekitar 5,765 sq km
Together Towards a Healthy Nation. Visi
(Asia
ini
dibandingkan
bertujuan
untuk
memberikan
Pasific
News,
2014).
dengan
negara
Jika
sesama
pendekatan holistik dan komprehensif
anggota ASEAN yaitu Singapura, dari segi
dalam memberikan pelayanan kesehatan
luas wilayah yang hanya sekitar 660 sq
dengan cara yang lebih efektif dan efisien
km, Singapura
(Abdul Salam, 2009).
penduduk yang jauh diatas Brunei yaitu
Alasan dan Konsekuensi Kebijakan
sekitar 5,47 juta jiwa didalamnya. Hal
Luar Negeri Brunei dalam Ratifikasi
inilah
FCTC
kekhawatiran Pemerintah Brunei dalam
Dalam proses kebijakan luar negeri
yang
pengelolaan
justru memiliki jumlah
menjadi
sumber
salah
daya
satu
alam
di
terkait ratifikasi FCTC oleh Pemerintah
negaranya. Selain itu, Pemerintah Brunei
Brunei pada 3 Juni 2004. Sultan melihat
melihat bahwa bahaya asap rokok yang
beberapa pilihan untuk menentukan suatu
ditimbulkan
keputusan yang akan dibuat. Alternatif
berjangkit ini merupakan ancaman yang
terbaik dan menguntungkan akan diambil
serius bagi pembangunan sosial ekonomi
dengan
segala
di Brunei. Begitu pun dengan tujuan yang
konsekuensi yang harus diterima oleh
ingin dicapai pemerintah melalui Tujuan
Pemerintah Brunei guna mencapai tujuan
Pembangunan
negara
Development Goals-MDGs).
mempertimbangkan
atau
kepentingan
nasionalnya.
Permasalahan kesehatan terkait rokok dan
tembakau
memang
telah
menjadi
melalui
Sultan
penyakit
Millenium
Brunei
menyampaikan
bahwa
(Millenium
juga
telah
dalam
bidang
penyumbang utama kematian di Brunei
ekonomi,
melalui penyakit-penyakit tidak berjangkit
alternatif-alternatif yang bisa digunakan
seperti kanker paru-paru, penyakit jantung,
dan
diabetes
kebijakan. Namun dalam kesehatan, Sultan
mellitus
dan
penyakit
kardiovaskular.
mungkin
tidak
dipilih
dalam
banyak
terdapat
mengambil
suatu
menegaskan dan memandang bahwa tidak
Minimnya penduduk Brunei yang
ada pilihan lain selain mengutamakan
hanya sekitar 406.000 jiwa juga menjadi
kesehatan
indikator penting Pemerintah Brunei dalam
kesehatan dan kehidupan adalah hal yang
fokusnya
Brunei
utama yang harus dijaga di dalam hidup.
adalah negara kecil yang memiliki sumber
Dalam hal ini terkait rokok, Sultan
terhadap
kesehatan.
dalam
negaranya,
karena
185 Kebijakan Pemerintah Brunei Darussalam Meratifikasi The WHO Framework Convention on Tobacco
Control
memang melihat bahwa rokok mempunyai
pandangannya melihat bahwa hukum ini
keuntungan dalam ekonomi di negaranya,
diterapkan dalam menegakkan keadilan
namun bahaya yang mengancam kesehatan
dengan menolong agama Allah di muka
disini lebih menjadi pilihan Sultan Brunei
bumi untuk kemaslahatan bersama di
untuk
Brunei
tetap
mengutamakan
kesehatan
(Khullar,
penelitian
masyarakatnya (Dorotheo, 2014).
dari
2014).
Berdasarkan
pakar-pakar
mengenai
Konsekuensi dari ratifikasi Brunei
bahaya rokok dan melalui penyebaran
terhadap FCTC adalah permasalahan pada
epidemiknya, terdapat 4000 bahan kimia
industri tembakau asing yang masuk ke
beracun dalam kandungan asap rokok
negara Brunei. Industri tembakau kini
tersebut (Majidah, 2014). Kerajaan Sultan
menggunakan perjanjian perdagangan dan
melihat bahwa merokok adalah suatu
investasi
tindakan
pembaziran dan memudaratkan kesehatan
pengendalian tembakau paling tinggi di
masyarakat Brunei. Oleh karena itu,
Asia Tenggara. Mengingat kawasan inilah
menurut fatwa Kerajaan Brunei, merokok
yang
pengguna
telah diharamkan di Negara Brunei pada
tembakau paling tinggi di dunia. Taktik
tahun 2011 melalui hukum syara’. Menurut
Industri diatas kini telah digunakan di
hukum syarak, merokok dianggap sebagai
seluruh dunia untuk melawan upaya dalam
sebuah dosa karena membawa kerugian
mengurangi
tembakau.
(mudharat) bagi para perokok dan orang-
Bergabungnya Brunei dalam TPP, semakin
orang di sekitar mereka yang telah
mempermudah industri tembakau untuk
diabaikan dampaknya.
untuk
menjadi
mengambil
menentang
salah
satu
penggunaan
hak
perjanjian
dalam
perdagangan internasional. Hal ini menjadi
Dampak Regulasi Tembakau dan Rokok
kerugian
di Brunei
Pemerintah
sekaligus
Brunei
tantangan
dalam
bagi
meredam
penggunaan tembakau di negaranya.
Pandangan
Hukum
Syariah
Implikasi dari hadirnya regulasi dan
strategi kesehatan yang telah dikelurakan
Islam
Terhadap Tembakau dan Rokok
Pada 1 Mei 2014, Brunei akhirnya
menerapkan secara resmi hukum pidana
syariah. Saat ini, Brunei adalah negara
pertama yang menerapkan hukum syariah
secara nasional. Sultan Brunei dalam
oleh Pemerintah Brunei dinilai telah
berhasil
meredam
peredaran
industri
tembakau yang masuk ke negaranya,
begitu juga dengan konsumsi rokok yang
terjadi pada masyarakat Brunei. Hal ini
dibuktikan
dengan menurunnya kadar
merokok pada masyarakat Brunei yang
186 Hardi Alunaza SD | DAULIYAH Journal
mulanya sekitar 20% pada tahun 1997
tanda penurunan penggunaan konsumsi
menjadi
tembakau di negaranya.
17%
pada
tahun
2011
(http://moh.gov.bn/ncd/index.htm).
Masyarakat Brunei juga semakin sadar
akan bahaya dan dampak yang mengancam
kesehatannya. Menurut World Bank report
on
Curbing
The
Tobacco
Epidemic,
peningkatan pajak tembakau menjadi cara
yang paling efektif untuk mencegah anakanak menjadi perokok. Harga yang tinggi
pada rokok akhirnya mendorong remaja
untuk
mengurangi
mereka.
Melalui
tembakau
konsumsi
rokok
peningkatan
pajak
adalah
keberhasilan
salah
Brunei
satu
dalam
nilai
meredam
peredaran tembakau di negaranya.
Kesimpulan
Rasionalitas
Brunei
Darussalam melalui Sultan Haji Hassanal
Bolkiah meratifikasi WHO FCTC karena
isu kesehatan termasuk dalam agenda
pembangunan nasional. Berbagai upaya
untuk menciptakan Negara Brunei bebas
asap rokok 2025 telah direalisasikan
Brunei. Sultan Brunei telah memfokuskan
perhatian pada permasalahan kesehatan
sejak tahun 1990an melalui berbagai
pidato yang telah disampaikan. Dalam
kurun
Brunei
Hal ini dibuktikan dari penurunan
Pemerintah
waktu
2004-2014,
telah
Pemerintah
merancang
dan
mengimplementasikan agenda kesehatan
importir rokok yang masuk ke negaranya,
dalam
jumlah
Brunei
Brunei guna meningkatkan kualitas hidup
mengalami penurunan yang signifikan
masyarakatnya. Salah satu permasalahan
sampai
ini
kesehatan yang muncul dan dianggap
disebabkan kenaikan bea cukai pajak dan
paling berpengaruh dalam beberapa dekade
persyaratan perizinan pada tahun 2010
terakhir di Brunei ialah terkait penyebaran
serta
epidemik tembakau
importir
pada
rokok
tahun
peningkatan
di
2013.
Hal
peringatan
pada
pelabelan kemasan bergambar yang sampai
tujuan
nasional
pembangunan
yang mengancam
kesehatan masyarakat Brunei.
pada 75% di Brunei (SEATCA, 2014: 12).
Permasalahan kesehatan yang terjadi
Brunei berada pada peringkat keempat
di Brunei terutama terkait penyebaran
terbaik
peringatan
epidemik tembakau membuat Sultan secara
kesehatan rokok dari 198 negara. Ini
tegas meratifikasi FCTC pada tahun 2004
menjadi salah satu dampak positif dari
dan mengadopsi instrumen yang ditetapkan
regulasi-regulasi yang terus diperketat oleh
FCTC melalui Tobacco Order 2005,
Pemerintah Brunei dan menjadi tanda-
Peraturan-Peraturan 2007 dan Tobacco
di
dunia
dalam
Regulation Amendments 2012. Begitu pun
187 Kebijakan Pemerintah Brunei Darussalam Meratifikasi The WHO Framework Convention on Tobacco
Control
dengan fatwa haram rokok yang memiliki
dari target kesehatan yang ditetapkan
dampak
WHO
positif
penggunaan
untuk
menekan
tembakau,
mengingat
masyarakat Brunei sangat taat terhadap
agamanya.
Bentuk
keseriusan
Sultan
dalam
Tujuan
Pembangunan
Millenium (MDGs).
Tulisan ini hanya ingin menegaskan
bahwa
kebijakan
pemerintah
Brunei
Brunei terhadap kesehatan juga selaras
Darussalam meratifikasi
dengan
adalah karena alasan kesehatan yang
direalisisasikannya
agenda
tujuan
FCTC
pembangunan nasional Health Promotion
tertuang
Blueprint 2011-2015 dan Vision Brunei
millennium dengan melihat dari health
2035 yang di dalamnya terdapat poin
promotion blueprint dan Vision Brunei
penting untuk memberantas penggunaan
2035. Serta, dampak dari kebijakan yang
tembakau dan rokok di negaranya.
diambil berpengaruh terhadap regulasi
Penulis melihat bahwa kebijakan yang
dalam
WHO
pembangunan
tembakau dan rokok di Brunei Darussalam.
diambil oleh Sultan Brunei ialah bentuk
Hasil
dari health security Pemerintah terhadap
Brunei meratifikasi WHO FCTC dalam
masyarakatnya. Sultan telah menyatakan
tulisan ini bisa saja mengalami perbedaan
bahwa kesehatan merupakan hal yang
jika ditulis oleh peneliti lain yang melihat
lebih diutamakan dibanding nilai ekonomi
dari sudut pandang yang berbeda.
yang didapat dari industri tembakau di
negaranya. Pemerintah Brunei memiliki
dilema terkait dengan minimnya jumlah
penduduk Brunei yang akan berdampak
pada pengelolaan sumber daya alam yang
melimpah di negaranya. Adapun dampak
yang
menjadi
bukti
keberhasilan
Pemerintah Brunei terkait pengendalian
tembakau di negaranya ialah menurunnya
penjelasan
mengenai
kebijakan
DAFTAR REFERENSI
BUKU:
Burchil, Scoot. 2009. Teori Hubungan
Internasional. Bandung: Nusa Media.
Dorotheo, Ulysses. 2014. Priorities and
policy making for tobacco control in
ASEAN.
Mas’oed, Mohtar. 1990. Ilmu Hubungan
Internasional: Disiplin dan
metodologi, Jakarta : LP3ES.
tingkat impor tembakau di Brunei secara
signifikan
dan
menurunnya
jumlah
perokok di Brunei pada tahun 2011. Hal ini
juga diimbangi dengan terus meningkatnya
tingkat kesehatan masyarakat Brunei pada
tiap tahunnya dan tercapainya sebagian
Latif, Abdul. Smoking: Brunei Darussalam
Perspective. Brunei Darussalam:
Ministry of Education.
Oemry, AF. 2014. Pengendalian
Perdagangan Tembakau
Berdasarkan FCTC. Universitas
Sumatera Utara.
188 Hardi Alunaza SD | DAULIYAH Journal
Ohta, Hiroshi. 2009. The Interlinkage of
Climate Security and Human
Security: The Convergence on
Policy Requirements. Denmark:
Waseda University.
Perwita, Bantu. 2005. Pengantar Ilmu
Hubungan Internasional, Bandung:
Rosdakarya.
TCSC Indonesia. Framework Convention
on Tobacco Control. Jakarta: TCSC
IAKMI.
World Health Organization. 2003. WHO
Convention on Tobacco Control,
Swiss: WHO Press.
World Health Organization. 2009. History
of the World Health Organization
Framework Convention on Tobacco
Control. Swiss: WHO Press.
JURNAL, MAKALAH, LAPORAN
PENELITIAN
Aldis, William. 2008. Health Security as a
Public Health Concept: a Critical
Analysis. Oxford Journal Medicine
and Health Volume 23 Issue 6
Neltje Saly, Jenae. 2011. Laporan Akhir
Penelitian Hukum Efektivitas
Peraturan Terkait Pengendalian
Produk Tembakau Terhadap
Kesehatan, Jakarta: Kementrian Hak
Asasi Manusia.
SEATCA. 2014. ASEAN Tobacco Tax
Report Card. Working paper of
Regional Comparisons and Trends
INTERNET:
Action on Smoking and Health. 2012.
What is the FCTC. Diakses melalui
laman http://ash.org/what-is-thefctc/ pada tanggal 26 April 2015,
11.03 WIB
Azzaraimy. 2008. Tobacco Order Now In
Force, diakses melalui
http://www.moh.gov.bn/news/20080
602a.html pada 26 April 2015,
20.41 WIB
BBC News Asia-Pacific.2014. Brunei
Profile. Diakses melalui
http://www.bbc.com/news/worldasia-pacific-12990058 (03
Desember 2014, 17.35 WIB)
Brunei Darussalam national Multisectoral
Action Plan for the Prevention and
Control of Noncummunicable
Diseases (BruMAP-NCD). 2013.
Diakses melalui
ftp://ftp.wpro.who.int/scratch/NHP/
NCD/NCD-policiesWPR/BRN/FINALBRUMAPBOOK.p
df pada tanggal 26 April 2015, 20.48
WIB
Brunei Darussalam-World Health
Organization. 2014, diakses melalui
http://www.who.int/nmh/countries/b
rn_en.pdf pada tanggal 26 April
2015, 22.01 WIB
Catherine Wilson. 2010. Smoking top
cause of cancer death in Brunei, via
http://www.bt.com.bn/sciencetechnology/2010/04/08/smokingtop-cause-cancer-death-brunei pada
tanggal 26 April 2015, 22.06 WIB
Dato Paduka Haji abdul Salam bin Abdul
Momin. 2009. Strategi Kesihatan
Visi 2035, diakses melalui
http://www.nationalplanningcycles.
org/sites/default/files/country_docs/
Brunei%20Darussalam/vision_book
let.pdf pada tanggal 26 April 2015,
22.10 WIB
Edy Herjanto, Notifikasi Dalam Perjanjian
TBT-WTO Dalam
Perkembangannya, diakses melalui
189 Kebijakan Pemerintah Brunei Darussalam Meratifikasi The WHO Framework Convention on Tobacco
Control
https://docs.google.com/viewer?a=v
&q=cache:ChafCAAEM9cJ:www.bs
n.go.id pada tanggal 26 April 2015,
21.01 WIB
Haji Aliddin bin Haji Moktal. 2014. Pusat
Promosi Kesehatan, diakses melalui
http://www.pelitabrunei.gov.bn/nasi
onal/item/9199-pusat-promosikesihatan-sentiasa-dipantaudireview pada tanggal 26 April
2015, 20.47 WIB
Khullar, Arshiya. 2014. Brunei adopts
sharia law amid international
outcry
(http://edition.cnn.com/2014/05/01/
world/asia/brunei-sharia-law/
diakses pada 22 November 2015)
Ministry of Health Brunei
Darussalam.2014. Kempen
Kebangsaan Penyakit-Penyakit
Tidak Berjangkit. Diakses melalui
http://moh.gov.bn/ncd/index.htm (05
Desember 2014, 08.11 WIB)
Menu data statistis Negara-negara. 2015.
Jumlah Penduduk di Seluruh Dunia,
diakses melalui laman
http://statistik.ptkpt.net/_a.php?_a=
area&info1=6 pada tanggal 26
April 2015, 20.32 WIB
Ministry of Health. 2014. MAC. Diakses
melalui
http://www.moh.gov.bn/bulletinsnew
sletters/download/Fokus153.pdf
pada tanggal 22 April 2015, 20.03
WIB
Mrs Hajah Siti Hairaney. 2010. Country
Report Brunei Darussalam 2010,
diakses melalui
http://www.aseanvaluers.org/PDF/
Country%20Report%20of%20Brune
i%20Darussalam%202010.pdf pada
tanggal 26 April 2015, 22.01 WIB
Rebecca Katz. WHO. Foreign Policy and
Health Security, diakses melalui
http://www.who.int/trade/glossary/st
ory030/en/ pada tanggal 26 April
2015, 20.31 WIB
The Prime Minister Office. 2008. Brunei’s
National Vision, diakses melalui
http://www.bedb.com.bn/why_wawa
san2035.html pada tanggal 26 April
2015, 22.08 WIB
Tobacco Control Laws. 2013. Brunei
Darussalam, diakses melalui
http://www.tobaccocontrollaws.org/
legislation/country/bruneidarussalam/summary pada tanggal
26 April 2015, 20.51 WIB
United Nations Treaty Collection. 2014.
Constitution od the World Health
Organization.
WHO. 2011. Health Promotion Blueprint
Brunei 2011-2015, diakses melalui
http://www.mindbank.info/item/3105
pada tanggal 26 April 2015, 21.04
WIB
WHO. 2015. WHO Framework
Convention on Tobacco Control,
diakses melalui
http://www.who.int/fctc/text_downlo
ad/en/ pada tanggal 26 April 2015,
20.41 WIB
World Trade Organization. 2014. Brunei
Darussalam and the WTO, diakses
melalui
http://www.wto.org/english/thewto_
e/countries_e/brunei_darussalam_e.
htm (23 pada tanggal 26 April 2015,
20.53 WIB
Download