MODUL PERKULIAHAN Distinctive Strategic Management • Key Performance Indicator (KPI) concept. • Two approaches of KPI • Condition of KPI • Critical success factors of KPI Fakultas 2016 1 Program Studi Distinctive Strategic Management Dr. Dewi Nusraningrum, S.Sos., M.Si. Tatap Muka Kode MK Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Disusun Oleh Pascasarjana Magister Manajemen 15 2 Dr. Dewi Nusraningrum, S.Sos., M.Si. Abstract Kompetensi Distinctive Strategic Management merupakan teori dan Mahasiswa menguasai Teori • Key aplikasi manajemen yang bersifat stratejik dan memiliki keunikan dalam penerapannya. 2016 35009 Distinctive Strategic Management Dr. Dewi Nusraningrum, S.Sos., M.Si. performance Indicator (KPI) concept. • Two approaches of KPI • Condition of KPI • Critical success factors of KPI serta mampu menganalisis dan mengaplikasikan pada organisasi. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Key performance Indicator (KPI) concept Pada setiap organisasi, perusahaan, atau industri tertentu, ukuran kinerja harus diciptakan untuk mengukur kemajuan yang sudah dicapai. Pengukuran kinerja bertujuan untuk meningkatkan kemajuan organisasi ke arah yang lebih baik. Identifikasi hasil (outcome) yang diinginkan dan proses yang dilakukan untuk mencapainya, dapat menghasilkan pengukuran kinerja yang bermanfaat bagi organisasi. Key Performance Indicator (KPI) atau disebut juga sebagai Key Success Indicator (KSI) adalah satu set ukuran kuantitatif yang digunakan perusahaan atau industri untuk mengukur atau membandingkan kinerja dalam hal memenuhi tujuan strategis dan operasional mereka. KPI bervariasi antar perusahaan atau industri, tergantung pada prioritas atau kriteria kinerja. KPI dibuat setelah sebuah organisasi memiliki strategi dan tujuannya. KPI membantu organisasi memastikan seberapa jauh kemajuan tujuan yang telah dan akan dicapainya. Menurut Darmin A. Pella (2008), sebuah indikator keberhasilan stratejik (strategic measures) yang baik perlu memenuhi unsur-unsur berikut ini: 1. Dapat menjadi sarana perusahaan mengkomunikasikan strategi (ability of the organization to communicate their strategy for measures). 2. Terkait secara langsung dengan strategi yang dipilih perusahaan (the selected measure adequately focuses on the strategic issue). 3. Indikator tersebut bersifat kuantifitatif, memiliki formula tertentu dalam penghitungannya (quantifiable, can be evaluated objectively). 4. Indikator tersebut dapat dihitung (the measures are quantifiable, reliabled and repeatable). 5. Frekuensi pemutakhirannya bermanfaat (the frequency of updates are meaningfull). 6. Penetapan target untuk perbaikan dapat dilakukan (meaningful targets for improvement are established). 7. Kemungkinan pembandingan dengan perusahaan lain dapat dilakukan(external benchmarking is feasible and/or desirable). 8. Pengukurannya masih valid (validity of measures – not old unvalid measures). 9. Data dan sumber daya tersedia (availability of data and resources). 2016 3 Distinctive Strategic Management Dr. Dewi Nusraningrum, S.Sos., M.Si. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 10. Biaya pengukurannya tidak melebihi manfaatnya (cost of measures not more than benefit of measures). Pengukuran suatu kinerja ada 2 (dua) tipe, yaitu indikator kinerjalag dan lead. Suatu indikator lag tanpa indikator lead tidak dapat memberitahu informasi bagaimana hasil atau tujuan akan dicapai, atau memastikan bahwa ukuran yang dibuat telah sesuai dengan tujuan stratejik organisasi. Begitu juga dengan indikator lead tanpa indikator lag, hanya dengan indikator lead dapat fokus pada kinerja jangka pendek, tapi kita tidak akan dapat melihat hasil atau tujuan organisasi secara besar atau jangka panjang telah dicapai. Indikator lead harus memungkinkan kita untuk mengambil tindakan pendahuluan untuk meningkatkan kesempatan mencapai tujuan strategis (Improving Skills Consulting).Indikator lead dapat diketahui sebelum resiko terjadi, yang menjelaskan suatu kondisi dari sebuah proses. Indikator lag merupakan ukuran dari past performance dan diketahui setelah resiko terjadi. Berikut adalah contoh-contoh KPI dari berbagai bidang. Evaluasi: 1. Jelaskan konsep Key Performance Indicator. 2. Apa bedanya antara KPI dengan KSI? Two approaches of KPI Ada dua alternatif yang dapat kita tempuh dalam mengidentifikasi key performance indicator terhadap suatu posisi: 1. Pendekatan Top-Down 2. Pendekatan Bottom-Up Pendekatan top-down telah banyak dibahas dan memiliki kekunggulan dalam hal menangkap what matter most terkait strategi perusahaan. Tetapi kita perlu mengkombinasikannya dengan pendekatan bottom-up agar kita me milikikey performance indicator yang memiliki perspektif strategic dan job role sekaligus. 2016 4 Distinctive Strategic Management Dr. Dewi Nusraningrum, S.Sos., M.Si. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Berikut ini adalah keunggulan pendekatan bottom-up dalam mengidentifikasi key performance indicator setiap pegawai. KPI Menggambarkan Pekerjaan Sehari-hari Pendekatan bottom-up melibatkan pegawai secara langsung dalam mengidentifikasi Key Performance Indicator. Oleh karena proses penetapan indikator keberhasilan pekerjaan melibatkan pemegang jabatan dalam membahas fungsi jabatan, kegiatan rutin sehari-hari, masalah dan tantangan yang dihadapi dalam pekerjaan maka KPI yang ditemukan pasti menggambarkan pekerjaan sehari-hari. Dengan pendekatan ini kita juga dapat mengajak pemegang jabatan mengidentifikasi kebutuhan pelanggan internal (next process is our customer), sehingga indikator yang ditetapkan pun memiliki dampak signifikan pada perbaikan proses bisnis perusahaan. Meningkatkan Pemahaman dan Komitmen atas KPI yang telah Ditetapkan Penetapan KPI yang “jatuh dari langit” membuat pegawai menerima KPI sebagai sesuatu yang asing. Ia merasa tidak terlibat didalamnya. Ia akan merasa tidak memilikinya. Ia merasa tidak ikut berproses dan memutuskan. Maka rasa kepemilikan yang rendah membuat internalisasi manajemen KPI menjadi lebih sulit. Dengan pendekatan bottom-up, penetapan KPI yang ditemukan berdasar dari input dan melalui proses bersama pemegang jabatan, secara nyata, akan membuat pemegang jabatan memiliki komitmen lebih besar mengelolanya. Selain karena ia terlibat dalam penentuan indikator keberhasilan pekerjaan yang digunakan, juga memahami dengan baik indikator yang akan digunakan Evaluasi: 1. Jelaskan langkah-langkah BSC. 2. Mengapa diperlukan langkah-langkah BSC? Condition of KPI 2016 5 Distinctive Strategic Management Dr. Dewi Nusraningrum, S.Sos., M.Si. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Matrik Key Performance Indicators menjelaskan performa kinerja yang hendak dicapai oleh sebuah perusahaan serta langkah-langkah apa saja yang harus dilakukan untuk merealisasikan obyek strategi dari perusahaan tersebut. Sebuah matrik dikatakan sebagai Key Performance Indicators ketika memenuhi kriteria berikut ini: (1) Memiliki target. Yakni target apa yang hendak dicapai serta waktu yang diperkukan untuk meraih target tersebut. (2) Berorientasi pada outcome. Jadi tidak sekedar output (hasil dari proses) sebab outcome berpengaruh secara signifikan. (3) Memiliki nilai threshold (ambang batas). Yakni untuk membedakan antara nilai target dengan nilai aktual. Key Performance Indicators memiliki peran penting bagi kemajuan sebuah perusahaan. Sebab, perusahaan akhirnya dintuntut memiliki visi dan misi yang jelas serta langkah praktis untuk merealisasikan tujuannya. Dan tidak sekedar itu saja, dengan Key Performance Indicators perusahaan bisa mengukur pencapaian performa kinerjanya. Apakah sudah sesuai ataukah belum sama sekali. Karena Key Performance Indicators merupakan alat ukur performa kinerja sebuah perusahaan, maka Key Performance Indicators juga harus mencerminkan tujuan yang ingin diraih oleh perusahaan tersebut. Artinya, Key Performance Indicators setiap perusahaan bisa jadi berbeda sesuai dengan kebutuhannya. Oleh karena itu sebelum menetapkan Key Performance Indicators, perusahaan harus melakukan beberapa persiapan berikut ini: (1) Menetapkan tujuan yang hendak dicapai. (2) Memiliki bisnis proses yang telah terdefinisi dengan jelas. (3) Menetapkan ukuran kuantitatif dan kualitatif sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. (4) Memonitor setiap kondisi yang terjadi serta melakukan perubahan yang diperlukan guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan, baik tujuan jangka pendek maupun tujuan jangka panjang. Key Performance Indicators membutuhkan perencanaan yang matang. Selain itu juga harus didukung oleh ketersediaan data dan informasi yang akurat serta konsisten. Di sinilah peran penting sistim informasi bagi sebuah perusahaan. Jika perusahaan mampu menyediakan sistim informasi yang akurat, konsiten, dan mudah diakses bagi siapa saja yang berkepentingan, niscaya data yang diperoleh bisa dipertanggungjawabkan keakuratan dan konsistensinya. Walhasil, perusahaan juga harus menyediakan perangkat teknologi informasi yang fungsional dan tepat sasaran. Agar Key Performance Indicators bisa berfungsi dengan optimal, maka Key Performance Indicators harus memenuhi kaidah SMART. Yakni scietific (spesifik), measureable (terukur), achievable (bisa dicapai/realistis), reliable (bisa dipercaya), time bound (target waktu). 2016 6 Distinctive Strategic Management Dr. Dewi Nusraningrum, S.Sos., M.Si. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Evaluasi 1. Jelaskan apa yang dimaksud kondisi KPI. 2. Bagaimana cara menyusun KPI? Critical Success Factors of KPI Critical success factors (CSF) merupakan sebuah strategi analisa yang membantu seorang manajer untuk mencapai tujuan dari perusahaan, termasuk faktor-faktor yang akan mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan pencapaian tujuan. CSF dapat ditentukan jika objektif atau arah dan tujuan organisasi telah diidentifikasi. Tujuan dari CSF adalah menginterpretasikan objektif secara lebih jelas untuk menentukan aktivitas yang harus dilakukan dan informasi apa yang dibutuhkan. Metode CSF dan analisis CSF telah banyak digunakan dalam berbagai hal diluar bidang teknologi informasi. Dalam riset kegunaan CSF dalam manajemen program pemerintah pusat, James Dobbins dan Richard Donnelly [Dobbins 98] mengidentifikasi kegunaan CSF, antara lain: 1. Mengidentifikasi konsentrasi utama manajemen 2. Membantu perancangan strategic plan 3. Mengidentifikasi fokus area dalam tiap rincian project life cycle dan penyebab utama kegagalan proyek 4. Mengevaluasi kelayakan sistem informasi 5. Mengidentifikasi ancaman dan kesempatan bisnis 6. Mengukur tingkat produktivitas sumber daya manusia CSF memiliki beberapa tipe, yaitu: 1. Industri : Faktor dari karakteristik industri dan merupakan apa yang harus dilakukan supaya tetap kompetitif 2. Lingkungan : Faktor lingkungan yang mempengaruhi perusahaan seperti iklim bisnis, ekonomi, competitor, teknologi dan lain-lain 3. Strategi :Faktor strategi kompetitif yang dipilih perusahaan 4. Temporal : Faktor internal perusahaan, seperti timbulnya kesempatan, adanya hambatan dan lain-lain. CSF erat kaitannya dengan pencapaian tujuan perusahaan. Ketika manajer perusahaan menentukan tujuan perusahaan, turut ditentukan juga langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut. Perusahaan yang telah berhasil mencapai tujuannya secara otomatis juga berhasil mencapai CSF yang telah dirancang sebelumnya. 2016 7 Distinctive Strategic Management Dr. Dewi Nusraningrum, S.Sos., M.Si. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Cara Menerapkan Critical Success Factors Untuk menerapkan Critical Success Factor (CSF), maka dilakukan analisa CSF. Analisa CSF ini dimaksudkan untuk merumuskan faktor-faktor kritis apa saja yang harus diperhatikan oleh suatu organisasi/perusahaan. Analisa CSF merupakan suatu ketentuan dari organisasi dan lingkungannya yang berpengaruh pada keberhasilan atau kegagalan. Faktor penentu kesuksesan dapat ditentukan jika tujuan/obyektif organisasi telah diidentifikasi. Tujuan dari faktor penentu kesuksesan adalah menginterpretasikan tujuan secara lebih jelas untuk menentukan aktivitas yang harus dilakukan dan informasi apa yang dibutuhkan. Peranan CSF dalam perancangan strategis yaitu sebagai penghubung antara strategi bisnis organisasi dengan strategi sistem informasinya, memfokuskan proses perencanaan strategis sistem informasi pada area yang strategis, memprioritaskan usulan aplikasi sistem informasi dan mengevaluasi sistem informasi. Manfaat Analisa CSF Menurut Ward dan Peppard (2002), manfaat analisa CSF adalah sebagai berikut : Teknik yang paling efektif Analisa CSF merupakan teknik yang paling efektif yang melibatkan manajemen dalam mengembangkan strategi sistem informasi. Secara keseluruhan, CSF telah mengakar atau terikat kuat pada bisnis dan memberikan solusi yang menjanjikan bagi para manager dalam 2016 8 Distinctive Strategic Management Dr. Dewi Nusraningrum, S.Sos., M.Si. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id menggunakan sistem informasi yang disesuaikan dengan pencapaian tujuan perusahaan melalui faktor-faktor penentu keberhasilan. Berkorelasi dengan tujuan pembuatan Sistem Informasi Analisa CSF menghubungkan sebuah Sistem Informasi yang akan diimplementasikan dengan tujuan pembuatan Sistem Informasi itu sendiri. Dengan demikian, Sistem Informasi dapat dibuat sejalan dengan strategi bisnis perusahaan Perantara Informasi yang baik Dalam wawancara dengan manajemen senior, analisa CSF dapat menjadi perantara yang baik dalam mengetahui informasi apa yang diperlukan oleh setiap individu yang memiliki keterkaitan dengan bisnis atau proyek yang sedang di lakukan. Prioritas potensi investasi modal Dengan menyediakan suatu hubungan antara kebutuhan informasi dengan CSF, CSF memegang peranan penting dalam memprioritaskan investasi modal yang potensial. Mengoptimalkan konsentrasi penyelesaian masalah-masalah penting Pada saat strategi bisnis tidak berjalan sesuai dengan tujuan perusahaan, analisa CSF membantu memfokuskan manajemen untuk menyelesaikan masalah-masalah tertentu yang penting dan memiliki prioritas paling tinggi untuk diselesaikan. Mempermudah Identifikasi proses Apabila analisa CSF digunakan sejalan dengan Analisa Value Chain, analisa CSF sangat berguna untuk mengidentifikasi proses yang paling kritis, serta memberikan fokus pada pencapaian tujuan melalui aksi-aksi atau proses yang paling tepat untuk dilaksanakan. Memberikan Gambaran lengkap tentang informasi Memungkinkan pihak manajemen puncak untuk memperoleh gambaran yang lengkap mengenai sasaran, fungsi, informasi, faktor sukses kritikal, dan struktur organisasi dari perusahaan. Karateristik CSF 1. Internal : Action yang akan diambil di dalam organisasi. Contoh : meningkatkan kualitas produk 2. Eksternal : Berhubungan dengan faktor di luar perusahaan 3. Monitoring : Melibatkan penelitian dengan situasi saat ini. Contoh : monitoring quantity of defect report 4. Building : Berhubungan dengan perubahan perusahaan dan perencanaan masa depan. Evaluasi 1. Jelaskan keunggulan CSF dalam KPI. 2. Bagaimana cara menerapkan CSF? 2016 9 Distinctive Strategic Management Dr. Dewi Nusraningrum, S.Sos., M.Si. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Daftar Pustaka David Weiner, Peter Mamacos, Sherman E. Katz, Laurence E. Rothenberg, 2005, Insights for Students Into Trade and Globalization: Who Wins and Who Loses?. USA. New York. Fred , David R 2010, Strategic Management Concepts and Cases, Thirteen Edition. Freddy Rangkuti. 2009.Strategi Promosi yang Kreatif. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. Gaspersz, Vincent 2012, All in One Strategic Management. 20 Concepts, Models and Key Analyses in Strategic Management, Vinchristo Publication. Bogor Giddens, Anthony 2005, Runaway World: How Globalization is Reshaping Our Lives Revised Edition, USA, New York. Hitt, Ireland and Hoskisson 2013. Strategic Management Consepts and Cases, Prentice Hall Kadir, Abdul Wahab Abdoel 2007. Manajemen Strategik. Pramita Press, Banten. Pearce, John A. dan Richard B. Robinson. 2008. Manajemen Stategis, Formulasi, Implementasi, dan Pengendalian. Penerbit Salemba Empat. Jakarta. Selo Soemardjan, 2009. Perubahan Sosial Yogyakarta. Kelompok Bambu. Yogyakarta. Suparman, Achmad 2002. Globalisasi Dan Modernisasi Dalam Kebudayaan Jawa. Yogyakarta. Triton, PB 2007. Manajemen Strategis Terapan Perusahaan dan Bisnis. Penerbit Tugu. Jogjakarta. Umar, Husein (2005). Strategic Management in Action. PT. Gramedia Pustaka Utama Wheelen, Thomas L. and Hunger, J. David 2010. Strategy Management and Business Policy, Twelfth Edition.