BAB 1 Manusia Sebagai Makhluk Individu dan Makhluk Sosial A. Definisi Manusia Sebagai Makhluk Individu Manusia sebagai makhluk individu diartikan sebagai person atau perseorangan atau sebagai diri pribadi. Manusia sebagai diri pribadi merupakan makhluk yang diciptakan secara sempurna oleh Tuhan Yang Maha Esa. Disebutkan dalam Kitab Suci Al Quran bahwa Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya “. Kata manusia berasal dari kata manu (Sansekerta) atau mens(Latin) yang berarti berpikir, berakal budi, atau homo (Latin) yang berarti manusia. Istilah individu berasal dari bahasa Latin, yaituindividum, yang artinya sesuatu yang tidak dapat dibagi-bagi lagi atau suatu kesatuan yang terkecil dan terbatas. individu merupakan bagian terkecil dari kelompok masyarakat yang tidak dapat dipisah lagi menjadi bagian yang lebih kecil. Umpama keluarga sebagai kelompok sosial yang terkecil terdiri dari ayah, ibu dan anak. Ayah merupakan individu yang sudah tidak dapat dibagi lagi, demikian pula Ibu. Anak masih dapat dibagi sebab dalam suatu keluarga jumlah anak dapat lebih dari satu. Ciri-ciri manusia sbg makhluk individu ; Memiliki berbagai potensi Unik Mandiri Tujuan pengembangan; Aktualisasi semua potensi positif dg memperhatikan keunikan Agar menjadi inisan-insan yang mandiri Pendekatan : individuasi B. Definisi Manusia Sebagai Makhluk Sosial Manusia sebagai makhluk sosial artinya manusia sebagai warga masyarakat. Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat hidup sendiri atau mencukupi kebutuhan sendiri. Meskipun dia mempunyai kedudukan dan kekayaan, dia selalu membutuhkan manusia lain. Setiap manusia cenderung untuk berkomunikasi, berinteraksi, dan bersosialisasi dengan manusia lainnya Ciri-ciri manusia sbg makhluk sosial memiliki kebutuhan untuk berinteraksi sosial dgn sesamanya. Terikat oleh norma-norma sosial. Tujuan pengembangan Social understanding Social attitude Social skills Social responsibility Pendekatan dlm pengembangan : sosialisasi Ciri utama mahluk sosial adalah hidup berbudaya. Dengan kata lain hidup menggunakan akal budi dalam suatu sistem nilai yang berlaku dalam kurun waktu tertentu. Hidup berbudaya tersebut meliputi filsafat yang terdiri atas pandangan hidup, politik, teknologi, komunikasi, ekonomi, sosial, budaya dan keamanan. Manusia berperan sebagai mahluk individu dan mahluk sosial yang dapat dibedakan melalui hak dan kewajibannya. Namun keduanya tidak dapat dipisahkan karena manusia merupakan bagian dari masyarakat. Hubungan manusia sebagai individu dengan masyarakatnya terjalin dalam keselarasan, keserasian, dan keseimbangan. Oleh karena itu harkat dan martabat setiap individu diakui secara penuh dalam mencapai kebahagiaan bersama.. BAB 2 Mengenal Jati Diri Sendiri dan Jati Diri Orang Lain A. Pengenalan Terhadap Jati Diri Sendiri Nama saya Achmad Sohir, lahir di Bojonegoro tanggal 3 juli 1994. Saya anak pertama dari dua bersaudara dari pasangan suami istri Kardikun dan Srihartumi, adik saya sekarang sudah duduk dibangku SMK namanya Nur’ Alim. Saya sebagai makhluk individu, saya hanya melakukan kegiatan sehari-hari denagn sendiri tanpa bantuan orang lain. Terlebih saya disini hidup sendiri di Malang jauh dari orang tua jadi saya mau tidak mau harus bisa mengatasi persaoalan yang saya hadapi sendiri. Pengenalan terhadap diri sendiri mutlak perlu karena dengan mengenal diri kita sendiri maka kita dapat melangkah lebih jauh untuk menatap hari depan kita sendiri, hal ini sesuai dengan sejauh mana kita dapat mengetahui kemampuan kita, hanyalah kita sendiri. saya menyadari sepenuhnya bahwa melaksanakan pengenalan jati diri sendiri bukanlah sesuatu yang mudah dilakukan tapi mudah diucapkan, oleh karena itu saya belajar menghargai diri sendiri sebagaimana saya saat ini akan memberikan keberanian untuk menjadi diri sendiri dan menerima pemberian anugrah dari tuhan yang maha esa dan melihat bagaimana masa lampau membentuk hidup saya untuk hari ini. Hari ini dengan modal kedewasaan berpikir saya mengikuti tuntutan perubahan dengan membangun kebiasaan yang produktif untuk menuntun saya dalam usaha mengharapkan kebaikan baru dalam hidup saya, dan akan bersyukur untuk kebaikan tuhan yang telah membrikan anugrah kepada saya. Untuk menemukan jati setiap orang pasti memiliki karakter, motivasi, dan cita-cita yang berbeda pada setiap individu, karena pandangan hidup mereka tidak sama. Terkadang sebagian orang ingin menjadi orang lain dengan alasan mereka tidak percaya diri dengan dirinya sendiri, ini tidak lepas dari pengaruh orang yang mereka idolakan. Untuk itu saya akan mencoba menjadi diri saya sendiri dengan cara mengetahui karakter, motivasi, dan cita-cita saya. Dalam tulisan ini saya akan menjabarkanya satu per satu. 1. Karakter Merupakan sifat yang dimiliki oleh individu biasanya dapat digunakan sebagai tanda pengenal. Karakter yang saya miliki antara lain; -Pendiam -Tertutup dengan orang yang baru saya kenal -Tidak gampang percaya pada orang lain -Tempramental -Selalu merasa tergesa-gesa jika mendapat tugas -Selalu salah tingkah jika berhadapan dengan orang baru -Gampang tergoda, tapi setia pada yang pertama 2. Motivasi Merupakan semangat atau pendorong yang berguna untuk menstimulasi individu untuk berbuat baik. Motivasi saya dalam hidup ini adalah; -Kedua orang tua saya, yang telah mendidik dan membesarkan saya -Semua guru saya yang mengantarkan saya sampai ke universitas -Perjalanan lika-liku yang saya lalui untuk meniti pendidikan -Ketika senang ingat yang susah, ketika sedang susah ingat yang senang -Selalu sadar belum tentu besok saya bisa bangun lagi, untuk itu saya akan melakukan yang terbaik hari ini 3. Cita-cita Merupakan suatu harapan dimasa yang akan datang setelah kita dewasa. Cita-cita biasanya akan berubah seiring bertambahnya umur individu. Dibawah ini merupakan rentetan cita-cita saya semasa masih kecil sampai sekarang; -Tk saya ingin menjadi seorang polhut (polisi hutan) -Sd saya ingin menjadi seorang guru -Smp saya ingin menjadi seorang perwira TNI AD -Sma saya ingin menjafi seorang dosen fisika Tetapi seiring berjalanya waktu saya merubah pandangan tentang cita-cita saya sendiri, kini saya bercita-cita membahagiakan kedua orang tua saya terlebih dahulu dengan cara menjadi anak yang soleh dan taat kepada perintah agama dan orang tua, tetapi saya juga tidak merubah keinginan saya saat SMA yaitu menjadi seorang dosen fisika. dengan melakukan penilaian diri, kita bisa melakukan introspedari pemksi diri, untuk selanjutnya menentukan area of development dengan metode yang tepat, disesuaikan dengan kemampuan dan kepribadian kita. Lebih dari itu, ternyata melakukan penilaian diri bisa mendekatkan kita kepada Sang Maha Pencipta. Karena “Barang siapa mengenal dirinya maka dia akan mengenal Tuhannya” (hadist) Dan mengenal Tuhan adalah jalan menuju takwa. Mengenal Dia dengan cara mensyukuri nikmat-Nya yang berupa potensi-potensi yang dianugerahkan kepada kita, agar senantiasa kita perbaiki dan kembangkan. B. Pengenalan Jati Diri Orang Lain Orang yang saya wawancarai adalah Vianti Mala Anggraeni Kusuma yang lahir di Bojonegoro, tanggal 10 juli 1994. Vianti kini sedang menempuh pendidikan S-1 Teknik Informatika PTIIK, ia adalah anak pertama dari empat bersaudara. Dari pasangan suami istri Kiswadi dan andri. Vianti merupakan salah satu seorang yang beruntung karena ia sudah bisa menemukan jati dirinya, menurutnya jati diri itu dapat ditemukan dengan memahami dirinya sendiri. Dengan memahami diri sendiri maka kita tahu kemana arah kita akan berpijak dan melanjutkan proses kehidupan yang lebih tertata dengan baik. Untuk mengetahui jati dirinya ia berpedoman pada prinsip dalam hidupnya yaitu “widya castrena dharma sidha” yang artinya “menyempurnakan ilmu pengetahuan dengan ilmu keprajuritan” ia juga menambahkan untuik mengetahui hal tersebut dapat melihat pengalaman yang telah dilalui, dengan cara mengambil hal-hal yang baik dan membuang hal yang tidak bermanfaat bagi diri kita. Serta selalu instropeksi diri dengan segala tindakan yang telah dilakukan, seiring berjalanya waktu. Vianti berpendapat bahwa sebuah jati diri itu muncul karena sudah ada dalam diri manusia, jati diri Vianti demikian karena itulah ia yang sebenarya yang terbentuk melalui kehidupan yang ia jalani maupun lingkungan dimana ia hidup, jati diri tidak dapat dibuatbuat tapi bisa diperbaiki sedikit demi sedikit walaupun tidak sepenuhnya akan berubah Vianti menuturkan yang dijadikan patokan dalam menentukan jati dirinya adalah kedua orang tua dan sahabat-sahabat terdekatnya yang selalu menjadi batu sandaran di saat ia dalam berbagai kesulitan. Ia juga tidak memungkiri ada tokoh idola sebagai factor tambahan oleh sebab itu vianti mengakuio bahwa ada sosok seniornya yang turut serta membentuk jati dirinya. Kita sebagai makhluk sosial pasrinya tidak bisa menilai diri kita sendiri hal ini berlaku bagi diri Vianti sebagai makhluk sosial, menurut pandangan orang disekitarnya Vianti adalah sosok yang baik mempunyai Inner Beauty banyak orang disekitarnya yang kagum dengan Vianti. Cita-cita Vianti kecil ingin menjadi seorang dokter tetapi seiring bertambahnya usia maka pikiranya pun menjadi tambah dewasa, dan kini ia bercita-cita menjadi orang yang berguna bagi Bangsa dan Negara. Pengabdian mutlak baginya untuk mencapai semua itu dia ingin menyerahkan pengabdianya di Polisi Wanita. Motivasi merupakan sebuah dorongan positif yang berguna bagi setiap orang untuk berbuat menjadi lebih baik. Motivasi Vianti dalam hidupnya adalah orang tua, karena ia merasa orang tua sangat berjasa dalam membentuk pribadinya selain itu ia juga mempunyai wejangan dalam kehidupanya yakni “bila ragu-ragu lebih baik kembali” oleh karena itu ia tidak canggung dalam melakukan sesuatu. Karakteristik Vianti adalah sosok yang disiplin, bergaul dengan orang, bertanggung jawab. Hal ini terbukti lewat penuturan teman-teman disekitarnya bahwa Vianti jarang telat bahkan hamper tidak prnah telat ke kampus, ia juga banyak teman karena mudah bergaul dengan siapa saja, dan yang terpenting ia adalah oranhg yang bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri dan orang lain. Setiap orang pasti mempunyai tokoh idola, dan idola Vianti adalah Nabi Muhammad SAW, menurutnya seorang muslim patut mengidolakan paduka. Karena padukalah yang membawa kita dari jaman kebodohan sampai dengan jaman terang benderang ini. Semua hal yang berkaitan dengan pembentukan jati diri harus lebih dikenal lebih dalam dari cita-cita, motivasi, karakteristik, dan tokoh idola. Vianti juga berpesan kita sebagai manusia harus menjadi lebih baik dan lebih baik agar kita lolos seleksi alam yang terjadi di dunia ini. Daftar Pustaka Farikhah Mufatikhatul, 2010. Manusia Sebagai Makhluk dan Sosial. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya Malang http://cyntyatya.blogspot.com/2012/03/manusia-sebagai-makhluk-individu-dan.html Individu LAMPIRAN 1. Apakah anda sudah tahu jati diri anda ? Jawab : SUDAH 2. Bagaimana cara anda mengetahuinya ? Jawab : sudah mempunyai prinsip dalam hidup dan melihat dari pengalaman 3. Mengapa jati diri anda demikian ? Jawab : karena memang hal itu lah yang sesuai dengan diri saya 4. Siapa yang anda jadikan patokan dalam penentuan jati diri anda ? Jawab : yang saya jadikan patokan dalam menentukan jati diri saya adalah kedua orang tua saya dan sahabat-sahabat terdekat saya yang selalu menjadi batu sandaran di saat saya dalam berbagai kesulitan dan senior saya 5. Bagaimana penilaian orang lain terhadap jati diri anda ? Jawab : baik-baik saja, kagum 6. Apa cita-cita anda ? Jawab : cita-cita saya berubah-ubah seiring dengan berjalannya waktu dan kedewasaan saya dalam bepikir. Berikut beberapa rentetan cita-cita saya. a. Waktu masih SD dokter. b. Menginjak bangku SMP saya ingin menjadi seorang Penulis novel c. Setelah masuk di bangku SMA saya memutuskan untuk menjadi orang yang berguna bagi nusa dan bangsa (polwan) 7. Apa motivasi hidup anda ? Jawab :orang tua, jika anda ragu-ragu lebih baik kembali 8. Bagaimana karakteristik kepribadian anda ? Jawab : disiplin, mudah bergaul dengan orang, bertanggung jawab. 9. Siapa tokoh idola anda ? Jawab : Nabi Muhammad SAW 10. Apakah pertanyaan ke 6-9 ada hubunganya dengan jati diri anda ? Jawab : iya ada