Wealth Management Newsletter - April 2014

advertisement
Wealth Management Newsletter - April 2014
1 | Market Perspective | April 2014
Nasabah yang terhormat,
Kita memasuki bulan di mana seluruh rakyat Indonesia menggunakan hak pilihnya untuk memilih wakilnya yang
akan duduk di pemerintahan. Hal tersebut pastinya akan membawa dampak bagi perekonomian Indonesia baik
langsung maupun tidak langsung. Sepanjang bulan Maret 2014, perekonomian global juga menunjukkan
perkembangan yang positif. Hal ini didukung oleh perbaikan data tenaga kerja dan kebijakan moneter yang diambil
Bank Sentral Amerika Serikat. Namun di satu sisi, sektor manufaktur China yang melemah juga mempengaruhi
tingkat perdagangan global, terutama bagi negara-negara berkembang.
Kita berharap segala perubahan yang terjadi dapat memberi pengaruh yang positif dan kita harus tetap optimis
untuk masa depan Indonesia yang lebih baik.
Sebagai penutup, saya ucapkan terima kasih untuk kesetiaan Anda yang telah menjadi Nasabah Commonwealth
Bank. Kami harap agar Commonwealth Bank dapat membantu Anda dan menjadi partner dalam keuangan Anda.
Salam hangat,
Ian Whitehead
Director of Retail and Business Banking
GLOBAL OUTLOOK
I
ndikator makro ekonomi global terus menunjukkan peningkatan positif sepanjang bulan Maret 2014. Sektor tenaga kerja di Amerika
Serikat kembali bangkit setelah musim dingin yang sangat buruk di akhir tahun 2013 kemarin. Salah satu peristiwa penting yang
menjadi perhatian utama investor di bulan Maret 2014 adalah pernyataan dari Janet Yellen bahwa The Fed akan memperketat
kebijakan moneternya lebih cepat dari estimasi. Yellen menyatakan bahwa program QE Taper kemungkinan akan diselesaikan pada
musim gugur tahun ini (Q4 2014) disusul oleh kemungkinan menaikkan suku bunga acuan The Fed kurang lebih 6 bulan setelahnya.
Yellen juga menyatakan bahwa target suku bunga The Fed pada akhir tahun 2015 adalah 1%, sementara pada akhir tahun 2016
adalah 2,25%. Hal ini sempat memicu sentimen negatif di pasar modal global pada pertengahan bulan Maret kemarin, sehingga Yellen
melakukan klarifikasi di akhir bulan Maret bahwa The Fed masih memerlukan komitmen ekstra untuk memulihkan sektor tenaga
kerja di AS. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa laju positif dari sektor tenaga kerja AS akan mendorong The Fed untuk melanjutkan
program QE Taper dan diestimasi tetap akan berakhir pada tahun 2014 ini.
Pergerakan harga minyak mentah global
semenjak krisis Crimea berlangsung –
kenaikan hanya bersifat temporer
Penambahan tenaga kerja US (bar oranye)
serta tingkat pengangguran (garis putih) mengindikasikan
The fed akan terus melanjutkan QE taper hingga akhir 2014
04/30/2007
1D
600
3D
04/03/2014
1M
6M
YTD
Last Price
NFP TCH Index (L1)
USURTOT Index (R1)
1Y
175.00
6.70
11)Compare
5Y
Max
Daily
Local CCY
02/03/2014
Security/Study
+46.00
+1.0
1D
10.0
400
9.0
3D
04/03/2014
1M
6M
Last Price
High on 03/03/14
Average
Low on 02/03/14
YTD
Last Price
1Y
5Y
11)Compare
Line
Max
Contract DI
Mov.Avgs
USD
Event
Security/Study
Daily
99.26
104.22
99.84
94.90
104.00
200
175.00
102.00
8.0
0
-200
7.0
6.7
-400
6.0
-600
100.00
99.26
98.00
5.0
96.00
-800
4.0
Jun Sep Dec Mar Jun Sep Dec Mar Jun Sep Dec Mar Jun Sep Dec Mar Jun Sep Dec Mar Jun Sep Dec Mar Jun Sep Dec
2017
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
Sumber: Bloomberg, 3 April 2014
Open Interest
$MAVG (15)
0.327M
0.1M
0.327M
0.323M
0.2M
0.1M
Peristiwa penting lainnya yang menjadi perhatian utama investor adalah
konflik geopolitik di wilayah Crimea, salah satu provinsi di Ukraina yang
saat ini menjadi sengketa dengan Rusia. Agresi militer yang dilakukan
oleh Russia terhadap Ukraina dan Crimea menuai protes keras dari
negara-negara Barat dan mengakibatkan dijatuhkannya sanksi ekonomi
terhadap Russia. Hal ini sempat mempengaruhi selera risiko investor
untuk berinvestasi ke pasar modal, mengingat Rusia adalah salah satu
penghasil minyak terbesar dunia. Namun konflik ini diperkirakan hanya
bersifat temporer dan tidak memberikan pengaruh yang fundamental dan
signifikan terhadap pergerakan pasar modal jangka panjang. Kenaikan
harga minyak mentah selama konflik Rusia – Ukraina terjadi diestimasi tidak
bertahan dalam jangka panjang mengingat strategi swasembada energi
dan penemuan shell gas di Amerika Serikat berdampak pada menurunnya
permintaan minyak global mentah secara signifikan tahun ini.
0
Feb 7
Feb 14
Feb 21
Feb 28
2014
Mar 7
Mar 14
Mar 24
Mar 31
Sumber: Bloomberg, 3 April 2014
Investor lebih mengkhawatirkan perlambatan ekonomi yang terjadi di
China sebagai salah satu isu yang fundamental dan krusial. Indikator
sektor manufaktur China terus menunjukkan pelemahan, seiring dengan
tingkat pertumbuhan ekonomi negara Tirai Bambu tersebut. Tentunya hal
ini mempengaruhi tingkat perdagangan global, terutama pada negaranegara yang memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap ekspor. Neraca
perdagangan dari mayoritas negara-negara berkembang diestimasi
masih berada pada level defisit sebagai akibat dari melemahnya ekonomi
China.
2 | Market Perspective | April 2014
LOCAL OUTLOOK
K
ontradiksi dengan mayoritas negara-negara Asia lainnya, pasar saham Indonesia mencatat transaksi pembelian bersih oleh
investor asing tertinggi sepanjang sejarah pada bulan Maret 2014. Investor asing tercatat melakukan pembelian bersih senilai
US$1,3 miliar sepanjang bulan Maret 2014. Salah satu peristiwa penting yang memicu aksi beli agresif oleh investor asing adalah
deklarasi pencalonan Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo, sebagai calon Presiden Republik Indonesia dari Partai Demokrasi
Indonesia Perjuangan (PDIP). Jokowi merupakan kandidat capres yang memimpin hampir seluruh survey yang dilakukan sepanjang
tahun 2013 dan 2014 serta merupakan salah satu figur favorit bagi investor domestik dan asing dikarenakan kemampuannya
melakukan eksekusi pada salah satu permasalahan krusial di Indonesia: infrastruktur.
Inflasi semakin menurun (7,32% YOY) surplus neraca
perdagangan meningkat
Deklarasi pencalonan Joko Widodo sebagai capres
di rumah Si Pitung, 14 Maret 2014
7.32%
IDCPIY
For Mar
Next Release 02 May 11:00
Indonesia CPI YoY
IDCPIY Index
01/31/2010
1D
3D
04/03/2014
1M
6M
Last Price
High on 01/31/14
Average
Low on 03/31/10
Survey -Badan Pusat Statistik Indonesia
95) Save As
96) Actions
97) Edit
11)Compare
Last Price
YTD
1Y
5Y
98) Table
Max
Line Chart
No Lower Chart
Mov.Avgs
Event
Security/Study
Daily
7.32
8.22
5.37
3.43
8.00
7.32
7.00
6.00
5.00
4.00
Mar 31 Jun 30 Sep 30 Dec 31 Mar 31 Jun 30 Sep 30 Dec 31 Mar 31 Jun 30 Sep 30
2010
2011
2012
Investor asing membukukan pembelian bersih senilai US$655 juta
pada hari pencalonan Jokowi sebagai capres PDIP (14 Maret 2014)
$785M
IDBALTOL
04/30/09
1D
3D
04/03/2014
1M
6M
Last Price
High on 03/14/14
Average
Low on 01/27/14
YTD
11)Compare
Last Price
1Y
5Y
Max
No Lower Chart
Mov.Avgs
Security/Study
Daily
USD
Event
700
84.909
655.505
38.675
-79.584
600
For Feb
04/30/09
1D
3D
6M
Last Price
High on 12/31/10
Average
Low on 07/31/13
96) Actions
Survey --
1Y
5Y
97) Edit
98) Table
11)Compare
Last Price
YTD
Dec 31 Mar 31
2014
Badan Pusat Statistik Indonesia
95) Save As
04/03/2014
1M
Mar 31 Jun 30 Sep 30
2013
Next Release 02 May
Indonesia Trade Balance
IDBALTOL Index
Dec 31
Max
Line Chart
No Lower Chart
Mov.Avgs
Security/Study
Daily
USD
Event
4000
785.30
3683.20
991.99
-2329.10
3000
500
2000
400
1000
785.30
300
200
0
84.909
-1000
0
-2000
-100
Jan 15
Jan 30
Feb 14
2014
Feb 28
Mar 14
Mar 28
Sumber: Bloomberg, 3 April 2014
Semenjak awal tahun hingga tanggal 31 Maret 2014, IHSG tercatat
menguat 11,56% dengan total pembelian bersih investor asing senilai
US$2,1 miliar. Sementara HSBC Bond Index, sebagai indikator dari
pergerakan harga obligasi pemerintah Indonesia, mencatat penguatan
4,96% pada periode yang sama, dengan pembelian bersih investor asing
senilai US$3,28 miliar. Selain dari derasnya aliran dana investor asing
yang masuk ke pasar modal domestik, membaiknya makro ekonomi
Indonesia juga turut meningkatkan kepercayaan diri investor untuk
kembali berinvestasi.
Tingkat inflasi di bulan Maret 2014 kembali mengalami penurunan ke level
7,32% (YoY) dari sebelumnya di level 7,75% (YoY). Memasuki masa panen
di bulan April 2014, tingkat inflasi diperkirakan akan semakin menurun
serta memberikan keleluasaan bagi Bank Indonesia untuk melonggarkan
kebijakan moneternya. Data neraca perdagangan domestik di bulan
Februari 2014 juga memberikan imbas positif bagi investor, dengan
mencatat surplus sebesar US$785 juta. Penurunan impor sebesar 10%
(YoY) pada bulan yang sama menjadi kontributor utama dari surplusnya
neraca perdagangan di bulan tersebut. Dari penurunan total impor
tersebut, kontraksi terbesar terjadi pada impor barang konsumsi yang
melemah 11,5% (YoY) dibandingkan bulan Januari. Yang mana hal ini
dipandang positif oleh pemerintah dan investor.
Jun
Sep
2009
Dec
Mar
Jun
2010
Sep
Dec
Mar
Jun
2011
Sep
Dec
Mar
Jun
2012
Sep
Dec
Mar
Jun
2013
Sep Dec Feb
2014
Sumber: Bloomberg, 3 April 2014
Dengan surplusnya neraca perdagangan di bulan Februari, pemerintah
dan investor optimis bahwa defisit transaksi berjalan untuk periode Q1
2014 akan tetap berada di bahwa level 3% dari total GDP (sebelumnya
1,9%), terlepas dari regulasi baru pemerintah yang melarang ekspor
mineral mentah di bulan Januari 2014 lalu. Hal ini membuat pemerintah,
terutama Bank Indonesia semakin nyaman untuk mengelola kebijakan
moneter dan menyatakan akan meluncurkan paket stimulus baru
pasca Pemilu 2014 nanti. Suku bunga acuan BI diestimasi masih akan
dipertahankan di level 7,5%, setidaknya hingga pertengahan tahun
2014 nanti, namun melihat laju inflasi saat ini, investor optimis bahwa
target inflasi pemerintah untuk akhir tahun 2014 dapat tercapai, di level
4,5% +/- 1%. Hal ini membuka kesempatan bagi Bank Indonesia untuk
menurunkan suku bunga acuannya, meskipun risiko dapat timbul dari
potensi kenaikan suku bunga acuan di Amerika Serikat.
Penguatan nilai tukar rupiah juga menjadi faktor lain yang menarik investor
asing untuk kembali berinvestasi di pasar modal domestik. Meningkatnya
cadangan devisa ke level US$102,7 miliar juga memberikan keleluasaan
bagi pemerintah untuk melakukan stabilisasi nilai tukar dan obligasi
domestik di masa yang akan datang.
3 | Market Perspective | April 2014
analisa valas
P
ernyataan Janet Yellen, Gubernur The Fed, mengenai rencana pengetatan kebijakan ekonomi dengan kenaikan suku bunga
menjadi fokus dari para pelaku pasar untuk beberapa bulan ke depan sementara terus mengamati perubahan pada sektor
ketenaga kerjaan dan pertumbuhan GDP Amerika Serikat. Pasalnya penguataan USD berpotensi mengakibatkan pelemahan mata
uang lainnya secara menyeluruh. Volatilitas di pasar valas cenderung tinggi pada bulan April 2014, khususnya untuk mata uang IDR
menjelang pesta demokrasi yang akan berlangsung di Indonesia. Tingginya volatilitas adalah peluang yang baik untuk melakukan
alokasi investasi dan bisnis serta rebalancing portofolio investment
USD/IDR
Sepanjang bulan Maret, Rupiah menguat 2,14% terhadap Dollar Amerika.
Penguatan Rupiah ini secara umum dipengaruhi oleh kondisi fundamental
ekonomi Indonesia yang semakin membaik. Meskipun neraca
perdagangan Januari dilaporkan defisit akibat berlakunya UU pelarangan
ekspor bijih mineral, namun surplusnya neraca perdagangan Februari
ditambah melambatnya inflasi bulanan dan tahunan semakin meyakinkan
investor untuk lebih banyak menanamkan modal di pasar domestik.
Secara khusus, nominasi Joko Widodo sebagai calon Presiden Indonesia
berikutnya juga berkontribusi besar mendorong kenaikan Rupiah karena
asumsi terpilihnya Joko Widodo akan meningkatkan investasi.
Memasuki bulan April, tren penguatan Rupiah tetap perlu dicermati
mengingat level Rupiah yang terlalu kuat tidak begitu diinginkan karena
tidak menguntungkan eksportir dan cenderung memicu impor. Semakin
membaiknya ekonomi Amerika Serikat juga dapat menjadi faktor pemicu
koreksi Rupiah.
Diperkirakan USD/IDR akan cenderung bergerak stabil dengan rentang
11,000 – 11,500 pada bulan April 2014.
AUD/USD
Di antara mata uang majors, Dollar Australia mencatatkan hasil terbaik
sepanjang bulan Maret kemarin. Sepanjang bulan Maret, Dollar Australia
tercatat menguat sebanyak 3,27%. Penguatan nilai Dollar Australia ini
dipicu oleh membaiknya kondisi ekonomi Australia yang ditandai oleh
tingginya angka lapangan pekerjaan baru, tercatat sebagai yang tertinggi
selama 22 tahun, dan angka perumahan domestik. Gubernur Bank Sentral
Australia, RBA, Glenn Stevens bahkan memberikan pernyataan bahwa
ekonomi Australia mulai bergeser dari ekonomi yang bergantung pada
sektor pertambangan menjadi ekonomi berbasis konsumsi domestik. Hal
ini pun terbukti dari pergerakan nilai Dollar Australia yang mulai terlihat
terlepas dari bayang-bayang pengaruh buruk data ekonomi China di
bulan Maret lalu. Namun penguatan nilai tukar tersebut berpotensi
berpengaruh buruk pada sektor ekspor Australia.
Diperkirakan AUD/USD cenderung memiliki pola bearish/turun, dengan
rentang 0,8850 – 0,9320 pada bulan April 2014.
EUR/USD
Nilai Euro terpantau melemah sepanjang bulan Maret kemarin.
Dibandingkan dengan posisi di awal bulan, Euro terdepresiasi sebanyak
0,24%. Meskipun melemah secara umum, nilai Euro sempat menguat
hingga pertengahan bulan dipicu oleh data inflasi yang dilaporkan lebih
tinggi dibandingkan dengan estimasi. Pernyataan Presiden ECB, Mario
Draghi, yang mengindikasikan di masa depan inflasi akan terus menigkat
secara gradual juga mendorong kenaikan Euro ini. Namun, buruknya
sejumlah data yang dirilis di paruh kedua bulan Maret ditambah pernyataan
Janet Yellen, gubernur bank sentral Amerika, yang akan mengurangi
program quantitative easing membuat nilai Euro terjerembab. Tidak
pastinya kondisi ekonomi Zona Eropa ini membuat investor berspekulasi
akan adanya kebijakan stimulus lebih lanjut.
Diperkirakan EUR/USD cenderung bergerak stabil dengan rentang
1,3480 – 1,3800 pada bulan April 2014.
GBP/USD
Pound sterling Inggris tercatat melemah 0,5% terhadap Dollar Amerika
sepanjang bulan Maret lalu. Pound sterling bergerak melemah di awal
bulan akibat data inflasi yang tidak sesuai estimasi dan kemudian
menetap lama di level 1,66-bawah hingga pertengahan bulan. Di
pertengahan bulan, pernyataan Janet Yellen yang mengindikasikan
kebijakan tapering-off lebih lanjut dan kenaikan suku bunga di Amerika
Serikat berimbas kepada kejatuhan Pound sterling lebih dalam hingga
level 1,6504. Namun, menjelang akhir bulan, beberapa rilis data yang
menunjukkan perbaikan ekonomi Inggris menopang Pound sterling
kembali ke level 1,6637.
Diperkirakan GBP/USD cenderung bergerak stabil dengan rentang
1,6450 – 1,6750 pada bulan April 2014.
USD/JPY
Krisis geopolitik di Ukraina, tambahan stimulus ekonomi, dan kenaikan
pajak untuk pertama kalinya sejak 1997 mewarnai pergerakan Yen
Jepang sepanjang Maret lalu. Tarik-ulur kekuatan antara Barat melawan
Rusia di semenanjung Crimea membuat Yen Jepang bergerak naik-turun
mengingat Yen Jepang adalah salah satu aset safe haven. Sementara
itu, tambahan stimulus ekonomi dan kenaikan pajak dalam paket
kebijakan yang termasuk dalam strategi “Abenomics” untuk mendorong
inflasi demi perbaikan ekonomi yang diluncurkan mendekati akhir bulan
Maret, menjadi faktor utama pelemahan Yen sehingga pada akhir hari
perdagangan bulan Maret Yen Jepang tercatat terdepresiasi sebanyak
1,4% dibandingkan dengan nilai Yen di awal bulan.
Diperkirakan USD/JPY cenderung memiliki pola bullish/naik (pelemahan
JPY) dengan rentang 101,30 – 104,50 pada bulan April 2014.
Recommendation
USD/IDR
EUR/USD
AUD/USD
USD/JPY
102.20 - 102.70
Expected selling level
11.400 - 11.450
1.3700 - 1.3800 1.6680 - 1.6725
0.9290 - 0.9325 104.00 - 104.50
Long profit taking @
11.400 - 11.425
1.3630 and above
1.6600 and above
0.9000 and above
103.75 and above
Short profit taking @
11.250 - 11,300
1.3500 and below
1.6550 and below
0.9000 and below
102.50 and below Long cut loss @
11.180 - 11.200
1.3300 - 1.3350
1.6325 - 1.6375
0.800 - 0.8750
101.00 - 101.50
Short cut loss @
11.550 - 11.600
1.3850 - 1.3900
1.6800 - 1.6850
0.9380 - 0.9450
105.00 - 105.30
*Data di atas hanya bersifat indikatif dan dapat berubah sewaktu-waktu tergantung kondisi pasar.
1.6450 - 1.6475
0.8800 - 0.8850
11.250 - 11.285
Entry Point
Profit Taking
Cut Loss
1.3400 - 1.3450
GBP/USD
Expected buying level
4 | Market Perspective | April 2014
comMinsight
EQUITY MARKET REVIEW – maret 2014
IHSG telah mencatat kenaikan sebesar 3,2% di bulan Maret karena masuknya kembali dana investasi asing sebanyak US$1,3 miliar. Aksi
beli agresif yang dilakukan oleh investor asing mayoritas dipicu oleh pencalonan Jokowi sebagai kandidat presiden RI dari PDI-P pada
tanggal 14 Maret 2014, di mana pada hari tersebut saja investor asing tercatat melakukan pembelian bersih senilai US$655 juta.
Perbaikan data ekonomi Indonesia yaitu penurunan inflasi bulan Maret dan surplusnya neraca perdagangan bulan Februari
juga turut menyebabkan aliran dana asing yang terus berlanjut masuk. Dengan penguatan ini, banyak investor yang bertanya
apakah masih ada ruang untuk IHSG terus meningkat? Beberapa katalis penting berpotensi mendukung kelanjutan kinerja
IHSG seperti: Transaksi Asing masih belum mencapai level jenuh beli, rasional untuk tingginya Valuasi IHSG selama 5 tahun
terakhir, Paket kebijakan ekonomi jilid ketiga berpotensi mendukung kenaikan Indeks menilai dari kesuksesan 2 paket ekonomi
sebelumnya, Proposal untuk kenaikan harga BBM bersubsidi lebih dari 30% pada revisi APBN 2014 dan berkaca pada preelection rally pada bursa IHSG secara historis dan kelanjutan penguatan Indeks saham pada bursa regional setelah Pemilu.
Transaksi asing belum mencapai level jenuh beli
Apabila membandingkan transaksi investor asing dengan kapitalisasi
IHSG (rolling-12 bulan terakhir), terlihat dengan jelas bahwa transaksi
beli investor asing belum mencapai level jenuh beli (perhatikan grafik)
dimana pembelian bersih investor asing baru mencapai -0,4% dari total
kapitalisasi IHSG (posisi per akhir Maret 2014) dibandingkan Jepang di
level 2,8%. Bandingkan dengan indeks Nikkei di Jepang yang dapat
dikatakan telah memasuki kondisi jenuh beli/padat oleh aksi beli investor
asing yang telah mencapai 2,8% dari total kapitalisasi indeks Nikkei.
Valuasi IHSG (menggunakan metode pb/roe) selama 5 tahun
terakhir – tidak pernah berada di level discount dibandingkan
negara asia lainnya
Figure 2: Indonesia P/BV vs ROE premium versus the region
Previous high 63%
70%
20%
-30%
50.3% currenctly
-80%
-130%
Net foreign buying in Indonesia as a percentage of market cap (12M)
-180%
Dec-00
5.0%
4.0%
3.0%
2.0%
1.0%
4.0%
0.0%
-1.0%
-2.0%
-3.0%
-4.0%
Jan-97
Dec-02
Dec-04
Dec-06
Dec-08
Dec-10
Dec-12
Indonesia - PB vs ROE rel to region
Sumber: Company data, Credit Suisse estimates
-0.4% currenctly
Paket kebijakan ekonomi jilid ke tiga berpotensi
mendukung kenaikan Indeks
4881.496
JCI
Jan-99
Jan-01
Jan-03
Jan-05
Jan-07
Jan-09
Jan-11
Jan-13
At 15:28
Indonesia - net foreign buying as % of market cap (12 mths rolling)
95) Save As
04/03/2013
1D
Sumber: Various stock exchanges
3D
+11.291
O 4877.317
JCI Index
04/03/2014
1M
6M
YTD
Last Price
1Y
5Y
H 4896.611
L 4876.405
96) Actions
97) Edit
98) Table
11)Compare
Mov.Avgs
Line
Max
Prev 4870.205
Line Chart
No Lower Chart
Last Price
High on 05/20/13
Average
Low on 08/27/13
Rasional untuk tingginya valuasi IHSG
selama 5 tahun terakhir
IDR
Event
Security/Study
Daily
4881.496
5214.976
4577.015
3967.842
5200
5000
4881.496
4800
Paket Kebijakan
Ekonomi 2
4600
Valuasi IHSG saat ini relatif cukup tinggi di level 16,72 jika dibandingkan
dengan valuasi rata-rata selama 5 tahun terakhir. Namun, semenjak
tahun 2009, valuasi pasar domestik hampir tidak pernah mencapai level
discount dan selalu berada di level premium. Hal ini mendorong fluktuasi
pada pasar saham relatif tinggi. Tetapi, valuasi yang relatif tinggi ini
juga dapat dirasionalkan dengan tingginya Return on Equity dari IHSG
(yang memang tertinggi dibandingkan bursa saham Asia lainnya) selama
periode yang sama.
4400
Paket Kebijakan
Ekonomi 1
4200
4000
88
68
4.7898
28
0
Apr
May
Jun
Jul
Aug
2011
Sep
Oct
Nov
Dec
Jan
Feb
2014
Mar
Sumber: Bloomberg, 3 April 2014
Rasio P/E IHSG saat ini relatif tinggi
dibandingkan 5 tahun terakhir
6M
YTD
1Y
3Y
5Y
7Y
10Y
Max
Weekly
Fields/Securities
JCI Index
Options
18.00
16.8206
16.00
15.00
14.00
13.00
12.00
11.00
10.00
Adjusted Positive Price/Earnings Jun 26
Dec 25
2009
Jun 25
Sumber: Bloomberg, 2 April 2014
16.8206
Dec 31
2010
Jun 24
Dec 30
2011
Jun 29
Dec 28
2012
Jun 28
Dec 27
2013
Pemerintah telah mengeluarkan 2 paket kebijakan ekonomi sebelumnya
di akhir bulan Agustus 2013 serta pada bulan Desember 2013 yang
direspon positif oleh para investor dan terefleksikan juga pada kinerja
indeks setelah paket diumumkan. Seperti diketahui, pada akhir Agustus
2013 lalu pemerintah mengeluarkan paket kebijakan ekonomi untuk
menjaga perekonomian nasional dari dampak perubahan kebijakan
ekonomi global. Paket tersebut bertujuan untuk memperbaiki neraca
transaksi berjalan, menjaga nilai tukar, menjaga pertumbuhan ekonomi,
menjaga daya beli masyarakat dan tingkat inflasi, serta mempercepat
upaya investasi. Setelah itu, pemerintah meluncurkan pada Desember
2013. Pada paket kebijakan ekonomi yang kedua ini, pemerintah
berupaya untuk mengurangi impor barang konsumsi dan mendorong
nilai ekspor melalui peraturan Kemudahan Impor Tujuan Ekspor (KITE).
Paket kebijakan tersebut terbilang efektif karena mampu mengurangi
tekanan pada defisit.
5 | Market Perspective | April 2014
Proposal untuk kenaikan harga BBM bersubsidi
lebih dari 30% pada revisi APBN 2014
Indonesia has also seen pre-election rallies,
outperforming the broader region in most previous elections
Parliamentary
election year
JCI vs MXAPJ (US$,
Relative returns)
3 month 1 month 1 month 3 month
into the into the
post
post
elections elections elections elections
3 month 1 month 1 month 3 month
into the into the
post
post
elections elections elections elections
1996
14%
6%
0% -6%
5%
6%
3%
1998
-2%
7%
5% -19%
-1%
2%
1% -25%
1999
-3% -4% -1%
2%
-5%
-16%
0%
4%
2004
Kementrian Keuangan juga diekspektasi akan mengajukan kenaikan
harga BBM bersubsidi lebih dari 30% pada revisi Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara (APBN) 2014 dalam waktu dekat ini. Dalam Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2014, dana untuk subsidi energi
mencapai Rp333,7 triliun. Beban subsidi BBM membengkak dari jumlah
asumsi APBN 2014 karena pemintaan yang besar, pelemahan rupiah
serta lifting minyak yang lebih kecil dari angka asumsi awal, walaupun
harga BBM bersubsidi sudah dinaikan cukup tajam sebanyak 44% pada
bulan Juni lalu. Walaupun, terealisasinya peningkatan harga subsidi BBM
pada tahun pemilu kemungkinan kecil terjadi, proposal untuk menaikkan
harga BBM bersubsidi untuk meringankan APBN akan disambut cukup
positif oleh pelaku pasar.
JCI (IDR,
Absolute returns)
2009
Average
returns
Median
returns
6%
4% -8%
0%
3%
8% -10%
-1%
22% 10%
18%
10%
5%
-1%
6%
6%
2%
0%
1%
0%
6%
4%
1%
6%
(Relative returns
vs.
MSCI Indonesia)
0%
37% 25% 15% 31% 28%
7%
MSCI Indonesia
Sectors
1%
Relative performance vs. MSCI Indonesia
Pemerintah dalam waktu dekat ini berencana menerbitkan paket
kebijakan ekonomi jilid ke tiga. Paket kebijakan ini rencananya memiliki
tujuan yang sama dengan dua paket kebijakan ekonomi sebelumnya,
yakni menurunkan defisit neraca transaksi berjalan (current account
defisit). Dalam paket kebijakan jilid ke tiga ini, Menteri Keuangan
Chatib Basri mengatakan pemerintah akan memberikan insentif pajak
untuk mendorong perusahaan untuk mengurangi repatriasi dividen
dengan menginvestasikan kembali di Indonesia. Pemerintah juga akan
memperkuat infrastruktur dengan mempercepat pembebasan lahan serta
mengurangi ketergantungan pada impor bahan bakar minyak dan gas.
0%
3 months
before
election
results
2004
2009
elections elections
Banks
2%
0%
Autos
6%
42%
Consumer Staples -8% -20%
Telcos
5% -27%
Materials
-13%
Utilities
-26% -10%
Industrials
NA%
Health Care
-10%
NA
Energy
NA%
54%
Real Estate
NA% -10%
Sumber: Bloomberg, Factset, MSCI, Goldman Sachs Global Investment Research
Indonesia: Cumulative Fll flows in equities (US$mn)
1,000
2004 election
800
2009 election
1999 election
600
The Jokowi Effect
Pemilu Legislatif pada tanggal 9 April 2014
dan Pemilu Presiden pada tanggal 9 Juli 2014
400
Konstitusi saat ini membolehkan partai politik atau gabungan partai
politik dengan perolehan kursi paling sedikit (a) 20 persen dari jumlah
kursi DPR atau (b) memperoleh 25% dari suara sah nasional dalam
Pemilu anggota DPR, dapat mengajukan calon presiden dan wakilnya
untuk Pemilu Presiden pada tanggal 9 Juli 2014. Karena tidak ada satu
pasangan yang memperoleh suara lebih dari 50%, maka diselenggarakan
pemilihan putaran kedua di bulan September 2014. Presiden yang baru
diekspektasi akan secara resmi mulai menjabat mulai tanggal 20 Oktober
2014.
“Jokowi” has gained popularuty in the opinion polls over the last few months
%
50%
40%
July 2013
Dec 2013
20%
10%
0%
Joko Widodo
Prabowo Subianto
Aburizal Bakrie
0
t+20
t+16
t+8
t+12
t+4
t
t-4
t-8
t-12
t-16
t-20
t-24
t-28
t-32
t-36
t-40
t-44
t-48
t-52
t-56
t-60
t-64
-200
No. of trading days
Sumber: Bloomberg, Goldman Sachs Global Investment Research
BOND MARKET REVIEW – MARET 2014
Tingkat inflasi di bulan Maret 2014 di level 7,32% YoY serta
neraca perdagangan dilaporkan surplus US$785 juta serta
nilai tukar rupiah terhadap USD juga mengalami penguatan
2,6% di bulan Maret. Dengan ekspektasi kemungkinan
suku bunga dapat diturunkan, Total Return dari obligasi
pemerintah berbasis IDR di bulan Maret meningkat pesat
hampir 5% untuk FR71, FR65 dan FR68 yang merupakan
FR pilihan CommInsight.
KOMPAS public opinion survey
30%
Day of
legislative
election
results
200
Indonesia mempersiapkan diri untuk pemilihan Presiden di bulan Juli
2014. Untuk Pemilu Legislatif pada tanggal 9 April 2014, sebanyak 12
partai politik tingkat nasional akan memperebutkan 560 kursi DPR-RI
dengan partai unggulan seperti Demokrat, PDI-P dan Golkar.
Megawati
Sumber: Kompas
Secara historis, bursa saham Indonesia kinerjanya cukup baik menjelang
pemilu (lihat grafik). Pre-election rally biasanya dinominasi oleh sektor
seperti Perbankan, Aneka Industri dan Automotif, sedangkan sektor
Barang Konsumsi serta Infrastruktur lebih perlahan (lihat grafik). Semakin
mendekati pemilu, fluktuasi pasar juga biasanya meningkat. Secara
historis, aliran dana investasi yang masuk ke bursa saham juga masih
cukup besar setelah hasil pemilu legislatif diumumkan jika melihat
kembali data historis dari pemilu tahun 1999, 2004, dan 2009.
5%
Dengan tingkat inflasi yang terus menurun, Bank Indonesia
tidak akan tertekan untuk memperketat kebijakan
moneternya, dan mempunyai ruang untuk menahan
ataupun menurunkan suku bunganya. Sebelumnya, Bank
Indonesia memperingatkan bahwa akan cukup sulit untuk
mengharapkan penurunan suku bunga secara besar dan
cepat, karena ekonomi global juga sedang menghadapi
kondisi kenaikan suku bunga.
Menurut data historis antara tahun 2006 - 2014, pada
setiap penurunan BI Rate, secara rata-rata tingkat imbal
hasil obligasi pemerintah IDR (10 tahun) juga mengalami
penurunan 2,56%.
46%
6 | Market Perspective | April 2014
Jika mengunakan rumus Modified Duration x Average Yield Decline,
maka dapat dihitung potensi kenaikan harga obligasi FR71 sebesar=
2,56 x 6,48 = 16,58% (indikatif bukan garansi).
Bank Indonesia Reference Interest Rate
IDBIRATE Index
95) Save As
11/30/2005
1D
3D
02/13/2014
1M
6M
YTD
Bank Indonesia
96) Actions
Mid Yield
1Y
5Y
Max
97) Edit
98) Table
11)Compare
Mov.Avgs
Line Chart
No Lower Chart
IDR
Event
Security/Study
Daily
Minat investor domestik maupun asing untuk obligasi pemerintah
Indonesia dalam mata uang IDR masih cukup besar menilai dari bid to
issue ratio serta penyerapan Asing terhadap obligasi yang diterbitkan.
Namun kemungkinan permintaannya sudah akan lebih menurun pada
lelang selanjutnya, karena Asing sudah menyerap 46% dari besaran
obligasi yang dilelang tahun ini sampai tanggal 25 Maret.
Last Price
High on 01/31/14
Average
Low on 03/31/10
13.00
7.50
12.75
7.79
5.75
13.00
11.00
10.00
9.00
-4.75
Perbankan lokal sudah menyerap 10%. Sedangkan permintaan dari reksa
dana dan badan asuransi masih terbatas karena dapat menempatkan
dananya pada deposito yang saat ini memberikan suku bunga yang
menarik. Dengan ini, kenaikan harga obligasi FR kedepannya mungkin
tidak akan secepat kenaikan di bulan Maret ini. Secara suplai, pemerintah
sudah mencapai sekitar 48% dari jumlah pembiayaan yang diperlukan
tahun ini. Pada Q2, jumlah target lelang pemerintah adalah IDR66 triliun
(20% lebih rendah dari penerbitan obligasi pada Q1).
8.00
7.50
7.00
-3.00
6.00
-1.00
2006
2007
11/30/2005
1D
3D
2008
8.059
Op 8.071
95) Save As
GIDN10YR
At 11:40
GIDN10YR Index
02/13/2014
1M
6M
Last Price
High on 01/31/08
Average
Low on 12/31/12
YTD
2009
5Y
2011
2012
2013
2014
106.963
INDOGB 9 03/15/29
-.009
Hi 8.074
96) Actions
Mid Yield
1Y
2010
Kinerja dari obligasi pemerintah IDR (Seri FR)
rekomendasi Comminsight (FR71, FR65, FR68)
sepanjang bulan Maret 2014
11)Compare
Line
Max
8.059 / 7.969
Lo 8.057
Prev 8.068
97) Edit
98) Table
At 16:47
Line Chart
No Lower Chart
Mov.Avgs
Security/Study
Daily
IDR
Event
18.00
8.778
17.301
9.293
5.191
16.00
1) Settings
Op 107.043
02/28/2014
Range
Prev 107.043
Lo 106.963
03/28/2014
Period
Price Change
Total Return
INDOGB
9.000
03/15/29
.72%
5.06%
2
INDOGB
6.625
05/15/33
4.66%
3
INDOGB
8.375
03/15/34
.18%
3M
6M
YTD
1Y
2Y
3Y
Comparative Return
No. of Period Daily
Currency
1
1M
BGN
Page 1/3
Security
INDONESIA GOVERNMENT
14.00
106.676 / 107.249
-.080
Hi 107.052
2) Actions
5Y
28 Day(s)
Difference
Annual Eq
.41%
90.42%
4.66%
0
81.03%
4.46%
-.20%
76.67%
10Y
INDONESIA GOVERNMENT
5.00
INDONESIA GOVERNMENT
4.00
12.00
3.00
10.00
-4.560
-1.609
2.00
8.778
8.00
1.00
0.00
6.00
3
-1.452
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
4
5
6
7
2014
Sumber: Bloomberg, 10 March 2014
10
11
12
13
14
17
Mar 2014
Total Return
18
19
20
21
24
25
26
27
28
Sumber: Bloomberg, 4 March 2014
Yang dapat dipertimbangkan – 2014
Fokus : Tema investasi dan solusi yang dapat dipertimbangkan di tahun 2014
AKUMULASI INVESTASI PADA OBLIGASI PEMERINTAH BERDENOMINASI IDR YANG SAAT INI MEMILIKI IMBAL HASIL TINGGI,
NAMUN MEWASPADAI INVESTASI PADA OBLIGASI PEMERINTAH BERDENOMINASI USD (PERHATIKAN DURASI OBLIGASI)
Obligasi pemerintah berdenominasi IDR telah dijabarkan di atas, namun untuk obligasi pemerintah berdenominasi USD yang berpotensi
terkena dampak langsung dari program QE Taper, investor lebih disarankan untuk memilih obligasi dengan tenor rendah maupun reksa dana
pendapatan tetap USD yang memiliki dampak minimal terhadap fluktuasi pasar.
HASILKAN PENDAPATAN REGULAR JANGKA PENDEK SEMAKSIMAL MUNGKIN DALAM SITUASI SUKU BUNGA TINGGI, NAMUN
TETAP BERPIKIR UNTUK MENCARI POTENSI IMBAL HASIL LEBIH TINGGI DALAM JANGKA PANJANG
Di saat suku bunga deposito berada di level tinggi seperti saat ini, adalah merupakan hal yang wajar untuk melakukan diversifikasi pada aset
kas untuk mengincar potensi imbal hasil tinggi dalam jangka pendek. Namun hal ini tetap harus diseimbangkan dengan mewaspadai faktor
inflasi dan depresiasi nilai tukar yang dapat menggerus portofolio Anda dengan cara mecari potensi imbal hasil lebih tinggi dalam jangka
panjang yang ditawarkan oleh instrument pasar modal.
MANFAATKAN INVESTASI PADA REKSA DANA SAHAM UNTUK MEMPEROLEH IMBAL HASIL OPTIMAL DITENGAH DERASNYA
LIKUIDITAS YANG MASUK KARENA SENTIMEN POSITIF AKAN PEMILU, NAMUN WASPADAI FLUKTUASI TINGGI DENGAN STRATEGI
PORTOFOLIO YANG SEIMBANG
Memilih reksa dana saham dengan strategi diversifikasi yang menyeluruh dan melakukan strategi bottom up akan lebih memberikan hasil
yang optimal dan menjaga fluktuasi portofolio investor.
7 | Market Perspective | April 2014
Portfolio IDR April 2014*
Konsep Portofolio
Pilihan Reksa Dana
Alokasi pada portofolio
Core Portfolio
First State Indoequity Dividend Yield
Shroder 90 Equity Plus
Schroder Dana Istimewa
50%
Growth Portfolio
BNP Paribas Infrastruktur Plus Batavia Dana Saham Optimal
20%
Fixed Income Medium to Long duration
First State Indonesia Bond Fund
FR68 / FR65 / FR71
20%
Fixed Income Short duration
Danareksa Melati Platinum Rupiah
Schroder Dana Andalan 2
FR66 / 63
10%
Portfolio USD April 2014*
Konsep Portofolio
Pilihan Reksa Dana
Alokasi pada portofolio
Core Portfolio
Manulife Greater Indonesia Fund
70%
Fixed Income Long duration
Indon 35/42/43
10%
Fixed Income Medium duration Indon 21/22/23 New
20%
*Subject to disclaimer
DISCLAIMER
Kecuali dinyatakan lain, semua data bersumber dari berita media massa, dan tidak diterbitkan oleh PT Bank Commonwealth (PTBC). PTBC harus dijamin untuk dibebaskan dari tanggung jawab, termasuk tetapi tidak terbatas
pada penuntutan hukum oleh pihak ketiga. PTBC beserta direkturnya, karyawannya dan perwakilannya dalam Lampiran ini selanjutnya bersama-sama disebut sebagai “Grup” “Laporan ini diterbitkan semata-mata untuk
tujuan informasi dan tidak boleh ditafsirkan sebagai suatu ajakan atau penawaran untuk membeli efek atau instrumen keuangan. Laporan ini telah disusun tanpa mempertimbangkan tujuan, situasi keuangan dan kapasitas
untuk menanggung kerugian, pengetahuan, pengalaman atau kebutuhan orang-orang tertentu yang mungkin menerima laporan ini. Tidak ada anggota dari Grup yang melakukan atau harus melakukan penilaian kelayakan atau
penyesuaian laporan untuk penerima laporan ini yang karenanya tidak mendapatkan manfaat dari perlindungan peraturan dalam hal ini. Laporan ini bukan nasihat atau petunjuk. Semua penerima laporan ini harus, sebelum
bertindak atas dasar informasi dalam laporan ini, mempertimbangkan kewajaran/kelayakan dan kesesuaian informasi, dengan memperhatikan tujuan-tujuan mereka sendiri, situasi keuangan dan kebutuhan, dan, jika perlu
mencari profesional yang tepat, memperhatikan kondisi valuta asing atau nasihat keuangan tentang isi laporan ini sebelum membuat keputusan investasi. Kami percaya bahwa informasi dalam laporan ini adalah benar dan
setiap pendapat, kesimpulan atau rekomendasi yang cukup telah diadakan atau dibuat, berdasarkan informasi yang tersedia pada saat kompilasi, tetapi tidak ada pernyataan atau jaminan, baik tersurat maupun tersirat, yang
dibuat atau disediakan untuk akurasi, kehandalan atau kelengkapan setiap pernyataan yang dibuat dalam laporan ini. Setiap pendapat, kesimpulan atau rekomendasi yang ditetapkan dalam laporan ini dapat berubah sewaktuwaktu tanpa pemberitahuan dan mungkin berbeda atau bertentangan dengan, kesimpulan pendapat atau rekomendasi yang diungkapkan oleh Grup di tempat lain. Kami tidak berkewajiban untuk, dan tidak,memberitahukan
perkembangan terkini atau terus mengikuti informasi terkini yang terdapat dalam laporan ini. Grup tidak menerima tanggung jawab untuk setiap kerugian atau kerusakan yang timbul akibat dari penggunaan seluruh atau setiap
bagian dari laporan ini. Setiap penilaian, proyeksi dan prakiraan yang terkandung dalam laporan ini didasarkan pada sejumlah asumsi dan perkiraan dan tunduk pada kontinjensi dan ketidakpastian. Asumsi dan perkiraan yang
berbeda dapat mengakibatkan hasil material yang berbeda pula. Grup tidak mewakili atau menjamin bahwa salah satu proyeksi penilaian atau prakiraan, atau salah satu dasar asumsi atau perkiraan, akan dipenuhi. Kinerja masa
lalu bukan merupakan indikator yang dapat diandalkan untuk kinerja masa depan Grup tidak menjamin kinerja dari produk investasi atau pembayaran kembali modal dengan produk yang didistribusikan oleh PTBC. Investasi
dalam produk ini bukan merupakan simpanan atau kewajiban lainnya dari Grup atau anak perusahaannya dan setiap jenis produk investasi memiliki risiko investasi termasuk hilangnya pendapatan dan modal yang diinvestasikan.
Contoh yang digunakan dalam komunikasi ini hanya untuk ilustrasi. Semua materi yang disajikan dalam laporan ini, kecuali bila ditentukan lain, berada di bawah hak cipta Grup. Tak satu pun dari materi, maupun isinya, maupun
salinannya, dapat diubah dengan cara apapun, ditransmisikan ke, disalin atau didistribusikan kepada pihak lain, tanpa izin tertulis dari perusahaan terkait yang menjadi bagian dalam Grup. Grup, berikut agennya, asosiasinya
dan kliennya memiliki atau telah memiliki posisi panjang atau pendek pada efek atau instrumen keuangan lainnya yang disebut di sini, dan dapat setiap saat melakukan pembelian dan/atau penjualan terhadap kepentingan atau
surat berharga dalam kapasitasnya sebagai prinsipal atau agen, termasuk menjual atau membeli dari klien atas dasar pokok dan dapat terlibat dalam transaksi yang tidak konsisten dengan laporan ini. Silahkan melihat website
kami di www.commbank.co.id untuk informasi lebih lanjut. Jika Anda ingin berbicara dengan seseorang mengenai instrumen keuangan yang dijelaskan dalam laporan ini, silakan hubungi kami hubungi Call Centre kami di 5000
30 atau email kami di [email protected].
www.commbank.co.id
CommBankID
CommBank_ID
Download