PENANGANAN PINK EYE PADA TERNAK KAMBING DI LOKA

advertisement
PENANGANAN PINK EYE PADA TERNAK KAMBING
DI LOKA PENELITIAN KAMBING POTONG SEI PUTIH
Oleh Irwan S.Kh
Dibawah bibingan drh. Anwar
Pinkeye, Kasus ini muncul di loka penelitian kambing potong desa sei putih kecamatan
galang, Medan. Populasi kambing yang terjangkit pink eye berjumlah 3 ekor pada bulan januari
2014. Kambing-kambing tersebut dikandangkan dalam satu kandang dan menunjukkan gejala
klinis diantaranya mata merah pada seluruh bagian mata dan keluar cairan bening (mukosa) yang
keluar dari celah selaput palpebra mata serta terlihatnya adanya katarak (kekeruhan). Setelah
dilakukan pemeriksaan dengan seksama, pada mata domba tersebut tidak didapati benda asing,
maupun parasit mata. Ini menandai domba tersebut diduga menderita penyakit mata pink eye
(mata merah) yang disebabkan mikroorganisme bakteri ataupun virus. “Penyakit pink eye
memang biasa menjangkit pada hewan seperti kambing, yang diserang adalah bagian mata,"
ungkap petugas kandang loka penelitian kambing potong sei putih kecamatan galang, Medan.
Sejarah penyakit Pink eye, Sering disebut juga penyakit bular mata/ radang mata/ katarak, atau
kelabu mata yang sering terjadi pada kambing maupun domba.Pink eye disebut juga penyakit
epidemik, karena ditempat yang telah terinfeksi dapat berjangkit kembali setiap tahunnya.
Penyakit ini sering timbul dengan tiba-tiba terutama pada hewan dalam keadaan lelah. Pink eye
dapat menyerang semua jenis ternak dan semua tingkat umur, tetapi hewan muda lebih peka
dibandingkan dengan hewan tua. Penyebab utama pink eye pada kambing sering dikenal
rickettsia colesiota, namun para ahli masih banyak berbeda pendapat ada yang menyebutkan
penyebabnya bakteri, virus, chlamidia dan juga rickettsia. Pink eye dapat disebabkan oleh
mikroorganisme pathogen, benda asing, trauma dan perubahan iklim. Faktor-faktor yang
mempengaruhi timbulnya infeksi pink eye yaitu lalat, debu, kelembaban, musim, kepadatan
hewan di dalam kandang serta kualitas makanan. Infeksi pink eye lebih banyak berjangkit pada
peralihan musim kemarau dibandingkan dengan musim penghujan. Tetapi pada kasus yang
kronis dapat berlangsung sepanjang tahun. Masa inkubasi penyakit ini biasanya 2-3 hari, kadangkadang lebih panjang, hewan penderita mengalami demam, depresi dan penurunan nafsu makan,
mata mengalami konjunctivitis, kreatitis, kekeruhan kornea dan lakrimasi. Pada kasus yang berat
dapat menimbulkan ulserasi kornea dan kebutaan. Pada kornea mata hewan yang sembuh dari
penyakit ini terdapat jaringan parut.
kasus penyakit pink eye yang terdapat di loka penelitian kambing potong di desa sei putih.
Cara bekerjanya penyakit Pada infeksi akut sekresi mata bersifat purulen, pada bagian bawah
mata selalu basah, photopobia (takut cahaya). Kekeruhan kornea dapat meluas menutupi seluruh
permukaan lensa mata bila diamati terlihat bintik-bintik putih atau keabu-abuan di tengah bola
mata. Apabila membrana nictitan robek, maka bakteri oportunis dapat masuk kedalamnya dan
mengakibatkan terjadinya infeksi pada mata sehingga mengakibatkan kebutaan. Bintik-bintik
putih semakin menebal dan menutupi permukaan kornea, cairan dari mata yang bersifat purulen
saling melekat sehingga bulu mata lengket dan menyebabkan tergangunya penglihatan. Pada
kasus yang kronis cairan mata keluar seperti nanah dan menempel di bawah permukaan mata
sampai ke hidung bahkan mengeras membentuk keropeng. Pada infeksi ringan atau sub akut
terlihat air mata cenderung keluar, kornea keruh dan sedikit pembengkakan pada jaringan
sekitarnya.
Cara diagnosa pink eye dapat dilakukan berdasarkan etiologi, epidemiologi dan berdasarkan
gejala klinis. Pemeriksaan berdasarkan gejala klinis pada penderita pink eye akan menunjukan
gejala seperti mata merah, kelopak mata bengkak dan lakrimasi yang meningkat. Pada kasus
yang akut kornea mata keruh dan terjadinya pengapuran pada kornea mata.
Terapi yang diberikan untuk mengobati ternak yang terinfeksi pinkeye adalah Beberapa jenis
antibiotik yang sering digunakan dalam pengobatan pink eye seperti tetracycline, oxytetracycline
yang diberikan 2-3 kali sehari.
pengobatan penyakit pink eye dengan menggunakan salap mata oxytetracyclin dan dexametasol.
Usaha pencegahan dapat dilakukan dengan mengetahui sumber infeksi dan cara penularannya
sehingga dapat dilakukan usaha pencegahan antara lain :
1. Memusnahkan hewan karier yaitu hewan yang dianggap sebagai sumber infeksi segera
diisolasi dari kawanan ternak
2. Hewan yang terinfeksi segera dikandangkan (isolasi) pada tempat yang gelap, guna untuk
menghindari kontak dengan hewan yang sehat baik secara langsung atau tidak langsung
seperti dinding kandang, air minum tempat pengembalaan dengan demikian dapat terhindar
dari lalat yang merupakan vektor dari jasad renik tersebut.
3. Sanitasi yaitu dengan menjaga kebersihan kandang serta lingkungan yang bersih serta
terbebas dari genangan air.
4. Mengurangi jumlah hewan di dalam kandang. Akibat terlalu padat hewan didalam kandang
dapat menyebabkan kontaminasi sesama.
5. Pemberian makanan yang cukup mengandung vitamin A atau padang pengembalaan yang
baik sehingga dapat terhindar timbulnya infeksi.
Berdasarkan uraian diatas maka dapat diambil kesimpulan antara lain :
1. Penyakit Pink eye merupakan salah satu penyakit yang cepat menular kepada hewan yang
lain.
2. Hewan yang menderita penyakit Pink eye dapat bersifat karier.
3. Pada kasus yang kronis kalau tidak diobati dapat terjadi kebutaan.
4. Pink eye dapat menyebabkan kerugian ekonomi bagi peternak seperti penurunan berat badan,
dan penurunan produksi.
5. Kesukaran dalam penanggulangan pink eye yang disebabkan oleh banyaknya faktor
predisposisi dan agent penyebab.
6. Tindakan pencegahan yaitu dengan cara menyingkirkan hewan karier serta menjaga kualitas
makanan.
Download