BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Istilah kanker

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Istilah kanker berasal dari bahasa latin yang artinya adalah kepiting. Penyakit keganasan,
kanker, diibaratkan seperti capit-capit lengan kepiting oleh seorang Hippocrates, yang
mengamati bahwa penyakit kanker dapat menyebar didalam tubuh dan biasanya berakhir
pada kematian.
Apakah sel kanker itu? Secara umum sel kanker didefinisikan sebagai sel yang tidak
normal, yang tumbuh serta berkembang biak secara cepat dan tidak terkendali. Sel kanker
tidak perduli dengan keterbatasan zat makanan, ruang dan fakta kalau mereka harus
berbagi dengan sel-sel normal yang ada disekitarnya. Lebih jauh dari itu, mereka
mengabaikan perintah untuk berhenti berbiak oleh tubuh yang bersangkutan.
Sel tubuh yang normal juga tumbuh, membelah diri dan pada saat tertentu mereka
akan mati. Akan tetapi pada sel kanker, mereka terus tumbuh, memperbanyak diri dan
berusaha menghindari kematiannya (apoptsis), lebih buruknya lagi kecepatan
pertumbuhan sel kanker jauh melebihi sel-sel yang normal.
Secara garis besar kanker dibagi menjadi dua kelompok, kanker jinak dan kanker
ganas. Kanker jinak (benign) memiliki kecenderungan untuk tumbuh lebih lambat dari
kanker ganas dan mereka tidak menyebar keorgan lain didalam tubuh. Sedangkan kanker
ganas (malignant) memiliki pertumbuhan sel yang sangat cepat, dapat menginvasi serta
menghancurkan jaringan disekitarnya dan pada fase tertentu akan menyebar ke organorgan lain didalam tubuh.
Pertanyaannya adalah, bagaimana sel kanker ini dapat tumbuh dan berjalan lebih
cepat dari sel normal, yang pada akhirnya mereka akan mencari pembuluh- darah atau
-lymph untuk selanjutnya menyebar ke organ tertentu didalam tubuh (metastasis).
Ada tiga tipe gen yang bertanggung jawab atas proses seperti yang tersebut diatas,
yaitu: gen-gen yang jahat (oncogenes), gen-gen yang baik (tumor suppressor genes) dan
gen-gen yang berfungsi memperbaiki gen lain yang rusak (mismatch-repair genes). o Di
dunia, 12 persen seluruh kematian disebabkan oleh kanker dan pembunuh nomor 2
setelah penyakit kardiovaskular. WHO dan Bank Dunia memperkirakan setiap tahun, 12
juta orang di seluruh dunia menderita kanker dan 7,6 juta di antaranya meninggal dunia.
1
Jika tidak dikendalikan, diperkirakan 26 juta orang akan menderita kanker dan 17 juta
meninggal karena kanker pada tahun 2030. Ironisnya, kejadian ini akan terjadi lebih cepat di
negara miskin dan berkembang.
dr. Tjandra mengatakan ada beberapa faktor yang menyebabkan tingginya angka kanker di
Indonesia yaitu:

Merokok 23,7 persen

Obesitas pada penduduk usia di atas 15 tahun yakni pria 13,9 persen dan pada
perempuan 23,8 persen.

Kurang konsumsi buah dan sayur 93,6 persen

Konsumsi makanan diawetkan 6,3 persen

Makanan berlemak 12,8 persen

Makanan dengan penyedap 77,8 persen

Kurang aktivitas fisik sebesar 48,2 persen.
Agar jumlah penderita kanker tidak terus bertambah perlu dilakukan pencegahan seperti:

Tidak merokok dan tidak mengonsumsi minuman beralkohol.

Menghindari paparan sinar ultraviolet berlebih

Mencegah obesitas dengan diet sehat (mengkonsumsi buah dan sayur 5 porsi sehari)

Melakukan ktivitas fisik (gerak badan) 30 menit sehari.

Melakukan deteksi dini secara berkala di fasilitas-fasilitas kesehatan.
“Upaya-upaya ini perlu dipromosikan secara terus menerus untuk menekan angka penderita
kanker,” kata Prof. Tjandra.
2
Berdasarkan data Riskesdas, 2007, menurut Prof. Tjandra Yoga, di Indonesia rasio
tumor atau kanker adalah 4,3 per 1000 penduduk. Kanker merupakan penyebab kematian
nomor 7 (5,7%) setelah stroke, TB, hipertensi, cedera, perinatal dan Diabetes Melitus.
Sedangkan berdasarkan data Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) tahun 2007, kanker
payudara menempati urutan pertama pada pasien rawat inap di seluruh RS di Indonesia
(16,85%), disusul kanker leher rahim (11,78%).
Kanker tertinggi yang diderita wanita Indonesia adalah kanker payudara dengan
angka kejadian 26 per 100.000 perempuan, disusul kanker leher rahim dengan 16 per 100.000
perempuan.
“Para ahli memperkirakan 40% kanker dapat dicegah dengan mengurangi dan
menghindari faktor risiko kanker,” ujar Prof. Tjandra Yoga.
Sejak tahun 2007, proyek percontohan pengendalian kanker leher rahim dan payudara melaui
deteksi dini telah dikembangkan. Pada tahun 2010, program pengendalian kanker paru
menjadi salah satu program yang akan dikembangkan.
Pengendalian kanker paru dilaksanakan melalui pencegahan primer (promosi dan
edukasi), sekunder (penemuan dini dan pengobatan segera), dan tersier (perawatan paliatif).
“Pengendalian yang paling efektif dan efisien adalah dengan pencegahan primer, yaitu
menerapkan gaya hidup sehat,” jelas Prof. Tjandra.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Menjelaskan macam-macam kanker yang bermetastase ke paru-paru.
1.3 TUJUAN
Diharapkan agar mahasiswa/mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Islam Al-Azhar
Mataram dapat memahami tentang Metastase Kanker ke Paru-paru sehingga tidak
mengalami kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran mata perkuliahan yang
lainnya yang lebih spesifik.
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
DEFINISI
Penyakit Kanker Paru-paru tergolong dalam penyakit kanker yang mematikan, baik
bagi pria maupun wanita. Dibandingkan dengan jenis penyakit kanker lainnya, seperti kanker
prostat, kanker usus, dan kanker payudara, penyakit kanker paru-paru dewasa ini cenderung
lebih cepat meningkat perkembangannya.
Penyakit kanker paru-paru adalah sebuah bentuk perkembangan sell yang sangat cepat
(abnormal) didalam jaringan paru yang disebabkan oleh perubahan bentuk jaringan sell atau
ekspansi dari sell itu sendiri. Jika dibiarkan pertumbuhan yang abnormal ini dapat menyebar
ke organ lain, baik yang dekat dengan paru maupun yang jauh misalnya tulang, hati, atau
otak.
Penyakit kanker paru-paru lebih banyak disebabkan oleh merokok (87%), sedangkan
sisanya disebabkan oleh zat asbes, radiasi, arsen, kromat, nikel, klorometil eter, gas mustard
dan pancaran oven arang bisa menyebabkan kanker paru-paru, meskipun biasanya hanya
terjadi pada pekerja yang juga merokok.
2.2
KLASIFIKASI
Klasifikasi Penyakit Kanker Paru-Paru
4
Ada pengklasifikasian dari penyakit kanker paru-paru, Ini dilihat dari tingkat penyebarannya
baik dijaringan paru itu sendiri maupun terhadap organ tubuh lainnya. Namun pada dasarnya
penyakit kanker paru-paru terbagi dalam dua kriteria berdasarkan level penyebarannya:
1.
Kanker paru-paru primer
Memiliki 2 type utama, yaitu Small cell lung cancer (SCLC) dan Non-small cell lung
cancer (NSCLC). SCLC adalah jenis sell yang kecil-kecil (banyak) dimana memiliki
daya pertumbuhan yang sangat cepat hingga membesar. Biasanya disebut “oat cell
carcinomas” (karsinoma sel gandum). Type ini sangat erat kaitannya dengan perokok,
Penanganan cukup berespon baik melalui tindakan chemotherapy and radiation therapy.
Sedangkan NSCLC adalah merupakan pertumbuhan sell tunggal, tetapi seringkali
menyerang lebih dari satu daerah di paru-paru. Misalnya Adenoma, Hamartoma
kondromatous dan Sarkoma.
2.
Kanker paru sekunder
Merupakan penyakit kanker paru yang timbul sebagai dampak penyebaran kanker dari
bagian organ tubuh lainnya, yang paling sering adalah kanker payudara dan kanker usus
(perut). Kanker menyebar melalui darah, sistem limpa atau karena kedekatan organ.
Ada beberapa jenis kanker paru, yang merupakan penyebaran sel kanker dari
organ tubuh yang lain, termasuk kanker payudara dan kanker usus. Cara pengobatan
kanker sangat bergantung dari asal mula sel kanker berkembang. Jika misalnya sel
kanker berkembang dari sel payudara yang kemudian menyebar ke paru-paru,
walaupun kemudian ditemukan dan berkembang di paru-paru, itu bukan sel kanker
paru, tetapi sel kanker payudara, yang hanya akan merespon obat-obatan untuk kanker
payudara. Demikian pula jika sel kanker bermula dari sel-sel usus yang bermutasi
menjadi ganas dan menyebar ke paru-paru.
Biopsy (pengambilan sampel jaringan) menjadi syarat mutlak untuk mengetahui
jenis kanker yang sedang berkembang. Bila nanti ditemukan adanya kanker di paru,
perjalanan akan masih sangat panjang, karena harus ada evaluasi ke seluruh tubuh,
untuk menentukan apakah kanker yang ditemukan berasal dari sel-sel paru atau kanker
yang menyebar dari tempat lain.
2.3
JENIS KANKER YANG BERMETASTASE KE PARU
2.3.1 METASTASE KANKER PAYUDARA
5
Kanker adalah suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan
mekanisme normalnya, sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal, cepat
dan tidak terkendali.
Selain itu, kanker payudara (Carcinoma mammae) didefinisikan sebagai suatu
penyakit neoplasma yang ganas yang berasal dari parenchyma. Penyakit ini oleh Word
Health Organization (WHO) dimasukkan ke dalam International Classification of
Diseases (ICD) dengan kode nomor 17
Bila pada suatu tempat di badan kita terdapat pertumbuhan sel-sel yang
berlebihan, maka akan terjadi suatu benjolan atau tumor. Tumor ini dapat bersifat jinak
maupun ganas. Tumor yang ganas inilah yang disebut dengan kanker. Tumor ganas
mempunyai sifat yang khas, yaitu dapat menyebar luas ke bagian lain di seluruh tubuh
untuk berkembang menjadi tumor yang baru. Penyebaran ini disebut metastase. Kanker
mempunyai karakteristik yang berbeda-beda. Ada yang tumbuh secara cepat, ada yang
tumbuh tidak terlalu cepat, seperti kanker payudara.
Sel kanker payudara yang pertama dapat tumbuh menjadi tumor sebesar 1 cm
pada waktu 8-12 tahun. Sel kanker tersebut diam pada kelenjar payudara. Sel-sel
kanker payudara ini dapat menyebar melalui aliran darah ke seluruh tubuh. Kapan
penyebaran itu berlangsung, kita tidak tahu. Sel kanker payudara dapat bersembunyi di
dalam tubuh kita selama bertahun-tahun tanpa kita ketahui, dan tiba-tiba aktif menjadi
tumor ganas atau kanker.
Perkembangan kanker
Stadium I (stadium dini)
Besarnya tumor tidak lebih dari 2 – 2,25 cm, dan tidak terdapat penyebaran (metastase)
pada kelenjar getah bening ketiak. Pada stadium I ini, kemungkinan penyembuhan
secara sempurna adalah 70 %. Untuk memeriksa ada atau tidak metastase ke bagian
tubuh yang lain, harus diperiksa di laboratorium.
Stadium II
6
Tumor sudah lebih besar dari 2,25 cm dan sudah terjadi metastase pada kelenjar getah
bening di ketiak. Pada stadium ini, kemungkinan untuk sembuh hanya 30 – 40 %
tergantung dari luasnya penyebaran sel kanker. Pada stadium I dan II biasanya
dilakukan operasi untuk mengangkat sel-sel kanker yang ada pada seluruh bagian
penyebaran, dan setelah operasi dilakukan penyinaran untuk memastikan tidak ada lagi
sel-sel kanker yang tertinggal.
Stadium III
Tumor sudah cukup besar, sel kanker telah menyebar ke seluruh tubuh, dan
kemungkinan untuk sembuh tinggal sedikit. Pengobatan payudara sudah tidak ada
artinya lagi. Biasanya pengobatan hanya dilakukan penyinaran dan chemotherapie
(pemberian obat yang dapat membunuh sel kanker). Kadang-kadang juga dilakukan
operasi untuk mengangkat bagian payudara yang sudah parah. Usaha ini hanya untuk
menghambat proses perkembangan sel kanker dalam tubuh serta untuk meringankan
penderitaan penderita semaksimal mungkin.
Stadium IV
Sel-sel kanker sudah mulai menyerang bagian tubuh lainnya, seperti tulang, paruparu, hati, otak, kulit, kelenjar limfa yang ada di dalam batang leher. Tindakan yang
harus dilakukan adalah pengangkatan payudara (Ronald, 2008).
Penatalaksanaan kanker payudara :
o Pencegahan awal
Perlu untuk diketahui, bahwa 9 di antara 10 wanita menemukan adanya benjolan di
payudaranya. Untuk pencegahan awal, dapat dilakukan sendiri. Sebaiknya
7
pemeriksaan dilakukan sehabis selesai masa menstruasi. Sebelum menstruasi,
payudara agak membengkak sehingga menyulitkan pemeriksaan.
Cara pemeriksaan adalah sebagai berikut :
Berdirilah di depan cermin dan perhatikan apakah ada kelainan pada payudara.
Biasanya kedua payudara tidak sama, putingnya juga tidak terletak pada ketinggian
yang sama. Perhatikan apakah terdapat keriput, lekukan, atau puting susu tertarik ke
dalam. Bila terdapat kelainan itu atau keluar cairan atau darah dari puting susu,
segeralah pergi ke dokter.
Letakkan kedua lengan di atas kepala dan perhatikan kembali kedua payudara.
Bungkukkan badan hingga payudara tergantung ke bawah, dan periksa lagi.
Berbaringlah di tempat tidur dan letakkan tangan kiri di belakang kepala, dan sebuah
bantal di bawah bahu kiri. Rabalah payudara kiri dengan telapak jari-jari kanan.
Periksalah apakah ada benjolan pada payudara. Kemudian periksa juga apakah ada
benjolan atau pembengkakan pada ketiak kiri.
Periksa dan rabalah puting susu dan sekitarnya. Pada umumnya kelenjar susu
bila diraba dengan telapak jari-jari tangan akan terasa kenyal dan mudah digerakkan.
Bila ada tumor, maka akan terasa keras dan tidak dapat digerakkan (tidak dapat
dipindahkan dari tempatnya). Bila terasa ada sebuah benjolan sebesar 1 cm atau lebih,
segeralah pergi ke dokter. Makin dini penanganan, semakin besar kemungkinan untuk
sembuh secara sempurna. Lakukan hal yang sama untuk payudara dan ketiak kanan.
o Pengobatan lanjut
Bila ditemukan adanya benjolan, biasanya dokter akan menyarankan untuk
dilakukan pemeriksaan mammografie. Mammografie adalah pemeriksaan payudara
dengan alat rontgen dan merupakan suatu cara pemeriksaan yang sederhana, tidak
sakit, dan hanya memakan waktu 5 – 10 menit saja. Saat terbaik untuk menjalani
pemeriksaan mammografie adalah seminggu setelah selesai menstruasi. Caranya
adalah meletakkan payudara secara bergantian antara 2 lembar alas, kemudian dibuat
foto rontgen dari atas ke bawah, kemudian dari kiri ke kanan. Hasil foto ini akan
8
diperiksa oleh dokter ahli radiologi. Sebuah benjolan sebesar 0,25 cm sudah dapat
terlihat pada mammogram.
Cara lainnya adalah dengan operasi kecil untuk mengambil contoh jaringan
(biopsi) dari benjolan itu, kemudian diperiksa di bawah mikroskop laboratorium
patologi anatomi. Bila diketahui dan dipastikan bahwa benjolan itu adalah kanker,
maka payudara harus diangkat seluruhnya untuk menghindari penyebaran ke bagian
tubuh yang lain.
o Mastektomi
Mastektomi adalah operasi pengangkatan payudara. Ada 3 jenis mastektomi (Hirshaut
& Pressman, 1992):
 Modified Radical Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara,
jaringan payudara di tulang dada, tulang selangka dan tulang iga, serta
benjolan di sekitar ketiak.
 Total (Simple) Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara
saja, tetapi bukan kelenjar di ketiak.
 Radical Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan sebagian dari payudara.
Biasanya disebut lumpectomy, yaitu pengangkatan hanya pada jaringan yang
mengandung sel kanker, bukan seluruh payudara. Operasi ini selalu diikuti
dengan pemberian radioterapi. Biasanya lumpectomy direkomendasikan pada
pasien yang besar tumornya kurang dari 2 cm dan letaknya di pinggir
payudara.
o Radiasi
Penyinaran/radiasi adalah proses penyinaran pada daerah yang terkena kanker dengan
menggunakan sinar X dan sinar gamma yang bertujuan membunuh sel kanker yang
masih tersisa di payudara setelah operasi (Denton, 1996). Efek pengobatan
ini tubuh menjadi lemah, nafsu makan berkurang, warna kulit di sekitar payudara
menjadi hitam, serta Hb dan leukosit cenderung menurun sebagai akibat dari radiasi.
o Kemoterapi
9
Kemoterapi adalah proses pemberian obat-obatan anti kanker atau sitokina dalam
bentuk pil cair atau kapsul atau melalui infus yang bertujuan membunuh sel kanker
melalui mekanisme kemotaksis. Tidak hanya sel kanker pada payudara, tapi juga di
seluruh tubuh (Denton, 1996). Efek dari kemoterapi adalah pasien mengalami mual
dan muntah serta rambut rontok karena pengaruh obat-obatan yang diberikan pada
saat kemoterapi.
2.3.2
KANKER USUS
Kanker kolon dan rektum adalah kanker yang menyerang usus besar dan rektum.
Penyakit ini adalah kanker peringkat 2 yang mematikan. Usus besar adalah bagian
dari sistem pencernaan. Sebagaimana kita ketahui sistem pencernaan dimulai dari
mulut, lalu kerongkongan (esofagus), lambung, usus halus (duodenum, yeyunum,
ileum), usus besar (kolon), rektum dan berakhir di dubur. Usus besar terdiri dari kolon
dan rektum. Kolon atau usus besar adalah bagian usus sesudah usus halus, terdiri dari
kolon sebelah kanan (kolon asenden), kolon sebelah tengah atas (kolon transversum)
dan kolon sebelah kiri (kolon desenden). Setelah kolon, barulah rektum yang
merupakan saluran diatas dubur. Bagian kolon yang berhubungan dengan usus halus
disebut caecum, sedangkan bagian kolon yang berhubungan dengan rektum disebut
kolon sigmoid.
Kanker kolon sebagaimana sifat kanker lainnya, memiliki sifat dapat tumbuh
dengan relatif cepat, dapat menyusup atau mengakar (infiltrasi) ke jaringan
disekitarnya serta merusaknya, dapat menyebar jauh melalui kelenjar getah bening
maupun pembuluh darah ke organ yang jauh dari tempat asalnya tumbuh, seperti ke
lever, paru-paru, yang pada akhirnya dapat menyebabkan kematian bila tidak
ditangani dengan baik.
10
Stadium Kanker Kolon :
Terdapat beberapa macam klasifikasi staging pada kanker kolon, ada klasifikasi TNM,
klasifikasi Dukes, namun yang akan saya jabarkan klasifikasinya adalah sebagai
berikut (mirip dengan klasifikasi Dukes) :
Stadium 1 : Kanker terjadi di dalam dinding kolon
Stadium
2
:
Kanker
telah
menyebar
hingga
ke
lapisan
otot
kolon
Stadium 3 : Kanker telah menyebar ke kelenjar-kelenjar limfa
Stadium 4 : Kanker telah menyebar ke organ-organ lain termasuk ke organ paru-paru.
11
Penatalaksanaan Kanker Usus :
Bila sudah pasti karsinima kolon, maka kemungkinan pengobatan adalah sebagai
berikut :
1. Pembedahan (Operasi)
Operasi adalah penangan yang paling efektif dan cepat untuk tumor yang diketahui
lebih awal dan masih belum metastatis, tetapi tidak menjamin semua sel kanker telah
terbuang. Oleh sebab itu dokter bedah biasanya juga menghilangkan sebagian besar
jaringan sehat yang mengelilingi sekitar kanker.
2. Penyinaran (Radioterapi)
Terapi radiasi memakai sinar gelombang partikel berenergi tinggi misalnya sinar X,
atau sinar gamma, difokuskan untuk merusak daerah yang ditumbuhi tumor, merusak
genetic sehingga membunuh kanker. Terapi radiasi merusak sel-sel yang pembelahan
dirinya cepat, antara alin sel kanker, sel kulit, sel dinding lambung & usus, sel darah.
Kerusakan sel tubuh menyebabkan lemas, perubahan kulit dan kehilangan nafsu
makan.
3. kemotherapy
Chemotherapy memakai obat antikanker yang kuat , dapat masuk ke dalam sirkulasi
darah, sehingga sangat bagus untuk kanker yang telah menyebar. Obat chemotherapy
ini ada kira-kira 50 jenis. Biasanya di injeksi atau dimakan, pada umumnya lebih dari
12
satu macam obat, karena digabungkan akan memberikan efek yang lebih bagus (FKUI,
2001 : 211).
2.3.3
KONSEP METASTASIS
Konsep dasar dari langkah-langkah terjadinya metastasis yang dianut sekarang
ini, pertama adalah proses terlepasnya sel-sel tumor dari kelompoknya (detachment)
dan kemudian sel-sel ini akan melengket pada membrana basalis pembuluh darah,
kemudian sel ini akan mengeluarkan enzim yang menyebabkan lisisnya membrana
basalis pembuluh darah. Sel kanker tersebut kemudian masuk ke dalam pembuluh
darah melalui defek yang terjadi tadi. Walaupun sel tersebut telah masuk pembuluh
darah, dan beredar dalam aliran darah, hal ini belum menjamin terjadinya metastasis
yang berhasil, karena tidak jarang banyak sel kanker dalam sirkulasi, namun tidak
terjadi metastasis. Selain itu, tampaknya ada ada kanker tertentu yang lebih cenderung
(preference site) ke organ tertentu untuk metastasis, misalnya Carcinoma Thyroidea
Follikulare senang metastasis ke tulang.
Meskipun route metastasis telah diketahui, tetapi proses yang terjadi dalam
route itu masih banyak yang belum dipahami. Sel normal melekatkan diri dengan sel
lainnya melalui suatu molekul, yaitu cadherin yang merupakan glicoprotein. Dengan
adanya epithelial cadherin (E-cadherin) maka sel epithel menjadi satu jaringan. Pada
adenokarsionoma kolon dan kanker payudara terjadi penurunan expressi epithelial
cadherin. Diduga dengan menurunnya epithelial cadherin, maka terjadi peregangan
antar sel tumor primer, yang pada gilirannya dapat melepaskan diri dan menyebar ke
jaringan sekitarnya.
Agar sel tumor dapat menembus extra cellular matrix (ECM) yang berada di
sekitar sel tumor, maka sel tumor harus melekat pada ECM. Hal ini dimungkinkan
karena sel tumor mempunyai reseptor terhadap laminin dan fibronektin yang
merupakan komponen dari ECM. Sel epithel normal mengexpresikan reseptor
dengan affinitas tinggi terhadap laminin pada membrana basalis, akan tetapi sel
kanker mempunyai reseptor yang lebih banyak lagi yang terdistribusi pada membran
sel. Karena itu nampaknya derajat invasi tumor berkorelasi dengan jumlah reseptor
13
laminin pada membran sel. Reseptor terhadap komponen ECM banyak ditemukan
pada karsinoma kolon dan payudara yang memang sering metastasis.
Selain reseptor laminin sel tumor juga mengexpresikan integrin yang
berfungsi sebagai reseptor untuk komponen lain pada ECM yaitu fibronektin,
kollagen dan vitronektin. Sebagaimana halnya dengan reseptor laminin, tampak
terdapat juga korelasi antara expressi integrin alpha4beta1 (VLA-4) dengan
kemampuan metastasis sel melanoma, namun demikian nampaknya hal ini tidak
bersifat umum, karena ada juga melanoma yang kurang mengandung melanin tetapi
mampu mengadakan metastasis, sehingga diduga mungkin terdapat jalur lain sel
tumor untuk melekatkan diri dengan ECM.
Setelah sel tumor melekat pada ECM, maka sel tumor harus menciptakan jalan untuk
migrasi. Sel-sel tumor harus menghancurkan ECM dengan mengeluarkan enzym
proteolitik dan merangsang sel fibroblast dan sel-sel makrophage untuk memproduksi
enzym protease, yang sampai saat ini dikenal tiga enzym protease yaitu serine,
cysteine dan metalloprotease. Salah satu metalloprotease adalah kollagenase tipe IV
yang mampu memotong kollagen tipe IV pada membran basalis pembuluh darah dan
sel epithelial.
Beberapa Carcinoma yang sangat invasif ternyata mengandung kollagenase
tipe IV yang sangat tinggi, sedang adenoma atau carcinoma in situ mengandung
kolagenase tipe IV yang rendah. Walaupun sel-sel kanker mengeluarkan enzim untuk
menghancurkan
ECM,
sel
stroma
juga
mengeluarkan
antiprotease
untuk
menghancurkan enzim tersebut. berbagai penelitian juga mengindikasikan bahwa sel
kanker berusaha juga untuk menghambatdampak dari anti protease yang dihasilkan
sel stroma.
2.3.4
DIAGNOSIS KANKER PARU
Jika seseorang (terutama perokok) mengalami batuk yang menetap atau semakin
memburuk atau gejala paru-paru lainnya, maka terdapat kemungkinan terjadinya
kanker paru-paru.
14
Kadang petunjuk awalnya berupa ditemukannya bayangan pada rontgen dada
dari seseorang yang tidak menunjukkan gejala. Rontgen dada bisa menemukan
sebagian besar tumor paru-paru, meskipun tidak semua bayangan yang terlihat
merupakan kanker.
Biasanya dilakukan pemeriksaan mikroskopik dari contoh jaringan, yang
kadang berasal dari dahak penderita (sitologi dahak). Untuk mendapatkan jaringan
yang diperlukan, dilakukan bronkoskopi.
CT scan bisa menunjukkan bayangan kecil yang tidak tampak pada foto
rontgen dada dan bisa menunjukkan adanya pembesaran kelenjar getah bening.
Untuk mengetahui adanya penyebaran ke hati, kelenjar adrenal atau otak, dilakukan
CT scan perut dan otak.
Penyebaran ke tulang bisa dilihat melalui skening tulang. Kadang dilakukan biopsi
sumsum tulang, karena karsinoma sel kecil cenderung menyebar ke sumsum tulang
15
2.3.5
PENATALAKSANAAN KANKER PARU
Pengobatan kanker paru-paru biasanya mempertimbangkan aspek riwayat pasien,
stadium kanker, serta kondisi kesehatan umum pasien. Berikut ini akan dijelaskan
beberapa pengobatan yang umumnya dilakukan pada penderita kanker paru-paru.
o Pembedahan untuk Kanker Paru
Pembedahan dalam kanker paru-paru adalah tindakan pengangkatan jaringan tumor
dan kelenjar getah bening di sekitarnya. Tindakan pembedahan biasanya dilakukan
untuk kanker yang belum menyebar hingga ke jaringan lain di luar paru-paru.
Pembedahan biasanya hanya merupakan salah satu pilihan tindakan pengobatan pada
NSCLC dan dibatasi pada satu bagian paru-paru hingga stadium IIIA.
Beberapa jenis pembedahan yang mungkin digunakan untuk mengobati NSCLC,
antara lain:
- Pneumonectomy: seluruh paru-paru (kiri atau kanan) diangkat pada operasi ini
- Lobektomi: lobus paru-paru diangkat dalam operasi ini
- Segmentectomy atau reseksi baji: bagian dari suatu lobus diangkat dalam operasi ini
Ilustrasi
pembedahan
paru-paru
(ada
3
ilustrasi)
16
Tindakan pembedahan memiliki angka kegagalan (death rate) sekitar 4,4% yang
tergantung juga pada fungsi paru-paru pasien dan risiko lainnya.
Kadang pada kasus kanker paru stadium lanjut dimana banyaknya cairan
terkumpul pada rongga dada (pleural effusion), dokter perlu membuat suatu lubang
kecil pada dada untuk mengeluarkan cairan. Efek samping pembedahan yang
mungkin timbul sesudah operasi, antara lain bronchitis kronis (terutama pada mantan
perokok aktif).
Sebelum pembedahan, dilakukan tes fungsi paru-paru untuk menentukan
apakah paru-paru yang tersisa masih bisa menjalankan fungsinya dengan baik atau
tidak. Jika hasilnya jelek, maka tidak mungkin dilakukan pembedahan.
Pembedahan tidak perlu dilakukan jika:
- kanker telah menyebar keluar paru-paru
- kanker terlalu dekat dengan trakea
- penderita memiliki keadaan yang serus (misalnya penyakit jantung atau penyakit
paru-paru yang berat).
o Radioterapi untuk Kanker Paru
Radiasi kadang-kadang digunakan sebagai pengobatan utama kanker paru-paru.
Mungkin digunakan untuk orang yang tidak cukup sehat untuk menjalani operasi.
17
Untuk pasien kanker lainnya, radiasi dilakukan untuk mengecilkan kankernya
(dilakukan sebelum operasi).
Pada kasus kanker stadium lanjut, radiasi juga dapat digunakan untuk
meredakan gejala seperti nyeri, perdarahan, dan kesulitan menelan. Seringkali
dilakukan terapi Fotodinamik (PDT) untuk mengobati kanker paru-paru yang dapat
dioperasi. Dan berpotensi untuk mengobati tumor yang tersembunyi dan tidak terlihat
pada pemeriksaan X—ray dada.
Efek samping radiasi, termasuk diantaranya: problem kulit, mual, muntah, dan
kelelahan. Radiasi pada dada dapat juga menyebabkan kerusakan paru-paru dan
kesulitan bernapas atau menelan.
Efek samping dari terapi radiasi pada (kanker paru yang telah menyebar ke)
otak biasanya menjadi serius setelah1 atau 2 tahun pengobatan, yang mencakup:
kehilangan memori, sakit kepala, masalah dengan pemikiran, dan kurang gairah
seksual.
o Kemoterapi untuk Kanker Paru
Penderita SCLC terutama diobati dengan kemoterapi dan radiasi karena tindakan
pembedahan biasanya tidak berpengaruh besar terhadap survival (kelangsungan
hidup). Kemoterapi primer biasanya juga diberikan pada kasus NSCLC yang sudah
bermetastasis (menyebar).
Penggunaan kombinasi obat-obatan kemoterapi pada jenis tumor yang
diderita. Pada penderita NSCLC biasanya diobati dengan cisplatin atau carboplatin
yang dikombinasikan dengan gemcitabine, paclitaxel, docetaxel, etoposide, atau
vinorelbine. Sedangkan pada penderita SCLC, sering digunakan obat cisplatin dan
etoposide. Ataupun dikombinasikan dengan carboplatin, gemcitabine, paclitaxel,
vinorelbine, topotecan, dan irinotecan juga digunakan.
o Target Terapi
18
Penerapan target terapi biasa dilakukan untuk pengobatan kanker paru-paru pada
stadium 3 dan 4 yang tidak berespons pengobatan lain. Ada dua macam targeted
therapy yang paling umum digunakan, yaitu.
- Erlotinib (Tarceva®)
Sel-sel kanker ditutupi oleh protein yang disebut EGFR (Epidermal Growth Factor
Receptor) yang membantu sel-sel kanker untuk membelah. Tarceva bekerja dengan
tidak mengizinkan EGFR untuk menginstruksikan sel-sel kanker untuk tumbuh.
Tarceva dapat diberikan pada pasien NSCLC untuk memperpanjang harapan
hidupnya.
Tarceva bekerja lebih baik pada pasien bukan perokok atau wanita usia lebih
muda (sebelum menopause). Dan mudah dikonsumsi setiap hari karena berbentuk pil.
- Bevacizumab (Avastin®)
Bevacizumad merupakan antibodi yang ditujukan untuk melawan protein untuk
membantu sel tumor membentuk pembuluh darah baru. Obat ini mampu
memperpanjang kelangsungan hidup pasien NSCLC stadium lanjut, dan biasanya
diberikan sebagai kombinasi dengan kemoterapi kombinasi carboplatin & paclitaxel.
Bevacizumab biasa diberikan melalui intravena infus dan umumnya memiliki efek
samping berupa perdarahan pada paru-paru.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
19
Penyakit Kanker Paru-paru tergolong dalam penyakit kanker yang mematikan, baik bagi
pria maupun wanita. Dibandingkan dengan jenis penyakit kanker lainnya, seperti kanker
prostat, kanker usus, dan kanker payudara, penyakit kanker paru-paru dewasa ini cenderung
lebih cepat meningkat perkembangannya.
Penyakit kanker paru-paru adalah sebuah bentuk perkembangan sell yang sangat cepat
(abnormal) didalam jaringan paru yang disebabkan oleh perubahan bentuk jaringan sell atau
ekspansi dari sell itu sendiri. Jika dibiarkan pertumbuhan yang abnormal ini dapat menyebar
ke organ lain, baik yang dekat dengan paru maupun yang jauh misalnya tulang, hati, atau
otak.
Klasifikasi Penyakit Kanker Paru-Paru
Ada pengklasifikasian dari penyakit kanker paru-paru, Ini dilihat dari tingkat penyebarannya
baik dijaringan paru itu sendiri maupun terhadap organ tubuh lainnya. Namun pada dasarnya
penyakit kanker paru-paru terbagi dalam dua kriteria berdasarkan level penyebarannya:
1. Kanker paru-paru primer
Memiliki 2 type utama, yaitu Small cell lung cancer (SCLC) dan Non-small cell lung cancer
(NSCLC). SCLC adalah jenis sell yang kecil-kecil (banyak) dimana memiliki daya
pertumbuhan yang sangat cepat hingga membesar. Biasanya disebut “oat cell carcinomas”
(karsinoma sel gandum).
1. Kanker paru sekunder
Merupakan penyakit kanker paru yang timbul sebagai dampak penyebaran kanker dari bagian
organ tubuh lainnya, yang paling sering adalah kanker payudara dan kanker usus (perut).
Kanker menyebar melalui darah, sistem limpa atau karena kedekatan organ.
Ada beberapa jenis kanker paru, yang merupakan penyebaran sel kanker dari organ tubuh
yang lain, termasuk kanker payudara dan kanker usus.
PENATALAKSANAAN KANKER PARU
o Pembedahan untuk Kanker Paru
Pembedahan dalam kanker paru-paru adalah tindakan pengangkatan jaringan tumor dan kelenjar getah
bening di sekitarnya.
Beberapa jenis pembedahan yang mungkin digunakan untuk mengobati NSCLC,
antara lain:
20
- Pneumonectomy: seluruh paru-paru (kiri atau kanan) diangkat pada operasi ini
- Lobektomi: lobus paru-paru diangkat dalam operasi ini
- Segmentectomy atau reseksi baji: bagian dari suatu lobus diangkat dalam operasi ini
o Radioterapi untuk Kanker Paru
Radiasi kadang-kadang digunakan sebagai pengobatan utama kanker paru-paru. Mungkin
digunakan untuk orang yang tidak cukup sehat untuk menjalani operasi. Untuk pasien kanker
lainnya, radiasi dilakukan untuk mengecilkan kankernya (dilakukan sebelum operasi).
o Kemoterapi untuk Kanker Paru
Penderita SCLC terutama diobati dengan kemoterapi dan radiasi karena tindakan
pembedahan biasanya tidak berpengaruh besar terhadap survival (kelangsungan hidup).
Kemoterapi primer biasanya juga diberikan pada kasus NSCLC yang sudah bermetastasis
(menyebar).
o Pengobatan
- Erlotinib (Tarceva®)
- Bevacizumab (Avastin®)
21
DAFTAR PUSTAKA
Alsagaf, H,. dkk. 2004. Buku Ajar Ilmu Penyakit Paru. Edisi II. FK UNAIR, Surabaya.
Anonymous. kanker-kolorektal. http://usebrains.wordpress.com. Akses : 14 September 2004.
Arif. Mengenal kanker colon. http://www.drarief.com. Akses : 2010.
Ikhsanuddin, H. 2004. Perawatan Pasien Kanker Colon. FK USU, Medan.
Price, S. A., et al : Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Edisi 4, Buku II,
Penerbit EGC, Jakarta, 2000.
Sudoyo,Aru W., dkk. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi IV jilid II. FK UI, Jakarta.
Tarigan, J. 2008. Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker. FK USU, Medan.
Triyono. Penyakit Kanker Paru. http://kankerparuku.blogspot.com. Akses : April 2009.
22
23
Download