Matriks Bujur Sangkar yang Inversnya adalah Matriks Diagonal

advertisement
1
BAB I
PENDAHULUAN
Sebuah sistem sebarang yang terdiri dari m persamaan linear dengan n
bilangan tak diketahui akan dituliskan sebagai :
a11 x1 + a12 x2 + . . . + a1n xn = b1
a21 x1 + a22 x2 + . . . + a2n xn = b2
M
M
M
M
M
an1 x1 + an2 x2 + . . . + ann xn = bn
dimana x1, x2, ..., xn adalah bilangan – bilangan tak diketahui (variabel), sedangkan
a dan b adalah konstanta – konstanta.
Jika kita telusuri letak +, letak x, dan letak =, maka sistem yang terdiri dari m
persamaan linear dengan n bilangan tak diketahui dapat disingkat dengan hanya
menuliskan konstanta a dan b, dan menyusunnya dalam bentuk baris – baris dan
kolom – kolom, dalam jajaran empat persegi panjang yang dinamakan matriks.
Salah satu pokok bahasan dalam matriks adalah invers matriks yang biasa
disimbolkan dengan A-1. Invers ini terkait dengan determinan matriks, dan identitas
suatu matriks yaitu A . A-1 = I.
Suatu matriks A dikatakan mempunyai invers jika matriks tersebut adalah matriks
bujur sangkar ( matriks kuadrat ) yang mempunyai determinan, dan tidak
mempunyai invers jika determinannya = 0.
Berdasarkan uraian di atas, dalam makalah ini kami mencoba mencari suatu
“Matriks Bujur Sangkar yang Inversnya adalah Matriks Diagonal”
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Defenisi dan Jenis – Jenis Matriks
Matriks (matrix) adalah susunan segi empat siku – siku dari bilangan –
bilangan Bilangan – bilangan dalam susunan tersebut yang dinamakan entri dalam
matriks.
Ukuran (size) suatu matriks dinyatakan dalam jumlah baris (arah horizontal)
dan kolom (arah vertikal) yang dimilikinya. Suatu matriks yang hanya terdiri satu
kolom disebut matriks kolom, dan matriks yang terdiri dari hanya satu baris disebut
matriks baris.
Contoh:
é1 ù
ê2ú
ê ú
êë3úû
Matriks Kolom
[3
5 0 4]
Matriks Baris
Suatu matriks yang mempunyai jumlah kolom sama dengan jumlah baris,
disebut Matriks Bujur Sangkar.
Contoh matriks bujur sangkar
é1 0ù
ê3 5ú ;
ë
û
é1 4 3ù
ê5 6 2ú
ê
ú
êë8 9 0úû
Entri yang terletak pada baris i dan kolom j di dalam matriks A akan dinyatakan
sebagai aij, dan diagonal utamanya (main diagonal) adalah a11, a22, a33, . . . , amn
3
Jadi misalkan matriks A 3x4 dapat tulis sebagai :
é a11
ê
A = a 21
ê
êëa31
a12
a13
a 22
a32
a 23
a33
a14 ù
a 24 úú ,
a34 úû
dan untuk matriks yang berukuran m x n ditulis
é a11
êa
21
A = ê
ê M
ê
ëa m1
a 21
a 22
M
am2
L a1n ù
L a 2 n úú
,
O M ú
ú
L a mn û
dan jika kita menginginkan notasi yang singkat, maka matriks di atas dapat ditulis
[ ]
sebagai a ij
mxn
[ ]
atau a ij saja.
Suatu matriks bujur sangkar yang mempunyai diagonal utama = 1 dan entri
– entri yang lain = 0, maka matriks tersebut dinamakan Matriks Identitas (Identity
matrix), dan dinyatakan dengan I. Dan jika Anxn maka A . I = A.
Contoh matriks identitas
é1 0ù
ê0 1 ú ;
ë
û
é1 0 0ù
ê0 1 0 ú
ê
ú
êë0 0 1úû
Jika suatu matriks bujursangkar yang semua entrinya yang tidak terletak
pada diagonal utama adalah nol disebut Matriks Diagonal.
Contoh matriks diagonal :
é6 0 0 ù
ê0 0 0 ú ;
ê
ú
êë0 0 4úû
é5
ê0
ê
ê0
ê
ë0
0 0 0ù
2 0 0úú
0 1 0ú
ú
0 0 3û
4
secara umum matriks diagonal D n x n dapat dituliskan sebagai :
éd 1
ê0
D = ê
êM
ê
ë0
0
d2
M
0
L 0ù
L 0 úú
,
O Mú
ú
L dn û
Suatu matriks diagonal dapat dibalik jika dan hanya jika seluruh entrinya pada posisi
diagonal adalah bilangan tak nol, dalam hal ini inversnya adalah :
D-1
é1
êd
ê 1
ê0
= ê
êM
ê
ê0
ëê
ù
0ú
ú
L 0ú
ú,
O M ú
1ú
L
ú
d n ûú
L
0
1
d2
M
0
B. Operasi Penjumlahan dan Pengurangan Matriks
Defenisi :
“Dua buah matriks adalah setara (equal), jika keduanya memiliki ukuran yang
sama, dan entri – entri yang bersesuaian adalah sama”
Contoh: Perhatikan matriks – matriks berikut :
é1 0ù
ú ;
ë3 5û
A= ê
é1 x ù
ú
ë3 5 û
B= ê
Jika x = 0, maka A = B, dan untuk x ≠ 0, maka A dan B tidak setara.
Suatu matriks dapat dijumlahkan, dan dapat dikurangkan jika matriks – matriks
tersebut mempunyai ukuran yang sama. sesuai dengan defenisi :
“Jika A dan B adalah matriks – mariks dengan ukuran yang sama, maka
jumlah (sum) A + B adalah matriks yang diperoleh dengan menjumlahkan entri
– entri yang bersesuaian pada A dan selisih (difference) A – B adalah matriks
yang diperoleh dengan mengurangkan entri – entri pada A dengan entri – entri
yang bersesuaian pada B. Matriks dengan ukuran yang berbeda tidak dapat
dijumlahkan atau dikurangkan”.
5
Contoh penjumlahan matriks.
Perhatikan matriks – matriks berikut :
é3 5ù
ú,
ë1 4û
A= ê
é2 10ù
ú,
ë1 4 û
B= ê
é 2 3ù
ú
ë1 4 û
C= ê
maka
é3 5ù
é2 10ù
é5 15ù
+ ê
= ê
ú
ú
ú
ë1 4û
ë1 4 û
ë2 8 û
A + B = ê
B - C =
é2 10ù é2 3ù
é0 7 ù
ê1 4 ú - ê1 4 ú = ê0 0 ú
ë
û ë
û
ë
û
Jika A adalah matriks m x r dan B adalah matriks r x n, maka hasil kali (Product)
AB adalah matriks m x n, yang entri – entrinya ditentukan sebagai berikut. Untuk
mencari entri pada baris i dan kolom j dari AB, pisahkan baris i dari matriks A dan
kolom j dari matrik B. Kalikan entri – entri yang bersesuaian dari baris dan kolom
dan kemudian jumlahkan hasil yang diperoleh.
Contoh:
Perhatikan matriks – matriks berikut :
é2 0ù
ú,
ë1 4 û
é3 3 ù
ú
ë0 2 û
A = ê
B= ê
maka
AB =
é 2 0 ù é3 3 ù
é6 6 ù
ê1 4 ú ê0 2 ú = ê3 9 ú
ë
û ë
û
ë
û
[ ]
Secara umum jika A = a ij
mxr
[ ]
, dan B = bij
r x n,
maka,
6
AB
é a11
êa
ê 21
ê M
ê
ëa m1
=
a 21
a 22
M
am2
L a1r ù
L a 2 r úú
O M ú
ú
L a mr û
éb11 L b1n ù
êM O M ú
ê
ú
êëbr1 L brn úû
entri (AB)ij pada baris ke-i dan kolom ke-j dari AB diperoleh melalui :
(AB)ij = ai1 . b1j + ai2 . b2j + . . . + air . brj
C. Invers Matriks Bujur Sangkar
Untuk bilangan real a, dan b, selalu berlaku ab = ba, yang disebut hukum
komutatif perkalian (commutative law for multification). Tetapi untuk suatu matriks,
AB dan BA tidak selalu setara. Kesetaraan ini tidak terjadi karena tiga alasan :
1. Hasil kali AB dapat didefenisikan tetapi BA tidak dapat didefenisikan,
Contoh : Jika A2x3 , dan B3x4
2. AB dan BA keduanya dapat didefenisikan tetapi tidak memiliki ukuran yang
sama.
Contoh : Jika A2x3 dan B3x2
3. AB ≠ BA, meskipun AB dan BA memiliki ukuran yang sama dan dapat
didefenisikan.
Contoh :
é- 2 0ù
ú
ë 4 6û
A= ê
,
é 2 4ù
ú
ë6 0 û
B= ê
dengan mengalikan keduanya diperoleh :
7
é - 4 - 8ù
ú
ë 20 16 û
AB = ê
≠
é 12 24ù
ú
ë- 12 0 û
BA = ê
Defenisi :
“Jika A adalah matriks bujursangkar, dan jika terdapat matriks B yang
ukurannya sama sedemikian rupa sehingga AB = BA = I, maka A disebut
dapat dibalik (invertible) dan B disebut sebagai invers (inverse) dari A. Jika
matriks B tidak dapat didefenisikan, maka A dinyatakan sebagai matriks
singular”.
Invers dari A dapat dinyatakan sebagai A-1, dan A . A-1 = I.
Suatu matrik yang bujur sangkar mempunyai invers jika matriks A tersebut
mempunyai determinan ≠ 0 (sesuai Teorema )
D. Matriks A n x n yang Inversnya Matriks Diagonal.
Misalkan Matriks Anxn dan Dnxn
A . A-1 = I
.............................. (1)
karena Inversnya adalah matriks diagonal, maka A-1 = D, sehingga (1) menjadi :
A . D = I
A . D D-1 =
I . D-1 (masing-masing ruas di kali dengan D-1)
A . I = D-1 (karena I = D D-1)
A
=
...........................(2)
D-1 ( karena A . I = A)
8
dimana :
-1
D
maka
Jadi A
nxn
é1
êd
ê 1
ê0
= ê
êM
ê
ê0
êë
é1
êd
ê 1
ê0
A= ê
êM
ê
ê0
êë
0
1
d2
M
0
0
1
d2
M
0
ù
0ú
ú
L 0ú
ú,
O M ú
1ú
L
ú
d n úû
L
ù
0ú
ú
L 0ú
ú
O M ú
1ú
L
ú
d n úû
L
adalah matriks diagonal yang seluruh entrinya pada posisi diagonal
adalah bilangan tak nol.
9
BAB III
PENUTUP
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa :
1. Suatu matrik bujur sangkar mempunyai invers jika matriks A tersebut
mempunyai determinan ≠ 0.
Invers dari matriks A dapat dinyatakan sebagai A-1, dengan
A . A-1 = I.
2. Jika suatu matriks bujursangkar yang semua entrinya yang tidak terletak pada
diagonal utama adalah nol disebut Matriks Diagonal. Invers matriks diagonal
adalah matriks diagonal.
3. Matriks bujur sangkar A yang mempunyai invers matriks diagonal, maka matriks
tersebut adalah matriks diagonal.
10
DAFTAR PUSTAKA
Anton Howard. 1995. Aljabar Linear Elementer. Alih Bahasa : Pantur Silaban,
Ph.D, Jakarta : Erlangga
Jim Hefferon.2000. Linear Algebra.Vermont USA. Saint Mighael’s College
K.R. MATTHEWS. 1991. Elementary Linear Algebra. Queensland University
Hoffman Kenneth, Prof. 1971. Linear Algebra. Second Edition. New Jersey.
Englewood Cliffs.
Prayitno Budhi & Chairani Zahra. 2001.Matematika SMU Kelas I. Jakarta. Erlangga
Download