Pdt. BJ Sepang

advertisement
Salam Sejahtera!
WAO edisi tanggal 22 Oktober 2004 yang ada di tangan anda saat ini adalah
edisi yang ke-11 sejak terbitan pertama pada edisi perkenalan pada tanggal
12 Agustus 2004 yang lalu. Puji Tuhan! Itu berarti sudah sebelas minggu
WAO hadir di hadapan anda dengan sajian-sajian firman Tuhan maupun
berita-berita dari jemaat-jemaat GMAHK yang tentunya kami harapkan telah
menambah wawasan kita akan hal-hal yang berhubungan dengan
kepercayaan kita sebagai umat Advent, sekaligus mempererat tali
persaudaraan kita.
Tentu saja ini semua tidak dapat terjadi tanpa pertolongan Tuhan dan tanpa
doa dari anda sekalian. Para kontributor WAO yang senantiasa siap
memberikan ilmu dan pengetahuannya dalam bentuk tulisan untuk
diterbitkan di WAO adalah merupakan satu karunia yang kita patut syukuri
sehingga kita dapat memahami hal-hal yang mungkin selama ini kurang kita
fahami. WAO tidaklah apa-apa tanpa kontribusi mereka dan dukungan anda
sekalian.
Saran dan masukan dari anda sekalian senantiasa menambah semangat kami
dalam membenahi WAO ini ke arah yang lebih baik. Kami sangat
merasakan berkat atas doa-doa anda sekalian yang anda tuliskan melalui email ke [email protected] maupun melalui buku tamu WAO di
http://www.wartaadvent.org. Biarlah nama Tuhan saja yang dipermuliakan
atas pelayanan ini. Masih ingat judul Renungan pada WAO edisi 27
Agustus 2004? Batas antara memuliakan diri dan memuliakan Tuhan sangat
tipis. Jadi dijauhkanlah kiranya kesombongan diri dalam setiap pelayanan
kita kepada Tuhan.
Beberapa edisi lagi, maka tulisan bersambung mengenai Persekutuan
Davidian dan Spritisme Modern akan berakhir. Kami akan menyuguhkan
topik-topik penting dan menarik lainnya. Nantikan selalu WAO!
Beritahukan kepada saudara/i kita yang lain agar mereka berlangganan atau
men-download di website WAO.
GAMBAR SAMPUL
Ketika Yesus usai menerima
baptisan air oleh Yohanes
pembaptis, maka terdengarlah
suara dari surga.
RENUNGAN
4 Seorang yang Berkenan di Hati
Allah
EDITORIAL
6 Indonesia Memasuki Era Baru
DARI REDAKSI
2 Pengantar Edisi ini
KOLOM TETAP
5 Jadwal Buka/Tutup Sabat (Sunset)
9 Terjemahan Bible Commentary dan
Kutipan Roh Nubuat
KOLOM KHUSUS
7 Menganalisa Keyakinan
Persekutuan Davidian. Oleh Dr.
Jonathan Kuntaraf (lanjutan).
10 Spiritisme Modern. Oleh Pdt. E.
Gultom (lanjutan).
KOLOM PEMBACA
3 Surat-surat
MINGGU DEPAN
Pada Edisi minggu depan kami masih
akan menyajikan lanjutan tulisan dari
Pdt. E. Gultom mengenai aliran
Spiritisme Modern. Nantikan WAO
edisi minggu depan !
Kiranya WAO dapat menjadi referensi bagi anda sekalian untuk menemukan
jawaban atas beberapa topik yang sehubungan dengan dasar kepercayaan
GMAHK dan juga menjadi sarana komunikasi bagi komunitas Advent di
mana pun anda berada!
Kiranya Tuhan menolong kita untuk tetap setia sampai Maranatha! Amin!
Salam WAO!
PENTING!
- Redaksi berhak menentukan tulisan
dan/atau berita untuk dimuat atau tidak
dengan/tanpa pemberitahuan kepada
sumber/pengirim berita.
- Redaksi berhak memeriksa keaslian dari
tulisan/sumber tulisan/berita.
- Redaksi berhak mengedit kata atau
kalimat dalam berita untuk tujuan
mempertegas makna, kesantunan
bahasa dan tujuan positif lainnya.
- Photo/gambar yang masuk menjadi hak
WAO.
Warta Advent On-line (WAO)
22 Oktober 2004
2
redaksi yang terhormat
Cover Edisi Minggu Lalu
:: Media Penyejuk & Penjernih ::
Penasehat
Pdt. Berlin Samosir
Penanggung Jawab
Philip C. Wattimena
Pemimpin Redaksi
Bonar Panjaitan
Dewan Redaksi
Pdt. Berlin Samosir
Philip C. Wattimena
Bonar Panjaitan
Wilhon Silitonga
Jeffrey E.R. Kiroyan
Frederik J. Wantah
Richard A. Sabuin
Samuel Pandiangan
Samuel Simorangkir
Yusran Tarihoran
Albert Panjaitan
Ramlan Sormin
Tata Letak:
Wilhon Silitonga
Samuel Pandiangan
Webmasters:
Yusran Tarihoran
Albert Panjaitan
Tapson Manik
Kontributor Khusus:
Dr. Albert Hutapea
Dr. Jonathan Kuntaraf
Hans Mandalas
Dr. R.A. Nainggolan
Edy Nurhan
Pieter Ramschie
Dr. Rudolf Sagala
Dave Sampouw
Dr. Praban Saputro
Andrey Sitanggang
Dirjon Sitohang
Dr. E.H. Tambunan
Joppy Wauran
Dr. Tommy Wuysang
Salam dalam Kasih Yesus Kristus,
Renungan Pembukaan Sabat yang
ditulis oleh Sdri. Silvanna Londah,
sangat membumi, karena panulis telah
alami apa artinya hidup di tengahtengah ancaman hidup-mati, yang dia
alami waktu melahirkan.
Oleh sebab itu, saya yakin dan percaya,
renungan yang didasarkan atas
pengalaman hidup dan dikaitkan
dengan janji Yesus, dan ajaran serta
pengalaman kehidupan Yesus, akan
memberikan kepada setiap pembaca,
satu semangat dan kekuatan iman untuk
tetap mengikuti Yesus dalam situasi
apa pun juga - walaupun sungai Yordan
deras arusnya.
Memang seperti apa yang dikatakan
orang, kita tidak pernah hargai artinya
kenyang, kalau tidak pernah lapar. Kita
tidak pernah hargai pergorbanan Yesus,
kecuali kita pernah berkorban untuk
orang lain atau sesama kita, atau kita
hampir mati, tetapi ada jalan keluar
untuk selamatkan diri.
Semoga Tuhan memberkati penulis dan
keluarga.
– HANS S. M ANDALAS
Jemaat Menteng, Jakarta
Terima kasih untuk semua masukan yang
diberikan.
- Redaksi WAO –
Kirim berita ke:
[email protected]
Website:
http://www.wartaadvent.org
Berlangganan gratis:
[email protected]
Warta Advent On-line (WAO)
22 Oktober 2004
3
R
E
N U
N G
A
N
“Seorang Yang Berkenan
Di Hati Allah”
Oleh Pdt. B.J. Sepang
Allah adalah pengasih. Prinsip terbesar
yang telah diletakkan oleh Allah bagi
kita adalah prinsip kasih. Kasih adalah
sesuatu yang paling berkuasa di dunia
ini karena itu mencerminkan Allah
sendiri. Kasih selain mempunyai kuasa
untuk menyembuhkan yang sakit baik
fisik maupun rohani, juga membalut
yang hancur dan meluruskan yang
bengkok.
Dalam Alkitab kita memiliki
contoh bagaimana seseorang bereaksi
terhadap kasih Allah. Dari bermiliaran
manusia yang pernah hidup di planet
ini, hanya beberapa di antaranya yang
Allah perkenalkan dengan cara yang
istimewa. Henokh berjalan bersama
Allah (Kejadian 5:24). Abraham
adalah sahabat Allah (Yakobus 2:23).
Daniel sangat dikasihi oleh Allah
(Daniel 9:23, 10:11). Ayub adalah
saleh dan jujur (Ayub 1:8). Mereka
adalah orang-orang top dalam
kerohanian di zaman
mereka. Suatu pujian luar
biasa yang Allah dapat
berikan.
Tapi pujian
yang tertinggi
justru diberikan
Allah kepada
seseorang yang
karakternya
diragukan.
Orang itu
pernah
melanggar
semua hukum
Allah dari
yang pertama
sampai
Warta Advent On-line (WAO)
hukum kesepuluh. Dia mengingini
isteri orang lain, berzinah, berdusta,
membunuh suami dari seorang wanita,
mencuri wanita itu dan mengambilnya
sebagai miliknya, dengan kata lain dia
telah mempermalukan orang tuanya dan
Allahnya. Orang
tersebut tidak lain
adalah Daud.
Allah
menyebutkan
Daud adalah
seorang yang
berkenan di hatiNya (1 Samuel
13:14).
Saya mau
disebut seorang
yang “berjalan”
dengan Allah,
atau “sahabat”
Allah, atau yang
“sangat dikasihi” oleh Allah, atau yang
disebut Allah “saleh dan jujur.” Tapi
akan lebih baik kalau Allah
mengatakan kepadaku, “engkau adalah
seorang yang berkenan di hati-Ku.”
Bukankah itu adalah pujian yang
tertinggi yang Allah dapat
berikan kepada
seseorang?
Mengapa Daud
disebut
seorang yang
berkenan di
hati Allah?
Karena
Daud telah
bertobat.
Orang
lain
telah bertobat sebagaimana Daud tapi
Allah tidak mengatakan apa-apa kepada
mereka. Mengapa tidak? Mari kita
melihat lebih jauh lagi. Pena inspirasi
mengatakan, bahwa sangat besar
kejatuhan Daud, tapi sangat dalam
pertobatannya. Kasihnya
sungguh-sungguh dan
imannya teguh. Dia telah
diampuni banyak dan
itulah sebabnya kasihnya
banyak (PP, p.754).
Sebagaimana Maria
Magdalena mengasihi
banyak karena ia telah
diampuni banyak (Lukas
7:36-47) demikian pula
halnya dengan Daud.
Satu hal yang
menarik tentang Daud,
bahwa dia mempunyai
impian atau visi ingin
membangun kaabah untuk Tuhan
(Mazmur 132:3-5). Namun Daud
kecewa sebab Tuhan tidak ijinkan dia
untuk membangun kaabah tersebut (1
Tawarikh 17:1-4) karena dia adalah
seorang laskar yang telah
menumpahkan banyak darah.
Pernahkah engkau memiliki sebuah
impian dan kerinduan tapi engkau
dapati hal itu tidak bisa menjadi
kenyataan? Kasih yang benar bangkit
atas semua kekecewaan. Daud kecewa
waktu Allah berkata, engkau tidak
dapat membangun rumah-Ku. Tapi
Daud tidak putus asa, dia pergi kepada
Tuhan dan berkata, Tuhan saya tahu,
bahwa saya tidak diijinkan membangun
rumah bagi-Mu, namun bolehkah saya
diijinkan membuat cetakan biru (blue
print) sebagai master plannya? Dan
Allah mengijinkan padanya membuat
cetakan biru menjadi sebuah master
plan dari sebuah bangunan yang
paling megah yang pernah dibangun
waktu itu.
“Tapi akan lebih
baik kalau Allah
mengatakan
kepadaku,
‘engkau adalah
seorang yang
berkenan di
hati-Ku’.”
22 Oktober 2004
4
Bila kita mengasihi seperti apa
sayangku pada rumah-Mu. Daud
yang dilakukan oleh Daud, kita akan
mencurahkan kasih sayangnya pada
bangkit keluar dari
rumah Tuhan karena dia
kekecewaan kita.
mengasihi Allah pemilik
“Kasih yang
Sesudah Daud
rumah itu.
benar
menyelesaikan master
Jadi, Daud tidak
plan dari bangunan
mencurahkan kasih
ditunjukkan
tersebut, dia kembali
sayangnya pada batu
melalui
kepada Allah dan
bata dinding kaabah, atau
berkata, bolehkah saya
bangku-bangku dalam
perbuatan
mengumpulkan bahankaabah, atau tata letak
bahan bangunan?
ruangan kaabah, tetapi
bukan
Setelah Allah
pada sang Penciptanya.
melalui
mengijinkannya, kembali
Olehnya Daud pantas
dia melakukannya.
disebut seorang yang
perkataan.”
Daud menyiapkan
berkenan di hati Allah.
bahan-bahan bangunan
Marilah kita memberikan
yang terbaik (1 Tawarikh 22:1-19). Hal
yang terbaik kepada Tuhan, baik itu
ini dilakukannya karena kasihnya
kekuatanmu, waktumu, pelayananmu
banyak sehingga dia memberikan
serta pemberianmu. Kasih yang sejati
banyak pula. Kasih yang benar (sejati)
terwujud dalam tindakan seseorang
selamanya merindukan untuk
bukan dalam ucapannya, jika Allah
melakukan yang terbaik. Dan hal
sekiranya berjumpa dengan orang
tersebut didemonstrasikan oleh
tersebut, maka Ia akan berkata, “Aku
perbuatan bukan sekedar kata-kata saja.
telah temukan seorang yang berkenan
Bila engkau mengasihi Allah, tidak
di hati-Ku.”
akan ada persoalan mengenai berapa
sedikit yang engkau berikan kepadaNya. Sebaliknya, engkau akan berkata,
berapa banyak yang saya dapat berikan
kepada-Mu, Tuhan? (Hartaku, waktuku,
talentaku, kehidupanku, dll.)
Seorang yang mengasihi Allah
mendedikasikan talentanya kepada
Allah. Lalu Daud kembali datang
kepada Tuhan dan berkata, saya biasa
menyanyi untuk raja Saul, bolehkah
saya menulis lagu yang akan
dinyanyikan di rumah-Mu dan
menyediakan alat-alat musiknya. Kita
memiliki banyak talenta dan
kesanggupan yang diminta oleh dunia
dan dunia menginginkannya, tapi bila
kita mengasihi Allah, kita mau baktikan
– PDT. B.J. SEPANG
semuanya kepada-Nya. Kasih yang
Ketua Uni Konferens Indonesia Kawasan
Timur (UIKT)
benar ditunjukkan melalui perbuatan
bukan melalui perkataan. Tuhan
bolehkah saya melakukan lagi? Ya
Tuhan, maukah Engkau ijinkan saya
melakukan lebih banyak lagi?
Walaupun rumah Tuhan yang
menjadi impiannya tidak bisa
dibangunnya (Alkitab mencatat nanti
anaknya Salomo yang meneruskan
pembangunan kaabah tersebut), namun
Daud telah memberikan banyak dan
yang terbaik untuk Tuhan. Sesudah
Daud mempersembahkan semua
pemberiannya (cetakan biru, bahanbahan bangunan, alat musik dan lagu
gubahannya) dia datang kepada Tuhan
dan berkata, Tuhan saya mau berbuat
lebih lagi, saya ingin memberikan kasih
Warta Advent On-line (WAO)
22 Oktober 2004
Jadwal Buka/Tutup Sabat
(Sunset Table)
Diolah Oleh P.C. Wattimena
KOTA KOTA
BUKA
SABAT
TUTUP
SABAT
PILIHAN
22 Oct. ‘04
23 Oct. ‘04
Medan
18:11
18:10
Pekanbaru
18:02
18:02
Palembang
17:51
17:51
Jakarta
17:46
17:46
Semarang
17:32
17:32
Surabaya
17:23
17:23
Denpasar
18:14
18:14
Mataram
18:10
18:10
Pontianak
17:31
17:31
Banjarmasin
18:13
18:13
Balikpapan
18:01
18:01
Makassar
17:54
17:54
Kendari
17:41
17:41
Manado
17:28
17:27
Ambon
18:18
18:18
Tembagapura
17:44
17:44
Jayapura
17:28
17:28
Manila
17:33
17:32
Andrews Univ.*
17:55
17:53
GC at DC*
17:21
17:20
Loma Linda*
17:08
17:07
Seattle*
17:10
17:08
Delft*
17:37
17:34
Edison, N.J. *
17:09
17:07
PENTING: Daftar waktu matahari terbenam
ini diolah berdasarkan daerah waktu tunggal.
Untuk kota-kota yang menerapkan daylight
savings time pada musim tertentu (*),
diingatkan
untuk
merubah
waktu
terbenamnya matahari sesuai dengan
perubahan yang dilakukan.
Masih ingatkah Anda apa yang terjadi
tepat pada tgl hari ini 160 tahun lalu?
5
E
D
I T
O R
I
A
L
Indonesia Memasuki Era Baru
T
anggal 20 Oktober 2004 merupakan hari bersejarah bagi
bangsa Indonesia. Hari di mana bangsa Indonesia
menyaksikan pelantikan presiden pilihan rakyat. Sejak
saat itu Indonesia memasuki era baru, mengisi lembaran
pertama dari sebuah buku yang akan dicatat sebagai buku sejarah.
Ibarat sebuah kapal baru yang akan bertolak mengarungi lautan
luas. Situasi dan cuaca di sekitar pelabuhan dalam keadaan baik.
Para penumpang terlihat sibuk dan antusias untuk menikmati
perjalanannya menuju pantai kemakmuran. Begitulah tujuan
perjalanan yang tercantum di papan pengumuman. Barang-barang
telah dipersiapkan di pinggir dermaga untuk segera diangkut ke
dalam kapal. Perairan di sekitar dermaga terlihat tenang. Tidak
terlihat gulungan ombak, apalagi
badai. Tetapi kapal belum
berangkat, karena nakhoda baru
saja menerima kunci kapal dan
sedang melakukan inspeksi atas
kapal yang akan dinakhodainya.
dengan negara-negara lain. Semua harus mengarungi samudera
yang sama – samudera berbangsa dan bernegara di tengah-tengah
dunia yang semakin kompetitif dengan segala kompleksitasnya.
Persaingan global tidak bisa dihindarkan. Indonesia mempunyai
beberapa kelebihan alamiah, baik berupa sumber alam yang kaya,
jumlah penduduk yang banyak maupun letak geografisnya yang
strategis. Tetapi itu saja tidak cukup. Diperlukan seorang
pemimpin yang dapat memadukan semua kelebihan di atas dan
melaksanakannya dengan tulus, arif dan bijaksana.
Presiden Yudhoyono telah mengumumkan kabinetnya yang
bernama “Kabinet Indonesia Bersatu” yang terdiri dari 36 orang.
Banyak harapan digantungkan pada pemerintahan yang
baru. Menyadari akan harapan itu dan tantangan yang ada di
depan, Yudhoyono mengajak seluruh rakyat untuk
melupakan persaingan yang terjadi pada masa kampanye
dan kembali bersatu dan bekerja keras. Bangsa Indonesia
ditantang untuk membuktikan apakah slogan Bhinneka
Tunggal Ika hanya akan tinggal slogan ataukah akan
terwujud dalam kebersamaan bangsa Indonesia dalam
membangun negeri ini. Pengalaman masa lalu tentunya
telah mengajarkan kita dan semoga diingat oleh seluruh
bangsa Indonesia mulai dari yang tertinggi sampai yang
terendah bahwasanya rakyat akan melihat pemimpinnya dan
meniru apa yang ditunjukkan oleh pemimpinnya. Pepatah
lama mengatakan bahwa perbuatan kita berbicara lebih
nyaring dari perkataan kita. Kini saatnya bagi para pemimpin
Indonesia untuk membuktikan apa yang mereka ucapkan dalam
bentuk perbuatan.
“Pepatah lama
mengatakan
bahwa
perbuatan kita
berbicara lebih
nyaring dari
perkataan kita.”
Lama sudah bangsa ini terombang
ambing di lautan yang luas seakan
tanpa tujuan. Sebagian karena
kapalnya memang sudah rusak
digerogoti tikus-tikus yang banyak
berkeliaran di mana-mana.
Sebagian lagi karena buku
pedoman untuk menjalankan kapal
tidak dihiraukan oleh nakhoda
yang terdahulu karena lebih senang mendengar nasehat dari anak
buah kapal yang ternyata tidak benar. Bangsa Indonesia
mengharapkan agar hal itu ditinggalkan sebagai bagian dari masa
lalu yang tercatat di buku yang lama.
Susilo Bambang Yudhoyono atau lebih dikenal dengan panggilan
akrab SBY telah dipercayakan untuk menjadi nakhoda kapal
bernama “Indonesia Baru” dengan asisten nakhoda Yusuf Kalla.
Mereka bukanlah manusia super, apalagi tanpa kekurangan. Mereka
adalah dua dari sekian anak bangsa yang dipercayakan untuk
mengemban tugas yang berat ini. Kenikmatan dalam perjalanan
maupun keberhasilan untuk tiba di tempat tujuan akan tergantung
dari beberapa faktor: 1) nakhoda yang tulus untuk membawa kapal
menuju pantai kemakmuran sesuai rencana, 2) para awak kapal
yang membantu nakhoda dalam mengoperasikan kapal sesuai buku
petunjuk, 3) para penumpang yang tertib mengikuti peraturan di
dalam kapal, dan 4) para teknisi yang cekatan dan kompeten
melakukan perbaikan seandainya mesin kapal mengalami kerusakan
di tengah perjalanan. Tunggu dulu. Apakah kalau keempat syarat
di atas telah dipenuhi, maka kapal akan tiba di pantai kemakmuran?
Mari kita bersikap lebih realistik. Kapal itu bukan kapal baru dan
telah ada bagian-bagian yang bocor. Perbaikan sedang
dilaksanakan dan akan terus dilakukan sementara kapal berjalan.
Mudah-mudahan para teknisi yang telah dipilih dan diumumkan
nama-namanya pada hari Rabu tengah malam tanggal 20 Oktober
cekatan untuk melaksanakan tugasnya. Yang tidak kalah penting
dan sangat menentukan adalah besarnya ombak yang harus dihadapi
dalam perjalanan. Indonesia sebagai satu bangsa tidak berbeda
Warta Advent On-line (WAO)
Pemimpin mempunyai tanggung jawab untuk mengusahakan dan
membawa rakyatnya menuju gerbang kemakmuran. Kita sebagai
rakyat mempunyai kewajiban untuk mendukung pemerintah karena
Alkitab juga berkata bahwa pemerintah ditunjuk oleh Tuhan.
Bilamana proses pemilihan pegawai jemaat telah selesai kita pun
selalu melayangkan doa dan memohon kuasa Tuhan agar mereka
yang telah dipilih diberi akal budi dan kebijaksanaan dari Tuhan di
dalam melaksanakan tugasnya. Oleh karena itu marilah kita
mendoakan pemerintah kita yang baru semoga diberi hikmat dan
kebijaksanaan dari Tuhan di dalam menjalankan amanat yang
dipercayakan kepada mereka. Jangan lupa, mereka juga adalah
manusia biasa dengan segala keterbatasannya. Mereka juga tidak
luput dari pencobaan dan godaan yang sering mengganggu manusia.
Banyak memang suara-suara sumbang yang terdengar akan
sebagian dari para pemimpin. Namun sejarah membuktikan bahwa
manusia bisa berubah. Banyak yang lupa akan cita-cita luhur yang
semula diperjuangkannya dan berubah ketika kesempatan diberikan
kepadanya. Tetapi bukan mustahil pula orang yang tadinya
kelihatan meragukan dan dikhawatirkan ternyata berubah dan
melakukan sesuatu yang menimbulkan kebaikan bagi orang banyak.
Indonesia telah melangkah memasuki era baru di dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara. Yudhoyono diharapkan akan
mewujudkan cita-cita para pendiri bangsa ini untuk membawa
kemakmuran dan keadilan bagi rakyatnya. Akankah? Semoga.
22 Oktober 2004
Tim Redaksi WAO
6
T O P I K
K H U S U S
Menguji Ajaran Davidian Dengan Lebih Terperinci
(lanjutan)
Oleh Dr. Jonathan Kuntaraf
AJARAN TONGKAT GEMBALA
Tongkat Gembala menolak kenyataan
bahwa penuaian pengumpulan orang benar
dan jahat untuk menentukan nasib mereka
masing-masing itu terjadi sesudah pintu
kasihan tertutup, serta mengaplikasikan
masuknya jiwa-jiwa ke dalam gereja melalui
pengabar Injil sebelum pintu kasihan
tertutup. Untuk membenarkan teorinya
bahwa Kerajaan Daud yang bersifat teokrasi
akan didirikan untuk umat Tuhan di dunia
khususnya di Palestina; sebelum pintu
kasihan tertutup, pemimpin Tongkat
Gembala membagi perumpamaan penuaian
itu dalam dua bagian, dengan dua
pemisahan, dua penutupan pintu kasihan dan
dua kedatangan Yesus (V.T. Houteff, The
Judgment and the Haryest, 1942, hal. 52, 68).
Untuk menghadapkan pendapatnya
tersebut, Houteff mengatakan, “Lihat
pemisahan yang terjadi pada permulaan
penuaian, dan juga lalang itu dikumpulkan
lebih dahulu. Pemisahan ini menandai
permulaan dari penuaian. Penuaian ialah
seruan nyaring dari pekabaran malaikat
ketiga” The Shepherd's Rod, vol. 1 (1930),
104. Houteff juga mengatakan, "Perhatikan
pada bagian pertama dari pemisahan, mereka
yang di dalam gereja, yang jahat akan ditarik
keluar dari yang benar, sementara dalam
yang kedua, mereka yang di Babilon, yang
benar akan dipanggil dari antara yang jahat"
The Judgment and the Harvest (1942), 68.
Warta Advent On-line (WAO)
H.V. Houteff juga mengatakan, “Oleh
sebab yang diselamatkan (buah sulung,
144.000 Hamba Allah-Wahyu 7:3) akan
membawa seluruh saudara (buah yang
kedua, himpunan besar-Wahyu 7:9) sebagai
satu persembahan dari segala bangsa
(Yesaya 66:20), pengumpulan besar ini
sangat diperlukan, sebab ini adalah
penutupan pekerjaan Injil--bagian kedua dari
penuaian” lbid., hal. 70.
Sesuai dengan gambar nubuatan yang
dihadapkan oleh The Shepherd’s Rod Vol. 1,
edisi 1930, hal. 224, penuaian dalam
nubuatan gandum dan lalang tersebut
dimulai pada akhir tahun 1930, atau
permulaan tahun 1931, dengan adanya usaha
dari V.T. Houteff untuk memanggil keluar
144.000 untuk pekerjaan khusus yang ia
telah gambarkan dalam penuaian dari
gandum. Namun penuaian lalang dalam
pandangannya, meliputi penyembelihan
orang Advent yang menolak pekabarannya,
akan terjadi seperti yang dinubuatkan dalam
Yehezkiel 9 (The Answerer, no. 1 (1944),
hal. 94, 95.
Dalam traktatnya, The Judgment and
the Harvest, edisi 1942, hal. 42, 43, 59, 67,
Houteff juga mengatakan bahwa
perumpamaan pukat ikan yang dilemparkan
ke laut sebagaimana yang tertulis dalam
Matius 13:47-50, menunjukkan hal yang
sama. Dengan demikian, teori yang
ditekankan oleh Tongkat Gembala ialah
penuaian itu perlu untuk mendahului
penutupan pintu kasihan.
22 Oktober 2004
AJARAN ALKITAB DAN ROH NUBUAT
Ajaran Tongkat Gembala tidak sesuai
dengan ajaran Alkitab dan Roh Nubuat
sehubungan dengan perumpamaan gandum
dan lalang. Saat memberikan interpretasinya
tentang perumpamaan gandum dan lalang,
Kristus bersabda, “Waktu menuai ialah akhir
zaman (end of the world) dan para penuai itu
malaikat. Maka seperti lalang itu
dikumpulkan dan dibakar dalam api,
demikian juga pada akhir zaman (end of the
world) Anak manusia akan menyuruh
malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan
mengumpulkan segala sesuatu yang
menyesatkan dan semua orang yang
melakukan kejahatan dari dalam KerajaanNya. Semuanya akan dicampakkan ke dalam
dapur api; di sana akan terdapat ratapan dan
kertak gigi. Pada waktu itulah orang-orang
benar akan bercahaya seperti matahari dalam
Kerajaan Bapa mereka (Matius 13:39-43).
Saat memberikan interpretasi
perumpamaan tentang pukat, Kristus berkata,
“Demikianlah juga pada akhir zaman.
Malaikat-malaikat akan datang memisahkan
orang jahat dari orang benar, lalu
mencampakkan orang jahat ke dalam dapur
api; di sanalah akan terdapat ratapan dan
kertakan gigi” (Matius 13:49, 50).
Perhatikan bagaimana Yesus saat
menjelaskan perumpamaan tersebut
menekankan dua hal: 1). Masa penuaian di
mana ada pemisahan dari baik dan jahat akan
terjadi pada akhir sejarah dunia, dan 2).
Penuai yang Tuhan panggil untuk
memisahkan dalam masa penuaian tersebut
adalah malaikat-Nya. Ny. White mengatakan
bahwa, “Pemisahan akhir yang besar dari
orang benar dan orang jahat, Ia (Yesus) telah
gambarkan dalam perumpamaan gandum
dan lalang dan pukat” (Kerinduan Segala
Zaman, hal. 333). Berulang-ulang bila Ny.
White menyebutkan “masa pemisahan akhir
yang besar,” ia berbicara tentang masa
setelah pintu kasih tertutup. Beberapa di
antaranya adalah sebagai berikut:
“Bila misi Injil telah selesai,
penghukuman akan mencapai pekerjaan
pemisahan.” (kedua perumpamaan gandum
dan pukat menjelaskan bahwa tidak akan ada
lagi waktu bagi orang jahat untuk berpaling
kepada Tuhan. Gandum dan lalang
bertumbuh bersama sampai masa penuaian.
7
Baik dan buruk akan dibawa bersama-sama
sampai masa pemisahan akhir).
“Kembali, kedua perumpamaan ini
mengajarkan bahwa tidak ada pintu kasihan
setelah penghukuman. Bila pekerjaan Injil
selesai, maka akan diteruskan dengan
pemisahan baik dan jahat, dan nasib setiap
orang telah diputuskan untuk selamanya”
(Christ Object Lessons, hal. 122 -123).
Oleh sebab pekerjaan pemisahan akhir
antara baik dan jahat akan terjadi setelah
pekerjaan Injil selesai, maka pekerjaan
pemisahan terjadi setelah penutupan pintu
kasihan, “Gandum dan lalang bertumbuh
bersama sampai masa penuaian, dan masa
penuaian terjadi pada akhir masa kasihan”
Ibid hal. 72. “Gandum dan lalang bertumbuh
bersama sampai masa penuaian, pada masa
sejarah dunia berakhir” (Ibid., hal. 75).
“Walaupun adanya kejahatan dalam gereja,
dan akan tetap ada sampai dunia berakhir,
jemaat di masa akhir ini harus menjadi terang
dalam dunia yang dikotori dan dirusak oleh
dosa” Testimonies to.Minister, hal. 49.
Keterangan lain yang berhubungan dengan
ini tertulis dalam Christ's Object Lessons, hal.
73, The Spirit of Prophecy, vol. 2, hal. 250,
253 dan The Great Controversy, 321, 490,
491.
dimaksudkan kepada kata-kata Juruselamat
‘Bila Anak manusia akan datang dalam
kemuliaan-Nya, dan semua malaikat kudus
bersama Dia, kemudian Dia akan duduk
pada tahta kemuliaan-Nya, dan di hadapan
Dia segala bangsa akan dikumpulkan.’ Ini
tidak akan terjadi sampai kedatangan Kristus
yang kedua kali Ibid., 347.
APAKAH AKAN ADA DUA MACAM
KEDATANGAN YESUS?
Pemimpin Tongkat Gembala
menegaskan bahwa akan ada dua macam
kedatangan Yesus: (1) kedatangan yang tidak
berwujud, sebelum pintu kasihan tertutup,
untuk menandai mereka yang tidak menurut
dalam gereja, dan (2) kedatangan Yesus yang
berwujud, setelah pintu kasihan tertutup dan
tujuh bala akhir. Pendapat ini berdasarkan
The Shepherd's Rod, Vol. 1, edisi 1930, hal.
170. Houteff menegaskan bahwa pemisahan
kambing dan domba sebagaimana yang
tertulis dalam Matius 25:31-34 terjadi pada
kedatangan-Nya yang tidak berwujud dan
kedatangan-Nya ini terjadi sebelum
kedatangan Kristus yang kedua kali. Apakah
keterangan Ny. White sehubungan dengan
Matius 25:31-34? Ia berkata, “Umat-Nya
tidak akan menerima Kerajaan hingga
Kristus datang secara pribadi. Juruselamat
berkata, ‘Bila Anak manusia akan datang
dalam kemuliaan-Nya, and semua malaikat
kudus datang bersama-Nya, kemudian Ia
akan duduk pada tahta kemuliaan-Nya; dan
sebelum Ia mengumpulkan segala bangsa’
dan seperti gembala memisahkan domba dari
kawanan kambing, dan Dia akan meletakkan
domba pada sebelah kanan, tetapi kambing
pada sebelah kiri” (Matius 25:31-34; The
Great Controversy, hal. 322,323).
Tahta kemuliaan melambangkan
kerajaan kemuliaan; dan kerajaan ini
PENENTUAN WAKTU
Houteff mengatakan, “Pemeteraian
144,000 tidak akan menunggu sampai pintu
kasihan tertutup, karena mereka harus sudah
dimeteraikan lama sebelum masa tersebut,
dan harus sudah selesai sebelum seruan
nyaring pekabaran malaikat ketiga” Ibid., hal.
35. la juga mengatakan bahwa, “Bila kita
telah menandai waktu yang tepat dari
permulaan masa pemeteraian, kita akan
dapat katakan bahwa itu telah dimulai pada
satu masa dalam tahun 1929” Ibid., hal. 32.
Mengapa tahun 1929, sebab ia katakan
terang pemeteraian telah diberikan
kepadanya pada tahun tersebut (Ibid., hal.
157). Dalam teorinya, masa penghukuman
untuk orang percaya yang sudah mati
berlangsung mulai tahun 1844 sampal 1929,
dan untuk yang masih hidup dari 1929
sampai sekarang ini. (Ibid, hal. 33).
Hal yang menjadi dasar mengapa masa
pemeteraian itu mulai 1929, ia menghitung
berdasarkan lamanya orang Israel di Mesir
untuk 430 tahun. Masa ini dimulai dengan
Martin Luther yang menemukan Alkitab di
perpustakaan Universitas Erfurt pada tahun
1500, dan berakhir 1930, yaitu saat ia
mencetak pelajaran tentang pemeteraian
144.000 orang (The Shepherd's Rod, Vol. 1,
1930, 108-117.
Warta Advent On-line (WAO)
PEMETERAIAN
Pekerjaan pemeteraian sebagaimana
yang dikatakan lebih dahulu dalam
Yehezkiel 9 dan Wahyu 7 banyak dibahas
dalam tulisan yang dikeluarkan oleh Victor
T. Houteff, pemimpin dari Tongkat
Gembala. Dalam mempertimbangkan
masalah ini, ia menekankan konsepnya
tentang peranan 144.000 sebagai buah
sulung untuk Tuhan. Pada kalimat pertama
dari bukunya yang pertama ia menuliskan,
“Pencetakan buku ini berisi hanya satu judul
dengan dua pelajaran, yaitu 144,000 dan
panggilan untuk reformasi” (The Shepherd’s
Rod, vol. 1, 1930, hal. 11).
Inilah definisi yang telah diberikannya:
“Pemeteraian dari 144.000 adalah pemisahan
dari mereka yang setia dari kelompok yang
tidak setia, yaitu penyucian dari jemaat”
(Ibid. hal. 29).
AMARAN MENENTANG PENENTUAN
WAKTU
Lama sebelumnya, Ny. White telah
memberikan amaran agar umat Allah
menyadari tentang masalah penentuan
waktu. “Waktu bukan lagi satu ujian sejak
1844, dan tidak akan lagi pernah menjadi
satu ujian” Early Writing, hal. 75.
“Saya melihat bahwa Tuhan menguji
umat-Nya tentang waktu pada tahun 1844,
tetapi sejak masa itu, tidak pernah lagi
meresmikan satu waktu sebagai tanda yang
menunjukkan tanda khusus dari kedatanganNya. Sejak tahun 1844, Ia tidak pernah lagi
menguji umat-Nya dengan suatu waktu
tertentu. Kita akan terus dalam kesabaran
untuk menunggu” Testimonies, vol. 1, hal.
409.
“Secara berulang-ulang, kembali saya
telah diamarkan sehubungan dengan
penentuan waktu. Tidak akan pernah ada
pekabaran untuk umat Allah yang
berdasarkan kepada waktu. Kita tidak
mengetahui waktu secara pasti tentang
pencurahan Roh Suci atau kedatangan Yesus
yang kedua kali” Review and Herald, 22
Maret 1892, hal. 177, 178. “Allah telah
menunjukkan kepada kita bahwa pekabaran
harus terus dikabarkan, namun tidak boleh
berdasarkan waktu, sebab waktu tidak akan
pernah menjadi ukuran lagi” Ibid., 178.
AMARAN MENENTANG SPEKULASI YANG
BERBEDA
“Sebagai gantinya menghabiskan tenaga
dan pikiran kita untuk berspekulasi
sehubungan dengan waktu dan musim yang
Tuhan telah tempatkan dalam kuasa-Nya
sendiri, dan terpisah dari kuasa manusia, kita
patut menyerahkan diri kita dalam pengaruh
Roh Suci, untuk melaksanakan tugas
sekarang ini, memberikan roti kehidupan
yang tidak terpengaruh oleh pikiran manusia
biasa, kepada jiwa-jiwa yang sedang mati
karena kelaparan.”
“Setan senantiasa siap untuk mengisi
pikiran dengan teori dan kalkulasi yang akan
memisahkan manusia dari kebenaran masa
kini, dan tidak melayakkan mereka untuk
memberikan pekabaran malaikat ketiga
kepada dunia” Ibid., hal. 177. (bersambung)
– DR. JONATHAN KUNTARAF
Associate Director
Departemen Sekolah Sabat/ Pelayanan
Perorangan, General Conference
22 Oktober 2004
8
TERJEMAHAN BIBLE COMMENTARY & KUTIPAN ROH NUBUAT
Terjemahan SDA Bible Commentary Pelajaran dari Hidup Nebukanezar
Daniel 4:34-37
34. Setelah lewat waktu yang ditentukan. Maksudnya adalah akhir
dari tujuh masa tersebut, atau tujuh tahun, yang telah dinubuatkan
mengenai direndahkannya Nebukadnezar.
Menengadah ke langit. Penting untuk diperhatikan bahwa raja itu
dipulihkan setelah ia mengakui Allah yang benar. Pada waktu raja yang
direndahkan itu menengadah ke surga dengan doa maka ia ditinggikan
dari keadaan seperti binatang kembali kepada satu makhluk yang
mempunyai peta Allah. Ia yang selama bertahun-tahun telah berbaring
tak berdaya di atas tanah dalam kehinaannya kini telah ditinggikan
kepada kewibawaan seorang manusia yang telah diberikan Allah
kepada ciptaan-Nya yang dibentuk sesuai dengan rupa-Nya. Gambaran
mukjizat serupa yang terjadi dalam diri Nebukadnezar masih bisa
terulang—sekalipun tidak secara luar biasa—dalam pertobatan setiap
orang berdosa.
Aku memuji Yang Mahatinggi. Ungkapan ini menyatakan dengan
jelas bahwa setelah pengalamannya yang menyakitkan itu, maka
kerinduan raja yang tadinya sombong tersebut adalah untuk bersyukur
kepada Allah, memuji Dia sebagai Allah yang kekal, dan mengakui
keabadian pemerintahan-Nya.
35. Dianggap remeh. Bandingkan Yes 40:17. Bagian terakhir ayat ini
mempunyai parallel dengan Yes 43:13. Ada yang berpendapat bahwa
kemungkinan dalam pergaulannya dengan Daniel, raja itu telah terbiasa
dengan kata-kata Yesaya, dan kata-kata itu muncul muncul tiba-tiba
dalam pikirannya. Pengakuan ini sungguh luar biasa, berasal dari mulut
raja yang tadinya congkak. Ini adalah sebuah kesaksian dari seorang
petobat yang rendah hati, sebuah pernyataan dari hati seorang yang
telah belajar oleh pengalaman bagaimana mengenal dan memuji Allah.
36. Kembali kepadaku. Dengan dipulihkannya pengertiannya,
Nebukadnezar juga mendapatkan kembali kuasa kerajaan dan
takhtanya. Untuk menunjukkan kaitan yang erat antara kembalinya
ingatannya dan dikembalikannya dia pada kekuasaannya, ayat ini
menyatakan kembali (lihat ay. 34) unsur pertama pemulihan tersebut.
Pemulihan yang kedua digambarkan setelah itu dengan bentuk kalimat
yang sederhana. Seorang ahli pidato Inggris bisa saja mengatakan, “Saat
akal budiku kembali, maka kerajaan dan kemuliaanku juga kembali.”
Menjemput aku lagi. Kata “menjemput” bukannya menunjukkan
bahwa selama masa kehinaannya raja itu dibiarkan berkelana di ladangladang dan padang belantara tanpa pengawasan, melainkan
menunjukkan dikembalikannya seseorang pada jabatan resminya.
Ketika diketahui bahwa akal budi raja itu telah pulih, para pegawai
membawanya kembali dengan segala kebesarannya untuk
mengembalikan pemerintahan itu kepadanya. Selama ia direndahkan
orang-orang inilah yang telah menjalankan urusan pemerintahan.
37. Memuji dan meninggikan. Ini adalah kesimpulan pengakuan
Nebukadnezar, di mana sebagai seorang berdosa yang bertobat, dia
mengakui keadilan Allah. Pengakuannya bahwa Allah adalah “Raja
Surga” menyatakan hormatnya kepada Allah yang baru saja
ditemukannya. Raja yang sudah pulih itu telah mendapatkan satu
pelajaran.
Warta Advent On-line (WAO)
Sekalipun mimpi indah ini [mimpi patung besar] menyebabkan
perubahan bermakna dalam ide-ide dan pendapat-pendapat Raja
Nebukadnezar, jiwanya tidak dibersihkan oleh kuasa Allah yang
menobatkan dari rasa sombong, ambisi duniawi, serta hasrat
meninggikan diri. Muncul dan jatuhnya kerajaan-kerajaan yang akan
menggantikan Babel, dinyatakan dengan jelas kepadanya oleh nabi itu;
tetapi gantinya memantapkan keyakinan yang telah ada dalam
pikirannya sehubungan dengan kejatuhan semua kerajaan dunia, serta
kejayaan kuasa kerajaan Yahweh, raja tersebut, setelah kesan sesaat itu
sirna, hanya memikirkan kebesarannya saja, dan mempelajari jalan
yang bisa ditempuhnya untuk mengubah mimpi itu menjadi kebesaran
dan kehormatannya sendiri. (The Signs of the Times, April 29, 1897,
alinea 6).
Dari catatan pengalaman Nebukadnezar, kita bisa mempelajari
bagaimana Tuhan menanggapi roh meninggikan diri. Seandainya raja
Babel itu telah memperhatikan amaran-amaran Allah sehubungan
dengan sifat meninggikan diri, penghinaan yang dialaminya bisa saja
dicegah; tetapi ia meneruskan sifat sombongnya, menggunakan
karunia-karunia Allah sebagai miliknya untuk meninggikan diri, hingga
ia merasakan tangan Mahakuasa yang merendahkannya. Setelah lewat
masa tujuh tahun penghinaan dan penderitaan itulah baru raja itu
mengetahui bahwa Allah sanggup merendahkan mereka yang hidup
dengan sombong dan tinggi hati. Pengalaman Nebukadnezar ini adalah
amaran bagi semua orang. (The Youth’s Instructor, April 4, 1905,
Alinea 1)
Pelajaran yang Allah mau dipelajari oleh semua manusia dari
pengalaman raja Babel tersebut adalah bahwa orang-orang yang hidup
dalam kesombongan dapat direndahkan-Nya. Oleh disiplin yang tegas
Nebukadnezar harus mempelajari satu pelajaran yaitu bahwa Allah,
bukan manusia, yang adalah Penguasa, bahwa kerajaan-Nya adalah
kerajaan yang kekal. Jadi manusia dewasa ini harus mengetahui bahwa
Allah itu paling mulia (tinggi). Bila manusia memperoleh sukses dalam
pekerjaan Tuhan, itu karena Allah yang telah memberikan mereka
keberhasilan itu, bukan untuk kemuliaan mereka, melainkan untuk
kemuliaan Allah. Orang yang coba merampas seberkas saja kemuliaan
Allah akan mendapati bahwa dia akan dihukum oleh sifat takaburnya.
(The Publishing Ministry, hlm. 139:4)
Pada akhirnya, di bawah teguran Allah, raja itu telah mempelajari satu
pelajaran yang semua raja dan penguasa perlu pelajari—keagungan
sejati itu terdapat dalam kebaikan. Dia mengakui Yahweh sebagai Allah
yang hidup, oleh mengatakan: Marilah semua yang takut akan Allah,
dan aku akan memberitahukan kepadamu apa yang Dia telah perbuat
pada jiwaku. Aku rindu agar semua orang mempelajari apa yang baru
saja kupelajari, bahwa Allah yang mereka harus sembah bukanlah
sebuah patung emas, melainkan Dia yang menjadikan langit dan bumi.
(The Youth’s Instructor, Dec 13, 1904, alinea 4).
Diterjemahkan bebas oleh Richard A. Sabuin
22 Oktober 2004
9
T O P I K
K H U S U S
LAZARUS DAN ORANG KAYA
Bagian 12
Tetapi seperti orang kaya itu, mereka tidak mengulurkan
tangan untuk menolong meringankan keperluan duniawi dan
rohani dari manusia yang sengsara. Penuh keangkuhan,
mereka menempatkan ketergantungannya kepada fakta bahwa
mereka adalah anak-anak Abraham. Meski peminta-minta itu
termasuk golongan yang dianggap manusia rendah, Kristus
mengakui dia sebagai seorang yang akan diterima Abraham ke
dalam ikatan yang paling dekat (Perumpamaan-perumpamaan
Tuhan Yesus, hal. 190).
Bagian ini menceritakan tentang perumpamaan Tuhan Yesus
yang terdapat di dalam Lukas 16:19-31, mengenai seorang
yang kaya dan Lazarus yang miskin. Banyak orang berpikir
bahwa cerita ini benar-benar terjadi seperti yang diceritakan.
Tetapi bukan demikian adanya, sebab cerita itu hanyalah
perumpamaan saja. Dalam perumpamaan itu disebutkan:
Seorang yang kaya dengan jubah yang mahal dan setiap hari
bersukaria dalam kemewahan. Di pintu gerbangnya adalah
seorang pengemis yang penuh dengan borok (kudis). Untuk
menghilangkan laparnya, ia makan dari makanan yang jatuh
dari meja orang kaya tersebut. Kemudian orang kaya tersebut
mati dan Lazarus juga mati. Tetapi sesudah Lazarus mati ia
dibawa malaikat ke pangkuan Abraham, sedang orang kaya itu
mengalami penderitaan dalam api neraka. Orang kaya itu
kemudian memohon supaya Abraham menyuruh Lazarus
mencelupkan ujung jarinya ke dalam air dan menyentuhkan
tangannya pada lidah orang kaya itu untuk menyejukkan orang
kaya itu yang kepanasan dalam api.
Sekarang ada satu golongan dalam dunia kita ini yang merasa
dirinya benar. Mereka mengatakan bahwa mereka bukan
pelahap, mereka bukan pemabuk, mereka bukan pendurhaka,
tetapi mereka ingin hidup bagi dirinya sendiri, bukan untuk
Allah (PTY 193).
Tetapi Abraham mengatakan bahwa ada jurang pemisah yang
sangat dalam yang memisahkan dia dengan Lazarus sehingga
permohonan tersebut tidak mungkin dilakukan. Kemudian
orang kaya itu meminta agar Lazarus pergi kepada saudarasaudaranya yang masih hidup untuk memberi amaran kepada
mereka agar bertobat supaya jangan sampai mengalami siksaan
seperti yang sedang dialaminya. Kembali Abraham menjawab
bahwa walaupun seorang dari antara orang yang sudah mati
pergi mengamarkan saudara-saudaranya itu, kalau mereka
tidak mendengarkan kesaksian Musa dan nabi-nabi maka
mereka tetap tidak akan bertobat.
Marilah kita menelaah akan isi perumpamaan itu, untuk dapat
mengerti makna dan tujuannya. Ketika Kristus memberikan
perumpamaan tentang orang kaya dan Lazarus, banyak di
antara bangsa Yahudi yang berada dalam keadaan patut
dikasihani oleh orang-orang kaya. Tuhan telah menjadikan
orang Yahudi tempat simpanan kebenaran yang kudus. Ia
memberikan kepada mereka keuntungan duniawi dan rohani,
Warta Advent On-line (WAO)
tetapi Ia juga memanggil mereka untuk membagikan berkatberkat itu.
Jurang besar yang dibuat di antara dia (orang kaya) dengan
Abraham adalah jurang ketidaktaatan. Meski mereka sebagai
anggota gereja, mereka belum bertobat. Mereka boleh
mengambil bagian dalam acara gereja, mereka boleh
menuturkan mazmur, ”Seperti rusa merindukan sungai yang
berair, demikian jiwaku merindukan Engkau, ya Allah,” tetapi
mereka bersaksi palsu, dalam pemandangan Allah mereka
tidak lebih daripada orang yang paling berdosa. Orang kaya
dalam perumpamaan ini merindukan kesenangan dan
kepelesiran dunia tidak dapat melayani Allah (PTY 192).
Percakapan di antara Abraham dan orang kaya adalah suatu
kiasan (PTY 188).
1. Sekiranya orang mati menerima pahala pada waktu ia
dalam kubur maka hal itu bertentangan dengan pernyataan
Yesus dalam Matius 25:31-34: ”Apabila Anak Manusia
datang dalam kemuliaan-Nya dan semua malaikat
bersama-sama dengan Dia, Ia akan memisahkan mereka
seorang daripada seorang, sama seperti gembala
memisahkan domba dari kambing, dan Ia akan
menempatkan domba-domba di sebelah kanan-Nya dan
kambing-kambing di sebelah kiri-Nya. Dan Raja itu akan
22 Oktober 2004
10
berkata kepada mereka yang di sebelah kanan-Nya: ”Mari,
hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah kerajaan
yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan.”
bukan diterjemahkan secara literal akan tetapi percontohan
atau perbandingan saja.
ROH-ROH DALAM PENJARA
Dan juga bertentangan dengan pernyataan nabi Maleakhi
bahwa neraka itu masih akan terjadi. Maleakhi 4:1;
”Bahwa sesungguhnya hari itu datang, menyala seperti
perapian, maka semua orang yang gegabah dan setiap
orang yang berbuat fasik menjadi seperti jerami dan akan
terbakar oleh hari yang akan datang itu, firman TUHAN
semesta alam, sampai tidak ditinggalkannya akar dan
cabang mereka.”
Bagian 13
1 Petrus 3:19-20:
”Dan di dalam roh
itu juga Ia pergi
memberitakan Injil
kepada roh-roh yang
di dalam penjara,
yaitu kepada roh-roh
mereka yang dahulu
pada waktu Nuh
tidak taat kepada
Allah, ketika Allah
tetap menanti
dengan sabar waktu
Nuh sedang
mempersiapkan
bahteranya, di mana hanya sedikit, yaitu delapan orang, yang
diselamatkan oleh air bah itu.”
Jadi, neraka itu bukanlah dialami orang sesudah ia mati.
2. Kalau saja orang mati langsung dapat menikmati hasil
imannya pada waktu hidup di dunia ini maka hal itu
bertentangan dengan Ibrani 11:10 dan 13: Sebab ia
(Abraham) menanti-nantikan kota yang mempunyai dasar,
yang direncanakan dan dibangun oleh Allah. Dalam iman
mereka semua ini telah mati sebagai orang-orang yang
tidak memperoleh apa yang dijanjikan itu, tetapi yang
hanya dari jauh melihatnya dan melambai-lambai
kepadanya dan yang mengakui, bahwa mereka adalah
orang asing dan pendatang di bumi ini.
Ada orang yang berpendapat bahwa sementara Yesus mati
dalam kubur maka di dalam Roh, Ia pergi mengajarkan Injil
kepada roh-roh yang mati pada zaman Nuh, yaitu roh-roh yang
ada dalam penjara agar mereka dapat bertobat dan selamat.
3. Kalau sekiranya perumpamaan itu literal (benar terjadi)
maka setiap orang saleh yang mati dan menjadi anak-anak
Abraham akan langsung dibawa malaikat ke pangkuan
Abraham. Berapa banyak orang saleh yang mati dapat
dipangku oleh Abraham sejak zaman Adam?
Ini bertentangan dengan ayat-ayat Alkitab sebab orang mati
tidak dapat bertobat lagi dan yang dimaksudkan dengan
penjara roh-roh itu adalah perumpamaan saja. Dapat kita
bandingkan dengan ayat dalam Yesaya 61:1: ”Roh Tuhan
Allah ada padaku, oleh karena Tuhan telah mengurapi aku; Ia
telah mengutus aku untuk menyampaikan kabar baik kepada
orang-orang sengsara, dan merawat orang-orang yang remuk
hati, untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang
tawanan, dan kepada orang-orang yang terkurung kelepasan
dari penjara.”
4. Ada orang mempercayai bahwa ketika orang mati,
terpisahlah tubuh dan jiwanya di mana jiwanya akan ke
surga atau neraka. Akan tetapi dalam perumpamaan ini,
tidak pernah disebut bahwa jiwa Lazarus atau jiwa
Abraham atau jiwa orang kaya itu dibakar di neraka.
Tetapi kebangkitan orang mati terjadi waktu kedatangan
Yesus yang kedua kalinya nanti (Matius 24:30-31).
5. Bila benar-benar tubuh dari orang kaya itu dibakar di
neraka sehingga ia benar-benar disiksa maka hal itu
bertentangan dengan firman Tuhan yang dinyatakan dalam
Kejadian 3:19: ”Dengan berpeluh engkau akan mencari
makananmu, sampai engkau kembali lagi menjadi tanah,
karena dari situlah engkau diambil; sebab engkau debu dan
engkau akan kembali menjadi debu.”
6. Dalam bahasa Gerika, orang mati itu ada di dalam kubur
yang disebut: ”hades” yaitu suatu tempat yang sunyi dan
tidak ada kegiatan. Akan tetapi dalam perumpamaan itu
hades diterjemahkan ”neraka,” yang sebenarnya tak pernah
diterjemahkan seperti itu pada ayat-ayat yang lain. Sebab
dalam kubur tidak ada api, semua orang Yahudi tahu
bahwa hades adalah tempat orang-orang mati.
7. Dalam perumpamaan Hakim-Hakim 9:8-15, bahwa pohonpohon berbicara kepada pohon zaitun, pohon ara, pohon
anggur dan semak duri, untuk dijadikan raja pohon. Ini
bukanlah berarti bahwa pohon-pohon itu benar dapat
berbicara. Dengan perkataan lain bahwa dalam Alkitab
kita dapati ada perumpamaan-perumpamaan yang jelas
Warta Advent On-line (WAO)
Yesaya 42:7: ”Untuk membuka mata yang buta, untuk
mengeluarkan orang hukuman dari tempat tahanan dan
mengeluarkan orang-orang yang duduk dalam gelap dari rumah
penjara.” Ayat-ayat di atas itu sudah digenapi oleh Yesus,
ketika Ia berkhotbah dalam rumah ibadah di Nazaret. Dan
Yesus datang untuk membebaskan orang dari penjara dosa.
Lukas 4:16-20: Ia datang ke Nazaret tempat Ia dibesarkan, dan
menurut kebiasaan-Nya pada hari Sabat, Ia masuk ke dalam
rumah ibadat, lalu berdiri hendak membaca dari Alkitab.
Kepada-Nya diberikan kitab nabi Yesaya dan setelah dibukaNya, Ia menemukan nas, di mana ada tertulis: ”Roh Tuhan ada
pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk
menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia
telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada
orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta,
untuk membebaskan orang-orang tertindas, untuk
memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang.” Kemudian
Ia menutup kitab itu, memberikannya kembali kepada pejabat,
lalu duduk; dan mata semua orang dalam rumah ibadat itu
tertuju kepada-Nya. Lalu Ia berkata: ”Pada hari ini genaplah
nas ini sewaktu kamu mendengarnya.”
22 Oktober 2004
11
Jadi kegenapan dari pembebasan manusia dari penjara dosa
itulah yang Yesus jelaskan, bukan melepaskan roh yang sudah
dipenjarakan sejak zaman Nuh setelah mendengar khotbah
Yesus sementara Ia masih di dalam kubur.
tidak ada lagi harapan untuk setia kepada Tuhan karena mereka
tidak tahu apa-apa lagi (Yesaya 38:18).
Pada zaman Nuh manusia hidup dalam penjara dosa. Mereka
dibelenggu oleh kuasa dosa, maka oleh Roh Suci Tuhan
kepada mereka diberitakan Injil keselamatan melalui nabi Nuh,
agar mereka dapat selamat dari bencana
air bah. Jadi sebelum Yesus menjelma
menjadi manusia, melalui Roh Suci, Ia
mengajak dan membujuk agar manusia
itu bertobat supaya selamat, dengan
penuh kesabaran.
Juga rasul Paulus berkata kepada orang-orang di Efesus bahwa
mereka tadinya sudah mati (rohani) tetapi dihidupkan kembali
oleh kuasa Injil itu.
Efesus 2:1, 4-5: Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-
Kepercayaan akan adanya ”dunia orang
mati” (disebut dalam bahasa Grika =
Hades) ke mana Yesus pergi sementara
Ia mati dalam kubur, berkhotbah kepada
roh-roh orang mati yang hidup pada
zaman Nuh, telah menyokong adanya
”purgatory” yaitu api di mana roh-roh
orang jahat dibakar. Dan Yesus pergi ke
sana untuk melepaskan roh-roh dari
dalam api setelah roh-roh itu bertobat.
Jadi ada kesempatan lagi untuk selamat
(sementara orang dalam kubur). Hal
inilah yang menjadi pertentangan besar
antara ajaran Paus dan Protestan.
Ayat itu mengatakan: ”Ketika Allah
tetap menanti dengan sabar waktu Nuh
sedang mempersiapkan bahteranya ...” (1 Petrus 3:20).
Allah sudah cukup sabar menanti, cukup memberi waktu dan
kesempatan bagi manusia pada zaman Nuh agar bertobat. Jadi
tidak perlu ada kesempatan yang kedua di dalam kubur. Dan
juga bagi kita manusia yang hidup sekarang ini Allah juga
memberikan kesempatan yang sama supaya jangan ada seorang
pun yang binasa melainkan semua selamat (2 Petrus 3:9).
INJIL KEPADA ORANG MATI?
Bagian 14
pelanggaran dan dosa-dosamu. Tetapi Allah yang kaya akan
rahmat, oleh karena kasih-Nya yang besar yang dilimpahkanNya kepada kita, telah menghidupkan kita bersama-sama
dengan Kristus, sekalipun kita telah mati oleh kesalahankesalahan kita – oleh kasih karunia kamu diselamatkan.
Kematian rohani terjadi karena pelanggaran dosa-dosa. Hidup
menurut keinginan-keinginan daging. Akan tetapi oleh kuasa
Injil maka terjadilah pertobatan sehingga kerohanian yang
sudah mati itu, menjadi hidup kembali. Itulah sebenarnya
kuasa Injil yang diberitakan kepada orang-orang mati tersebut.
(bersambung...)
1 Petrus 4:6: Itulah sebabnya maka Injil telah diberitakan juga
kepada orang-orang mati, supaya mereka, sama seperti semua
manusia, dihakimi secara badani; tetapi oleh roh dapat hidup
menurut kehendak Allah.
”Injil diberitakan kepada orang mati” – bukan kepada orang
mati yang ada di dalam kubur, tetapi kepada orang yang
(sedang) mati dalam kerohanian. Dalam menghadapi masa
penghakiman Tuhan itu, sesungguhnya banyak manusia yang
sudah mati secara rohani walaupun masih hidup.
– PDT. E. GULTOM
Sekretaris Kependetaan UIKB
1 Timotius 5:6: Tetapi seorang janda yang hidup mewah dan
berlebih-lebihan, ia sudah mati selagi hidup.
Orang yang hidup mewah dan hidup untuk diri sendiri dan
tidak menghiraukan kebutuhan orang lain sesungguhnya orang
itu ”sudah mati” secara rohani. Kepada orang seperti itulah
Injil diberitakan dan akan menghidupkan ia kembali secara
rohani. Akan tetapi orang mati dalam kubur itu sesungguhnya
Warta Advent On-line (WAO)
22 Oktober 2004
12
Download