Salam Sejahtera! WAO edisi tanggal 22 Oktober 2004 yang ada di tangan anda saat ini adalah edisi yang ke-11 sejak terbitan pertama pada edisi perkenalan pada tanggal 12 Agustus 2004 yang lalu. Puji Tuhan! Itu berarti sudah sebelas minggu WAO hadir di hadapan anda dengan sajian-sajian firman Tuhan maupun berita-berita dari jemaat-jemaat GMAHK yang tentunya kami harapkan telah menambah wawasan kita akan hal-hal yang berhubungan dengan kepercayaan kita sebagai umat Advent, sekaligus mempererat tali persaudaraan kita. Tentu saja ini semua tidak dapat terjadi tanpa pertolongan Tuhan dan tanpa doa dari anda sekalian. Para kontributor WAO yang senantiasa siap memberikan ilmu dan pengetahuannya dalam bentuk tulisan untuk diterbitkan di WAO adalah merupakan satu karunia yang kita patut syukuri sehingga kita dapat memahami hal-hal yang mungkin selama ini kurang kita fahami. WAO tidaklah apa-apa tanpa kontribusi mereka dan dukungan anda sekalian. Saran dan masukan dari anda sekalian senantiasa menambah semangat kami dalam membenahi WAO ini ke arah yang lebih baik. Kami sangat merasakan berkat atas doa-doa anda sekalian yang anda tuliskan melalui email ke [email protected] maupun melalui buku tamu WAO di http://www.wartaadvent.org. Biarlah nama Tuhan saja yang dipermuliakan atas pelayanan ini. Masih ingat judul Renungan pada WAO edisi 27 Agustus 2004? Batas antara memuliakan diri dan memuliakan Tuhan sangat tipis. Jadi dijauhkanlah kiranya kesombongan diri dalam setiap pelayanan kita kepada Tuhan. Beberapa edisi lagi, maka tulisan bersambung mengenai Persekutuan Davidian dan Spritisme Modern akan berakhir. Kami akan menyuguhkan topik-topik penting dan menarik lainnya. Nantikan selalu WAO! Beritahukan kepada saudara/i kita yang lain agar mereka berlangganan atau men-download di website WAO. GAMBAR SAMPUL Ketika Yesus usai menerima baptisan air oleh Yohanes pembaptis, maka terdengarlah suara dari surga. RENUNGAN 4 Seorang yang Berkenan di Hati Allah EDITORIAL 6 Indonesia Memasuki Era Baru DARI REDAKSI 2 Pengantar Edisi ini KOLOM TETAP 5 Jadwal Buka/Tutup Sabat (Sunset) 9 Terjemahan Bible Commentary dan Kutipan Roh Nubuat KOLOM KHUSUS 7 Menganalisa Keyakinan Persekutuan Davidian. Oleh Dr. Jonathan Kuntaraf (lanjutan). 10 Spiritisme Modern. Oleh Pdt. E. Gultom (lanjutan). KOLOM PEMBACA 3 Surat-surat MINGGU DEPAN Pada Edisi minggu depan kami masih akan menyajikan lanjutan tulisan dari Pdt. E. Gultom mengenai aliran Spiritisme Modern. Nantikan WAO edisi minggu depan ! Kiranya WAO dapat menjadi referensi bagi anda sekalian untuk menemukan jawaban atas beberapa topik yang sehubungan dengan dasar kepercayaan GMAHK dan juga menjadi sarana komunikasi bagi komunitas Advent di mana pun anda berada! Kiranya Tuhan menolong kita untuk tetap setia sampai Maranatha! Amin! Salam WAO! PENTING! - Redaksi berhak menentukan tulisan dan/atau berita untuk dimuat atau tidak dengan/tanpa pemberitahuan kepada sumber/pengirim berita. - Redaksi berhak memeriksa keaslian dari tulisan/sumber tulisan/berita. - Redaksi berhak mengedit kata atau kalimat dalam berita untuk tujuan mempertegas makna, kesantunan bahasa dan tujuan positif lainnya. - Photo/gambar yang masuk menjadi hak WAO. Warta Advent On-line (WAO) 22 Oktober 2004 2 redaksi yang terhormat Cover Edisi Minggu Lalu :: Media Penyejuk & Penjernih :: Penasehat Pdt. Berlin Samosir Penanggung Jawab Philip C. Wattimena Pemimpin Redaksi Bonar Panjaitan Dewan Redaksi Pdt. Berlin Samosir Philip C. Wattimena Bonar Panjaitan Wilhon Silitonga Jeffrey E.R. Kiroyan Frederik J. Wantah Richard A. Sabuin Samuel Pandiangan Samuel Simorangkir Yusran Tarihoran Albert Panjaitan Ramlan Sormin Tata Letak: Wilhon Silitonga Samuel Pandiangan Webmasters: Yusran Tarihoran Albert Panjaitan Tapson Manik Kontributor Khusus: Dr. Albert Hutapea Dr. Jonathan Kuntaraf Hans Mandalas Dr. R.A. Nainggolan Edy Nurhan Pieter Ramschie Dr. Rudolf Sagala Dave Sampouw Dr. Praban Saputro Andrey Sitanggang Dirjon Sitohang Dr. E.H. Tambunan Joppy Wauran Dr. Tommy Wuysang Salam dalam Kasih Yesus Kristus, Renungan Pembukaan Sabat yang ditulis oleh Sdri. Silvanna Londah, sangat membumi, karena panulis telah alami apa artinya hidup di tengahtengah ancaman hidup-mati, yang dia alami waktu melahirkan. Oleh sebab itu, saya yakin dan percaya, renungan yang didasarkan atas pengalaman hidup dan dikaitkan dengan janji Yesus, dan ajaran serta pengalaman kehidupan Yesus, akan memberikan kepada setiap pembaca, satu semangat dan kekuatan iman untuk tetap mengikuti Yesus dalam situasi apa pun juga - walaupun sungai Yordan deras arusnya. Memang seperti apa yang dikatakan orang, kita tidak pernah hargai artinya kenyang, kalau tidak pernah lapar. Kita tidak pernah hargai pergorbanan Yesus, kecuali kita pernah berkorban untuk orang lain atau sesama kita, atau kita hampir mati, tetapi ada jalan keluar untuk selamatkan diri. Semoga Tuhan memberkati penulis dan keluarga. – HANS S. M ANDALAS Jemaat Menteng, Jakarta Terima kasih untuk semua masukan yang diberikan. - Redaksi WAO – Kirim berita ke: [email protected] Website: http://www.wartaadvent.org Berlangganan gratis: [email protected] Warta Advent On-line (WAO) 22 Oktober 2004 3 R E N U N G A N “Seorang Yang Berkenan Di Hati Allah” Oleh Pdt. B.J. Sepang Allah adalah pengasih. Prinsip terbesar yang telah diletakkan oleh Allah bagi kita adalah prinsip kasih. Kasih adalah sesuatu yang paling berkuasa di dunia ini karena itu mencerminkan Allah sendiri. Kasih selain mempunyai kuasa untuk menyembuhkan yang sakit baik fisik maupun rohani, juga membalut yang hancur dan meluruskan yang bengkok. Dalam Alkitab kita memiliki contoh bagaimana seseorang bereaksi terhadap kasih Allah. Dari bermiliaran manusia yang pernah hidup di planet ini, hanya beberapa di antaranya yang Allah perkenalkan dengan cara yang istimewa. Henokh berjalan bersama Allah (Kejadian 5:24). Abraham adalah sahabat Allah (Yakobus 2:23). Daniel sangat dikasihi oleh Allah (Daniel 9:23, 10:11). Ayub adalah saleh dan jujur (Ayub 1:8). Mereka adalah orang-orang top dalam kerohanian di zaman mereka. Suatu pujian luar biasa yang Allah dapat berikan. Tapi pujian yang tertinggi justru diberikan Allah kepada seseorang yang karakternya diragukan. Orang itu pernah melanggar semua hukum Allah dari yang pertama sampai Warta Advent On-line (WAO) hukum kesepuluh. Dia mengingini isteri orang lain, berzinah, berdusta, membunuh suami dari seorang wanita, mencuri wanita itu dan mengambilnya sebagai miliknya, dengan kata lain dia telah mempermalukan orang tuanya dan Allahnya. Orang tersebut tidak lain adalah Daud. Allah menyebutkan Daud adalah seorang yang berkenan di hatiNya (1 Samuel 13:14). Saya mau disebut seorang yang “berjalan” dengan Allah, atau “sahabat” Allah, atau yang “sangat dikasihi” oleh Allah, atau yang disebut Allah “saleh dan jujur.” Tapi akan lebih baik kalau Allah mengatakan kepadaku, “engkau adalah seorang yang berkenan di hati-Ku.” Bukankah itu adalah pujian yang tertinggi yang Allah dapat berikan kepada seseorang? Mengapa Daud disebut seorang yang berkenan di hati Allah? Karena Daud telah bertobat. Orang lain telah bertobat sebagaimana Daud tapi Allah tidak mengatakan apa-apa kepada mereka. Mengapa tidak? Mari kita melihat lebih jauh lagi. Pena inspirasi mengatakan, bahwa sangat besar kejatuhan Daud, tapi sangat dalam pertobatannya. Kasihnya sungguh-sungguh dan imannya teguh. Dia telah diampuni banyak dan itulah sebabnya kasihnya banyak (PP, p.754). Sebagaimana Maria Magdalena mengasihi banyak karena ia telah diampuni banyak (Lukas 7:36-47) demikian pula halnya dengan Daud. Satu hal yang menarik tentang Daud, bahwa dia mempunyai impian atau visi ingin membangun kaabah untuk Tuhan (Mazmur 132:3-5). Namun Daud kecewa sebab Tuhan tidak ijinkan dia untuk membangun kaabah tersebut (1 Tawarikh 17:1-4) karena dia adalah seorang laskar yang telah menumpahkan banyak darah. Pernahkah engkau memiliki sebuah impian dan kerinduan tapi engkau dapati hal itu tidak bisa menjadi kenyataan? Kasih yang benar bangkit atas semua kekecewaan. Daud kecewa waktu Allah berkata, engkau tidak dapat membangun rumah-Ku. Tapi Daud tidak putus asa, dia pergi kepada Tuhan dan berkata, Tuhan saya tahu, bahwa saya tidak diijinkan membangun rumah bagi-Mu, namun bolehkah saya diijinkan membuat cetakan biru (blue print) sebagai master plannya? Dan Allah mengijinkan padanya membuat cetakan biru menjadi sebuah master plan dari sebuah bangunan yang paling megah yang pernah dibangun waktu itu. “Tapi akan lebih baik kalau Allah mengatakan kepadaku, ‘engkau adalah seorang yang berkenan di hati-Ku’.” 22 Oktober 2004 4 Bila kita mengasihi seperti apa sayangku pada rumah-Mu. Daud yang dilakukan oleh Daud, kita akan mencurahkan kasih sayangnya pada bangkit keluar dari rumah Tuhan karena dia kekecewaan kita. mengasihi Allah pemilik “Kasih yang Sesudah Daud rumah itu. benar menyelesaikan master Jadi, Daud tidak plan dari bangunan mencurahkan kasih ditunjukkan tersebut, dia kembali sayangnya pada batu melalui kepada Allah dan bata dinding kaabah, atau berkata, bolehkah saya bangku-bangku dalam perbuatan mengumpulkan bahankaabah, atau tata letak bahan bangunan? ruangan kaabah, tetapi bukan Setelah Allah pada sang Penciptanya. melalui mengijinkannya, kembali Olehnya Daud pantas dia melakukannya. disebut seorang yang perkataan.” Daud menyiapkan berkenan di hati Allah. bahan-bahan bangunan Marilah kita memberikan yang terbaik (1 Tawarikh 22:1-19). Hal yang terbaik kepada Tuhan, baik itu ini dilakukannya karena kasihnya kekuatanmu, waktumu, pelayananmu banyak sehingga dia memberikan serta pemberianmu. Kasih yang sejati banyak pula. Kasih yang benar (sejati) terwujud dalam tindakan seseorang selamanya merindukan untuk bukan dalam ucapannya, jika Allah melakukan yang terbaik. Dan hal sekiranya berjumpa dengan orang tersebut didemonstrasikan oleh tersebut, maka Ia akan berkata, “Aku perbuatan bukan sekedar kata-kata saja. telah temukan seorang yang berkenan Bila engkau mengasihi Allah, tidak di hati-Ku.” akan ada persoalan mengenai berapa sedikit yang engkau berikan kepadaNya. Sebaliknya, engkau akan berkata, berapa banyak yang saya dapat berikan kepada-Mu, Tuhan? (Hartaku, waktuku, talentaku, kehidupanku, dll.) Seorang yang mengasihi Allah mendedikasikan talentanya kepada Allah. Lalu Daud kembali datang kepada Tuhan dan berkata, saya biasa menyanyi untuk raja Saul, bolehkah saya menulis lagu yang akan dinyanyikan di rumah-Mu dan menyediakan alat-alat musiknya. Kita memiliki banyak talenta dan kesanggupan yang diminta oleh dunia dan dunia menginginkannya, tapi bila kita mengasihi Allah, kita mau baktikan – PDT. B.J. SEPANG semuanya kepada-Nya. Kasih yang Ketua Uni Konferens Indonesia Kawasan Timur (UIKT) benar ditunjukkan melalui perbuatan bukan melalui perkataan. Tuhan bolehkah saya melakukan lagi? Ya Tuhan, maukah Engkau ijinkan saya melakukan lebih banyak lagi? Walaupun rumah Tuhan yang menjadi impiannya tidak bisa dibangunnya (Alkitab mencatat nanti anaknya Salomo yang meneruskan pembangunan kaabah tersebut), namun Daud telah memberikan banyak dan yang terbaik untuk Tuhan. Sesudah Daud mempersembahkan semua pemberiannya (cetakan biru, bahanbahan bangunan, alat musik dan lagu gubahannya) dia datang kepada Tuhan dan berkata, Tuhan saya mau berbuat lebih lagi, saya ingin memberikan kasih Warta Advent On-line (WAO) 22 Oktober 2004 Jadwal Buka/Tutup Sabat (Sunset Table) Diolah Oleh P.C. Wattimena KOTA KOTA BUKA SABAT TUTUP SABAT PILIHAN 22 Oct. ‘04 23 Oct. ‘04 Medan 18:11 18:10 Pekanbaru 18:02 18:02 Palembang 17:51 17:51 Jakarta 17:46 17:46 Semarang 17:32 17:32 Surabaya 17:23 17:23 Denpasar 18:14 18:14 Mataram 18:10 18:10 Pontianak 17:31 17:31 Banjarmasin 18:13 18:13 Balikpapan 18:01 18:01 Makassar 17:54 17:54 Kendari 17:41 17:41 Manado 17:28 17:27 Ambon 18:18 18:18 Tembagapura 17:44 17:44 Jayapura 17:28 17:28 Manila 17:33 17:32 Andrews Univ.* 17:55 17:53 GC at DC* 17:21 17:20 Loma Linda* 17:08 17:07 Seattle* 17:10 17:08 Delft* 17:37 17:34 Edison, N.J. * 17:09 17:07 PENTING: Daftar waktu matahari terbenam ini diolah berdasarkan daerah waktu tunggal. Untuk kota-kota yang menerapkan daylight savings time pada musim tertentu (*), diingatkan untuk merubah waktu terbenamnya matahari sesuai dengan perubahan yang dilakukan. Masih ingatkah Anda apa yang terjadi tepat pada tgl hari ini 160 tahun lalu? 5 E D I T O R I A L Indonesia Memasuki Era Baru T anggal 20 Oktober 2004 merupakan hari bersejarah bagi bangsa Indonesia. Hari di mana bangsa Indonesia menyaksikan pelantikan presiden pilihan rakyat. Sejak saat itu Indonesia memasuki era baru, mengisi lembaran pertama dari sebuah buku yang akan dicatat sebagai buku sejarah. Ibarat sebuah kapal baru yang akan bertolak mengarungi lautan luas. Situasi dan cuaca di sekitar pelabuhan dalam keadaan baik. Para penumpang terlihat sibuk dan antusias untuk menikmati perjalanannya menuju pantai kemakmuran. Begitulah tujuan perjalanan yang tercantum di papan pengumuman. Barang-barang telah dipersiapkan di pinggir dermaga untuk segera diangkut ke dalam kapal. Perairan di sekitar dermaga terlihat tenang. Tidak terlihat gulungan ombak, apalagi badai. Tetapi kapal belum berangkat, karena nakhoda baru saja menerima kunci kapal dan sedang melakukan inspeksi atas kapal yang akan dinakhodainya. dengan negara-negara lain. Semua harus mengarungi samudera yang sama – samudera berbangsa dan bernegara di tengah-tengah dunia yang semakin kompetitif dengan segala kompleksitasnya. Persaingan global tidak bisa dihindarkan. Indonesia mempunyai beberapa kelebihan alamiah, baik berupa sumber alam yang kaya, jumlah penduduk yang banyak maupun letak geografisnya yang strategis. Tetapi itu saja tidak cukup. Diperlukan seorang pemimpin yang dapat memadukan semua kelebihan di atas dan melaksanakannya dengan tulus, arif dan bijaksana. Presiden Yudhoyono telah mengumumkan kabinetnya yang bernama “Kabinet Indonesia Bersatu” yang terdiri dari 36 orang. Banyak harapan digantungkan pada pemerintahan yang baru. Menyadari akan harapan itu dan tantangan yang ada di depan, Yudhoyono mengajak seluruh rakyat untuk melupakan persaingan yang terjadi pada masa kampanye dan kembali bersatu dan bekerja keras. Bangsa Indonesia ditantang untuk membuktikan apakah slogan Bhinneka Tunggal Ika hanya akan tinggal slogan ataukah akan terwujud dalam kebersamaan bangsa Indonesia dalam membangun negeri ini. Pengalaman masa lalu tentunya telah mengajarkan kita dan semoga diingat oleh seluruh bangsa Indonesia mulai dari yang tertinggi sampai yang terendah bahwasanya rakyat akan melihat pemimpinnya dan meniru apa yang ditunjukkan oleh pemimpinnya. Pepatah lama mengatakan bahwa perbuatan kita berbicara lebih nyaring dari perkataan kita. Kini saatnya bagi para pemimpin Indonesia untuk membuktikan apa yang mereka ucapkan dalam bentuk perbuatan. “Pepatah lama mengatakan bahwa perbuatan kita berbicara lebih nyaring dari perkataan kita.” Lama sudah bangsa ini terombang ambing di lautan yang luas seakan tanpa tujuan. Sebagian karena kapalnya memang sudah rusak digerogoti tikus-tikus yang banyak berkeliaran di mana-mana. Sebagian lagi karena buku pedoman untuk menjalankan kapal tidak dihiraukan oleh nakhoda yang terdahulu karena lebih senang mendengar nasehat dari anak buah kapal yang ternyata tidak benar. Bangsa Indonesia mengharapkan agar hal itu ditinggalkan sebagai bagian dari masa lalu yang tercatat di buku yang lama. Susilo Bambang Yudhoyono atau lebih dikenal dengan panggilan akrab SBY telah dipercayakan untuk menjadi nakhoda kapal bernama “Indonesia Baru” dengan asisten nakhoda Yusuf Kalla. Mereka bukanlah manusia super, apalagi tanpa kekurangan. Mereka adalah dua dari sekian anak bangsa yang dipercayakan untuk mengemban tugas yang berat ini. Kenikmatan dalam perjalanan maupun keberhasilan untuk tiba di tempat tujuan akan tergantung dari beberapa faktor: 1) nakhoda yang tulus untuk membawa kapal menuju pantai kemakmuran sesuai rencana, 2) para awak kapal yang membantu nakhoda dalam mengoperasikan kapal sesuai buku petunjuk, 3) para penumpang yang tertib mengikuti peraturan di dalam kapal, dan 4) para teknisi yang cekatan dan kompeten melakukan perbaikan seandainya mesin kapal mengalami kerusakan di tengah perjalanan. Tunggu dulu. Apakah kalau keempat syarat di atas telah dipenuhi, maka kapal akan tiba di pantai kemakmuran? Mari kita bersikap lebih realistik. Kapal itu bukan kapal baru dan telah ada bagian-bagian yang bocor. Perbaikan sedang dilaksanakan dan akan terus dilakukan sementara kapal berjalan. Mudah-mudahan para teknisi yang telah dipilih dan diumumkan nama-namanya pada hari Rabu tengah malam tanggal 20 Oktober cekatan untuk melaksanakan tugasnya. Yang tidak kalah penting dan sangat menentukan adalah besarnya ombak yang harus dihadapi dalam perjalanan. Indonesia sebagai satu bangsa tidak berbeda Warta Advent On-line (WAO) Pemimpin mempunyai tanggung jawab untuk mengusahakan dan membawa rakyatnya menuju gerbang kemakmuran. Kita sebagai rakyat mempunyai kewajiban untuk mendukung pemerintah karena Alkitab juga berkata bahwa pemerintah ditunjuk oleh Tuhan. Bilamana proses pemilihan pegawai jemaat telah selesai kita pun selalu melayangkan doa dan memohon kuasa Tuhan agar mereka yang telah dipilih diberi akal budi dan kebijaksanaan dari Tuhan di dalam melaksanakan tugasnya. Oleh karena itu marilah kita mendoakan pemerintah kita yang baru semoga diberi hikmat dan kebijaksanaan dari Tuhan di dalam menjalankan amanat yang dipercayakan kepada mereka. Jangan lupa, mereka juga adalah manusia biasa dengan segala keterbatasannya. Mereka juga tidak luput dari pencobaan dan godaan yang sering mengganggu manusia. Banyak memang suara-suara sumbang yang terdengar akan sebagian dari para pemimpin. Namun sejarah membuktikan bahwa manusia bisa berubah. Banyak yang lupa akan cita-cita luhur yang semula diperjuangkannya dan berubah ketika kesempatan diberikan kepadanya. Tetapi bukan mustahil pula orang yang tadinya kelihatan meragukan dan dikhawatirkan ternyata berubah dan melakukan sesuatu yang menimbulkan kebaikan bagi orang banyak. Indonesia telah melangkah memasuki era baru di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Yudhoyono diharapkan akan mewujudkan cita-cita para pendiri bangsa ini untuk membawa kemakmuran dan keadilan bagi rakyatnya. Akankah? Semoga. 22 Oktober 2004 Tim Redaksi WAO 6 T O P I K K H U S U S Menguji Ajaran Davidian Dengan Lebih Terperinci (lanjutan) Oleh Dr. Jonathan Kuntaraf AJARAN TONGKAT GEMBALA Tongkat Gembala menolak kenyataan bahwa penuaian pengumpulan orang benar dan jahat untuk menentukan nasib mereka masing-masing itu terjadi sesudah pintu kasihan tertutup, serta mengaplikasikan masuknya jiwa-jiwa ke dalam gereja melalui pengabar Injil sebelum pintu kasihan tertutup. Untuk membenarkan teorinya bahwa Kerajaan Daud yang bersifat teokrasi akan didirikan untuk umat Tuhan di dunia khususnya di Palestina; sebelum pintu kasihan tertutup, pemimpin Tongkat Gembala membagi perumpamaan penuaian itu dalam dua bagian, dengan dua pemisahan, dua penutupan pintu kasihan dan dua kedatangan Yesus (V.T. Houteff, The Judgment and the Haryest, 1942, hal. 52, 68). Untuk menghadapkan pendapatnya tersebut, Houteff mengatakan, “Lihat pemisahan yang terjadi pada permulaan penuaian, dan juga lalang itu dikumpulkan lebih dahulu. Pemisahan ini menandai permulaan dari penuaian. Penuaian ialah seruan nyaring dari pekabaran malaikat ketiga” The Shepherd's Rod, vol. 1 (1930), 104. Houteff juga mengatakan, "Perhatikan pada bagian pertama dari pemisahan, mereka yang di dalam gereja, yang jahat akan ditarik keluar dari yang benar, sementara dalam yang kedua, mereka yang di Babilon, yang benar akan dipanggil dari antara yang jahat" The Judgment and the Harvest (1942), 68. Warta Advent On-line (WAO) H.V. Houteff juga mengatakan, “Oleh sebab yang diselamatkan (buah sulung, 144.000 Hamba Allah-Wahyu 7:3) akan membawa seluruh saudara (buah yang kedua, himpunan besar-Wahyu 7:9) sebagai satu persembahan dari segala bangsa (Yesaya 66:20), pengumpulan besar ini sangat diperlukan, sebab ini adalah penutupan pekerjaan Injil--bagian kedua dari penuaian” lbid., hal. 70. Sesuai dengan gambar nubuatan yang dihadapkan oleh The Shepherd’s Rod Vol. 1, edisi 1930, hal. 224, penuaian dalam nubuatan gandum dan lalang tersebut dimulai pada akhir tahun 1930, atau permulaan tahun 1931, dengan adanya usaha dari V.T. Houteff untuk memanggil keluar 144.000 untuk pekerjaan khusus yang ia telah gambarkan dalam penuaian dari gandum. Namun penuaian lalang dalam pandangannya, meliputi penyembelihan orang Advent yang menolak pekabarannya, akan terjadi seperti yang dinubuatkan dalam Yehezkiel 9 (The Answerer, no. 1 (1944), hal. 94, 95. Dalam traktatnya, The Judgment and the Harvest, edisi 1942, hal. 42, 43, 59, 67, Houteff juga mengatakan bahwa perumpamaan pukat ikan yang dilemparkan ke laut sebagaimana yang tertulis dalam Matius 13:47-50, menunjukkan hal yang sama. Dengan demikian, teori yang ditekankan oleh Tongkat Gembala ialah penuaian itu perlu untuk mendahului penutupan pintu kasihan. 22 Oktober 2004 AJARAN ALKITAB DAN ROH NUBUAT Ajaran Tongkat Gembala tidak sesuai dengan ajaran Alkitab dan Roh Nubuat sehubungan dengan perumpamaan gandum dan lalang. Saat memberikan interpretasinya tentang perumpamaan gandum dan lalang, Kristus bersabda, “Waktu menuai ialah akhir zaman (end of the world) dan para penuai itu malaikat. Maka seperti lalang itu dikumpulkan dan dibakar dalam api, demikian juga pada akhir zaman (end of the world) Anak manusia akan menyuruh malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan mengumpulkan segala sesuatu yang menyesatkan dan semua orang yang melakukan kejahatan dari dalam KerajaanNya. Semuanya akan dicampakkan ke dalam dapur api; di sana akan terdapat ratapan dan kertak gigi. Pada waktu itulah orang-orang benar akan bercahaya seperti matahari dalam Kerajaan Bapa mereka (Matius 13:39-43). Saat memberikan interpretasi perumpamaan tentang pukat, Kristus berkata, “Demikianlah juga pada akhir zaman. Malaikat-malaikat akan datang memisahkan orang jahat dari orang benar, lalu mencampakkan orang jahat ke dalam dapur api; di sanalah akan terdapat ratapan dan kertakan gigi” (Matius 13:49, 50). Perhatikan bagaimana Yesus saat menjelaskan perumpamaan tersebut menekankan dua hal: 1). Masa penuaian di mana ada pemisahan dari baik dan jahat akan terjadi pada akhir sejarah dunia, dan 2). Penuai yang Tuhan panggil untuk memisahkan dalam masa penuaian tersebut adalah malaikat-Nya. Ny. White mengatakan bahwa, “Pemisahan akhir yang besar dari orang benar dan orang jahat, Ia (Yesus) telah gambarkan dalam perumpamaan gandum dan lalang dan pukat” (Kerinduan Segala Zaman, hal. 333). Berulang-ulang bila Ny. White menyebutkan “masa pemisahan akhir yang besar,” ia berbicara tentang masa setelah pintu kasih tertutup. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut: “Bila misi Injil telah selesai, penghukuman akan mencapai pekerjaan pemisahan.” (kedua perumpamaan gandum dan pukat menjelaskan bahwa tidak akan ada lagi waktu bagi orang jahat untuk berpaling kepada Tuhan. Gandum dan lalang bertumbuh bersama sampai masa penuaian. 7 Baik dan buruk akan dibawa bersama-sama sampai masa pemisahan akhir). “Kembali, kedua perumpamaan ini mengajarkan bahwa tidak ada pintu kasihan setelah penghukuman. Bila pekerjaan Injil selesai, maka akan diteruskan dengan pemisahan baik dan jahat, dan nasib setiap orang telah diputuskan untuk selamanya” (Christ Object Lessons, hal. 122 -123). Oleh sebab pekerjaan pemisahan akhir antara baik dan jahat akan terjadi setelah pekerjaan Injil selesai, maka pekerjaan pemisahan terjadi setelah penutupan pintu kasihan, “Gandum dan lalang bertumbuh bersama sampai masa penuaian, dan masa penuaian terjadi pada akhir masa kasihan” Ibid hal. 72. “Gandum dan lalang bertumbuh bersama sampai masa penuaian, pada masa sejarah dunia berakhir” (Ibid., hal. 75). “Walaupun adanya kejahatan dalam gereja, dan akan tetap ada sampai dunia berakhir, jemaat di masa akhir ini harus menjadi terang dalam dunia yang dikotori dan dirusak oleh dosa” Testimonies to.Minister, hal. 49. Keterangan lain yang berhubungan dengan ini tertulis dalam Christ's Object Lessons, hal. 73, The Spirit of Prophecy, vol. 2, hal. 250, 253 dan The Great Controversy, 321, 490, 491. dimaksudkan kepada kata-kata Juruselamat ‘Bila Anak manusia akan datang dalam kemuliaan-Nya, dan semua malaikat kudus bersama Dia, kemudian Dia akan duduk pada tahta kemuliaan-Nya, dan di hadapan Dia segala bangsa akan dikumpulkan.’ Ini tidak akan terjadi sampai kedatangan Kristus yang kedua kali Ibid., 347. APAKAH AKAN ADA DUA MACAM KEDATANGAN YESUS? Pemimpin Tongkat Gembala menegaskan bahwa akan ada dua macam kedatangan Yesus: (1) kedatangan yang tidak berwujud, sebelum pintu kasihan tertutup, untuk menandai mereka yang tidak menurut dalam gereja, dan (2) kedatangan Yesus yang berwujud, setelah pintu kasihan tertutup dan tujuh bala akhir. Pendapat ini berdasarkan The Shepherd's Rod, Vol. 1, edisi 1930, hal. 170. Houteff menegaskan bahwa pemisahan kambing dan domba sebagaimana yang tertulis dalam Matius 25:31-34 terjadi pada kedatangan-Nya yang tidak berwujud dan kedatangan-Nya ini terjadi sebelum kedatangan Kristus yang kedua kali. Apakah keterangan Ny. White sehubungan dengan Matius 25:31-34? Ia berkata, “Umat-Nya tidak akan menerima Kerajaan hingga Kristus datang secara pribadi. Juruselamat berkata, ‘Bila Anak manusia akan datang dalam kemuliaan-Nya, and semua malaikat kudus datang bersama-Nya, kemudian Ia akan duduk pada tahta kemuliaan-Nya; dan sebelum Ia mengumpulkan segala bangsa’ dan seperti gembala memisahkan domba dari kawanan kambing, dan Dia akan meletakkan domba pada sebelah kanan, tetapi kambing pada sebelah kiri” (Matius 25:31-34; The Great Controversy, hal. 322,323). Tahta kemuliaan melambangkan kerajaan kemuliaan; dan kerajaan ini PENENTUAN WAKTU Houteff mengatakan, “Pemeteraian 144,000 tidak akan menunggu sampai pintu kasihan tertutup, karena mereka harus sudah dimeteraikan lama sebelum masa tersebut, dan harus sudah selesai sebelum seruan nyaring pekabaran malaikat ketiga” Ibid., hal. 35. la juga mengatakan bahwa, “Bila kita telah menandai waktu yang tepat dari permulaan masa pemeteraian, kita akan dapat katakan bahwa itu telah dimulai pada satu masa dalam tahun 1929” Ibid., hal. 32. Mengapa tahun 1929, sebab ia katakan terang pemeteraian telah diberikan kepadanya pada tahun tersebut (Ibid., hal. 157). Dalam teorinya, masa penghukuman untuk orang percaya yang sudah mati berlangsung mulai tahun 1844 sampal 1929, dan untuk yang masih hidup dari 1929 sampai sekarang ini. (Ibid, hal. 33). Hal yang menjadi dasar mengapa masa pemeteraian itu mulai 1929, ia menghitung berdasarkan lamanya orang Israel di Mesir untuk 430 tahun. Masa ini dimulai dengan Martin Luther yang menemukan Alkitab di perpustakaan Universitas Erfurt pada tahun 1500, dan berakhir 1930, yaitu saat ia mencetak pelajaran tentang pemeteraian 144.000 orang (The Shepherd's Rod, Vol. 1, 1930, 108-117. Warta Advent On-line (WAO) PEMETERAIAN Pekerjaan pemeteraian sebagaimana yang dikatakan lebih dahulu dalam Yehezkiel 9 dan Wahyu 7 banyak dibahas dalam tulisan yang dikeluarkan oleh Victor T. Houteff, pemimpin dari Tongkat Gembala. Dalam mempertimbangkan masalah ini, ia menekankan konsepnya tentang peranan 144.000 sebagai buah sulung untuk Tuhan. Pada kalimat pertama dari bukunya yang pertama ia menuliskan, “Pencetakan buku ini berisi hanya satu judul dengan dua pelajaran, yaitu 144,000 dan panggilan untuk reformasi” (The Shepherd’s Rod, vol. 1, 1930, hal. 11). Inilah definisi yang telah diberikannya: “Pemeteraian dari 144.000 adalah pemisahan dari mereka yang setia dari kelompok yang tidak setia, yaitu penyucian dari jemaat” (Ibid. hal. 29). AMARAN MENENTANG PENENTUAN WAKTU Lama sebelumnya, Ny. White telah memberikan amaran agar umat Allah menyadari tentang masalah penentuan waktu. “Waktu bukan lagi satu ujian sejak 1844, dan tidak akan lagi pernah menjadi satu ujian” Early Writing, hal. 75. “Saya melihat bahwa Tuhan menguji umat-Nya tentang waktu pada tahun 1844, tetapi sejak masa itu, tidak pernah lagi meresmikan satu waktu sebagai tanda yang menunjukkan tanda khusus dari kedatanganNya. Sejak tahun 1844, Ia tidak pernah lagi menguji umat-Nya dengan suatu waktu tertentu. Kita akan terus dalam kesabaran untuk menunggu” Testimonies, vol. 1, hal. 409. “Secara berulang-ulang, kembali saya telah diamarkan sehubungan dengan penentuan waktu. Tidak akan pernah ada pekabaran untuk umat Allah yang berdasarkan kepada waktu. Kita tidak mengetahui waktu secara pasti tentang pencurahan Roh Suci atau kedatangan Yesus yang kedua kali” Review and Herald, 22 Maret 1892, hal. 177, 178. “Allah telah menunjukkan kepada kita bahwa pekabaran harus terus dikabarkan, namun tidak boleh berdasarkan waktu, sebab waktu tidak akan pernah menjadi ukuran lagi” Ibid., 178. AMARAN MENENTANG SPEKULASI YANG BERBEDA “Sebagai gantinya menghabiskan tenaga dan pikiran kita untuk berspekulasi sehubungan dengan waktu dan musim yang Tuhan telah tempatkan dalam kuasa-Nya sendiri, dan terpisah dari kuasa manusia, kita patut menyerahkan diri kita dalam pengaruh Roh Suci, untuk melaksanakan tugas sekarang ini, memberikan roti kehidupan yang tidak terpengaruh oleh pikiran manusia biasa, kepada jiwa-jiwa yang sedang mati karena kelaparan.” “Setan senantiasa siap untuk mengisi pikiran dengan teori dan kalkulasi yang akan memisahkan manusia dari kebenaran masa kini, dan tidak melayakkan mereka untuk memberikan pekabaran malaikat ketiga kepada dunia” Ibid., hal. 177. (bersambung) – DR. JONATHAN KUNTARAF Associate Director Departemen Sekolah Sabat/ Pelayanan Perorangan, General Conference 22 Oktober 2004 8 TERJEMAHAN BIBLE COMMENTARY & KUTIPAN ROH NUBUAT Terjemahan SDA Bible Commentary Pelajaran dari Hidup Nebukanezar Daniel 4:34-37 34. Setelah lewat waktu yang ditentukan. Maksudnya adalah akhir dari tujuh masa tersebut, atau tujuh tahun, yang telah dinubuatkan mengenai direndahkannya Nebukadnezar. Menengadah ke langit. Penting untuk diperhatikan bahwa raja itu dipulihkan setelah ia mengakui Allah yang benar. Pada waktu raja yang direndahkan itu menengadah ke surga dengan doa maka ia ditinggikan dari keadaan seperti binatang kembali kepada satu makhluk yang mempunyai peta Allah. Ia yang selama bertahun-tahun telah berbaring tak berdaya di atas tanah dalam kehinaannya kini telah ditinggikan kepada kewibawaan seorang manusia yang telah diberikan Allah kepada ciptaan-Nya yang dibentuk sesuai dengan rupa-Nya. Gambaran mukjizat serupa yang terjadi dalam diri Nebukadnezar masih bisa terulang—sekalipun tidak secara luar biasa—dalam pertobatan setiap orang berdosa. Aku memuji Yang Mahatinggi. Ungkapan ini menyatakan dengan jelas bahwa setelah pengalamannya yang menyakitkan itu, maka kerinduan raja yang tadinya sombong tersebut adalah untuk bersyukur kepada Allah, memuji Dia sebagai Allah yang kekal, dan mengakui keabadian pemerintahan-Nya. 35. Dianggap remeh. Bandingkan Yes 40:17. Bagian terakhir ayat ini mempunyai parallel dengan Yes 43:13. Ada yang berpendapat bahwa kemungkinan dalam pergaulannya dengan Daniel, raja itu telah terbiasa dengan kata-kata Yesaya, dan kata-kata itu muncul muncul tiba-tiba dalam pikirannya. Pengakuan ini sungguh luar biasa, berasal dari mulut raja yang tadinya congkak. Ini adalah sebuah kesaksian dari seorang petobat yang rendah hati, sebuah pernyataan dari hati seorang yang telah belajar oleh pengalaman bagaimana mengenal dan memuji Allah. 36. Kembali kepadaku. Dengan dipulihkannya pengertiannya, Nebukadnezar juga mendapatkan kembali kuasa kerajaan dan takhtanya. Untuk menunjukkan kaitan yang erat antara kembalinya ingatannya dan dikembalikannya dia pada kekuasaannya, ayat ini menyatakan kembali (lihat ay. 34) unsur pertama pemulihan tersebut. Pemulihan yang kedua digambarkan setelah itu dengan bentuk kalimat yang sederhana. Seorang ahli pidato Inggris bisa saja mengatakan, “Saat akal budiku kembali, maka kerajaan dan kemuliaanku juga kembali.” Menjemput aku lagi. Kata “menjemput” bukannya menunjukkan bahwa selama masa kehinaannya raja itu dibiarkan berkelana di ladangladang dan padang belantara tanpa pengawasan, melainkan menunjukkan dikembalikannya seseorang pada jabatan resminya. Ketika diketahui bahwa akal budi raja itu telah pulih, para pegawai membawanya kembali dengan segala kebesarannya untuk mengembalikan pemerintahan itu kepadanya. Selama ia direndahkan orang-orang inilah yang telah menjalankan urusan pemerintahan. 37. Memuji dan meninggikan. Ini adalah kesimpulan pengakuan Nebukadnezar, di mana sebagai seorang berdosa yang bertobat, dia mengakui keadilan Allah. Pengakuannya bahwa Allah adalah “Raja Surga” menyatakan hormatnya kepada Allah yang baru saja ditemukannya. Raja yang sudah pulih itu telah mendapatkan satu pelajaran. Warta Advent On-line (WAO) Sekalipun mimpi indah ini [mimpi patung besar] menyebabkan perubahan bermakna dalam ide-ide dan pendapat-pendapat Raja Nebukadnezar, jiwanya tidak dibersihkan oleh kuasa Allah yang menobatkan dari rasa sombong, ambisi duniawi, serta hasrat meninggikan diri. Muncul dan jatuhnya kerajaan-kerajaan yang akan menggantikan Babel, dinyatakan dengan jelas kepadanya oleh nabi itu; tetapi gantinya memantapkan keyakinan yang telah ada dalam pikirannya sehubungan dengan kejatuhan semua kerajaan dunia, serta kejayaan kuasa kerajaan Yahweh, raja tersebut, setelah kesan sesaat itu sirna, hanya memikirkan kebesarannya saja, dan mempelajari jalan yang bisa ditempuhnya untuk mengubah mimpi itu menjadi kebesaran dan kehormatannya sendiri. (The Signs of the Times, April 29, 1897, alinea 6). Dari catatan pengalaman Nebukadnezar, kita bisa mempelajari bagaimana Tuhan menanggapi roh meninggikan diri. Seandainya raja Babel itu telah memperhatikan amaran-amaran Allah sehubungan dengan sifat meninggikan diri, penghinaan yang dialaminya bisa saja dicegah; tetapi ia meneruskan sifat sombongnya, menggunakan karunia-karunia Allah sebagai miliknya untuk meninggikan diri, hingga ia merasakan tangan Mahakuasa yang merendahkannya. Setelah lewat masa tujuh tahun penghinaan dan penderitaan itulah baru raja itu mengetahui bahwa Allah sanggup merendahkan mereka yang hidup dengan sombong dan tinggi hati. Pengalaman Nebukadnezar ini adalah amaran bagi semua orang. (The Youth’s Instructor, April 4, 1905, Alinea 1) Pelajaran yang Allah mau dipelajari oleh semua manusia dari pengalaman raja Babel tersebut adalah bahwa orang-orang yang hidup dalam kesombongan dapat direndahkan-Nya. Oleh disiplin yang tegas Nebukadnezar harus mempelajari satu pelajaran yaitu bahwa Allah, bukan manusia, yang adalah Penguasa, bahwa kerajaan-Nya adalah kerajaan yang kekal. Jadi manusia dewasa ini harus mengetahui bahwa Allah itu paling mulia (tinggi). Bila manusia memperoleh sukses dalam pekerjaan Tuhan, itu karena Allah yang telah memberikan mereka keberhasilan itu, bukan untuk kemuliaan mereka, melainkan untuk kemuliaan Allah. Orang yang coba merampas seberkas saja kemuliaan Allah akan mendapati bahwa dia akan dihukum oleh sifat takaburnya. (The Publishing Ministry, hlm. 139:4) Pada akhirnya, di bawah teguran Allah, raja itu telah mempelajari satu pelajaran yang semua raja dan penguasa perlu pelajari—keagungan sejati itu terdapat dalam kebaikan. Dia mengakui Yahweh sebagai Allah yang hidup, oleh mengatakan: Marilah semua yang takut akan Allah, dan aku akan memberitahukan kepadamu apa yang Dia telah perbuat pada jiwaku. Aku rindu agar semua orang mempelajari apa yang baru saja kupelajari, bahwa Allah yang mereka harus sembah bukanlah sebuah patung emas, melainkan Dia yang menjadikan langit dan bumi. (The Youth’s Instructor, Dec 13, 1904, alinea 4). Diterjemahkan bebas oleh Richard A. Sabuin 22 Oktober 2004 9 T O P I K K H U S U S LAZARUS DAN ORANG KAYA Bagian 12 Tetapi seperti orang kaya itu, mereka tidak mengulurkan tangan untuk menolong meringankan keperluan duniawi dan rohani dari manusia yang sengsara. Penuh keangkuhan, mereka menempatkan ketergantungannya kepada fakta bahwa mereka adalah anak-anak Abraham. Meski peminta-minta itu termasuk golongan yang dianggap manusia rendah, Kristus mengakui dia sebagai seorang yang akan diterima Abraham ke dalam ikatan yang paling dekat (Perumpamaan-perumpamaan Tuhan Yesus, hal. 190). Bagian ini menceritakan tentang perumpamaan Tuhan Yesus yang terdapat di dalam Lukas 16:19-31, mengenai seorang yang kaya dan Lazarus yang miskin. Banyak orang berpikir bahwa cerita ini benar-benar terjadi seperti yang diceritakan. Tetapi bukan demikian adanya, sebab cerita itu hanyalah perumpamaan saja. Dalam perumpamaan itu disebutkan: Seorang yang kaya dengan jubah yang mahal dan setiap hari bersukaria dalam kemewahan. Di pintu gerbangnya adalah seorang pengemis yang penuh dengan borok (kudis). Untuk menghilangkan laparnya, ia makan dari makanan yang jatuh dari meja orang kaya tersebut. Kemudian orang kaya tersebut mati dan Lazarus juga mati. Tetapi sesudah Lazarus mati ia dibawa malaikat ke pangkuan Abraham, sedang orang kaya itu mengalami penderitaan dalam api neraka. Orang kaya itu kemudian memohon supaya Abraham menyuruh Lazarus mencelupkan ujung jarinya ke dalam air dan menyentuhkan tangannya pada lidah orang kaya itu untuk menyejukkan orang kaya itu yang kepanasan dalam api. Sekarang ada satu golongan dalam dunia kita ini yang merasa dirinya benar. Mereka mengatakan bahwa mereka bukan pelahap, mereka bukan pemabuk, mereka bukan pendurhaka, tetapi mereka ingin hidup bagi dirinya sendiri, bukan untuk Allah (PTY 193). Tetapi Abraham mengatakan bahwa ada jurang pemisah yang sangat dalam yang memisahkan dia dengan Lazarus sehingga permohonan tersebut tidak mungkin dilakukan. Kemudian orang kaya itu meminta agar Lazarus pergi kepada saudarasaudaranya yang masih hidup untuk memberi amaran kepada mereka agar bertobat supaya jangan sampai mengalami siksaan seperti yang sedang dialaminya. Kembali Abraham menjawab bahwa walaupun seorang dari antara orang yang sudah mati pergi mengamarkan saudara-saudaranya itu, kalau mereka tidak mendengarkan kesaksian Musa dan nabi-nabi maka mereka tetap tidak akan bertobat. Marilah kita menelaah akan isi perumpamaan itu, untuk dapat mengerti makna dan tujuannya. Ketika Kristus memberikan perumpamaan tentang orang kaya dan Lazarus, banyak di antara bangsa Yahudi yang berada dalam keadaan patut dikasihani oleh orang-orang kaya. Tuhan telah menjadikan orang Yahudi tempat simpanan kebenaran yang kudus. Ia memberikan kepada mereka keuntungan duniawi dan rohani, Warta Advent On-line (WAO) tetapi Ia juga memanggil mereka untuk membagikan berkatberkat itu. Jurang besar yang dibuat di antara dia (orang kaya) dengan Abraham adalah jurang ketidaktaatan. Meski mereka sebagai anggota gereja, mereka belum bertobat. Mereka boleh mengambil bagian dalam acara gereja, mereka boleh menuturkan mazmur, ”Seperti rusa merindukan sungai yang berair, demikian jiwaku merindukan Engkau, ya Allah,” tetapi mereka bersaksi palsu, dalam pemandangan Allah mereka tidak lebih daripada orang yang paling berdosa. Orang kaya dalam perumpamaan ini merindukan kesenangan dan kepelesiran dunia tidak dapat melayani Allah (PTY 192). Percakapan di antara Abraham dan orang kaya adalah suatu kiasan (PTY 188). 1. Sekiranya orang mati menerima pahala pada waktu ia dalam kubur maka hal itu bertentangan dengan pernyataan Yesus dalam Matius 25:31-34: ”Apabila Anak Manusia datang dalam kemuliaan-Nya dan semua malaikat bersama-sama dengan Dia, Ia akan memisahkan mereka seorang daripada seorang, sama seperti gembala memisahkan domba dari kambing, dan Ia akan menempatkan domba-domba di sebelah kanan-Nya dan kambing-kambing di sebelah kiri-Nya. Dan Raja itu akan 22 Oktober 2004 10 berkata kepada mereka yang di sebelah kanan-Nya: ”Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan.” bukan diterjemahkan secara literal akan tetapi percontohan atau perbandingan saja. ROH-ROH DALAM PENJARA Dan juga bertentangan dengan pernyataan nabi Maleakhi bahwa neraka itu masih akan terjadi. Maleakhi 4:1; ”Bahwa sesungguhnya hari itu datang, menyala seperti perapian, maka semua orang yang gegabah dan setiap orang yang berbuat fasik menjadi seperti jerami dan akan terbakar oleh hari yang akan datang itu, firman TUHAN semesta alam, sampai tidak ditinggalkannya akar dan cabang mereka.” Bagian 13 1 Petrus 3:19-20: ”Dan di dalam roh itu juga Ia pergi memberitakan Injil kepada roh-roh yang di dalam penjara, yaitu kepada roh-roh mereka yang dahulu pada waktu Nuh tidak taat kepada Allah, ketika Allah tetap menanti dengan sabar waktu Nuh sedang mempersiapkan bahteranya, di mana hanya sedikit, yaitu delapan orang, yang diselamatkan oleh air bah itu.” Jadi, neraka itu bukanlah dialami orang sesudah ia mati. 2. Kalau saja orang mati langsung dapat menikmati hasil imannya pada waktu hidup di dunia ini maka hal itu bertentangan dengan Ibrani 11:10 dan 13: Sebab ia (Abraham) menanti-nantikan kota yang mempunyai dasar, yang direncanakan dan dibangun oleh Allah. Dalam iman mereka semua ini telah mati sebagai orang-orang yang tidak memperoleh apa yang dijanjikan itu, tetapi yang hanya dari jauh melihatnya dan melambai-lambai kepadanya dan yang mengakui, bahwa mereka adalah orang asing dan pendatang di bumi ini. Ada orang yang berpendapat bahwa sementara Yesus mati dalam kubur maka di dalam Roh, Ia pergi mengajarkan Injil kepada roh-roh yang mati pada zaman Nuh, yaitu roh-roh yang ada dalam penjara agar mereka dapat bertobat dan selamat. 3. Kalau sekiranya perumpamaan itu literal (benar terjadi) maka setiap orang saleh yang mati dan menjadi anak-anak Abraham akan langsung dibawa malaikat ke pangkuan Abraham. Berapa banyak orang saleh yang mati dapat dipangku oleh Abraham sejak zaman Adam? Ini bertentangan dengan ayat-ayat Alkitab sebab orang mati tidak dapat bertobat lagi dan yang dimaksudkan dengan penjara roh-roh itu adalah perumpamaan saja. Dapat kita bandingkan dengan ayat dalam Yesaya 61:1: ”Roh Tuhan Allah ada padaku, oleh karena Tuhan telah mengurapi aku; Ia telah mengutus aku untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang sengsara, dan merawat orang-orang yang remuk hati, untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan kepada orang-orang yang terkurung kelepasan dari penjara.” 4. Ada orang mempercayai bahwa ketika orang mati, terpisahlah tubuh dan jiwanya di mana jiwanya akan ke surga atau neraka. Akan tetapi dalam perumpamaan ini, tidak pernah disebut bahwa jiwa Lazarus atau jiwa Abraham atau jiwa orang kaya itu dibakar di neraka. Tetapi kebangkitan orang mati terjadi waktu kedatangan Yesus yang kedua kalinya nanti (Matius 24:30-31). 5. Bila benar-benar tubuh dari orang kaya itu dibakar di neraka sehingga ia benar-benar disiksa maka hal itu bertentangan dengan firman Tuhan yang dinyatakan dalam Kejadian 3:19: ”Dengan berpeluh engkau akan mencari makananmu, sampai engkau kembali lagi menjadi tanah, karena dari situlah engkau diambil; sebab engkau debu dan engkau akan kembali menjadi debu.” 6. Dalam bahasa Gerika, orang mati itu ada di dalam kubur yang disebut: ”hades” yaitu suatu tempat yang sunyi dan tidak ada kegiatan. Akan tetapi dalam perumpamaan itu hades diterjemahkan ”neraka,” yang sebenarnya tak pernah diterjemahkan seperti itu pada ayat-ayat yang lain. Sebab dalam kubur tidak ada api, semua orang Yahudi tahu bahwa hades adalah tempat orang-orang mati. 7. Dalam perumpamaan Hakim-Hakim 9:8-15, bahwa pohonpohon berbicara kepada pohon zaitun, pohon ara, pohon anggur dan semak duri, untuk dijadikan raja pohon. Ini bukanlah berarti bahwa pohon-pohon itu benar dapat berbicara. Dengan perkataan lain bahwa dalam Alkitab kita dapati ada perumpamaan-perumpamaan yang jelas Warta Advent On-line (WAO) Yesaya 42:7: ”Untuk membuka mata yang buta, untuk mengeluarkan orang hukuman dari tempat tahanan dan mengeluarkan orang-orang yang duduk dalam gelap dari rumah penjara.” Ayat-ayat di atas itu sudah digenapi oleh Yesus, ketika Ia berkhotbah dalam rumah ibadah di Nazaret. Dan Yesus datang untuk membebaskan orang dari penjara dosa. Lukas 4:16-20: Ia datang ke Nazaret tempat Ia dibesarkan, dan menurut kebiasaan-Nya pada hari Sabat, Ia masuk ke dalam rumah ibadat, lalu berdiri hendak membaca dari Alkitab. Kepada-Nya diberikan kitab nabi Yesaya dan setelah dibukaNya, Ia menemukan nas, di mana ada tertulis: ”Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang.” Kemudian Ia menutup kitab itu, memberikannya kembali kepada pejabat, lalu duduk; dan mata semua orang dalam rumah ibadat itu tertuju kepada-Nya. Lalu Ia berkata: ”Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya.” 22 Oktober 2004 11 Jadi kegenapan dari pembebasan manusia dari penjara dosa itulah yang Yesus jelaskan, bukan melepaskan roh yang sudah dipenjarakan sejak zaman Nuh setelah mendengar khotbah Yesus sementara Ia masih di dalam kubur. tidak ada lagi harapan untuk setia kepada Tuhan karena mereka tidak tahu apa-apa lagi (Yesaya 38:18). Pada zaman Nuh manusia hidup dalam penjara dosa. Mereka dibelenggu oleh kuasa dosa, maka oleh Roh Suci Tuhan kepada mereka diberitakan Injil keselamatan melalui nabi Nuh, agar mereka dapat selamat dari bencana air bah. Jadi sebelum Yesus menjelma menjadi manusia, melalui Roh Suci, Ia mengajak dan membujuk agar manusia itu bertobat supaya selamat, dengan penuh kesabaran. Juga rasul Paulus berkata kepada orang-orang di Efesus bahwa mereka tadinya sudah mati (rohani) tetapi dihidupkan kembali oleh kuasa Injil itu. Efesus 2:1, 4-5: Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran- Kepercayaan akan adanya ”dunia orang mati” (disebut dalam bahasa Grika = Hades) ke mana Yesus pergi sementara Ia mati dalam kubur, berkhotbah kepada roh-roh orang mati yang hidup pada zaman Nuh, telah menyokong adanya ”purgatory” yaitu api di mana roh-roh orang jahat dibakar. Dan Yesus pergi ke sana untuk melepaskan roh-roh dari dalam api setelah roh-roh itu bertobat. Jadi ada kesempatan lagi untuk selamat (sementara orang dalam kubur). Hal inilah yang menjadi pertentangan besar antara ajaran Paus dan Protestan. Ayat itu mengatakan: ”Ketika Allah tetap menanti dengan sabar waktu Nuh sedang mempersiapkan bahteranya ...” (1 Petrus 3:20). Allah sudah cukup sabar menanti, cukup memberi waktu dan kesempatan bagi manusia pada zaman Nuh agar bertobat. Jadi tidak perlu ada kesempatan yang kedua di dalam kubur. Dan juga bagi kita manusia yang hidup sekarang ini Allah juga memberikan kesempatan yang sama supaya jangan ada seorang pun yang binasa melainkan semua selamat (2 Petrus 3:9). INJIL KEPADA ORANG MATI? Bagian 14 pelanggaran dan dosa-dosamu. Tetapi Allah yang kaya akan rahmat, oleh karena kasih-Nya yang besar yang dilimpahkanNya kepada kita, telah menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus, sekalipun kita telah mati oleh kesalahankesalahan kita – oleh kasih karunia kamu diselamatkan. Kematian rohani terjadi karena pelanggaran dosa-dosa. Hidup menurut keinginan-keinginan daging. Akan tetapi oleh kuasa Injil maka terjadilah pertobatan sehingga kerohanian yang sudah mati itu, menjadi hidup kembali. Itulah sebenarnya kuasa Injil yang diberitakan kepada orang-orang mati tersebut. (bersambung...) 1 Petrus 4:6: Itulah sebabnya maka Injil telah diberitakan juga kepada orang-orang mati, supaya mereka, sama seperti semua manusia, dihakimi secara badani; tetapi oleh roh dapat hidup menurut kehendak Allah. ”Injil diberitakan kepada orang mati” – bukan kepada orang mati yang ada di dalam kubur, tetapi kepada orang yang (sedang) mati dalam kerohanian. Dalam menghadapi masa penghakiman Tuhan itu, sesungguhnya banyak manusia yang sudah mati secara rohani walaupun masih hidup. – PDT. E. GULTOM Sekretaris Kependetaan UIKB 1 Timotius 5:6: Tetapi seorang janda yang hidup mewah dan berlebih-lebihan, ia sudah mati selagi hidup. Orang yang hidup mewah dan hidup untuk diri sendiri dan tidak menghiraukan kebutuhan orang lain sesungguhnya orang itu ”sudah mati” secara rohani. Kepada orang seperti itulah Injil diberitakan dan akan menghidupkan ia kembali secara rohani. Akan tetapi orang mati dalam kubur itu sesungguhnya Warta Advent On-line (WAO) 22 Oktober 2004 12