MEDIA MATRASAIN VOL 8 NO 3 NOPEMBER 2011 EKSPRESI BUDAYA PADA FACADE BANGUNAN TINGGI Study Kasus: Menara Da Vinci Oleh: Frits O. P. Siregar, ST.,M.Sc (Dosen Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado) Abstrak Pencerminan ekspresi dimulai melalui kebudayaan. Rancangan bangunan primitip menampilkan bentuk-bentuk dan pola-pola berdasarkan pengertian mistik dan religius. Selanjutnya penerapan sisi religius pada perancangan bangunan mengalami perkembangan dan memberi pengaruh kepada kebudayaan lain. Arsitektur Yunani menyebarkan pengaruh kepada arsitektur Roma dan kemudian terhadap Renaisance dan seterusnya.Dalam cara-cara seperti inilah gaya kearsitekturan terbentuk. Gaya (style) dapat diartikan sebagai suatu kumpulan karakteristik bangunan dimana struktur, kesatuan dan ekspresi digabungkan di dalam suatu bentuk-bentuk yang dapat mengingatkan kepada suatu periode ataupun wilayah tertentu. Di Indonesia kelatahan ini telah terjadi dimana cukup banyak bangunan (terutama perumahan) yang mengikuti gaya klasik yang berasal dari Eropa yang sebenarnya tidak cocok untuk kondisi iklim di Indonesia yang tropis lembab. Sistem ekpresif dalam arsitektur merupakan salah satu metode yang digunakan para kritikus dalam membuat kritik interpretif pada suatu karya arsitektur. Salah satu sumber esensial kebudayaan barat adalah kebudayaan Yunani klasik dan untuk memahami manusia Barat beserta arsitekturnya adalah harus memahami tentang buah-buah pikir maupun seni Yunani klasiknya yang dimana salah satu bentuk ekspresinya adalah neoklasik. Fasade bangunan Menara Da Vinci mengekspresikan nuansa neo klasik terbagi dalam tiga bagian utama. Pertama base dari lantai 1 hingga 13, lalu body dari lantai 14 sampai 29 dan roof, yaitu kombinansi grand penthouse, royal penthouse dengan tiga kubah perunggu berwarna turquoise yang terinspirasi dari kubah Basilika St. Peter. Kata kunci; ekspresi, budaya, kebudayaan, neoklasik objektif dan harus diyakini bahwa setiap I. PENDAHULUAN Tanggapan terhadap penampilan kerangka kerja dari teori-teori arsitektur ekspresi suatu bangunan boleh jadi bersifat haruslah subjektif karena adanya pengaruh luar yang ekspresi sebagai sebuah prinsip. Pada saat berbeda melihat sebuah bangunan terjadi tanggapan pada setiap orang, tergantung pengalaman dan latar belakangnya. Meskipun dan dan demikian, masih terdapat beberapa segi dari dilakukan pula mencakup pengungkapan secara pencerminan ekspresi bersamaan, hal yang ini pencerminan ekspresi yang dapat diuji secara 1 MEDIA MATRASAIN VOL 8 NO 3 NOPEMBER 2011 merupakan dua faktor yang menjadi permasalahan bagi kebanyakan kritikus. dan sangat sering dipengaruhi oleh pemikiran non-arsitektural, seperti periode Renaisance Ketika mengamati suatu bangunan arsitektur dari kebudayaan asing, dapat dan Romantisme dan dalam periode arsitektur Inggris. diresapi kesatuannya tetapi tidak dalam Mereka yang mengikuti asal gaya- ungkapan ekspresinya, kecuali telah diketahui gaya tersebut tidaklah semata-mata sebagai sebelumnya tentang kebudayaannya. Sama peniru. halnya ketika melihat komposisi Istana dicocokkan Ninomaru, Kyoto, Jepang, dengan atapnya menjangkau teknis bangunan yang baru, akan yang dominan, harmonis proporsinya, juga tetapi sering dijumpai kelatahan dimana nada-nada rancangan bangunan untuk iklim tropis tetapi kontras, penataannya dan semua gaya dengan dibuat serasi kebutuhan, dan untuk dapat menimbulkan Tetapi penanggapan Di Indonesia kelatahan ini telah terhadap ekspresi yang dicerminkan akan terjadi dimana cukup banyak bangunan terbatas, (terutama perumahan) yang mengikuti gaya perasaan yang tekstur Tiap terkesan. paling-paling bisa dikatakan: dibangun di Eropa begitupun sebaliknya. arsitektur yang berasal dari Jepang, dan tidak klasik dalam hal seperti keterangan seseorang sebenarnya tidak cocok untuk kondisi iklim mengemukakan kebudayaanya. di Indonesia yang tropis lembab. Salah satu Pencerminan ekspresi yang berasal dari Eropa yang dimulai contoh untuk bangunan tinggi adalah Da melalui kebudayaan. Rancangan bangunan Vinci Tower yang menjadi obyek kasus primitip menampilkan bentuk-bentuk dan dalam kajian ekpspresi arsitektur dengan pola-pola berdasarkan pengertian mistik dan perspektif kebudayaan. religius. Selanjutnya penerapan sisi religius pada perancangan perkembangan dan bangunan mengalami memberi pengaruh Menara Da Vinci, bangunan tinggi dengan nuansa neo klasik monumental di ruas jalan Jendral Sudirman, Jakarta. kepada kebudayaan lain. Arsitektur Yunani Bangunan ini berdiri sendiri dengan ciri khas menyebarkan pengaruh kepada arsitektur tersendiri di lingkungan yang serba modern, Roma dan kemudian terhadap Renaisance berlapis batu belah bertekstur dengan warna dan seterusnya. coklat abu-abu plus detail klasik nan rumit. Dalam cara-cara seperti inilah gaya Kritik berkaitan dengan sistim kearsitekturan terbentuk. Gaya (style) dapat ekspresi arsitektur dari bangunan ini melalui diartikan perspektif budaya merupakan topik utama sebagai karakteristik suatu bangunan dimana kumpulan struktur, yang akan dibahas dalam tulisan ini. kesatuan dan ekspresi digabungkan di dalam suatu bentuk-bentuk yang dapat mengingatkan kepada suatu periode ataupun wilayah tertentu. Dalam arsitektur, II. 2.1. TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan tentang Kritik Kritik pada dasarnya adalah sebuah pembentukan sebuah gaya ‘baru’ biasanya aktivitas, ditimbulkan oleh sejumlah kecil pelopor gaya intelektual yang mau tidak mau dilibatkan 2 yaitu serangkaian tindakan MEDIA MATRASAIN VOL 8 NO 3 NOPEMBER 2011 dalam eksistensi historis dan subyektif dari sebagai “ respon bertujuan / purposeful orang response”. yang melakukannya dan yang menerima tanggung jawab atasnya (Barthes, 1964) Bentuk paling umum dari kritik arsitektur adalah komentar dan assessment Kritik bermaksud menyaring dan dalam koran, majalah dan jurnal profesional. melakukan pemisahan, pembedaan, bukan Dalam bidang arsitektur Peter Collins penilaian dengan mendeskripsikan fakta yang (1971, p.146) mengidentifikasikan empat ada melalui pengamatan yang telah dilakukan kategori dengan berdasarkan arsitektural yang berakit dengan salah satu kumpulan pemikiran dari pendapat orang dari empat kategori utama yang dapat lain, termasuk kutipan-kutipan diklasifikasikan tatacara tertentu fakta-fakta, bentuk kritik, yaitu sebagai penilaian proses desain, interpretasi-interpretasi dan dogma-dogma. penilaian kompetitif, evaluasi kontrol dan Kritik akan selalu lebih berguna ketika jurnalisme. menginformasikan menilai masa masa lalu. depan Kritik daripada secara luas berkaitan dengan evaluating, interpreting dan Kritik memiliki berbagai jenis fungsi tergantung perspektif, tujuan dan obyek yang dikritik. describing. Jenis-jenis kritik dapat dibagi Respons atas lingkungan adalah berdasarkan metoda yang digunakan oleh bentuk kritik dengan berdasarkan atas tiga para kritikus dalam menyampaikan kritiknya pertimbangan yaitu : atau dalam merekam tanggapan-tanggapan 1. terhadap lingkungan binaan. kritik seni dan tulisan menyediakan preseden untuk melihat kritik secara luas. Ada sepuluh metode dasar untuk kritik Kita telah dibertahu, bahwa lapangan arsitektur yang terbagi dalam tiga kelompok kritik dapat berupa normatif, interpretif dasar yaitu kritik normatif, kritik interpretatif atau deskriptif. Dan penyampian kritik dan kritik deskriptif. dengan tambahan foto, gambar dan kartun seringkali berbicara lebih banyak. 2. Kritik Interpretif alasan lain atas keinklusifan adalah Karakteristik utama kritik interpretif impresi populer akan kritik arsitektur adalah biasanya Karena personal. pekerja seorang interpreter atau pengamat tidak sampingan dan dalam sebagian besar mengklaim satu doktrin, sistem, tipe atau kasus tidak mempunyai pelatihan khusus ukuran sebagaimana yang terdapat pada kritik bagi pekerjaan itu. normatif. sangat kebanyakan 3. 2.2. sempit. kritikus adalah motif lainnya bersifat personal. Bagi kritikus dengan Tindakannya Kritik metode bagaikan sebagai Interpretif saya tidak ada lagi pembedaan jelas karakteristik sebagai berikut : antara kegiatan artistik, kritis dan ilmiah a. atau setidaknya tak ada dinding. Semua diakomodasi dengan sangat memiliki Bentuk kritik cenderung subjektif namun tanpa ditunggangi oleh klaim doktrin, penumpukan 3 MEDIA MATRASAIN VOL 8 NO 3 NOPEMBER 2011 b. c. d. klaim objektifitas melalui pengukuran berbeda dalam sistim yang berbeda. Dia yang terevaluasi. membandingkan sistim Classical dengan yang sistim gaya revival yang digunakan oleh dirasakannya terhadap sebuah bangunan Nash, sesuai dekripsi oleh Pevsner. Menurut diungkapkan mempengaruhi sistim Nash, gaya revival telah diganti untuk pandangan orang lain bisa memandang masing-masing dari orde-orde Classical, sebagaimana yang dilihatnya. dengan Hindu yang mengambil Corinthian. Menyajikan satu perspektif baru atas satu Corinthian menjadi spesies genus Classis, objek atau satu cara baru memandang yang berlaku untuk maskulin dalam sistim bangunan Nash. Kritikus melalui kesan untuk (biasanya perubahan cara demikian, Corinthian pandang dengan “metafor” terhadap mencapai arti yang bertentangan dengan arti bangunan yang kita lihat) yang terkandung dalam sistim Vitruvius. Melalui rasa artistiknya disadari atau Konflik interpretasi dalam kritik tidak kritikus mempengaruhi orang lain arsitektur sering terjadi dari penempatan untuk merasakan sama sebagaimana karya dalam konteks sistim-sistim ekspresi yang ia alami ketika berhadapan dengan yang berbeda. “Ornamented” dan “unornamented” bangunan atau lingkungan kota. e. Namun Membangun karya “bayangan” yang sebagai posisi dalam sebuah sistim. Sebagian independen kritikus tidak menyadari perbedaan antara melalui bangunan sebagaimana miliknya, ibarat kendaraan. bentuk yang hanya menempati posisi “unornamented” dalam suatu sistim dan bentuk 2.3. Sistem Ekpresif dalam Arsitektur Sistem ekpresif dalam arsitektur yang secara faktual tidak terornamentasi. Penafsir mungkin telah merupakan salah satu metode yang digunakan mengasumsikan bahwa jika suatu bentuk para kritikus dalam membuat kritik interpretif nampak tidak terornamentasi, secara faktual pada suatu karya arsitektur. bentuk ini adalah unornamented. Tetapi, Sifat sistemik dari arti arsitektur dalam mengkritik kritikus hanya atas dasar pertama kali ditunjukkan oleh Gombrich snap-shot, harus lebih berhati-hati agar tidak (1960). Vitruvius merekomendasikan candi terjadi Corintian dan kekeliruan simetris. Tidak perlu ditunjukan Proserpina, dimana Doric digunakan untuk bahwa jika suatu bentuk secara faktual gambar-gambar jantan seperti Mars, dan terornamentasi, bentuk ini harus menempati Ionic untuk dewa seperti Juno yang antara posisi dua ekstrim itu, Gombrich mencatat bahwa merupakan kekeliruan yang lebih buruk Corinthian secara intrinsik tidak feminin, daripada kekeliruan yang akan diperbaiki, hanya lebih feminin dibandingkan tatanan karena lain dari sistim Classical. atomistik sebagai pandangan yang valid, untuk Venus, Flora, Jenks (1972) menunjukkan bahwa orde yang sama dapat mengambil arti yang 4 kekeliruan “ornamented” lebih yang sama dalam diterima tetapi sistim. pandangan Ini arti sementara mereka yang dikritik memberi respon terhadap arti sistemik. MEDIA MATRASAIN VOL 8 NO 3 NOPEMBER 2011 Konsistensi interen dan kerangka hanya karena indra pendengaran dan referensi. interpretasi dapat diisolasi tidak penglihatan kita sensitif hanya terhadap dari kontek ide, akan tetapi dapat diusulkan stimulus dalam frekuensi terbatas. Thresshold atau dapat diisolasi bukan dari posisi perseptual banyak berdasarkan pada fisiologi, interpreternya. Setiap intepreter mempunyai tetapi batas Sistem ekspresif kita adalah pandangan yang berbeda terhadap masa lalu kultural dan oleh karena itu, tergantung pada karena mereka berbeda mengambil mengenai posisi yang perubahan. Sistem ekspresif kita tercermin dan masa dalam trend produksi artistik dan arsitektur sekarang lalunya. kontemporer dan dalam respon kita terhadap Selektifitas dan keterbatasan sistem produksi sekarang dan masa lalu. Produksi ekspresif. Sistem ekspresif bersifat selektif dan respon kita ditentukan oleh kebudayaan dan dibatasi oleh permasalahan kebudayaan kita. Menurut Veron (1969), kebudayaan dan idiologi. Jauh dari pertimbangan semua manusia merupakan sistem ekspresif arti bangunan terhadap realitas. dan arti yang dibayangkan, interpreter cenderung mengkonsentrasikan Secara resiprokal, setiap sistem hanya pada jumlah terbatas, seolah-olah ekspresif akan menerangkan secara selektif mereka adalah satu-satunya yang berharga beberapa arti dan mengaburkan arti yang lain. untuk pertimbangan serius. Dalam An outline of European architecture, Pevsner Pandangan sejarah dan tipologi sistem ekspresif sulit dimufakatkan, karena menelusuri perkembangan satu abad penuh mereka arsitektur Gothic dengan hanya membahas 8 konflik. Sejarah dipandang sebagai bawahan katedral – dari St Denis sampai Beauvais. terhadap tipologi, tipologi dipandang sebagai Batasan ini nampak sangat dapat diterima, bawahan terhadap sejarah. karena katedral adalah jenis bangunan merespon Analisis posisi sistem filosofis ekspresif yang hanya terpenting pada jaman itu dan contoh yang dapat dilakukan dalam hal kelas. Bangunan diambil oleh Pevsner tanpa memperhatikan mencapai maknanya. Pengertian kelas lebih alasan khusus memilihnya adalah contoh luas daripada pengertian tipe; kelas dapat yang baik. tipologis atau historik. Juga dapat ada jenis Sistem ekspresif tidak hanya terdiri kelas lain, misalnya, stylistik, regional, atau dari sistem bentuk dan sistem arti tetapi juga berdasarkan pada terdiri dari matriks korelasi. Dalam sistem teknologi nya. ekspresif dengan artikulasi yang bagus, Bangunan bahan dapat bangunan dan mencerminkan sistem bentuk dan arti tidak hanya saling golongannya pada gaya tertentu secara alami ketergantungan tetapi bersesuaian sempurna atau jenis tertentu, sebagai bahan fakta, tanpa dengan satu sama yang lain. Sistem ekspresif adanya upaya sadar oleh desainer dalam arah dapat dianggap hanya terbentuk ketika sistem ini, atau desainer dapat mengambil tindakan bentuk dan arti nya telah mencapai tingkat sengaja adaptasi mutual tertentu. Kita hanya responsif menunjukkan afiliasi stilistik atau tipologis. terhadap sistem bentuk dan arti terbatas, Demikian untuk juga, membuat interpreter bangunan dapat 5 MEDIA MATRASAIN VOL 8 NO 3 NOPEMBER 2011 bisa Perpaduan antara cathedral glass mempersepsikan adanya niat rancangan atau dan operant glass yang membentuk stilasi desain dalam hubungan nya dengan tipe atau bunga mawar yang terlihat menjulang dari style (gaya). Lebih dari itu, bangunan main entrance hingga lantai 12 merupakan mencapai arti (tipologis atau historik) sebagai ide utama pada desain fasade bangunan. akibat dari posisinya dalam sistim, dan Rossete Windows istilah bagi jendela tinggi ditempatkan dalam sistim yang berbeda, tersebut yang menjadi focal point bagi artinya tentu bervariasi. Oleh karena itu, bangunan ini. Penguatan suasana klasik sejarah arsitektur dan tipologinya tergantung dilakukan dengan menamampilkannya 21 pada teori arsitektur. Teori, bukan sejarah (duapuluh satu) buah patung mitologi Yunani tipologi , adalah jembatan yang benar antara dan sebuah jam raksasa dengan nama ”The tipologi dan sejarah. Grace” bertema legenda 3 (tiga) putri Zeus mempersepsikan atau tidak yang ditempatkan di lantai 6 (enam). III. PEMBAHASAN Berdasarkan paparan yang Roof disampaikan oleh Erwin H. Hawawinata , arsitek dibalik perancangan Menara Da Vinci (I-Arch edisi ke-7, tahun 2007) disimpulkan bahwa, gedung menampilkan apa ini dirancang sesungguhnya, untuk Body yaitu perusahaan konsultan desain arsitektur yang mengutamakan desain klasik. Nuansa klasik Base dicerminkan pada sosok bangunan dengan ciri utamanya adalah detail dalam detail yang identik dengan rumit. Desain nuansa klasik ini walaupun rumit tetapi tidak membebaskan kreativitas detail tanpa henti dan suatu usaha untuk menghadirkan gaya arsitektur klasik yang benar. Fasade bangunan terbagi dalam tiga bagian utama dan didesain bernuansa neo klasik.. Pertama base dari lantai 1 hingga 13, lalu body dari lantai 14 sampai 29 dan roof, yaitu kombinansi grand penthouse, royal penthouse dengan tiga kubah perunggu yang terinspirasi dari kubah Basilika St. Peter tetapi diberi warna turquoise (Gambar 3.1). 6 Gambar 3.1. Menara Davinci yang didesain dengan nuansa neoklasik (Sumber:www. Indonesiaarchitecture.com) Paduan antara cathedral glass dan operant glass yang membentuk stilasi bunga mawar dan Rossete Windows istilah bagi jendela tinggi tersebut yang menjadi focal point bagi bangunan ini. MEDIA MATRASAIN VOL 8 NO 3 NOPEMBER 2011 Mangunwijaya dalam bukunya Wastu Citra, 1988 mengatakan bahwa, salah satu sumber esensial kebudayaan barat adalah kebudayaan Yunani klasik (sejak kira-kira abad ke-5 memahami sebelum Masehi). Untuk manusia Barat beserta arsitekturnya adalah harus memahami tentang buah-buah pikir maupun seni Yunani klasiknya. Penghayatan arsitektur Yunani secara ekspresif tampak seperti pada gambar 3.2 sampai 3.4. Gambar 3.3.(b) Sistim tiang bulat besar arsitektur Romawi yang merupakan gambaran tiang perumahan rakyat yang terdiri dari ikatan gelagah (Sumber:Wastu Citra , 1988) Susunan dan komposisi deretan tiang serta balok yang menjadi pandangan Gambar 3.2. Bekas Bait Parthhenon, Atena yang merupakan salah satu contoh terkenal untuk memahami citra arsitektur Yunani Klasik (Sumber:Wastu Citra , 1988) khas Yunani yang sengaja memperlihatkan citra bentuk mana yang sengaja dipilih. Tiang-tiang itu bercerita tentang tugas beratnya, memikul materi diatasnya, balokbalok, atap dan sebagainya. Karena bahan bangunan di masa lalu hanya kayu dan batu alam, sedangkan balok batu alam dari sifat alaminya tidak dapat panjang, Gambar 3.3.(a) Tiang-tiang beserta balok-balok yang didukung Basilika Paestum (550 tahun sM) Citra daya logika Yunani yang agung dan murni dalam kesederhanaanya. Gaya ini disebut gaya Dorik, dan lebih murni dibandingkan dengan gaya Ionik (Gambar 3.4) yang lebih ‘main-main’ Gambar 3.4. (a) flamboyan. Tiang dan Balok dari gaya Ionik dari Bait (Sumber:Wastu Citra, 1988) Propylean (437-432 sM) (Sumber:Wastu Citra , 1988) 7 MEDIA MATRASAIN VOL 8 NO 3 NOPEMBER 2011 mengingat bahaya patah, maka Bentuk permukaan tegak dari atap balok dibuat besar. Tiang yang dibuat dengan yang dimensi yang besar dan berpenampang bulat, mengungkapkan gugusan daya-daya berat sebab lingkaran dan bentuk silinder yang yang terdapat dalam sistim balok yang paling cocok mengekspresikan kekuatan yang didukung oleh sederetan tiang. Di Yunani-lah dibagi bersama secara merata (lihat gambar sudah 3.3). Namun bentuk silinder ini bukan ekspresinya silinder murni. Agak mengelembung sedikit, ungkapan konsep arsitektur yang ontologis seolah-olah (Mangunwijaya, 1988) ingin menunjukan dinamika beban yang menekan padanya. Seolah-olah berbentuk sejak segitiga dini tampak yang itupun sangat menonjol jelas dalam hal Orang Yunani memang rasional dan batu keras itu pun seperti bahan agak lunak tokoh-tokoh yang begitu tertekan oleh bobot balok-balok, mempertanyakan hakikat segala sesuatu. namun tetap bertahan, sampai silinder yang Dalam berarsitektur pun mereka mencari sebetulnya hakikat silinder murni kini agak pemikirnya bangunan itu dan mencoba bentuk. Mereka menggelembung. Penggelembungan tiang ini mengungkapkan disebut curvature. Demikian juga bantalan berpendapat, (capital = kepala) antara pucuk tiang dan (artinya: yang bangun atau dengan kata lain balok seolah tergilas dan karena itu mirip berdiri), berhakikat dua prinsip: 1) ada unsur bantal, lunak melotot, namun bertahan. yang dipikul atau di topang, 2) unsur lain Sehingga keseluruhan tempat pertemuan yang memikul atau menopang. Bila antara balok dan tiang mengungkapkan diri betul- yang dipikul dan yang memikulnya ada betul seperti tempat pertemuan dinamis, keseimbangan, artinya serba stabil, maka tatapi hakikat bangunan sudah terpenuhi dan justru sekaligus bertahan dan stabil (Mangunwijaya, 1988). itulah yang dalam selalu bahwa harus segala bangunan diekspresikan, yakni tektoon. Tektoon menunjuk pada segala sesuatu yang stabil, yang tidak roboh, yang dapat diandalkan. Dalam bahasa statistika; bila daya aksi sama dengan daya reaksi, maka resultante menjadi nol, artinya tidak ada gerak; dengan kata lain, bangunan stabil, kokoh, dan memuaskan (Mangunwijaya,1988) Kebenaran Gambar 3.4.(b) Dibanding dengan tiang gaya Dorik, tiang gaya Ionik dari bait Olympieon (175 sM) di Atena ini lebih muda, lebih langsing, lebih elegan, lebih parlente dan main-main (Sumber:Wastu Citra , 1988) prinsip tektoon tadi sangat mempengaruhi jiwa manusia Yunani yang suka berabstraksi rasional, gemar menganalisa dan berpikir tajam tentang hukum-hukum alam yang universal. Hal ini sangat diekspresikan dalam penataan dan reka bentuk bangunan-bangunan Yunani dan 8 MEDIA MATRASAIN VOL 8 NO 3 NOPEMBER 2011 yang kelak zaman dipikul atau di topang dan ada unsur lain Renaisance (abad ke-14-16) dan Klasisis yang memikul atau menopang. Bila antara (abad ke-17) serta Neoklasik (abad ke-18) di yang dipikul dan yang memikulnya ada Amerika dan negara-negara lainnya, bahkan keseimbangan, artinya serba stabil, maka di Indonesia sekalipun (Gambar 3.5) pada hakikat bangunan sudah terpenuhi. Istana menjadi Merdeka di ideal Jakarta di dan Bank Indonesia serta beberapa bangunan lainnya. Pada bagian base Menara Da Vinci, deretan tiang merupakan ekspresi dari cita Tiang dan Balok gaya Ionik dari bait Propylean di Atena Gambar 3.5. Bank Indonesia di Jakarta (Sumber:Wastu Citra , 1988) Keselarasan dan keharmonisan bagi kebudayaan Yunani tidak ada kaitannya dengan alam penghayatan mitologis ke alam Gambar 3.6. Detail Tampak Timur Menara Da Vinci (Sumber:www. Indonesia-architecture.com) seperti yang terdapat pada kebudayaan India yang termasuk juga kebudayaan Indonesia, akan tetapi lebih pada hakikat sebenarnya dari keselarasan dan keharmonisan yang merupakan suatu keteraturan, suatu tata, ordo yang baik dan ada hukumnya, ada prinsipprinsipnya yang mutlak yang mengaturnya (Mangunwijaya, 1988) Tiang dan balok dari ornament Menara Da Vinci merupakan tiang dan balok dari gaya Ionik karena terlihat lebih langsing, elegan dan palente. Dimensi dan jarak deretan tiang memperhatikan rasa Yunani yang sangat peka dan komposisi. Akan tetapi tiang dan balok ini tajam pada komposisi. Jarak antara tiang hanya sekedar mengekspresikan sangat Gambar 3.7. Detail Kolom dan Balok Gaya Ionik pada Menara Da Vinci (Sumber:www. Indonesia-architecture.com) ornamen karena tidak yang paling tepi yang disampingnya lebih prinsip tektoon yang pendek dari jarak antara tiang-tiang lainnya. berhakikat dua prinsip yaitu ada unsur yang 9 MEDIA MATRASAIN VOL 8 NO 3 NOPEMBER 2011 merupakan Bagian atap (roof) mengakomodir ekspresi dari bangunan bercitra teknologis kubah Basilika St. Peter yang merupakan karena merupakan suatu bangunan bangunan gereja yang dihubungkan dengan berlantai banyak dengan deretan unsur-unsur fungsi Menara Da Vinci sebagai bangunan bangunan serba homogen sama jaraknya, apartment secara ketidaksesuaian antara fungsi dan bentukan Pada body, bagian horisontal sampai ke tepi ekspresi mengungkapkan irama yang mengatakan, kubah „masih ingin berlanjut terus“ disebut open religius (gereja). Selain itu detail-detail yang end atau akhir yang terbuka. Akan tetapi dibuat tidak dapat diamati atau dilihat oleh secara vertikal gelombang irama sengaja pengamat karena letakknya yang berada di justru ingin berhenti, karena diberi batas, puncak menara. sehingga akhir atau pangkal deretan unsur yang menimbulkan mengekspresikan bangunan Sosok bangunan Menara Da Vinci bangunan (jendela) merupakan akhir atau tampak seperti mahluk asing di lingkungan pangkal tertutup (closed end). Jadi citra yang serba modern, berlapis batu belah bentuk dari bagian body dari Menara Da bertekstur coklat abu-abu plus detail klasik Vinci nan rumit bersebelahan dengan bangunan lain dalam arah horisontalnya mengungkapkan ekspresi open end lebih yang berbentuk kotak-kotak simple abstrak gerak yang bersinambung, dan bangunan yang tidak memiliki kekayaan bergerak terus dan tidak diberi batas, dan makna (no rich content) selain ruang dan arah vertikalnya mengungkapkan ekspresi konstruksi. mengarah pada closed end, mengungkapkan berirama citra terbatas gerak yang diberhentikan, pengendalian diri sehingga lebih berekspresi tenang. B at Open as Closed end end Open end B at as B at as Closed end B at as Gambar 3.9. Detail Dome yang letaknya di puncak menara merupakan suatu hal yang mubazir karena tidak dapat dilihat oleh pengamat. (Sumber:www. Indonesiaarchitecture.com) Bentuk-bentuk pada unsur-unsur bangunan Menara Da Vinci mengekspresikan bentuk-bentuk kuno Yunani dimana cara Gambar 3.8. Tampak Utara dan Timur Menara Da Vinci, citra bentuk arah horisontalnya mengungkapkan ekspresi open end dan arah vertikalnya mengungkapkan ekspresi closed end, (Sumber:www. Indonesia-architecture.com) 10 penataannya terlihat pada proporsi unsurunsurnya yang mengekspresikan keindahan dan harmoni yang sempurna. MEDIA MATRASAIN VOL 8 NO 3 NOPEMBER 2011 Satuan dasar dimensinya adalah tertentu, karena bangunan-bangunan yang garis tengah kolom. Dari acuan ini ditetapkan mampu dimensi-dimensi membantu perkembangan arsitektur. batang, kepala maupun memberikan pengaruh juga dasar tiang sampai ke detail yang terkecil. Fasade bangunan Menara Da Vinci Karena ukuran kolom bervariasi menurut mengekspresikan nuansa budaya neo klasik besarnya suatu bangunan, tatanan ini tidak terbagi dalam tiga bagian utama. Pertama didasarkan pada satuan ukuran yang tetap. base dari lantai 1 hingga 13, lalu body dari Lebih dari itu, tujuannya adalah meyakinkan lantai bahwa semua bagian-bagian dari setiap kombinansi grand penthouse, royal penthouse bangunan memiliki proporsi dan harmonis dengan dengan lainnya. Hal ini dikespresikan dengan turquoise terbagi tiganya bangunan Menara Da Vinci Basilika St. Peter. 14 sampai tiga 29 kubah yang dan roof, perunggu terinspirasi yaitu berwarna dari kubah ini, yaitu base, body dan roof dengan karakter Arsitektur selalu saja berkembang, proporsi yang berbeda akan tetapi memiliki dan sekarangpun tengah berkembang dan di kesatuan yang utuh dan harmonis . dalam prosesnya, arsitektur mencerminkan kebudayaan itu dengan segala kekurangankekurangannya. Arsitektur adalah sebuah IV. KESIMPULAN Salah satu sumber esensial cermin masyarakat dan seharusnyalah kebudayaan barat adalah kebudayaan Yunani membantu untuk memberi pengaruh dan klasik dan untuk memahami manusia Barat perubahan kepada yang menghendaki adanya beserta arsitekturnya adalah harus memahami perubahan. tentang buah-buah pikir maupun seni Yunani klasiknya yang dimana salah satu bentuk DAFTAR PUSTAKA ekspresinya adalah neoklasik. Pada situasi yang ekstrim, pencerminan ekspresi dapat meliputi semua kebudayaan manusia, sejarah dan pengaruhnya. Barangkali akan bertentangan bahwa pencerminan ekspresi yang dapat merupakan prinsip paling penting dari semuanya, paling baik dihayati dengan mempelajari berbagai segi yang terdapat di dalamnya, yang mengatakan terhadap mencoba semnetara mempunyai arsitektur. Attoe, Wayne, Architectural and Critical Imagination, John Wiley and Sons, New York, 1978 Bonta, Juan Pablo, 1979, Architecture and Its Interpretation, Lund Humphries, London Hanief, Muhammad, The Dynamic orang akan Criticism peranan kecil Publishers, New Delhi, 2000 Kadangkala mengekspresikan di arsitek dalam in T.S. Elliot, of Atlantic www.indonesia-architect bangunan pandangannya sendiri akan situasi masa yang akan datang. Tentu saja hal-hal seperti ini terjadi pada beberapa kasus 11