F -X C h a n ge F -X C h a n ge c u -tr a c k N y bu to MALABSORPSI LAKTOSA PADA ANAK Edi Setiawan Tehuteru* * Peserta Program Pendidikan Sepesialin Anak FKUI - RSCM ABSTRACT Lactose malabsorption is one of the common disorder found in children. A study showed that Indonesia is one of the Asian country in which 60% - 100% of its adults have this disorder. A lot of techniques can be performed to diagnose lactose malabsorption. One of the techniques called the Breath Hydrogen Test (BHT). BHT now is the most usefull methode due to its simplicity, specificity and not invasive.The terapy of lactose malabsorption is diet. The latest research mentioned that yoghurt can also be used to cured lactose malabsorption.(J Kedokter Trisakti 1999; 18(3):139-144) Key words : Malabsorption, lactose, pediatrics PENDAHULUAN Laktosa adalah salah satu unsur penting sebagai sumber kalori yang terdapat dalam susu baik itu ASI, susu sapi murni maupun susu formula. ASI mengandung laktosa 6,8 - 7,3 g % ( Tabel Komposisi 1), susu sapi murni 4,2 - 5,0 g % sedangkan dalam susu formula yang banyak dijumpai di pasaran sangat bervariasi.(4) Tabel 1. Komposisi ASI. Peralihan ASI Matur 6 - 10 hr ASI Awal (Kolostrum) 1 - 5 hr Energi (kcal) 57,0 Laktosa (gr/100ml) 6,5 Lemak (gr/100ml) 2,9 Protein(gr/100ml) 1,195 Non protein Nitrogen Mineral (gr/100ml) 0,3 Ig A (mg/100ml) 335,9 Ig G (mg/100ml) 5,9 Ig M (mg/100ml) 17,1 Lisozim (mg/100ml) 14,2 - 16,4 Laktoferin(mg/100ml) 420 - 520 63,0 6,7 3,6 0,965 0,023 0,3 - 65,0 7,0 3,8 1,324 0,042 0,2 119,6 2,9 2,9 24,3 - 27,5 250 - 270 Berkisar antara 50,34 - 75,46 5,0 - 7,67 2,3 - 4,78 0,8 - 1,5 0,2 - 0,3 - Sumber : Lacorence RA. Breast feeding, a guide for the medical proffesion. USA: Mosby, 1980. J Kedokter Trisakti, September-Desember 1999-Vol.18, No.3 139 lic k .d o m w o .c C m Malabsorbsi laktosa pada anak o .d o w w w w w C lic k to bu y N O W ! PD O W ! PD c u -tr a c k .c F -X C h a n ge F -X C h a n ge c u -tr a c k N y bu to Di usus halus, laktosa dihidrolisis oleh enzim laktase yang terdapat dalam brush border menjadi glukosa dan galaktosa Malabsorpsi laktosa adalah segala sesuatu yang merujuk pada hidrolisis laktosa yang tidak lengkap, yang diukur dengan uji yang objektif. Hal ini tentunya harus dibedakan dengan intoleransi laktosa dan defisiensi laktase. Intoleransi laktosa pada dasarnya adalah suatu keadaan yang ditandai dengan timbulnya berbagai macam gejala setelah mengkonsumsi laktosa dan defisiensi laktase sebagai keadaan berkurangnya aktivitas laktase yang diukur pada spesimen biopsi mukosa usus halus. (5) . Menurut Johnson dkk. (9) Indonesia merupakan salah satu negara di Asia yang 60 - 100 % masyarakatnya yang dewasa mengalami malabsorpsi laktosa. Bahkan ada yang lebih spesifik lagi mengatakan bahwa insidens kelainan ini di Indonesia adalah 70 %. (5) untuk selanjutnya diabsorpsi. Jika fungsi ini terganggu maka dapat timbul kelainan yang disebut dengan malabsorpsi laktosa. tidak seluruhnya dihidrolisis dan diabsorpsi. Hal ini menyebabkan osmolaritas di dalam lumen usus meningkat yang berakibat air tertarik ke dalam lumen dan merangsang meningkatnya peristaltik. Melalui mekanisme di atas, laktosa yang tidak dihidrolisis dan diabsorpsi akan mencapai usus besar. Laktosa akan difermentasi oleh bakteri di usus besar dan hasilnya berupa asam lemak rantai pendek, pH yang rendah, dan gas yang mana salah satunya adalah hidrogen. Lebih kurang 14 - 21 % gas hidrogen tersebut akan dieksresi melalui udara nafas, sedangkan sisanya dieksresi melalui rektum. Berdasarkan patofisiologi di atas, diciptakan berbagai pemeriksaanpemeriksaan untuk menentukan apakah seseorang mengalami malabsorpsi laktosa atau tidak.(3,5,6,8) PATOFISIOLOGI KLASIFIKASI DEFISIENSI LAKTASE Dikenal tiga macam bentuk karbohidrat, yaitu monosakarida (glukosa, fruktosa, dan galaktosa), disakarida (laktosa, sukrosa, dan maltosa) dan polisakarida (pati, glikogen, selulosa). Melalui berbagai reaksi kimia dan enzimatik di saluran pencernaan, karbohidrat yang kompleks dihidrolisis menjadi struktur yang mudah diabsorpsi. Disakarida, dalam hal ini laktosa, oleh enzim laktase dihidrolisis menjadi glukosa dan galaktosa yang selanjutnya akan diabsorpsi secara cepat ke dalam pembuluh darah porta. Enzim laktase adalah enzim yang terdapat dalam usus halus, tepatnya di brush border dari vili usus. Aktivitas enzim ini maksimal terjadi di proksimal hingga pertengahan yeyunum. Pada bayi yang sehat, laktosa dihidrolisis dan diabsorpsi seluruhnya di usus halus sehingga tidak ada laktosa yang mencapai usus besar. Bila seorang anak mengkonsumsi laktosa yang berlebihan atau enzim laktase tidak dijumpai / berkurang, maka laktosa dapat Jika membaca tulisan-tulisanyang ada, tiap Penulis mencoba untuk membuat klasifikasi defisiensi laktase menurut interpretasinya terhadap masalah ini. (4,5,8). Namun jika dicermati, masing-masing klasifikasi tersebut semuanya mengandung unsur yang sama. Klasifikasi yang akan dibahas pada referat ini adalah klasifikasi yang membagi defisiensi laktase atas primer dan sekunder. Defisiensi laktase primer dibagi lagi atas defisiensi laktase developmental, kongenital dan genetik. Defisiensi laktase sekunder adalah defisiensi laktase yang disebabkan akibat rusaknya mukosa usus halus. Defisiensi laktase bentuk developmental terjadi tergantung dari usia gestasi. Aktivitas laktase meningkat pada trimester ketiga kehamilan untuk mencapai puncaknya pada saat lahir. Penurunan aktivitas laktase sebanding dengan penurunan kemampuan menghidrolisis laktosa. Ini dapat terlihat pada bayi J Kedokter Trisakti, September-Desember 1999-Vol.18, No.3 140 lic k .d o m w o .c C m Malabsorbsi laktosa pada anak o .d o w w w w w C lic k to bu y N O W ! PD O W ! PD c u -tr a c k .c F -X C h a n ge F -X C h a n ge c u -tr a c k N y bu to prematur yang lahir sebelum usia gestasi 36 minggu Defisiensi laktase kongenital jarang (7) ditemukan dan ditandai dengan tidak dijumpai atau berkurangnya enzim laktase. Sebelum susu bebas laktosa ditemukan, kondisi ini potensial untuk menyebabkan kematian. Defisiensi laktase genetik terjadi pada kondisi dimana kadar laktase menurun dan terus berlanjut hingga dewasa. Pada anak hingga umur 3 - 5 tahun, laktosa biasanya masih dapat dicerna dengan baik karena usus halus mensintesis laktase dalam jumlah yang cukup. Namun pada usia-usia berikutnya, dapat terjadi penurunan akibat sintesis laktase yang cenderung berkurang sesuai dengan bertambahnya umur. (5) Hal ini dapat terlihat pada penelitian yang dilakukan oleh Hegar dkk. (5) Pertama dilakukan penelitian terhadap anak-anak umur antara 3 - 5 tahun di sebuah taman kanak-kanak di Jakarta. Didapatkan hasil, yaitu 23 % anak mengalami defisiensi laktase. Penelitian berikutnya dilakukan terhadap 137 anak di sebuah Sekolah Dasar, juga di Jakarta, umur antara 6 - 12 tahun. Hasilnya adalah seperti yang tertera pada tabel 2. (8) Tabel 2. Prevalensi malabsorpsi laktosa pada anak umur 6 - 12 tahun. Umur (tahun) 6-7 8-9 10 - 12 Walaupun hasil dari ketiga kelompok umur ini tidak jauh berbeda, namun sudah dapat menggambarkan ke-cenderungan meningkatnya malabsorpsi laktosa sesuai dengan bertambahnya umur jika dibandingkan dengan penelitian pertama. Di dunia ini dikatakan hanya masyarakat Skandinavia dan ras kaukasoid saja yang secara kontinyu memproduksi enzim laktase hingga umur dewasa. Selebihnya akan mengalami malabsorpsi laktosa(6). Defisiensi laktase sekunder biasanya timbul setelah terjadi kerusakan pada saluran pencernaan yang menyebabkan ratanya vili atau hancurnya epitel usus. Hal ini dapat disebabkan oleh infeksi akut atau kronik, radiasi, obat-obatan atau toksin. Penyakit-penyakit yang dapat menyebabkan hancurnya epitel usus antara lain adalah infeksi saluran pencernaan, bakteri tumbuh lampau, inflammatory bowel disease, giardiasis, Prevalensi (%) 57,9 58,9 57,1 celiac disease atau enteropati protein susu sapi. (4) Beberapa tahun terakhir ini, pernah dilakukan penelitian mengenai dampak infeksi oleh Human Immunodeficiency Virus (HIV) terhadap kemampuan usus halus untuk mengabsorpsi laktosa. Penelitian dilakukan terhadap 40 pasien pengidap virus HIV dan 44 orang sukarelawan yang sehat. Terhadap mereka dilakukan pemeriksaan Hydrogen Breath Test. Pada penelitian ini didapatkan bahwa prevalensi malabsorpsi laktosa pada kelompok pasien yang mengidap virus HIV (70 %) berbeda bermakna dibanding kontrol (34 %). Pada kelompok pasien yang mengidap virus HIV, semakin berat tahapan penyakitnya semakin tinggi pula tingkat malabsorpsi laktosa yang dialami, dibanding pasien yang tahapan penyakitnya masih awal. Lebih lanjut, tingkat intoleransi laktosa juga sangat bermakna pada pasien-pasien yang meJ Kedokter Trisakti, September-Desember 1999-Vol.18, No.3 141 lic k .d o m w o .c C m Malabsorbsi laktosa pada anak o .d o w w w w w C lic k to bu y N O W ! PD O W ! PD c u -tr a c k .c F -X C h a n ge F -X C h a n ge c u -tr a c k N y bu to - nunjukkan gejala gangguan pen-cernaan dibanding dengan pasien lainnya yang tidak menunjukkan gejala dan kontrol. Pada akhir dari penelitian ini dikatakan bahwa selain virus HIV itu sendiri, masih mungkin ada faktor-faktor lainnya yang dapat menyebabkan defisiensi laktase. (2) Gejala Klinis - 3. Pada intoleransi laktosa dapat dijumpai gejala klinis berupa diare yang sangat frekuen, cair, bulky, dan berbau asam, meteorismus, flatulens dan kolik abdomen. Akibat gejala tersebut, pertumbuhan anak akan terlambat bahkan tidak jarang dapat terjadi malnutrisi. - (1,4,9,12) PEMERIKSAAN LABORATORIUM 1. Pemeriksaan pH tinja Tinja pada keadaan normal memiliki pH 7-8. Pada keadaan malabsorpsi laktosa, akibat fermentasi laktosa oleh bakteri di usus besar yang membentuk asam lemak rantai pendek, pH tinja menjadi rendah yaitu kurang dari 6. 2. Penentuan kadar gula dalam tinja dengan tablet “Clinitest” (Modifikasi Kerry dan Anderson, 1964) Prinsip kerja : Berdasarkan terjadinya reduksi ion cupri (CuSO4). Cara kerja : - Tinja cair ditampung dengan plastik. - Masukkan tinja cair tersebut dalam tabung Ames sebanyak 5 tetes. - Tambahkan dalam tabung tersebut 10 tetes air. - Masukkan 1 tablet “Clinitest” ke dalam tabung yang berisi larutan tersebut. - Perubahan warna yang terjadi kemudian dibandingkan dengan warna standar yang tersedia. Hasil : Dinyatakan dengan –(0%), Trace(0,25%),+(0,5%), ++(0,75%), +++(1%), ++++(2%). Dicurigai adanya malabsorpsi aktosa bila didapatkan lebih dari 0,5% bahan pereduksi (++ - ++++). Lactose Tolerance test Merupakan salah satu uji untuk mengukur kemampuan usus untuk mengabsorpsi laktosa. Cara : Pasien dipuasakan semalam. Sebelum pemeriksaan, dilakukan pemeriksaan gula darah. Berikan minum laktosa sebanyak 2 gr kgBB. Gula darah diperiksa tiap setengah jam selama 2 jam. Hasil : Malabsorpsi laktosa ditunjukkan dengan kurve yang mendatar. 4. Barium Lactose Meal Cara : - Pasien dipuasakan semalam. - Berikan larutan barium-laktosa (50ml barium sulfat dan laktosa 2,2 g / kgBB) diikuti pengambilan foto esofagus, gaster dan usus halus. - Pasien kemudian ditidurkan pada sisi kanan selama 1 jam dan dilakukan foto polos abdomen dalam posisi supinasi. Hasil : Dinyatakan malabsorpsi laktosa bila tampak dilatasi usus halus, pengenceran barium dan kenaikan kecepatan waktu singgah. 5. Breath Hydrogen Test Alat : Lactometer ( alat yang digunakan di Sub Bagian Gastroenterologi Ilmu Kesehatan Anak FKUI RSCM) Substrat : Laktosa (2 gram / kgBB - maksimal 50 gram dalam larutan 20 % atau 10 % J Kedokter Trisakti, September-Desember 1999-Vol.18, No.3 142 lic k .d o m w o .c C m Malabsorbsi laktosa pada anak o .d o w w w w w C lic k to bu y N O W ! PD O W ! PD c u -tr a c k .c F -X C h a n ge F -X C h a n ge c u -tr a c k N y bu to bagi bayi berumur kurang dari 6 bulan) Cara : Pasien dipuasakan (bayi minimal 4 jam dan anak yang lebih besar 6 - 8 jam). Sebelum substrat diminumkan, kadar gas hidrogen nafas diukur terlebih dahulu dengan cara mengumpulkan udara ekspirasi. - Pasien diminta untuk menarik nafas lebih kurang 5 detik dan selanjutnya diminta untuk mengeluarkan nafas secara perlahan - lahan melalui mouth piece atau bagi anak yang lebih kecil menggunakan sungkup selama 20 - 30 detik. - Selanjutnya substrat diminumkan dan kadar gas hidrogen nafas diukur setiap 30 menit selama 3 jam. Hasil - Peningkatan gas hidrogen nafas di atas 20 ppm sebelum 2 jam setelah pemberian larutan laktosa menunjukkan kemungkinan adanya malabsorpsi laktosa. Jika peningkatan terjadi dalam waktu 30 menit pertama setelah pemberian larutan laktosa, perlu dipertimbangkan akan adanya bakteri tumbuh lampau. Untuk membuktikannya dapat digunakan glukosa. 6. Biopsi mukosa usus halus Biopsi usus halus sangat penting dan merupakan baku emas untuk mendiagnosis berbagai macam penyakit yang menyerang mukosa usus halus. Biopsi biasanya dilakukan bersamaan dengan dilakukannya pemeriksaan endoskopi untuk selanjutnya dilakukan peme-riksaan sitologi di bagian patologi Anatomi (5-7,13). TATALAKSANA Pada bayi dan anak-anak, susu tentunya harus diganti dengan susu yang kandungan laktosanya rendah atau sama sekali tidak mengandung laktosa (tergantung tingkat defisiensi laktase yang terjadi). Pada anak yang lebih besar juga disarankan untuk tidak mengkonsumsi makanan yang mengandung laktosa seperti es krim, keju, kue-kue dan yogurt (5,12) . Mengenai yogurt, ada penelitian yang menyimpulkan bahwa makanan ini justru baik dan dapat dikonsumsi oleh mereka yang mengalami malabsorpsi laktosa. Penelitian ini dilakukan terhadap 14 anak umur antara 4 hingga 16 tahun di Johns Hopkins Children’s Center dan mereka terbukti positif mengalami malabsorpsi laktosa. Setelah dipuasakan, kepada anakanak ini diberikan susu atau yogurt setiap hari selama 5 hari. Hasilnya, ternyata gejala-gejala yang biasanya timbul pada mereka yang mengalami malabsorpsi laktosa, berkurang secara bermakna. Hal ini dapat terjadi, diduga karena kalori dan komposisi yogurt yang sedemikian rupa sehingga menyebabkan yogurt lambat meninggalkan lambung, yang berarti juga memperlambat laktosa mencapai usus besar. Semakin lambat laktosa mencapai usus besar, semakin berkurang pula gejala malabsorpsi laktosa yang timbul.11 KESIMPULAN Malabsorpsi laktosa adalah salah satu kelainan yang banyak dijumpai pada anakanak. Hal ini harus mendapat perhatian khusus mengingat kelainan ini bila tidak ditangani dengan baik akan menyebabkan gangguan pada pertumbuhan dan perkembangan anak di masa mendatang. Pemeriksaan BHT secara spesifik mampu menunjukkan adanya malabsorbsi laktosa. Pada bayi dan anak-anak yang menderita malabsorbsi laktosa, susu yang digunakan harus mengandung laktosa yang rendah. Yoghurt ternyata juga dapat J Kedokter Trisakti, September-Desember 1999-Vol.18, No.3 143 lic k .d o m w o .c C m Malabsorbsi laktosa pada anak o .d o w w w w w C lic k to bu y N O W ! PD O W ! PD c u -tr a c k .c F -X C h a n ge F -X C h a n ge c u -tr a c k N y bu to bermanfaat mengatasi malabsorbsi laktosa pada anak usia 4 – 16 tahun. DAFTAR PUSTAKA 1. American Academy of Pediatrics – Committee on Nutrition. 1990. Practical significance of lactose intolerance in children: Supplemen (RE9197). Pediatrics 86: 643 – 4. 2. Corazza,G.R., Ginaldi, L., Furia, N., Marani-Toro, G., Di Giammartino, D., Qualglino, D. 1997. The impact of HIV Infection on lactose absorptive capacity. Journal of Infection ; 35: 31– 5. 3. Guyton, A.C. 1991. Human physiology and mechanisms of disease; edisi ke-3. Philadelphia: WB Saunders Company, : 599-600. 4. Hassan, R., Napitupulu, P.M. 1985. Buku Kuliah 1 Ilmu kesehatan Anak. Jakarta: Trimahendri, 295 – 301. 5 Hegar, B., Buller, H.A. 1995. Breath hydrogen test in lactosemalabsorption. Paediatric Indonesia ; 35:161-71. 6. Hegar, B. 1998. Uji hidrogen napas satu cara diagnostika gangguan saluran cerna. Majalah Kesehatan Masyarakat Indonesia . 5: 278 – 80. 7. Hegar, B., Yati, N.P., Sayoeti, Y., Dwipurwantoro, P.G., Firmansyah, A. 1999. Aktivitas enzim laktase pada murid sekolah dasar. Dalam: Firmansyah A, editor. Abstrak KONIKA XI. Jakarta, 4 – 7 Juli . 8. Hug., G. 1987. Defects in metabolism of carbohydrates. Dalam: Nelson WE, editor, edisi ke-13. Nelson textbook of pediatrics. Philadelphia: WB Saunders Company. 306. 9. Johnson, et al. 1974. More about l lactose intolerance (serial online) 10 screen. Available from: URL: http://www.geocities.com. 10. Lacorence, R.A. 1980. Breast feeding, a guide for the medical proffesion.USA: Mosby. 11. Lee. Lactose intolerance (serial online) 1993;6 screen. Available from: URL: http//healthcastle.com/herb_lact.shtml. 12. North East Valley-Division of General Practice-Victoria. 1996 Sugar Malabsorption in children (serial online) I (1) 11 screen. Available from: URL: http://www.nevdgp.org.au. 13. Soenarto, Y., Suharyono. 1988. Pemeriksaan-pemeriksaan sindrom malabsorpsi. Dalam: Suharyono, Boediarso A, Halimun EM, editor. Gastroenterologi anak praktis. Jakarta: BP-FKUI. 325-43. J Kedokter Trisakti, September-Desember 1999-Vol.18, No.3 144 lic k .d o m w o .c C m Malabsorbsi laktosa pada anak o .d o w w w w w C lic k to bu y N O W ! PD O W ! PD c u -tr a c k .c