HUBUNGAN LINGKAR LENGAN ATAS (LILA) IBU HAMIL ATERM DENGAN TAKSIRAN BERAT JANIN (TBJ) DI RB MEDIKA JUWANGI BOYOLALI Relationship Upper Arm Circumference (LILA) at Term Pregnant Women with Estimated Fetal Weight (TBJ) in RB Medika Juwangi Boyolali Darah Ifalahma, Metha Rohandini Akademi Kebidanan Citra Medika Surakarta ABSTRACT Weight babies born one of which is determined by the mother's nutritional status nutrition of pregnant women can be measured by measuring the Upper Arm Circumference (LILA) and birth weight can be measured by Estimated Fetal Weight (TBJ). Studies Preliminary in RB Medika the number of pregnant women at term total of 348 people found the data LILA <23.5 cm with a weight infants <2,500 g were 11 cases (4.1%) and LILA 23.5 cm with a weight of baby 2500 grams of 245 cases (91.8%). The purpose of this study was to determine the relationship LILA Pregnant Women At term with TBJ. Analytic observational study design with crosssectional. The population in this study were pregnant women at term in RB Medika Juwangi with a sample of 40 respondents. The sampling technique using accidental sampling with instruments such as tape study LILA, metlin and observation sheet. The results showed no relationship Among pregnant women at term with LILA TBJ shown from the results of the chisquare testobtained value of X²=12.973 > X²=3.481 with df table 1 and the value p value = 0.000 < 0.05 and contingency coefficient of 0.495, which means has a moderate relationship. The conclusion that there is a relationship LILA pregnant women at term with TBJ in RB Medika Juwangi Boyolali. Advice to pregnant women to more routine health checkups mother and fetus can observed. Keywords : Upper Arm, pregnant women at term, Estimated Fetal Weight pertumbuhan dan perkembangan ditentukan pada saat janin dalam kandungan (Husnaini,1998; h.25). Salah satu faktor penting dalam kehamilan adalah status gizi ibu. Masukan gizi PENDAHULUAN Kehamilan merupakan masa penting bagi pembentukan kualitas sumber daya manusia yang akan datang karena 25 pada ibu hamil sangat menentukan kesehatannya dan janin yang dikandungnya. Janin sangat tergantung kepada ibunya untuk pernapasan, pertumbuhan dan melindunginya dari penyakit (Paath,2005;h.49). Malnutrisi pada ibu hamil mengakibatkan transfer nutrien melalui plasenta berkurang, sehingga janin tumbuh lambat atau terganggu (Intra Uterine Growth Retardatation atau IUGR), lahir prematur, berat bayilahir tidak normal yaitu < 2500 gram (Kusmiyati, 2008; h.83). Mandriwati (2008) menyatakan bahwa, berat bayi lahir salah satunya ditentukan oleh status gizi ibu. Status gizi ibu hamil dapat diukur melalui pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA) ibu hamil. Batasan ukuran Lingkar Lengan Atas (LILA) normal di Indonesia adalah 23,5 cm. Bila ditemukan pengukuran kurang dari 23,5 cm berarti ibu tersebut Kekurangan Energi Kronik (KEK) dan termasuk golongan ibu hamil dengan faktor resiko.Hal ini sangat memungkinkan pertumbuhan janin yang dikandungnya terganggu, sehingga bayi lahir dengan berat bayi lahir kurang (Meilani, dkk, 2009; h.54).Menurut data dari Sensus Ekonomi Nasional (Susenas) pada tahun 1999 ibu hamil di Indonesia yang mengalami risiko KEK sebesar 27,66% (Tim Perbaikan Gizi Makro, 2001). Salah satu cara untuk mengetahui pertumbuhan janin adalah menghitung Taksiran Berat Janin (TBJ). Cara ini dilakukan pada janin dengan presentasi kepala. Pengukuran Taksiran Berat Janin (TBJ) menjadi titik awal evaluasi pertumbuhan janin. Melalui observasi teratur pertumbuhan janin maka dapat mengevaluasi keadaan janin, sehingga janin bisa lahir menjadi bayi baru lahir dengan berat badan normal secara aterm. Taksiran Berat Janin (TBJ) pada kehamilan aterm atau cukup bulan (37 – 40 minggu) 2500 gram agar berat bayi lahir dengan berat badan normal dan jika Taksiran Berat Janin (TBJ)< 2500 gram maka bayi akan lahir dengan berat badan kurang yang berindikasi terjadinya komplikasi (Wheeler, 2003; h.143). Menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2009, angka kejadian berat bayi lahir < 2500gram sekitar 7,50%. Angka ini lebih besar dari target yang ditetapkan pada sasaran program perbaikan gizi 2010 yaitu maksimal 7,00% . Berdasarkan studi pendahuluan di RB Medika Juwangi Kabupaten Boyolali didapatkan data dengan jumlah keseluruhan ibu hamil aterm sebanyak 348 orang dengan 267 persalinan. Dari data tersebut, LILA < 23,5 cm dengan berat bayi < 2500 gram sebanyak 11 kasus (4,1%), LILA < 23,5 cm dengan berat bayi 2500 gram sebanyak 9 kasus (3,4%), LILA 23,5 cm dengan berat bayi < 2500 gram sebanyak 2 kasus (0,7%), LILA 23,5 cm dengan berat bayi 2500 gram sebanyak 245 kasus ( 91,8%). Tujuan penelitian adalah hubungan antara lingkar lengan atas (LILA) ibu hamil aterm dengan Taksiran Berat Janin (TBJ) di RB Medika Juwangi Kabupaten Boyolali. METODE PENELITIAN Variabel penelitian adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Arikunto, 26 2010; h.161). Variabel bebas pada penelitian ini adalah Lingkar Lengan Atas (LILA) ibu hamil aterm. Variabel terikat pada penelitian ini adalah Taksiran Berat Janin (TBJ). Hipotesis adalah ada hubungan antara Lingkar Lengan Atas (LILA)ibu hamil aterm dengan Taksiran Berat Janin (TBJ)di RB Medika Juwangi Kabupaten Boyolali. Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional analitik yaitu penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi, kemudian melakukan analisis dinamika korelasi antara fenomena, baik antara variabel bebas dengan variabel terikat, antar variabel bebas, maupun antar variabel terikat. Rancangan pada penelitian ini dilakukan dengan pendekatan cross sectional, yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara data variabel bebas dan terikat dengan cara pendekatan observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat, dan tiap subjek penelitian hanya diobservasi sekali saja. Hal ini tidak berarti bahwa semua subyek penelitian diamati pada waktu yang sama (Notoatmodjo, 2010; h.37-38). Populasi pada penelitian ini adalah semua ibu hamil aterm di RB Medika Juwangi Kabupaten Boyolali. Sampel pada penelitian ini adalah ibu hamil aterm di RB Medika Juwangi, Kabupaten Boyolali. Penelitian ini, pengambilan sampel dilakukan dengan nonprobability samplingyang menurut Hidayat (2007; h.82) yaitu teknik pengambilan sampel dengan tidak memberikan peluang yang sama dari setiap populasi dengan jenis accidental sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang dilakukan dengan mengambil kasus atau responden yang kebetulan ada atau yang tersedia disuatutempat penelitian (Notoatmodjo, 2010; h.125). Data primer dilakukan dengan menggunakan metode observasi (pemeriksaan) dengan cara mengukur Lingkar Lengan Atas (LILA) dan Taksiran Berat Janin (TBJ) melalui pemeriksaan Leopold untuk mengetahui Tinggi Fundus Uteri (TFU), Presentasi janin, dan apakah kepala janin sudah masuk atau belum pada Pintu Atas Panggul (PAP). Sedangkan data sekunder dilakukan dengan metode dokumentasi dengan cara mengambil data ibu hamil aterm dari RB Medika yang sesuai dengan kriteria. Pada variabel bebasnya yaitu Lingkar Lengan Atas (LILA) ibu hamil aterm, dilakukan pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA) menggunakan pita ukuran khusus Lingkar Lengan Atas (LILA) dengan ketelitian 0,1 cm yang sudah distandarisasi oleh Depkes (Kusmiyati,2010; h.44). Variabel terikatnya yaitu Taksiran Berat Janin (TBJ), pada penelitian ini menggunakan rumus Johnson dengan satuan gram. Dalam pemeriksaan Tinggi Fundus Uteri (TFU) menggunakan metlin dengan ketelitian 0,1 cm (Kusmiyati, 2010; h.21) Analisa univariat dilakukan untuk menganalisis variabel yang ada, dapat dihitung dengan cara distribusi frekuensi yang dapat menghasilkan prosentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2005). Setelah jawaban sudah dikategorikan kemudian dipersenkan dengan rumus : 27 P = f x 100% N Keterangan : P = prosentase f= jumlah skor menurut kategori N = jumlah skor maksimal Untuk mengetahui apakah penelitian ini termasuk statistik parametrik atau nonparametrik adalah dengan menguji kenormalitasan data terlebih dahulu. Uji kenormalitasan data dilakukan dengan uji one sampel Kolmogorov – smirnov. Hasil uji adalah dengan melihat : apabila nilai signifikasi (Asym.sig) > 0, 05 (5%) maka data dalam distribusi normal. Untuk menguji hubungan antar variabelnya dapat dilakukan dengan uji chi-kuadrat (chi-square). Jika hasil x²hitung < x²tabel maka Ho diterima artinya tidak signifikan, sedangkan jika x²hitung _ x²tabel maka Ho ditolak artinya signifikan (Hidayat, 2007;h.137). Menurut Arikunto (2010; h. 336), metode yang digunakan untuk mengukur keeratan hubungan (asosiasi dan korelasi) adalah koefisien kontingesi. Keeratan hubungan antara dua variabel dapat diinterpretasikan dari criteria sebagai berikut: Interval koefisien Indikator 0,00 – 0,199 Sangat rendah 0,20 – 0,399 Rendah 0,40 – 0,599 Sedang 0,60 – 0,799 Kuat 0,80 – 1,000 Sangat kuat (Sugiyono, 2011; h. 184) HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 1. Distribusi Frekuensi LILA Tabel 2. Distribusi Frekuensi TBJ Tabel 3. Hubungan LILA dengan TBJ LILA adalah salah satu cara untuk menilai status gizi yang dilakukan secara antropometri (Supariasa, dkk, 2002; h.46). LILA juga merupakan salah satu cara untuk mengetahui keadaan gizi Wanita Usia Subur (WUS) yang paling sederhana dengan cara mengukur lingkar lengan atas (Depkes dan kesejahteraan sosial RI, 2000). Hasil pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA) terdapat dua kemungkinan, yaitu < 23,5 cm dan 23,5 cm. Apabila pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA)< 23,5 cm berarti wanita tersebut mempunyai risiko KEK yaitu Kekurangan Energi Kalori sehingga dapat mengakibatkan kelahiran bayi dengan berat lahir kurang dan sebaliknya apabila Lingkar Lengan Atas (LILA) 23,5 cm berarti wanita tersebut mempunyai gizi baik sehingga bayi dapat lahir dengan berat lahir normal 28 dan tidak ada komplikasi (Kusmiyati, 2008; h.82). Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa terdapat 8 (20%) responden dengan Lingkar Lengan Atas (LILA)< 23,5 cm dan 32 (80%) responden mempunyai Lingkar Lengan Atas (LILA) 23,5 cm sehingga sebagian besar ibu hamil aterm mempunyai Lingkar Lengan Atas (LILA) normal yaitu 23,5cm. Taksiran berat janin adalah salah satu cara menafsir berat janin ketika masih di dalam uterus (Kusmiyati, 2010; h.52).Taksiran ini berguna untuk memantau pertumbuhan janin dalam rahim, sehingga di harapkan dapat mendeteksi dini kemungkinan terjadinya pertumbuhan janin yang abnormal. Taksiran Berat Janin (TBJ) pada kehamilan aterm atau cukup bulan (37 – 40 minggu) 2500 gram agar berat bayi lahir dengan berat badan normal dan jika Taksiran Berat Janin (TBJ)< 2500 gram maka bayi akan lahir dengan berat badan kurang yang berindikasi terjadinya komplikasi (Wheeler, 2003; h.143). Berdasarkan Tabel 2 terdapat 3 (7,5%) responden dengan Taksiran Berat Janin (TBJ) < 2500 gram dan 37 (92,5%) respon dengan Taksiran Berat Janin (TBJ) 2500 gram yang didapatkan sebagian besar ibu hamil aterm mempunyai Taksiran Berat Janin (TBJ) normal yaitu 2500 gram. Data Tabel 3 dapat dilihat hubungan Lingkar Lengan Atas (LILA) dengan Taksiran Berat Janin (TBJ) yaitu terdapat 8 responden dengan Lingkar Lengan Atas (LILA) < 23,5 cm (20%). Dari 8 responden tersebut terdapat 3 responden dengan Taksiran Berat Janin (TBJ) < 2500 gram (7,5%) dan 5 responden dengan Taksiran Berat Janin (TBJ) 2500 gram. Sedangkan Lingkar Lengan Atas(LILA) 23,5 cm sebanyak 32 orang (80 %) dengan Taksiran Berat Janin (TBJ) semuanya 2500 gram. Berdasarkan hasil analisa data pada Lingkar Lengan Atas (LILA) ibu hamil aterm dengan Taksiran Berat Janin (TBJ) dapat diketahui bahwa terdapat hubungan antara Lingkar Lengan Atas (LILA) ibu hamil aterm dengan Taksiran Berat Janin (TBJ) yang ditunjukkan dengan uji statistik chi-square didapatkan nilai X²hitung = 12,973>X²tabel= 3,481 dengandf 1 dan nilai p value sebesar 0,000 dan koefisien korelasi sebesar 0,495 yang mempunyai hubungan sedang. Hal ini sesuai dengan pernyataan Zulhaida (2005) yang menyatakan bahwa Lingkar Lengan Atas (LILA) ibu hamil akan mempengaruhi pertumbuhan janin yang dikandungnya. Ibu hamil dengan KEK (LILA kurang dari 23,5 cm) mempunyai risiko mengalami terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan pada janinnya sehingga bayi lahir dengan berat badan lahir kurang. Saimin (2002) dalam penelitiannya yang berjudul “ Hubungan antara Berat Badan Lahir (BBL) dengan Status Gizi Ibu berdasarkan Ukuran Lingkar Lengan Atas “ juga menyatakan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara Berat Bayi Lahir (BBL) dengan ukuran Lingkar Lengan Atas (LILA). Dimana penelitian tersebut dilakukan pada 1058 ibu hamil dan didapatkan nilai p sebesar 0, 000 dan koefisien korelasi sebesar 0, 306. Penelitian yang dilakukan oleh Mutazalimah (2005) pada 106 responden juga menyatakan bahwa ada 29 hubungan antara LILA dan kadar Hb ibu hamil dengan Berat Bayi Lahir dengan nilai p pada hubungan LILA ibu dengan Berat Badan Lahir sebesar 0, 029 dan nilai p pada hubungan kadar Hb ibu hamil sebesar 0, 001. Jadi kesimpulan dari data penelitian dan analisa yang dilakukan terdapat hubungan antara Lingkar Lengan Atas (LILA) ibu hamil aterm dengan Taksiran Berat Janin (TBJ) yang mempunyai hubungan sedang. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 1. Ibu hamil aterm sebagian besar mempunyai ukuran Lingkar Lengan Atas (LILA) 23, 5 cm. 2. Sebagian besar ibu hamil aterm mempunyai Taksiran Berat Janin (TBJ) 2500 gram. 3. Terdapat hubungan antara Lingkar Lengan Atas (LILA) ibu hamil aterm dengan Taksiran Berat Janin (TBJ). Saran 1. Peneliti Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi penelitian selanjutnya dengan jumlah sampel yang lebih besar dan variabel lain yang lebih beragam. 2. Institusi Dapat digunakan sebagai referensi tambahan pengetahuan tentang Lingkar Lengan Atas (LILA) dan Taksiran Berat Janin (TBJ). 3. Profesi Karena masih terdapat ibu hamil dengan Lingkar Lengan Atas (LILA) < 23,5 cm, maka diharapkan petugas kesehatan (khususnya bidan), untuk lebih memantau Lingkar Lengan Atas (LILA) ibu hamil dan Taksiran Berat Janin (TBJ) sehingga diharapkan bayi dapat lahir dengan berat badan normal. 4. Masyarakat Diharapkan masyarakat (khususnya ibu hamil) agar rutin memeriksakan kehamilannya untuk memantau kesehatan ibu dan janinnya. DAFTAR PUSTAKA Arikunto S. Prosedur penelitian suatu pedekatan praktek. Yogyakarta : Rineka Cipta; 2010.h.174. Ayurai. Bayi berat lahir rendah (BBLR). 2009. Didapat dari http ://www.ayurai.wordpress. com. Depkes RI. Manajemen bayi berat lahir rendah (BBLR) untuk bidan. Jakarta : Depkes; 2006. Depkes RI. Asuhan persalinan normal, Asuhan esensial persalinan. Jakarta : JNPK – KR; 2007 Depkes, Kesejahteraan Sosial RI. Buku kader usaha perbaikan gizi keluarga. Jakarta : Depkes; 2008. Hidayat A. Metode penelitian keperawatan dan teknik analisa data. Jakarta : Salemba Medika; 2007.h.81; 93-95. Kusmiyati Y, dkk. Perawatan ibu hamil (Asuhan ibu hamil). Yogyakarta : Fitramaya; 2008.h.52;82. 30 Kusmiyati Y. Penuntun praktikum asuhan kehamilan. Yogyakarta : Fitramaya; 2010.h.21; 44. Mandriwati, G, A. Penuntun belajar asuhan kebidanan ibu hamil. Jakarta : EGC;2008.h.67. Meilani, dkk. Kebidanan komunitas.Yogyakarta : Fitramaya; 2009.h.54. Mutalazimah. Hubungan lingkar lengan atas dan kadar hemoglobin ibu hamil dengan berat bayi lahir. Surakarta : Universitas Muhammadiyah Surakarta; 2005. berdasarkan ukuran LILA. Makasar : Universitas Hasanuddin; 2002. Sugiyono. Statistika untuk penelitian. Bandung: Alfabeta; 2010. h.184. Supariasa I, Bakri B, Fajar I. Penilaian status gizi. Jakarta : EGC; 2002.h.46;49. Suyanto, Salamah. Riset kebidanan metodologi & aplikasi. Yogyakarta: Mitra Cendikia Press; 2008.h.79. Tim Perbaikan Gizi Makro. Program gizi makro.2001. Didapat dari http: //www. Gizi. Net. Notoatmodjo S. Metotodologi penilitian kesehatan. Jakarta: Rineka cipta; 2010.h.37-38;83;125. Wheeler L. Buku saku perawatan prenatal dan pascapartum. Jakarta : ECG; 2003.h.143. Nurasih, S. Kekurangan kronik.2009. Didapat http://www.Wordpress.com. Zulhaida. Status gizi ibu hamil serta pengaruhnya terhadap bayi yang dilahirkan. 2002. Didapat dari http://www. Gizi. com. energi dari Nurhaeni, A. Panduan lengkap kehamilan & kelahiran sehat. Yogyakarta : Dianloka; 2008.h.62. Paath, dkk. Gizi dalam kesehatan reproduksi. Jakarta : EGC; 2005.h.49. Saimin. Hubungan antara berat badan lahir dengan status gizi ibu 31