Konsep dasar kimia instrument

advertisement
Konsep dasar kimia
instrument
Kelompok I
Anggota
:
1. Endang Sinambela
2. Misael Pasaribu
3. Ria Pertiwi
4. Siti Hafsah
Kimia instrument
FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
Konsep Dasar Kimia Instrument
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita sampaikan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan
rahmad dan karuniaNya berupa nikmat dan kesehatan, iman dan ilmu pengetahuan. Sehingga
kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang
berjudul “Konsep Dasar Kimia Instrument”.
Makalah ini berisikan tentang informasi Dasar-Dasar Analisis Instrument, Definisi
Instrument, Klasifikasi Analisis Kimia, Istilah Yang Digunakan Dalam Alat Ukur, DasarDasar Kalibrasi Instrument, Galat Pada Instrument, Derau Instrument (Noise), Aplikasi
Instrument. Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang
“Konsep Dasar Kimia Instrument”.
Kami sepenuhnya menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam
menyusun makalah ini, maka dari itu kritik dan saran yang bersifat konstruktif sangat kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Agus Kembaren, M.si selaku dosen
Kimia Instrumentasi semester ini atas ide dan sarannya, serta menilai dan memeriksa
makalah ini, juga kepada para penulis dan penerbit, blogger, yang tulisannya kami pakai
sebagai referensi.
Akhirnya kami mengharapkan semoga makalah ini mendapatkan keridhaan dari
Tuhan Yang Maha Esa dan dapat memberikan manfaat bagi kami dan kepada semua
pembaca. Amin
Medan, April 2014
Penulis
Kelompok I
I
Konsep Dasar Kimia Instrument
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................
i
DAFTAR ISI................................................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................
1
1.1
Latar Belakang..............................................................................................
1
1.2
Fungsi Instrument.........................................................................................
2
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................
3
2.1
Dasar-Dasar Analisis Instrument..................................................................
3
2.1.1 Definisi Instrument...........................................................................
3
2.1.2 Klasifikasi Analisis Kimia................................................................
4
2.2
Istilah Yang Digunakan Dalam Alat Ukur...................................................
6
2.3
Dasar-Dasar Kalibrasi Instrument................................................................
7
2.4
Galat Pada Instrument...................................................................................
9
2.5
Derau Instrument (Noise).............................................................................
10
2.6
Aplikasi Instrument......................................................................................
10
BAB III PENUTUP............................................................................................................ 17
3.1 Kesimpulan............................................................................................................. 17
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................
18
I
Konsep Dasar Kimia Instrument
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Kimia analitik adalah cabang ilmu kimia yang berhubungan dengan identifikasi dan
penentuan komposisi suatu bahan. Lebih spesifiknya terdapat kimia analitik kualitatif dan
kimia analitik kuantitatif, dan kimia analitik instrumen.
a. Kimia analitik kualitatif adalah kimia analisa yang hanya membahas tentang
identifikasi atau ada/tidaknya unsur/zat di dalam suatu bahan. Kimia analitik
kuantitatif adalah kimia analisa yang berhubungan dengan komposisi atau jumlah
unsur/zat dalam suatu bahan.
b. Kimia analitik instrumen adalah cabang ilmu kimia yang berhubungan dengan
identifikasi atau penentuan komposisi dengan bantuan instrumen (alat) khas;
keuntungan analisis berlangsung cepat dengan sedikit pereaksi baik jenis maupun
jumlahnya, dan kelemahannya bergantung pada ketelitian alat.
Analisis kimia melibatkan pemisahan, identifikasi dan penenentuan jumlah relatif
komponen dalam suatu sampel. Metode dari analisis kimia diklasifikasikan dua macam yaitu:
1. Analisis klasik
Cara klasik dengan melibatkan proses kimia sederhana, peralatan sederhana, tetapi
memerlukan keahlian relatif tinggi.
2. Analisis Instrumen
Cara modern mulai meninggalkan proses kimia, tetapi tetap memerlukan proses.
Karena ilmu kimia yang meluas dan timbul inspirasi-inspirasi dari berbagai pihak untuk
melakukan percobaan, Dan untuk mempermudah dari percobaan/pratikum, dilakukan
percobaan dengan bantuan instrumen. Dari berbagai instrumen-instrumen untuk menganalisi
meluas menjadi aplikasi-aplikasi yang memudahkan dalam berbagai bidang kehidupan tidak
hanya berkaitan dengan kimia. Untuk itu makalah ini akan membahas beberapa aplikasi dari
instrumen kimia analisis kimia.
Dalam bidang industri, pengetahuan dasar instrumentasi sangat penting terutama untuk
proses pengukuran dan pengendalian/kontrol. Di dalam suatu industri kimia, misalnya,
bermacam-macam reaksi kimia harus diukur dan dikendalikan baik suhu, volume campuran
bahan, tekanan, derajad keasaman, dan lain-lainnya. Sementara pada industri baja dan logam,
I
Konsep Dasar Kimia Instrument
suhu yang tinggi harus diukur secara tepat dengan menggunakan alat pengukur elektronik
untuk bisa mengendalikan pengepresan logam pada ketebalan yang diinginkan. Pada
umumnya, peralatan pengukuran atau alat pengukur secara elektronik ini merupakan bagian
dasar instrumentasi yang dipakai pada hampir semua bidang industri.
Bidang instrumentasi ini, tidak hanya diaplikasikan untuk industri kimia dan industri
baja semata, tetapi diperlukan juga untuk pabrik mobil, pabrik gula, pabrik kertas, pabrik
pemrosesan makanan, untuk instrumentasi kedokteran, dan untuk pabrik pembuatan alat-alat
elektronik itu sendiri (seperti pabrik pembuatan telepon genggam, pabrik pembuatan chip/
sirkuit terpadu, pabrik pembuatan komputer, dsb). Bentuk variable fisis (fisika) dan kimia
yang dipakai untuk dasar kendali dalam bidang instrumentasi ini meliputi:
a. Suhu / temperature
b. Tekanan
c. Kecepatan aliran
d. Ketinggian cairan / level
e. Konduktifitas
f. Kepadatan benda dan kekentalan (viskositas).
1.2
Fungsi Instrument
Secara umum instrumentasi mempunyai 3 fungsi utama:
a. Sebagai alat pengukuran
b. Sebagai alat analisa
c. Sebagai alat kendali
I
Konsep Dasar Kimia Instrument
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Dasar-Dasar Analisis Instrument
2.1.1 Definisi Instrument
Instrumentasi adalah alat-alat dan piranti (device) yang dipakai untuk pengukuran dan
pengendalian dalam suatu sistem yang lebih besar dan lebih kompleks. Instrumen atau piranti
ukur merupakan piranti untuk mengukur sesuatu besaran selama dipengamatan.
a. Penggunaan piranti ukur (instrumen) untuk menentukan harga besaran yang
berubah-ubah, yang seringkali pula untuk keperluan pengaturan besaran yang perlu
berada di batas-batas harga tertentu
b. Semua piranti (kimia, listrik, hidrolik, magnit, mekanik, optik, pneumatik) yang
digunakan untuk :
menguji, mengamati,mengukur, memantau;
mengubah,
membangkitkan, mencatat,menera,memelihara, atau mengemudikan sifat-sifat
badani (fisik) gerakan atau karakteristik lain.
Piranti itu dapat berupa instrumen tuding (indicating instrument) dan dapat berupa
instrumen rekan (recording instrument) Istilah “INSTRUMENT” digunakan untuk dua
maksud yaitu :
1. Instrumen murni yang terdiri dari mekanisme dan bagian-bagian yang di bangun
didalam wadah (rumah) atau piranti yang berkaitan dengan itu.
2. Instrumen murni berikut sembarang alat-alat imbuhan (auxliary) seperti misalnya:
tahanan kondensator atau transformator instrumen. Sebagai pengganti kata
“Instrumen” (piranti) seringkali dipakai pula kata “alat ukur” (meter). Kata piranti
digunakan pula sebagai pengindonesiaan “device”.
Instrumentasi sebagai alat pengukuran meliputi instrumentasi survey/ statistik,
instrumentasi pengukuran suhu dan lain-lain. Instrumentasi sebagai alat analisa banyak
dijumpai di bidang kimia dan kedokteran. Sedangkan instrumentasi sebagai alat kendali
banyak ditemukan dalam bidang elektronika, industri dan pabrik-pabrik. Sistem pengukuran,
analisa dan kendali dalam instrumentasi ini bisa dilakukan secara manual (hasilnya dibaca
dan ditulis tangan), tetapi bisa juga dilakukan secara otomatis dengan mengunakan komputer
(sirkuit elektronik). Untuk jenis yang kedua ini, instrumentasi tidak bisa dipisahkan dengan
bidang elektronika dan instrumentasi itu sendiri.
I
Konsep Dasar Kimia Instrument
Instrumentasi sebagai alat pengukur sering kali merupakan bagian awal dari bagianbagian selanjutnya (bagian kendalinya), dan bisa berupa pengukur dari semua jenis besaran
fisis, kimia, mekanis,maupun besaran listrik. Beberapa contoh di antaranya adalah pengukur:
massa, waktu, panjang, luas, sudut, suhu, kelembaban,tekanan,aliran, pH (keasaman), level,
radiasi, suara, cahaya, kecepatan, torque, sifat listrik (arus listrik, tegangan listrik, tahanan
listrik), viskositas, densiti, dll.
2.1.2 Klasifikasi Analisis kimia
Analisis kimia dapat memberikan informasi mengenai suatu sampel. Hasil analisis
dapat berupa:
1.
Analisa kualitatif
Tujuan utama analisis kualitatif adalah mengidentifikasi komponen dalam zat
kimia. Analisis kualitatif menghasilkan data kualitatif, seperti terbentuknya
endapan, wama, gas maupun data non numerik lainnya. Umumnya dari analisis
kualitatif hanya dapat diperoleh indikasi kasar dari komponen penyusun suatu
analit. Analisis kualitatif biasanya digunakan sebagai langkah awal untuk analisis
kuantitatif. Pada berbagai cara analisis modem, seperti cara-cara analisis
spektroskopi dapat dilakukan analisis kualitatif dan kuantitatif secara bersamaan,
sehingga waktu dan biaya analisis dapat ditekan seminimal mungkin dan perolehan
hasilnya lebih akurat.
2.
Analisis kuantitatif
Tujuan utama analisis kuantitatif adalah untuk untuk mengetahui kuantitas dari
setiap komponen yang menyusun analit. Analisis kuantitatif menghasilkan data
numerik yang memiliki satuan tertentu. Data hasil analisis kuantitatif umumnya
dinyatakan dalam satuan volume, satuan berat maupun satuan konsentrasi dengan
menggunakan metoda analisis tertentu. Metoda analisis kuantitatif umumnya
melibatkan proses kimia dan proses fisika. Analisis kuantitatif yang melibatkan
proses kimia seperti gravimetri dan volumetri. Analisis kuantitatif yang melibatkan
proses fisika umumnya menggunakan prinsip interaksi materi dengan energi pada
proses pengukurannya. Metode ini umumnya menggunakan peralatan modem,
seperti polarimeter, spektrometer, sehingga sering dikenal sebagai analisis
instrumen.
I
Konsep Dasar Kimia Instrument
Berdasarkan sifat analisis terhadap komponen analitnya, jenis analisis dapat
digolongkan menjadi :
a. analisis perkiraan, Disebut analisis perkiraan bila keberadaan komponen dalam
sampel belum dapat dinyatakan dengan pasti, hanya perkiraannya saja yang
diketahui. Analisis perkiraan disebut sebagai analisis semikualitatif dan semi
kuantitatif.
b. analisis parsial, Pada analisis parsial hanya sebagian komponen sampel yang
dianalisis, sebagian lainnya tidak.
c. analisis komponen renik, hanya komponen mikro (renik) yang ditetapkan
keberadaannya secara kualitatif maupun kuantitatif.
d. analisis lengkap, Disebut analisis lengkap apabila keseluruhan komponen penyusun
sampel dianalisis, sehingga diperoleh komposisi sesungguhnya dari komponen
penyusun sampel. Analisis lengkap mengandung informasi lengkap yang dapat
digunakan untuk berbagai keperluan.
Berdasarkan kuantitas analit yang ingin ditetapkan, analisis dapat digolongkan dalam
tiga kategori, yaitu analisis makro, analisis semi mikro dan analisis mikro. Analisis makro
bila kadamya besar, misalnya dalam orde gram atau prosen, sedangkan analisis mikro bila
kadar analitnya sangat kecil, seperti ppm.
Ditinjau dari caranya kimia analitik digolongkan menjadi:
1.
Analisis Klasik
Analisis klasik berdasarkan pada reaksi kimia dengan stoikiometri yang telah
diketahui dengan pasti. Cara ini disebut juga cara absolut karena penentuan suatu
komponen di dalam suatu sampel diperhitungkan berdasarkan perhitungan kimia
pada reaksi yang digunakan.
Secara singkat analisis klasik dibagi menjadi 3:
 Pemisahan analit : ekstraksi, destilasi, presipitasi (pengendapan), filtrasi
(penyaringan), dll.
 Analisis kualitatif titik didih, titik beku, warna, bau, densitas, dll.
 Analisis kuantitatif : analisis gravimetri dan volumetri
Pada volumetri, besaran volume zat-zat yang bereaksi meupakan besaran yang
diukur, sedangkan pada gravimetri, massa dari zat-zat merupakan besaran yang
diukur.
I
Konsep Dasar Kimia Instrument
2.
Analisis Instrumental
Analisis instrumental berdasarkan sifat fisiko-kimia zat untuk keperluan
analisisnya. Misalnya interaksi radiasi elektromagnetik dengan zat menimbulkan
fenomena absorpsi, emisi, hamburan yang kemudian dimanfaatkan untuk teknik
analisis spektroskopi. Sifat fisika–kimia lain seperti pemutaran rotasi optik,
hantaran listrik dan panas, beda partisi dan absorpsi diantara dua fase dan resonansi
magnet inti melahirkan teknik analisis modern yang lain. Dalam analisisnya teknik
ini menggunakan alat-alat yang modern sehingga disebut juga dengan analisis
modern.
Komponen instrumen yaitu :
1. Signal generator ( penghasil sinyal )
Menghasilkan sinyal analitis dari komponen sampel. Generator dapat pula
sampel itu sendiri.
2. Input transducer/ detector ( Pengubah energi )
Alat yang mengubah sebuah sinyal menjadi bentuk yang lain. Misalnya
Thermocoupel yang mengubah sinyal panas menjadi voltase listrik. Kebanyakan
transducer memasuki tahap pengubahan sinyal analisis menjadi voltase listrik
karena sinar listrik akan mudah diperkuat dan dimodifikasi untuk sampai pada
alat pembacaan.
3. Signal processor ( Pemproses sinyal )
4. Output transducer

Cara lama, sejak awal kimia analitik
 Tdk diperlukan alat-alat rumit
 Ukuran komponen sampel cukup besar (makro, semi-makro)
 Berdasar reaksi kimia dan pers. Stoikiometri
 Berdasar interaksi materi-materi

Cara baru, sejalan perkembangan IPTEK
 Diperlukan alat yg lebih rumit
 Ukuran sampel kecil (mikro, ultramikro, submikro)
 Berdasar pengukuran besaran fisika non stoikiometri
 Berdasar interaksi energi-materi
2.2
Istilah Yang Digunakan Dalam Alat Ukur
I
Konsep Dasar Kimia Instrument
a.
Kepekaan (sensitivity) instrumen adalah perbandingan antara gerakan linear jarum
penunjuk pada instrumen itu dengan perubahan variabel yang diukur yang
menyebabkan gerakan itu. Sensitifitas bisa dikatakan batas terkecil yang dapat
ditentukan untuk analisis kuantitatif (masih memberikan tanggap detektor yang
berbeda dengan pembanding) = limit of detection.
b. Ketelitian (accuracy) instrumen adalah simpangan baku atau simpangan relatif
dari beberapa kali penentuan kuantitatif terhadap sample yang dianalisis dengan
metoda terpilih yang dilaksanakan dengan normal. Makin kecil simpangan baku
makin baik metoda tersebut. Ketelitian biasanya dinyatakan dalam persentase.
c.
Ketepatan atau presisi (precision) instrumen adalah kemampuan instrumen
menghasilkan kembali bacaan tertentu dengan ketelitian yang diketahui.
Keterdekatan hasil analisis yang diperoleh dengan memakai metoda tersebut
dengan harga sebenarnya. Biasanya dinyatakan dengan persen perolehan kembali
terhadap sample yang kadarnya diketahui dengan pasti. Persyaratan perolehan
kembali metoda analisis adalah 80 – 120%.
d. Ketidakpastian (uncertainty) instrumen adalah daerah deviasi dari nilai
pengukuran alat (instrumen).
e.
Kalibrasi (calibration) instrumen adalah membandingkan nilai ukuran instrumen
dengan nilai ukuran standar.
f.
Standar ukuran adalah nilai ukuran yang sudah disepakati sebagai patokan dalam
melakukan pengukuran.
g.
Teknik analisis merupakan suatu fenomena ilmiah dasar yang telah terbukti
berguna untuk memberikan informasi mengenai susunan zat-zat yang dianalisis.
Sedangkan metoda analisis merupakan penerapan yang spesifik dari suatu teknik
analisis untuk memecahkan persoalan analisis.
2.3
Dasar-Dasar Kalibrasi Instrument
Untuk mengontrol suatu proses, dibutuhkan informasi mengenai kuantitas dan kualitas
ciri-ciri fisik proses itu. Instrumen-instrumen ukur dipakai untuk mendapatkan informasi ini.
Kontrol yang lebih ketat membutuhkan pengukuran yang lebih akurat. Beberapa istilah yang
lazim dipakai dalam system pengukuran adalah proves variable, range, zero, span, error,
linearitas, akurasi.
1. Proses Variabel
I
Konsep Dasar Kimia Instrument
Proses variabel adalah besaran phisik atau besaran kimia karena berbagai pengaruh
proses. Tekanan, temperature, flow dan level adalah variabel phisik; sedangkan
kandungan oksigen dan nilai pH adalah variabel-variabel kimia
2. Range
Range adalah mengambarkan batasan sinyal yang berhubungan dengan instrumen
input ataupun instrumen output. Batasan sinyal terendah dari suatu sinyal input
adalah kuantitas instrumen terendah yang diukur, sedang batasan maksimumnya
adalah nilai tertinggi. Sebagai contoh, suatu proses mempunyai batas atau range
tekanan dari 100 kPa sampai 500 kPa. Maka alat instrumenasi proses ini tidak dapat
digunakan untuk mengukur nilai dibawah 100 kPa atau diatas 500 kPa.
3. Zero
Nilai terendah suatu sinyal input atau sinyal output disebut zero, meskipun nilainya
tidak nol. Sebagi contoh, range input transmiter tekanan mungkin 0-1000 kPa sedang
range outputnya 20 sampai 100 kPa. Dari sini, nilai zero sinyal output digambarkan
dengan 20 kPa. Transmiter temperatur dapat mengukur temperatur anatara 50oC dan
120oC, sedang nilai outputnya bervariasi dari 20 sampai 100 kPa. Dalam hal ini, nilai
zero pada range input dan output masing-masing adalah 50oC dan 20 kPa.
4. Span
Span input dan output dari suatu instrumen berhubungan langsung dengan range
input ataupun range outputnya. Span adalah selisih aljabar antara nilai range teratas
dengan nilai range terendah.
5. Error
Error adalah selisih antara nilai yang diukur dengan nilai yang sebenarnya. Sebagai
contoh, jika pressure gage menunjukkan 216 kPa ketika tekananya nyatanya 220
kPa, maka errornya adalah – 4kPa.
6. Linieritas
Linieritas menggambarkan kedekatan hubungan antara input dengan output dari
suatu instrument yang digambarkan seperti sebuah garis lurus ; hal tersebut adalah,
sebuah gris lusrus dari 0% input dan 0% output sampai 100% input dan 100%
output. Jika hubungan ini menyimpang maka timbul ketidak linieran. Ketidak
linieran output biasanya dinyatakan dalam persentase skala penuh atau full scale
output.
7. Akurasi
I
Konsep Dasar Kimia Instrument
Akurasi dari sebuah instrumen dapat didefinisikan sebagai kedekatan antara
pengukuran atau output yang menggambarkan nilai nyata. Akurasi biasanya
dinyatakan dengan persentase span.
Dalam bidang industri, pengetahuan dasar instrumentasi sangat penting terutama untuk
proses pengukuran dan pengendalian/kontrol. Di dalam suatu industri kimia, misalnya,
bermacam-macam reaksi kimia harus diukur dan dikendalikan baik suhu, volume campuran
bahan, tekanan, derajad keasaman, dan lain-lainnya. Sementara pada industri baja dan logam,
suhu yang tinggi harus diukur secara tepat dengan menggunakan alat pengukur elektronik
untuk bisa mengendalikan pengepresan logam pada ketebalan yang diinginkan. Pada
umumnya, peralatan pengukuran atau alat pengukur secara elektronik ini merupakan bagian
dasar instrumentasi yang dipakai pada hampir semua bidang industri.
Bidang instrumentasi ini, tidak hanya diaplikasikan untuk industri kimia dan industri
baja semata, tetapi diperlukan juga untuk pabrik mobil, pabrik gula, pabrik kertas, pabrik
pemrosesan makanan, untuk instrumentasi kedokteran, dan untuk pabrik pembuatan alat-alat
elektronik itu sendiri (seperti pabrik pembuatan telepon genggam, pabrik pembuatan chip/
sirkuit terpadu, pabrik pembuatan komputer, dsb). Bentuk variable fisis (fisika) dan kimia
yang dipakai untuk dasar kendali dalam bidang instrumentasi ini meliputi :
 suhu / temperatur
 tekanan
 kecepatan aliran
 ketinggian cairan / level
 konduktifitas
 kepadatan benda dan kekentalan (viskositas).
2.4
Galat pada Analisis Instrument
Galat atau Angka penting adalah semua angka yang diperoleh dari hasil pengukuran,
yang terdiri dari angka eksak dan satu angka terakhir yang ditaksir (atau diragukan).
Misalnya kita mengukur panjang suatu benda dengan mistar berskala mm dan melaporkan
hasilnya dalam 4 angka penting, didapat 114,5 mm. Jika panjang benda tersebut kita ukur
dengan jangka sorong maka hasilnya dilaporkan dalam 5 angka penting, misalnya 114,40
mm, dan jika diukur dengan mikrometer sekrup maka hasilnya dilaporkan dalam 6 angka
penting, misalnya 113,390 mm. Ini menunjukkan bahwa banyak angka penting yang
I
Konsep Dasar Kimia Instrument
dilaporkan sebagai hasil pengukuran mencerminkan ketelitian suatu pengukuran. Makin
banyak angka penting yang dapat dilaporkan,makin teliti pengukuran tersebut.
Penyebab galat pada analisis instrument adalah:
 Prosedur analisis

Zat yang ditentukan
 Instrumen
 Faktor manusia yang mengerjakan
1. Galat Sistematik
Galat Sistematik (determinate errors) disebut juga galat prosedur, adalah hasil analisis
yang menyimpang secara tetap dari kadar sebenarnya karena kesalahan prosedur.
Untuk menghindari galat adalah:
 Kalibrasi instrumen secara berkala
 Pemilihan metoda dan prosedur dari badan resmi
 Pemakain bahan kimia dengan derajat p.a.
 Peningkatan pengetahuan dan kemampuan para peneliti
2. Galat tidak sistemik (indeterminate errors)
Galat tidak sistemik disebut juga galat rawu (random) adalah penyimpangan yang tidak
tetap dari hasil penentuan kadar yang disebabkan fluktuasi dari instrumen yang dipakai
(derau) penyebab biasanya tidak diketahui dan tidak terkontrol. Derau bisa terjadia
pada tiap bagian instrumen dan terakumulasi.
2.5
Derau Instrumen (noise)
Derau instrumen adalah tanggap detektor yang merupakan fluktuasi yang rawu yang
tidak disebabkan oleh materi yang dianalisis. Sumber : tranduser, prosesor, perekam (read
out). Jenis-jenis noise :
1. Johnson noise (thermal noise)
Disebabkan oleh kenaikan temperatur yang mempengaruhi elektron-elektron pada
elemen atau arus listrik.
2. Shot noise
Disebabkan oleh temperatur tapi efeknya lebih rendah dan terjadi pada entrumen
yang menggunakan semikonduktor dengan prinsip pengalihan arus listrik.
I
Konsep Dasar Kimia Instrument
3. Flicker noise
Dipengaruhi besarnya frekuensi.
4. Environmental noise
Disebabkan oleh energi lingkungan dimana kita bekerja seperti medan listrik, medan
magnet, radiasi elektromagnetik, getaran mekanik dan interaksi listrik. Dikurangi
dengan pemasangan ground.
2.6
Aplikasi Instrument
Pemisahan analitik yang dilakukan dengan asam atau basa berkonsentrasi tinggi,
dengan pemanasan (refluk) hingga beberapa jam, dengan proses distilasi dan proses ekstraksi
pelarut telah digantikan dengan menggunakan pemisahan kormatografi. Kromatografi adalah
suatu istilah umum yang digunakan untuk bermacam-macam teknik pemisahan yang
didasarkan atas partisi sampel diantara suatu fasa gerak yang bisa berupa gas ataupun cair dan
fasa diam yang juga bisa berupa cairan ataupun suatu padatan. Penemu Kromatografi adalah
Tswett yang pada tahun 1903, mencoba memisahkan pigmen-pigmen dari daun dengan
menggunakan suatu kolom yang berisi kapur (CaSO4). Aplikasi kromatografi banyak
digunakan untuk uji obat, vitamin dalam makanan dan laju pertumbuhan daging.
Berikut beberapa aplikasi dari kromatografi
a.
Pada Bidang Bioteknologi.
Dalam bidang bioteknologi, kromatografi mempunyai peranan yang sangat besar.
Misalnya dalam penentuan, baik kualitatif maupun kuantitatif, senyawa dalam protein.
Protein sering dipilih karena ia sering menjadi obyek molekul yang harus di-purified
(dimurnikan) terutama untuk keperluan dalam bio-farmasi. Kromatografi juga bisa
diaplikasikan dalam pemisahan molekul-molekul penting seperti asam nukleat,
karbohidrat, lemak, vitamin dan molekul penting lainnya. Dengan data-data yang
didapatkan dengan menggunakan kromatografi ini, selanjutnya sebuah produk obatobatan dapat ditingkatkan mutunya, dapat dipakai sebagai data awal untuk menghasilkan
jenis obat baru, atau dapat pula dipakai untuk mengontrol kondisi obat tersebut sehingga
bisa bertahan lama.
b.
Pada Bidang Klinik
Dalam bidang clinical (klinik), teknik ini sangat bermanfaat terutama dalam
menginvestigasi fluida badan seperti air liur. Dari air liur seorang pasien, dokter dapat
mengetahui jenis penyakit yang sedang diderita pasien tersebut. Seorang perokok dapat
diketahui apakah dia termasuk perokok berat atau ringan hanya dengan mengetahui
I
Konsep Dasar Kimia Instrument
konsentrasi CN- (sianida) dari sampel air liurnya. Demikian halnya air kencing, darah
dan fluida badan lainnya bisa memberikan data yang akurat dan cepat sehingga
keberadaan suatu penyakit dalam tubuh manusia dapat dideteksi secara dini dan cepat.
Sekarang ini, deteksi senyawa oksalat dalam air kencing menjadi sangat penting terutama
bagi pasien kidney stones (batu ginjal). Banyak metode analisis seperti spektrofotometri,
manganometri, atau lainnya, akan tetapi semuanya membutuhkan kerja ekstra dan waktu
yang cukup lama untuk mendapatkan hasil analisis dibandingkan dengan teknik
kromatografi. Dengan alasan-alasan inilah, kromatografi kemudian menjadi pilihan
utama dalam membantu mengatasi permasalahan dalam dunia bioteknologi, farmasi,
klinik dan kehidupan manusia secara umum.
c.
Pada Bidang Forensik
Aplikasi kromatografi pada bidang forensik pun sangat membantu, terutama dilihat dari
segi keamanan. Masih lekat dalam ingatan kita, sebuah peristiwa Black September
Tragedy mengguncang Amerika pada tanggal 11 September 2001 yang ditandai dengan
runtuhnya dua gedung kesayangan pemerintah Amerika Serikat. Demikian halnya di
Indonesia yang marak dengan aksi peledakan bom yang terjadi di mana-mana. Perhatian
dunia
pun
akhirnya
mulai
beralih
dengan
adanya
peristiwa-peristiwa
pengeboman/peledakan tersebut ke bahaya explosive (bahan peledak) dengan
peningkatan yang cukup tajam. Kini kromatrografi menjadi hal yang sangat penting
dalam menganalisis berbagai bahan-bahan kimia yang terkandung dalam bahan peledak.
Hal ini didorong karena dengan semakin cepat diketahuinya bahan-bahan dasar apa saja
bahan peledak, maka akan makin mempercepat diambilnya tindakan oleh bagian
keamanan untuk mengatasi daerah-daerah yang terkena ledakan serta antisipasi
meluasnya efek radiasi yang kemungkinan akan mengena tubuh manusia di sekitar lokasi
ledakan. Lebih jauh lagi, efek negatifnya terhadap lingkungan juga bisa segera diketahui.
Pada dasarnya setiap bahan peledak, baru akan meledak jika terjadi benturan, gesekan,
getaran atau adanya perubahan suhu yang meningkat. Dengan terjadinya hal-hal seperti
ini, memberikan peluang bahan peledak tersebut berubah manjadi zat lain yang lebih
stabil yang diikuti dengan tekanan yang tinggi, yang bisa menghasilkan ledakan dahsyat
atau bahkan munculnya percikan api. Ada banyak bahan kimia yang biasa digunakan
dalam bahan peledak, baik bahan peledak yang kerkekuatan tinggi maupun rendah,
beberapa diantaranya adalah 2,4,6-trinitrotoluene (TNT), siklonit (RDX), tetril,
pentaeritritol tetranitrat (PETN) dan tetritol serta beberapa anion lain seperti perklorat,
I
Konsep Dasar Kimia Instrument
klorat, klorida, nitrat, nitrit, sulfate dan tiosianat.Bisa dikatakan bahwa analisis organic
ion (ion organik) dan inorganic ion (ion anorganik) memainkan peranan yang sangat
penting pada saat investigasi lokasi ledakan bom berlangsung. Pendeteksian ion-ion
anorganik misalnya, setelah pengeboman berlangsung, akan memberikan harapan karena
tidak semua material dari bahan peledak tersebut ikut meledak pada saat terjadi ledakan.
Bahan-bahan anorganik seperti klorat, klorida, nitrat, nitrit, sulfate, tiosianat, dan
perklorat adalah bahan-bahan kimia yang biasa digunakan sebagai oksidator untuk low
explosive (bahan peledak berkekuatan rendah).
d.
Dalam bidang lingkungan
Dalam masalah lingkungan, sebagai konsekuensi majunya peradaban manusia, berarti
permasalahan pun semakin “maju”. Salah satu permasalahan serius yang dihadapi oleh
negara-negara berkembang dan utamanya negara maju adalah persoalan global warming
(pemanasan global). Menurut survei National Institute for Environmental Studies, Japan,
tahun 2006 lalu, bahwa masyarakat di Jepang memperkirakan tingkat pemanasan global
merupakan masalah lingkungan paling serius dan tingkatannya hampir 7 kali lipat dari
satu dekade yang lalu saat polling kali pertama dilakukan pada tahun 19972). Seiring
dengan hal itu, permasalahan lingkungan pun semakin meningkat. Disinilah, teknik
kromatografi mengambil peran paling penting dalam environmental analysis (analisis
lingkungan) ini. Pada dasarnya permasalahan lingkungan bisa dibagi ke dalam 3 bagian :
water hygiene, soil hygiene dan air hygiene. Sebagai contoh, kualitas air (misal : air
ledeng, air sungai, air danau, air permukaan) dapat diketahui salah satunya dengan
mengetahui jenis anion dan kation yang terkandung dalam sampel air tersebut sekaligus
jumlahnya. Apakah mengandung logam-logam berbahaya atau tidak. Demikian halnya
pada daerah yang terkena acid rain (hujan asam). Antisipasi dini dapat dilakukan dengan
mengetahui secara dini kandungan sulfate ion, SO42- (ion sulfat) dan nitrogen trioxide
ion, NO3- (nitrogen trioksida) yang terdapat dalam air hujan tersebut. Terbentuknya
hujan asam disebabkan gas sulfur oxide, SOx dengan uap air dan membentuk asam sulfat
(H2SO4), demikian pula nitrogen oxide NOx dapat membentuk asam nitrat (HNO3) di
udara. Reaksi-rekasi ini mengambil waktu berjam-jam atau bahkan berhari-hari di udara
hingga akhirnya jatuh ke bumi dalam bentuk hujan asam. Di beberapa negara maju
seperti Jepang, Amerika, Eropa, Kanada, dan beberapa negara lainnya, monitoring udara
dan air hujan menjadi sangat penting tidak hanya untuk memperkirakan efek dari polusi
itu tapi yang lebih penting lagi adalah memonitor progress (perkembangan) control
polusi dari global ecology (ekologi global). Kontrol kondisi air hujan ini menjadi penting
I
Konsep Dasar Kimia Instrument
karena beberapa efek yang fatal yang mungkin bisa terjadi, di antaranya jatuhnya hujan
asam dapat meningkatkan keasaman danau, sungai, bendungan yang pada akhirnya
mungin dapat menyebabkan kematian pada kehidupan air. Demikian pula keasaman pada
tanah dapat meningkat dan merembes ke air permukaan tanah yaitu sumber air minum
sehari-hari.
e.
Aplikasi pada bidang yang lain
Sebenarnya masih sangat banyak aplikasi kromatografi dalam bidang-bidang keilmuan
lainnya. Beberapa aplikasi tersebut misalnya dalam industri kertas, pertambangan, proses
logam, petrokimia, pertanian, kedokteran dan lain-lain. Namun karena keterbatasan
pengetahuan, dalam tulisan ini kami hanya menampilkan beberapa contoh peran serta
kromatografi dalam memudahkan dan mempercepat perolehan “target data” dalam
beberapa bidang yang tersebut di atas.
Spektrofotometer
Spektrofotometer merupakan alat yang digunakan untuk mengetahui jumlah cahaya
yang diserap dan diteruskan oleh suatu larutan yang mengandung substrat .
Spektrofotometer memisahkan gelombang cahaya putih menjadi sejumlah warna dengan
panjang gelombang yang berbeda. Gelombang cahaya dilewatkan melalui larutan atau
sampel. Gelombang cahaya yang diteruskan akan menabrak tabung fotolistrik. Gelombang
kemudian akan diteruskan dalam bentuk gelombang listrik yang akan diukur
menggunakan alat pengukur arus. Radiasi cahaya yang diserap oleh larutan dinamakan
absorbansi, sedangkan gelombang cahaya yang dilewatkan dinamakan dengan transmitan.
a.
Pengujian kualitas minyak bumi
Salah satu pengujian kualitas minyak bumi adalah uji kualias warna warna produk yang
tidak sesuai dengan standar tidak layak untuk dipasartan dapat dilakukan dengan
pengujian warna yang efektif , yaitu dilakukan secara spektrofotometri yang
menguraikan cahaya polilkromatis menjadi monokromatis. Cahaya tersebut dilewatkan
pada sampel minyak bumi, dimana sebagian energinya diserap,kemudian diukur
intensitas radiasi yang diteruskan. Dengan demikian didapatkan transmitansi spektral,
yang merupakan perbandingan intensitas cahaya yang diteruskan dengan intensitas
datang. Spektrum yang dihasilkan di analisa pengaruh perubahan spektrum dan tingkat
luminasi standar CIE terhadap kenaikan nomor warna dari minyak bumi. Pengujian
dilakukan dengan berbagai sampel minyak yang telah diketahui nomor warnanya
I
Konsep Dasar Kimia Instrument
kemudian di analisa tiap kenaikan warnanya. Dari persamaan generasi dapat dianalisa
kualitas warna produk minyak bumi yang diproduksi. Dari hasil yang diperoleh
didapatkan besarnya nomor warna dengan menganalisa perubanan spektrum; untuk
pertasolC A : +37 wana Saybolt,p ertasol CB: +21wamaS ayboltp, ertasoCl C : +9
wamaS ayboldt ans olar: 2.0 warna ASTM. Dengan analisa tingkat luminasis standar CIE
didapakan nomor warna; pqtasol CA: +30 wama Sayboh pe1tasl CB : +25 warna
Saybohpqta.sd CC : *16 waxnaS aybottd an solar: 2-5 warna ASTM- Dengan
menggulnakan alat Saybolt coloru dan ASIM mloru didapatkan ; pemasol CA: +30,
pemasol cB : +26, Pertasol CC : +16 dan Solar : 2.0. Dua hasil analisa setelah
dibandingkan dengan alat tersebut didapatkan analisa tingkat luminasi standar CIE lebih
tepat dengan hasil penyimpangan maksimal I tingkat warna dibandingkan dengan analisa
perubahan spektrum yang menghasilkan penyimpangan maksimal 7 tingkat warna.
b.
Emisi pada analisa unsur- unsur bahan panduan aluminium AlMgSi-1
Analisis unsur-unsur kelumit (Si, Mn, Cu, Ti, Ni, Cr, Mg) dalam paduan aluminium
AlMgSi-1 telah dilakukan dengan metode uji ASTM menggunakan alat spektrometer
emisi. Analisis dilakukan setelah alat uji dikalibrasi dengan mengukur beberapa bahan
standar aluminium dengan berbagai konsentrasi. Hasil kalibrasi berupa kurva kalibrasi,
yang menggambarkan hubungan antara konsentrasi dan intensitas pengukuran. Dari hasil
evaluasi terhadap kurva kalibrasi dengan menggunakan metode kuadrat terkecil (least
square) didapatkan daerah pengukuran linier, persamaan linier dan koefisien regresi
serta limit deteksi. Dari hasil tersebut diperoleh ketepatan cukup baik antara persamaan
linier dengan data pengukuran yang ditunjukkan dari nilai koefisien regresi pengukuran
(0,997 hingga 0,999) yang berada dalam daerah yang dipersyaratkan (0,96). Ketepatan
dan ketelitian pengukuran diperoleh dari pengukuran bahan standar sebanyak 7 kali
pengulangan yang memiliki konsentrasi dalam daerah linieritas. Uji kuadrat chi (chi
square) dengan tingkat kepercayaan 95% menunjukkan bahwa presisi pengukuran masih
dalam batas yang diterima, sedangkan akurasi pengukuran dihitung dengan
membandingkan nilai hasil pengukuran dengan nilai acuan dan diperoleh berkisar antara
95% hingga 99,97%. Dengan menggunakan alat yang telah terkalibrasi tersebut di atas
maka dilakukan analisis terhadap bahan AlMgSi-1. Secara kualitatif sebagian besar
unsur yang terkandung dalam bahan AlMgSi-1 dapat terdeteksi. Diantara unsur-unsur Si,
Mn, Cu, Ti, Ni, Cr dan Mg yang ditentukan secara kuantitatif, hanya unsur Cr yang
konsentrasinya diperoleh secara lebih akurat.
I
Konsep Dasar Kimia Instrument
Spektofotometer UV
a.
Memeriksa dan mengendalikankemurnian produk atau bahan baku sepertikonsentrasi gas
aseton dalam tabung gas asetilen.
b.
Perlindungan terhadap polusi udara, seperti memonitor kandungan solven dari air limbah
atau SO2 di cerobong pembuangan pabrik asam sulfat.
c.
Pengendalian operasi purifier (pemurnian seperti kolom destilasi.
d.
Membunyikan alarm saat uap beracun atau mudah terbakar terdeteksi pada
pabrikaromatik atau keton.
e.
Memonitor kebocoran pada sistim vakum dan peralatan proses.
Spektofotometer Visibel
Salah satu contohnya adalah pada analisa kadar protein terlarut (soluble protein). Protein
terlarut dalam larutan tidak memiliki warna. Oleh karena itu, larutan ini harus dibuat
berwarna agar dapat dianalisa. Reagent yang biasa digunakan adalah reagent Folin.Saat
protein terlarut direaksikan dengan Folin dalam suasana sedikit basa, ikatan peptide pada
protein akan membentuk senyawa kompleks yang berwarna biru yang dapat dideteksi pada
panjang gelombang sekitar 578 nm. Semakin tinggi intensitas warna biru menandakan
banyaknya senyawa kompleks yang terbentuk yang berarti semakin besar konsentrasi protein
terlarut dalam sample.
Spektrofotometer Infra Red (IR)
a.
Memonitor uap berbahaya. Misalnya untuk menganalisis uap aseton, instrumen dapat
dikalibrasi terhadap batas bawah eksplosif dapat dapat digunakan untuk membunyikan
alarm.
b.
Pada cerobong gas di regenerator Pengukuran adalah pada kandungan CO. Setetes
kandungan CO dapat di indikasi dalam beberapa detik oleh analiser IR sehingga lebih
sensitive penggunaannya dibanding dengan temperatur indikator.
c.
Mengukur Isobutana dalam pabrik alkilasi. Hilangnya isobutana yang berbahaya dalam
fraksionator merupakan hal yang penting. Analiser IR dapat merekam jumlah Isobutana
dalam aliran hidrokarbon komplek secara akurat. Idealnya isobutana haruslah nol ketika
analiser IR mengindikasi beberapa persen isobutana, langkah- langkah untuk daur ulang
atau menyipanproduk dapat dilakukan sampai kondisi normal tercapai kembali.
d.
Produksi etilena dan butadiene. Analiser digunakan untuk memonitor konsentrasi dan
kemurnian rendah dan tinggi dari etile dan butadiene.
I
Konsep Dasar Kimia Instrument
e.
Sintesa ammonia. Analiser IR digunakan untuk mengukur CO, CO2, dan CH4 dari aliran
pembakar gas alam untuk sintesa amonia.
I
Konsep Dasar Kimia Instrument
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
1. Instrumentasi adalah alat-alat dan piranti (device) yang dipakai untuk pengukuran
dan pengendalian dalam suatu sistem yang lebih besar dan lebih kompleks.
Instrumen atau piranti ukur merupakan piranti untuk mengukur sesuatu besaran
selama dipengamatan.
2. Analisis kimia dapat memberikan informasi mengenai suatu sampel. Hasil analisis
dapat berupa analisa kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif
mengidentifikasi komponen dalam zat kimia. Analisis kualitatif menghasilkan data
kualitatif, seperti terbentuknya endapan, wama, gas maupun data non numerik
lainnya. Analisis kuantitatif mengetahui kuantitas dari setiap komponen yang
menyusun analit. Analisis kuantitatif menghasilkan data numerik yang memiliki
satuan tertentu.
3. Jenis analisis dapat digolongkan menjadi analisis perkiraan, analisis parsial, analisis
komponen renik, analisis lengkap.
4. Kimia analitik digolongkan menjadi analisis klasik dan analisis instrumental.
Analisis klasik berdasarkan pada reaksi kimia dengan stoikiometri yang telah
diketahui dengan pasti. Analisis instrumental berdasarkan sifat fisiko-kimia zat
untuk keperluan analisisnya.
5. Komponen instrumen yaitu Signal generator ( penghasil sinyal ), Input transducer/
detector ( Pengubah energi ), Signal processor ( Pemproses sinyal ), Output
transducer.
6. Galat atau Angka penting adalah semua angka yang diperoleh dari hasil pengukuran,
yang terdiri dari angka eksak dan satu angka terakhir yang ditaksir (atau diragukan).
Galat bisa disebabkan oleh kesalahan pada prosedur analisis, Zat yang ditentukan,
instrumen, faktor manusia yang mengerjakan.
I
Konsep Dasar Kimia Instrument
DAFTAR PUSTAKA
Bassett, J, dkk. 1994. Buku Ajar Vogel Kimia Analisis Anorganik. Penerbit buku kedokteran
EGC: Jakarta
Day dan Underwood. 1986. Analisis Kimia Kuantitatif. Erlangga : Jakarta.
Hendayana, S. 1994. Kimia Analitik Instrumen. Semarang. IKIP Semarang Press
Khopkar, S.M. 2008. Konsep Dasar Kimia Analitik. UI Press : Jakarta
Khopkar. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. UI-Press : Jakarta.
Sudjadi. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Pustaka Pelajar : Yogyakarta
http://duniakarya.wordpress.com/2009/10/07/dasar-instrumentasi/(diakses 08 april 2014,
20.40)
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-industri/instrumentasi-danpengukuran/instrumentasi-dan-pengukuran/(diakses 08 april 2014, 20.40)
http://syawika.blogspot.com/2012/10/makalah-kimia-instrument_6785.html(diakses 08 april
2014, 20.40)
http://duniakarya.wordpress.com/2009/10/07/dasar-instrumentasi/(diakses 08 april 2014,
20.40)
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-industri/instrumentasi-danpengukuran/klasifikasi-instrumentasi/(diakses 08 april 2014, 20.40)
I
Download