INTISARI IDENTIFIKASI POTENSI INTERAKSI OBAT ANTIHIPERTENSI PADA RESEP PASIEN UMUM DI UNIT RAWAT JALAN INSTALASI FARMASI RSUD DR. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN TAHUN 2013 Nidayanti1; Aditya Maulana.P.P 2; Marlia Fatwa3 Hipertensi merupakan penyakit kardiovaskuler yang banyak dijumpai dalam masyarakat.Hipertensi yang tidak ditangani dengan baik atau pada stadium lanjut dapat berakibat komplikasi sehingga pasien memerlukan obat dalam jumlah dan jenis yang banyak.Banyaknya obat yang digunakan dapat memicu terjadinya potensi interaksi obat. Interaksi obat adalah modifikasi efek suatu obat akibat obat lain yang diberikan secara bersamaan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui persentase jumlah resep,persentase jumlah kombinasi masing-masing jenis interaksi, dan persentase jumlah masing-masingtingkat signifikan potensi interaksi obat antihipertensi pada resep pasien umum di Unit Rawat Jalan Instalasi Farmasi RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin tahun 2013.Potensi interaksi yang diidentifikasi dalam penelitian ini hanya dilihat dari kombinasi obat, tanpa melihat dosis dan aturan pakai dari masing-masing obat. Jenis penelitian ini adalah deskriptif observatif.Metode penelitian ini yaitu retrospektif.Sampel yang digunakan yaitu resep pasien yang mengandung obat antihipertensi pada tahun 2013 yaitu sebanyak 279 resep. Hasil penelitian menunjukkan 157 resep atau 56,27% dari 279 resep memiliki potensi interaksi obat.Jumlah kejadian potensi interaksi obat denganefek farmakokinetik terjadi sebanyak 66 kombinasi obat atau 18,80%, farmakodinamik sebanyak 246 kombinasi obat atau 70,09%, dan unknown sebanyak 39 kombinasi obat atau 11,11% dari 351 kombinasi obat yang memiliki potensi interaksi. Jumlah kombinasi obat yang memiliki potensi interaksi obat dengan tingkat signifikan 1 yaitusebanyak 79kombinasi obat atau 22,51%, tingkat signifikan 2 yaitu sebanyak 78kombinasi obat atau 22,22%, tingkat signifikan 3 yaitu sebanyak 48kombinasi obat atau 13,68%, tingkat signifikan 4 yaitu sebanyak 35kombinasi obat atau 9,97%, tingkat signifikan 5 yaitu sebanyak 15kombinasi obat atau 4,27%, dan tingkat signifikan yang tidak diketahui (unknown)sebanyak 96kombinasi obat atau 27,35%dari 351 kombinasi obat yang memiliki potensi interaksi. Kata Kunci : Hipertensi, potensi interaksi obat, jenis interaksi, tingkat signifikan ABSTRACT IDENTIFICATION OF POTENTIAL DRUG INTERACTIONS ANTIHYPERTENSIVE PATIENT PRESCRIPTION ON PUBLIC OUTPATIENT UNIT INSTALLATION PHARMACEUTICAL HOSPITAL DR. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN YEAR 2013 Nidayanti1; Aditya Maulana.P.P 2; Marlia Fatwa3 Hypertension is cardiovascular disease that is prevalent in society. Hypertension which is not treated properly or at an advanced stage may result in complications,and patients require a lot of number and type of the medication. Patients who took many drugs trigger the potential drug interactions. Potential drug interactions is modified effect of a drug caused by another drug which is given concurrently.The purpose of this study is to determine the percentage of the prescriptions, the percentage of each type of interaction, and the percentage of each significant level of potential antihypertensive drug interactions in prescription of common patient in the outpatient unit in the pharmacy of the Dr. H. Moch. Ansari Saleh Hospital in 2013. Identification of potential drug interaction in this research was only seen from a combination of drugs, regardless of the dosage and administrations of each drugs. This research was conducted with descriptive design and the study method was a retrospective method. The sample in this research was the patients’s prescription which is contained antihypertensive drugs in 2013. The result showed that 157 prescriptions or 56,27% of 279 prescriptions have the potential drug interactions. Based on the type of interactions, drugs combination with pharmacokinetic interactions was 66 combinations or 18,80%, pharmacodynamic interactions was 246 combinations or 70,09%, and unknown interactions was 39 combinations or 11,11% of 351 drugs combinations. Based on the significance rating, drugs combination in significance 1 was 79 combinations or 22,51%, significance 2 was 78 combinations or 22,22%, significance 3 was 48 combinations or 13,68%, significance 4 was 35 combinations or 9,97%, significance 5 was 15 combinations or 4,27%, and unknown significance was 96 combinations or 27,35% of 351 drugs combinations. Keyword : Hypertension, potential drug interactions, type of interactions, significance rating BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Oleh karena itu, setiap kegiatan dan upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dilaksanakan berdasarkan prinsip nondiskriminatif, partisipatif, perlindungan, dan berkelanjutan yang sangat penting artinya bagi pembentukan sumber daya manusia Indonesia, peningkatan ketahanan dan daya saing bangsa, serta pembangunan nasional. Upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya pada mulanya berupa upaya penyembuhan penyakit, kemudian secara berangsur-angsur berkembang ke arah keterpaduan upaya kesehatan untuk seluruh masyarakat dengan mengikutsertakan masyarakat secara luas yang mencakup upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang bersifat menyeluruh terpadu dan berkesinambungan (Depkes RI, 2009). Semula orang hanya mewaspadai, bahkan selalu mengkhawatirkan kehadiran penyakit menular. Namun secara perlahan, penyakit tidak menular terus berkembang dan merupakan ancaman serius. Penyakit tidak menular merupakan problem kesehatan utama di negara-negara industri. Selain itu penyakit tidak menular meningkat dengan pesat di negara-negara yang sedang berkembang yang sedang mengalami transisi demografi dan perubahan pola hidup dalam masyarakatnya. Golongan penyakit ini kini merupakan ancaman serius dan berangsur mulai menggeser beberapa penyakit menular (Anies, 2006). Pola hidup modern telah mengubah sikap dan perilaku manusia, termasuk pola makan, merokok, minum alkohol, serta obat-obatan sebagai gaya hidup. Penyakit kronik akibat pola hidup adalah sekelompok penyakit yang mempunyai faktor-faktor resiko yang sama sebagai sebuah hasil dari pajanan selama beberapa dekade, pola makan yang tidak sehat, merokok, kurang latihan olahraga dan seringkali juga akibat stres psikologis. Faktor resiko utama diantaranya adalah tekanan darah tinggi, diabetes mellitus dan obesitas (Anies, 2006). Hipertensi adalah suatu gangguan pada sistem peredaran darah, yang cukup banyak mengganggu kesehatan masyarakat. Pada umumnya, terjadi pada manusia yang sudah berusia setengah umur (usia lebih dari 40 tahun). Namun, banyak orang yang tidak menyadari bahwa dirinya menderita hipertensi. Hal ini disebabkan gejalanya tidak nyata dan pada stadium awal belum menimbulkan gangguan yang serius pada kesehatannya (Gunawan, 2007). Hipertensi menjadi masalah kesehatan masyarakat yang serius, karena jika tidak terkendali akan berkembang dan menimbulkan komplikasi yang berbahaya. Akibatnya bisa fatal karena sering timbul komplikasi, misalnya stroke (pendarahan otak), penyakit jantung koroner, dan gagal ginjal (Gunawan, 2007). Penyakit hipertensi yang telah mengalami komplikasi biasanya memerlukan obat dalam jumlah dan jenis yang banyak serta dibutuhkan terapi dan modifikasi obat (Setyani, 2006). Dengan meningkatnya kompleksitas obat-obat yang digunakan dalam pengobatan pada saat ini, dan berkembangnya polifarmasi, kemungkinan terjadinya interaksi obat sangatlah besar (Aslam, dkk. 2003). Interaksi obat adalah modifikasi efek satu obat akibat obat lain yang diberikan pada awalnya atau diberikan bersamaan, atau bila dua atau lebih obat berinteraksi sedemikian rupa sehingga keefektifan atau toksisitas satu obat atau lebih berubah (Aslam, dkk. 2003). Interaksi obat terjadi jika suatu obat berubah akibat adanya obat lain, makanan atau minuman. Interaksi obat dapat menghasilkan efek yang memang dikehendaki atau efek yang tidak dikehendaki yang lazimnya menyebabkan efek samping obat dan atau toksisitas karena meningkatnya kadar obat dalam plasma, atau sebaliknya menurunnya kadar obat dalam plasma yang menyebabkan hasil terapi menjadi tidak optimal (Gitawati, 2008). Penelitian tentang interaksi obat pernah dilakukan oleh Yuliastuti (2010) menyebutkan bahwa dari 240 resep, terdapat 43 resep atau 17,92% memiliki interaksi obat. Untuk penelitian lebih khusus pada resep pasien hipertensi juga pernah dilakukan oleh Setyani (2006) di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Pemerintah Kota Semarang. Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa, dari 228 resep, terjadi interaksi obat sebanyak 24,56% atau sebanyak 56 resep. Adanya interaksi obat yang terjadi pada beberapa rumah sakit tersebut memungkinkan interaksi obat dapat juga terjadi di RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin. Pasien Umum di Unit Rawat JalanRSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh jumlahnya sangat banyak. Pasien umum untuk mendapatkan pelayanannya di rumah sakit, dalam pembayarannya menggunakan biaya sendiri. Karena penggunaan biaya sendiri ini pasien biasanya mendapatkan obat yang lebih beragam. Penyakit hipertensi sendiri merupakan kasus penyakit terbanyak di RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh di Unit Rawat Jalan pada tahun 2013. Obat yang diberikan sangat bervariatif dan kompleks, terutama bila pasien mengalami komplikasi. Hal tersebut dapat meningkatkan penggunaan obat kombinasi dilihat dari banyaknya terapi obat yang diberikan, sehingga kemungkinan terjadi interaksi obat, terutama pada pasien rawat jalan sangat besar. Pasien-pasien dalam pelayanan rawat jalan tidak dapat dikontrol bagaimana penggunaan dan efek obatnya terhadap masing-masing pasien. Berbeda dengan pasien rawat inap yang masih dapat dikontrol dan langsung dapat ditangani bila terjadi interaksi obat. Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Identifikasi Interaksi Obat Antihipertensi Pada Resep Pasien UmumDi Unit Rawat Jalan RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin Tahun 2013.