Pendahuluan (oleh : R.Lee'an VeeLove) Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual, maupun sosial. Kesehatan fisik terwujud apabila seseorang tidak merasa dan mengeluh sakit, pada semua organ tubuh berfungsi normal atau tidak mengalami gangguan. Saat seseorang itu mengeluh sakit, maka mereka akan mengupayakan untuk kesembuhannya. Salahsatunya dengan terapi obat. Terapi obat merupakan terapi yang sering digunakan baik dalam resep maupun swamedikasi. Swamedikasi itu sendiri merupakan pengobatan sendiri tanpa resep dari dokter, yang mana masyarakat dapat membeli obatnya pada apotek, toko obat, maupun warung. Prosentase pengobatan swamedikasi lebih sering disbanding dengan resep dokter karena jatuhnya harga lebih murah di banding melalui konsultasi dokter terlebih dahulu. Karena besarnya swamedikasi dimasyarakat, maka semakin tinggi pula persediaan obat diwarung. Hal ini menimbulkan dapak negative yang signifikan. Selain karena alasan kurang fahamnya penjual tentang kasiat, efeksamping, cara penyimpanan nya, juga karena adanya pihak lain yang mengambil untuk dengan memproduksi dan memdistribusikan obat dengan tidak tepat, yang sering kita sebut dengan obat palsu. Pengertian Obat Palsu Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 242 Tahun 2000, obat palsu adalah obat yang diproduksi pihak yang tak berhak, yaitu: 1. Produk yang mengandung bahan berkhasiat dengan kadar yang memenuhi syarat, diproduksi, dikemas dan diberi label seperti produk aslinya, tetapi bukan