TINGKAT PERCAYA DIRI PESERTA DIDIK (Studi

advertisement
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
TINGKAT PERCAYA DIRI PESERTA DIDIK
(Studi Deskriptif pada Siswa Kelas X SMA Santo Paulus
Nyarumkop Tahun Ajaran 2015/2016
Serta Implikasinya Terhadap Usulan Topik-Topik Bimbingan)
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling
Oleh:
Gabriella Tenerezza Paramitha
NIM: 121114033
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
TINGKAT PERCAYA DIRI PESERTA DIDIK
(Studi Deskriptif pada Siswa Kelas X SMA Santo Paulus
Nyarumkop Tahun Ajaran 2015/2016
Serta Implikasinya Terhadap Usulan Topik-Topik Bimbingan)
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling
Oleh:
Gabriella Tenerezza Paramitha
NIM: 121114033
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“Hidup adalah sebuah karya seni. Kita melukisnya melalui tindakan, pikiran
dan kata-kata”
Karya ini Tezza persembahkan bagi....
Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria
Sang teladan yang senantiasa menjadi pedoman, pegangan, sumber
kekuatan, dan ketenangan dalam setiap alur indah yang Tezza
jalani selama ini.
Para dosen dan staf Prodi Bimbingan dan Konseling Universitas
Sanata Dharma
Semua orang terkasih yang telah memberikan seluruh kasih
sayang yang tulus, perhatian, dan cintanya dalam mendampingi
dan memotivasi hingga sekarang.
Orang tua tercinta,
Bapak Petrus Sukoco Irianto dan Ibu Yustina Rahajeng Estining
Retno Winarni
Adik-adik tersayang,
Christian Iisvharapranidana Paramitha, Christiana Kinanti Sekar
Kinasih, dan Christophany Repti Sekarsari
serta Wibisana Febrian Putra dan teman-teman BK 2012 yang
mendukung Tezza sampai sekarang.
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
TINGKAT PERCAYA DIRI PESERTA DIDIK
(Studi Deskriptif pada Siswa Kelas X SMA Santo Paulus
Nyarumkop Tahun Ajaran 2015/2016
Serta Implikasinya Terhadap Usulan Topik-Topik Bimbingan)
Gabriella Tenerezza Paramitha
121114033
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
2016
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang tingkat
kepercayaan diri peserta didik kelas X SMA Santo Paulus Nyarumkop tahun
ajaran 2015/2016 dan membuat usulan topik-topik bimbingan. Subjek penelitian
berjumlah 40 peserta didik kelas X SMA Santo Paulus Nyarumkop tahun ajaran
2015/2016.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Pengumpulan data pada
penelitian ini menggunakan metode kuesioner tingkat kepercayaan diri. Kuesioner
yang disusun terdiri dari 50 item berdasarkan aspek kepercayaan diri, yaitu: 1)
memiliki keyakinan akan kemampuan diri; 2) memiliki sikap optimis; 3) memiliki
sikap obyektif; 4) memiliki sikap bertanggungjawab; 5) memiliki sikap rasional;
6) berani mencoba hal baru tanpa rasa takut; 7) merasa dapat diterima oleh
lingkungan tempat berinteraksi. Hasil pengukuran validitas kuesioner dengan total
50 item valid, serta reliabilitas instrumen 0,813. Analisis data penelitian
menggunakan program SPSS 16.0.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 11 peserta didik (27%)
yang memiliki tingkat percaya diri yang sangat tinggi, 29 peserta didik (73%)
memiliki tingkat percaya diri yang tinggi. Berdasarkan hasil analisiscapaian skor
item-item kuesioner menunjukkan bahwa tingkat kepercayaan diri peserta didik
termasuk tinggi, peneliti mengusulkan topik-topik bimbingan untuk meningkatkan
kepercayaan diri peserta didik kelas X SMA Santo Paulus Nyarumkop tahun
ajaran 2015/2016. Topik-topik bimbingan, yang diusulkan yaitu: yakin akan
kemampuan diri, berani bertanya, mandiri dalam mengambil keputusan, dan
berani mencoba hal baru.
Kata Kunci: Percaya Diri, SMA Santo Paulus Nyarumkop, Topik Bimbingan
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
STUDENTS’ SELF-CONFIDENT LEVEL
(A Descriptive Study on X Grade Students of Santo Paulus
Nyarumkop Senior High School Students Year of Study 2015/2016
and Implications for Guidance Topics Advices
Gabriella Tenerezza Paramitha
121114033
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
2016
The aim of this study was to get a description about self-confident level of
Santo Paulus Nyarumkop Senior High School X grade students year of study
2015/2016 and to make some guidance topics advices. The subject of this study
were 40 X grade students year of study 2015/2016.
This study was a quantitative descriptive study. Data collection method of
this study was questionairre about self-confident. The questionairre consists of 50
items about self-confident aspects, such as 1) having a faith of self-ability; 2)
having optimistic characteristic; 3) having objective characteristic; 4) having
responsible characteristic; 5) having rational characteristic, 6) be brave to try a
new experience without fear, 7) the feeling of being accepted in the environment
where they interact to each other. The questionairre validity counting result
showed that those 50 items were valid, study reliability was 0,813. The study
counting method was SPSS 16,0 program.
The result showed that there were 11 students (27%) who had very high
self-confident level, there were 29 students (73%) who had high self-confident
level. According to result of the study, from the questionairre items showed that
the self-confident level of the students were classified as high, the researcher
adviced some guidance topics for Santo Paulus Nyarumkop Senior High School X
grade students year of study 2015/2016. The guidance topics are: believe in self
ability, breave to ask something, independent on making a decision, and be brave
to try a new experience.
Key word: Self-confidence, Santo Paulus Nyarumkop Senior High School,
guidance topics.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat
danrahmat-Nya sehingga, penulisan tugas akhir dengan judul “TINGKAT
PERCAYA DIRI PESERTA DIDIK (Studi Deskriptif pada Siswa Kelas X SMA
Santo Paulus Nyarumkop Tahun Ajaran 2015/2016 Serta Implikasinya Terhadap
Usulan Topik-Topik Bimbingan)” dapat terselesaikan dengan baik dan lancar.
Selama penulisan tugas akhir ini, penulis menyadari bahwa banyak pihak
yang ikut terlibat guna membimbing, mendampingi, dan mendukung setiap proses
yang penulis jalani. Oleh karenanya, penulis ingin menyampaikan ucapan terima
kasih kepada:
1. Bapak Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan.
2. Bapak Dr. Gendon Barus, M.Si. selaku ketua Program Studi Bimbingan
dan Konseling.
3. Bapak Juster Donal Sinaga, M.Pd. selaku Wakil Ketua Program Studi
Bimbingan dan Konseling.
4. Bapak Dr. Gendon Barus, M.Si. selaku dosen pembimbing skripsi yang
selalu mendampingi dengan penuh kesabaran, telaten, selalu memberikan
saran, motivasi, petunjuk kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Segenap Bapak/Ibu dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling atas
bimbingan dan pendampingan selama penulis menempuh studi.
6. Mas Moko atas pelayanan yang diberikan dengan ramah dan sabar selama
penulis menempuh studi di Program Studi Bimbingan dan Konseling.
7. Kepala Sekolah, guru Bimbingan dan Konseling, dan peserta didik SMA
Santo Paulus Nyarumkop atas kerjasama selama pelaksanaan penelitian.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8. Orang tua, yakni Bapak Petrus Sukoco Irianto dan Ibu Yustina Rahajeng
Estining Retno Winarni atas seluruh doa, dukungan, pendampingan, serta
penguatan yang diberikan kepada penulis selama ini.
9. Adik-adik, yakni Christian Iisvharapranidana Paramitha, Christiana
Kinanti Sekar Kinasih, dan Christophany Repti Sekarsari atas kasih
sayang, perhatian, dukungan, doa, semangat, dan keceriaan yang telah
diberikan kepada penulis selama ini.
10. Wibisana Febrian Putra dan sahabat terkasih atas doa, dukungan, semangat
dan kebersamaan yang diberikan selama ini.
11. Seluruh pihak yang telah mendukung dan membantu dalam proses
pembuatan hingga penyelesaian tugas akhir ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kesalahan dan kekurangan
yang penulis lakukan selama proses pembuatan tugas akhir ini. Akhir kata,
atas perhatian dan kesempatan yang diberikan, penulis ucapkan terima
kasih.
Yogyakarta,29 Agustus 2016
Penulis,
Gabriella Tenerezza Paramitha
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ............................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................. iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................ v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS.......................................vi
ABSTRAK ...................................................................................................... vii
ABSTRACT .................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR .................................................................................... x
DAFTAR ISI ................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiv
DAFTAR GRAFIK ........................................................................................ xvi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ........................................................................ 5
C. Pembatasan Masalah........................................................................ 6
D. Rumusan Masalah ........................................................................... 6
E. Tujuan Penelitian ............................................................................. 7
F. Manfaat Penelitian ........................................................................... 7
1.
Manfaat Teoritis ...................................................................... 7
2.
Manfaat Praktis ......................................................................... 7
G. Batasan Istilah ................................................................................. 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA ......................................................................... 9
A. Hakikat Percaya Diri ....................................................................... 9
1.
Pengertian Percaya Diri ............................................................ 9
2.
Faktor-faktor yang Dapat Meningkatkan Percaya Diri ............ 10
3.
Ciri-ciri Individu yang Percaya Diri ......................................... 17
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4.
Upaya-upaya Memupuk Percaya Diri ...................................... 18
5.
Aspek-aspek Percaya Diri ........................................................ 18
6.
Tingkah Laku Orang yang Rendah Diri ................................... 20
7.
Proses Terbentuknya Rasa Percaya Diri................................... 22
B. Hakikat Peserta Didik dalam Kehidupan Sekolah ........................... 22
1.
Pengertian Peserta Didik .......................................................... 22
2.
Tugas Perkembangan Peserta Didik (SMA)............................. 23
3.
Karakteristik Peserta Didik (SMA) .......................................... 24
4.
Tinjauan Budaya Tentang Kehidupan Peserta Didik Etnis
Dayak ........................................................................................ 25
5.
Perkembangan Kepercayaan Diri pada Peserta Didik
Dayak ........................................................................................ 26
C. Hakikat Layanan Bimbingan Klasikal ............................................. 27
1.
Pengertian Bimbingan .............................................................. 27
2.
Pengertian Bimbingan Klasikal ................................................ 27
3.
Strategi Bimbingan Klasikal (pribadi-sosial) dalam
Peningkatan Percaya Diri Peserta Didik Terhadap
Kehidupan Sekolah ................................................................... 29
BAB IIIMETODE PENELITIAN ................................................................ 31
A. Jenis Penelitian ................................................................................ 31
B. Subjek Penelitian ............................................................................. 31
1.
Populasi .................................................................................... 31
2.
Sampel ...................................................................................... 32
3.
Teknik Sampling ...................................................................... 32
C. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ...................................... 33
D. Validitas dan Reliabilitas ................................................................. 35
1.
Validitas .................................................................................... 35
2.
Reliabilitas ................................................................................ 38
E. Teknik Analisis Data ....................................................................... 40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................. 44
A. Hasil Penelitian ................................................................................ 44
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1.
Tingkat Percaya Diri Peserta Didik Kelas X SMA Santo
Paulus Nyarumkop Tahun Ajaran 2015/2016 .......................... 44
2.
Hasil Skor Item Percaya Diri .................................................... 46
B. Pembahasan Hasil Penelitian ........................................................... 49
1.
Deskripsi Tingkat Percaya Diri Peserta Didik Kelas X SMA
Santo Paulus Nyarumkop Tahun Ajaran 2015/2016 ................ 49
2.
Analisis Capaian Skor Item-item Percaya Diri Peserta Didik .. 52
C. Usulan Program Bimbingan Pribadi-Sosial..................................... 56
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................. 57
A. Kesimpulan ...................................................................................... 57
B. Saran ................................................................................................ 58
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 59
LAMPIRAN .................................................................................................... 61
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Jumlah Peserta Didik Kelas X SMA Santo Paulus Nyarumkop
Tahun Ajaran 2015/2016 ................................................................... 32
Tabel 2. Kisi-kisi Instrumen Percaya Diri........................................................ 34
Tabel 3.Norma Skoring Kuesioner Tingkat Percaya Diri Peserta Didik ......... 35
Tabel 4.Validitas Item Percaya Diri ................................................................. 37
Tabel 5.Reliability Statistic .............................................................................. 39
Tabel 6. Kriteria Guilford ................................................................................ 39
Tabel 7. Norma Kategorisasi............................................................................ 41
Tabel 8. Norma Kategorisasi Tingkat Percaya Diri Peserta Didik Kelas X
SMA Santo Paulus Nyarumkop Tahun Ajaran 2015/2016 ................ 42
Tabel 9.Norma Kategorisasi............................................................................. 42
Tabel 10. Norma Kategorisasi Capaian Skor Item Kuesioner Percaya Diri
Peserta Didik Kelas X SMA Santo Paulus Nyarumkop Tahun
Ajaran 2015/2016 ............................................................................ 43
Tabel 11. Kategorisasi Tingkat Percaya Diri Peserta Didik Kelas X SMA
Santo Paulus Nyarumkop Tahun Ajaran 2015/2016 ....................... 44
Tabel 12.Hasil Analisis Skor Item Kuesioner Percaya Diri Peserta Didik
Kelas X SMA Santo Paulus Nyarumkop Tahun Ajaran
2015/2016 ........................................................................................ 46
Tabel 13. Item-item Kuesioner yang Capaian Skornya Tergolong dalam
Kategori Rendah .............................................................................. 48
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1. Tingkat Percaya Diri Peserta Didik Kelas X SMA Santo
Paulus Nyarumkop Tahun Ajaran 2015/2016 ................................. 45
Grafik 2. Hasil Analisis Skor Item Tingkat Percaya Diri Peserta Didik
Kelas X SMA Santo Paulus Nyarumkop Tahun Ajaran
2015/2016 ........................................................................................ 47
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Instrumen Percaya Diri ................................................................ 62
Lampiran 2. Tabulasi Data Kategorisasi .......................................................... 63
Lampiran 3. Usulan Topik Bimbingan............................................................. 64
Lampiran 4.Surat Ijin Penelitian ...................................................................... 65
Lampiran 5.Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian..................................... 66
Lampiran 6.Daftar Hadir Peserta Didik ........................................................... 67
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
Bab ini memaparkan latar belakang masalah, identifikasi masalah,
pembatasan masalah, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, dan definisi istilah.
A. Latar Belakang Masalah
Rasa percaya diri merupakan salah satu aspek kepribadian yang
penting dalam kehidupan manusia. Rasa percaya diri sangat membantu
manusia dalam perkembangan kepribadiannya, khususnya bagi remaja. Oleh
karena itu, rasa percaya diri sangat dibutuhkan remaja agar dapat berkembang
dengan optimal dalam hidupnya. Seseorang yang percaya diri dapat
menyelesaikan tugas-tugas perkembangan dengan baik, merasa berharga,
mempunyai keberanian, dan kemampuan untuk meningkatkan prestasinya,
mempertimbangkan berbagai pilihan, serta membuat keputusan penting dalam
hidup.
Rasa percaya diri pada peserta didik SMA sangat berperan dalam
melaksanakan eksplorasi diri. Remaja yang memiliki rasa percaya diri,
perkembangan prestasi intelektualnya, keterampilan dan kemandiriannya
dapat berkembang dengan baik. Rasa percaya diri pada peserta didik
terkadang muncul ketika peserta didik jauh dari orangtua, karena kesempatan
jauh dari orangtua merupakan kesempatan bagi peserta didik untuk
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
mengeksplorasi diri mereka. Misalnya, masuk di sekolah yang memiliki
fasilitas asrama dan peserta didiknya wajib untuk tinggal di asrama tersebut,
ini merupakan salah satu kesempatan peserta didik untuk mengembangkan
rasa percaya diri.
SMA Santo Paulus Nyarumkop adalah satu sekolah yang memiliki
fasilitas asrama, sebagian besar peserta didik tinggal di asrama dan ada
beberapa yang tinggal bersama dengan orangtua. Peserta didik yang tinggal di
asrama berasal dari berbagai daerah di Kalimantan Barat dengan berbagai
latar belakang budaya dan kebiasaan yang berbeda-beda. Bagi peserta didik
yang tinggal di asrama, pengalaman ini merupakan pengalaman pertama jauh
dari orangtua.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara kepada salah satu pihak
sekolah, terungkap data bahwa ketika peserta didik diajak untuk menuliskan
kelebihan dan kekurangan dirinya, ada lebih dari 70% peserta didik banyak
menuliskan kekurangannya dibanding kelebihannya. Di sisi lain yang
dituliskan sebagai kelebihan dibantah oleh beberapa teman yang sudah
mengenalnya lebih dekat, sedangkan yang ditulis sebagai kekurangan dirinya,
juga terbantahkan, karena ternyata kekurangan dan sifat negatif yang
disebutkan itu sebagian besar tidak ada padanya. Jika peserta didik
mempunyai rasa percaya diri yang tinggi, maka ia akan mampu memahami
kelebihan dan kelemahan yang dimilikinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Pengalaman ini menunjukkan bahwa masih ada sebagian peserta didik
Kelas X yang tidak cukup mengenal dirinya sendiri secara lebih mendalam
(komprehensif). Peserta didik yang mengenal kelebihan dan kekurangan
dirinya, diharapkan mampu mengembangkan kelebihan dan sikap-sikap
positifnya, sehingga ia memiliki citra diri yang positif. Selanjutnya, setelah
memiliki citra diri positif, peserta didik diharapkan memiliki rasa percaya diri
yang tinggi. Ketika diajak merumuskan cita-cita hidupnya, juga dijumpai
bahwa beberapa peserta didik masih merasa bingung hendak memilih
pekerjaan atau profesi apa setelah menyelesaikan studinya. Bahkan ketika
ditanya, setelah lulus SMA akan kuliah dimana? dan memilih program studi
apa? jawaban yang muncul sebagian besar adalah “belum tahu”.
Tidak jarang peserta didik kelas X mengatakan bahwa dirinya tidak
tahu apa-apa, sehingga seringkali tidak cepat merespon stimulus yang
diberikan oleh gurunya, baik berupa pertanyaan maupun pernyataan. Sering
juga terjadi, peserta didik diberi soal baru, padahal konsep dasarnya sudah
diberikan sebelumnya, mereka tidak segera mengerjakan soal tersebut dengan
alasan “tidak bisa” atau “sulit”. Selintas pernyataan peserta didik tersebut
disebabkan karena mereka malas berpikir, namun demikian setelah dianalisis
lebih dalam, kebiasaan malas berpikir itu hanyalah penyerta saja. Dari kajian
mendalam, ternyata peserta didik masih memiliki citra diri negatif. Mereka
baru mengalami perubahan jenjang dari SMP ke SMA. Mereka rata-rata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
masih merasa bahwa materi pembelajaran di SMA jauh lebih sulit dibanding
di SMP.
Rasa percaya diri merupakan suatu keyakinan terhadap segala aspek
yang dimiliki dan keyakinan tersebut membuatnya merasa mampu untuk bisa
mencapai berbagai tujuan dalam hidupnya. Orang percaya diri memiliki rasa
optimis dengan kelebihan atau kemampuan yang dimiliki dalam mencapai
tujuan yang telah ditetapkan sebagai cita-cita.
Sikap positif terhadap kemampuannya berarti suatu sikap yang
ditunjukkan dengan suatu upaya untuk mengembangkan kemampuan yang
dimilikinya secara maksimal. Salah satu indikatornya adalah mengerjakan
tugas yang diberikan guru secara bersungguh-sungguh. Hal yang sering
dijumpai guru adalah: ada sebagian peserta didik yang mengerjakan dengan
sungguh-sungguh; ada yang mengerjakannya asal-asalan; dan ada pula yang
sekedar mencari selamat dengan menyalin pekerjaan kawannya tanpa sikap
kritis.
Peserta didik Kelas X pada umumnya mempunyai kemampuan untuk
menganalisis dengan menggunakan pemikiran yang dapat diterima oleh akal
sehat dan sesuai kenyataan. Demikian pula ketika harus melakukan analisis
terhadap suatu kejadian tertentu. Sebagai contoh: ketika hampir semua siswa
di satu kelas tidak dapat mencapai KKM dalam suatu ulangan, mereka
menemukan penyebabnya, antara lain: penjelasan guru kurang dipahami,
mereka tidak bertanya lebih dalam, sehingga ketika mempersiapkan diri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
menghadapi ulangan tersebut mereka merasa gugup, tidak yakin, bahkan
merasa sudah kalah sebelum berperang. Dari pengalaman tersebut, mereka
sulit menemukan solusinya, bagaimana caranya supaya mereka dapat
mencapai KKM dalam setiap ulangan.
Setelah melihat hal di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti
“TINGKAT PERCAYA DIRI PESERTA DIDIK (Studi Deskriptif pada
Peserta Didik Kelas X di SMA Santo Paulus Nyarumkop Tahun Ajaran
2015/2016
Serta
Implikasinya
Terhadap
Usulan
Topik-Topik
Bimbingan)”. Hasil penelitian ini diharapkan akan ada manfaat yang dapat
diambil oleh SMA Santo Paulus Nyarumkop dalam upaya meningkatkan
kepercayaan diri peserta didik.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, maka
peneliti mengidentifikasi permasalahan yang timbul, yaitu sebagai berikut:
1. Peserta didik kelas X di SMA Santo Paulus Nyarumkop kurang percaya
diri ketika diminta menuliskan kelebihan yang dimilikinya.
2. Peserta didik kelas X di SMA Santo Paulus Nyarumkop belum merasa
percaya diri dalam bertanya atau menyatakan pendapatnya.
3. Peserta didik kelas X di SMA Santo Paulus Nyarumkop masih ada yang
belum memiliki sikap positif terhadap kemampuannya.
4. Beberapa peserta didik kelas X di SMA Santo Paulus Nyarumkop belum
memiliki kepercayaan diri ketika diminta untuk merumuskan cita-citanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
5. Peserta didik kelas X di SMA Santo Paulus Nyarumkop kurang percaya
diri saat akan mengambil keputusan.
6. Peserta didik kelas X di SMA Santo Paulus Nyarumkop belum memiliki
kepercayaan diri untuk mencoba hal baru.
7. Peserta didik kelas X di SMA Santo Paulus Nyarumkop tidak cepat
merespon stimulus yang diberikan oleh para pengajar.
C. Pembatasan Masalah
Dalam penelitian ini, fokus kajian penelitian diarahkan pada menjawab
masalah-masalah di atas khususnya pada masalah peserta didik SMA Santo
Paulus Nyarumkop yang menunjukkan gejala belum memiliki percaya diri
dan mengalami masalah-masalah kurang percaya diri. Namun karena adanya
keterbatasan yang ada baik waktu, dana, maupun jangkauan penulis, sehingga
dalam penelitian ini tidak semua masalah yang teridentifikasi di atas dapat
ditindaklanjuti. Untuk itu dalam penelitian ini dibatasi menjawab masalah
kepercayaan diri pada butir masalah nomor 1, 2, 4, 5, dan 6 khususnya pada
peserta didik kelas X di SMA Santo Paulus Nyarumkop tahun ajaran
2015/2016.
D. Rumusan Masalah Penelitian
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu:
1.
Seberapa tinggi tingkat percaya diri peserta didik kelas X SMA Santo
Paulus Nyarumkop tahun ajaran 2015/2016?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
2.
Berdasarkan analisis capaian skor item percaya diri yang rendah, topiktopik bimbingan pribadi apa saja yang relevan bagi peserta didik tersebut?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini yaitu:
1.
Memperoleh gambaran tingkat percaya diri peserta didik kelas kelas X
SMA Santo Paulus Nyarumkop tahun ajaran 2015/2016 terhadap
kehidupan di sekolah.
2.
Mengidentifikasi butir pengukuran percaya diri yang capaian skornya
rendah untuk diusulkan menjadi topik-topik bimbingan klasikal dalam
meningkatkan percaya diri peserta didik kelas kelas X SMA Santo Paulus
Nyarumkop tahun ajaran 2015/2016 terhadap kehidupan di sekolah.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk:
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan positif bagi
pengembangan ilmu pengetahuan Bimbingan dan Konseling, khususnya
dalam memahami konsep perkembangan kepercayaan diri peserta didik.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi guru Bimbingan dan Konseling SMA Santo Paulus Nyarumkop
Hasil penelitian ini dapat digunakan dalam upaya mengembangkan
kepercayaan diri peserta didik dan masukan pada pelayanan bimbingan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
dan konseling yang diharapkan berfungsi untuk meningkatkan
kepercayaan diri mereka.
b. Bagi peserta didik kelas X SMA Santo Paulus Nyarumkop
Peserta didik semakin memiliki kepercayaan diri sehingga dapat
menyelesaikan tugas-tugas perkembangan dengan baik, merasa
berharga,
mempunyai
keberanian,
dan
kemampuan
untuk
meningkatkan prestasinya, mempertimbangkan berbagai pilihan, serta
membuat keputusan penting dalam hidup.
G. Batasan Istilah
Pada bagian dijelaskan definisi berbagai istilah yang muncul dalam penelitian:
1. Percaya diri adalah kondisi mental atau psikologis diri seseorang yang
memberi keyakinan kuat pada dirinya untuk berbuat atau melakukan
sesuatu tindakan yang positif bagi perkembangan diri.
2. Siswa atau peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha
mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia
pada jalur, jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
3. Bimbingan klasikal pada dasarnya merupakan bentuk dan sarana
pelayanan bimbingan yang diberikan konselor di dalam kelas dengan
menyediakan materi yang telah disiapkan sebelumnya untuk menunjang
perkembangan optimal masing-masing siswa, yang diharapkan dapat
mengambil manfaat dari pengalaman pendidikan bagi dirinya sendiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Bab ini memaparkan hakikat percaya diri, hakikat peserta didik, dan hakikat
bimbingan klasikal.
A. Hakikat Percaya Diri
1. Pengertian Percaya Diri
Percaya diri adalah kondisi mental atau psikologis diri seseorang
yang memberi keyakinan kuat pada dirinya untuk berbuat atau melakukan
sesuatu tindakan. Orang yang tidak percaya diri memiliki konsep diri
negatif, kurang percaya pada kemampuannya, karena itu sering menutup
diri (Thantaway, 2005:87). Kepercayaan diri adalah suatu keyakinan
seseorang terhadap segala aspek kelebihan yang dimilikinya dan
keyakinan tersebut membuatnya merasa mampu untuk bisa mencapai
berbagai tujuan di dalam hidupnya (Hakim, 2002:6).
Kepercayaan diri merupakan suatu keyakinan dalam jiwa manusia
bahwa tantangan hidup apapun harus dihadapi dengan berbuat sesuatu.
Kepercayaan diri itu lahir dari kesadaran bahwa jika memutuskan untuk
melakukan sesuatu, sesuatu itu pula yang harus dilakukan. Kepercayaan
diri itu akan datang dari kesadaran seorang individu bahwa individu
tersebut memiliki tekad untuk melakukan apapun, sampai tujuan yang ia
inginkan (Angelis, 2000).
9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Kepercayaan diri merupakan modal dasar untuk pengembangan
dalam aktualisasi diri (eksplorasi segala kemampuan dalam diri). Dengan
percaya diri seorang akan mampu mengenal dan memahami diri sendiri.
Seorang yang memiliki kepercayaan diri akan berusaha sekeras mungkin
untuk mengeksplorasi semua bakat yang dimilikinya (Maslow, dalam
Iswidharmamanjaya, 2004).
Kebutuhan akan kepercayaan diri dan rasa superioritas merupakan
kebutuhan manusia yang paling penting. Kepercayaan diri dapat diartikan
sebagai suatu kepercayaan terhadap diri sendiri yang dimiliki oleh setiap
individu dalam kehidupan serta bagaimana individu tersebut memandang
dirinya secara utuh dengan mengacu pada konsep dirinya (Adler, dalam
Lautser, 2012).
Berdasarkan beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa
percaya diri adalah salah satu aspek kepribadian yang sangat penting
dalam kehidupan manusia. Orang tersebut yakin akan kemampuannya
sendiri dan sanggup menunjukkan keberaniannya di depan orang lain.
Orang yang percaya diri yakin atas kemampuan mereka sendiri serta
memiliki pengharapan yang realistis, bahkan ketika harapan mereka tidak
terwujud, mereka tetap berpikiran positif dan dapat menerimanya.
2. Faktor-faktor yang Dapat Meningkatkan Percaya Diri
Perkembangan kemampuan atau potensi seseorang tidak akan
terwujud begitu saja apabila tidak diupayakan, dan seberapa jauh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
seseorang mengupayakan sehingga bisa mewujudkan potensinya menjadi
aktual dan terwujud dalam sikap serta kepribadiannya. Hal ini dapat
diperoleh apabila seseorang tersebut setidaknya memiliki rasa percaya
diri terlebih dahulu, sehingga dapat meningkatkan perkembangannya baik
oleh dirinya sendiri maupun lingkungan yang akan membantu untuk
pencapaiannya.
Menurut Ghufron dan Risnawati (2012) kepercayaan diri
dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya:
a.
Konsep diri
Menurut Antony (dalam Ghufron dan Risnawati, 2012) terbentuknya
kepercayaan diri pada seseorang diawali dengan perkembangan
konsep diri yang diperolehnya melalui pergaulan dalam suatu
kelompok. Hasil interaksi yang terjadi akan menghasilkan konsep
diri. Pembentukan konsep diri akan sangat mempengaruhi pola
hidup, pola pikir, emosi, dan perilaku seseorang. Pembentukan
konsep diri yang negatif cenderung membuat seseorang hanya
memusatkan pikiran pada hal-hal yang negatif dalam dirinya.
Akibatnya ia menjadi pesimis dengan kemampuan yang dimiliki,
bahkan cenderung menyalahkan diri sebagai orang yang tidak bisa
berbuat apa-apa. Hal sebaliknya bila konsep dirinya positif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
b.
Harga diri
Konsep diri yang positif akan membentuk harga diri yang positif.
Harga diri adalah penilaian yang dilakukan terhadap diri sendiri.
Tingkat
harga
diri
seseorang
akan
mempengaruhi
tingkat
kepercayaan diri seseorang. Ketika konsep dirinya negatif tentu akan
membentuk harga diri yang negatif pula. Ketika seseorang merasa
dirinya tidak berharga, otomatis akan terjadi krisis kepercayaan diri.
Hal sebaliknya bila harga dirinya positif maka akan terbentuk
kepercayaan diri yang positif.
c.
Pengalaman
Pengalaman masa lalu dapat menjadi faktor yang memperngaruhi
kepercayaan diri. Ketika seseorang sering mengalami kegagalan,
sering kalah dalam persaingan, seseorang akan mudah gugup, cemas,
takut, malu, minder, dan sebagainya. Mereka sering tidak berani
menghadapi masalah, merasa tidak mampu, oleh karena itu lebih
suka menutup diri, tidak berani bersikap dan bertindak. Hal ini
berbeda dengan pengalamannya berkaitan dengan keberhasilan.
d.
Pendidikan
Tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh terhadap tingkat
kepercayaan diri seseorang. Tingkat pendidikan yang rendah akan
menjadikan seseorang tersebut, tergantung dan berada di bawah
kekuasaan orang lain yang lebih pandai dari dirinya. Sebaliknya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
orang yang mempunyai pendidikan tinggi, akan memiliki tingkat
kepercayaan diri yang lebih dibandingkan dengan orang yang
memiliki pendidikan yang rendah.
Menurut Lindenfield (1997), kepercayaan diri dipengaruhi oleh
beberapa faktor diantaranya:
a.
Cinta
Anak perlu terus menerus dicintai tanpa syarat dengan cara dihargai
keadaan anak sesungguhnya, bukan keadaan anak yang seharusnya
atau seperti yang diinginkan orang lain. Dengan cara ini, anak
mengembangkan kepercayaan diri.
b.
Rasa aman
Anak yang selalu khawatir bahwa kebutuhan dasarnya tidak
terpenuhi akan sulit mengembangkan pandangan positif tentang
dirinya sendiri, orang lain dan lingkungan sekitarnya. Bila anak-anak
merasa
aman,
anak
mengembangkan
kemampuannya
untuk
menghadapi tantangan serta berani mengambil resiko dalam
kehidupan sehari-hari sehingga kepercayaan diri anak akan
berkembang.
c.
Model peran
Anak mengembangkan sikap dan keterampilan sosial
yang
diperlukan untuk percaya diri dari orang-orang yang berada
disekitarnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
d.
Hubungan
Anak-anak perlu mengalami beraneka ragam hubungan untuk
mengembangkan rasa percaya diri. Hubungan yang dimaksud adalah
hubungan dengan orang dekat dirumah sampai pada orang yang lebih
asing. Melalui hubungan sosial anak juga membangun rasa sadar diri
dan pengenalan diri.
e.
Kesehatan
Anak yang memiliki kesehatan yang baik memungkinkan dirinya
untuk menggunakan kekuatan dan bakat yang dimiliki dengan
sebaik-baiknya.
Dengan
demikian
kepercayaan
diri
anak
berkembang, namun jika anak memiliki kurang gizi, dia tidak akan
dapat belajar efektif, sehingga tidak dapat menggunakan kemampuan
sepenuhnya.
f.
Sumber daya
Sumber daya seperti buku, mainan, alat musik, dan fasilitas lainnya
merupakan hal yang penting dalam perkembangan kepercayaan diri
anak.
g.
Dukungan
Anak-anak
membutuhkan
dorongan
mengembangkan kepercayaan dirinya.
dan
pembinaan
dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
h.
Upah atau hadiah
Anak-anak mengembangkan kepercayaan dirinya ketika anak mampu
mempertahankan keinginan alamiah untuk menghadapi tantangan.
Keinginan alamiah tersebut dapat dibentuk dengan memberikan upah
atau barang secara teratur atas usaha anak.
Menurut
Hakim
(2002:121),
faktor
yang
mempengaruhi
terbentuknya percaya diri, yaitu:
a.
Faktor internal
1) Konsep diri merupakan penilaian mengenai diri sendiri.
Terbentuknya konsep diri pada seseorang diawali dengan
perkembangan konsep diri yang diperoleh dalam sosialisasi
dengan lingkungan. Seseorang yang mempunyai rasa rendah diri
biasanya memiliki konsep diri yang negatif, sebaliknya
seseorang yang memiliki rasa percaya diri akan memiliki konsep
diri yang positif.
2) Kondisi fisik
Perubahan kondisi fisik juga berpengaruh pada kepercayaan diri.
Penampilan fisik dan ketidakmampuan fisik seseorang juga bisa
menyebabkan rasa rendah diri pada diri orang tersebut.
3) Pengalaman hidup
Kepercayaan diri yang terbentuk dalam diri setiap orang
merupakan hasil dari pengalamannya sepanjang hidup. Biasanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
orang
yang
memiliki
pengalaman
mengecewakan,
akan
menyebabkan timbulnya rasa rendah diri pada dirinya. Terlebih
jika pada dasarnya seseorang memilih rasa tidak aman, kurang
kasih sayang, dan kurang perhatian.
b.
Faktor eksternal
1) Pendidikan
Tingkat pendidikan yang rendah cenderung akan membuat
seseorang dibawah kekuasaan yang lebih pandai, sebaliknya
seseorang yang memiliki agar pendidikan yang tinggi akan lebih
mandiri dan tidak bergantung pada orang lain. Seseorang
tersebut akan mampu memenuhi keperluan hidup dengan rasa
percaya diri dan kekuatannya.
2) Lingkungan
Lingkungan yang dimaksudkan disini merupakan lingkungan
keluarga dan masyarakat. Dukungan yang diterima dari
lingkungan keluarga, seperti anggota keluarga yang saling
berinteraksi dengan baik akan memberi rasa nyaman dan percaya
diri yang tinggi pada diri seseorang. Begitu juga dengan
lingkungan masyarakat yang memberikan dampak positif, maka
seseorang akan berkembang menjadi lebih baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Berdasarkan uraian diatas menurut Ghufron, Lindenfield, dan
Hakim, kepercayaan diri dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
konsep diri, pendidikan, dan pengalaman.
3. Ciri-ciri Individu yang Percaya Diri
Hakim
(2002)
menyebutkan
bahwa
ciri-ciri
orang
yang
mempunyai kepercayaan diri antara lain:
a. Selalu bersikap tenang di dalam mengerjakan segala sesuatu.
b. Mempunyai potensi dan kemampuan yang memadai.
c. Mampu menetralisasi ketegangan yang muncul di dalam berbagai
situasi.
d. Mampu menyesuaikan diri dan berkomunikasi di berbagai situasi.
e. Memiliki
kondisi
mental
dan
fisik
yang
cukup
menunjang
yang
menunjang
penampilannya.
f. Memiliki kecerdasan yang cukup.
g. Memiliki tingkat pendidikan formal yang cukup.
h. Memiliki
keahlian
atau
keterampilan
lain
kehidupannya, misalnya keterampilan bahasa asing.
i. Memiliki kemampuan bersosialisasi.
j. Memiliki latar belakang pendidikan keluarga yang baik.
k. Memiliki pengalaman hidup yang menempa mentalnya menjadi kuat
dan tahan di dalam menghadapi berbagai cobaan hidup.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
l. Selalu bereaksi positif di dalam menghadapi berbagai masalah,
misalnya dengan tetap tegar, sabar dan tabah.
4. Upaya-upaya Memupuk Percaya Diri
Krisis percaya diri adalah persoalan yang sangat penting untuk
diselesaikan, karena kepercayaan diri adalah modal awal untuk siapa saja
dalam menghadapi hidup yang penuh dengan persaingan. Tentu saja
banyak cara yang dapat dilakukan bahkan dilatih untuk meningkatkan
kepercayaan diri dalam jangka waktu panjang.
Untuk menumbuhkan rasa percaya diri yang proporsional, maka
individu harus memulainya dari dalam diri sendiri. Hal ini sangat penting
mengingat hanya individu yang bersangkutan yang dapat mengatasi rasa
kurang percaya diri yang sedang dialaminya. Setiawan Pongky (2014:46)
menyatakan cara memupuk rasa percaya diri yaitu, menilai diri secara
objektif, beri penghargaan yang jujur terhadap diri, positive thinking,
berani mengambil resiko, dan belajar mensyukuri dan menikmati rahmat
Tuhan.
5. Aspek-aspek Percaya Diri
Percaya diri dapat dilihat dari beberapa aspek yaitu yakin akan
kemampuan diri sendiri, optimis, obyektif, bertanggung jawab, rasional,
memiliki kemandirian, berani berpendapat, berani mencoba hal baru, dan
dapat merasa diterima oleh lingkungan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Menurut Ghufron (2012), ada beberapa aspek rasa percaya diri.
Yaitu:
a.
Keyakinan akan kemampuan diri, yaitu sikap positif individu tentang
dirinya bahwa ia mengerti sungguh-sungguh akan apa yang
dilakukannya.
b.
Optimis, yaitu sikap positif anak yang selalu berpandangan baik
dalam
menghadapi
segala
hal
tentang
diri,
harapan
dan
kemampuannya.
c.
Obyektif yaitu orang yang percaya diri memandang permasalahan
atau sesuatu sesuai dengan kebenaran yang semestinya, bukan
menurut kebenaran pribadi atau menurut dirinya sendiri.
d.
Bertanggung jawab yaitu kesediaan individu untuk menanggung
segala sesuatu yang telah menjadi konsekuensinya.
e.
Rasional yaitu analisa terhadap sesuatu masalah, sesuatu kejadian
dengan menggunakan pemikiran yang dapat diterima oleh akal dan
sesuai dengan kenyataan.
f.
Berani mencoba hal yang baru tanpa ada rasa takut salah, yaitu
mempunyai keberanian untuk mencoba sesuatu hal yang baru.
g.
Merasa dapat diterima oleh lingkungan tempat berinteraksi, individu
mempunyai keyakinan bahwa dirinya akan dapat diterima ditengahtengah lingkungan tempat ia berinteraksi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
6. Tingkah Laku Orang yang Rendah Diri
Kelemahan yang dimiliki oleh seseorang, baik berasal dari luar
maupun dari dalam dirinya dapat menimbulkan perasaan rendah diri.
Orang yang merasa rendah diri dapat dilihat dari tingkah lakunya.
Setiawan Pongky (2014:21) menyebutkan tingkah laku orang yang rendah
diri antara lain sebagai berikut:
a. Penyendiri
Selalu menyendiri dan menarik diri dari pergaulan. Orang yang
menganggap dirinya tidak mempunyai kemampuan yang berarti
biasanya tidak mau bergaul dan menarik dari pergaulan. Mereka
mungkin menganggap dirinya tidak berharga dibanding orang lain
yang mereka anggap lebih baik dalam setiap aspek.
b. Peragu
Selalu ragu dalam bertindak. Orang yang merasa tidak mempunyai
kemampuan yang berarti akan selalu ragu-ragu dalam bertindak,
perasaan seperti itu akan merugikan diri sendiri.
c. Lemah dalam persaingan
Orang yang rendah diri tidak mau bersaing positif. Ia merasa tidak
mampu untuk mengikuti persaingan seperti orang lain. Karena ia
merasa tidak mempunyai kemampuan atas dirinya sendiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
d. Tidak sportif
Orang yang rendah diri menolak untuk berpasrtisipasi dalam semua
jenis kompetisi, dimana kemampuan mereka akan diuji melawan orang
lain. Meski ia melakukannya, sikap yang suka mencela sepertinya akan
muncul. Meski begitu, dia sangat menikmati kemenangan, waktu itu
mungkin bukan atas usahanya sendiri.
e. Sangat sensitif
Orang yang punya rasa rendah diri sangat sensitif terhadap pujian dan
kritikan. Jika dipuji, dia akan mempertanyakan ketulusan dari orang
yang memuji, dan jika dikritik, dia akan segera mempertahankan diri.
Dia tidak bisa merespon humor ringan dengan baik.
f. Memancing pujian
Orang yang rendah diri itu sangat suka memancing pujian dari orang
lain. Akan tetapi, terkadang, meski ingin sekali dipuji, dia mungkin
tidak mau menerimanya dan percaya bahwa orang yang memuji
tersebut hanyalah karena dipancing.
g. Takut membuat kesalahan
Orang yang rendah diri juga takut untuk mencoba sesuatu yang baru,
karena jauh di dalam hatinya dia sangat takut membuat kesalahan
sehingga akan terus menerus teringat dengan kesalahannya tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
7. Proses Terbentuknya Rasa Percaya Diri
Menurut Hakim (2002), rasa percaya diri tidak muncul begiu saja
pada diri seseorang. Ada proses tertentu yang membentuk rasa percaya
diri. Rasa percaya diri yang kuat terbentuk melalui proses:
a. Pembentukan
kepribadian
yang
baik
sesuai
dengan
tahap
perkembangan yang melahirkan berbagai kelebihan.
b. Pemahaman seseorang terhadap kelebihan-kelebihan yang dimilikinya
dan memberikannya keyakinan yang kuat untuk dapat melakukan
berbagai hal sesuai keinginannya dengan memanfaatkan kelebihankelebihannya.
c. Pemahaman dan reaksi positif seseorang terhadap kelemahankelemahan yang dimilikinya. Dengan adanya pemahaman yang
demikian, kelemahan-kelemahan yang ada pada diri individu tersebut
tidak menimbulkan rasa rendah diri atau menjadikannya sulit
menyesuaikan diri.
d. Pengalaman positif dalam menjalani berbagai aspek kehidupan dengan
menggunakan segala kelebihan yang ada pada dirinya.
B. Hakikat Peserta Didik dalam Kehidupan di Sekolah
1. Pengertian Peserta Didik
Dalam perspektif Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional
No. 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 4, peserta didik diartikan sebagai anggota
masyarakat yang berusaha mengembangkan dirinya melalui proses
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
pendidikan pada jalur jenjang dan jenis pendidikan tertentu (Desmita,
2012).
2. Tugas Perkembangan Peserta Didik (SMA)
Dilihat dari tahapan yang disetujui oleh para ahli, usia SMA
memasuki tahap pencarian jati diri. Menurut Hurlock (1997) tugas
perkembangannya sebagai berikut:
a. Mampu menerima keadaan fisiknya.
b. Mampu menerima dan memahami peran seks usia dewasa.
c. Mampu membina hubungan baik dengan anggota kelompok yang
berlainan jenis.
d. Mencapai kemandirian emosional.
e. Mencapai kemandirian ekonomi.
f. Mengembangkan konsep dan keterampilan intelektual yang sangat
diperlukan untuk melakukan peran sebagai anggota masyarakat.
g. Memahami dan mengintenalisasikan nilai-nilai orang dewasa dan
orang tua.
h. Mengembangkan perilaku tanggung jawab sosial yang diperlukan
untuk memasuki dunia dewasa.
i. Mempersiapkan diri untuk memasuki perkawinan.
j. Memahami dan mempersiapkan berbagai tanggung jawab kehidupan
keluarga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
3. Karakteristik Peserta Didik SMA
Menurut Hurlock (1997), karakteristik peserta didik SMA ditandai oleh:
a. Masa remaja sebagai periode peralihan, yaitu peralihan dari masa
kanak-kanak ke peralihan masa dewasa. Pada masa periode peralihan
ini bukan berarti terputus atau berubah dari apa yang telah terjadi
sebelumnya, melainkan lebih pada sebuah peralihan dari tahap
perkembangan selanjutnya. Anak-anak harus meninggalkan segala
sesuatu yang bersifat kekanak-kanakan dan juga harus mempelajari
pola perilaku dan sikap baru untuk menggantikan perilaku dan sikap
yang sudah ditinggalkan.
b. Masa remaja sebagai periode perubahan. Pada masa ini, remaja
mengalami lima perubahan, yaitu: meningginya emosi yang tingkat
intensitasnya tergantung pada tingkat perubahan fisik dan psikologis
yang terjadi; perubahan tubuh, minat dan peran yang diharapkan oleh
kelompok sosial; masa remaja banyak ditimbulkan masalah; terjadi
perubahan nilai-nilai pada masa kakak-kanak menjadi remaja, dimana
remaja akan menuntut kebebasan.
c. Masa remaja sebagai usia bermasalah. Remaja tidak mampu untuk
menyelesaikan masalah-masalah yang sedang ia hadapi.
d. Masa remaja sebagai masa mencari identitas. Pada tahun-tahun awal
masa remaja, penyesuaian diri dengan kelompok masih tetap penting
bagi anak laki-laki maupun anak perempuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
e. Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan. Masalah
penyesuaian diri dengan situasi dirinya yang baru, karena setiap
perubahan membutuhkan penyesuaian diri.
f. Masa remaja sebagai ambang masa dewasa. Semakin dekatnya usia
kematangan, para remaja menjadi gelisah untuk meninggalkan
stereotipe belasan tahun dan untuk memberikan kesan bahwa mereka
sudah hampir dewasa.
4. Tinjauan Budaya Tentang Kehidupan Peserta Didik Etnis Dayak
Dari data yang diperoleh Eliana (dalam jurnal “Gaya Belajar
Siswa Berdasarkan Etnis”), menunjukkan peserta didik etnis Dayak lebih
dominan pada gaya belajar kolaboratif, hal ini tentu saja berkaitan dengan
latar belakang budaya dan pola hidup suku Dayak yang terbiasa dengan
pola kekerabatan yang erat dan kental, hidup dalam rumah tinggal
(betang) panjang bersama pada masa lampau. Meski sudah tidak banyak
lagi masyarakat yang tinggal di rumah adat seperti betang panjang tetapi
budaya hidup bersama-sama seperti adanya budaya gotong royong dalam
membuka lahan pertanian bersama-sama masih sangat banyak dilakukan
di daerah.
Budaya ini terus mewarnai dan kental serta diturunkan secara
turun-temurun hingga saat ini. Adanya budaya kekerabatan dan gotong
royong yang ditanamkan oleh orangtua dan masyarakat tempat anak
tinggal berakibat pada adanya budaya yang ingin selalu bersama-sama di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
sekolah baik dalam hal belajar maupun dalam kegiatan ekstrakurikuler
lainnya. Jika dikaitkan dengan karakteristik anak usia sekolah dasar,
adanya kemandirian untuk mampu melakukan segala kegiatan belajarnya
belum mencapai tingkat dewasa dan matang. Sehingga hal ini berakibat
pada adanya sebuah gaya belajar dan sikap belajar siswa yang lebih
termotivasi jika belajar bersama-sama, lebih mudah memahami
pembelajaran yang disampaikan jika disampaikan oleh teman sebaya
dalam suasana yang khas dengan usianya.
5. Perkembangan Kepercayaan Diri pada Peserta Didik Dayak
Adanya budaya kekerabatan dan gotong royong yang ditanamkan
oleh orangtua dan masyarakat tempat anak tinggal berakibat pada adanya
budaya yang ingin selalu bersama-sama di sekolah baik dalam hal belajar
maupun
dalam
kegiatan
ekstrakurikuler
lainnya.
Hal
tersebut
menunjukkan bahwa lingkungan peserta didik baik lingkungan keluarga
maupun
lingkungan
masyarakat
memberikan
dukungan
terhadap
perkembangan diri peserta didik.
Dukungan yang diterima dari lingkungan keluarga, seperti anggota
keluarga yang saling berinteraksi dengan baik akan memberi rasa nyaman
dan percaya diri yang tinggi pada diri seseorang. Begitu juga dengan
lingkungan masyarakat yang memberikan dampak positif, maka
seseorang akan berkembang menjadi lebih baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
C. Hakikat Layanan Bimbingan Klasikal
1.
Pengertian Bimbingan
Winkel dan Hastuti (2004:39) mendefinisikan bimbingan sebagai
proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara
berkesinambungan, supaya individu yang bersangkutan dapat memahami
dirinya, sehingga individu sanggup mengarahkan diri dan dapat bertindak
wajar, sesuai dengan tuntutan dan keadaan keluarga serta masyarakat.
Bimbingan di sekolah merupakan usaha bersama antara guru
pembimbing atau konselor dengan siswa. Konselor membantu siswa
untuk mengenal, memahami, menerima dirinya dan mengembangkan
keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan agar mampu menyesuaikan
diri dan melihat dirinya, mampu mengambil keputusan sendiri dalam
berbagai hal sehingga dapat mengarahkan dan mengaktualisasikan dirinya
sendiri.
2.
Pengertian Bimbingan Klasikal
Pada dasarnya bimbingan klasikal merupakan bentuk dan sarana
pelayanan bimbingan yang diberikan konselor di dalam kelas dengan
menyediakan materi yang telah disiapkan sebelumnya untuk menunjang
perkembangan optimal masing-masing siswa, yang diharapkan dapat
mengambil manfaat dari pengalaman pendidikan bagi dirinya sendiri
(Winkel dan Hastuti, 2004).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Pelayanan bimbingan klasikal yang diberikan kepada siswa
meliputi berbagai bidang bimbingan. Menurut Prayitno (1997:65-68)
bidang-bidang bimbingan klasikal adalah sebagai berikut:
a. Bidang bimbingan pribadi
Pelayanan bidang bimbingan pribadi bertujuan membantu siswa untuk
dapat mengenal, memahami dan mengembangkan dirinya sendiri
menjadi orang yang lebih baik dari sebelumnya dan memiliki pribadi
yang teguh dan beriman serta bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha
Esa, mantap dan mandiri serta sehat jasmani dan rohani.
b. Bidang bimbingan sosial
Pelayanan bidang bimbingan sosial bertujuan membantu siswa untuk
dapat berkomunikasi yang baik dengan orang lain, hidup bersosialisasi
terhadap lingkungan sekitar dengan mengikuti etika pergaulan sosial
yang berdasarkan budi pekerti luhur.
c. Bidang bimbingan belajar
Pelayanan bidang bimbingan belajar bertujuan membantu siswa untuk
dapat melakukan kegiatan dan kebiasaan belajar yang baik, dan
menjadi lebih percaya diri dalam menghadapi ujian dengan baik
sehingga dapat mengembangkan diri untuk mempersiapkan masa
depan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
d. Bidang bimbingan karier
Pelayanan bimbingan di bidang ini bertujuan membantu siswa untuk
dapat mengenal berbagai macam sekolah lanjutan dan pekerjaan dalam
rangka mengembangkan karier di masa depan.
3.
Strategi Bimbingan Klasikal (pribadi-sosial) dalam Peningkatan
Percaya Diri Peserta Didik Terhadap Kehidupan di Sekolah
Salah
satu
tujuan
pemberian
layanan
bimbingan
ialah
mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimiliki individu
secara optimal serta mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan
pendidikan, lingkungan masyarakat dan lingkungan kerja (Yusuf dan
Nurihsan, 2010: 13).
Kepercayaan diri yang dimaksud dalam hal ini adalah kepercayaan
diri peserta didik terhadap kehidupan di sekolah. Secara khusus
bimbingan dan konseling bertujuan untuk membantu peserta didik agar
dapat mencapai tujuan-tujuan perkembangan, antara lain memiliki
pemahaman dan penerimaan diri; baik fisik maupun psikis, memiliki
sikap positif atau respek terhadap diri sendiri dan orang lain, memiliki
kemampuan melakukan pilihan secara sehat, memiliki rasa tanggung
jawab, memiliki kemampuan berinteraksi sosial, memiliki kemampuan
dalam menyelesaikan konflik serta memiliki kemampuan untuk
mengambil keputusan secara efektif (Yusuf dan Nurihsan, 2010: 14).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Bimbingan klasikal merupakan salah satu bagian dari strategi
bimbingan dan konseling. Bimbingan klasikal diberikan kepada peserta
didik sebagai salah satu bentuk bantuan bagi peserta didik yang
mengalami kesulitan, dalam hal ini adalah kesulitan yang berkaitan
dengan kepercayaan diri. Ketika berada di dalam kelas, peserta didik
sudah diarahkan dan diajak untuk belajar memiliki sikap positif terhadap
harapan-harapannya. Peserta didik diajak untuk memiliki rasa optimis
dengan kelebihan atau kemampuan yang dimiliki dalam mencapai tujuan
yang telah ditetapkan sebagai cita-cita. Sehingga diharapkan melalui
bimbingan klasikal, peserta didik akan memahami bahwa mereka perlu
memiliki kepercayaan diri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III
METODE PENELITIAN
Bab ini memaparkan tentang jenis penelitian, subjek penelitian, metode
pengumpulan data, validitas dan reliabilitas kuesioner, dan teknik analisis prosedur
pengumpulan data.
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif, dan
digunakan untuk meneliti populasi tertentu, pengumpulan data menggunakan
instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik (Sugiyono,
2013: 8), dengan tujuan untuk memperoleh gambaran tentang tingktat
kepercayaan diri peserta didik kelas X SMA Santo Paulus Nyarumkop tahun
ajaran 2015/2016.
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas X
SMA Santo Paulus Nyarumkop tahun ajaran 2015/2016.
1.
Populasi
Sugiyono
(2013)
menegaskan
populasi
adalah
wilayah
generalisasi yang terdiri atas: subjek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulan. Populasi yang digunakan pada penelitian
ini adalah peserta didik kelas X SMA Santo Paulus Nyarumkop tahun
31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
ajaran 2015/2016. Jumlah peserta didik kelas X SMA Santo Paulus
Nyarumkop yang menjadi populasi ini adalah 75 orang. Populasi
penelitian terdapat pada tabel 1 sebagai berikut:
Tabel 1
Jumlah Peserta Didik Kelas X SMA Santo Paulus Nyarumkop
Kelas
Laki-laki
Perempuan
XA
18 orang
XB
23 orang
XC
34 orang
Total
41 orang
34 orang
2.
Sampel
Sugiyono (2013) menjelaskan, sampel adalah bagian dari jumlah
dan karakteristik yang dimiliki populasi. Sampel dalam penelitian ini
adalah sebanyak 40 peserta didik.
3.
Teknik Sampling
Sugiyono (2013) menegaskan, teknik sampling adalah teknik atau
cara yang digunakan peneliti untuk pengambilan sampel. Ada dua teknik
sampling yaitu teknik Probability Sampling dan Non Probability
Sampling. Probability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang
memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur populasi untuk dipilih
menjadi anggota sampel. Non Probability Sampling adalah teknik
pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang atau kesempatan
sama bagi setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Teknik pengambilan sampel atau sampling pada penelitian ini
adalah teknik Probability Sampling dengan sistem simpel random
sampling karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan
secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi.
C. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah kuesioner. Kueisioner adalah sekumpulan daftar pertanyaan atau
pernyataan tertulis yang diberikan pada subyek penelitian (Arikunto, 2009).
Kuesioner kepercayaan diri disusun sendiri oleh peneliti dengan dibantu oleh
dosen pembimbing. Item kuesioner tertutup memuat item favorable yaitu
item yang menunjukkan adanya kepercyaan diri dan item unfavorable yaitu
item yang menunjukkan tidak adanya kepercayaan diri. Kuesioner yang
disusun dalam penelitian ini bertujuan untuk mengungkap tingkat
kepercayaan diri peserta didik kelas X SMA Santo Paulus Nyarumkop. Pada
penyusunan angket, peneliti membuat kisi-kisi yang dapat dilihat pada tabel
2, dan item-item instrumen pada lampiran 1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Total
Tabel 2
Kisi-kisi Instrumen Percaya Diri
Peserta Didik Kelas X SMA Santo Paulus Nyarumkop
Tahun Ajaran 2015/2016
Nomor Item
Aspek
Indikator
Positif Negatif
Peserta didik
memiliki
keyakinan akan
kemampuan diri
Peserta didik
memiliki sikap
optimis
Peserta didik
memiliki sikap
obyektif
Peserta didik
memiliki sikap
bertanggungjawab
Peserta didik
memiliki sikap
rasional
Peserta didik
berani mencoba
hal baru tanpa rasa
takut
Peserta didik
merasa dapat
diterima oleh
lingkungan tempat
berinteraksi
Total
Peserta didik yakin dengan kemampuan
yang dimilikinya
1; 2
3; 4
4
Peserta didik memiliki sikap positif tentang
dirinya
5; 6; 7
8; 9
5
10; 11
12; 13
4
14; 15
16; 17
4
18; 19
20; 21
4
22; 23
24; 25
4
26; 27
28
Peserta didik mampu membedakan fakta
dan opini
29; 30
31; 32
4
Peserta didik bersedia untuk menanggung
segala sesuatu yang telah menjadi
konsekuensinya
33; 34
35; 36
4
37; 38
39; 40
4
41; 42
43; 44
4
45; 46
47; 48
4
49; 50
51; 52
4
53; 54
55; 56
4
57; 58
59; 60
4
Peserta didik berani bertanya dan
menyatakan pendapatnya
Peserta didik memiliki sikap positif dalam
segala hal tentang diri
Peserta didik memiliki sikap positif tentang
harapan
Peserta didik memiliki sikap positif tentang
kemampuannya
Peserta didik memandang permasalahan
atau sesuatu sesuai dengan kebenaran yang
semestinya
Bertindak mandiri dalam mengambil
keputusan
Peserta didik menganalisa sesuatu kejadian
dengan menggunakan pemikiran yang dapat
diterima oleh akal
Peserta didik dapat menganalisa sesuatu
kejadian dengan menggunakan pemikiran
yang sesuai kenyataan
Peserta didik berani mencoba sesuatu hal
yang baru
Peserta didik yakin bahwa dirinya akan
dapat diterima ditengah-tengah lingkungan
sekolah
Peserta didik mampu bersosialisasi dengan
baik di lingkungan sekolah
3
60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Kuesioner ini bersifat tertutup, alternatif jawaban yang disediakan
mengacu pada prinsip-prinsip skala likert yang kemudian dimodifikasi, yang
terdiri dari empat alternatif jawaban yaitu Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S),
Kurang Sesuai (KS), Tidak Sesuai (TS). Subyek diminta memilih satu dari
empat alternatif jawaban yang disediakan pada setiap pernyataan, dengan
memberikan tanda centang (√) pada kolom altermatif jawaban. Norma
skoring kuesioner kepercayaan diri peserta didik terdapat dalam tabel 3.
Tabel 3
Norma Skoring Kuesioner Tingkat Percaya Diri Peserta Didik
Alternatif Jawaban Skor Favourable
Skor Unfavourable
Sangat Setuju
4
1
Setuju
3
2
Tidak Setuju
2
3
Sangat Tidak Setuju
1
4
D. Validitas dan Reliabilitas
1. Validitas
Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk
mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut
dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono,
2013). Gay (dalam Sukardi, 2003: 121), menegaskan suuatu instrumen
dikatakan valid jika instrumen yang digunakan dapat mengukur apa yang
hendak diukur.
Pengujian validitas ini menggunakan pengujian validitas isi
(Content Validity). Pengujian validitas isi dapat dilakukan dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
membandingkan antara isi instrumen dengan isi atau rancangan yang telah
ditetapkan. Teknis pengujian validitas isi dibantu dengan menggunakan
kisi-kisi instrumen atau matrik pengembangan instrumen. Pada kisi-kisi itu
terdapat variabel yang diteliti, indikator sebagai tolak ukur dan nomor butir
(item) pertanyaan yang telah dijabarkan dari indikator. Berpedoman pada
kisi-kisi instrumen itu maka pengujian validitas rasional by expert judment
dapat dilakukan dengan mudah dan sistematis (Sugiyono, 2013). Pada
penelitian ini, instrumen penelitian dikonstruksi berdasarkan aspek-aspek
kepercayaan diri yang akan diukur dan selanjutnya dikonsultasikan pada
ahli dalam bidangnya. Ahli tersebut adalah Dr. Gendon Barus, M.Si.
Adapun hasil item-item yang valid dan tidak valid terdapat pada tabel 4.
Uji validitas ini dilakukan dengan teknik pearson product moment.
(
√*
)
(
)(
) +*
)
(
) +
Keterangan :
rXY= koefiesiensi korelasi antara X dan Y
N = jumlah subyek
X = skor item tertentu yang akan diuji validitasnya
Y = skor total sub aspek yang memuat item yang diuji validitasnya
Syarat minimum untuk indeks item yang dianggap memenuhi syarat
adalah kalau r = 0,3. Bila nilai korelasi di bawah 0,30 maka dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
disimpulkan bahwa butir instrumen tersebut tidak valid, sehingga harus
diperbaiki atau dibuang.
No
1.
2.
3.
4.
5.
Tabel 4
Validitas Instrumen Percaya Diri
Peserta Didik Kelas X SMA Santo Paulus Nyarumkop
Tahun Ajaran 2015/2016
Nomor Item
Aspek
Indikator
Positif Negatif
Peserta didik
memiliki
keyakinan akan
kemampuan diri
Peserta didik
memiliki sikap
optimis
Peserta didik
memiliki sikap
obyektif
Peserta didik
memiliki sikap
bertanggungjaw
ab
Peserta didik
memiliki sikap
rasional
Item
No
Valid
Item
No
Gugur
Peserta didik yakin dengan
kemampuan yang dimilikinya
1; 2
3; 4
1; 2; 3;
4
-
Peserta didik memiliki sikap
positif tentang dirinya
5; 6; 7
8; 9
6; 7; 9
5; 8
10; 11
12; 13
10; 11;
12; 13
-
14; 15
16; 17
14; 15;
16; 17
-
18; 19
20; 21
18; 21
19; 20
22; 23
24; 25
23; 24;
25
22
Peserta didik memandang
permasalahan atau sesuatu
sesuai dengan kebenaran
yang semestinya
26; 27
28
26; 28
27
Peserta didik mampu
membedakan fakta dan opini
29; 30
31; 32
29; 31;
32
30
Peserta didik bersedia untuk
menanggung segala sesuatu
yang telah menjadi
konsekuensinya
33; 34
35; 36
33; 34;
35; 36
-
37; 38
39; 40
37; 38;
40
39
41; 42
43; 44
41; 44
42; 44
45; 46
47; 48
45; 46;
47; 48
-
Peserta didik berani bertanya
dan menyatakan pendapatnya
Peserta didik memiliki sikap
positif dalam segala hal
tentang diri
Peserta didik memiliki sikap
positif tentang harapan
Peserta didik memiliki sikap
positif tentang
kemampuannya
Bertindak mandiri dalam
mengambil keputusan
Peserta didik menganalisa
sesuatu kejadian dengan
menggunakan pemikiran yang
dapat diterima oleh akal
Peserta didik dapat
menganalisa sesuatu kejadian
dengan menggunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
pemikiran yang sesuai
kenyataan
Peserta didik
berani mencoba
hal baru tanpa
rasa takut
6.
Peserta didik
merasa dapat
diterima oleh
lingkungan
tempat
berinteraksi
7.
Peserta didik berani mencoba
sesuatu hal yang baru
49; 50
51; 52
49; 50;
51; 52
-
Peserta didik yakin bahwa
dirinya akan dapat diterima
ditengah-tengah lingkungan
sekolah
53; 54
55; 56
53; 54;
55; 56
-
Peserta didik mampu
bersosialisasi dengan baik di
lingkungan sekolah
57; 58
59; 60
57; 58;
59; 60
-
50
10
Total
60
2. Reliabilitas
Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan
beberapa kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data
yang sama (Sugiyono, 2013). Uji reliabilitas instrumen ini menggunakan
teknik koefisien Alpha Cronbach (α). Perhitungan koefisien Alpha
Cronbach dilakukan dengan menggunakan program SPSS for windows
versi 17.0. Rumus koefisien reliabilitas Alpha Cronbach (α) adalah sebagai
berikut:
Sx 2 + Si 2
α =2[1]
Sx 2
Keterangan rumus :
S12 dan S22 : varians skor belahan 1 dan varians skor belahan 2
Sx2
: varians skor skala
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Berdasarkan hasil perhitungan data uji coba yang telah dilakukan
dan dihitung dengan menggunakan bantuan program SPSS 16.0 for
Windows, diperoleh perhitungan koefisien reliabilitas seluruh instrumen
dengan menggunakan rumus koefisien alpha (α) tertera pada tabel 5:
Tabel 5
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
.813
50
Hasil perhitungan indeks reliabilitas dikonsultasikan dengan kriteria Guilford
(Masidjo, 1995: 209) disajikan pada tabel 6.
No
1
2
3
4
5
Tabel 6
Kriteria Guilford
Koefisien Korelasi
Kualifikasi
0,91 – 1,00
Sangat tinggi
0,71 – 0,90
Tinggi
0,41 – 0,70
Cukup
0,21 – 0,40
Rendah
Negatif – 0,20
Sangat Rendah
Dari hasil analisis data uji coba kuesioner kepercayaan diri peserta
didik pada tanggal 7 dan 9 Mei 2016 dengan jumlah subjek (N) 40 peserta
didik, diperoleh perhitungan koefisien realibilitas Alpha Cronbach sebesar
0.813. Berdasarkan peninjauan terhadap hasil perhitungan koefisien
realibilitas pada kriteria Guilford, dapat disimpulkan bahwa koefisien
realibilitas instrumen masuk dalam kategori tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
E. Teknik Analisis Data
Sugiyono (2013) mengatakan bahwa analisis data merupakan kegiatan
mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi
data berdasarkan variabel seluruh responden, menyajikan data tiap variabel
yang diteliti, serta melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah.
Berikut langkah-langkah teknik analisis data yang ditempuh peneliti untuk
menganalisis data penelitian Tingkat Percaya Diri Peserta Didik Kelas X
SMA Santo Paulus Nyarumkop Tahun Ajaran 2015/2016 adalah sebagai
berikut:
1. Menentukan skor dari masing-masing alternatif jawaban yang sudah
diberikan oleh responden dan membuat tabulasi skor masing-masing butir
skala item. Langkah selanjutnya menghitung total skor masing-masing
subjek penelitian dan total skor tiap item pernyataan. Melakukan skoring
dengan bantuan Microsoft Excel dan SPSS 16,0.
2. Data yang diperoleh selanjutnya diolah dengan menggunakan analisis
statistik yang meliputi penyajian data melalui tabel perhitungan mean,
standar deviasi, serta penentuan kategori menurut norma yang telah
ditentukan peneliti. Norma pemberian atau penentuan kategori berpedoman
(Arikunto, 2009) yang mengelompokan subjek penelitian dan item
penelitian dalam 4 kategori.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
a. Kategori subjek penelitian sebagai berikut:
Tabel 7
Norma Kategorisasi
M + 1,5 (SD) Ke atas
Sangat tinggi
M s/d M 1,5 (SD)
Tinggi
M – 1,5 (SD) s/d M
Rendah
M – 1,5 (SD) Ke bawah
Sangat rendah
Keterangan:
M = 1/2 (skor Maksimum ideal + skor Minimum ideal)
SD = 1/6 (skor Maksimum ideal – skor Minimum ideal)
Mencari norma atau patokan yang akan digunakan dengan menghitung
skor maksimum ideal, skor minumum ideal, standar deviasi dan mean.
Kategorisasi tingkat percaya diri peserta didik kelas X SMA Santo Paulus
Nyarumkop tahun ajaran 2015/2016 secara keseluruhan (dengan total
subjek 40) diperoleh dengan perhitungan sebagai berikut:
Skor Maksimal ideal
: 4 x 50 = 200
Skor Minimum ideal
: 1 x 50 = 50
M = 1/2 (Maksimum ideal + Minimum ideal)
M = 1/2 (200 + 50)
M = 1/2 (250)
M = 125
SD = 1/6 (Maksimum ideal - Minimum ideal)
SD = 1/6 (200 – 50)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
SD = 1/6 (150)
SD = 25
Tabel 8
Norma Kategorisasi Tingkat Percaya Diri Peserta Didik Kelas X SMA Santo
Paulus Nyarumkop Tahun Ajaran 2015/2016
Kriteria Skor
Kriteria Penilaian
Kategori
M + 1,5 (SD) Ke atas
>163
Sangat tinggi
M s/d M 1,5 (SD)
125 – 162
Tinggi
M – 1,5 (SD) s/d M
88 – 124
Rendah
M – 1,5 (SD) Ke bawah
<88
Sangat rendah
b. Kategori item penelitian sebagai berikut:
Tabel 9
Norma Kategorisasi
M + 1,5 (SD) Ke atas
Sangat tinggi
M s/d M 1,5 (SD)
Tinggi
M – 1,5 (SD) s/d M
Rendah
M – 1,5 (SD) Ke bawah
Sangat rendah
Keterangan:
M = 1/2 (Maksimum ideal + Minimum ideal)
SD = 1/6 (Maksimum ideal - Minimum ideal)
Mencari norma atau patokan yang akan digunakan dengan
mmencari maksimum ideal, minumum ideal, standar deviasi dan mean.
Kategorisasi tingkat percaya diri peserta didik kelas X SMA Santo Paulus
Nyarumkop tahun ajaran 2015/2016 secara keseluruhan (dengan total
subjek 40) diperoleh dengan perhitungan sebagai berikut:
Skor Maksimal ideal
: 4 x 40 = 160
Skor Minimum ideal
: 1 x 40 = 40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
M = 1/2 (Maksimum ideal + Minimum ideal)
M = 1/2 (160 + 40)
M = 1/2 (200)
M = 100
SD = 1/6 (Maksimum ideal - Minimum ideal)
SD = 1/6 (160 – 40)
SD = 1/6 (120)
SD = 20
Tabel 10
Norma Kategorisasi Capaian Skor Item Kuesioner Percaya Diri Peserta Didik
Kelas X SMA Santo Paulus Nyarumkop Tahun Ajaran 2015/2016
Kriteria Skor
Kriteria Penilaian
Kategori
M + 1,5 (SD) Ke atas
> 130
Sangat tinggi
M s/d M 1,5 (SD)
100 – 129
Tinggi
M – 1,5 (SD) s/d M
70 – 99
Rendah
M – 1,5 (SD) Ke bawah
<70
Sangat rendah
Selanjutnya data setiap subjek penelitian dikelompokkan berdasarkan skor
total yang telah diperoleh ke dalam norma kategorisasi di atas. Demikian, dapat
diketahui jumlah dan persentase tingkat percaya diri peserta didik kelas X SMA
Santo Paulus Nyarumkop tahun ajaran 2015/2016. Secara umum mulai dari yang
sangat negatif sampai yang sangat positif. Skor item yang termasuk kategori sangat
remdah atau kurang rendah akan dijadikan sebagai dasar dalam pembuatan usulan
topik-topik bimbingan. Tabulasi data penelitian subjek dan skor item terdapat pada
lampiran 2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini bersisi uraian hasil penelitian mengenai deskripsi tingkat percaya diri
peserta didik kelas X SMA Santo Paulus Nyarumkop tahun ajaran 2015/2016 dan
implikasinya terhadap topik-topik bimbingan pribadi-sosial.
A. Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil pengisian kuesioner yang dilakukan oleh 40 peserta
didik kelas X SMA Santo Paulus Nyarumkop tahun ajaran 2015/2016. Berikut
akan dipaparkan deskripsi hasil kuesioner terhadap tingkat percaya diri:
1. Tingkat Percaya Diri Peserta Didik Kelas X SMA Santo Paulus
Nyarumkop Tahun Ajaran 2015/2016
Berdasarkan perolehan data penelitian yang dikumpulkan melalui
kuesioner tingkat percaya diri, dilakukan analisis data dengan teknik deskriptif
kategori dan persentase (Arikunto 2009), yang dipaparkan pada tabel 11 dan
grafik 1.
Tabel 11
Kategorisasi Tingkat Percaya Diri Peserta Didik Kelas X SMA Santo Paulus
Nyarumkop Tahun Ajaran 2015/2016
Kriteria
Kriteria Skor
Kategori
F
Prosentase
Penilaian
M + 1,5 (SD) Ke
Sangat
> 163
11
27%
atas
tinggi
M s/d M 1,5 (SD)
125 – 162
Tinggi
29
73%
M – 1,5 (SD) s/d M 88 – 124
Rendah
0
0%
M – 1,5 (SD) Ke
Sangat
<88
0
0%
bawah
rendah
44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Komposisi dan sebaran subjek berdasarkan tingkat percaya diri peserta didik
kelas X SMA Santo Paulus Nyarumkop tahun ajaran 2015/2016 tergambar
pada grafik berikut ini.
73%
80%
70%
60%
50%
40%
27%
30%
20%
0%
10%
0%
0%
Sangat Rendah
Rendah
Tinggi
Sangat Tinggi
Grafik 1
Tingkat Percaya Diri Peserta Didik Kelas X SMA Santo Paulus
Nyarumkop Tahun Ajaran 2015/2016
Pengamatan pada tabel maupun grafik menunjukkan:
a. Terdapat 0 peserta didik (0%), yang memiliki tingkat percaya diri yang
sangat rendah.
b. Terdapat 0 peserta didik (0%), yang memiliki tingkat percaya diri rendah.
c. Terdapat 29 peserta didik (73%), yang memiliki tingkat percaya diri yang
tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
d. Terdapat 11 peserta didik (27%), yang memiliki tingkat percaya diri yang
sangat tinggi.
Jadi, sebagian peserta didik kelas X SMA Santo Paulus Nyarumkop
memiliki kepercayaan diri dalam kategori sangat tinggi 27%, kategori
tinggi 73%, kategori rendah 0%, dan kategori sangat rendah 0%.
2. Hasil Skor Item Percaya Diri
Berdasarkan hasil perhitungan dengan penghapusan item yang
gugur atau tidak valid maka, analisis skor item percaya diri diperoleh hasil
yang disajikan dalam tabel 12 dan grafik 2.
Tabel 12
Hasil Analisis Skor Item Kuesioner Percaya Diri Peserta Didik Kelas X SMA
Santo Paulus Nyarumkop Tahun Ajaran 2015/2016
Kriteria
Kriteria Skor
Kategori
F
Prosentase
Penilaian
M + 1,5 (SD) Ke
Sangat
>130
30
60%
atas
tinggi
M s/d M 1,5 (SD) 100 – 129
Tinggi
13
26%
M – 1,5 (SD) s/d
70 – 99
Rendah
7
14%
M
M – 1,5 (SD) Ke
Sangat
<70
0
0%
bawah
rendah
Kategorisasi skor item tingkat percaya diri peserta didik kelas X SMA
Santo Paulus Nyarumkop tahun ajaran 2015/2016 tergambar pada grafik
berikut ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
60%
70%
60%
50%
40%
26%
30%
14%
20%
10%
0%
0%
Sangat Rendah
Rendah
Tinggi
Sangat Tinggi
Grafik 2
Histogram Analisis Skor Item Tingkat Percaya Diri Peserta Didik
Kelas X SMA Santo Paulus Nyarumkop Tahun Ajaran 2015/2016
Pengamatan pada tabel maupun grafik menunjukkan:
a. Terdapat 0 item (0%), yang sangat rendah.
b. Terdapat 7 item (14%), yang rendah.
c. Terdapat 13 item (26%), yang tinggi.
d. Terdapat 30 item (60%), yang sangat tinggi.
Jadi, sebagian item kuesioner percaya diri peserta didik kelas X SMA
Santo Paulus Nyarumkop yang capaian skornya masuk dalam kategori
sangat tinggi 60%, kategori tinggi 26%, kategori rendah 14%, dan kategori
sangat rendah 0%.
Oleh karena itu, item yang capaian skornya teridentifikasi dalam
kategori rendah, digunakan menjadi dasar untuk merumuskan upaya untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
meningkatkan kepercayaan diri peserta didik. Alasannya,
supaya
kepercayaan diri peserta didik memperoleh hasil seoptimal mungkin dalam
meningkatkan kepercayaan diri.
Item-item
yang capaian skornya
dikategorikan rendah dipaparkan pada tabel 13.
Tabel 13
Item-item Kuesioner yang Capaian Skornya Tergolong dalam
Kategori Rendah
No
1.
Aspek
Peserta didik
memiliki keyakinan
akan kemampuan
diri
Indikator
Peserta didik yakin
dengan kemampuan yang
dimilikinya
Peserta didik berani
bertanya dan menyatakan
pendapatnya
2.
Peserta didik berani
memiliki sikap
bertanggungjawab
Bertindak mandiri dalam
mengambil keputusan
3.
Peserta didik berani
mencoba hal baru
tanpa rasa takut
Peserta didik berani
mencoba sesuatu hal yang
baru
Pernyataan
Saya ragu dengan hasil
pekerjaan saya
Kemampuan yang saya
miliki tidak sebaik
teman-teman lainnya
Saya takut salah ketika
akan menjawab
pertanyaan dari guru,
maka saya memilih
untuk diam saja
Saya bisa mengambil
keputusan tanpa
meminta bantuan dan
pertimbangan dari teman
Saya takut
menyampaikan kepada
guru atau teman atas
keputusan yang saya
pilih
Saya malu untuk
berkenalan dengan
teman yang belum saya
kenal
Saya takut ketika
pertama kali berbicara di
depan umum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
B. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Deskripsi Tingkat Percaya Diri Peserta Didik Kelas X SMA Santo
Paulus Nyarumkop Tahun Ajaran 2015/2016
Berdasarkan paparan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa
sebagian besar peserta didik kelas X SMA Santo Paulus Nyarumkop
memiliki tingkat percaya diri yang tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa
peserta didik kelas X SMA Santo Paulus Nyarumkop sudah memiliki
kepercayaan diri, meskipun belum semua peserta didik belum sampai pada
tingkat itu.
Faktor-faktor tingginya tingkat percaya diri peserta didik dapat
dilihat dari beberapa aspek sebagaimana dipaparkan oleh Ghufron (2013),
yaitu: pertama, peserta didik memiliki keyakinan akan kemampuan diri.
Hal ini terlihat dari individu yang memiliki sikap positif tentang dirinya
bahwa dia mengerti sungguh-sungguh akan apa yang dilakukannya, seperti:
ketika peserta didik yakin dapat mengerjakan tugas atau PR dengan baik
dan yakin dengan kerja keras yang dilakukannya untuk mendapatkan nilai
yang baik. Kedua, peserta didik memiliki sikap optimis, seperti: peserta
didik berani mengatakan bakat atau kemampuan yang saya miliki kepada
orang lain, bangga dan bersyukur atas apa yang ada pada diri, berani
bertanya tanpa harus ditunjuk guru apabila ada yang belum dimengerti, dan
lancar berbicara di depan kelas ketika menyampaikan pendapat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Ketiga, peserta didik memiliki sikap obyektif. Hal ini terlihat dari
individu yang memandang permasalahan atau sesuatu sesuai dengan
kebenaran yang semestinya, bukan menurut kebenaran pribadi atau
menurut dirinya sendiri, seperti: peserta didik percaya tugas sesulit apa pun
yang diberikan oleh guru bukan untuk membebaninya melainkan untuk
mengembangkan kemampuan yang ia miliki. Keempat, Peserta didik
memiliki sikap bertanggungjawab. Hal ini terlihat dari individu yang
bersedia menanggung segala sesuatu yang telah menjadi konsekuensinya,
seperti: peserta didik melaksanakan sanksi yang diberikan ketika saya
terlambat datang ke sekolah.
Kelima, peserta didik memiliki sikap rasional. Hal ini terlihat dari
individu menganalisa suatu kejadian dengan menggunakan pemikiran yang
dapat diterima oleh akal dan sesuai dengan kenyataan, seperti: peserta didik
berpikir bahwa guru yang memberi peringatan kepada siswa memiliki
tujuan agar siswa menjadi lebih baik. Keenam, peserta didik berani
mencoba hal baru tanpa rasa takut. Hal ini terlihat dari individu mempunyai
keberanian untuk mencoba sesuatu hal yang baru, seperti: peserta didik
mau mengikuti kegiatan ekskul yang belum pernah diikuti ketika SMP.
Ketujuh, peserta didik merasa dapat diterima oleh lingkungan
tempat berinteraksi. Hal ini terlihat dari individu memiliki keyakinan
bahwa dirinya akan dapat diterima ditengah-tengah lingkungan tempat ia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
berinteraksi, seperti: peserta didik merasa diterima dengan baik oleh temanteman dan bapak/ibu guru.
Beberapa faktor yang mempengaruhi peserta didik kelas X SMA
Santo Paulus Nyarumkop belum optimal dalam pencapaian sikap percaya
diri dengan baik yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal yang
pertama, yaitu: pengalaman hidup. Kepercayaan diri yang terbentuk dalam
diri setiap orang merupakan hasil dari pengalamannya sepanjang hidup.
Biasanya orang yang memiliki pengalaman mengecewakan, akan
menyebabkan timbulnya rasa rendah diri pada dirinya. Terlebih jika pada
dasarnya seseorang memilih rasa tidak aman, kurang kasih sayang, dan
kurang perhatian. Faktor internal yang kedua, yaitu: Konsep diri
merupakan penilaian mengenai diri sendiri. Terbentuknya konsep diri pada
seseorang diawali dengan perkembangan konsep diri yang diperoleh dalam
sosialisasi dengan lingkungan. Seseorang yang mempunyai rasa rendah diri
biasanya memiliki konsep diri yang negatif, sebaliknya seseorang yang
memiliki rasa percaya diri akan memiliki konsep diri yang positif.
Faktor eksternal yang mempengaruhi peserta didik kelas X SMA
Santo Paulus Nyarumkop belum optimal dalam pencapaian sikap percaya
diri dengan baik yaitu: Lingkungan disini merupakan lingkungan keluarga
dan masyarakat. Dukungan yang diterima dari lingkungan keluarga, seperti
anggota keluarga yang saling berinteraksi dengan baik akan memberi rasa
nyaman dan percaya diri yang tinggi pada diri seseorang. Begitu juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
dengan lingkungan masyarakat yang memberikan dampak positif, maka
seseorang akan berkembang menjadi lebih baik.
Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti menyimpulkan bahwa
peserta didik kelas X SMA Santo Paulus Nyarumkop sebenarnya sudah
memiliki tingkat percaya diri yang baik, namun belum merata pada semua
peserta didik. Hal tersebut dikarenakan peserta didik sedang berproses
mengenali kepercayaan diri yang ada didalam dirinya, seperti bertindak
mandiri dalam mengambil keputusan dan berani mencoba sesuatu hal yang
baru.
2. Analisis Capaian Skor Item-item Percaya Diri Peserta Didik
Berdasarkan hasil analisis capaian skor butir item percaya diri pada
peserta didik kelas X SMA Santo Paulus Nyarumkop, terdapat 30 atau 60%
item yang masuk dalam kategori sangat tinggi, 13 atau 26% item yang
masuk dalam kategori tinggi, 7 atau 14% item yang masuk dalam kategori
rendah, dan 0 atau 0% item yang masuk dalam kategori sangat rendah.
Item-item yang berada dalam kategori kurang baik dalam penelitian
ini adalah item pertama “Saya ragu dengan hasil pekerjaan saya”.
Rendahnya item ini dapat diindikasikan bahwa peserta didik kelas X SMA
Santo Paulus Nyarumkop belum memiliki keyakinan akan kemampuan
diri. Hal tersebut kemudian dapat diindikasikan bahwa peserta didik kelas
X SMA Santo Paulus Nyarumkop belum yakin dengan kemampuan yang
dimilikinya, sehingga peserta didik ragu dengan hasil pekerjaannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Item kedua, “Kemampuan yang saya miliki tidak sebaik temanteman lainnya”. Rendahnya item ini dapat diindikasikan bahwa peserta
didik kelas X SMA Santo Paulus Nyarumkop belum memiliki keyakinan
akan kemampuan diri. Hal tersebut kemudian dapat diindikasikan bahwa
peserta didik kelas X SMA Santo Paulus Nyarumkop belum yakin dengan
kemampuan yang dimilikinya.
Menurut Antony (dalam Ghufron dan Risnawati, 2012) dan Hakim
(2002), konsep diri merupakan faktor yang mempengaruhi kepercayaan
diri. Pembentukan konsep diri akan sangat mempengaruhi pola hidup, pola
pikir, emosi, dan perilaku seseorang. Pembentukan konsep diri yang
negatif cenderung membuat seseorang hanya memusatkan pikiran pada halhal yang negatif dalam dirinya. akibatnya ia menjadi pesimis dengan
kemampuan yang dimiliki, bahkan cenderung menyalahkan diri sebagai
orang yang tidak bisa berbuat apa-apa. Hal sebaliknya bila konsep dirinya
positif.
Item ketiga, “Saya takut salah ketika akan menjawab pertanyaan
dari guru, maka saya memilih untuk diam saja”. Rendahnya item ini dapat
diindikasikan bahwa peserta didik kelas X SMA Santo Paulus Nyarumkop
belum berani bertanya dan menyatakan pendapatnya. Hal tersebut
kemudian dapat diindikasikan bahwa peserta didik kelas X SMA Santo
Paulus Nyarumkop belum memiliki sikap optimis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Item keempat, “Saya bisa mengambil keputusan tanpa meminta
bantuan dan pertimbangan dari teman”. Rendahnya item ini dapat
diindikasikan bahwa peserta didik kelas X SMA Santo Paulus Nyarumkop
belum berani bertindak mandiri dalam mengambil keputusan. Hal tersebut
kemudian dapat diindikasikan bahwa peserta didik kelas X SMA Santo
Paulus Nyarumkop belum sikap tanggungjawab.
Item kelima, “Saya takut menyampaikan kepada guru atau teman
atas keputusan yang saya pilih”. Rendahnya item ini dapat diindikasikan
bahwa peserta didik kelas X SMA Santo Paulus Nyarumkop belum berani
bertindak mandiri dalam mengambil keputusan. Hal tersebut kemudian
dapat diindikasikan bahwa peserta didik kelas X SMA Santo Paulus
Nyarumkop belum sikap tanggungjawab.
Item keenam, “Saya malu untuk berkenalan dengan teman yang
belum saya kenal”. Rendahnya item ini dapat diindikasikan bahwa peserta
didik kelas X SMA Santo Paulus Nyarumkop belum berani mencoba hal
baru tanpa rasa takut. Hal tersebut kemudian dapat diindikasikan bahwa
peserta didik kelas X SMA Santo Paulus Nyarumkop belum berani
mencoba sesuatu hal yang baru.
Item ketujuh, “Saya takut ketika pertama kali berbicara di depan
umum”. Rendahnya item ini dapat diindikasikan bahwa peserta didik kelas
X SMA Santo Paulus Nyarumkop belum berani mencoba hal baru tanpa
rasa takut. Hal tersebut kemudian dapat diindikasikan bahwa peserta didik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
kelas X SMA Santo Paulus Nyarumkop belum berani mencoba sesuatu hal
yang baru.
Menurut Antony (dalam Ghufron dan Risnawati, 2012) dan Hakim
(2002), pengalaman merupakan faktor yang mempengaruhi kepercayaan
diri. Ketika seseorang sering mengalami kegagalan, sering kalah dalam
persaingan, seseorang akan mudah gugup, cemas, takut, malu, minder, dan
sebagainya. Mereka sering tidak berani memnghadapi masalah, merasa
tidak mampu, oleh karena itu lebih suka menutup diri, tidak berani bersikap
dan bertindak. Hal ini berbeda dengan pengalamannya berkaitan dengan
keberhasilan.
Menurut Ghufron (2012), ada beberapa aspek rasa percaya diri.
Yaitu: 1) Keyakinan akan kemampuan diri, yaitu sikap positif individu
tentang dirinya bahwa ia mengerti sungguh-sungguh akan apa yang
dilakukannya. 2) Optimis, yaitu sikap positif anak yang selalu
berpandangan baik dalam menghadapi segala hal tentang diri, harapan dan
kemampuannya. 3) Obyektif yaitu orang yang percaya diri memandang
permasalahan atau sesuatu sesuai dengan kebenaran yang semestinya,
bukan menurut kebenaran pribadi atau menurut dirinya sendiri. 4)
Bertanggung jawab yaitu kesediaan individu untuk menanggung segala
sesuatu yang telah menjadi konsekuensinya. 5) Rasional yaitu analisa
terhadap sesuatu masalah, sesuatu kejadian dengan menggunakan
pemikiran yang dapat diterima oleh akal dan sesuai dengan kenyataan. 6)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Berani mencoba hal yang baru tanpa ada rasa takut salah, yaitu mempunyai
keberanian untuk mencoba sesuatu hal yang baru. 7) Merasa dapat diterima
oleh lingkungan tempat berinteraksi, individu mempunyai keyakinan
bahwa dirinya akan dapat diterima ditengah-tengah lingkungan tempat ia
berinteraksi.
Berdasarkan hasil penelitian, item-item yang tergolong rendah
mengindikasikan bahwa peserta didik kelas X SMA Santo Paulus
Nyarumkop perlu ditingkatkan dan dikembangkan kembali, antara lain:
yakin dengan kemampuan yang dimiliki, berani bertanya dan menyatakan
pendapat, bertindak mandiri dalam mengambil keputusan, dan berani
mencoba sesuatu hal yang baru. Oleh karena itu, peserta didik kelas X
SMA
Santo
Paulus
Nyarumkop
membutuhkan
bimbingan
dan
pendampingan dari guru bimbingan dan konseling dalam kepercayaan diri
khususnya pada diri peserta didik.
C. Usulan Program Bimbingan Pribadi-Sosial
Berdasarkan perhitungan uji item, maka item-item yang termasuk
dalam kategori rendah dijadikan landasan dalam membuat usulan program
bimbingan pada peserta didik kelas X SMA Santo Paulus Nyarumkop. Usulan
program bimbingan, tertuang dalam konsep program bimbingan yang dapat
dilihat pada lampiran 3.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini bersisi uraian kesimpulan dan saran. Bagian kesimpulan memuat
proses dan hasil penelitian, sedangkan bagian saran diberikan sesuai dengan hasil
penelitian yang ditunjukan dengan pihak terkait.
A. Kesimpulan
Beberapa kesimpulan berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan hasil
penelitian adalah:
1. Tingkat percaya diri peserta didik kelas X SMA Santo Paulus Nyarumkop
tahun ajaran 2015/2016 sudah baik. Hal ini tampak dari hasil perolehan
sebagian besar (73%) peserta didik kelas X SMA Santo Paulus Nyarumkop
sudah mencapai tingkat percaya diri pada kategori tinggi.
2. Ditemukan 7 item pengukuran percaya diri yang capaian skornya masuk
dalam kategori rendah yaitu: 1) Saya ragu dengan hasil pekerjaan saya, 2)
Kemampuan yang saya miliki tidak sebaik teman-teman lainnya, 3) Saya
takut salah ketika akan menjawab pertanyaan dari guru, maka saya memilih
untuk diam saja, 4) Saya bisa mengambil keputusan tanpa meminta
bantuan dan pertimbangan dari teman, 5) Saya takut menyampaikan kepada
guru atau teman atas keputusan yang saya pilih, 6) Saya malu untuk
berkenalan dengan teman yang belum saya kenal, dan 7) Saya takut ketika
pertama kali berbicara di depan umum.
57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
B. Saran
Berikut ini dikemukakan beberapa saran yang sesuai dengan hasil penelitian,
sebagai berikut:
1. Kepala Sekolah
Kepala sekolah sebaiknya membantu peserta didik dalam
mengembangkan atau meningkatkan percaya diri melalui berkerjasama
dengan guru bimbingan dan konseling melalui pemberian fasilitas-fasilitas
yang sekiranya diperlukan oleh guru bimbingan dan konseling dalam
melaksanakan bimbingan kepada peserta didik.
2. Guru Bimbingan dan Konseling
Guru bimbingan dan konseling membantu peserta didik kelas X
SMA Santo Paulus Nyarumkop dalam meningkatkan percaya diri melalui
melaksanakan bimbingan sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Adapun
bimbingan tersebut, yaitu: dinamika kelompok, pentas seni, dan out bond.
3. Penelitian Lain
Peneliti lain apabila ingin mengadakan penelitian terhadap topik
dan subjek penelitian yang sama, saat melakukan observasi sebaiknya
peneliti dapat mengamati peserta didik saat mengikuti pelajaran, sehingga
peneliti akan mendapatkan hasil yang memuaskan sesuai dengan hasil
wawancara
yang
sudah
dilakukan.
Hasil
menyempurnakan skripsi kepercayaan diri.
yang
diperoleh
dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Angelis, Barbara. (2000). Canfidance (percaya diri). Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.
Arikunto, S, Suhardjono & Supardi. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:
Bumi Aksara.
Desmita. (2012). Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Ghufron, M Nur dan Rini Rismawati. (2012). Teori-Teori Psikologi. Yogyakarta: ArRuzz Media
Hakim.Thursan. 2002. Mengatasi Rasa Tidak Percaya Diri. Jakarta: Puspa Swara
Hurlock, E. B. Saifuddin. (1997). Psikologi Perkembangan: Suatau Pendekatan
Sepanjang Rentang Kehidupan (ed.ke-5). Jakarta: Erlangga.
Iswidharmamanjaya & Agung. (2004). Satu Hari Menjadi Lebih Percaya Diri.
Jakarta: Media Komputindo
Lauster, Peter. (2012). Tes Kepribadian. Diterjemahkan oleh D.H. Gulo dari buku
aslli The Personality Test. Jakarta: Gaya Media Pratama
Lindefield, G. (1997). Mendidik Anak Agar Percaya Diri: Pedoman Bagi Orang Tua.
Jakarta: Arca
Masidjo, Ign. (1995). Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah.
Yogyakarta: Kanisius.
Prayitno dan Erman Amti. (2004). Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta:
Ikrar Mandiri Abadi.
Setiawan, Pongky. (2014). Siapa Takut Tampil Percaya Diri. Yogyakarta: Parasmu
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: ALFABETA.
Sukardi. (2003). Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Praktiknya.
Jakarta: Bumi Aksara
Thantaway. (2005). Kamus Istilah Bimbingan dan Konseling. Yogyakarta: Kanisius.
59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Winkel, W.S dan Hastuti. (2004). Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan
(Revisi). Yogyakarta: Media Abadi.
Yusuf dan Nurihsan. (2010). Landasan Bimbingan & Konseling. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L
A
M
P
I
R
A
N
61
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 1
(Instrumen Percaya Diri)
62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
I.
II.
Identitas
1. Jenis Kelamin
: .....................................
2. Kelas
: .....................................
3. Tanggal
: .....................................
Kata Pengantar
Adik-adik yang terkasih,
Pada kesempatan ini saya meminta kerelaan dan kesediaan Anda
untuk mengisi kuesioner ini. Kuesioner ini dimaksudkan untuk
mengetahui tingkat kepercayaan diri. Saya sangat mengharapkan Anda
mengisi kuesioner ini dengan teliti, jujur, dan sesuai dengan diri dan
pengalaman Anda. Atas kesediaan Anda saya mengucapkan terimakasih.
III.
Petunjuk Pengisian
Di bawah ini ada sejumlah pertanyaan tentang kepercayaan diri.
Bacalah masing-masing pernyataan dengan teliti. Berikanlah tanda centang
(√) pada kolom yang telah disediakan sesuai dengan pengalaman Anda.
Alternatif jawaban yang ada adalah sebagai berikut:
1.
SS = Sangat Sesuai
2.
S = Sesuai
3.
KS= Kurang Sesuai
4.
TS = Tidak Sesuai
Langkah-langkah mengisi kuesioner ini secara praktis adalah sebagai
berikut:
1. Baca dan pahamilah setiap pernyataan dalam kuesioner ini!
2. Jawablah setiap pernyataan dengan jujur dan teliti sesuai dengan diri
Anda!
3. Berilah tanda centang (√) pada salah satu kolom yang telah disediakan!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kuesioner Percaya Diri
Peserta Didik Kelas X SMA Santo Paulus Nyarumkop
Tahun Ajaran 2015/2016
No.
1
2
3
Pernyataan
Saya yakin bahwa saya dapat mengerjakan PR dengan baik
Saya yakin bahwa dengan kerja keras, saya akan
mendapatkan nilai yang baik
Saya ragu dengan hasil pekerjaan saya
7
Kemampuan yang saya miliki tidak sebaik teman-teman
lainnya
Saya meminta pendapat teman tentang diri saya, agar saya
semakin dapat memahami diri saya sendiri
Berani mengatakan bakat atau kemampuan yang saya miliki
kepada orang lain
Saya bangga dan bersyukur atas apa yang ada pada diri saya
8
Saya putus asa ketika gagal mendapatkan nilai yang bagus
9
Saya ragu dengan kegiatan yang saya pilih sendiri
4
5
6
10
11
12
13
14
15
16
Ketika di kelas, saya berani bertanya tanpa harus ditunjuk
guru apabila ada yang belum saya mengerti
Saya lancar berbicara di depan kelas ketika menyampaikan
pendapat saya
Saya takut salah ketika akan menjawab pertanyaan dari
guru, maka saya memilih untuk diam saja
Saya takut apabila dianggap bodoh oleh teman-teman ketika
ingin bertanya kepada bapak atau ibu guru
Saya berinisiatif untuk mengatur jadwal kegiatan saya
sehari-hari
Saya percaya saya mampu memperbaiki hal negatif yang ada
pada diri saya
Saya mudah menyerah ketika menghadapi kesulitan
20
Ketika ulangan, saya mencontek atau bertanya kepada teman
lainnya
Saya yakin bahwa saya bisa naik kelas dengan nilai yang
memuaskan
Saya sudah menetapkan cita-cita apa yang akan saya capai
setelah lulus SMA nanti
Saya ragu dengan nilai ulangan yang akan saya peroleh
21
Saya belum menentukan target yang akan saya capai
17
18
19
22
23
24
Saya mau mengikuti kegiatan ekstrakurikuler agar bakat
atau potensi yang saya miliki dapat berkembang
Saya mampu menjelaskan materi pelajaran kepada teman
yang belum paham
Saya memilih diam saja ketika ada guru mengajukan
SS
Jawaban
S KS
TS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
pertanyaan di kelas walaupun saya tahu jawabannya
Saya enggan mengembangkan kemampuan yang saya miliki
27
Saya percaya tugas sesulit apa pun yang diberikan oleh guru
bukan untuk membebani saya melainkan untuk
mengembangkan kemampuan yang saya miliki
Mau mengakui kesalahan yang telah dilakukan
28
Nilai saya jelek karena bapak/ibu guru tidak menyukai saya
26
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
Terlambat masuk kelas adalah sebuah kesalahan, maka saya
meminta maaf ketika saya terlambat masuk kelas
Nilai saya jelek bukan karena bapak/ibu guru tidak
menyukai saya melainkan karena saya kurang belajar
dengan maksimal
Saya cenderung mengikuti hal-hal yang dilakukan temanteman saya
Saya mudah percaya dengan gosip-gosip yang ada di kelas
maupun sekolah
Saya menolak ajakan teman untuk membolos walaupun
beresiko tidak mempunyai teman atau ditolak untuk
berteman dengan mereka
Saya melaksanakan sanksi yang diberikan ketika saya
terlambat datang ke sekolah
Saya merasa tertekan dengan tata tertib yang ada di sekolah
Saya malas mengikuti kegiatan ekstrakulikuler yang saya
pilih
Saya menentukan sendiri tujuan atau target apa yang akan
saya capai
Saya bisa mengambil keputusan tanpa meminta bantuan dan
pertimbangan dari teman
Saya selalu meminta pendapat teman ketika akan melakukan
suatu hal
Saya takut menyampaikan kepada guru atau teman atas
keputusan yang saya pilih
Saya berpikir bahwa guru yang memberi peringatan kepada
siswa memiliki tujuan agar siswa menjadi lebih baik
Ketika ada teman yang menjauhi saya, saya tidak
menyalahkannya melainkan saya akan mengintropeksi diri
sendiri terlebih dahulu
Jika saya mendapat nilai yang kurang baik, saya merasa apa
yang saya pelajari semua sia-sia
Saya kecewa ketika pendapat saya tidak disetujui oleh teman
atau guru di kelas
Saya mampu bersikap tenang saat menghadapi kesulitan
dalam pelajaran
Saya tidak memaksakan diri untuk sama seperti orang lain
Saya bersikap masa bodoh ketika saya diberi teguran saat
melakukan kesalahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
49
50
51
52
Saya tidak disukai teman-teman karena saya tidak secantik
/seganteng mereka
Saya mau mengikuti kegiatan ekskul yang belum pernah
saya ikuti ketika SMP
Saya berusaha terlibat dalam Organisasi Siswa Intra Sekolah
(OSIS)
Saya malu untuk berkenalan dengan teman yang belum saya
kenal
Saya takut ketika pertama kali berbicara di depan umum
54
Saya diterima dengan baik oleh teman-teman dan bapak/ibu
guru
Saya merasa nyaman ketika berada di sekolah
55
Tidak ada yang mau berteman dengan saya
53
57
Saya berusaha menjadi apa pun yang teman-teman mau agar
saya dapat diterima
Saya dapat berteman dengan siapa saja
58
Saya senang ketika berkumpul bersama teman-teman
56
59
60
Ketika jam istirahat, saya lebih senang menyendiri di kelas
daripada berbincang-bincang dengan teman lainnya
Saya mengenal teman sekelas saya saja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 2
(Tabulasi Data Penelitian)
63
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
2
3
4
6
7
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
21
23
24
25
26
28
29
31
32
33
34
35
36
37
38
40
41
43
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
12
2
3
2
1
3
4
2
4
4
2
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
4
3
4
3
3
2
2
3
3
3
3
4
3
2
4
2
1
3
4
4
3
4
4
4
4
153
13
3
3
2
1
2
3
2
2
2
2
2
2
3
3
4
4
3
3
2
3
3
4
3
2
2
3
3
3
4
4
3
2
4
3
3
4
4
4
4
3
2
2
4
3
4
3
3
4
4
4
149
14
3
4
1
3
2
4
3
4
4
3
3
4
4
4
4
4
4
3
3
3
3
4
4
3
3
4
4
4
4
4
2
2
4
4
4
3
4
4
3
3
3
1
4
4
4
3
4
4
4
4
172
15
2
3
2
3
3
4
2
2
2
3
2
4
3
4
3
3
3
3
3
2
3
3
3
2
3
3
4
3
4
3
3
2
4
3
2
4
3
4
3
3
2
1
3
4
4
3
4
4
4
4
151
16
3
4
3
2
4
3
3
4
3
3
4
4
3
2
4
3
4
3
3
3
4
4
3
3
3
4
3
4
4
4
3
3
4
3
3
3
3
4
4
2
3
1
3
4
4
3
4
4
3
4
166
18
3
3
3
2
4
2
4
2
2
2
4
3
4
3
3
4
4
3
3
4
4
4
4
3
3
3
3
4
4
4
2
2
3
3
3
3
3
3
2
3
2
2
3
4
4
4
4
4
3
4
159
19
2
4
3
3
4
4
3
2
3
3
4
3
4
4
3
4
3
2
4
3
3
3
4
2
2
4
3
3
3
3
3
2
4
3
3
3
3
4
4
4
1
3
3
2
3
2
4
4
4
2
156
20
2
4
3
3
2
4
3
2
2
1
2
4
4
2
2
4
3
3
2
3
3
4
3
2
2
3
3
3
3
4
2
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
1
3
3
4
3
2
3
3
4
142
21
3
3
3
3
3
3
3
2
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
4
4
4
3
3
3
3
3
4
4
3
3
3
4
4
3
4
4
4
3
2
2
3
3
3
4
4
3
4
3
4
159
22
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
4
3
4
3
4
4
3
3
3
4
3
4
3
3
3
4
3
4
4
3
2
2
4
3
3
3
4
4
4
3
3
2
3
4
4
3
3
3
4
4
165
24
4
4
3
2
2
4
3
4
2
3
3
3
4
3
4
3
3
4
3
3
4
4
4
3
3
4
4
3
3
3
3
3
4
3
4
3
3
3
4
4
2
1
4
4
4
3
4
4
3
3
165
25
3
3
2
2
3
3
3
2
2
1
2
2
4
2
3
2
2
3
2
3
3
3
4
2
2
3
3
3
4
3
3
2
4
3
3
3
3
4
3
2
2
2
3
3
4
4
4
3
3
4
141
26
3
3
3
2
4
4
2
4
4
3
4
4
3
2
4
3
3
4
3
4
4
4
3
3
2
3
3
3
3
4
2
2
3
3
4
4
3
3
4
3
3
3
3
4
3
4
2
4
4
3
162
27
3
4
3
3
4
4
3
4
4
3
3
3
4
3
4
3
3
4
3
3
3
4
3
3
3
4
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
4
3
3
1
3
4
3
3
2
3
3
3
4
159
28
3
3
2
2
2
4
3
2
3
1
4
3
4
4
3
2
3
3
3
3
3
4
3
3
3
4
4
3
3
3
2
2
3
4
4
3
4
4
3
3
2
2
3
2
4
4
4
2
3
3
151
29
4
4
2
2
2
4
3
2
3
3
3
2
3
3
4
3
3
2
3
4
3
4
3
2
2
3
3
4
4
3
2
2
3
3
3
3
3
4
3
3
2
2
3
3
4
3
3
4
3
4
150
30
4
4
1
2
4
4
2
4
4
1
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
3
3
4
4
4
4
4
2
2
4
4
4
4
4
4
4
3
1
2
4
4
4
4
4
3
2
4
174
31
4
4
3
2
3
3
3
3
2
1
4
4
4
4
3
4
4
4
2
4
4
4
4
3
3
4
3
4
4
3
2
2
4
4
4
4
4
4
3
3
1
2
4
4
4
4
4
4
4
4
170
32
2
2
2
2
3
4
4
3
4
3
4
4
4
3
3
3
3
3
3
4
3
3
4
2
2
4
4
3
3
4
2
2
3
4
3
3
3
3
4
3
1
1
3
3
4
4
4
4
3
4
156
33
4
4
3
1
4
4
3
3
4
2
4
4
4
4
4
4
4
3
3
4
3
4
4
3
2
4
3
3
4
4
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
2
2
4
4
4
3
3
4
4
3
168
48
3
4
3
3
2
3
3
3
2
3
4
2
4
2
3
2
2
2
4
4
3
4
3
2
2
3
3
3
4
3
2
2
3
3
4
3
4
3
4
3
3
2
3
3
4
4
3
3
4
4
152
49
4
4
2
2
2
3
4
3
2
1
3
4
3
2
3
4
3
3
2
3
3
4
4
2
2
4
3
3
4
4
2
2
4
3
3
4
3
4
4
3
1
1
3
4
4
3
4
4
4
4
154
50
2
4
1
3
4
4
3
2
2
3
3
2
3
3
2
4
2
2
2
2
4
4
4
2
2
3
4
4
3
4
2
2
3
4
3
4
3
3
4
4
3
1
4
4
4
4
4
4
4
4
155
51
3
4
2
2
3
4
2
2
2
2
3
2
3
3
3
4
3
3
2
4
3
4
4
2
2
3
3
3
3
3
2
2
4
3
4
3
4
4
2
4
2
3
3
4
4
4
4
2
2
2
148
52
2
4
2
2
2
4
3
2
2
2
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
4
4
4
3
3
4
4
4
3
3
2
3
4
3
3
4
3
3
3
3
3
2
3
3
4
4
4
4
4
3
155
53
3
4
3
3
3
4
4
2
2
3
4
3
3
3
3
3
3
3
4
4
3
4
3
2
3
3
3
4
4
3
2
2
4
4
3
3
3
4
2
2
2
2
3
4
3
4
4
4
4
4
159
54
2
3
2
2
3
3
2
2
2
2
2
3
3
3
3
3
2
3
2
3
3
4
4
3
3
3
3
3
3
3
2
2
4
3
3
4
3
4
2
2
2
1
3
3
4
3
3
4
3
3
140
55
3
4
2
2
2
3
3
3
2
3
3
4
2
2
3
3
4
2
3
4
4
4
4
3
2
3
4
4
3
3
2
2
3
3
3
3
4
4
4
2
3
3
4
3
3
4
4
4
4
4
157
56
3
4
3
3
3
4
3
3
3
3
4
3
4
3
4
4
4
2
2
4
4
4
3
4
2
3
4
4
4
3
2
2
3
4
3
4
4
3
3
3
2
2
3
3
3
3
3
4
4
4
163
57
2
4
2
2
2
2
2
1
2
2
2
3
3
3
2
4
3
2
2
4
3
3
3
2
2
3
3
3
4
3
2
2
4
4
4
4
3
4
4
3
1
1
2
2
3
2
2
4
3
4
136
58
2
4
1
1
2
4
2
2
2
2
2
4
4
3
3
3
2
3
3
2
3
4
3
2
2
3
3
3
4
3
2
2
4
3
3
3
4
4
3
3
2
1
3
3
4
4
3
3
3
4
142
59
3
4
2
1
3
4
3
3
2
2
3
4
4
4
3
3
3
3
3
3
4
4
4
3
2
4
3
4
3
3
2
1
4
3
4
4
4
3
3
3
2
3
4
4
3
4
4
4
3
4
160
60
3
4
2
3
3
4
3
3
3
3
4
3
4
3
3
3
3
2
3
3
3
4
4
3
3
3
3
4
4
3
2
2
4
3
3
3
4
3
4
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
158
61
2
3
3
2
3
4
2
2
4
1
2
3
4
3
4
4
4
2
3
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
2
2
4
4
4
3
4
4
4
2
2
1
4
3
3
3
3
3
3
3
159
63
3
4
2
2
4
4
4
4
3
3
4
4
4
4
4
4
3
3
4
4
3
4
3
3
3
3
4
4
4
3
1
2
4
4
3
3
4
4
4
3
2
3
4
4
4
4
4
3
4
4
173
64
3
4
2
2
3
4
2
2
3
2
3
2
4
3
3
3
2
3
2
4
3
4
4
2
3
4
4
3
3
4
2
3
4
3
4
4
4
4
2
4
2
2
3
3
4
4
2
4
4
4
156
65
3
3
3
3
2
3
3
2
2
2
4
4
3
3
3
2
3
3
3
4
4
4
3
2
3
3
4
4
4
3
2
1
4
4
3
4
4
4
4
3
3
2
3
4
4
3
3
4
4
4
159
66
4
4
3
2
4
4
4
4
3
2
3
4
4
4
4
3
4
3
2
4
4
3
4
3
2
4
4
4
4
4
2
2
4
4
4
4
4
4
3
4
2
2
4
4
4
4
4
4
4
4
176
67
2
3
2
2
3
4
3
3
3
3
3
4
4
4
4
4
3
4
3
4
4
4
3
3
2
3
4
3
4
4
2
3
4
3
3
3
4
4
4
3
3
3
3
2
4
3
4
4
4
4
166
68
4
4
1
2
3
4
2
2
2
2
2
4
3
3
4
4
4
3
3
4
3
4
4
2
2
3
4
3
3
3
2
1
3
4
3
4
4
4
4
4
2
1
4
3
4
3
4
4
4
4
157
116
146
92
88
117
145
114
108
107
92
127
131
142
124
134
134
125
116
111
139
137
153
141
105
100
138
137
140
144
135
88
84
146
135
132
138
142
147
133
121
85
76
133
135
151
136
139
146
140
148
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 3
(Usulan Topik Bimbingan)
64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Rincian Usulan Program Bimbingan Klasikal
Berdasarkan Kategori Item Rendah Tentang Tingkat Percaya Diri Peserta Didik
Kelas X SMA Santo Paulus Nyarumkop Tahun Ajaran 2015/2016
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Item Terendah
Indikator
Saya ragu dengan hasil
pekerjaan saya
Kemampuan yang saya
miliki tidak sebaik temanteman lainnya
Saya takut salah ketika
akan menjawab pertanyaan
dari guru, maka saya
memilih untuk diam saja
Saya
bisa
mengambil
keputusan tanpa meminta
bantuan dan pertimbangan
dari teman
Saya takut menyampaikan
kepada guru atau teman
atas keputusan yang saya
pilih
Saya
malu
untuk
berkenalan dengan teman
yang belum saya kenal
Saya takut ketika pertama
kali berbicara di depan
umum
Peserta didik
yakin dengan
kemampuan
yang
dimilikinya
Peserta didik
berani bertanya
dan menyatakan
pendapatnya
Aspek
Peserta didik
memiliki keyakinan
akan kemampuan diri
Topik
Tujuan
Metode
Pelaksanaan
Aku bisa!
Peserta didik yakin
dengan kemampuan
yang dimiliki
Dinamika
kelompok
Guru Bimbingan dan
Konseling
Peserta didik
memiliki keyakinan
akan kemampuan diri
Bertanya? Siapa
takut?
Peserta didik berani
bertanya dan
menyatakan
pendapatnya
Dinamika
kelompok
Guru Bimbingan dan
Konseling
Bertindak
mandiri dalam
mengambil
keputusan
Peserta didik
memiliki sikap
bertanggungjawab
Aku bisa jika
aku mencoba
Peserta didik mampu
bertindak mandiri
dalam mengambil
keputusan
Dinamika
kelompok
Guru Bimbingan dan
Konseling
Peserta didik
berani mencoba
hal yang baru
Peserta didik berani
mencoba hal baru
tanpa rasa takut
Berani mencoba
hal baru
Peserta didik berani
mencoba sesuatu hal
yang baru
Dinamika
kelompok
Guru Bimbingan dan
Konseling
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 4
(Surat Ijin Penelitian)
65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 5
(Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian)
66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 6
(Daftar Hadir Peserta Didik)
67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Download