PENGGUNAAN KOMBINASI HORMON OVAPRIM DAN EKSTRAK HIPOFISA IKAN MAS UNTUK MERANGSANG PEMIJAHAN IKAN BAWAL AIR TAWAR ( Colossoma macropomum ) Arfa Aryanto.R, Hafrijal Syandri, Nawir Muhar Jurusan Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Universitas Bung Hatta E-mail : [email protected] Abstrack The study objective was to determine the use of hormone LHRH-a (Luteinizing Hormone Releasing Hormone - analog) and pituitary carp (Cyprinus carpio L), singly and combined to stimulate ovulation, latent period, fertility and hatchability of eggs on the spawning of freshwater pomfret. The design that used in this study is Complete randomized design (CRD) with 4 treatments and 3 repeatation. The treatment used in this study were: A. 1 dose of carp pituitary, B. 0.4 ml / kg doses of ovaprium combination + 0.5 doses of carp pituitary, C. Ovaprim combination dose of 0.5 ml / kg BW + 0.25 carp pituitary dose, D. Ovaprim dose of 0.6 ml / kg BW. Best latent time of freshwater pomfret is with B treatment in combination with ovaprim hormone dose of 0.4 ml / kg body weight + 0.5 doses of carp pituitary with time 396 minutes. Ovi somatic index of the best eggs in treatment B with a value of 16.6%. The best fertility of the freshwater pomfret's eggs is with treatment D which use ovaprim singly with a dose of 0.6 ml / kg body weight is 75.8%, while the best hatchability get on a treatment that is as much as 65.9%. Key Word : Luteinizing Hormone Releasing Hormone – analog, pituitary carp, Ovi somatic index, best fertility, best hatchability Ovaprim Pendahuluan Dalam upaya meningkatkan ditemui adalah dilakukan teknik induced spawning. produksi ikan salah satu hambatan yang sering sebelum Proses perkembangan gonad dan tidak ovulasi pada ikan diatur oleh sistem mencukupinya benih yang ada. Untuk hormon (Harvey dan Hoar, 1979; Randal, mengatasi hal ini dilakukan upaya dalam 1995). meningkatkan produksi benih ikan bawal estradiol 17 b mempengaruhi sintesis air tawar dengan menggunakan Hormon vitelogenin di hati (Nagahama et al.1983; Hormon estrogen, terutama Randal, 1995) dan hormon gonadotropin berfungsi mempercepat proses luteinizing hormon releasing hormon kematangan akhir oosit dalam persiapan (LHRH), ovulasi atau pun spermiasi (Zohar, 1989; hormone (GnRH), alibrated pituitary Lieberman, 1995). Agar supaya ikan mau extract (CPE) (Drori et al. 1994; Pao et memijah, maka dalam prosesnya akan al. lebih baik jika menggunakan manipulasi ovaprim® hormon penyuntikan Hormon yang sering digunakan untuk beberapa macam hormon (Davy dan merangsang pemijahan di berbagai negara Chouinard,1980). saat ini adalah sGnRHa + domperidon yaitu melalui Hormon-hormon yang telah gonadotropin 1999; Yaron et (sGnRHa releasing al.1999) + dan omperidon). (ovaprim®). Salah satu faktor yang dicoba untuk merangsang pemijahan pada mempengaruhi ikan baik betina maupun jantan yaitu : adalah pemberian dosis yang tepat. Dosis ekstrak hormon hipofisa sapi,pregnant mare rangsangan yang serum gonadotropin (PMSG) (Wahyudi, memberikan 1995), human chorionic gonadotropin memuaskan . kurang hasil pemijahan tepat yang akan kurang (HCG), carp pituitary gland (CPG), Metodologi Penelitian di lakukan pada bulan Maret 2013 di UPTD BBI ( ukuran 2,5 ml sebanyak 4 buah, Tissue, Balai Baskom kecil, Blower atau aerasi, Gelas Budidaya Ikan ) Sicincin Kabupaten ukur 50/1ml, Gelas piala 250 ml, Gelas Padang piala Pariaman Propinsi Sumatera 1000 ml, Cawan pengerus, Barat.Bahan yang di gunakan dalam Aquabides, Sentri pugar, Pisau pemotong, melaksanakan penelitian ini adalah : Aquarium, Happa pemijahan dan Happa Induk ikan betina Bawal air tawar penetasan. sebanyak 12 ekor, Induk ikan jantan Bawal air tawar sebanyak 6 ekor, Hormon Ovaprim, kg.Alat yang Ikan Donor 15 di gunakan dalam melaksanakan penelitian ini adalah : Spuit Induk yang sudah diseleksi Matang gonad ditanpung di dalam bak dan dilakukan pemberokan satu malam,dengan kondisi air tetap mengalir. Apabila kondisi induk ikan memperlihatkan tanda-tanda agresif dan sehat, induk siap di suntik untuk di Perlakuan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : dengan A. Perlakuan dengan memakai hipofisa ikan mas 1 dosis Sebelum melakukan penyutikan B. Perlakuan kombinasi Ovaprim dosis 0.4 ml/kg BB + hipofisa ikan mas 0,5 dosis pijahkan dalam Bak/happa perbandingan 1:1. terlebih dulu disiapkan ikan donor untuk pengambilan ekstrak hipofisa, Satu dosis yaitu berat ikan untuk perlakuan sama C. Perlakuan kombinasi Ovaprim dosis 0.5 ml/kg BB + hipofisaikan mas 0,25 dosis dengan berat ikan donor ( 3 Kg berat induk yang di suntik = 3 Kg Ikan D. Perlakuan dengan menggunakan Ovaprim dosis 0.6 ml/kg BB didonorkan ). Rancangan Penyuntikan dua tahap dilakukan untuk induk dengan betina yang di gunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan acak Lengkap (RAL ) Dengan 4 ,penyuntikan pertama 1/3 bagian kedua perlakuan dan 3 ulangan ( Eriza.2008 ) 2/3 bagian berjarak dengan waktu 6 jam. model Sementara adalah : induk penyuntikan jantan dilakukan bersamaan dengan penyuntikan induk betina. Penyuntikan dilakukan di bahagian otot tebal seperti di bahagian punggung ikan. Agar kita bisa melakukan pemijahan pagi hari matematika dari rancangan ini Yij=µ+t1+εij Dimana : Yij = Nilai tengah pengamatan pada suatu percobaan ke-j yang mendapat perlakuan ke - i waktu penyuntikan pertama dapat diatur. µ = Nilai tengah umum Setelah induk telah melakukan pemijahan t1 = Pengaruh perlakuan ke i maka telur ikan siap untuk di pindahkan εij= Pengaruh sisa pada suatu percobaan ke – j yang mendapat perlakuan ke – i. ke happa penetasan, sampel di aquarium guna untuk menentukan fertilisasi dan t = Jumlah perlakuan daya tetas telur. r = Jumlah ulangan pada perlakuan ke-i sampel. Pengamatan terhadap kondisi Peubah yang di ukur Waktu laten merupakan waktu telur tersebut dilakukan setelah proses yang dibutuhkan dari penyuntikan kedua pembuahan. Telur yang telah dibuahi sampai ikan ovulasi ( menit ). berwarna Bening mengkilap, sedangkan telur yang tidak dibuahi berwarna putih Inseks ovi somatik merupakan keruh. ( Nurman,1998 ) Derajat jumlah telur yang berhasil diovulasikan, pembuahan telur dihitung ber-dasarkan ovulasi dilakukan dengan Penimbangan rumus berikut: induk ikan sebelum memijah dan penimbangan induk ikan yang sudah Fertilitas = Jumlah telur yang di buahi x 100 % Jumlah telur keseluruhan ( sampel ) Merupakan produksi larva yang memijah. Untuk mengetahui berat telur ovulasi di hitung dengan rumus menetas dari telur yang di inkubasikan, dihitung Harjatmulia,1987 sejak 24 jam telur diinkubasikan dinyatakan dalam persen. IOS = Berat induk yang sudah ovulasi X 100 % Derajat Berat induk awal penetasan adalah persentase jumlah telur yang menetas dari sejumlah Merupakan jumlah telur yang terbuahi ( telur yang sampel. Pengamatan pada telur Yang berbentuk bening ), sementara telur yang menetas ini dilakukan mulai dari 24 yang tidak terbuahi akan membusuk dan jam setelah pembuahan dilakukan sampai dapat mempengaruhi kualitas air dan bisa tidak terdapat lagi telur yang menetas. mematikan ( Effrizal,1998 ) Telur yang menetas proses larva yang baru menetas atau keluar dari cangkang telur. Jumlah telur yang dihasilkan pada ditandai dengan melayang gerakannya yang dipermukaan air, sedangkan pemijahan ini didapat dari perhitungan telur yang tidak menetas berwarna putih secara keruh dan tenggelam didasar . manual pada telur yang diovulasikan. Ukuran telur Bawal cukup Daya tetas besar sehingga tidak menyulitkan dalam penghitungan, dimulai dari 6 jam setelah ovulasi. Derajat pembuahan merupakan persentase telur yang dibuahi dari telur Hasil = Jumlah telur yang menetas x 100% Jumlah telur sampel Dan pembahasan kombinasi hormon ovaprim dan ekstrak hipofisa ikan mas terhadap pemijahan ikan Tabel 2. Indeks Ovi Somatik Ikan Bawal air tawar ( % ) bawal air tawar Ulangan Waktu Laten ikan Bawal air tawar Dari hasil penelitian yang telah dilakukan terbukti bahwa 1 2 3 Jumlah Rata rata A 13.3 13.3 13.3 39.9 13.3 b Perlakuan B C 16.6 16.6 16.6 13.3 16.6 13.3 49.8 43.2 16.6 a 14.4 b D 13.3 13.3 13.3 39.9 13.3 b penyuntikan hormon secara tunggal dan dengan kombinasi tidak berbeda nyata Fertilitas telur Bawal air tawar terhadap waktu laten ovulasi ikan Bawal Dari hasil penelitian yang telah air tawar. waktu laten ikan Bawal air tawar yang tercepat terhadap pada perlakuan B yaitu 396 menit , diikuti perlakuan D selama 415 menit, kemudian perlakuan A selama 458 menit, dan perlakuan C selama 470 menit. menunjukan bahwa penyuntikan kombinasi hormon ternyata berbeda nyata terhadap Fertilitas telur ikan Bawal air tawar. Dari hasil penelitian yang diamati fertilitas telur ikan bawal air tawar yang terbuahi terbanyak pada Tabel 1. Waktu laten ikan Bawal air tawar ( menit ) perlakuan D ( 75.8 % ), diikuti perlakuan Ulangan A ( 73.4 % ), selanjutnya perlakuan B 1 2 3 Jumlah Rata rata A 455 465 455 1375 458a B 420 365 405 1190 396b Perlakuan C 465 480 465 1410 470a D 420 420 405 1245 415b ( 72.9 % ) sedangkan yang terendah pada perlakuan C ( 62.3 % ). Tabel 3. Fertilitas ikan Bawal air tawar ( % ) Ulangan Indeks Ovi Somatik ikan Bawal air tawar 1 2 3 Jumlah Rata rata A 71.4 75 73.8 220.2 73.4a Perlakuan B C 73.8 68.5 75 58.3 69.9 60.1 218.7 186.9 72.9a 62.3b D 82.8 71.1 73.6 227.5 75.8b Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata nilai IOS dari setiap perlakuan adalah perlakuan B ( 16.6 % ), diikuti perlakuan C ( 14.4 % ), sedangkan yang terendah pada perlakuan A dan D ( 13.3 % ). Daya tetas telur ikan Bawal air tawar Dari hasil penelitian yang telah menunjukan bahwa penyuntikan kombinasi hormon ternyata Waktu laten ikan bawal air tawar yang terbaik adalah pada perlakuan B dengan berbeda kombinasi hormon ovaprim dosis 0,4 sangat nyata terhadap Daya tetas telur ml/kg berat badan + hipofisa ikan mas 0,5 ikan Bawal air tawar. Hasil penelitian dosis yaitu dengan waktu 396 menit. menunjukan derajat penetasan adalah Indeks ovi somatik telur yang terbaik persentase jumlah telur yang menetas pada perlakuan B dengan nilai 16,6 %. ( Larva ) dari sejumlah telur sampel. Fertilitas telur ikan bawal air tawar yang Pengamatan pada telur yang menetas ini terbaik dilakukan mulai dari 24 setelah menggunakan ovaprim secara tunggal tidak dengan dosis 0,6 ml/kg berat badan yaitu terdapat lagi telur yang menetas, yang 75,8 %, Sedangkan daya tetas yang tertinggi Hasil penetasan dari perlakuan A terbaik di dapatkan pada perlakuan A ( 65.9 % ), diikuti perlakuan D ( 65.5 % ), yaitu sebanyak 65,9 %. pembuahan dilakukan jam sampai selanjutnya perlakuan B ( 65.6 % ) yang terrendah penetasan pada perlakuan C ( 54.9 % ). Tabel 4. Daya tetas telur ikan Bawal air tawar ( % ) Ulangan 1 2 3 Jumlah Rata rata Perlakuan A B 66.1 63.7 67.8 68.5 63.9 64.8 197.8 197 65.9a 65.6a C 57.7 51.8 55.4 164.9 54.9b D 62.8 65.4 68.3 196.5 65.5a Kesimpulan Berdasarkan hasil pengamatan penelitian tentang waktu laten, indeks ovi pada perlakuan D yaitu Daftar Pustaka Anonimus,”Colossoma siBawal Air Tawar”,Techner,No.03,Tahun I,1992 Anonimus,”Pembenihan Bawal Air Tawar”,Techner,No.03,Tahun I,1992 Arie,Usni,2009. Teknik Budidaya Bawal Air Tawar. Jakarta, Penebar Swadaya. Brotowidjojo, M.D., Tribawono, D dan Mulbyantoro, E. 1995. Pengantar Lingkungan Perairan dan Budidaya Air. Liberty. Yogyakarta. 259 hal. somatik, fertilitas dan daya tetas telur ikan bawal air tawar dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut : Carman 2006. Pemijahan secara buatan pada ikan gurami ( Osphronemus gouramy Lac ). Dengan penyuntikan Ovaprim. aquakultur Indonesia. Jurnal Cholik, F., Artati dan Arifudin. 1986.Pengelolaan kualitas Air kolam Ikan. INFIS Manual.Seri No. 36. 52 hal. Davy, F.B., and Chouinard, A. 1980. Induced Fish Breeding in Southeast Asia.IDRC. Ottawa, Canada. 1-48 pp Drori, S., Ofir, M., Levavi-Sivan, B., Yaron, Z..1994. Spawning Induction CommonCarp (Cyprinus carpio) Usingitu itary Extract or GnRH Super active Analogue Combined with Metoclopramide : Analysis of Hormone Profile, Progress Oocyte Maturation and Independence onTemperature. Aquaculture, 119 : 393-407. Effendie,M.I.1979.Metode Biologi Perikanan. Penerbit Yayasan Dwi Sri. Cetakan Pertama. Effrizal,1998.Respon Ovulasi ikan lele Dumbo ( Clarias Gariepinus.B ) dari Berbagai Dosis Hormon LHRH-a,Fisheries jurnal,GARING.Vol7.No.2 Jurnal Fakultas Perikanan Unifersitas Bung Hatta.Padang. Eriza.Mas. 2008, Metode Perancangan Percobaan. Bung hatta University Press. Harjadmulia.A dan Atmawinata,S.1980. Teknik Hipofisasi beberapa jenis ikan air tawar,Budidaya air tawar Bogor. Hardaningsih, I dan Ustadi. 1994. Penetasan telur dan pembenihan gurami (Osphronemus gouramy). Laporan Penelitian. Fakultas Pertanian. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. 18 hal. Harvey B.J. dan Hoar, W.S. 1979. The Theory and Practice of Induced Breeding in Fish. IDRC. Ottawa. 1-48 pp. Jezierska, B., and Bartnicka, B. 1995. The Effect of pH on Embryonic Development of Carp (Cyprinus carpio L.). Aquaculture, 129 : 133 – 137. Lam,T.J.1995.Induced spawning in fish.The Oceanic Institute and Tungkang Marine laboratory.Taiwan.P.14-46. Nagahama, Y. 1983. The Functional Morphology of Teleost Gonads. In : Hoar, W.S., Randall, D.J. and Donaldson, E.M. (eds). 1983. Fish Physiology. Vol. IX Part B.Academic Press, Inc, New York. 223-275 pp. Nandeesha M.C., Das, S.K., Nathaniel, D.E.,and Varghese, T.J. 1990a. Breeding of Carps With Ovaprim in India. Spec.Publ. Asian Fish. Soc. Indian Branch,Mangalore, India. no. 4.41 pp Nurhayati Yulianti. 2008. Penggunaan ovaprim dan ovatide dengan dosis yang sama terhadap waktu laten dan indeks ovi somatic telur ikan lele dumbo ( Clarias gariepinus Burcheel ) Skripsi Fakultas Perikanan Bung Hatta. Universitas Nurman,1998.Pengaruh Penyuntikan Ovaprim Terhadap kualitas Spermatozoa Ikan Lele Dumbo ( Clarias Geriepinus.B ) Fisheries jurnal,GARING.Vol7.No.2 Jurnal Fakultas Perikanan Unifersitas Bung Hatta.Padang.2:3-42. Peter, R.E., Lin, H.R. and Van Fer Kraak, G.1988. Induced Ovulation and Spawning of Cultured Freshwater Fishin China : Advances in Application of GnRH analogues and Dopamine Antagonist. Aquaculture, 74 : 1 – 10. Peter,R.E.,H.T.Lin,and G.V.der Kraak.1987.Drug/hormones induced reeding Chineseteleost.Proc.Of the third Intern.On Reprod.Physiol.Of Fish St.John”s New Foundland Canada.p. 120—123. Reny I’tishom. 2008 Pengaruh sGnRHa + Domperindom dengan dosis pemberian yang berbeda terhadap ovulasi ikan mas (Cyprinus carpio L.) Strain Punten. Departemen Biologi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Kampus A Jl. Dr. Moestopo – Surabaya Saberi, M., Ibrahim, T., and Samsury, K. 1996.Induced Spawning of Mystus nemurus (C & V) Using Ovaprim. Proc. Fish.Res. Conf. DOF. Mal. 1996 : 273 –277. Siregar,S 1991. Kemungkinan Pembudidaya ikan Kapiek ( Puntius schwanefeldi Blkr ) di sungai Kampar, Riau. Disertasi Program Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor. Subagja, Sularto dan J. Slembrouck (2003) Rasio spermatozoa dengan telur pada pembuahan buatan Pangasius djambal (Pangasiidae) setelah di suntik dengan Gonadotropin releasing hormon analog (GnRH-a) dan Domperidon Milt-Egg Ratio in Artificial Fertilization of Pangasiid Catfish Injected by Gonadotropin Releasing Hormone-Analog (GnRH-a) and Domperidone Mixture. Jurnal Akuakultur Indonesia, 2(2): 55-59 Suseno, D. 1994. Pengelolaan Usaha Pembenihan Ikan Mas. Penebar Swadaya, Jakarta. Hal 4-13. Sundararaj, B.I. 1981. Reproductive Physiology of Teleost Fishes.UNDP. Rome.82 pp. Syndel. 1999. Using Ovaprim To Induced Spawning in Cultured Fish. Syndel Laboratories Ltd. Canada. 3 pp. Tambasen-Cheong, M.V.P., J.D. TanFermin, L.M.B. Garcia & R.B. Baldevarona. 1995. Milt-eggs ratio in artificial fertilization of the Asian freshwater catfish, Clarias macrocephalus, injected salmon gonadotropin releasing hormone analogue and domperidone. Aquatic Living Resource, 8: 303 -307. Umnihanie, I. 1995. Pengaruh penyuntikan ovaprim terhadap keberhasilan ovulasi ikan lele ( Clarias batrachus L ). Skripsi Fakultas perikanan Universitas Riau. Wahyudi. 1995. Penggunaan Ekstraks Hipofisis Sapi dan PMSG-hCG Sebagai Bahan Untuk Menghasilkan Sperma Dan Daya Fertilisasi Telur Ikan Nila Merah (Oreochromis niloticus). Thesis. Pascasarjana Unair. Surabaya. 71 hal. Woynarovich E. 1975. Elementary Guide to Fish Culture in Nepal. FAO Inland Fishery Biologist. Rome. 131 pp. Woynarovich E., and Horvart, L. 1980. The Artificial Propagation of Warm-Water Finfishes a Manual for Extention. FAO Fish. Tech. Pap. (201) : 183 pp. Zohar, Y. 1989. Fish Reproduction : Its Physiology and Artificial Manipulation. In : Shilo, M and Sarig, S (ed). 1989. Fish Culture in Warmwater System : Problem and Trends. CRC Press Inc. Boca Raton, Florida. 65-119 pp. Zonneveld. 1991. Prinsip-Prinsip Budidaya Ikan. Penerbit PT. Gramedia. Jakarta