pengaruh investasi dan tenaga kerja terhadap produksi batubara

advertisement
http://karyailmiah.polnes.ac.id
PENGARUH INVESTASI DAN TENAGA KERJA TERHADAP
PRODUKSI BATUBARA DAN PERTUMBUHAN EKONOMI
DI KUTAI KARTANEGARA
Jamli
(Staf Politeknik Negeri Samarinda)
Abstrak
JAMLI : Pengaruh Investasi dan Tenaga Kerja Terhadap Produksi Batubara dan
Pertumbuhan Ekonomi di Kutai Kartanegara di bawah bimbingan Irwan Gani dan Erwin
Kurniawan A.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Investasi dan Tenaga Kerja
Produksi Batubara dan Pertumbuhan Ekonomi di Kutai Kartanegara. Untuk mengetahui bahwa
produksi batubara secara signifikan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Kutai
Kartanegara, dan hipotesisnya diduga investasi dan tenaga kerja secara bersama-sama di
Kabupaten Kutai Kartanegara, diduga produksi batubara mempunyai pengaruh signifikan
terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Kutai Kartanegara.
Alat analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda untuk menghitung berapa
banyak Pengaruh Investasi dan Tenaga Kerja Produksi Batubara dan Pertumbuhan Ekonomi di
Kutai Kartanegara, sedangkan pengolahan menulis data menggunakan program SPSS dan
penelitian menggunakan data sekunder.
Hasil analisis Investasi dan Ketenagakerjaan bersama-sama (simultan) berpengaruh
pada produksi batubara di Kabupaten Kutai dan produksi batubara bersama-sama
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Kutai Kartanegera.
Hasil hipotesis antara FH: Ft = 133,909: 3,09. Mean FH> Ft maka pengaruh X1 dan X2
secara bersama-sama secara signifikan menjadi Y1, dan variabel produksi batubara pada
pertumbuhan ekonomi adalah koefisien determinasi (R2) yaitu sebesar 0,228 atau 22,8%,
sedangkan sisanya sama dengan 77,2% dipengaruhi oleh variabel lain di luar model.
Kata Kunci
: Investasi, Tenaga Kerja, Produksi Batubara dan Pertumbuhan Ekonomi.
PENDAHULUAN
Pertumbuhan
ekonomi
berarti
perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang
menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi
dalam
masyarakat
meningkat.
Masalah
pertumbuhan ekonomi dapat dipandang sebagai
masalah makro ekonomi dalam jangka panjang.
dari satu periode ke periode lainnya. Kemampuan
yang meningkat ini disebabkan karena faktor-faktor
produksi akan selalu mengalami pertambahan
dalam jumlah dan kualitasnya. Investasi akan
JURNAL EKSIS Vol.8 No. 2, Agustus: 2168 – 2357
menambah jumlah barang modal. Teknologi yang
digunakan menjadi berkembang. Disamping itu
tenaga
kerja
bertambah
sebagai
akibat
perkembangan penduduk, pengalaman kerja dan
pendidikan menambah keterampilan mereka.
Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara
merupakan salah satu kabupaten yang kaya akan
potensi sumber daya alam baik dalam sektor
pertambangan
dan
penggalian,
pertanian,
kehutanan, industri, pariwisata dan jasa, serta
merupakan daerah yang sangat penting potensial
bagi investor untuk berinvestasi. Pertumbuhan
Riset / 2182
minat investasi ini tentunya juga akan memberikan
peluang kerja kepada masyarakat setempat
sehingga akan berdampak menurunnya angka
penggangguran di Kabupaten Kutai Kartananegara.
Dalam
upaya
menumbuhkan
perekonomian, setiap daerah senantiasa berusaha
menciptakan
iklim
usaha
yang
dapat
menggairahkan investasi. Pada umumnya yang
dijadikan sasaran bukan hanya masyarakat atau
kalangan dunia usaha dari luar negeri (investor
asing).
Kabupaten Kutai Kartanegara pada tahun
2009, ditetapkan sebagai kabupaten terbanyak
realisasi
investasinya
di
wilayah
provinsi
Kalimantan Timur, dari total rencana investasi 2,3
triliun rupiah diberbagai sektor usaha sehingga
akhir November 2009 rencana investasi tersebut
berhasil terealisasi kurang lebih 1,4 triliun rupiah.
Batubara merupakan salah satu sumber
energi alternative disamping minyak dan gas bumi.
Dipilihnya batubara sebagai sumber energi karena
batubara relatif lebih murah dibanding minyak
bumi. Khususnya di Indonesia yang memiliki
sumber batubara yang sangat melimpah, batubara
menjadi sumber energi alternatif yang potensial.
Oleh sebab itu, penggunaan batubara di Indonesia
meningkat
pesat
setiap
tahunnya.
Data
menunjukkan bahwa penggunaan batubara di
Indonesia mencapai 14,1% dari total penggunaan
energi lain pada tahun 2003. Diperkirakan
penggunaan energi batubara ini akan terus
meningkat hingga 34,6% pada tahun 2025 (Fatakh,
2008).
Sektor batubara adalah merupakan hasil
dari sumber daya mineral yang dihasilkan dari
proses pembekuan bebatuan dari berjuta-juta
tahun yang lalu. Peranannya sangatlah berarti bagi
perekonomian
Indonesia
khususnya
bagi
Kalimantan Timur tepatnya kutai kartanegara.pada
tahun 2005 produksi batu bara di kutai kartanegara
10.718.848 ton dan pada tahun 2006 meningkat
menjadi 11.920.348 ton dan pada tahun 2007
menurun menjadi 10.518.934 ton dan pada tahun
2008 meningkat menjadi 13.487.541 ton dan pada
tahun 2009 meningkat lagi menjadi 20.883.783 ton
jadi kita bisa lihat produksi batubara disektor
pertambangan batubara di kabupaten kutai
kartanegara tiap tahunnya relatif naik turun tingkat
produksinya
Adapun tujuan penelitian adalah Untuk
mengetahui pengaruh investasi dalan negeri
(PMDN) dan tenaga kerja terhadap produksi
batubara di Kabupaten Kutai Kartanegara, dan
untuk mengetahui pengaruh produksi batubara
terhadap pertumbuhan ekonomi.
TINJAUAN PUSTAKA
Adam Smith (1989 : 13), Pertumbuhan
ekonomi ditandai dua faktor yang saling Robert
Solow berkaitan yaitu pertumbuhan penduduk dan
pertumbuhan output. Ada 3 komponen yang saling
mempengaruhi tinggi rendahnya output yaitu :
-
Sumber-sumber alam
Tenaga kerja
Jumlah persediaan barang modal
Harrod - Domar (2000 : 16), teorinya
menggabungkan paham klasik yang mementingkan
penawaran (produksi) dengan teori Keyness yang
mementingkan permintaan (konsumsi). Teori ini
menggunakan beberapa pemisalan :
-
-
Pada tahap permulaan perekonomian telah
mencapai full employment
Perekonomian terdiri dari dua sector yaitu
rumah tangga dan perusahaan
Fungsi tabungan di mulai dari titik nol, sehingga
besarnya tabungan proporsional dengan
pendapatan
Rasio modal produksi, yaitu perbandingan
diantara
pertambahan
modal
dengan
pertambahan produksi adalah tetap
Investasi adalah merupakan pengeluaran
tetapi di lain pihak akan menambah jumlah barangbarang modal di dalam masyarakat. Untuk
menjamin agar barang-barang modal yang
bertambah
itu
tidak
menganggur,
maka
penambahan barang modal harus diimbangi
dengan kenaikan pendapatan nasional yang sama
besarnya.
Mazhab
Neo-Klasik Teori-teori
yang
dikembangkan oleh Marx dan Engels mendapat
banyak tanggapan dari pakar-pakar ekonomi, Baik
dari kaum sosialis maupun dari pendukung sistem
liberal kapitalisme. Pemikiran-pemikiran ekonomi
dari para pakar pendukung system liberal ini
kemudian dimasukkan kedalam suatu kelompok
pemikiran ekonomi tersendiri yang disebut mazhab
neo-klasik. Karena analisis yang dibuat Marx untuk
meramal kejatuhan system kapitalis bertitik
tolak dari teori nilai kerja dan tingkat upah, maka
para pakar klasik mempelajari teori-teori tersebut
secara mendalam. Dari sekian banyak pakar-pakar
neo klasik paling kurang ada empat orang yang
melakukan penelitia tentang hal yang sama, yaitu
W. Stanley Jesons (1835-1882), Leon Walras
(1837-1910), Carl Menger (1840-1921) dan Alfred
Marshall
(1842-1942).
Walaupun
mereka
melakukan penelitian secara terpisah, tetapi dari
hasil
penelitian
masing-masing
mereka
mengemukakan tentang hal yang sama bahwa
teori nilai lebih(surplus value) Marx tidak mampu
menjelaskan secara tepat tentang nilai komoditas
teori Marx tersebut tidak memberikan sumbangan
apa-apa dalam perkembangan teori ekonomi dank
arena itu dapat diabaikan.
Teori Pertumbuhan Ekonomi
Riset / 2183
JURNAL EKSIS
Vol.8 No.2, Agustus 2012: 2168 – 2357
http://karyailmiah.polnes.ac.id
Boediono (2000 : 90), secara singkat
mendefenisikan pertumbuhan ekonomi sebagai
proses kenaikan output perkapita dalam jangka
panjang. Ada tiga aspek yang dijelaskan pada
definisi tersebut, yaitu : proses, output per kapita
dan jangka panjang.
Produksi adalah kombinasi dan koordinasi
material-material dan kekuatan-kekuatan (input
factor, sumber daya, jasa-jasa produksi) dalam
pembuatan suatu barang atau jasa (output atau
produk). (Bruce R. Beattie-C.Robert Taylor 1994 :
3).
Suatu perekonomian dikatakan mengalami
pertumbuhan, jika produk barang dan jasanya
meningkat atau dengan kata lain terjadi
peningkatan
GNP
pada
suatu
negara.
Pertumbuhan ekonomi harus mencerminkan
pertumbuhan
output
per
kapita.
Dengan
pertumbuhan
per
kapita,
berarti
terjadi
pertumbuhan upah rill dan meningkatnya standar
hidup. Dengan demikian dapat dikemukakan
definisi pertumbuhan ekonomi sebagai berikut :
Pertumbuhan ekonomi adalah suatu kondisi
dimana terjadinya perkembangan GNP yang
mencerminkan adanya pertumbuhan output per
kapita dan meningkatnya standar hidup masyarakat
(Asfia Murni, 2009 : 169).
Kegiatan produksi adalah segala kegiatan
yang ditujukan untuk memuaskan orang lain
dengan jalan mengadakan pertukaran. (Agus Ayari
2000:6).
Pertumbuhan ekonomi suatu daerah akan
menimbulkan rangsangan untuk berinvestasi
melalui peningkatan yang tinggi. Selanjutnya
dengan investasi yang semakin berkembang akan
menimbulkan profit bagi perusahaan atau daerah
yang pada gilirannya akan meningkat pertumbuhan
ekonomi. Hal ini sesuai dengan teori harrod-Domar
dimana pengeluaran investasi (I) tidak hanya
mempengaruhi terhadap permintaan agregat, tetapi
juga penawaran agregat, melalui pengaruhnya
terhadap kapasitas produksi.
Subandi (2007 : 39), menyebutkan faktorfaktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi
Indonesia, secara umum adalah :
1. Faktor
produksi,
yaitu
harus
mampu
memanfaatkan tenaga kerja yang ada, dan
penggunaan bahan baku industri dalam negeri
semaksimal mungkin.
2. Faktor investasi, yaitu dengan membuat
kebijakan investasi yang tidak rumit dan
berpihak pada pasar.
3. Faktor perdangangan luar negeri dan neraca
pembayaran, harus surplus sehingga mampu
meningkatkan
cadangan
devisa
dan
menstabilkan nilai rupiah.
4. Faktor kebijakan moneter dan inflasi, yaitu
kebijakan kepada nilai tukar rupiah dan tingkat
suku bunga ini juga harus antisipatif dan dapat
diterima pasar.
5. Faktor keuangan Negara, yaitu berupa
kebijakan fiskal yang konstruktif dan mampu
untuk membiayai pengeluaran pemerintah
(tidak defisit).
Dasar Teori Pengertian produksi
Produksi diartikan sebagai kegiatan yang
dapat menimbulkan tambahan manfaat atau
penciptaan faedah baru. Penambahan faedah ini
terbagi menjadi berbagai macam antara lain:
1.
2.
3.
4.
Faedah waktu
Faedah bentuk
Faedah tempat
Faedah kombinasi dari faedah-faedah tersebut
diatas.
Faktor produksi yang digunakan dalam
proses produksi dapat digolongkan menjadi 2 yaitu:
1. Faktor Produksi Tetap
Yaitu faktor produksi yang jumlahnya tidak
dapat diubah secara cepat bila keadaan pasar
menghendaki perubahan output. Misalnya :
gedung, mesin.
2. Faktor Produksi Variabel
Yaitu faktor produksi yang jumlahnya dapat
berubah-ubah dalam waktu relative singkat
dengan jumlah output yang dihasilkan.
Misalnya : tenaga kerja, bahan mentah.
Berdasarkan penggolongan kedua faktor
produksi maka kurun waktu produksi digolongkan
menjadi tiga bagian yaitu :
a. Kurun waktu produksi jangka pendek (short
run)
Menunjukan kurun waktu dimana salah satu
faktor produksi lebih bersifat tetap. Jadi dalam
kurun waktu ini output dapat diubah jumlahnya
dengan jalan mengubah faktor produksi
variable yang digunakan dengan peralatan
mesin yang ada misalnya menambah jam
kerja.
b. Kurun waktu produksi jangka panjang (long
run)
Kurun waktu dimana faktor produksi bersifat
variable, perubahan output dilakukan dengan
cara merubah faktor produksi dalam tingkat
kombinasi yang seoptimal mungkin.
c. Kurun waktu produksi dengan jangka waktu
yang sangat panjang sekali (very long run)
Dalam kurun waktu ini perbedaan jangka
panjang dengan jangka waktu yang panjang sekali
terletak pada jenis teknologi yang digunakan.
Dasar Teori Investasi
JURNAL EKSIS Vol.8 No. 2, Agustus: 2168 – 2357
Riset / 2184
Investasi merupakan faktor pendukung
yang sangat penting dalam peningkatan investasi
ini sangat dipengaruhi oleh permintaan terhadap
hasil produksi, sedangkan permintaan tersebut
merupakan pasar akan berpengaruh terhadap
kegiatan investasi yang pada hakekatnya dapat
pula meningkatkan industri, sehingga dapat
dikatakan bahwa peningkatan investasi dapat pula
meningkatkan jumlah produksi.
a
Investasi Dalam Bentuk Barang Modal dan
Bangunan
hal yang paling menentukan adalah tingkat
bunga pinjaman. Makin tinggi tingkat bunganya
maka biaya investasi makin mahal. Akibat
minat akan investasi makin menurun. Namun
tidak jarang, walaupun tingkat bunga pinjaman
rendah, minat akan investasi tetap rendah. Hal
ini disebabkan biaya total investasi makin tinggi
dan faktor yang mempengaruhi adalah
masalah kelembagaan.
c.

Yang tercakup dalam investasi barang modal
dan bangunan adalah pengeluran–pengeluaran
untuk pembelian pabrik, mesin, peralatan
produksi, bangunan/gedung yang baru. Karena
daya tahan modal dan bangunan umumnya
lebih dari setahun, sering kali investasi ini
disebut sebagai investasi dalam bentuk harta
tetap (fixed Invesment).
b
Investasi Persediaan
Perusahaan sering kali memproduksi barang
lebih banyak dari pada target penjualan. Hal ini
dilakukan untuk mengantisipasi berbagai
kemungkinan. Tentu saja investasi persediaan
diharapkan
meningkatkan
penghasilan
/keuntungan. Persediaan barang tersebut
dikatakan sebagai investasi yang direncanakan
atau investasi yang di inginkan karena telah
direncanakan. Selain barang jadi, investasi
dapat juga dilakukan dalam bentuk persediaan
barang baku dan setengah jadi.
a. Tingkat Pengembalian yang
(Expected Rate of Return )


Tingkat Bunga, dan Marginal Efficeicy of
Investement ( MEI )
Marginal Efficiency of Capital ( MEC ),
Investasi, dan tingkat bunga MEC adalah
tingkat pengembalian yang diharapkan dari
setiap tambahan barang modal.
Marginal Effeciency of Capital ( MEC ) dan
Marginal Efficiency of Investment ( MEI ).
Dalam prakteknya, dalam usaha untuk
mencatat nilai penanaman modal yang dilakukan
dalam suatu tahun tertentu, yang digolongkan
sebagai investasi atau pembentukan modal atau
penanaman modal atau penanaman modal)
meliputi pengeluran/perbelanjaan yang berikut :
1
2
3
Faktor – faktor yang Mempengaruhi Tingkat
Investasi
Marginal Efficiency of Capital ( MEC )
Diharapkan
Pembelian berbagai jenis barang dan modal,
yaitu mesin – mesin dan peralatan produksi
lainnya untuk mendirikan berbagai jenis industri
dan perusahaan.
Perbelanjaan untuk membangun rumah tempat
tinggal, bangunan kantor, bangunan pabrikan
dan bangunan–bangunan lainnya.
Pertambahan nilai stok barang–barang yang
belum terjual,bahan mentah dan barang yang
masih dalam proses produksi pada akhir tahun
perhitungan pendapatan nasional.
Dasar Teori Tenaga kerja
1. Kondisi Internal Perusahaan
Kondisi internal adalah faktor – faktor yang
berada dibawah kontrol perusahaan,
seperti tingkat efisiensi, kualitas SDM dan
teknologi. Sedangkan faktor non teknis,
seperti kepemilikan hak atau kekuatan
monopoli,
kedekatan
dengan
pusat
kekuasaan,
dan
penguasaan
jalur
informasi.
2. Kondisi Eksternal perushaan
Kondisi
eksternal
yang
perlu
dipertimbangkan
dalam
pengambilan
keputusan akan investasi utama adalah
perkiraan tantang tingkat produksi dan
pertumbuhan ekonomi domestic maupun
internasional.
b. Biaya investasi
Riset / 2185
Definisi tenaga kerja yang dikemukakan
oleh nurdin E, dan Budi agustina Dina, (1997 : 48)
Tenaga kerja merupakan penduduk yang berumur
10 tahun atau lebih yang sudah atau sedang
bekerja,sedang melakukan kerjaan lain bersekolah
atau mengurus rumah tangga.dari definisi diatas
dapat diartikan bahwa tenaga kerja asli dalam
produksi yang merupakan alat kekuasaan manusia
berupa tenaga kerja yang diusahakan bersama–
sama faktor produksi lain.
Tenaga kerja dapat dibedakan menjadi :


Tenaga kerja rohani, yaitu segala kegiatan
pikiran yang memberikan sumbangan produktif
untuk produksi.
Tenaga kerja jasmani, yaitu segala kegiatan
jasmani atau badaniah yang di tunjukan untuk
produksi.
JURNAL EKSIS
Vol.8 No.2, Agustus 2012: 2168 – 2357
http://karyailmiah.polnes.ac.id
Tenaga kerja jasmani dapat dibedakan kedalam
beberapa kelompok yaitu :



Tenaga kerja terdidik (Skilled Labour).
Tenaga kerja Terlatih (Trained Labour).
Tenaga kerja Tidak Terdidik dan Tidak terlatih
(Unskilled an Untrained labour).
Pengertian angkatan kerja adalah penduduk yang
berumur 10 tahun keatas yang bekerja atau punya
pekerjaan sementara, tidak bekerja dan penduduk
yang mencari pekerjaan.
Kerangka konsep
Gambar 2.2 : Kerangka Konsep
Dapat dijelaskan bahwa produksi batubara
merupakan salah satu sektor yang mulai di
unggulkan juga memberikan kontribusi yang besar
terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Kutai
Kartanegara secara makro. Perkembangan sektor
batubara dipengaruhi oleh besarnya penggunaan
investasi dan penggunaan tenaga kerja serta
berpengaruh
penting
dengan
pertumbuhan
ekonomi, dimana dengan bertambahnya investasi
akan menaikkan perbandingan tenaga kerja dikutai
kartanegara dan dengan demikian kenaikan
sehingga mempunyai pengaruh terhadap produksi
batubara di Kabupaten Kutai Kartanegara serta
meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Kabupaten
Kutai Kartanegara.
Hipotesis
1. Investasi dan Tenaga Kerja secara bersamasama
berpengaruh
signifikan
terhadap
Produksi batubara di Kabupaten Kutai
Kartanegara.
2. Produksi batubara mempunyai pengaruh
signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi di
Kabupaten Kutai Kartanegara.
METODE PENELITIAN
1. investasi adalah besarnya dana yang
ditanamkan untuk kemudian dikelola disektor
pertambangan selama periode 2004 sampai
dengan 2008 di kabupaten kutai kartanegara,
dalam penulisan ini diberi symbol X1.
2. Tenaga kerja adalah semua tenaga kerja yang
telah dipekerjakan pada sektor batubara pada
periode
2005
sampai
dengan
2009
dikabupaten
kutai
kartanegara,
dalam
penulisan ini diberi symbol X2.
3. Produksi batubara adalah Kegiatan disektor
pertambangan yang bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan manusia Di Kabupaten Kutai
Kartanegara, hasil produksi batubara di
Kabupaten Kutai Kartanegara pada tahun
2006-2009 diberi simbol Y1.
Pertumbuhan
Ekonomi
adalah
laju
pertumbuhan dari nilai Produk Domestik Regional
Bruto (PDRB) Kabupaten Kutai Kartanegara
menurut lapangan usaha atas dasar harga konstan
tahun 2000 di pertambangan diperiode 2005-2009
diberi simbol Y2
Alat Analisis
Adapun alat analisis yang digunakan untuk
membuktikan hipotesis yang diajukan adalah
analisis linier berganda, yaitu analisis yang
digunakan untuk mengetahui hubungan antara
variabel Independen (X1). Dengan variabel
dependen (Y1). Dalam penelitian ini variabel
independent (X2) adalah faktor yang mempengaruhi
Produksi batubara dikutai kartanegara sedangkan
variabel dependen (Y2) adalah produksi batubara.
Dalam
rangka
lebih
mempermudah
dan
mempercepat
proses
analisi
ini,
maka
dipergunakan
sistem komputerisasi
dengan
mempergunakan program SPSS dapat dirumuskan
sebagai berikut:
Dimana:
Y2 = f (Y1)
Y1 = f (x1 x2)
Y1 =  0  1 x1   2 x2 (Persamaan 1 : Pengaruh
Investasi dan tenaga kerja terhadap produksi
batubara)
Y2 =  0  1 ( 0  1 x1   2 x2 (Persamaan 2 :
Pengaruh produksi batubara terhadap pertumbuhan ekonomi)
Untuk mendapatkan gambaran yang jelas
dalam pengambilan data dilapangan diperlukan
rumusan secara operasional mengenai faktor-faktor
yang diteliti. Hal ini sangatlah penting karena tanpa
penjelasan atau rumusan masalah secara
operasional sulit untuk menentukan variablevariabel yang relevan dengan masalah penelitian
yang telah dirumuskan. Faktor-faktor yang
dimaksud sebagai berikut:
JURNAL EKSIS Vol.8 No. 2, Agustus: 2168 – 2357
Dimana:
Y2 = Pertumbuhan ekonomi
Y1 = Produksi Batu Bara
X1 = Investasi
X2 = Tenaga kerja
Model Regresi Linier Berganda
 1 = Pengaruh investasi terhadap Produksi Batu
Bara
Riset / 2186
2
1
menurut Rangkuti (2003 ; 165) digunakan uji t
adalah sebagai berikut :
= Pengaruh tenaga kerja terhadap Produksi
Batu Bara
= Pengaruh Produksi Batu Bara terhadap
pertumbuhan ekonomi
th 
b1
Sb1
Dimana :
Uji F (Uji Serentak)
Pengujian adalah untuk mengetahui
apakah variabel independen secara bersama –
sama mempunyai pengaruh atau tidak terhadap
variabel dependen menurut Fredy Rangkuti (2003 :
219) menyatakan bahwa Uji F dapat dirumuskan
adalah sebagai berikut:
Fh =
bi
= Koefisien regresi berganda
Sb1
= Standar error
Kriteria pengujian adalah sebagai berikut:
1. Hipotesis diterima, apabila:
H 0 : 1 :  2  0 artinya tidak dapat pengaruh
R2 / k
1  R 2 / n  k  1


Dimana:
H a : 1 :  2  0
R 2 = Koefisien determinasi
n
k
1
antara variable pengaruh
investasi dan tenaga kerja
terhadap produksi batubara
diKutai Kartanegara.
= Jumlah anggota sample
= Jumlah variabel independent
= Bilangan konstan
Kriteria yang digunakan dalam uji F adalah :
2. Hipotesis ditolak, apabila:
H1 :  i  0,
artinya terdapat pengaruh antara
Bila Fhitung  Ftabel
maka H 0 ditolak dan menerima
H1
Bila Fhitung  Ftabel
maka H 0 diterima dan menolak
antara variable pengaruh
investasi dan tenaga kerja
terhadap produksi batubara
diKutai Kartanegara.
artinya tidak dapat pengaruh
Hi
H 0  i  0 
Proses pengujiannya adalah:
H 0 : 1   2  0
berarti varibel X1 dan X2, secara bersama - sama
tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel Y.
H1   i
Bara terhadap Pertumbuhan
Ekonomi.
 0  ada pengaruh produksi Batu Bara
terhadap pertumbuhan ekonomi
Hal ini berarti H0 ditolak dan
menerima ha dengan syarat.
Ha : 1   2  0
berarti variabel X1 dan X2, secara bersama – sama
berpengaruh signifikan terhadap variabel Y.
variable investasi dan tenaga
kerja terhadap produksi batu
bara dikutai kartanegara.
tidak ada pengaruh produksi Batu
t hit >t tab( / 20, 05 / 20,025
Uji T (Parsial)
Setelah
menguji
apakah
variabel
independent secara bersama – sama memiliki
pengaruh atau tidak terhadap variable dependen,
maka selanjutnya menguji variable tersebut satu
per satu. Apabila variable independent memiliki
pengaruh terhadap variable dependen, maka
selanjutnya dapat dijelaskan variable mana
diantara variable
tersebut yang dominant
berpengaruh
terhadap
variable
dependen.
Pengujian secara parsial digunakan untuk menguji
apakah setiap variable independent mempunyai
pengaruh
atau
tidak
terhadap
variable
dependennya.
Sebagai acuan untuk menerima atau menolak
hipotesis yang telah dikemukakan, maka
Riset / 2187
Syarat
pembuktian
hasil
hipotesis
dilakukan dengan menentukan nilai thitung dan nilai
ttabel dengan derajat kebebasan (n-3) dan 
/2=0,05/2=0,025. Variabel yang berpengaruh
domonan adalah variabel yang memiliki nilai t hitung
yang paling besar. Adapun proses pengujiannya
adalah sebagai berikut:
Apabila thitung > ttabel maka H0 ditolak da Ha diterima
Apabila thitung < ttabel maka H0 diterima dan Ha ditolak
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Kutai
Kartanegara
Laju pertumbuhan total PDRB dengan
pertambangan non migas sangat fluktuatif yang
JURNAL EKSIS
Vol.8 No.2, Agustus 2012: 2168 – 2357
http://karyailmiah.polnes.ac.id
mungkin terpengaruh juga dari tingkat fluktuatifnya
harga BatuBara. Di tahun 2005, pertumbuhannya
mencapai 1,96 persen, pada tahun 2006
pertumbuhannya mengalami peningkatan yaitu
sebesar 2,67 persen. Selanjutnya pada tahun 2007
pertumbuhannya menurun kembali menjadi 1,04
persen.
Selanjutnya
pada
tahun
2008
pertumbuhannya menurun kembali menjadi 1,43
persen.
Selanjutnya
pada
tahun
2009
pertumbuhannya menurun kembali menjadi 2,48
persen.
Produksi Batubara di Kabupaten Kutai
kartanegara
Perkembangan produksi batubara di
Kabupaten kutai Kartanegara pada tahun 2005
produksi batu bara mencapai 10.718.848 ton, pada
tahun 2006 produksi batubara mengalami
peningkatan 11.920.348 ton, pada tahun 2007
produksi
batubara
mengalami
penurunan
10.518.934
ton, pada tahun 2008 produksi
batubara mengalami peningkatan 13.487.541 ton,
pada tahun 2009 produksi batubara mengalami
peningkatan 20.883.783 ton, kita bisa liat produksi
batu bara ada yang meningkat dan ada pula yang
menurun.
Perkembangan Investasi BatuBara di
Kabupaten Kutai Kartanegara
Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN)
di Kabupaten Kutai Kartanegara. Pada tahun 2004
investasi batubara sebesar
299.407.560.000
dengan 2 proyek, sedangkan untuk tahun 2005
investasi batubara 418.520.000.000 dengan 1
proyek, sedangkan tahun 2006 investasi batubara
sebesar 373.604.730.000
dengan 2 7royek,
sedangkan pada tahun 2007 investasi batubara
sebesar 535.493.870.000
dengan 2 proyek,
sedangkan pada tahun 2008 investasi batubara
sebesar 670.500.700.000 dengan 6 proyek. kita
bisa liat naik turun angka investasinya dan proyek
batubara setiap tahun dalam Penanaman Modal
Dalam Negeri.
Penanaman modal asing (PMA) di
Kabupaten Kutai Kartanegara yang investasinya
pada tahun 2005 investasi batubara sebesar US$
259.444.000 dengan 13 proyek, pada tahun 2006
investasi batubara sebesar US$ 915.473.520
dengan proyek 16, pada tahun 2007 investasi
batubara sebesar US$ 598.540.676 dengan proyek
15, pada tahun 2008 investasi batubara sebesar
US$ 63.366.700 dengan proyek 32, pada tahun
2009 investasi batubara sebesar US$ 32.850.000
dengan proyek 20. Kita bisa liat naik turun angka
investasinya dan proyek batubara setiap tahun
dalam Penanaman Modal Asing.
Investasi pada usaha pertambangan
batubara di Kabupaten Kutai Kartanegara. Pada
JURNAL EKSIS Vol.8 No. 2, Agustus: 2168 – 2357
tahun
2004
investasi
batubara
sebesar
2,841,958,760,000.00, sedangkan untuk tahun
2005 investasi batubara 9,390,160,496,000.00,
tahun
2006
investasi
batubara
sebesar
6,239,303,354,800.00, pada tahun 2007 investasi
batubara sebesar 1,156,487,530,000.00, dan pada
tahun
2008
investasi
batubara
sebesar
992,430,700,000.00, dari data diatas terlihat bahwa
nilai investasi mengalami fluktuasi setiap tahun.
Perkembangan Tenaga Kerja BatuBara di
Kabupaten Kutai Kartanegara
Tenaga kerja dalam negeri maupun luar
negeri (asing) di Kabupaten Kutai Kartanegara
pada tahun 2005 dalam negeri 11.800 orang dan
tenaga kerja asing 84 orang jadi di gabungkan
tenaga kerja pada tahun 2005 sebesar 11884
orang, pada tahun 2006 tenaga kerja dalam negeri
sebesar 19400 orang dan tenaga kerja asing 74
orang jadi digabungkan tenaga kerja pada tahun
2006 sebesar 19.474 orang, sedangkan pada
tahun 2007 tenaga kerja dalam negeri sebesar
17.700 orang dan tenaga kerja asing sebesar 97
orang jadi digabungkan tenaga kerja pada tahun
2007 sebesar 17.797 orang, pada tahun 2008
tenaga kerja dalam negeri sebesar 26.370 orang
dan tenaga kerja asing sebesar 32 jadi
digabungkan tenaga kerja pada tahun 2008
sebesar 26.402 orang, sedangkan pada tahun
2009 tenaga kerja dalam negeri sebesar 28.300
orang dan tenaga kerja asing sebesar 92 orang jadi
digabungkan tenaga kerja pada tahun 2009
sebesar 28.392 orang. Kita bisa liat diatas tingkat
tenaga kerja naik turun sehingga pengganguran
banyak di Kabupaten Kutai Kartanegara karena
kurangnya pengetahuan dan sekolahnya tidak
mencapai 9 tahun.
Analisis Data
Investasi
Pada tahun 2004 investasi batubara
sebesar 2,841,958,760,000.00, sedangkan untuk
tahun
2005
investasi
batubara
9,390,160,496,000.00, tahun 2006 investasi
batubara sebesar 6,239,303,354,800.00, pada
tahun
2007
investasi
batubara
sebesar
1,156,487,530,000.00, dan pada tahun 2008
investasi batubara sebesar 992,430,700,000.00,
dari data diatas terlihat bahwa nilai investasi
mengalami fluktuasi setiap tahun.

Tenaga Kerja
Tenaga kerja yang dimaksudkan dalam
penelitian ini adalah tenaga kerja dalam negeri
maupun luar negeri (asing) yang terserap pada
sektor pertambangan batubara di Kabupaten Kutai
Kartanegara pada tahun 2005 dalam negeri 11.800
Riset / 2188
orang dan tenaga kerja asing 84 orang jadi di
gabungkan tenaga kerja pada tahun 2005 sebesar
11.884 orang, pada tahun 2006 tenaga kerja
dalam negeri sebesar 19.400 orang dan tenaga
kerja asing 74 orang jadi digabungkan tenaga kerja
pada tahun 2006 sebesar 19.474 orang,
sedangkan pada tahun 2007 tenaga kerja dalam
negeri sebesar 17.700 orang dan tenaga kerja
asing sebesar 97 orang jadi digabungkan tenaga
kerja pada tahun 2007 sebesar 17.797 orang, pada
tahun 2008 tenaga kerja dalam negeri sebesar
26.370 orang dan tenaga kerja asing sebesar 32
jadi digabungkan tenaga kerja pada tahun 2008
sebesar 26.402 orang, sedangkan pada tahun
2009 tenaga kerja dalam negeri sebesar 28.300
orang dan tenaga kerja asing sebesar 92 orang jadi
digabungkan tenaga kerja pada tahun 2009
sebesar 28.392 orang. Kita bisa liat diatas tingkat
tenaga kerja naik turun sehingga pengganguran
banyak di Kabupaten Kutai Kartanegara karena
kurangnya pengetahuan dan sekolahnya tidak
mencapai 9 tahun.

Produksi Batubara
Perkembangan produksi batubara di
Kabupaten kutai Kartanegara pada tahun 2005
produksi batu bara mencapai 10.718.848 ton, pada
tahun 2006 produksi batubara mengalami
peningkatan 11.920.348 ton, pada tahun 2007
produksi
batubara
mengalami
penurunan
10.518.934
ton, pada tahun 2008 produksi
batubara mengalami peningkatan 13.487.541 ton,
pada tahun 2009 produksi batubara mengalami
peningkatan 20.883.783 ton, kita bisa liat produksi
batu bara ada yang meningkat dan ada pula yang
menurun.
Pengujian Hipotesis

Pengujian Hipotesis Kesatu (Uji F atau
Signifikansi F Changs)
Setelah
data
diproses
dengan
menggunakan Program SPSS 18.0, didapat hasil
analisis sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 4.6
Hipotesis
kesatu
berbunyi:
“Diduga
investasi dan tenaga kerja, secara bersama-sama
(simultan) berpengaruh terhadap produksi batubara
di kabupaten kutai kartanegara.
Menurut
tabel hasil regresi berganda,
seperti tampak pada Tabel 5.4 di atas, dapat
dikatakan bahwa pengaruh X1 (investasi) dan X2
(tenaga kerja) secara bersama-sama terhadap Y1
(produksi batubara) adalah sebesar koefisien
determinasi (R2) yaitu sebesar 0,998 atau 99,8%,
sedangkan
sisanya
yaitu
sebesar
0,20%
dipengaruhi oleh variabel-variabel lain di luar
model.
Sedangkan untuk mengetahui besarnya
pengaruh tersebut signifikan atau tidak dapat dilihat
dari Fhitung dibandingkan dengan Ftabel atau dari
Significant F Change-nya.
a. FH : Ft = 601,540 : 3,09. Berarti FH > Ft, maka
pengaruh X1 dan X2 secara bersama-sama
adalah signifikan terhadap Y1.
b. Bila dilihat dari Significant F Change sebesar
0,002, yang berarti Significant F Change lebih
kecil dari  = 0,025. Maka pengaruh X1, X2,
secara bersama-sama sebesar 99,8% adalah
signifikan terhadap Y1.
Dari urian di atas maka hipotesis kesatu
yaitu: “investasi dan
tenaga kerja, secara
bersama-sama (simultan) berpengaruh terhadap
produksi
batubara
di
Kabupaten
Kutai
Kartanegara”, adalah terbukti kebenarannya.

Pengujian Hipotesis Kedua
Hipotesis kedua berbunyi: “Produksi
Batubara terhadap Pertumbuhan Ekonomi di
Kabupaten Kutai Krtanegara”. Untuk membuktikan
hipotesis kedua ini diperlukan data tentang berapa
besarnya pengaruh Y1 terhadap Y2, dan apakah
pengaruh variabel bebas terhadap Y tersebut
signifikan atau tidak.
Tabel 4.8 Hasil Analisis Regresi Berganda
Pengaruh Produksi Batubara
terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Tabel 4.7 Hasil Analisis Regresi Berganda
Pengaruh Investasi dan Tenaga Kerja
Terhadap Produksi Batubara
Menurut
tabel hasil regresi berganda,
seperti tampak pada Tabel 5.2 di atas, dapat
dikatakan bahwa pengaruh variabel produksi
batubara terhadap pertumbuhan ekonomi adalah
sebesar koefisien determinasi (R2) yaitu sebesar
0,215 atau 21,5%, sedangkan sisanya yaitu
Riset / 2189
JURNAL EKSIS
Vol.8 No.2, Agustus 2012: 2168 – 2357
http://karyailmiah.polnes.ac.id
sebesar 78,5% dipengaruhi oleh variabel-variabel
lain di luar model.
Pembahasan
Dari hasil analisa regresi linier berganda
diperoleh persamaan regresei Y = 1,109 – 0,802X1
+ 0,714X2 maka dapat diketahui sifat hubungan
antara variable dependen dengan variable
independent, yaitu nilai b1 sebesar -,802, dimana
dalam hal ini jika terjadi perubahan atau
penambahan terhadap investasi sebesar satu
rupiah, maka akan terjadi penurunan terhadap
Produksi Batubara sebesar 2,08% dengan
menganggap variable lainnya dalam kondisi
konstan. nilai b2 sebesar 0,714, dimana dalam hal
ini jika terjadi perubahan atau penambahan
terhadap tenaga kerja sebesar satu orang, maka
akan terjadi peningkatan terhadap Produksi
batubara sebesar 1,714% dengan menganggap
variable lainnya dalam kondisi konstan.
Dari hasil analisis data diperoleh nilai
koefisien R yang menggambarkan hubungan
anatara variable dependen dengan varaibel
independent. Dimana nilai koefisien yang diperoleh
adalah sebesar 0,999, hal ini berarti bahwa ada
hubungan yang sangat kuat anatara variable
dependen dengan variebel independent. Dari hasil
perhitungan juga diperoleh nilai R2 sebesar 0,998
atau sebesar 99,8%. Secara statistic hal ini berarti
bahwa model regresi dalam penelitian ini sudah
cukup tepat, karena nilai 99,8% variable
independent yang diteliti berpengaruh terhadap
variabel dependen dan hanya 0,2% diperngaruhi
oleh factor lain diluar variable yang diteliti.
Dari hasil pengujian secara simultan
diperoleh nilai Ftest sebesar 601,540 dengan tingkat
signifikansi sebesar 0,002. sehingga diketahui
bahwa Ftest > Ftabel dengan derajat kesalahan yang
digunakan adalah  0,025 > Sig Ftest 0,002,
sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan
Ha diterima. Hal ini menunjukkan bahwa variable
investasi, Tenaga kerja, berpengaruh secara
bersama-sama terhadap Produksi Batubara.
Sedangkan untuk pengaruh produksi
batubara terhadap pertumbuhan ekonomi diperoleh
persamaan regresei Y = 0,913 + 7,426X1 maka
dapat diketahui sifat hubungan antara variable
dependen dengan variable independent, yaitu nilai
b1 sebesar 0,463, dimana dalam hal ini jika terjadi
perubahan atau penambahan terhadap Produksi
batubara sebesar satu ton, maka akan terjadi
peningkatan terhadap pertumbuhan ekonomi
sebesar 1,463% dengan menganggap variable
lainnya dalam kondisi konstan.
Dari hasil analisis data diperoleh nilai
koefisien R yang menggambarkan hubungan
anatara variable dependen dengan varaibel
independent. Dimana nilai koefisien yang diperoleh
JURNAL EKSIS Vol.8 No. 2, Agustus: 2168 – 2357
adalah sebesar 0,463 hal ini berarti bahwa ada
hubungan yang lemah anatar variable dependen
dengan
variebel
independent.
Dari
hasil
perhitungan juga diperoleh nilai R2 sebesar 0,215
atau sebesar 21,5%. Secara statistic hal ini berarti
bahwa model regresi dalam penelitian ini adalah
lemah, karena nilai 21,5% variable independent
yang diteliti berpengaruh terhadap variabel
dependen dan ada 78,5% diperngaruhi oleh factor
lain diluar variable yang diteliti.
Dari hasil pengujian nilai F test sebesar 0,820
dengan tingkat signifikansi sebesar 0,432 sehingga
diketahui bahwa Ftest < Ftabel dengan derajat
kesalahan yang digunakan adalah  0,025 < Sig
Ftest 0,432, sehingga dapat disimpulkan bahwa H 0
diterima dan Ha ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa
variable produksi batubara tidak berpengaruh
terhadap pertumbuhan ekonomi.
Sedangkan untuk mengetahui seberapa
besar pengaruh dari masing-masing variable
independent terhadap variable dependen secara
parsial, digunakan perbandingan t test dengan ttabel.
Secara parsial diperoleh hasil sebagai berikut :
1. Investasi (X1) terhadap Produksi batubara (Y1)
Pada taraf signifikan 5% dari Ttabel atau T(0,025) =
2,571 dan ttest = 27,587 maka karena nilai ttest <
Ttabel (27,587 > 2,571); maka dapat disimpulkan
menerima H0 ditolak Ha diterima, hal ini berarti
secara parsial variable PMDN berpengaruh
signifikan terhadap peoduksi batubara. Hal ini
juga dapat dibuktikan dengan nilai signifikan
sebesar 0,001 < 0,025.
2. Tenaga Kerja (X2) terhadap Produksi Batubara
(Y1)
Pada taraf signifikan 5% dari T tabel atau T(0,025) =
2,571 dan ttest = 24,562 maka karena nilai ttest <
Ttabel (24,562 > 2,571); maka dapat disimpulkan
menolak H0 dan menerima H a (hipotesis
diterima), hal ini berarti secara parsial variable
tenaga kerja berpengaruh signifikan terhadap
produksi batubara. Hal ini juga dapat dibuktikan
dengan nilai signifikan sebesar 0,002 < 0,025.
3. Produksi batubara (Y1) terhadap Pertumbuhan
Ekonomi (Y2)
Pada taraf signifikan 5% dari T tabel atau T(0,025) =
2,571 dan ttest = 0.820 maka karena nilai ttest <
Ttabel (0.820 > 2,571); maka dapat disimpulkan
menerima
H0 dan menolak Ha (hipotesis
ditolak), hal ini berarti variable Produksi
batubara
tidak berpengaruh signifikan
terhadap pertumbuhan ekonomi. Hal ini juga
dapat dibuktikan dengan nilai signifikan
sebesar 0.432 < 0,025.
Berdasarkan
hasil
analisis
dan
pembahasan diatas maka hipotesis yang telah
dikemukakan pada Bab II sebelumnya, yaitu
Riset / 2190
Investasi, tenaga kerja berpengaruh terhadap
produksi barubara, sedangkan hipotesis kedua
yang mengatakan bahwa Produksi batubara
berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di
Kabupaen Kutai Kartanegara, tidak dapat diterima.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Mengacu pada hasil analisa data dan
pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Investasi berpengaruh terhadap produksi
batubara di Kabupaten Kutai Kartanegara, dan
secara parsial variable investasi berpengaruh
signifikan terhadap produksi batubara.
2. Tenaga kerja berpengaruh terhadap produksi
batubara di Kabupaten Kutai Kartanegera, dan
secara
parsial
variable
tenaga
kerja
berpengaruh signifikan terhadap produksi
batubara.
3. Tenaga kerja berpengaruh negatif terhadap
produksi batubara di Kabupaten Kutai
Kartanegara, sementara Produksi batubara
tidak
berpengaruh
signifikan
terhadap
pertumbuhan ekonomi.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian, analisis data
dan kesimpulan diatas, maka penulis memberikan
beberapa saran sebagai berikut :
1. Investasi
di
Kutai
Kartanegara
harus
ditingkatkan, karena dengan meningkatnya
investasi akan memberikan kontribusi terhadap
pertumbuhan ekonomi di Kabupaten ini, selain
itu banyak manfaat lainnya yang ditimbulkan
dari
adanya
investasi
diantaranya
meningkatkan kesempatan kerja, terjadi alih
teknologi dan produksi barang dan jasa yang
diperlukan
dalam
masyarakat
dapat
ditingkatkan.
2. Pemerintah
daerah
Kabupaten
Kutai
Kartanegara dan instansi terkait harus mampu
menarik minat investor terutama investor dalam
negeri agar merealisasikan investasinya.
Upaya
yang
dapat
dilakukan
Pemda
diantaranya
meningkatkan
keamanan,
memberikan
jaminan
kepastian
hukum,
menjaga stabilitas ekonomi, menyediakan
infrastruktur yang baik, membuat peraturan
yang tidak menyulitkan investor, serta
mempermudah prosedur dan ijin usaha.
3. Pemerintah
daerah
Kabupaten
Kutai
Kartanegara diharapkan meningkatkan kualitas
Sumber Daya Manusia (SDM), sehingga yang
bekerja di pertambangan Kabupaten Kutai
Kartanegara tersebut tidak ada yang non skill.
Riset / 2191
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, L. 1999. Ekonomi Pembangunan. Sekolah
Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, Yogyakarta.
Badan Pusat Statistik Provinsi Riau. 2009-2011.
Keadaan Angkatan Kerja di Provinsi Riau.
BPS Provinsi Riau, Pekanbaru
Badan Pusat Statistik Kota Dumai. 2001-2011.
Dumai Dalam Angka. BPS Kota Dumai,
Dumai.
Caska. 2008. Potensi dan Kebijakan Kota Dumai
Dalam Membangun Kawasan Ekonomi
Khusus. Jurnal Ekonomi, XIII: 254-266.
Departemen Pertambangan. 2005. Landasan
Teoritis dan Fakta Empiris. Deptam,
Jakarta.
Glasson, J. 1977. Pengantar Perencanaan.
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi
Univrsitas Indonesia, Jakarta.
Jhinghan, M.L. 2010. Ekonomi Pembangunan dan
Perencanaan. D.Guritno [penerjemah].
Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Maulida, E.M. 2009. Analisis Sektor Basis dan
Potensi Daya Saing Pariwiata Kabupaten
Tasikmalaya Pasca Otonomi Daerah
[Skripsi]. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Mangun, N. 2007. Analisis Potensi Ekonomi
Kabupaten dan Kota Provinsi Sulawesi
Tengah [Tesis]. Universitas Diponegoro,
Semarang.
Mubyarto. 1989. Pengantar Ekonomi Pertanian.
LP3ES, Jakarta.
Paramitasari, N. 2010. Potensi Komoditas
Unggulan Industri Manufaktur Terhadap
Perekonomian Indonesia (Analisis Tabel IO 2005). [Skripsi]. Institut Pertanian Bogor,
Bogor.
Porter,
M.E. 1992. Keunggulan Bersaing,
Menciptakan dan Mempertahankan Kinerja
Unggul. Agus Darma,dkk [penerjemah].
Erlangga, Jakarta.
Priyarsono, D.S., Sahara, dan M.Firdaus. 2007.
Ekonomi Regional. Universitas Terbuka,
Jakarta.
Purwanti, D. 2009. Analisis Sektor Unggulan dalam
Penyerapan Tenaga Kerja Kabupaten
Muara Enim Provinsi Sumatera Selatan
[Skripsi]. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
JURNAL EKSIS
Vol.8 No.2, Agustus 2012: 2168 – 2357
Download