http://karyailmiah.polnes.ac.id PENGARUH INVESTASI DAN TENAGA KERJA TERHADAP PRODUKSI BATUBARA DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI KUTAI KARTANEGARA Jamli (Staf Politeknik Negeri Samarinda) Abstrak JAMLI : Pengaruh Investasi dan Tenaga Kerja Terhadap Produksi Batubara dan Pertumbuhan Ekonomi di Kutai Kartanegara di bawah bimbingan Irwan Gani dan Erwin Kurniawan A. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Investasi dan Tenaga Kerja Produksi Batubara dan Pertumbuhan Ekonomi di Kutai Kartanegara. Untuk mengetahui bahwa produksi batubara secara signifikan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Kutai Kartanegara, dan hipotesisnya diduga investasi dan tenaga kerja secara bersama-sama di Kabupaten Kutai Kartanegara, diduga produksi batubara mempunyai pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Kutai Kartanegara. Alat analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda untuk menghitung berapa banyak Pengaruh Investasi dan Tenaga Kerja Produksi Batubara dan Pertumbuhan Ekonomi di Kutai Kartanegara, sedangkan pengolahan menulis data menggunakan program SPSS dan penelitian menggunakan data sekunder. Hasil analisis Investasi dan Ketenagakerjaan bersama-sama (simultan) berpengaruh pada produksi batubara di Kabupaten Kutai dan produksi batubara bersama-sama mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Kutai Kartanegera. Hasil hipotesis antara FH: Ft = 133,909: 3,09. Mean FH> Ft maka pengaruh X1 dan X2 secara bersama-sama secara signifikan menjadi Y1, dan variabel produksi batubara pada pertumbuhan ekonomi adalah koefisien determinasi (R2) yaitu sebesar 0,228 atau 22,8%, sedangkan sisanya sama dengan 77,2% dipengaruhi oleh variabel lain di luar model. Kata Kunci : Investasi, Tenaga Kerja, Produksi Batubara dan Pertumbuhan Ekonomi. PENDAHULUAN Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam masyarakat meningkat. Masalah pertumbuhan ekonomi dapat dipandang sebagai masalah makro ekonomi dalam jangka panjang. dari satu periode ke periode lainnya. Kemampuan yang meningkat ini disebabkan karena faktor-faktor produksi akan selalu mengalami pertambahan dalam jumlah dan kualitasnya. Investasi akan JURNAL EKSIS Vol.8 No. 2, Agustus: 2168 – 2357 menambah jumlah barang modal. Teknologi yang digunakan menjadi berkembang. Disamping itu tenaga kerja bertambah sebagai akibat perkembangan penduduk, pengalaman kerja dan pendidikan menambah keterampilan mereka. Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara merupakan salah satu kabupaten yang kaya akan potensi sumber daya alam baik dalam sektor pertambangan dan penggalian, pertanian, kehutanan, industri, pariwisata dan jasa, serta merupakan daerah yang sangat penting potensial bagi investor untuk berinvestasi. Pertumbuhan Riset / 2182 minat investasi ini tentunya juga akan memberikan peluang kerja kepada masyarakat setempat sehingga akan berdampak menurunnya angka penggangguran di Kabupaten Kutai Kartananegara. Dalam upaya menumbuhkan perekonomian, setiap daerah senantiasa berusaha menciptakan iklim usaha yang dapat menggairahkan investasi. Pada umumnya yang dijadikan sasaran bukan hanya masyarakat atau kalangan dunia usaha dari luar negeri (investor asing). Kabupaten Kutai Kartanegara pada tahun 2009, ditetapkan sebagai kabupaten terbanyak realisasi investasinya di wilayah provinsi Kalimantan Timur, dari total rencana investasi 2,3 triliun rupiah diberbagai sektor usaha sehingga akhir November 2009 rencana investasi tersebut berhasil terealisasi kurang lebih 1,4 triliun rupiah. Batubara merupakan salah satu sumber energi alternative disamping minyak dan gas bumi. Dipilihnya batubara sebagai sumber energi karena batubara relatif lebih murah dibanding minyak bumi. Khususnya di Indonesia yang memiliki sumber batubara yang sangat melimpah, batubara menjadi sumber energi alternatif yang potensial. Oleh sebab itu, penggunaan batubara di Indonesia meningkat pesat setiap tahunnya. Data menunjukkan bahwa penggunaan batubara di Indonesia mencapai 14,1% dari total penggunaan energi lain pada tahun 2003. Diperkirakan penggunaan energi batubara ini akan terus meningkat hingga 34,6% pada tahun 2025 (Fatakh, 2008). Sektor batubara adalah merupakan hasil dari sumber daya mineral yang dihasilkan dari proses pembekuan bebatuan dari berjuta-juta tahun yang lalu. Peranannya sangatlah berarti bagi perekonomian Indonesia khususnya bagi Kalimantan Timur tepatnya kutai kartanegara.pada tahun 2005 produksi batu bara di kutai kartanegara 10.718.848 ton dan pada tahun 2006 meningkat menjadi 11.920.348 ton dan pada tahun 2007 menurun menjadi 10.518.934 ton dan pada tahun 2008 meningkat menjadi 13.487.541 ton dan pada tahun 2009 meningkat lagi menjadi 20.883.783 ton jadi kita bisa lihat produksi batubara disektor pertambangan batubara di kabupaten kutai kartanegara tiap tahunnya relatif naik turun tingkat produksinya Adapun tujuan penelitian adalah Untuk mengetahui pengaruh investasi dalan negeri (PMDN) dan tenaga kerja terhadap produksi batubara di Kabupaten Kutai Kartanegara, dan untuk mengetahui pengaruh produksi batubara terhadap pertumbuhan ekonomi. TINJAUAN PUSTAKA Adam Smith (1989 : 13), Pertumbuhan ekonomi ditandai dua faktor yang saling Robert Solow berkaitan yaitu pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan output. Ada 3 komponen yang saling mempengaruhi tinggi rendahnya output yaitu : - Sumber-sumber alam Tenaga kerja Jumlah persediaan barang modal Harrod - Domar (2000 : 16), teorinya menggabungkan paham klasik yang mementingkan penawaran (produksi) dengan teori Keyness yang mementingkan permintaan (konsumsi). Teori ini menggunakan beberapa pemisalan : - - Pada tahap permulaan perekonomian telah mencapai full employment Perekonomian terdiri dari dua sector yaitu rumah tangga dan perusahaan Fungsi tabungan di mulai dari titik nol, sehingga besarnya tabungan proporsional dengan pendapatan Rasio modal produksi, yaitu perbandingan diantara pertambahan modal dengan pertambahan produksi adalah tetap Investasi adalah merupakan pengeluaran tetapi di lain pihak akan menambah jumlah barangbarang modal di dalam masyarakat. Untuk menjamin agar barang-barang modal yang bertambah itu tidak menganggur, maka penambahan barang modal harus diimbangi dengan kenaikan pendapatan nasional yang sama besarnya. Mazhab Neo-Klasik Teori-teori yang dikembangkan oleh Marx dan Engels mendapat banyak tanggapan dari pakar-pakar ekonomi, Baik dari kaum sosialis maupun dari pendukung sistem liberal kapitalisme. Pemikiran-pemikiran ekonomi dari para pakar pendukung system liberal ini kemudian dimasukkan kedalam suatu kelompok pemikiran ekonomi tersendiri yang disebut mazhab neo-klasik. Karena analisis yang dibuat Marx untuk meramal kejatuhan system kapitalis bertitik tolak dari teori nilai kerja dan tingkat upah, maka para pakar klasik mempelajari teori-teori tersebut secara mendalam. Dari sekian banyak pakar-pakar neo klasik paling kurang ada empat orang yang melakukan penelitia tentang hal yang sama, yaitu W. Stanley Jesons (1835-1882), Leon Walras (1837-1910), Carl Menger (1840-1921) dan Alfred Marshall (1842-1942). Walaupun mereka melakukan penelitian secara terpisah, tetapi dari hasil penelitian masing-masing mereka mengemukakan tentang hal yang sama bahwa teori nilai lebih(surplus value) Marx tidak mampu menjelaskan secara tepat tentang nilai komoditas teori Marx tersebut tidak memberikan sumbangan apa-apa dalam perkembangan teori ekonomi dank arena itu dapat diabaikan. Teori Pertumbuhan Ekonomi Riset / 2183 JURNAL EKSIS Vol.8 No.2, Agustus 2012: 2168 – 2357 http://karyailmiah.polnes.ac.id Boediono (2000 : 90), secara singkat mendefenisikan pertumbuhan ekonomi sebagai proses kenaikan output perkapita dalam jangka panjang. Ada tiga aspek yang dijelaskan pada definisi tersebut, yaitu : proses, output per kapita dan jangka panjang. Produksi adalah kombinasi dan koordinasi material-material dan kekuatan-kekuatan (input factor, sumber daya, jasa-jasa produksi) dalam pembuatan suatu barang atau jasa (output atau produk). (Bruce R. Beattie-C.Robert Taylor 1994 : 3). Suatu perekonomian dikatakan mengalami pertumbuhan, jika produk barang dan jasanya meningkat atau dengan kata lain terjadi peningkatan GNP pada suatu negara. Pertumbuhan ekonomi harus mencerminkan pertumbuhan output per kapita. Dengan pertumbuhan per kapita, berarti terjadi pertumbuhan upah rill dan meningkatnya standar hidup. Dengan demikian dapat dikemukakan definisi pertumbuhan ekonomi sebagai berikut : Pertumbuhan ekonomi adalah suatu kondisi dimana terjadinya perkembangan GNP yang mencerminkan adanya pertumbuhan output per kapita dan meningkatnya standar hidup masyarakat (Asfia Murni, 2009 : 169). Kegiatan produksi adalah segala kegiatan yang ditujukan untuk memuaskan orang lain dengan jalan mengadakan pertukaran. (Agus Ayari 2000:6). Pertumbuhan ekonomi suatu daerah akan menimbulkan rangsangan untuk berinvestasi melalui peningkatan yang tinggi. Selanjutnya dengan investasi yang semakin berkembang akan menimbulkan profit bagi perusahaan atau daerah yang pada gilirannya akan meningkat pertumbuhan ekonomi. Hal ini sesuai dengan teori harrod-Domar dimana pengeluaran investasi (I) tidak hanya mempengaruhi terhadap permintaan agregat, tetapi juga penawaran agregat, melalui pengaruhnya terhadap kapasitas produksi. Subandi (2007 : 39), menyebutkan faktorfaktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia, secara umum adalah : 1. Faktor produksi, yaitu harus mampu memanfaatkan tenaga kerja yang ada, dan penggunaan bahan baku industri dalam negeri semaksimal mungkin. 2. Faktor investasi, yaitu dengan membuat kebijakan investasi yang tidak rumit dan berpihak pada pasar. 3. Faktor perdangangan luar negeri dan neraca pembayaran, harus surplus sehingga mampu meningkatkan cadangan devisa dan menstabilkan nilai rupiah. 4. Faktor kebijakan moneter dan inflasi, yaitu kebijakan kepada nilai tukar rupiah dan tingkat suku bunga ini juga harus antisipatif dan dapat diterima pasar. 5. Faktor keuangan Negara, yaitu berupa kebijakan fiskal yang konstruktif dan mampu untuk membiayai pengeluaran pemerintah (tidak defisit). Dasar Teori Pengertian produksi Produksi diartikan sebagai kegiatan yang dapat menimbulkan tambahan manfaat atau penciptaan faedah baru. Penambahan faedah ini terbagi menjadi berbagai macam antara lain: 1. 2. 3. 4. Faedah waktu Faedah bentuk Faedah tempat Faedah kombinasi dari faedah-faedah tersebut diatas. Faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi dapat digolongkan menjadi 2 yaitu: 1. Faktor Produksi Tetap Yaitu faktor produksi yang jumlahnya tidak dapat diubah secara cepat bila keadaan pasar menghendaki perubahan output. Misalnya : gedung, mesin. 2. Faktor Produksi Variabel Yaitu faktor produksi yang jumlahnya dapat berubah-ubah dalam waktu relative singkat dengan jumlah output yang dihasilkan. Misalnya : tenaga kerja, bahan mentah. Berdasarkan penggolongan kedua faktor produksi maka kurun waktu produksi digolongkan menjadi tiga bagian yaitu : a. Kurun waktu produksi jangka pendek (short run) Menunjukan kurun waktu dimana salah satu faktor produksi lebih bersifat tetap. Jadi dalam kurun waktu ini output dapat diubah jumlahnya dengan jalan mengubah faktor produksi variable yang digunakan dengan peralatan mesin yang ada misalnya menambah jam kerja. b. Kurun waktu produksi jangka panjang (long run) Kurun waktu dimana faktor produksi bersifat variable, perubahan output dilakukan dengan cara merubah faktor produksi dalam tingkat kombinasi yang seoptimal mungkin. c. Kurun waktu produksi dengan jangka waktu yang sangat panjang sekali (very long run) Dalam kurun waktu ini perbedaan jangka panjang dengan jangka waktu yang panjang sekali terletak pada jenis teknologi yang digunakan. Dasar Teori Investasi JURNAL EKSIS Vol.8 No. 2, Agustus: 2168 – 2357 Riset / 2184 Investasi merupakan faktor pendukung yang sangat penting dalam peningkatan investasi ini sangat dipengaruhi oleh permintaan terhadap hasil produksi, sedangkan permintaan tersebut merupakan pasar akan berpengaruh terhadap kegiatan investasi yang pada hakekatnya dapat pula meningkatkan industri, sehingga dapat dikatakan bahwa peningkatan investasi dapat pula meningkatkan jumlah produksi. a Investasi Dalam Bentuk Barang Modal dan Bangunan hal yang paling menentukan adalah tingkat bunga pinjaman. Makin tinggi tingkat bunganya maka biaya investasi makin mahal. Akibat minat akan investasi makin menurun. Namun tidak jarang, walaupun tingkat bunga pinjaman rendah, minat akan investasi tetap rendah. Hal ini disebabkan biaya total investasi makin tinggi dan faktor yang mempengaruhi adalah masalah kelembagaan. c. Yang tercakup dalam investasi barang modal dan bangunan adalah pengeluran–pengeluaran untuk pembelian pabrik, mesin, peralatan produksi, bangunan/gedung yang baru. Karena daya tahan modal dan bangunan umumnya lebih dari setahun, sering kali investasi ini disebut sebagai investasi dalam bentuk harta tetap (fixed Invesment). b Investasi Persediaan Perusahaan sering kali memproduksi barang lebih banyak dari pada target penjualan. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan. Tentu saja investasi persediaan diharapkan meningkatkan penghasilan /keuntungan. Persediaan barang tersebut dikatakan sebagai investasi yang direncanakan atau investasi yang di inginkan karena telah direncanakan. Selain barang jadi, investasi dapat juga dilakukan dalam bentuk persediaan barang baku dan setengah jadi. a. Tingkat Pengembalian yang (Expected Rate of Return ) Tingkat Bunga, dan Marginal Efficeicy of Investement ( MEI ) Marginal Efficiency of Capital ( MEC ), Investasi, dan tingkat bunga MEC adalah tingkat pengembalian yang diharapkan dari setiap tambahan barang modal. Marginal Effeciency of Capital ( MEC ) dan Marginal Efficiency of Investment ( MEI ). Dalam prakteknya, dalam usaha untuk mencatat nilai penanaman modal yang dilakukan dalam suatu tahun tertentu, yang digolongkan sebagai investasi atau pembentukan modal atau penanaman modal atau penanaman modal) meliputi pengeluran/perbelanjaan yang berikut : 1 2 3 Faktor – faktor yang Mempengaruhi Tingkat Investasi Marginal Efficiency of Capital ( MEC ) Diharapkan Pembelian berbagai jenis barang dan modal, yaitu mesin – mesin dan peralatan produksi lainnya untuk mendirikan berbagai jenis industri dan perusahaan. Perbelanjaan untuk membangun rumah tempat tinggal, bangunan kantor, bangunan pabrikan dan bangunan–bangunan lainnya. Pertambahan nilai stok barang–barang yang belum terjual,bahan mentah dan barang yang masih dalam proses produksi pada akhir tahun perhitungan pendapatan nasional. Dasar Teori Tenaga kerja 1. Kondisi Internal Perusahaan Kondisi internal adalah faktor – faktor yang berada dibawah kontrol perusahaan, seperti tingkat efisiensi, kualitas SDM dan teknologi. Sedangkan faktor non teknis, seperti kepemilikan hak atau kekuatan monopoli, kedekatan dengan pusat kekuasaan, dan penguasaan jalur informasi. 2. Kondisi Eksternal perushaan Kondisi eksternal yang perlu dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan akan investasi utama adalah perkiraan tantang tingkat produksi dan pertumbuhan ekonomi domestic maupun internasional. b. Biaya investasi Riset / 2185 Definisi tenaga kerja yang dikemukakan oleh nurdin E, dan Budi agustina Dina, (1997 : 48) Tenaga kerja merupakan penduduk yang berumur 10 tahun atau lebih yang sudah atau sedang bekerja,sedang melakukan kerjaan lain bersekolah atau mengurus rumah tangga.dari definisi diatas dapat diartikan bahwa tenaga kerja asli dalam produksi yang merupakan alat kekuasaan manusia berupa tenaga kerja yang diusahakan bersama– sama faktor produksi lain. Tenaga kerja dapat dibedakan menjadi : Tenaga kerja rohani, yaitu segala kegiatan pikiran yang memberikan sumbangan produktif untuk produksi. Tenaga kerja jasmani, yaitu segala kegiatan jasmani atau badaniah yang di tunjukan untuk produksi. JURNAL EKSIS Vol.8 No.2, Agustus 2012: 2168 – 2357 http://karyailmiah.polnes.ac.id Tenaga kerja jasmani dapat dibedakan kedalam beberapa kelompok yaitu : Tenaga kerja terdidik (Skilled Labour). Tenaga kerja Terlatih (Trained Labour). Tenaga kerja Tidak Terdidik dan Tidak terlatih (Unskilled an Untrained labour). Pengertian angkatan kerja adalah penduduk yang berumur 10 tahun keatas yang bekerja atau punya pekerjaan sementara, tidak bekerja dan penduduk yang mencari pekerjaan. Kerangka konsep Gambar 2.2 : Kerangka Konsep Dapat dijelaskan bahwa produksi batubara merupakan salah satu sektor yang mulai di unggulkan juga memberikan kontribusi yang besar terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Kutai Kartanegara secara makro. Perkembangan sektor batubara dipengaruhi oleh besarnya penggunaan investasi dan penggunaan tenaga kerja serta berpengaruh penting dengan pertumbuhan ekonomi, dimana dengan bertambahnya investasi akan menaikkan perbandingan tenaga kerja dikutai kartanegara dan dengan demikian kenaikan sehingga mempunyai pengaruh terhadap produksi batubara di Kabupaten Kutai Kartanegara serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Kutai Kartanegara. Hipotesis 1. Investasi dan Tenaga Kerja secara bersamasama berpengaruh signifikan terhadap Produksi batubara di Kabupaten Kutai Kartanegara. 2. Produksi batubara mempunyai pengaruh signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten Kutai Kartanegara. METODE PENELITIAN 1. investasi adalah besarnya dana yang ditanamkan untuk kemudian dikelola disektor pertambangan selama periode 2004 sampai dengan 2008 di kabupaten kutai kartanegara, dalam penulisan ini diberi symbol X1. 2. Tenaga kerja adalah semua tenaga kerja yang telah dipekerjakan pada sektor batubara pada periode 2005 sampai dengan 2009 dikabupaten kutai kartanegara, dalam penulisan ini diberi symbol X2. 3. Produksi batubara adalah Kegiatan disektor pertambangan yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia Di Kabupaten Kutai Kartanegara, hasil produksi batubara di Kabupaten Kutai Kartanegara pada tahun 2006-2009 diberi simbol Y1. Pertumbuhan Ekonomi adalah laju pertumbuhan dari nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Kutai Kartanegara menurut lapangan usaha atas dasar harga konstan tahun 2000 di pertambangan diperiode 2005-2009 diberi simbol Y2 Alat Analisis Adapun alat analisis yang digunakan untuk membuktikan hipotesis yang diajukan adalah analisis linier berganda, yaitu analisis yang digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel Independen (X1). Dengan variabel dependen (Y1). Dalam penelitian ini variabel independent (X2) adalah faktor yang mempengaruhi Produksi batubara dikutai kartanegara sedangkan variabel dependen (Y2) adalah produksi batubara. Dalam rangka lebih mempermudah dan mempercepat proses analisi ini, maka dipergunakan sistem komputerisasi dengan mempergunakan program SPSS dapat dirumuskan sebagai berikut: Dimana: Y2 = f (Y1) Y1 = f (x1 x2) Y1 = 0 1 x1 2 x2 (Persamaan 1 : Pengaruh Investasi dan tenaga kerja terhadap produksi batubara) Y2 = 0 1 ( 0 1 x1 2 x2 (Persamaan 2 : Pengaruh produksi batubara terhadap pertumbuhan ekonomi) Untuk mendapatkan gambaran yang jelas dalam pengambilan data dilapangan diperlukan rumusan secara operasional mengenai faktor-faktor yang diteliti. Hal ini sangatlah penting karena tanpa penjelasan atau rumusan masalah secara operasional sulit untuk menentukan variablevariabel yang relevan dengan masalah penelitian yang telah dirumuskan. Faktor-faktor yang dimaksud sebagai berikut: JURNAL EKSIS Vol.8 No. 2, Agustus: 2168 – 2357 Dimana: Y2 = Pertumbuhan ekonomi Y1 = Produksi Batu Bara X1 = Investasi X2 = Tenaga kerja Model Regresi Linier Berganda 1 = Pengaruh investasi terhadap Produksi Batu Bara Riset / 2186 2 1 menurut Rangkuti (2003 ; 165) digunakan uji t adalah sebagai berikut : = Pengaruh tenaga kerja terhadap Produksi Batu Bara = Pengaruh Produksi Batu Bara terhadap pertumbuhan ekonomi th b1 Sb1 Dimana : Uji F (Uji Serentak) Pengujian adalah untuk mengetahui apakah variabel independen secara bersama – sama mempunyai pengaruh atau tidak terhadap variabel dependen menurut Fredy Rangkuti (2003 : 219) menyatakan bahwa Uji F dapat dirumuskan adalah sebagai berikut: Fh = bi = Koefisien regresi berganda Sb1 = Standar error Kriteria pengujian adalah sebagai berikut: 1. Hipotesis diterima, apabila: H 0 : 1 : 2 0 artinya tidak dapat pengaruh R2 / k 1 R 2 / n k 1 Dimana: H a : 1 : 2 0 R 2 = Koefisien determinasi n k 1 antara variable pengaruh investasi dan tenaga kerja terhadap produksi batubara diKutai Kartanegara. = Jumlah anggota sample = Jumlah variabel independent = Bilangan konstan Kriteria yang digunakan dalam uji F adalah : 2. Hipotesis ditolak, apabila: H1 : i 0, artinya terdapat pengaruh antara Bila Fhitung Ftabel maka H 0 ditolak dan menerima H1 Bila Fhitung Ftabel maka H 0 diterima dan menolak antara variable pengaruh investasi dan tenaga kerja terhadap produksi batubara diKutai Kartanegara. artinya tidak dapat pengaruh Hi H 0 i 0 Proses pengujiannya adalah: H 0 : 1 2 0 berarti varibel X1 dan X2, secara bersama - sama tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel Y. H1 i Bara terhadap Pertumbuhan Ekonomi. 0 ada pengaruh produksi Batu Bara terhadap pertumbuhan ekonomi Hal ini berarti H0 ditolak dan menerima ha dengan syarat. Ha : 1 2 0 berarti variabel X1 dan X2, secara bersama – sama berpengaruh signifikan terhadap variabel Y. variable investasi dan tenaga kerja terhadap produksi batu bara dikutai kartanegara. tidak ada pengaruh produksi Batu t hit >t tab( / 20, 05 / 20,025 Uji T (Parsial) Setelah menguji apakah variabel independent secara bersama – sama memiliki pengaruh atau tidak terhadap variable dependen, maka selanjutnya menguji variable tersebut satu per satu. Apabila variable independent memiliki pengaruh terhadap variable dependen, maka selanjutnya dapat dijelaskan variable mana diantara variable tersebut yang dominant berpengaruh terhadap variable dependen. Pengujian secara parsial digunakan untuk menguji apakah setiap variable independent mempunyai pengaruh atau tidak terhadap variable dependennya. Sebagai acuan untuk menerima atau menolak hipotesis yang telah dikemukakan, maka Riset / 2187 Syarat pembuktian hasil hipotesis dilakukan dengan menentukan nilai thitung dan nilai ttabel dengan derajat kebebasan (n-3) dan /2=0,05/2=0,025. Variabel yang berpengaruh domonan adalah variabel yang memiliki nilai t hitung yang paling besar. Adapun proses pengujiannya adalah sebagai berikut: Apabila thitung > ttabel maka H0 ditolak da Ha diterima Apabila thitung < ttabel maka H0 diterima dan Ha ditolak HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Kutai Kartanegara Laju pertumbuhan total PDRB dengan pertambangan non migas sangat fluktuatif yang JURNAL EKSIS Vol.8 No.2, Agustus 2012: 2168 – 2357 http://karyailmiah.polnes.ac.id mungkin terpengaruh juga dari tingkat fluktuatifnya harga BatuBara. Di tahun 2005, pertumbuhannya mencapai 1,96 persen, pada tahun 2006 pertumbuhannya mengalami peningkatan yaitu sebesar 2,67 persen. Selanjutnya pada tahun 2007 pertumbuhannya menurun kembali menjadi 1,04 persen. Selanjutnya pada tahun 2008 pertumbuhannya menurun kembali menjadi 1,43 persen. Selanjutnya pada tahun 2009 pertumbuhannya menurun kembali menjadi 2,48 persen. Produksi Batubara di Kabupaten Kutai kartanegara Perkembangan produksi batubara di Kabupaten kutai Kartanegara pada tahun 2005 produksi batu bara mencapai 10.718.848 ton, pada tahun 2006 produksi batubara mengalami peningkatan 11.920.348 ton, pada tahun 2007 produksi batubara mengalami penurunan 10.518.934 ton, pada tahun 2008 produksi batubara mengalami peningkatan 13.487.541 ton, pada tahun 2009 produksi batubara mengalami peningkatan 20.883.783 ton, kita bisa liat produksi batu bara ada yang meningkat dan ada pula yang menurun. Perkembangan Investasi BatuBara di Kabupaten Kutai Kartanegara Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) di Kabupaten Kutai Kartanegara. Pada tahun 2004 investasi batubara sebesar 299.407.560.000 dengan 2 proyek, sedangkan untuk tahun 2005 investasi batubara 418.520.000.000 dengan 1 proyek, sedangkan tahun 2006 investasi batubara sebesar 373.604.730.000 dengan 2 7royek, sedangkan pada tahun 2007 investasi batubara sebesar 535.493.870.000 dengan 2 proyek, sedangkan pada tahun 2008 investasi batubara sebesar 670.500.700.000 dengan 6 proyek. kita bisa liat naik turun angka investasinya dan proyek batubara setiap tahun dalam Penanaman Modal Dalam Negeri. Penanaman modal asing (PMA) di Kabupaten Kutai Kartanegara yang investasinya pada tahun 2005 investasi batubara sebesar US$ 259.444.000 dengan 13 proyek, pada tahun 2006 investasi batubara sebesar US$ 915.473.520 dengan proyek 16, pada tahun 2007 investasi batubara sebesar US$ 598.540.676 dengan proyek 15, pada tahun 2008 investasi batubara sebesar US$ 63.366.700 dengan proyek 32, pada tahun 2009 investasi batubara sebesar US$ 32.850.000 dengan proyek 20. Kita bisa liat naik turun angka investasinya dan proyek batubara setiap tahun dalam Penanaman Modal Asing. Investasi pada usaha pertambangan batubara di Kabupaten Kutai Kartanegara. Pada JURNAL EKSIS Vol.8 No. 2, Agustus: 2168 – 2357 tahun 2004 investasi batubara sebesar 2,841,958,760,000.00, sedangkan untuk tahun 2005 investasi batubara 9,390,160,496,000.00, tahun 2006 investasi batubara sebesar 6,239,303,354,800.00, pada tahun 2007 investasi batubara sebesar 1,156,487,530,000.00, dan pada tahun 2008 investasi batubara sebesar 992,430,700,000.00, dari data diatas terlihat bahwa nilai investasi mengalami fluktuasi setiap tahun. Perkembangan Tenaga Kerja BatuBara di Kabupaten Kutai Kartanegara Tenaga kerja dalam negeri maupun luar negeri (asing) di Kabupaten Kutai Kartanegara pada tahun 2005 dalam negeri 11.800 orang dan tenaga kerja asing 84 orang jadi di gabungkan tenaga kerja pada tahun 2005 sebesar 11884 orang, pada tahun 2006 tenaga kerja dalam negeri sebesar 19400 orang dan tenaga kerja asing 74 orang jadi digabungkan tenaga kerja pada tahun 2006 sebesar 19.474 orang, sedangkan pada tahun 2007 tenaga kerja dalam negeri sebesar 17.700 orang dan tenaga kerja asing sebesar 97 orang jadi digabungkan tenaga kerja pada tahun 2007 sebesar 17.797 orang, pada tahun 2008 tenaga kerja dalam negeri sebesar 26.370 orang dan tenaga kerja asing sebesar 32 jadi digabungkan tenaga kerja pada tahun 2008 sebesar 26.402 orang, sedangkan pada tahun 2009 tenaga kerja dalam negeri sebesar 28.300 orang dan tenaga kerja asing sebesar 92 orang jadi digabungkan tenaga kerja pada tahun 2009 sebesar 28.392 orang. Kita bisa liat diatas tingkat tenaga kerja naik turun sehingga pengganguran banyak di Kabupaten Kutai Kartanegara karena kurangnya pengetahuan dan sekolahnya tidak mencapai 9 tahun. Analisis Data Investasi Pada tahun 2004 investasi batubara sebesar 2,841,958,760,000.00, sedangkan untuk tahun 2005 investasi batubara 9,390,160,496,000.00, tahun 2006 investasi batubara sebesar 6,239,303,354,800.00, pada tahun 2007 investasi batubara sebesar 1,156,487,530,000.00, dan pada tahun 2008 investasi batubara sebesar 992,430,700,000.00, dari data diatas terlihat bahwa nilai investasi mengalami fluktuasi setiap tahun. Tenaga Kerja Tenaga kerja yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah tenaga kerja dalam negeri maupun luar negeri (asing) yang terserap pada sektor pertambangan batubara di Kabupaten Kutai Kartanegara pada tahun 2005 dalam negeri 11.800 Riset / 2188 orang dan tenaga kerja asing 84 orang jadi di gabungkan tenaga kerja pada tahun 2005 sebesar 11.884 orang, pada tahun 2006 tenaga kerja dalam negeri sebesar 19.400 orang dan tenaga kerja asing 74 orang jadi digabungkan tenaga kerja pada tahun 2006 sebesar 19.474 orang, sedangkan pada tahun 2007 tenaga kerja dalam negeri sebesar 17.700 orang dan tenaga kerja asing sebesar 97 orang jadi digabungkan tenaga kerja pada tahun 2007 sebesar 17.797 orang, pada tahun 2008 tenaga kerja dalam negeri sebesar 26.370 orang dan tenaga kerja asing sebesar 32 jadi digabungkan tenaga kerja pada tahun 2008 sebesar 26.402 orang, sedangkan pada tahun 2009 tenaga kerja dalam negeri sebesar 28.300 orang dan tenaga kerja asing sebesar 92 orang jadi digabungkan tenaga kerja pada tahun 2009 sebesar 28.392 orang. Kita bisa liat diatas tingkat tenaga kerja naik turun sehingga pengganguran banyak di Kabupaten Kutai Kartanegara karena kurangnya pengetahuan dan sekolahnya tidak mencapai 9 tahun. Produksi Batubara Perkembangan produksi batubara di Kabupaten kutai Kartanegara pada tahun 2005 produksi batu bara mencapai 10.718.848 ton, pada tahun 2006 produksi batubara mengalami peningkatan 11.920.348 ton, pada tahun 2007 produksi batubara mengalami penurunan 10.518.934 ton, pada tahun 2008 produksi batubara mengalami peningkatan 13.487.541 ton, pada tahun 2009 produksi batubara mengalami peningkatan 20.883.783 ton, kita bisa liat produksi batu bara ada yang meningkat dan ada pula yang menurun. Pengujian Hipotesis Pengujian Hipotesis Kesatu (Uji F atau Signifikansi F Changs) Setelah data diproses dengan menggunakan Program SPSS 18.0, didapat hasil analisis sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 4.6 Hipotesis kesatu berbunyi: “Diduga investasi dan tenaga kerja, secara bersama-sama (simultan) berpengaruh terhadap produksi batubara di kabupaten kutai kartanegara. Menurut tabel hasil regresi berganda, seperti tampak pada Tabel 5.4 di atas, dapat dikatakan bahwa pengaruh X1 (investasi) dan X2 (tenaga kerja) secara bersama-sama terhadap Y1 (produksi batubara) adalah sebesar koefisien determinasi (R2) yaitu sebesar 0,998 atau 99,8%, sedangkan sisanya yaitu sebesar 0,20% dipengaruhi oleh variabel-variabel lain di luar model. Sedangkan untuk mengetahui besarnya pengaruh tersebut signifikan atau tidak dapat dilihat dari Fhitung dibandingkan dengan Ftabel atau dari Significant F Change-nya. a. FH : Ft = 601,540 : 3,09. Berarti FH > Ft, maka pengaruh X1 dan X2 secara bersama-sama adalah signifikan terhadap Y1. b. Bila dilihat dari Significant F Change sebesar 0,002, yang berarti Significant F Change lebih kecil dari = 0,025. Maka pengaruh X1, X2, secara bersama-sama sebesar 99,8% adalah signifikan terhadap Y1. Dari urian di atas maka hipotesis kesatu yaitu: “investasi dan tenaga kerja, secara bersama-sama (simultan) berpengaruh terhadap produksi batubara di Kabupaten Kutai Kartanegara”, adalah terbukti kebenarannya. Pengujian Hipotesis Kedua Hipotesis kedua berbunyi: “Produksi Batubara terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten Kutai Krtanegara”. Untuk membuktikan hipotesis kedua ini diperlukan data tentang berapa besarnya pengaruh Y1 terhadap Y2, dan apakah pengaruh variabel bebas terhadap Y tersebut signifikan atau tidak. Tabel 4.8 Hasil Analisis Regresi Berganda Pengaruh Produksi Batubara terhadap Pertumbuhan Ekonomi Tabel 4.7 Hasil Analisis Regresi Berganda Pengaruh Investasi dan Tenaga Kerja Terhadap Produksi Batubara Menurut tabel hasil regresi berganda, seperti tampak pada Tabel 5.2 di atas, dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel produksi batubara terhadap pertumbuhan ekonomi adalah sebesar koefisien determinasi (R2) yaitu sebesar 0,215 atau 21,5%, sedangkan sisanya yaitu Riset / 2189 JURNAL EKSIS Vol.8 No.2, Agustus 2012: 2168 – 2357 http://karyailmiah.polnes.ac.id sebesar 78,5% dipengaruhi oleh variabel-variabel lain di luar model. Pembahasan Dari hasil analisa regresi linier berganda diperoleh persamaan regresei Y = 1,109 – 0,802X1 + 0,714X2 maka dapat diketahui sifat hubungan antara variable dependen dengan variable independent, yaitu nilai b1 sebesar -,802, dimana dalam hal ini jika terjadi perubahan atau penambahan terhadap investasi sebesar satu rupiah, maka akan terjadi penurunan terhadap Produksi Batubara sebesar 2,08% dengan menganggap variable lainnya dalam kondisi konstan. nilai b2 sebesar 0,714, dimana dalam hal ini jika terjadi perubahan atau penambahan terhadap tenaga kerja sebesar satu orang, maka akan terjadi peningkatan terhadap Produksi batubara sebesar 1,714% dengan menganggap variable lainnya dalam kondisi konstan. Dari hasil analisis data diperoleh nilai koefisien R yang menggambarkan hubungan anatara variable dependen dengan varaibel independent. Dimana nilai koefisien yang diperoleh adalah sebesar 0,999, hal ini berarti bahwa ada hubungan yang sangat kuat anatara variable dependen dengan variebel independent. Dari hasil perhitungan juga diperoleh nilai R2 sebesar 0,998 atau sebesar 99,8%. Secara statistic hal ini berarti bahwa model regresi dalam penelitian ini sudah cukup tepat, karena nilai 99,8% variable independent yang diteliti berpengaruh terhadap variabel dependen dan hanya 0,2% diperngaruhi oleh factor lain diluar variable yang diteliti. Dari hasil pengujian secara simultan diperoleh nilai Ftest sebesar 601,540 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,002. sehingga diketahui bahwa Ftest > Ftabel dengan derajat kesalahan yang digunakan adalah 0,025 > Sig Ftest 0,002, sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima. Hal ini menunjukkan bahwa variable investasi, Tenaga kerja, berpengaruh secara bersama-sama terhadap Produksi Batubara. Sedangkan untuk pengaruh produksi batubara terhadap pertumbuhan ekonomi diperoleh persamaan regresei Y = 0,913 + 7,426X1 maka dapat diketahui sifat hubungan antara variable dependen dengan variable independent, yaitu nilai b1 sebesar 0,463, dimana dalam hal ini jika terjadi perubahan atau penambahan terhadap Produksi batubara sebesar satu ton, maka akan terjadi peningkatan terhadap pertumbuhan ekonomi sebesar 1,463% dengan menganggap variable lainnya dalam kondisi konstan. Dari hasil analisis data diperoleh nilai koefisien R yang menggambarkan hubungan anatara variable dependen dengan varaibel independent. Dimana nilai koefisien yang diperoleh JURNAL EKSIS Vol.8 No. 2, Agustus: 2168 – 2357 adalah sebesar 0,463 hal ini berarti bahwa ada hubungan yang lemah anatar variable dependen dengan variebel independent. Dari hasil perhitungan juga diperoleh nilai R2 sebesar 0,215 atau sebesar 21,5%. Secara statistic hal ini berarti bahwa model regresi dalam penelitian ini adalah lemah, karena nilai 21,5% variable independent yang diteliti berpengaruh terhadap variabel dependen dan ada 78,5% diperngaruhi oleh factor lain diluar variable yang diteliti. Dari hasil pengujian nilai F test sebesar 0,820 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,432 sehingga diketahui bahwa Ftest < Ftabel dengan derajat kesalahan yang digunakan adalah 0,025 < Sig Ftest 0,432, sehingga dapat disimpulkan bahwa H 0 diterima dan Ha ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa variable produksi batubara tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi. Sedangkan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari masing-masing variable independent terhadap variable dependen secara parsial, digunakan perbandingan t test dengan ttabel. Secara parsial diperoleh hasil sebagai berikut : 1. Investasi (X1) terhadap Produksi batubara (Y1) Pada taraf signifikan 5% dari Ttabel atau T(0,025) = 2,571 dan ttest = 27,587 maka karena nilai ttest < Ttabel (27,587 > 2,571); maka dapat disimpulkan menerima H0 ditolak Ha diterima, hal ini berarti secara parsial variable PMDN berpengaruh signifikan terhadap peoduksi batubara. Hal ini juga dapat dibuktikan dengan nilai signifikan sebesar 0,001 < 0,025. 2. Tenaga Kerja (X2) terhadap Produksi Batubara (Y1) Pada taraf signifikan 5% dari T tabel atau T(0,025) = 2,571 dan ttest = 24,562 maka karena nilai ttest < Ttabel (24,562 > 2,571); maka dapat disimpulkan menolak H0 dan menerima H a (hipotesis diterima), hal ini berarti secara parsial variable tenaga kerja berpengaruh signifikan terhadap produksi batubara. Hal ini juga dapat dibuktikan dengan nilai signifikan sebesar 0,002 < 0,025. 3. Produksi batubara (Y1) terhadap Pertumbuhan Ekonomi (Y2) Pada taraf signifikan 5% dari T tabel atau T(0,025) = 2,571 dan ttest = 0.820 maka karena nilai ttest < Ttabel (0.820 > 2,571); maka dapat disimpulkan menerima H0 dan menolak Ha (hipotesis ditolak), hal ini berarti variable Produksi batubara tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Hal ini juga dapat dibuktikan dengan nilai signifikan sebesar 0.432 < 0,025. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan diatas maka hipotesis yang telah dikemukakan pada Bab II sebelumnya, yaitu Riset / 2190 Investasi, tenaga kerja berpengaruh terhadap produksi barubara, sedangkan hipotesis kedua yang mengatakan bahwa Produksi batubara berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaen Kutai Kartanegara, tidak dapat diterima. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Mengacu pada hasil analisa data dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Investasi berpengaruh terhadap produksi batubara di Kabupaten Kutai Kartanegara, dan secara parsial variable investasi berpengaruh signifikan terhadap produksi batubara. 2. Tenaga kerja berpengaruh terhadap produksi batubara di Kabupaten Kutai Kartanegera, dan secara parsial variable tenaga kerja berpengaruh signifikan terhadap produksi batubara. 3. Tenaga kerja berpengaruh negatif terhadap produksi batubara di Kabupaten Kutai Kartanegara, sementara Produksi batubara tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Saran Berdasarkan hasil penelitian, analisis data dan kesimpulan diatas, maka penulis memberikan beberapa saran sebagai berikut : 1. Investasi di Kutai Kartanegara harus ditingkatkan, karena dengan meningkatnya investasi akan memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten ini, selain itu banyak manfaat lainnya yang ditimbulkan dari adanya investasi diantaranya meningkatkan kesempatan kerja, terjadi alih teknologi dan produksi barang dan jasa yang diperlukan dalam masyarakat dapat ditingkatkan. 2. Pemerintah daerah Kabupaten Kutai Kartanegara dan instansi terkait harus mampu menarik minat investor terutama investor dalam negeri agar merealisasikan investasinya. Upaya yang dapat dilakukan Pemda diantaranya meningkatkan keamanan, memberikan jaminan kepastian hukum, menjaga stabilitas ekonomi, menyediakan infrastruktur yang baik, membuat peraturan yang tidak menyulitkan investor, serta mempermudah prosedur dan ijin usaha. 3. Pemerintah daerah Kabupaten Kutai Kartanegara diharapkan meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), sehingga yang bekerja di pertambangan Kabupaten Kutai Kartanegara tersebut tidak ada yang non skill. Riset / 2191 DAFTAR PUSTAKA Arsyad, L. 1999. Ekonomi Pembangunan. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, Yogyakarta. Badan Pusat Statistik Provinsi Riau. 2009-2011. Keadaan Angkatan Kerja di Provinsi Riau. BPS Provinsi Riau, Pekanbaru Badan Pusat Statistik Kota Dumai. 2001-2011. Dumai Dalam Angka. BPS Kota Dumai, Dumai. Caska. 2008. Potensi dan Kebijakan Kota Dumai Dalam Membangun Kawasan Ekonomi Khusus. Jurnal Ekonomi, XIII: 254-266. Departemen Pertambangan. 2005. Landasan Teoritis dan Fakta Empiris. Deptam, Jakarta. Glasson, J. 1977. Pengantar Perencanaan. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Univrsitas Indonesia, Jakarta. Jhinghan, M.L. 2010. Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan. D.Guritno [penerjemah]. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Maulida, E.M. 2009. Analisis Sektor Basis dan Potensi Daya Saing Pariwiata Kabupaten Tasikmalaya Pasca Otonomi Daerah [Skripsi]. Institut Pertanian Bogor, Bogor. Mangun, N. 2007. Analisis Potensi Ekonomi Kabupaten dan Kota Provinsi Sulawesi Tengah [Tesis]. Universitas Diponegoro, Semarang. Mubyarto. 1989. Pengantar Ekonomi Pertanian. LP3ES, Jakarta. Paramitasari, N. 2010. Potensi Komoditas Unggulan Industri Manufaktur Terhadap Perekonomian Indonesia (Analisis Tabel IO 2005). [Skripsi]. Institut Pertanian Bogor, Bogor. Porter, M.E. 1992. Keunggulan Bersaing, Menciptakan dan Mempertahankan Kinerja Unggul. Agus Darma,dkk [penerjemah]. Erlangga, Jakarta. Priyarsono, D.S., Sahara, dan M.Firdaus. 2007. Ekonomi Regional. Universitas Terbuka, Jakarta. Purwanti, D. 2009. Analisis Sektor Unggulan dalam Penyerapan Tenaga Kerja Kabupaten Muara Enim Provinsi Sumatera Selatan [Skripsi]. Institut Pertanian Bogor, Bogor. JURNAL EKSIS Vol.8 No.2, Agustus 2012: 2168 – 2357