XML

advertisement
1
HUBUNGAN SUPERVISI DAN KEPEMIMPINAN KEPALA
MADRASAH DENGAN KOMPETENSI GURU
BERSERTIFIKAT PENDIDIK
A.Muin, Masluyah Syuib, Herculanus Bahari Sindju
Program Studi Magister AP, FKIP Universitas Tanjungpura, Pontianak
Email: [email protected]
Abstrak: Penelitian hubungan supervisi dan kepemimpinan kepala madrasah
dengan kompetensi guru bersertifikat pendidik bertujuan untuk: (1)
mendeskripsikan supervisi, kepemimpinan kepala madrasah, dan kompetensi
guru; (2) mengetahui tingkat hubungan antara supervisi dan kepemimpinan kepala
madrasah dengan kompetensi guru , baik secara sendiri-sendiri maupun secara
bersama-sama.
Populasi dalam penelitian ini adalah guru Madrasah Ibtidaiyah kota
Pontianak yang telah memiliki sertifikat pendidik sebanyak 137 orang. Sampel
penelitian diambil sebanyak 40 orang.
Dari hasil penelitian ini ditemukan: (1) supervisi yang dilaksanakan kepala
madrasah sudah baik, (2) kepemimpinan kepala madrasah sudah baik, (3)
kompetensi guru sudah baik, (4) tingkat hubungan supervisi kepala madrasah
dengan kompetensi guru sudah baik, (5) tingkat hubungan kepemimpinan kepala
madrasah dengan kompetensi guru sudah baik.
Kata Kunci: Hubungan, supervisi, kepemimpinan, kompetensi guru
Abstract: The research of the correlation of supervision and principal leadership
to competence of certified teacher has some purposes: (1) to describe supervision,
principal leadership, and the teachers’ competence; (2) to know the level of
correlation of supervision and principal leadership to the teachers’ competence
both of individual and simultaneous way.
The population of the research is 137 certified teachers of Madrasah
Ibtidaiyah in Pontianak city. The sample of the research is 40 teachers.
From the result of the research it is found that: (1) Supervision that is
conducted by the principal has been good, (2) the principal leadership is good, (3)
the teacher competence is good, (4) the level of correlation of principal
supervision to the teachers’ competence is good, (5) the level of principal
leadership to the teachers’ competence is good,
Key words: Correlation, supervision, leadership, teachers’ competence
1
2
K
epemimpinan merupakan faktor yang paling penting dalam menunjang
tercapainya tujuan organisasi sekolah. Keberhasilan kepala sekolah dalam
mengelola kantor, mengelola sarana prasarana sekolah, membina guru,
atau mengelola kegiatan sekolah lainnya banyak ditentukan oleh kepemimpinan
kepala sekolah. Apabila kepala sekolah mampu menggerakkan, membimbing, dan
mengarahkan anggota secara tepat, segala kegiatan yang ada dalam organisasi
sekolah akan bisa terlaksana secara efektif. Sebaliknya, bila tidak bisa
menggerakkan anggota secara efektif, tidak akan bisa mencapai tujuan secara
optimal.
Edward Salis (2006:174) mengatakan: “aspek penting dari peran
pemimpin dalam pendidikan adalah memberdayakan para guru dan memberi
mereka wewenang yang luas untuk meningkatkan pembelajaran para pelajar”.
Menurut Mulyasa (2011:181) kepala sekolah dituntut untuk mampu
memimpin sekaligus mengorganisir dan mengelola pelaksanaan program belajar
mengajar yang diselenggarakan di sekolah yang dipimpinnya. Lebih lanjut
dikatakan kepala sekolah harus mampu menjadi supervisor tim yang terdiri dari
guru, staf, dan siswa dalam mewujudkan proses belajar mengajar yang efektif dan
efisien sehingga tercapai produktivitas belajar yang pada akhirnya dapat
meningkatkan mutu pendidikan.
Kepemimpinan kepala madrasah yang baik dapat membuat anggota
menjadi percaya, loyal, dan termotivasi untuk melaksanakan tugas-tugas
organisasi secara optimal. Untuk itu, keberhasilan kepemimpinan kepala sekolah
dapat dilihat dari performansi anggota. Salah satu indikator yang menunjukkan
performansi anggota adalah semangat kerjanya.
Kepala madrasah sebagai figur kunci dalam mendorong perkembangan
dan kemajuan madrasah. Kepala madrasah memiliki tanggung jawab untuk
meningkatkan akuntabilitas keberhasilan siswa dan
programnya. Kepala
madrasah sebagai pemimpin harus dapat melakukan tindakan yang membuat
seseorang atau kelompok, bekerja untuk mencapai tujuan.
Sebagai pemimpin dan supervisor, kepala madrasah harus dapat
memberikan perhatian, dorongan dan memberikan motivasi kepada guru agar
mereka bersemangat dalam bekerja sehingga menghasilkan kinerja lebih baik.
Kenyataan dilapangan menunjukkan bahwa kepala madrasah sebagai
supervisor belum maksimal dalam melaksanakan supervisi, hal ini terlihat bahwa
supervisi dilaksanakan hanya sekali dalam satu semester. Hasil supervisi yang
dilaksanakan sebagai salah satu syarat dalam pemberkasan untuk pencairan dana
bagi guru-guru yang sudah disertifikasi. Sehingga supervisi yang dilaksanakan
belum maksimal dan tidak ada tindak lanjutnya. Sehingga pelaksanaan supervisi
hanya sekedar petugas yang menjalankan fungsi administrasi mengecek apa saja
ketentuan yang telah dan belum dilaksanakan.
Dari penjelasan di atas, tindakan supervisi berpengaruh pula pada
penguasaan kompetensi guru. Hasil pengamatan penulis pada madrasah Ibtidaiyah
yang ada di kota Pontianak menunjukkan bahwa kurangnya penguasaan
kompetensi guru. Hal ini dapat dilihat kurangnya disiplin yang ditunjukkan guru,
tidak mau mengembangkan materi pembelajaran dan jarang sekali menggunakan
media pembelajaran.
3
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis ingin meneliti tentang
hubungan supervisi dan kepemimpinan kepala madrasah dengan kompetensi guru
bersertifikat pendidik pada Madrasah Ibtidaiyah di Kota Pontianak.
Menurut Prasetyo dan Jannah (2005:76) hipotesis merupakan proposisi
yang akan diuji keberlakuannya, atau merupakan suatu jawaban sementara atas
pertanyaan penelitian.
Dari deskripsi dan kerangka berpikir dapat diajukan hipotesis penelitian
sebagai berikut: (1) Ada hubungan yang signifikan antara pelaksanaan supervisi
kepala madrasah dengan kompetensi guru bersertifikat pendidik pada Madrasah
Ibtidaiyah di Kota Pontianak, (2) Ada hubungan yang signifikan antara
kepemimpinan kepala madrasah dengan kompetensi guru bersertifikat pendidik
pada Madrasah Ibtidaiyah di Kota Pontianak, (3) Ada hubungan yang signifikan
antara pelaksanaan supervisi dan kepemimpinan kepala madrasah secara bersamasama dengan kompetensi guru bersertifikat pendidik pada Madrasah Ibtidaiyah
di Kota Pontianak, (4) Ada kontribusi hubungan supervisi dan kepemimpinan
kepala madrasah dengan kompetensi guru yang bersertifikat pendidik pada
Madrasah Ibtidaiyah di Kota Pontianak.
METODE
Penelitian ini akan mengkaji tentang supervisi dan kepemimpinan kepala
madrasah dengan kompetensi guru bersertifikat pendidik pada madrasah
ibtidaiyah Negeri di kota Pontianak. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian
ini adalah pendekatan kuantitatif. “Penelitian kuantitatif adalah penelitian untuk
memecahkan masalah berdasarkan teori-teori yang relevan dengan menggunakan
data kuantitatif (Uray Husna Asmara 2011:32). Senada dengan Sugiyono
(2011:8) “penelitian nilai variabel mandiri, baik satu variabelnakan untuk meneliti
pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen
penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji
hipotesis yang telah ditetapkan”.
Menurut Sugiyono (2012:90) populasi adalah “wilayah generalisasi yang
terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.
“Populasi adalah obyek atau subyek penelitian yang menjadi sumber data” (Uray
Husna Asmara 2011:36). Suharsimi Arikunto (2010:173) populasi adalah
“keseluruhan subjek penelitian”. Sejalan dengan pendapat diatas, Riduwan
(2010:55) menyatakan “populasi merupakan objek atau subjek yang berada pada
suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah
penelitian”.
Menurut Arikunto (2010:174) sampel adalah “sebagian atau wakil
populasi yang diteliti”. Sugiyono (2012:91) sampel adalah “bagian dari jumlah
dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Sedangkan Riduwan
(2010:56) mengatakan bahwa: “bagian dari populasi yang mempunyai ciri-ciri
atau keadaan tertentu yang akan diteliti”. Dari pendapat diatas penulis
menyimpulkan sampel adalah sebagian dari jumlah yang dimiliki oleh populasi
yang akan diteliti.
4
Tabel 1
Data sampel pada setiap Madrasah Ibtidaiyah di Kota Pontianak
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
Nama Madrasah
MIN Teladan Pontianak
MIN Paal Lima
MIN Bangka Belitung
MIS DDI
MIS Nahdatussubhan
MIS Raudatul Islamiyah
MIA Al Anwar
MIS Al Itqon
MIS Miftahul Ulum
MIS NU 3
MIS Darul Falah
MIS Nurul Islam
MIS NU 2
MIS Darul Ikhsan
MIS Darussalam
MIS Assalam
MIS Husnul Yaqin
MIS Miftahussaadah
MIS Raudhatussaadah
Mis Tarbiyatul Athfal
MIS Nurul Ulum
MIS Al Ikhwah
Jumlah
Jumlah
31
13
14
3
6
3
4
8
3
6
5
7
3
4
3
2
3
4
2
2
2
9
137
Jumlah Sampel
10
5
4
0
3
0
0
3
0
4
3
4
0
0
0
0
0
0
0
0
0
4
40
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Penelitian ini terdiri dari tiga variabel, yaitu dua variabel bebas dan satu
variabel terikat. Supervisi Kepala Madrasah (X1) dan Kepemimpinan Kepala
Madrasah (X2) sebagai variabel bebas dan Kompetensi Guru Bersertifikasi
Pendidik (Y) sebagai variabel terikat dalam penelitian ini.
Untuk mempermudah
interpretasi/penafsiran deskripsi data yang
disajikan, peneliti menentukan pedoman secara profersional berdasarkan katagori
dengan tabel sebagai berikut:
0,80 – 1,000
0,60 – 0,799
0,40 – 0,599
0,20 – 0,399
0,00 – 0,199
= Sangat kuat
= Kuat
= Cukup kuat
= Rendah
= Sangat rendah
5
Tabel 3.14
Uji signifikansi Koefisien Korelasi Supervisi Kepala Madrasah (X1) dengan
Kompetensi Guru Bersertifikasi Pendidik (Y)
Tabel 3.15
Uji signifikansi Koefisien Korelasi Kepemimpinan Kepala Madrasah (X2)
dengan Kompetensi Guru Bersertifikasi Pendidik (Y)
Tabel 3.18
Perbandingaan Kekuatan Hubungan antara (X1) dan (X2) secara bersamasama dengan (Y)
Berdasarkan hasil analisis data dalam penelitian ini, secara parsial
supervisi kepala madrasah berhubungan signifikan dengan kompetensi guru
bersertifikat pendidik pada Madrasah Ibtidaiyah di Kota Pontianak dengan
mengendalikan (dibuat tetap) kompetensi guru bersertifikat pendidik. Hubungan
tersebut termasuk katagori rendah dan sumbangan pengaruh supervisi kepala
madrasah terhadap kompetensi guru bersertifikat pendidik sebesar 21,8%.
Secara parsial hasil penelitian menunjukkan, bahwa kepemimpinan kepala
madrasah berhubungan signifikan dengan Kompetensi Guru Bersertifikat
Pendidik pada madrasah Ibtidaiyah di Kota Pontianak. Hubungan tersebut
termasuk katagori sangat rendah dan sumbangan pengaruh kepemimpinan kepala
madrasah terhadap kompetensi guru bersertifikat pendidik sebesar 14,4%.
Berdasarkan anlisis data, hasil penelitian menunjukkan bahwa Supervisi dan
Kepemimpinan Kepala Madrasah secara bersama-sama berhubungan signifikan
dengan Kompetensi Guru Bersertifikat Pendidik pada Madrasah Ibtidaiyah di
Kota Pontianak. Hubungan tersebut tergolong rendah dan sumbangan pengaruh
supervisi sebesar 27,6%
6
Pembahasan
Hasil penelitian menunjukkan persentase supervisi kepala madrasah
sebesar 65,24%, tergolong pada kategori tinggi. Hal ini membuktikan bahwa
supervisi yang dilaksanakan oleh kepala madrasah sudah baik. Dengan demikian
berarti supervisi kepala madrasah di madrasah ibtidaiah di kota pontianak
dilaksanakan dengan baik.
Dari ketiga dimensi ditemukan pada dimensi orientasi supervisi direktif
dengan jumlah skor teoritis 3200 didapatkan jumlah skor empirik 2126 dengan
persentase skor 66,44% masuk dalam kategori kuat, berarti orientasi supervisi
direktif yang dilakukan kepala madrasah sudah baik. Pada dimensi non direktif
dengan jumlah skor teoritis 2200 didapatkan jumlah skor empirik 1354 dengan
persentase skor 61,55% masuk dalam kategori kuat, berarti supervisi non direktif
yang dilakukan kepala madrasah sudah baik. Pada dimensi kolaboratif dengan
jumlah skor teoritis 2000 didapatkan jumlah skor empirik 1348 dengan persentase
skor 67,4% masuk dalam kategori kuat, berarti supervisi kolaboratif yang
dilakukan kepala madrasah sudah baik. Dari temuan persentase jumlah skor
maksimal yang didapatkan sebesar 65,24%, termasuk kategoti baik.
Hubungan supervisi kepala madrasah dengan kompetensi guru bersertifikat
pendidik pada madrasah ibtidaiyah di kota Pontianak tersebut sebesar 21,8%,
termasuk katagori rendah. Supervisi yang dilaksanakan belum optimal sesuai
dengan yang diharapkan untuk dapat meningkatkan kompetensi guru bersertifikat
pendidik. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh: Made pidarda (2009: 18)
menyatakan “kepala sekolah dalam kedudukannya sebagai supervisor
berkewajiban membina para guru agar menjadi pendidik dan pengajar yang baik.
Oleh sebab itu hendaknya kepala sekolah selalu untuk meningkatkan supervisi
yang dilakukan baik dalam aspek orientasi direktif, non direktif, dan kolaboratif.
Penelitian tentang supervisi juga telah dilakukan oleh Da’i Wibowo (2009)
berjudul pengaruh supervisi kepala sekolah dan kompetensi pedagogik guru
terhadap kinerja guru SD Negeri Kersana Kab Brebes mengemukakan bahwa
supervisi kepala sekolah berpengaruh terhadap kinerja guru.
Dimensi yang diukur dalam kepemimpinan kepala madrasah adalah: (1)
teknik penyiapan pengikut, (2) teknik hubungan antar manusia, (3) teknik menjadi
teladan, (4) teknik persuasi dan pemberian perintah, (5) penggunaan komunikasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemimpinan kepala madrasah sebesar
77,12% tergolong kategori baik, hal ini membuktikan kepemimpinan kepala
madrasah ibtidaiyah di kota pontianak dilaksanakan dengan baik. Dengan
demikian kepemimpinan kepala madrasah ibtidayah di kota pontianak
dilaksanakan dengan baik.
Dari kelima dimensi ditemukan pada dimensi penyiapan pengikut dengan
jumlah skor teoritis 1800 didapatkan jumlah skor empirik 1439 dengan persentase
skor 79,94% masuk dalam kategori kuat, berarti penyiapan pengikut yang
dilakukan kepala madrasah sudah baik. Pada dimensi hubungan antar manusia
dengan jumlah skor teoritis 1200 didapatkan jumlah skor empirik 922 dengan
persentase skor 76,83% masuk dalam kategori kuat, berarti hubungan antar
manusia yang dilakukan kepala madrasah sudah baik. Pada dimensi menjadi
7
teladan dengan jumlah skor teoritis 600 didapatkan jumlah skor empirik 458
dengan persentase skor 76,33 masuk dalam kategori kuat, berarti dimensi menjadi
teladan yang dilakukan kepala madrasah sudah baik. Pada dimensi persuasi dan
pemberian perintah dengan jumlah skor teoritis 1400 didapatkan jumlah skor
empirik 1030 dengan persentase skor 73,57% masuk dalam kategori kuat, berarti
dimensi pemberian perintah yang dilakukan kepala madrasah sudah baik. Pada
dimensi penggunaan komunikasi dengan jumlah skor teoritis 1600 didapatkan
jumlah skor empirik 1214 dengan persentase skor 75,88% masuk dalam kategori
kuat, berarti penggunaan komunikasi yang dilakukan kepala madrasah sudah baik.
Pada dimensi teknik penyediaan fasilitas dengan jumlah skor teoritis 800
didapatkan jumlah skor empirik 664 dengan persentase skor 80,5% masuk dalam
kategori sangat kuat, berarti penyediaan fasilitas yang dilakukan kepala sekolah
sangat baik. Dari temuan persentase jumlah skor maksimal yang didapatkan
sebesar 77,12%, termasuk dalam kategori baik.
Hubungan kepemimpinan kepala madrasah dengan kompetensi guru
bersertifikatpendidik pada ibtidaiyah di kota Pontianak sebesar 14,4% termasuk
katagori sangat rendah, kepemimpinan yang dilaksanakan belum optimal sesuai
dengan yang diharapkan untuk dapat meningkatkan kompetensi guru bersertifikat
pendidik. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Engkoswara dan
Komariah (2011: 177-178) “ Kepemimpinan terjadi apabila didalam situasi
tertentu seseorang lebih menonjol dapat mempengaruhi perilaku orang lain baik
secara perorangan atau kelompok dengan kesadaran orang-orang dapat mengikuti
apa yang diinginkan pemimpin dalam mencapai tujuan”. Selain itu menurut
Mulyasa (2011: 115) “ keberhasilan kepala sekolah sebagai supervisor antara lain
dapat ditunjukkan oleh: (1) meningkatnya kesadaran tenaga kependidikan untuk
meningkatkan kinerjanya, (2) meningkatnya keterampilan tenaga kependidikan
atau guru dalam melaksanakan tugasnya. Oleh sebab itu hendaknya kepala
sekolah selalu untuk meningkatkan kemampuan kepemimpinannya dalam aspek
teknik penyiapan pengikut, teknik hubungan antar manusia, teknik menjadi
teladan, teknik persuasi dan pemberian perintah, teknik penggunaan komunikasi
yang tepat, dan teknik penyediaan fasilitas.
Penelitian tentang kepemimpinan juga telah dilakukan Sumarno (2009)
tentang pengaruh kepemimpinan kepala sekolah dan profesionalisme guru
terhadap kinerja guru sekolah dasar negeri di kecamatan Paguyuban Kabupaten
Brebes menemukan bahwa terdapat pengaruh positif
dan signifikan
kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru.
Dimensi yang diukur dalam kompetensi guru bersertifikat pendidik terdiri dari:
(1) kompetensi pedagogik, (2) kompetensi kepribadian, (3) kompetensi
profesional, (4) kompetensi sosial.
Hasil penelitian menunjukkan persentase kompetensi guru bersertifikat
pendidik sebesar 71,32% tergolong katagori kuat, hal ini membuktikan bahwa
kompetensi guru bersertifikat pendidik pada madrasah ibtidayah di kota pontianak
baik.
Dari pembahasan keempat dimensi diatas pada dimensi kompetensi
pedagogik dengan jumlah skor teoritis 2800 didapatka jumlah skor empirik 1898
dengan persentase skor 67,79 masuk dalam kategori kuat, berarti kompetensi
8
pedagogik guru madrasah ibtidaiyah di kota pontianak tergolong baik. Pada
dimensi kompetensi kepribadian dengan jumlah skor teoritis 2600 didapatkan
jumlah skor empirik 1832 dengan persentase skor 77,00 % masuk dalam kategori
kuat, berarti kompetensi kepribadian guru pada madrasah ibtidaiyah kota
pontianak tergolong baik. Pada dimensi kompetensi profesional dengan jumlah
skor teoritis 1200 didapatkan jumlah skor empirik 924 dengan persentase skor
77,00% masuk dalam kategori kuat, berarti kompetensi profesional guru pada
madrasah ibtidaiyah kota pontianak tergolong baik. Pada dimensi kompetensi
sosial dengan jumlah skor teoritis 800 didapatkan jumlah skor empirik 624
dengan persentase skor 78,00% masuk dalam kategori kuar, berarti kompetensi
sosioal guru pada madrasah ibtidaiyah kota pontianak tergolong baik.
Dari temuan persentase jumlah skor maksimal yang didapatkan sebesar
77,12% masuk dalam kategori baik, yang berarti kompetensi guru bersertifikat
pendidik pada madrasah ibtidaiyah di kota pontianak sudah baik. Walaupun
demikian kompetensi yang dilaksanakan belum optimal sesuai dengan yang
diharapkan. Hal ini sesuai yang diungkapkan oleh Masnur Muslih (2007: 11)
menyatakan “guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada
pendidikan usia dini, jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan
menegah. Pendapat senada dikemukakan Syaiful Segala (2009: 21) yang
mengungkapkan “ bahwa guru adalah yang memberikan ilmu pengetahuan kepada
peserta didik. Hal ini berarti hendaknya guru harus meningkatkan kompetensinya
dalam mengajar agar meningkatkan kualitas peserta didik. Selain itu dalam
peningkatan kompetensi guru hendaknya dilakukan dengan pelaksanaan supervisi
dan kepemimpinan yang baik oleh kepala madrasah agar kompetensi guru
bersertifikat pendidik menunjukkan seseorang yang benar-benar memiliki
kualifikasi sebagai pendidik.
Hubungan supervisi dan kepemimpinan kepala madrasah secara bersamasama dengan kompetensi guru bersertifikat pendidik pada madrasah ibtidaiyah di
kota Pontianak supervisi sebesar 27,6%, hubungan tersebut tergolong rendah.
KESIMPULAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolahan data dapat disimpulkan sebagai berikut:
(1) Terdapat hubungan positif antara Supervisi Kepala Madrasah dengan
Kompetensi Guru Bersertifikat Pendidik di Madrasah Ibtidaiyah Kota Pontianak.
Hal ini dibuktikan dengan besarnya koefisien korelasi untuk hubungan kedua
variabel yang menunjukkan angka sebesar 0.467 pada taraf signifikansi 0.05%.
Besarnya kontribusi Supervisi Kepala Madrasah (X1) secara langsung terhadap
Kompetensi Guru Bersertifikat Pendidik (Y) adalah 21.81%. Adapun bentuk
hubungan antara Supervisi Kepala Madrasah (X1) dengan Kompetensi Guru
Bersertifikat Pendidik (Y) dapat ditunjukkan oleh persamaan regresi Ŷ = 89.446 +
0.352 X1. Ini berarti setiap perubahan skor variabel Supervisi Kepala Madrasah
(X1) sebesar 1 unit dapat diestimasikan skor Kompetensi Guru Bersertifikat
Pendidik (Y) akan berubah sebesar 0.352 pada arah yang sama dengan konstanta
sebesar 89.446, (2) Terdapat hubungan positif antara Kepemimpinan Kepala
9
Madrasah dengan Kompetensi Guru Bersertifikat Pendidik di Madrasah Ibtidaiyah
Kota Pontianak. Hal ini dibuktikan dengan besarnya koefisien korelasi untuk
hubungan kedua variabel yang menunjukkan angka sebesar 0.379 pada taraf
signifikansi 0.05%. Besarnya kontribusi Kepemimpinan Kepala madrasah (X2)
secara langsung terhadap Kompetensi Guru Bersertifikat Pendidik (Y) adalah
14.36%. Adapun bentuk hubungan antara Kepemimpinan Kepala madrasah (X2)
dengan Kompetensi Guru Bersertifikat Pendidik (Y) dapat ditunjukkan oleh
persamaan regresi Ŷ = 102.095 + 0.209 X2. Ini berarti setiap perubahan skor
variabel Kepemimpinan Kepala Madrasah (X2) sebesar 1 unit dapat diestimasikan
skor Kompetensi Guru Bersertifikat Pendidik (Y) akan berubah sebesar 0.209
pada arah yang sama dengan konstanta sebesar 102.095, (3) Terdapat hubungan
positif antara Supervisi Kepala Madrasah dan Kepemimpinan Kepala madrasah
secara bersama-sama dengan Kompetensi Guru Bersertifikat Pendidik di
Madrasah Ibtidaiyah Kota Pontianak. Hal ini dibuktikan dengan besarnya
koefisien korelasi untuk hubungan kedua variabel yang menunjukkan angka
sebesar 0.5254 pada taraf signifikansi 0.05%. Besarnya kontribusi Supervisi
Kepala Madrasah (X1) dan Kepemimpinan Kepala madrasah (X2) secara langsung
terhadap Kompetensi Guru Bersertifikat Pendidik (Y) adalah 27.60%. Adapun
bentuk hubungan antara Supervisi Kepala Madrasah (X1) dan Kepemimpinan
Kepala madrasah (X2) dengan Kompetensi Guru Bersertifikat Pendidik (Y) dapat
ditunjukkan oleh persamaan regresi Ŷ = 76.83 + 0.290 X1 + 0.141 X2. Ini berarti
bahwa apabila secara bersama-sama antara Supervisi Kepala Madrasah dan
Kepemimpinan Kepala madrasah ditingkatkan satu unit, maka akan terjadi
peningkatan Kompetensi Guru Bersertifikat Pendidik sebesar 0.431 (0.290 +
0.141) unit dengan konstanta 76.83.
Saran
Berdasarkan hasil temuan penelitian yang telah dikemukakan di atas, serta
dalam rangka meningkatkan Kompetensi Guru Bersertifikat Pendidik di Kota
Pontianak, maka disarankan hal-hal sebagai berikut:
Pertama, Semua pihak yang ada di lingkungan Kementerian Agama Kota
Pontianak khususnya pada Madrasah Ibtidaiyah, untuk dapat menciptakan
hubungan kerja yang harmonis pada sesama rekan kerja (guru dan Kepala
Madrasah), pembenahan administrasi, serta pemberdayaan sarana yang maksimal.
Kedua, para guru sebagai ujung tombak dalam kegiatatan pross belajar
mengajar di Madrasah Ibtidaiyah memegang peranan penting dan strategis, oleh
karena itu guru hendaknya senantiasa berupaya untuk melaksanakan tugasnya
dengan sebaik mungkin, serta dapat menjadi teladan bagi semua siswanya.
Ketiga, Manajemen Madrasah Ibtidaiyah hendaknya
berusaha
membangun kesadaran para anggotanya mulai dari Kepala, guru, staff, dan
berbagai unsur terkait akan pentingnya mempertahankan dan meningkatkan
mutu pembelajaran secara berkesinambungan.
Keempat, karena peranan Kepala madrasah dalam meningkatkan
Kompetensi Guru Bersertifikat Pendidik sangat dominan, maka Kepala Madrasah
hendaknya melaksanakan tugas kepemimpinannya dengan jalan memberikan
10
ketauladan kepada semua pihak, serta melaksanakan pembinaan secara rutin,
sehingga Kompetensi Guru Bersertifikat Pendidik senantiasa meningkat.
Kelima, setiap guru hendaknya meningkatkan kompetensinya tidak hanya
terpaku oleh adanya kondisi Supervisi Kepala Madrasah dan Kepemimpinan
Kepala madrasah, melainkan harus mampu memacu kompetensinya dengan
menyadari akan tanggung jawab dan tugasnya sebagai pendidik.
DAFTAR PUSTAKA
Abror, Rachman, Abd. 1984. Kepemimpinan Pendidikan Bagi Perbaikan dan
Peningkatan Pengajaran. Yogyakarta: Nur Cahaya.
Alma, Buchari, dkk. 2009. Guru Profesional (Menguasai Metode dan Terampil
Mengajar). Bandung: Alfabeta.
Arikunto, Suharsimi. 2004. Dasar-Dasar Supervisi. Jakarta: RINEKA CIPTA.
Arikunto, Suharsimi 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Danim, Sudarwan. 2010. Profesionalisasi dan Etika Profesi Guru. Bandung:
ALFABETA.
Daryanto. 2011. Kepala Sekolah Sebagai Pemimpin Pembelajaran. Yogyakarta:
GACA MEDIA.
Daryanto. 2010. Administrasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Engkoswara dan Komariah, Aan. 2011. Administrasi Pendidikan. Bandung:
ALFABETA, cv.
Fattah, Nanang. 2011. Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Herabudin. 2009. Administrasi & Supervisi Pendidikan. Bandung: CV. Pustaka
setia.
Lazaruth, Soewadji. 2000. Kepala Sekolah dan Tanggung Jawabnya. Yogyakarta:
Kanisius
Lovell. T. John. 1982. Supervision For Better Schools. Fifth Edition. New Jersey:
Hall, Ine.
Mohanty. Jagannath. 1998. Educational Administration, Supervision and School
Management. New Delhi: Rajouri Garden.
Mukhtar dan Iskandar. 2009. Orientasi Baru Supervisi Pendidikan, Jakarta:
Gaung Persada (GP Press).
Mulyasa. 2011. Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta: Bumi
Aksara.
Prihatin, Eka. 2011. Teori Administrasi Pendidikan. Bandung: ALFABETA
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 28 Tahun
2010 Tentang Penugasan Guru Sebagai Kepala Sekolah/Madrasah.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 13 Tahun
2007 Tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 11 Tahun
2011 Tentang Sertifikasi Bagi Guru Dalam Jabatan
Raihani. 2010. Kepemimpinan Sekolah Transformatif. Yogyakarta: LKiS
Riduwan. 2010. Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: ALFABETA.
11
Riva’i, Veithzal dan Mulyadi, Deddy. (2011) Kepemimpinan dan Perilaku
Organisasi. Edisi Ketiga. Jakarta: Rajawali Pers.
Roald. F. Campbell. 1983. Introduction To Educational Administration. Amerika:
Allyn and Bacon, Inc
Robbins P. Stephen. 2006. Perilaku Organisasi. Jakarta:Indeks
Rohman. Arif. 2011. Memahami Pendidikan dan Ilmu Pendidik. Yogyakarta: CV.
Aswaja Pressindo.
Rosilawati, Ana. 2008. Profesionalisme Keguruan. Pontianak: STAIN Pontianak
Press.
Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme
Sagala, Syaiful. 2009. Administrasi Pendidikan. Bandung: Alfabet.
Sagala, Syaiful. 2009. Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan.
Pemberdayaan Guru dan Masyarakat Dalam Manajemen Sekolah.
Bandung: Alfabet.
Sagala, Syaiful. 2012. Supervisi Pembelajaran. Dalam Profesi Pendidikan.
Bandung: ALVABETA, cv
Soetjipto dan Kosasi, Raflis. 2011. Profesi Keguruan. Jakarta: Rineka Cipta.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif dan R&D.
Bandung:Alfabeta.
Sutrisno, Edy. 2011. Budaya Organisasi. Jakarta: Kencana.
Syafaruddin, dan Nasution, Irwan. 2005. Manajemen Pembelajaran. Jakarta:
Quantum Teaching
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sisitem
Pendidikan Nasional.
Wibowo, Da’i. 2009. Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah dan Kompetensi
Pedagogik Guru terhadap Kinerja Guru SD Negeri Kecamatan Kersana
Download