1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Situasi perekonomian Indonesia yang semakin kondustif memberikan dampak positif terhadap pasar saham di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan indeks harga saham Indonesia yang cukup tinggi, yaitu sekitar lebih kurang dengan rata-rata 300an% dalam empat tahun terakhir sejak akhir tahun 2003 sampai akhir 2007. Salah satu sektor yang menjadi motor utama pendorong kenaikan indeks adalah sektor pertambangan. Indonesia sebagai salah satu negara dengan kekayaan alam yang cukup besar memiliki potensi industri pertambangan yang cukup besar pula, antara lain pada emas, minyak bumi, batu bara dan gas bumi. Kekayaan alam yang cukup melimpah ini telah menarik investor-investor asing untuk menanamkan investasinya, baik dalam bentuk investasi langsung maupun tidak langsung. Investasi tidak langsung ini diwujudkan dalam bentuk pembelian saham melalui pasar saham Indonesia. Masuknya investasi asing pada saham-saham pertambangan turut mendorong minat investor-investor lokal untuk turut membeli saham-saham tersebut yang menyebabkan naiknya harga dari saham-saham pertambangan. Ada beberapa faktor lain yang mungkin mendorong kenaikan harga saham-saham pertambangan di 2 Indonesia, antara lain nilai tukar dollar Amerika terhadap rupiah, pergerakan indeks harga saham regional, inflasi, suku bunga Bank Indonesia, serta kenaikan harga komoditas pertambangan. Beberapa saham pertambangan yang cukup aktif diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia dan memiliki kenaikan harga yang cukup tinggi antara lain Aneka Tambang, Bumi Resources, Perusahaan Tambang Batu Bara, International Nickel, serta PT. Timah. Saham-saham tersebut telah mengalami kenaikan harga lebih dari 40% dalam 2 tahun terakhir, bahkan beberapa diantaranya telah melakukan Stock Split karena harga yang terlalu tinggi. Kenaikan harga saham sektor pertambangan yang cukup tinggi perlu dianalisis secara cermat agar investor yang tertarik untuk membelinya tidak mengalami kerugian yang signifikan, karena return yang tinggi juga mencerminkan resiko yang cukup besar. Hal ini sesuai dengan prinsip risk equal to return,. Oleh sebab itu, investor perlu memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi pergerakan harga saham-saham tersebut sehingga mereka tidak melakukan keputusan yang merugikan. 1.2 Rumusan Permasalahan Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka yang menjadi permasalahan dalam penulisan tesis ini, adalah : Seberapa besar pengaruh dari faktor makro ekonomi, seperti inflasi dan suku bunga, serta harga komoditas dunia (minyak bumi, emas dan nilai tukar mata uang) 3 berpengaruh terhadap kinerja saham sektor pertambangan, minyak dan gas yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ( BEI ). 1.3 Tujuan dan Manfaat Tujuan dari penelitian ini adalah: Mengetahui lebih dalam mengenai hubungan dan pengaruh suku bunga Bank Indonesia, nilai tukar mata uang Rupiah terhadap Dollar Amerika, tingkat inflasi serta harga minyak dan emas dunia terhadap tingkat imbal hasil dan tingkat resiko saham saham pertambangan di BEI. Manfaat yang diharapkan didapat dari penelitian ini adalah: Agar investor dapat lebih awal memprediksi maupun memperkirakan pergerakan yang mungkin terjadi pada tingkat imbal hasil saham pertambangan di Bursa Efek Indonesia. sehingga nantinya investor dapat meminimalkan resiko investasinya serta mengambil keputusan yang terbaik untuk memaksimalkan return investasinya. 1.4 Ruang Lingkup Untuk mengantisipasi semakin meluasnya pembahasan dalam tesis ini, maka penulis hanya membatasi pembahasan dalam ruang lingkup: 1. Objek penelitian adalah saham saham di sektor pertambangan yang listing di Bursa Efek Indonesia ( BEI ) 2. Data data yang digunakan di batasi mulai dari periode Desember 2003 sampai dengan Desember 2007. 4 3. Penelitian ini akan menguji dari variabel makro ekonomi yaitu : kurs dollar amerika, tingkat inflasi, dan tingkat SBI 1 bulan dan variabel harga komoditas pertambangan yaitu : Harga minyak dunia dan harga emas.