makalah-menjadi-laskar-kristus

advertisement
MENJADI LASKAR KRISTUS, BERSAKSI,
BERKARYA BAGI SESAMA
MAKALAH YANG DISUSUN SEBAGAI TUGAS DARI MATA KULIAH
PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN
OLEH :
TESALONIKA LUMEMPOUW
44215120136
JURUSAN PUBLIC RELATIONS
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS MERCUBUANA
JAKARTA
0
Kata Pengantar
Segala puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus yang telah
memberikan hikmat serta karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis berhasil
menyelesaikan tugas ini tepat pada waktunya yang berjudul “Menjadi Laskar
Kristus, Bersaksi, Berkarya Bagi Sesama”
Harapan penulis semoga tugas ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga penulis dapat memperbaiki bentuk
maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Penulis menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari sempurna, kritik dan saran
dari semua pihak yang bersifat membangun selalu penulis harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Tuhan Yesus senantiasa memberkati kita semua. Amin.
1
Daftar Isi
Kata pengantar .............................................. 1
Daftar isi ....................................................... 2
1. Pendahuluan ............................................ 3
2. Permasalahan .......................................... 3
3. Isi ............................................................... 4
4. Kesimpulan ............................................. 10
Daftar Pustaka ........................................... 11
2
1. Pendahuluan
Dari pengertian yang benar terhadap injil yang benar, maka seseorang akan
rela mempersembahkan hidupnya bagi tugas pelayanan sebagai utusan
Kristus. Kelompok ini akan sangat kecil jumlahnya sama seperti kalau hanya
mau mengikut Tuhan Yesus karena berbagai alasan seperti pada jaman
Tuhan Yesus, maka berbondong-bondonglah yang dating. Tetapi untuk
berani menyerahkan nyawa dan kehidupan seperti Petrus dan temantemannya, sangatlah sedikit jumlahnya. Namun sekarang kita tau betapa
beruntungnya
Petrus
dan
teman-temannya
diperkenankan
mengawal
pekerjaanNya sebagai Laskar Kristus, Bersaksi, dan Berkarya. Pada akhirnya
mereka bisa menikmati hidup dengan cara demikian itu seperti seorang lascar
yang mencintai kerajaan dan rajanya, sampai pada penghayatan bahwa itulah
satu-satunya kehidupan yang bisa dinikmati.
2. Permasalahan
Memang kehidupan menjadi Laskar Kristus, Bersaksi, dan Berkarya langkah
sekali dimiliki oleh seseorang, bahkan tidak sedikit rohaniwan yang tidak
memahami arti pengorbanan hidup sepenuh bagi Kristus. Pelayanan baginya
sebagai sarana menemukan nafkah dan kehidupan bagi dirinya dan
keluarganya. Pada dasarnya mereka adalah pegawai-pegawai gereja yang
merasa berhak diberi “gaji” sebagai upah dari pekerjaan “pelayanan” gereja.
Berbeda dengan mereka yang mau sungguh-sungguh mau menjadi pengikut
Kristus. Mereka tidak mempersoalkan jabatan dalam gereja, hanya
kebenaran yang harus mereka pahami lebih banyak. Mereka selalu mencari
tempat untuk bisa membela kepentingan pekerjaan Tuhan. Sayang sekali
kelompok seperti ini sangat sedikit jumlahnya, bahkan dari antara mereka
yang lulus sekolah Alkitab tidak sedikit yang melayani pekerjaan Tuhan hanya
untuk memperoleh “nafkah” di gereja.
3
3. Isi
“Ikutlah menderita sebagai seorang prajurit yang baik dari Kristus Yesus” 2
Timotius 2:3 menjadi pengikut Kristus merupakan suatu panggilan yang
begitu indah, karena kita tidak hanya menjadi jemaatNya yang hadir setiap
ibadah hari minggu saja, tetapi kita juga dipersiapkan untuk menajadi Laskar
Kristus yang tangguh untuk menghadapi berbagai macam peperangan rohani
dalam kehidupan kita. Dalam Efesus 6:12 jelas sekali dikatakan bahwa hidup
kita tidak hanya hidup secara jasmani saja (darah dan daging) tetapi hidup
secara rohani dimana ada roh-roh jahat yang harus dilawan dan dipatahkan
pekerjaannya yaitu dengan kuasa darah Yesus. Iblis selalu menjalankan
siasat jahatnya melalui berbagai macam masalah dan cobaan bahkan melalui
kenikmatan dunia untuk dapat mejatuhkan umat Tuhan. Tanpa ada
perlawanan dari umat Tuhan, maka umatNya akan terseret jatuh dalam dosa.
Oleh karena itu kita harus menjadi Laskar Kristus yang tangguh agar dapat
memenangkan pertempuran rohani ini. Tentunya ada harga yang harus
dibayar untuk menjadi laskar yang tangguh. Harus ada usaha yang kuat dan
tindakan yang harus kita jalankan agar dapat menjadi laskar yang baik.
Berikut ada 3 rahasia untuk menjadi laskar Kristus yang tangguh:
-
Fokus kepada Tuhan
“Seorang prajurit yang sedang berjuang tidak memusingkan dirinya
dengan soal-soal penghidupannya, supaya dengan demikian ia berkenan
kepada komandannya.” 2 Tim 2:4. Prajurit yang berjuang memfokuskan
dirinya kepada peperangan yang sedang dihadapinya. Dia tidak boleh
kehilangan fokus pada saat peperangan, karena begitu kehilangan fokus
sesaat saja, maka dia bisa kehilangan nyawanya dan merugikan seluruh
pasukan. Apa yang diperintahkan oleh komandannya akan dijalankannya
dengan sepenuh hati tanpa pertanyaan ataupun keraguan sedikitpun.
Prajurit akan fokus kepada perintah dan misi yang sedang dijalankan
hingga misi itu dapat berhasil. Demikian juga dengan kehidupan rohani
kita, kita harus bisa memfokuskan diri kita kepada Tuhan dengan
menyingkirkan segala keraguan, ketakutan, kekuatiran dan segala
pertanyaan yang muncul dalam diri kita. Tuhan kita adalah komandan
4
yang tau persis tujuan dari perintah yang diberikan kepada kita. Dia tidak
akan menjerumuskan kita dengan perintah-perintah yang diberikanNya
bagi kita. Ketika fokus untuk melakukan segala perintahNya dan percaya
kepadaNya
dengan
segenap
hati
kita,
maka
kita
akan
dapat
menyelesaikan ‘misi’ yang Tuhan sedang berikan bagi kita. Kita dapat
menyelesaikan segala masalah yang kita hadapi. Ketika mulai kuatir
dengan kebenaran dari firmanNya dan segala janji Tuhan, maka musuh (si
iblis) akan dapat dengan mudah mengalahkan kita dengan berbagai
masalah yang menekan kita, sehingga kita tidak bisa mendapat jalan
keluar dari masalah yang dihadapi. Hiduplah dalam kebenaran dan
berkenan kepada Tuhan, maka kita akan menjadi laskar yang baik di
hadapanNya. “Sebab mataku tertuju pada kasih setia-Mu, dan aku hidup
dalam kebenaran-Mu.” Maz 26:3
-
Disiplin
“Seorang olahragawan hanya dapat memperoleh mahkota sebagai juara,
apabila ia bertanding menurut peraturan-peraturan olahraga.” 2 Tim 2:5
Olahragawan tidak akan memperoleh mahkota sebagai jaura jika dia tidak
berlatih dengan sungguh-sungguh. Jika dia bermalas-malasan dalam
berlatih, hari ini berlatih, besok tidak berlatih, kemudian hari berikutnya
dan hari berikutnya lagi tidak berlatih, maka dia tidak akan menjadi juara.
Tingkat
kompetisi
dalam
suatu
perlombaan/pertandingan/kejuaraan
sangatlah tinggi. Semakin bergengsi suatu event pertandingan, maka
semakin tinggi pula tingkat kompetisi yang ada. Dan tentunya intensitas
latihan yang harus dilakukan juga harus lebih tinggi lagi. Untuk itu
diperlukan yang disebut dengan kedisiplinan. Kedisiplinan dalam berlatih
akan memacu keterampilan dan kekuatan sang olahragawan sehingga
dapat bersaing dengan ketat pada saat pertandingan. Kedisiplinan dalam
berlatih juga akan meningkatkan stamina dalam bertanding. Hal ini serupa
dalam kerohanian. Kedisiplinan secara rohani juga sangat mutlak
diperlukan agar kita sanggup melawan si ‘musuh’ yaitu iblis. Ketika kita
bermalas-malasan dalam membaca Firman Tuhan, doa pribadi, mengikuti
ibadah/persekutuan dan lainnya, maka kekuatan tubuh rohani kita akan
melamah. Kita dapat dengan mudah dikalahkan oleh tipu daya si iblis.
5
Tetapi ketika kita melatih tubuh rohani kita dengan rutin dan disiplin setiap
harinya maka tubuh rohani kita akan semakin kuat, semakin tangguh,
semakin besar dan semakin tangkas dalam menghadapi ‘lawan’ kita yaitu
iblis dengan siasatnya. Disiplin dalam beribadah akan memacu kehidupan
rohani kita sehingga kita dapat menjadi prajurit Yesus yang tangguh dan
kuat. “Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibdah
kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling
mengasihi, dan semakin giat melakukannya menjelanghari Tuhan yang
mendekat.” Ibr 10:25
-
Ketekunan
“Seorang petani yang bekerja keras haruslah yang pertama menikmati
hasil usahanya.” 2 Tim 2:6 Petani selalu menjalani pekerjaannya tanpa
jemu-jemu. Mulai dari menyiapkan lahan untuk bertani, kemudian
membajaknya,
menanami
pertaniannya,
memberi
dengan
pupuk,
bibit
tanaman,
merawat,
mengairi
mengusir
hama
lahan
yang
mengganggu, hingga pada akhir musim dia akan menuai hasilnya.
Sebelum hasil panen dijual, sang petani akan menikmati terlebih dahulu
hasil yang dia dapat. Dia layak menikmati hasil kerja kerasnya selama
musim tersebut. Pekerjaan yang dia lakukan ini tidak membuat dia bosan,
karena dari pekerjaan inilah dia mendapatkan penghidupan bagi dirinya
dan keluarganya. Dia senantiasa tekun menjalankan pekerjaannya walau
ditempa dengan panas terik tiap harinya, atau bahkan hujan yang tak
menentu, mungkin juga gangguan hama yang dapat merusak tanaman
dan sebagainya. Sang petani yakin bahwa apa yang dikerjakannya akan
membuahkan hasil pada akhirnya. Hubungan kita dengan Tuhan yang kita
bangun setiap harinya, Firman Tuhan yang kit abaca tiap hari dan kita
prktekkan, doa yang kita naikkan tiap hari, ibadah yang senantiasa kita
ikuti baik pada hari minggu maupun tengah minggu, semuanya itu adalah
sama dengan lahan pertanian yang sedang kita olah dan kita tanami
dengan tanaman, yang kemudian kita pelihara hingga akhirnya kita panen
hasil buahnya. Mungkin ada waktunya pembacaan Firman Tuhan menjadi
sangat membosankan atau bahkan doa-doa yang kita panjatkan terasa
tidak terdengar oleh Tuhan. Mungkin juga kita merasa sia-sia dating ke
6
ibadah atau persekutuan. Tetapi ketika kita tetap tekun melakukan
semuanya itu, tanpa menghiraukan kejenuhan dan kelelahan yang kita
rasakan, maka pada akhirnya kita akan menuai hasilnya. Dengan tekun
membina hubungan dengan Tuhan, maka kita sedang membangun
kehidupan rohani yang kuat dan bertumbuh terus hingga pada akhirnya
hidup kita akan menghasilkan buah pada waktunya. Hidup kita pasti akan
menjadi berkat bagi orang lain.kita akan terbentuk menjadi prajurit Tuhan
yang kuat dan handal, yang siap menolonh dan membantu setiap orang
yang kesusahaan atau sedang dalam masalah. “Karena itu, saudarasaudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah
selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam
persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia.” 1 Kor 15:58
Bagi sebagian besar orang Kristen istilah saksi dan bersaksi tentu saja bukan
merupakan hal yang baru lagi. Saksi merupakan identitas kita sebagai orang
yang sudah ditebus oleh Kristus. Identitas ini membawa kita kepada satu
panggilan untuk memberitakan Kristus di dalam hidup kita. Namun, semudah
itukah kita menjadi saksi Kristus? Apakah hanya dengan mengaku percaya,
seseorang dapat secara otomatis beridentitaskan saksi Kristus? Bersaksi
merupakan satu tugas untuk memberitakan sesuatu yang telah dialami. Jika
kita saksi Kristus berarti kita harus menyaksikan Kristus dalam hidup kita, tapi
apa dan bagaimana syaratnya? Mengapa selama ini banyak orang Kristen
belum bersaksi secara efektif?
Orang Kristen adalah saksi hidup
Di pengadilan ada 3 syarat wajib untuk seseorang dapat diakui sebagai saksi
: dia harus melihat sendiri peristiwa itu, dia harus mendengar sendiri peristiwa
itu, dan dia harus mengalami peristiwa itu. Nah, kredibilitas seorang kristen
juga diukur dari ketiga syarat itu, yaitu : melihat, mendengar, dan mengalami
Injil Kristus.
-
Aku harus melihat sendiri peristiwa (Injil) itu.
Memang kita tidak mungkin bisa melihat kejadian 2008 tahun lalu secara fisik,
saat Tuhan Yesus berinkarnasi, melayani, menderita, disalibkan, dan bangkit
7
dari kematian. Lalu bagaimana kita dapat "melihat" Injil itu? Melalui Firman
Allah, kita bisa dengan iman melihat Injil Tuhan, ikut merasakan pergumulan
Yesus pada saat itu, dan saat-saat Kristus mati di atas kayu salib. Dasar
inilah yang mengesahkan kita menjadi saksi-Nya dari syarat (1) melihat Injil
itu. Sama seperti Maria dan murid-murid Tuhan telah mensaksikan
kebangkitan Tuhan secara pribadi lepas pribadi (Yoh 20:18;25).
-
Aku harus mendengar sendiri Injil itu
Prinsip dasar iman Kristen mengakui bahwa berita Injil mewartakan Allah
yang berinisiatif mencari manusia yang berdosa melalui Kristus saja. Ini
berarti iman seseorang tidaklah tergantung dari hubungan keluarga,
persaudaraan, atau iman kelompok tetapi merupakan pertanggungjawaban
iman
tiap
pribadi
(swarga
nunut,
neraka
katut).
Allah
menuntut
pertanggungjawaban iman kita secara pribadi. Iman ini berasal dari
mendengar Firman Allah yaitu Injil itu sendiri. Mendengarkan Firman secara
kontinyu dan memahaminya adalah wujud ketertundukan kita di hadapan
Allah untuk diajar. Banyak orang yang merasa sudah tahu, menjadi sombong
dan berkata tidak perlu lagi mendengar khotbah. Dalam hal ini perlu adanya
sikap mendengar dengan hati yang terbuka dan rendah hati untuk diajar dan
belajar Injil itu sendiri sehingga kita bisa menjadi saksi.
- Aku harus mengalami Injil itu
Satu bagian ini begitu penting karena inilah wujud respons dan tanggung
jawab kita setelah menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat secara
pribadi. Inilah yang disebut sebagai mengalami Injil secara pribadi. Kita harus
menempatkan Yesus sebagai Tuhan atas hidup kita dan menjalankan apa
yang Yesus mau. Jika kita selama ini hanya mendengar Injil tetapi belum taat
kepada Tuan kita, maka kita tidak layak jadi saksiNya. Itulah jawaban
mengapa saat ini banyak orang Kristen malas bersaksi, mungkin mereka
belum benar-benar menyerahkan hidup kepada Kristus.
Hidup untuk bersaksi
Setelah kita menerima Kristus apakah ada yang berbeda dari hidup kita? Ya,
bahkan berubah 180 derajat. Paulus berkata hidup yang dahulu adalah
sampah tetapi satu yang dia ketahui sekarang adalah Kristus. Setelah
8
manusia diperdamaikan dengan Allah dan menjadi umat pilihanNya, inilah
identitas kita: Saksi Hidup Yang Bersaksi Bagi Injil Allah! Segala orientasi
hidup kita harus menyenangkan Allah bukan menyenangkan diri kita. Sebagai
hamba Allah kita harus mewartakan Injil dimana dan apapun posisi kita.
Keindahan berita sukacita ini harus tampak dalam kehidupan sehari-hari
lewat cara berbicara yang penuh kehangatan, sikap yang penuh sopan,
penghargaan pada orang lain, dan sikap kasih kepada semua orang.
Pengabaran Injil sangatlah perlu didukung dengan sikap dan perilaku yang
mencerminkan itu sendiri. Jika Yesus sudah menebus kita, masihkah kita
menahan diri untuk bersaksi bagi namaNya? Saudaraku kita adalah saksi
Kristus yang menghidupi anugerahNya dan hidup untuk membawa jiwa yang
terhilang kepada Kristus lewat kehidupan kita (Mat 28:19-20).
Kehidupan adalah anugerah Allah bagi manusia dan juga bagi gerejaNya.
Hidup adalah kesempatan untuk berkarya. Hidup bukan hanya sekedar
menjalani hari-hari sampai kematian menjemput. Makna hidup ditandai
dengan seberapa banyak hasil karya yang dapat dilakukan. Kehadiran gereja
dan kehadiran orang percaya dirasakan dengan seberapa banyak hasil karya
yang sudah dilakukannya.
Berkarya bagi Tuhan tidak selalu diartikan sebagai bentuk pelayanan yang
sempit, hanya terbatas pada pelayanan di dalam gereja saja. Berkarya bagi
Tuhan berarti melakukan aktivitas yang menghasilkan kemuliaan bagi nama
Tuhan. Bekerja sesuai dengan profesi, mendidik anak-anak, menunaikan
tugas sebagai ibu rumah tangga, giat belajar di sekolah atau di kampus, dan
sebagainya merupakan wujud nyata dari berkarya bagi Tuhan.
Berkarya bagi Tuhan berarti mengembangkan setiap karunia dan potensi
yang ada di dalam diri dengan setia dan taat. Inilah makna hidup yang
sesungguhnya. Banyak orang memaknai hidup dengan menjalankan hariharinya demi mengejar kesenangan belaka. Memaknai hidup bukan juga
hanya sekedar mengembangkan hobi saja. Memaknai hidup harus dengan
berkarya bagi Tuhan dengan taat dan setia.
9
Kemampuan, bakat dan talenta adalah perlengkapan senjata perang yang
sudah Tuhan titipkan bagi setiap orang untuk dapat memaknai hidupnya
dengan sempurna. Mari, kita memaknai hidup ini dengan berkarya bagi
Tuhan!
4. Kesimpulan dan Saran
Menjadi Laskar Kristus, bersaksi, berkarya bagi sesama merupakan suatu hal
yang luar biasa. Kita akan sanggup mematahkan segala tipu daya si iblis,
memenangkan setiap masalah yang kita hadapi dan bahkan menjadi berkat
bagi banyak orang. Dengan memfokuskan kehidupan kepada Tuhan,
mendisiplinkan diri dihadapanNya dan tekun membina hubungan denganNya,
maka kita dapat menjadi Laskar Kristus, bersaksi, dan berkarya bagi sesame
untuk kemulian nama Yesus.
10
DAFTAR PUSTAKA
http://yakobus-supriadi.blogspot.co.id/2010/07/laskar-kristus-2.html
http://artikel.sabda.org/saksi_hidup_untuk_bersaksi
http://www.gkiharapanindah.org/warta-mingguan/renungan/memaknai-hidupdengan-taat-dan-setia-berkarya-bagi-tuhan/
11
Download