Soal dan penyelesaian 3 Dapatkan info selengkapnya di: http://instrumentasi.lecture.ub.ac.id 1. Suatu pengukuran suhu dalam rentang antara 20 oC sampai dengan 250 oC menggunakan sensor yang mempunyai sensitivitas sebesar S=10mV/oC. Keluaran sensor akan diubah menjadi data digital menggunakan ADC 8 bit dengan tegangan referensi sebesar 5V. a). Rancanglah rangkaian pengkondisi sinyal supaya diperoleh resolusi pengukuran suhu yang terbaik, dan berapa resolusi tersebut? b). Tentukan fungsi alih rangkaian pengkondisi sinyal supaya diperoleh resolusi pengukuran suhu sebesar 1oC. c). Berhubungan dengan soal (b), berapa nilai keluaran ADC dalam desimal bila suhu yang diukur bernilai 250 oC, 100 oC, dan 20 oC? Penyelesaian: a). Sistem tersebut dapat digambarkan dalam bentuk blog diagram sebagai berikut: Tmaks=250oC VT(maks) Vi(maks) VR=5V VT T Sensor Tmin=20oC Rangkaian Pengkondisi Sinyal VT(min) Vi ADC Vi(min) Tegangan keluaran sensor pada nilai-nilai suhu minimum dan maksimum: VT (min) Tmin S 20 o C 10mV / o C 0,2V VT ( maks) Tmaks S 250 o C 10mV / o C 2,5V Untuk ADC dengan n = 8 bit dan tegangan referensi VR= 5V, membutuhkan tegangan masukan dalam rentang antara: Vi (min) 0V dan Vi ( maks) 2n 1 28 1 V 5V 4.980 V R 2n 28 Resolusi pengukuran suhu terbaik dapat diperoleh bila ADC menerima masukan tegangan dalam rentang tersebut. Untuk itu diperlukan pengkonversian rentang tegangan keluaran sensor sedemikian rupa sehingga sesuai dengan rentang tegangan yang diperlukan oleh ADC. Pengkonversian rentang tegangan ini memerlukan suatu rangkaian pengkondisi sinyal. Perancangan rangkaian pengkondisi sinyal yang paling mudah adalah dengan menentukan fungsi alihnya terlebih dahulu. Fungsi alih rangkaian pengkondisi sinyal ini dapat dinyatakan sebagai sebuah persamaan linier sebagai berikut: Vi VT . A B dengan Vi = tegangan masukan ADC (yang sama dengan tegangan keluaran rangkaian pengkondisi sinyal) VT = tegangan keluaran sensor (yang sama dengan tegangan masukan rangkaian pengkondisi sinyal) A = slope (penguatan) B = konstanta (tegangan offset) Nilai A dan B dapat diperoleh dengan memasukkan nilai-nilai maksimum dan minimum dari keluaran sensor dan masukan ADC ke persamaan fungsi alih sehingga diperoleh: Vi ( maks) VT ( maks) . A B 4,980 2,5. A B (1) Vi (min) VT (min) . A B 0 0,2. A B ( 2) Penyelesaian secara serentak pada Persamaan (1) dan (2) menghasilkan nilai-nilai: A=2,165 dan B=-0,433 volt Sehingga fungsi alihnya menjadi: Vi 2,165.VT - 0,433 volt (3) Implementasi Persamaan (3) ke dalam rangkaian elektronik memerlukan: sebuah penguat dengan penguatan sebesar 2,165 (untuk suku pertama ruas kanan Persamaan (3) ) sebuah tegangan konstan sebesar 0,433 V (untuk suku kedua) sebuah penguat penjumlah untuk menjumlahkan suku pertama dan suku kedua. Rangkaian yang diperlukan adalah sebagai berikut: R2 A 2,165 R1 R4 5V B R3 R4 Misalkan R 1 10 k, maka R4 5V 0,433 V R3 R4 R 2 21,65 k. Misalkan R 3 1 k, maka R4 0.0948 k. R 10 kΩ Resolusi tegangan pada masukan ADC: Vi VR 5 8 0,0195 volt n 2 2 Resolusi tegangan pada masukan rangkaian pengkondisi sinyal: VT Vi 0,0195 0,0090 volt A 2,165 Resolusi pada masukan sensor (sama dengan resolusi pengukuran suhu): T VT 0,0090 0,9 oC S 0,01 Resolusi tersebut dapat juga dihitung dengan cara sebagai berikut: T Tmaks Tmin 250 20 0,9 o C n 8 2 1 2 1 b). Alternatif 1: Resolusi suhu 1oC menghasilkan resolusi tegangan pada keluaran sensor sebesar: VT 0,010 volt Resolusi tegangan pada masukan ADC : Vi 0,0195 volt Besarnya penguatan rangkaian pengkondis i sinyal : A Vi 0,0195 1,95 VT 0,010 Nilai B ditetapkan sama dengan nol, sehingga fungsi alihnya menjadi : Vi 1,95.VT volt (4 - 1) Alternatif 2: Resolusi suhu 1oC menghasilkan resolusi tegangan pada keluaran sensor sebesar: VT 0,010 volt Resolusi tegangan pada masukan ADC : Vi 0,0195 volt Besarnya penguatan rangkaian pengkondis i sinyal : A Vi 0,0195 1,95 VT 0,010 Nilai B dapat diperoleh dari Persamaan (2) : B -0,2.A -0,2.(1,95) -0,39 Jadi fungsi alihnya adalah : Vi 1,95.VT - 0,39 volt c). Untuk Alternatif 1: Dari fungsi alih Persamaan (4-1): (4 - 2) Pada T = 250oC VT(250oC)= 2,5 volt Vi(250oC)= 1,95.(2,5) = 4,875 volt. Nilai desimal keluaran ADC: N 250o C Vi ( maks) 4,875 8 2 250 5 2n VR Pada T = 100oC VT(100oC)= 1 volt Vi(100oC)= 1,95.(1) = 1,95 volt. Nilai desimal keluaran ADC: Vi (100o C ) N100o C VR 2n 1,95 8 2 100 5 Pada T = 20oC VT(20oC)= 0,2 volt Vi(20oC)= 1,95.(0,2) = 0,39 volt. Nilai desimal keluaran ADC: N 20o C Vi ( 20o C ) VR 2n 0,39 8 2 20 5 Untuk Alternatif 2: Pada T = 250oC VT(250oC)= 2,5 volt Vi(250oC)= 1,95.(2,5) – 0,39 = 4,485 volt. Nilai desimal keluaran ADC: N 250o C Vi ( 250o C ) VR 2n 4,485 8 2 230 5 Pada T = 100oC VT(100oC)= 1 volt Vi(100oC)= 1,95.(1) – 0,39 = 1,56 volt. Nilai desimal keluaran ADC: N100o C Vi (100o C ) VR 2n 1,56 8 2 80 5 Pada T =20oC VT(20oC)= 0,2 volt Vi(20oC)= 1,95.(0,2) – 0,39 = 0 volt. Nilai desimal keluaran ADC: N 20o C Vi ( 20o C ) VR 2n 0 8 2 0 5 Tabel perbandingan nilai keluaran ADC pada kedua alternatif Nilai desimal keluaran ADC Suhu T (oC) Alternatif 1 Alternatif 2 250 250 230 100 100 80 20 20 0 Jika dibandingkan, alternatif 1 mempunyai keuntungan dibanding alternatif 2 karena nilai keluaran ADC dalam basis desimal selalu sama dengan nilai suhu yang diukur dalam rentang antara 0 sampai dengan 255oC. Hal ini berarti tidak memerlukan lagi pengkonversian dari nilai keluaran ADC ke nilai suhu yang diukur karena nilainya (yaitu angkanya dalam desimal) sudah sama.