pendidikan kewarganegaraan

advertisement
PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN
Oleh :
Hamonangan Albariansyah, SH.,MH
Pertemuan ke-1
Silabus dan Pengantar Kewarganegaraan

Pancasila sebagai ideologi bangsa



HAM & Konstitusi NKRI




Tujuan dan bentuk pemerintahan negara
Teori dan Unsur negara
Pengantar Hukum Bernegara



Hak Asasi Manusia
Konstitusi Indonesia
Ilmu Negara dalam hubungan nya dengan Kewarganegaraan


Ideologi
Pancasila
Pengantar Hukum, asas kewarganegaraan
Tata urutan perundang-undangan (UU No.10 tahun 2004)
Undang-undang Kewarganegaraan RI






Ketentuan Umum
Syarat & tata cara memperoleh kewarganegaraan RI
Hilang nya Kewarganegaraan
Syarat & tata cara memperoleh kembali kewarganegaraan RI
Asas-asas di dalam UU Kewarganegaraan
Ketentuan Pidana
Hans Kelsen - Stufenbau Theory, Hierarki per-UU-an
Ideologi (Pancasila)
Nilai
Asas
Konstitusi (UUD 1945)
Norma
UU Kewarganegaraan
Perilaku
Sikap & mental warga negara
Pertemuan ke-2
Ideologi

Pengertian Ideologi, asal kata dari idea &
logos yang berarti :



Idea, pemikiran berupa gagasan/konsep dasar
/prototype/mapping yang hendak dicapai
Logos, pemahaman keilmuan (knowledge)
Pengertian harfiah nya :

ideologi adalah pemahaman keilmuan mengenai
pemikiran dasar (ide) yang diyakini ideal sebagai
prinsip hidup berbangsa dan bernegara.

Karl Marx, marxisme


Descrates


Alat untuk mencapai kesejahteraan dan kesejajaran
bersama dalam masyarakat
Inti pemikiran manusia
Soejono Soemargono
 Seperangkat gagasan, ide, keyakinan,
kepercayaan yang menyeluruh dan sistematis,
yang menyangkut bidang: politik, sosial,
kebudayaan, dan agama
PERTUMBUHAN IDEOLOGI



Ideologi bangsa = prinsip/pandangan hidup
Ideologi negara = Pandangan hidup warga
negara yang dituliskan dalam bentuk peraturan
negara oleh peny.negara
Awal perkembangan suatu Ideologi






Keluarga
Komunitas
Bangsa
Negara
Persatuan negara-negara
Penyatuan satu dunia
TRIGGER :
AKSI / REAKSI
Fungsi Ideologi … ?
1.
2.
3.
4.
Sebagai cita-cita yang hendak dicapai
Sebagai pemicu (trigger) motivasi,
semangat bagi individu, bangsa dan
negara untuk melakukan perubahan yang
lebih baik
Sebagai pemersatu bermasyarakat.
Sebagai formula dasar untuk merancang
kebijakan (policy) lebih lanjut.
Ideologi-ideologi pengubah Dunia
1.
Nasionalisme




Ide Dasar : kecintaan atas tanah air, ibu pertiwi
Pemicu : sebagai reaksi terhadap penjajahan bangsa
lain.
Hakekat : Setiap bangsa berhak hidup merdeka dan
berdaulat di tanah air nya.
Indikator :



penolakan terhadap segala bentuk penjajahan
Hak dan kewajiban dasar yang sama bagi setiap warga
negara
Kepentingan nasional menjadi yang utama
2. Komunisme




Ide Dasar : penghapusan kelas dan kasta di dalam
masyarakat, hanya ada negara dan rakyat
Pemicu : sebagai reaksi terhadap tradisi perlakuan yang
berbeda sesuai kelas, kasta, geneologis
Hakekat : penolakan kondisi masa lampau sehingga
membutuhkan formula baru yang memberikan kesetaraan
bagi semua warga negara
Indikator :




Pemerintahan otoriter
Kepemilikan individual dihapuskan
Kesamaan kesempatan bagi setiap warga negara
Negara tanpa strata (kelas)
3. Fasisme




Ide Dasar : Crediere, Obediere, Combattere (Yakinlah,
tunduklah, berjuanglah.)
Pemicu : awalnya untuk melawan anarkisme dan komunisme
di Italia tahun 1922-1943 pada era Benito Mussolini.
Hakekat : untuk mengatur rakyat, negara harus keras dan
ditakuti.
Indikator :



negara seutuhnya mengatur hal yang boleh atau tidak boleh
untuk rakyat nya
Patuh dan takut pada negara merupakan kewajiban
Kekuasaan negara dipegang oleh koalisi (sipil, militer, parpol
atau kombinasi nya)
4. Liberalisme




Ide Dasar : kebebasan individual
Pemicu : Sebagai reaksi terhadap pemerintahan
yang absolut monarchi dan otoriter yang
membatasi hak warga negara
Hakekat : manusia adalah berbudi baik, sehingga
tidak diperlukan aturan yang mengekang
Indikator :



Kebebasan individu yang seluas-luasnya
Ekonomi nya diserahkan sepenuhnya pada mekanisme
pasar bebas
Pembatasan antara kehidupan pemerintahan dan agama
5. Sosialisme






Ide Dasar : kebersamaan, gotong royong, kolektivitas
Pemicu : sebagai reaksi terhadap akibat kapitalisme yang
exploitasi dan support terhadap kepemilikan pribadi untuk
kesejahteraan umum.
Hakekat : masyarakat dan negara adalah satu kesatuan,
manusia akan hidup layak jika ada kebersamaan dalam
pelaksanaan fungsi negara.
Indikator :
Negara tanpa strata (kelas)
Bidang-bidang tertentu yang vital dikelola negara untuk
kemakmuran warga negara, dan kepemilikan pribadi dijamin
pemerintah.
Dimanakah posisi Pancasila.. ?





Nasionalisme
Fasisme
Komunisme
Liberalisme
Sosialisme
?
?
?
Pertemuan ke-3
Pancasila sebagai ideologi bangsa
BUDAYA ASLI
PENJAJAHAN
Komunal,
kekeluargaan
Penderitaan
Sosial
bermasyarakat
Berdaulat,
membela
tanah air
RELIGIUS
KETUHANAN
Ikhtiar (penyerahan
sepenuhnya) atas kuasa
yang esa,
Makhluk tuhan
--- Sosialisme ---------------------- nasionalisme ----------- manusiawi & Beradab ---
IDEOLOGI PANCASILA
Perumusan ideologi Pancasila
SIDANG BPUPKI I (29 MEI S/D 1 JUNI 1945)
1. 29 MEI 1945, MR. M. YAMIN :
KONSEP PEMIKIRAN DASAR NEGARA :
> PERI KEBANGSAAN
> PERI KEMANUSIAAN
> PERI KETUHANAN
> PERI KERAKYATAN :
= PERMUSYAWARATAN
= PERWAKILAN
= KEBIJAKSANAAN
> KESEJAHTERAAN RAKYAT
2. 1 JUNI 1945, IR. SOEKARNO

NASIONALISME KEBANGSAAN INDONESIA.

INTERNASIONALISME/PERI KEMANUSIAAN.

MUFAKAT/DEMOKRASI.

KESEJAHTERAAN SOSIAL.

KETUHANAN
EKASILA,V IR.SOEKARNO ::
1.
SOSIAL NASIONALISME
2.
SOSIAL DEMOKRASI ( 3&4)
3.
KETUHANAN
4.
GOTONG ROYONG
RAPAT ke-II BPUPKI
Pembentukan Panitia 9  PPKI
Hasilnya :
- Menyusun rancangan pembukaan hukum dasar (konstitusi) Indonesia
- Menyusun rancangan hukum dasar Indonesia
- Menyerahkan laporan “Piagam Jakarta” tersebut.
17 agustus 1945 deklarasi merdeka negara Indoensia oleh IR. Soekarno sebagai kepala
negara dan Piagam Jakarta sebagai Undang-undang Dasar (konstitusi) nya
TANGGAL 18 AGUSTUS 1945 PIAGAM JAKARTA DISAHKAN MENJADI PEMBUKAAN DAN BATANG
TUBUH UUD 1945 DENGAN PERUBAHAN :
1. Kata “MUKADIMAH” MENJADI “PEMBUKAAN”
2. Kata “HUKUM DASAR” MENJADI “Undang-Undang Dasar”
3. Kata “KETUHANAN DENGAN KEWAJIBAN MENJALANKAN SYARIAT ISLAM BAGI PEMELUKNYA”
MENJADI “KETUHANAN YANG MAHA ESA”
4. Kata “PRESIDEN INDONESIA ASLI BERAGAMA ISLAM” MENJADI “INDONESIA ASLI”
5. Kata “WAKIL PRESIDEN 2 ORANG” MENJADI “1 ORANG”
6. PIMPINAN PERANG OLEH JEPANG DIHAPUSKAN

Filosofi IDEOLOGI PANCASILA :

KONSEPTUAL TENTANG ALAM
SEMESTA, MANUSIA (nilai adat), NILAI
DAN NORMA YANG MENGATUR SIKAP
DAN PERBUATAN MANUSIA (nilai
nasionalisme) DALAM HUBUNGANNYA
DENGAN DIRINYA SENDIRI, SESAMA
MANUSIA DAN MASYARAKAT, ALAM
SEMESTA DAN PENCIPTANYA (nilai
keyakinan-syariat)
Perjuangan Bangsa dari kolonial



Nusantara (Pra Nasional)  Sporadis 
a/n tribe  fisik
Pra kemerdekaan  terorganisir  a/n
bangsa  fisik merebut kemerdekaan
Pasca kemerdekaan  persatuan  a/n
tanah air, bangsa dan negara Indonesia 
fisik dan kecerdasan (IES Quotient)
Pertemuan ke-4
Hak Asasi Manusia (Human Rights)
Hak Asasi Manusia adalah hak kordati pada diri setiap
manusia sejak awal dilahirkan yang berlaku seumur
hidup, tanpa membeda-bedakan suku, agama, ras,
status, jabatan sehingga indivudu tersebut dapat
mengembangan dirinya (self determination)
seutuhnya sebagai manusia.
HAM
KAM
TOLERANSI
Kenapa HAM harus di terapkan dalam
Konstitusi Negara ?

THOMAS HOBBES (1588-167)
manusia dalam keadaan alami adalah: hommo homini
lupus, bellum omnium contra omnes (war of everyone
against everyone)
 Only a Sovereign with Absolute Power Could Bring and
keep The Peace.
MONTESQIEU (1748) :
 Separation of Power for a sovereign (antithesis for
absolutism)
 Legislative, Executive, & Judicial


Perkembangan HAM Dunia
 Pertengahan abad ke V. Piagam Madinah, dikenal
sebagai dokumen HAM pertama dalam
kebebasan beragama.
 Tahun 1215, Magna Carta Libertatum,
pembatasan kekuasaan pemerintahan (raja,
bangsawan dan gereja)
 10 dec 1948, Deklarasi HAM dunia, see link :
http://www.kontras.org/baru/Deklarasi%20Univers
al%20HAM.pdf
HAM dalam konstitusi Indonesia









Undang-Undang Dasar 1945
Konstitusi RIS/Undang-undang Dasar RIS 1949
Undang-undang Dasar Sementara 1950
Undang-undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945
Amandemen I, II, III, & IV UUD 1945
Tap MPR No.XVII MPR 1998 tentang HAM
Keppres No. Tahun 1993 ttg Komnas HAM
UU No.39 Tahun 1999 ttg HAM
UU No.26 Tahun 2000 ttg Pengadilan HAM
AMANDEMEN UUD 1945 :
CATATAN :
 TIDAK MENGUBAH PEMBUKAAN
 TIDAK MENGUBAH NEGARA
 KESATUAN
 TIDAK MENGUBAH BENTUK
 PEMERINTAHAN/KABINET PRESIDENSIAL
 PENJELASAN YG BERNILAI POSITIF
 DITARIK KE DALAM BATANG TUBUH
 DILAKUKAN SECARA BERTAHAP DAN
 BERSIFAT ADINDUM (MENAMBAH)
Amandemen I (9 Oktober 1999) :
 Pembatasan masa jabatan

Pengurangan kekuasaan presiden

Penambahan kewenangan DPR & MA

Kementerian negara
Amandemen II (18 Agustus. 2000) :
 Otonomi daerah

DPR

Wilayah negara
 Hak azasi manusia
 Pertahanan dan keamanan negara
 Lambang negara dan lagu kebangsaan
Amandemen III (10 Nov. 2001) :
 Penegasan negara hukum
 Pengurangan kewenangan MPR
 Perubahan keanggotaan MPR
 Tata cara pemberhentian presiden
 Pemilihan presiden langsung
 Kementerian negara
 Perjanjian internasional melibatkan DPR
 Pemilihan Umum, DPR dan DPD
 APBN dan APBD
 Pajak dan pungutan lain
 Kewenangan BPK
 Kewenangan MA, Komisi Yudisial& Mahkamah
 Konstitusi
Amandemen IV (10 Agust. 2002) :
Aturan Peralihan & A.Tambahan
Pemilihan presiden langsung
Kekosongan jabatan presiden
Kewenangan dan pemberhentian DPD
Macam dan harga mata uang
Pendidikan dan kebudayaan
Perekonomian dan kesejahteraan sosial
Tata cara perubahan UUD
UU No.39 tahun 1999 tentang HAM
HAK ASASI MANUSIA INDONESIA :
 Hak untuk hidup
 Hak untuk berkeluarga & melanjutkan keturunan
 Hak mengembangkan diri
 Hak memperoleh keadilan
 Hak atas kebebasan pribadi
 Hak atas rasa aman
 Hak atas kesejahteraan
 Hak turut serta dalam pemerintahan
 Hak wanita
 Hak anak
KEWAJIBAN ASASI MANUSIA




Setiap orang di wilayah NKRI wajib patuh pada peraturan
per-uu-an, hukum tidak tertulis dan hukum internasional
mengenai HAM
Setiap warga negara wajib dalam upaya pembelaan negara
Setiap orang Menghormati HAM orang lain, moral , etika
bermasyarakat.
Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang
wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan oleh
Undang-undang dengan maksud untuk menjamin pengakuan
serta penghormatan atas hak dan kebebasan orang lain
Batasan-batasan nya :







membahayakan keamanan dan keselamatan negara;
membahayakan keselamatan dan ketertiban umum;
membahayakan keselamatan perorangan;
mencemarkan nama baik perorangan;
membocorkan rahasia negara atau hal-hal yang wajib
dirahasiakan dalam proses pengambilan keputusan
Pemerintah;
membocorkan hal-hal yang wajib dirahasiakan dalam proses
penyidikan,penuntutan, dan persidangan suatu perkara
pidana;
menghambat terwujudnya penyelesaian terhadap masalah
yang ada; atau membocorkan hal-hal yang termasuk dalam
rahasia dagang.
Pertemuan ke-5
Konstitusi Indonesia
Pengertian
 Ideologi = prinsip hidup yang dicita-citakan sebuah bangsa yang
tidak tertulis (abstrak)
 Konstitusi = bentuk tertulis (konkret) sebagai roadmap dari ideologi
yang dicita-citakan sebuah negara.
Konstitusi, dalam arti luas adalah “.hukum dasar tertulis yang disebut
sebagai undang-undang dasar, maupun tidak tertulis..”
EC Wade :
Konstitusi adalah naskah yang memaparkan rangka dan tugas pokok
dari badan pemerintahan suatu negara dan menentukan pokokpokok cara kerja badan tersebut.
Fungsi Konstitusi :



Legitimasi de yure (dasar hukum)
kekuasaan pemerintahan
Menentukan Pembagian dan pembatasan
kekuasaan pemerintahan dan lembagalembaga negara.
sebagai tools pengalihan kewenangan
kekuasaan dari rakyat kepada organ
negara.
Struktur ketatanegaraan sebelum dan
sesudah amandemen UUD 1945
MPR
Sebelum :
PRESIDEN
/WAPRES
DPR
BPK
DPA
MAHKAMAH
AGUNG
Sesudah :
MPR
PRESIDEN/W
DPR
DPD
MA
MK
BPK
KY
Sifat Konstitusi :

Formil dan materiil :


Formil berarti tertulis. Materiil nya berisikan halhal pokok nya saja bagi rakyat dan pemerintah.
Flexibel dan rigid :

Rigid berarti kaku/keras/solid untuk dilakukan
perubahan berbeda dengan per-UU-an biasa
yang flexibel
Metode Perubahan konstitusi :
1.
2.
Referendum, perubahan ditentukan
oleh rakyat
Konvensi ketatanegaraan, perubahan
berdasarkan sistem ketatanegaraan
Pertemuan ke-6
Ilmu Negara Umum (Algemeine Staatlehre)
Tujuan Perkuliahan
Memberikan pemahaman mengenai
pengertian dan asas-asas pokok tentang
negara yang secara teori mengantar
mahasiswa untuk memahami pendidikan
kewarganegaraan
Aliran-aliran dalam Ilmu Negara
Plato : konsepsi Polis (negara kota), Tidak ada definisi tegas
tentang negara,Plato hanya menggambarkan bentuk negara ideal.
negara = jiwa manusia yang mempunyai 3 kemampuan, yaitu :

Kehendak ; orang yang mampu memerintah = penguasa

akal pikiran ; orang mampu mempertahankan negara =
armada tentara

Perasaan ; orang biasa yang mensuplai makanan untuk
semua = rakyat
Pengertian Negara dan Unsur Negara

Istilah negara sudah dikenal sejak zaman
Renaissance, yaitu pada abad ke-15.






Lo Stato, Italia
L'etat‘, Perancis
The State, Inggris
Deer Staat, Jerman
De Staat, Belanda
Negara, Indonesia
Pembentukan & hilang nya Negara
Tahapan Primer :
 Genootshap : ☺+☻+☺+☻ ☻☺☻☺
 Rijk : ◙ + ◘ + ◙  ◙◘◙
 Staat : ◙◘ + ◙◘ + ◘◙ 
 Beradab, manusiawi, demokrasi
◙◙◙◘◘
Tahapan Sekunder :
 De Facto & De Yure atas unsur-unsur negara, yaitu : wilayah,
rakyat, pemerintahan dan kedaulatan
Hilangnya negara : penggabungan, revolusi, invasi
Teori hakekat Negara
Teori Ketuhanan, negara terbentuk atas kehendak Tuhan.
Teori Perjanjian, negara terbentuk karena antara sekelompok manusia yang
tadinya masing-masing hidup sendiri-sendiri, diadakan suatu perjanjian untuk
mengadakan suatu organisasi yang dapat menyelenggarakan kehidupan
bersama.
Teori Kekuasaan negara terbentuk oleh orang-orang yang paling kuat dan
berkuasa
Teori Kedaulatan negara terbentuk oleh orang-orang tertentu yang didaulat
menjadi penguasa (pemerintah), meliputi :




Teori Kedaulatan Tuhan Menurut teori ini kekuasaan tertinggi dalam
negara itu adalah berasal dari Tuhan.
Teori Kedaulatan Hukum Menurut teori ini bahwa hukum merupakan
sumber kedaulatan.
Teori Kedaulatan Rakyat Teori ini berpendapat bahwa rakyatlah yang
berdaulat dan mewakili kekuasaannya kepada suatu badan, yaitu
pemerintah.
Teori Kedaulatan negara Teori ini berpendapat bahwa negara merupakan
sumber kedaulatan dalam negara yang dibedakan menjadi dua, yaitu
terjadinya negara secara primer dan secara sekunder.
Sistem Pemerintahan

Sistem & Pemerintahan


hubungan antara berbagai lembaga negara dalam kesatuan
sehingga menjalankan mekanisme kenegaraan dapat
terselenggara.
Perbedaan Monarkhi dan Republik lebih jelasnya dapat
dibedakan sebagai berikut.


Monarkhi (kerajaan), ialah negara yang dikepalai seorang
Raja/kaisar/syah untuk seumur hidup dan bersifat turuntemurun dan menjabat untuk seumur hidup.
Republik: (bahasa Latin: Res Publica = kepentingan umum),
ialah negara dengan pemerintahan rakyat yang dikepalai oleh
Seorang Presiden sebagai Kepala Negara yang dipilih dari dan
oleh rakyat untuk suatu masa jabatan tertentu dan tidak turun
menurun.
Ragam sistem Republik :
 Republik mutlak (absolut),
 Republik Konstitusional,
 Republik Parlementer.
Inggris yang merupakan Negara Kesatuan (Unitary
State) dan juga Kerajaan (United Kingdom)
dengan sistem perdana menteri. Parlemen terdiri
dari dua kamar (bicameral), yaitu sebagai berikut.



House of Commons (diketuai Perdana Menteri).
House of Lord (merupakan warisan).

Legislatif di Amerika Serikat adalah becameral
(dua kamar), yaitu sebagai berikut.
1) Senate Yaitu sama jumlah wakil (senator) dalam setiap
negara bagian, yaitu dua orang senator.
2) House of Representative Yaitu tergantung jumlah
penduduk pada negara-negara bagian, 30.000 orang
mempunyai 1 wakil, tetapi batas seluruhnya harus 435
orang (peraturan sejak 1910).
Pertemuan ke-7
Pengantar Ilmu Hukum Dasar
tujuan dari belajar hukum itu ialah :



Mengetahui peraturan-peraturan hukum yang berlaku saat ini di suatu
wilayah negara dan Indonesia
Mengetahui perbuatan-perbuatan mana yang menurut hukum, dan
perbuatan-perbuatan mana yang melanggar hukum.
Mengetahui sanksi-sanksi apa yang diberikan kepada seseorang bila
melanggar peraturan yang berlaku.
Perkembangan Hukum


Makhluk Sosial (Zoon Politicon,Aristoteles)
 Interaksi Sosial (dinamika interest &
needing)  memerlukan kaidah/norma 
sebagai batasan (rules) dalam hidup
berbangsa dan bernegara  sehingga ada
ketertiban sosial menjamin kepentingan
manusia
Norma : Kesusilaan, kesopanan, agama &
Hukum
Perbedaan norma hukum dan norma etika

Ciri-ciri norma hukum :





Sifatnya memaksa
Mempunyai sanksi hukuman bagi yang melanggar nya
Berlaku bagi setiap orang dalam suatu negara.
Mempunyai mekanisme penyelesaian berdasarkan peraturan tertulis
(hukum negara)
Ciri-ciri norma etika (kesusilaan, kesopanan & agama) :



Berlaku sporadis pada orang tertentu dan wilayah tertentu
Mempunyai sanksi sosial dari masyarakat setempat
Berkaitan erat dalam sikap berkeyakinan terhadap yang maha esa.
Isi Norma Hukum & sifat nya
Isi Norma Hukum :

Suruhan/perintah (Gebod)

Larangan (verbod)

Kebolehan (mogen)
sedangkan sifat kaidah hukum, yaitu :
1.
imperatif yaitu suatu kaidah hukum yang tidak dapat
dikesampingkan. Sifat : mengikat atau memaksa
2.
fakultatif yaitu suatu kaidah hukum yang dalam keadaan
konkret dapat dikesampingkan dengan perjanjian oleh para
pihak. Sifatnya mengatur atau menambah
Tugas & Tujuan Hukum



Tugas Hukum  KEADILAN
Tujuan Hukum  KEDAMAIAN
Penyimpangan terhadap kaidah hukum dapat
berupa:Pengecualian/dispensasi, yaitu penyimpangan dari
kaidah hukum dengan adanya dasar yang sah.


Pembenaran (Rechtsvaardigingsgrond)
Contoh: - Noodtoertand, misalnya dua orang terapung dilaut
dengan sebilah papan.
-Wettelijkvoorschrift( menjalankan perintah UU, misalnya algojo
melaksanakan hukuman mati).
Bebas kesalahan (schldopheffingsgrond)
Contoh: - overmacht/berat lawan, see pasal 48 KUHP. Misalnya
petugas pembawa uang ATM yang ditodong dengan senjata
api.
Mahzab Aliran Hukum …???

Positivisme (Jhon Austin & Hans Kelsen)




Aliran hukum alam (Aristoteles, Jhon Locke & Imanuel Kant)



Hukum adalah suatu perintah memaksa
yang menetapkan saknsi terhadap tingkah laku manusia
berupa aturan tindakan-tindakan yang ditentukan oleh orang-orang yang berkuasa bagi
orang-orang yang dikuasi, untuk ditaati
Hukum adalah sesuatu yang ditentukan oleh warga masyarakat atas tindakan mereka
untuk menilai/mengadili mana yang merupakan perbuatan yang jujur dan mana yang
merupakan perbuatan yang curang
Aliran Sejarah (karl von savigny)

All law is originally formed by custom and popular feeling (Keseluruhan hukum sungguhsungguh terbentuk melalui kebiasaan dan perasaan kerakyatan)

that is, by silently operating forces. Law is rooted in a people’s history (yaitu melalui
pengoperasian kekuasaan secara diam-diam. Hukum berakar pada sejarah manusia)

the roots are fed by the consciousness, the faith and the customs of the people (dimana
akarnya dihidupkan oleh kesadaran, keyakinan dan kebiasaan warga negara)
Pertemuan ke-8
Hukum Kewarganegaraan
Memperoleh Kewarganegaraan :
Non-Kelahiran :

Perkawinan

Pengangkatan Anak

Pewarganegaraan

Turut orangtua

Pendudukan
Kelahiran :

Asas Kelahiran

Asas Tempat Lahir
Asas-asas Kewarganegaraan
Asas-asas Kewarganegaraan
 Citizenship by birth atau Ius Soli, prinsip yang mendasarkan status warga
negara berdasarkan tanah kelahiran, sehingga siapa saja yang dilahirkan
di negara-negara tersebut, secara otomatis diakui sebagai warga negara
nya (mis.USA, Inggris, negara2 eropa)
 Citizenship by naturalization atau Ius Sanguinis, prinsip yang mendasarkan
diri pada prinsip hubungan darah. prinsip ‘ius sanguinis’ yang
mendasarkan diri pada faktor pertalian seseorang dengan status orangtua,
sehingga apabila orangtuanya berkewarganegaraan suatu negara, maka
otomatis kewarganegaraan anak-anaknya sama dengan kewarganegaraan
orangtua nya.
 Konsekuensi nya : apabila kedua negara yang bersangkutan memiliki
sistem yang berbeda, maka seseorang mempunyai status dua
kewarganegaraan (double citizenship) atau bahkan tidak
berkewarganegaraan (stateless).
Permasalahan Kewarganegaraan
> Kewarganegaraan Ganda (Bi-Parthite)
1. Persamaan pengaturan kewarganegaraan antar
negara
2. Anak yang lahir di negara ius soli dari orang tua yang
negara asalnya ius sanguinis

Kewarganegaraan Lebih dari Dua (Multi-Parthite)

Tidak Berkewarganegaraan (Aparthide)
 Anak yang lahir di negara ius sanguinus dari orang
tua yang negara asalnya ius soli
Solusi Status Kewarganegaraan



Negara dengan ius soli, maka otomatis
mendapatkan kewarganegaraan dengan cara
mengajukan surat penolakan atau kesediaan.
Pewarganegaraan (naturalisasi), mengajukan
kepada lembaga berwenang untuk mendapatkan
penetapan menjadi warga negara dengan lulus
persyaratan yang telah ditentukan.
Registrasi, tetap pada kewarganegaraan asal
keturunan si anak.(diberlakukan pertama kali
padda daerah jajahan).
Kewarganegaraan Cina Peranakan
Istilah Cina atau Tionghoa, Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, SH

istilah ‘Tionghoa’ itu malah lebih ekslusive,‘distingtif’ atau lebih memperlebar jarak
antara masyarakat keturunan ‘Cina’ dengan masyarakat Indonesia pada umumnya.

‘Tiongkok’ atau ‘Tionghoa’ itu sendiri mempunyai arti sebagai negara pusat yang di
dalamnya terkandung pengertian memperlakukan negara-negara di luarnya sebagai
negara pinggiran yang mencerminkan arogansi cultural .

Karena itu, penggantian istilah ‘Cina’ menjadi ‘Tionghoa’ yang bernuansa
kebanggaan bagi orang ‘Cina’ justru akan melunturkan jiwa nasionalisme sebagai
warga negara.

Bahkan, jika mungkin, warga keturunanpun tidak perlu lagi menyebut dirinya dengan
etnisitas yang tersendiri. pembauran alamiah ini adalah keluarga. Karena itu, perlu
dikembangkan anjuran-anjuran dan dorongan-dorongan bagi berkembangnya
praktek perkawinan campuran antar etnis, terutama yang melibatkan pihak etnis
keturunan ‘Cina’ dengan etnis lainnya. Jika seandainya semua orang melakukan
perkawinan bersilang etnis, maka dapat dipastikan bahwa setelah satu generasi
atau setelah setengah abad, isu etnis ini dan apalagi isu rasial, akan hilang dengan
sendirinya dari wacana kehidupan kita di persada nusantara ini.
Pembaharuan sistem Kewarganegaraan




Indonesia menganut asas Ius Sanguinis
Dwi Kewarganegaraan  satu kewargenagaraan
sejak masa pemerintahan B.J. Habibie melalui
Instruksi Presiden No. 26 Tahun 1998 tentang
Penghentian Penggunaan Istilah Pribumi dan
Non-Pribumi
UU No 12 tahun 2006 tentang Kewarganegaraan
Hukum Kewarganegaraan
Warga
Negara
Warga
Asing
Perbedaan :
- Hubungan dengan Negara
- Hak & Kewajiban
Pertemuan ke-9
Tata urutan perundang-undangan RI



UU No.10 tahun 2004
Peraturan Perundang-undangan adalah
peraturan tertulis yang dibentuk oleh lembaga
negara atau pejabat yang berwenang dan
mengikat secara umum
Tujuan nya :

Kepastian Hukum, metode baku/standar yang
mengikat semua pihak  proses pembentukan nya
lancar
Nilai-nilai di dalam Per-UU-an :
a.pengayoman;
b. kemanusiaan;
c. kebangsaan;
d. kekeluargaan;
e. kenusantaraan;
f. bhinneka tunggal ika;
g. keadilan;
h. kesamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan;
i. ketertiban dan kepastian hukum; dan/atau
j. keseimbangan, keserasian, dan keselarasan.
Asas Pembentukan Peraturan Perundang-undangan yang baik meliputi :







a. kejelasan tujuan;
b. kelembagaan atau organ pembentuk yang tepat;
c. kesesuaian antara jenis dan materi muatan;
d. dapat dilaksanakan;
e. kedayagunaan dan kehasilgunaan;
f. kejelasan rumusan; dan
g. keterbukaan
Pancasila
 UUD 1945
Jenis dan hierarki Peraturan Perundang-undangan adalah :
a. UUD 1945
b. Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti UndangUndang;
c. Peraturan Pemerintah;
d. Peraturan Presiden;
e. Peraturan Daerah.
Keterangan :






UU, dibentuk DPR dengan persetujuan Presiden
Perppu, ditetapkan presiden dalam keadaan genting/memaksa
PP, ditetapkan presiden Untuk melaksanakan UU
Perda, dibentuk DPRD dengan persetujuan Kep.Daerah
Perdes, dibentuk Badan Perwakilan Desa dengan kepala desa
Materi muatan yang harus diatur
dengan Undang-Undang yaitu :
a. mengatur lebih lanjut ketentuan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang meliputi :
1. hak-hak asasi manusia
2. hak dan kewajiban warga negara;
3. pelaksanaan dan penegakan kedaulatan negara serta
pembagian kekuasaan negara;
4. wilayah negara dan pembagian daerah;
5. kewarganegaraan dan kependudukan;
6. keuangan negara,
b. diperintahkan oleh suatu Undang-Undang untuk diatur
dengan Undang-Undang
Pertemuan ke-10
UU Kewarganegaraan
Sejarah Perkembangan UU Kewarganegaraan :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Undang-Undang tanggal 10 Februari 1910 tentang Peraturan tentang
Kekaulanegaraan Belanda Bukan Belanda (Stb. 1910 - 296 jo. 27458);
Persetujuan Perihal Pembagian Warga Negara antara Republik
Indonesia Serikat dan Kerajaan Belanda (Lembaran Negara Tahun
1950 Nomor 2);
UU No.3 tahun 1946 tentang Warga Negara dan Penduduk Negara
UU No. 6 Tahun 1947 tentang Perubahan UU No. 3 Tahun 1946
UU No. 62 Tahun 1958 tentang Kewarganegaraan RI sebagaimana
telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 1976
UU No. 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan
APA DASAR PERTIMBANGAN SUATU PERATURAN PER-UU-AN
BERUBAH / DIRUBAH.?
Pembentukan Peraturan Per-UU-an Ideal
UU
YURIDIS
(Aspek Hukum)
SOSIOLOGIS
(Aspek
Masyarakat)
FILOSOFIS
(aspek Hakekat)
Filosofis, Yuridis dan Sosiologis ??

UU No. 62 Tahun 1958 tersebut secara filosofis, yuridis,
dan sosiologis tidak sesuai lagi dengan perkembangan
masyarakat dan ketatanegaraan Republik Indonesia.

Secara filosofis, Undang-Undang tersebut masih
mengandung ketentuan yang belum sejalan dengan
nilai Pancasila, antara lain :



bersifat diskriminatif,
kurang menjamin pemenuhan hak asasi dan persamaan
antar warga negara,
kurang memberikan perlindungan terhadap perempuan dan
anak-anak.
Secara yuridis, landasan konstitusional pembentukan
UU tersebut adalah UUD Sementara 1950 yang
sudah tidak berlaku sejak Dekrit Presiden 5 Juli 1959
yang menyatakan kembali kepada UUD 1945.
Dalam perkembangannya, Undang- Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 telah
mengalami perubahan yang lebih menjamin
perlindungan terhadap hak asasi manusia dan hak
warga negara.
Secara sosiologis, UU tersebut sudah tidak
sesuai lagi dengan perkembangan dan
tuntutan masyarakat Indonesia sebagai
bagian dari masyarakat internasional dalam
pergaulan global, yang menghendaki adanya
persamaan perlakuan dan kedudukan warga
negara di hadapan hukum serta adanya
kesetaraan dan keadilan gender.


1.
2.
3.
4.
5.
UU No.12 tahun 2006
WNI :
Setiap orang yang karena peraturan maupun perjanjian
dengan negara lain sebelum UU ini ada
anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah
dan ibu Warga Negara Indonesia
anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah
Warga Negara Indonesia dan ibu warga negara asing
anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah
warga negara asing dan ibu Warga Negara Indonesia
anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ibu
Warga Negara Indonesia, tetapi ayahnya tidak mempunyai
kewarganegaraan atau hukum negara asal ayahnya tidak
memberikan kewarganegaraan kepada anak tersebut.
6. anak yang lahir dalam tenggang waktu 300 (tiga ratus) hari
setelah ayahnya meninggal dunia dari perkawinan yang sah
dan ayahnya Warga Negara Indonesia;
7. anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang
ibu Warga Negara Indonesia
8. anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang
ibu warga negara asing yang diakui oleh seorang ayah
Warga Negara Indonesia sebagai anaknya dan pengakuan
itu dilakukan sebelum anak tersebut berusia 18 (delapan
belas) tahun atau belum kawin;
9. anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia yang
pada waktu lahir tidak jelas status kewarganegaraan ayah
dan ibunya;
10. anak yang baru lahir yang ditemukan di wilayah negara
Republik Indonesia selama ayah dan ibunya tidak diketahui;
11. anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia apabila ayah dan
ibunya tidak mempunyai kewarganegaraan atau tidak diketahui
keberadaannya.
12. anak yang dilahirkan di luar wilayah negara Republik Indonesia dari
seorang ayah dan ibu Warga Negara Indonesia yang karena ketentuan dari
negara tempat anak tersebut dilahirkan memberikan kewarganegaraan
kepada anak yang bersangkutan;
13. anak dari seorang ayah atau ibu yang telah dikabulkan permohonan
kewarganegaraannya, kemudian ayah atau ibunya meninggal dunia
sebelum mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia.
14. Anak Warga Negara Indonesia yang lahir di luar perkawinan yang sah,
belum berusia 18 (delapan belas) tahun atau belum kawin diakui secara
sah oleh ayahnya yang berkewarganegaraan asing tetap diakui sebagai
Warga Negara Indonesia.
15. Anak Warga Negara Indonesia yang belum berusia 5 (lima) tahun diangkat
secara sah sebagai anak oleh warga negara asing berdasarkan penetapan
pengadilan tetap diakui sebagai Warga Negara Indonesia.
Asas-asas yang mendasari penyusunan
UU tentang Kewarganegaraan


Asas kepentingan nasional adalah asas yang
menentukan bahwa peraturan kewarganegaraan
mengutamakan kepentingan nasional Indonesia,
yang bertekad mempertahankan kedaulatannya
sebagai negara kesatuan yang memiliki cita-cita
dan tujuannya sendiri.
Asas perlindungan maksimum adalah asas yang
menentukan bahwa pemerintah wajib
memberikan perlidungan penuh kepada setiap
Warga Negara Indonesia dalam keadaan apapun
baik di dalam maupun di luar negeri.



Asas persamaan di dalam hukum dan pemerintahan
adalah asas yang menentukan bahwa setiap Warga
Negara Indonesia mendapatkan perlakuan yang
sama di dalam hukum dan pemerintahan.
Asas kebenaran substantif adalah prosedur
pewarganegaraan seseorang tidak hanya bersifat
administratif, tetapi juga disertai substansi dan
syarat-syarat permohonan yang dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Asas nondiskriminatif adalah asas yang tidak
membedakan perlakuan dalam segala hal ikhwal
yang berhubungan dengan warga negara atas dasar
suku, ras, agama, golongan, jenis kelamin dan
gender.



Asas pengakuan dan penghormatan terhadap HAM adalah asas
yang dalam segala hal ikhwal yang berhubungan dengan warga
negara harus menjamin, melindungi, dan memuliakan hak asasi
manusia pada umumnya dan hak warga negara pada khususnya
Asas keterbukaan adalah asas yang menentukan bahwa dalam
segala hal ihwal yang berhubungan dengan warga negara harus
dilakukan secara terbuka.
Asas publisitas adalah asas yang menentukan bahwa seseorang
yang memperoleh atau kehilanganKewarganegaraan Republik
Indonesia diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia
agar masyarakat mengetahuinya
Download