SUMBER AIR HIDUP RANCANGAN KHOTBAH Edisi: Januari - Juni 2012 Diterbitkan oleh : Program Identitas dalam Pluralitas Sinode GKSBS Jln. Yos Sudarso 15 Polos - Kota Metro 34111 Telp. (0725) 42598 - E.mail : [email protected] Website: www.gksbs.org 1 DAFAR ISI 1. Pengantar 3 2. RK 01 Januari 2012 5 3. RK 08 Januari 2012 17 4. RK 15 Januari 2012 23 5. RK 22 Januari 2012 29 6. RK 29 Januari 2012 37 7. RK 05 Pebruari 2012 49 8. RK 12 Pebruari 2012 56 9. RK 19 Pebruari 2012 63 10. RK 03 Juni 2012 70 11. RK 10 Juni 2012 77 12. RK 17 Juni 2012 84 13. RK 24 Juni 2012 92 *** 2 PENGANTAR Teman-teman pelayan Firman se-sinode GKSBS yang dikasihi Kristus, Salam sejahtera untuk kita semua. Sungguh merupakan suatu sukacita bagi kita semua diijinkan Tuhan meninggalkan tahun 2011 dengan segala kenangannya dan memasuki tahun 2012 dengan segala tantangannya. Apalagi kami kembali diberi kesempatan untuk menyapa Bapak/Ibu/Sdr/i sekalian di tahun yang baru ini, melalui buku Sumber Air Hidup. Sama seperti tahun sebelumnya, seluruh khotbah dalam SAH semester ganjil 2012 ini dijiwai oleh tema besar Sinode GKSBS 2010-2015; “Berapa Banyak Roti yang Ada Padamu, Cobalah Periksa” Dan sub tema: “Panggilan Persaudaraan untuk Hidup Berbagi dan Bermartabat dalam Rumah Bersama” Tema hasil Sidang IX Sinode GKSBS inilah yang hendaknya menjadi jiwa dan roh bagi seluruh gerak langkah Jemaat se Sinode GKSBS. Buku “Sumber Air Hidup” semester ganjil 2012 ini, disajikan dalam bentuk “Rancangan Khotbah” dan dilengkapi dengan contoh khotbah jadi. Contoh khotbah jadi dalam buku ini disajikan dengan maksud sebagai pembanding khotbah jadi yang akan bapak/ibu/sdr buat, bukan untuk digunakan secara langsung. Karena situasi dan konteks khotbah jadi tersebut tentu berbeda dengan situasi dan konteks bapak/ibu/sdr/I sekalian. Dalam rangka pembelajaran dan peningkatan kapasitas para pengkhotbah, sangat diharapkan para pengguna buku mempelajari lebih dahulu Rancangan Kotbah ini, sebelum menyusun khotbahnya sendiri dan membandingkan dengan contoh khotbah jadi. Karena jikalau khotbah jadi ini langsung dipergunakan akan mematikan kreativitas dan semangat belajar para pengkhotbah. Kami mengucapkan terimakasih kepada GKSBS Klasis Tulang Bawang, Seputih Raman dan Bandarjaya yang telah memfasilitasi proses penulisan SAH semester ganjil 2012 ini. Terimakasih kepada para penulis yang telah berkenan mempersembahkan karya tulisnya. Pdt. Kurniawan Dewanto Wijaya, Pdt. Darmawan Ginting, Pdt. Purnomo 3 Sidi, Sdri. Lily Rabbita Sari Namuru, Sdr. Dwi Tunggal, Pdt. Bonason R. Manulang, Pdt. Endar W. Subekti, Pdt. Ardyo Wiyoso, Sdri. Tressia T. Tahulending, Pdt. Prasetyanto Aji, Pdt. Parningotan Siagian, Pdt. Riyadi Basuki, Pdt. Alfred RG. Ta’ek, Pdt. Bambang Nugroho Hadi, Pdt. Erik T. Purba, Pdt. Joko Nawanto, Sdr. Yosafat Agung Prabowo dan Pdt. A.T. Hariyanto. Kiranya Tuhan Yesus memberkati jerih lelah dan pelayanan saudara. Harapan kami buku SAH ini dapat menolong Bapak/Ibu/Sdr/i sekalian dalam mempersiapkan khotbah dan menjadi berkat bagi seluruh Jemaat se-Sinode GKSBS. Selamat melayani demi kemuliaan Allah Tri tunggal. Metro, Desember 2011 Majelis Pekerja Sinode GKSBS 4 Rancangan Khotbah, 1 Januari 2012 Tahun Baru Masehi 2012 Warna Putih Bacaan berdasarkan Leksionari: Pengkotbah 3:1-15; Mazmur 8; Wahyu 21:1-6a; Matius 25:31-46 Bacaan Kotbah: Pengkhotbah 3:1-15 HIDUP DI DALAM WAKTU TUHAN Tujuan : Anggota Jemaat menyadari pentingnya menilai segala sesuatu yang akan terjadi dalam perspektif (cara pandang) Allah. PENJELASAN TEKS Kitab Pengkhotbah berisi buah pikiran dari “Sang Pemikir”. Ia merenungkan dalam-dalam betapa singkatnya hidup manusia ini, yang penuh pertentangan, ketidakadilan dan hal-hal yang sulit dimengerti. Maka disimpulkannya bahwa "hidup itu sia-sia". Ia tak dapat memahami tindakan Allah dalam menentukan nasib manusia. Tetapi meskipun demikian, dinasihatinya orang-orang untuk bekerja dengan giat, dan untuk sebanyak mungkin dan selama mungkin menikmati pemberianpemberian Allah. Kebanyakan dari buah pikiran Sang Pemikir itu bernada sumbang, bahkan putus asa. Tetapi kenyataan bahwa kitab ini termasuk dalam Alkitab, menunjukkan bahwa iman yang mendasarkan Alkitab cukup luas untuk mempertimbangkan juga keragu-raguan dan keputusasaan semacam itu. Banyak orang yang telah membaca kitab ini merasa terhibur, karena mereka seolah-olah melihat sifat-sifat mereka berdiri didalam kitab Pengkhotbah ini. Mereka pun sadar bahwa Alkitab yang mencerminkan pemikiran-pemikiran yang sumbang itu, juga memberi harapan tentang Allah, harapan yang memberi arti kehidupan yang sebenarnya. SEGALA SESUATU ADA MASANYA Pengkhotbah, mengawali perikop ini dengan jelas dan sesuatu yang umum. Segala sesuatu ada masanya, tidak terbatas pada sesuatu bahkan 5 makin diperjelas dengan kata “untuk apa pun di bawah langit ada waktunya”. Artinya bahwa semua peristiwa yang terjadi di bumi/di bawah langit itu ada waktunya, ada masanya, ada fasenya, terjadi dalam keteraturan, keserasian dan keselarasan. Sehingga pembukaan pasal 3 ini sungguh membawa dan mengantar pemahaman pembaca terhadap ayatayat berikutnya. Namun, jika kita membaca Alkitab dalam bahasa Jawa atau versi Bahasa Indonesia sehari-hari (BIS) terjemahan ayat 1 secara jelas persoalan peristiwa, waktu dan masa itu terjadi atas kehendak Allah. “Samubarang kabèh sing kelakon ing donya iki kelakoné ing wektu sing katetepaké déning Allah” (versi Alkitab Bahasa Jawa). Versi BIS: “Segala sesuatu di dunia ini terjadi pada waktu yang ditentukan oleh Allah”. Namun, penulis lebih mengikuti terjemahan dari Terjemahan Baru (TB) LAI, bahwa memang ada yang mengatur dan berkuasa akan sang waktu bisa menunjuk kepada Allah, tetapi bagi pengkhotbah ada maksud yang khas/istimewa terhadap ayat yang pertama ini, yaitu membuka pembaca untuk terbuka seluas-luasnya dan tidak terpaku/ terkekang oleh satu ide/tafsiran. Ayat 2. Menjelaskan tentang waktu untuk lahir diperbandingkan/ dipertentangkan dengan waktu untuk meninggal. Ada waktu untuk menanam diperbandingkan/dipertentangkan dengan ada waktu untuk mencabut yang ditanam. Peristiwa lahir – meninggal, menanam dengan mencabut yang ditanam. Membawa makna bahwa peristiwa kelahiran itu ada waktunya yang memiliki masa untuk sampai pada meninggal, hal ini erat dengan manusia dan binatang. Begitu juga dengan menanam tanaman sampai waktu panen/masa mencabut tanaman yang ditanam, hal ini erat hubungannya dengan tanaman/tumbuh-tumbuhan. Ayat 3. Membunuh – menyembuhkan diparalelkan dengan merombak – membangun. Yang pertama dapat dikenakan kepada konteks pemeliharaan binatang ternak. Ketika ternak ini sakit parah dan tidak dapat disembuhkan maka akan dibunuh. Yang kedua ini dikenakan pada konteks pembangunan dan pembongkaran rumah. Ayat 4. Menangis – tertawa diparalelkan dengan meratap – menari, sorotan khusus pada pengalaman manusia. Yang pertama konteks lingkup emosional manusia, sedangkan yang kedua lebih kepada reaksi 6 fisik berupa gerak tubuh. Apa yang lahir dari hati terkadang diluapkan dalam reaksi gerak tubuh. Ayat 5. Membuang batu – mengumpulkan batu, diparalelkan dengan memeluk – menahan diri dari memeluk atau tidak memeluk. Yang pertama adalah metafor untuk hubungan seksual. Membuang batu maksudnya bersetubuh, sedangkan mengumpulkan batu maksudnya berhenti/tidak bersetubuh. Ini menunjuk pada konteks tentang hubungan intim. Bahwa dalam agama Yahudi, seksualitas tidak dianggap saru/tabu melainkan dipandang positif. Bahwa para rabi memberikan saran agar suami-suami berhubungan dengan istrinya minimal 1 kali seminggu, tetapi pada saat hari raya Yom Kippur (Pendamaian) di malam harinya orang dilarang melakukan hubungan seksual. Itu pun ada waktunya, itu pun sudah diatur “dari sononya” Ayat 6. Pertentangan mencari – membiarkan rugi diparalelkan dengan menyimpan – membuang. Ini masuk dalam konteks barang hilang di rumah. Mula-mula giat dicari, tetapi setelah tidak menemukannya, direlakan saja. Menyimpan dan membuang bisa juga dikenakan pada konteks rumah tangga. Ayat 7. Pertentangan merobek – menjahit diparalelkan dengan berdiam diri – berbicara. Tradisi dalam PL, diketahui bahwa orang yang bersedih dan/atau berkabung selalu merobek-robek pakaiannya sebagai tanda berdukacita. Setelah masa perkabungan selesai, robekan itu dijahit kembali. Konteks perkabungan ini cocok dengan paralelnya yaitu orang yang berkabung akan banyak berdiam diri, nanti sesudah masa perkabungan selesai baru dia berbicara lagi. Ayat 8. Mengasihi/mencintai dipertentangkan dengan membenci; paralelnya perang dan damai. Konteksnya jelas adalah hubungan manusia dengan sesamanya. Ayat-ayat ini (1-8) merupakan gambaran atau memperlihatkan kegiatankegiatan manusia yang bertentangan dan tidak bisa dilaksanakan dalam waktu yang sama. Dan itu semua terjadi secara alamiah. 7 HAL YANG SIA-SIA Apakah untung pekerja dari yang dikerjakannya dengan berjerih payah? Pertanyaan dari penulis kitab Pengkhotbah, dengan memperhatikan dan menilai pertentangan-pertentangan yang terjadi hingga dapat sejenak disimpulkan pada ayat ini adalah sesuatu yang sia-sia karena tidak memperoleh keuntungan. Walaupun sudah dikerjakan dengan berjerih payah. Bahkan pekerjaan yang diberikan Allah kepada anak-anak manusia itu menurut Pengkhotbah adalah melelahkan dirinya. (ay. 10). Bahwa ketetapan-ketetapan yang terjadi ini, bukan sesuatu hal yang menggairahkan, tetapi menyusahkan dan membebani manusia. Mengapa? Hal ini dipahami sebagai beban oleh karena dirasakan semua itu selalu diatur dan diatur. Misalnya: waktu untuk tertawa – waktu untuk menangis, mengapa harus diatur dan terkesan manusia tidak bisa bebas, inilah beban. HAL YANG MENG-INDAH-KAN Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya,... kata “indah” adalah sebuah istilah estetis/nilai seni. Pemakaian kata “indah” yang bisa diterjemahkan sebagai menyenangkan, menunjukkan akan kedekatan Pengkhotbah dengan pemahaman Yunani yang selaras juga dengan ungkapan Jawa mengenai “memayu hayuning bawana” yang sering diartikan sebagai memperindah dunia dan bukan memperbaiki dunia. Hal ini mengartikan kalau Allah yang membuat peristiwa-peristiwa seperti yang tertulis dalam ayat1-8 itu terjadi pada waktunya, itu adalah indah. Segala sesuatu menjadi indah, segala sesuatu adalah indah pada waktunya, oleh karena Ia (Allah) memberikan kekekalan dalam hati manusia. Namun, hal ini tidak membuat manusia dengan mudah menyelami pekerjaan yang dilakukan oleh Allah dari awal sampai akhir. Inilah yang dapat disebut sebagai misteri Allah, artinya bahwa pekerjaanpekerjaan Allah tidak bisa didikte, diprediksi atau diramalkan dengan tepat oleh manusia. Sebab jika apa yang dilakukan/dikerjakan oleh Allah itu dengan mudah diselami oleh manusia, maka manusia lebih hebat dan lebih punya kuasa daripada Allah. 8 .... itu juga adalah pemberian Allah. Masa-masa yang berat, pekerjaanpekerjaan yang berat atau menyusahkan itu adalah pemberian Allah, begitu juga dengan hal-hal yang ringan dalam hidup kita seperti makan, minum dan bersenang-senang adalah juga pemberian Allah. Hal-hal yang penting namun sekaligus menyusahkan di dunia ini datang dari Tuhan, tetapi juga hal-hal yang ringan-ringan. Di tengah ketiadaan makna dan ketidak mampuan teologi untuk memahami Allah, kita masih bisa menerima berkat-berkat sehari-hari. PENGHARAPAN DALAM WAKTU TUHAN Aku tahu bahwa segala sesuatu yang dilakukan Allah akan tetap ada untuk selamanya;...(ay.14a). Inilah kata Pengkhotbah yang menampakkan kepercayaannya mengenai perbuatan-perbuatan Allah yang berlangsung terus-menerus. Akan tetap ada untuk selamanya, tidak hanya dalam waktu sesaat/sekali waktu saja, tetapi itu berlangsung terus-menerus, tidak berhenti perbuatan Allah itu untuk manusia dan seluruh ciptaan. Itu tak dapat ditambah dan tak dapat dikurangi; Allah berbuat demikian, supaya manusia takut akan Dia.(ay.14b). Manusia tidak dapat menambah atau mengurangi, hal ini untuk menunjukkan kadaulatan Allah yang mutlak. Perbuatan manusia bisa ditambah atau dikurangi, perbuatan Allah tidak. Entah suka atau tidak suka, mau atau tidak mau itu sudah demikian adanya. Dipihak lain ungkapan mengenai sesuatu yang tidak bisa ditambah atau dikurangi juga menunjukkan kesempurnaan karya Allah. Allah membuat karya-karyaNya demikian dengan maksud tertentu, yaitu agar manusia takut akan Dia. Biasanya didalam PL, “takut akan Allah” adalah tema yang positif. Takut akan Allah bagi Pengkhotbah sungguh-sungguh bahwa Allah adalah Allah yang menakutkan, disebut sebagai Sang Allah. Ingin memberikan bahwa Allah itu berbeda dengan manusia. Allah harus disembah dan manusialah yang menyembah Allah. Ayat 15: .... Allah mencari yang sudah lalu. Dalam Alkitab BIS-LAI menafsir: “Allah menentukan supaya yang sudah terjadi, terjadi lagi”. Dipahami bahwa ingin menunjukkan Allah tetap melihat, memperhatikan 9 dan peduli akan peristiwa yang terjadi dahulu atau yang sudah lalu. Yang sekarang ada dulu sudah ada, dan yang akan ada sudah lama ada. Allah telah merancangkan dan menetapkan, dan inilah waktu Allah dalam karya-Nya di tengah-tengah dunia. KONTEKS MASA KINI 1. Memasuki tahun yang baru tahun 2012, melepas tahun yang lama tahun 2011, membawa pemahaman akan adanya hari baru, tahun baru, harapan yang baru dan senantiasa yang baru. Namun, perlu disadari bahwa waktu dalam tahun yang baru itu masih sama dengan waktu-waktu yang lalu. 2. Adanya evaluasi program atau kegiatan ditahun yang lalu (2011). Yang berhasil dan membahagiakan diapresiasi dan dihargai. Sedangkan kemunduran/kegagalan dan ketidakberhasilan/ ketidaksuksesan diterima dengan syukur sebagai pembelajaran untuk sukses dan berhasil. 3. Ada perencanaan-perencaan yang baru dibuat atau disusun untuk mempersiapkan diri melangkah ditahun yang baru. Misal: penyusunan RAPBG (Rencana Anggaran Pendapatan dan Beban Gereja); Rencana Program Kegiatan tahun 2012. 4. Ada komitmen yang baru untuk membawa kemajuan diri, keluarga, gereja dan masyarakat. SARAN PENYUSUNAN KOTBAH Pendahuluan. Pengkotbah menyampaikan ucapan selamat “Tahun Baru 2012” kepada jemaat. Waktu yang baru, hari yang baru… semua baru. Kiranya juga kita masuk ibadah ini dengan hati yang selalu baru. Sampaikan apresiasi akan segala sesuatu berkaitan dengan pribadi/ gereja/ bangsa secara umum yang terjadi pada tahun yang lalu (2011). Ada banyak kesuksesan dan keberhasilan, tetapi ada pula ketidaksuksesan/ kegagalan. 10 Isi 1. Pengkotbah menyampaikan apa yang tertulis dalam penjelasan teks (dalam bahasa sendiri) dengan pokok penting: o Untuk segala sesuatu ada masanya. o Hal yang sia-sia. o Hal yang meng-indah-kan. o Pengharapan didalam waktu TUHAN. 2. Hidup di dalam waktu TUHAN (pengkotbah memperhatikan konteks masa kini, dan juga konteks terkini yang dialaminya yang sesuai dengan teks). Penutup Pengkotbah memberikan penekanan tentang bagaimana untuk hidup di dalam waktu TUHAN dengan memperhatikan dan menghayati dengan sadar bahwa TUHAN-lah yang empunya kuasa atas waktu/masa. Amin. Liturgi: Nats Pembimbing Berita Anugerah Petunjuk Hidup Baru Nats Persembahan Lagu – lagu: 1. KJ. 246 2. KJ. 242 3. KJ. 33 4. KJ. 332 5. KJ. 337 6. KJ. 345 : Mazmur 8:2-5 : Wahyu 21:4-6 : Matius 25:37-40 : Mazmur 27:4-6 PKJ. 27 PKJ. 58 PKJ. 43 PKJ. 123 PKJ. 264 PKJ. 203 *** 11 Contoh Kotbah Jadi Minggu, 1 Januari 2012 Tahun Baru Masehi HIDUP DI DALAM WAKTU TUHAN Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus, Selamat memasuki “Tahun Baru 2012”. Waktu yang baru, hari yang baru... semua baru. Kiranya juga kita masuk ibadah ini dengan hati yang selalu baru. Banyak yang telah terjadi dalam kehidupan kita selama satu tahun ditahun 2011. Sebagai pribadi, keluarga, gereja, Negara, tentu pernah mengalami kesuksesan/keberhasilan, misalnya sebagai pribadi: dalam pekerjaan ditahun 2011 beroleh kemajuan, panen banyak, hasil melimpah. SYUKUR. Tetapi tidak dipungkiri juga ada kegagalan yang terjadi, atau ada yang belum berhasil dilakukan. Misalnya: sebagai keluarga, dalam kehidupannya sudah berusaha tapi ternyata belum berhasil, gagal panen, tidak lulus ujian, dll. TETAP BERSYUKUR. Bahwa SEGALA SESUATU ADA MASANYA. Marilah kita saat ini belajar dari nats yang kita baca saat ini. Kata Pengkhotbah, Segala sesuatu ada masanya, tidak terbatas pada sesuatu bahkan makin diperjelas dengan kata “untuk apa pun di bawah langit ada waktunya”. Artinya bahwa semua peristiwa yang terjadi di bumi/ di bawah langit itu ada waktunya, ada masanya, ada fasenya, terjadi dalam keteraturan, keserasian dan keselarasan. (Waktu dan masa itu terjadi atas kehendak Allah. “Samubarang kabèh sing kelakon ing donya iki kelakoné ing wektu sing katetepaké déning Allah” (versi Alkitab Bahasa Jawa). Versi BIS (Bahasa Indonesia Sehari-hari) : “Segala sesuatu di dunia ini terjadi pada waktu yang ditentukan oleh Allah”.) – disesuaikan dengan situasi yang hendak berkhotbah. Dalam dunia ada yang mengatur dan berkuasa akan sang waktu. Apakah menunjuk kepada Allah? 12 Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus, Keteraturan, keselarasan peristiwa dalam dunia yang kita alami hingga saat ini sebagai orang percaya kita bisa yakin bahwa Allah-lah yang kuasa akan waktu/masa. Sebagai buktinya ketika kita menghayati dalam ayat 2-8, untuk hal lahir – mati; menanam – mencabut yang ditanam; membunuh – menyembuhkan; merombak – membangun; membunuh – menyembuhkan; merombak – membangun; menangis – tertawa; meratap – menari; membuang batu –mengumpulkan batu; memeluk – menahan diri dari memeluk atau tidak memeluk; mencari – membiarkan rugi; menyimpan – membuang; merobek – menjahit; berdiam diri – berbicara; Mengasihi/mencintai – membenci; perang – damai; semua ini ada waktunya. Inilah gambaran atau memperlihatkan kegiatan-kegiatan manusia yang bertentangan dan tidak bisa dilaksanakan dalam waktu yang sama. Peristiwa lahir – meninggal, menanam dengan mencabut yang ditanam. Membawa makna bahwa peristiwa kelahiran itu ada waktunya yang memiliki masa untuk sampai pada meninggal, hal ini erat dengan manusia dan binatang. Begitu juga dengan menanam tanaman sampai waktu panen/ masa mencabut tanaman yang ditanam, hal ini erat hubungannya dengan tanaman/ tumbuh-tumbuhan. Membunuh – menyembuhkan diparalelkan dengan merombak – membangun. Yang pertama dapat dikenakan kepada konteks pemeliharaan binatang ternak. Ketika ternak ini sakit parah dan tidak dapat disembuhkan maka akan dibunuh. Yang kedua ini dikenakan pada konteks pembangunan dan pembongkaran rumah. Menangis – tertawa diparalelkan dengan meratap – menari, sorotan khusus pada pengalaman manusia. Yang pertama konteks lingkup emosional manusia, sedangkan yang kedua lebih kepada reaksi fisik berupa gerak tubuh. Apa yang lahir dari hati terkadang diluapkan dalam reaksi gerak tubuh. Membuang batu – mengumpulkan batu, diparalelkan dengan memeluk – menahan diri dari memeluk atau tidak memeluk. Yang pertama adalah metafor untuk hubungan seksual. Membuang batu maksudnya bersetubuh, sedangkan mengumpulkan batu maksudnya berhenti/tidak bersetubuh. Ini menunjuk pada konteks tentang hubungan intim. Bahwa dalam agama Yahudi, seksualitas tidak dianggap saru/tabu melainkan 13 dipandang positif. Bahwa para rabi memberikan saran agar suami-suami berhubungan dengan istrinya minimal 1 kali seminggu, tetapi pada saat hari raya Yom Kippur (Pendamaian) di malam harinya orang dilarang melakukan hubungan seksual. Itu pun ada waktunya, itu pun sudah diatur “dari sononya”. Pertentangan mencari – membiarkan rugi diparalelkan dengan menyimpan – membuang. Ini masuk dalam konteks barang hilang di rumah. Mula-mula giat dicari, tetapi setelah tidak menemukannya, direlakan saja. Menyimpan dan membuang dikenakan pada peristiwa di rumah tangga. Pertentangan merobek – menjahit diparalelkan dengan berdiam diri – berbicara. Tradisi dalam PL, diketahui bahwa orang yang bersedih dan/atau berkabung selalu merobek-robek pakaiannya sebagai tanda berdukacita. Setelah masa perkabungan selesai, robekan itu dijahit kembali. Konteks perkabungan ini cocok dengan paralelnya yaitu orang yang berkabung akan banyak berdiam diri, nanti sesudah masa perkabungan selesai baru dia berbicara lagi. Mengasihi/mencintai dipertentangkan dengan membenci; paralelnya perang dan damai. Konteksnya jelas adalah hubungan manusia dengan sesamanya. Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus, Apakah untung pekerja dari yang dikerjakannya dengan berjerih payah? Hal yang sia-sia karena tidak memperoleh keuntungan. Walaupun sudah dikerjakan dengan berjerih payah. Bahkan pekerjaan yang diberikan Allah kepada anak-anak manusia itu adalah melelahkan dirinya. (ay. 10). Ketetapan-ketetapan yang terjadi ini, bukan sesuatu hal yang menggairahkan, tetapi menyusahkan dan membebani manusia. Mengapa? Hal ini dipahami sebagai beban oleh karena dirasakan semua itu selalu diatur dan diatur. Misalnya: waktu untuk tertawa – waktu untuk menangis, mengapa harus diatur dan terkesan manusia tidak bisa bebas, inilah beban. Namun, Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya,... kata “indah” adalah sebuah istilah estetis/ nilai seni. Pemakaian kata “indah” yang bisa diterjemahkan sebagai menyenangkan, menunjukkan akan kedekatan Pengkhotbah dengan pemahaman Yunani yang selaras juga dengan ungkapan Jawa mengenai “memayu hayuning bawana” yang 14 sering diartikan sebagai memperindah dunia dan bukan memperbaiki dunia. Hal ini mengartikan kalau Allah yang membuat peristiwaperistiwa seperti yang tertulis dalam ayat1-8 itu terjadi pada waktunya, itu adalah indah. Segala sesuatu menjadi indah, segala sesuatu adalah indah pada waktunya, oleh karena Ia (Allah) memberikan kekekalan dalam hati manusia. Walaupun segala sesuatu itu indah tidak membuat manusia dengan mudah menyelami pekerjaan yang dilakukan oleh Allah dari awal sampai akhir. Inilah yang dapat disebut sebagai misteri Allah, artinya bahwa pekerjaan-pekerjaan Allah tidak bisa didikte, diprediksi atau diramalkan dengan tepat oleh manusia. Sebab jika apa yang dilakukan/dikerjakan oleh Allah itu dengan mudah diselami oleh manusia, maka manusia lebih hebat dan lebih punya kuasa daripada Allah. Masa-masa yang berat, pekerjaan-pekerjaan yang berat atau menyusahkan kita, namun .... itu juga adalah pemberian Allah. Begitu juga dengan hal-hal yang ringan dalam hidup kita seperti makan, minum dan bersenang-senang Sebab .... itu juga adalah pemberian Allah... Hal-hal yang penting namun sekaligus menyusahkan di dunia ini datang dari Tuhan, tetapi juga hal-hal yang ringan-ringan. Di tengah ketiadaan makna dan ketidakmampuan teologi untuk memahami Allah, kita masih bisa menerima berkat-berkat sehari-hari. Inilah yang dapat membawa kita dalam hidup ber-PENGHARAPAN DALAM WAKTU TUHAN. Aku tahu bahwa segala sesuatu yang dilakukan Allah akan tetap ada untuk selamanya;... (ay.14a). Inilah kata Pengkhotbah yang menampakkan kepercayaannya mengenai perbuatan-perbuatan Allah yang berlangsung terus-menerus. Akan tetap ada untuk selamanya, tidak hanya dalam waktu sesaat/sekali waktu saja, tetapi itu berlangsung terus-menerus, tidak berhenti perbuatan Allah itu untuk manusia dan seluruh ciptaan. Manusia tidak dapat menambah atau mengurangi, hal ini untuk menunjukkan kadaulatan Allah yang mutlak. Perbuatan manusia bisa ditambah atau dikurangi, perbuatan Allah tidak. Entah suka atau tidak suka, mau atau tidak mau itu sudah demikian adanya. Di pihak lain ungkapan mengenai sesuatu yang tidak bisa ditambah atau dikurangi juga menunjukkan kesempurnaan karya Allah. Allah membuat karya-karya-Nya demikian dengan maksud tertentu, yaitu 15 agar manusia takut akan Dia. Biasanya di dalam PL, “takut akan Allah” adalah tema yang positif. Takut akan Allah bagi Pengkhotbah sungguhsungguh bahwa Allah adalah Allah yang menakutkan, disebut sebagai Sang Allah. Ingin memberikan bahwa Allah itu berbeda dengan manusia. Allah harus disembah dan manusialah yang menyembah Allah. Sebab Allah tetap melihat, memperhatikan dan peduli akan peristiwa yang terjadi dahulu atau yang sudah lalu. Yang sekarang ada dulu sudah ada, dan yang akan ada sudah lama ada. Allah telah merancangkan dan menetapkan, dan inilah waktu Allah dalam karya-Nya di tengah-tengah dunia. Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus, Tuhan memberikan waktu untuk kita. Bagaimana kita meresponnya dengan syukur untuk hidup di dalam waktu TUHAN dengan memperhatikan dan menghayati secara sadar bahwa TUHAN-lah yang empunya kuasa atas waktu/masa. Amin.(KDW) *** 16 Rancangan Khotbah, 8 Januari 2012 Minggu Epifani ( Perjamuan kudus 1) Warna Putih Bacaan Leksionari: Yes. 60:1-6; Mzm.72: 1-7, 10-14; Ef. 3:1-12; Mat.2:1-12 Bacaan Kotbah: Efesus 3:1-12 TERANG YANG MENUNJUKKAN JALAN. Tujuan: Anggota jemaat menyadari kedatangan Kristus sebagai terang yang menuntun kepada kehidupan, sehingga mereka mengalami perjumpaan dengan Kristus. LATAR BELAKANG TEKS Efesus adalah sebuah kota besar di Asia Depan, di jaman Perjanjian Baru kota Efesus yang terletak di pantai Laut Tengah dan menjadi ibu kota propinsi Romawi yang disebut “Asia”. Kota ini menjadi pusat kebudayaan Yunani dan pusat penyembahan Dewi Artemis (dewi Ibu atau dewa Kesuburan) yang selama ribuan tahun dipuja di sana. Selain Dewi Artemis ada dewa-dewi lain yang dipuja, khususnya Kaisar Roma yang didewakan. Keberadaan jemaat yang dituju adalah jemaat Kristen non Yahudi, dengan latar belakang ada alam pikiran jemaat yang sinkritisme (paham/aliran yang merupakan perpaduan beberapa aliran), disebabkan adanya aliran, pemikiran, dan ajaran yang bermacam-macam disiarkan dalam masyarakat Yunani – Romawi dan hal ini menjadi ancaman bagi kepercayaan Kristen. PENJELASAN TEKS Ayat 1-2: Rasul Paulus menjelaskan bahwa dirinya telah dipenjarakan karena memberitakan Injil. Dan Tugas pemberitaan Injil (kasih Karunia Allah) diberikan oleh Allah karena kebaikan Allah, dan dilakukan demi kepentingan jemaat. Ayat 3-6: Allah telah mengungkapkan rahasia rencanaNya kepada Rasul Paulus melalui wahyu, yang telah dituliskan kepada jemaat Efesus. 17 Jemaat Efesus akan mengetahui rahasia rencana Allah bila membaca surat tersebut. Rahasia itu dahulu tidak diberitahukan kepada anak-anak manusia, tetapi Roh Allah telah menyatakan rahasia itu kepada nabinabi dan kepada rasul-rasul yaitu bahwa orang-orang bukan Yahudi melalui pemberitaan Injil ikut menjadi ahli waris kerajaan Allah yang dulu hanya diperuntukan bagi orang Yahudi. Tetapi sekarang orang-orang non Yahudipun juga menjadi anggota tubuh yang sama (menerima hak yang sama) yaitu turut menerima apa yang dijanjikan Allah melalui Kristus Yesus. Ayat 7- 12: Allah telah memberi anugerah yaitu tugas kepada Rasul Paulus untuk memberitakan Kabar Baik (Injil). Rasul Paulus pun meresponnya dengan menerima tugas tersebut. Rasul Paulus sendiri merasa paling hina di antara umat, tetapi diberi kepercayaan memberitakan kepada orang-orang bukan Yahudi kabar baik mengenai Kristus dengan segala kekayaannya. Sehingga semua tahu bagaimana Allah, Pencipta semesta alam ini, melaksanakan semua rencanaNya yang dahulu dirahasiakan kepada dunia. Sekarang melalui jemaat, semua yang memegang kekuasaan di surga mengetahui kebijaksanaan/hikmat Allah dalam segala bentuknya, sesuai dengan maksud Allah yang kekal, yang dinyatakan melalui perantaraan Yesus Kristus Tuhan. Sehingga di dalam Dia umat beroleh keberanian dan jalan masuk kepada Allah dengan penuh kepercayaan dan iman kepadaNya. KONTEKS MASA KINI Suasana tahun baru masih terasa, bayang-bayang kedepan tidak tahu apa yang akan terjadi, masih gelap, banyak godaan banyak tantangan dalam kehidupan. Contohnya, banyak orang menerawang kedepan dengan memegang dan mempercayai ramalan-ramalan, Shio-shio, ataupun horoskop. Tidak sedikit yang mengandalkan apa yang dimiliki. Roh jaman (Materialistis, Egois, hedonisme, dll) juga mempengaruhi cara berpikir jemaat, dunia yang serba instant menjadikan jemaat kurang menyadari arti pentingya proses, sehingga cenderung menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan, yang penting cepat selesai, cepat kaya tanpa memperhatikan apakah hal itu baik dan benar dihadapan Allah. 18 Tidak sedikit orang yang berjalan menurut kehendaknya sendiri, sehingga banyak orang yang tersesat di jalan hidupnya. SARAN PENYUSUNAN KOTBAH Pendahuluan Pengkotbah memulai kotbah ini dengan menyampaikan bahwa suasana kemeriahan menyambut Tahun baru 2012 masih sangat terasa. Setelah itu tanyakan kepada jemaat demikian “ siapa diantara kita yang sudah tahu apa yang akan terjadi di tahun 2012 ke depan? (bila memungkinkan minta jawaban dari beberapa anggota jemaat. Kemungkinan jawaban adalah sudah atau tidak). Setelah itu pengkotbah menjelaskan bahwa banyak orang diterangi dengan percaya ramalan-ramalan yang akan terjadi ditahun ini, harapannya dapat mengatasi dan menghindari kesulitan-kesulitan hidup di tahun ini. Salah satunya masih banyak orang yang mengandalkan hartanya untuk menjalani dan melewati tahun ini. Terangkan juga bahwa tidak sedikit orang yang berjalan menurut kehendaknya sendiri, sehingga banyak yang tersesat dijalan hidupnya, semakin jauh dari Allah. Terangkan bahwa Allah telah memberi terang kepada manusia melalui perantaraan Tuhan Yesus Kristus, dan hal itu disaksikan oleh Rasul Paulus sendiri yang diberitakan kepada semua orang. Isi Terangkan kepada jemaat bahwa rasul Paulus telah dipenjarakan karena memberitakan Injil, dan tugas pemberitaan Injil ini diberikan karena kebaikan Allah. Rasul Paulus sadar bahwa dirinya adalah orang yang paling hina diantara umat Allah, sekalipun demikian Paulus dipanggil oleh Allah untuk memberitakan Injil Kristus. Jelaskan bahwa Allah telah mengungkapkan rahasia rencanaNya dan telah memberitahukan semua kepada rasul Paulus, dan rahasia itu dahulu tidak diberitahukan kepada manusia, tetapi Roh Allah telah menyatakan rahasia itu kepada nabi-nabi dan kepada rasul-rasul yaitu bahwa orangorang bukan Yahudi melalui pemberitaan Injil ikut menjadi ahli waris kerajaan Allah yang dulu hanya diperuntukan bagi orang Yahudi. Tetapi sekarang orang-orang bukan Yahudipun juga menjadi Anggota 19 tubuh yang sama (menerima hak yang sama) yaitu turut menerima apa yang dijanjikan Allah melalui Kristus Yesus. Terangkan bahwa melalui pemberitaan Injil yang dilakukan Rasul Paulus diharapkan manusia tahu bagaimana Allah telah melakukan segala rencanaNya dan mengetahui hikmat Allah, dan semua rencanaNya dilakukan dengan perantaraan Yesus Kristus. Sehingga dengan percaya kepada Yesus Kristus dan bersatu dengan Dia, umat diberi kebebasan untuk mendekati Allah dengan penuh kekercayaan. Penutup Tekankan, bahwa jemaat yang percaya kepada Tuhan Yesus juga termasuk menjadi ahli waris kerajaan Allah. Dengan beriman kepadaNya jemaat mengetahui hikmat Allah, yang akan menuntun dan menerangi jemaat untuk dekat kepada Allah, sehingga jemaat dituntun kepada hidup yang benar. Contoh Khotbah Jadi. TERANG YANG MENUNJUKKAN JALAN. Jemaat yang dikasihi dan mengasihi Tuhan, Sudah delapan hari ini kita meninggalkan tahun 2011, dan suasana tahun baru masih terasa di dalam hidup kita, ada harapan-harapan baru yang muncul, bahwa tahun 2012 ini harus lebih baik dari pada tahun yang lalu. Kalau boleh saya bertanya” Apakah ada yang tahu situasi kedepan ditahun ini?” ya memang tidak ada yang tahu, besok seperti apa dan bagaimana, (masih gelap). Kadang-kadang orang meraba-raba, atau menerangi dirinya dengan percaya ramalan-ramalan yang akan terjadi, baik melalui shio-shio, horoskop, dan lain sebagainya. Upaya-upaya ini sangat mudah dan murah didapat melalui iklan di TV, hanya dengan biaya Rp 2.000 ketik REG peramal sudah mengetahui nasib kita ke depan, dengan mengetahui nasib kedepan harapannya dapat mengatasi dan menghindari kesulitan-kesulitan hidup ditahun ini. Salah satunya masih banyak orang yang mengandalkan hartanya untuk menjalani hidup ditahun ini. Selain itu roh jaman yang mempengaruhi pola pikir sebagian 20 jemaat, menjadikan jemaat tidak terarah, contohnya dalam dunia serba instan menjadikan jemaat kurang menyadari arti pentingya proses. Tidak sedikit orang yang terjebak dan menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan. Yang penting cepat selesai, cepat kaya tanpa memperhatikan apakah hal itu baik dan benar dihadapan Allah. Tidak sedikit pula orang yang berjalan menurut kehendaknya sendiri, sehingga banyak yang tersesat dan semakin jauh dari Allah. Ketika menatap harihari di depan dapat dipastikan bahwa kita tidak tahu akan apa yang terjadi namun toch mau tidak mau kita tetap harus melangkah maju. Ketika kita merenungkan, sebenarnya Allah telah memberi terang dan hikmat kepada manusia, sehingga kita sebagai manusia tidak perlu takut berjalan untuk melewati tahun 2012 ini. Dan terang itu telah dinyatakan di dalam diri Yesus Kristus, yang sudah dinubuatkan oleh nabi-nabi, bahkan Rasul Paulus kepada semua orang, seperti yang ada dalam bacaan kita saat ini. Jemaat yang dikasihi Tuhan, Kita semua pasti tahu siapa rasul Paulus sebelumnya, seorang yang membenci ajaran Tuhan dan penganiaya jemaat, tetapi oleh Tuhan ia telah dirubah melalui kuasanya, sehingga ia mau bertobat, dan dipakai oleh Tuhan untuk menjadi alatnya. Ia menjadi seorang yang berubah 180 derajat, dari seorang yang melawan ajaran Tuhan menjadi seorang yang menyebarkan ajaran Tuhan bahkan sampai dipenjarakan karena pemberitaan injil. Dalam suratnya kepada jemaat Efesus, rasul Paulus mengingatkan kembali bahwa ia telah dipenjarakan karena memberitakan Injil, dia sadar pula bahwa tugas pemberitaan Injil ini diberikan oleh Allah karena kebaikan Allah. Rasul Paulus sendiri sadar bahwa dirinya adalah orang yang paling hina diantara umat Allah (orang yang tidak layak) sekalipun demikian Paulus dipanggil oleh Allah untuk memberitakan Injil Kristus kepada orang-orang non Yahudi. Mengapa Rasul Paulus memberitakan Injil kepada orang bukan Yahudi? Ya karena Allah telah mengungkapkan rahasia rencanaNya dan telah memberitahukan semua kepada rasul Paulus, yaitu bahwa orang-orang bukan Yahudi melalui pemberitaan Injil ikut menjadi ahli waris kerajaan Allah yang dulu hanya diperuntukan bagi orang Yahudi. Tetapi sekarang orang-orang bukan Yahudipun juga menjadi anggota 21 tubuh yang sama (menerima hak yang sama) yaitu turut menerima apa yang dijanjikan Allah melalui Kristus Yesus. Sehingga melalui pemberitaan Injil yang dilakukan Rasul Paulus diharapkan manusia tahu bagaimana Allah telah melakukan segala rencanaNya dan manusia juga mengetahui hikmat Allah, dan semua rencanaNya itu dilakukan dengan perantaraan Yesus Kristus. Sehingga dengan percaya kepada Yesus Kristus dan bersatu dengan Dia, umat diberi kebebasan untuk mendekati Allah dengan penuh kepercayaan. Dari sini kita bisa mengetahui bahwa didalam Yesus ada hikmah Allah, di dalam Yesus ada jalan untuk dekat kepada Allah, sehingga manusia mendapat terang dan tidak tersesat jalannya. Jemaat Yang mengasihi Tuhan Yesus, Sebagai umat yang percaya kepada Tuhan Yesus, haruslah percaya bahwa kita adalah orang-orang pewaris Kerajaan Allah. Artinya keselamatan itu telah nyata di dalam kehidupan kita. Dengan beriman kepadaNya maka akan mengetahui hikmat Allah, sehingga kita akan dituntun dan diterangi untuk dapat dekat kepada Allah. Disaat kita dekat kepada Allah maka kita dituntun kepada kehidupan yang dikehendakiNya. Untuk itu marilah kita sebagai umat Tuhan dalam mengisi dan melewati tahun 2012 ini, kita mau benarbenar bergaul dengan Tuhan Yesus melalui sabda firmanNya dan beriman kepadaNya, karena Dialah yang akan menerangi dan menuntun hidup kita, sehingga kita tidak berjalan dalam kegelapan dan tidak akan tersesat. Oleh karena mari kita tinggalkan berhala jaman ini yang berkaitan dengan ramalan, okultisme, matrialisme, hedonisme, dan individualisme. Amin. (JN) UsulanAyat-ayat dan Lagu-lagu 1. Ny Pembukaan : PKJ. 2:1. 2. Nats Pembimbing : Matius 2:1-2 3. Ny Pujian : PKJ. 258:1-2 4. Berita Anugerah : Yesaya 60:1-2 5. Ny Peneguhan : PKJ. 241:1-3 6. Ny Responsoria : PKJ. 230:1-4 7. Nats Persembahan : Amsal 3:9-10 8. Ny Persembahan : PKJ. 145:1 dstnya 9. Ny Penutup : PKJ. 131:1-3 22 Rancangan Khotbah, 15 Januari 2012 Minggu Epifani 2 Warna Hijau Bacaan Leksionari: 1 Sam. 3:1-20; Mzm. 139: 1-6, 13-18; Ef. 3: 1- 12; Mat. 2: 1 -12 Bacaan Khotbah: Mazmur 139:1-6, 13-18 MENGABDIKAN HIDUP KEPADA TUHAN Tujuan 1. Jemaat mengakui akan keberadaan Allah yang maha tahu. 2. Jemaat sungguh-sungguh mengabdikan hidupnya bagi kemuliaan Tuhan PENJELASAN TEKS 1. Mazmur 139 ini merupakan kesusasteraan yang berisi syair yang indah. Dibagi menjadi 2 bagian yaitu bagian I (ayat 1-18) tentang Pengakuan Iman dan bagain II (ayat 19-24) tentang Permohonan kepada Tuhan. Jika dibandingkan bagian I dengan bagian II ditemukan perbedaan yang mencolok. Pada bagian I bernada sebuah pengakuan iman, didalam ketenangan, kedamaian jiwa yang mengagumkan, sukacita. Sebaliknya pada bagian II nada emosi dan mendesak seolah tidak sabar terhadap orang-orang yang fasik yang mengitarinya. 2. Ayat-ayat yang disusun dengan teratur ini dibagi atas 4 sajak, masing-masing terdiri dari 6 ayat, yaitu: 1. Sajak I (ayat 1 – 6) : tentang Tuhan Maha Tahu 2. Sajak II (ayat 7 – 12 ) : tentang Tuhan Maha Hadir 3. Sajak III (ayat 13 – 18) : tentang Tuhan Maha Kuasa 4. Sajak IV (ayat 19 – 24) : menyatakan sambutan penulis Mazmur terhadap berita-berita indah mengenai sifat-sifat Tuhan, menyebabkan ia bertelut mempersembahkan doa. 3. Tuhan Maha Tahu (ay.1-6) : menyatakan pengakuan iman pemazmur bahwa: hati, pikiran, jalan (tindakan) dan perkataannya diketahui Allah. Bagi pemazmur kemahatahuan adalah ‘pengenalan Allah 23 yang sempurna akan diriku.’ Tuhan mengetahui apa saja yang dilakukan pemazmur apakah sedang duduk, berdiri, berjalan atau berbaring. Bahkan yang masih tersimpan dalam hatinya - belum terucap, dari jauh Tuhan sudah mengetahui. Tuhan menjaga dengan kuasaNya mengelilingi dari semua arah, belakang, depan dan dari atas tangan Tuhan. Menyadari keterbatasan dirinya, pemazmur menyatakan ketakjubannya, kagum akan keajaiban pengetahuan Tuhan akan dirinya, terlalu tinggi sungguh tidak terpahami. 4. Tuhan Maha Kuasa (ay.13-18): pengakuan iman pemazmur bahwa manusia adalah ciptaan Tuhan yang paling dasyat dan ajaib merupakan bukti kemahakuasaan-Nya. Digambarkan sebagai seniman agung. Dalam proses pembentukan manusia, Tuhan menenun (membentuk) dalam kandungan ibu organ-organ tubuh yang sesuai, indah, sempurna menimbulkan perasaan bersyukur, hormat dan kagum hati pemazmur. Kejadiannya begitu dasyat dan ajaib ‘jiwaku benar-benar menyadarinya (ay.14). Tuhan melihat hari-hari akan datang sebelum ada satupun daripadanya, semuanya tercatat dalam kitab Tuhan. Pemazmur mengakui betapa sulitnya pikiran Tuhan bagi dirinya, betapa banyak jumlahnya jika dihitung lebih banyak dari pasir. Dan meskipun demikian pemazmur masih bersama-sama Tuhan. KONTEKS MASA KINI 1. Tidak sedikit orang menolak pemberian Tuhan atas dirinya. Merasa hidung pesek, terlalu gemuk, ukuran anggota tubuh tertentu kurang indah, lalu dioperasi plastik. Permukaan kulit yang semula halus di’tato’ agar kelihatan lebih garang untuk diakui oleh komunitasnya. 2. Hancurnya penghargaan atas kehidupan semakin luas. Tindakan eksploitasi manusia terhadap sesama ciptaan baik secara tersembunyi maupun terang-terangan: jual beli organ tubuh, prostitusi, memperkerjakan anak-anak, penebangan liar, perburuan satwa, pencemaran air-udara-tanah. Semuanya bertujuan untuk mendapatkan untung sebanyak-banyaknya tanpa memikirkan akibat yang ditimbulkan bagi kebaikan alam raya ciptaan Tuhan. 24 3. Motivasi melaksanakan ajaran agama berubah dari berbakti kepada Allah menjadi menuruti keinginan diri semata atau bertujuan untuk kepentingan-kepentingan tertentu saja. SARAN PENYUSUNAN KHOTBAH Pendahuluan Pengkotbah mengawali khotbah dengan beberapa pertanyaan retoris (pertanyaan yang tidak memerlukan jawaban) antara lain: “siapakah yang mengecat cabe, awalnya hijau berubah menjadi merah ? “ Adakah seorang petani yang telah mewarnainya? Pengkotbah menjelaskan bahwa Tuhan adalah Pelukis yang Agung itu, Dia-lah pencipta yang berdaulat atas segala ciptaanNya. Tentunya kita akan meyakini dengan sungguh kuasa Tuhan atas hidup dan masa depan kita. Hidup yang dianugerahkan kepada kita perlu dipersembahkan bagi kemuliaan-Nya. Isi Berdasarkan penjelasan awal kotbah di atas, Pengkotbah menyampaikan kepada jemaat beberapa hal antara lain: 1. Pemazmur mengakui pengenalan Tuhan akan dirinya sangat sempurna, sungguh ajaib, tidak terpahami oleh pikirannya. (lihat Penjelasan Teks 3). Demikian juga manusia hendaknya mengakui akan keberadaan Tuhan. Tuhan mengetahui segenap hidup manusia, baik lahir maupun batin. 2. Selain itu Tuhan mahakuasa, yang berdaulat atas diri setiap manusia. Ketika proses pembentukan bakal (anak) manusia dalam kandungan Tuhan sudah berkarya disana dengan sempurna. Bahkan sebelum terbentuk Tuhan sudah mencatat arah dan perjalanan kehidupan setiap orang. Kemahakuasaan Tuhan sungguh disadari pemazmur. Sehingga dia tetap menyatakan untuk bersama-sama dengan Tuhan (lihat Penjelasan Teks 4). Jika manusia sudah tidak lagi mengakui Tuhan sebagai Pencipta yang mahatahu dan berkuasa maka manusia tidak lagi dapat mensyukuri dan menghargai hidup ini. Manusia akan menjauh dari Tuhan, mengabdi- kan diri pada dirinya sendiri dan keinginan-keinginan duniawi. 3. Pengkotbah dapat menghubungkan teks dengan Konteks Masa Kini (Lihat konteks masa kini). 25 4. Pengkotbah diberikan kesempatan menggali dan mengungkapkan isu-isu terkini yang ada hubungannya dengan teks Alkitab ini. Penutup Pengkotbah mengakhiri kotbah ini dengan memantapkan hati warga jemaat bahwa setiap orang yang sungguh-sungguh mengabdi kepada Tuhan akan beroleh pertolongan didalam hidupnya. Sebab Tuhan mengenal setiap ciptaanNya dan berkuasa atasnya. Tinggal bersamasama dengan Tuhan akan mendapatkan ketenangan. *** Contoh Kotbah Jadi MENGABDIKAN HIDUP KEPADA TUHAN Saudara – saudara yang dikasihi Tuhan Yesus, “Siapakah yang mengecat cabe, awalnya hijau lambat laun berubah menjadi merah?“ Adakah seorang petani yang telah mewarnainya? Tidak seorang pun yang mampu melakukan sesempurna hasil karya Tuhan. Tuhan adalah Pelukis yang Agung itu, Dia-lah pencipta yang berdaulat atas segala ciptaanNya. Tuhan mengetahui setiap saat dalam hidup kita. Dia mengenal diri kita jauh daripada diri kita mengenal diri kita sendiri. Tentunya kita akan meyakini dengan sungguh kuasa Tuhan atas hidup dan masa depan kita. Hidup yang dianugerahkan kepada kita perlu dipersembahkan bagi kemuliaan-Nya. Saudara – saudara yang dikasihi dan mengasihi Tuhan, Pengakuan akan kemahatahuan Tuhan atas kehidupan kita penting. Sebab dengan pengakuan tersebut terkandung sikap hidup hormat dan bergantung dengan kuasa pertolonganNya dan atas setiap persoalan yang kita hadapi dalam kehidupan ini. Tuhan sungguh mengenal dengan sempurna akan diri kita. Apa saja yang kita perbuat: sedang duduk, berdiri, bekerja atau istirahat berbaring tidak ada yang dapat ditutupi dari Tuhan. Bahkan angan-angan, pikiran, niat yang masih tersimpan dalam hati - belum terucap, dari jauh Tuhan telah lebih dulu mengetahui. Tidak 26 ada celah sekecil apapun untuk menghindar dari penglihatan-Nya. Dari semua sisi Tuhan mengelilingi, belakang, depan dan dari atas tangan Tuhan menaungi dan menjaga dengan kuasaNya untuk melindungi kita. Begitu dalam pengetahuan Tuhan tidak terjangkau oleh pikiran siapapun. Menyadari keterbatasan dirinya maka Pemazmur menyatakan ketakjubannya, kekagumannya akan keajaiban pengetahuan Tuhan pada dirinya. Pemazmur mengatakan terlalu tinggi sungguh tidak terpahami. Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Hidup setiap orang berharga karena Tuhan yang memberikannya. Pemazmur mengakui bahwa manusia adalah ciptaan Tuhan yang paling dasyat dan ajaib, ini merupakan bukti kemahakuasaan-Nya. Tuhan digambarkan sebagai Seniman Agung. Dalam proses pembentukan manusia, Tuhan menenun (membentuk) dalam kandungan ibu organorgan tubuh yang sesuai, indah, sempurna sehingga mendorong Pemazmur untuk bersyukur, menaruh hormat dan kagum pada Tuhan. Kejadiannya begitu dasyat dan ajaib ‘jiwaku benar-benar menyadarinya (ay.14). Tuhan melihat hari-hari akan datang sebelum ada satupun dari padanya, semuanya tercatat dalam kitab Tuhan. Pemazmur mengakui betapa sulitnya pikiran Tuhan bagi dirinya, betapa banyak jumlahnya jika dihitung lebih banyak dari pasir. Dan meskipun demikian Pemazmur masih bersama-sama Tuhan. Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan Yesus, Meskipun sekarang ini banyak orang yang tidak lagi sungguh-sungguh mengakui kemaha-tahuan Tuhan, sehingga tidak lagi takut kepada Tuhan. Berprilaku buruk dengan menuruti keinginan-keinginan dirinya sendiri atau kelompok-nya. Ada yang dengan terang-terangan atau dengan cara sembunyi-sembunyi mengorbankan sesamanya untuk kepentingan pribadi dan kelompoknya. Tindak kejahatan semakin meningkat, pembegalan terhadap pengendara sepeda motor terjadi tiap hari, pencurian ternak, perampasan, penjualan perempuan untuk praktek prostitusi, memperkerjakan anak-anak dibawah umur, korupsi, dsb. Ditengah-tengah kondisi seperti itu, mari kita mengabdikan diri dengan nyata, berani menegakkan kebenaran dan keadilan Tuhan ditengah kehidupan sehari-hari dengan penuh ketulusan hati, bukan dengan kemunafikan. 27 Ungkapan syukur kepada Tuhan yang telah menenun kita sejak dalam kandungan tersebut, juga bisa kita ungkapkan/wujudkan dengan kesetiaan beribadah. Marilah kita mengakui bahwa tidak ada kuasa apapun yang mampu melampaui kemahakuasaan Tuhan. Meskipun disekitar kehidupan kita masih banyak orang yang sudah meragukan kuasa Tuhan. Tuhan kita mahatahu, Dia selalu hadir dan berkuasa untuk melindungi kita. Kita harus selalu tinggal bersama Tuhan, menyerahkan diri untuk berdoa agar kita diberi kemampuan menjauhi segala bentuk kejahatan. Bersama Tuhan kita akan mendapatkan keamanan dan ketenangan jiwa. Berbahagialah setiap orang yang sepenuh hati mengabdi kepada Tuhan. Amin. (DGS) UsulanAyat-ayat dan Lagu-lagu 1. Ny Pembukaan : PKJ. 22:1-3 2. Nats Pembimbing : 1 Samuel 3:18-20 3. Ny Pujian : KJ. 68:1-2 4. Berita Anugerah : 1 Korintus 6:18-20 5. Ny Peneguhan : PKJ. 4:1 (2x) 6. Ny Responsoria : KJ. 376:1-4 7. Nats Persembahan : Roma 12:1-2 8. Ny Persembahan : PKJ. 264:1 dstnya 9. Ny Penutup : KJ. 400:1 dan 4 *** 28 Rancangan Khotbah, 22 Januari 2012 Minggu Epifania 3 Warna Hijau Bacaan Leksionari: Yun. 3:1-5; Mzm. 62:5-12; I Kor.7:29-31; Mrk. 1:14-20 Bacaan Khotbah : Markus 1:14-20 MERESPONI PANGGILAN YESUS UNTUK MENJADI BERKAT Tujuan: 1. Jemaat mengetahui peristiwa pemilihan murid yang pertama. 2. Jemaat memiliki komitmen merespon panggilan Tuhan. 3. Jemaat memiliki komitmen untuk menjadi berkat. PENJELASAN TEKS Disampaikan dalam Mark 1:14; bahwa Yohanes ditangkap dan kemudian datanglah Yesus ke Galilea. Hal ini perlu diingat bahwa penangkapan Yohanes dan kemudiaan dimasukan dalam penjara dikarenakan Ia telah menghina raja Herodes di depan umum. Yohanes telah mengingatkan raja Herodes akan ketidaklayakannya memperistri iparnya sendiri yaitu Herodias. Setiap orang yang menegur dan telah menghina raja tidak ada yang selamat, demikian juga terjadi pada diri Yohanes. Herodes telah membawanya ke dalam penjara, bahkan membunuhnya. (Mat 14:3-12). Kedatangan Yesus ke Galilea, mungkin saja terjadi agar Ia terluput dari penguasa yang kejam yaitu raja Herodes yang telah menangkap Yohanes Pembaptis. Jadi bila terjadi sesuatu Yesus dapat menyingkir jauh ke Kerajaan Filipus, seorang raja yang baik hati. Selanjutnya bisa saja menjadi alasan Yesus keluar dari kota Nazaret adalah seperti dalam kesaksian Markus 6:4 bahwa: seorang nabi akan dihormati di manamana kecuali ditempat asalnya sendiri. 29 Kalau kita mencermati daerah Galilea, kota ini adalah tempat yang terkenal dan dikelilingi oleh bangsa-bangsa yang dianggap kafir oleh orang Yahudi. Di sebelah barat tinggalah orang Funisia, sebelah Utara dan Timur tinggalah orang Syria, dan sebelah selatan tinggallah orang Samaria. Galilea adalah kota bagian dari Palestina yang selalu berhubungan dengan pengaruh-pengaruh non Yahudi. Jadi dibandingkan dengan bagian-bagian Palestina yang lain Galilea merupakan wilayah yang terbuka terhadap ide-ide yang baru. Wilayah Galilea berpusat disekitar laut Galilea. Permukaaan laut Galilea berada kira-kira 220 dibawah permukaan laut. Kenyataan ini mengakibatkan wilayah-wilayah di sekitarnya menjadi subur. Pada zaman Yesus tampil, Laut Galilea merupakan tempat penangkapan ikan yang ramai. Inilah awal mula Yesus dalam kesaksian Injil Markus, bahwa kalimat berita yang menjadi salah satu pokok inti pekerjaan Yesus yaitu memberitakan Injil Allah: Waktunya telah genap; Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil (Mark.1:15). Memberitakan atau menjadi pewarta adalah orang yang membawa pesan atau berita langsung. Isinya tentu tidak diragukan lagi. Pernyataan bahwa Kerajaan Allah sudah sudah dekat: bukan berarti Yesus memimpin membawa pedang ke medan perang untuk mengalahkan tentara-tentara Romawi dan melakukan pemulihan kerajaan seperti pada masa raja Daud. Ini adalah kerajaan secara Politis. Kerajaan Allah adalah suasana kepentingan Allah itu hadir. Suatu keadaan yang mana Allah berperan mengusai kehidupan. Setiap orang dipanggil hidup dalam Kerajaan Allah dengan menjadikan Allah sebagai Raja kehidupannya. Untuk itu Ia mengajak semua orang menanggapinya. Menjadikan Allah sebagai raja diawali dengan pertobatan dan percaya pada kabar sukacita. Sikap bertobat adalah suatu sikap sadar, adapun sikap tersebut selalu memperjuangkan dan memperbaiki keadaan yang belum berkenan oleh Allah. 30 Peristiwa Yesus menyusuri danau Galilea sambil mengajar, ketika itu melihat Simon Petrus dan Andreas, itu nampaknya bukan pertama kali Yesus melihat mereka. Sebagaimana dalam kesaksian Injil Yohanes, sebagian dari mereka pada waktu itu telah menjadi murid Yohanes Pembaptis (Yoh 1:35). Jadi tentunya mereka pernah berbicara dengan Yesus dan telah mendengar ajaran-ajaranNya. Tetapi baru pada saat pertemuan di danau Galilea inilah, mereka mendapatkan tantangan yang baru. Mari ikutlah Aku, dan kamu akan menjadi penjala manusia (Mark. 1:17). Selanjutnya sebelum mendekati Kapernaum masih di dekat danau Galilea Yesus memanggil Yakobus dan Yohanes. Nampak sekali para penjala-penjala ikan ini begitu terbuka dengan panggilan Yesus. Cukup menarik jika kita melihat latar belakang dari murid-murid yang dipilih. Yesus melihat bahwa kehidupan mereka biasa. Mereka bukan orang yang terpelajar, berpengaruh, kaya dan berasal dari keluarga yang terhormat. Mereka pekerja-pekerja biasa yang tidak memiliki latar belakang yang besar. Mungkin bisa dipastikan juga tidak memiliki masa depan yang baik. Orang-orang biasa yang seperti inilah yang dipilih Yesus. Inilah sebuah peristiwa pemilihan Yesus kepada para murid. Menjadi murid atau pengikut Yesus berarti berjalan di belakang Yesus. Berjalan di belakang Yesus berarti mengikuti teladan Yesus. Salah satu teladan Yesus adalah mewartakan Kabar Baik kepada semua orang. KONTEKS MASA KINI 1. Setiap orang ingin dihargai orang lain. Itu wajar dan manusiawi. Namun ketika penghargaan hanya diletakan pada nilai kekayaan dan kekuasaan (status sosialnya) maka manusia cenderung untuk menjadi pemangsa bagi yang lainnya. Dominasi kepentingan-ku akan menjadi lebih besar. Penghargaan kehidupan bukan terletak pada nilai kedudukan dan kekuasaan melainkan kesediaan untuk merespon undangan Yesus untuk melayani. 2. Bukan rahasia lagi saat ini, krisis keteladanan telah menggerogoti kehidupan kita. Negeri kita yang tercinta dikenal sebagai bangsa 31 yang santun namun dalam praktek pemerintahan banyak sekali praktek korupsi dan suap. Tindakan ini sepertinya menjadi makanan sehari-hari. Demikian lembaga keagamaan yang seharusnya menjadi teladan mengawal pembangunan Indonesia, malah menjadi sarang praktek penggelapan uang. 3. Fanatisme yang sempit masih menjadi virus yang menggerogoti nilai keragaman di negeri kita. Masih ada peristiwa bom bunuh diri dan issu peledakan bom pada tempat ibadah seperti gereja. Oleh sebab itu Gereja saat ini ditantang dalam rangka mewujudkan panggilan Kristus dalam upaya pewartaan Injil. 4. Banyak dari anggota jemaat kurang bersedia meresponi undangan Yesus ketika dipilih menjadi anggota majelis yaitu Penatua atau Diaken atau bahkan pengurus komisi/panitia. SARAN PENYUSUNAN KOTBAH 1. Pendahuluan ď‚· Pengkotbah dapat menceritakan bahwa setiap orang Kristen memiliki tanggung jawab tidak cukup hanya sekedar hari minggu pergi beribadah. Pengkotbah dapat memberikan contoh ilustrasiilustrasi yang mengajak jemaat untuk merasakan tanggung jawab terhadap tugas dan panggilan gereja. ď‚· Pengkotbah menegaskan kepada jemaat agar terlibat dalam tanggung jawab pekerjaan Tuhan. 2. Isi ď‚· Pada bagian ini pengkotbah dapat menceritakan kisah Yesus memanggil para murid. ď‚· Pengkotbah dapat menegaskan bahwa pangilan tersebut direspon dengan positif oleh para murid. ď‚· Ajaklah jemaat untuk meresponi panggilan Tuhan ini dengan keterbukaan, pertobatan dan siap untuk menjadi berkat. Dan 32 ď‚· selanjutnya pengkotbah dapat menyampaikan konteks masa kini yang sesuai. Pengkotbah dapat mengungkapkan isu-isu terkini yang dihubungkan dengan teks Alkitab ini. 3. Penutup ď‚· Pengkotbah mengakhiri kotbah ini dengan penegasan bahwa pekerjaan Tuhan Yesus adalah dinamis. Ia terus memanggil jemaatNya untuk mewartakan Injil. Dan Ia tidak pernah berhenti untuk memanggil orang-orang pilihanNya. Contoh Kotbah Jadi MERESPONI PANGGILAN YESUS UNTUK MENJADI BERKAT Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus, Kita sering mendengar istilah calo di terminal. Orang tersebut biasanya bekerja menawarkan kepada calon-calon penumpang bus sesuai Trayek yang ada. Biasanya mereka berteriak-teriak menawarkan bus dengan berbagai tujuan kepada calon penumpang. Medan…..Yogya…..dll! Setelah ada calon penumpang naik ke bus dan berangkat ke tujuan dengan sopir, calo tersebut tidak ikut bus ke tujuan. Sang calo tetap berada pada aktifitas menawarkan bus-bus dengan berbagi tujuan. Ilustrasi ini menggambarkan kepada kita: banyak orang meneriakan tentang Kerajaan Sorga dan Kabar Sukacita yang di dalamnya terdapat nilai pengampunan, kebenaran dan keadilan, namun orang tersebut tidak terlibat dan hidup di dalamnya. Oleh sebab itu marilah kita belajar dari peristiwa Yesus yang menyampaikan undangan kepada para nelayan di Galilea, dan akhirnya apa yang bisa kita pelajari dari peristiwa ini. Pada waktu itu Yesus sedang menyusuri danau Galilea. Galilea adalah daerah yang terbuka terhadap pengajaran-pengajaran yang baru dan danau ini dikenal sebagai daerah penangkapan ikan yang ramai. Yesus 33 mengawali pengajaranNya di daerah ini. Di dalam pengajaranNya Ia meneriakan “Waktunya telah genap; Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil!”. Dari kalimat ini Yesus berperan sebagai pewarta menyampaikan kabar baik. Kabar baik itu adalah warta Kerajaan Allah. Kerajaan Allah adalah suasana Allah memerintah sebagai Raja. Allah yang berkehendak dan kehendak Allah yang terjadi. Istilah Kerajaan Allah sudah dekat berarti Pemerintahan Allah mulai terwujud salah satunya melalui Yesus melakukan penyembuhan, pengajaran, dan pengusiran setan-setan. Dalam diri Yesus inilah permulaan Kerajaan Allah dinyatakan oleh sebab itu dengan kenyataan ini menuntut sikap manusia yang: “Bertobat dan percaya kepada Injil”. Yang ingin disampaikan dalam kalimat pengajaran Yesus ini adalah sikap yang cocok dengan pemerintahan Allah. “Bertobatlah”! berarti ubahlah haluan hidupmu dan arahkanlah hidupmu pada kehendak Allah. Inilah salah satu pokok inti dari pengajaran Yesus dan nampaknya ketika Yesus melakukan pengajaran ini bukan yang pertama kalinya di antara para nelayan. Dari pengajaran Yesus ini akhirnya mengakar di hati para nelayan, misalnya Simon dan Andreas sehingga mereka menerima undangan Yesus. Disusul Yakobus dan Yohanes. Para nelayan ini merespon dan tanggap terhadap undangan Yesus untuk mewartakan Kerajaan Allah di tengah kehidupan mereka dengan mengikut Yesus. Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus, Mengikut Yesus berarti meraka berjalan di belakang Yesus. Yesus menjadi teladan bagi kehidupan para murid. Kalau dalam Perjanjian Lama, mengikuti seseorang atau berjalan dibelakang seseorang mengandung arti mengiringi, mentaati, mencintai, menyerahkan diri dan mengabdikan diri. Itulah yang terjadi pada kehidupan para murid. Mereka mengikuti Yesus keluar masuk desa dan kota, turun naik lembah dan bukit, melintasi gurun, kebun anggur dll. Para murid tidak lagi sekedar tertarik dan menyaksikan Yesus mengajar seperti di danau Galilea, namun mereka terlibat langsung dalam pewujudan Injil. Karya Allah sungguh mereka rasakan. Hidup mereka 34 menjadi berubah. Saat itu mereka adalah mitra Yesus yang juga mewartakan Kerajaan Allah. Itulah yang terjadi pada peristiwa pemanggilan murid yang pertama. Dalam peristiwa ini kita belajar: Pewujudan Kerajaan Allah bukan hanya terjadi pada saat Yesus ada pada waktu itu. Tetapi juga tugas kita untuk mewujudkan Kerajaan Allah dalam kehidupan kita. Dengan undangan Yesus ini mari dengan segenap hati kita belajar: 1. Membuka hati kita untuk menerima tawaran Kerajaan Allah. Membuka hati untuk menerima tawaran Kerajaan Allah berarti menerima Allah sebagai Tuan atas kehidupan kita. Keadaannya tidak memaksakan kehendak dan menggunakan kesempatan untuk kepentingan diri sendiri ataupun kelompok. Nilai yang dibangun dalam kehidupannya selalu sadar/mengerti keinginannya dan harapan mereka berbeda dengan keinginan dan rencana Allah untuk hidup mereka. Keterbukaan adalah kata kunci panggilan dari Allah. Membuka hati untuk menerima panggilan Kristus berarti siap untuk mengikut Yesus. Mengikut Yesus berarti kita siap untuk menjadikan Ia teladan bagi kehidupan kita. Hidup dengan kasih, peduli dan bersedia berkorban. 2. Siap menjadi berkat bagi kehidupan. Inilah salah satu tujuan final kita sebagai umat yang dipanggil untuk memperoleh kehidupan yang bermartabat. Kita diutus untuk mewujudkan nilai-nilai Allah yang meraja bagi kehidupan. Kita selayaknya gelisah dengan liturgi kita yang mengajak kita untuk mewartakan damai sejahtera bagi kehidupan. Liturgi kita bukanlah sebagai bendungan yang hanya sebagai penampung, tetapi aliran sungai yang mengajak kita untuk mewartakan kabar baik dan menjadi berkat bagi sesama. Bagi kita sebagai anggota jemaat yang telah dipilih menjadi anggota majelis, menjadi anggota komisi, panitia-panitia ataupun kerja kelompok sosial kemasyarakatan terimalah itu dengan sukacita. Bukalah hati untuk menerima panggilan tersebut. Itulah kehidupan sesungguhnya. 35 Akhirnya! Tuhan kita adalah Tuhan yang dinamis, yang terus melanjutkan karya penyelamatan-Nya di dunia ini. Maka, Dia memanggil dan memilih orang-orang yang mau diutus-Nya. Kemampuan dan keterampilan bukanlah menjadi kunci kesuksesan dalam panggilan, melainkan keterbukaan, kesiapsediaan orang untuk hidup berakar dalam Kristus. Amin. UsulanAyat-ayat dan Lagu-lagu 1. Ny Pembukaan : KJ. 4:1-3 2. Nats Pembimbing : Mazmur 11:4-7 3. Ny Pujian : KJ. 159:1-2 4. Berita Anugerah : Kolose 1:19 5. Ny Peneguhan : KJ. 39:1-2 6. Ny Responsoria : KJ. 432:1-2 7. Nats Persembahan : 2 Korintus 9:13-15. 8. Ny Persembahan : KJ. 393:1 dstnya 9. Ny Penutup : KJ. 426:1-2 *** 36 Rancangan Kotbah, 29 Januari 2012 Minggu Epifani 4 Warna Hijau Bacaan berdasarkan Leksionari : Ulangan 18:9-22; Mazmur 111; 1 Korintus 8:1-13; Markus 1:21-28 Bacaan Kotbah: Ulangan 18:9-22 (15-20) SUARAKAN SUARA KENABIAN Tujuan : 1. Anggota jemaat memahami dan menyadari tugas panggilan sebagai nabi. 2. Anggota jemaat memelihara kenabiannya dan disuarakan kepada pihak lain. PENJELASAN TEKS Pengantar Kitab Ulangan terdiri dari serangkaian pidato-pidato yang diucapkan Musa di depan bangsa Israel waktu mereka berada di negeri Moab. Mereka berhenti di situ sesudah mengakhiri perjalanan panjang lewat padang gurun dan sebelum masuk ke Kanaan untuk menduduki negeri itu. Beberapa pokok yang penting dari kitab ini ialah: 1. Musa mengingatkan bangsa Israel akan peristiwa-peristiwa besar selama 40 tahun yang terakhir. Ia mohon kepada bangsa Israel supaya mereka ingat bagaimana Allah memimpin mereka melalui padang gurun dan karena itu mereka harus taat dan setia kepada Allah. 2. Musa mengulangi Sepuluh Perintah Allah, dan ia menekankan arti Perintah yang Pertama. Ia minta dengan sangat supaya orang Israel beribadat kepada TUHAN saja. Lalu ia mengulangi beberapa hukum dan perintah yang mengatur kehidupan bangsa Israel di tanah yang sudah dijanjikan. 37 3. Musa mengingatkan bangsa Israel akan arti ikatan perjanjian Allah dengan mereka. Ia mendorong bangsa itu supaya membaharui kesediaan mereka untuk memenuhi kewajibankewajiban mereka. 4. Yosua ditunjuk sebagai pengganti Musa untuk memimpin umat Allah. Sesudah menyanyikan sebuah lagu pujian bagi kesetiaan TUHAN, dan mengucapkan berkat atas suku-suku Israel, Musa meninggal di Moab, di sebelah timur Sungai Yordan. Tema pokok kitab ini ialah bahwa Allah sudah menyelamatkan dan memberkati umat pilihan-Nya, bangsa yang dikasihi-Nya. Jadi bangsa Israel tak boleh lupa akan hal itu. Mereka harus mentaati Allah, supaya mereka tetap hidup dan terus diberkati. Bagian yang paling penting dalam kitab ini ialah 6:4-6. Ayat-ayat ini memuat kata-kata yang oleh Yesus disebut hukum yang terbesar, "Cintailah TUHAN Allahmu dengan sepenuh hatimu: Tunjukkan itu dalam cara hidupmu dan dalam perbuatanmu." HIDUP DENGAN TIDAK BERCELA DI HADAPAN TUHAN ALLAH Tuhan melalui Musa mengingatkan dan menasehati orang Israel untuk nanti ketika sudah masuk dan berdiam di tanah Kanaan agar tidak meniru kebiasaan yang mengorbankan anak kepada dewa-dewa kafir, yang dilaksanakan supaya berusaha mempengaruhi jalannya peristiwaperistiwa di masa depan. Sebab, di mata Tuhan adalah ...kekejian yang dilakukan bangsa-bangsa itu. Tradisi atau kebiasaan yang tidak dikehendaki TUHAN yang ada di dalam bangsa Kanaan, antara lain: ...mempersembahkan anaknya laki-laki atau anaknya perempuan sebagai korban dalam api, ataupun seorang yang menjadi petenung, seorang peramal, seorang penelaah, seorang penyihir, seorang pemantera, ataupun seorang yang bertanya kepada arwah atau kepada roh peramal atau yang meminta petunjuk kepada orang-orang mati. (ay.10, 11). Mereka yang menjadi petenung berusaha untuk meramal masa depan atau menyingkap rahasia-rahasia dengan bantuan roh-roh jahat atau aneka cara yang dipakai manusia. Daftar ini mencakup para pemantera, orang yang bertanya kepada roh, atau siapapun yang memanggil arwah orang mati atau berhubungan dengan dunia roh jahat 38 untuk menyingkap rahasia-rahasia, memperoleh kekuasaan. meramal masa depan, atau Ayat 9-11 ini menyebutkan berbagai kegiatan okultisme (perdukunan, dll) yang umum dipakai dalam agama bangsa-bangsa Kanaan, yang merupakan kekejian bagi Allah dan dilarang oleh-Nya. Sebab setiap orang yang melakukan hal-hal ini (ay. 10,11) adalah kekejian bagi TUHAN, dan oleh karena kekejian-kekejian inilah TUHAN, Allahmu, menghalau mereka dari hadapanmu. (ay.12). Mengapa? Dikatakan sebagai kekejian bagi TUHAN, karena bangsa ini hidup dalam kebiasaan-kebiasaan bercela di hadapan TUHAN, bukan mendengarkan TUHAN, tetapi roh yang lain atau ilah lain. Jika berkait dengan hukum Taurat, hal-hal ini melanggar perintah-Nya : Jangan ada padamu allah lain dihadapan-Ku, dan jangan buat bagimu berhala untuk disembah. Maka, apa yang diharapkan oleh TUHAN kepada bangsa yang hendak masuk ke tanah Kanaan? Yaitu, “haruslah engkau hidup dengan tidak bercela di hadapan TUHAN, Allahmu” (ay.13). TUHAN tidak mengizinkan bangsa pilihan-Nya melakukan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh bangsa-bangsa lain. Tidak diizinkan untuk berbuat yang bercela seperti yang dilakukan bangsa-bangsa lain, yaitu mendengarkan kepada peramal atau petenung. Sebab, TUHAN adalah Allah yang cemburu, yang tidak mau diduakan, atau dinomor duakan. TUHAN Allah haruslah disediakan tempat yang pertama dan utama. Bangsa Israel dibawah kepemimpinan Musa harus mendengarkan suara TUHAN, Allah yang telah membawa mereka keluar dari tanah perbudakan Mesir. Haruslah engkau hidup dengan tidak bercela di hadapan TUHAN, ini adalah nasehat serta firman yang memerintahkan bahwa hidup yang menghidupkan ialah menerapkan dan melakukan tindakan kehidupan yang baik, benar dan berkenan di hadapan TUHAN. Melakukan apa yang dikehendaki oleh TUHAN, itu adalah tugas dan panggilan sebagai umat pilihan. Juga kepada kita yang menjadi pengikut Yesus Kristus dan percaya akan TUHAN Allah semesta alam. Apa yang diperdengarkan TUHAN, kepada bangsa Israel dengan maksud yang baik dan benar menurut ukuran dan kehendak TUHAN, yang mungkin bagi ukuran manusia yang mendengar tidak 39 baik/benar, terkesan mendikte/memaksa. Tetapi, sungguh jika hal itu dipahami dalam nuansa / wacana iman, maka apa yang diperdengarkan oleh TUHAN itu demi kebaikan manusia juga dan itulah yang utama dan pertama dilakukan oleh TUHAN Allah. ... oleh karena kekejian-kekejian inilah TUHAN, Allahmu, menghalau mereka dari hadapanmu. SEORANG NABI DARI TENGAH-TENGAHMU Lebih daripada itu, kehendak TUHAN atas bangsa Israel, adalah dengan mengirimkan utusan atau yang disebut sebagai nabi. “Seorang nabi dari tengah-tengahmu, dari antara saudara-saudaramu, sama seperti aku, akan dibangkitkan bagimu oleh TUHAN, Allahmu; dialah yang harus kamu dengarkan.” (ay. 15). Dari tengah-tengah bangsa Israel, dipilih dan diangkat serta diutus menjadi seorang NABI. Memperdengarkan suara ke-nabi-annya, yaitu nubuatan atas bangsa Israel. Menjadi penyambung lidah dari Allah kepada umat-Nya yang dikasihi. Sama seperti Musa yang adalah seorang nabi, yang dipilih oleh Allah sendiri untuk menyampaikan suara pembebasan, dan menjadi pemimpin umat Israel demi kemerdekaan/kebebasan dari perbudakan tanah mesir. Suara nabi atau penyambung suara TUHAN ini, merupakan permintaan atau permohonan dari bangsa Israel sendiri : “tepat seperti yang kamu minta dahulu kepada TUHAN, Allahmu, di gunung Horeb, pada hari perkumpulan, dengan berkata: Tidak mau aku mendengar lagi suara TUHAN, Allahku, dan api yang besar ini tidak mau aku melihatnya lagi, supaya jangan aku mati” (ay.16). Artinya bahwa Israel tidak mau jika TUHAN Allah itu secara langsung memperdengarkan suara-Nya, bahkan dengan melalui api yang besar itu bangsa ini tidak mau melihatnya lagi. Ada ketakutan oleh karena hal ini, yaitu supaya jangan aku mati. Mati oleh karena mereka (bangsa Israel) tidak mau mendengarkan suara TUHAN Allah yang begitu dekat dan langsung memerintah bangsa ini. Apa yang diperbuat oleh bangsa Israel, bukan dianggap sebagai pemberontakan akan kehendak TUHAN, sebab TUHAN sendiri mengatakan bahwa apa yang di katakan bangsa ini baik (ay. 17). Maka TUHAN, menghendaki : seorang nabi akan Kubangkitkan bagi mereka dari antara saudara mereka, seperti engkau ini; Aku akan menaruh 40 firman-Ku dalam mulutnya, dan ia akan mengatakan kepada mereka segala yang Kuperintahkan kepadanya. Orang yang tidak mendengarkan segala firman-Ku yang akan diucapkan nabi itu demi nama-Ku, dari padanya akan Kutuntut pertanggungjawaban. (ay.18,19) SEORANG NABI AKAN KUBANGKITKAN ... seorang nabi akan Kubangkitkan... Aku akan menaruh firman-Ku dalam mulutnya... akan mengatakan ... segala yang Kuperintahkan kepadanya. Karya dan kehendak Allah, IA melakukan yang terbaik untuk umat-Nya. Di utusnya seorang nabi dari antara mereka dengan kuasa Allah dan dengan cara-Nya yang istimewa “Kubangkitkan”. Artinya bahwa semula dari yang mati menjadi hidup, yang lemah menjadi kuat, dari yang tidak berdaya menjadi luar biasa. Dibangkitkan, dari kehidupan yang lama kepada kehidupan yang baru, secara langsung beroleh kuasa dari TUHAN bahwa orang yang telah dipilih akan menerima firman TUHAN dalam mulutnya, dan ketika ia melakukan tugasnya untuk mengatakan segala yang diperintahkan TUHAN kepadanya, maka ia akan didengarkan. Seorang nabi akan dibangkitkan, ini menunjukkan kuasa TUHAN serta kebaikan-Nya kepada bangsa Israel. Apa yang dikehendaki bangsa ini dikabulkan TUHAN, bahkan diberikan lebih, yaitu bagaimana nabi ini akan menerima tugas dan kuasa atas firman TUHAN yang ditaruh dalam mulutnya. Ini juga menunjukkan bahwa nabi ini diberikan kuasa dalam berbicara atau menjadi penyambung lidah TUHAN, bukan jabatan yang sembarangan atau hanya sekedar. Lebih daripada itu, ketika TUHAN sudah menaruh Firman-Nya di mulut orang yang telah dipilih sebagai nabi ini, syarat atau ketentuan bagi dia yang menerima tugas ini adalah tidak diperkenankan untuk terlalu berani mengucapkan demi nama TUHAN perkataan yang tidak diperintahkan TUHAN untuk diperkatakan. Artinya bahwa, seorang nabi harus menjaga perkataannya terhadap kata-kata yang keluar dari mulutnya sendiri dan bukan perkataan dari TUHAN. Ini adalah syarat bagi seorang nabi, mengapa? Karena nabi itu telah diberikan dalam mulutnya firman TUHAN, bukan merupakan hal yang main-main tetapi satu hal yang serius. Sebab, bila itu tidak dipenuhi oleh 41 seorang nabi, maka ia harus mati. Seorang nabi yang berkata demi allah lain, juga harus mati. “ Jika sekiranya kamu berkata dalam hatimu: Bagaimanakah kami mengetahui perkataan yang tidak difirmankan TUHAN? -- apabila seorang nabi berkata demi nama TUHAN dan perkataannya itu tidak terjadi dan tidak sampai, maka itulah perkataan yang tidak difirmankan TUHAN; dengan terlalu berani nabi itu telah mengatakannya, maka janganlah gentar kepadanya." (ay.21,22). DEMI NAMA TUHAN Suara kenabian, baik ketika zaman bangsa Israel hendak masuk ke Kanaan hingga saat ini adalah untuk kepentingan dan demi nama TUHAN. Bukan untuk kepentingan diri sendiri atau golongan atau kelompok tertentu di masyarakat, tetapi semata demi nama TUHAN. Yang berarti bahwa suara kebenaran yang ada di masyarakat itu di dasarkan dalam nama TUHAN untuk karya dan kasih TUHAN atas dunia ini. Dari sisi sang nabi, bagaimana ketaatan, keteguhan hati untuk melakukan tugas tanggungjawab kenabian itu dalam kesetiaan menjaga, memelihara mulut / lidah dari perkataan-perkataan yang jahat. Perkataan-perkataan yang menipu dan lahir dari hati yang jahat hanya untuk kepentingan diri sendiri, mencari kebenaran sendiri. Maka, menjadi penting bahwa, menjadi seorang nabi/nabiah, menerima panggilan sebagai seorang nabi adalah tugas yang mulia dan terhormat tetapi penuh tanggung jawab. Demi nama TUHAN, nabi itu bekerja memperkatakan Firman Tuhan. Nabi itu menjadi utusan membawa berita kebenaran dari TUHAN kepada bangsa-bangsa, memberitakan apa yang diterima dari TUHAN kepada bangsa-bangsa. KONTEKS MASA KINI 1. Suara kebenaran dan keadilan dalam kehidupan di tengah-tengah masyarakat terkadang menjadi kabur dengan dalih/alasan demi kebaikan, atau lebih untuk membela diri sendiri dari pada harus hancur oleh karena kebenaran yang disuarakan. 42 2. Ada banyak anggota Jemaat yang tetap menyuarakan kebenaran dan keadilan di tengah kondisi terhimpit atau pun terjepit. Dalam pekerjaan maupun dalam lingkungan tempat tinggalnya. 3. Sudah dimulainya pelaksanaan kegiatan-kegiatan tahun 2012 pada bulan Januari 2012. 4. Tindakan ketidak-adilan dan ketidakbenaran atau kejahatan yang ada di sekitar lingkungan tempat tinggal . SARAN PENYUSUNAN KOTBAH Pendahuluan Pengkotbah membuka kotbah dengan menceritakan situasi keadaan masa kini berkaitan dengan ada atau tidak adanya kebenaran dan keadilan di tengah-tengah masyarakat setempat. Dan berikan apresiasi bagi mereka yang berani membela dan menyuarakan kebenaran dan keadilan dikala situasi terjepit atau terhimpit. (lihat Konteks Masa Kini) Isi Pengkotbah menjelaskan teks didasarkan pada penjelasan teks dengan tema-tema yang muncul dari teks. 1. Hidup tak bercela dihadapan TUHAN 2. Seorang Nabi dari tengah-tengahmu 3. Seorang nabi akan Kubangkitkan 4. Demi nama TUHAN Pengkotbah dapat menemukan dan memberikan benang merah atau ketertarikan pengkotbah berdasarkan penjelasan teks, dan tema kotbah. Penutup Pengkotbah menutup khotbah dengan ajakan dan dorongan serta menyatakan bahwa kita adalah Nabi yang harus menyuarakan suara kenabiannya dan dengan hidup tak bercela di hadapan TUHAN. 43 Contoh Kotbah Jadi Minggu, 29 januari 2012 SUARAKAN SUARA KENABIANMU Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus, Pernah kita mendengar, melihat bahkan merasakan melalui media massa (televisi, radio, surat kabar) ada tindakan /peristiwa kejahatan atau penindasan karena ketidakadilan bahkan ketidakbenaran. Kebenaran dan keadilan dalam kehidupan di tengah-tengah masyarakat yang menjadi kabur dengan dalih/alasan demi kebaikan, atau lebih untuk membela diri sendiri dari pada harus hancur oleh karena kebenaran yang disuarakan. Namun, di tengah-tengah persekutuan, tempat kita bekerja, komunitas atau lingkungan masyarakat sekitar ternyata masih ada diantara kita yang terus menyuarakan kebenaran dan keadilan di tengah kondisi terhimpit atau pun terjepit. Bagi bapak-ibu, sdr/i yang berprinsip demikian...lanjutkanlah dan jadilah teladan bagi yang lain... Demikian juga, dari teks yang kita baca saat ini, Musa mengingatkan orang Israel untuk tidak meniru kebiasaan (tradisi) di Kanaan yakni mengorbankan anak kepada dewa-dewa kafir, yang dilaksanakan dengan maksud mempengaruhi jalannya peristiwa-peristiwa di masa depan. Tradisi atau kebiasaan bangsa Yahudi yang tidak dikehendaki TUHAN, antara lain : ...mempersembahkan anaknya laki-laki atau anaknya perempuan sebagai korban dalam api, ataupun seorang yang menjadi petenung, seorang peramal, seorang penelaah, seorang penyihir, seorang pemantera, ataupun seorang yang bertanya kepada arwah atau kepada roh peramal atau yang meminta petunjuk kepada orangorang mati. (ay.10, 11). Mereka yang menjadi petenung berusaha untuk meramal masa depan atau menyingkap rahasia-rahasia dengan bantuan roh-roh jahat atau aneka cara yang dipakai manusia. Daftar ini mencakup para pemantera, orang yang bertanya kepada roh, atau siapapun yang memanggil arwah orang mati atau berhubungan dengan dunia roh jahat untuk menyingkap rahasia-rahasia, meramal masa depan, atau memperoleh kekuasaan. 44 Peristiwa/tindakan okultisme (perdukunan, dll) yang umum dipakai dalam agama bangsa-bangsa Kanaan, ini merupakan kekejian bagi Allah dan dilarang oleh-Nya. Sebab setiap orang yang melakukan hal-hal ini (ay. 10,11) adalah kekejian bagi TUHAN, dan oleh karena kekejiankekejian inilah TUHAN, Allahmu, menghalau mereka dari hadapanmu. (ay.12). Mengapa? Dikatakan sebagai kekejian bagi TUHAN, karena hidup dalam kebiasaan-kebiasaan bangsa ini bercela di hadapan TUHAN, bukan mendengarkan TUHAN, tetapi roh yang lain atau ilah lain. Jika berkait dengan hukum Taurat, hal-hal ini melanggar perintah-Nya : Jangan ada padamu allah lain dihadapan-Ku, dan jangan buat bagimu berhala untuk disembah. Sebab, di mata Tuhan adalah ...kekejian yang dilakukan bangsa-bangsa itu. Maka, apa yang diharapkan oleh TUHAN kepada bangsa yang hendak masuk ke tanah Kanaan? Yaitu, “haruslah engkau hidup dengan tidak bercela di hadapan TUHAN, Allahmu” (ay.13). TUHAN tidak mengizinkan bangsa pilihan-Nya melakukan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh bangsa-bangsa lain. Tidak diizinkan untuk berbuat yang bercela seperti yang dilakukan bangsa-bangsa lain, yaitu mendengarkan kepada peramal atau petenung. Sebab, TUHAN adalah Allah yang cemburu, yang tidak mau diduakan, atau dinomor duakan. TUHAN Allah haruslah disediakan tempat yang pertama dan utama. Bahwa bangsa Israel yang berada dibawah pimpinan Musa harus mendengarkan suara TUHAN, Allah yang telah membawa mereka keluar dari tanah perbudakan Mesir. Haruslah engkau hidup dengan tidak bercela di hadapan TUHAN, ini adalah nasehat serta firman yang memerintahkan bahwa hidup yang menghidupkan ialah menerapkan dan melakukan tindakan kehidupan yang baik, benar dan berkenan di hadapan TUHAN. Melakukan apa yang dikehendaki oleh TUHAN, itu adalah tugas dan panggilan sebagai umat pilihan. Juga kepada kita yang menjadi pengikut Yesus Kristus dan percaya akan TUHAN Allah semesta alam. Apa yang diperdengarkan TUHAN, kepada bangsa Israel dengan maksud yang baik dan benar menurut ukuran dan kehendak TUHAN, yang mungkin bagi ukuran manusia yang mendengar tidak baik/benar, terkesan mendikte/memaksa. Tetapi, sungguh jika hal itu dipahami dalam nuansa / wacana iman, maka apa yang diperdengarkan oleh TUHAN itu demi kebaikan manusia juga dan itulah yang utama dan pertama dilakukan oleh TUHAN Allah. ... 45 oleh karena kekejian-kekejian inilah TUHAN, Allahmu, menghalau mereka dari hadapanmu. Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus, Melihat apa yang terjadi dalam kehidupan bangsa ini, TUHAN mengutus seorang nabi. “Seorang nabi dari tengah-tengahmu, dari antara saudara-saudaramu, sama seperti aku, akan dibangkitkan bagimu oleh TUHAN, Allahmu; dialah yang harus kamu dengarkan.” (ay. 15). Dari tengah-tengah bangsa Israel, dipilih dan diangkat serta diutus menjadi seorang NABI. Memperdengarkan suara ke-nabi-annya, yaitu nubuatan atas bangsa Israel. Menjadi penyambung lidah dari Allah kepada umatNya yang dikasihi. Sama seperti Musa yang adalah seorang nabi, yang dipilih oleh Allah sendiri untuk menyampaikan suara pembebasan, dan menjadi pemimpin umat Israel kepada kemerdekaan/kebebasan dari perbudakan tanah mesir. Suara nabi atau penyambung suara TUHAN ini, merupakan permintaan atau permohonan dari bangsa Israel sendiri : “tepat seperti yang kamu minta dahulu kepada TUHAN, Allahmu, di gunung Horeb, pada hari perkumpulan, dengan berkata: Tidak mau aku mendengar lagi suara TUHAN, Allahku, dan api yang besar ini tidak mau aku melihatnya lagi, supaya jangan aku mati” (ay.16). Artinya bahwa Israel tidak mau jika TUHAN Allah itu secara langsung memperdengarkan suara-Nya, bahkan dengan melalui api yang besar itu bangsa ini tidak mau melihatnya lagi. Ada ketakutan oleh karena hal ini, yaitu supaya jangan aku mati. Mati oleh karena mereka (bangsa Israel) tidak mau mendengarkan suara TUHAN Allah yang begitu dekat dan langsung memerintah bangsa ini. Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus, ... seorang nabi akan Kubangkitkan... Aku akan menaruh firman-Ku dalam mulutnya... akan mengatakan ... segala yang Kuperintahkan kepadanya. Karya dan kehendak Allah, IA melakukan yang terbaik untuk umat-Nya. Di utusnya seorang nabi dari antara mereka dengan kuasa Allah dan dengan cara-Nya yang istimewa “Kubangkitkan”. “Kubangkitkan” artinya bahwa semula dari yang mati menjadi hidup, yang lemah menjadi kuat, dari yang tidak berdaya menjadi luar biasa. Dibangkitkan, dari kehidupan yang lama kepada kehidupan yang baru, 46 secara langsung beroleh kuasa dari TUHAN bahwa orang yang telah dipilih akan menerima firman TUHAN dalam mulutnya, dan ketika ia melakukan tugasnya untuk mengatakan segala yang diperintahkan TUHAN kepadanya, maka ia akan didengarkan. Seorang nabi akan dibangkitkan, ini menunjukkan kuasa TUHAN serta kebaikan-Nya kepada bangsa Israel. Apa yang dikehendaki bangsa ini dikabulkan TUHAN, bahkan diberikan lebih, yaitu bagaimana nabi ini akan menerima tugas dan kuasa atas firman TUHAN yang ditaruh dalam mulutnya. Ini juga menunjukkan bahwa nabi ini diberikan kuasa dalam berbicara atau menjadi penyambung lidah TUHAN, bukan jabatan yang sembarangan atau hanya sekedar. Lebih daripada itu, ketika TUHAN sudah menaruh Firman-Nya di mulut orang yang telah dipilih sebagai nabi ini, syarat atau ketentuan bagi dia yang menerima tugas ini adalah tidak diperkenankan untuk mengucapkan demi nama TUHAN perkataan yang tidak diperintahkan TUHAN untuk diperkatakan. Artinya bahwa, seorang nabi harus menjaga perkataannya terhadap kata-kata yang keluar dari mulutnya sendiri dan bukan perkataan dari TUHAN. Ini adalah syarat bagi seorang nabi, mengapa? Karena nabi itu telah diberikan dalam mulutnya firman TUHAN, bukan merupakan hal yang main-main tetapi satu hal yang serius. Sebab, bila itu tidak dipenuhi oleh seorang nabi, maka ia harus mati. Seorang nabi yang berkata demi allah lain, juga harus mati. “ Jika sekiranya kamu berkata dalam hatimu: Bagaimanakah kami mengetahui perkataan yang tidak difirmankan TUHAN? -- apabila seorang nabi berkata demi nama TUHAN dan perkataannya itu tidak terjadi dan tidak sampai, maka itulah perkataan yang tidak difirmankan TUHAN; dengan terlalu berani nabi itu telah mengatakannya, maka janganlah gentar kepadanya." (ay.21,22). Suara kenabian, baik ketika zaman bangsa Israel hendak masuk ke Kanaan hingga saat ini adalah untuk kepentingan dan demi nama TUHAN. Bukan untuk kepentingan diri sendiri atau golongan atau kelompok tertentu di masyarakat, tetapi semata demi nama TUHAN. Yang berarti bahwa suara kebenaran yang ada di masyarakat itu di dasarkan dalam nama TUHAN untuk karya dan kasih TUHAN atas dunia ini. Dari sisi sang nabi, bagaimana ketaatan, keteguhan hati untuk 47 melakukan tugas tanggungjawab kenabian itu dalam kesetiaan menjaga, memelihara mulut / lidah dari perkataan-perkataan yang jahat. Perkataanperkataan yang menipu dan lahir dari hati yang jahat hanya untuk kepentingan diri sendiri, mencari kebenaran sendiri. Maka, menjadi penting bahwa, menjadi seorang nabi (nabi laki-laki) atau nabiah (nabi perempuan), menerima panggilan sebagai seorang nabi adalah tugas yang mulia dan terhormat tetapi penuh tanggung jawab. Demi nama TUHAN, nabi itu bekerja memperkatakan Firman Tuhan. Nabi itu menjadi utusan membawa berita kebenaran dari TUHAN kepada bangsa-bangsa, memberitakan apa yang diterima dari TUHAN kepada bangsa-bangsa. Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus, Bagaimana dengan kita saat ini? Siapakah kita? Sebagai orang Kristen, kita memiliki tugas kenabian, sebab Yesus adalah Nabi, kita adalah murid-Nya. Tuhan Yesus telah mengutus kita dalam sabda-Nya “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman." (Mat.28:19-20). Marilah, kita semua yang menjadi utusanutusan Tuhan, memperdengarkan suara Tuhan, kebenaran-Nya, keadilanNya, juga Kasih-Nya dengan berani, dengan tidak gentar, namun bertanggung jawab dalam hidupnya sehari-hari. Bertanggung jawab atas tugas dan panggilan sebagai nabi, dengan hidup tidak bercela / hidup yang berkenan di hadapan TUHAN. Menjaga lidah/mulut dari perkataanperkataan yang jahat /menyakitkan atau menjadi batu sandungan bagi orang lain. Tetapi menjadi berkat bagi orang-orang yang ada di sekitarnya dengan membawa kebenaran dan keadilan. Amin. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Nyanyian Pembukaan Nats Pembimbing Nyanyian Pujian Berita Anugerah Nyanyian Peneguhan Nyanyian Responsoria Nats Persembahan Nyanyian Persembahan Nyanyian Penutup : KJ 1 atau PKJ 12 : Mazmur 111:1-5 : KJ 144b atau PKJ 14 : 1 Korint us 8:5-6 : KJ 268 atau PKJ 40 : KJ 428 atau PKJ 183 : Mazmur 111:9-10 : KJ 450 atau PKJ 145 : KJ 403 atau PKJ 182 48 Rancangan Khotbah, 05 Februari 2012 Minggu Epifania 5 Warna Hijau Bacaan Leksionari: Yes. 40: 21-31; Mzm. 141: 1-11,20c; 1 Kor. 9:16-23; Mrk. 1:40-45. Bacaan Kotbah: 1 Korintus 9:16-23 PERJUMPAAN YANG MEMULIHKAN Tujuan: 1. Jemaat dapat memberitakan Injil di tengah-tengah pergaulannya 2. Jemaat dapat menjadi berkat melalui perjumpamaan dengan Sesamanya. PENJELASAN TEKS Korintus, sebuah kota kuno di Yunani, dalam banyak hal merupakan kota metropolitan Yunani yang terkemuka pada zaman Paulus. Seperti halnya banyak kota yang makmur pada masa kini, Korintus menjadi kota yang angkuh secara intelek, kaya secara materi, dan bejat secara moral. Segala macam dosa merajalela di kota ini yang terkenal karena perbuatan cabul dan hawa nafsu. Setelah Paulus meninggalkan Korintus, berbagai macam masalah timbul dalam gereja yang masih muda itu, yang memerlukan wewenang dan pengajaran rasulinya melalui surat-menyurat dan kunjungan pribadi. Surat 1 Korintus ditulis selama tiga tahun pelayanannya di Efesus (Kis 20:31) pada waktu perjalanan misinya yang ketiga (Kis 18:23--21:16). Berita mengenai masalah-masalah jemaat di Korintus terdengar oleh Paulus di Efesus (1Kor 1:11) Surat Paulus Yang Pertama Kepada Jemaat di Korintus ditulis untuk membahas persoalan-persoalan yang timbul di dalam jemaat yang telah didirikan oleh Paulus di Korintus itu. Persoalan-persoalan tersebut adalah mengenai kehidupan dan kepercayaan Kristen. Jemaat Korintus adalah 49 jemaat yang kaya, tetapi kacau, suka berdebat, suka menfitnah, suka menghina, suka bertindak amoral, dan lain sebagainya. Ay. 16-18: Bagi Paulus, tugas memberitakan Injil pada hakikatnya suatu kehormatan dan kemuliaan yang telah dipercayakan oleh Allah kepadanya. Sehingga ia melakukan tugas pemberitaan Injil sebagai suatu keharusan yang datang dalam lubuk hatinya yang paling dalam: Karena jika aku memberitakan Injil, aku tidak mempunyai alasan untuk memegahkan diri. Sebab itu adalah keharusan bagiku. Celakalah aku, jika aku tidak memberitakan Injil. Pengabdian diri itulah yang menyebabkan Paulus tidak ingin memperoleh kehormatan dan pujian apapun selain dipercaya oleh Allah untuk memberitakan Injil Kristus. Bahkan Paulus sama sekali tidak pernah mengharapkan upah untuk kerja kerasnya dalam memberitakan Injil. Haknya untuk memperoleh upah dilepaskan oleh Paulus dengan penuh kerelaan. Sebab bagi Paulus, makna upah yang paling mulia dalam kehidupan ini adalah: Kalau demikian apakah upahku? Upahku ialah ini: bahwa aku boleh memberitakan Injil tanpa upah, dan bahwa aku tidak mempergunakan hakku sebagai pemberita Injil. Ay.19: Selaku abdi Kritus, selain tidak menuntut upah, Paulus juga ingin menjadikan dirinya sangat efektif untuk membawa sesama bagi Kristus. Itu sebabnya secara sadar dan suka rela Paulus mau menjadikan dirinya hamba bagi semua orang. Ay.20-22: Dalam tugasnya, dimanapun Paulus berada, dia ingin menyelami seseorang sesuai dengan konteksnya. Paulus berupaya untuk senantiasa mengidentifikasi dan berempati ditempat sesamanya berada sehingga dia dapat membawa mereka kepada Kritus. Ay. 23: Aku mendapat bagian dalamnya. Dengan apa yang sudah dilakukan oleh Paulus karena Injil, ia akan mendapat hadiah, yaitu bagian di dalamnya (keselamatan), mahkota abadi (ay.25). 50 KONTEKS MASA KINI 1. Hidup di era modern dengan berbagai kemajuan dan tuntutan pemenuhan kebutuhan hidup yang makin meningkat, membuat orang untuk berupaya semaksimal mungkin, sehingga seringkali kurang atau bahkan hampir tidak menyisihkan waktu sedikit untuk bergaul, peduli atau memperhatikan sesamanya. 2. Masih ada orang Kristen yang kurang memiliki minat untuk melayani dan memberitakan kabar baik kepada sesamanya. Dan menganggap itu adalah tugas pendeta, majelis, dan pengurus komisi. 3. Masih ada jemaat yang memiliki pergaulan yang luas, yang tidak membeda-bedakan latarbelakang seseorang dan mau peduli serta memperhatiakan sesamanya. Melalui pergaulan itu menjadi berkat bagi sesama, sebab berisi sukacita dan damai sejahtera yang berasal dari Allah Sumber Pengharapan. SARAN PENYUSUNAN KOTBAH Pendahuluan Pengkotbah mengawali kotbah dengan menyampaikan pribahasa “masuk kandang kambing mengembik, masuk kandang singa mengaum” lalu pengkotbah menanyakan kepada jemaat apa maksud dari peribahasa tersebut? Berikan kesempatan kepada jemaat untuk menjelaskan maksud pribahasa tersebut. Pengkotbah menyimpulkan bahwa adaptasi dengan lingkungan atau komunitas tertentu penting dalam rangka menjalankan missi tertentu dengan tidak melupakan hakekat diri seseorang. Atau pengkotbah menyampaikan ilustrasi yang dipandang cocok dalam membawa umat pada inti pesan teologis. Isi kotbah Pengkotbah menguraikan pokok-pokok yang ada dalam penjelasan teks diatas atau melalui perenungan pribadi pengkotbah dapat menemukan pesan teologis diluar penjelasan teks tersebut dan dimasukkan dalam isi kotbah ini. 51 Selanjutnya dalam relevansi, Pengkotbah dapat menghubungkan penjelasan teks dengan konteks masa kini. Konteks masa kini (lihat diatas) atau mengangkat isu-isu relevan. Penutup Akhiri kotbah dengan mengajak jemaat untuk memiliki hubungan yang baik seluas-luasnya agar menerima kesempatan dari Tuhan untuk bersaksi, sehingga mengupayakan keakraban untuk membangun kehidupan dengan sesama di dalam Tuhan. Contoh Kotbah Jadi 05 Februari 2012 PERJUMPAAN YANG MEMULIHKAN Bapak, Ibu dan Saudara yang dikasihi Tuhan, Ada peribahasa yang mengatakan, masuk kandang kambing mengembik, masuk kandang singa mengaum. Apa maksud dari peribahasa tersebut? Betapa bahagianya kalau kita mempunyai banyak teman. Itu berarti, sebaiknya jangan kita mempunyai musuh, walaupun satu orang. Kalau kita mempunyai banyak teman, artinya bahwa di mana-mana kita diterima. Sebaliknya, kalau di mana-mana kita mempunyai musuh, maka kita tidak bisa kemana-mana sehingga ruang gerak kita pun menjadi sangat sempit. Ruang gerak yang sempit itu akan membuat kita sulit untuk mengembangkan kehidupan ini. Kita juga tahu, bahwa Tuhan tidak menjadikan kita seorang diri, melainkan berteman sebagai mahluk sosial yang selalu mencari teman dan membutuhkan sesama untuk membagun hidup ini. Namun tidak mudah untuk membangun hidup persahabatan yang murni. Tidak jarang bahwa permusuhan itu justru lahir dari keakraban dalam persahabatan. 52 Bapak, Ibu dan Saudara yang dikasihi Tuhan, Dalam bacaan kita hari ini, Paulus memberikan contoh konkrit bagaimana kita dapat menggalang persahabatan dengan orang lain. Menurut Paulus kita harus menjadi sesama bagi orang lain. Apa arti ungkapan Paulus ini? Ungkapan ini berarti kemampun untuk hidup bersama, bergaul, berkawan, dan menghayati kebersamaan dengan semua orang. Kesediaan dan ketulusan bergaul dengan segala lapisan masyarakat dengan segala latarbelakang yang berbeda, dengan kelompok-kelompok masyarakat yang tertindas dan terjepit, tertekan, terinjak, terlupakan, tersisihkan, dan termiskin. Namun Paulus tidak kehilangan identitasnya selaku orang percaya dan jati dirinya sebagai pengikut Kristus. Di sini Paulus mengajak kita mengikuti tapak kaki Yesus. Yesus yang telah menyaturagakan diri-Nya dengan umat manusia dan menyatakan solidaritas-Nya agar umat manusia mendapatkan kembali keutuhannya sebagai manusia yang telah diciptakan menurut gambar Allah. Paulus memang tidak mengikat persahabatan untuk kesenangan dan kebahagiaannya sendiri dan larut di dalam pergaulan yang luas itu. Setiap orang ada harga dirinya dan bila harga dirinya dihormati, maka ia akan terbuka menerima kita sebagai sesamanya dan sahabatnya. Menghargai orang lain sebagaimana ia ada merupakan kunci pergaulan. Siapa pun selalu minta dirinya dihargai. Inilah yang membuka pintu persahabatan bagi kita dengan sesama kita. Tetapi dengan demikian kita tidak perlu kehilangan harga diri kita sendiri atau jati diri kita. Kata Paulus: “aku hidup di bawah hukum Kristus”. Ia melakukannya untuk Kristus dan untuk membawa semua orang kepada keselamatan Allah. Persahabatannya adalah kesempatannya untuk menyaksikan Kristus dan memenangkan lebih banyak orang lagi untuk Kristus. Bapak, Ibu dan Saudara yang dikasihi Tuhan, Bagi Paulus, tugas memberitakan Injil pada hakikatnya suatu kehormatan dan kemuliaan yang telah dipercayakan oleh Allah kepadanya. Sehingga ia melakukan tugas pemberitaan Injil sebagai suatu keharusan yang datang dalam lubuk hatinya yang paling dalam: Karena jika aku memberitakan Injil, aku tidak mempunyai alasan untuk memegahkan diri. Sebab itu adalah keharusan bagiku. Celakalah aku, jika aku tidak 53 memberitakan Injil. Pengabdian diri itulah yang menyebabkan Paulus tidak ingin memperoleh kehormatan dan pujian apa pun selain dipercaya oleh Allah untuk memberitakan Injil Kristus. Bahkan Paulus sama sekali tidak pernah mengharapkan upah untuk kerja kerasnya dalam memberitakan Injil. Haknya untuk memperoleh upah dilepaskan oleh Paulus dengan penuh kerelaan. Sebab bagi Paulus, makna upah yang paling mulia dalam kehidupan ini adalah: Kalau demikian apakah upahku? Upahku ialah ini: bahwa aku boleh memberitakan Injil tanpa upah, dan bahwa aku tidak mempergunakan hakku sebagai pemberita Injil. Bapak, Ibu dan Saudara yang dikasihi Tuhan, Sebagai abdi Allah, saudara dan saya hendaknya setia kepada panggilan kita masing-masing. Jangan luntur di tengah jalan pelayanan. Jangan menuntut hak, upah, pujian dan perlakuan istimewa karena pelayanan. Panggilan kita adalah panggilan untuk memberitakan Kabar Baik. Walau banyak hambatan yang akan menghadang pelayanan kita ke depan tetaplah melayani. Karena itu adalah tugas dan tanggung jawab kita sebagai abdi Allah atau dalam bahasa trendnya hamba Tuhan. Ketika mendengar istilah “hamba Tuhan” apa yang ada dalam benak kita? Setiap kali mendengar istilah ini, tentunya yang terbayang adalah seorang penginjil atau seorang pendeta. Sebenarnya, pengertian hamba Tuhan tidak sesempit itu, setiap orang berdosa yang telah percaya kepada Kristus dan telah ditebus dosa-dosanya serta menjadi anak-Nya adalah hamba Tuhan (abdi Allah). Oleh karena itu tugas melayani, memberitakan kabar baik, bukan hanya tugas Majelis atau penginjil, serta pengurus komisi, tetapi kita semua orang percaya. Bapak, Ibu dan Saudara yang dikasihi Tuhan, Kita sebagai umat yang menyadari makna pelayanan kepada Allah sebagai suatu kehormatan dan bersedia menjadi pembawa kabar baik bagi sesamanya. Untuk hidup bersama, bergaul, berkawan, dan menghayati kebersamaan dengan semua orang. Kesediaan dan ketulusan bergaul dengan segala lapisan masyarakat dengan segala latarbelakang yang berbeda, dengan kelompok-kelompok masyarakat yang tertindas dan terjepit, tertekan, terinjak, terlupakan, tersisihkan, dan termiskin. 54 Bapak, Ibu dan Saudara yang dikasihi Tuhan, Di tengah dunia yang maju pesat, hendaknya kita pun menjalin hubungan baik seluas-luasnya. Dengan memiliki hubungan yang luas itu maka kita menerima kesempatan dari Tuhan untuk bersaksi, sehingga kita mengupayakan keakraban untuk membangun kehidupan dengan sesama kita di dalam Tuhan. Kita memang tidak hidup untuk mencari kesenangan bagi diri sendiri, tetapi bagi Kristus dan kelebaran kerajaanNya. Kita juga membawa sukacita Injil yang menyelamatkan. Itu yang membuat pergaulan kita berguna bagi sesama kita. Pergaulan itu menjadi berkat, sebab berisi sukacita dan damai sejahtera yang berasal dari Allah Sumber Pengharapan. Karena itu kita menyambut setiap kesempatan untuk bergaul. Memang berbagai kesibukan sehari-hari bisa menyita waktu kita dan membuat kita lelah. Tapi ingatlah bahwa Tuhan Yesus berjanji akan selalu menyertai kita hingga akhir zaman dalam menjalankan amanatNya yang agung. Dalam melayani saudara dan saya tidaklah sendirian. Ada Tuhan bersama kita. Karenanya marilah kita melakukannya dengan penuh sukacita, dengan kesabaran, kelembutan, kerendahan hati, dan kecakapan. Bawa terang Kristus kepada mereka yang belum percaya di tengah-tengah pergaulan kita, sehingga mereka beroleh keselamatan. Tuhan memberkati. Amin. (TTT) UsulanAyat-ayat dan Lagu-lagu 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Ny Pembukaan Nats Pembimbing Ny Pujian Berita Anugerah Ny Peneguhan Ny Responsoria Nats Persembahan Ny Persembahan Ny Penutup : : : : : : : : : PKJ. 168 1 Korintus 15:58 KJ. 422 Yesaya 40:30-31 KJ. 438 KJ. 425 Mazmur 147:7 PKJ. 145 PKJ. 185 *** 55 Rancangan Khotbah 12 Februari 2012 Minggu Epifani 6 Warna Hijau Bacaan Leksionari: 2 Raj. 5: 1-14; Mzm 30: 1-13 ; 1 Kor 9: 24-27 ; Mrk 1: 40-45 Bacaan Khotbah: Mazmur 30: 1-13 BELAS KASIHAN YANG MENYEMBUHKAN Tujuan: Anggota jemaat memahami belas kasih Allah. PENJELASAN TEKS Judul Ibrani untuk kitab Mazmur adalah tehillim, yang berarti "pujipujian". Kitab Mazmur adalah bagian dari Alkitab yang merupakan kitab nyanyian dan doa. Nyanyian dan doa-doa bersifat pribadi dan nasional. Beberapa diantaranya menggambarkan perasaan seseorang yang paling dalam, sedangkan lainnya menyatakan kebutuhan dan perasaan seluruh umat Allah. Mazmur 30 merupakan Mazmur Daud: 1. Mazmur ini dinyanyikan Daud untuk pentahbisan bait Allah 2. Rasa syukur Daud yang ia ungkapkan dengan nyata karena Allah menyelamatkannya dari musuh-musuhnya, ia mengatakan Allah menariknya ke atas dan tidak memberikan kesempatan pada musuhmusuhnya untuk bersukacita 3. Daud berseru kepada Allah untuk mendapatkan pertolongan, dan Allah menjawab dengan memberikan pertolongan padanya, ia merasakan pertolongan Allah memberikan kesembuhan baginya. Kesembuhan yang dimaksud ialah keselamatan dari musuh-musuhnya. 4. Dalam ayat ini ada kalimat mengangkat aku dari dunia orang mati, maksudnya ialah Tuhan menyelamatkannya dari kematian, sementara kalimat menghidupkan aku di antara mereka yang turun ke liang kubur adalah keselamatan yang Tuhan berikan karena jika tidak demikian ia tetap mati 56 5. Anjuran untuk memuliakan Tuhan, jika merasa sangat dikasihi olehNya 6. Bahasa yang puitis dalam ayat ini ingin menyatakan bahwa berbagai penderitaan yang ada hanyalah sesaat, tapi sukacita yang berasal dari Allah akan berlangsung lama 7. Adanya tekad untuk mempertahankan iman, karena sukacita yang berasal dari Allah 8. Pengakuan bahwa segala yang ia capai adalah karena Tuhan berkenan kepadanya, tetapi ia tidak memiliki kemampuan dalam menghadapi pergumulan, jika Tuhan tidak menolongnya “TUHAN, oleh karena Engkau berkenan, Engkau telah menempatkan aku di atas gunung yang kokoh; ketika Engkau menyembunyikan wajah-Mu, aku terkejut”. 9-11. Daud benar-benar menyadari bahwa tanpa Tuhan yang memberikan pertolongan dan keselamatan, maka ia tidak akan merasakan sukacita yang membawanya untuk menyanyikan syukur kepada Tuhan 12-13 Rasa suka-cita Daud yang telah mendapatkan pertolongan dari Tuhan dan karena suka-citanya tersebut ia menaikan puji-pujian kepada Tuhan. PESAN PENTING TEKS 1. Pertolongan hanya berasal dan diberikan Tuhan berdasarkan kasihNya kepada manusia. 2. Jika manusia merasakan pertolongan yang datang dari Tuhan, maka manusia diharapkan untuk mensyukurinya. 3. Bentuk ungkapan syukur diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari misalnya tekun dalam kegiatan gerejawi dan berbuat baik pada sesama. KONTEKS MASA KINI 1. Jemaat belum memiliki rasa cukup dan bersyukur sehingga berakibat tidak baik bagi pertumbuhan spiritualitas jemaat. 57 2. Nilai spiritual yang ada dalam jemaat belum sepenuhnya dipahami sebagai sesuatu yang penting dalam kehidupan pribadi, bergereja dan berjemaat serta bermasyarakat. 3. Cara-cara instant yang lebih banyak dipilih dibandingkan dengan proses panjang yang harus dijalani, ketika berhadapan dengan pergumulan. Sebagai contoh masih adanya kepercayaan terhadap praktek-praktek perdukunan di kalangan jemaat (ocultisme). 4. Masih ada jemaat yang bersikap dewasa dalam menghadapi pergumulannya dan tidak terpengaruh dengan berbagai praktek perdukunan dan tetap mengandalkan Tuhan. 5. Masih ada jemaat yang tetap bersyukur sebagai perwujudan kedewasaan imannya kepada Tuhan ketika menghadapi pergumulannya. SARAN PENYUSUNAN KHOTBAH Pendahuluan Ungkapkan pada jemaat tema yang diberikan oleh sinode yaitu BELAS KASIHAN YANG MENYEMBUHKAN. Tanyakan kepada 3 atau 4 jemaat yang hadir tentang bagaimana rasanya menderita? Himpun jawabanjawaban mereka dan susul dengan pertanyaan bagaimana mereka mengatasi penderitaan tersebut? Ingat semua jawaban mereka dan arahkan bahwa semua itu adalah karena belas kasih dari Allah. (atau pengkotbah bisa menggunakan metode lain dalam mengawali kotbah ini) Isi - Jelaskan teks berbicara tentang pengalaman iman dari Daud yang merasakan bahwa Allah benar-benar mengasihi umatNya (Ay. 1-6) - Sampaikan juga bahwa karena kasih Allah yang dirasakan Daud, maka ia bertekad untuk tetap menjadi hamba Allah (Ay. 7). Hamba Allah yang dimaksud adalah setiap orang yang mengaku percaya pada Tuhan Allah. - Kemudian sampaikan bahwa Daud benar-benar merasa tanpa Allah maka ia tidak mampu melakukan apapun, sehingga ia tetap memohon belaskasih dariNya. (Ay. 8-13) 58 - Pengkotbah menghubungkan teks dengan konteks masa kini dan memberikan penjelasan tentang spritualitas. Penutup - Simpulkan perpaduan antara keadaan Daud dan keadaan Jemaat saat ini terutama ketika terlepas dari pergumulan/penderitaan - Ajaklah jemaat untuk selalu merasakan belas kasih Allah dalam kehidupannya dengan cara meningkatkan kwalitas kehidupan spiritualnya. Nats Pembimbing Berita Anugerah Persembahan Usulan Lagu KJ. 17 : 1-2 PKJ. 2: KJ. 415 : 1-2 KJ. 39 : 1-3 PKJ 4 : 1… PKJ 274 : 1-3 : Yohanes 3: 16 : Ratapan 3: 31-32 : 2 Kor 9: 12 *** 59 Contoh Khotbah Jadi 12 Pebruari 2012 BELAS KASIHAN YANG MENYEMBUHKAN Jemaat yang dikasihi Tuhan, Pada hari ini kita memasuki minggu ke VI setelah Epifania, itu berarti bahwa tidak lama lagi kita akan memasuki masa penghayatan paska dan pentakosta, dan tema yang diberikan oleh sinode yaitu BELAS KASIHAN YANG MENYEMBUHKAN. Sebelum kita masuk lebih jauh dalam perenungan kita maka saya ingin bertanya “bagaimana rasanya menderita”? (tanyakan kepada beberapa orang dan himpun jawabanjawaban mereka). Kemudian saya ingin bertanya lagi “bagaimana mereka mengatasi penderitaan tersebut?” (setelah selesai jemaat menjawab garis bawahi hal-hal yang penting) Jemaat yang dikasihi Tuhan, Dari berbagai jawaban tersebut maka kita sebagai orang percaya harus mengimani, bahwa penyelesaian atau cara mengatasi penderitaan kita berasal dari Tuhan. Dengan kata lain bahwa Tuhan Allah memiliki rasa belas kasih kepada kita umatNya. Mazmur 30 merupakan nyanyian syukur dari Daud atas pertolongan yang diberikan oleh Allah. Daud merasakan bahwa Allah benar-benar mengasihinya, hal itu terbukti dengan diselamatkannya ia dari ancaman musuh-musuhnya. Bahkan ketika ia menghadapi maut, ia tetap merasakan Allah menyelamatkan dan masih memberikan kehidupan. Oleh karena itu Daud juga menganjurkan kepada umat Allah untuk selalu menyanyikan syukur dengan puji-pujian bagi Allah, atau bermazmur bagi Allah, karena mazmur berarti puji-pujian. Disamping itu Daud juga meyakini bahwa, walaupun Allah murka, hal tersebut hanya berlangsung sesaat, jika dibandingkan dengan kasih yang Allah berikan. 60 Pengalaman Daud menumbuhkan suatu tekad dalam dirinya untuk tetap teguh dalam iman dan percayanya kepada Allah. Hal tersebut terungkap melalui bacaan kita pada ayat ke-7 yang berkata “Dalam kesenanganku aku berkata: "Aku takkan goyah untuk selama-lamanya!" pernyataan ini muncul dikarenakan pengalaman iman yang dialami oleh Daud. Karena tidak mungkin orang bisa berkata demikian jika ia tidak pernah merasakan sesuatu hal yang istimewa, yang merupakan pengalaman pribadinya. Sungguh suatu hal yang luar biasa dan menjadi kesaksian hidup dari Daud. Jemaat yang dikasihi Tuhan, Dalam bagian selanjutnya, Daud mengungkapkan bahwa dirinya bersuka-cita ketika Tuhan berkenan meninggikannya. Dalam hal ini, Daud mengungkapkan bahhwa Allah menempatkannya di atas gunung yang kokoh. Tetapi dalam bagian lain ia juga menyatakan tidak dapat berbuat apa-apa, atau tidak berarti jika Allah menyembunyikan wajah darinya. Oleh sebab itu Daud benar-benar mengharapkan pertolongan Allah, ia juga mengatakan “Kepada-Mu, ya TUHAN, aku berseru, dan kepada Tuhanku aku memohon:"Apakah untungnya kalau darahku tertumpah, kalau aku turun ke dalam lobang kubur? Dapatkah debu bersyukur kepada-Mu dan memberitakan kesetiaan-Mu? Dengarlah, TUHAN, dan kasihanilah aku, TUHAN, jadilah penolongku!" Hal ini menunjukan bahwa benar-benar Daud mengharapkan belas kasih Tuhan dalam menghadapi pergumulannya. Dan ketika ia merasakan belas kasih dari Allah, ia bersuka-cita dan memuji Tuhan dalam kehidupannya. Jika kita melihat dalam kehidupan sehari-hari, banyak pergumulan yang kita hadapi. Jika kita menghadapi pergumulan tersebut dengan cara pandang manusia, maka yang terjadi adalah pergumulan yang berat. Tapi, jika kita mengandalkan Tuhan dalam menghadapi pergumulan tersebut, maka pergumulan itupun akan menjadi ringan. Akan tetapi ternyata yang lebih sering terjadi ialah manusia lebih menggunakan caracara instan, seperti: praktek perdukunan ketika menghadapi sakit penyakit dan soal kekayaan atau ketika menghadapi pergumulan lainnya. Hal itu menyebabkan terlupakannya Tuhan dalam penyelesaian pergumulannya. Ini menunjukan bahwa nilai spiritualitas masih sangatlah memprihatinkan. Yang dimaksud dengan spiritualitas adalah segala 61 sesuatu yang berhubungan dengan kerohanian seseorang. Sementara, jika kita melihat kembali bacaan yang telah kita baca, menunjukan kepada kita bahwa Daud memliki spiritualitas yang tinggi sebagai wujud syukurnya atas belas kasihan Allah. Mari kita baca lagi ayat 7 dan 13, sebagai wujud tingkat spiritualitas Daud. Kitapun harus demikian dalam rangka kita mengucap syukur atas berkat belas kasihanNya dalam kehidupan kita. Jemaat yang dikasihi Tuhan, Melalui perenungan kita saat ini, maka kita dapat melihat suatu kehidupan spiritualitas dari Daud, yang benar-benar berharap akan belas kasihan Allah dengan cara membangun kehidupan spiritual yang baik. Sementara itu dalam kehidupan kita, hendaknya kita juga lebih mengandalkan Tuhan dalam menghadapi berbagi pergumulan yang ada, yang terkadang lebih mengandalkan kemampuan pribadi dan cara-cara yang instant, yang tanpa kita sadari tidak sesuai dengan apa yang Tuhan kehendaki. Marilah kita lebih mengandalkan Allah dalam kehidupan kita. Disamping itu, kita juga harus lebih membina kehidupan kerohanian atau spiritualitas kita, supaya kita benar-benar merasakan belas kasih Allah dalam kehidupan kita, terutama di dalam kita menghadapai pergumulan dalam kehidupan kita. Amin. *** 62 Rancangan Khotbah 19 Februari 2012 Minggu Transfigurasi Warna Putih Bacaan Leksionari: 2 Raja-raja 2:1-12; Mazmur 50:1-6; 2 Korintus 4:3-6; Markus 9:2-9 Bacaan Khotbah: Markus 9:2-9 SAKSI KEMULIAAN KRISTUS Tujuan : ď‚· Jemaat mengetahui peristiwa transfigurasi (perubahan rupa). ď‚· Jemaat dapat bersaksi tentang kemuliaan Kristus. PENJELASAN TEKS Markus 9: 2-9 Setelah Yesus mulai mengajarkan bahwa Anak Manusia (gelar yang Dia pakai untuk menunjuk kepada diri-Nya) “harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan bangkit sesudah tiga hari” (8:31), para murid terguncang. Mereka beranggapan bahwa Yesus menjadi tidak mulia jika Dia harus menderita dan mati. Menanggapi hal tersebut, Yesus kemudian membawa perwakilan dari mereka yakni Petrus, Yakobus, dan Yohanes ke sebuah gunung yang tinggi. Di gunung itu Yesus menampakkan kepada mereka kemuliaan yang telah dimiliki-Nya; kemuliaan yang tidak akan berkurang, apalagi hilang sekalipun Dia menempuh jalan penderitaan dan kematian. Di depan mata mereka, Dia berubah rupa dan pakaian-Nya sangat putih berkilauan. Tidak ada tukang cuci di dunia yang dapat memutihkan pakaian sampai seputih itu. Agaknya narator hendak menyampaikan pesan bahwa Yesus menampilkan kemuliaan ilahi (bdk. Mzm 50:2). Kemudian, tampak pula Elia bersama dengan Musa sedang bercakapcakap dengan Yesus. Ini meneguhkan jatidiri Yesus sebagai Mesias yang kedatangan-Nya didahului oleh Elia dan yang akan menggenapi hukum Taurat yang dulu diterima oleh Musa. 63 Akan tetapi, adegan percakapan Elia dan Musa dengan Yesus tadi tidak berlangsung lama. Usulan Petrus untuk menahan kedua nabi besar ini lebih lama dengan mendirikan kemah tidak ditanggapi. Cerita segera berlanjut dengan adegan yang boleh dibilang merupakan klimaks/puncak cerita yaitu datangnya awan menaungi Petrus, Yakobus, dan Yohanes dan terdengarnya suara Allah (Bapa): “Inilah Anak-Ku yang terkasih, dengarkanlah Dia”. Dengan adanya suara dari Allah Bapa itu menjadi jelaslah bahwa kemuliaan yang dimiliki dan saat itu ditampakkan oleh Yesus adalah kemuliaan sebagai Anak Allah; kemuliaan yang membuat Dia layak untuk didengarkan. Kemuliaan ini jelas melebihi kemuliaan yang dulu diterima oleh Elia dan juga Musa. Dan supaya ketiga murid itu tidak sekedar menyamakan kedudukan Yesus dengan Musa atau Elia, dibuatlah penampakan kedua nabi besar ini segera berlalu. Pada akhir cerita, ketiga murid itu tidak melihat seorang pun lagi kecuali Yesus. Di sini keilahian Yesus kembali tersembunyi. Keilahian ini baru akan dinyatakan lagi ketika Dia bangkit dari antara orang mati. Dalam terang kebangkitan yang didahului oleh penderitaan dan kematian itulah penampakan kemuliaan Yesus harus dipahami. Itulah sebabnya ketika turun gunung Yesus berpesan kepada ketiga murid tadi “supaya mereka jangan menceritakan apa yang telah mereka lihat itu sebelum Anak Manusia bangkit dari antara orang mati”. KONTEKS MASA KINI - Hari ini, gereja kembali merayakan Minggu Transfigurasi sebagai puncak dari Masa Epifania (artinya: “penampakan” dalam hal ini “penampakan Yesus”) dan sekaligus pengantar sebelum memasuki Masa Pra Paskah. - Terkadang, atau bahkan sering, saudara-saudara Muslim mempertanyakan, atau bahkan menyerang keyakinan kita akan keilahian Yesus. - Orang-orang postmodern lebih mengutamakan pengalaman iman/ pengalaman spiritual dari pada pengetahuan. 64 SARAN PENYUSUNAN KHOTBAH Pendahuluan ď‚· Pengkotbah menyampaikan kepada jemaat bahwa bukan kebetulan hari ini dibahas tentang peristiwa transfigurasi. Dalam kalender gerejawi, hari ini adalah hari Minggu Transfigurasi yang adalah puncak dari Masa Epifania (artinya: “penampakan” <dalam hal ini penampakan Yesus>; dimulai dengan hari raya Epifania <peringatan kedatangan orang-orang Majus untuk menyembah Yesus>, kemudian diikuti dengan Minggu Pembaptisan Tuhan dan Minggu-Minggu Biasa <untuk menapak tilas kisah pelayanan Yesus>) dan sekaligus pengantar sebelum memasuki Masa Pra Paska (diawali dengan Rabu Abu). ď‚· Mengingatkan jemaat bahwa setiap ibadah Minggu kita mengikrarkan pengakuan iman yang antara lain menyatakan kepercayaan kepada Yesus Kristus sebagai Anak Allah, Tuhan. Ini bukan sekedar dogma (ajaran) tetapi juga doksa (pujian; nyanyian kemuliaan) ď‚· Mengemukakan pertanyaan yang terkadang, atau bahkan sering diajukan oleh saudara-saudara Muslim: “Kalau Dia Tuhan, kenapa Dia mati?” “Bagaimana bisa Dia dikatakan mulia kalau hidup-Nya berakhir dengan cara yang hina?” Isi ď‚· Pengkotbah menjelaskan bahwa dasar utama kepercayaan akan kemuliaan Yesus Kristus sebagai Anak Allah, sebagai Tuhan adalah peristiwa kebangkitan. Dalam terang kebangkitan tersebut kita bisa merunut mundur antara lain ke peristiwa transfigurasi. ď‚· Menceritakan transfigurasi menurut Injil Markus (lihat tafsiran di atas) ď‚· Menjelaskan kepada jemaat bahwa saat ini pun kita ‘melihat’ (dengan mata iman) kemuliaan Kristus. Sudah sepantasnya kita menjadi murid yang senantiasa mendengarkan Dia. Sudah sewajarnya jika kita memberitakan Injil tentang kemuliaan-Nya itu. ď‚· Pengkotbah diberikan kesempatan menggali dan mengungkapkan isu-isu terkini yang ada hubungannya dengan teks Alkitab ini. 65 Penutup ď‚· Pengkotbah mengakhiri khotbah dengan pujian kepada Yesus Kristus tanpa memisahkannya dari Allah Bapa dan Roh Kudus. Contoh: “Dimuliakanlah Tuhan kita Yesus Kristus bersama Allah Bapa dan Roh Kudus, kini dan terus. Amin.” Contoh Khotbah Jadi 19 Pebruari 2012 SAKSI KEMULIAAN KRISTUS Jemaat yang dikasihi oleh Tuhan Yesus Kristus, Menurut kalender gereja, hari ini kita merayakan hari Minggu Transfigurasi. Minggu Transfigurasi ini merupakan puncak dari Masa Epifania (artinya: “penampakan” <dalam hal ini penampakan Yesus; diawali dengan hari raya Epifania <yaitu peringatan kedatangan orang majus> lalu diikuti dengan Minggu Baptisan Tuhan dan Minggu-minggu Biasa <yang berfokus pada kisah-kisah pelayanan Yesus>). Kita bersyukur bahwa dalam tahun liturgi ini peringatan kita akan penampakan atau epifania Yesus sudah mencapai puncaknya. Akan tetapi, jangan lupa bahwa ini barulah puncak antara. Puncak yang benarbenar puncak adalah nanti pada waktu Paska dan sebelum sampai ke sana kita perlu ‘turun gunung’ dulu dan melewati lebih dahulu Masa Pra Paska. Dalam masa Pra Paska ini kita akan kembali merendahkan diri (ditandai dengan abu yang akan dioleskan di dahi kita besok Rabu serta aksi puasa empat puluh hari) dan menghayati kembali penderitaan Yesus. Penderitaan Yesus itu tidak mengurangi, apalagi menghilangkan kemuliaan-Nya sebagai Anak Allah, sebagai Tuhan. Setiap kali ibadah Minggu kita mengikrarkan pengakuan iman. Kita ingat bahwa isinya antara lain adalah kepercayaan kepada Yesus Kristus sebagai Anak Allah, Tuhan yang menderita. Ini (seharusnya) bukan sekedar dogma (ajaran) melainkan juga doksa (pujian; nyanyian kemuliaan). Ya, ketika mengikrarkan pengakuan bahwa Yesus Kristus adalah Anak Allah, Tuhan, hati kita seharusnya memuliakan Dia; bukan 66 karena Dia kurang mulia sehingga harus kita muliakan sehingga menjadi lebih mulia tetapi justru karena Dia sungguh-sungguh mulia. Akan tetapi, saudara-saudara, bicara soal kemuliaan, keilahian Yesus Kristus, agaknya kita perlu memperhatikan pertanyaan dari saudarasaudara kita Muslim: “Kalau Dia Tuhan, kenapa Dia mati?” “Bagaimana bisa Dia dikatakan mulia jika hidupnya berakhir dengan cara yang hina?” Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus, Dalam menghadapi pertanyaan-pertanyaan seperti disebutkan barusan, baiklah kita mengingat bahwa dasar utama dari kepercayaan kita akan kemuliaan Yesus Kristus sebagai Anak Allah, sebagai Tuhan adalah peristiwa kebangkitan. (Hal ini akan kita dalami pada Masa Paska). Dalam terang kebangkitan ini, kita bisa merunut mundur antara lain ke peristiwa transfigurasi. Tadi kita telah menyimak bersama pembacaan cerita transfigurasi menurut Injil Markus. Apabila dikaitkan dengan cerita sebelumnya, kita bisa melihat bahwa agaknya saat itu para murid tengah terguncang karena Yesus mulai mengajarkan bahwa Anak Manusia (gelar yang Dia pakai untuk menunjuk kepada diri-Nya) “harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan bangkit sesudah tiga hari” (8:31) Mereka beranggapan bahwa Yesus menjadi tidak mulia jika Dia harus menderita dan mati. Menanggapi hal tersebut, Yesus kemudian membawa perwakilan dari mereka yakni Petrus, Yakobus, dan Yohanes ke sebuah gunung yang tinggi. Di gunung itu Yesus menampakkan kepada mereka kemuliaan yang telah dimiliki-Nya; kemuliaan yang tidak akan berkurang, apalagi hilang sekalipun Dia menempuh jalan penderitaan dan kematian. Di depan mata mereka, Dia berubah rupa dan pakaian-Nya sangat putih berkilauan. Tidak ada tukang cuci di dunia yang dapat memutihkan pakaian sampai seputih itu. Agaknya narator hendak menyampaikan pesan bahwa Yesus menampilkan kemuliaan ilahi. Ini bisa dibandingkan dengan perkataan pemazmur: “Dari Sion, puncak keindahan, Allah tampil bersinar.” (Mzm 50:2) 67 Kemudian, tampak pula Elia bersama dengan Musa sedang bercakapcakap dengan Yesus. Ini meneguhkan jatidiri Yesus sebagai Mesias yang kedatangan-Nya didahului oleh Elia dan yang akan menggenapi hukum Taurat yang dulu diterima oleh Musa. Akan tetapi, adegan percakapan Elia dan Musa dengan Yesus tadi tidak berlangsung lama. Usulan Petrus untuk menahan kedua nabi besar ini lebih lama dengan mendirikan kemah tidak ditanggapi. Cerita segera berlanjut dengan adegan yang boleh dibilang merupakan klimaks/puncak cerita yaitu datangnya awan menaungi Petrus, Yakobus, dan Yohanes dan terdengarnya suara Allah (Bapa): “Inilah Anak-Ku yang terkasih, dengarkanlah Dia”. Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan Yesus, Dengan adanya suara dari Allah Bapa itu menjadi jelaslah bahwa kemuliaan yang dimiliki dan saat itu ditampakkan oleh Yesus adalah kemuliaan sebagai Anak Allah; kemuliaan yang membuat Dia layak untuk didengarkan. Kemuliaan ini jelas melebihi kemuliaan yang dulu diterima oleh Elia dan juga Musa. Kita lebih kurang sudah tahu bagaimana kemuliaan yang dulu diterima oleh Elia. Dalam II Raja-raja 2:11-12,dituturkan bahwa sementara Elia berjalan terus sambil berkatakata dengan Elisa, datanglah dengan tiba-tiba “kereta berapi dengan kuda berapi” (yang adalah kendaraan TUHAN) memisahkan keduanya, lalu terangkatlah Elia ke sorga dalam “angin badai” (yang adalah pengiring TUHAN). Akan tetapi, Yesus jauh lebih mulia daripada Elia. Dan supaya ketiga murid itu tidak sekedar menyamakan kedudukan Yesus dengan Elia atau Musa, dibuatlah penampakan kedua nabi besar ini segera berlalu. Pada akhir cerita, ketiga murid itu tidak melihat seorang pun lagi kecuali Yesus. Di sini keilahian Yesus kembali tersembunyi. Keilahian ini baru akan dinyatakan lagi ketika Dia bangkit dari antara orang mati. Dalam terang kebangkitan yang didahului oleh penderitaan dan kematian itulah penampakan kemuliaan Yesus harus dipahami. Itulah sebabnya ketika turun gunung Yesus berpesan kepada ketiga murid tadi “supaya 68 mereka jangan menceritakan apa yang telah mereka lihat itu sebelum Anak Manusia bangkit dari antara orang mati”. Sekarang, Kristus telah bangkit. Sudah tiba waktunya untuk bersaksi, untuk memberitakan Injil tentang kemuliaan-Nya sebagai Anak Allah, sebagai Tuhan; kemuliaan yang tidak berkurang, apalagi hilang sekalipun Dia menempuh penderitaan dan kematian. Memang, kita tidak melihat, menyaksikan kemuliaan Kristus itu dengan mata jasmani. Akan tetapi, bagi mata iman kita kemuliaan itu seharusnya sungguh-sungguh kelihatan karena, seperti dikatakan oleh Paulus, Allah menerbitkan terang-Nya di dalam hati kita. (Memang, mata iman belum senantiasa terbuka dengan maksimal. Kita masih perlu melatih terus mata iman kita supaya kita tidak Cuma tahu tetapi juga ‘melihat’, menghayati, mengalami kemuliaan Kristus. Walaupun begitu, janganlah putus asa karena sejatinya Allah sendirilah yang mengerjakan iman di dalam diri kita). Ya, dengan mata iman kita telah melihat kemuliaan Kristus. Sudah sewajarnya jika kita memberitakan Injil tentang kemuliaan Kristus itu. Namun, jangan lupa bahwa kita pun harus menghormati Kristus yang mulia itu dengan mendengarkan Dia sesuai dengan seruan Allah Bapa kepada Petrus, Yakobus, dan Yohanes saat terjadi peristiwa transfigurasi. Dimuliakanlah Tuhan kita Yesus Kristus bersama dengan Allah Bapa dan Roh Kudus, kini dan terus. Amin. (Agung) UsulanAyat-ayat dan Lagu-lagu 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Ny Pembukaan Nats Pembimbing Ny Pujian Berita Anugerah Ny Peneguhan Ny Responsoria Nats Persembahan Ny Persembahan Ny Penutup : : : : : : : : : KJ. 3:1dan 3 2 Korintus 4:6 PKJ. 2 Yohanes 1:14 KJ. 367:1-3 PKJ. 197:1 Ibrani 13:5-6 PKJ. 146:1 dstnya KJ. 426:1-2 *** 69 Rancangan Kotbah 03 Juni 2012 Minggu Trinitas 1 Warna Putih Bacaan Leksionari: Mazmur 29; Roma 8: 12-17; Yohanes 3: 1-17 Bahan Khotbah: Yesaya 6: 1-8 BERIMAN DALAM MISTERI ALLAH TRINITAS Tujuan : Anggota jemaat dimampukan untuk menghayati Misteri Allah Trinitas yang memanggil dan mengutus mereka. PENJELASAN TEKS Kitab Nabi Yesaya terbagi tiga bagian yaitu bagian pertama berasal dari seorang nabi yang bekerja pada masa Yotam, Ahas dan Hizkia. Bagian kedua adalah Deuteru-Yesaya ditulis pada masa pembuangan di Babylon dan bagian yang ketiga, yaitu Trito-Yesaya ditulis sesudah masa pembuangan di Babylon. Dalam pasal 29 adalah bagian yang pertama. Nabi Yesaya dapat dikatakan Nabi yang paling penting pada masa-masa Raja-raja Yahuda dan menitikberatkan kepercayaan kepada Allah, walaupun dalam keadaan yang sulit. Dia tidak hanya berkotbah bagi rajaraja saja tetapi Dia juga aktif dibidang politik. Dia menggunakan dua kata yang penting untuk “Allah” yaitu pertama “Yahwe Sebaot “ yang artinya adalah Tuhan semesta Alam, yang berarti Yahwe mempunyai segala kuasa dilangit dan di bumi. Yang kedua Kadosy Israel yang berarti Sang Kudus Israel. Dengan demikian Yesaya sudah menekankan pada kekudusan Allah di dalam penglihatan panggilanya. Dengan itu Yahwe menyatakan diriNya sebagai yang duduk di atas tahtaNya dengan dikelilingi oleh seraphim. Pengetahuan akan kekudusan Allah membuka matanya terhadap realitas dosa bangsa Israel dan terhadap hukuman yang akan datang dari Allah. Dan Yesaya menantikan Mesias dari keturunan Daud. 70 TAFSIRAN PORIKOP Ayat : 1. Raja Uzia meninggal sesudah pemanggilan Yesaya. Dengan kematian Raja Uzia mempunyai arti penting selain sudah tidak berkuasa lagi atas bangsa Israel, Ia meninggal sebagai penderita penyakit kusta, karena ia mencemooh kekudusan Allah ketika punya kekuasaan sebagai Raja, ia menjadi sombong, atau tinggi hati dan tidak setia kepada Tuhan Allah. Ayat : 2. “Serafim “berarti yang menyala-nyala, dalam ayat ini menekankan kekudusan Allah. Dalam kehadiranNya sangat menyilaukan, setiap orang berdosa tidak layak melihat Dia. Dan tidak untuk dilihat. Ayat : 3. Nyanyian bersahut-sahutan hal ini menyuarakan atau menggemakan sifat, nama, dan kekuasaan Allah dalam semesta Alam Kemuliaan-Nya ialah sinar yang memancar dari keberadaanNya yaitu kekudusanNya tidak hanya kepada orang Israel tetapi seluruh bumi, implikasinya kemuliaanNya adalah sampai hal pengahakiman dan keselamatan (penuh). Ayat 4, 5 Bergoyangnya alas bangunan, kegelapan, dan kekuatiran megingatkan peristiwa di gunung Sinai. Dengan suara yang dahsyat tanda kehadiran Allah dan bangsa Israel keluar menjumpai Allah.(Keluaran 19 :16-18). Yesaya mengakui bahwa ia adalah orang telah diampuni, dan tinggal bersama dengan bangsa Israel yang sama-sama berdosa di hadapan Tuhan Allah. Ayat 6, 7 Dalam pemurnian dan penyucian melalui bara api yang menyala-nyala itu tentunya yang mengungkapkan tentang pengampunan dosa. Bara, diambil ……. Dari mezbah. Melambangkan arti mizbah seutuhnya. Dari mana bara itu datang; bahwa hukuman atas dosa dibayar oleh suatu suatu pengganti yang dikorbankan. Lambang ini diterapkan kepada bibir Yesaya. Suatu yang sangat ia butuhkan yaitu kemampuan pribadi. Ayat 8 Ucapan Yesaya “inilah aku, utuslah aku” dari ucapan Yesaya ini ada dua segi yang besar yaitu pertama ; perbedaan yang jelas dengan keputusasaannya yang dulu (ay 5). Yang kedua karena suara hatinya Yesaya menerima utusan Allah. 71 KONTEKS MASA KINI. ď‚· Pergumulan masyarakat disekitar kita yang kurang puas dengan keyakinan mereka selama ini sehingga mereka ingin memiliki Allah yang bisa dipahami oleh pikiran manusia. Dan pada akhirnya masyarakat gampang terhanyut oleh ajaran atau aliran sesat. ď‚· Di jaman modern saat ini manusia menekankan hal-hal duniawi, materi atau sekularisasi yaitu usaha untuk menduniawikan hal-hal yang selama ini terikat pada unsur-unsur kerohanian. ď‚· Adat , kebaiasaan dan ocultisme dalam kehidupan masyarakat begitu dominan sehingga mengaburkan ajaran-ajaran gereja. ď‚· GKSBS telah memiliki Pokok-pokok Ajaran Gereja, yang harus digumuli dan dihayati oleh setiap warga GKSBS. SARAN PENYUSUNAN KHOTBAH ď‚· ď‚· ď‚· Kotbah di buka dengan mengungkapkan bahwa Setiap orang rela melakukan segalanya demi seseorang yang dikasihinya. Mengapa demikian? Karena orang itu mengenal dan mengasihinya. Demikian juga terhadap Tuhan Allah? Ketika jemaat mengenal Tuhan Allah Yang Esa maka mereka akan mengasihiNya. Dan percaya kepadaNya Setelah itu pengkotbah masuk pada isi kotbah mengajak memahami kembali tentang Tuhan Allah yang selama ini telah kita percaya dalam setiap kehidupan kita. Dengan pengalaman Yesaya .Jelaskan porikop tentang Yesaya yang mendapatkan penglihatan tenatang pribadi Allah. Ada yang bisa kita pahami secara akal pikiran manusia tetapi ada pribadi Allah yang tidak bisa di pahami oleh akal manusia yaitu misteri. Allah yang penuh misteri itu telah berkarya dalam kehidupan bangsa Israel dan Yesaya adalah pribadi yang telah merasakan kedahsyatan, kekuasaan, kemuliaan dan kekudusan Allah. Yesaya dipanggil dan diutus untuk hidup setia dengan Allah. Panggilan Yesaya merupakan panggilan kita atau GKSBS. Jelaskan akhibat dari kurangnya mengahayati tentang Allah hubungkan dengan konteks masa kini. Khotbah diakhiri dengan mengajak jemaat untuk terus belajar memahami dan mengahayati tentang pribadi Allah secara penuh, 72 baik yang dapat kita pahami maupun yang mesteri bagi kita. Selanjutnya jemaat diajak berkometmen bersama untuk setia kepada Tuhan Allah yang memanggilnya. Ayat Nat Pembimbing Roma 8 : 13-14 Ayat Berita Anugerah Yohanes 3 : 16 Ayat Persembahan Roma 12 : 1,2 PUJIAN ď‚· Pujian Panggilan ď‚· Pujian Peneguhan ď‚· Pujian Kesanggupan ď‚· Pujian Responsria ď‚· Pujian Persembahan ď‚· Pujian Pengutusan PKJ PKJ KJ PKJ PKJ KJ *** 73 13 2 427 177 147 410 : 1- 3 : : : : 1-2 1-2 11-2. Contoh Kotbah Jadi 03 Juni 2012 BERIMAN DALAM MISTERI ALLAH TRINITAS Tujuan : Anggota jemaat dimampukan untuk menghayati Misteri Allah Trinitas yang memanggil dan mengutus mereka. Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus, Setiap orang rela melakukan segalanya demi seseorang yang dikasihinya. Mengapa demikian? Karena orang itu mengenal dan mengasihinya. Mana mungkin orang bisa mengasihi kalau tidak mengenal yang dikasihi? Bagaimana kalau dengan Tuhan Allah? Apa kita mengenal dan beriman kepadaNya? Banyak orang yang jatuh dalam dosa, karena kurang mengenal dan kurang beriman kepada Allahnya dengan sungguh-sungguh. Oleh sebab itu hari ini kita bersama-sama merenungkan kembali Firman Tuhan tentang penghayatan kita terhadap Tuhan Allah dengan tema “Beriman dalam misteri Allah Trinitas” Dalam bacaan kita hari ini Nabi Yesaya mengalami sebuah penglihatan kehadiran Allahdan beriman kepadaNya, Yang kehadiranNya sungguh dahsyat sebab kehadiran Allah dikelilingi oleh para seraphim (ayat 2) .Kata “Serafim “ berarti yang menyala-nyala, Dalam kehadiranNya sangat menyilaukan, sehingga setiap orang berdosa tidak layak melihat Dia. Dan tidak untuk dilihat. Dalam ayat ini menekankan kekudusan Allah. Kehadiran Allah disertai dengan pujipujian yang saling bersahut-sahutan yang menyuarakan atau menggemakan sifat, nama, dan kekuasaan Allah dalam semesta Alam. Kemuliaan-Nya ialah sinar yang memancar dari keberadaanNya yaitu kekudusanNya, tidak hanya kepada orang Israel tetapi seluruh bumi, implikasinya kemuliaanNya adalah sampai hal pengahakiman dan keselamatan (penuh). Kehadiran Allah ini menggoyangkan alas bangunan yang mengingatkan peristiwa kehadiran Allah di gunung Sinai (Keluaran 19 :16-18). Demikian dahsyatnya tanda kehadiran Allah dengan munculnya asap yang memenuhi ruangan secara penuh. Asap 74 yang memenuhi ruangan atau bara yang menyala-nyala itulah yang menyucikan atau pengampunan dan memurnikan kehidupan dari dosa. Seorang Yesaya dibuka hatinya dan diberi kemampuan untuk berdiri teguh tanpa ada keraguan dirinya dalam menerima panggilan melaksanakan tugasnya kedalam kehidupan umat Israel. Dan walaupun penuh keraguan pada akhirnya Yesaya menyerahkan dirinya untuk diutus oleh Tuhan. Yesaya sungguh menghayati kehadiran Allah dalam bentuk Roh yang tidak bisa dilihat secara duniawi.Yesaya hatinya tersentuh untuk berubah pikiran menyanggupi panggilan Allah. Tentunya kita telah mengenal Allah yang penuh kuasa , kemuliaan dan maha kudus. Hendaknya kita percaya bahwa Allah kita adalah Allah Yang Esa yang menyatakan driNya melalui karyaNya sebagai Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus. Allah sebagai Bapa adalah Allah yang membentuk, memimpin dan yang memelihara kehidupan kita. Allah dalam Yesus Kristus adalah Tuhan dan Juru Selamat, Allah yang menyelamatkan dunia. Sedangkan Roh Kudus adalah Allah yang menyertai, membimbing, mengarahkan menguatkan, menerangi, menghibur, menolong dan membangun kesdaran kita sebagai umatNya di dalam mengahadapi pergumulan di tengah dunia, dalam menuju kehidupan yang berpengharapan. Yesaya telah mengalaminya, karena Karya Allah ia mau diutus ketengah-tengah bangsa Israel, memberi hukuman dan memberkati bangsa itu. Yesaya tidak mempermasalahkan wujud Allah tetapi ia menghayati kehadiran Allah sebagai kekuatan dirinya dalam proses bertanggung jawab atas panggilan Tuhan. Penghayatan Yesaya tentang kehadiran Allah yang penuh misteri ini, merupakan penghayatan kita sebagai orang percaya. Bahwa Allah kita adalah Allah yang hidup yang telah melakukan karyaNya yang besar dalam kehidupan kita. Ia yang telah menyelamatkan kita dari segala dosa, dengan pengurbananNya di kayu salip. Iman kita semakin diteguhkan oleh karyaNya. Dia telah berbagi kehidupan dengan kita, Oleh sebab itu kita dipanggil untuk memberitakan perbuatan- perbuatan yang besar dari Dia (I Petrus 1: 9c).Dialah Allah kita yang telah memanggil dan mengutus kita untuk berbuat sesuatu. Dan Allah telah memberikan kemampuan kepada kita melalui RohNya. Kita hendaknya tidak ragu dan bimbang dalam menanggapi setiap panggilan Tuhan. Seringkali kita kurang mengahayati tentang Allah kita , maka akhibatnya kita bisa terpengaruh dengan ajaran-ajaran sesat. Maka dengan demikian kita atau 75 GKSBS terus menumbuh kembangkan penghayatan tentang Allah kita. Dan di utus untuk memberitakan kabar suka cita kepada setiap orang. GKSBS dapat mengembangkan penghayatan tentang Allah yang esa, dan nilai-nilai kehidupan yang kudus dan kesetiaan. Artinya setiap orang percaya tidak hidup dalam dosa lagi. Dan hidup melayani Tuhan dan sesama. Kita hendaknya juga mau hidup berbagi dengan sesama, dengan berpihak kepada mereka yang miskin, korban ketidakadilan, dan kerusakan lingkungan. Inilah tugas kita dalam Ber GKSBS. Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan Oleh karena itu marilah kita sungguh-sungguh mengahayati dan mengaku bahwa Allah kita dalam Yesus Kristus adalah Allah yang hidup, Dia telah memberikan kekuatan iman dan kemampuan kepada kita untuk meneruskan karyaNya. Marilah kita kembangkan kesetiaan pada Tuhan Allah atas tugas yang diberikan kepada kita. Mari kita mewujudkan pelayanan kita kepada Tuhan dan sesama. Sebagai wujud GKSBS yang bermasyarakat di Sumatera bagian Selatan.Tuhan memberkati. Amin. *** 76 Rancangan Kotbah 10 Juni 2012 Minggu Trinitas 2 Warna Hijau Bacaan Leksionari: Kej.3:8-15; Mzm.130; 2 Kor.4:13-5:1; Mrk.3:20-35 Bacaan Khotbah: 2 Kor.4:13-5:1 SETIA SAMPAI MATI, KEMULIAAN KEKAL MENANTI Tujuan: Jemaat tetap setia mengikut dan melayani Kristus. Jemaat memiliki kesadaran bahwa kemuliaan kekal akan diperoleh dalam Kristus. PENJELASAN TEKS Paulus memiliki semangat pelayanan yang luar biasa karena panggilan pelayanannya diperoleh bukan atas jasa-jasa atau perbuatan–perbuatan baik yang dilakukannya, melainkan karena kasih karunia Allah semata. Ayat 13-14: Paulus mempercayai akan kebangkitan Tuhan Yesus, maka dia memperkatakannya/mengungkapkannya kepada Jemaat di Korintus. Dia tidak dapat menyimpannya bagi diri sendiri tetapi ingin orang lain mengerti dan ikut diberkati juga. Sekalipun dia harus menderita sampai mati seperti Kristus dalam melayani, Paulus percaya bahwa Bapa yang telah membangkitkan Kristus akan membangkitkannya juga. Dia percaya bahwa kematian bukanlah akhir dari segalanya. Kristus akan membawanya bersama saudara- saudara seiman lainnya menghadap Bapa di surga. Ayat 15: Demikian banyak orang yang mempercayai apa yang dilakukan Kristus sesuai dengan pemberitaan Paulus sehingga orang mengucap syukur atasnya dan memuliakan Allah. Ayat 16: Sekalipun secara alamiah dan karena berbagai penderitaan berat tanpa akhir (2 Kor.11:23-29), tubuh jasmani semakin lemah bahkan mati. Paulus tidak putus asa, karena di sisi lain secara rohani Kristus 77 memberi kuasa untuk dibaharui terus-menerus dalam pikiran, perasaan dan kehendak yang makin menyerupai Kristus sampai kehidupan kekal. Pasal 4:17-5:1 Penderitaan ringan yang sekarang ini…..kemuliaan kekal. Penderitaan berat dan berkepanjangan di bumi ini menjadi sangat ringan dan hanya bersifat sementara dibandingkan dengan kemuliaan kekal di dalam surga ( band.Roma 8:18). Karena penderitan itu haya bersifat sementara, selama tinggal di bumi ini saja, maka perhatian Paulus difokuskan pada hal- hal yang tidak kelihatan dan berifat kekal (band.Ib.11:1). Jika kemah… di bumi ini. Kemah di bumi di bongkar, artinya tubuh jasmani mati, kita akan diberi tubuh yang baru, yang tidak dibuat oleh tangan manusia, bersifat ilahi dan kekal. KONTEKS MASA KINI 1. Adanya tekanan dan diskriminasi karena perbedaan: agama, suku, status social, ekonomi,dll. 2. Ada orang Kristen yang merasa minder dan takut menunjukkan jatidirinya karena takut dengan lingkungannya. 3. Sulitnya mendapatkan orang- orang yang siap melayani (menjadi: pengurus komisi/panitia, penatua, diaken, pendeta) karena merasa tidak mampu atau menganggap sebagai tugas yang tidak menyenangkan. 4. Menjadi lemah dan merasa berat dalam melayani karena fokus hidup pada hal- hal yang kelihatan saja dan mengandalkan kekuatan sendiri, tidak mengandalkan Tuhan dan memandang kepada kekekalan dengan pengharapan yang pasti. 5. Adanya orang Kristen yang meninggalkan Kristus atau pelayanan karena merasa tidak sanggup menanggung beban dan tantangan yang dihadapinya. 78 SARAN PENYUSUNAN KHOTBAH Pendahuluan Pengkotbah mengawali kotbahnya dengan membacakan lirik lagu yang berjudul “SETIA SAMPAI MATI”: “Setia setialah setia sampai mati,karena Tuhan Yesus setia sampai mati. Apakah jawabanmu tuk kasih setiaNya. Setia setialah setia sampai mati.” Bila memungkinkan Pengkotbah dapat mengajak jemaat untuk menyanyikan lagu tersebut. Atau hal yang lain sesuai dengan apa yang dipandang sesuai menurut pengkhotbah. Isi: Pengkotbah melanjutkan pendahuluan di atas dengan menjelaskan beberapa pokok antara lain: a. Paulus percaya akan kebangkitan Kristus oleh karena itu dia memberitakannya kepada orang banyak. b. Paulus tidak tawar hati menghadapi penderitaan karena dia yakin bahwa dibalik penderitaan ada kemuliaan kekal. c. Paulus memiliki keyakinan yang teguh bahwa segala penderitaan di bumi ini akan berakhir dan Allah telah menyediakan tempat kediaman di surga. Kotbah dilanjutkan dengan mengungkap konteks masa kini. Pengkotbah juga dapat menggali dan mengukapkan isu-isu yang berkembang saat kotbah ini disampaikan dan menghubungkannya dengan pokok-pokok dalam teks yang ada. Penutup Pengkotbah dapat mengakhiri Khotbah ini dengan mengajak jemaat agar memiliki kemauan belajar melakukan apa yang telah dilakukan Paulus bahwa panggilan melayani Kristus adalah panggilan yang indah dan mulia. Kesadaran bahwa panggilan itu indah dan mulia, maka pasti ada kerinduan untuk tetap setia meski ada banyak tantangan dan hambatan. Pengkotbah dapat mengutip perkataan Paulus dalam 2 Kor.5:1 . *** 79 Contoh Khotbah Jadi Minggu 10 Juni 2012 SETIA SAMPAI MATI, KEMULIAAN KEKAL MENANTI Saudara- saudara yang dikasihi Tuhan Yesus, Ada sebuah lagu yang berjudul “SETIA SAMPAI MATI”. Lagunya/syairnya demikian (dinyanykan atau dibacakan oleh pengkhotbah): Setia setialah setia sampai mati, karena Tuhan Yesus setia sampai mati. Apakah jawabanmu tuk kasih setiaNya. Setia setialah setia sampai mati”. Suatu lagu yang berisi ajakan agar kita setia sampai mati dalam mengikut atau melayani Tuhan Yesus. Apakah isi nyanyian tersebut masih relevan di jaman kita ini? Jaman yang menginginkan kemajuan dan berjuang keras agar dapat hidup senang dan lepas dari segala penderitaan di bumi ini. Apakah dalam hidup sebagai orang Kristen dan melayani Kristus harus mau tetap setia sampai mati? Melalui Firman Tuhan dalam 2 Kor.4:13-5:1, kita akan bersama-sama belajar dari Paulus dan pengalamannya dalam melayani Tuhan Yesus. Oleh karena itu kotbah ini diberi judul “SETIA SAMPAI MATI, KEMULIAAN KEKAL MENANTI” Dalam merespon panggilan Tuhan untuk melayani, Paulus menjalaninya dengan tidak mudah. Tantangan tidak hanya datang dari luar, seperti yang disaksikannya dalam II Kor.11:23-29. Tantangan dari dalam juga banyak, termasuk penolakan jemaat atau pun teman-teman yang mengaku sebagai pelayan namun hanya melayani diri sendiri bahkan dengan cara-cara yang licik. Mengapa Paulus tetap setia melayani di tengah-tengah tantangan yang begitu berat? Dia menyadari dan mempercayai bahwa sekalipun berat, pelayanan yang diembannya begitu indah dan mulia. Karena dia memberitakan tentang Kristus yang telah bangkit, yang melalui kebangkitanNya Dia telah mengalahkan dosa dan maut. Dia juga percaya sekalipun harus mati dalam pelayanan, dia akan dibangkitkan, seperti Bapa telah membangkitkan Kristus untuk dibawa ke hadapan Bapa di surga untuk memperoleh hidup yang kekal, penuh kemuliaan, 80 bersama saudara seiman lainnya. Jadi penderitaan yang sangat berat dan berkepanjangan di bumi ini menjadi sangat ringan, jika dibandingkan dengan kemuliaan kekal yang akan diperolehnya, karena penderitaan tersebut hanya bersifat sementara. Ibarat kemah yang dapat dibongkar, tubuh jasmani ini akan mati, hancur dan digantikan dengan rumah/tubuh yang bukan dibuat oleh tangan manusia, tapi oleh Allah sendiri, yang tidak dapat binasa. Pelayanan yang begitu indah dan mulia ini juga sangat menyukakan hati Paulus, mana kala banyak orang yang menjadi percaya atas pemberitaannya tentang kebangkitan Kristus sehingga mendatangkan ucapan syukur dan kemuliaan bagi Allah yang telah mengaruniakan pelayanan itu kepadanya. Saudara- saudara yang saya kasihi dalam Kristus, Ada begitu banyak tantang yang kita hadapi. Banyak pengalaman yang terjadi bahwa selaku orang yang beriman pada Kristus sulit untuk dipromosikan menduduki jabatan-jabatan tertentu di tempat kita bekerja. Ada yang tidak diterima menjadi mahasiswa karena agamanya Kristen. Kalaupun ada yang diterima menjadi karywan maka syaratnya adalah harus berpakaian sesuai keyakinan agama tertentu. Lalu pertanyaannya bagi kita adalah apakah dengan berbagai tekanan dan penganak-tirian yang kadang-kadang kita alami membuat kita takut dan iman kita menjadi lemah? Gejala yang muncul dalam kehidupan kita saat ini dihadapi beberapa pihak dimana ketika ia tinggal dan bekerja di lingkungan yang bukan Kristen membuat dia menjadi minder bahkan takut sehingga tidak lagi memperlihatkan jati dirinya sebagai pengikut Kristus (sebagai orang Kristen). Ada yang tidak berani ke gereja,dan dalam KTP agamanya ditulis bukan Kristen, dsb. Bahkan yang lebih disayangkan lagi adalah bahwa karena mau menikah atau mendapatkan pekerjaan, orang Kristen banyak yang atas kesadaran tinggi rela meninggalkan imannya kepada Kristus. Hendaknya ini menjadi sebuah permenungan bagi kita sekalian agar kita tetap hidup di tengah dunia, bekerja, bersosialisasi tetapi tetap menjaga dan mewujudkan diri selaku pengikut Kristus. Selain kehidupan bermasyarakat di atas, kita juga seringkali mengalami berbagai pergumulan dalam tubuh gereja. Di beberapa jemaat, masih banyak yang mengalami kesulitan mendapatkan respon 81 baik dari anggota jemaat untuk bergabung dalam pelayanan bersama misalnya sebagai pengurus komisi, panitia, Majelis Jemaat (Diaken, Penatua, Pendeta). Alasan yang sering dijumpai adalah merasa tidak mampu. Bahkan bagi sebagian orang pekerjaan pelayanan tidak begitu menjanjikan dalam hal ekonomi (tidak mendatangkan uang/gaji). Barangkali juga ada yang terlibat dalam pelayanan karena terpaksa. Ada juga yang melaksanakan pelayanan tetapi dengan kekuatan dan kemampuan sendiri, sehingga ketika berhadapan dengan tantangan pelayanan menjadi lemah dan putus asa. Fokus pelayanan lebih mengarah pada hal-hal yang kelihatan saja, sehingga kuasa tersembunyi dari Tuhan tidak dikutsertakan dalam menjalankan pelayanan. Dengan melihat dan menyadari berbagai pergumulan baik dalam kehidupan bermasyarakat maupun dalam tubuh gereja, maka marilah kita belajar dari Rasul Paulus yang begitu percaya bahwa panggilan pelayanan Kristus itu indah dan mulia meskipun banyak penderitaan yang harus ditanggungnya. Tubuh jasmani semakin merosot kekuatannya, bahkan tubuh jasmani itu pada akhirnya harus dibongkar atau pada akhirnya harus mengalami kematian. Rasul Paulus tidak hanya melihat pada hal- hal yang kelihatan saja tetapi pelayanannya berfokus pada hal- hal yang bersifat kekal dan senantiasa mengandalkan Tuhan Allah. Rasul Paulus menyadari bahwa Tuhan Allah-lah yang telah memberikan karunia pelayanan itu kepada dirinya yang disertai pada keyakinan terhadap kehidupan yang akan datang di dalam surga. Paulus pernah berkata ”segala sesuatu (segala keberhasilan dan keberadaannya yang dapat menjadi kebanggaannya dan yang dicari oleh banyak orang) kuanggap sampah” jika dibandingkan dengan pengenalannya akan Kristus yang luar biasa dan tiada bandingnya. Kemuliaan surgawi yang jauh melebihi segala yang terbaik dan terindah, termulia dan teragung di bumi akan menjadi bagian hidupnya dalam surga yang kekal. Dalam II.Kor. 4:17 Paulus mengingatkan kita demikian,”Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala- galanya, jauh lebih besar dari penderitaan kami.” Itulah kunci keberhasilan Paulus yang membuat dia tetap setia melayani Tuhan dalam keadaan apapun. Itu pula kunci keberhasilan kita dalam mengikut dan melayani Tuhan Yesus jika kita mau belajar menjadi seperti dia. Amin (EWS) 82 Usulan Ayat-ayat dan Lagu-lagu. 1. Ny Pembukaan : PKJ. 14:1-3 2. Nats Pembimbing : Kisah Para Rasul 20:24 3. Ny Pujian : KJ. 340:1-3 4. Berita Anugerah : Mazmur 130:7-8 5. Ny Peneguhan : PKJ. 179:1-2 6. Ny Responsoria : PKJ. 205:1-3 7. Nats Persembahan : Lukas 21:1-4 8. Ny Persembahan : KJ. 364:1 dstnya 9. Ny Penutup : PKJ. 258:1-2 *** 83 Rancangan Kotbah 17 Juni 2012 Minggu Trinitas 3 Warna Hijau Bacaan Leksionari: Yeh. 17: 22-24; Mzm. 92: 1-16; 2 Kor. 5:6-10 (11-13), 14-17; Mrk. 4: 26-34 Bacaan Khotbah: Mzm. 92: 1-16 BERTUMBUH DAN MENJADI BERKAT Tujuan: 1. Jemaat dapat mensyukuri kasih setia Tuhan dalam kehidupannya 2. Jemaat dapat menjadi orang benar dan bertumbuh dalam iman serta menjadi berkat bagi sesamanya melalui tindakan nyata. PENJELASAN TEKS Mazmur sebenarnya adalah puisi yang berisikan rangkuman pelajaran tentang kehidupan. Mazmur tidak dibaca dengan nada monoton seperti kita membaca prosa atau tulisan disurat kabar. Mazmur selalu dibaca dengan nada tertentu layaknya sebuah puisi yang dinyanyikan. Isi mazmur bervariasi, akan tetapi ada garis merah yang menghubungi semua isi mazmur; dan itu adalah kasih setia Tuhan. Dalam duka, pemazmur mengharapkan kasih setia Tuhan dan dalam suka pemazmur memberitakan kasih setia Tuhan. Kasih setia Tuhan diharapkan ketika orang mengawali hari di waktu pagi dan diberitakan ketika pada waktu malam sebab kasih setia Tuhan berlaku setiap saat, tanpa akhir. Penjelasan perikop ini adalah sebagai berikut: Ay. 1: Pemakaian mazmur ini sebagai nyanyian untuk ibadah hari Sabat setiap minggu. Ini bisa dibuktikan oleh sumber-sumber Yahudi kuno. Ay.2: Mazmur ini mengingatkan orang-orang beriman tentang pentingnya secara sadar memposisikan Allah sentral dan utama dalam hidup mereka. Mazmur ini mengajarkan umat Tuhan untuk merespon 84 baik berkat-berkat-Nya dalam ciptaan maupun tantangan hidup yang mereka hadapi dengan sikap yang benar. Ay. 3: Pujian dan ucapan syukur adalah unsur-unsur pokok dalam kehidupan dan hasrat mereka memberitakan kasih setia Tuhan sepanjang waktu. Ay. 4: Pemakaian alat-alat musik menunjukkan bahwa di dalam ibadah lazim digunakan alat musik sebagai ekspresi ibadah mereka dan ini merupakan tradisi pada saat itu. Ay. 5: Merupakan alasan pemazmur dan umat untuk memuji dan bersukacita sampai menggunakan alat musik sebagai ekspresi ibadah mereka. Ay. 13-14: merupakan konfrontasi/bertentangan dari ayat 7, 8, 10. Dua gambaran yang dipakai pemazmur untuk menjelaskan tentang apa yang terjadi pada orang benar dalam perjalanan hidupnya: (1). Orang benar akan bertunas seperti pohon korma. (2). Orang benar akan tumbuh subur seperti pohon aras Libanon. Pohon korma tumbuh di padang gurun yang gersang, dimana pohon buah lainnya tidak bisa. Apabila petani menanam benih korma, menanamnya di pasir lalu menindihnya dengan batu. Nampaknya tidak manusiawi, tetapi baik supaya tidak terbawa angin yang akhirnya bisa kering dan mati. Gambaran pohon aras libanon. Pohon aras Libanon satu jenis kayu yang sangat baik. Raja Salomo memakai kayu ini untuk keperluan pembangunan bait Allah (1 Raja 5:2-8). Kayu aras libanon memiliki serat kayu yang bagus, diameternya lebar dan mudah dibentuk. (jati kalau di Indonesia). Kayu aras Libanon tumbuh di lereng gunung, setiap harinya selalu diterpa angin kencang, proses ini yang menjadikan akar mampu menancap ke dalam tanah, menyerap sari bagi pertumbuhan batang dan pohon. Terpaan angin juga membentuk serat kayu aras menjadi indah. Sebab orang benar - “ditanam di Bait Allah”- berarti mereka dekat pada sumber berkat, yaitu Allah sendiri. Dan juga dijelaskan pada ayat 15 dan 16. Ay. 15-16: Bagi orang yang berakar dalam persekutuan dengan Tuhan usia tidak menjadi hambatan. Justru kematangan usia membuat mereka menjadi sumber cerita tentang kasih setia Tuhan berdasarkan pengalaman kehidupan. Bahwa kasih setia Tuhan kokoh dan tak usah diragukan. 85 KONTEKS MASA KINI 1. Hidup di era modern dengan berbagai kemajuan dan tuntutan pemenuhan kebutuhan hidup yang makin meningkat, membuat orang berupaya semaksimal mungkin untuk memenuhinya. Ini seringkali membuat orang kurang atau bahkan hampir tidak menyisihkan waktu sedikitpun untuk merefleksikan kesetiaan dan pemeliharaan Tuhan sepanjang hidupnya. Dengan demikian orang jarang bersaat teduh dan beribadah baik secara pribadi maupun bersama. 2. Di satu sisi tidak dipungkiri bahwa masih ada individu-individu atau keluarga-keluarga Kristiani yang masih setia dan rutin mengambil waktu khusus baik di pagi hari maupun di malam menjelang istirahat untuk mensyukuri cinta kasih dan kesetiaan Tuhan dalam hidup pribadi dan rumah tangganya. 3. Pengalaman-pengalaman menunjukkan bahwa orang-orang yang setia pada Tuhan hidupnya sungguh diberkati. Hidupnya penuh sukacita dan damai sejahtera. 4. Masa tua bagi sebagian orang adalah masa yang sudah tak berguna (merasa sudah tidak berharga/bernilai). Masa menunggu panggilan Tuhan. Sementara masa tua mestinya merupakan kesempatan besar untuk menyanyikan kesetiaan Tuhan, berbagi pengalamanNya bersama Tuhan kepada anak-cucu (menjadi berkat). SARAN PENYUSUNAN KOTBAH Pendahuluan 1. Kotbah dimulai dengan mengajak jemaat menyanyikan lagu PKJ 138:1 “SetiaMu, Tuhanku, tiada bertara”. Dilanjutkan dengan sedikit penjelasan bahwa “selaku orang beriman yang telah dijaga, dibela dan dipelihara Tuhan tidak ada alasan bagi kita untuk tidak mengekspresikan kasih setia Tuhan pada kita. Pengekspresian kasih Tuhan bisa dalam bentuk puji-pujian, bisa dengan berbagi cerita pengalaman baik bersama dengan Tuhan kepada sesama. 86 2. 3. Pengkotbah bisa memulai dengan pertanyaan kepada jemaat “Apakah menurut saudara orang benar selalu dihambat dan dipersulit, sementara orang jahat sepertinya baik-baik saja bahkan hidupnya makin hari makin sukses?” Pengkotbah dipersilakan memilih salah satu dari saran pendahuluan di atas atau membuat pendahuluan sendiri yang menolong pengkotbah dan jemaat untuk masuk ke pokok-pokok pesan (Penjelasan Teks). Isi kotbah 1. Pengkhotbah menjelaskan pada jemaat, bahwa pemazmur mengajak dirinya dan tentu pendengarnya (umat) untuk memiliki waktu khusus dalam menghayati dan mensyukuri pemeliharaan dan kasih setia Tuhan dalam hidup pribadi maupun rumah tangga. Bagi pemazmur itu merupakan tindakan/sikap yang baik. 2. Orang benar akan bertunas seperti pohon korma yang tumbuh di padang pasir dan tumbuh subur seperti pohon aras di Libanon. Tahan terhadap goncangan, badai apapun. 3. Meskipun sudah termakan usia, orang benar ternyata masih bisa menjadi berkat (berbuah, menjadi gemuk dan segar) bagi orang lain. 4. Pengkotbah bisa juga menemukan pesan teologis lain dari bacaan ini dan bisa ditambahkan lagi dalam bagian isi kotbah. 5. Setelah itu pengkotbah membawa jemaat kepada Konteks Masa Kini (lihat di atas) dan bisa ditambahkan yang sesuai dengan jemaat masing-masing atau isu yang sedang berkembang. Penutup Kotbah ditutup dengan memberikan apresiasi kepada jemaat yang hidup sebagai orang benar, selalu ada waktu untuk bersaat teduh, merefleksikan kesetiaan Tuhan dan menjadi berkat bagi sesamanya. Memberikan apresiasi kepada jemaat yang tetap berdiri teguh dalam iman kepada Tuhan meskipun dunia dihantam gelombang masalah. Memberikan apresiasi kepada jemaat bahwa meskipun diantara kita sudah ada yang lanjut usia maka jadilah teladan yang baik dan jadilah berkat bagi anakcucu. Berikan motivasi pada mereka yang sudah tua bahwa mereka itu berharga bagi anak-cucu dan terlebih bagi Tuhan. 87 Contoh Kotbah Jadi 17 Juni 2012 BERTUMBUH DAN MENJADI BERKAT Jemaat yang dikasihi TUHAN, Kenyataan sering membuat kita merasa hidup ini tidak adil. Orang benar susah hidupnya, dan dipersulit dalam berbagai perkara. Sementara orang yang jelas jahat, sepertinya baik-baik saja, malahan makin jaya. Itulah yang disebut jaman saiki jamane jaman edan (zaman sekarang adalah zaman gila). Kenyataan seperti ini apakah tidak menimbulkan pertanyaan: Apakah lebih baik kita melepaskan iman kita saja lalu ikut menjadi orang jahat? Apa Tuhan setia dalam janjinya? Kasih setia Tuhan diharapkan di waktu pagi ketika orang mengawali hari dan memberitakan kasih setia Tuhan di waktu malam ketika orang mengakhiri hari. Sebab kasih setia Tuhan berlaku setiap saat, tanpa akhir. Saudara-saudara yang dikasihi TUHAN, Pagi dan saat malam adalah saat paling intim bagi pribadi, maupun bagi keluarga. Justru pada saat-saat seperti itulah kasih setia Tuhan terhadap kita harus diingat kembali. Bukan hanya berkumpul dalam kumpulan persekutuan yang besar, tapi justru ketika kita berkumpul dalam persekutuan keluarga ataupun pada saat-saat kita sendiri sebagai pribadi, kasih setia Tuhan patut kita renungkan dan dihayati. Kasih setia Tuhan akan makin dalam kita hayati ketika kita menempatkan diri secara pribadi di hadapan Tuhan, dan berbicara kepada Tuhan dengan hati yang penuh ucapan syukur. Baik tentang ulah kuasa duniawi yang membuat kita bergumul; juga tentang perbuatan Tuhan yang melepaskan kita dari keluh dan gumul sehingga membuat kita bersorak sorai karena sukacita. Saudara-saudara yang dikasihi TUHAN, Tentang mengucap syukur, secara umum orang Kristen dapat dibedakan menjadi 3 kelompok: 1. Orang Kristen yang bersungguh hati mengucap syukur kepada Tuhan. 88 2. Orang Kristen yang mengucap syukur, tapi tidak sungguh-sungguh. 3. Orang Kristen yang tidak tahu mengucap syukur. Pertanyaannya: Kita termasuk yang mana? Tentunya kita masih ingat kisah 10 orang kusta yang minta disembuhkan Yesus (baca Lukas 17:1119). Ketika mereka disembuhkan hanya ada 1 orang saja yang kembali datang bersujud, tersungkur di kaki Yesus dan mengucap syukur atas besarnya kasih, kebaikan dan kemurahan Tuhan kepadanya. Sementara yang sembilan lainnya pergi begitu saja, tidak mengingat atau mungkin dengan sengaja tidak mengucap syukur kepada Tuhan. Saudara-saudara yang dikasihi TUHAN, Ucapan syukur adalah jalan terbuka menuju kuasa Tuhan atau kekuatan untuk mengaktifkan iman. Jadi, iman selalu bekerja sama dengan ucapan syukur. Alangkah indahnya hidup ini jikalau hati kita selalu berlimpah ucapan syukur. Ketika kita mengucap syukur kepada Tuhan, kita sedang disadarkan akan kasih setia Tuhan itu bagi kita. Bila hati dan pikiran kita hanya fokus pada persoalan akan membawa kita kepada keputusasaan dan kekecewaan. Sebaliknya bila kita mengarahkan pandangan kepada Tuhan, iman dan pengharapan kita kepada Tuhan semakin bertumbuh. Semakin banyak bersyukur, semakin subur pula iman kita, semakin besar pula pengharapan kita untuk mengalami dan menikmati berkat Tuhan. Memang tidak mudah untuk mengucap syukur di segala keadaan. Tatkala segala sesuatu berjalan dengan baik, sehat, bisnis lancar, jabatan nyaman dan sebagainya, kita dapat mengucap syukur dengan limpahnya. Namun tatkala kita menghadapi situasi yang buruk, penderitaan, sakit penyakit, dapatkah kita tetap mengucap syukur? Hendaklah kita senantiasa mengucap syukur dalam segala hal, karena itulah yang dikehendaki Tuhan bagi kita. Saudara-saudara yang dikasihi TUHAN, Pemazmur menggambarkan orang benar dalam perjalanan hidupnya: (1). Orang benar akan bertunas seperti pohon korma. (2). Orang benar akan tumbuh subur seperti pohon aras libanon. Pohon korma tumbuh di padang gurun yang gersang, dimana pohon buah lainnya tidak bisa. Apabila petani menanam benih korma, menanamnya di pasir lalu menindihnya dengan batu. Nampaknya tidak manusiawi, tetapi baik 89 supaya tidak terbawa angin yang akhirnya bisa kering dan mati. Kemudian pohon aras libanon. Pohon aras Libanon satu jenis kayu yang sangat baik. Raja Salomo memakai kayu ini untuk keperluan pembangunan bait Allah (1 Raja 5:2-8). Kayu aras libanon memiliki serat kayu yang bagus, diameternya lebar dan mudah dibentuk. Kayu aras Libanon tumbuh di lereng gunung, setiap harinya selalu diterpa angin kencang, proses ini yang menjadikan akar mampu menancap ke dalam tanah, menyerap sari bagi pertumbuhan batang dan pohon. Terpaan angin juga membentuk serat kayu aras menjadi indah. Saudara-saudara yang dikasihi TUHAN, Menurut Mazmur 92 tadi, salah satu ciri orang benar adalah Firman Tuhan menjadi makanannya. Ini membuatnya bertumbuh sehat dari tahun ke tahun. Hasilnya? Setelah menjadi tua, ia tetap dapat berbuah manis sekalipun tubuh makin renta dan sakit-penyakit melanda. Ketika kecantikan fisik memudar, kecantikan batin makin nampak. Ia puas terhadap Tuhan. Ia tidak menuduh Tuhan curang (ayat 16), sehingga dapat bersaksi tentang kebaikan-Nya. Sebaliknya, orang tak beriman digambarkan seperti tumbuh-tumbuhan yang tak berbuah (ayat 8). Bertambahnya usia membuat hati mereka menjadi makin pahit, bukan makin manis. Tumpukan persoalan, dendam, dan kekecewaan memenuhi hati. Bagi mereka, masa tua menakutkan dan menyedihkan. Cobalah periksa; dari tahun ke tahun, hidup Anda makin manis atau makin pahit? Makin kuat iman atau lemah iman? Makin suka bersyukur atau mengeluh? Makin puas dengan Tuhan dan sesama, atau makin kecewa? Makin mudah mengampuni atau makin menumpuk dendam? Tanamlah diri Anda di Bait Tuhan. Serap dan taati firman-Nya. Hidup saudar pun akan berbuah manis bagai buah korma dan tetap kuat dalam terpaan angin persoalan bagai pohon aras. Orang yang tumbuh didalam Tuhan walaupun dalam keadaan apapun ia tetap terpelihara. Saudara-saudara yang dikasihi TUHAN, Kesediaan diri tuk diam dan bertumbuh didalam Tuhan, menumbuhkan harapan yang terus ada, meskipun mereka sudah tua. Dalam masa tua yang demikian mereka selalu memberikan harapan baru kepada sesama, menjadi berkat, dan disenangi. Bagi orang yang berakar dalam persekutuan dengan Tuhan usia tidak menjadi hambatan. Justru 90 kematangan usia membuat mereka menjadi sumber cerita tentang kasih setia Tuhan berdasarkan pengalaman kehidupan. Bahwa kasih setia Tuhan kokoh dan tak usah diragukan. Misalnya dalam bidang kategorial: orang tua bisa membimbing mengarahkan anaknya dalam pertumbuhan sesuai dengan usianya untuk memiliki kemampuan kecerdasan itelektual, emosional dan spiritulitas, agar dapat menjadi berkat dan memberi dampak positif bagi keturunan berikiutnya. Oleh karena itu pentingnya pendidikan di dalam keluarga, gereja dan pendidikan formal (sekolah). Saudara-saudara yang dikasihi TUHAN, Marilah kita senantiasa bersyukur kepada Tuhan setiap saat atas anugerah keselamatan melalui anak-Nya Yesus Kristus, untuk kasih karunia dan kesetiaannya dalam menuntun dan memelihara kita. Teruslah bertumbuh dalam iman dan menjadi naungan bagi sesama melalui tindakan-tindakan nyata. Hadapi hidup ini dengan optimis dan senyuman. Hidup ini adalah berkat istimewa dari Tuhan. Tuhan memberkati. Amin. Nas pembimbing Berita Anugerah Nas Persembahan : 1 Tesalonika 5:18 : Kolose 2:7 : 2 Korintus 9:7 Nyanyian Pujian : 1 KJ. 10 : 1&4 2. KJ. 450 : 1&3 3. KJ. 309 : 1&2 4. PKJ. 14 5. PKJ. 265 : 16. PKJ. 165 : 1&2 *** 91 Rancangan Khotbah 24 Juni 2012 Minggu Trinitas 4 Warna Hijau Bacaan Leksionari: Ratapan 3:22-33; Mazmur 30; 2 Korintus 8:7-15; Markus 5: 21-43 Bacaan Khotbah: Ratapan 3:22-33 IMAN YANG MEMULIHKAN Tujuan: Anggota jemaat tetap beriman kepada Kristus walaupun tengah menghadapi krisis. PENJELASAN TEKS Kitab Ratapan tidak diketahui siapa penulisnya, namun beberapa ahli kitab menduga kitab ini ditulis oleh Nabi Yeremia. Asumsi ini lahir dari penelitian beberapa ahli yang mengatakan bahwa gambaran yang ada dalam kitab Ratapan senada dengan apa yang dialami oleh Yerusalem/Yehuda saat dihancurkan dan penduduknya dibuang ke Babilonia sekitar tahun 586 sM. Dalam LXX (Septuaginta: adalah kitab PL yang diterjemahkan dalam bahasa Yunani) juga dikatakan bahwa setelah Israel menjadi tawanan dan Yerusalem hancur, nabi Yeremia duduk menangis dan menyanyikan ratapan tentang Yerusalem. Nabi Yeremia sendiri adalah nabi yang hidup pada zaman itu, yaitu pada pemerintahan Raja Yosia hingga bangsa Israel/Yehuda dibuang ke Babel. Memang ada beberapa ahli yang tidak menyetujui pendapat bahwa Ratapan ditulis oleh nabi Yeremia, namun, apapun pendapat para ahli itu, tidak usah risaukan karena yang akan kita pelajari bersama adalah apa pesan yang bisa kita dapatkan untuk kehidupan kita sekarang ini. Walaupun identitas penulisnya masih menjadi perdebatan, tetapi yang pasti dari isinya kita dapat menyimpulkan bahwa penulisnya adalah: orang yang menyaksikan dan mengalami peristiwa-peristiwa tragis yang digambarkan secara rinci, ia adalah seorang teolog yang merefleksikan penghukuman mengerikan yang digambarkan dalam kitab Ratapan itu. Ia 92 adalah seorang patriot sejati yang berdukacita atas kehancuran negrinya, namun juga meyakini bahwa kehancuran seperti itu merupakan satusatunya harapan untuk hidup baru. Ia juga adalah seorang penyair yang hebat. Kepiawaian penulis dalam menulis syair-syair ratapan ini terlihat dari gayanya menulis yang hebat dan teratur. Kitab Ratapan ini terdiri dari 5 pasal. Jika kita perhatikan secara seksama, masing-masing pasal (kecuali pasal 3) terdiri dari 22 ayat. Masing-masing pasal berisi puisi/sajak yang dalam bahasa Ibraninya sangat teratur dalam penulisannya. Masing-masing ayat dalam setiap pasal (kecuali pasal 5) diawali dengan huruf yang berbeda sesuai dengan aksara Ibrani yang berjumlah 22 (seperti A-Z). Demikian juga pasal 3 yang terdiri dari 66 ayat, penulisannya juga sangat teratur, 3 ayat pertama menggunakan huruf awal yang sama dan kemudian 3 ayat selanjutnya hingga semua alphabet Ibrani masuk dalam penulisan sajak. Penulisan sajak yang teratur ini bukan tanpa tujuan. Adapun tujuannya diduga agar: Segala kesedihan dan penyesalan sepenuhnya yang terungkap dalam kitab Ratapan ini, diungkapkan juga dengan mengikutsertakan semua aksara dalam alphabet Ibrani. Bentuk yang teratur ini juga menjaga agar semua ungkapan kesedihan yang ditulis tidak menjadi raungan yang tidak terkendali dan penuh keputusasaan, tetapi tetap berpengharapan akan pertolongan Tuhan. Jika kita mulai membaca dari pasal 1, kita akan mendapat gambaran bahwa sajak-sajak yang ada dalam Kitab Ratapan ini berisi keluhan ratap yang sangat pilu. Ratapannya sangat menyayat hati dan menggambarkan kepedihan yang sangat. Lihat saja dalam Pasal 1 ayat 1-2, 12-13, 16, 20, pasal 3: 1-20 dst… ada kata-kata :”….Karena inilah aku menangis, mataku mencucurkan air (ayat 16), Ya Tuhan, lihatlah betapa besar ketakutanku;betapa gelisah jiwaku..(ayat 20) dan masih banyak lagi ungkapan-ungkapan penderitaan. Penulis kitab ini merasakan penderitaan yang teramat sangat dan ia luapkan dalam bentuk syair ratapan kepada Tuhan. Apakah yang ia gelisahkan dan ratapi? Penulis kitab ini hidup dalam masa yang sangat sulit dalam sejarah kerajaan Yehuda. Kehidupan berat yang dialami rakyat Yehuda muncul setelah ada penindasan bangsa asing, yaitu Mesir dan kemudian Babel yang berpuncak pada pembuangan ke Babel dan penghancuran Bait Allah di Yerusalem. Bangsa yang dulu besar dan jaya, kini porak poranda. Melalui ratapan 93 ini, penulis mengungkapkan bahwa apa yang terjadi dalam kehidupan bangsa Yehuda saat itu karena murka Tuhan kepada umatnya yang hidup dalam kejahatan, contohnya pada zaman raja Manasye, kakek raja Yosia (pasal 2 bandingkan dengan 2 Raja-raja 21:11-15). Hal inilah yang menjadi pokok pikiran dalam ratapan penulisnya. Belum lagi kehidupan pribadi penulisnya yang juga ikut menderita akibat penghukuman Tuhan (pasal 3). Semua pengalaman yang ia lihat dan alami ini membuatnya berseru kepada Tuhan. Penulis meyakini bahwa dalam kemurkaan Tuhan yang menyala-nyala itu dan dalam penderitaan yang ia alami, Tuhan tetaplah Tuhan yang penuh kasih, penolong dan adil. Dalam pasal 3:21-33, penulis meyakini bahwa Kasih Tuhan tidak akan pernah berkesudahan, tidak selamanya Tuhan akan menghukum umatNya, seperti yang tertulis dalam ayat 32,” walaupun Ia mendatangkan susah, Ia menyayangi menurut kebesaran kasih setiaNya.” Penulis meyakini betul bahwa ukuran keadilan dan kasih Allah tidaklah sama seperti yang dipikirkan oleh manusia. Jadi ukurannya adalah kasih setia Tuhan dan bukan manusia, oleh karena itu ada pengharapan yang luar biasa yang ia sampaikan di tengah-tengah ratapannya itu, yaitu bahwa Tuhan pasti akan menolong, menantikan dan terus berharap hanya kepada Tuhan, yang maha segalanya (lihat ayat ke 37, Siapa berfirman, maka semuanya jadi? Bukankah Tuhan yang memerintahkannya.) Dalam sejarah perjalanan bangsa Israel, harapan dan pengakuan akan kasih Tuhan ini kemudian terbukti dengan dipulangkannya orang buangan ke Yerusalem setelah 70 tahun ditanah Babel. Ada pelajaran yang menarik yang kita dapatkan dengan membaca kitab Ratapan ini, yaitu yang pertama, bahwa dalam setiap kejadian krisis yang kita hadapi, baik secara pribadi atau secara komunal, manusia diajak untuk berefleksi, mengapa Tuhan mengijinkan ia/suatu bangsa mengalami krisis. Yang kedua, adalah bukan sebuah dosa apabila kita meratap kepada Tuhan akan semua kepedihan yang kita alami. Namun, ratapan dari dalam hati yang mengungkapkan kepedihan hati ini, bukan ratapan keputusasaan dengan menyalahkan Tuhan, tetapi menyerahkan semuanya dalam tangan Tuhan yang maha adil. Mencurahkan isi hati ini sangat penting untuk melepaskan stress yang kita alami saat menghadapi krisis. Mencurahkan hati kepada Tuhan didasari kepada pengharapan dan 94 iman, bahwa Allah yang mengijinkan kita melewati krisis ini adalah Allah yang setia, penolong dan adil yang menyayangi kita menurut kasih setiaNya yang besar. KONTEKS MASA KINI 1. Kehidupan kita dalam negara yang masih berkembang ini seringkali diwarnai dengan ketidakpastian. Terjadi krisis multidemensi, baik itu krisis moral, ekonomi, lingkungan yang mengakibatkan kesejahteraan semakin sulit digapai oleh banyak orang. 2. Kehidupan bangsa kita yang penuh dengan kesemrawutan ini seringkali membuat orang putus asa. Banyak orang menyelewengkan dana dari rakyat yang seharusnya digunakan untuk kesejahteraan rakyat, akibatnya pemenuhan kebutuhan pokok, pendidikan dan kesehatan warga yang merupakan syarat utama kesejahteraan belum dapat terpenuhi. Kejahatan meraja lela. Bunuh diri dan juga fenomena dukun tiban menjadi hal yang marak dalam kehidupan masyarakat kita. Kondisi seperti ini terkadang membuat orang mulai berhenti berharap akan ada pemulihan bagi bangsa kita. 3. Dalam masyarakat seringkali ada pandangan bahwa semua hidup kita sudah digariskan oleh Yang Maha Kuasa, jadi diterima saja semua yang terjadi. Akibatnya, manusia tidak berfikir secara kritis dan tidak mau merefleksikan pengalaman hidupnya dengan Tuhan. Mengapa Tuhan mengijinkan kita mengalami krisis, apa yang perlu diperbaiki, apa yang perlu kita imani dan harapkan. 4. Ada juga orang-orang yang merasa putus asa dan memohon pertolongan kepada hal-hal lain di luar Tuhan, entah itu dalam bentuk pemujaan kepada berhala, ataupun juga hal-hal yang merusak tubuh, seperti Narkoba untuk menghadapi krisis yang terjadi. SARAN PENYUSUNAN KHOTBAH Pendahuluan Khotbah diawali dengan koteks masa kini. Contoh-contoh krisis yang dihadapi oleh jemaat dan masyarakat secara umum. Lalu pengkhotbah mengajak jemaat untuk mendiskusikan cara-cara orang dalam memandang krisis dan menghadapi krisis itu. 95 (Pengkotbah diberikan kesempatan untuk menemukan dan mengungkapkan isu-isu terkini yang berkembang baik di dalam gereja maupun masyarakat saat ini yang ada hubungannya dengan Teks Alkitab ini) Isi Pengkotbah menyampaikan latar belakang Kitab Ratapan, ketika kerajaan Yehuda mengalami Krisis dan begitu hebatnya krisis itu, sampai-sampai penulisnya mencucurkan airmata dan meratap kepada Tuhan. Sampaikan pelajaran apa yang bisa didapatkan dari Kitab Ratapan ini. Penutup Di bagian ini, pengkhotbah meneguhkan jemaat untuk tetap teguh beriman dan berharap kepada Kristus walaupun sedang menghadapi krisis. Contoh Khotbah Jadi 24 Juni 2012 IMAN YANG MEMULIHKAN Bapak dan Ibu, saudara/i yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus, Bangsa kita sekarang ini sedang menata dan belajar bagaimana caranya bisa meraih kehidupan yang sejahtera untuk seluruh rakyat Indonesia. Namun, di tengah-tengah usahanya itu, memang di sana-sini kita masih menemukan banyak kekurangan. Banyak pihak yang berkuasa mengambil kesempatan untuk mengeruk sebanyak-banyaknya kekayaan negara untuk kepentingan pribadinya. Dan tidak tanggung-tanggung uang milyaran atau triliyunan bisa hilang tak berbekas dan sengaja atau tidak mampu dilacak keberadaannya. Tanpa dapat disangkal, bangsa kita sedang masuk ke dalam krisis multidemensi, baik itu krisis moral, ekonomi, lingkungan yang mengakibatkan kesejahteraan semakin sulit digapai oleh banyak orang. Kehidupan bangsa kita yang penuh dengan 96 kesemrawutan ini seringkali membuat orang putus asa. Banyak orang semakin kaya, tetapi banyak juga orang yang miskin semakin miskin. Pemenuhan kebutuhan pokok, pendidikan dan kesehatan warga yang merupakan syarat utama kesejahteraan belum dapat terpenuhi dan disediakan dengan baik oleh bangsa kita. Kejahatan meraja lela. Bunuh diri dan juga fenomena dukun tiban menjadi hal yang marak dalam kehidupan masyarakat kita. Kondisi seperti ini terkadang membuat orang mulai berhenti berharap akan ada pemulihan bagi bangsa kita. Bapak ibu dan saudara/i, Sungguh miris berita seperti ini sebenarnya, tetapi itulah kenyataan yang ada dalam kehidupan di sekitar kita. Jika kita diminta pendapat mengenai orang yang bunuh diri tentu saja kita tidak akan setuju dan secara cepat terkadang kita mengatakan bahwa orang itu tidak mempunyai iman. Namun, pertanyaannya adalah pernahkah kita mengalami suatu masalah/peristiwa yang begitu memilukan hingga kita merasa sangat tidak berdaya? Kejadian demikian ini kita sebut sebagai krisis yang bisa membuat orang merasa sangat tertekan/stress. Menurut penelitian para ahli psikologi, stress tidak mengenal batasan umur, jenis kelamin maupun tingkat pendidikan. Stress bisa menimpa anak-anak, remaja maupun orang dewasa/lansia. Orang yang berpendidikan ataupun tidak. Bahkan stress juga tidak hanya dimiliki oleh orang miskin saja, orang-orang yang kaya juga bisa mengalami stress. Itu artinya semua dari kita berpotensi atau bisa saja mengalami stress. Masalah yang menimpa orang akan ditanggapi dengan berbeda-beda, oleh karena itu tingkat orang mencapai titik stress juga berbeda-beda. Mungkin kita berpikir masalah yang dihadapi orang lain tidak begitu berat, tetapi bisa saja menurut orang itu, masalah yang ia hadapi sungguh sangat menekan. Ketika orang mengalami krisis dan stress, orang cenderung merasa bahwa dunia ini runtuh dan menimpa dirinya. Tulang-tulangnya seperti patah dan keluar dari tubuhnya, tangisan dan rintihan tidak mampu mengobati rasa yang sedang berkecamuk dalam dirinya. Oleh karena itu, seringkali orang yang stress berpikiran pendek. Orang menjadi mudah percaya kepada dukun-dukun, penggandaan uang dan lain sebagainya dan orang juga bisa cenderung melakukan hal-hal yang kurang baik, seperti bunuh diri, melakukan tindak kriminal ataupun juga mengonsumsi 97 obat-obatan terlarang. Tanggal 26 Juni kemarin, kita baru saja memperingati hari anti narkoba seluruh dunia. Seperti yang kita ketahui, narkoba sudah masuk dan dikonsumsi para remaja dan bahkan anakanak. Dan hari ini 1 Juli, kita memperingati hari anak-anak Indonesia, bayangkan jika generasi penerus bangsa kita sekarang sudah jatuh pada kendali narkoba, apa yang akan terjadi dengan bangsa kita. Orang yang mengonsumsi Narkoba biasanya adalah orang-orang yang tidak mampu mengendalikan dirinya sendiri dan tidak berani menghadapi dunianya. Mereka menggunakannya supaya lebih berani, ataupun menghilangkan rasa sakit/sedih yang dihadapi dan mengharapkan digantikan dengan kebahagiaan. Tetapi yang mereka dapatkan bukanlah kebahagiaan, tetapi justru ketergantungan, kerusakan syaraf dan bahkan kematian. Dari pengalaman saudara/i tentu akan ditemukan banyak hal yang bisa menjadi pilihan untuk dilakukan saat menghadapi krisis. Kali ini kita akan belajar dari salah satu bagian Alkitab yang tertulis dalam kitab Ratapan. Dalam kitab Ratapan, kita juga mendapat gambaran bahwa orang yang menulisnya juga sedang mengalami masalah yang hebat sekali. Jika kita mulai membaca dari pasal 1, kita akan mendapat gambaran bahwa sajak-sajak yang ada dalam Kitab Ratapan ini berisi keluhan ratap yang sangat pilu. Ratapannya sangat menyayat hati dan menggambarkan kepedihan yang sangat. Lihat saja dalam Pasal 1 ayat 16 dan 20 ada kata-kata :”….Karena inilah aku menangis, mataku mencucurkan air,…..Ya Tuhan, lihatlah betapa besar ketakutanku;betapa gelisah jiwaku….” dan masih banyak lagi ungkapan-ungkapan penderitaan yang ditulis oleh penulisnya. Penulis kitab ini merasakan penderitaan yang teramat sangat dan ia luapkan dalam bentuk syair ratapan kepada Tuhan. Apakah yang ia gelisahkan dan ratapi? Penulis kitab ini hidup dalam masa yang sangat sulit dalam sejarah kerajaan Yehuda. Kehidupan berat yang dialami rakyat Yehuda muncul setelah ada penindasan bangsa asing, yaitu Mesir dan kemudian Babel yang berpuncak pada pembuangan ke Babel dan penghancuran Bait Allah di Yerusalem. Bangsa yang dulu besar dan jaya, kini porak poranda. Melalui ratapan ini, penulis mengungkapkan bahwa apa yang terjadi dalam kehidupan bangsa Yehuda saat itu karena murka Tuhan kepada umatnya yang hidup dalam kejahatan. 98 Belum lagi kehidupan pribadi penulisnya yang juga ikut menderita akibat penghukuman Tuhan (pasal 3). Semua pengalaman yang ia lihat dan alami ini membuatnya berseru kepada Tuhan. Namun dalam ratapannya itu, Ia juga meyakini bahwa dalam kemurkaan Tuhan yang menyalanyala itu, Tuhan tetap adalah Tuhan yang penuh dengan kasih, penolong dan adil. Dalam pasal 3:21-33, penulis meyakini bahwa Kasih Tuhan tidak akan pernah berkesudahan, tidak selamanya Tuhan akan menghukum umatNya, seperti yang tertulis dalam ayat 32,” karena walau Ia mendatangkan susah, Ia menyayangi menurut kebesaran kasih setiaNya.” Penulis meyakini betul bahwa ukuran keadilan dan kasih Allah tidaklah sama seperti yang dipikirkan oleh manusia. Jadi ukurannya adalah kasih setia Tuhan dan bukan manusia, oleh karena itu ada pengharapan yang luar biasa yang ia sampaikan di tengah-tengah ratapannya itu, yaitu bahwa Tuhan pasti akan menolong, menantikan dan terus berharap hanya kepada Tuhan, yang maha segalanya (lihat ayat ke 37, Siapa berfirman, maka semuanya jadi? Bukankah Tuhan yang memerintahkannya.) Dalam sejarah perjalanan bangsa Israel, harapan dan pengakuan akan kasih Tuhan ini kemudian terbukti dengan dipulangkannya orang buangan ke Yerusalem setelah 70 tahun ditanah Babel. Ada pelajaran yang menarik yang kita dapatkan dengan membaca kitab Ratapan ini, yaitu yang pertama, bahwa dalam setiap kejadian krisis yang kita hadapi, baik secara pribadi atau secara komunal, manusia diajak untuk berefleksi, mengapa Tuhan mengijinkan ia/suatu bangsa mengalami krisis. Ini adalah hal yang sulit, bagaimana mau berefleksi, mikir aja nggak bisa? Tapi inilah yang sebenarnya, saat kita stress, tingkat emosi kita sedang tinggi dan seringkali tidak terkontrol. Bagaimana cara menanggulanginya? Caranya adalah dengan berpikir! Mencoba mengambil jarak dari apa yang sedang kita hadapi dan berusaha merenungkan kembali apa yang sedang kita hadapi. Sulit memang oleh karena itu, di sini dibutuhkan kuasa dari Tuhan untuk memampukan kita bisa melakukannya. Terkadang, ada juga pandangan lain dari beberapa orang yang mengatakan bahwa semua yang terjadi adalah kehendak Tuhan dan kita hanya bisa menjalaninya. Namun, karena terlalu berserah, terkadang kita tidak mau belajar dari pengalaman hidup kita sehingga masalah yang sama terkadang selalu menghampiri 99 hidup kita. Dengan mau merefleksikan pengalaman dan masalah yang kita hadapi, kita akan belajar menjadi bijaksana seraya terus belajar untuk menjadi lebih baik. Dan pelajaran yang kedua, selain kita “berefleksi dari pengalaman kita” adalah belajar untuk mengungkapkan/mencurahkan hati, entah itu kepada orang yang kita percayai dan juga terutama kepada Tuhan. Bukan sebuah dosa apabila kita meratap kepada Tuhan akan semua kepedihan yang kita alami. Namun, ratapan dari dalam hati yang mengungkapkan kepedihan hati ini, bukanlah ratapan keputusasaan dengan menyalahkan Tuhan, tetapi menyerahkan semuanya dalam tangan Tuhan yang maha adil. Mencurahkan isi hati ini sangat penting untuk melepaskan stress yang kita alami saat menghadapi krisis. Bercerita kepada orang lain adalah cara yang baik apabila kita memang benar-benar mempercayai orang itu, tetapi terkadang kita harus hati-hati karena tidak semua orang bisa kita percayai. Jadi, bercerita dan meratap yang paling tepat memang adalah kepada Tuhan seperti yang dilakukan penulis kitab Ratapan. Mencurahkan hati kepada Tuhan ini, didasari akan pengharapan dan iman, bahwa Allah yang mengijinkan kita melewati krisis ini adalah Allah yang setia, penolong dan adil yang menyayangi kita menurut kasih setiaNya yang besar. Ingat dalam ayat yang ke 32 dikatakan: ”…karena walau Ia mendatangkan susah, Ia menyayangi menurut kebesaran kasih setiaNya.” Hanya kepada Tuhan yang Maha Segalanyalah kita bisa beriman dan berharap. Dan nantikanlah pertolongan dari Tuhan yang akan turun dalam hidup kita. Amin. UsulanAyat-ayat dan Lagu-lagu 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Ny Pembukaan Nats Pembimbing Ny Pujian Berita Anugerah Ny Peneguhan Ny Responsoria Nats Persembahan Ny Persembahan Ny Penutup : : : : : : : : : KJ. 8:1-2 Pengkhotbah 3:1-4, 11dan 14 PKJ. 258:1-2 Mazmur 30:5-6 KJ. 23:1-3 PKJ. 231:1-2 2 Korintus 8:12-15 KJ. 439:1 dst PKJ. 180:1 100