universitas diponegoro evaluasi kesesuaian lahan

advertisement
UNIVERSITAS DIPONEGORO
EVALUASI KESESUAIAN LAHAN PERMUKIMAN DI KOTA
SEMARANG BAGIAN SELATAN
TUGAS AKHIR
MITRA SATRIA
L2D008046
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
SEMARANG
DESEMBER 2012
UNIVERSITAS DIPONEGORO
EVALUASI KESESUAIAN LAHAN PERMUKIMAN DI KOTA
SEMARANG BAGIAN SELATAN
TUGAS AKHIR
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana
MITRA SATRIA
L2D008046
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
SEMARANG
DESEMBER 2012
i
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Tugas Akhir yang berjudul “Evaluasi Kesesuaian Lahan Permukiman di Kota Semarang Bagian
Selatan” ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip maupun yang
dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.
NAMA
: Mitra Satria
NIM
: L2D008046
Tanda Tangan
: ...........................
Tanggal
: 21 Desember 2012
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Tugas Akhir ini diajukan oleh :
NAMA
: Mitra Satria
NIM
: L2D008046
Jurusan
: Perencanaan Wilayah dan Kota
Fakultas
: Teknik
Judul Tugas Akhir
: Evaluasi Kesesuaian Lahan Permukiman di Kota Semarang Bagian
Selatan
Telah berhasil dipertahankan di hadapan Tim Penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan yang
diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana pada Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota,
Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro.
TIM PENGUJI
Pembimbing
: Sri Rahayu, S.Si, M.Si
(…………………………)
Penguji I
: Ir. Parfi Khadiyanto, MSL
(…………………………)
Penguji II
: Anang Wahyu Sejati, ST, MT
(…………………………)
Semarang, 21 Desember 2012
Mengetahui,
Ketua Jurusan Perencanaan Wilayah & Kota
Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
Dr. –Ing. Asnawi, S.T.
NIP. 197107241997021001
iii
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akademika Universitas Diponegooro, saya yang bertandatangan di bawah ini :
Nama
: Mitra Satria
NIM
: L2D008046
Jurusan
: Perencanaan Wilayah dan Kota
Fakultas
: Teknik
Jenis Karya
: Tugas Akhir
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas
Diponegoro Hak Bebas Royalti Noneksklusif (None-exclusive Royalty Free Right) atas karya ilmiah
saya yang berjudul :
“Evaluasi Kesesuaian Lahan Permukiman di Kota Semarang bagian selatan”
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti/ Noneksklusif ini Universitas
Diponegoro berhak menyimpan, mengalihmedia/ formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data
(datbase), merawat dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis/ pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di
: Semarang
Pada Tanggal
: 21 Desember 2012
Yang menyatakan
Mitra Satria
iv
Say: He is Allah, the One and Only Allah, the Eternal,
Absolute
He begetteth not, nor is He begotten And there is none like
unto Him (Al-Ikhlas)
Raise your words, not voice
It is rain that grows flowers, not thunder (Rumi)
Setiap Orang adalah Arsitek dari keberuntungannya
sendiri (Appius Cladius)
v
ABSTRAK
Kota Semarang sebagai ibukota Provinsi Jawa Tengah menjadi salah satu daerah tujuan kaum
urban untuk mencari kehidupan yang lebih layak. Hal tersebut mengakibatkan peningkatan jumlah penduduk
yang cukup signifikan dan berpengaruh terhadap penggunaan lahan di kota ini. Luas lahan yang bersifat
tetap di pusat kota menjadikan kawasan pinggiran sebagai pilihan untuk permukiman. Kondisi fisik alam
terutama di Kota Semarang bagian selatan yang mempunyai karakteristik perbukitan juga tak luput untuk
dijadikan sebagai kawasan permukiman.
Kawasan Kota Semarang bagian selatan yang menjadi bagian penelitian ini meliputi Kecamatan
Tembalang, Banyumanik dan Gunungpati. Perkembangan permukiman di ketiga kecamatan tersebut
dipengaruhi oleh adanya perguruan tinggi yang banyak mendatangkan penduduk dari luar Kota Semarang
baik mahasiswa maupun pedagang serta fasilitas penunjang yang sudah lengkap. Selain itu, kawasan ini juga
dilalui jalur utama Semarang, Yogyakarta dan Solo yang membuat kawasan ini semakin ramai karena akses
yang mudah dijangkau.
Penelitian ini mengkaji mengenai evaluasi kesesuaian lahan untuk permukiman di Kota Semarang
bagian selatan berdasarkan kondisi fisik lahan serta perubahan penggunaan lahan dalam kurun waktu 10
tahun (1999-2009). Variabel kondisi fisik yang digunakan antara lain topografi, jenis tanah, curah
hujan,tingkat erosi, gerakan tanah dan lokasi banjir. Metodologi yang digunakan yaitu pendekatan deskriptif
kuantitatif. Metode analisis pada penelitian ini antara lain skoring dan overlay dengan GIS seperti analisis
fungsi kawasan dan analsis kesesuaian lahan permukiman berdasarkan kondisi fisik lahan, metode analisis
spasial seperti analisis penggunaan lahan permukiman eksisting , analisis kuanitatif deskriptif seperti
analisis evaluasi penggunaan lahan permukiman.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah tingkatan kesesuaian lahan untuk permukiman di
Kota Semarang bagian selatan. Tingkatan ini terbagi menjadi 4 (empat) tingkatan yaitu :kawasan sangat
sesuai untuk permukiman seluas 3987,7 Ha (29,8%), kawasan sesuai untuk permukiman seluas 2265,5 Ha
(16,9%), kawasan kurang sesuai untuk permukiman seluas 321,5 Ha (2,4%), kawasan tidak sesuai untuk
permukiman yang berupa kawasan penyangga dan lindung lokal seluas 6812,3 Ha (50,9%) Lahan yang
memiliki tingkat kesesuaian untuk kawasan permukiman pada kategori sangat sesuai merupakan lahan yang
memiliki kemiringan lahan <15%, jenis tanah yang tidak atau agak peka terhadap erosi, curah hujan 27,734,8 mm/tahun dan tidak dalam lokasi rawan bencana.
Evaluasi kesesuaian lahan permukiman pada lokasi permukiman yang berada dalam kriteria
kawasan sangat sesuai seluas 2585,4 Ha, kawasan sesuai seluas1118,8 Ha, kawasan kurang sesuai seluas
20,2 Ha dan dalam kawasan yang tidak sesuai untuk permukiman yang berada pada kawasan penyangga
seluas 1735,5 dan lindung lokal seluas 293,6 Ha. Sedangkan untuk perubahan penggunaan lahan dalam
kurun waktu 10 tahun, lokasi lahan permukiman seluas 567,1 Ha berada dalam kawasan budidaya dengan
rincian 295,6 Ha berada pada kesesuaian yang sangat sesuai untuk permukiman, 271,3 Ha berada pada
kesesuaian yang sesuai dan 0, 2 Ha berada pada kawasan kurang sesuai. Untuk perubahan alih fungsi lahan
yang berada dalam kawasan tidak sesuai atau kawasan penyangga (738,5 Ha) dan lindung lokal(87,6 Ha)
berjumlah 826,1 Ha. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat dijadikan rekomendasi bagi pemerintah
setempat untuk merumuskan kebijakan dan peraturan yang tegas dalam pembangunan permukiman di Kota
Semarang bagian selatan.
Kata kunci: evaluasi, permukiman, kesesuaian lahan, SIG
vi
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya serta Cahaya
Rasululluah SAW sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan judul “Evaluasi
Kesesuaian Lahan Permukiman di Kota Semarang bagian selatan” guna memenuhi salah satu
persyaratan pendidikan Sarjana Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota. Dalam pembuatan Tugas
Akhir ini penulis selalu berusaha sebaik-baiknya dengan berpegang kepada ketentuan yang berlaku,
namun karena keterbatasan pengetahuan dan waktu maka penulis menyadari dalam penyajiannya jauh
dari sempurna. Untuk itu segala saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan demi
sempurnanya Tugas Akhir ini. Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1. Kedua orang tua, kakak dan saudara yang selalu mendoakan dan memberi dukungan dalam
penyelesaian Tugas Akhir ini.
2. Ibu Sri Rahayu S.Si. Msi. sebagai dosen pembimbing atas senyuman, masukan, kritik, saran,
kesabaran dan motivasi yang luar biasa dalam mendukung penyelesaian Tugas Akhir ini.
3. Bapak Ir. Parfi Khadiyanto, MSL. selaku dosen wali serta dosen penguji yang memberikan
bimbingan moril dalam menjalani kuliah dan saran serta masukan yang menjadikan Tugas Akhir
ini lebih baik.
4. Bapak Anang Wahyu Sejati ST, MT selaku dosen penguji yang telah memberikan saran, masukan
dan kritikan sehingga Tugas Akhir menjadi lebih baik.
5. Teman-teman terbaik planologi angkatan 2008, sahabat kos di Tembalang, sahabat SMA dan
teman KKN atas dorongan, gangguan dan gurauan serta kebersamaannya selama ini.
6. Semua pihak yang secara tidak langsung terkait dan membantu dalam penyelesaian laporan ini
yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Harapan penulis semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi kepentingan pendidikan di
lingkungan Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota dan Pemerintah Kecamatan Tembalang,
Gunungpati dan Banyumanik yang ada di Kota Semarang sebagai wilayah studi dalam penelitian.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Semarang, Januari 2013
Mitra Satria
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL
.....................................................................................................................
HALAMAN
PENGESAHAN
......................................................................................................
i
ii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ........................................................................ iii
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................................................... ........ v
ABSTRAK .......................................................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ........................................................................................................................ vii
DAFTAR ISI ....................................................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ............................................................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah ............................................................................................................. 3
1.3 Tujuan dan Sasaran ............................................................................................................... 3
1.3.1 Tujuan ......................................................................................................................... 3
1.3.2 Sasaran ........................................................................................................................ 4
1.4 Ruang Lingkup ..................................................................................................................... 4
1.4.1 Ruang Lingkup Wilayah ............................................................................................. 4
1.4.2 Ruang Lingkup Materi ................................................................................................ 5
1.5 Keaslian Penelitian .............................................................................................................. 5
1.6 Kerangka Pikir ...................................................................................................................... 6
1.7 Metodologi Penelitian .......................................................................................................... 6
1.7.1 Teknik Pengumpulan Data .......................................................................................... 8
1.8 Teknik Analisis .................................................................................................................... 10
1.9 Sistematika Penulisan ........................................................................................................... 15
BAB II KAJIAN LITERATUR EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK PERMUKIMAN
2.1 Kota dan Wilayah Pinggiran ................................................................................................. 16
2.1.1 Kota ............................................................................................................................ 16
viii
2.1.2 Wilayah Pinggiran ...................................................................................................... 16
2.1.3 Perkembangan Kota ke Wilayah Pinggiran ................................................................ 17
2.1.4 Dampak Perkembangan Kota ke Wilayah Pinggiran .................................................. 18
2.2 Konsep Lahan ....................................................................................................................... 18
2.2.1. Pengertian Lahan ....................................................................................................... 18
2.2.2 Penggunaan Lahan ..................................................................................................... 19
2.2.3 Klasifikasi Penggunaan Lahan ................................................................................... 19
2.3 Pengertian Perumahan dan Permukiman............................................................................... 20
2.4 Kesesuaian Lahan Permukiman ........................................................................................... 20
2.5 Pengertian Evaluasi ............................................................................................................. 27
2.5.1 Proses Evaluasi Lahan ................................................................................................ 28
2.6 Sintesa Kajian Litelatur ....................................................................................................... 29
BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI (KOTA SEMARANG BAGIAN SELATAN)
3.1 Profil Wilayah Kota Semarang ............................................................................................. . 30
3.1.1 Penggunaan Lahan ..................................................................................................... . 31
3.1.2 Kependudukan ............................................................................................................ . 31
3.2 Profil Wilayah Kota Semarang Bagian Selatan .................................................................... . 32
3.2.1 Penggunaan Lahan ..................................................................................................... . 33
3.2.2 Kependudukan ............................................................................................................ . 35
3.2.3 Kondisi Topografi ...................................................................................................... . 37
3.2.4 Jenis Tanah ................................................................................................................. . 39
3.2.5 Curah Hujan ............................................................................................................... . 40
3.2.6 Lokasi Rawan Bencana .............................................................................................. . 41
3.2.7 Permukiman di Kota Semarang bagian selatan ............................................................ . 43
BAB IV EVALUASI KESESUAIAN LAHAN PERMUKIMAN DI KOTA SEMARANG
BAGIAN SELATAN ................................................................................................................ 45
4.1 Analisis Fungsi Kawasan ................................................................................................... 45
4.1.1 Analisis Kemiringan Lereng ........................................................................................ 45
4.1.2 Analisis Jenis Tanah .................................................................................................... 48
4.1.3 Analisis Curah Hujan .................................................................................................. 49
4.2 Analisis Kawasan Lindung Lokal ........................................................................................ 53
ix
4.2.1 Analisis Sempadan Sungai .......................................................................................... 53
4.2.2 Analisis Sawah Irigasi Teknis ..................................................................................... 54
4.3 Analisis Penentuan Kawasan Budidaya ............................................................................. . 57
4.4 Analisis Kriteria Kesesuaian Lahan Permukiman Aspek Fisik Lahan .............................. . 58
4.4.1 Analisis Kemiringan Lereng ....................................................................................... 58
4.4.2 Analisis Kondisi Banjir ............................................................................................... 60
4.4.3 Analisis Geologi Gerakan Tanah................................................................................. 61
4.4.4 Analisis Tingkat Erosi ................................................................................................. 63
4.4.5 Kesesuaian Permukiman ............................................................................................ 65
4.5 Analisis Penggunaan Lahan Eksisting .............................................................................. 67
4.5.1 Penggunaan Lahan Tahun 1999 .................................................................................. 67
4.5.2 Penggunaan Lahan Tahun 2009 .................................................................................. 69
4.5.3 Perubahan Penggunaan Lahan Tahun 1999-2009........................................................ 71
4.6 Analisis Evaluasi Penggunaan Lahan Permukiman .......................................................... 74
BAB V PENUTUP ............................................................................................................................. 79
5.1 Kesimpulan .................. ..................................................................................................... ..79
5.2 Rekomendasi .. .................................................................................................................. . 80
5.3 Keterbatasan Penelitian ..................................................................................................... . 81
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................................... 82
LAMPIRAN ..................................................................................................................................... 84
x
DAFTAR TABEL
Tabel I.1
Keaslian Penelitian .......................................................................................................... 5
Tabel I.2
Kebutuhan Data ............................................................................................................... 9
Tabel I.3
Kemiringan Lahan ......................................................................................................... 10
Tabel I.4
Jenis Tanah ..................................................................................................................... 11
Tabel I.5
Curah Hujan .................................................................................................................... 11
Tabel I.6
Klasifikasi dan Kriteria Kemiringan Lereng untuk Permukiman ..................................... 12
Tabel I.7
Kelas dan Kriteria Lama Penggenangan atau Banjir untuk Permukiman ......................... 12
Tabel I.8
Kelas dan Kriteria Tingkat Erosi untuk Permukiman ....................................................... 12
Tabel I.9
Kelas dan Kriteria Gerak Tanah untuk Permukiman ........................................................ 12
Tabel I.10 Kelas Kesesuaian Fisik Lahan Permukiman .................................................................... 13
Tabel II.1 Klasifikasi dan Kriteria Kesesuaian Lahan Permukiman ................................................. 23
Tabel II.2 Kemiringan Lahan ........................................................................................................... 24
Tabel II.3 Jenis Tanah ..................................................................................................................... 25
Tabel II.4 Curah Hujan .................................................................................................................... 25
Tabel II.5 Sintesa Kaijian Literatur .................................................................................................. 29
Tabel III.1 Penggunaan Lahan Kota Semarang Bagian Selatan Tahun 2010 .................................... 34
Tabel III.2 Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Kota Semarang Bagian Selatan
Tahun 2005-2010 ............................................................................................................. 36
Tabel IV.1 Skor dan Luas Kemiringan Lereng di Kota Semarang bagian Selatan ............................. 46
Tabel IV.2 Skor dan Luas Jenis Tanah di Kota Semarang bagian selatan ......................................... 48
Tabel IV.3 Skor dan Luas Intensitas Curah Hujan di Kota Semarang bagian selatan ....................... 50
Tabel IV.4 Luas Fungsi Kawasan Berdasarkan Kriteria Penetapan Fungsi Kawasan di
Kota Semarang bagian selatan ........................................................................................ 51
Tabel IV.5 Luas Kawasan Lindung Lokal di Kota Semarang bagian selatan .................................... 56
Tabel IV.6 Luas Fungsi Kawasan di Kota Semarang bagian selatan ................................................ 57
Tabel IV.7 Luas dan Persentase Kemiringan Lereng terhadap Luas Kawasan Budidaya
di Kota Semarang bagian selatan .................................................................................... 59
Tabel IV.8 Luas dan Persentase Daerah Rawan Banjir terhadap Luas Kawasan Budidaya
di Kota Semarang bagian selatan ..................................................................................... 60
Tabel IV.9 Luas dan Persentase Geologi Gerakan Tanah terhadap Luas Kawasan Budidaya
di Kota Semarang bagian selatan ..................................................................................... 62
xi
Tabel IV.10 Luas dan Persentase Tingkat Erosi terhadap Luas Kawasan Budidaya di Kota
Semarang bagian selatan .................................................................................................. 64
Tabel IV.11 Luas dan Persentase Tingkat Kesesuaian Permukiman di Kota Semarang bagian
selatan ................. ............................................................................................................ 65
Tabel IV.12 Luas Tingkat Kesesuaian Permukiman PerKecamatan di Kota Semarang bagian
Selatan ........ .................................................................................................................... 66
Tabel IV.13 Luas Tata Guna Lahan di Kota Semarang bagian selatan tahun 1999 .......................... 69
Tabel IV.14 Luas Tata Guna Lahan di Kota Semarang bagian selatan tahun 2009 ........................... 71
Tabel IV.15 Perubahan Tata Guna Lahan Kota Semarang bagian selatan tahun 1999-2009. ............. 73
Tabel IV.16 Tingkat Kesesuaian Lokasi Permukiman di Kota Semarang bagian selatan .................. 76
Tabel IV.17 Tingkat Kesesuaian Lokasi Perubahan Penggunaan Lahan Permukiman di Kota
Semarang bagian selatan ................................................................................................. 78
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1
Kerangka Pikir ............................................................................................................ 7
Gambar 1.2
Kerangka Analisis ....................................................................................................... 14
Gambar 3.1
Peta Administrasi Kota Semarang ............................................................................... 30
Gambar 3.2
Diagram Penggunaan Lahan Kota Semarang Tahun 2010 ........................................... 31
Gambar 3.3
Kurva Laju Pertumbuhan Penduduk Kota Semarang 2010 .......................................... 32
Gambar 3.4
Peta Administrasi Kota Semarang Bagian Selatan ....................................................... 33
Gambar 3.5
Peta Tata Guna Lahan Kota Semarang Bagian Selatan ................................................ 35
Gambar 3.6
Peta Persebaran Penduduk Kota Semarang Bagian Selatan ......................................... 36
Gambar 3.7
Peta Kelerengan Kota Semarang Bagian Selatan ......................................................... 38
Gambar 3.8
Peta Kelerengan Kota Semarang Bagian Selatan ......................................................... 39
Gambar 3.9
Peta Jenis Tanah Kota Semarang Bagian Selatan ........................................................ 40
Gambar 3.10 Peta Curah Hujan Kota Semarang Bagian Selatan ....................................................... 41
Gambar 3.11 Peta Rawan Bencana Kota Semarang Bagian Selatan .................................................. 42
Gambar 3.12 Peta Gerakan Tanah Kota Semarang Bagian Selatan ................................................... 43
Gambar 3.13 Peta Persebaran Permukiman Kota Semarang Bagian Selatan ..................................... 44
Gambar 4.1
Presentase Luas Lahan berdasarkan Kemiringan lereng di Kota Semarang
Bagian selatan....................... ........................................................................................ 46
Gambar 4.2
Peta Analisis Kemiringan Lereng di Kota Semarang bagian Selatan ........................... 47
Gambar 4.3
Persentase Luas Lahan Berdasarkan Jenis Tanah di Kota Semarang
Bagian Selatan........................................................................................................... ...48
Gambar 4.4
Peta Analisis Jenis Tanah di Kota Semarang bagian Selatan ......................................49
Gambar 4.5
Peta Analisis Curah Hujan di Kota Semarang bagian Selatan .................................... 50
Gambar 4.6
Persentase Luas Fungsi Kawasan Berdasarkan Kriteria dan Tatacara Penetapan
Kawasan Lindung dan Budidaya di Kota Semarang bagian Selatan ........................... 51
Gambar 4.7 Peta Analisis Fungsi Kawasan Berdasarkan Kriteria dan Tatacara Penetapan
Kawasan Lindung dan Budidaya di Kota Semarang bagian Selatan di Kota
Semarang bagian Selatan................................................................................................ 52
Gambar 4.8
Detail Buffer Sempadan Sungai di Kota Semarang Bagian Selatan ............................. 54
xiii
Gambar 4.9
Sungai besar dan Sungai Kecil di Kota Semarang Bagian Selatan............................... 54
Gambar 4.10 Peta Persebaran Sawah Irigasi Teknis di Kota Semarang bagian Selatan .................... 55
Gambar 4.11 Peta Sawah Irigasi Teknis dalam Fungsi Kawasan Penyangga dan Budidaya
di Kota Semarang bagian Selatan ........................................................................... 55
Gambar 4.12 Peta Fungsi Kawasan di Kota Semarang bagian Selatan ........................................ 58
Gambar 4.13 Peta Analisis Kelerengan terhadap Kawasan Budidaya di Kota Semarang
bagian Selatan ................................................................................................. ......... 60
Gambar 4.14 Peta Analisis Rawan Banjir di Kawasan Budidaya di Kota Semarang
bagian Selatan ......................................................................................................... 61
Gambar 4.15 Peta Geologi Gerakan Tanah di Kawasan Budidaya di Kota Semarang
Bagian Selatan. ........................................................................................................ 63
Gambar 4.16 Peta Tingkat Erosi di Kawasan Budidaya di Kota Semarang bagian Selatan........... 64
Gambar 4.17 Peta Tingkat Kesesuian Lahan Permukiman pada Kawasan Budidaya di Kota
Semarang bagian Selatan ........................................................................................ 67
Gambar 4.18 Peta Tata Guna Lahan Tahun 1999 di Kota Semarang bagian Selatan ................... 68
Gambar 4.19 Peta Tata Guna Lahan Tahun 2009 di Kota Semarang bagian Selatan.................... 70
Gambar 4.20 Peta Perubahan Tata Guna Lahan Kota Semarang bagian Selatan Tahun
1999-2009 ............................................................................................................... 72
Gambar 4.21 Peta Evaluasi Kesesuaian Permukiman Kota Semarang bagian Selatan .................. 75
Gambar 4.22 Peta Evaluasi Kesesuaian Perubahan Lahan Permukiman Kota Semarang
bagian Selatan ......................................................................................................... 77
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A : Berita Acara Tugas Akhir
Lampiran B : Lembar Asistensi
xv
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Kota mempunyai peranan sebagai titik pusat pertumbuhan ekonomi serta menjadi pusat
aktivitas ekonomi, sosial dan budaya. Selain itu kota juga ditunjang dengan adanya sarana
prasarana yang lengkap sehingga menyebabkan banyak penduduk yang datang untuk
beraktifitas dan mengembangkan kehidupannya di wilayah tersebut.Pada umumnya, penduduk
yang pindah ke kota bertujuan untuk memperoleh kesempatan kerja. Hubungan tersebut
mengakibatkan semakin membesarnya jumlah penduduk di wilayah perkotaan.
Seiring bertambahnya jumlah penduduk akibat proses urbanisasi, bertambah pula
jumlah permintaan terhadap kebutuhan lahan yang digunakan untuk kebutuhan sosial dan
ekonomi terutama permukiman dalam suatu perkotaan. Kenaikan kebutuhan akan lahan tidak
diimbangi oleh jumlah lahan yang tersedia sehingga menimbulkan persaingan dalam
pemanfaatan lahan. Fenomena alih fungsi lahan senantiasa terjadi dalam pemenuhan aktivitas
sosial ekonomi yang menyertai pertumbuhan penduduk kota.Persediaan lahan yang bersifat
tetap sedangkan permintaannya terus bertambah menjadikan penggunaan lahan suatu kota
berubah kearah aktifitas yang lebih menguntungkan dilihat dari potensi sekitarnya yang ada.
Hal ini tidak terlepas dari kenyataan bahwa kota merupakan lokasi yang paling efisien dan
efektif untuk kegiatan-kegiatan produktif sehubungan dengan ketersediaan sarana dan
prasarana, tenaga kerja terampil serta dana sebagai modal (tjahjati 1996:1). Tidak semua lokasi
lahan mengalami perubahan penggunaan, hal ini disebabkan perbedaan potensi dan
kesetrategisan lahan yang berbeda-beda. Sehingga lahan yang memiliki potensi dan strategis,
akan berpeluang mengalami perubahan alih fungsi lahan.
Permukiman merupakan kegiatan yang banyak mendominasi kegunaan lahan baik di
kota maupun daerah pinggiran.Menjamurnya pembangunan permukiman yang ada di pinggiran
kota secara tidak teratur mengakibatkan perkembangan kota disebut sebagai urban sprawl
(Troy, 1996). Urban sprawl atau perluasan fisik kota memiliki dampak negatif yang salah
satunya tidak efektifnya pembangunan fasilitas pelayan kota dan ketidaksesuaian lahan
sebagaimana mestinya.
Kota Semarang merupakan salah satu kota yang banyak didatangi oleh kaum urban
karena menyediakan kegiatan-kegiatan ekonomi dan fasilitas yang lengkap sehingga
menjanjikan untuk dijadikan daerah tujuan dalam mencari penghasilan. Perkembangan Kota
Semarang itu sendiri mengakibatkan perluasan ke daerah pinggiran karena lahan dipusat kota
tidak mampu lagi untuk menampung berbagai kebutuhan masyarakat. Salah satu wilayah
1
2
pinggiran yang menjadi perluasan kota yaitu semarang bagian selatan, antara lain Kecamatan
Tembalang, Kecamatan Banyumanik dan Kecamatan Gunungpati. Ketiga kecamatan ini
memiliki luasan lahan masing-masing 44.20 Km², 25.69 Km² dan 54.11 Km². Sedangkan
kepadatan penduduk dari masing-masing kecamatan mengalami peningkatan sebesar 34.8%,
23.4% dan 25% dalam kurun waktu 10 tahun (BPS Kota Semarang 2011). Perkembangan
kecamatan tersebut secara langsung dipengaruhi oleh adanya perguruan tinggi yang banyak
mendatangkan penduduk dari luar semarang baik mahasiswa maupun pedagang dan pekerja
yang kemudian menempati kawasan tersebut. Selain itu luasan lahan yang masih luas serta
terdapatnya fasilitas yang mulai merambah ke semarang bagian selatan mengakibatkan
kecamatan-kecamatan ini banyak dijadikan sebagai salah satu tempat untuk beraktifitas.
Selain itu, banyaknya perkembangan permukiman di daerah ini dikarenakan semarang
bagian selatan dilewati oleh jalur utama Semarang, Yogyakarta dan Solo yang membuat
kawasan ini semakin ramai dan banyak dijadikan salah satu wilayah tujuan tempat tinggal
karena lokasi yang mudah dijangkau dan mudah dijumpai lahan yang dapat dijadikan tempat
bermukim. Akses dikawasan ini juga relatif bagus dan fasilitas penunjang perkotaan lainnya
sudah banyak dijumpai di kawasan tersebut.
Perkembangan permukiman yang terjadi di wilayah ini harus memperhatikan kondisi
fisik lahannya. Hal ini mempunyai maksud agar tidak menimbulkan permasalahanpermasalahan yang dapat merugikan berbagai pihak seperti degradasi lingkungan. Penempatan
lokasi pembangunan permukiman perlu diselaraskan dengan kesesuaian lahannya. Dengan
demikian permasalahan jangka panjang dan dampak negatif yang dapat terjadi dapat dihindari
serta dapat menjaga kelestarian alam yang dapat diwariskan ke generasi selanjutnya. Untuk
tujuan inilah analisis kesesuaian lahan permukiman di wilayah ini diperlukan untuk
memastikan bahwa perkembangan permukiman masih memperhatikan kesesuaian lahan dalam
menopang aktifitas penduduk didalamnya.
Perkembangan permukiman di Semarang bagian selatan ini merupakan bentuk
perkembangan fisik kota, mengingat data-data mengenai perkembangan permukiman sangat
penting bagi perencanaan dan pembangunan, maka perlu dipantau agar tidak menimbulkan
masalah dikemudian hari. Dalam merumuskan tata ruang kota dimasa yang akan datang,
yunus(2005) berpendapat bahwa pemahaman karakteristik fisik kota diperlukan guna
menghindari dampak negatif dari perkembangan kota. Pemanfaatan lahan untuk permukiman
harus diatur dengan baik sehingga sesuai dengan rencana tata ruang kota, dengan
mempertimbangkan keseimbangan aspek ekologis sehingga tidak sampai terjadi penurunan
kualitas lahan.
3
Pemantauan perkembangan lahan permukiman dengan cara manual akan memakan
banyak waktu, tenaga dan biaya sehingga pemanfaatan peta penggunaan lahan yang lebih
mudah akan digunakan dalam analisis kali ini. Dalam peniltian kali ini, akan digunakan peta
penggunaan lahan tahun 1999 dan 2009 karena disesuaikan dengan citra yang digunakan untuk
melihat penggunaan lahan secara langsung yang dapat membantu dalam pemantauan
perkembangan penggunaan lahan dalam Kota Semarang.
1.2.
Perumusan Masalah
Perkembangan permukiman dan pemilihan tempat tinggal di kawasan pinggiran
semakin meningkat dengan adanya kondisi pusat kota yang semakin padat, hal ini terjadi akibat
luas lahan perkotaan yang tidak berubah dan kondisi lahan di kawasan pinggiran yang masih
luas. Berkembangnya penyediaan sarana prasarana, menjadi dorongan untuk pekerja perkotaan
untuk memiliki rumah di kawasan pinggiran. Hal tersebut menjadi salah satu faktor pendorong
pemekaran perkotaan menuju kawasan pinggiran kota.
Cepatnya pembangunan dikawasan pinggiran Kota Semarang bagian selatan
mengakibatkan beberapa perkembangan yang tidak seiring dengan keseimbangan alam,
permasalahan tersebut antara lain pembangunan yang menggunakan lahan-lahan pertanian
produktif yang tidak sejalan dengan usaha keberlanjutan pangan dan berakibat pada
menurunnya produktifitas pertanian, pembangunan yang berada di kawasan lindung dapat
berpotensi menimbulkan bencana. Hal ini seperti yang terjadi di salah satu lokasi di
Gunungpati yang mengalami penurunan jumlah mata air sumur akibat meningkatnya jumlah
permukiman pada lahan yang seharusnya menjadi daerah resapan air (Perda No. 5 Tahun 2004
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Semarang Tahun 2000 – 2010).
Dari permasalahan tersebut maka penelitian yang berjudul evaluasi lahan permukiman
di Kota Semarang bagian selatan sangat diperlukan dalam rangka menilai perkembangan
penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan peruntukannya. Resesarch Question dari
perumusan masalah diatas adalah “Bagaimana kesesuaian lahan permukiman di Kota
Semarang bagian selatan jika dilihat dari penginderaan jauh dan kondisi fisik alamnya?”
1.3.
Tujuan dan Sasaran
Tujuan dan sasaran dalam penelitian ini akan dijabarkan pada subbab di bawah ini. Tujuan
dan sasaran tersebut merupakan acuan yang ingin dicapai dalam penelitian.
1.3.1. Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi kesesuaian lahan dan penggunaan
lahan untuk permukiman di Kota Semarang bagian selatan.
4
1.3.2. Sasaran
Adapun sasaran yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan diatas adalah:
1. Analisis kondisi fisik lahan Kota Semarang bagian selatan.
2. Analisis kesesuaian lahan permukiman Kota Semarang bagian selatan.
3. Identifikasi penggunaan lahan eksisting Kota Semarang bagian selatan.
4. Evaluasi penggunaan lahan permukiman eksisting Kota Semarang bagian selatan.
5. Rekomendasi pemanfaatan lahan permukiman Kota Semarang bagian selatan.
1.4.
Ruang Lingkup
Ruang lingkup dibagi menjadi dua macam yaitu ruang lingkup wilayah dan ruang
lingkup materi. Ruang lingkup wilayah adalah lingkup keruangan dimana ada pengkajian
mengenai batas-batas administrasi. Sedangkan ruang lingkup materi adalah faktor-faktor atau
elemen-elemen yang mendukung menjadi bahan pertimbangan dalam identifikasi wilayah.
1.4.1. Ruang Lingkup Wilayah
Ruang lingkup wilayah studi dibagi menjadi wilayah studi makro, yaitu Kota
Semarang, dan wilayah studi mikro, yaitu Kota Semarang bagian selatan. Kota Semarang
merupakan kota yang memiliki luas wilayah 373.30 Km² dan terdiri dari 16 kecamatan dan 177
kelurahan. Adapun batas-batas Kota Semarang sebagai berikut :
Batas Utara : Laut Jawa
Batas Selatan : Kabupaten Semarang
Batas Timur : Kabupaten Demak
Batas Barat : Kabupaten Kendal
Sedangkan untuk wilayah studi mikro merupakan Kota Semarang bagian selatan. Yang
terdiri dari Kecamatan Tembalang, Kecamatan Banyumanik dan Kecamatan Gunungpati.
Kecamatan tersebut merupakan kecamatan pinggiran yang memiliki potensi bahaya longsor dan
erosi karena memiliki topografi yang tinggi atau lebih dikenal dengan kawasan Semarang atas,
selain itu juga bisa berakibat timbulnya sedimentasi dan banjir di kawasan Semarang bawah
jika di Semarang atas banyak digunakan sebagai permukiman . Luas wilayah Kecamatan
Tembalang 44.20 Km², Kecamatan Banyumanik 25.69 Km² dan Kecamatan Gunungpati 54.11
Km² dengan batas-batas ketiga kecamatan tersebut sebagai berikut :
Batas Utara : Kecamatan Ngaliyan, Kec.Gajahmungkur, Kec.Candisari
Batas Selatan : Kabupaten Semarang
Batas Timur : Kabupaten Demak
Batas Barat : Kecamatan Mijen
5
1.4.2. Ruang Lingkup Materi
Ruang lingkup materi berkaitan dengan topik yang telah dipilih untuk diteliti dalam
kegiatan ini. Substansi materi ini meliputi bahasan tentang perkembangan kawasan
permukiman yang berkembang pesat di kawasan pinggiran Kota Semarang bagian selatan.
Batasan substansif didasarkan aspek fisik yang terbagi dalam beberapa variabel terkait dengan
perkembangan area permukiman di kawasan pinggiran. Aspek fisik tersebut meliputi
kelerengan, curah hujan, jenis tanah, gerakan tanah, potensi rawan bencana dan kawasan
lindung. Identifikasi perubahan lahan di wilayah studi dilakukan dengan menggunakan metode
perbandingan peta tata guna lahan tahun 1999 dan 2009. Dimana akan dapat diketahui
perubahan tutupan lahan dan evaluasi terhadap penyimpangan yang terjadi di wilayah studi
dan tren arah pengembangan Kota Semarang dan pengaruhnya terhadap bagian selatan Kota
Semarang.
1.5.
Keaslian Penelitian
Tabel I.1 Keaslian Penelitian
No.
1
2
3
Nama
Peneliti
Judul Penelitian
Da Laela
Studi Kesesuaian
Lahan
Permukiman di
Kotamadya
Semarang
Agustin
Sulistyorini
Evaluasi
Kesesuaian
Lahan Untuk
Permukimanan di
Kota Ungaran
Supriyanto
Analisis
Kesesuaian
Lahan untuk
Permukiman
dengan
Memanfaatkan
Teknik
Penginderaan
Jauh dan SIG
Kecamatan
Umbulharjo,
Kota Yogyakarta
Tahun
Penelitian
1999
2006
2008
Materi Penelitian
Kajian terhadap
parameter yang
berpengaruh dalam
penentuan kesesuaian
lahan permuikiman
berdasarkan kondisi
fisik alam
Hirarki kesesuaian
lahan untuk
mengevaluasi lahan
permukiman dengan
mempertimbangkan
rencana tata guna
lahan permukiman.
Analisis kesesuaian
lahan untuk
permukiman
berdasarkan kondisi
fisik alam dan
jangkauan utilitas
Hasil Penelitian
Tingkat kesesuaian
lahan permukiman
dipengaruhi oleh
daya dukung alam
wilayah yang
bersangkutan
Kelas kesesuaian
lahan permukiman
dan tingkat
penyimpangan
penggunaan lahan
permukiman
berdasarkan rencana
tata ruang
Kelas kesesuaian
lahan untuk
permukiman dan
penyimpangan
penggunaan lahan
permukiman
6
No.
4
5
Nama
Peneliti
Judul Penelitian
Hendra
Wijaya
Kajian
Kesesuaian lahan
untuk
permukiman di
Kabupaten
Semarang
Mitra Satria
Evaluasi
Kesesuaian
Lahan
Permukiman di
Kota Semarang
Bagian Selatan
Tahun
Penelitian
2009
2012
Materi Penelitian
Pembahasan kawasan
beserta variabel dalam
kesesuaian lahan yang
digunakan untuk
penentuan tingkat
kesesuaian lahan
permukiman
Evaluasi permukiman
eksisting berdasarkan
peta tata guna lahan
dalam penggunaan
lahan dan kondisi fisik
alam untuk melihat
kesesuaian lahan
permukiman.
Hasil Penelitian
Tingkat kesesuaian
lahan permukiman
dan penentuan
kriteria kesesuaian
lahan
Tingkat kesesuaian
lahan permukiman
dan penyimpangan
dalam penggunaan
lahan permukiman
serta rekomendasi
untuk lokasi
permukiman yang
sesuai.
Sumber: Hasil Analisis Penyusun, 2012
1.6.
Kerangka Pikir
Kota Semarang sebagai ibukota Jawa tengah yang mempunyai perkembangan
perekonomian dan pembangunan mengakibatkan banyaknya penduduk dari luar kota semarang
datang ke kota ini. Dampak langsung dari fenomena ini yaitu kebutuhan lahan sebagai lokasi
bermukim dan beraktivitas yang semakin meningkat sesuai dengan pertambahan jumlah
penduduk Kota Semarang. Desakan kebutuhan yang tinggi di pusat kota , mendorong
perkembangan kearah pinggiran Kota Semarang terutama Kota Semarang bagian selatan.
Evaluasi kesesuaian lahan untuk permukiman melibatkan berbagai proses analisis
penggunaan lahan eksisitng. Hal ini bermanfaat untuk memudahkan proses evaluasi sehingga
didapatkan tingkat kesesuaian lahan dan penggunaan lahan.
1.7.
Metodologi Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kuantitatif dengan pendekatan analisis
spasial dengan bantuan alat analisis GIS (Geography Information System). Hal pertama yang
dilakukan dalam penelitian ini adalah melakukan perumusan masalah. Dimana selanjutnya
dilakukan studi literatur untuk memberikan pandangan mengenai analisis spasial dan
menunjukkan variabel penelitian. Variabel penelitian dalam hal ini berfungsi dalam
menentukan batasan studi dari penelitian ini. Selain itu variabel merupakan peran utama dalam
analisis kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif menuntut peneliti kuantitatif berbekal teori
7
Perkembangan perekonomian di Kota Semarang sebagai kota
besar menarik aktivitas perekonomian sehingga mengakibatkan
pertumbuhan penduduk
Kebutuhan penggunaan lahan yang cukup tinggi dan
keterbatasan lahan di pusat kota menjadikan persebaran
kawasan perkotaan menuju kawasan pinggiran
Peningkatan perkembangan permukiman meluas ke kawasan
pinggiran terutama di Kota Semarang bagian selatan
Alih fungsi lahan menjadi permukiman
terjadi di Kota Semarang bagian selatan
Bagaimana tingkat kesesuaian lahan
untuk permukiman di Kota Semarang
bagian selatan?
Mengevaluasi kesesuaian lahan untuk
permukiman
Analisis Kesesuaian Lahan Permukiman
berdasarkan Aspek Fisik Lahan,
mencakup :
- Kelerengan
- Banjir
- Tingkat Erosi
- Gerak Tanah
Analisis Fungsi Kawasan,
meliputi:
- Kelerengan
- Curah Hujan
- Jenis Tanah
Lindung Lokal
-
Peta Kesesuaian Aspek
Fisik Lahan
Analisis penggunaan lahan Permukiman
eksisting dengan peta Tata Guna Lahan
Tahun 1999 dan Tahun 2009
Peta Penggunaan
Lahan Permukiman
Tahun 1999
Peta Penggunaan
Lahan Permukiman
Tahun 2009
Peta Perubahan Penggunaan
Lahan Tahun 1999-2009
Evaluasi Kesesuaian lahan
Permukiman
Kesimpulan dan rekomendasi
Sumber: Analisis Peneliti, 2012
Gambar 1.1. Kerangka Pikir
8
yang cukup luas sehingga mampu menjadi “human instrumen” yang baik (Sugiyono, 2008).
Hal ini tidak terlepas dari penggunaan metode penelitian rasionalistik yang memerlukan suatu
analisis yang mendalam, terperinci namun meluas dan holistik (Bungin, 2007). Metode
penelitian ini tidak bermaksud untuk membandingkan variabel yang digunakan ataupun
mencari hubungan antara suatu variabel dengan variabel lainnya. Pendekatan ini digunakan
untuk menjawab research question dan sasaran analisis evaluasi pemanfaatan lahan
permukiman di wilayah studi.
Tahap selanjutnya adalah melakukan kajian mengenai permasalahan yang terdapat
dilapangan. Tinjauan awal ini bertujuan untuk memberikan pandangan awal mengenai
permasalahan yang ada di wilayah studi untuk selanjutnya dilakukan penyusunan kerangka
operasional survey dan kerangka analisis yang di pergunakan dalam penelitian ini.
Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini dilakukan pengumpulan data sekunder.
Pengumpulan data sekunder didapatkan dari instansi terkait dan kajian terhadap penggunaan
lahan, dalam hal ini penggunaan lahan yang digunakan adalah peta tata guna lahan tahun 1999
dan 2009. Pengolahan data selanjutnya dilakukan dengan menggunakan analisis citra spasial
menggunakan menggunakan metode GIS. Dimana analisis yang dilakukan untuk mencapai
tujuan penelitian yaitu mengevaluasi pemanfaatan lahan permukiman di Kota Semarang bagian
selatan.
1.7.1.
Teknik Pengumpulan Data
Data dan informasi yang diperoleh meliputi data primer dan data sekunder. Data primer
merupakan data yang didapat secara langsung dalam bentuk kualitatif, sedangkan data sekunder
merupakan data yang tidak didapat secara langsung berupa kualitatif maupun kuantitatif.
Kebutuhan data-data yang akan digunakan dalam penelitian ini secara lengkap dapat dilihat
dalam tabel 1.2.
Dalam pengumpulan data yang akan dibtuhkan, digunakan dua metode untuk
mendapatkannya, yaitu metode pengumpulan data primer dan metode pengumpulan data
sekunder. Dalam penelitian ini metode pengumpulan data sekunder banyak dilakukan untuk
mendukung kebutuhan data, sedangkan metode pengumpulan data primer digunakan sebagai
data pendukung.
a. Teknik Pengumpulan Data Primer
Pengumpulan data primer merupakan metode penelitian yang dilakukan dengan cara
terjun langsung ke lapangan. Survei data primer dilakukan agar data yang diperoleh lebih
akurat, karena tingkat ketelitian dapat diketahui secara langsung oleh pengumpul data
(surveior). Pengumpulan data primer dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
9
Tabel I.2 Tabel Kebutuhan Data
No
Data
- Peta TGL
1
2
tahun 1999
dan 2009
Aspek Fisik
Lahan
- Kelerengan
- Banjir
- Gerak
Tanah
- Tingkat
erosi
Analisis
Teknik
Pengumpulan
Data
Sumber
Data
Output
Primer
Bappeda
- Peta
Penggunaan
lahan
- Peta perubahan
lahan kurun
waktu 10 tahun
Deskriptif
kuantitatif
Primer,
Sekunder
BPS,
Bappeda,
BPN,
Pengamatan
- Peta Fungsi
Kawasan
- Peta Kesesuaian
lahan
berdasarkan
aspek fisik lahan
Deskriptif
Spasial
3
Persebaran
Permukiman
Deskriptif
Kualitatif
Primer
Survei
4
- Curah hujan
- Jenis Tanah
- Topografi
- Lindung
Lokal
Deskriptif
Kuantitatf
Spasial
Sekunder
BPS,
Bappeda,
BPN
Kondisi
Persebaran
Permukiman
Informasi
mengenai fungsi
kawasan
Sumber: Hasil Analisis Peneliti, 2012
- Observasi
Obeservasi visual dilakukan dengan mengamati langsung ke wilayah studi. Hasil observasi
visual direkam dan disimpan (foto, film, ataupun sketsa) sesuai dengan kondisi eksisting
yang ada di wilayah studi. Selain itu obeservasi dilakukan untuk uji validasi peta dan
koreksi koreksi citra dengan menggunakan penitikan titik kontrol tanah menggunakan GPS.
Observasi visual ini akan dilakukan di setiap wilayah amatan dengan cara seperti
pengambilan foto. Pengambilan foto adalah kegiatan survei lapangan yang berfungsi untuk
mendokumentasikan keadaan eksisting wilayah studi. Hal ini dilakukan untuk memudahkan
dalam pendeskripsian wilayah studi sehingga dapat membantu dalam menganalisis data.
Alat survei yang digunakan yaitu kamera dan peta administrasi.
b. Teknik Pengumpulan Data Sekunder
Pengumpulan data sekunder dilakukan untuk mendukung data yang dibutuhkan. Tidak
semua data dapat diperoleh dari observasi maupun wawancara. Untuk itu, pengumpulan data
sekunder tetap memegang peranan penting. Pengumpulan data sekunder dapat dilakukan
dengan cara instansional yaitu memperoleh data dari instansi-instansi terkait sesuai data
yang dibutuhkan. Teknik yang digunakan antara lain sebagai berikut:
10
- Studi Literatur
Teknik ini merupakan salah satu cara memperoleh informasi dari literatur-literatur yang ada,
pembuktian dari penelitian yang ada mengenai pengaruh harga lahan dan penggunaan lahan
terhadap perubahan struktur kota di kawasan pinggiran. Tahap ini dilakukan secara
berkelanjutan, mulai dari sebelum melakukan identifikasi isu utama, hingga tahap analisis.
Tujuannya dalah memperkuat validitas dan variabel-variabel yang telah ditetapkan.
- Instansi
Survei instansi dilakukan dengan cara mendatangi instansi-instansi terkait dengan tujuan
untuk memperoleh data-data berupa peta, data kualitatif, dan data kuantitatif. Instansi yang
dikunjungi diantaranya adalah Kantor Kecamatan, , BPS, BPN dan Bappeda
1.8.
Teknik Analisis
Pada intinya dengan teknik analisis ini bertujuan mentransformasikan data mentah ke
dalam bentuk data yang mudah dimengerti oleh peneliti maupun orang lain. Sehingga
pengunaan teknik analisis dapat dikatakan sesuai dalam menganalisis data yang sifatnya
penjabaran dan paparan. Dalam evaluasi lahan untuk permukiman di Kota Semarang bagian
selatan, ada empat analisis dasar yang dilakukan, yaitu :
a.
Analisis fungsi kawasan.
Arahan fungsi kawasan merupakan kajian potensi lahan yang digunakan untuk suatu
kegiatan dalam suatu kawasan tertentu berdasarkan fungsi utamanya. Zonasi arahan fungsi
pemanfaatan kawasan lahan ditetapkan berdasarkan hasil skoring dari variabel kelerengan, jenis
tanah dan curah hujan serta lindung lokal dengan menggunakan teknik overlay. Jumlah skor
dari ketiga variabel tersebut mencerminkan nilai kemampuan lahan untuk masing-masing
satuan kawasan lahan.
Perhitungan analisis fungsi kawasan berdasarkan pada SK Menteri Pertanian
No.837/KPTS/Um/11/1981 serta Keppres No.48/1983. Berikut standar dari masing-masing
variabel.
Tabel I.3 Kemiringan Lahan
Kelas
Lereng
Deskripsi
Skor
I
II
III
IV
V
0-8
8-15
15-25
25-45
>45
Datar
Landai
Agak curam
Curam
Sangat curam
20
40
60
80
100
Sumber: SK Menteri Pertanian No.837/KPTS/Um/11/1980 serta Keppres No.48/1983.
11
Tabel I.4 Jenis Tanah
Kelas
I
II
III
IV
V
Jenis Tanah
Aluvial, Glei, Planosol, Hidromof
kelabu, Laterik air tanah
Latosol
Brown forest soil, noncalcic brown,
mediteran
Andosol, Laterit, Grumosol, Podsol,
Podsolic
Regosol, Litosol, Organosol, Renzina
Klasifikasi
Skor
Tidak Peka
15
Kurang Peka
30
Agak Peka
45
Peka
60
Sangat Peka
75
Sumber: SK Menteri Pertanian No.837/KPTS/Um/11/1980 serta Keppres No.48/1983
Tabel I.5 Curah Hujan
Kelas
Interval(Mm/Hr)
Deskripsi
Skor
I
II
III
IV
V
0-13,6
13,6-20,7
20,7-27,7
27,7-34,8
>34,8
Sangat rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat tinggi
10
20
30
40
50
Sumber: SK Menteri Pertanian No.837/KPTS/Um/11/1980 serta Keppres No.48/1983
Berdasarkan kriteria diatas, maka akan didapatkan 3 fungsi kawasan pemanfaatan,
fungsi kawasan tersebut adalah :
Kawasan fungsi lindung : nilai kemampuan total skor kemampuan lahan 175≤
Kawasan fungsi penyangga : nilai kemampuan total skor kemampuan lahan 125-174
Kawasan budidaya : nilai kemampuan total skor kemampuan lahan 124 ≥
Setelah analisis fungsi kawasan dilakukan, selanjutnya dilakukan analisis kesesuaian
lahan permukiman yang hanya mengidentifikasi variabel kesesuaian pada kawasan budidaya
yang diperoleh dari analisis fungsi kawasan tersebut. Hal ini dilakukan karena fungsi kawasan
penyangga tidak diperuntukkan untuk kawasan permukiman. Sehingga identifikasi hanya
dilakukan pada kesesuaian permukiman di kawasan budidaya.
b.
Analisis Kesesuaian lahan permukiman berdasarkan kondisi fisik lahan
Variabel yang digunakan adalah variabel yang terkait langsung dengan aktivitas
permukiman seperti kemiringan lereng, banjir, tingkat erosi, gerak tanah. Metode yang
digunakan yaitu metode skoring, overlay dan metode deskriptif. Output yang dihasilkan dari
analisis ini yaitu berupa peta kesesuaian lahan permukiman berdasarkan aspek fisik. Berikut
merupakan informasi mengenai skor yang dientukan untuk menganalisis kondisi fisik alam.
12
Besar sudut dan kemiringan lereng, untuk mengetahui kelas kemiringan lereng digunakan
kriteria sebagai berikut:
Tabel I.6. Klasifikasi dan Kriteria Kemiringan Lereng untuk Permukiman
Skor
5
4
3
2
1
Kelas
Sangat Baik
Baik
Sedang
Jelek
Sangat Jelek
Kemiringan Lereng
Rata-Hampir Rata
Agak miring- Miring
Miring
Sangat miring
Terjal- sangat terjal
Besar Sudut (%)
<2
2-8
8-30
30-50
>50
Sumber: Suprapto dan Sunarto, 1990
Kerentanan terhadap banjir, parameter ini dapat dinilai berdasarkan interpretasi penggunaan
lahan maupun berdasarkan data yang diperoleh dari badan terkait. Klasifikasi dan kriteria
lama penggenangan akibat banjir disajikan sebagai berikut:
Tabel I.7. Kelas dan Kriteria Lama Penggenangan atau Banjir untuk
Permukiman
Skor
Kelas
Kriteria
5
4
3
2
1
Sangat baik
Baik
Sedang
Jelek
Sangat jelek
Daerah tidak pernah terlanda banjir
Daerah tergenang <2 bulan setahun
Daerah tergenang antara 2-6 bulan setahun
Daerah tergenang >6 bulan setahun
Daerah selalu tergenang atau daerah rawa
Sumber: Suprapto dan Sunarto, 1990
Tingkat erosi didasarkan pada kenampakan erosi yang terdapat diwilayah studi. Kriteria
kenampakan erosi dinilai sebagai berikut :
Tabel I.8. Kelas dan Kriteria Tingkat Erosi untuk Permukiman
Skor
5
4
3
2
1
Kelas
Sangat baik
Baik
Cukup
Jelek
Sangat jelek
Kriteria
Tidak ada kenampakan erosi
Kenampakan erosi ringan
Kenampakan erosi sedang
Kenampakan erosi berat
Kenampakan erosi sangat berat
Sumber: Suprapto dan Sunarto, 1990
Gerak Tanah dapat dilihat dari hasil pengamatan maupun data yang dimiliki oleh instansi
terkait.
Tabel I.9. Kelas dan Kriteria Gerak Tanah untuk Permukiman
Skor
Kelas
Kriteria
5
4
Sangat baik
Baik
Sangat Rendah
Rendah
13
Skor
Kelas
Sedang
Jelek
Sangat jelek
3
2
1
Sumber: Suprapto dan Sunarto, 1990
Kriteria
Menengah
Tinggi
Sangat Tinggi
Kemudian dengan menggunakan rumus dibawah ini akan ditemukan kelas-kelas
kesesuaian lahan, yaitu:
I = Lebar Interval
I=R/N
R = Jarak Interval
N = Jumlah Interval
Berdasarkan perhitungan diatas, maka didapat pembagian harkat kelas kesesuaian lahan
melalui nilai-nilai pada tabel berikut.
Tabel I.10 Kelas Kesesuaian Fisik Lahan Permukiman
Kelas
Kesesuaian Lahan
Jumlah Harkat
I
II
III
IV
Sangat Sesuai
Sesuai
Kurang Sesuai
Tidak Sesuai
20-17
16-13
12-9
8-4
Sumber: Analisi Penelitis,2012
Keseluruhan peta di-overlay-kan akan menghasilkan peta kesesuaian lahan berdasarkan
aspek fisik lahan. Kesesuaian fisik lahan yang dianalisis dengan cara overlay peta tingkat
kesesuaian lahan dengan peta penggunaan tanah eksisiting untuk menghasilkan kesesuaian
sebagai kawasan permukiman.
c.
Analisis Penggunaan Lahan Permukiman Eksisting
Analisis Penggunaan lahan eksisting tahun 1999-2009 menggunakan peta tata guna
lahan tahun 1999 dan 2009. Peta penggunaan lahan ini disesuaikan dengan digitasi on screen
pada citra landsat 1999 dan ikonos 2009. Perhitungan luas tata guna lahan tersebut
menggunakan bantuan dari software ArcGIS. Kedua peta tersebut kemudian di-overlay-kan
untuk mendapatkan peta perubahan lahan permukiman eksisiting dalam kurun waktu 10 tahun.
Setelah itu hasil dari perubahan tersebut di-overlay-kan lagi dengan peta kesesuaian lahan
untuk mendapatkan evaluasi perubahan penggunaan lahan.
d.
Analisis Evaluasi Penggunaan Lahan Permukiman
Analisis ini digunakan untuk melihat penyimpangan pada kawasan permukiman yang
diperoleh dari peta perubahan lahan permukiman eksisting dalam kurun waktu 10 tahun dengan
peta kesesuaian lahan berdasarkan aspek fisik. Dari hasil tersebut, dapat diketahui wilayah
14
permukiman mana yang lahannya tidak sesuai untuk dijadikan sebagai kawasan permukiman
sekaligus dijadikan sebagai arahan untuk pembangunan selanjutnya. Untuk lebih lanjut,
kerangka analisis dapat dilihat pada gambar 1.2.
INPUT
Identifikasi Fungsi Kawasan :
Kelerengan
Curah Hujan
Jenis Tanah
Lindung Lokal
Identifikasi Kawasan Budidaya
Permukiman:
-
Kelerengan
Banjir
Tingkat Erosi
Gerak Tanah
PROSES
Analisis Fungsi Kawasan


Skoring
Overlay
Analisis Kesesuaian
Lahan Permukiman



OUTPUT
Peta Fungsi Kawasan :
-
Kawasan Lindung
Kawasan Budidaya
Kawasan Penyangga
Peta Kesesuaian Lahan
Permukiman
Skoring
Overlay
Deskriptif
kualitatif
Peta Penggunaan Lahan
Permukiman Eksisting tahun 1999
Overlay
Peta Penggunaan dan Perubahan
Lahan Eksisiting
Overlay
Kesesuaian Penggunaan Lahan
Permukiman
Peta Penggunaan Lahan
Permukiman Eksisting tahun 2009
Peta Penggunaan dan Perubahan
Lahan Eksisiting
Peta Kesesuaian Lahan
Permukiman
Sumber: Analisis Peneliti, 2012
Gambar 1.2 Kerangka Analisis Penelitian
15
1.9
Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Menggambarkan latar belakang pemilihan wilayah studi di Kecamatan Tembalang,
Kecamatan Banyumanik dan Kecamatan Gunungpati yang merupakan wilayah Kota
Semarang bagian selatan dengan pertumbuhan permukiman yang terus meningkat,
tujuan pembuatan dan sasaran untuk mencapai tujuan tersebut, ruang lingkup materi dan
wilayah studi, kerangka pikir dan metode analsis, serta sistematika penulisannya.
BAB II KAJIAN TEORI
Untuk menjelaskan mengenai teori-teori yang berhubungan dengan evaluasi kesesuaian
lahan serta mengetahui variabel yang menentukan kesesuaian lahan untuk permukiman
berdasarkan teori-teori yang ada dan disesuaikan dengan kondisi wilayah studi.
BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI
Untuk memberikan penjelasan mengenai wilayah studi yang akan dikaji yaitu Kota
Semarang bagian selatan sehingga dapat diketahui gambaran umum wilayah studi yang
meliputi kondisi eksisting wilayah studi dan karakteristiknya dari berbagai macam
aspek.
BAB IV EVALUASI KESESUAIAN LAHAN PERMUKIMAN DI KOTA SEMARANG
BAGIAN SELATAN
Bab ini berisi mengenai analisis-analisis yang digunakan dalam proses evaluasi
kesesuaian lahan untuk permukiman di wilayah studi seperti analisis fungsi kawasan,
analisis aspek fisik lahan, analisis kondisi permukiman eksisting dan analisis evaluasi.
Dari hasil analisis ini akan ditemukan penjelasan mengenai bentuk dan persebaran
wilayah yang peruntukkannya sesuai dengan permukiman sebagaimana mestinya serta
evaluasi kondisi permukiman eksisting yang sudah ada.
BAB V KESIMPULAN
Bab ini mengeneralisasi temuan hasil studi dengan memberikan kesimpulan dan
rekomendasi serta memberikan rekomendasi penelitian lanjutan yang dapat dilakukan
untuk meneruskan kajian mengenai evaluasi kesesuaian lahan permukiman di wilayah
studi.
Download