BAB I PENDAHULUAN A. Alasan Pemilihan Judul Dalam penulisan

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Alasan Pemilihan Judul
Dalam penulisan skripsi ini penulis mengambil judul “ Islam dan Politik luar negeri
Indonesia ( Studi kasus : kebijakan luar negeri Indonesia terhadap konflik Suriah ) ” penulis
memiliki beberapa pertimbangan dalam mengangkat judul tersebut di antaranya adalah secara
historis politik di Indonesia tidak terpisahkan dengan islam karena peran islam dalam
kemerdekaan NKRI sangat signifikan bahkan islam sebagai sebuah agama yang di jadikan
pedoman hidup bagi sebagian besar masyarakat internasional tak terkecuali di Indonesia
memiliki pengaruh yang besar.
islam pun telah menjadi sebagai sebuah subyek yang sangat banyak di teliti oleh sebagian
besar pakar dalam ilmu hubungan internasional, hal ini menimbulkan ketertarikan tersendiri
dalam melihat islam dari berbagai perspektif sehingga menjadikan islam menarik untuk di kaji
dari sisi pengaruh yang di timbulkan dalam mengartikulasikan kepentingannya. dalam
pandangan penulis menjadi sebuah keunikan jika sebuah agama dalam hal ini islam yang
memiliki nilai-nilai dan norma-norma yang di atur dalam agamanya berusaha mempengaruhi
kebijakan luar negeri Indonesia yang bukan negara islam, dengan berbagai macam aktor yang
memiliki kesamaan tujuan yang berlandaskan pada keyakinan dan identitas yang sama.
Para the founding fathers yang mayoritasnya beragama islam di indonesia salah satunya
Muhammad Hatta telah merumuskan kebijakan luar negeri Indonesia yang di cetuskan sebagai
kebijakan luar negeri yang bebas dan aktif, prinsip yang merupakam sebuah dasar arah kebijakan
1
yang menggambarkan kondisi historis yang di alami Indonesia pada masa perang dingin dengan
tidak memihak pada blok barat maupun blok timur, namun sesungguhnya dasar arah kebijakan
Indonesia yang bebas dan aktif perlu di cermati lebih dalam mengingat berbeda situasi yang di
alami indoneia pada saat perang dingin dengan saat ini, karena dasar kebijakan luar negeri
Indonesia telah banyak mengalami perkembangan yang fluktuatif dalam keberpihakannya pada
negara-negara barat yang telah memenangkan situasi pada masa perang dingin yakni Amerika
Serikat dan sekutunya sehingga sering kali keluar dari koridor pembukaan UUD 1945 namun
kebijakan luar negeri Indonesia tentunya di dorong oleh beberapa faktor di antaranya adalah
kondisi politik domestik di Indonesia yang banyak di pengaruhi oleh berbagai macam aktor yang
memiliki tujuan dan identitas yang relatif berbeda tanpa terkecuali islam yang menjadi penganut
terbesar di Indonesia yang terkadang sejalan dengan prinsip kebijakan luar negeri Indonesia.
Peran Indonesia sebagai negara yang mayoritasnya beragama islam dapat di amati lewat
beberapa konflik yang terjadi di Timur Tengah salah satunya konflik yang terjadi di Suriah,
konflik yang berkepanjangan antara rezim penguasa dengan pihak oposisi ini menjadi isu
internasional yang sangat rumit untuk di selesaikan, sampai saat ini PBB berusaha
mempertemukan antara pihak oposisi dan pemerintah Suriah di Genewa namun masih kandas
hingga saat ini, menarik untuk di kaji peran Indonesia sebagai negara yang mayoritas
penduduknya bergama islam yang memiliki ikatan persaudaraan yang begitu kuat yang di atur
dalam agamanya apakah memiliki kontribusi yang signifikan ataukah Indonesia yang
mayoritasnya penduduk islam terbesar di dunia tidak memiliki pengaruh dan tidak memainkan
peranan penting dalam konflik yang terjadi di Suriah yang telah banyak menelan korban umat
islam.
2
B. Tujuan Penulisan
Sebuah penulisan karya ilmiah di lakukan memiliki tujuan untuk menghasilkan sebuah
hasil yang objektif dari berbagai fenomena yang di amati melalui serangkaian penelitian,
sehingga penulisan ilmiah ini memiliki tujuan di antaranya :
1. Memberikan penjelasan tentang pengaruh nilai dan norma dalam membentuk
perilaku aktor internasional
2. Untuk mengetahui pengaruh islam dalam kebijakan luar negeri Indonesia
3. Dan untuk mengetahui peran Indonesia terhadap konflik yang terjadi di Suriah
C. Latar Belakang Masalah
Islam dan politik di Indonesia tidak bisa di pisahkan satu dengan yang lain, hal ini karena
peran islam dalam sejarah perjuangan kemerdekaan indonesia begitu signifikan yang kemudian
ikut andil dalam pembentukan dasar negara indonesia, para the founding fathers dan para ulama
di indonesia bahkan hampir merumuskan dasar negara yang berdasarkan syariat islam, hal ini
bisa di lihat dalam piagam jakarta 22 juni 1945 yang pada awalnya mencetuskan sila pertama
yakni Ketuhanan yang Maha Esa dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemelukpemeluknya namun karena pertimbangan integritas wilayah Indonesia yang bisa terancam maka
Pancasila menjadi titik temu antara islam dan ideologi yang lain sebagaimana kutipan pidato
Soekarno di bawah ini :
“Negara yang kita ingini ialah negara nasional yang meliputi seluruh Indonesia. Kalau
kita dirikan negara berdasarkan Islam, maka banyak daerah yang penduduk-penduduknya tidak
beragama Islam akan melepaskan diri, misalnya Maluku, Bali, Flores, Timor, Sulawesi, dan juga
3
Irian Barat yang belum masuk wilayah Indonesia tidak akan mau ikut dalam Republik” Pidato 27
Januari 1953, Amuntai (Kalimantan Selatan)” (Ir. Soekarno)
Oleh karena itu, Pancasila ternyata justru memiliki relevansi yang sangat kuat dengan
ágama, dalam hal ini maka relasi antara Islam dan Negara tetap berada di dalam coraknya yang
simbiosis mutualisme. hal ini sebagaimana diungkapkan oleh ulama-ulama NU, misalnya Kyai
Sahal Mahfudl dan juga pimpinan Muhammadiyah, Dien Syamsudin bahwa relasi antara Islam
dan negara adalah dalam coraknya yang simbiosis.1
Semenjak awal, Indonesia memang memilih relasi antara Islam dan politik dalam
coraknya yang simbiosis mutualisme. Hal ini tentu saja didasari oleh kenyataan bahwa
masyarakat Indonesia merupakan masyarakat Islam yang di dalam bermadzab mengikuti
pandangan ahl sunnah wa al jamaah, ulama-ulama Islam Indonesia, sebagaimana di dalam
penetapan UUD 1945 dalam banyak hal mengikuti pandangan moderatisme Islam dengan tidak
mengharuskan formalisme agama.
Dewi Fortuna Anwar, menyebutkan bahwa muslim Indonesia adalah muslim moderat,
toleran, yang memiliki wawasan ke luar, ia menyandarkan pendapat ini pada fakta bahwa
walaupun mayoritas penduduk Indonesia adalah muslim, namun Indonesia bukan sebuah negara
islam dan tidak menempatkan islam sebagai agama resmi negara2 ia mempertegas pendapat
tersebut dengan memperlihatkan bahwa, indonesia dalam upaya untuk mencapai titik temu antara
mereka yang menginginkan berdirinya negara islam dengan kelompok yang menentang gagasan
tersebut, merumuskan sebuah ideologi yang di beri nama Pancasila, ideologi yang tidak
1
Nur Syam, M,Si dalam http://nursyam.sunan-ampel.ac.id/?p=1878,. di akses pada Hari Rabu,30-10-2013
Novandre Satria dan Ahmad Jamaan dalam : islam dan kebijakan luar negeri Indonesia : peran Indonesia dalam
konflik di Rakhine, Myanmar hlm 6, lihat juga Anwar, Dewi Fortuna, “Foreign Policy, islam, and Democracy in
indonesia,”
2
4
sepenuhnya sekuler, dengan ‘Ketuhanan yang Maha Esa’ sebagai poin pertama dari lima sila
yang di kandungnya, sebagai pengejewantahan dari sila pertama ini yakni, negara menjamin
kemerdekaan setiap warganya untuk memilih dan secara sadar memeluk ágama atau kepercayaan
sesuai dengan keyakinan masing-masing tanpa ada paksaan dan berusaha memaksakan
keyakinan tersebut kepada orang lain3
Islam masuk ke indonesia dengan cara yang damai (penetration pacifique) lewat
akulturasi budaya yang sangat persuasif sehingga konsekuensinya menjadi akomodatif dan lunak
hal ini menjadikan islam bisa di terima di Nusantara terbukti Indonesia adalah sebuah negara
dengan jumlah penganut islam terbesar di dunia, jumlahnya bahkan hampir menyamai jumlah
total seluruh penganut islam di negara-negara berbahasa Arab yakni mencapai 207.176.1624
Hal ini berbanding lurus dengan komposisi anggota DPR yang ada di parlemen walaupun
pada dasarnya setiap individu yang duduk di DPR merupakan perwakilan langsung dari partaipartai dan bertanggung jawab untuk mengartikulasikan kepentingan-kepentingan partai mereka
masing-masing dalam perlemen, dengan demikian terkotak-kotak dalam warna dan ideologi
partai namun sejatinya, masing-masing dari mereka merupakan refleksi dari konstituen yang
mereka wakilkan, hasil survey yang di selenggarakan oleh Tim ITB-UNPAD terhadap komposisi
anggota DPR RI periode 2009-2014 menunjukan bahwa 83,96% anggota DPR adalah pemeluk
agama islam.
Indonesia juga merupakan rumah bagi organisasi islam dengan jumlah keanggotaan
terbesar di dunia, Nahdatul Ulama (NU) yang didirikan untuk mempertahankan islam tradisional
yang di praktekan oleh Ulama-ulama konservatif sedangkan meningkatnya pengaruh gerakan
3
ibid
Ibid,hal 5
4
5
islam modernis yang di usung oleh Muhammadiyah yakni organisasi islam terbesar kedua di
indonesia setelah NU namun terlebih dahulu terbentuk yakni pada tahun1912 menjadikan kedua
organisasi ini sangat di perhitungkan di Indonesia, hal ini menjadikan islam mempunyai
bargaining position yang cukup kuat dalam mempengaruhi politik domestik maupun kebijakan
luar negeri indonesia.
Hal ini di perkuat oleh beberapa kasus yang menguatkan islam dalam kebijakan luar
negeri indonesia sebagaimana konflik yang terjadi di Myanmar ketika muslim Rohingnya yang
berada di provinsi Rakhine mengalami penindasan dan pengusiran oleh militer dan pemerintah
Myanmar hal ini kemudian menjadi respon yang signifikan bagi masyarakat indonesia yang
mayoritas muslim yang kemudian mendesak pemerintah indonesia untuk segera menyelesaikan
konflik yang terjadi di Mynamar dengan mengembalikan hak-hak muslim Rohingnya yang di
diskriminasi oleh pemerintah Myanmar.
Selain kasus di atas indonesia juga berperan aktif dalam kegiatan OKI terkait
pembahasan mengenai friksi dan pergesekan antara pemerintah Filipina dengan kelompok
minoritas Muslim Moro yang bernaung dalam wadah Moro National Liberation Front ( MNLF)
di Filipina Selatan5, indonesia juga sampai saat ini tetap bersikukuh dalam penyelesaian konflik
Palestina dan Israel yang berarti menjadikan Palestina untuk mendapatkan kemerdekaannya tidak
hanya sekedar daerah otoritas yang hidup berdampingan secara damai dengan Israel.
Sejalan dengan itu indonesia tetap konsisten menyalurkan bantuan kemanusiaan kepada
warga negara Palestina yang berdomisili di jalur Gaza berupa bahan pangan, selimut, obatobatan dan ambulan, hal ini juga bisa di lihat dan membuktikan tidak adanya hubungan
5
Ibid hlm 2
6
diplomatik antara indonesia dan israel, dalam kasus ini upaya pemerintah rezim Abdurahman
Wahid mencoba untuk membuka dan menjalin kerjasama ekonomi antara indonesia dengan
israel namun dikecam keras oleh berbagai elemen masyarakat, ormas-ormas islam dan parlemen
indonesia, kecaman ini berujung pada kandasnya rencana kerjasama tersebut6
Saat ini perhatian dunia internasional tertuju pada konflik yang terjadi di Timur Tengah,
konflik yang terjadi di Timur Tengah saat ini kususnya di Suriah telah banyak menimbulkan
respon dari berbagai pihak, masyarakat internasional pun mengucilkan Suriah setelah krisis
politik yang telah berlangsung lebih dari 14 bulan di negara tersebut menewaskan lebih dari
7.500 orang warga negaranya. Puncak kemarahan dunia adalah terjadinya ‘Tragedi Houla’ di
Provinsi Homs, dengan korban lebih dari 100 orang warga sipil, termasuk wanita dan anak-anak
akibat pembantaian pihak militer.
Perserikatan Bangsa-Bangsa hingga saat ini belum berhasil mencari solusi damai atas
masalah Suriah, sehingga upaya mengatasi krisis politik di Suriah melalui cara intervensi militer
mulai dipertimbangkan.7hingga akhirnya Negara-negara besar seperti Amerika Serikat dan
sekutunya menagmbil kebijakan dengan menyerang Suriah dengan alasan adanya pemakaian
senjata kimia oleh militer Suriah yang di gunakan untuk menyerang warga sipil, konflik Suriah
masih berlangsung. Akhir pekan lalu 15 orang meregang nyawa dalam bentrokan antara
kelompok oposisi dan pasukan militer.Tanpa pandang bulu, pasukan Bashar Al Assad juga
menyasar perempuan dan anak-anak. PBB sendiri mengklaim konflik ini telah menelan
sedikitnya 100 ribu nyawa.
6
Ibid hlm 7
Lihat di : (Adirini Pujayanti) http://berkas.dpr.go.id/pengkajian/files/info_singkat/Info%20Singkat-IV-11-I-P3DIJuni-2012-16.pdf (di akses pada : 31,Oktober,2013)
7
7
Namun hingga saat ini, belum ada resolusi nyata untuk menghentikan perang saudara ini.
hal ini mendorong masyarakat indonesia yang mayoritas berpenduduk muslim terbesar di dunia
untuk berperan aktif dalam penyelesaiaan konflik tersebut sebagaimana yang di lakukan oleh
berbagai elemen masyarakat dan ormas-ormas islam untuk mengartikulasikan kepentingannya
pada pemerintah untuk mengambil sikap tegas kepada Rezim Bashar Al-Assad yang berbuat
zalim kepada rakyat Suriah sehingga telah banyak memakan korban jiwa.
Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj mendorong keterlibatan pemerintah Indonesia
untuk membantu menyelesaikan konflik Suriah yang saat ini sudah menelan korban lebih dari
100 ribu nyawa “saat ini masih ada kesempatan sebelum terlambat” dalam konferensi pers
setelah pembukaan rapat pleno PBNU, beliau menegaskan, langkah militer yang digagas oleh
Amerika Serikat dan sejumlah negara sekutunya tidak menyelesaikan masalah, “dialog
merupakan cara terbaik dalam menyelesaikan masalah ini” Kiai Said Aqil berharap pemerintah
indonesia berperan lebih aktif dalam mendorong negara-negara muslim secara bersama-sama
menyelesaikan masalah tersebut.
Sedangkan ketua PP Muhammadiyah Din Syamsudin menyampaikan pandangannya atas
peristiwa penggunaan senjata kimia yang telah menelan ribuan korban jiwa ini “saya kira kita
harus menolak tindakan kekerasan dalam bentuk apa pun, terutama penggunaan senjata kimia”
oleh karena itu, tindakan ini harus di kecam, tapi harus ada verifikasi siapa yang melakukan
serangan jangan sampai asal tuduh,” tambahnya. Beliau juga menyatakan, ada baiknya bila
seluruh pihak menunggu hasil yang di keluarkan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebelum
mengambil sikap menyerang.
8
Ketika di singgung tentang rencana intervensi asing Din langsung menolak.”invasi asing
pada Suriah tidak akan pernah menyelesaikan masalah dan hanya akan menambah masalah
baru,” dirinya berharap, PBB bisa bertindak tegas untuk menentukan siapa yang menggunakan
senjata kimia dan juga mencegah serangan asing ke Suriah di ketahui, pernyataan Din
Syamsudin mengenai kecaman terhadap penggunaan senjata kimia adalah pernyataan kedua
yang di keluarkan oleh organisasi muslim di indonesia, sebelumnya, Himpunan Mahasiswa
Muslim (HMI) juga sudah menyatakan mengutuk penggunaan senjata kimia di Suriah.
Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsudin juga mengaku kecewa terhadap upaya
pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam menyikapi konflik di Suriah. untuk
menyelesaikan konflik di Timur Tengah itu, Din berharap dunia Arab dan negara-negara Islam
yang tergabung dalam OKI mengambil langkah kongkrit agar korban tidak terus berjatuhan.
"Indonesia dalam posisi yang diharapkan. Seyogyanya pemerintah mengambil langkah-langkah.
tapi kita kecewa langkah yang diambil belum maksimal, kita tidak ingin pemerintah berpihak,
minimal ada dialog,"8
Akumulasi dari reaksi maupun dorongan dari dalam negeri dalam hal ini masyarakat
Indonesia yang mayoritas muslim yang di representasi oleh dua raksasa organisasi islam
Indonesia Muhammadiyah dan NU menjadikan indonesia berperan aktif dalam konflik Suriah
hal ini dapat di rangkum dalam beberapa aktifitas politik luar negeri Indonesia terhadap konflik
yang terjadi di Suriah :
8
Lihat di : http://berita.plasa.msn.com/nasional/jpnn/konflik-suriah-muhammadiyah-kecewa-pada-pemerinta, : di
akses pada senin, 28-10-2013
9
1. Indonesia Abstain dalam Resolusi DK PBB untuk membentuk NC di Suriah yang
kemudian Indonesia aktif dalam menjadi misi pemantau PBB terhadap konflik
Suriah
2. Sikap Indonesia dalam krisis Suriah sangat jelas, menolak kekerasan terhadap
masyarakat sipil dan mendukung solusi damai yang mencerminkan aspirasi rakyat
Suriah. Indonesia mendukung upaya PBB dalam mencari solusi damai dan
menekankan perlu dilakukan suatu konferensi internasional yang bersifat inklusif
untuk menyatukan pandangan masyarakat internasional dalam masalah Suriah.
3. Paska meledaknya konflik yang terjadi di Suriah Menteri Luar Negeri Republik
Indonesia Marty Natalegawa langsung ke Dewan keamanan PBB untuk
membahas krisis yang terjadi di Suriah, Marty menegaskan, Indonesia akan
berperan penting dalam pembahasan konflik Suriah dalam pertemuan tersebut,
Indonesia berada dalam posisi mendesak penyelesaian politik secara damai, bukan
dengan agresi militer dalam konflik Suriah.9 Hal ini menandakan indonesia
bersikap sangat cenderung pada soft power untuk mewacanakan negosiasi secara
politik
4. Indonesia juga ikut andil dalam mengirimkan pimpinan delegasi indonesia yakni
wakil menteri luar negeri Wardana pada pertemuan para menlu OKI ke-40 di
Conarkry, Gunea, indonesia dalam pertemuan tersebut memberikan usulan agar
mengedepankan dialog antar agama dan keyakinan untuk menunjukan pada dunia
bahwa islam adalah agama yang menjunjung tinggi perdamaian dan toleransi,
9
Lihat di : http://news.liputan6.com/read/701753/video-bahas-konflik-suriah-menlu-marty-ke-dewan-keamananpbb/?related=pbr&channel=n di akses pada (31,Oktober 2013)
10
indonesia menyerukan perdamaian dunia melalui solusi politik damai yang
inklusif.10
5. Dalam pertemuan G20 di Rusia, presiden SBY menegaskan penolakannya atas
upaya penyelesaian konflik Suriah dengan cara-cara kekerasan, SBY memberikan
usulan jalur alternatif dalam penyelesaian konflik Suriah dengan negosiasi antara
pihak yang berkonflik hal ini karena intervensi asing apalagi tanpa mandat dari
PBB, “menurut pandangan presiden SBY adalah masyarakat internasional
(international community) yang di berikan mandat oleh perserikatan bangsabangsa untuk melaksanakan sejumlah tugas, yang mengandung tiga elemen tadi
tentu tidak semua di laksanakan oleh international community, selebihnya di
laksanakan oleh bangsa Suriah, pemerintah Suriah, pemimpin-pemimpin dan
tokoh-tokoh Suriah sendiri,”kata Presiden dalam keterangan pers di St
Petersburg.11
6. Presiden SBY juga menyerukan negosiasi secara damai dalam konflik Suriah
dalam pertemuan pada sesi debat hari pertama sidang ke-67 Majelis Umum PBB
di Markas PBB, New York, dan mendesak dewan keamanan PBB untuk
menjalankan perannya untuk menciptakan perdamaian dunia
7. Indonesia memberikan usulan langsung pada Suriah untuk mengedepankan
negosiasi secara damai yang kemudian di respon positive oleh Suriah
8. Menteri Luar Negeri Indonesia menyatakan secara tegas bahwa konflik di Suriah
harus di selesaikan lewat jalan politik karena dapat menciptakan ekstremisme di
10
www. The global- review.com ( di akses : Jumat, 03-01-2014)
http://www.mahdi-news.com/index.php/berita/nasional/item/348-sikap-nu-dan-muhammadiyah-tentang-suriah
akses pada Rabu,30-10-2013
11
11
berbagai belahan dunia maka harus di selesaikan dengan diplomasi yang akhirnya
konflik ini memerlukan upaya diplomasi bukan kekerasan
Bahkan presiden Susilo Bambang Yudhoyono selaku kepala negara dan pemerintahan
telah mengeluarkan pernyataan sikap bahwa ”meski Indonesia secara geografis tidak terletak di
Timur Tengah, tidak seperti Turki atau Iran yang berbatasan langsung, tapi Indonesia peduli
pada Suriah,” meski Indonesia juga bukan anggota Dewan Keamanan PBB, dan pemegang hak
veto, Indonesia tetap peduli pada Suriah karena ada kewajiban moral, dengan dua alasan.” alasan
Indonesia peduli Suriah, 1. Kita, negara dengan jumlah Muslim terbesar di dunia, dan 2. Amanat
konstitusi UUD 1945 tentang perdamaian.” dalam situasi saat ini, penggunaan kekuatan militer
untuk serang Suriah tanpa mandat PBB, apalagi dengan tujuan untuk menghukum, adalah tidak
tepat,”12
Menariknya kebijakan luar negeri indonesia memiliki kesamaan dengan aspirasi
mayoritas ummat islam di Indonesia, hal ini penting untuk di kaji lebih dalam karena islam
memiliki ruang yang besar terhadap politik domestik yang di gerakan oleh kelompok islam
dalam menciptakan opini publik dan dalam proses perumusan kebijakan indonesia, terkait
kebijakan luar negeri indonesia di Suriah yang sampai saat ini masih bergejolak.
12
http://www.kaskus.co.id/thread/522ad3e1fdca175f5f000006/hot-akhirnya-indonesia-memutuskan-sikap-terhadapkonflik-di-suriah/ di akses pada (31 Oktober 2013)
12
D. Rumusan Masalah
Dari latar belakang permasalahan yang telah di kemukakan di atas, maka muncullah
permasalahan yang menjadi fokus pada penelitian ini dengan sebuah pertanyaan “ Mengapa
kebijakan luar negeri Indonesia cenderung mendesak negosiasi damai dalam penyelesaian
konflik yang terjadi di Suriah ?
E. Kerangka Dasar Pemikiran
Teori Kebijakan Luar Negeri
Secara epistimologis Istilah luar negeri (foreign) dimaksudkan sebagai penerapan
kebijakan yang dilakukan di luar batas teritorial negara, misalnya penandatanganan perjanjian
internasional Sedangkan kebijakan (policy) memiliki arti yang luas dapat berarti berbagai macam
kegiatan. Arti dari kebijakan dapat berarti keputusan spesifik untuk menandatangani perjanjian,
atau pedoman umum dalam mengambil inisiatif, atau pernyataan lisan yang belum tentu
mengarah pada tindakan selanjutnya, misalnya kecaman Turki terhadap kasus Israel-Palestina
(Kaarbo et al, 2012: 2- 4).
Kebiajakan luar negeri adalah serangkaian sasaran yang menjelaskan bagaimana suatu
negara berinteraksi dengan negara lain di bidang-bidang ekonomi, politik, sosial, dan militer;
serta dalam tingkatan yang lebih rendah juga mengenai bagaimana negara berinteraksi dengan
organisasi-organisasi non-negara. Interaksi tersebut dievaluasi dan dimonitor dalam usaha untuk
memaksimalkan berbagai manfaat yang dapat diperoleh dari kerjasama multilateral internasional.
Kebijakan luar negeri dirancang untuk membantu melindungi kepentingan nasional, keamanan
13
nasional, tujuan ideologis, dan kemakmuran ekonomi suatu negara. Hal ini dapat terjadi sebagai
hasil dari kerjasama secara damai dengan bangsa lain, atau melalui eksploitasi.
Biasanya, tugas menciptakan kebijakan luar negeri adalah wewenang kepala
pemerintahan dan menteri luar negeri (atau jabatan yang setara). Di beberapa negara, lembaga
legislatif juga memiliki hak pengawasan yang cukup. Terdapat pengecualian, misalnya di
Perancis dan Finlandia, dimana kepala negara adalah yang bertanggung-jawab atas kebijakan
luar negeri, sementara kepala pemerintahan bertanggung-jawab terutama pada hal yang berkaitan
dengan kebijakan internal. Di Indonesia dan juga di Amerika Serikat, kepala negara (yaitu
Presiden) juga berfungsi sebagai kepala pemerintahan.13
Proses pengambilan keputusan sebuah Negara tidak terlepas dari berbagai macam pilihan
yang rasional maupun irasional, untuk dapat mengetahui fenomena semacam ini perlu sebuah
pisau analisis yang tepat dalam mengkaji fenomena perilaku negara yang terkadang dapat di
jelaskan dengan mudah dan sederhana namun terkadang membutuhkan cara yang mendalam
melihat semakin sulit dan kompleks dalam menganalisis perilaku sebuah Negara sehingga
penelitian ini mencoba menguraikan teori kebijakan luar negeri yang di rujuk pada beberapa
pakar yang kemudian menggunakan pendekatan konstruktivisme sebagai penyempurnaan dari
kebijakan luar negeri yang sesungguhnya lahir dari pembuat keputusan dalam negerinya.
Untuk memahami kebijakan luar negeri Indonesia terhadap konflik Suriah maka perlu
memahami dengan baik konsep dari kebijakan luar negeri itu sendiri berikut akan di paparkan
beberapa para ahli yang menjelaskan tentang konsep dari kebijakan luar negeri di antaranya
sebagai berikut :
13
http://id.wikipedia.org/wiki/Kebijakan_luar_negeri. di akses pada : Jumat, 14-03-2014
14

Menurut William D.Coplin, kebijakan luar negeri merupakan sebuah keputusan
yang didahuli oleh sebuah proses di mana ada tuntutan dari domestic politics,
serta dengan melihat kemampuan dari kekuatan ekonomi dan militer.14

Marijke Breuning juga mencoba mendefinisikan kebijakan luar negeri sebagai
totalitas kebijakan suatu negara terhadap dan untuk berinteraksi dengan
lingkungan diluar batas wilayah kedaulatannya (Breuning, 2007:5).

Bernard C. Cohen menyebutkan bahwa ‘is that foreign policy is “more
important” than other policy areas because it concerns national interests, rather
than special interests, and more fundamental values’ (Cohen, 1968: 530 dalam
Carlsnaes, 2002: 334).15

Holsti memaparkan bahwa kebijakan luar negeri sebuah Negara sesungguhnya di
pengaruhi oleh factor domestic dan eksternal kedua variabel ini saling
mempengaruhi antara satu dengan yang lain dengan berbagai macam elemen yang
menentukannya

Menurut James N Rosenau, kebijakan luar negeri digunakan untuk menganalisa
dan mengevakuasi kekuatan-kekuatan internal dan eksternal yang mempengaruhi
kebijakan luar negeri suatu negara terhadap negara lain.16
Secara sederhana dapat di lihat bahwa kebijakan luar negeri sebuah negara, mengalami
kompleksitas yang berarti ketika isu yang di hadapi juga mengalami kekuatan kepentingan yang
kuat dari berbagai macam aktor yang terlibat di dalamnya sehingga semakin banyak
pertimbangan yang di lihat baik dari segi materi maupun non materi yang semuanya terangkum
14
http://unique-21.blogspot.com/2011/12/proses-kebijakan-luar-negeri-menurut.html. Di akses : 17-03-201
http://sonia-d-a-fisip11.web.unair.ac.id/artikel. Di akses pada : 14-03-2014
16
http://iwansmile.wordpress.com/teori-kebijakan-luar-negeri/ di akses : 17-03-2014
15
15
dalam aktifitas kebijakan luar negeri sebuah negara dalam implementasinya terkadang juga
mengalami perubahan-perubahan yang berarti jika peristiwa yang terjadi menuntut perubahan
sikap oleh negara yang bersangkutan untuk menemukan titik temu atau solusi terbaik dalam
berbagai macam peristiwa yang di alami, namun terkadang negara yang tetap konsisten dalam
pendiriannya dalam menjalankan aktifitas kebijakan luar negerinya cenderung memiliki
pertimbangan yang kuat dan prinsip yang di dorong oleh berbagai macam kelompok kepentingan
maupun masyarakat yang berada di dalam negaranya.17
Konstruksi sosial di dukung bahkan berkaitan erat dengan proses pengambilan keputusan
kebijakan luar negeri sebuah negara hal ini karena (FPDM) di pengaruhi oleh beberapa factor di
antaranya : kepribadian pemimpin, lingkungan kebijakan luar negeri, factor internasional dan
domestik, dalam hal ini politik dalam negeri, kondisi ekonomi, dan opini publik adalah salah satu
factor domestic yang paling penting yang membentuk pengambilan keputusan kebijakan luar
negeri, StephenWalker dan Mark Schafer menunjukkan bahwa kepercayaan sebagai disposisi
internal yang terletak dalam diri individu dapat mempengaruhi kebijakan luar negeri18 factorfaktor seperti kepribadian dan keyakinan para pemimpin, gaya kepemimpinan, emosi, gambar,
konsistensi kognitif, dan penggunaan analogi mempengaruhi bentuk keputusan kebijakan luar
negeri.
Dalam konteks Indonesia menurut Suryadinata, terdapat empat factor determinan yang
setidaknya mempengaruhi kebijakan luar negeri Indonesia, yakni : (a) persepsi para pemimpin
Indonesia atas wilayah geografis, (b) peran Indonesia dalam masalah-masalah internasional, (c)
hambatan-hambatan atas perilaku pemimpin, dan (d) budaya politik masyarakat Indonesia dan
17
Ibid. hal. 10
18
Alex Mintz , Karl DeRoune Jr, Understanding Foreign Policy Decision Making, 2010, New York, Cambridge
Press,hlm.102.
16
elit.19 dari keempat faktor di atas dalam melihat konflik yang terjadi di Suriah, budaya politik
masyarakat indonesi setidaknya memiliki pengaruh yang cukup besar hal ini di topang oleh
demokratisasi di Indonesia pasca perubahan rezim pada tahun 1998 memiliki pengaruh
signifikan, ia membuka ruang yang lebih besar bagi media, opini, dan partisipasi public untuk
mempengaruhi proses perumusan kebijakan.
Pendekatan Konstruktivisme
Politik internasional sesungguhnya di pandu oleh
inter-subjektif bersama dan di
lembagakan oleh norma, aturan, ide, kepercayaan, dan nilai-nilai yang di pegang olek aktor
(Agen), sehingga inter-subjektif merupakan hasil pemikiran (realita) yang berasal dari orangorang (citizen), Konstruktifis menggariskan bahwa ide-ide kolektif yang di dirikan di dunia
sosial sebagai struktur atau lembaga sehingga norma dan aturan menetapkan harapan tentang
bagaimana dunia bekerja dan apa yang merupakan perilaku yang sah, Alhasil normatif dan
faktor ideasional adalah sebagai faktor yang terpenting karena dari struktur materi (
populasi,geografi,senjata dan lain-lain yang tunduk pada interpretasi).20
Konstruktivisme melihat struktur sebagai sebuah hubungan social dan makna bersama
dimana elemen ini dapat mencakup sekelompok aturan, norma, keyakinan berprinsip,
pengetahuan bersama, praktek, bahkan unsur materi yang di peroleh dari sumber bahan yang di
maknai bagi tindakan manusia hanya melalui struktur pengetahuan bersama, sebagai contoh
sistem internasional yang anarki dalam politik internasional dapat di lihat sebagai anarkis, tetapi
19
Leo Suryadinata. 1998. Politik Luar negeri Indonesia di bawah Soeharto. Jakarta : Pustaka LP3ES. Hlm.7. lihat juga
Muhammad Faris Alfadh. 2012 dalam : persepsi gerakan mahasiswa islam terhadap politik luar negeri Indonesia di
timur tengah. Yogyakarta : Prudent Media. Hlm.111.
20
Paul R,Viotti , Mark V,Kauppi. International Relation Theory, 2010, New York, Pearson Education, hlm.280
17
struktur dasarnya didefinisikan dalam jangka budaya, ini adalah hasil konstruksi social dan di
beri makna oleh pelaku berbeda ketika di maknai politik internasional yang bernuansa Kantian.
Pandangan konstruktivisme terhadap agen sangat beragam dari negara sampai pada
tingkat individu semua agen memiliki potensi untuk mempengaruhi penciptaan struktur
internsional : norma-norma, identitas, perilaku negara, agen dan struktur saling membentuk satu
sama lain, ada hubungan timbal balik antara agen dan struktur, logika yang di bangun dalam
konstruktivisme yakni logika konsekuensi di mana tindakan di dorong oleh aktor rasional yang
memberi peringkat dalam preferensi sementara menyadari bahwa aktor lain melakukan hal yang
sama.
Selain itu logika ketepatan yakni tindakan di dorong oleh norma dan aturan, aktor
manusia mengikuti norma-norma dan aturan yang mengasosiasikan identitas untuk situasi
tertentu, tindakan yang tepat dalam konsepsi konstruktivisme adalah tindakan yang berbudi
luhur. Sebagai contoh kongkrit Indonesia dan Malaysia yang sampai saat memiliki masalah
perbatasan namun tidak saling menyerang atau menghukum satu sama lain karena melihat kedua
wilayah yang serumpum yang juga memiliki kesamaan identitas baik agama maupun budaya
sehingga tidak sesuai dengan norma-norma dan identitas jika kedua negara merekonstruksi
sebagai lawan untuk saling menyerang.
Hal serupa bisa di lihat dalan konstruksi Negara dalam hal ini Amerika Serikat dan
Kanada dalam menyamakan pengetahuan terhadap kesamaan nilai yang kemudian membentuk
identitas yang mengeluarkan hasil sebagai Negara yang menjadi kawan ataupun lawan, Amerika
Serikat melihat Kanada sebagai Negara yang memegang demokrasi sebagai nilai – nilai yang di
terapkan dalam domestik politik Kanada sehingga memiliki kesamaan nilai berbeda denga
Korea Utara dengan komunisme sehingga kemudian menjadi kawan atau lawan dari AS.
18
Berikut ini akan di paparkan skema konstruktivisme yang dapat memahami perialku
Negara dalam melakukan aktifitas kebijakan luar negeri yang sesungguhnya tidak hanya
berorientasi pada materi namun factor nilai, norma dan identitas memiliki pengaruh yang juga
menentukan perilaku sebuah Negara
DOMESTIC NORMATIVE
STRUCTURE
NORMS ARE EITHER
CONTESTED
OR UNCONTESTED
STATE
IDENTITY
STATE
INTERESTS
STATE
POLICY
STATE DOMESTIC
AGENTIAL POWER
THIS VARIES FROM LOW
TO MODERATE
STATE SOCIETY
RELATIONS
STATE
TRANSNATIONAL
RELATIONS
BASIC CAUSAL VARIABLES21
Skema di atas memperlihat alur yang di jelaskan oleh paradigma Konstruktivisme dalam
melihat perilaku Negara dalam aktifitas kebijakan luar negerinya Identitas memiliki pengaruh
21
Figure 5.5 Katzenstein's basic theoretical schema : John M. Hobson. 2003. the state and international relations.
New York : Cambridge University press
19
yang signifikan namun relative stabil, karena ketika agen memahami dan mengenal identitasnya
maka mengetahui kepentingannya hal ini di peroleh dari pemahaman spesifik peran dan harapan
tentang diri sendiri dari interaksi atau mendefinisikan diri dalam hubungan dengan struktur
terdiri dari hubungan social, berbagi makna, aturan, norma dan praktik,22 perang dingin antara
Amerika Serikat dan Uni Soviet adalah contoh kasus bagaimana identitas antara liberalisme dan
sosialisme merekonstruksi perilaku AS dan Uni Soviet. sehingga konstruktivisme mengklain
bahwa kepentingan aktor yang di bangun adalah untuk melakukan perubahan oleh pelaku
sendiri karena aktor berinteraksi dengan orang lain yang inter-subjektif.
Konstruktivisme : Agama dan identitas
Argumen ini di bangun dengan berdasarkan pada pendekatan Konstruktivisme yang
menggariskan bahwa perilaku suatu aktor internasional di konstitusikan oleh identitas yang di
bentuk oleh nilai dan norma yang berlaku baik di wilayah struktural maupun di ranah subsistemik. analisa politik luar negeri pun di rangkai dalam kerangka pikir Konstruktivisme, di
mana aktor tidak di anggap sebagai unit yang goal-oriented dan self-oriented yang perilakunya
merupakan buah dari pertimbangan-pertimbangan rasional terhadap untung rugi dalam upaya
memaksimalkan pencapaian, melainkan sebagai objek yang dalam perumusan kebijakannya
selalu mempertimbangkan konteks sosial di mana ia berada23
Mark Webber dan Michael Smith menguraikan bahwa aktor-aktor yang mempengaruhi
dan seberapa besar pengaruh tersebut berdampak pada perumusan kebijakan luar negeri dengan
22
Paul R,Viotti , Mark V,Kaupp Ibid.hlm.286
Novandre Satria dan Ahmad Jamaan dalam artikel : islam dan kebijakan luar negeri Indonesia : peran Indonesia
dalam konflik di Rakhine, Myanmar hlm.3
23
20
membedakan entitas-entitas yang terkait dengan politik luar negeri , pembuat kebijakan yaitu
mereka yang terlibat secara langsung, berkelanjutan dan efektif dan kelompok yang
mempengaruhi proses perumusan kebijakan tersebut dari waktu ke waktu24 mereka menjabarkan
bahwa aktor-aktor yang mempengaruhi kebijakan luar negeri dan besarnya pengaruh aktor
tersebut sangat bergantung pada isu yang diamati dan sistem politik domestik negara
bersangkutan25
Jonathan Fox dan Schmuel Sandler melihat bagaimana agama dapat memainkan peranan
penting dalam hubungan internasional dengan melalui empat sisi, antara lain : Religion is one of
the sources of people’s world view : religion is a source of identity : religion is a source of
legitimacy : religion is associated with formal institution. hal ini membuktikan bahwa agama
sangat erat hubungannya dengan kehidupan manusia yang turut mempengaruhi perilaku manusia
yang pada akhirnya mempengaruhi dalam proses pengambilan keputusan sebuah negara maupun
aktor non-state.
F. Hipotesa
Kebijakan luar negeri indonesia cenderung mendesak upaya wacana negosiasi damai
terhadap konflik yang terjadi di Suriah di sebabkan oleh dua fakor dominan di antaranya adalah :
1. Aktifitas kebijakan luar negeri Indonesia terhadap konflik yang terjadi di Suriah
sesungguhnya sangat di pengaruhi oleh faktor domestic (opini public) yang
24
25
Webber,Mark & Smith,Michael (ed).op.cit.,hlm.39.
Webber,Mark & Smith,Michael (ed).op.cit.,hlm.39.
21
terkonstruksi oleh nilai-nilai universal islam di bandingkan factor-faktor yang
bersifat materi
2. Agama, dalam hal ini islam di indonesia, memiliki pengaruh dalam politik luar
negeri Indonesia terhadap konflik yang terjadi di Suriah hal ini di karenakan
konstruksi atas identitas indonesia sebagai negara dengan penduduk muslim
terbesar di dunia dan dorongan dari masyarakat maupun ormas-ormas islam yang
memiliki pengaruh sebagaimana NU dan Muhammadiyah di indonesia.
G. Jangkauan Penulisan
Dalam penelitian ini penulis membuat batasan di antaranya : dengan memfokuskan pada
pengaruh islam dalam kebijakan luar negeri Indonesia terhadap konflik Suriah sebagai objek
pengamatan, hal ini di sebabkan karena hubungan antara Indonesia dan Suriah tidak hanya
terikat pada hubungan diplomatic semata melainkan secara ideologis memiliki ikatan yang kuat
dalam persaudaraan muslim yang di atur dalam agama islam sehingga kebijakan luar negeri
Indonesia sangat penting di lihat dari segi pengaruh islam dalam membentuknya menjadi titik
focus dalam penelitian ini.
H. Metode Pengumpulan Data
Metode penelitian merupakan panduan bagi peneliti tentang bagaimana penelitian di
lakukan maka penulisan skripsi ini menggunakan analisis data sekunder, dalam hal ini penulis
menggunakan studi kepustakaan yang di dapat dari berbagai sumber, yaitu : melalui buku,
literatur, jurnal, surat kabar harian, internet dan beberapa majalah untuk mendapatkan data-data
22
yang di perlukan dalam penelitian ini, penulisan skripsi ini menggunakan metode deduktif yang
di dasarkan pada suatu kerangka teori kemudian di tarik hipotesis yang akan di uji melalui data
empiris.
I. Sistematika Penulisan
Sebagai sebuah penelitian deskriptif, tulisan ini memberikan gambaran tentang apa dan
bagaimana bagian-bagian dari permasalahan yang diajukan, tulisan ini terdiri dari lima bab
dengan sub bahasan sebagai berikut : pada bab I, di uraikan tentang alasan pemilihan judul,
tujuan penulisan, latar belakang masalah, pokok permasalahan, kerangka pemikiran, hipotesa,
jangkauan penulisan, metode pengumpulan data, dan sistematika penulisan.
Pada bab II menguraikan tentang bagaimana ketersinggungan antara islam dan politik
luar negeri Indonesia, pada bab III membahas tentang konflik yang terjadi di Suriah kemudian
pada bab IV memberi analisis terkait pengaruh islam dalam kebijakan luar negeri Indonesia
terhadap konflik di Suriah, pada bab V berupa kesimpulan.
23
BAB II
ISLAM DAN POLITIK LUAR NEGERI INDONESIA
Kebijakan politik luar negeri suatu negara biasanya mencerminkan kemauan politik
negara bersangkutan dalam berhubungan dengan negara-negara lain, kemauan tersebut
dipengaruhi oleh kepentingan politik domestiknya, sebagian besar orang mengenal Islam hanya
sebagai agama, dan juga mengartikannya sebagai kegiatan yang identik dengan upacara ritual
dan sifatnya lebih menyangkut hubungan individu dengan Tuhannya. banyak yang berpendapat
bahwa negara tidak perlu mengurus dan ikut campur adukan antara agama dan juga
pemerintahan,26 pendapat ini tentunya di dasarkan pada sejarah trauma yang di alami oleh kaum
kristiani yang telah di monopoli oleh pihak gereja sehingga memisahkan antara agama dan
negara, berikut ini akan di paparkan pertautan antara islam dan politik yang tak terpisahkan
antara satu dengan yang lain bahkan dalam segala aspek kehidupan manusia agama islam
mengaturnya dengan terperinci hal ini dapat di buktikan dari sejarah peradaban yang di bangun
Nabi Muhammad saw.
A. Islam dan Politik
Kedua variabel di atas banyak di perbincangkan oleh para intelekual muslim maupun para
intelektual non-muslim maka untuk dapat menguraikan kedua variabel di atas secara objektif
maka alangkah baiknya kita berangkat dari akar pembahasan tersebut agar dapat memahami
26
http://politik.kompasiana.com/2011/01/16/islam-dan-politik-luar-negeri-indonesia-335062.html ( di akses :
Sabtu, 04-01-2014)
24
secara komprehensif, secara terminology perkataan politik berasal dari bahasa latin politicus dan
bahasa Yunani politicos, artinya (sesuatu yang) berhubungan dengan warga negara atau warga
kota. kedua kata itu berasal dari kata polis maknanya kota. dalam kamus besar Bahasa Indonesia
(1989), pengertian politik sebagai kata benda ada tiga. jika dikaitkan dengan ilmu artinya (1)
pengetahuan mengenai kenegaraan (tentang sistem pemerintahan, dasar-dasar pemerintahan); (2)
segala urusan dan tindakan (kebijaksanaan, siasat dan sebagainya) mengenai pemerintahan atau
terhadap negara lain; dan (3) kebijakan, cara bertindak (dalam menghadapi atau menangani suatu
masalah).
Karena maknanya yang banyak itu, dalam kepustakaan ilmu politik bermacam-macam
definisi tentang politik. keaneka macaman definisi itu, disebabkan karena setiap sarjana ilmu
politik hanya melihat satu aspek atau satu unsur politik saja. menurut Miriam Budiardjo
(1993:8,9) ada lima unsur sebagai konsep pokok dalam politik, yaitu (1) negara, (2) kekuasaan,
(3) pengambilan keputusan, (4) kebijaksanaan (kebijakan), dan (5) pembagian dan penjatahan
nilai-nilai dalam masyarakat. Kelima unsur politik yang dikemukakannya itu berdasarkan
definisi politik yang dirumuskannya. la menyatakan bahwa "politik (politics) adalah bermacammacam kegiatan dalam suatu sistem politik (atau negara) yang menyangkut proses menentukan
tujuan-tujuan sistem itu dan melaksanakan tujuan- tujuan itu." untuk melaksanakan tujuan-tujuan
sistem politik itulah diperlukan kelima unsur di atas. dan, dari definisi yang dikemukakannya,
Miriam Budiardjo melihat kegiatan (politik) merupakan inti definisi politik.
Rumusan yang berbeda dikemukakan oleh Deliar Noer. Dengan mempergunakan dua
pendekatan yakni (1) pendekatan nilai dan (2) pendekatan perilaku, Deliar mengatakan bahwa
"politik adalah segala aktivitas atau sikap yang berhubungan dengan kekuasaan dan yang
bermaksud untuk mempengaruhi, dengan jalan mengubah atau mempertahankan, suatu macam
25
bentuk atau susunan masyarakat." Dari rumusan ini kelihatan bahwa hakikat politik adalah
perilaku manusia baik berapa aktivitas maupun sikap, yang bertujuan mempengaruhi atau
mempertahankan tatanan suatu masyarakat dengan mempergunakan kekuasaan (Abd. Muin
Salim, 1994 : 37)
Sedangkan politik di dalam islam jika di lihat dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah
siyasah. oleh sebab itu, di dalam beberapa sumber para ulama menyebutnya dengan istilah
siyasah syar’iyyah. dalam Al Muhith, siyasah berakar kata sâsa - yasûsu. dalam kalimat Sasa
addawaba yasusuha siyasatan bererti Qama ‘alaiha wa radlaha wa adabbaha (mengurusinya,
melatihnya, dan mendidiknya). bila dikatakan sasa al amra artinya dabbarahu (mengurusi /
mengatur perkara). di dalam Islam, kekuasaan politik kait mengait dengan al- hukm. perkataan
al-hukm dan kata-kata yang terbentuk dari kata tersebut dipergunakan 210 kali dalam Al-Qur'an.
Dalam bahasa Indonesia, perkataan al-hukm yang telah dialih-bahasakan menjadi hukum
intinya adalah peraturan, undang-undang, patokan atau kaidah, dan keputusan atau vonis
(pengadilan), di dalam bahasa Arab, kata tersebut yang berpola masdar (kata benda yang
diturunkan dari kata kerja) dapat dipergunakan dalam arti perbuatan atau sifat. Dengan demikian,
sebagai perbuatan hukum bermakna membuat atau menjalankan keputusan dan sebagai kata sifat
kata itu merujuk pada sesuatu yang diputuskan yakni keputusan atau peraturan perundangundangan
Seperti dikenal dalam bahasa Indonesia mengenai (sebagian) arti perkataan hukum. kalau
makna perbuatan itu dikaitkan dengan kehidupan masyarakat, arti perbuatan dalam hubungan ini
adalah kebijaksanaan (kebijakan) atau pelaksanaan perbuatan sebagai upaya pengaturan
masyarakat. Di sini jelas kelihatan hubungan al- hukm dengan konsep atau unsur politik yang
26
telah dikemukakan di atas, dan kaitan kata itu dengan kekuasaan politik. Wujud kekuasaan
politik menurut agama dan ajaran Islam adalah sebuah sistem politik yang diselenggarakan
berdasarkan dan menurut hukum Allah yang terkandung dalam Al-Qur'an (Abd. Muin Salim,
1994:161,293).
Jika kata hukm yang berasal dari kata kerja hakama yang terdapat dalam surat Al-Qalam
(68): 36,39 dan 48 dan kata hukm dalam surat Al-Maidah (5): 50 dan 95 diperhatikan dengan
seksama, jelas bahwa arti kata hukm dalam ayat-ayat itu tidak hanya bersandar pada Tuhan,
tetapi juga pada manusia. Ini berarti bahwa menurut agama dan ajaran Islam ada dua hukum.
pertama adalah hukum (yang ditetapkan) Tuhan dan kedua adalah hukum buatan manusia.
Hukum buatan manusia harus bersandar dan tidak boleh bertentangan dengan hukum Tuhan
yang terdapat dalam Al-Qur'an seperti yang telah disebutkan di atas.27
Sehingga jelas bahwa sistem yang di bangun oleh Rasulullah saw, dan kaum mukminin yang
hidup bersama beliau di Madinah jika di lihat dari segi praksis dan diukur dengan variabelvariabel politik di era modern tidak di sangsikan lagi dapat di katakan bahwa system itu adalah
system politik par excellence, dalam waktu yang sama, juga tidak menghalangi untuk di
katakana bahwa system itu adalah system religious, jika di lihat dari tujuan-tujuannya, motifmotifnya, dan fundamental maknawi tempat system itu berpijak, bahkan filsafat umumnya
merangkum kedua hal itu dan tidak mengenal pemisahan antara keduanya, kecuali dari segi
perbedaan pandangan, sedangkan kedua hal itu sendiri, menyatu dalam kesatuan yang tunggal
secara solid, saling beriringan dan tidak mungkin terpisah satu sama lain.28
27
http://ocw.gunadarma.ac.id/course/letters/study-program-of-english-literature-s1/pendidikan-agama-islam/agamaislam-dan-politik (diakses :Minggu, 05-01-2014)
28
M. Dhiauddin Rais.2001. Teori politik islam. Jakarta : Gema insani Press
27
Berikut akan di perlihatkan beberapa pendapat dari para orientalis barat yang dengan tegas
dan jelas menjelaskan relasi antara islam dan politik, karena jika di kemukakan oleh para ulama
muslim maupun filosof muslim mungkin dapat menyangka cenderung subjektif sehingga di
campakan oleh karena itu para orientalis di bawah ini dapat meruntuhkan stigma-stigma yang
memisahkan antara islam dan politik di antaranya adalah :
1. Dr. V. Fitzgerald berkata : "Islam bukanlah semata agama (a religion), namun ia juga
merupakan sebuah sistem politik (a political system). Meskipun pada dekad-dekad
terakhir ada beberapa kalangan dari umat Islam, yang mendakwa diri mereka sebagai
kalangan 'modernis', yang berusaha memisahkan kedua sisi itu, namun seluruh gagasan
pemikiran Islam dibangun di atas fundamental bahawa kedua sisi itu saling bergandingan
dengan selaras, yang tidak boleh dipisahkan antara satu sama lain".
2. Prof. C. A. Nallino berkata : "Muhammad telah membangun dalam waktu bersamaan:
agama (a religion) dan negara (a state). Dan batas-batas wilayah negara yang ia bangun
itu terus terjaga sepanjang hayatnya".
3. Dr. Schacht berkata : " Islam lebih dari sekadar agama, ia juga mencerminkan teori-teori
perundangan dan politik. Dalam ungkapan yang lebih sederhana, ia merupakan sistem
peradaban yang lengkap, yang mencakup agama dan negara secara bersamaan".
4. Prof. R. Strothmann berkata : "Islam adalah suatu fenomena agama dan politik. Kerana
pembangunnya adalah seorang Nabi, yang juga seorang politik yang bijaksana, atau
"negarawan".
5. Prof D.B. Macdonald berkata : "Di sini (di Madinah) dibangun negara Islam yang
pertama, dan diletakkan prinsip-prinsip utama dalam undang-undang Islam".
28
6. Sir. T. Arnold berkata : " Adalah Nabi, pada waktu yang sama, seorang ketua agama dan
ketua negara".
7. Prof. Gibb berkata : "Dengan demikian, jelaslah bahawa Islam bukanlah sekadar
kepercayaan agama individual, namun ia meniscayakan berdirinya suatu bangun
masyarakat yang bebas. Ia mempunyai cara tersendiri dalam sistem pemerintahan,
perundangan dan institusi"29
Seluruh pendapat para orientalis pada pembahasan di atas di perkuat oleh fakta-fakta sejarah,
di antara fakta sejarah yang tidak dapat di ingkari oleh siapa pun adalah setelah timbulnya
dakwah islam, kemudian berbentuk bangunan masyarakat baru yang mempunyai identitas
independen yang membedakannya dari masyarakat lain. mengakui satu undang-undang,
menjalankan kehidupannyaa sesuai dengan system yang satu, menuju kepada tujuan-tujuan yang
sama, dan di antara individu-individu masyarakat yang baru itu terdapat ikatan ras, bahasa dan
agama yang kuat, serta adanya perasaan solidaritas secara umum. Bangunan masyarakat yang
memiliki semua unsur-unsur tadi itulah yang di namakan sebagai bangunan masyarakat politik
atau yang di namakan sebagai negara.
B. Islam dan kebijakan luar negeri Indonesia
Untuk dapat memahami islam dan kebijakan luar negeri Indonesia secara komprehensif maka
terlebih dahulu kita harus memahami dengan baik konsep dari kedua variabel tersebut, politik
luar negeri yang dijalankan oleh setiap negara pada dasarnya merupakan suatu komitmen berupa
strategi dasar dalam mencapai tujuan dan kepentingan nasionalnya. politik luar negeri juga
29
http://ms.wikipedia.org/wiki/Politik_Islam (diakses : Minggu, 05-01-2014)
29
menjadi cerminan dari keinginan dan aspirasi seluruh rakyat suatu negara yang harus
diperjuangkan pemerintahnya di luar negeri. baik dalam konteks dalam negeri maupun luar
negeri serta sekaligus sebagai upaya dalam menentukan keterlibatan suatu negara di dalam
konstelasi politik internasional maupun isu-isu intenasional dan lingkungannya. 30
Kebijakan luar negeri Indonesia sangat kuat hubungannya dengan islam hal ini berdasarkan
fakta bahwa kebijakan luar negeri sebuah negara adalah perpanjangan tangan dari kepentingan
dalam negeri, kepentingan dalam negeri atau kepentingan nasional adalah kemauan masyarakat
mayoritas dan elite politik yang memiliki ideology sama di mana menempati wilayah tersebut,
maka ideology masyarakat dan elite politik tersebut sangat mempengaruhi dalam pengambilan
keputusan sebuah Negara baik dalam negeri maupun dalam konstelasi politik internasional, islam
sebagai agama mayoritas di Indonesia dengan jumlah terbesar di dunia yang di anut oleh elit
politik maupun masyarakat Indonesia telah melegitimasi agama pada konteks tertentu sebagai
kebijakan Negara dalam politik luar negerinya
Walaupun secara historis Indonesia telah mencetuskan politik luar negeri yang bebas dan
aktif namun tidak dapat di pungkiri bahwa politik luar negeri Indonesia sangat
mempertimbangkan islam sebagai kekuatan nasional alhasil Indonesia dalam periodesasi
kepemimpinan baik Soekarno, Soeharto, Habibie, Gus Dur, Megawati dan SBY, islam menjadi
pertimbangan yang tidak bias di kesampingkan jika di kesampingkan maka tentunya stabilitas
politik dalam negeri mengalami instabilitas, dalam memelihara dan menjaga kepentingan
rakyatnya, walaupun pada akhirnya kebijakan luar negeri Indonesia berseberangan dengan
aspirasi umat islam di Indonesia maka pemerintah tidak tinggal diam dalam meredakan kemauan
30
Pengaruh islam terhadap perumusan kebijakan politik luar negeri indonesia. http://repository.unhas.ac.id. ( di
akses : Senin,05-01-2014)
30
umat
islam
Indonesia
dengan
mengambil
langkah-langkah
konkrit
dalam
upaya
mengartikulasikan kepentingan umat islam di Indonesia pada konstelasi internasional.
Setiap negara yang merdeka memiliki kebijakan luar negeri yang wajib di laksanakan untuk
menciptakan perdamaian dunia namun seringkali kemandirian sebuah negara dalam melakukan
kebijakan luar negerinya di pengaruhi oleh negara-negara lain yang memiliki kepentingan atas
negaranya, hal ini di karenakan system maupun ideology dan karakter dari bangsa dan Negara
tersebut sangat lemah dan rapuh sehingga mudah di goncang dan di setir oleh Negara-negara lain
berbeda dengan Indonesia yang di bentuk oleh para the founding fathers yang memiliki karakter
yang kuat dan integritas kebangsaan yang mumpuni dalam membangun sebuah tata masyarakat
keindonesiaan yang multicultural dan tetap dalam kerangka bhineka tunggal ika.
Perkembangan mutakhir politik Indonesia menunjukkan bahwa agama merupakan satu
institusi politik yang paling penting dalam sistem Pancasila. sebab, dari agamalah para politisi
coba memusatkan atau mencari legitimasi mereka, baik secara langsung ataupun tidak. Agama
dipergunakan sebagai sumber-sumber ketajaman-ketajaman moral dan keputusan-keputusan
terhadap rakyat, yang merupakan basis masyarakat Indonesia.31 dewasa ini semakin terasa bahwa
Islam menjadi faktor determinan dalam pengambilan kebijakan politik baik dalam maupun luar
negeri Indonesia. Dalam lingkup internal, Islam dimaknai sebagai suatu kelompok atau
komunitas dan kesatuan sosiologis masyarakat Indonesia yang mendukung pencapaian tujuan
nasional, yaitu terwujudnya kesatuan republik Indonesia. Adapun dalam konteks internasional,
Islam dimaknai sebagai salah satu faktor pertimbangan dalam hubungannya dengan negara lain
31
Wahyuningrum, Hapsari Dian; Lumumba, Patrice; Syahdan, Pusparida : Pengaruh islam terhadap perumusan
kebijakan politik luar negeri indonesia. http://repository.unhas.ac.id. ( di akses : Senin,05-01-2014)
.Nurcholish Madjid, dalam Muhammad Hari Zamharir, 2004, Agama dan Negara: Analisis Kritis
Pemikiran Politik Nurcholish Madjid, Jakarta:PT RajaGrafindo Persada, hal. ix
31
serta yang terkait dengan isu-isu global seputar Islam.32 Hal ini dapat di lihat dalam beberapa
kasus seperti halnya pada Juni 2012, konflik etnis terjadi di bagian barat negara bagian Rakhine,
Myanmar, antara etnis Arakan yang mayoritas beragama Budha dengan Etnis Rohingnnya yang
mayoritas beragama islam,dalam kasus tersebut di anggap sebagai upaya pembantaian Etnis
Muslim Rohingnya yang di lakukan oleh etnis Arakan dan pemerintah Myanmar, yang berujung
pada meningkatnya arus pengungsi Rohingnya keluar Myanmar untuk mencari perlindungan ke
Bangladesh dan beberapa negara di Asia Tenggara33
Indonesia pada saat itu dalam posisi yang dilematis di satu sisi indonesia adalah salah
satu anggota ASEAN ( Association of SouthEast Asian Nations) yang merupakan organisasi
regional yang menggunakan prinsip non-interference sesuai yang tertera pada piagam ASEAN
bahwa tidak campur tangan dalam urusan internal negara anggota ASEAN namun karena
pergolakan dalam negeri baik reaksi maupun kecaman dan desakan masyarakat indonesia yang
mayoritas muslim maka pada kasus muslim Rohingnya di Myanmar yang mengalami
diskriminasi atas pemerintah Myanmar, Indonesia cenderung mengesampingkan bahkan sangat
agresif untuk mendorong pemerintah Myanmar segera menyelesaikan konflik di Rakhine dan
memberikan kebebasan dan hak untuk etnis muslim Rohingnya agar dapat menempati
wilayahnya, hal ini terlihat dalam upaya Bilateral, Regional dan Multilateral yang di perjuangkan
indonesia.
Selain itu konflik yang menimpa Muslim Moro di Filipina merupakan konflik yang telah
membuat stabilitas kawasan ASEAN menjadi empati untuk segera menyelesaikan konflik
32
ibid.hal.7
Lihat dalam, misalnya, “Warga Malaysia dan Rohingnya kepung kedubes Myanmar,” OKEZONE.com, 6 Agustus
2012, ( di akses pada : 31 Oktober 2013) lihat juga dalam,” Ratusan pengungsi Rohingnya Menyebar di Indonesia,”
Metrotvnews.com, 5 Agustus 2012 ( di akses pada pada : 31 Oktober 2013)
33
32
tersebut, penyebab utama konflik Mindanau adalah perkara sentimen – sentimen primordialis.
Kebijakan represif Marcos bagi komunitas islam di Mindanao seringkali di pahami sebagai
representasi kekuatan politik Katolik yang secara sengaja hendak memarginalkan islam, dalam
dinamika hubungan dengan pemerintah salah satu gerakan yang cukup signifikan dalam
mengartikulasikan kepentingan komunitas Muslim Moro adalah MNLF, sebuah gerakan
perlawanan yang di pimpin oleh Prof. Nur Misuari sebagai respon terhadap upaya pemarginalan
terhadap bangsa Muslim Moro baik oleh etnik Ilaga ataupun pemerintah Filipina.
MNLF cenderung melakukan politik yang dinamis di bandingkan dengan organisasi
perlawanan yang lain, MNLF sebelumnya menyerukan upaya pemisahan diri masyarakat
Mindanao dari pemerintah Filipina, namun kemudian menurunkan tuntutan pembentukan negara
Mindanao merdeka menjadi pemerintahan otonom Muslim Mindanao ( Autonomous Region for
Mindanao Muslim / ARMM ) di dekade 1990an. Namun seiring dengan semakin terjepitnya
legitimasi MNLF dalam ARMM pada tahun 2001, Nur Misuari kembali menyerukan perlawanan
terhadap pemerintah Filipina yang kemudian berakibat penangkapan terhadapnya.34
Eskalasi konflik yang terjadi di Filipina antara Muslim Moro dan pemerintah Filipina
telah mengalami proses penyelesaian yang begitu panjang hal tidak terlepas dari peran negaranegara Muslim yang ikut dalam menyelesaikan konflik yang terjadi di Filipina hal ini bisa di
lihat dalam keterlibatan dan protes dari pemerintah Libya, Malaysia, Arab Saudi OKI tanpa
terkecuali indonesia dalam upaya mempertanyakan kebijakan pemerintah Filipina atas komunitas
Muslim Mindanao, Indonesia berperan aktif dalam upaya diplomatik memfasilitasi resolusi
perdamaian terhadap konflik yang menina bangsa Moro.
34
Surwandono. Sidik Ahmadi. Resolusi konflik di dunia Islam. 2011 .Yogyakarta : Graha ilmu
33
Indonesia berhasil menjadi mediator dan memfasilitasi proses perdamaian bagi konflik
Muslim Moro, peran Indonesia sebagai negara dengan jumlah populasi Muslim terbesar di dunia
dalam memfasilitasi proses perdamaian bagi Muslim Moro cukup besar dan Vital, partisipasi
Indonesia dalam proses perdamaian itu di resmikan saat ICFM ke – 20 di Istanbul pada tahun
1991 meminta di perluasnya Quadripartite Committe menjadi Ministrial Committe of Six.
Pertemuan para menteri OKI di Karachi pada tanggal 25 – 29 April 1993 secara tidak langsung
memberikan dukungan kepada indonesia untuk menjadi ketua Committe of Six hal ini di
sebabkan karena indonesia merupakan negara islam terbesar di dunia dan memegang peran
penting di kawasan, Committe of Six ini di beri mandat dengan tugas untuk menyelesaikan kasus
Moro untuk selama – lamanya dengan melakukan negosiasi komprehensif melalui cara
perdamaian berdasarkan perjanjian Tripoli.35
Dalam kasus yang menimpa bangsa Moro di Filipina dan peran indonesia dalam
menyelesaikan konflik yang menina Muslim Moro di Filipina tidak bisa di pahami sebagai upaya
pencitraan rezim yang berkuasa dan hanya faktor ikatan dalam ASEAN maupun faktor tuntutan
regulasi yang berlaku namun lebih dari pada harus di lihat bagaimana kebijakan untuk Muslim
Moro di bangun sesungguhnya telah terkonstruksi oleh dunia internasional bahwa indonesia
adalah negara dengan jumlah muslim terbesar di dunia dan dorongan oleh berbagai macam
raksasa organisasi islam di indonesia.
Sebagaimana penjelasan sebelumnya bahwa politik luar negeri tak lain sebagai refleksi
dari keinginan seluruh masyarakatnya yang harus diperjuangkan oleh pemerintah di luar negeri.
Maka, tak dapat dipungkiri bahwa faktor Islam sebagai agama mayoritas penduduk Indonesia,
menjadi salah satu faktor domestik yang mempengaruhi pemerintah khususnya dalam partisipasi
35
Anak Agung Banyu Perwita. 2007. Politik luar negeri Indonesia dan dunia islam. Bandung : UNPAR Press
34
dan pengambilan kebijakan luar negeri. Ditambah lagi, dengan semakin terbukanya penerimaan
masyarakat terhadap partai-partai politik yang berideologikan Islam untuk mengambil peran
dalam pemerintahan.36
Melalui komunitas dan organisasai Islam nasional yang ada di Indonesia, peran dan
partisipasi umat Islam dalam mempengaruhi kebijakan pemerintah berjalan secara lebih
terorganisir.
Umumnya,
lembaga-lembaga
Islam
seperti
Majelis
Ulama
Indonesia,
Muhammadiyah, NU dan ICMI diasumsikan sebagai lembaga yang mewakili aspirasi umat Islam
Indonesia secara keseluruhan. pandangan dan legitimasi dari lembaga tersebut mempengaruhi
dan seringkali menjadi acuan pemerintah dalam menetapkan kebijakan politis termasuk hal yang
berkaitan dengan agenda politik luar negeri Indonesia khususnya yang menyangkut isu seputar
Islam dan dunia Islam. 37
Dari pemaparan di atas dapat kita melihat bahwa islam dan kebijakan luar negeri Indonesia
khususnya terkait isu-isu seputar islam dan dunia islam memiliki ikatan yang cukup kuat
walaupun Indonesia bukanlah Negara islam namun pemerintah Indonesia tidak terlepas dari
rujukan mayoritas umat islam dan dan ormas-ormas islam maupun institusi yang menampung
aspirasi umat islam
C. Islam dan Kebijakan Luar Negeri Indonesia di Timur Tengah
Pada dasarnya Indonesia dan Negara-negara muslim yang berada di timur tengah
memiliki ikatan persaudaraan yang kuat dalam bingkai keislaman, namun hal ini tidak menjadi
dasar sepenuhnya keberpihakan Indonesia pada Negara-negara muslim di timur tengah karena
36
37
ibid. hal 8
ibid. hal 9
35
jika di lihat dari periodesasi kepemimpinan di Indonesia maka kebijakan luar negeri Indonesia di
kawasan timur tengah mengalami pasang surut dan dinamika yang cukup signifikan, hal ini dapat
di lihat dari masa kepemimpinan Indonesia mulai dari Soekarno, Soeharto, Habibi, Gus dur,
Megawati dan SBY yang kadang terlihat kebijakannya cenderung ke kanan bahkan terkadang
kebijakannya cenderung ke kiri seiring dengan dinamika tersebut factor kekuatan domestic
sangat mempengaruhi kebijakan tersebut hal ini tidak terlepas dari pengaruh islam yang ikut
andil dalam mengartikulasikan kepentingannya terkait dengan isu-isu dunia islam yang
kemudian terlihat begitu jelas persaudaraan keislamannya dalam hal ini kawasan timur tengah
yang menjadi kawasan kelahiran agama islam di dunia.
Timur Tengah memiliki posisi yang sangat strategis. Timur Tengah, selama berabad-abad
telah diakui sebagai salah satu kawasan yang secara geografis paling strategis di dunia. hal itu
disebabkan karena Timur Tengah terletak di antara 3 benua, yaitu Eropa- Asia – Afrika38
sehingga kawasan timur tengah tidak bisa di pungkiri menjadi jalur bagi perdagangan
internasional dalam hal ini yang sangat di minati adalah minyak yang menjadi energi untuk
kelangsungan hidup manusia.
Tidak hanya itu Timur Tengah juga merupakan kawasan di mana lahirnya tiga ágama
prioritas di dunia sehingga konstelasi politik internasional banyak menyita perhatian masyarakat
internasional dalam melihat posisi negara – negara yang berusaha mengambil pengaruh di
kawasan ini.
38
Sidik Jatmika, MSi. Pengantar studi kawasan timur tengah . 2014. Yogyakarta. Maharsa. hlm : 8
36
Gambar di bawah ini memperlihatkan Timur Tengah Sebagai Penghubung Eropa-Asia-Afrika
Selain menjadi kawasan yang sangat strategis atau sebagai jalur perdagangan internasional
kawasan timur tengah juga merupakan kawasan yang sangat subur penghasilan sumber daya
alamnya dalam hal ini minyak yang menjadi energi utama bagi pengembangan industrialisasi
saat ini, hal inilah yang menjadikan kawasan timur tengah sangat di minati oleh berbagai negara
kususnya negara-negara industri yang sangat tergantung pada energi minyak, di sisi yang lain
kawasan timur tengah juga merupakan kawasan yang sangat rawan konflik hal ini dapat di lihat
dari keanekaragaman yang di miliki kawasan tersebut, jika tidak di kelola dengan baik maka
konflik dapat terjadi dengan mudah, baik konflik perebutan wilayah, konflik antara etnis, aliran,
dan sumber-sumber konflik yang berorientasi pada ekonomi hal inilah menjadikan kawasan
timur tengah banyak di sorot oleh dunia internasional tanpa terkecuali indonesia dengan jumlah
penduduk muslim terbesar di dunia
Jika di lihat dari masa kepemimpinan Indonesia mulai dari presiden Soekarno hingga
presiden SBY hubungan antara Indonesia dan Negara-negara di timur tengah terbilang baik dan
harmonis lebih khususnya Negara-negara muslim yang berada di kawasan tersebut, hal ini
berdasarkan dinamika kerjasama yang di lakukan oleh Negara-negara muslim yang berada di
37
kawasan timur tengah dengan Indonesia maupun peran Indonesia terhadap berbagai macam
konflik yang terjadi di timur tengah, salah satu contoh kasus yang sangat kongkrit adalah konflik
yang melibatkan antara Israel dan Palestina, konflik yang telah memakan banyak korban dan
cukup panjang rentang waktu penyelesaian konflik tersebut membuat Indonesia sebagai Negara
mayoritas muslim terbesar di dunia mengambil peran yang signifikan.
Salah satu konflik di timur tengah yang sangat berpengaruh bagi masyarakat Indonesia
adalah konflik yang terjadi antara Israel dan Palestina, selama pemerintahan Soekarno dan
Soeharto, sikap resmi pemerintah Indonesia adalah mendukung perjuangan kemerdekaan rakyat
Palestina, sekaligus tidak menjalin hubungan diplomatic dengan Israel selama Palestina belum
merdeka, sedangkan pada periode Abdurahman Wahid independensi politik luar negeri
Indonesia terlihat cukup kuat ketika Gus Dur berani memutar haluan menjauh dari barat dengan
mewacanakan membentuk poros Jakarta - Beijing - New Delhi, serta ingin lebih memperkuat
hubungan kerjasama dengan Negara-negara di kawasan Asia dan Timur Tengah.39
Sewaktu Gus Dur menjabat sebagai ketua PB NU, kemudian menyarankan agar
Indonesia segera membuka hubungan diplomatic dengan Israel menurutnya dengan adanya
hubungan tersebut Indonesia justru akan memiliki peran yang signifikan dalam membantu
perjuangan rakyat Palestina, Salah satu usulan Gus Dur untuk memecah kebuntuan proses
perdamaian antara kedua Negara tersebut yakni dengan pembagian kekuasaan di wilayah
40
Yerusalem, menurut Gus Dur, kekuasaan administrative di wilayah ini seharusnya di pegang
oleh Israel, sedangkan kekuasaan politik di jalankan oleh sebuah komite dari tujuh Negara yakni,
Mesir, Yordania, Suriah, Lebanon, Palestina, Israel, dan PBB.
39
Alfadh Faris Muhammad. 2012. Persepsi gerakan mahasiswa Islam terhadap politik luar negeri Indonesia di Timur Tengah.
Yogyakarta : Prudent Media. hal 124
40
Ibid hal. 128
38
Kebijakan Gus Dur yang lain dalam isu konflik Israel- Palestina adalah indonesia ikut
mendukung resolusi yang di hasilkan sidang khusus komisi HAM PBB di Jenewa 19 oktober
2000, indonesia bersama 19 negara lainnya dari total 53 negara yang hadir menyetujui resolusi
yang menghasilkan beberapa point penting antara lain : (a) segera membentuk komisi penyilidik
HAM untuk mengumpulkan informasi mengenai pelanggaran HAM dan hukum humaniter
internasional oleh israel di wilayah pendudukan Palestina, serta melaporkan kesimpulan dan
temuan-temuannya kepada komisi HAM PBB. (b) meminta komisaris tinggi PBB untuk HAM
segera melakukan kunjungan ke wilayah Palestina yang di duduki, guna menghimpun
pelanggaran-pelanggaran HAM yang terjadi terhadap rakyat Palestina oleh israel.
Ada tiga kebijakan yang cukup menonjol pada periode Gus Dur terhadap konflik israelPalestina, pertama keinginan untuk membuka hubungan dagang dengan israel sebagai upaya
menolong ekonomi indonesia, kedua keinginan agar indonesia bisa menjadi juru damai dalam
konflik tersebut, ketiga indonesia turut menyetujui resolusi sidang khusus komisi HAM PBB di
Jenewa tahun 2000 untuk membentuk komisi penyelidikan pelanggaran HAM yang terjadi di
Palestina. Sedangkan pada periode Megawati konflik yang terjadi antara Palestina dan israel
semakin memprihatinkan dengan skala korban yang cukup besar misalnya sepanjang akhir tahun
2001, kontak senjata yang di ikuti oleh aksi bom bunuh diri antara pasukan kedua negara terjadi
di berbagai tempat.
Pada tanggal 3 desember 2001, militer israel masuk dan menduduki sebagian kota-kota
yang selama ini menjadi wilayah otonomi Palestina, seperti Nablus, Ramallah, serta Beituna di
tepi barat, hal ini semakin menimbulkan simpati dari berbagai negara tanpa terkecuali indonesia
sebagai negara dengan papulasi muslim terbesar di dunia, maraknya aksi unjuk rasa dari
masyarakat atas agresi israel tersebut, membuat pemerintah ikut mengambil sikap, pemerintah
39
indonesia akhirnya mengeluarkan pernayataan resmi, bahwa indonesia mengutuk keras agresi
militer israel di Ramallah ( Palestina) maret 2002 tersebut, agresi militer tersebut di nilai selain
merenggut nyawa masyarakat sipil, juga mengancam keselamatan presiden Palestina Yasser
Arafat dan masa depan perdamaian, karena itu indonesia meminta agar israel bertanggung jawab
penuh atas keselamatan presiden Yasser Arafat.41
Pernyataan resmi indonesia kemudian di sampaikan Menko, Polkam yang waktu itu di
jabat oleh Soesilo Bambang Yodhyono, yang isinya sebagai berikut : (1) mengutuk keras agresi
militer israel terhadap Palestina di Ramallah yang mengancam keselamatan Yasser Arafat (2)
Israel harus bertanggung jawab penuh terhadap keselamatan dan keamanan diri Yasser Arafat
serta terhadap proses perdamaian di wilayah timur tengah (3) Menekankan pandangan indonesia
mengenai peranan inti Yasser Arafat dalam proses perdamaian di timur tengah dan penolakan
terhadap upaya israel dalam mengesampingkan peranan itu (4) Menekankan terciptanya
perdamaian yang adil dan menyeluruh di timur tengah dan menuntut pelaksanaan resolusi Dewan
Keamanan PBB No 242, 338 dan resolusi – resolusi lain yang relevan dan prinsip land for peace
guna mengakhiri pendudukan israel yang tidak sah terhadap wilayah arab.
Point yang ke lima adalah pada masa sulit perjuangan rakyat Palestina ini, pemerintah
dan rakyat indonesia tetap menjunjung tinggi rasa solidaritas dengan rakyat Palestina dalam
perjuangan mereka mendirikan negara Palestina di tanah airnya 42 selain itu, pemerintah
indonesia juga menghimbau bahwa perlu adanya upaya internasional yang terpadu dan konkret
untuk segera menghentikan agresi militer di tepi barat tersebut, khususnya di Ramallah dan
41
Muhammad Faris Alfadh. 2012. Persepsi gerakan mahasiswa islam terhadap politik luar negeri Indonesia.
Yogyakarta : Prudent Media. Hal. 132. Lihat juga kutipan pernyataan resmi Ri kutuk agresi Israel ke Palestina.
Kompas. 01 April 2002.
40
agresi berkelanjutan terhadap warga sipil Palestina, termasuk wanita dan anak – anak,
pemerintah mengharapkan peranan yang lebih aktif dari dewan keamanan PBB, sesuai dengan
tanggung jawabnya.
Politik luar negeri indonesia terhadap konflik israel – Palestina pada periode Megawati,
bisa di bilang lebih banyak di lakukan melalui seruan- seruan moral, memang upaya tersebut
sedikit tidak mampu meredam banyaknya aksi masa yang terjadi di dalam negeri, namun
demikian seruan moral tersebut nampaknya masih jauh dari harapan masyarakat, terutama jika
melihat korban jiwa yang sangat banyak dari pihak Palestina serta ancaman yang di alami oleh
Presiden Palestina Yasser Arafat sedangkan pada periode selanjutnya kebijakan pemerintahan
Yudhoyono baru terlihat aktif pasca meluasnya konflik Israel – Palestina hingga ke Libanon
pada bulan Mei 2006.
Dampak konflik yang cukup memprihatinkan membuat pemerintah bereaksi dengan
cepat, tidak lama setelah penyerbuan israel, pemerintah indonesia mengambil langkah struktural
dengan melayangkan surat kepada sekjen PBB Kofi Anan (waktu itu) yang isinya meminta PBB
mengambil langkah strategis dan efektif bagi penyelesaian gejolak israel – Lebanon, pemerintah
indonesia juga mengusulkan adanya militery peacekeeping opertaion karena konfli israel –
Libanon melibatkan pertempuran senjata, maka keterlibatan pasukan tentara perdamaian menjadi
tak terelakan, presiden SBY kemudian meminta TNI mempersiapkan diri untuk menjadi bagian
dari peace keeping operation force di timur tengah apabila di minta oleh PBB
Indonesia juga mengusulkan lima langkah untuk menyelesaikan konflik tersebut, yang
sekaligus merupakan pandangan resmi dari pemerintah indonesia, kelima langkah tersebut yakni
: (a) Perlu segera di lakukan gencatan senjata dengan disponsori PBB (b) bila gencatan senjata
berlaku, harus di awasi oleh pasukan pemelihara perdamaian yang juga di sponsori oleh PBB (c)
41
bila gencatan senjata berlangsung, maka perlu di pastikan bantuan kemanusiaan bisa mengalir
dengan tepat (d) harus di pikirkan rekonstruksi dan rehabilitasi pasca konflik bersenjata tersebut
dan (e) proses negosiasi harus di lanjutkan sehingga di capa solusi yang terbaik, bukan hanya
bagi bangsa – bangsa di timur tengah tapi juga di dunia.
Pada kesempatan itu Yudhoyono juga menyampaikan bahwa indonesia akan berperan
serta dalam pasukan pemelihara perdamaian dengan menyiapkan pasukan satu batalyon
kebijakan ini kemudian di wujudkan dengan mengirimkan pasukan perdamaian indonesia dalam
kontingan Garuda XXIIIA ke Lebanon pada akhir september 2006 untuk bergabung dengan
UNIFIL, selain itu Yudhoyono juga memutuskan untuk memberikan bantuan kemanusiaan
sebesar US$ 1 juta kepada Palestina, dalam perjalananya politik luar negeri indonesia terhadap
isu konflik israel – Palestina pada periode Yudhoyono bisa di bilang cukup aktif, periode
Yudhoyono terlihat memainkan peranan yang cukup signifikan melalui diplomasi dan lobi – lobi
internasional.43
Dari pemaparan di atas terlihat bahwa politik luar negeri Indonesia di kawasan timur tengah
jika di lihat dari periodesasi kepemimpinan maka Indonesia tidak pernah absen dalam
memainkan peranannya sebagai Negara yang mayoritas muslim khususnya pada isu –isu tertentu
yang mendiskreditkan negara – negara muslim yang berada di timur tengah dalam hal ini kasus
Palestina yang sangat banyak menelan korban jiwa dan sangat menjadi perhatian dunia
internasional tanpa terkecuali indonesia, selain itu saat ini Indonesia juga cukup aktif dalam
memainkan peranannya terkait isu kontemporer yang di alami negara- negara di kawasan timur
tengah khususnya Negara-negara muslim terkait Arab Spring yang banyak menelan korban dan
merusak berbagai macam infrasturktur, tak lupa Mesir dan Suriah menjadi prioritas utama
43
ibid hal.138
42
Indonesia dalam penyelesaian konflik di Timur tengah yang saat ini masih berjalan proses
negosiasinya untuk mencapai kesepakatan damai dan penghentian aksi kekerasan.
43
BAB III
KONSTELASI POLITIK INTERNASIONAL DALAM KONFLIK SURIAH
Konflik yang terjadi di Suriah sesungguhnya membentuk dua blok besar yang di topang
oleh beberapa Negara, blok Assad yang di topang oleh Russia, Iran dan China Sedangkan blok
pemberontak yang di topang oleh Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Arab Saudi dan Turki, blok
Assad sesungguhnya menginginkan rezim agar tetap bercokol pada tabuk kepemimpinan yang
berarti memilih status quo sedangkan blok pemberontak dengan tuntutan menurunkan rezim
Bashar Al Assad, dari sini kita dapat memetakan konflik yang terjadi di Suriah secara
komprehensif dengan melihat sebab-sebab konflik yang terjadi kemudian actor-aktor yang
terlibat dalam konflik tersebut dan terakhir penyelesaian atau resolusi konflik yang telah di
lakukan oleh umat islam.
A.Sebab-sebab terjadinya konflik di Suriah
Konflik yang terjadi di Suriah sesungguhnya merupakan akumulasis dari klimaks konflik
yang telah berkepanjangan yang di tandai dengan tuntutan- tuntutan warga sipil untuk segera
mencabut undang-undang darurat yang telah menghambat kehidupan negara, dan menghalangi
kebebasan berkumpul dan menyatakan pendapat. tuntutan para pendemonstran juga menunggu
pemutihan dan pembebasan semua tahanan politik, sehingga seluruh rakyat dapat hidup dengan
tenang namun kemudian tidak di indahkan oleh pemerintah sehingga berlanjut pada konflik yang
semakin besar yang menewaskan banyak korban yang berjatuhan karena para demonstran yang
44
intens dalam berunjuk rasa.
Akumulasi dari korban-korban yang berjatuhan kemudian menimbulkan tuntutan
gerakan menurunkan rezim yang berkuasa Bashar Al-Assad, hal ini di picu oleh kekerasan dan
penangkapan yang di lakukan oleh militer Suriah terhadap para demonstran yang menuntut
pembebasan politik dan reformasi politik yang di telah di bekukan oleh pihak yang berkuasa di
Suriah yakni partai Ba’ath, hal ini kemudian mendapat respon keras dari militer Suriah yang
kemudian menjadikan konflik semakin besar, lebih dari 20 demonstran telah ditangkap di ibu
kota Damaskus pada hari kedua demonstrasi yang jarang terjadi karena dilarang menurut
undang-undang darurat Suriah yang telah diberlakukan sejak 1963, hal ini membuat kondisi
semakin tidak terkendali dan mencuat unjuk rasa di berbagai kota di antaranya Dara’a, Allepo,
Damaskus dan yang lainnya.
Konflik yang terjadi di Suriah kemudian di tengarai merupakan konflik yang berbau
ideology yakni antara aliran agama Syiah dan Sunni di mana presiden Bashar Al-Assad yang
berafiliasi pada aliran Syiah Alawi menimbulkan berbagai macam kecurigaan dan opini public
yang cenderung menjerumuskan konflik pada tataran aliran keagamaan alhasil konflik yang pada
awalnya berorientasi politik bertrnsformasi menjadi konflik aliran keagamaan antara Syiah dan
muslim Sunni namun konflik yang terjadi di Suriah jika di lihat dari penyebab utama konflik
dan akar permasalahannya sesungguhnya bukannlah konflik yang bernuansa agama namun
karena rezim penguasa Bashar Al-Assad tidak mengambil kebijakan untuk meredam para
demonstrasi yang berunjuk rasa di berbagai kota sehingga konflik tersebut di manfaatkan oleh
berbagai pihak untuk mendapat kekuatan yang besar dengan motif aliran keagamaan antara
Syiah dan Sunni.
45
Puluhan keluarga para tawanan politik berdemonstrasi untuk meminta pembebasan
mereka sehari setelah sekitar 200 orang turun ke jalan untuk meminta keleluasaan dan kebebasan
politik. “Bebaskan tawanan,” para demonstran bernyanyi di Lapangan Marjeh di Damaskus
pusat ketika beberapa aktivis hak asasi manusia bergabung dengan mereka, polisi dan agen-agen
keamanan dalam pakaian sipil telah menjaring pengunjuk rasa, dan empat demonstran muda
ditangkap dan dibawa dengan cepat dengan mobil, Amnesty International mengatakan agen-agen
keamanan berpakaian biasa telah memukuli beberapa demonstran dan menangkap sedikitnya 30
orang. wanita, anak-anak dan orang tua termasuk di antara mereka yang dipukul, menurut
Amnesty.44
Pemberontakan Suriah 2011 hingga 2014 awal adalah sebuah konflik kekerasan internal
yang sedang berlangsung di Suriah. Ini adalah bagian dari Musim Semi Arab yang lebih luas,
gelombang pergolakan di seluruh Dunia Arab. Demonstrasi publik dimulai pada tanggal 26
Januari 2011, dan berkembang menjadi pemberontakan nasional. para pengunjuk rasa menuntut
pengunduran diri Presiden Bashar al-Assad, penggulingan pemerintahannya, dan mengakhiri
hampir lima dekade pemerintahan Partai Ba'ath.
Pemerintah Suriah mengerahkan tentara Suriah untuk memadamkan pemberontakan
tersebut, dan beberapa kota yang terkepung. menurut saksi, tentara yang menolak untuk
menembaki warga sipil dieksekusi oleh tentara Suriah. Pemerintah Suriah membantah laporan
pembelotan, dan menyalahkan "gerombolan bersenjata" untuk menyebabkan masalah pada akhir
2011, warga sipil dan tentara pembelot dibentuk unit pertempuran, yang dimulai kampanye
pemberontakan melawan Tentara Suriah.
44
Djibril Muhammad. Pesan AS untuk Suriah saat menghadapi Demonstran. http://www.republika.co.id/berita/breakingnews/internasional/11/03/17/170179-pesan-as-untuk-suriah-saat-menghadapi-demonstran. di akses : Rabu, 15-01-2014
46
Para pemberontak bersatu di bawah bendera Tentara Pembebasan Suriah dan berjuang
dengan cara yang semakin terorganisir, namun komponen sipil dari oposisi bersenjata tidak
memiliki kepemimpinan yang terorganisir. pemberontakan memiliki nada sektarian, meskipun
tidak faksi dalam konflik tersebut telah dijelaskan sektarianisme sebagai memainkan peran
utama. Pihak oposisi didominasi oleh Muslim Sunni, sedangkan angka pemerintah terkemuka
adalah Alawit Muslim Syiah. Assad dilaporkan didukung oleh Alawi dan paling banyak adalah
orang Kristen di negara ini.
Demonstrasi besar-besaran terhadap pemerintah Suriah terjadi di Aleppo pada tanggal 20
Juli 2012. Di bagian Aleppo Utara, Tentara Bebas Suriah (TBS) telah mengklaim kontrolnya atas
beberapa kota dan distrik, diantaranya Tal Rifaat, Azaz dan Al-Bab. pertempuran dimulai saat
puluhan pemberontak TBS menembus ke dalam kota Aleppo. para warga kemudian mengecat
dinding mereka dengan gambar bendera pra-Ba'athis untuk menyimbolkan revolusi, pertempuran
Aleppo 2012, juga dikenal dengan sebutan "induk dari semua pertempuran" adalah konfrontasi
militer yang terjadi di Aleppo, Suriah antara militer Suriah dengan Tentara Pembebasan Suriah.
Pertempuran ini dimulai pada tanggal 19 Juli 2012 sebagai bagian dari serangkaian Perang Sipil
Suriah. Bentrokan berawal dengan dilancarkannya serangan oleh Tentara Bebas Suriah terhadap
kota Aleppo, dimana kota ini merupakan kota terbesar sekaligus pemegang kekuasaan dan pusat
ekonomi strategis di Suriah.
Mayoritas kawasan di Aleppo yang dikuasai para pemberontak dibombardir oleh pasukan
pemerintah dan pertempuran lainnya pecah di sejumlah distrik. Pertempuran terbaru ini
berlangsung hanya beberapa saat setelah voting Majelis Umum PBB yang mengkritik soal
kegagalan Dewan Keamanan untuk bertindak di Suriah. Pusat pertempuran berlangsung di
sekitar kawasan selatan Damaskus dimana baku tembak dilaporkan berlangsung di Tadamon,
47
meski sebelumnya telah diserang oleh pasukan pemerintah. Pertempuran juga terjadi di sejumlah
bagian di pusat ibukota, dan dilaporkan oleh BBC bahwa pertikaian berikutnya terjadi di bagian
barat kota dan di sekitar Dumar.45
B. Aktor-aktor yang terlibat dalam konflik Suriah
Untuk dapat memahami berbagai macam actor yang terlibat dalam konflik Suriah maka
harus dapat di petakan dengan baik pihak yang berada di blok penguasa Bashar Al-Assad dan
blok yang berada di pihak pemberontak sehingga kemudian dapat di lihat aktifitas yang di
jalankan oleh actor-aktor tersebut dengan motifnya masing-masing berikut akan di jelaskan
beberapa actor yang mempunyai posisi yang sangat menentukan jalannya perdamaian di Suriah :

Pihak Rezim Pemerintahan Bashar Al-Assad
Dapat di lihat secara spesifik seperti angkatan bersenjata Suriah, Garda Republik,
Direktorat Keamanan Umum, Direktorat Keamanan Politik, Shabiha, Jays Al-Sha’bi, kemudian
Iran dengan pengawal Revolusi iran, Basij. Sementara kelompok asing di anataranya Hizbullah,
PFLP-GC (Front Populer Pembebasan Palestina-komando umum), dan militant Syiah Iraq. 46

Pihak Oposisi
Sedangkan yang berada dalam blok oposisi seperti Koalisi Nasional Suriah terdiri dari
tentara pembebasan Suriah yang di dukung oleh Turki, Qatar, Arab Saudi, selain itu ada
Mujahidin yang terdiri dari Front Al Nusra, Akrar Al-Sham, Ghuraba Al-Sham, yang di dukung
45
Lihat pertempuran Allepo 2012-2013. http://id.wikipedia.org/wiki/Pertempuran_Aleppo_2012–2013. Di akses :
Rabu.15-01-2014
46
Perang saudara Suriah dalam : http://id.wikipedia.org/wiki/Perang_saudara_Suriah di akses : Sabtu,18-01-2014
48
oleh Qatar, Arab Saudi, dan Al-Qaeda di Iraq. Dan Partai Uni Demokrasi Kurdi yakni unit
perlindungan popular, koalisi nasional untuk revolusi Suriah dan Pasukan Oposisi (bahasa Arab:
‫ت الف‬
‫)ال سوري ة وال م عار ضة ال ثورة ل قوى ال وط ني االئ‬, biasanya bernama Koalisi Nasional Suriah
(bahasa Arab: ‫ت الف‬
‫ )ال سوري ال وط ني االئ‬adalah koalisi dari kelompok oposisi dalam Perang
saudara Suriah yang didirikan di Doha, Qatar, pada bulan November 2012.
Mantan imam Masjid Umayyah di Damaskus, Moaz al-Khatib, dianggap sebagai orang
yang moderat, terpilih sebagai presiden koalisi. Riad Seif dan Suheir Atassi, keduanya aktivis
demokrasi terkemuka dan yang terakhir seorang feminis sekuler, terpilih menjadi wakil presiden.
tujuan utama dari Koalisi Nasional adalah mengganti pemerintahan Bashar al-Assad, "simbol
dan pilar dukungannya", "pembongkaran jasa keamanan", pemersatu dan mendukung Tentara
Pembebasan Suriah, menolak dialog dan negosiasi dengan pemerintah al-Assad , dan "menuntut
pertanggung jawaban atas pembunuhan, penghancuran di Suriah, dan penggusuran warga
Suriah"47

Pihak Eksternal
Dari perincian actor-aktor konflik yang di lihat di dalam negeri sesungguhnya dapat di
bagi juga actor-aktor eksternal yang terlibat di dalam konflik Suriah sebagaimana yang telah di
paparkan sebelumnya Negara-negara di kawasan regional maupun global yang ikut mendukung
maupun menolak pihak-pihak yang berkonflik dengan motifnya masing-masing, secara umum
dapat kita lihat dalam dua blok besar antara blok Assad yang di topang oleh Russia, China dan
Iran Sedangkan blok oposisi yang di topang oleh Amerika Serikat, Prancis, Inggris, Arab Saudi,
Turki dan Qatar.
47
http://id.wikipedia.org/wiki/Koalisi_Nasional_untuk_Revolusi_Suriah_dan_Pasukan_Oposisi (Online) di akses
pada : Senin, 13-01-2014
49
Campur tangan Negara-negara asing dalam konflik Suriah sesungguhnya semakin
menjadikan konflik di Suriah memiliki tingkat kompleksitas yang tinggi, hal ini di karenakan
Negara-negara asing yang ikut campur dalam konflik di Suriah memiliki kepentingan yang
berbeda-beda yang sulit untuk di pertemukan, hal ini dapat di analisis melalui pernyataan sikap
resmi dari masing-masing Negara dalam tragedy yang terjadi di Allepo yang di sebut sebagai
wilayah induknya konflik, berikut ini yang dapat di lihat sebagai berikut :

Kementerian Luar Negeri Perancis mengatakan bahwa "dengan adanya penumpukan
senjata berat di sekitar Aleppo, Presiden Suriah, Bashar al-Assad sedang bersiap untuk
melakukan pembantaian pada rakyatnya sendiri", sementara Italia dan ketua Dewan
Keamanan PBB juga menuduh pemerintah bersiap untuk membantai warga sipil.

Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov menyatakan bahwa "mitra Barat kami beserta
beberapa negara tetangga Suriah pada dasarnya mendorong, mendukung dan
mengarahkan perjuangan bersenjata untuk melawan rezim". Lavrov juga menambahkan
bahwa akan lebih realistis jika Angkatan Bersenjata Suriah tidak melawan ketika
pemberontak menduduki Aleppo. "bagaimana kalian bisa berharap bahwa dalam situasi
seperti ini, pemerintah hanya akan berdamai dan berkata 'Baiklah, aku salah. Ayo,
jatuhkan saya, dan ubahlah rezim'?"

Turki - Perdana Menteri Turki, Recep Tayyip Erdoğan mendesak tindakan internasional,
dan mengatakan bahwa kita tidak mungkin "untuk tetap menjadi penonton" atas
pertempuran di Aleppo. Reuters melaporkan bahwa Turki telah bersekutu dengan Arab
Saudi dan Qatar untuk memberikan bantuan militer dan komunikasi kepada Tentara
Bebas Suriah dengan mendirikan basis di kota Adana. Reuters juga mengutip satu sumber
50
yang berbasis di Doha yang menyatakan bahwa Turki, Qatar dan Arab Saudi telah
memberikan bantuan senjata dan pelatihan kepada para pemberontak.

Inggris - William Hague, Menteri Luar Negeri Inggris juga menyatakan bahwa "dunia
harus bertindak untuk mencegah pembantaian di Aleppo."

Amerika Serikat - Amerika Serikat mengatakan bahwa pihaknya mengkhawatirkan akan
terjadinya pembantaian baru di Aleppo oleh pemerintah Suriah: "Kekhawatiran kami
adalah bahwa kita akan melihat pembantaian di Aleppo dan itulah yang tampaknya
dipersiapkan oleh rezim Assad."

Sebelumnya, Rusia dan Cina mengecam resolusi PBB yang dikeluarkan pada tanggal 3
Agustus 2012 dengan mengatakan bahwa resolusi akan menghancurkan upaya
perdamaian. Utusan Moskow di PBB, Vitaly Churkin, mengatakan bahwa resolusi PBB
berpihak dan mendukung oposisi bersenjata. sedangkan negara barat memuji resolusi
yang didukung 133 anggota, 12 menolak dan 31 negara absen. Resolusi itu sendiri
mengkritik Dewan Keamanan PBB dan pemerintahan Presiden Suriah Bashar al-Assad.
Majelis memperdebatkan resolusi yang diajukan oleh Arab Saudi, sesaat setelah
pengunduran diri utusan PBB-Liga Arab Kofi Annan dan kegagalan rencana enam poin
perdamaiannya.

Di sisi lain, media Iran pada tanggal 30 Juli melaporkan bahwa Pemerintah Iran meminta
Turki dan Qatar agar membantu menjamin pembebasan 48 warga negara Iran yang
diculik hari Sabtu di Damaskus. Iran mengatakan para korban adalah jemaah Shiah, tetapi
komandan Tentara Bebas Suriah menggambarkan mereka sebagai pasukan elit Iran,
Garda Revolusi. Atas hal ini, bisa disimpulkan bahwa Iran mendukung pemerintah
51
Suriah, sementara Turki dan Qatar mendukung oposisi Suriah.48
Dari pemaparan pernyataan resmi beberapa Negara yang sangat massif dalam konflik
Suriah dapat memudahkan dalam memetakan actor-aktor yang terlibat konflik dalam
afiliasinya terhadap pihak yang berkonflik namun hal ini dapat di redam dengan dasar satu
tujuan yakni menciptakan perdamaian dunia sebagaimana yang di usung oleh Indonesia yang
tidak memihak blok manapun namun aktif dalam pendirian politik untuk wacana negosiasi
damai dan penghentian kekerasan terhadap warga sipil di Suriah hal ini yang kemudian
menjadi agenda untuk mempertemukan pihak oposisi dan pemerintah untuk dapat
menyelesaiakan konflik secara damai dengan tuntutannya masing-masing sehingga di
harapkan menemukan titik temu yang saling menguntungkan.
Ajang untuk mempertemukan kedua belah pihak yang berkonflik ini dapat di lihat pada
perundingan atau konferensi Genewa I yang telah gagal di laksanakan di karenakan pihak
oposisi tidak hadir dalam konferensi tersebut dan berlanjut pada konferensi damai Genewa II
di Swiss yang di harapkan dapat berjalan dengan lancer pada 22 Januari nanti sehingga
hasilnya tidak merugikan rakyat Suriah kususnya warga sipil yang menjadi korban baik
wanita maupun anak-anak dan pada umumnya masyarakat internasional
C. Penyelesaian konflik Suriah oleh Umat islam
Konflik yang terjadi di Suriah merupakan konflik yang panjang dalam penyelesaiannya
karena kerumitan dan kompleksitas actor yang terlibat di dalamnya sekaligus tiap tuntutan yang
tanpa toleransi mengakibatkan banyak resolusi konflik yang mengalami kebuntuan namun
48
pertempuran Allepo 2012-2013. http://id.wikipedia.org/wiki/Pertempuran_Aleppo_2012–2013. Di akses : Sabtu,
17-01-2014
52
setidaknya ada upaya yang di lakukan dari berbagai pihak baik Negara maupun organisasi
internasional, dalam konflik Suriah, penelitian ini mencoba melihat penyelesaian yang di
lakukan oleh internal umat islam sendiri dalam hal ini yang mewakili atau merepresentasi
negara-negara muslim di kawasan timur tengah salah satunya adalah Liga Arab, Organisasi
internasional ini mempunyai 22 anggota di antaranya adalah Mesir, Irak, Yordania, Libanon,
Arab Saudi, Suriah, Yaman, Libya, Sudan, Maroko, Tunisia, Kuwait, Aljazair, Uni Emirat Arab,
Bahrain, Qatar, Oman, Mauritania, Somalia, Palestina, Djibouti dan Komoro, 3 Negara pemantau
(observer country), yaitu : Eritrea, Venezuela, dan India.
Peran Liga Arab dalam konflik Suriah dapat di lihat dari pengiriman pasukan pemantau
untuk mengamati perkembangan konflik, namun kemudian Liga Arab membekukan misi
pemantau tersebut dan menarik mundur pasukannya. awal 2012, Liga Arab berencana mengirim
pasukannya kembali dengan meminta bantuan kepada PBB dalam misi pemantauan gabungan
PBB-Liga Arab, termasuk utusan khusus gabungan. pada bulan Maret 2013, diadakan pertemuan
yang memutuskan bahwa negara anggota Liga Arab berhak memberikan bantuan, termasuk
persenjataan, kepada warga Suriah untuk membela diri. mayoritas negara Liga Arab mendukung
aksi internasional termasuk intervensi militer, Liga Arab telah mencoba melakukan pertemuan
dengan tujuan negosiasi dan mediasi yang dihadiri oleh negara-negara anggota, tetapi dari Suriah
hanya dihadiri oleh pihak oposisi. Liga Arab membekukan keanggotaan Suriah pada november
2011. Liga Arab juga memberlakukan sanksi ekonomi dan politik atas pemerintah Suriah dan
memerintahkan anggotanya agar menarik duta besar mereka dari Damaskus.49
Negara-negara Arab yang tergabung dalam Liga Arab mendesak masyarakat
internasional mengambil tindakan ke Suriah, menyusul dugaan penggunaan senjata kimia oleh
49
deally Octavia. Peran Liga Arab dalam konflik Suriah http://prezi.com/yk_xuyhvsy7f/liga-arab/ di akses : Sabtu,
18-01-2014
53
rezim Bashar al Assad. Resolusi tersebut disahkan oleh Liga Arab di Kairo, Mesir. Liga Arab
mendesak PBB dan masyarakat internasional mengambil langkah pencegahan dan tindakan yang
perlu terhadap rezim Assad. Para menteri luar negeri Liga Arab juga berpendapat mereka yang
bertanggung jawab atas penggunaan senjata kimia itu harus diadili.
Menteri Luar Negeri Saudi, Saud al-Faisal mengatakan, kecaman terhadap Suriah atas
serangan gas beracun, yang berdasarkan pernyataan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John
Kerry telah menewaskan 1.429 orang, tidak cukup. Faisal juga menyatakan penentangan
terhadap aksi militer ke Suriah dengan dalih tindakan tersebut merupakan intervensi asing, juga
tak dapat diterima. Resolusi Liga Arab berjanji untuk "menyajikan segala bentuk dukungan bagi
rakyat Suriah untuk membela diri"50 usaha penyelesaian yang di lakukan oleh Liga Arab juga
terdapat perbedaan pendapat dalam pengeluaran resolusi yang oleh beberapa Negara
bersebrangan di antaranya adalah Iraq, Lebanon, Aljazair dan juga Mesir hal ini di karenakan
internal Liga Arab sarat akan kepentingan masing-masing Negara.
Sejauh ini penyelesaian konflik Suriah yang di upayakan oleh Liga Arab belum
menuntaskan permsalahan yang di hadapi Suriah, justru dapat meningkatkan eskalase konflik,
karena konflik di Negara tersebut telah berkembang menjadi konflik antar mazhab yang sangat
sensitive, di dalam internal Liga Arab sendiri terlihat kubu Pan Arabisme dan Pan Islamisme
sehingga terkadang sulit menyatukan persepsi, solusi yang kemudian di tawarkan oleh negaranegara berpenduduk muslim sebagaiman Indonesia adalah dialog antar agama atau keyakinan
guna menemukan titik terang bahwa islam adalah agama yang menjunjung tinggi perdamaian
dan jauh dari gesekan kepentingan yang membuat umat islam terpecah belah sehingga sulit
menciptakan perdamaian.
50
Palupi. http://internasional.kompas.com/read/2013/09/02/0427186/Liga.Arab.Keluarkan.Resolusi.soal.Suriah. di
akses : Minggu, 19-01-2014
54
D. Upaya negosiasi damai indonesia dalam konflik Suriah
Kebijakan luar negeri Indonesia terhadap konflik Suriah memiliki kekhasan tersendiri
dalam dinamika politik internasional yang cenderung meniru fenomena ala perang dingin,
walaupun ada pengamat yang melihat Indonesia dalam kebijakannya terhadap konflik Suriah
tidak jelas bahkan tidak mempunyai political standing dan pada analisa yang lain melihat
presiden SBY sebagai kepala Negara dan kepala pemerintahan telah mengeluarkan pernyataan
mendukung turunnya Bashar Al-Assad hal ini di nilai sebagai noda dalam etika diplomasi namun
telah di koreksi pernyataan tersebut oleh juru bicara presiden.
Semua analisa tersebut dapat di terima jika memiliki bukti-bukti yang memadai dan
valid dalam melihat kebijakan luar negeri Indonesia terhadap konflik Suriah, penelitian ini
memperlihatkan bukti-bukti dan data yang valid bahwa Indonesia dalam kebijakannya terhadap
konflik Suriah memiliki pendirian politik yang konsisten dalam bingkai keislaman terbukti
dengan wacana yang di usung oleh Indonesia untuk menyelesaikan konflik Suriah dengan
negosiasi damai yang di respon positive oleh masyarakat internasional, hal ini tidak terlepas dari
rekomendasi dua organisasi islam raksasa di Indonesia yakni Muhammadiyah dan NU yang
senantiasa mendesak pemerintah Indonesia untuk menggunakan upaya negosiasi damai atau
dialog untuk menciptakan perdamaian untuk Suriah, hal ini terbukti dengan di undangnya
Indonesia oleh PBB untuk hadir dalam perundingan di Genewa untuk membahas penyelesaian
konflik Suriah.
Sebelum perundingan Genewa I maupun II yang masih berlangsung hingga Februari
2014 indonesia telah melakukan berbagai upaya untuk melaksanakan penyelesaian politik yang
terjadi di Suriah dengan cara negosiasi damai hal ini sebagaimana yang di lakukan Menlu Marty
55
Natalegawa ke Dewan keamanan PBB untuk membahas krisis yang terjadi di Suriah, Marty
menegaskan, Indonesia akan berperan penting dalam pembahasan konflik Suriah dalam
pertemuan kali ini. Indonesia berada dalam posisi mendesak penyelesaian politik, bukan dengan
agresi militer dalam konflik Suriah.51
Ada 3 usulan yang diajukan pemerintah Indonesia kepada Suriah, yang pada akhirnya
"Suriah menerima usulan Indonesia, pertama, hentikan kekerasan. kedua, bantuan kemanusiaan,
ketiga proses politik yang transparan," Marty menuturkan Menteri Luar Negeri Suriah Walid alMuallem juga telah menghubungi dirinya yang mengonfirmasi kesediaan Suriah untuk menerima
usulan Indonesia itu. "Kami tadi sudah berbicara dengan Menlu Suria melalui telepon isinya
menindaklanjuti surat Presiden SBY kepada Presiden Assad yang dikirimkan beberapa waktu
lalu. dan intinya menekankan pula kembali perlunya penyelesaian masalah Suriah diselesaikan
melalui jalur politik damai dengan dialog dan beliau setuju dengan itu, Namun Marty
menjelaskan, Pemerintah Suriah juga minta Pemerintah Indonesia untuk terus berkomunikasi
untuk mewujudkan dan merealisasikan jalur damai terkait permasalahan yang terjadi saat ini.
Indonesia juga ikut andil dalam mengirimkan pimpinan delegasi indonesia yakni wakil
menteri luar negeri Wardana pada pertemuan para menlu OKI ke-40 di Conarkry, Gunea,
indonesia dalam pertemuan tersebut memberikan usulan agar mengedepankan dialog antar
agama dan keyakinan untuk menunjukan pada dunia bahwa islam adalah agama yang
menjunjung tingi perdamaian dan toleransi, indonesia menyerukan perdamaian dunia melalui
solusi politik damai yang inklusif, bahkan presiden SBY selaku kepala negara dan pemerintahan
telah mengeluarkan pernyataan sikap bahwa “ meski indonesia secara geografis tidak terletak di
51
Lihat di : http://news.liputan6.com/read/701753/video-bahas-konflik-suriah-menlu-marty-ke-dewan-keamananpbb/?related=pbr&channel=n di akses pada (31,Oktober 2013)
56
timur tengah, tidak seperti Turki atau Iran yang berbatasan langsung, tapi indonesia peduli pada
suriah, karena ada kewajiban moral dengan dua alasan : pertama karena indonesia adalah negara
dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia dan yang kedua karena amanat konstutisi
UUD 1945. Presiden SBY juga aktif dalam menyerukan penyelesaian politik dengan wacana
negosiasi damai di dalam fórum internasional G20 yang berlangsung di Suriah pada 2013, SBY
menegaskan sikap indonesia yang menolak penyelesaian konflik Suriah dengan cara-cara
kekerasan selain itu pada sesi debat hari pertama sidang ke-67 majelis umum PBB di markas
PBB New York presiden Susilo Bambang Yudhyono juga menyerukan upaya penyelesaian
dengan dialog dan menghentikan aksi kekerasan di Suriah.
Sikap Indonesia dalam krisis Suriah sangat jelas, menolak kekerasan terhadap masyarakat
sipil dan mendukung solusi damai yang mencerminkan aspirasi rakyat Suriah. Indonesia
mendukung upaya PBB dalam mencari solusi damai dan menekankan perlu dilakukan suatu
konferensi internasional yang bersifat inklusif untuk menyatukan pandangan masyarakat
internasional dalam masalah Suriah. Indonesia pernah menarik Duta Besar di Suriah di awal
tahun ini sebagai bentuk kecaman terhadap aksi kekerasan yang terus terjadi di negara tersebut.
Namun, Pemerintah Indonesia kembali mengirim Dubes Indonesia ke Suriah menyusul
keberadaan personel TNI dan Polri yang tengah bertugas sebagai tim peninjau PBB di Suriah
untuk memastikan keamanan dan kenyamanan mereka.
Indonesia tidak akan mengusir perwakilan Suriah di Jakarta, dengan keyakinan dalam
situasi yang terus memburuk kedua negara justru harus mempertahankan komunikasi untuk
menyampaikan keprihatinan Indonesia terhadap Suriah, pemerintah Indonesia menunjukan
keprihatinan terhadap pembunuhan warga sipil yang terus terjadi dengan memanggil kuasa usaha
Suriah untuk Indonesia Bassam Al-Khatib terkait tragedy Houla.
57
Komisi I DPR menilai, pemerintah tidak tegas dalam mengambil kebijakan politik
terhadap Suriah, Indonesia harus lebih aktif dalam upaya penyelesaian konflik di Negara timur
tengah, sebagai Negara demokratis dan Negara berpenduduk islam terbesar, Indonesia dapat
berperan penting dalam menyikapi perkembangan di Suriah. Melihat kekerasan sistemik yang
berkelanjutan di Suriah Pemerintah Indonesia harus mengambil sikap politik yang lebih tegas
dan mendorong Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Liga Arab untuk memberikan sanksi
berat kepada Pemerintahan Bashar Al-Assad.
Pemerintah Indonesia memilih untuk berperan aktif dalam proses penghentian kekerasan
dengan menjadi bagian dari tim peninjau PBB. Indonesia merupakan salah satu dari sejumlah
negara yang diminta PBB untuk mengirimkan tim pemantau ke Suriah. PBB menilai Indonesia
memiliki tenaga yang kompeten mengawasi gencatan senjata antar dua pihak bertikai di Suriah.
Saat ini ada 16 perwira Indonesia baik dari Kepolisian atau TNI yang bertugas sebagai pemantau
di Suriah. Tim Pemantau PBB berjumlah sekitar 300 personel. dimulai dengan Tim Pendahulu
yang terdiri dari 30 orang pemantau, termasuk 6 personel dari Indonesia. Kemudian Tim
Pemantau PBB di tahap kedua akan diperkuat sehingga berjumlah 300 personel dari berbagai
negara. dalam tahap kedua ini Indonesia pun tengah menyiapkan 10 personel tambahan.
Politik luar negeri tidak bisa di pisahkan dari politik domestic negara bersangkutan, hal
ini di alami oleh setiap negara yang ada di permukaan bumi tanpa terkecuali Indonesia yang
sangat di pengaruhi oleh mayoritas penduduk yang beragama islam pada isu-isu yang
mendeskreditkan islam atau menyangkut keyakinan dalam bingkai keislaman, terbukti dengan
beberapa kasus yang memperlihatkan Indonesia tidak terlepas dari pengaruh islam dalam
kebijakan luar negerinya adalah kasus pembantaian muslim rohingnya di Myanmar kasus ini
sesungguhnya adalah kewenangan penuh Myanmar untuk menyelesaikan masalah dalam
58
negerinya tanpa ada campur tangan dari negara luar karena telah di atur dalam piagam ASEAN.
Namun ketika umat muslim Rohingnya di Rakhine Myanmar mengalami penderitaan
yang cukup berat maka respon masyarakat Indonesia yang di wakili oleh para ormas-ormas islam
maupun pergerakan atau komunitas mahasiswa muslim Indonesia untuk mendorong pemerintah
Indonesia segera ikut andil untuk menyelamatkan umat islam di Rakhine, Myanmar dapat
terlaksana dengan baik sesuai dengan kepentingan umat islam Indonesia yang di topang oleh
faktor kemanusiaan.
Selain bukti di atas sampai saat ini dapat di lihat bagaimana kebijakan luar negeri
terhadap konflik yang terjadi antara Israel dan Palestina betapa Indonesia sangat konsisten
terhadap solidaritas ukhwah islamiyah hingga saat ini Indonesia tetap menyalurkan bantuan
materi maupun non-materi kepada Palestina yang berujung pada menjadikan Palestina sebagai
negara yang merdeka di sisi yang lain jika di lihat kebijakan luar negeri Indonesia yang sangat di
pengaruhi oleh factor islam adalah berbagai macam konflik yang terjadi di wilayah ASEAN
yang melibatkan umat islam seperti yang terjadi di Filipina antara pemerintah Filipina dan
kelompok minoritas muslim Moro yang bernaung dalam wadah Moro National Liberation Front
( MNLF) menjadikan Indonesia sangat agresif dan berperan dalam upaya mengambalikan hakhak umat islam yang minoritas dalam hal ini Moro di Filipina hal ini terlihat dalam upaya aktif
Indonesia dalam OKI untuk membahas konflik kedua belah pihak segera di atasi.
59
BAB IV
ANALISA PENGARUH ISLAM DALAM KEBIJAKAN LUAR NEGERI
INDONESIA TERHADAP KONFLIK SURIAH
Kebijakan luar negeri Indonesia terhadap konflik Suriah sesungguhnya sangat di
pengaruhi oleh faktor islam betapa tidak islam yang menjadi agama mayoritas di Indonesia yang
di anut oleh sebagian besar para elite politik yang bertugas dalam merumuskan kebijakan telah
terkonstruksi oleh nilai-nilai universal islam dalam mengambil peran penyelesaian konflik di
Suriah dengan wacana negosiasi damai, konflik yang terjadi di Suriah telah menimbulkan rasa
empati yang luar biasa bagi masyarakat internasional terutama negara-negara yang berpenduduk
muslim khususnya Indonesia dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia.
A. Konstruksi Nilai-nilai Universal islam
Indonesia merupakan Negara yang kaya akan budaya dan nilai-nilai yang terkandung di
dalamnya tanpa terkecuali nilai-nilai yang di pengaruhi oleh agama islam, fakta menunujukan
islam adalah agama yang masuk ke Negara Indonesia dengan akulturasi budaya dan damai
bahkan di hampir seluruh Negara yang berada di ASEAN islam hadir dan datang dengan cara
yang damai atau tanpa penaklukan sebagaimana yang terjadi di kawasan Timur Tengah maupun
Eropa hal ini menjadi cikal bakal betapa nilai-nilai toleransi dan akomodatif senantiasa di pegang
oleh masyarakat Indonesia dan pemerintahnya dalam menghadapi berbagai macam masalah
yang sering kali mengedepankan kekerasan oleh sebab itu kekerasan yang sering terjadi jelas
bertentangan dengan nilai – nilai dan budaya yang selama ini di anut oleh bangsa Indonesia yang
60
cintai damai bahkan telah menjadi nilai – nilai yang bersifat universal di seluruh dunia, sehingga
ketika nilai – nilai dan norma yang di anut bangsa Indonesia di tiadakan atau bahkan di
hilangkan maka secara otomatis menimbulkan reaksi yang serius dari berbagai macam elemen
masyarakat.
Walaupun Indonesia bukanlah Negara islam namun pada kenyataannya masyarakat
internasional telah mengenal Indonesia sebagai Negara yang mayoritas penduduknya beragama
islam hal ini kemudian menjadi dasar dan rangkaian aktifitas kebijakan luar negeri Indonesia
yang seringkali menempatkan islam sebagai cara pandang dalam berdiplomasi maupun tindak
tanduk para pembuat kebijakan untuk mendapatkan legitimasi dari masyarakat Indonesia yang
mayoritas beragama islam, salah satu bukti kongkrit identitas Indonesia di dalam struktur
internasional adalah berbagai macam peran yang di mainkan di dunia islam maupun forum
internasional yang senantiasa menggaungkan Indonesia sebagai Negara yang demokratis dan
merupakan Negara dengan populasi muslim terbesar di dunia.
Identitas yang telah tertanam oleh bangsa Indonesia sebagai Negara dengan populasi
muslim terbesar di dunia dan Negara yang demokratis yang cinta damai dan toleransi, nilai- nilai
dan norma ini sesungguhnya sejak lama telah menimbulkan struktur norma yang senantiasa di
patuhi dan di jalankan oleh masyarakat Indonesia sehingga ketika nilai – nilai ini di langgar atau
di lecehkan maka dampak yang di timbulkan akan fatal yang berpengaruh pada stabilitas politik
maupun stabilitas keamanan, hal ini kemudian menjadi pertimbangan serius bagi pemerintah
Indonesia dalam melihat kemajemukan masyarakat Indonesia namun tetap menemukan titik
aman yang tidak mencederai nilai – nilai yang di anut oleh mayoritas umat islam di Indonesia.
61
Islam sebagai sebuah agama mempunyai nilai-nilai dan norma-norma yang di atur dalam
agamanya tanpa terkecuali konflik yang terjadi di Suriah, jika di lihat dalam ajaran islam maka
islam mengajarkan bahwa jika di temukan dua orang saudara muslim yang bertengkar
(berperang) maka saudara muslim yang lain wajib mendamaikannya atau menengahinya, selain
itu korban yang gugur dalam konflik Suriah sangat memprihatinkan, dalam islam di ajarkan oleh
nabinya bahwa anda belum beriman kepada Tuhan (Allah swt) sebelum anda mencintai saudara
muslimmu sebagaiman anda mencintai dirimu sendiri, islam juga mengajarkan bahwa sesama
saudara muslim tak ubahnya sebagaiaman organ tubuh manusia jika satu saja dari organ tubu itu
sakit maka organ tubuh yang lain pun terasa sakit sehingga jika di tarik dalam konteks konflik
Suriah jelas bahwa Indonesia yang mayoritas berpenduduk muslim terbesar di dunia memiliki
kewajiban dalam mendamaikan pihak antara penguasa Bashar Al-Assad dan pihak oposisi yang
keduannya adalah beragama islam namun berbeda aliran antara Syiah dan Sunni.
Walaupun konflik yang terjadi di Suriah akhirnya menjadi konflik yang saling berperang
antara aliran Syiah dan Sunni namun Indonesia tetap konsisten dalam melihat fenomena konflik
yang terjadi di Suriah sebagai konflik yang terjadi antara umat islam yang harus segera di
selesaikan secara damai, karena Indonesia juga merupakan Negara yang membuka diri terhadap
masuknya aliran Syiah dan berbagai macam paham keislaman yang hadir di Indonesia dengan
regulasi dan konstitusi yang berlaku selagi tidak meresahkan warga dan membuat kekacauan
maupun kekerasan, namun akhirnya bagi Negara- Negara yang berada di timur tengah yang anti
terhadap aliran Syiah dan menutup diri kemudian menggaungkan jihad dan perang ke Negara
Suriah hal hanya karena sensitivitas terhadap aliran masing-masing yang telah banyak memakan
korban sehingga Indonesia berada pada jalur netral yang tidak masuk ke wilayah konflik antara
62
aliran namun konsisten terhadap sesama saudara muslim yang mempunyai satu Tuhan yakni
Allah swt.
B. Artikulasi Kepentingan Ummat islam
Konstruktivis melihat actor dalam hubungan internasional sesungguhnya tidak hanya
Negara namun sangat kompleks dan banyak yang bisa mempunyai pengaruh pada masingmasing kepentingan di dalamnya terdapat MNC, NGO bahkan sampai pada tingkat individu
adalah actor yang di namakan agen yang juga mempunyai pengaruh dalam proses pembuatan
kebijakan sebuah Negara bahkan terkadang Negara mengikuti kehendak dari pada agen non-state
hal di karenakan pemerintah terkadang terkonstruksi oleh mayoritas agen di bandingkan
minoritas.
Sebagaimana telah di paparkan di awal bahwa islam di Indonesia tidak dapat di pisahkan
dengan proses pembuatan keputusan yang menyangkut nasib bangsa dan kepentingan bersama
hal ini di karenakan di setiap segi kehidupan agen muslim mempunyai pengaruh yang kuat di
antara agen muslim yang turut aktif dalam mempengaruhi kebijakan luar negeri Indonesia adalah
Muhammadiyah dan NU kedua raksasa orginasasi islam ini mempunyai tempat dan seringkali
menjadi rujukan bagi pemerintah dalam melakukan aktifitas kebijakan luar negerinya khusunya
pada isu – isu yang menyangkut dunia islam maupun yang bersinggungan dengannya ataupun isu
yang melibatkan umat islam sebagai contoh konflik yang terjadi di Suriah saat ini.
Konflik yang terjadi di Suriah telah mendapat perhatian sangat serius dari berbagai
organisasi-organisasi islam di Indonesia maupun berbagai macam elemen masyarakat yang
berafiliasi dengannya, yang di dorong oleh masyarakat Indonesia yang merupakan penduduk
63
muslim terbesar di dunia hal ini dapat di lihat dari berbagai demonstrasi yang terjadi di hampir
seluruh wilayah Indonesia yang mendesak pemerintah Indonesia untuk segera ikut aktif dalam
menyelesaikan konflik yang terjadi di Suriah, dua raksasa organisasi islam di Indonesia seperti
Muhammadiyah dan Nahdatul Ulama telah mengambil sikap dan pernyataan untuk mendesak
pemerintah Indonesia segera mengambil sikap dalam penyelesaian konflik yang terjadi di Suriah
dengan cara wacana negosiasi damai atau dialog antar pihak yang berkonflik, kedua organisasi
ini terbukti mempunyai pengaruh yang sangat kuat dalam mengartikulasikan kepentingannya
sebagai representatif dari masyarakat Indonesia di mana memiliki kesamaan pandangan untuk
mendesak pemerintah segera mengambil sikap tegas atas konflik yang terjadi di Suriah dengan
mewacanakan negosiasi damai antara pihak oposisi dan rezim yang berkuasa, hal ini terbukti
dengan aktifitas kebijakan luar negeri Indonesia yang sejalan dengan aspirasi umat islam di
Indonesia.
Akumulasi dari berbagai macam dorongan dan desakan dari dalam negeri dalam hal ini
dua raksasa organisasi islam terbesar di Indonesia yakni Muhammadiyah dan NU yang di
dukung oleh masyarakat Indonesia hal merekonstruksi Indonesia sebagai Negara dengan jumlah
muslim terbesar di dunia sehingga telah mempengaruhi pemerintah Indonesia yang sebagian
besar para pembuat kebijakannya beragama islam kemudian mengeluarkan kebijakan yang
selaras dengan aspirasi umat islam di Indonesia yang terkadang di bungkus oleh faktor
kemanusiaan di mana berusaha tidak keluar dalam koridor konstitusi NKRI namun jika di lihat
secara kronologis pembuat kebijakan luar negeri Indonesia terhadap konflik Suriah maka terlihat
betapa nilai islam memainkan perang yang sangat vital.
Politik luar negeri Indonesia tidak mengalami stagnan dalam perumusan kebijakannya
namun mengalami proses dinamika yang sangat sarat makna bagi para ilmuwan politik untuk
64
melihat kebijakan luar negeri Indonesia khususnya bagi negara-negara muslim maupun umat
islam yang berada di negara non-muslim tanpa terkecuali negara-negara yang berada di kawasan
timur tengah yang mayoritas muslim sesungguhnya mendapat perhatian serius bagi masyarakat
Indonesia dan elit politik yang mayoritas muslim dengan demikian secara otomatis menguatkan
kebijakan yang berafiliasi pada ikatan keislaman pada tataran high politics
65
BAB V
KESIMPULAN
Dalam penelitian ini, penulis menemukan beberapa point penting yang kemudian di jadikan
sebagai kesimpulan dalam penulisan skripsi ini, kesimpulan dalam melihat pengaruh islam
terhadap kebijakan luar negeri indonesia di Suriah adalah sebagai berikut :
1. Masyarakat Indonesia dan elite politik yang mayoritas beragama islam dan yang sebagian
besar menjadikan islam sebagai pandangan hidup telah menggerakan masyarakat
Indonesia dalam hal ini yang mewakili aspirasi umat islam Indonesia yang di wakili oleh
ormas-ormas islam di antaranya Muhammadiyah, NU, Majelis Ulama indonesia dan
ICMI yang memiliki pengaruh yang kuat dalam mengartikulasikan kepentingannya telah
menjadikan pemerintah Indonesia terkonstruksi oleh nilai-nilai universal islam sehingga
menjadikan Indonesia turut aktif dan berperan penting dalam penyelesaian konflik Suriah
sesuai dengan koridor yang di suarakan oleh aspirasi umat islam Indonesia yang sejalan
dengan konstitusi UUD 1945 yakni dengan negosiasi damai
2. Kebijakan luar negeri Indonesia terhadap konflik Suriah telah memperlihatkan aspirasi
umat islam di Indonesia yakni berusaha mempertemukan kedua belah pihak yang
berkonflik untuk dapat hadir dalam perundingan untuk menemukan titik perdamaian yang
saling menguntungkan
3. Indonesia memliki peran penting dalam penyelesaian konflik yang terjadi di Suriah
terbukti dengan tidak memihaknya Indonesia dari berbagai macam blok yang mendukung
kedua pihak yang berkonflik namun Indonesia tetap konsisten dalam ikatan persaudaraan
66
keislaman terbukti dengan di undangnya Indonesia dalam perundingan damai Genewa II
untuk membahas konflik Suriah.
4. Konflik yang terjadi di Suriah sesungguhnya melibatkan banyak actor yang terlibat di
dalamnya baik internal maupun eksternal yang memiliki kepentingan masing-masing
sehingga tidak bisa hanya di sederhanakan konflik antara rezim yang berkuasa dan pihak
oposisi namun terdapat berbagai Negara super power yang menopang di dalamnya di
kubu oposisi terdapat Amerika Serikat, Arab Saudi, Qatar, Inggris dan Prancis sedangkan
di kubu Bashar Al-Assad terdapat China, Russia, dan Iran dan peran berbagai media
internasional dan NGO yang ikut dalam konflik di Suriah.
5. Kebijakan Luar Negeri Indonesia terhadap konflik Suriah tidak hanya di dasarkan pada
factor kemanusiaan namun lebih dari pada itu factor islam sangat kental terlihat dan
mempengaruhi kebijakan Indonesia hal ini di karenakan identitas yang melekat pada
bangsa Indonesia sebagai negara muslim terbesar di dunia dan kekuatan ormas-ormas
islam yang mempunyai posisi penting dalam system politik Indonesia menjadikan
pemerintah Indonesia sangat cenderung dalam upaya penyelesaian konflik Suriah secara
damai yang di ususng oleh Muhammadiyah dan NU
67
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Alfadh, Faris Muhammad. 2012. Persepsi gerakan mahasiswa Islam terhadap politik luar
negeri Indonesia di Timur Tengah. Yogyakarta : Prudent Media
Alfian & Sjamsuddin Nazaruddin. 1991. Profil Budaya politik Indonesia. Jakarta : Pustaka
Utama Grafiti
Holsti, J. K. 1992. International Politics: a Frameworks for Analisys, Sixth Edition, (New
Jersey: Prentice Hall.
Jatmika, Sidik. 2014. Pengantar Studi kawasan Timur Tengah.Yogyakarta : Maharsa
Mintz, Alex & DeRoune Jr, Karl. 2010. Understanding foreign policy decision making, New
York : Cambridge Press
M. Dhiauddin Rais. 2001. Teori politik islam. Jakarta : Gema insani Press
Perwita, Banyu Agung Anak. 2007. Politik luar negeri Indonesia dan dunia islam. Bandung :
UNPAR Press
Sulaiman, Y. Dina. 2013. Prahara Suriah Membongkar persekongkolan Multinasional.
Bandung : Pustaka iman
Suryanegara, Mansur Ahmad. 2009. Api Sejarah. Bandung : Salamadani.
Surwandono. Sidik Ahmadi. 2011. Resolusi konflik di dunia Islam. Yogyakarta : Graha ilmu
Viotti.R Paul , Kauppi.V Mark. 2010. International Relation Theory, New York : Pearson
Education
Webber, Mark & Smith, Michael (Ed). 2002. Foreign policy in a transformed world, Harlow
: Pearson Education Limited
Artikel dan Media Online
Nur Syam. dalam http://nursyam.sunan-ampel.ac.id/?p=1878,. di akses pada Hari Rabu,3010-2013
68
Novandre Satria dan Ahmad Jamaan dalam : islam dan kebijakan luar negeri Indonesia :
peran Indonesia dalam konflik di Rakhine, Myanmar hlm 6, lihat juga Anwar, Dewi
Fortuna, “Foreign Policy, islam, and Democracy in indonesia,”
“Warga Malaysia dan Rohingnya kepung kedubes Myanmar,” OKEZONE.com, 6 Agustus
2012, ( di akses pada : 31 Oktober 2013)
” Ratusan pengungsi Rohingnya Menyebar di Indonesia,” Metrotvnews.com, 5 Agustus 2012
( di akses pada pada : 31 Oktober 2013)
(Adirini Pujayanti) http://berkas.dpr.go.id/pengkajian/files/info_singkat/Info%20Singkat-IV11-I-P3DI-Juni-2012-16.pdf (di akses pada : 31,Oktober,2013)
http://berita.plasa.msn.com/nasional/jpnn/konflik-suriah-muhammadiyah-kecewa-padapemerinta, : di akses pada senin, 28-10-2013
Lihat di : http://news.liputan6.com/read/701753/video-bahas-konflik-suriah-menlu-marty-kedewan-keamanan-pbb/?related=pbr&channel=n di akses pada ( di akses : 31,Oktober
2013)
Sikap Indonesia terhadap konfli Suriah : www. The global- review.com ( di akses : Jumat,
03-01-2014)
http://www.kaskus.co.id/thread/522ad3e1fdca175f5f000006/hot-akhirnya-indonesiamemutuskan-sikap-terhadap-konflik-di-suriah/ di akses pada (31 Oktober 2013)
http://www.mahdi-news.com/index.php/berita/nasional/item/348-sikap-nu-danmuhammadiyah-tentang-suriah akses pada Rabu,30-10-2013
http://politik.kompasiana.com/2011/01/16/islam-dan-politik-luar-negeri-indonesia335062.html ( di akses : Sabtu, 04-01-2014)
http://ocw.gunadarma.ac.id/course/letters/study-program-of-english-literature-s1/pendidikanagama-islam/agama-islam-dan-politik (diakses :Minggu, 05-01-2014)
http://ms.wikipedia.org/wiki/Politik_Islam (diakses : Minggu, 05-01-2014)
Wahyuningrum, Hapsari Dian; Lumumba, Patrice; Syahdan, Pusparida : Pengaruh islam
terhadap perumusan kebijakan politik luar negeri indonesia.
http://repository.unhas.ac.id. ( di akses : Senin,05-01-2014)
Djibril Muhammad. Pesan AS untuk Suriah saat menghadapi Demonstran.
http://www.republika.co.id/berita/breaking-news/internasional/11/03/17/170179pesan-as-untuk-suriah-saat-menghadapi-demonstran. di akses : Rabu, 15-01-2014
Lihat pertempuran Allepo 2012-2013.
http://id.wikipedia.org/wiki/Pertempuran_Aleppo_2012–2013. Di akses : Rabu.1501-2014
Perang saudara Suriah dalam : http://id.wikipedia.org/wiki/Perang_saudara_Suriah di akses :
Sabtu,18-01-2014
69
http://id.wikipedia.org/wiki/Koalisi_Nasional_untuk_Revolusi_Suriah_dan_Pasukan_Oposisi
(Online) di akses pada : Senin, 13-01-2014
deally Octavia. Peran Liga Arab dalam konflik Suriah http://prezi.com/yk_xuyhvsy7f/ligaarab/ di akses : Sabtu, 18-01-2014
Palupi.http://internasional.kompas.com/read/2013/09/02/0427186/Liga.Arab.Keluarkan.Reso
lusi.soal.Suriah. di akses : Minggu, 19-01-2014
70
Download