TUGAS TERSTRUKTUR ANALISIS LANSEKAP TERPADU “Tenaga Eksogen Kota Gresik” M. Sofianto 115040201111143 KELAS : B PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN JURUSAN TANAH UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2014 Tenaga eksogen yaitu tenaga yang berasal dari luar bumi. Sifat umum tenaga eksogen adalah merombak bentuk permukaan bumi hasil bentukan dari tenaga endogen. Bukit atau tebing yang terbentuk hasil tenaga endogen terkikis oleh angin, sehingga dapat mengubah bentuk permukaan bumi. Secara umum tenaga eksogen berasal dari 3 sumber, yaitu: • • • Atmosfer, yaitu perubahan suhu dan angin. Air yaitu bisa berupa aliran air, siraman hujan, hempasan gelombang laut, gletser, dan sebagainya. Organisme yaitu berupa jasad renik, tumbuh-tumbuhan, hewan, dan manusia. Tenaga eksogen dapat dibedakan menjadi dua yaitu deposisi dan denudasi. Deposisi merupakan gaya eksogen akibat adanya degradasi lahan. Sedangkan denudasi adalah gaya eksogen akibat perpindahan secara fisik, misalnya pelapukan, perpindahan masa karena gravitasi, dan erosi serta agen transportasi. Proses Denudasi Denudasi adalah proses pengelupasan batuan induk yang telah mengalami proses pelapukan, akibat pengaruh air sungai, panas matahari, angin, hujan , embun beku dan es yang bergerak ke laut. Denudasi dapat meliputi pengikisan partikel padat dan material yang sudah larut. Pada umumnya denudasi terdapat pada lereng-lereng pegunungan yang dipengaruhi oleh gaya berat dan erosi sehingga bagian terluar terangkat dan daerah tersebut akan mengalami ketandusan karena tidak mempunyai lapisan topsoil lagi. Proses denudasi mengakibatkan pengikisan permukaan bumi dan berujung pada berkurangnya ketinggian dari relief bentang alam atau lanskap. Denudasi melibatkan proses pelapukan, erosi, dan mass wasting. Pelapukan adalah perubahan dan disintegrasi batuan oleh pengaruh atmosfer, kimia, dan biologi. Erosi dapat diartikan sebagai proses penghilangan dan peniadaan produk pelapukan. Pelapukan dapat dibedakan menjadi pelapukan mekanis dan pelapukan kimiawi. Pelapukan mekanis disebabkan oleh udara yang membeku, insolasi dan perubahan temperatur, serta aktivitas yang dilakukan oleh akar tumbuhan, cacing, dan lumut. Sedangkan pelapukan kimiawi disebabkan oleh pelarutan, pembentukan karbonat, oksidasi, dan hidrolisis oelh air hujan maupun air sungai. Bentuk-bentuk denudasi dapat berupa slope/lereng puing yang terlepas jatuh, longsoran bukit (rockfall), gelinciran atau longsoran (landslide), dan solifluksi. Macam-macam denudasi antara lain aliran (mudflow), pelelehan/rayapan (soilcreep), dan pembilasan (sheet erosion). Denudasi dengan percepatan tinggi dapat mengakibatkan bencana alam seperti getaran gempa bumi, erosi kaki lereng yang tidak stabil, dan penaikan tinggi air tanah dalam daerah patahan atau gelinciran. Faktor yang mempengaruhi denudasi antara lain (1) topografi permukaan, (2) geologi, (3) iklim, (4) aktivitas tektonik, (5) biosfer (flora dan fauna), (6) aktivitas manusia. PROSES DEPOSISI Proses deposisi sering disamakan dengan sedimentasi. Sedimentasi adalah terbawanya material hasil dari pengikisan dan pelapukan oleh air, angin atau gletser ke suatu wilayah yang kemudian diendapkan. Semua batuan hasil pelapukan dan erosi kemudian diendapkan dan selanjutnya dapat menjadi batuan sedimen. Hasil proses sedimentasi di suatu tempat dengan tempat lain akan berbeda. Berikut ini adalah ciri bentang alam akibat proses pengendapan berdasarkan tenaga pengangkutnya. Pengendapan oleh air sungai. Batuan hasil pengendapan oleh air disebut sedimen akuatis. Bentang alam hasil pengendapan oleh air antara lain meander, dataran banjir, tanggul alam dan delta. Pengendapan oleh Air Laut. Batuan hasil pengendapan oleh air laut disebut sedimen marine. Pengendapan oleh air laut dikarenakan adanya gelombang. Bentang alam hasil pengendapan oleh air laut antara lain pesisir, spit, tombolo, dan penghalang pantai. Pengendapan oleh angin. Sedimen hasil pengendapan oleh angin disebut sedimen aeolis. Bentang alam hasil pengendapan oleh angin dapat berupa gumuk pasir (sand dune). Gumuk pantai dapat terjadi di daerah pantai maupun gurun. Gumuk pasir terjadi bila terjadi akumulasi pasir yang cukup banyak dan tiupan angin yang kuat. Angin mengangkut dan mengedapkan pasir di suatu tempat secara bertahap sehingga terbentuk timbunan pasir yang disebut gumuk pasir. Pengendapan oleh gletser. Sedimen hasil pengendapan oleh gletser disebut sedimen glacial. Bentang alam hasil pengendapan oleh gletser adalah bentuk lembah yang semula berbentuk V menjadi U. Pada saat musim semi tiba, terjadi pengikisan oleh gletser yang meluncur menuruni lembah. Batuan atau tanah hasil pengikisan juga menuruni lereng dan mengendap di lembah. Akibatnya, lembah yang semula berbentuk V menjadi berbentuk U. Pada wilayah Gresik bagian utara yaitu Ujung Pangkah dan Panceng yang berbatasan dengan Laut Jawa (Pantai Utara), gaya Eksogen yang terjadi adalah proses denudasi berupa pelapukan batuan kapur dan relatif kurang subur. Sedangkan pada wilayah Gresik yang berbatasan dengan selat Madura (Sidayu, Bungah, Dukun, Manyar) juga mengalami denudasi dari pelapukan batuan kapur dan mengalami deposisi akibat sedimentasi yang melalui sungai Bengawan Solo, sehingga membentuk dataran rendah di pantai. Dearah hilir Bengawan Solo tersebut sangat potensial karena mampu menciptakan lahan yang cocok untuk pemukiman maupun usaha pertambakan. Potensi bahan-bahan galian di wilayah ini cukup potensial terutama dengan adanya beberapa jenis bahan galian golongan C.