No.1 - 254 MANAJEMEN KESUBURAN TANAH BAHAN ORGANIK TANAH Prod Dr Ir Soemarno MS 2 OKTOBER 2013 Selengkapnya di marno.lecture.ub.ac.id BAHAN ORGANIK BAHAN ORGANIK adalah bahan-bahan yang berasal dari organisme hidup, dapat mengalami dekomposisi, atau produk dekomposisi, atau bahan-bahan yang tersusun atas senyawa-senyawa organik . BAHAN ORGANIK TANAH = BOT Soil is composed of minerals and organic matter, as well as living organisms. The minerals are derived from the weathering of "parent material" - bedrock and overlying sub-soil. The organic matter in soil derives from plants and animals. In a forest, for example, leaf litter and woody material falls to the forest floor. This is sometimes called organic material. Kalau sisa-sisa tanaman dan hewan ini melapuk dan tidak dapat dikenali lagi wujud aslinya maka ia disebut sebagai Bahan Organik Tanha (BOT). Kalau bahan organik telah mengalami pelapukan lanjut menjadi substansi humik yang stabil dan tahan terhadap dekomposisi selanjutnya, maka ia disebut HUMUS. Sehingga BOT terdiri atas semua bahan organik dalam tanah, tidak termasuk bahan-bahan segar yang belum mengalami pelapukan. Komposisi Tanah dan Komposisi BOT TERMINOLOGI Ada banyak ragam pemaknaan terhadap istilah Bahan Organik Tanah (BOT) . Dalam ilmu tanah, istilah BOT meliputi bahan-bahan yang sedang mengalami pelapukan dan substansi humik (humus). Akan tetapi, dalam pertanian, kehutanan dan disiplin lainnya, istilah HUMUS kadangkala digunakan untuk mendeskripsikan bahan organik dan substansi humik (humus). Komponen BOT disebut HUMUS-AKTIF dan SUBSTANSI-HUMIK (yang disebut “ humus” dalam ilmu tanah) yg lazim disebut juga sebagai HUMUS-Tidak-AKTIF. MATERI KEHIDUPAN Bahan organik merupakan bahan-bahan yang menjadi bagian dari organisme hidup atau bahan yang dihasilkan oleh organisme hidup. Pengertian ini sinonim dnegan “biotic material”, dan mencakup clam's shell a dn urea yang diproduksi secara alamiah, tidak termasuk urea yang dihasilkan secara sintetik. PELAPUKAN - DEKOMPOSISI Bahan organik dapat diartikan sebagai material yang dapat melapuk , atau produk pelapukan (humus), atau keduanya. Bahan organik juga ada sebagai tubuh organisme hidup dalam tanah. Polymers and plastics, although they may be organic compounds, are usually not considered organic material, due to their poor ability to decompose. Menurut definisi ini, “clam's shell, meskipun bersifat “biotic”, tidak dianggap sebagai bahan organik karena sulit dilapuk. KIMIA ORGANIK Pengukuran bahan organik umumnya hanya mengyukur senyawa organik atau karbon, dan hanya merupakan perkiraan jumlah (kandungan) bahan yang hidup atau bahan yang terdekomposisi. Some definitions of organic matter likewise only consider "organic matter" to refer to only the carbon content, or organic compounds, and do not consider the origins or decomposition of the matter. In this sense, not all organic compounds are created by living organisms, and living organisms do not only leave behind organic material. Urea merupakan salah satu senyawa organik yang dapat disintesis tanpa melalui aktivitas biologis. KARBON – BAHAN ORGANIK Karbon merupakan unsur hara esensial bagi pertumbuhan tanaman, juga sngat berpengaruh terhadap sifat-sifat tanah lainnya. Bahan organik sangat penting karena mampu mengikat bersama partikel tanah menjadi agregat yang stabil dan diperlukan untuk stabilitas struktur tanah. It is also involved in adsorption of cations, such as calcium, magnesium and sodium, which are important in plant nutrition, and can significantly influence soil water holding capacity, especially in more sandy soils. SUSUNAN JARINGAN TUMBUHAN Karbon 11% Air 75% Oksigen 10% Padatan 25% Hidrogen 22% Abu 2% SUSUNAN BAHAN TUMBUHAN YG DITAMBAHKAN KE TANAH AIR 75% Gula & Pati (1-5% ) Hemiselulose 10-30% Selulose 20-50% Padatan 25%. SUSUNAN UNSUR Hidrat Arang 60% Karbon 44% Protein 10% Lignin 20-30% Lemak, lilin, tanin 1-8%. Hidrogen 8% Abu 8% Oksigen 40% PERUBAHAN BAHAN ORGANIK YG DITAMBAHKAN KE TANAH I. Senyawa dalam jaringan tumbuhan segar Sukar Dilapuk Lignin Minyak Lemak Resin,dll II. Hasil intermedier dekomposisi Senyawa tahan lapuk Resin Lilin Minyak dan lemak Lignin,dll III. Hasil pelapukan dan tahan lapuk Humus: kompleks koloidal dari ligno-protein Mudah dilapuk Selulose Zat pati Gula Protein,dll Senyawa tidak tahan lapuk Asam amino Amida Alkohol Aldehide, dll Hasil akhir yg sederhana CO2 dan air Nitrat Sulfat Fosfat, Senyawa Ca,dll. PELAPUKAN (DEKOMPOSISI) BAHAN ORGANIK TANAH Laju Dekomposisi 1. Gula,pati,protein sederhana 2. Protein kasar 3. Hemiselulose 4. Selulose 5. Lignin,lemak, lilin, dll. (cepat dilapuk) (Lambat dilapuk) Reaksi yg dialami BOT : 1. Reaksi oksidasi ensimatik yang menghasilkan CO2, H2O dan panas 2. Unsur-unsur fungsional, N, P dan S dibebaskan ke tanah, atau digunakan dalam reaksi-reaksi lainnya dalam siklus unsur hara 3. Senyawa-senyawa organik yang tahan lapuk akan terbentuk dari bahan organik asalnya atau dari hasil bentukan jasad renik tanah DEKOMPOSISI = Proses pembakaran Dalam kondisi tanah aerobik, proses dekomposisi bahan organik merupakan proses oksidasi ensimatik. Oksidasi ensimatik - (C,4H) + O2 CO2 + 2 H2O + energi Senyawa organik C dan H Reaksi-reaksi lainnya terjadi secara simultan, melibatkan unsur-unsur lain selain C dan H. Reaksi yg dialami PROTEIN : Protein + lignin ligno-protein Protein Amida + Asam Amino HUMUS Bakteri, Fungi, Aktinomisetes Asam organik + -NH2 Asam amino Amida hidrolisis ensimatik Asam amino CO2 + NH4+ NO3- DEKOMPOSISI BOT vs. SIKLUSNYA BO ditambahkan ke tanah Jasad renik menyerang senyawa yg mudah lapuk (gula, pati,dll) Pembebasan CO2 & H2O Terbentuk senyawa yang sukar dilapuk HUMUS Jumlah jasad renik CO2 & H2O Senyawa dlm jaringan asli Senyawa jasad . . Tingkatan humus tanah Humus tanah BO segar waktu HUMUS ENERGI BAHAN ORGANIK TANAH Bahan organik berfungsi sebagai Sumber karbon dan sumber energi bagi jasad renik tanah Bahan organik tumbuhan mengandung energi 4 - 5 kcal per satu gram bahan kering Mis: 10 pupuk kandang = 2.5 ton bahan kering == 9-11 juta kcal energi laten. Tanah yg mengandung 4% BOT mempunyai 170-200 juta kcal energi potensial setiap hektar lapisan olah, ini setara dengan 20-25 ton batu bara Energi laten ygtersimpan dalam BOT, sebagian digunakan oleh jasad renik dan sebagian dilepaskan sebagai panas. Kalau tanah diberi bahan organik (pupuk kandang atau lainnya), sejumlah energi panas akan dibebaskan ke atmosfer. HASIL SEDERHANA DEKOMPOSISI B.O.T. Proses dekomposisi ensimatik akan menghasilkan berbagai senyawa anorganik sederhana. Bentuk-bentuk an-organik ini tersedia bagi tanaman dan mudah hilang dari tanah. . Hasil-hasil proses dekomposisi ensimatik: Karbon : CO2, CO3=, HCO3-, CH4, C Nitrogen : NH4+, NO2-, NO3-, gas N2 Belerang : S, H2S, SO3=, SO4=, CS2 Fosfor : H2PO4-, HPO4= Lainnya : H2O, O2, H2, H+, OH-, K+, Ca++, Mg++, ……. Parameter BIOMASA Kadar air, % N-total, % P-total, % C-total, % C/N C/P Lignin, % Polifenol, % K, % Ca, % Mg, % Asam-asam organik, g/kg: Sitrat Oksalat Suksinat Asetat Malat Butirat Propionat Phtalat Benzoat Salisilat Galat Tithonia diversifolia Tephrosia candida 70.2 2.1 0.3 38.5 19 128 9.8 3.3 2.1 1.3 0.6 62.1 1.7 0.1 33.9 21.1 305 12.1 5.1 1.7 1.2 0.2 32 11 48 17 775 49 31 20 69 0 0 86 30 0 16 15 0 0 19 56 12 0 Sumber: Supriyadi, 2002. Perubahan konsentrasi asam organik dalam tanah Konsentrasi asam organik, ppm 70 - Tanah ditanami T. diversifolia Tanah ditanami T. candida Tanah tanpa tanaman 0 Waktu : 0-90 hari Sumber: Supriyadi, 2002 APLIKASI BAHAN ORGANIK THD KANDUNGAN ASAM ORGANIK DLM TANAH , setelah 30 hari Aplikasi BO Konsentrasi asam dlm tanah Andisol (ppm): Sitrat Oksalat Suksinat Asetat Malat Butirat Total T. candida 20 0 0 15 9.1 11 55 T. diversifolia 21 47 7.8 16 11 0 103 Campuran 13 15 3.6 7.2 26 5.9 70 Sumber: Supriyadi, 2002 APLIKASI BAHAN ORGANIK thd JERAPAN-P dan KONSENTRASI P -TANAH ANDISOL, setelah 30 hari Jerapan P (%) Konsentrasi P (ppm) T. candida Campuran Campuran T. diversifolia T. candida T. diversifolia Waktu (0-30 hari) Sumber: Supriyadi, 2002 Waktu (0-30 hari) APLIKASI BAHAN ORGANIK THD KANDUNGAN P-TANAH Andisol, setelah inkubasi 30 hari Aplikasi BO P-labil (ppm) Kontrol Akar + tajuk T.diversifolia Tajuk T.diversifolia Akar T.diversifolia Akar + tajuk T. candida Tajuk T. candida Akar T. candida Pupuk SP-36 24.38 40.07 31.35 17.94 26.91 26.48 18.57 32.17 Sumber: Supriyadi, 2002 Jerapan P (%) 95.03 88.97 89.58 90.44 90.37 90.66 90.91 89.79 P-tersedia (ppm) 3.01 6.10 5.81 3.80 5.10 4.88 3.54 5.52 APLIKASI BAHAN ORGANIK THD pH dan KTK TANAH Andisol, setelah inkubasi 30 hari Aplikasi BO pH(H2O) pH(KCl) KTK Kontrol Tithonia 25 kg Tithonia 50 kg Tithonia 75 kg Tephrosia 25 kg Tephrosia 50 kg Tephrosia 75 kg Campuran 25 kg Campuran 50 kg Campuran 75 kg 5.4 5.5 5.6 5.7 5.6 5.6 5.6 5.6 5.6 5.7 4.9 4.7 4.7 4.6 4.7 4.7 4.6 4.7 4.6 4.6 33.1 35.1 36.5 37.4 36.2 37.1 37.1 35.8 36.8 37.1 Sumber: Supriyadi, 2002 BENTUK-BENTUK KARBON DALAM TANAH BAHAN ORGANIK TANAH DINAMIKA BAHAN ORGANIK TANAH RESIDU ORGANIK BOT AKTIF BOT LAMBAT BOT PASIF PERANAN BOT DALAM SIKLUS BELERANG Deposisi Atmosferik Penguapan S - ORGANIK Serapan tanaman SO4= DALAM LARUTAN TANAH Pencucian Hara PERANAN BOT DALAM SIKLUS FOSFOR Serapan tanaman Erosi dan runoff P MINERAL P ORGANIK HPO4= Oksida Fe atau Al PERANAN BOT DALAM SIKLUS HARA - LOGAM Panen tanaman Erosi dan runoff BOT Serapan tanaman Oksida Fe/Al, Liat, BOT Logam terlarut Logam Mineral Jumlah/Fungsi C organik tanah Komponen Karbon Tanah Penyangga hara Penyangga lengas tanah Total C Pemeliharaan Struktur Tanah Peningkatan pengelolaan dan biaya JARING-JARING MAKANAN DALAM TANAH DEKOMPOSISI BAHAN ORGANIK TANAH Residu di permukaan tanah Pengolahan Tanah Lengas Tanah Temperatur Tanah Pembentukan dan Dekomposisi BOT Hara Tersedia Substrat Karbon Produktivitas & Kualitas Biomasa Habitat Biota dan Diversitas spesies Prosesproses Landskap Cadangan BOT Kualitas Kuantitas Dinamika Kualitas udara: Partikulat & gas-gas mikro Akselerasi Efek rumahkaca Kualitas Air: Bahan terlarut, Bahan tersuspensi, Patogen Siltasi & Sedimentasi Perairan PENTINGNYA KONSERVASI BAHAN ORGANIK TANAH SIKLUS N Atmosfir TheN2 nitrogen cycle Tanaman Bakteri fiksasi N dalam bintil akar legum Nitrat Dekomposer Amonium NH4+ Bakteri Nitrifikasi Nitrit Bakteri Nitrifikasi SIKLUS BAHAN ORGANIK TANAH SIKLUS KARBON Tanaman CO2 Hewan Pupuk Kandang Reaksi dalam Tanah Aktivitas Mikroba CO2 Kehilangan drainage CO2, senyawa karbonat dari K, Ca, Mg, dll. Sources and sinks of dissolved organic matter (DOM) in soils (Sources: 1. Throughfall; 2. Root exudates; 3. Microbial lysis; 4. Humification; 5. Litter and root decomposition; 6. Organic amendments. Sinks: 7. Microbial degradation; 8. Microbial assimilation; 9. Lateral flow; 10. Sorption; 11. Leaching) Lapisan seresah Lapisan Humus BOT LARUT Tanah Mineral Zone Vadose, Jenuh Air Apa yang mengendalikan BOT? Kandungan BOT dikendalikan oleh keseimbangan natara penambahan sisa-sisa tanaman dan ternak dengan kehilangan oleh dekomposisi. Penambahan dan kehilangan BO ini dikendalikan oleh pengelolaan tanah. The amount of water available for plant growth is the primary factor controlling the production of plant materials. Other major controls are air temperature and soil fertility. Salinity and chemical toxicities can also limit the production of plant biomass. Other controls are the intensity of sunlight, the content of carbon dioxide in the atmosphere, and relative humidity. DAUR ULANG HARA Bahan organik, terutama residu tanaman Pengelolaan Bahan Organik Hara tersedia bagi tanaman Pengambilan Bahan Organik Produksi Biomasa PRAKTEK PENGELOLAAN YANG TIDAK BERHASIL MENYEHATKAN TANAH Pertanian konservasi dapat membantu petani meningkatkan kandungan BOT. Pertanian konservasi berdasarkan pada: DEKOMPOSISI BAHAN ORGANIK: physical and biochemical transformation of complex organic molecules into simpler organic and inorganic molecules by microand macro-organisms. Dekomposisi bahan organik ditentukan oleh tiga faktor: ORGANISME TANAH: micro-organisms, macro-organisms and plants. LINGKUNGAN FISIK: soil texture, temperature, moisture and oxygen levels. KUALITAS BAHAN ORGANIK: Carbon-nitrogen ratio, lignin content, phenolic acids and biochemical decomposition. Pengelolaan BOT yang baik dapat mengakibatkan: Memperbaiki kesuburan tanah Memperbaiki struktur tanah Meningkatkan biodiversitas tanah Biomasa dengan C/N = 38/1 Biomasa dengan C/N = 28/1 Biomasa dengan C/N = 10/1 Hari setelah panen tanaman penutup tanah Pengaruh C/N ratio terhadap laju dekomposisi BOT Residu yg ditambahkan Aktivitas bikroba; CO2 yang dibebaskan Kandungan N-larut dalam tanah Rasio C/N residu Residu yg ditambahkan Pengaruh C/N ratio bahan organik segar terhadap N-tersedia dalam tanah Kedalaman tanah (cm) Kadar C-organik (%) ARIDISOL (ARGID) ALFISOL (UDALF) SPODOSOL (ORTHOD) MOLLISOL (UDOLF) MOLLISOL (UDOLF) Dibajak Distribusi C-organik menurut kedalaman tanah Mengapa saya membuat kompos ? Composting is the most practical and convenient way to handle your yard wastes. It can be easier and cheaper than bagging these wastes or taking them to the transfer station. Compost also improves your soil and the plants growing in it. If you have a garden, a lawn, trees, shrubs, or even planter boxes, you have a use for compost. By using compost you return organic matter to the soil in a usable form. Organic matter in the soil improves plant growth by helping to break up heavy clay soils and improving their structure, by adding water and nutrient-holding capacity to sandy soils, and by adding essential nutrients to any soil. Improving your soil is the first step toward improving the health of your plants. Healthy plants help clean our air and conserve our soil, making our communities healthier places in which to live. Membuat kompos sampah pekarangan Materials Anything growing in your yard is potential food for these tiny decomposers. Carbon and nitrogen, from the cells of dead plants and dead microbes, fuel their activity. The microorganisms use the carbon in leaves or woodier wastes as an energy source. Nitrogen provides the microbes with the raw element of proteins to build their bodies. Everything organic has a ratio of carbon to nitrogen (C:N) in its tissues, ranging from 500:1 for sawdust, to 15:1 for table scraps. A C:N ratio of 30:1 is ideal for the activity of compost microbes. This balance can be achieved by mixing two parts grass clippings (which have a C:N ratio of 20:1) with one part fallen leaves (60:1) in your compost. Layering can be useful in arriving at these proportions, but a complete mixing of ingredients is preferable for the composting process. Other materials can also be used, such as weeds and garden wastes. Though the C:N ratio of 30:1 is ideal for a fast, hot compost, a higher ratio (i.e., 50:1) will be adequate for a slower compost. Table 1 provides an estimate for the C:N ratio of common materials. Membuat kompos dari limbah makanan PEMBENAMAN KE DALAM TANAH Burying your organic wastes is the simplest method of composting. Which wastes? Kitchen scraps without meat, bones or fatty foods. How? Everything should be buried at least 8 inches below the surface. Holes can be filled and covered, becoming usable garden space the following season. Advantages & disadvantages This is a simple method, but because of the absence of air, some nutrients will be lost. Rodents and dogs can become a problem with wastes buried less than 6 inches deep. Variations Using a posthole digger, wastes can be incorporated into the soil near the drip line of trees or shrubs and in small garden spaces. Apa Bahan Organik Tanah itu? Bahan Organik Tanah & Kelestarian Cadangan hara tanaman Praktek pengelolaan yang menurunkan kandungan Bahan Organik Tanah Pengaruh penggunaan-lahan thd kandungan BOT Total C-organik (% tanah) Penelitian dilakukan di Pulai Pasifik, Guam Kedalaman tanah, cm Praktek pengelolaan yang dapat meningkatkan BOT Adopsi olah tanah konservasi, pengelolaan residu tanaman dan mulsa pertanian Aplikasi limbah organik ke tanah Adopsi praktek-praktek konservasi tanah Pengolahan Tanah Konservasi Kualitas BO dan Dekomposisinya Nilai C/N ratio biomasa >25 dapat mengakibatkan defisiensi N dalam tanah dan laju dekomposisi yang lambat Semakin kecil-kecil ukuran bahan seresah tanaman, semakin cepat ia mengalami dekomposisi dalam tanah Prinsip Pertanian Organik Organic farming is based on enhancing the natural biological cycles in soil (e.g. nutrient cycling in the soil), crop (e.g. encouraging natural predators of crop pests) and livestock (e.g. development of natural immunity in young animals); on building up soil fertility through the use of nitrogen (N) fixation by legumes and enhancing soil organic matter; and on avoiding pollution. Tujuannya adalah bekerja-sama dengan proses-proses alamiah, dan bukan mendominasinya, dan meminimumkan penggunaan sumberdaya alam tidak-dapat-pulih, seperti bahan-bakar fosil untuk membuiat pupuk dan pestisida. Prinsip pertanian organik juga meliputi standar yang tinggi bagi kesejahteraan ternak dan perbaikan infrastruktur lingkungan pertanian. MENERAPKAN STANDAR ORGANIK DALAM PRAKTEK Pemupukan Organic farming practices aim to minimise loss of nutrients from the system, maximise the efficiency of nutrient recycling within the farm (e.g. avoidance of losses from manure heaps, optimising mineralisation of soil organic N), and maximising the fixation of atmospheric N by legumes such as clovers, peas or beans. Basic soil fertility inputs (lime and rock phosphate) are permitted within the standards. LANDASAN YANG KOKOH BAGI keberhasilan pertanian organik adalah kombinasi rumput / legume. Fiksasi N oleh legum merupakan “pabrik” pupuk N di lahan pertanian, dan banyaknya legum di lahan yang tidak dipanen biomasanya untuk ternak, berarti tanah akan mendapat suplai N sekitar 120-180 kg N/ha/annum.