- GBI Junction

advertisement
Bahan Komsel 11 – 16 Juli 2016
Integrity and Uprightness
Kita semua tahu dan mengerti bahwa semua orang percaya sadar
betul akan perlunya pertolongan dan campur tangan Tuhan didalam setiap
kehidupannya, dan kita orang percaya mengerti melalui Firman Tuhan bahwa
iman tanpa perbuatan pada dasarnya mati. Bukti dari ada atau tidak adanya
iman pada kita adalah tindakan kita, dalam hal yang sama bukti bahwa kita
mengharapkan campur tangan Tuhan, mengimani akan pertolongan Tuhan
adalah jika hidup kita berjalan di dalam kejujuran dan ketulusan. Mari kita
baca dalam Mazmur 25 : 21, lalu jika kita baca dalam terjemahan lain di
dalam Aplified Bible menuliskan ayat tersebut sebagai berikut “ Let Integrity
and Uprightness preserve me, for I wait and expect you”, ada kata ketulusan
yang di tuliskan sebagai Integrity atau Integritas yang artinya tidak ada yang
bertentangan antara yang diluar dengan yang didalam hati, tidak ada yang
tersembunyi, tidak ada niat terselubung. Seharusnya kejujuran dan ketulusan
itulah yang seharusnya menjaga dan mengawal untuk menjadi tanda yang
membedakan gaya hidup orang yang menantikan Tuhan dan berharap
kepada-Nya. Kita akan belajar bagaimana agar ada kejujuran dan ketulusan
yang akan menjadi suatu karakter yang terpancar dari kehidupan kita.
1. Penyangkalan diri
Mari kita baca Matius 16 : 24, kita temukan kata menyangkal diri
jika mau mengikut Aku yaitu Kristus, kata menyangkal dalam kamus besar
bahasa Indonesia memiliki arti mengingkari, menolak, tidak membenarkan,
melawan. Saudara Firman Tuhan juga katakan dalam Matius 26 : 41, roh itu
penurut tetapi daging lemah, ketika kita menjalani kehidupan dengan
keberadaan kita sebagai manusia sifat yang cenderung untuk melakukan dosa
mungkin begitu kental dalam hidup kita, misalkan jika kita menjadi orang
yang jujur kemungkinan tidak mendapatkan apa-apa, bahkan bisa saja
menjadi rugi tapi dalam prosesnya jika kita berani menyangkal diri kita maka
karakter hidup kita akan terus berjalan kearah terbentuknya kejujuran dan
ketulusan, maka mulailah melatih diri kita sendiri, sangkalah diri kita dan
mulai belajar untuk mengerjakan pekerjaan maupun pelayanan kita tanpa niat
terselubung, kerjakan dengan jujur sekalipun mengandung resiko maka
dengan demikian kita sedang membuktikan pada diri kita sendiri bahwa kita
adalah orang yang menanti-nantikan dan berharap kepada Tuhan.
2. Kasih yang Sempurna
Selanjutnya mari kita buka kitab Yohanes 21 : 15-17, apa yang
saudara dapat setelah membaca ayat ini, sebelum menjawabnya kita terlebih
dahulu mengetahui dan belajar bahwa didalam keKristenan kita mengenal
ada 4 jenis kasih pertama kasih “ Agape “ yang artinya kasih Allah/ kasih
yang tertinggi,kedua“ Phileo “ yang artinya kasih persahabatan/persaudaraan,
kasih antar sesama, ketiga kasih “ Storge “ yang artinya kasih antara orang
tua dan anak/ saudara kandung, dan yang terakhir “ Eros “ yang artinya kasih
asmara antara kekasih atau suami istri. Lalu kita kembali ke kitab Yohanes
21 : 15 – 17, bagaimana pada ayat 15 – 16 Tuhan Yesus berkata kepada
Simon Petrus apakah dia mengasihi Yesus dengan kasih Agape, jawaban
Petrus adalah dia hanya bisa mengasihi Yesus dengan kasih Phileo sampai
akhirnya ketiga kalinya pada ayat 17 Tuhan Yesus mengatakan apakah
engkau Petrus mengasihi tapi Tuhan turunkan standartnya bukan lagi “
Agape “ tetapi dengan kata “ Phileo “, maka Alkitab katakan maka sedihlah
hati Petrus. Dari percakapan ini kita belajar bahwa kasih yang sempurna
yaitu “ Agape “ atau kasih Allah adalah kasih yang penuh kejujuran dan
ketulusan, untuk itu mari kita belajar agar kasih “ Agape “ terus mengalir
dalam hidup kita sehingga karakter kita akan terbentuk menjadi serupa
dengan karakter Kristus yang memiliki kasih yang penuh dengan kejujuran
dan ketulusan.
Conclusion
Setelah kita belajar kedua hal tersebut maka biarkanlah Tuhan terus
membentuk karakter hidup kita agar kejujuran dan ketulusan terus
mengawal kita, maka untuk itu penyangkalan diri harus terus dilatih sehingga
kita akan terbiasa hidup untuk mengikuti kehendak Tuhan dan yang kedua
bagaimana kita belajar bahwa ukuran kasih Tuhan adalah “ Agape “ itulah
cinta yang tertinggi dan termulia, dimana didalamnya ada nuansa “ kejujuran
dan ketulusan. Maka jika kita memperhatikan seluruh aspek kehidupan kita,
jelas bahwa kejujuran dan ketulusan akan selalu mewarnai kehidupan orang
– orang yang menanti-nantikan Tuhan.
Sharing
1. Apakah saudara sudah memiliki Integritas dalam bekerja, dalam
usaha, dan dalam pelayanan? ( silahkan share dengan komunitas sel
dan ketua komsel saudara )
2. Coba saudara renungkan bagaimana dan dengan tipe “ kasih “ seperti
apa saudara mengasihi Tuhan selama ini?
Download