View/Open - Repository | UNHAS

advertisement
Aktivitas antibakteri dan antijamur ekstrak dan senyawa dari
Kleinhovia hospita dan Pterospermum subpeltatum (Sterculiaceae)
Nunuk H. Soekamto, Salempa, P., Fandi, Ray, dan Purwaningsih, Esti
Jurusan Kimia Fakultas MIPA Universitas Hasanuddin, Jl P. Kemerdekaan Km10 Makassar 90245
Kontak person: [email protected]
Abstrak
Kleinhovia hospita dan Pterospermum subpeltatum merupakan tumbuhan yang populer
digunakan sebagai obat tradisional di Sulawesi Selatan. Uji aktivitas antibakteri (Escherichia
coli, Shigella boydii, Staphylococcus aureus, Salmonella thypi, Streptococcus pneumonia, dan
Streptococcus mutan) serta antijamur (Candida albicans) dilakukan pada ekstrak dan senyawa
dari kedua tumbuhan tersebut. Aktivitas tertinggi terlihat pada ekstrak kloroform Pterospermum
subpeltatum dengan diameter hambat 9,90 mm terhadap bakteri S. aureus, senyawa turunan
oleanen yaitu 3-hidroksi-12-oleanen-28-oat (1) dan olean-12-en-2,3-diol-28-oat (2) memberikan
diameter hambat berturut-turut 23 mm dan 14,75 mm terhadap E. coli. Senyawa I juga aktif
terhadap S. typhi dengan diameter hambat 18,0 mm. Hasil uji aktivitas antibakteri dan antijamur
menunjukkan adanya korelasi yang signifikan dengan pemanfaatan tumbuhan tersebut secara
etnobotani.
Kata kunci: Kleinhovia hospita, Pterospermum subpeltatum, antibakteri dan antijamur,
etnobotani
Abstract
Kleinhovia hospita and Pterospermum subpeltatum are popular plant used as traditional
medicines in South Sulawesi. Antibacterial activity test against Escherichia coli, Shigella boydii,
Staphylococcus aureus, Salmonella thypi, Streptococcus pneumonia, and Streptococcus mutan
and antifungi (Candida albicans) have been done on extracts and compounds from those plants.
Chloroform extract of Pterospermum subpeltatum showed the highest activity against S. aurus
with the inhibition diameter of 9,90 mm, Oleanen derivarives, namely 3-hydroxi-12-oleanen-28oat (1) and olean-12-en-2,3-diol-28-oat (2) showed inhibited the growth of E. coli with the
inhibition diameter 23 mm and 14,75 mm. Compound was also active against S. typhii with the
inhibition diameter of 18,0 mm. Result showed that there was a significant correlation between
the bioactivities of compounds and the etnobotanical use of the plants.
Key word: Kleinhovia hospita, Pterospermum subpeltatum, antibacterial dan antifungi,
etnobotany
Makalah ini disampaikan secara oral pada Simposium Kimia Bahan Alam XIX (SimnasKBA-2011) di
Samarinda tanggal 11 – 12 Oktober 2011
Page 1
Pendahuluan
Genus Kleinhovia
dan Pterospermum dari famili Sterculiaceae tersebar secara luas
dikepulauan Indonesia terutama di bagian timur Indonesia (Sulawesi, Maluku, papua) serta di
daerah jawa dan Sumatra. Kleinhovia (khususnya Kleinhovia hospita Linn). secara tradisional
daunnya dimanfaatkan secara empiris sebagai obat oleh masyarakat, khususnya di Sulawesi
Selatan dan dipercaya berkhasiat sebagai obat pada penyakit liver, hipertensi, diabetes, dan
kolesterol tinggi (Herlina, 1993). Ekstrak eter daun tumbuhan tersebut mampu meningkatkan
regenerasi sel-sel hati mencit apabila diberikan secara oral setiap 24 jam sekali dengan lama
pemberian 72 dan 120 jam setelah dibandingkan dengan kontrol (Muhaji, 1993).
Pterospermum digunakan sebagai obat gatal-gatal dan disentri (Kruit et al dalam Heyne,
1987). Kulit batang P. javanicum digunakan sebagai obat disentri, sakit gigi, bisul dan keseleo.
Daun P. diversifolium dikenal sebagai obat gatal, sedangkan kulit akarnya digunakan sebagai
racun ikan (Ogata et al, 1995).
Informasi lain dari famili Sterculiaceae melaporkan bahwa tumbuhan Guazuma ulmifolia
menunjukkan aktivitas antibakteri terhadap Escherichia coli, Salmonella typhi dan Shigella
dysentriae (Berengeur dkk., 2007). Tumbuhan Waltheria douradinha menunjukkan aktivitas
antibakteri terhadap Salmonella situbel, Klebsiella pneumonia dan Escherichia coli (Gressler
dkk., 2008). Ekstrak heksan kulit batang tumbuhan tersebut dapat menghambat pertumbuhan
bakteri E. Coli, sedangkan ekstrak metanol menghambat pertumbuhan Pseudomonas. Cola
greenwayi menunjukkan aktivitas anti inflamasi (Reid dkk., 2005) dan Sterculia africana
menunjukkan aktivitas antifungal terhadap jamur Cryptococcus neoformans, Cancida krusai,
C. tropicalis, C. parapsilosis (jenis jamur pada pasien HIV) ( Hamza dkk., 2006).
Pada kesempatan ini akan dilaporkan tentang uji antibakteri dan antijamur yang
dilakukan terhadap ekstrak maupun senyawa dari Kleinhovia hospita dan Pterospermum
subpeltatum.
Metode
Bahan uji adalah serbuk kulit akar K. hospita (3,2 kg) dan kayu akar P. subpeltatum (10 kg)
yang diperoleh dari Desa Mabbiring, Kecamatan Sibulue, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan dan
Makalah ini disampaikan secara oral pada Simposium Kimia Bahan Alam XIX (SimnasKBA-2011) di
Samarinda tanggal 11 – 12 Oktober 2011
Page 2
daerah Mamuju Sulawesi Barat dan telah dideterminasi di Herbarium Bogoriense, Pusat
Penelitian dan Pengembangan Biologi, LIPI Bogor.
Melalui proses maserasi, partisi, fraksinasi dan pemurnian, dari ekstrak n-heksan kulit akar
K. hospita dapat diisolasi senyawa β-sitosterol dan asam 3-hidroksi-12-oleanen-28-oat, yang
selanjutnya diuji bioaktivitasnya terhadap bakteri Staphylococcus aureus, Salmonella typhi,
Streptococcus mutan, Escherichia coli.
Dengan cara yang sama dari ekstrak kloroform P. subpeltatum berhasil diisolasi 3-O-βglukopiranosil-β-sitosterol, Olean-12-en-2,3,23-triol-28-oat, dan Olean-12-en-2,3-diol-28-oat.
Hasil partisi dan senyawa-senyawa yang diperoleh kemudian di uji bioaktivitasnya terhadap
bakteri Staphylococcus aureus, Shigella boydii, Streptococcus mutan, Escherichia coli, dan
jamur Candida albican serta Malassezia furfur.
Pengujian bioaktivitas daya hambat ekstrak dan senyawa hasil isolasi terhadap pertumbuhan
bakteri tersebut dilakukan dengan menggunakan metode difusi agar berlapis (Kusmiati dan
Agustini, 2006).
Pembahasan
Senyawa-senyawa yang berhasil diisolasi dari K. hospita dan P. subpeltatum yang termasuk
dalam famili Sterculiaceae (Gambar 1) menunjukkan bahwa tumbuhan tersebut dominan
mengandung senyawa steroid dan oleanen. Secara biogenetik terlihat bahwa β-sitosterol
mengalami substitusi oleh glikosida, begitu juga yang terjadi pada senyawa oleanen berawal dari
asam 3-hidroksi-12-oleanen-28-oat selanjutnya mengalami hidroksilasi menjadi olean-12-en-2,3diol-28-oat dan dengan proses yang sama selanjutnya menjadi olean-12-en-2,3,23-triol-28-oat.
β-sitosterol
asam 3-hidroksi-12-oleanen-28-oat
Makalah ini disampaikan secara oral pada Simposium Kimia Bahan Alam XIX (SimnasKBA-2011) di
Samarinda tanggal 11 – 12 Oktober 2011
Page 3
Olean-12-en-2,3-diol-28-oat
Olean-12-en-2,3,23-triol-28-oat
3-O-β-glukopiranosil-β-sitosterol
Gambar 1: Senyawa-senyawa hasil isolasi dari K. hospita
dan P. subpeltatum
Dari hasil pengujian bioaktivitas anti bakteri terhadap senyawa-senyawa hasil isolasi dari
K. hospita diketahui bahwa β-sitosterol dan asam 3-hidroksi-12-oleanen-28-oat memberikan
efektivitas daya hambat yang lebih baik sebagai antibakteri secara berturut-turut terhadap
pertumbuhan Salmonella typhi, Staphylococcus aureus dan Streptococcus mutans. Hal ini dapat
dilihat dari diameter hambatan yang dihasilkan oleh Salmonella typhi yang lebih besar
dibandingkan Staphylococcus aureus dan Streptococcus mutans.
Besar kecilnya diameter
hambatan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu laju pertumbuhan mikroorganisme,
kemampuan dan laju difusi bahan aktif pada medium, kepekaan organisme terhadap zat aktif
serta ketebalan dan viskositas medium (Cappucino dkk, 1987).
Makalah ini disampaikan secara oral pada Simposium Kimia Bahan Alam XIX (SimnasKBA-2011) di
Samarinda tanggal 11 – 12 Oktober 2011
Page 4
Berdasarkan pengujian antibakteri dari senyawa yang telah di isolasi terhadap bakteri S. aureus,
S. pneumonia, dan E. coli, menunjukkan bahwa senyawa asam 3-hidroksi-12-oleanen-28-oat
lebih efektif sebagai antibakteri terhadap bakteri E. coli dibandingkan dengan bakteri
S. pneumonia dan S. aureus. Hal ini dapat dilihat dari perbandingan diameter hambat dari
senyawa itu sendiri dengan kloramfenikol sebagai kontrol (Tabel 1).
Tabel 1: Bioaktivitas Senyawa yang diisolasi dari ekstrak n-heksan Kleinhovia hospita
Diameter zona hambatan (mm)
Bakteri
β-sitosterol
asam 3-hidroksi12-oleanen-28-oat
Kloramfenikol
Staphylococcus
aureus
14,5
11
26,5
Salmonella typhi
19,5
18
19
21
13
20
-
19
25
Escherichia coli
-
23
16
Streptooccus aureus
-
15
22
Streptococcus
mutans
Streptococcus
pneumonia
Hasil uji anti bakteri terhadap ekstrak dan senyawa dari P. subpeltatum (Tabel 2) menunjukkan
bahwa senyawa olean-12-en-2,3-diol-28-oat bersifat antibakteri terhadap S. boydii dengan daya
hambat 14,75 mm dan juga aktif terhadap C. albicans dengan diameter hambat 14,0 mm. Sesuai
dengan literatur bahwa suatu senyawa bersifat anti bakteri atau antijamur rata-rata zona
hambatan > 14 mm (Wattimena, 1991)
Makalah ini disampaikan secara oral pada Simposium Kimia Bahan Alam XIX (SimnasKBA-2011) di
Samarinda tanggal 11 – 12 Oktober 2011
Page 5
Tabel 2: Uji bioaktivitas ekstrak dan senyawa yang diisolasi dari Pterospermum subpeltatum
Diameter Zona Hambatan (mm)
Bakteri
Ekstrak
n-heksan
Ekstrak
kloroform
Ekstrak
etilasetat
3-O-βglukopira
nosil-βsitosterol
Olean-12en-2,3,23triol-28oat
Olean-12en-2,3-diol28-oat
Staphylococcus
aureus
8,76
9,90
9,33
NA
9,82
7,86
Shigella boydii
8,62
9,40
8,32
NA
8,50
14,75
Streptococcus
mutans
9,86
8,30
9,80
NA
NA
NA
Escherichia
coli
8,22
9,76
8,53
NA
NA
NA
Candida
albican
-
-
-
11,0
-
14,0
Malassezia
furfur
-
-
-
7,5
-
8,5
Kesimpulan:
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa:
1. Senyawa dominan yang berasal dari K. hospita dan P. subpeltatum merupakan senyawa
turunan oleanen.
2. Asam 3-hidroksi-12-oleanen-28-oat dari K. hospita berpotensi antibakteri terhadap bakteri
E. coli
3. Senyawa olean-12-en-2,3-diol-28-oat dari P. subpeltatum berpotensi sebagai anti bakteri
terhadap S. boydii dan antijamur C. albicans.
4. Uji bioaktivitas pada kesimpulan 2 dan 3 memberikan informasi bahwa terdapat korelasi
yang signifikan antara pemanfaatan tumbuhan sebagai obat disentri, infeksi saluran
kencing, gatal dan sakit gigi.
Makalah ini disampaikan secara oral pada Simposium Kimia Bahan Alam XIX (SimnasKBA-2011) di
Samarinda tanggal 11 – 12 Oktober 2011
Page 6
UCAPAN TERIMA KASIH
Kami ucapkan terima kasih kepada staf Herbarium Bogoriense, Pusat Penelitian dan
Pengembangan Biologi untuk identifikasi specimen,
Pusat Penelitian Kimia LIPI
dalam
pengukuran spektrum 1H dan 13C-NMR, dan KOBA ITB untuk pengukuran HRMS..
Daftar Pustaka
Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia III. Badan Litbang Kehutanan, Jakarta.
Herlina, 1993. Pengaruh Infus Daun Paliasa (Kleinhovia hospita Linn) Terhadap Penurunan
Kadar Glukosa Darah Kelinci. Skripsi tidak diterbitkan. Jurusan Farmasi FMIPA
Universitas Hasanuddin Makassar.
Ogata, Y.(Committe Members). 1995. Indeks Tumbuh-tumbuhan Obat di Indonesia. PT. Esai
Indonesia. Edisi II
Reid, K.A., Jager, A.K., Light, M.E., Mulholland, D.A., Van Staden, J. 2005. Phytochemical and
pharmalogical screening of Sterculiaceae spesies and isolation of antibacterial
compounds. Ethnopharmacologi, 97, 285-291
Gressler, V., Caroline, Z., Stuker, C.Z., Dias., G.O.C., Dalcol, I.I., Burrow., R.A., Schmidt, J.,
Wessjohann, L., dan Morel, A.F., 2008, Quinoione Alkaloids From Waltheria
Douradhina, Phytochemistry, 69(4) : 994-999.
Cappuccino, 1987, Microbiology A Laboratory Manual, Rockland Community College, Suffern,
New York, 250.
Kusmiyati dan Agustini N.W.S., 2006, Uji Aktivitas Senyawa Antibakteri dari Mikroalga
Porphyridium cruentum, Biodiversitas 8 (1), 48-53.
Muhaji, C, 1993, Pengaruh Pemberian Ekstrak Eter Daun Kayu Paliasa (Kleinhovia hospita
Linn.) terhadap Regenerasi Sel-Sel Hati Mencit, Jurusan Farmasi FMIPA UNHAS,
Makassar.
Makalah ini disampaikan secara oral pada Simposium Kimia Bahan Alam XIX (SimnasKBA-2011) di
Samarinda tanggal 11 – 12 Oktober 2011
Page 7
Download