BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Peran informasi akuntansi baik informasi akuntansi untuk mengevaluasi kinerja manajer puncak kemudian digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan tentang balas jasa kepada manajer bawahannya dan untuk memberi motivasi kali pertama dilakukan oleh Argyris (1952). Hasil penelitian tersebut memperoleh kesimpulan bahwa dengan menggunakan informasi keuangan untuk menilai kinerja manajer dapat menyebabkan para karyawan atau manajer yang tingkatannya dibawah manajer puncak merasa tegang, saling curiga terhadap rekan sekerja bahkan justru menyebabkan beban dan menimbulkan rasa kurang percaya diri sehingga bawahan manajer puncak akan berperilaku negatif, seperti memanipulasi data yang akan diolah menjadi informasi akuntansi sehingga apa yang dilaporkan tidak sesuai dengan keadaan sesungguhnya karena motivasi yang muncul akibat dari keinginan memperoleh balas jasa atau reward sebanyak-banyaknya (RAPM: Reliance on Accounting Performance Measure tinggi). Argyris (1952) mengusulkan para karyawan diajak berpartisipasi dalam menyusun anggaran. Hoopwood (1972) mengidentifikasi empat kemungkinan kekurangan teknis sistem informasi akuntansi dalam organisasi dengan mengusulkan tiga cara 2 evaluasi seseorang dapat dengan 1) budget constraint style (BCS), 2) profit conscious style, 3) non-accounting style (NAS). Hasil penelitian tersebut pun juga menyimpulkan bahwa penggunaan informasi akuntansi secara kaku dapat menimbulkan ketegangan pada bawahan serta kurang harmonisnya hubungan antara atasan dengan bawahan dan sesama bawahan Supriyono (2004) menyatakan bahwa partisipasi anggaran memiliki hubungan positif dan signifikan terhadap kinerja manajer. Berbeda dengan penelitian Otley (1978) yang bertentangan dengan dua peneliti diatas. Otley menyimpulkan bahwa dengan BCS kinerja bawahan akan semakin tinggi. Perbedaan tersebut memunculkan suatu kontroversi sehingga mendorong para peneliti lain untuk meneliti dengan menggunakan variabel yang berbeda, seperti ketidakpastian pekerjaan (task uncertainty), ketidakpastian lingkungan, budaya, teknologi, dan sebagainya. Beberapa hasil penelitian empiris mengenai anggaran tentang teori kontingensi menyatakan bahwa sebagai pengendalian anggaran tergantung dari berbagai aspek dalam perusahaan, misalnya struktur organisasi dalam suatu perusahaan apakah sentralisasi atau desentralisasi. Hubungan antara contingency dengan aspek-aspek perusahaan berhubungan dengan penggunaan informasi akuntansi. Hirst (1981) menggunakan variabel ketidakpastian pekerjaan yang menyatakan bahwa dengan kondisi yang stabil maka bawahan akan mengetahui dengan jelas kinerja yang ia capai. Hasil penelitian Hirst (1983) bahwa hubungan negatif (negatif signifikan) antara RAPM (Reliance on Accounting Performance 3 Measurement) dengan tingkat ketegangan manajer dalam situasi ketidakpastian pekerjaan rendah. Sedangkan menurut Govindarajan (1984) peran ketidakpastian lingkungan dalam hubungan antara penggunaan informasi akuntansi berpengaruh terhadap prestasi manajer. Sedangkan hal-hal lain yang dapat mempengaruhi perilaku seseorang adalah sifat atau sesuatu yang ada dan melekat pada dirinya (seperti motivasi, kemampuan dan prestasi). Saleke (1994). Faktor-faktor tersebut yang terkenal dengan Model Porter-Lawler menyatakan bahwa motivasi atau dorongan dipengaruhi oleh nilai dari suatu reward (penghargaan) dan optimisme dari manajer untuk berprestasi. Gambar 1.1 menunjukan model aspek motivasi dan perilaku individu Kemampuan dan bakat Nilai Penghargaan Usaha Kemungkinan Usaha akan diberi Penghargaan Penghargaan yang dirasa pantas Prestasi Penghargaan Persepsi tentang Peran Gambar 1.1 Model Aspek Motivasi Dan Perilaku Individu Kepuasan Pengharg 4 Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa perilaku dipengaruhi oleh motivasi, kemampuan dan persepsi sesorang terhadap suatu peran. Tetapi apabila informasi akuntansi digunakan untuk mengevaluasi prestasi bawahan, maka pengaruh faktor lain perlu dipertimbangkan. Berdasarkan beberapa hasil penelitian yang berbeda tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang pengaruh budget participation dan task uncertainty terhadap perilaku manajer yang kinerjanya dinilai dengan informasi akuntansi pada perusahaan manufaktur di Indonesia. I.2 Perumusan Masalah Permasalahan dalam penelitian ini dituangkan sebagai berikut: 1. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara informasi akuntansi sebagai kriteria penilaian kinerja terhadap perilaku manajer? 2. Apakah budget participation mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perilaku manajer dalam penggunaan informasi akuntansi sebagai kriteria penilaian kinerja? 3. Apakah task uncertainty mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perilaku manajer dalam penggunaan informasi akuntansi sebagai kriteria penilaian kinerja? 4. Apakah budget participation, task uncertainty, dan penggunaan informasi akuntansi sebagai kriteria penilaian kinerja mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perilaku manajer? 5 I.3 Batasan Masalah Dalam meneliti seluruh perumusan masalah diatas diperlukan suatu usaha dari peneliti. Karena keterbatasan kemampuan, penelitian dibatasi oleh: 1. Obyek dari penelitian ini adalah manajer tingkat menengah pada perusahaan manufaktur di Indonesia 2. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah tiga variabel independen yaitu informasi akuntansi, budget participation dan task uncertainty ditambah satu variabel dependen yaitu perilaku manajer I.4 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini antara lain: 1. Untuk memperoleh bukti bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara informasi akuntansi dan non-akuntansi sebagai kriteria penilaian kinerja terhadap perilaku manajer. 2. Untuk mengetahui bahwa budget participation mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perilaku manajer dalam penggunaan informasi akuntansi sebagai kriteria penilaian kinerja 3. Untuk mengetahui bahwa task uncertainty mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perilaku manajer dalam penggunaan informasi akuntansi sebagai kriteria penilaian kinerja 6 4. Untuk mengetahui bahwa budget participation dan task uncertainty mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perilaku manajer dalam penggunaan informasi akuntansi sebagai kriteria penilaian kinerja I.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Bagi Mahasiswa Akuntansi Memberikan tambahan prediksi dan penjelasan secara empiris pada literatur akuntansi manajemen, khususnya yang menguji pengaruh antara informasi akuntansi, budget participation dan task uncertainty terhadap kinerja manajer dalam suatu perusahaan 1.5.2 Bagi Kalangan Praktisi Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan bagi praktisi akuntansi manajemen untuk dapat menganalisa lebih lanjut faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku manajer dimana informasi akuntansi, budget participation dan task uncertainty sebagai faktor utama dan dapat menjadi acuan untuk penelitian di bidang akuntansi manajemen di masa mendatang 1.5.3 Bagi Penulis Untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh dari kuliah dan untuk menambah pengetahuan mengenai budget dan penerapannya dalam suatu pekerjaan 7 I.6 Kerangka Pemikiran Informasi akuntansi, budget participation dan task uncertainty dalam mempengaruhi perilaku manajer Hirst (1981), Hoopwood (1972), BZ Syam dan Kusuma (2002) dan Haryanto dan Pinasti (2002) informasi akuntansi merupakan informasi yang digunakan sebagai dasar penilaian kinerja bawahan oleh manajer puncak sehingga dapat dijadikan tolok ukur dalam memberikan balas jasa atas kinerja bawahan tersebut. Brownell dan Hirst (1986) menghubungkan task uncertainty dengan budget participation. Perilaku yang menyimpang seperti memanipulasi data merupakan asimetri informasi. informasi akuntansi digunakan untuk mengurangi tingkat task uncertainty (misalnya, perubahan prosedur perusahaan, perubahan kebijakan perusahaan, perubahan metode), sehingga secara tidak langsung dapat mengurangi perilaku yang menyimpang sehingga apabila perusahaan memberikan task uncertainty yang rendah maka budget participation tinggi. Brownell dan Hirst (1986) bahwa semakin transparan gaya penilaian kinerja yang digunakan perusahaan (manajemen) maka semakin kecil kecenderungan manajer dan karyawan untuk berperilaku negatif (menyimpang dari peraturan yang ditetapkan oleh organisasi atau perusahaan). Penelitian Haryadi (1990) memperoleh kesimpulan bahwa interaksi penggunaan informasi akuntansi dan task uncertaiinty serta pengaruhnya terhadap tingkat ketegangan bawahan tidak signifikan, sedangkan Saleke (1994) menyatakan bahwa jika 8 kinerja manajer dinilai dengan informasi akuntansi dan dalam task uncertainty yang rendah maka bawahan tidak akan berperilaku negatif. Dari uraian diatas yang diperoleh dari hasil penelitian sebelumnya maka dapat dibentuk model penelitian yang melihat pengaruh budget participation dan task uncertainty terhadap perilaku manajer yang kinerjanya dinilai dengan informasi akuntansi. Budget participation dan task uncertainty dijadikan sebagai variabel moderasi untuk mengetahui apakah kedua variabel tersebut memperkuat pengaruh informasi akuntansi terhadap perilaku manajer atau tidak. Model tersebut terlihat pada Gambar 1.2 berikut: BUDGET PARTICIPATION INFORMASI AKUNTANSI PERILAKU MANAJER TASK UNCERTAINTY Gambar 1.2. Model Hubungan budget participation dan task uncertainty terhadap perilaku manajer yang kinerjanya dinilai dengan informasi akuntansi I.7 Hipotesis Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, peneliti menggabungkan beberapa faktor penting yang sangat mempengaruhi perilaku manajer. Faktor- 9 faktor seperti budget participation, task uncertainty dan informasi akuntansi merupakan variabel independen yang akan diregresikan dengan variabel dependen, yakni perilaku manajer. Untuk menjawab semua pertanyaan peneliti di atas, hypothesis yang diajukan adalah sebagai berikut: H1 : Terdapat pengaruh yang signifikan antara informasi akuntansi sebagai kriteria penilaian kerja terhadap perilaku manajer H2 : Budget participation mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perilaku manajer dalam penggunaan informasi akuntansi sebagai kriteria penilaian kinerja H3 : Task uncertainty mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perilaku manajer dalam penggunaan informasi akuntansi sebagai kriteria penilaian kinerja H4 : Budget participation dan task uncertainty mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perilaku manajer dalam penggunaan informasi akuntansi sebagai kriteria penilaian akuntansi