GERAK MELINGKAR A. Gerak Melingkar Beraturan. Benda yang bergerak memiliki lintasan yang berbeda-beda. Lintasan ini juga menunjukkan jenis gerak yang dialami oleh benda tersebut. Benda yang mengalami gerak lurus berarti memiliki lintasan berupa garis lurus. Demikian juga dengan gerak melingkar, yaitu gerak suatu benda yang memiliki lintasan berupa lingkaran. Dalam kehidupan sehari-hari banyak kita jumpai benda-benda yang bergerak melingkar. Berputarnya roda mobil, gerakan bumi ataui planet mengelilingi matahari, gerakan electron mengelilingi inti atom dan lain-lain merupakan contoh gerak melingkar. Benda-benda yang bergerak melingkar posisinya selalu berubah terhadap porosnya atau titik pusat lingkaran, dengan demikian perpindahannya dapat dinyatakan dalam besaran sudut dan jarak. v Pada gambar ditunjukkan benda yang sedang bergerak melingkar dengan jari-jari R. Kedudukan benda A berubah-ubah di sepanjang lintasannya dan suatu saat benda akan kembali ke titik awalnya. Keadaan ini selalu berulang-ulang sehingga gerak melingkar θ bersifat periodik. Sedangkan arah kecepatan linier R O benda pada suatu titik adalah searah dengan garis singgung lingkaran di titik tersebut atau tegak lurus yerhadap jari-jarinya. Jadi, pada gerak melingkar beraturan vektor kecepatan linier tidak tetap karena arahnya berubah-ubah, sedangkan kelajuan liniernya (besar kecepatan linier) tetap. Posisi benda yang mengalami gerak melingkar suatu saat akan kembali ke posisi semula dan waktu yang diperlukan untuk menempuh satu kali putaran disebut periode dan dilambangkan dengan notasi T. Sedangkan jumlah putaran yang ditempuh tiap satu satuan waktu disebut frekuensi dan dilambangkan dengan notasi f. Hubungan periode (T) dengan frekuensi (f): T 1 1 atau f f T Keterangan: T = periode (s) f = frekuensi (Hz) Kecepatan Sudut dan Kelajuan Linier. Seperti telah diterangkan di atas, bahwa perpindahan posisi benda yang bergerak melingkar dapat dinyatakan dalam dua besaran yaitu besaran sudut dan besaran jarak. Dengan demikian pada gerak melingkar dikenal dua jenis kecepatan yaitu kecepatan sudut dan kecepatan linier. Yang dimasksud dengan kecepatan sudut adalah besarnya sudut yang ditempuh tiap satu satuan waktu. Kecepatan sudut secara matematis dapat ditulis sebagai berikut: t ω = kecepatan sudut (rad/s) Keterangan: θ = sudut yang ditempuh (rad) t = waktu tempuh (s) Bila waktu tempuh adalah periode (T), maka sudut yang ditempuh sama dengan sudut lingkaran yaitu sebesar 3600 atau 2π radian. Dengan demikian persamaan di atas dapat ditulis sebagai berikut: t atau 2 T Sedangkan yang dimaksud dengan kelajuan linier adalah panjang lintasan yang ditempuh tiap satu satuan waktu. Kelajuan linier dari suatu benda yang bergerak melingkar dapat ditulis secara matematis sebagai berikut: v Keterangan: s t v = kelajuan linier (m/s) s = panjang lintasan yang ditempuh (m) t = waktu tempuh (s) Bila waktu tempuh kita pilih periode (T), maka panjang lintasan yang ditempuh sama dengan keliling lingkaran yaitu sebesar 2πR (R adalah jari-jari lintasan). Dengan demikian persamaan di atas dapat ditulis sebagai berikut: v s 2R atau v t T Hubungan kecepatan sudut dengan kelajuan linier. Dari persamaan kecepatan sudut dan kecepatan linier dapatlah dituliskan hubungan antara keduanya dalam bentuk persamaan matematik sebagai berikut: v 2R atau v R T Sudut dan Jarak Tempuh. Pada persamaan trdahulu disebutkan bahwa : t atau .t Sedangkan jarak linier yang ditempuh adalah: s .R Percepatan dan Gaya Sentripetal. Meskipun suatu benda yang mengalami gerak melingkar beraturan memiliki laju linier (besar kecepatan linier) tetap tetapi arahnya berubah-ubah. Akibat adanya perubahan arah ini maka muncul selisih kecepatan. Besarnya selisih kecepatan yang terjadi tiap satu satuan waktu disebut percepatan. Karena arah selisih kecepatan menuju ke pusat lingkaran, maka percepatannya menuju ke pusat lingkaran juga dan disebut persepatan sentripetal. Jadi dengan demikian, walaupun suatu benda mengalami gerak melingkar beraturan tetapi ia memiliki percepatan sentripetal. V2 V1 V2 Δs θ R -V1 ΔV Pada gambar, Δv merupakan perubahan vector kecepatan dalam selang waktu Δt atau Δv = v2 – v1. Bila Δt mendekati nol, maka Δs dan Δθ akan kecil sekali maka vector v1 dan v2 sejajar, maka Δv tegak lurus terhadap v1 maupun v2. Ini meununjukkan arah Δv akan mengarah pada pusat lingkaran dan akan menimbulkan percepatan sentripetal. Dari gambar di atas dapat diperoleh: v s vs atau v v R R Bila ruas kiri dan kanan dibagi Δt, maka: v vs , karena t Rt v s a dan v , maka : t t as Keterangan: v2 R ata u a s 2 .R as = percepatan sentripetal (m/s2) v = kelajuan linier (m/s) ω = kecepatan sudut (rad/s) R = jari-jari lintasan (m) Sesuai dengan hokum II Newton, maka dapat disimpulkan bahwa timbulnya persepatan sentripetal disebabkan oleh gaya sentripetal, yang besarnya dapat dituliskan sebagai berikut: Fs = m.as Fs mv 2 atau Fs m 2 R R Setiap benda yang bergerak melingkar memerlukan gaya sentripetal yang berfungsi untuk mengubah arah herak benda sehingga tetap pada lintasan berupa lingkaran. Di dalam soalsoal gerak melingkar kadang kala dikemukakan juga gaya sentrifugal. Gaya ini berbeda dengan gaya sentripetal, karena arah gaya sentripetal menuju pusat lingkaran sedangkan gaya sentrifugal menuju ke luar dari pusat lingkaran. Sebagai contoh, pada saat kita memutar sebuah batu yang kita ikat dengan tali, maka tangan kita merasa tertarik oleh batu yang arahnya ke luar. Gaya inilah yang disebut gaya sentrifugal. B. Gerak Melingkar Berubah Beraturan. Percepatan tangensial dan percepatan sudut. at Benda yang mengalami gerak melingkar beraturan : memiliki kecepatan sudut yang konstan, dengan demikian percepatan sudutnya adalah nol (α = 0). as atotal Sementara benda yang bergerak melingkar berubah beraturan memiliki percepatan sudut yang konstan (α ≠ 0).Dengan demikian kecepatan sudutnya berubah secara teratur. Besarnya percepatan sudut sama dengan perubahan kecepatan sudut dibagi denganselang waktu tempuh, yaitu: t Keterangan: α = oersepatan sudut (rad/s2) Δω = perubahan kecepatan sudut (rad/s) Δt = selang waktu (s) Karena kecepatan sudut benda beubah, maka kecepatan liniernyapun berubah pula. Akibatnya timbul percepatan yang arahnya sama dengan arah kecepatan linier. Kecepatan ini disebut percepatan tangensial (at} yang besarnya memenuhi persamaan: at Keterangan: v t at = percepatan tengensial (m/s2) Δv = perubahan kelajuan linier (m/s) Δt = selang waktu (s) Hubungan antara percepatan sudut dan percepatan tangensial dapa7 dinyatakan dalam bentuk persamaan: at v R t t a t R Sementara itu, percepatan sentipetal yang dimiliki benda yang bergerak melingkar sebesar: as v2 R atau a s 2 .R Percepatan total yang dimiliki oleh benda yang bergerak nelingkar berubah beraturan memenuhi persamaan: atotal at2 a s2 Sudut dan Jarak Tempuh. Analog dengan beraj lurus berubah beraturan, kecepatan sudut benda akan berubah secara teratur akibat adanya percepatan sudut yang dialaminya. Kecepatan sudut pada saat t adalah: t 0 t Besarnya sudut yang ditempuh setelah t sebesar: 1 2 t 0 t t 2 Sedangkan panjang lintasan yang ditempuh dapat kita cari berdasarkan hubungan antara s dan θ, yaitu: s R Keterangan: ωt = kecepatan sudut pada saat t (rad/s) ω0 = kecepatan sudut mula-mula (rad/s) α = percepatan sudut (rad/s2) θt = sudut yang ditempuh setelah t (rad) s = panjang lintasan yang ditempuh setelah t (m) Hubungan antar Roda-roda. Pada sebuah mesin sering kita jumpai komponen yang bergerak melingkar dihubungkan dengan komponen yang lain untuk mendapatkan system gerak yang paling efisien sesuai dengan keperluan. Hubungan antar komponen yang bergerak melingkar pada dasarnya terbagi menjadi 3 jenis, yaitu: 1) Hubungan roda sepusat. R1 Kedua roda memiliki arah gerak yang sama. R2 Kecepatan sudut kecua roda sama besar, 1 2 atau v1 v2 R1 R2 2) Hubungan roda-roda bersinggungan pada kecua tepinya. R1 Kedua roda memiliki arah gerak yang berlawanan. R2 Kelajuan linier dedua roda sama besar. v1 v2 atau 1 .R1 2 .R2 3) Hubungan roda-roda dengan menggunakan sabuk/tali. R1 R2 Kedua roda memiliki arah gerak yang sama. Kelajuan linier kedua roda sama besar. v1 = v2 atau ω1 R1 = ω2 R2 C. Aplikasi Gerak Melingkar. Dalam bagian ini kita akan membahas penerapan gerak melingkar pada berbagai kasus, diantaranya ialah: 1) Benda diikat tali yang diputar horizontal Pada gambar di samping ditunjukkan benda diikat dengan tali kemudian diputar secara horizontal. Gaya sentripetal yang diberikan tali (T) adalah: mv 2 R 2 mv T R F 2) Benda diikat tali yang diputar vertikal. Benda diikat dengan tali kemudian diputar secara vertikal.. Tegangan tali pada berbagai posisi benda: W - T - T W cos θ T θ W T W W - Benda di titik tertinggi: mv 2 T W R Benda di posisi mendatar. mv 2 T R Benda di titik terendah. mv 2 T W R Tali membentuk sudut θ rehadap garis vertikal. T W cos mv 2 R 3) Kelereng bergerak di dalam tabung vertikal. Kelereng bergerak melingkar di dalam tabung vertikal.. Gaya tekan kelereng pada bidang (N) adalah: N W N θ W cos θ W N W Kelereng di titik tertinggi: mv 2 R Kelereng di posisi mendatar. mv 2 N R Kelereng di titik terendah. mv 2 N W R Posisi kelereng membentuk sudut θ N W N W - - rehadap garis vertikal. N W cos mv 2 R 4) Benda bergerak melewati bukit. Benda bergerak melewati sebuah N bukit. Gaya tekan benda (N) pada N bukit adalah: - W θ W cos θ Pada saat posisi benda di titik tertinggi. W mv 2 W N R - Pada saat posisi benda di sisi bukit. W cos N mv 2 R 5) Tikungan miring. N cos θ N N θ N sin θ W θ pusat tikungan W = mg Gaya normal (N) adalah gaya tekan berat mobil terhadap jalan secara tegak lurus, kita uraikan dalam arah vertikal dan horizontal. Gaya yang mengendalikan monil agar tidak tergelincir adalah N sin θ yang nilainya sama dengan gaya sentripetal. Dari penguraian gaya didapatkan: v2 mv 2 N sin m atau sin R NR mg N cos mg atau cos N Dari kedua persamaan didapatkan bahwa: mv 2 2 sin NR mv x N tg mg cox NR mg N v2 tg gR 6) Ayunan konis. Bola logam massanya digantung dengan benang kemudian diputar dengan kelajuan linier v sehingga membentuk ayunan konis dengan jari-jari R. Bila percepatan gravitasi g, tentukanlah nilai dari tg sudut yang dibentuk oleh benang dengan garis vertikal. Penyelesaian. Keseimbangan dakam arah horizontal: T sin fs θ T R T cos θ T sin θ W mv 2 mv 2 T sin atau sin R TR Keseimbangan dalam arah vertikal: mg T cos mg atau cos T Dari kedua persamaan di atas dapat dicari: mv 2 sin TR tg mg cos T 2 v tg gR