ARTIKEL LAPORAN KASUS PENGELOLAAN KETIDAKEFEKTIFAN PELAKSANAAN PROGRAM TERAPI DIIT PADA KELUARGA Tn. S KHUSUSNYA PADA Tn. S DENGAN DIABETES MELITUS DI DUSUN TARUMAN DESA TRUKO KECAMATAN BRINGIN KABUPATEN SEMARANG By : I MADE KUSUMA WINATA 0131718 AKADEMI KEPERAWATAN NGUDI WALUYO UNGARAN 2016 PENGELOLAAN KETIDAKEFEKTIFAN PELAKSANAAN PROGRAM TERAPI DIIT PADA KELUARGA Tn. S KHUSUSNYA PADA Tn. S DENGAN DIABETES MELITUS DI DUSUN TARUMAN DESA TRUKO KECAMATAN BRINGIN KABUPATEN SEMARANG I Made Kusuma Winata*, Ahmad Kholid**, Wulansari*** Akademi Keperawatan Ngudi Waluyo Ungaran [email protected] ABSTRAK Ketidakefektifan penatalaksanaan program terapi diit keluarga adalah pola pengaturan dan pengintegrasian kedalam proses keluarga, suatu program untuk pengobatan penyakit dan keluarga yang tidak memuaskan untuk memenuhi tujuan kesehatan khusus. Metode yang digunakan adalah memberikan pengelolaan berupa perawatan pasien dalam ketidakefektifan program terapi diit keluarga. Pengelolaan ketidakefektifan program terapi diit keluarga dilakukan selama 4 hari pada Tn. S. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara, pemeriksaan fisik dan observasi. Hasil ketidakefektifan program terapi diit keluarga Tn. S mau mengikuti nasehat keluarga setelah dilakukan pengelolaan. Saran bagi keluarga agar menerapkan teknik komunikasi dalam keluarga agar komunikasi menjadi lebih efektif antar keluarga sehinga bisa mempererat hubungan keluarga satu sama lain. Kata kunci Kepustakaan : Ketidakefektifan program terapi diit keluarga, Diabetes Melitus : 7 (2007-2015) LATAR BELAKANG Keluarga merupakan unit terkecil yang ada dalam masyarakat, dimana didalam keluarga tersebut terdapat kepala keluarga dan anggota keluarga yang saling membutuhkan (Setiadi, 2008). Keluarga menurut Padila (2012)adalah terdiri dari dua orang atau lebih yang mempunyai hubungan darah yang sama atau tidak, yang terlibat dalam kehidupan saling ketergantungan yang tinggal dalam satu atap mempunyai ikatan emosional dan mempunyai peran dan fungsi masing – masing salah satunya adalah fungsi perawatan dan pemeliharaan kesehatan. Diabetes Mellitus merupakan kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia (Brunner dan Suddarth,2002). Diabetes mellitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) didalam darah dari akibat kekurangan insulin yang berfungsi mengangkut kadar gula dari dalam darah, keseluruh sel – sel yang ada didalam tubuh dan disebabkan oleh banyak faktor salah satunya ialah bertambahnya usia karena dengan bertambahnya usia fungsi dari organ – organ tubuh akan mengalami penurunan (Arjatmo, 2002) dalam buku Padila (2012). Beberapa ahli berpendapat bahwa bertambah umur, intoleransi terhadap glukosa juga meningkat, jadi untuk golongan usia lanjut diperlukan batas glukosa darah yang lebih tinggi daripada orang dewasa non usia lanjut dan apabila tidak mendapat perawatan atau dibiarkan dalam jangka waktu panjang akan muncul komplikasi – komplikasi dari penyakit Diabetes Militus (Hasdianah, 2012). Komplikasi yang dapat terjadi pada diabetes melitus ada dua macam, yaitu komplikasi akut dan kronis. Komplikasi akut meliputi hipoglikemia dan hiperglikemia, sedangkan komplikasi kronis meliputi ketoasidosis diabetikum, kardiopati diabetik, gangrene dan impotensi, nefropati diabetik, serta retinopati diabetik (Hasdianah, 2012). 1 Akademi Keperawatan Ngudi Waluyo Menurut Suegondo (2013), dalam mengelola diabetes melitus langkah pertama yang dilakukan adalah pengelolaan non farmakologis, berupa perencanaan makan dan jasmani. Jika langkah-langkah pengendalian diabetes mellitus yang ditentukan belum tercapai, dilanjutkan dengan langkah penggunaan obat atau pengelolaan farmakologis. Pada kebanyakan kasus, umumnya dapat diterapkan langkah tersebut. Pada keadaan kegawatan tertentu, pengelolaan farmakologis dapat langsung diberikan umumnya berupa suntikan insulin. Umumnya pada keadaan tersebut, pasien memerlukan perawatan di rumah sakit. Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas maka penulis tertarik untuk melakukan “pengelolaan ketidakefektifan program terapi diit keluarga pada Tn.S di Dusun Trauman, Desa Truko, Kecamatan Bringin, Kabupaten Semarang”. penatalaksanaan program terapi diet keluarga. Diagnosa ketidakefektifan program terapi diet keluarga ditegakkan apabila terdapat batasan karakteristik mayor dan minor. Menurut Carpenito (2007) batasan karakteristik mayor yaitu aktivitas keluarga yang tidak sesuai untuk memenuhi tujuan pengobatan atau program pencegahan sedangkan batasan karakteristk minor yaitu percepatan (yang diharapkan atau yang tidak diharapkan) tentang gejala penyakit dari anggota keluarga, kurang perhatian terhadap penyakit dan akibatnya menurut penulis kurangnya perhatian keluarga akan penyakitnya dapat menimbulkan afek pada pasien sehingga menimbulkan komplikasi yang lebih serius, mengungkapkan keinginan untuk mengatasi pengobatan penyakit dan pencegahan akibat penyakitnya, mengungkapkan kesulitan terhadap regulasi/integritas salah satu atau lebih aturan yang diharuskan untuk pengobatan penyakit dan efek pencegahan komplikasi, mengungkapkan bahwa keluarga tidak melakukan aksi untuk mengurangi faktor resiko kemajuan penyakit dan akibatnya. Untuk mengatasi masalah diatas penulis menyusun intervensi. Intervensi keperawatan adalah pengembangan strategi untuk mencegah, mengurangi dan mengatasi masalah-masalah yang diidentifikasi dalam diagnosa keperawatan. Intervensi yang dilakukan yaitu: Kaji tingkat pengetahuan keluarga tentang program terapi, jelaskan tentang program terapi, kaji hambatan dalam melakukan program terapi, jelaskan cara merawat anggota keluarga yang sakit dengan program terapi, anjurkan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit dengan program terapi. Implementasi keperawatan adalah semua tindakan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu kita beralih dari status kesehatan saat ini, status kesehatan yang diuraikan dalam hasil yang diharapkan (Potter & Perry, 2010). Implementasi yang dilakukan pada hari Senin, 11 April 2016 pukul 12.30 – 13.00yaitu: Mengkaji tingkat pengetahuan keluarga tentang program terapi, rasionalnya untuk mengetahui tingkat pengetahuan keluarga tentang teknik terapi program diet, mengkaji hambatan dalam METODE PENELITIAN Metode yang digunakan adalah memberikan pengelolaan berupa perawatan pasien dalam meningkatkan komunikasi didalam keluarga. Pengelolaan ketidakefektifan program terapi diit keluarga dilakukan selama 2 hari pada Tn. S. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan teknik wawancara, pemeriksaan fisik, observasi dan pemeriksaan penunjang. HASIL PENELITIAN Hasil pengelolaan pada keluarga Tn. S mampu menggambarkan pengelolaan ketidakefektifan program terapi diit serta keluarga mampu merawat Tn. S dengan benar. PEMBAHASAN Pengkajian merupakan suatu pendekatan yang sistematis untuk mendapatkan informasi serta data yang selengkap-lengkapnya mengenai klien baik secara subyektif maupun obyektif (Potter & Perry, 2010). Setelah melalui proses pengkajian dan pengumpulan data serta menganalisa data akhirnya penulis menemukan masalah keperawatan pada keluarga Tn. S dan memprioritas masalah keperawatan yaitu ketidakefektifan 2 Akademi Keperawatan Ngudi Waluyo melakukan program terapi, rasional mengetahui hambatan-hambatan dalam melakukan teknik program terapi diit, menjelaskan cara merawat anggota keluarga yang sakit dengan program terapi diit rasionalnya agar keluarga mengetahui cara merawat anggota keluarga yang sakit dengan teknik program terapi diit, menganjurkan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit dengan program terapi rasionalnya agar anggota keluarga bisa merawat anggota yang sakit dengan program terapi. DAFTAR PUSTAKA Achjar,K,A,H,. (2010). Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta: Sagung Seto. Aspiani, R, Y,. (2014). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Gerontik Aplikasi Nanda Nic dan Noc. Jakarta: CV Trans Info Media. Carpenito, L. J. (2007). Buku saku diagnosa keperawatan (edisi 10). (Yasmin Asih, Penerjemah). Jakarta: EGC. Depkes RI. (2010). Profil Kesehatan Indonesia 2010.www.depkes.go.id. Diakses pada tanggal 22 April 2016 pukul 15.16. Hasdianah, H. R. (2012) Mengenal Diabetes Mellitus Pada Orang Dewasa Dan Anak-AnakDenganSolusi Herbal. Yogyakarta: NuhaMedika. Herdman, T. Heather. (2015). Diagnosis Keperawatan Definisi Dan Klasifikasi 2015-2017. Jakarta: EGC. Kemenkes RI. (2011). Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI Tahun 2011. http://HasilRiskesdas 2013.pdf. (diakses pada 8 April 2016 pukul 19.00 WIB) KESIMPULAN Evaluasi telah dilakukan setelah dilakukan implementasi selama 1 x 30 menit, hasil evaluasi didapatkan data subjektif Tn.S dan keluarga mengatakan sekarang sudah mengerti dan mengetahui tentang cara program terapi diit. Secara objektif keluarga dapat mempraktikkan program terapi diit ,serta ketepatan dalam mengambil keputusan. Berdasarkan implementasi yang di lakukan tersebut penulis dapat menyimpulkan bahwa keluarga Tn. S mampu memehami penyuluhan yang telah didemontrasikan, keluarga sudah mengenal cara program terapi diit. SARAN Penulis menyarankan keluarga dapat memberikan motivasi terhadap pasien untuk selalu melakukan program terapi diit serta keluarga mampu melaksanakan 5 tugas keluarga. 3 Akademi Keperawatan Ngudi Waluyo