BSBI

advertisement
Prof. Dr. Sutan Remy Sjahdeini, SH
Dr. Widigdo Sukarman, MPA, MBA
Prof. Dr. Romli Atmasasmita, SH, LLM
Dr. Ir. Anny Ratnawati, MS
Dr. Marsuki, SE, DEA
Materi Sosialisasi Badan Supervisi Bank Indonesia (BSBI)
8 Mei 2008
UU RI NO. 23 TAHUN 1999
TENTANG BANK INDONESIA
SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN
UU RI NO. 3 TAHUN 2004
BANK INDONESIA adalah BANK SENTRAL
Bank Indonesia adalah Badan Hukum dan lembaga negara yang independen
dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, bebas dari campur tangan
Pemerintah dan/atau pihak lain (kecuali untuk hal-hal yang secara tegas diatur
dalam Undang-undang Bank Indonesia).
Tujuan Bank Indonesia adalah mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah.
Untuk mencapai tujuan tersebut, Bank Indonesia melaksanakan kebijakan
moneter
secara
berkelanjutan,
konsisten,
transparan,
dan
harus
mempertimbangkan kebijakan umum pemerintah di bidang perekonomian.
BSBI
Badan Supervisi Bank Indonesia
BSBI
Badan Supervisi Bank Indonesia
LANDASAN HUKUM BSBI
PASAL 58A
UU RI NO. 3 TAHUN 2004
TENTANG PERUBAHAN ATAS
UU RI NO. 23 TAHUN 1999
TENTANG BANK INDONESIA
BSBI
Badan Supervisi Bank Indonesia
PASAL 58A
1. Untuk membantu Dewan Perwakilan Rakyat dalam melaksanakan fungsi
pengawasan di bidang tertentu terhadap Bank Indonesia dibentuk Badan Supervisi
dalam upaya meningkatkan akuntabilitas, independensi, transparansi, dan
kredibilitas Bank Indonesia.
2. Badan Supervisi terdiri 5 (lima) orang anggota terdiri dari seorang Ketua merangkap
anggota, dan 4 (empat) orang anggota yang dipilih oleh Dewan Perwakilan Rakyat
dan diangkat oleh Presiden untuk masa jabatan 3 (tiga) tahun dan dapat dipilih
kembali untuk satu kali masa jabatan berikutnya.
3. Keanggotaan Badan Supervisi dipilih dari orang-orang yang mempunyai integritas,
moralitas, kemampuan/kapabilitas/keahlian, profesionalisme dan berpengalaman
di bidang ekonomi, keuangan, perbankan, atau hukum.
4. Seluruh biaya Badan Supervisi dibebankan pada anggaran operasional Bank
Indonesia.
5. Badan Supervisi berkedudukan di Jakarta.
6. Badan Supervisi menyampaikan laporan pelaksanaan tugasnya kepada Dewan
Perwakilan Rakyat sekurang-kurangnya sekali dalam 3 (tiga) bulan atau sewaktuwaktu apabila diminta oleh Dewan Perwakilan Rakyat.
BSBI
Badan Supervisi Bank Indonesia
PENJELASAN PASAL 58A AYAT 1
YANG DIMAKSUD DENGAN PENGAWASAN
DI BIDANG TERTENTU
ADALAH MELAKUKAN TUGAS:
(1)
Telaahan atas laporan keuangan tahunan Bank
Indonesia.
(2)
Telaahan atas anggaran operasional dan investasi Bank
Indonesia.
(3)
Telaahan atas prosedur pengambilan keputusan
kegiatan operasional di luar kebijakan moneter dan
pengelolaan aset Bank Indonesia.
BSBI
Badan Supervisi Bank Indonesia
PENJELASAN PASAL 58A AYAT 1
(LANJUTAN)
Badan Supervisi dalam menjalankan tugas sebagaimana
dimaksud di atas:
 Tidak melakukan penilaian terhadap kinerja Dewan
Gubernur; dan
 Tidak ikut mengambil keputusan serta tidak ikut
memberikan penilaian terhadap kebijakan di bidang
sistem pembayaran, pengaturan dan pengawasan bank
serta bidang-bidang yang merupakan penetapan dan
pelaksanaan kebijakan moneter.
BSBI
Badan Supervisi Bank Indonesia
PENJELASAN PASAL 58A AYAT 1
(LANJUTAN)
BADAN SUPERVISI tidak dapat :
 Menghadiri Rapat Dewan Gubernur;
 Mencampuri dan menilai kebijakan Bank Indonesia;
 Mengevaluasi kinerja Dewan Gubernur;
 Menyatakan pendapat untuk mewakili Bank Indonesia;
 Menyampaikan informasi yang terkait dengan pelaksanaan
tugasnya langsung kepada publik.
BSBI
Badan Supervisi Bank Indonesia
PENJELASAN PASAL 58A*
AYAT 2 DAN AYAT 5
Ayat 2.
Keanggotaan Badan Supervisi diusulkan oleh
Presiden sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) orang.
Ketua Badan Supervisi dipilih dari dan oleh anggota
Badan Supervisi.
Ayat 5.
Badan Supervisi bertempat yang disediakan oleh
Bank Indonesia.
* Ayat 3, 4 dan 6 cukup jelas
BSBI
Badan Supervisi Bank Indonesia
Keputusan Presiden RI No. 147/M tanggal 4 Agustus 2005,
atas persetujuan DPR
Presiden telah mengangkat ke dalam jabatan Ketua dan Anggota Badan Supervisi
Bank Indonesia (BSBI), untuk masa jabatan 3 (tiga) tahun, sebagai berikut :
1. Prof. Dr. Sutan Remy Sjahdeini, SH
: sebagai ketua merangkap anggota
2. Dr. Widigdo Sukarman, MPA, MBA
: sebagai anggota
3. Prof. Dr. Romli Atmasasmita, SH, LLM
: sebagai anggota
4. Dr. Marsuki, SE, DEA
: sebagai anggota
5. Dr. Ir. Anny Ratnawati, MS
: sebagai anggota
Pengangkatan ke dalam Jabatan ketua dan anggota BSBI mulai berlaku efektif sejak
tanggal Keputusan Presiden tersebut. Namun, ketua dan para anggota BSBI telah
melakukan berbagai kegiatan sejak Juli 2005 setelah DPR memberikan persetujuan
kepada Presiden RI dengan surat Nomor KD.02/4634/DPR-RI/2005 tanggal 8 Juli
2005.
Rapat Dengar Pendapat
KOMISI XI DPR RI dengan BSBI
Selasa, 5 Desember 2006
Ruang Rapat Komisi XI DPR RI Gedung Nusantara I Lt. 1
Jl. Jenderal Gatot Subroto – Jakarta Pusat
MEKANISME KERJA
BADAN SUPERVISI BANK INDONESIA
BSBI
Badan Supervisi Bank Indonesia
MEKANISME KERJA BSBI
1. Prinsip-Prinsip Dasar Pelaksanaan Tugas dan
Wewenang BSBI
a. Tugas dan kewenangan BSBI sesuai dengan ruang lingkup yang diatur
dalam pasal 58A UU BI No.23/1999 sebagaimana telah diubah dengan UU
No.3/2004. Peran dan obyek tugas BSBI ialah membantu DPR dalam
melaksanakan fungsi pengawasan di bidang tertentu terhadap BI.
b. BSBI melaksanakan tugas yang berbeda dengan Badan Pemeriksa
Keuangan (BPK), sehingga kegiatan audit ataupun investigasi terhadap
Bank Indonesia bukan kegiatan yang menjadi cakupan tugasnya.
c. Antara BSBI dengan BI merupakan 2 (dua) entitas lembaga/badan hukum
terpisah, dan masing-masing mempunyai struktur organisasi dan
pertanggungjawaban kepada publik secara sendiri-sendiri.
BSBI
Badan Supervisi Bank Indonesia
1. Prinsip-Prinsip Dasar Pelaksanaan Tugas dan
Wewenang BSBI (Lanjutan)
d. Pelaksanaan tugas antara BSBI dengan BI didasari oleh prinsip saling
percaya dan saling menghargai sesuai dengan ruang lingkup tugas dan
kewenangan masing-masing, serta tanpa adanya intervensi/pengaruh
mempengaruhi antara satu sama lainnya.
e. BSBI tidak dapat menyampaikan data dan atau informasi secara langsung
kepada publik, dan wajib menjaga kerahasiaan data dan atau informasi
mengenai BI.
f. Sistem penggajian dan fasilitas terkait lainnya untuk BSBI merupakan
cakupan biaya menurut pasal 58A UU No.23/1999 sebagaimana telah
diubah dengan UU No.3/2004 menjadi beban anggaran operasional Bank
Indonesia, yang selanjutnya dalam mekanisme kerja diatur sebagai berikut :
• Memerlukan persetujuan Komisi DPR RI yang membidangi BI (Komisi XI DPR RI)
terlebih dahulu.
• Pelaksanaannya ditetapkan dalam Surat Keputusan Gubernur BI.
BSBI
Badan Supervisi Bank Indonesia
2. Ruang Lingkup Tugas dan Wewenang BSBI
 Telaah atas Laporan Keuangan Tahunan BI
 Telaah atas Anggaran Operasional BI
 Telaah atas Investasi BI
 Telaah atas Prosedur Pengambilan Keputusan
Kegiatan Operasional di luar Kebijakan Moneter
dan Pengelolaan Aset BI
BSBI
Badan Supervisi Bank Indonesia
PENJELASAN
TERKAIT DENGAN
TUGAS TELAAHAN
DIVISI LAPORAN KEUANGAN BSBI
BSBI
Badan Supervisi Bank Indonesia
I. Tugas Telaahan menurut Mekanisme Kerja
BSBI melaksanakan telaahan atas :
Laporan Keuangan BI yang telah diaudit oleh Badan Pemeriksa
Keuangan (BPK) dan telah disampaikan kepada DPR RI (Komisi XI),
meliputi Neraca, Laporan Surplus-Defisit, Perubahan Ekuitas dan Arus
Kas BI.
Produk Pokok :




BSBI
Pendapat atas Neraca BI (misalnya : Pendapat atas perubahan yang
signifikan atas komposisi pos-pos neraca).
Pendapat atas Laporan Surplus Defisit BI (misalnya : Pendapat atas
penyebab utama timbulnya surplus-defisit)
Pendapat atas Laporan Perubahan Ekuitas BI (misalnya : Pendapat
atas penyebab utama terjadinya perubahan ekuitas)
Pendapat atas Catatan atas Laporan Keuangan.
Badan Supervisi Bank Indonesia
II. Mekanisme dan Proses Telaahan
• Laporan Keuangan Tahunan BI yang ditelaah, disusun mengikuti
ketentuan yang diatur dalam Surat Edaran Bank Indonesia (SE-BI)
Nomor 5/65/INTERN tanggal 30 Desember 2003.
• Laporan keuangan tersebut disusun atas dasar akrual dengan konsep
nilai historis, kecuali akun tertentu didasarkan pada pengukuran yang
diatur dalam kebijakan akuntansi BI (Pedoman Akuntansi Keuangan
Bank Indonesia atau PAKBI).
• PAKBI telah mengalami beberapa kali penyempurnaan, yang terakhir
didasarkan pada SE-BI Nomor 8/50/INTERN tertanggal 28
September 2006. PAKBI tersebut mengacu pada Standar Akuntansi
Keuangan (SAK) dan International Accounting Standard (IAS),
kesepakatan BI dengan BPK RI, dan Ikatan Akuntan Indonesia, serta
peraturan-peraturan intern BI.
BSBI
Badan Supervisi Bank Indonesia
II. Mekanisme dan Proses Telaahan (Lanjutan)
• Kenyataannya, karena BI dalam melaksanakan tugasnya
mempengaruhi kondisi perekonomian negara melalui pengelolaan
dan penentuan jumlah uang beredar khususnya, maka sistem
akuntansi atau pencatatan keuangan BI seharusnya tidak hanya
berhenti pada makna akuntansi semata, jadi masih perlu memiliki
makna yang lebih luas.
• Dengan kedudukan BI yang spesifik dan strategis tersebut, maka
Laporan Keuangan Tahunan BI tersebut seharusnya memiliki makna
penting dan bermanfaat bagi penggunanya, misalnya :
1) Baik sebagai salah satu indikator umum tentang keadaan
keuangan dan perekonomian negara Republik Indonesia,
2) Maupun
sebagai
salah
satu
bukti
atau
pertanggungjawaban kinerja keuangan dari manajemen BI
publik.
BSBI
Badan Supervisi Bank Indonesia
media
ke
II. Mekanisme dan Proses Telaahan (Lanjutan)
• Dalam kaitan itu, maka telaahan dibuat untuk menganalisis dan
menginterpretasi Laporan Keuangan Tahunan BI tersebut, baik dari
sudut pandang mikro, dimana BI dianggap sebagai suatu entitas
organisasi manajemen, maupun dari sudut pandang makro, dimana BI
dianggap sebagai lembaga yang dapat mempengaruhi kondisi dan
perkembangan perekonomian negara RI dengan uang yang
diedarkannya dalam kaitannya dengan tugasnya menjaga stabilitas nilai
rupiah dalam negeri (Inflasi) dan terhadap luar negeri (Nilai Tukar).
• Analisis dan intrepretasi dilakukan dengan menggunakan dua metode
atau teknik analisis, yakni:
1) analisis horisontal yang bersifat dinamis, di antaranya dengan teknik
analisis perbandingan dan analisis trend (Indeksasi); 2) analisis vertikal
yang bersifat statis, di antaranya dengan teknik analisis persentasi per
komponen (Common-Size) dan dengan analisis rasio keuangan.
BSBI
Badan Supervisi Bank Indonesia
II. Mekanisme dan Proses Telaahan (Lanjutan)
• Untuk memperoleh hasil telaahan yang optimal, maka analisis terhadap
Laporan Keuangan BI akan difokuskan pada lima area analisis, yaitu
untuk menilai likuiditas, struktur modal, pemanfaatan aktiva, kinerja
operasi dan kemampuan BI menghasilkan surplus.
• Dari telaahan tersebut akan dapat diperoleh dua informasi penting,
yakni 1) mengetahui tingkat kemampuan manajemen BI dalam
pengelolaan keuangannya, dan 2) dapat menjadi bahan informasi untuk
pertimbangan atau masukan bagi pengguna utamanya, yakni DPR RI
Komisi XI sebagai informasi penting yang dapat digunakan dalam
memahami dan membantu BI mengambil keputusan manajemen dan
keuangan yang lebih baik.
BSBI
Badan Supervisi Bank Indonesia
PENJELASAN
TERKAIT DENGAN
TUGAS TELAAHAN
DIVISI ANGGARAN OPERASIONAL BSBI
BSBI
Badan Supervisi Bank Indonesia
I. Tugas Telaahan menurut Mekanisme Kerja
Anggaran Kegiatan Operasional Tahunan yang telah mendapatkan
persetujuan DPR RI (Komisi XI DPR RI), dan Laporan Pelaksanaan
Anggaran Operasional BI yang disampaikan kepada DPR RI
(Komisi XI DPR RI) secara triwulanan.
Produk Pokok :
 Evaluasi atas Laporan Triwulanan Realisasi Anggaran
Operasional.
 Pendapat atas Pelaksanaan Anggaran Operasional.
BSBI
Badan Supervisi Bank Indonesia
II. Mekanisme dan Proses Telaahan
BSBI
Badan Supervisi Bank Indonesia
Rencana Kerja dan Anggaran
• Pada masa lalu, anggaran (budgeting) lebih
dipentingkan daripada rencana kerja (planning).
• Pendapat yang mutakhir justru melihat pentingnya
rencana kerja terlebih dahulu, baru kemudian
menentukan
alokasi
sumberdaya.
Anggaran
sebenarnya hanya merupakan satuan-satuan finansial
dari rencana kerja tersebut.
BSBI
Badan Supervisi Bank Indonesia
Rencana Kerja dan Anggaran
(Lanjutan)
• Dalam siklus rencana kerja dan anggaran, diperlukan
analisis eksternal maupun internal, tujuan yang hendak
dicapai, sumberdaya yang dimiliki maupun yang harus
diperoleh (dipinjam), dan alokasi sumberdaya tersebut
agar tujuan rencana kerja dan anggaran tercapai.
• Dalam pelaksanaannya diperlukan arahan (direction) dari
top management, dipadukan dengan usulan dari
bawahan, dan perlu negosiasi antara top management dan
bawahan (proses top-down dan bottom-up).
BSBI
Badan Supervisi Bank Indonesia
Rencana Kerja dan Anggaran
(Lanjutan)
• Hasil negosiasi merupakan hasil kesepakatan antara top
management dan bawahan atas pemakaian sumberdaya
beserta hasil usahanya.
• Implementasi rencana kerja tersebut harus dipantau
dengan cara membandingkan rencana kerja dengan
realisasinya.
• Perbedaan antara rencana dan realisasi dapat terjadi
karena:
 Kesalahan perencanaan
 Kesalahan implementasi
 Faktor eksternal yang tidak terduga
BSBI
Badan Supervisi Bank Indonesia
Rencana Kerja dan Anggaran
(Lanjutan)
• Tugas BSBI dalam menganalisis anggaran BI bertujuan
untuk:
Memastikan agar proses dan prosedur anggaran telah
sesuai dengan ketentuan internal dan tidak
melanggar
peraturan perundang-undangan.
Menentukan
sumber
deviasi
untuk
menyempurnakan proses pembuatan anggaran dan
rencana kerja berikutnya.
• Dengan memiliki kemampuan proyeksi yang lebih baik
dalam membuat anggaran dan rencana kerja, diharapkan
implementasinya akan lebih efisien.
BSBI
Badan Supervisi Bank Indonesia
PENJELASAN
TERKAIT DENGAN
TUGAS TELAAHAN
DIVISI INVESTASI BSBI
BSBI
Badan Supervisi Bank Indonesia
I. Tugas Telaahan menurut Mekanisme Kerja
Laporan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Investasi BI dalam Aktiva
Tetap, yang digunakan untuk mendukung kegiatan operasional dan
telah dilaporkan kepada DPR RI secara triwulanan. Dalam hal ini, tidak
termasuk pelaksanaan kegiatan kebijakan di bidang moneter, sistem
pembayaran, dan perbankan yang menjadi tugas pokok BI.
Produk Pokok :
 Evaluasi atas Laporan Triwulanan Realisasi Anggaran
Investasi pada Aktiva Tetap.
 Pendapat atas Pelaksanaan Anggaran Investasi pada Aktiva
Tetap.
BSBI
Badan Supervisi Bank Indonesia
II. Mekanisme dan Proses Telaahan
BSBI
Badan Supervisi Bank Indonesia
Definisi Investasi Pada Umumnya
Board of Governors of the Federal Reserve System dalam Federal
Register, Part IV, Federal Reserve System, 12 CFR Parts 211 and 265
International Banking Operations; Rules Regarding Delegation of
Authority; Proposed Rule, Vol. 62, No. 250/December 31, 1997, investasi
(investment) didefinisikan sebagai berikut :
(1) Kepemilikan atau kontrol atas ekuitas;
(2) Suatu persetujuan untuk memperoleh ekuitas;
(3) Kontribusi terhadap kapital dan surplus suatu organisasi; atau
(4) Pemilikan subordinated debt suatu organisasi ketika investor dan
afiliasi investor memegang lebih dari 5% ekuitas organisasi.
BSBI
Badan Supervisi Bank Indonesia
Definisi Investasi Pada Umumnya (Lanjutan)
Halim (2005) dalam
mengemukakan bahwa :
bukunya
“Analisis
Investasi,
Edisi
2”
investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada
saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa
mendatang.
Umumnya investasi dibedakan menjadi dua, yaitu : investasi pada asetaset finansial (financial assets) dan investasi pada aset-aset riil (real assets).
BSBI
Badan Supervisi Bank Indonesia
Definisi Investasi Pada Umumnya (Lanjutan)
Http://investorwords.com
Investasi : Dari sisi finansial, pembelian suatu produk finansial atau
bentuk lainnya dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di
masa depan. Pada terminologi umum, investasi berarti penggunaan
uang dengan harapan untuk menghasilkan uang yang lebih banyak.
Dari sisi bisnis, suatu pembelian yang dilakukan oleh produsen atas
barang-barang fisik, seperti peralatan tahan lama (durable
equipment) atau inventaris (inventory), dengan harapan untuk
meningkatkan usaha di masa yang akan datang.
BSBI
Badan Supervisi Bank Indonesia
Definisi Investasi Pada Umumnya (Lanjutan)
Http://TheFreeDictionary.com
Investasi : Suatu aset yang dibeli dengan harapan bahwa aset tersebut
akan menghasilkan pendapatan atau terapresiasi di masa yang akan
datang. Dari sisi ekonomi, suatu investasi adalah pembelian barangbarang yang tidak dikonsumsi saat ini tapi digunakan di masa yang
akan datang untuk menghasilkan kekayaan. Dari sisi finansial, suatu
investasi adalah suatu aset moneter yang dibeli dengan tujuan bahwa
aset tersebut akan menyediakan pendapatan di masa yang akan
datang atau terapresiasi dan dapat dijual dengan harga yang lebih
tinggi.
BSBI
Badan Supervisi Bank Indonesia
•
Investasi pada umumnya tidak hanya mengacu pada
pengadaan aktiva tetap.
•
Investasi juga terkait dengan aset-aset lainnya.
•
Sesuai dengan mekanisme kerja yang telah ditetapkan DPR
RI, maka telaahan yang dilakukan divisi investasi hanya pada
investasi BI dalam aktiva tetap. Sedangkan telaahan atas
portofolio aset dan penyertaan BI dilakukan pada telaahan
BSBI divisi laporan keuangan.
BSBI
Badan Supervisi Bank Indonesia
Telaahan atas divisi investasi BSBI menggunakan definisi
investasi yang diterapkan BI :
Investasi BI terbagi atas sembilan jenis, yaitu :
1. Persil;
2. Bangunan;
3. Mesin;
4. Perabot Kantor;
5. Alat Pengamanan;
6. Alat Komunikasi;
7. Alat Angkut;
8. Aktiva Tidak Berwujud;
9. Aktiva Tetap Lainnya.
BSBI
Badan Supervisi Bank Indonesia
DIVISI INVESTASI BSBI TIDAK MENGAUDIT DAN TIDAK
MENGINVESTIGASI PELAKSANAAN KEGIATAN INVESTASI BI
TAPI BERTUJUAN : MEMBANTU BI UNTUK MENERAPKAN
GOOD CORPORATE GOVERNANCE, melalui :
1.
Analisa atas ketepatan anggaran dengan pencapaian realisasi.
2.
Analisa atas ketepatan dalam mengalokasikan dana investasi tersebut.
3.
Analisa atas ketepatan waktu pencairan anggaran investasi pada setiap
triwulan.
4.
Analisa mengenai pilihan yang paling efisien bagi BI, apakah dengan
membeli sendiri aktiva tetap tersebut atau dengan menyewa?
5.
Analisa atas deviasi pencapaian realisasi dengan anggaran yang
ditetapkan beserta sumber-sumber penyebabnya.
BSBI
Badan Supervisi Bank Indonesia
PENJELASAN
TERKAIT DENGAN
TUGAS TELAAHAN
DIVISI KEPATUHAN BSBI
BSBI
Badan Supervisi Bank Indonesia
I. Tugas Telaahan menurut Mekanisme Kerja
Telaah atas Prosedur Pengambilan Keputusan Kegiatan Operasional di
luar Kebijakan Moneter dan Pengelolaan Aset BI
 Prosedur pengambilan keputusan kegiatan operasional yang tidak
terkait dengan perumusan dan penetapan kebijakan moneter, sistem
pembayaran, dan perbankan, termasuk pengelolaan aktiva BI (emas,
valas, hak tarik khusus, giro, deposito, surat berharga, tagihan, dsb)
yang digunakan untuk melaksanakan kebijakan dimaksud.
 Prosedur pengambilan keputusan kegiatan operasional yang hanya
terkait dengan penerapan prinsip-prinsip good governance dalam
ketentuan mengenai prosedur pengambilan keputusan kegiatan
operasional.
BSBI
Badan Supervisi Bank Indonesia
Telaah atas Prosedur Pengambilan Keputusan Kegiatan Operasional di
luar Kebijakan Moneter dan Pengelolaan Aset BI (Lanjutan)
Produk Pokok :
 Evaluasi terhadap ketentuan prosedur pengambilan keputusan dalam
rangka pengadaan barang dan jasa.
 Pendapat terhadap penerapan Good Governance atas prosedur
pengambilan keputusan dalam rangka pengadaan barang dan jasa.
BSBI
Badan Supervisi Bank Indonesia
PERATURAN-PERATURAN
TERKAIT DENGAN
TUGAS TELAAHAN
DIVISI KEPATUHAN BSBI
BSBI
Badan Supervisi Bank Indonesia
Peraturan Dewan Gubernur Bank Indonesia
Nomor 4/14/PDG/2002
tentang Manajemen Logistik Bank Indonesia
+
Peraturan Dewan Gubernur Bank Indonesia
Nomor 6/10/PDG/2004
tentang Perubahan atas
Peraturan Dewan Gubernur Bank Indonesia
Nomor 4/14/PDG/2002
tentang Manajemen Logistik Bank Indonesia
BSBI
Badan Supervisi Bank Indonesia
PERATURAN BANK INDONESIA
NOMOR 8/4/PBI/2006
TENTANG
PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE
BAGI BANK UMUM
+
PERATURAN BANK INDONESIA
NOMOR 8/14/PBI/2006
TENTANG
PERUBAHAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA
NOMOR 8/4/PBI/2006 TENTANG PELAKSANAAN
GOOD CORPORATE GOVERNANCE
BAGI BANK UMUM
BSBI
Badan Supervisi Bank Indonesia
Undang - Undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
(UU No. 31 Tahun 1999 jo. UU No. 20 Tahun 2001)
Pasal 2
1. Setiap orang yang secara melawan hukum melakukan perbuatan
memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang dapat
merugikan keuangan negara atau perekonomian negara, dipidana penjara
dengan penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 4
(empat) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan denda paling
sedikit Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) dan paling banyak
Rp1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah).
2. Dalam hal tindak pidana korupsi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
dilakukan dalam keadaan tertentu, pidana mati dapat dijatuhkan.
BSBI
Badan Supervisi Bank Indonesia
Undang - Undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
(UU No. 31 Tahun 1999 jo. UU No. 20 Tahun 2001)
Pasal 3
Setiap orang yang dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain
atau suatu korporasi, menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau
sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan yang dapat
merugikan keuangan negara atau perekonomian negara, dipidana dengan
pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 1 (satu)
tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan atau denda paling sedikit
Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) dan paling banyak
Rp1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah).
BSBI
Badan Supervisi Bank Indonesia
Undang - Undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
(UU No. 31 Tahun 1999 jo. UU No. 20 Tahun 2001)
Pasal 12B
1. Setiap gratifikasi kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara
dianggap pemberian suap, apabila berhubungan dengan jabatannya dan
yang berlawanan dengan kewajiban atau tugasnya, dengan ketentuan
sebagai berikut:
a. yang nilainya Rp 10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah) atau lebih,
pembuktian bahwa gratifikasi tersebut bukan merupakan suap
dilakukan oleh penerima gratifikasi;
b. yang nilainya kurang dari Rp 10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah),
pembuktian bahwa gratifikasi tersebut suap dilakukan oleh penuntut
umum.
2. Pidana bagi pegawai negeri atau penyelenggara negara sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) adalah pidana penjara seumur hidup atau pidana
penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 20 (dua puluh)
tahun, dan pidana denda paling sedikit Rp 200.000.000,00 (dua ratus juta
rupiah) dan paling banyak Rp 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
BSBI
Badan Supervisi Bank Indonesia
Undang – Undang Tindak Pidana Pencucian Uang
(UU No. 15 Tahun 2002)
Pasal 1
Dalam Undang-Undang ini, yang dimaksud dengan :

Korporasi adalah kumpulan orang dan/atau kekayaan yang terorganisasi
baik merupakan badan hukum maupun bukan badan hukum (Ayat 2);

Transaksi Keuangan Mencurigakan adalah transaksi yang menyimpang
dari profil dan karakteristik serta kebiasaan pola transaksi dari nasabah
yang bersangkutan, termasuk transaksi keuangan oleh nasabah yang
patut diduga dilakukan dengan tujuan untuk menghindari pelaporan
transaksi yang bersangkutan yang wajib dilakukan oleh Penyedia Jasa
Keuangan sesuai dengan ketentuan Undang-Undang ini (Ayat 6);

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan yang selanjutnya
disebut PPATK adalah lembaga independen yang dibentuk dalam
rangka mencegah dan memberantas tindak pidana pencucian uang (Ayat
8).
BSBI
Badan Supervisi Bank Indonesia
Undang – Undang Tindak Pidana Pencucian Uang
(UU No. 15 Tahun 2002)
Pasal 2
Hasil tindak pidana adalah Harta Kekayaan yang berjumlah
Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) atau lebih atau nilai yang setara,
yang diperoleh secara langsung atau tidak langsung dari kejahatan:
a. korupsi; b. penyuapan; c. penyelundupan barang; d. penyelundupan tenaga
kerja; e.penyelundupan imigran; f. perbankan; g. narkotika; h. psikotropika; i.
perdagangan budak, wanita, dan anak; j. perdagangan senjata gelap; k.
penculikan; l. terorisme; m. pencurian; n. penggelapan; o. penipuan,
yang dilakukan di wilayah Negara Republik Indonesia atau di luar wilayah
Negara Republik Indonesia dan kejahatan tersebut juga merupakan tindak
pidana menurut hukum Indonesia.
BSBI
Badan Supervisi Bank Indonesia
Undang – Undang Tindak Pidana Pencucian Uang
(UU No. 15 Tahun 2002)
Pasal 13
1. Penyedia Jasa Keuangan wajib menyampaikan laporan kepada PPATK
sebagaimana dimaksud dalam Bab V, untuk hal-hal sebagai berikut :
a. Transaksi Keuangan Mencurigakan;
b. Transaksi keuangan yang dilakukan secara tunai dalam jumlah kumulatif
sebesar Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) atau lebih atau yang
nilainya setara, baik dilakukan dalam satu kali transaksi maupun beberapa
kali transaksi dalam 1 (satu) hari kerja .
2. Penyampaian laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) huruf a dilakukan paling lambat 14 (empat belas) hari
kerja setelah diketahui oleh Penyedia Jasa Keuangan.
3. Penyampaian laporan transaksi keuangan yang dilakukan secara tunai
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf b dilakukan paling lambat 14
(empat belas) hari kerja terhitung sejak tanggal transaksi dilakukan.
BSBI
Badan Supervisi Bank Indonesia
Undang – Undang Tindak Pidana Pencucian Uang
(UU No. 15 Tahun 2002)
4. Kewajiban pelaporan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf b tidak berlaku
untuk transaksi yang dikecualikan.
5. Transaksi yang dikecualikan dari kewajiban pelaporan sebagaimana dimaksud
dalam ayat (3) meliputi transaksi antarbank, transaksi dengan Pemerintah,
transaksi dengan Bank Sentral, pembayaran gaji, pensiun, dan transaksi lainnya
atas permintaan Penyedia Jasa Keuangan yang disetujui oleh PPATK.
6. Penyedia Jasa Keuangan wajib membuat dan menyimpan daftar transaksi yang
dikecualikan sebagaimana dimaksud dalam ayat (4).
7. Ketentuan mengenai bentuk, jenis, dan tata cara penyampaian laporan
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur lebih lanjut dengan Keputusan
Kepala PPATK
BSBI
Badan Supervisi Bank Indonesia
STRUKTUR ORGANISASI BSBI
SUPERVISORY BOARD of BANK INDONESIA
(BSBI)
CHAIRMAN
Prof. Dr. Sutan Remy Sjahdeini, S.H.
BANK
INDONESIA
MEMBER
MEMBER
MEMBER
MEMBER
FINANCIAL DIVISION
OPERASIONAL DIVISION
INVESTMENT DIVISION
COMPLIANCE DIVISION
Dr. Marsuki, S.E., DEA
Dr. Widigdo Sukarman, MPA, MBA
Dr. Ir. Anny Ratnawati, MS
Prof. Dr. Romli Atmasasmita, S.H., LL.M.
SECRETARIAT
HEAD
: Roekmyarko Laksmono Adi, S.E.
SECRETARY
: Sri Kustiah Widhiani
GENERAL STAFF : Nila Rumondang
Wahid Faturrahman
Neli Saputra
ANALYST
ANALYST
ANALYST
ANALYST
Dhani Irawan, S.E
Moch. Ary Priaga, S.E.
Nova Mardianti, S.E.
Indra Lesmana Hertanto, S.H.
Coordination
Submit Report
BSBI
Badan Supervisi Bank Indonesia
COMMISSION XI
of the
House of
Representatives
of Republic of
Indonesia
3. Hubungan Kerja BSBI dengan DPR RI
a. BSBI bertanggung jawab kepada Komisi DPR RI yang membidangi BI
(Komisi XI DPR RI).
b. BSBI menyampaikan laporan pelaksanaan tugasnya kepada DPR sekurangkurangnya sekali dalam 3 (tiga) bulan atau sewaktu-waktu apabila diminta
oleh DPR.
c. BSBI menyampaikan tembusan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan
BSBI kepada DPR RI yang membidangi BI.
d. Media komunikasi yang dapat digunakan, diantaranya :
• Surat menyurat antara ketua BSBI dengan pimpinan Komisi DPR RI
yang membidangi BI.
• Laporan tertulis pelaksanaan tugas BSBI yang disampaikan oleh BSBI
kepada Komisi DPR RI yang membidangi BI.
• Rapat Kerja Pimpinan dan atau seluruh anggota Komisi DPR RI yang
membidangi BI (Komisi XI DPR RI) dengan anggota BSBI.
Yang dapat dilakukan secara rutin (bulanan/triwulanan/semesteran) atau
insidentil bilamana diperlukan.
4. Hubungan Kerja BSBI dengan BI
a. Antara BSBI dengan BI merupakan 2 (dua) entitas lembaga/badan hukum
terpisah, dan masing-masing mempunyai struktur organisasi dan
pertanggungjawaban kepada publik secara sendiri-sendiri.
b. Dalam rangka memperlancar pelaksanaan tugas BSBI, BI menetapkan
satuan kerja penghubung (host) dalam rangka penerimaan/pengelolaan
rencana kerja & anggaran BSBI maupun perolehan data/informasi.
c. Pada prinsipnya BSBI dapat melakukan komunikasi secara langsung (BSBI
↔ BI) yang meliputi aspek-aspek perolehan data dan atau klarifikasi.
Komunikasi antara BSBI dengan BI dilakukan dengan cara :
BSBI menyampaikan surat untuk memperoleh penjelasan/klarifikasi dan atau
pertemuan atas hal-hal terkait dengan pelaksanaan tugasnya melalui Direktorat
Perencanaan Strategis dan Humas (DPSHM sebagai host). Selanjutnya DPSHM akan
meneruskan dan memfasilitasi tanggapan pertemuan kepada/dengan satker terkait di
BI.
BSBI
Badan Supervisi Bank Indonesia
4. Hubungan Kerja BSBI dengan BI (Lanjutan)
d. Media komunikasi yang dapat digunakan, diantaranya :
• Surat menyurat dari BSBI kepada BI dan begitu sebaliknya, dengan
tembusan ke pimpinan Komisi XI DPR RI.
• Forum pertemuan anggota BSBI dengan satuan kerja terkait di BI.
Yang dapat dilakukan secara rutin (bulanan/triwulanan/semesteran), dsb
atau insidentil bilamana diperlukan.
BSBI
Badan Supervisi Bank Indonesia
KOMUNIKASI HUBUNGAN KERJA BSBI
DENGAN DPR-RI DAN BI
DPR-RI
(Komisi XI)
BANK INDONESIA
DEWAN GUBERNUR
BSBI
*) DPSHM sebagai host.
DPSHM*)
Direktorat s
KBI s
KPw s
Download