artikel perbedaan suhu tubuh sebelum dan setelah pijat bayi pada

advertisement
ARTIKEL
PERBEDAAN SUHU TUBUH SEBELUM DAN SETELAH PIJAT
BAYI PADA BAYI PREMATUR DI RSUD KABUPATEN
SEMARANG
OLEH:
SANTY EKO SUSILOWATY
010214B046
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO
UNGARAN
2016
HALAMAN PENGESAHAN ARTIKEL
Artikel skripsi dengan judul “Perbedaan Suhu Tubuh Sebelum dan Setelah
Pijat Bayi Prematur” yang disusun oleh:
Nama
: Santy Eko Susilowaty
NIM
: 010214B046
Program Studi : Keperawatan
Telah disetujui oleh pembimbing utama Skripsi Program Studi Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Ngudi Waluyo Ungaran.
Ungaran,
Agustus 2016
Pembimbing Utama
Puji Lestari, S.Kep.,Ns.,M.Kes(Epid)
NIDN. 0022038101
PERBEDAAN SUHU TUBUH SEBELUM DAN SETELAH PIJAT BAYI PADA
BAYI PREMATUR DI RSUD KABUPATEN SEMARANG
Santy Eko Susilowaty *) Puji Lestari **) Faridah Aini **)
STIKES NGUDI WALUYO
2016
*) Mahasiswa Program Studi Keperawatan STIKES NGUDI WALUYO
**) Dosen Program Studi Keperawatan STIKES NGUDI WALUYO
ABSTRAK
Bayi prematur belum bisa mempertahankan suhu normal, hal ini
disebabkan oleh beberapa hal, salah satunya adalah pusat pengaturan suhu badan
masih dalam perkembangan. Gejala awal hipotermia apabila suhu <36°C atau
kedua kaki dan tangan teraba dingin yang dapat berakhir dengan kematian. Pijat
bayi atau terapi sentuh akan memacu sistem sirkulasi serta akan meningkatkan
kekebalan tubuh bayi, disamping itu juga akan menstabilkan suhu tubuh bayi.
Tujuan penelitian ini untuk menganalisis perbedaan suhu tubuh bayi sebelum dan
sesudah diberikan pijat bayi
Penelitian menggunakan metode pre-eksperimental design dengan
rancanganOne Group Pretest-Postest tanpa menggunakan kelompok
kontrol.Populasi adalah bayi prematur yang dirawat inap diruang perinatologi
RSUD Ungaran dan ruang perinatologi RSUD Ambarawa.Sampel 12 orang yang
diambil secaraaccidental sampling.Alat pengumpulan data menggunakan
termometer digital dengan uji t-test dependent.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan yang bermakna antara
suhu tubuh bayi prematur sebelum dan setelah pijat bayi dengan nilai p=0,000
(α=0,05) dengan peningkatan nilai rata-rata suhu tubuh sebelum dan setelah pijat
bayi yaitu sebesar 0,134°C.
Saran untuk tenaga kesehatan dan masyarakat agar dapat memberikan pijat
bayi selama 15 menit bagi bayi prematur untuk menaikkan suhu tubuh pada bayi
prematur dan bagi rumah sakit untuk dapat membuat dan menetapkan standar
operasional prosedur pijat bayi.
Kata kunci
: pijat bayi, bayi prematur, hipotermia
Kepustakaan : 23 (1995-2013)
Perbedaan Suhu Tubuh Sebelum dan Setelah Pijat Bayi pada Bayi Prematur di RSUD
Kabupaten Semarang
1
ABSTRACT
Premature infants have not been able to maintain a normal temperature,it
is caused by several things, one of them is the central body temperature regulation
is still in progress. The purpose of the research is to analyze the differences of
body temperature before and after the baby massage in premature babies at
Hospitals in Semarang Regency.
This research used pre-experimental method withOne Group PretestPostestwithout control group. The population werepremature babies who were
hospitalized in the perinatology ward of Ungaran Hospital andAmbarawa
Hospital.12 samples were taken by accidental sampling.The collecting data tool
used a digital thermometer by using dependent t-test.
The results show a significant difference between the body temperature of
premature babies before and after the baby massage with p value
=0,005<(α=0,05)with an increase in the average value of body temperature before
and after the baby massage is 0,134°C.
Suggestion for health workers and community to give baby massage for
about 15 minutes for premature babies to raise the body temperature of premature
babies and suggestion for hospitals to be able to create and define standard
operating procedures of baby massage.
Keywords
: baby massage, premature infants, hypothermia
Bibliographies : 23 (1995-2013)
PENDAHULUAN
Berdasarkan data World Health
Organization (WHO), didunia sekitar
15 juta bayi lahir prematur setiap
tahunnya. Lebih dari 1 juta bayi
prematur meninggal sesaat setelah
lahir. Tingkat kelahiran bayi di
indonesia
cukup
tinggi
dan
meningkat secara signifikan, dari 4,2
juta angka kejadian kelahiran
prematur masih tinggi 10%. Angka
kematian bayi prematur di Indonesia
termasuk tinggi karena telah
mencapai 30%. Bayi yang terlahir
prematur memiliki beberapa resiko
terhadap gangguan penglihatan,
pendengaran,
pendarahan
otak,
infeksi, dan gangguan pada fungsi
paru-paru yang kurang optimal
(Riset kesehatan dasar, 2010).
Temperatur dalam kandungan 37°C,
sedangkan bayi setelah lahir dalam
ruangan suhu temperatur ruangan
28-32°C (Sudarti &Fauziah, 2013).
Bayi prematur belum bisa
mempertahankan suhu normal, hal
ini disebabkan oleh beberapa hal,
salah
satunya
adalah
pusat
pengaturan suhu badan masih dalam
perkembangan.
Gejala
awal
hipotermia apabila suhu <36°C atau
kedua kaki dan tangan teraba dingin,
maka bayi sudah mengalami
hipotermia sedang.
Hipotermia
menyebabkan
terjadinya
penyempitan pembuluh darah, yang
mengakibatkan terjadinya metabolik
anaerobik, meningkatkan kebutuhan
Perbedaan Suhu Tubuh Sebelum dan Setelah Pijat Bayi pada Bayi Prematur di RSUD
Kabupaten Semarang
2
oksigen, mengakibatkan hipoksemia
dan berlanjut dengan kematian
(Saifudin, 2009).
Manajemen terapi untuk bayi
prematur,
berikan
penghangat
bertahap, berikan pakaian (selimut
hangat), KMC (Kangaroo Mother
Care), monitor vital sign, berikan O2
terapi sesuai kebutuhan, juga
manajemen cairan (Sudarti, Fauziah
2013).
Manajemen lain bayi
prematur
untuk
mencegah
komplikasi
dan
merangsang
pertumbuhan serta perkembangan
bayi adalah dengan memberikan
terapi komplementer.
Terapi
komplementer
yang
sering
digunakan pada bayi prematur
adalah terapi pijat dan terapi musik.
Penelitian yang dilakukan oleh
Suni Hariati dkk (2013) tentang
peningkatan berat badan dan suhu
tubuh bayi prematur melalui terapi
musik, bahwa respon relaksasi akan
membantu regulasi suhu tubuh bayi
prematur
yaitu
mengurangi
kehilangan panas. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa bayi yang
diberikan terapi musik selama 30
menit setiap hari dalam waktu 3 hari
dengan volume 65-75 dB memiliki
peningkatan suhu tubuh yang lebih
signifikan dibandingkan dengan bayi
yang tidak diberikan terapi musik,
rata-rata sebesar 0,1 sampai 0,2.
Penelitian lainnya oleh Ema
Hikmah (2010) pengaruh terapi
sentuhan
terhadap
suhu
dan
frekuensi nadi bayi prematur yang
dirawat
diruang
perinatologi
menunjukan bahwa rerata ada
peningkatan suhu pada kelompok
intervensi setelah pemberian terapi
sentuhan, sedangkan pada kelompok
kontrol tidak.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di
atas, rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah “Apakah ada
perbedaan suhu tubuh bayi sebelum
dan sesudah diberikan pijat bayi?”
Tujuan Penelitian
Menganalisis perbedaan suhu tubuh
sebelum dan setelah pijat bayi pada
bayi prematur di RSUD Ungaran
Kabupaten Semarang dan RSUD
Ambarawa Kabupaten Semarang.
Variabel Penelitian
Variabel terikat:suhu tubuh pada
bayi prematur.
Variabel bebas:pijat bayi.
Hipotesis
Hipotesis penelitian pada penelitian
ini adalah ada perbedaan suhu tubuh
sebelum dan setelah pijat bayi pada
bayi prematur di RSUD Kabupaten
Semarang.
METODE PENELITIAN
Desain Penelitian
Jenis
penelitian
ini
menggunakan
pre-eksperimental
design,
desain
penelitian
menggunakan rancangan One Group
Pretest-Postest.
Populasi dan sampel
Populasi penelitian ini adalah
bayi prematur yang masih rawat inap
diruang perinatologi RSUD Ungaran
dan ruang perinatologi RSUD
Ambarawa. Jumlah populasi bayi
prematur di RSUD Kabupaten
Semarang dalam setahun berjumlah
227, jadi dalam sebulan pasien bayi
prematur kurang lebih berjumlah 18
pasien bayi prematur.Jumlah sampel
adalah 12 responden. Teknik
pengambilan
sampel
dengan
menggunakan accidental sampling.
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada
tanggal Agustus 2016 sampai dengan
8 Agustus 2016di RSUD Ungaran
Perbedaan Suhu Tubuh Sebelum dan Setelah Pijat Bayi pada Bayi Prematur di RSUD
Kabupaten Semarang
3
Kabupaten Semarang dan RSUD
Ambarawa Kabupaten Semarang.
Analisis Data
Analisis Univariat
Bentuk
analisa
univariat
menggunakan
bentuk
tendensi
sentral yang terdiri dari : mean dan
standar deviasi.
Analisis Bivariat
Uji statistik yang digunakan
adalah uji t-dependent didapatkan
hasil nilai p=0,000 (α 0,05) sehingga
dapat disimpulkan bahwa terdapat
perbedaan yang bermakna antara
suhu tubuh sebelum dan setelah pijat
bayi pada bayi prematur.
HASIL PENELITIAN
Analisis Univariat
1. Gambaran Distribusi Frekuensi
Responden
Berdasarkan
Kelompok Suhu Tubuh Sebelum
Pijat Bayi
Tabel 4.1. Distribusi Responden
Berdasarkan
Suhu
Tubuh
Sebelum Pijat Bayi
Kelompok
n
Mean
SD
Suhu
Sebelum
Pijat Bayi
12
36,133
0,322
9
Berdasarkan Tabel 4.1.
dapat diketahui bahwa nilai ratarata suhu tubuh bayi prematur
sebelum dilakukan pijat bayi
yaitu 36,1330C dengan standar
deviasi 0,3229.
2. Gambaran Distribusi Frekuensi
Responden
Berdasarkan
Kelompok Suhu Tubuh Setelah
Pijat Bayi
Tabel 4.2.Distribusi Responden
Berdasarkan Suhu Tubuh Setelah
Pijat Bayi
Suhu
Setelah
Pijat Bayi
N
Mean
SD
12
36,267
0,2902
Berdasarkan Tabel 4.2.
dapat diketahui bahwa nilai ratarata suhu tubuh bayi prematur
setelah dilakukan pijat bayi yaitu
36,2670C dengan standar deviasi
0,2902.
Analisis Bivariat
1. Perbedaan Suhu Tubuh Sebelum
dan Setelah Pijat Bayi pada Bayi
Prematur
Tabel 4.3. Perbedaan
Suhu
Tubuh Sebelum dan Setelah Pijat
Bayi pada Bayi Prematur
Suhu
N
Mean
P
Tubuh
depenvalue
dent
Sebelum 12
36,133
0,000
Pijat
Bayi
Setelah
36,267
Pijat
Bayi
Berdasarkan Tabel 4.3.
dapat diketahui bahwarata-rata
suhu tubuh bayi prematur setelah
dilakukan pijat bayi mengalami
peningkatan dibanding dengan
sebelum dilakukan pijat bayi.
Peningkatan rata-rata suhu bayi
prematur setelah dilakukan pijat
bayi yaitu sebesar 0,1340C.
Hasil dari uji t-dependent
didapatkan angka signifikansi
(nilai p) sebesar 0,000 < (α=0,05)
sehingga dapat disimpulkan
bahwa terdapat perbedaan yang
bermakna antara suhu bayi
prematur sebelum dilakukan
pijat bayi dengan suhu bayi
prematur setelah dilakukan pijat
Perbedaan Suhu Tubuh Sebelum dan Setelah Pijat Bayi pada Bayi Prematur di RSUD
Kabupaten Semarang
4
bayi dengan peningkatan suhu
sebesar 0,1340C.
PEMBAHASAN
Pada penelitian ini terlihat
bahwa suhu tubuh bayi prematur
lebih rendah dari suhu tubuh bayi
normal. Peneliti berpendapat bahwa
perbedaan suhu tubuh pada bayi
prematur
dan
bayi
normal
disebabkan oleh pusat pengaturan
suhu tubuh pada bayi prematur
masih dalam perkembangan dan
belum sempurna seperti pada bayi
normal. Hal ini sesuai teori yang
dikemukakan oleh Saifudin (2009)
bahwa bayi prematur belum bisa
mempertahankan suhu normal, hal
ini disebabkan oleh beberapa hal,
salah
satunya
adalah
pusat
pengaturan suhu badan masih dalam
perkembangan.
Hasil penelitian ini didukung
oleh penelitin yang dilakukan Ema
Hikmah (2010) bahwa rata-rata suhu
tubuh bayi prematur sebelum
dilakukan intervensi yaitu 36,69
dengan standar deviasi 0,15. Hal ini
menunjukkan bahwa suhu tubuh bayi
prematur cenderung lebih rendah
dibanding suhu tubuh pada bayi
normal. Hasil penelitian lain oleh
Retno (2012) rata-rata suhu tubuh
sebelum diberikan terapi sentuh
sebesar 36,67 C.
Manfaat dari pijat bayi adalah
membantunya untuk bisa tidur
nyenyak, membantu bayi belajar
untuk rilek, menurunkan produksi
hormon stres, mengurangi kerewelan
bayi. Respon fisiologis bayi yang
efektif dapat menurunkan proses
kehilangan panas. Respon relaksasi
ini akan membantu regulasi suhu
bayi prematur yaitu mengurangi
kehilangan panas. Hal ini sesuai
dengan teori Darliana (2008) bahwa
penurunan stres akan menimbulkan
respon relaksasi. Respon relaksasi ini
akan membantu regulasi suhu bayi
prematur
yaitu
mengurangi
kehilangan panas. Hal ini sejalan
dengan pendapat Merenstein dan
Gardner (2002) yang mengemukakan
bahwa seseorang akan kehilangan
kontrol termoregulasi pada saat tidur
Rapid Eye Movement (REM) yang
biasa kita sebut sebagai tidur aktif.
Hasil analisis ini juga sesuai
dengan penelitian Suni Hariati dkk
(2013) bahwa terjadi peningkatan
suhu tubuh rata-rata 0,181 sampai
dengan 0,231 pada kelompok
intervensi, dan -0,057 sampai dengan
0,014 pada kelompok kontrol.
Mekanisme sentuhan dan pijat
bayi dapat memperlancar nutrisi ke
seluruh sel karena nutrisi penting
agar sel dapat tumbuh dan
menjalankan fungsinya. Pijat bayi
juga mempengaruhi peningkatan
produksi
serotonin,
aktivitas
neurotransmiter
serotonin yaitu
meningkatkan kapasitas sel reseptor
yang
berfungsi
mengikat
glucocorticoid, dan proses ini akan
menurunkan kadar hormon adrenalin
(hormon stres). Penurunan kadar
hormon stres ini akan meningkatkan
daya tahan tubuh, terutama IgM dan
IgG konsentrasi pijatan dapat
mengubah gelombang otak dengan
cara menurunkan gelombang alpha
dan meningkatkan gelombang beta
serta tetha, yang dapat dibuktikkan
dengan penggunaan EEG (Elektro
Enchephalogram) (Kurnia, 2013).
Hasil penelitian ini didukung
oleh penelitian yang dilakukan oleh
Diego
(2008)
mengungkapkan
penelitian mengenai terapi sentuhan
yang dilakukan pada bayi prematur
dapat meningkatkan suhu tubuh
dibandingkan dengan bayi prematur
yang
tidak dilakukan terapi
sentuhan. Penelitian yang dilakukan
oleh
Ema
Hikmah
(2010)
menemukan bahwa terapi sentuhan
Perbedaan Suhu Tubuh Sebelum dan Setelah Pijat Bayi pada Bayi Prematur di RSUD
Kabupaten Semarang
5
secara signifikan meningkatkan suhu
rata-rata pada kelompok intervensi
(p value=0,000).
Berdasarkan hasil rekapitulasi
data dapat diketahui bahwa reponden
yang mengalami peningkatan suhu
sebanyak 11 responden tetapi
terdapat 1 responden yang tidak
mengalami peningkatan suhu.Hal ini
dapat disebabkan karena peningkatan
maupun penurunan suhu dipengaruhi
oleh banyak faktor.MenurutSaifudin
(2009),
faktor-faktor
yang
mempengaruhi suhu bayi prematur
antara lain lingkungan dan usia
gestasi. Menurut Potter & Perry
(2009), suhu lingkungan dan berat
badan juga mempengaruhi suhu
tubuh bayi. Pada penelitian ini
peneliti
tidak
melakukan
pengontrolan terhadap usia gestasi
dan berat badan bayi.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkanhasil
penelitianpeningkatan rata-rata suhu
bayi prematur setelah dilakukan pijat
bayi yaitu sebesar 0,134°C. Dengan
uji t-dependent didapatkan hasil
angka signifikansi (nilai p) sebesar
0,000 (α 0,05) sehingga dapat
disimpulkan
bahwa
terdapat
perbedaan yang bermakna antara
suhu bayi prematur sebelum
dilakukan pijat bayi (pretest) dengan
suhu bayi prematur setelah dilakukan
pijat bayi (posttest) di RSUD
Ungaran dan RSUD Ambarawa.
Saran
1. Bagi rumah sakit
Berdasarkan
hasil
penelitian ini diharapkan rumah
sakit dapat membuat dan
menetapkan
SOP
(Standar
Operasional Prosedur) pijat bayi,
sebagai salah satu tindakan
peningkatan suhu tubuh pada
bayi prematur.
2. Bagi masyarakat
Berdasarkan
hasil
penelitian ini masyarakat dapat
mempraktekkan pijat bayi dalam
kehidupan sehari-hari, terutama
orang tua yang mempunyai bayi
prematur agar bayi terhindar dari
hipotermi.
3. Bagi institusi pendidikan
Penelitian ini diharapkan
menjadi
referensi
bagi
penelitian-penelitian selanjutnya
yang berhubungan dengan pijat
bayi.
4.
Bagi peneliti selanjutnya
Penelitian
ini
dapat
menjadi bahan pertimbangan
bagi
penelitian
selanjutnya
dengan memperhatikan faktor
yang mempengaruhi suhu tubuh
seperti
lingkungan,
dan
menggunakan kelompok kontrol
sebagai pembanding.
DAFTAR PUSTAKA
Darliana. 2008. Pengaruh Terapi
Musik Terhadap Respon
Stres Psikofisiologis Pasien
Yang Menjalani Coronary
Angiography di Pelayanan
Jantung Terpadu Rumah
Sakit
Umum
Cipto
Mangunkusumo
Jakarta
Tahun 2008.
Diego. 2008. Pengaruh Pijat Bayi
Terhadap Suhu Tubuh Bayi
Prematur Tahun 2008.
Hikmah. 2010. Pengaruh Pijat Bayi
Terhadap Suhu dan Nadi
Prematur yang Dirawat di
Ruang Perinatologi RSUD
Kabupaten Tangerang tahun
2010.
Kurnia, S. 2013. Efektifitas Pijat
Bayi Terhadap Pertumbuhan Bayi
Tahun 2013.
Perbedaan Suhu Tubuh Sebelum dan Setelah Pijat Bayi pada Bayi Prematur di RSUD
Kabupaten Semarang
6
Merenstein and Gardner. 2002.
Handbook
of
Neonatal
Intensive Care. Mosby.
Potter, P. A. 2009. Pengkajian
Kesehatan. Jakarta : EGC.
Retno, U. 2014. Pengaruh Terapi
Sentuh Terhadap Penigkatan
Suhu Tubuh Bayi Prematur
diruang Perina RS Awal Bros
Tangerang.
Saifudin, A.B. 2009. Pelayanan
Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta : PT Bina
Pustaka
Sarwono
Prawirohardjo.
Sudarti & Fauziah. 2013. Asuhan
Neonatus Risiko Tinggi dan
Kegawatan.
Yogyakarta :
Nuha Medika.
Suni. 2013. Efektifitas Terapi Musik
Terhadap Peningkatan Berat
Badan dan Suhu Tubuh Bayi
Prematur di Makasar Tahun
2013.
Perbedaan Suhu Tubuh Sebelum dan Setelah Pijat Bayi pada Bayi Prematur di RSUD
Kabupaten Semarang
7
Download