ISSN No. 1978-3787 Media Bina Ilmiah 41 KORELASI PELAYANAN KIE PERAWAT GIGI TERHADAP INDEKS KEPUASAN PASIEN Oleh : Murtiananingsih Dosen dpk Universitas Nusa Tenggara Barat Abstrak : Salah satu tujuan pembangunan di bidang kesehatan adalah pelayanan public akan tetapi masih banyak dijumpai kelemahan sehingga belum dapat memenuhi kualitas yang diharapkan masyarakat ditandai dengan masih adanya berbagai keluhan yang disampaikan melalui media massa oleh karena itu kualitas pelayan harus ditingkatkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pelayanan KIE perawat gigi di Poli Gigi dengan Indeks Kepuasan Pasien di Puskesmas Selaparang KIE Kecamatan Selaparang Kota Mataram Nusa Tenggara Barat Tahun 2013. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi korelasional atau hubungan dengan pendekatan Cross Sectional yang bertujuan mengungkapkan korelasi antar variabel yaitu variabel Pelayanan KIE Perawat Gigi dengan Indeks Kepuasan Pasien. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh pasien yang berobat di Poli Gigi Puskesmas Selaparang sedangkan yang menjadi sampel yaitu sebagian dari pasien yang berkunjung ke poli gigi dengan tehnik pengambilan sampel Accidental Sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai probabilitas Uji Kendall’s tau = 0,000 < α 0,05 (signifikan), berarti ada hubungan yang bermakna antara layanan KIE Perawat gigi dengan Kepuasan pasien di Poli gigi Puskesmas Selaparang tahun 2013. Koefisien korelasi (r) Kendall’s Tau sebesar 0,575, berarti kekuatan hubungannya termasuk sedang/cukup dengan arah positif, sehingga dapat disimpulkan ada korelasi searah yang signifikan antara pelayanan KIE perawat gigi dengan Indeks Kepuasan Pasien di Poli Gigi Puskesmas Selaparang. Kata kunci : Komunikasi, Informasi, Edukasi, perawat, Kepuasan Pasien PENDAHULUAN Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945. Setiap hal yang menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan pada masyarakat Indonesia akan menimbulkan kerugian ekonomi yang besar di Negara, dan setiap upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat juga berarti investasi bagi Negara. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis (Depkes RI, 2009). Salah satu tujuan pembangunan di bidang kesehatan adalah peningkatan pelayanan publik. Dewasa ini masih banyak dijumpai kelemahan sehingga belum dapat memenuhi kualitas yang diharapkan masyarakat. Hal ini ditandai dengan masih adanya berbagai keluhan masyarakat yang disampaikan melalui media massa, sehingga dapat menimbulkan citra yang kurang baik terhadap aparatur pemerintah. Mengingat fungsi utama pemerintah adalah melayani masyarakat maka pemerintah perlu terus berupaya meningkatkan kualitas pelayanan. Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik, sebagaimana diamanatkan dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 25 _____________________________________ http://www.lpsdimataram.com Volume 8, No. 3, Juni 2014 42 Media Bina Ilmiah Tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional (PROPENAS), perlu disusun indeks kepuasan masyarakat sebagai tolak ukur untuk menilai tingkat kualitas pelayanan. Di samping itu data indeks kepuasan masyarakat akan dapat menjadi bahan penilaian terhadap unsur pelayanan yang masih perlu perbaikan dan menjadi pendorong setiap unit penyelenggara pelayanan untuk meningkatkan kualitas pelayanannya. Penyelenggaraan upaya kesehatan gigi Puskesmas merupakan upaya kesehatan yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu, merata dan meliputi upaya peningkatan, pencegahan, penyembuhan dan pemulihan yang ditujukan pada semua golongan umur maupun jenis kelamin. Pelayanan kesehatan gigi pada masyarakat atau penderita yang berkunjung ke puskesmas adalah pelayanan yang besifat medik dasar kedokteran gigi berdasarkan kebutuhan meliputi upaya pengobatan atau pemulihan dan rujukan dengan tidak mengabaikan upaya peningkatan, pencegahan atau perlindungan (Herijulianti, 2002). Pelayanan kesehatan gigi dan mulut mencakup pelayanan medis gigi oleh dokter gigi, pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut oleh perawat gigi dan pelayanan asuhan supporting oleh tekhnisi. Pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut dilakukan secara komprehensif kepada individu, keluarga dan masyarakat yang mempunyai ruang lingkup berfokuskan kepada aspek promotif, peventif, dan kuratif dasar. Perawat gigi adalah salah satu unsur pemberi pelayanan kesehatan gigi di institusi pelayanan kesehatan seperti rumah sakit, puskesmas, dan sarana kesehatan lainnya. Dalam melaksanakan peran, tugas dan fungsinya dilakukan dengan tanggung jawab sesuai dengan hak dan wewenang yang dimlilikinya. Dengan demikian perawat gigi menjadi ujung tombak pembangunan kesehatan gigi di Indonesia, dan sebagai sumber daya manusia kesehatan gigi yang mempuyai peran cukup penting dan sentral dalam asuhan kesehatan gigi yang merupakan barisan terdepan dan aspek promotif dan peventif pelayanan kesehatan gigi dan mulut (PPGI, 2008). Tujuan dari pelayanan kesehatan yang berkualitas adalah adanya rasa puas bagi pasien, masalahnya kepuasan itu sendiri merupakan sesuatu yang subyektif, tiap-tiap orang dapat saja _____________________________________________ Volume 8, No. 3, Juni 2014 ISSN No. 1978-3787 memliki tingkat kepuasan yang berbeda terhadap satu pelayanan kesehatan yang sama. Terkait dengan kepuasan pasien terhadap mutu pelayanan dan pembatasan pada upaya yang dilakukan. Pembatasan pada derajat kepuasan pasien adalah dimana mutu suatu pelayanan kesehatan dinilai baik, apabila pelayanan kesehatan tersebut dapat menimbulkan rasa puas pada diri setiap pasien yang sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk. Pada upaya yang dilakukan pelayanan kesehatan dinilai baik apabila tata cara penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik serta standar pelayanan profesi yang telah ditetapkan (Azwar, 1996). Menurut pedoman pelayanan puskesmas salah satu jenis pelayanan kesehatan yang diselenggarakan di puskesmas untuk memenuhi kebutuhan masyarakat khususnya di bidang perawatan adalah pelayanan yang di Poli Gigi yang merupakan pelayanan rawat jalan yaitu pasien yang berkunjung ke poli gigi dan mulut pada waktu jam tertentu (Depkes RI,2004). Menurut laporan bulanan di Puskesmas Selaparang terdapat kunjungan pasien ke Poli Gigi tahun 2012 berjumlah 1.801 dan rata-rata kunjungan per bulan tahun 2012 berjumlah 150 kunjungan dan dari hasil wawancara awal pada 10 orang pasien, 3 orang merasa puas dan sisanya yang 7 orang pasien tersebut tidak merasa puas dengan pelayanan perawat gigi di Poli Gigi di Puskesmas Selaparang Kec, Selaparang Kota Mataram sehingga dari data tersebut peneliti ingin mengetahui bagaimana tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan di poli gigi di puskesmas Selaparang Kecamatan Selaparang Kabupaten Lombok Barat tahun 2013. Berdasarkan latar belakang yang di temukan sebelumnya, maka menjadi permasalahannya adalah “Bagaimanakah Korelasi Antara Pelayanan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) Perawat Gigi Di Poli Gigi terhadap Indeks Kepuasan Pasien di Puskesmas Selaparang, Kecamatan Selaparang Nusa Tenggara Barat Tahun 2013” METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah studi korelasional atau hubungan dengan pendekatan cross Sectional yang http://www.lpsdimataram.com ISSN No. 1978-3787 bertujuan mengungkapkan hubungan korelasi antar variabel. Hubungan korelatif mengacu pada kecenderungan bahwa variasi suatu variabel diikuti oleh variasi variabel yang lain (Nursalam, 2003). Populasi penelitian adalah seluruh pasien yang berobat di Poli Gigi Puskesmas Selaparang sebanyak 1.081 orang tehnik pengambilan sampel yaitu Accidental Sampling sehingga diperoleh sampel sebesar 95 pasien yang berkunjung di Poli Gigi Puskesmas Selaparang. Analisis data dilakukan dengan uji secara parcial dengan Uji Kendall’s tau dengan Software Komputer. HASIL DAN PEMBAHASAN Skor dari seluruh pertanyaan KIE dijumlahkan kemudian dikategorikan, kategori kurang 15-25 (skor 1), kategori cukup 26-35 (kategori 2) dan baik 36-45 (kategori 3). Responden merasakan pelayanan perawat gigi kurang sebanyak 0,0 %, cukup sebanyak 15,8 %, dan baik sebanyak 84,2 %. Responden dengan indeks kepuasan kurang sebanyak 0,0 %, cukup puas sebanyak 9,5%, puas sebanyak 80,0 % dan sangat puas sebanyak 10,5 %. Nilai probabilitas/nilai p Uji Kendall’s tau = 0,000 < α 0,05 (signifikan), berarti ada hubungan yang bermakna antara Layanan Perawat Gigi dengan Kepuasan Pasien di Poli Gigi Puskesmas Selaparang tahun 2013. Koefisien korelasi (r) Kendall’s tau 0,575, berati kekuatan hubungannya termasuk sedang/cukup dengan arah positif. Hal ini sesuai dengan pendapat Oliver dalam Supranto, 2001 menyatakan kepuasan sebagai tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang dirasakannya dengan harapannya. Kepuasan pasien akan pelayanan yang diberikan oleh pihak penyedia jasa Poli Gigi Puskesmas Selaparang akan meningkatkan kepercayaan pasien (masyarakat) terhadap kinerja dan kualitas Poli Gigi Puskesmas Selaparang tersebut. Ini akan mendorong penggunaan yang berulang fasilitas tersebut atau akan menjadi pilihan utama pasien untuk meminta bantuan medis. Ini sesuai dengan pendapat Junaedi (2002) yang menyatakan bahwa kepuasan konsumen atas suatu produk tergantung kinerja yang dirasakan konsumen atas produk tersebut. Jika kinerja produk lebih tinggi dari harapan konsumen, maka konsumen akan Media Bina Ilmiah 43 mengalami kepuasan. Jadi kepuasan atau ketidakpuasan adalah kesimpulan dari interaksi antara harapan dan pengalaman sesudah memakai jasa atau pelayanan yang diberikan. Sepanjang telah cukup mampu memberikan kepuasan pada pasien. Ini berarti bahwa kinerja yang ditampilkan oleh perawat di Poli Gigi Puskesmas Selaparang telah lebih tinggi dari harapan pasien. Junaedi (2002) yang menyatakan bahwa kepuasan konsumen atas suatu produk tergantung kinerja yang dirasakan konsumen atas produk tersebut. Jika kinerja produk lebih tinggi dari harapan konsumen, maka konsumen akan mengalami kepuasan. Jadi kepuasan atau ketidakpuasan adalah kesimpulan dari interaksi antara harapan dan pengalaman sesudah memakai jasa atau pelayanan yang diberikan. Hal ini sesuai dengan pendapat Moison, Walter dan White dalam Haryanti,2000, yang menyatakan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi kepuasan pasien adalah faktor komunikasi yaitu tata cara komunikasi yang diberikan pihak penyedia jasa dan bagaimana keluhan – keluhan pasien dengan cepat diterima dan ditangani oleh penyedia jasa terutama perawat dalam memberikan bantuan terhadap keluhan pasien, memberikan penjelasan yang tepat dan akurat sesuai kebutuhan klien/pasien. Ini juga sesuai dengan pendapat Griffith ( 1987 ) yang menyatakan salah satu aspek yang mempengaruhi perasaan puas seseorang adalah sikap dan pendekatan staf kepada pasien yaitu sikap dan kemampuan staf dalam memberikan informasi kepada pasien ketika pertama kali datang ke rumah sakit. PENUTUP a. Simpulan 1. Responden yang merasakan pelayanan KIE perawat gigi kurang sebanyak 0 orang (0,0 %), responden yang merasakan pelayanan KIE perawat gigi Cukup sebanyak 15 orang (15,8 %), dan responden yang merasakan pelayanan KIE perawat gigi Baik sebanyak 80 orang (84,2 %). Responden dengan Indeks Kepuasan Kurang Puas sebanyak 0 orang (0,0 %), responden dengan Indeks Kepuasan Kurang Cukup Puas sebanyak 9 orang (9,5 %), responden dengan 2. _____________________________________ http://www.lpsdimataram.com Volume 8, No. 3, Juni 2014 44 Media Bina Ilmiah 3. b. Indeks Kepuasan Puas sebanyak 76 orang (80,0 %), dan responden dengan Indeks Kepuasan Sangat Puas sebanyak 10 orang (10,5 %). Ada hubungan yang bermakna antara Layanan Perawat Gigi dengan Kepuasan Pasien di Poli Gigi Puskesmas Selaparang tahun 2013, dengan Koefisien korelasi (r) Kendall’s tau 0,575, berati kekuatan hubungannya termasuk sedang/cukup dengan arah positif. Saran Berdasarkan kesimpulan penelitian bahwa ada hubungan yang bermakna antara layanan perawat gigi dengan kepuasan pasien di Poli Gigi Puskesmas Selaparang tahun 2013, maka disarankan kepada pihak manajemen Puskesmas Selaparang untuk lebih meningkatkan mutu pelayanan, terutama dalam pemberian informasi dan edukasi, sehingga pelayanan dapat lebih ditingkatkan. ISSN No. 1978-3787 Purwanto, S., 2007. Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan Rumah Sakit. http//www.klinis.wordpress.com PPGI., 2008. Sejarah Keperawatan Gigi. Jakarta. Akdon, dkk, 2008. Cara Mengguakan dan Memaknai Analisis Jalur (Path Analysis). Alpabeta, Bandung. Sujianto, Agus Eko., 2009. Aplkasi Statistik dengan SPSS 16.0. Prestasi Pustaka, Jakarta. DAFTAR PUSTAKA Azwar, A., 1996. Pengantar Adminitrasi Kesehatan. Ed. 3, Bina Rupa Aksara, Jakarta. Dahlan , Z., 2008. Mengembangkan Klinik Gigi yang Efektif dan Efesien. Zaeni For Oral Health. http//www.google.co.id. Depkes RI. 2009. Undang-Undang Republik Indonesia, Herijulianti, E, Indriani, T.S, Artini, S., 2002. Pendidikan Kesehatan Gigi. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta. Notoatmodjo, S., 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta, Jakarta. Notoatmodjo, S., 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Rineka Cipta, Jakarta. Purwanto, H. (1998) ”Komunikasi untuk Perawat” EGC, Jakarta. _____________________________________________ Volume 8, No. 3, Juni 2014 http://www.lpsdimataram.com