BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Payudara atau kelenjar

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Payudara atau kelenjar mammae merupakan pelengkap alat reproduksi wanita dan
berfungsi memproduksi susu untuk nutrisi. Terletak diantara tulang iga kedua dan
keenam atau ketujuh, melekat pada otot dan jaringan ikat (fa sia). Sekitar dua
pertiga payudara terletak diatas otot pektoralis mayor dengan perluasan ke arah
aksila dan sepertiga bagian bawah terletak diatas otot seratus mayor. Bentuk
payudara cembung kedepan dengan puting di tenghnya yang terdiri atas kulit dan
jaringan efektif yang berwarna tua.
Fungsi payudara sebagai pelengkap alat reproduksi perempuan dan berfungsi
memproduksi susu untuk nutrisi dan juga dapat mengalami penurunan oleh
berbagai sebab. Penurunan fungsi payudara bisa terjadi secara berangsur-angsur
yang akan berkembang terus menjadi suatu masalah yang serius, yang salah
satunya adalah suatu penyakit seperti kanker payudara. Kanker payudara
merupakan gangguan dalam pertumbuhan sel normal mammae dimana sel
abnormal timbul dari sel-sel normal dan berkembang biak dan menginfiltrasi
jaringan limfe dan pembuluh darah. ( Smeltzer Suzanne C, 2009)
Kanker payudara merupakan penyakit yang sangat ditakuti oleh kaum perempuan,
namun tinggi rendahnya resiko perempuan terkena kanker payudara tergantung
1
2
pada beberapa faktor resiko antara lain adalah lingkungan ( pola hidup) dan
genetik. Meskipun 77% perempuan yang terkena kanker payudara diatas usia 40
tahun, namun pada usia lebih muda kemungkinan perempuan terkena kanker
payudara dapat saja terjadi, walaupun presentasinya sangat
kecil (American
Cancer Society Cancer, 2006).
Kanker payudara merupakan masalah kesehatan utama perempuan diseluruh
dunia. International Agency For Research on Cancer (IARC, 2012) melaporkan
bahwa kanker payudara menempati urutan pertama kanker pada wanita didunia,
dengan 1,7 juta perempuan terdiagnosis kanker payudara pada tahun 2012 dan 6,3
juta perempuan dengan kanker payudara dapat bertahan sampai 5 tahun.
Di Amerika Serikat, kanker payudara menduduki peringkat kanker tertinggi pada
perempuan dan merupakan penyakit kematian nomor dua setelah kanker serviks
uteri. Diperkirakan terdapat 212.000
kasus baru kanker payudara pertahun
dengan 41.000 kasus (19,33%) meninggal/tahun (Lemone & Burke, 2008). Pada
tahun 2007, di USA diperkirakan 26% kasus kanker adalah kanker payudara dan
merupakan 15% penyebab kematian karena kanker selama tahun 2007, terjadi
angka penurunan kematian akibat penyakit kanker payudara hingga 40.910 orang.
Hal ini diakibatkan karena program pengobatan penawaran dan deteksi dini yang
semakin baik (America Cancer Society, 2008).
Di Indonesia menurut data GLOBOCAN (IARC) tahun 2012, kanker payudara
merupakan penyakit kanker dengan kasus baru tertinggi yaitu, sebesar 43,3%,
3
dengan presentase kematian akibat kanker payudara sebesar 12,9%, dari
keseluruhan jenis kanker yang ada. Bila dicermati ternyata insiden kanker
payudara di indonesia jauh lebih tinggi dibandingkan dengan insiden kanker
payudara di Jepang yaitu hanya sebesar 8,6% per 100.000 perempuan ( Helt
Statistic WHO, 2009).
Berdasarkan data Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) Kementrian Kesehatan
pada tahun 2004-2008 , kanker payudara dan kanker leher rahim merupakn
kanker tertinggi pada pasien kanker rawat inap di semua rumah sakit di Indonesia,
dengan proporsi sebesar 18,3% diikuti kanker leher rahim 10,3%, kanker hati
8,2%, Leukimia 7,3% dan Lymphoma 6,5% (SIRS, 2009). Data dari regististrasi
kanker berbasis populasi di DKI Jakarta tahun 2005-2007 menunjukan bahwa
kanker tertinggi di Jakarta pada perempuan adalah kanker payudara 31 per
100.000 perempuan dan diurutkan kedua kanker leher rahim 17,6 per 100.000
perempuan (Riskesdas, 2013)
Berdasarkan hasil laporan rekam medik pada 3 bulan terakhir mulai Februari-Mei
2016, di Instalasi Bedah RS Kepresidenan RS Kepresidenan RSPAD Gatot
Soebroto, didapatkan data bahwa Ca Mammae adalah kasus terbanyak yakni
sebesar 58 orang. dari 10 besar penyakit terbanyak di instalasi Bedah. Sedangkan
di ruang perawatan Lantai V Bedah RS Kepresidenan RS Kepresidenan RSPAD
Gatot Soebroto, Ca Mammae menempati urutan tertinggi ketiga yakni terdapat 43
orang dalam 3 bulan terakhir. Beberapa masalah yang muncul pada kliien post op
4
Ca Mammae (pengangkatan payudara), salah satunya adalah cemas 100% pasien
post op Ca Mammae mengeluh cemas akan kankernya.
Penatalaksanaan yang dapat dilakukan pada penderita ca mammae dengan
tindakan pembedahan yaitu mastektomi (MRM).
Kecemasan atau ansietas adalah suatu keadaan emosional yang tidak
menyenangkan ditandai oleh rasa ketakutan serta gejala fisik yang menegangkan
serta tidak diinginkan. Kecemasan juga merupakan suatu keadaan khawatir yang
mengeluhkan bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi (Sani Ayub Ibrahim, dalam
Ansietas/takut mati, 2011).
Musik merupakan aktivitas manusia yang melibatkan dan terdengar secara
terstruktur yang digunakan untuk tujuan artistik atau estetikan, hiburan dan
seremonial (Finnerty,2006). Terapi merupakan sebuah usaha untuk memulihkan
keadaan sakit menjadi sehat (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2009). Kata
“musik” dalam “terapi musik” menggambarkan tentang media yang digunakan
secara khusus dalam sebuah rangkaian terapi atau pengobatan untuk mencapai
kondisi sehat yang diinginkan (Djohan,2006).
Menurut Mansjoer (2007) dalam Faridisi (2012) tindakan pembedahan
merupakan pengalaman yang hamper sulit bagi semua pasien. Dari berbagai
kemungkinan buruk bias terjadi yang akan membahayakan bagi pasien. Pada
klien yang mengalami pasca operasi, klien dapat mengalamii masalah baik fisik
maupun psikologis. Adapun kekhawatiran (cemas) paada klien post operasi yang
5
utama termasuk dalam ketiidak pastian tentang mmasa depan, ketakutan akan
kekambuhan (Brunner dan Sudarth, 2006).
Distraksi (terapi musik) adalah teknik pengalihan dari fokus perhatian terhadap
cemas ke stimulasi yang lain. Distraksi diduga dapat menurunkan derajat
kecemasan, menurunkan persepsi cemas dengan stimulasi sistem kontrol
desendens, yang mengakibatkan lebih sedikit stimulasi kecemasan yang
ditransmisikan ke otak. Terapi musik adalah keahlian menggunakan musik atau
elemen musik untuk meningkatkan, mempertahankan dan mengembalikan
kesehatan mental, fisik, emosional, dan spritual (Potter, 2010)
Hal ini sejalan dengan pernyataan suherman (2010) seperti dikutip aktifah dkk
(2011) bahwa musik merupakan salah satu teknik distraksi yang dapat
menjadikan nyaman dan tenang, yang memiliki tempo 60-80 beats per menit dan
sangat tepat digunakan karenaselaras dengan detak jantung manusia, dimana salah
satunya yaitu musik klasik.
Menurut Alfarini et al (2011) beberapa penelitian telah menunjukan bahwa teknik
distraksi music klasik dapat menurunkan kecemasan intervensi yang diberikan
pada pasien post operasi fraktur ekstremitas bahwa. Penelitian ini menggunakan
metode yang bersifat eksperimental dengan rancangan pra eksperimen (pre
eksperimen design) dan menggunakan tugrup pre tes-post tes. Dari intervensi itu,
didapatkan hasil dimana sebelum diberikan teknik distraksi (mendengarkan
music) 3 responden (30%) kecemasan ringan, 6 responden (60%) kecemasan
6
sedang, 1 responden (10%) kecemasan berat dan setelah diberikan teknik distraksi
mendengarkan musik 1 responden (10%) tidak mengalami kecemasan, 8
responden (80%) kecemasan ringan, 1 responden (10%) kecemasan sedang.
Berdasarkann hal tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan Asuhan
Keperawatan pada Klien Ca Mammae dengan Menggunakan Teknik Distraksi
(Musik Klasik) untuk Mengurangi Kecemasan di Ruang Perawatan Bedah Lantai
5 RS Kepresidenan RSPAD Gatot Soebroto Jakarta Pusat.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah penelitian laporan studi kasus akhir Program Profesi Ners ini
adalah “Asuhan Keperawatan klien dengan Kanker Payudara (Ca Mammae) Di
Ruang Perawatan Bedah Lantai V RS Kepresidenan RS Kepresidenan RSPAD
Gatot Soebroto Jakarta Pusat Tahun 2016”.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mampu melaksanakan dan menemukan hal-hal baru
tentang asuhan
keperawatan pada masing- masing pasien dengan Ca Mammae di Ruang
Perawatan Bedah Lantai V RS Kepresidenan RS Kepresidenan RSPAD Gatot
Soebroto Jakarta Pusat 2016.
7
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dari studi kasus ini adalah sebagai berikut :
a. Teridentifikasinya karakteristik pasien dengan kanker payudara yang
dirawat di Ruang Perawatan Bedah Lantai V RS Kepresidenan RSPAD
Gatot Soebroto Jakarta Pusat Tahun 2016.
b. Teridentifikasinya stadium pasien dengan kanker payudara di Ruang
Perawatan Bedah Lantai V RS Kepresidenan RSPAD Gatot Soebroto
Jakarta Pusat Tahun 2016.
c. Teridentifikasinya etiologi/faktor resiko penyakit kanker payudara dari 5
pasien yang di rawat di Ruang Perawatan Bedah Lantai V Gatot Soebroto
Jakarta Pusat Tahun 2016
d. Teridentifikasinya manifestasi klinis dari 5 pasien dengan kanker payudara
di Ruang Perawatan Bedah Lantai V RS Kepresidenan RSPAD Gatot
Soebroto Jakarta pusat Tahun 2016.
e. Teridentifikasinya komplikasi dari 5 pasien dengan kanker payudara di
Ruang Perawatan Bedah Lantai V RS Kepresidenan RSPAD Gatot
Soebroto Jakarta Pusat Tahun 2016
f. Teridentifikasinya pemeriksaan penunjang dari 5 pasien dengan kanker
payudara di Ruang Perawatan Bedah Lantai V RS Kepresidenan RSPAD
Gatot Soebroto Jakarta Pusat Tahun 2016
g. Teridentifikasinya penatalaksanaan medis dari 5 pasien dengan kenker
payudara di Ruang Perawatan Bedah Lantai V RS Kepresidenan RSPAD
Gatot Soebroto Jakarta Pusat 2016.
8
h. Teridentifikasinya pengkajian fokus dari 5 pasien dengan kanker payudara
di Ruang Perawatan Bedah Lantai V RS Kepresidenan RSPAD Gatot
Soebroto Jakarta Pusat Tahun 2016.
i. Teridentifikasinya diagnosa keperawatan dari 5 pasien dengan kanker
payudara di Ruang Perawatan Bedah Lantai V RS Kepresidenan RSPAD
Gatot Soebroto Jakarta Pusat Tahun 2016.
j. Teridentifikasinya intervensi keperawatan dari 5 pasien dengan kanker
payudara di Ruang Perawatan Bedah Lantai V RS Kepresidenan RSPAD
Gatot Soebroto Jakarta Pusat Tahun 2016.
k. Teridentifikasinya implementasi keperawatan dari 5 pasien dengan kanker
payudara di Ruang Perawatan Bedah Lantai V RS Kepresidenan RSPAD
Gatot Soebroto Jakarta Pusat Tahun 2016.
l. Teridentifikasinya evaluasi keperawatan dari 5 pasien dengan kanker
payudara di Ruang Perawatan Bedah Lantai V RS Kepresidenan RSPAD
Gatot Soebroto Jakarta Pusat Tahun 2016.
m. Menganalisis karakteristik, stadium, etiologi/faktor resiko, manifestasi
klinis, komplikasi, pemeriksaan penunjang, penatalaksanaan medis,
pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan, implementasi
keperawatan, evaluasi keperawatan dari 5 pasien dengan kanker payudara
di Ruang Perawatan Bedah Lantai V RS Kepresidenan RSPAD Gatot
Soebroto Jakarta Pusat Tahun 2016
9
n. Mampu menemukan hal- hal baru (inovasi) yang terkait dengan asuhan
keperawatan medikal bedah dengan ca mammae di Lantai 5 RS
Kepresidenan RSSPAD Gatot Soebroto
D.
Manfaat Studi Kasus
1. Bagi Institusi Pendidikan
Studi kasus ini diharapkan dapat bermanfaat untuk pengembangan ilmu
pengetahuan terapan, khususnya berkaitan dengan melakukan asuhan
keperawatan pada pasien dengan kanker payudara.
2. Bagi Rumah Sakit
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak pelayanan rumah
sakit untuk bahan peningkatan kinerja perawat pelaksana dalam rangka
peningkatan kualitas pelayanan asuhan keperawatan, khususnya da lam
melakukan asuhan keperawatan pasien dengan kanker payudara.
3. Bagi Penulis
Studi kasus ini dapat dipakai sebagai pengalaman belajar dalam
menerapkan ilmu terutama ilmu studi kasus dengan cara melakukan
penelitian secara langsung terhadap pasien dengan kanker payudara.
E. Waktu Studi Kasus
Dalam penulisan laporan studi kasus akhir Program Pendidikan Profesi Ners
ini penulis hanya membahas tentang Asuhan Keperawatan dengan Kanker
Payudara di Ruang Perawatan Bedah Lantai V RS Kepresiddenan RS
10
Kepresidenan RSPAD Gatot Soebroto pada tanggal 16 Mei 2016 s/d 1 Juli
2016.
F. Metode Penulisan
Dalam penulisan laporan akhir studi kasus ini penulis menggunakan metode
deskriptif dan metode kepustakaan. Metode deskriptif yaitu tipe studi kasus
dengan pendekatan proses keperawatan, teknik yang digunakan dalam
pengumpulan data yaitu dengan wawancara, observasi dan pemeriksaan fisik.
Sumber data yang diperoleh atau digunakan adalah data primer yang didapat
langsung dari klien dan data sekunder yang didapat dari keluarga, tenaga
kesehatan dan dokumen hasil pemeriksaan penunjang lainnya, sedangkan
studi kepustakaan adalah mempelajari buku sumber yang berhubungan
dengan asuhan keperawatan yang diberikan pada klien.
Download