KESIAPSIAGAAN RSPAD GATOT SOEBROTO DALAM PENANGGULANGAN BENCANA PANDEMI INFLUENZA UNTUK MENGANTISIPASI ANCAMAN BIOTERORISME HOSPITAL DISASTER PREPAREDNESS OF INDONESIAN ARMY CENTRAL HOSPITAL GATOT SOEBROTO FOR PANDEMICS TO ANTICIPATE BIOTERRORISM THREAT Ronny Basirun Simatupang1 Universitas Pertahanan ([email protected]) Abstrak - Saat ini banyak kasus klinis yang disebabkan oleh ancaman bioterorisme dengan menggunakan bahan biologi seperti virus dan bakteri. Virus yang telah digunakan dan berpotensi digunakan sebagai bioterorisme salah satunya adalah virus influenza, rumah sakit merupakan rujukan pasien yang harus siap menerima korban massal akibat pandemi influenza.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji kesiapsiagaan RSPAD Gatot Soebroto dalam penanggulangan bencana pandemi untuk mengantisipasi ancaman bioterorisme. Metodologi penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan menggunakan rancangan grounded theory. Penelitian ini melibatkan petugas kesehatan dari beberapa unit seperti IGD, ruang isolasi, farmasi, laboratorium dan komite PPIRS yang dipilih dengan menggunakan purposive dan snowball sampling. Instrumen penelitian menggunakan pedoman AHRQ (Agency of Healthcare Research and Quality) dan guideline WHO tahun 2009. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesiapsiagaan RSPAD Gatot Soebroto rata-rata baik dengan rincian perencanaan dan administrasi (86.60%), kapasitas tambahan (79.10%), pendidikan dan latihan (77.70%), Komunikasi (76.90%), dukungan kepegawaian (71.42%), isolasi dan dekontaminasi (94.44%), farmasi (77.77%), laboratorium (83.33%) dan surveilans (91.66%). Kesimpulan yang dapat diambil adalah RSPAD Gatot Soebroto sejauh ini telah memiliki kesiapsiagaan yang baik dalam penanggulangan bencana pandemi influenza. Pembenahan yang perlu dilakukan adalah peningkatan kerjasama dengan rumah sakit lain dan kementerian kesehatan serta peningkatan kualitas SDM melalui penerapan cross training. Kata Kunci: Kesiapsiagaan bencana rumah sakit, pandemi influenza, Bioterorisme Abstract - There are many bioterrorism threat clinical cases used biological agent such as virus and bacteria. Virus that potentially used in bioterorrism act is influenza. Influenza can be pandemics and causes mass casualty. To response that, a hospital must have a good preparedness for pandemics. The aim of this study was to asses the preparedness of Indonesian Army Hospital for influenza pandemic to anticipate bioterorrism threat. A qualitative, descriptive and exploratory study was developed using grounded theory as a design to data analysis. This study involved health workers from some units like emergency department, isolation room, pharmacy, laboratory, and infection prevention and controlling commitee using purposive dan snowball sampling. Instrument of this study used AHRQ (Agency of Healthcare Research and Quality) and WHO guidelines 2009. It was found that preparedness of Indonesian Army Hospital for pandemics was good in average. In detail, it showed that plan and administration (86.60%) surge capacity (79.10%), education and training (77.70%), communication (76.90%), staffing (71.42%), isolation and decontamination (94.44%), pharmacy (77.77%), laboratory (83.33%), and surveilance (91.66%). It concluded that Indonesian Army Central Hospital Gatot Soebroto recently had a good level of preparedness for pandemics. In the 1 Mahasiswa Prodi Manajemen Bencana Universitas Pertahanan Cohort 6 Kesiapsiagaan Rspad Gatot Soebroto Dalam Penanggulangan … | Ronny Basirun Simatupang | 49 future, the hospital need to enhance cooperation with other hospitals and health ministry. Human resources capacity of hospital can be empowered by cross training method. Keywords : Hospital Disaster Preparedness, Influenza Pandemics, Bioterrorism Pendahuluan B baik akibat virus strain burung maupun encana menjadi ancaman yang virus influenza lainnya, telah membuat sangat sibuk para ahli virologi, epidemiologi, kehidupan berarti terhadap manusia dan pembuat kebijakan, maupun pihak media kesehatan. Fenomena ini dapat terjadi dan masyarakat. Keadaan seperti ini dimana saja dan kapan saja tanpa dapat menimbulkan ketakutan yang tak memberikan beralasan peringatan sebelumnya. di kalangan masyarakat Faktor alam dan perbuatan manusia maupun komunitas tertentu, bila tidak dapat menyebabkan terjadinya bencana. dilakukan persiapan upaya pencegahan Kejadian bencana menimbulkan banyak dan pengendalian infeksi. Komunitas kerugian bagi manusia karena peristiwa bidang kesehatan yang bekerja di fasilitas bencana dapat merusak infrastruktur kesehatan termasuk kelompok berisiko yang sangat diperlukan masyarakat2. tinggi untuk terpajan oleh penyakit infeksi Salah satu jenis bencana yang berkaitan yang berbahaya dan mengancam jiwa. langsung Risiko dengan kesehatan adalah tersebut meningkat secara bencana epidemi dan wabah penyakit. signifikan bila terjadi wabah penyakit Bencana epidemi yang bersifat global pernapasan yang menular, seperti SARS bahkan menular hingga lintas negara (Severe Acute Respiratory Syndrome), disebut pandemi3. penyakit meningokokus, flu burung, dan Isu mengenai munculnya penyakit lain-lain4. infeksi atau emerging infectious diseases SARS pertama kali diidentifikasi di timbul sejak tahun 2006 dengan adanya Cina pada bulan November 2002. Tidak kekhawatiran akan terjadinya pandemi lama kemudian, terjadi wabah di dunia flu. Perkiraan akan terjadi pandemi flu, yang pada akhirnya menyebar ke 26 negara dengan jumlah penderita 8,098 2 3 Alshehri, A. (2012). The Hospital’s Role Within a Regional Disaster Response: A Comparison Study of An Urban Hospital Versus a Rural Hospital, Rochester Institute of Tecnology, Rochester, New York. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana orang dan dari jumlah tersebut, 774 orang 4 Departemen Kesehatan RI. (2008). Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Kesehatan Lainnya, Cetakan Kedua, Jakarta: Departemen Kesehatan RI. 50 | Jurnal Prodi Manajemen Bencana | Agustus 2017 | Volume 3 Nomor 2 dunia5. meninggal Jumlah tenaga Beberapa kasus penularan dari kesehatan yang terinfeksi berkisar antara manusia ke manusia memang pernah 20% sampai 60% dari semua kasus infeksi terjadi. Sebagian besar kasus penularan di seluruh dunia6. Pada bulan April 2003, terjadi antar anggota keluarga yang pemerintah Indonesia resmi menderita flu burung. Namun demikian, menyatakan SARS epidemi ada kekhawatiran bahwa virus tersebut nasional, dengan total 2 kasus probable akan dapat bermutasi menjadi bentuk yang dilaporkan (tidak ada korban jiwa). yang mudah menular antar manusia, yang Pada bulan Juli 2003 WHO menyatakan pada akhirnya bisa menjadi pandemi. wabah SARS telah berakhir. Tidak ada Tenaga kesehatan lebih berisiko tertular yang mengetahui kapan pandemik SARS karena lebih sering terpajan, buruknya akan praktik-praktik pencegahan infeksi, serta muncul secara sebagai kembali. Penyakit meningokokus adalah penyakit lain yang minimnya menyebar melalui sekresi pernapasan. mendapat vaksinasi Influenza7. Penyakit ini muncul kesehatan yang berkala Dunia telah menyepakati, bahwa flu (musiman) dan dapat terjadi di seluruh burung merupakan isu global yang harus dunia, dengan jumlah kasus terbanyak diatasi ditemukan di Afrika. Dalam 30 tahun menghadapi pandemi flu burung. Dengan terakhir, di Asia pernah terjadi wabah latar belakang tersebut, rumah sakit dan penyakit meningokokus, yaitu di China fasilitas pelayanan kesehatan lainnya di (1979 dan 1980) dan Vietnam (1977). Indonesia Penularan flu burung subtipe H5N1 yang dalam menghadapi pandemi penyakit patogenitasnya tinggi pada manusia, infeksi (Emerging Infectious Diseases), tercatat pertama kali terjadi di Hong Kong termasuk pada tahun 1997. Penularan flu burung meningkatkan upaya pencegahan dan pada pengendalian infeksi, untuk melindungi manusia secara tenaga terutama disebabkan bersama, perlu flu karena interaksi manusia dengan hewan tenaga unggas yang terinfeksi H5N1. pengunjung. melalui mempersiapkan burung, kesehatan, terkadang WHO. (2004). Laboratories Bio-safety Manual 3rd edition 6 WHO. (2005).Guidelines for Global Surveilanlance of Influenza A/H5. juga diri dengan pasien Penyebaran penyakit 5 persiapan dan infeksi ini dikaitkan dengan bioterorisme. Isu bioterorisme muncul 7 Depkes RI, 0p.cit Kesiapsiagaan Rspad Gatot Soebroto Dalam Penanggulangan … | Ronny Basirun Simatupang | 51 secara tiba-tiba di Indonesia sebagai kejadian bencana. Korban yang sakit dan akibat dari penyebaran penyakit flu terjangkit virus akan segera dievakuasi ke burung tipe baru yang menjangkiti itik. fasilitas Jenis virus yang menurut para ahli mengharuskan fasilitas kesehatan atau merupakan mutasi dari H5N1, sampai saat rumah ini obat pelayanan korban massal. Rumah sakit penangkalnya yang ampuh. Virus ini kemungkinan besar akan terkena dampak menjangkiti ratusan ribu dan bahkan bencana. Petugas kesehatan rumah sakit jutaan itik di Indonesia. Isu bioterorisme kemungkinan muncul karena tidak diketahui secara bencana dan tidak dapat bertugas di pasti sumber penyebaran virus tersebut. rumah sakit. Hal ini mengakibatkan Sebelumnya, sebagai kapasitas rumah sakit dalam menghadapi unggas yang paling tahan. Kini setelah korban massal akan terbatas. Situasi unggas itu terpapar juga oleh virus bencana seperti ini mendorong beberapa seperti ini, maka tingkat bahaya sosialnya rumah semakin tinggi. Memang masih belum kesiapsiagaan bencana9. belum berhasil itik ditemukan dipandang kesehatan. sakit Kondisi untuk juga sakit tersebut mempersiapkan menjadi perlu korban meningkatkan dilaporkan virus ini menjangkiti manusia, Ketika kejadian bencana pandemi, namun harus tetap waspada karena fasilitas publik termasuk rumah sakit apabila kepada harus mampu memberikan pertolongan manusia, kemungkinan akan mempunyai dalam hitungan menit dan jam untuk dampak menanggulangi kemudian lebih menyebar mengerikan dibanding dengan virus yang menjangkiti ayam8. Bencana yang tidak terprediksi. Di antara beberapa institusi, menyebabkan fasilitas kesehatan khususnya rumah sakit korban yang banyak dan sangat mudah menjadi fasilitas yang memiliki peranan tersebar ke beberapa wilayah. Pada saat paling kejadian bencana korban harus segera pelayanan dievakuasi ke fasilitas kesehatan terdekat mendorong yang rumah memiliki pandemi peristiwa kemampuan dalam penanggulangan korban massal. Rumah penting dalam kesehatan. sakit memberikan Hal pengembangan selama dan ini yang fungsi setelah bencana10. sakit merupakan salah satu fasilitas yang mempunyai peranan sangat penting saat 9 Alshehri, op.cit Jahangiri, K., Izadkhah, Y. O., Lari, A. (2015). Hosptital Safey Index (HSI) analysis in 10 8 Ibid 52 | Jurnal Prodi Manajemen Bencana | Agustus 2017 | Volume 3 Nomor 2 Hyogo Framework for Action 20052015 juga fasilitas menekankan pelayanan pentingnya kesehatan saat situasi bencana dan kegawatdaruratan. Meskipun ada berbagai macam sistem manajemen dan petunjuk dalam kejadian bencana, dan hal ini merupakan penanggulangan situasi bencana dan bagian dari pengurangan risiko bencana kegawatdaruratan, di perbedaan antara rumah sakit dalam hal sektor kesehatan, dengan masih terdapat mempromosikan the goal of hospitals safe kesiapsiagaan from disasters. Sebuah rumah sakit akan merefleksikan bahwa ada perbedaan mampu mencapai hal tersebut ketika tingkat kesiapsiagaan sistem manajemen telah memiliki rencana penanggulangan sebuah rumah sakit dengan yang lain13. bencana dan mampu memberikan respon Perbedaan-perbedaan di beberapa area tanggap darurat seperti kapabilitas rumah sakit dalam yang efektif dan efisien11. mengindentifikasi Penduduk, organisasi non menghadapi tugas, yang karakteristik, pemerintah dan dan model manajemen. Perbedaan ini pemerintah telah dipengaruhi oleh ukuran dan lokasi rumah menyadari pentingnya kesiapan petugas kesehatan bencana rumah sakit bencana, sakit dan masyarakat disekitarnya14. dalam Ketidaksiapsiagaan rumah sakit melindungi dalam menjalankan fungsi pelayanan kesehatan dan keamanan pasien dan kesehatan saat bencana lebih sering petugas serta menyediakan pelayanan terjadi kesehatan saat bertugas12. Banyak sistem daripada kegagalan struktural. Kapasitas manajemen bencana dan standar seperti fungsional merupakan komponen penting Joint Commission on Accreditation of dari kesiapsiagaan rumah sakit dalam Healthcare organizations (JCAHO) telah menghadapi bencana dan didefinisikan dikembangkan sebagai untuk mempersiapkan karena tingkat kegagalan fungsional kesiapsiagaan dari rumah sakit dan organisasi non kesehatan petugas kesehatan dalam menghadapi untuk menanggulangi dan menangani kegawatdaruratan mayor, insiden dan bencana dan efektivitas implementasi Confronting disasters: A case study from Iran. Azad Islamic University. Tehran. Iran. 11 Chimenya, G. N. T. (2011). Hospital Emergency and Disaster Preparedness: A Study of Onanjokwe Lutheran Hospital, Northern Nambia, University of The Free State. 12 WHO, 2004, 0p.cit 13 FEMA. (2006). Using HAZUS-MH for Risk Assessment. U.S. Department of Homeland Security. 14 Alshehri, op.cit Kesiapsiagaan Rspad Gatot Soebroto Dalam Penanggulangan … | Ronny Basirun Simatupang | 53 rencana penanggulangan bencana rumah beberapa tahun terakhir ini juga dikaitkan sakit15. dengan Kegagalan melaksanakan fungsi pelayanan rumah sakit lebih sering terjadi serangan bioterorisme yang digunakan oleh pihak tertentu untuk mengganggu kestabilan suatu negara. di unit gawat darurat, sebab bencana Sebagai bahan perbandingan lebih yang terjadi dapat berupa insiden yang dari dua dekade yang lalu Amerika dalam menimbulkan yang sejarahnya telah dihadapkan dengan ditujukan ke unit gawat darurat dengan beberapa bencana yang buruk, mulai dari keterbatasan jumlah petugas kesehatan. bencana alam hingga peristiwa teroris Petugas yang dan serangan biologis. Untuk merespon gawat darurat peristiwa tersebut negara Amerika telah terdepan dalam kesehatan ditempatkan menjadi di bantuan kategori massal khususnya unit garda memberikan dalam korban first dan termasuk responders/first receivers16. melakukan percepatan pengembangan kapabilitas respon dan kesiapsiagaan dalam bencana. Pengembangan Kesiapsiagaan rumah sakit dalam dilakukan melalui penanggulangan bencana juga sangat pelatihan penting dikaitkan dengan perkembangan kegawatdaruratan17. ancaman keamanan kesehatan (health security). Beberapa dalam menghadapi tersebut pendidikan dan pelayanan Berdasarkan gambaran ancaman penyakit keamanan kesehatan (health security) epidemik yang tertular melalui agen yang telah diuraikan sebelumnya, RSPAD biologis seperti virus flu burung (H5N1), Gatot Soebroto selaku fasilitas kesehatan SARS, dan juga HIV menjadi sorotan yang melaksanakan tugas dukungan dan penting dalam kesehatan karena dapat pelayanan kesehatan terhadap prajurit menimbulkan yang TNI dan keluarga, perlu mengembangkan bersifat massal. Bahkan hal tersebut kesiapsiagaan rumah sakit TNI khususnya 15 dalam penanggulangan bencana pandemi jumlah jenis dalam korban Djalali, A., Castren, M., Khankeh, H., Gryth, D. (2013). Hospital disaster Preparedness as measured by Functional Capacity : a comparison between Iran and Sweden, Prehospital and Disaster Medicine, Vol. 28, No 5, Stockholm, Sweden. 16 Sharp, G. (2011). Hospital Emergency Preparedness: Are Our Health Care Facilities Prepared for The Next Disaster?, American Military University influenza. Selain itu rumah sakit TNI juga dapat berperan dalam penanggulangan ancaman keamanan kesehatan (health security) terhadap sistem pertahanan 17 Ibid 54 | Jurnal Prodi Manajemen Bencana | Agustus 2017 | Volume 3 Nomor 2 negara melalui pengembangan lain. Oleh karena itu peneliti kesiapsiagaan sumber daya manusia, menggunakan sarana dan prasarana rumah sakit. Oleh untuk mendapatkan data dari berbagai karena penulis tertarik untuk melakukan sumber seperti wawancara, observasi, penelitian yang berjudul Kesiapsiagaan dokumentasi dan informasi audiovisual. RSPAD Gatot Soebroto Penanggulangan Bencana dalam Pandemi Metode pendekatan kualitatif pengambilan data dan analisa dalam metode kualitatif serta Influenza untuk mengantisipasi Ancaman yang Bioterorisme. berdasarkan Metode Penelitian penelitian, digunakan untuk menjawab Desain penelitian yang digunakan dalam pertanyaan-pertanyaan penulisan tesis ini menggunakan metode dalam penelitian ini. Dengan jawaban kualitatif. adalah hasil wawancara, data deskriptif dapat metode-metode untuk mengeksplorasi diolah menjadi kajian dalam pembahasan dan penelitian ini. Penelitian memahami kualitatif makna-makna yang didukung oleh hasil observasi penilaian di yang lokasi terdapat dianggap berasal dari masalah sosial atau Untuk memperkuat hasil penelitian kemanusiaan dari sejumlah individu atau yang diperoleh secara kualitatif, peneliti sekelompok orang18. Peneliti memilih juga melakukan pengujian keabsahan rancangan penelitian kualitatif karena data yang akan diperjelas pada bagian ingin mengeksplorasi dan mendalami berikutnya. Penelitian ini juga dilengkapi kesiapsiagaan RSPAD Gatot Soebroto dengan dalam penanggulangan bencana pandemi berisikan garis-garis besar pertanyaan influenza. yang akan digali dari subyek penelitian. kesiapsiagaan Untuk rumah memahami sakit dalam panduan Penggunaan wawancara panduan yang wawancara penanggulangan bencana pandemi, perlu memungkinkan jalannya penelitian dapat mendapatkan data dari beberapa unit terarah sesuai dengan tujuan. kerja di rumah sakit seperti bagian manajemen, IGD, ruang isolasi, dan unit Subjek dalam penelitian ini adalah orang-orang sebagai 18 Creswell, J. (2016). Research design: Pendekatan metode kualitatif, kuantitatif, dan campuran (Edisi 4). Yogyakarta: Pustaka Pelajar. yang narasumber terlibat dan langsung memahami tentang topik penelitian. Teknik pemilihan subjek dalam penelitian ini menggunakan purposive dan snowball sampling. Peneliti Kesiapsiagaan Rspad Gatot Soebroto Dalam Penanggulangan … | Ronny Basirun Simatupang | 55 purposive menurut Cliff19 yang mengadopsi dari sampling artinya narasumber yang dipilih AHRQ (Agency for Healthcare Research harus memenuhi kriteria yang ditetapkan, and Quality), meliputi perencanaan dan diantaranya sudah berdinas minimal 2 administrasi, tahun di RSPAD Gatot Soebroto dan ikut pendidikan dan latihan, komunikasi dan terlibat dalam simulasi penanggulangan pemberian bencana pandemi yang dilaksanakan kepegawaian, isolasi dan dekontaminasi, rumah sakit. Selain itu partisipan tersebut persediaan dan dukungan obat-obatan, juga mampu menentukan pihak lain untuk serta pengawasan (surveilans). menggunakan metode dijadikan sebagai partispan yang sesuai dengan topik Sampling). penelitian Penelitian tambahan, informasi, dukungan Penelitian ini menerapkan beberapa teknik pengumpulan data untuk melibatkan menjawab pertanyaan penelitian yang partisipan dari beberapa unit di rumah telah diajukan di awal pembahasan. sakit khususnya yang berkaitan dengan Teknik penanggulangan bencana pandemi di dilakukan diantaranya rumah yang kualitatif, observasi dimaksud adalah manajemen rumah sakit, lapangan, telusur petugas instalasi gawat darurat, bagian penggalian materi audio visual simulasi keperawatan, departemen paru, instalasi penanggulangan bencana pandemi di farmasi dan laboratorium serta komite RSPAD Gatot Soebroto. sakit. Para ini (Snowball kapasitas partisipan dayta yang wawancara langsung dokumen ke dan Menurut Creswell20, analisis data PPI rumah sakit. Penelitian pengumpulan ini terfokus pada dalam penelitian kualitatif kesiapsiagaan RSPAD Gatot Soebroto berlangsung bersamaan dalam penanggulangan bencana pandemi pengumpulan data influenza temuan. sebagai upaya untuk Ketika dapat dengan dan penulisan wawancara sedang mengantisipasi ancaman bioterorisme. berlangsung, peneliti dapat menganalisis Konsep kesiapsiagaan bencana itu sendiri wawancara sebagaimana telah diuraikan dalam bab sebelumnya, menuliskan memo yang sebelumnya. Komponen utama dalam pada akhirnya dimasukkan sebagai narasi penentuan kesiapsiagaan rumah sakit yang 19 dikumpulkan Cliff, Barbara. (2007). A Study of Disaster Preparedness of Rural Hospitals in the United States, Western Michigan University. 20 Creswell, 0p.cit 56 | Jurnal Prodi Manajemen Bencana | Agustus 2017 | Volume 3 Nomor 2 dalam laporan akhir, dan menyusun data tersebut masih berupa prosedur struktur umum yang kemudian harus disesuaikan laporan akhir. Data yang diperoleh pun tidak semuanya harus lagi dengan dituangkan dalam laporan, apalagi data berdasarkan strategi yang digunakan, berupa teks dan gambar yang begitu yaitu grounded theory. Grounded theory rumit dan banyak sehingga perlu kini sudah memisahkan data21. Analisis data sistematis langkah-langkah memiliki dalam khusus langkah-langkah analisis datanya . penelitian kualitatif memfokuskan pada Langkah ini meliputi pembuatan kategori sebagian data dan mengabaikan bagian- atas informasi yang diperoleh (open bagian lainnya. Proses ini adalah untuk coding), memilah salah satu kategori dan menggabungkan data menjadi sejumlah menempatkannya kecil tema, yaitu lima sampai tujuh tema22. teoritis (axial coding), lalu merangkai Alur sebuah analisis data dalam penelitian kualitatif yang diadaptasi dari Creswell kategori cerita ini dalam dari satu model hubungan (selective antar coding). dapat dilihat pada Gambar 1. Alur analisis Gambar 1. Analisis Data dalam Penelitian Kualitatif Sumber: Diadaptasi dari Creswell (2016) 21 22 Ibid Ibid Kesiapsiagaan Rspad Gatot Soebroto Dalam Penanggulangan … | Ronny Basirun Simatupang | 57 Selain menggunakan wawancara mendalam, teknik peneliti juga menggunakan observasi langsung di 3.1 untuk memperoleh nilai persentase. melakukan pengumpulan data dengan menggunakan Rumus Nilai persentase yang didapatkan dari hasil perhitungan dideskripsikan lapangan penelitian. Observasi dilakukan secara kualitatif. Arikunto24 menjelaskan dengan menggunakan panduan Hospital analisis data yang menggunakan teknik Preparedness deskriptif checklist for pandemic kualitatif memanfaatkan influenza23. Panduan terdiri beberapa persentase, pertanyaan yang dapat digunakan untuk saja dari keseluruhan proses analisis. menilai komponen kesiapsiagaan rumah Persentase sakit dalam penanggulangan bencana bilangan sudah jelas merupakan ukuran pandemi komando yang bersifat kuantitatif, bukan kualitatif. tanggap darurat, kapasitas tambahan, Jadi pernyataan persentase bukan hasil pendidikan komunikasi, analisis kualitatif. Analisis kualitatif tentu isolasi harus dinyatakan dalam sebuah predikat seperti dukungan dan sistem latihan, kepegawaian, dan merupakan langkah awal yang yang farmasi, laboratorium, dan surveilans. keadaan, ukuran kualitas. Berdasarkan Penilaian dilakukan dengan menggunakan pendapat di atas agar diperoleh hasil checklist (√) dan akan diberikan nilai analisis kualitatif maka dari perhitungan (scoring). Apabila belum ada ditemukan di persentase kemudian dimasukkan ke lapangan maka diberikan nilai 1, sedang dalam lima kategori predikat. Menurut proses pembuatan diberikan nilai 2 dan Arikunto25, bila sudah ada diberikan nilai 3. Nilai tersebut yaitu seperti pada Tabel 1. komponen dihitung lima pada dalam dekontaminasi, manajemen logistik dan setiap menunjuk dinyatakan kategori pernyataan predikat dengan x 100 % .................................. Rumus 3.1 24 23 WHO. (2009). Hospital Preparedness checklist for pandemic influenza. Focus on Pandemic (H1N1) 2009. Regional Office for Europe. Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Penerbit Rineka Cipta. 25 Ibid 58 | Jurnal Prodi Manajemen Bencana | Agustus 2017 | Volume 3 Nomor 2 Tabel 1. Kategori Komponen Kesiapsiagaan Rumah Sakit No Interval Kategori 1 81 – 100 % Sangat Baik 2 61 – 80 % Baik 3 41 – 60 % Cukup Baik 4 21 – 40 % Kurang Baik 5 0 – 20 % Tidak Baik Sumber: Arikunto (2010) Fitriani26 menyatakan cara yang Hasil dan Pembahasan Kesiapsiagaan rumah sakit dalam paling tepat untuk mewujudkan penanggulangan bencana pandemi akan efektifitas dan efisiensi kegiatan adalah ditunjukkan dengan adanya perencanaan dengan menerapkan secara menyeluruh dalam manajemen darurat. Perencanaan standar prosedur operasional, sehingga tersebut saat seluruh bagian terkait dapat memahami teknis fungsi dan peran masing-masing dalam penelitian menempatkan diri beraktivitas untuk meliputi menerima prosedur korban penanganannya. dan Hasil menunjukkan RSPAD Gatot Soebroto telah memiliki Standar mencapai target bersama. prosedur Hasil penelitian juga menunjukkan Operasional (SPO) penanganan korban RSPAD Gatot Soebroto telah memiliki tim bencana. SPO disaster yang akan mengambil peran melibatkan beberapa tenaga kesehatan dalam penanggulangan bencana. Khusus baik untuk wabah pandemi rumah sakit telah Dalam dari penyusunan unsur pelaksana. pimpinan Berkaitan penanggulangan rumah sakit departemen bencana melibatkan paru, kepala maupun dengan membentuk tim pandemi yang pandemi beranggotakan dokter-dokter spesialis kepala paru, kepala ruangan dan katim. Hal ini ruangan, didukung oleh penelitian Reidy27 yang perawat pelaksana, laboratorium dan farmasi. 26 Fitriani, A. (2012). Manfaat Prosedur Operasional Standar. Diakses 20 Desember 2016. 27 Reidy, M., Ryan, F., Hogan, D., Lacey, S., Buckley, C. (2015). Preparedness of Hospitals in the Republic of Ireland for an Influenza Pandemic, an Infection Control Perspective. BMC Public Health. 15:847. Kesiapsiagaan Rspad Gatot Soebroto Dalam Penanggulangan … | Ronny Basirun Simatupang | 59 menunjukkan bahwa dari 46 rumah sakit pandemi influenza. Menurut WHO 29, tim yang diteliti di Irlandia, delapan puluh lima atau kelompok kerja penanggulangan persen rumah sakit telah memiliki tim bencana pandemi sebaiknya menentukan penanggulangan bencana, dan diantara sebuah rumah Emergency Coordination Center sakit tersebut, tujuh sembilan persennya telah rencana penanggulangan puluh memiliki digunakan bencana merancang pandemi influenza. Tim rumah seperti Hospital yang untuk berkoordinasi dan prosedur aktivasi perencanaan penanggulangan bencana penanggulangan sakit tempat sebaiknya bencana terdiri pandemi dan setelah ditetapkan dari selanjutnya di sosialisasikan ke seluruh perwakilan tiap unit di rumah sakit, staf. SPO yang disusun juga meliputi termasuk bagian administrasi, tenaga mekanisme, medis dan perawatan, instalasi gawat pembiayaan darurat, pengendalian dan pencegahan sistem manajemen tanggap darurat. infrastruktur yang dan tergabung dalam infeksi, layanan farmasi, laboratorium, Kapasitas tambahan (surge capacity) keamanan, teknisi dan perawatan alat, merupakan kemampuan rumah sakit bagian personil, laundry, gizi, kesehatan untuk merespon peningkatan permintaan lingkungan dan komunikasi28. pelayanan kesehatan. tambahan didefinisikan Hasil penelitian menunjukkan Kapasitas sebagai bahwa SPO penanggulangan bencana kemampuan sistem pelayanan kesehatan pandemi telah disusun oleh tim kelompok untuk menambah kapasitas dalam waktu kerja (Pokja) dan akan mensosialisasikan yang cepat sesuai dengan peningkatan kebagian/unit di rumah sakit termasuk kebutuhan IGD dan paru. Tim penanggulangan peristiwa bencana pandemi RSPAD Gatot Soebroto kegawatdaruratan yang berskala besar30. juga telah memiliki posko sebagai tempat Prinsip berkumpulnya tim untuk membahas dan sebaiknya sejalan dengan kesiapsiagaan berkoordinasi 29 dengan 28 hal-hal yang penanggulangan berkaitan bencana WHO. (2014). Hospital Preparedness for Epidemics. Genewa: WHO Press. 30 perawatan medis bioterorisme dari kapasitas pada atau tambahan Ibid Agency for Healthcare Research and Quality. (2004). Bioterrorism and Health System Preparedness, Issue Brief No. 3: “Optimizing Surge Capacity: Hospital Assesment and Planning. https://archive.ahrq.gov/news/ulp/btbriefs/btbri ef3.htm di unduh tanggal 18 januari 2017. 60 | Jurnal Prodi Manajemen Bencana | Agustus 2017 | Volume 3 Nomor 2 rumah sakit dan kemampuan tanggap fasilitas konferensi, area terapi fisik, dan darurat seluruh fungsi rumah sakit. aula. Rumah sakit di Virginia Utara Kapasitas tambahan yang diperlukan misalnya, dapat menyediakan 343 tempat meliputi daya tidur tambahan dari total 1.500 tempat manusia khususnya tenaga kesehatan, tidur dan 43 kamar operasi dalam waktu 3 dukungan jam pada serangan Pentagon tahun 2001. manajemen sumber obat-obatan dan material kesehatan, peralatan, logistik, mekanisme Hasil penelitian stok ulang serta ahli yang berkaitan bahwa dengan perawatan kritis31. mengidentifikasi kapasitas yang dimiliki Hasil penelitian rumah sakit menunjukkan telah mampu menunjukkan diantaranya untuk IGD memiliki aula bahwa rumah sakit memiliki aula disaster disaster sedangkan ruang paru memiliki yang kepada ruang isolasi bertekanan negatif dengan korban/pasien yang berjumlah banyak. kapasitas enam tempat tidur. Apabila Kapasitas mampu pasien melebihi kapasitas yang tersedia menampung sekitar 30 pasien. Untuk rumah sakit telah menyusun rencana bencana pandemi, rumah sakit memiliki untuk memaksimalkan gedung jantung kapasitas empat ruangan bertekanan paru yang berkapasitas empat lantai dan negatif yang terdiri dari dua ruangan terdiri dari kurang lebih 100 tempat tidur. diperuntukkan yang dimiliki Intensive Care Unit (ICU) yang dilengkapi Hasil penelitian menunjukkan dengan ventilator dan alat resusitasi serta bahwa rumah sakit sejauh ini belum dua ruang Intermediate Care Unit (IMCU). pernah Hick32 menyatakan umumnya rata-rata 10- penanggulangan bencana dari rumah 20 % kapasitas tempat tidur di rumah sakit lain. Untuk kasus pandemi RSPAD sakit, dapat dimobilisasi dalam waktu Gatot Soebroto merupakan salah satu beberapa jam untuk kapasitas tambahan dari seratus rumah sakit rujukan di dengan memanfaatkan area “flat space” Indonesia, sedangkan di wilayah DKI seperti ruang lobby, ruang tunggu, kelas, Jakarta, RSPAD merupakan rumah sakit 31 rujukan selain Rumah Sakit Persahabatan WHO, 2014, op.cit. 32 Hick, J. L., Hanfling, D., Burstein, J. L., DeAtley, C., Barbisch, D., Bogdan, G. M., Cantrill, S. (2004). Health Care Facility and Community Strategies for Patient Care Surge Capacity. Annals of Emergency Medicine. Denver: American College of Emergency Physicians. meminta bantuan dalam dan Rumah Sakit Penyakit Infeksi Sulianti Saroso. Terndrup, menyatakan bahwa et al., kerjasama (2012) antar instansi sangat sukses meningkatkan Kesiapsiagaan Rspad Gatot Soebroto Dalam Penanggulangan … | Ronny Basirun Simatupang | 61 kesiapsiagaan dan kapasitas tambahan sakit lain, dapat menambah kapasitas melalui pelayanan kesehatan. koalisi fasilitas pelayanan kesehatan regional dan instansi yang Hasil penelitian menunjukkan bergerak di bidang kegawatdaruratan. bahwa RSPAD Gatot Soebroto telah Dalam penelitiannya melaksanakan program pendidikan dan bahwa kerjasama menyimpulkan regional dapat pelatihan dalam bentuk simulasi menambah kapasitas pelayanan lebih dari penanggulangan bencana pandemi sekali 100 pasien. dalam RSPAD Gatot mempersiapkan Soebroto kapasitas telah tambahan setahun. ruangan/unit rumah melaksanakan drill Untuk sakit atau tingkat telah latihan dengan kategori cukup baik. Hal ini perorangan untuk petugas kesehatan. dibuktikan telah Frekuensi pelaksanaan pelatihan tersebut mengantisipasi apabila terjadi eskalasi untuk tingkat ruangan adalah sekali 6 pasien dengan menyiapkan aula disaster bulan, ada juga yang empat bulan bahkan untuk IGD dengan kapasitas 30 tempat setiap bulan. dengan RSPAD tidur. Sedangkan untuk kasus pandemi Hasil penelitian WHO yang influenza rumah sakit telah menyiapkan dipublikasikan pada tahun 2011, yang satu gedung untuk kasus pandemi yang berjudul Comparative analysis of national berkapasitas tidur. pandemic influenza preparedness plans, Namun dalam pengembangannya, rumah menunjukkan bahwa lebih dari 100 negara sakit masih perlu menambahkan fasilitas telah ruang isolasi bertekanan negatif untuk penanggulangan bencana pandemi dan menampung pasien lebih dari enam sebagian negara telah merevisi, namun orang. Selain itu RSPAD Gatot Soebroto sekalipun sudah memiliki perencanaan sejauh ini belum melaksanakan kerjasama banyak hanya berupa dokumen saja dan dengan rumah sakit sekitar berkaitan tidak pernah dilatihkan dalam bentuk dengan penyiapan korban massal. Hal ini latihan Table Top Exerscise (TTX), simulasi perlu direncanakan ke depan karena atau drill33. seratus tempat memiliki perencanaan jumlah pasien akibat bencana pandemi influenza tidak terprediksi, sehingga apabila ada kerjasama dengan rumah 33 Dumiak, Michael. (2012). Push Needed for pandemic planning. Bull World Health Organ. 90:800-801. 62 | Jurnal Prodi Manajemen Bencana | Agustus 2017 | Volume 3 Nomor 2 Hasil penelitian menunjukkan bahwa ini juga pendidikan dan harus dipersiapkan diantaranya: tanggap darurat medis (surveilans latihan rumah sakit juga mengadakan pengobatan, kerjasama dengan instansi kapasitas rumah sakit dan stok obat); Kementerian tanggap darurat non medis meliputi kesehatan dan rumah sakit TNI AD di pembatasan wilayah dan menjauhkan daerah Bogor. Hal ini menunjukkan penduduk agar tidak terpapar; dan bahwa RSPAD Gatot Soebroto menyadari dukungan bahwa penanggulangan bencana untuk pandemi harus dengan publik. terkait seperti beberapa WHO, pendekatan dilaksanakan menyeluruh (Whole alur kontak, penyakit, penduduk, yang mempertahankan Hasil penelitian karantina, berfokus pelayanan menunjukkan approach), bukan hanya pelayanan rumah bahwa dari seluruh personil rumah sakit sakit tetapi juga daerah tempat tinggal belum semua yang mengikuti pendidikan penderita. Khusus untuk daerah asal dan pelatihan penanggulangan bencana penderita pandemi. Namun berdasarkan kebijakan dengan tim pandemi kementerian peternakan dengan bekerjasama pertanian dan rumah sakit, pendidikan dan pelatihan mengedepankan sejauh ini diprioritaskan pada bagian atau kerjasama lintas sektoral. unit yang langsung menangani korban Menurut Jayne Lim dalam Dumiak34, perencanaan dari Instalasi gawat darurat, bencana petugas ambulans, perawat ruangan pragmatis, lantai satu paru, dan petugas kesehatan disesuaikan berdasarkan sumber daya penunjang medis seperti laboratorium, yang dimiliki. Hal ini dapat diterapkan farmasi dan radiologi dan gizi. Instalasi pada negara baik yang sudah maju gawat darurat memiliki tenaga kesehatan maupun 42 orang dan seluruhnya telah mengikuti pandemi kesiapsiagaan mulai sebaiknya yang sedang berkembang. Singapura juga menerapkan pendekatan pelatihan “Whole-of-society” dalam pandemi, sedangkan ruang lantai satu pandemi, paru memiliki tenaga perawat 13 orang, sebuah pendekatan yang melibatkan semuanya sudah terlatih dan tiap bulan seluruh lintas sektoral yang didampingi rutin melaksanakan pelatihan dan update oleh WHO. Ada tiga komponen yang ilmu tentang penanggulangan pandemi. penanggulangan 34 bencana penanggulangan bencana Ibid Kesiapsiagaan Rspad Gatot Soebroto Dalam Penanggulangan … | Ronny Basirun Simatupang | 63 Menurut kesehatan Labrague35 khususnya tenaga petugas kesehatan. Ketika harus mendapatkan informasi pertama sekali bencana. tentang kejadian bencana baik pandemi Kelompok tenaga kesehatan terbesar ini maupun non pandemi maka hal pertama harus dibekali dengan pengetahuan dan yang keterampilan. Sebagai pelayan kesehatan kejadian tersebut kepada piket. Perwira terdepan, mereka harus siap dan tanggap piket akan melaporkan kepada pimpinan dalam penanggulangan bencana. Hal ini dan dapat dipersiapkan melalui pelatihan bagi seluruh jajarannya sesuai dengan tugas perawat pada saat kondisi tidak darurat. dan fungsi masing-masing. Saat situasi dipersiapkan Menurut pada perawat seluruh kondisi Veenema36 adalah pimpinan akan melaporkan memerintahkan dapat bencana pimpinan juga akan melakukan memegang peranan yang penting dan breafing di level pimpinan dan setelah itu dapat melakukan banyak hal dalam akan diteruskan ke bawahannya. Alur bencana ketika mereka dipersiapkan dan koordinasi seperti ini telah berjalan untuk dilatih dengan baik. Sebaliknya, perawat meningkatkan komunikasi yang efektif yang tidak memiliki pengetahuan dan sehingga informasi dapat jelas dan cepat kesiapsiagaan tersampaikan. dalam perawat dilakukan penanggulangan bencana akan mengalami kesulitan dalam Pada memberikan bantuan dan perawatan diperlukan kepada komunikasi yang jelas, sehingga garis korban bencana dan keluarganya37. Hasil situasi adanya pandemi informasi sangat dan koordinasi yang dimiliki oleh rumah sakit penelitian menunjukkan dapat mengurangi kemungkinan bahwa alur komunikasi ketika terjadi terjadinya kesalahpahaman informasi dan bencana sudah ada dan dimengerti oleh ketidakjelasan 35 Labrague, J. L.,Yboa, B. C.,McEnroe-Petitte, D. M.,Lobrino, L. R.,Brennan, M. G. B. (2015). Disaster Preparedness in Philippine Nurses. Journal of Nursing Scholarship. Philippine. 36 Veenema, T. G. (2006). Expanding educational opportunitis in disaster response and emergency preparedness for nurses. Nursing education Perspectives, 27, 93-99. 37 Nathan, M. B., Nigel, S., Yevdayev, I., Qadan, M., & Dudkiewicz, M. (2014). Nurses willingness to report for work inthe event of an earthquake in Israel. Journal of Nursing Management, 22(70, 931-939. Martinello38 instruksi penanganan. menuliskan untuk menghadapi krisis pandemi dibutuhkan ketepatan, kejelasan, dan keakuratan komunikasi agar dapat bekerja dan mencapai tujuan bersama yang telah disepakati. 38 Adanya ketidakjelasan Martinello, R. A. (2007). Preparing for Avian Influenza, Curr Opin Pediatr; 3(2): 99-107. 64 | Jurnal Prodi Manajemen Bencana | Agustus 2017 | Volume 3 Nomor 2 informasi pada situasi krisis akan mengganggu proses komunikasi. Untuk pemberian pelayanan dengan respon yang cepat dan tepat. mencegah hal ini maka alur komunikasi Kruk40 Menurut harus sebelum bencana dan mentransfer data pasien masuk, keluar, sehingga setiap petugas kesehatan dirujuk berkomunikasi sakit yang jelas harus ditetapkan pada saat disimulasikan dapat rumah atau untuk meninggal. Untuk memahami dan mengerti. Komunikasi ini penatalaksanaan kasus, rumah sakit harus sebaiknya melibatkan para ahli dan memiliki bagian public relation untuk menjamin termasuk telepon, mesin fax, telepon kebenaran dan ketepatan informasi yang seluler, disampaikan. Komunikasi pada tingkat komputer dengan koneksi internet dan pemerintahan dapat terbangun dengan daftar adanya kerjasama dalam penanggulangan kesehatan. pandemi. Komunikasi juga terbangun dengan adanya koordinasi antara fasilitas radio komunikasi gelombang email penyedia dasar pendek, pelayanan Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa tim pandemi bekerjasama dengan berbagai aktor yang terlibat pada saat komite pandemi39. kegiatan preventif berupa komunikasi Hasil penelitian juga menunjukkan risiko PPIRS, selalu terhadap melaksanakan petugas kesehatan, rumah sakit telah memaksimalkan sarana pasien dan pengunjung yang datang ke komunikasi telepon, rumah sakit. Rumah sakit menyadari internet, radio (HT) dan telepon seluler. bahwa pengetahuan tentang penyakit Rumah sakit bahkan telah memanfaatkan pandemi kemajuan teknologi untuk meningkatkan meminimalkan kejadian pandemi dan komunikasi dan koordinasi antar bagian. penularan. Rumah sakit juga memfasilitasi tablet dilakukan berupa penyuluhan kesehatan, berbasis android pada setiap bagian dan pembagian brosur atau leaflet juga membuat tentang pendidikan dan untuk menambah pengetahuan untuk kesehatan sehingga tidak merasa kuatir disaster berupa grup dan meningkatkan 39 saluran Whatsapp nilai kritis koordinasi dan Kruk, M. E. (2008). Emergency Preparedness and Public Health System. Lessons for developing countries. American Journal of Preventive Medicine; 34(6):529-534 40 panik sangat penting Komunikasi saat untuk risiko pelatihan menemukan yang akan petugas pasien Ibid Kesiapsiagaan Rspad Gatot Soebroto Dalam Penanggulangan … | Ronny Basirun Simatupang | 65 dengan suspek pandemi. WHO 41 dalam pasien checklist kesiapsiagaan menghadapi pandemi yang akan dirawat dan rumah sakit memerlukan tenaga ICU karena itu dapat influenza juga dipertimbangkan untuk pemberian menyarankan dibuatnya websites, leaflets informasi dan keterampilan medis ICU dan fac sheet dengan topik terkait dengan pada petugas kesehatan non ICU. pandemi. Nap42 kekuatiran menyatakan adanya Hasil penelitian juga menunjukkan petugas dapat saat kekurangan tenaga perawat maka pada diminimalkan dengan pengetahuan kesadaran kebijakan pimpinan adalah untuk memberdayakan perawat ruangan lain melindungi diri dari penyakit ini. Hal ini yang bukan bertugas di ruang lantai satu menunjukkan bahwa sosialisasi, pelatihan paru. Namun bantuan tenaga tersebut dan komunikasi risiko menjadi sangat adalah untuk mengevakuasi pasien yang penting. dirawat di lantai satu paru ke ruang Hasil dan memberikan penelitian menunjukkan perawatan lain. Hal ini dilakukan untuk bahwa pada saat kondisi tidak ada menghindari penularan penyakit pandemi bencana pandemi, maka jumlah tenaga terhadap pasien yang lainnya. kesehatan masih memenuhi standar, Reidy44 Penelitian menyatakan namun pada saat kasus pandemi maka bahwa untuk mengantisipasi kekurangan jumlah tenaga kesehatan yang paham akan tenaga kesehatan khususnya perawat sangat kurang. Saat ini jumlah penanggulangan bencana perawat yang ada di ruang lantai satu sebelum kejadian perlu dilakukan cross- paru berjumlah 13 orang. Kekurangan ini training artinya tenaga kesehatan harus akan muncul karena pasien dengan dilatih tentang kemampuan yang diluar pandemi memerlukan perawatan total rutinitasnya. (total care). menunjukkan bahwa tidak banyak rumah Hasil pandemi, penelitiannya Penelitian Nap43 menyebutkan pada sakit yang menerapkan hal tersebut. periode puncak pandemi akan banyak Hanya sembilan dari empat puluh enam rumah sakit (20 %) yang menerapkan 41 42 43 WHO,2009, op.cit Nap, R. M., Andriessen, M. P. H. M.,Meessen, N. E. L., Van der Werf, T. S. (2007). Pandemic Influenza and Hospital Resources, Emerging Infectious Diseases, Vol.13. cross-training. Ibid 44 Hasil penelitian juga menunjukkan selain meminta bantuan perawat dari Reidy, op.cit 66 | Jurnal Prodi Manajemen Bencana | Agustus 2017 | Volume 3 Nomor 2 ruangan lain, maka untuk mengantisipasi sakit seperti mahasiswa, namun belum korban yang banyak atau massal, rumah memaksimalkan pelatihan yang terkait sakit dengan akan meminta bantuan kepada penanggulangan pandemi mahasiswa tingkat akhir yang sedang misalnya penggunaan APD dan hal yang tugas belajar dan tinggal di asrama dekat perlu diperhatikan pada saat kontak dengan rumah sakit. Tugas dan fungsi dengan pasien pandemi. Hal lain yang bantuan dari mahasiswa hanya sebatas perlu dikembangkan rumah sakit adalah membantu mengevakuasi pasien dan perlunya mengidentifikasi dukungan lokal mencatat seperti jaringan sosial dan kesehatan data administrasi pasien, sedangkan untuk pelayanan pasien tetap yang dilaksanakan oleh perawat yang sudah psikososial terlatih dan bersertifikat. konselor dan penerjemah. Dukungan kepegawaian dapat memberikan seperti dukungan pekerja sosial, RSPAD Rumah sakit khususnya instalasi Gatot Soebroto masuk dalam kategori gawat darurat harus memiliki fasilitas baik, telah isolasi dan dekontaminasi yang memadai. tenaga Pasien atau korban massal yang terpapar kesehatan yang dimiliki dan membuat bahan kimia, biologi, dan bahan radiasi mekanisme pengerahan bantuan tenaga harus segera dibawa ke ruang isolasi dan kesehatan pada saat terjadi bencana dekontaminasi sebelum masuk ke ruang pandemi yang berkarakteristik korban perawatan massal. Bantuan tenaga kesehatan akan melaksanakan dekontaminasi pasien akan memaksimalkan dari ruangan perawatan mengakibatkan bahaya yang signifikan terdekat dengan ruang lantai satu paru. terhadap petugas kesehatan45. dimana rumah menginventarisir sakit jumlah Namun yang perlu diperhatikan kedepan Pilihan defenitif. tempat Kegagalan isolasi dan adalah sertifikasi petugas kesehatan yang penempatan pasien di dalam ruang isolasi menunjukkan telah harus direncanakan dengan teliti dan terlatih. Petugas kesehatan atau staf yang dirancang untuk lebih mengurangi risiko suspek atau konfirmasi akibat kontak infeksi bagi orang-orang di sekitarnya. dengan bahwa pasien mereka pandemi akan dibebastugaskan dan masuk perawatan ruang isolasi. Rumah sakit telah melibatkan staf tambahan dari luar rumah 45 Halpern, P., Goldberg, S. A., Keng, J. G., Koenig, K. L. (2012). Principle of Emergency Department Facility Design for Optimal Management of Mass-Casualty incidents. Prehospital and Disaster Medicine. Vol.27 No.2. Kesiapsiagaan Rspad Gatot Soebroto Dalam Penanggulangan … | Ronny Basirun Simatupang | 67 Saat merancang suatu fasilitas pelayanan cukup kesehatan, kebutuhan46. sebaiknya ditempatkan jauh tempat dari isolasi untuk mengakomodir sesuai bagian-bagian Selain ruang isolasi RSPAD Gatot rumah sakit yang lain dan dibangun di Soebroto juga memiliki dekontaminasi tempat yang diperkirakan mempunyai chamber karakteristik angin yang baik sepanjang menangani tahun. Udara harus diarahkan dari tempat bencana akibat ledakan dan tercemar perawatan pasien ke tempat terbuka di nubika (nuklir, biologi dan kimia). Pada luar gedung yang jarang digunakan orang bencana pandemi chamber ini digunakan untuk melintas. untuk Hasil penelitian menunjukkan rumah yang digunakan korban yang mengalami mendekontaminasi kesehatan sehingga untuk petugas terhindar dari sakit memiliki ruang isolasi bertekanan penularan atau terjangkitnya penyakit negatif di ruang lantai satu paru. Ruangan pandemi. Dekontaminasi chamber ini ini terletak di belakang rumah sakit yang dilengkapi terpisah dengan pelayanan lain. Ruangan membersihkan tubuh petugas setelah ini terdiri dari dua kamar ICU, masing- menggunakan APD. Setelah masuk ruang masing satu tempat tidur dan dua dekontaminasi intermediate masing-masing dua tempat kesehatan tidur. Untuk ruang ICU sudah dilengkapi terkontaminasi virus. dengan ventilator dan perlengkapan kegawatdaruratan. Penelitian terkait juga shower diharapkan sudah bersih untuk petugas dan tidak Rumah sakit sebaiknya memiliki fasilitas yang dengan dekontaminasi khususnya instalasi gawat darurat. Rumah sakit menyatakan bahwa lebih dari lima puluh harus persen rumah sakit di Irlandia mempunyai pasien kemampuan isolasi terkontaminasi bahan berbahaya, dapat cukup membatasi penularan dan keterpaparan penularan dan lewat dibandingkan kapasitas udara datang karena dari pasien yang satu dengan yang lain Amerika melaporkan bahwa 85 % rumah dan juga mampu melaksanakan triase dan telah memiliki penelitian yang penanggulangan di sakit dengan yang merencanakan ruang isolasi bertekanan negatif dengan jumlah yang 46 Reidy, op.cit 68 | Jurnal Prodi Manajemen Bencana | Agustus 2017 | Volume 3 Nomor 2 penanganan yang aman terhadap korban47. penolong tanggap darurat dan personil kesehatan dari keterpaparan sekunder; Untuk mencegah keterpaparan potensi pasien terkontaminasi dan 3) menyediakan psikologis pada kenyamanan korban pada saat yang datang ke rumah sakit dan juga kejadian dan untuk mencegah trauma untuk jangka panjang49. membatasi penyebaran kontaminasi, 95% staf rumah sakit yang Selain untuk petugas kesehatan berada di pelayanan terdepan (dokter rumah sakit juga memiliki tempat/ ruang IGD, perawat IGD, asisten perawat, dekontaminasi ambulans namun tempat koordinator unit, pendaftaran di IGD, tersebut masih terbuka dan ditempatkan petugas parkir, satpam dan teknisi) di dekat parkir kenderaan yang banyak sebaiknya menerima pelatihan berkaitan dilalui oleh petugas dan pengunjung dengan pasien terkontaminasi dan aksi rumah sakit. tanggap darurat yang tertuang dalam RSPAD perencanaan penanggulangan berbahaya. Pelatihan Gatot Soebroto telah bahan memiliki dekontaminasi chamber. Fasilitas penyegaran ini sangat bermanfaat untuk menghindari sebaiknya dilakukan setiap tahun48. keterpaparan pasien terkontaminasi Agar mendapatkan manfaat yang terhadap pasien lain dan juga petugas baik, fasilitas kesehatan dan penyedia kesehatan. Hal yang perlu ditingkatkan layanan penting untuk memahami prinsip adalah dekontaminasi. Dekontaminasi bertujuan terhadap petugas kesehatan khususnya untuk: 1) menghilangkan agen atau bahan yang bertugas dipelayanan terdepan baik berbahaya dari kulit dan pakaian korban, dokter, perawat, petugas administrasi, sehingga pendaftaran, satpam dan petugas parkir. dapat mengurangi efek keterpaparan diantara pasien. Hal ini yang paling penting dalam pelaksanaan Hasil penelitian pelatihan rutin menunjukkan proses bahwa instalasi farmasi memiliki peran dekontaminasi yang efektif; 2) melindungi yang penting dalam penanggulangan bencana 47 Occupational and Safety & Health Administration US departement of Labor. (2009). Protect your self, Avian Flu, Laboratory Employees. 48 Harvard School of Public Health. (2014). Hospital Based Decontamination Preparedness Resources. Department of Public Health. Massachusetts. berperan pandemi. untuk Instalasi menyiapkan farmasi bekal kesehatan dan material yang berkaitan dengan 49 penanggulangan bencana AHRQ, op.cit Kesiapsiagaan Rspad Gatot Soebroto Dalam Penanggulangan … | Ronny Basirun Simatupang | 69 pandemi seperti kacamata goggle, apron, didistribusikan ke ruangan adalah hal masker, penutup kepala. Persediaan obat- yang paling penting dalam manajemen obatan dan alat pelindung diri sejauh ini farmasi. Pada beberapa rumah sakit, tercukupi dengan baik. APD sendiri instalasi farmasi tidak hanya menyediakan memiliki stok untuk 50 sampai dengan 70 obat-obatan saja selama masa tanggap orang mulai dari masker, sarung tangan, darurat tetapi juga menyediakan bekal apron, sepatu booth dan kacamata kesehatan penting goggle, sedangkan obat-obatan tidak oksigen, cairan, terbatas artinya bahwa persediaannya laboratorium dan desinfektan) dalam sangat banyak. Selain pengadaan sendiri, kesiapan menghadapi bencana pandemi. selama ini rumah sakit juga dapat bantuan Pada situasi bencana dengan skala yang dari kementeian kesehatan. besar, farmasi juga berkontribusi dalam Penelitian Reidy50 rencana penanggulangan sebaiknya memiliki (seperti vaksin, darah, reagen menyatakan mengatur bantuan obat-obatan yang bencana diterima dari pihak lokal, nasional bahkan pedoman/protokol internasional. Penerapan prosedur dalam penyediaan stok baik tenaga farmasi yang sesuai standar baik dalam kesehatan, material kesehatan dan bekal format kesehatan yang dibutuhkan pada kejadian mempermudah kerjasama dengan rumah pandemi sakit misalnya penyediaan alat pelindung diri dalam jumlah yang banyak dan lain, lembaran logistik akan dinas kesehatan dan Gatot Soebroto telah kementerian51. sebelum kejadian bencana pandemi. Dari RSPAD hasil penelitian yang dilakukan kurang memaksimalkan peran farmasi dalam dari 50 % rumah sakit di Irlandia yang mendukung penanggulangan bencana memiliki stok respirator N95 dan hanya pandemi. Hal ini dapat dilihat dengan sepertiga rumah sakit yang memiliki stok peran instalasi farmasi dalam penyediaan masker. Penelitian di Amerika 67 persen obat-obatan dan bekal kesehatan dalam rumah sakitnya sudah memiliki stok mendukung penanggulangan bencana respirator N95 dan 46 % rumah sakit telah pandemi. memiliki stok masker bedah. ditingkatkan adalah keterlibatan personil Beberapa hal yang perlu Selama kejadian pandemi, memiliki farmasi dalam simulasi penanggulangan obat-obatan yang cukup yang siap untuk bencana sehingga dapat memahami alur 50 51 Reidy, op.cit WHO, 2014, op.cit 70 | Jurnal Prodi Manajemen Bencana | Agustus 2017 | Volume 3 Nomor 2 penanggulangan dan mengestimasi pelaksana anggota jejaring EID kebutuhan logistik farmasi. Selain itu mendapatkan External Quality Assurance instalasi dari Badan Litbang Kesehatan52. farmasi perlu mengadakan kerjasama dengan rumah sakit lain dan Hasil penelitian menunjukkan instansi kesehatan baik dalam pembuatan laboratorium RSPAD Gatot Soebroto format yang sesuai standar maupun dalam penanggulangan bencana pandemi penyediaan saat hanya mengambil swap dan sampel bencana, sehingga harapannya adalah darah. Laboratorium memiliki reagen tercipta manajemen farmasi yang efektif yang dibutuhkan dalam pemeriksaan termasuk pengelolaan bantuan obat- namun untuk penentuan konfirmasi harus obatan yang didapatkan baik dari pihak diperiksa di laboratorium BSL 3 dengan pemerintah lokal, pusat, swasta dan bekerjasama dengan badan penelitian internasional. dan pengembangan kesehatan. obat-obatan Sebagai laboratorium pada penentu perlu diagnosis, disiapkan Ocupational Safety and Health untuk Administration Amerika serikat (2009) mampu memeriksa avian influenza dan menyebutkan H5N1 merupakan agen pandemi influenza lainnya secara cepat virus dan tepat. Untuk pemeriksaan spesimen Laboratorium Biosafety Level (BSL) 3. maka setiap laboratorium harus sudah Laboratorium ini memiliki pengendalian mempunyai kemampuan pemeriksaan. akses dengan pintu masuk ganda, dengan Untuk pemeriksaan virus influenza yang ruang baru penggunaan APD, minimal masker N-95. memerlukan sarana dan yang ganti harus dan dikerjakan shower. dalam Prosedur kemampuan laboratorium yang khusus, Menurut WHO53, sehingga harus diperiksa di laboratorium laboratorium Biosafety rujukan Emerging Infectious Disease (EID) dengan pedoman nasional atau pedoman berdasarkan yang Permenkes 658/Menkes/PER/VIII/2009. yang digunakan, Nomor Alat/bahan pengambilan, tercantum pada pemeriksaan harus buku sesuai WHO Laboratory Biosafety Manual edisi ketiga tahun 2004. pengepakan, serta pengiriman sampai tiba di laboratorium rujukan EID menyesuaikan dengan pedoman tata laksana spesimen yang ada. Laboratorium 52 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2016). Pedoman Manajemen dan respon Nasional Menghadapi Pandemi Influenza. Jakarta. 53 WHO, 2014, op.cit Kesiapsiagaan Rspad Gatot Soebroto Dalam Penanggulangan … | Ronny Basirun Simatupang | 71 Pada proses pengiriman spesimen, yang berkaitan dengan laboratorium rumah sakit perlu berkoordinasi dan telah disiapkan, mulai dari prosedur memastikan ketersediaan tempat untuk pengambilan swab pengiriman spesimen, karena spesimen spesimen. Namun saat ini RSPAD Gatot hanya dapat dikirim untuk diperiksa Soebroto belum memiliki laboratorium dengan menggunakan kontainer/tempat khusus pemeriksaan virus H5N1. Hal ini spesimen yang memadai. Selama proses terkait dengan peraturan kementerian pemeriksaan maka pasien yang suspek kesehatan yang mewajibkan khusus pada akan dirawat di rumah sakit. Pemeriksaan kasus pandemi harus dirujuk ke badan akan dilaksanakan sebanyak tiga kali dan penelitian dan pengembangan kesehatan. apabila dinyatakan negatif maka pasien Hasil hingga pengiriman penelitian menunjukkan tersebut akan dirawat di ruang biasa bahwa RSPAD Gatot Soebroto telah bukan isolasi. Namun apabila pasien membentuk tersebut, Penyakit Infeksi (PPI) yang bertugas dinyatakan konfirmasi atau tim/komite Pengendalian positif kasus pandemi maka akan dirawat melaksanakan surveilans dengan di ruang isolasi bertekanan negatif. datang ke ruangan atau unit untuk Laboratorium sebaiknya rutin mengidentifikasi kejadian infeksi. Tim dipersiapkan pada situasi yang tidak tersebut terduga. Petugasnya harus melatih diri Prevention and Controlling Nurse) dan dengan skenario-skenario yang belum IPCD (Infection Prevention and Controlling pernah dihadapi atau bahkan kejadian Doctor). yang sangat tidak mungkin terjadi. Hal ini akan memampukan terdiri dari IPCN (Infection Hasil penelitian juga menunjukkan laboratorium tim PPI dibentuk berdasarkan surat membuat perencanaan tanggap darurat perintah kepala rumah sakit yang akan yang paling efektif dan petugasnya akan diteruskan dan disosialisasikan ke seluruh selalu siap ketika bencana nyata terjadi54. staf rumah sakit. Pimpinan rumah sakit Kesiapsiagaan laboratorium RSPAD sangat serius dalam penanggulangan Gatot Soebroto saat ini masuk dalam bencana pandemi. Hal ini terlihat dari kategori sangat baik, dimana prosedur upaya dan kebijakan yang dilakukan kepala rumah sakit selain membentuk tim 54 Scungio, D. J. (2014). Disaster and the laboratory: preparation, response and recovery.www.mlo-online.com. pandemi juga mengeluarkan ketentuan walaupun jumlah pasien pandemi hanya 72 | Jurnal Prodi Manajemen Bencana | Agustus 2017 | Volume 3 Nomor 2 satu maka sudah dianggap outbreak. Prosedur pelaksanaan surveilans juga Kebijakan untuk sudah dituangkan dalam SPO dan format meningkatkan kewaspadaan seluruh staf pengkajian data surveilans juga sudah dan petugas kesehatan rumah sakit disesuaikan dengan dalam ditetapkan kementerian ini dilakukan mencegah, tanggap terhadap mendeteksi kejadian dan bencana pandemi. standar yang kesehatan. Sistem pelaporan telah berjalan dengan baik, hal ini ditandai dengan laporan rutin Tim PPI juga memiliki peran untuk yang dibuat oleh tim PPI rumah sakit mengumpulkan dan melaporkan data berdasarkan hasil investigasi di lapangan kejadian pandemi berdasarkan hasil audit dan dilaporkan ke pimpinan untuk dapat dan digunakan sebagai pertimbangan dalam investigasi ke ruangan-ruangan, berapa orang yang suspek, konfirmasi mengambil keputusan. dan meninggal akibat pandemi. Sebuah Hasil penelitian menunjukkan penelitian yang dipublikasikan di jurnal bahwa belum semua petugas kesehatan Lancet Infectious Diseases pada bulan di September memperkirakan ratusan dari mengetahui tentang bioterorisme, apa ribuan penduduk meninggal pada 12 bahayanya bulan pertama pandemi influenza tahun penanggulangannya. Hingga saat ini, 2009, ditambah lagi 18.500 petugas berbagai kasus ancaman bioterorisme laboratorium meninggal yang dilaporkan menggunakan oleh WHO sejak April 2009 hingga mikroorganisme tertentu, yang paling Agustus 2010. Hal ini menunjukkan bahwa sering digunakan adalah virus dan bakteri. kegiatan surveilans dan pelaporan yang Virus baik adalah penting untuk mendapatkan berpotensi data yang akurat 55. bioterorisme adalah virus ebola, corona RSPAD yang Gatot dan Soebroto bagaimana bahan telah yang cara biologi seperti digunakan digunakan dan sebagai Kegiatan surveilans di RSPAD Gatot virus (seperti SARS dan Mers Co V), virus Soebroto telah berlangsung dengan baik. influenza (termasuk avian flu dan swine Hal ini dibuktikan dengan adanya tim flu), serta smallpox (cacar). Bakteri yang khusus yaitu komite PPI yang selalu digunakan melaksanakan investigasi ke unit yang clostridium botulinum, dan tularemia56. dicurigai memiliki risiko Dumiak, op.cit antraks, plague, pandemi. 56 55 adalah Sudarmono, Pratiwi. P. (2015). Biosecurity dalam Kedokteran dan Kesehatan. Biosecurity dalam Kesiapsiagaan Rspad Gatot Soebroto Dalam Penanggulangan … | Ronny Basirun Simatupang | 73 Hasil penelitian menunjukkan kapasitas fisik dan dukungan logistik, bahwa sosialisasi tentang bioterorisme komunikasi dan koordinasi. Pernyataan ini belum melibatkan seluruh petugas rumah juga didukung oleh pernyataan Bentley58 sakit. Sosialisasi tentang bioterorisme yang menyatakan bahwa ada empat sangat komponen penting kesadaran untuk petugas ancaman meningkatkan kesehatan bioterorisme. O’Toole57 komunitas rumah sakit harus dalam dipersiapkan mengantisipasi Menurut ancaman bioterorisme yaitu kerjasama kebutuhan untuk komunitas tanggap darurat, dukungan kewaspadaan pada kepegawaian, komunikasi dan kebijakan akan publik. ada meningkatkan akan yang tenaga kesehatan ancaman bioterorisme. Hal ini sangat Model teoritis yang dapat dibangun penting karena petugas kesehatan dalam dari hasil penelitian ini dapat terlihat pada kejadian bioterorisme dalam berperan Gambar 2 Komponen-komponen di atas sebagai “medical first responder” yang merupakan memberikan dibangun untuk mengantisipasi ancaman pertolongan terhadap korban. Hasil kapasitas yang dapat bioterorisme. Kejadian pandemi influenza menunjukkan maupun penyakit akibat agen biologis bahwa saat ini RSPAD Gatot Soebroto lain, tidak bisa hanya dipandang sebagai sudah melakukan upaya kesiapsiagaan penyakit/kasus biasa. Dari aspek ilmu terhadap ancaman Mers Co V dan pertahanan, pandemi untuk mengakibatkan banyak korban, harus beberapa agen biologis yang biasanya diwaspadai sebagai aksi bioterorisme digunakan dalam aksi terorisme seperti yang antraks, botulinum, plague dan tularemia bencana belum dilakukan. Upaya yang dilakukan mengancam sistem pertahanan negara. dalam penelitian Influenza. Namun mengantisipasi kejadian disengaja untuk (man-made wabah yang menciptakan disaster) dan ancaman bioterorisme antara lain mempersiapkan sumber daya manusia dan pelatihan, kedokteran. Volume 3, No 1. Departemen Mikrobiologi. Fakultas Kedokteran universitas Indonesia. Jakarta. 57 O’Toole, T. (2000). The Medical First Response to Bioterrorism. Medicine & Global Survival, Volume 6, No. 2. USA: Johns Hopkins University. 58 Bentley, J. D. (2001). Hospital Preparedness for Bioterrorism. Public health reports. Volume 116. Washington: American Hospital Association. 74 | Jurnal Prodi Manajemen Bencana | Agustus 2017 | Volume 3 Nomor 2 Gambar 2. Model Kesiapsiagaan Rumah Sakit dalam Penanggulangan Bencana Pandemi Sumber: Diolah oleh peneliti Kesimpulan dan Saran Berdasarkan hasil Soebroto juga telah membuat satu dan pembahasan tempat dalam bentuk posko pandemi penelitian yang telah dilakukan, maka sebagai kesiapsiagaan RSPAD Gatot Soebroto berkoordinasi tentang penanggulangan dalam bencana bencana pandemi influenza. Kapasitas pandemi untuk mengantisipasi ancaman tambahan (surge capacity) RSPAD Gatot bioterorisme, secara keseluruhan sudah Soebroto telah mempersiapkan kapasitas baik. administrasi tambahan dengan kategori baik (79.10%). RSPAD Gatot Soebroto telah membuat Hal ini dibuktikan dengan RSPAD telah perencanaan administrasi mengantisipasi apabila terjadi eskalasi pandemi pasien dengan menyiapkan aula disaster dengan sangat baik (86.60 %), Hal ini untuk IGD dengan kapasitas 30 tempat terlihat dengan sudah dibentuknya tim tidur. Sedangkan untuk kasus pandemi penanggulangan bencana pandemi dan influenza rumah sakit telah menyiapkan disusunnya SPO yang akan menjadi satu gedung untuk kasus pandemi yang pedoman berkapasitas penangggulangan Perencanaan dan penanggulangan bencana. dan bencana dalam Selain penanggulangan itu RSPAD Gatot tempat seratus berkumpul tempat dan tidur. Pendidikan dan latihan di RSPAD Gatot Kesiapsiagaan Rspad Gatot Soebroto Dalam Penanggulangan … | Ronny Basirun Simatupang | 75 Soebroto telah masuk dalam kategori (77.77%). baik (77.70%). Pendidikan dan pelatihan peran instalasi farmasi dalam penyediaan tentang obat-obatan dan bekal kesehatan dalam penanggulangan bencana Hal ini dapat dilihat dengan pandemi influenza telah terlaksana secara mendukung rutin dan selalu melaksanakan simulasi Kesiapsiagaan laboratorium RSPAD Gatot dengan berbagai skenario. Komunikasi Sobroto saat ini masuk dalam kategori dan notifikasi di RSPAD Gatot Soebroto sangat baik (83.33%), dimana prosedur sudah baik (76.90%) . Hal ini ditunjukkan yang berkaitan dengan laboratorium dengan adanya alur komunikasi yang jelas telah disiapkan, mulai dari prosedur mulai dan pengambilan swab hingga pengiriman diteruskan ke staf terkait. Pimpinan spesimen. Kegiatan surveilans di RSPAD mengambil peran yang sangat penting Gatot dalam memberikan arahan (briefing) dengan sangat baik (91.66%). Hal ini Dukungan dibuktikan dengan adanya tim khusus dari kepada piket ke pimpinan bawahan. pelayanan Soebroto telah yaitu masuk dalam kategori baik (71.42%), melaksanakan investigasi ke unit yang dimana dicurigai menginventarisir sakit memiliki yang risiko selalu pandemi. tenaga Ancaman bioterorisme berupa munculnya kesehatan yang dimiliki dan membuat wabah penyakit akibat bakteri dan virus mekanisme pengerahan bantuan tenaga kemungkinan besar bisa terjadi di rumah kesehatan pada saat terjadi bencana sakit. pandemi yang berkarakteristik korban mempersiapkan fasilitas dan petugas massal. RSPAD Gatot Soebroto telah kesehatan terhadap ancaman wabah memiliki kesiapan ruang isolasi Mers Co V dan pandemi Influenza. Hal dekontaminasi jumlah telah PPIRS berlangsung kepegawaian RSPAD Gatot Soebroto rumah komite pandemi. chamber yang dan sesuai yang Saat perlu ini RSPAD telah dikembangkan adalah dengan standar WHO dengan kategori peningkatan pemahaman terhadap agen sangat baik (94.44%). Fasilitas ini sangat bioterorisme bermanfaat untuk menghindari Clostridium keterpaparan pasien terkontaminasi lain seperti botulinum, tularemia. terhadapa pasien lain dan juga petugas kesehatan. RSPAD Gatot Soebroto telah menyiapkan farmasi dengan kategori baik 76 | Jurnal Prodi Manajemen Bencana | Agustus 2017 | Volume 3 Nomor 2 antraks, plague dan Saran 3) Rumah sakit perlu melaksanakan Dalam melaksanakan peneliti menyadari ini, simulasi penanggulangan bencana lingkup dengan melibatkan semua unsur penelitian ini masih terbatas pada aspek rumah sakit dan disertai dengan pelayanan cross training rumah penelitian ruang sakit. Sementara penanggulangan bencana pandemi harus 4) Rumah sakit perlu membentuk unit meliputi semua unsur mulai dari wilayah penerangan episenter hingga rumah sakit rujukan. menjembatani Oleh karena itu diperlukan penelitian publik, dinas kesehatan dan media. lanjutan yang mengidentifikasi 5) Rumah khusus informasi sakit untuk dengan perlu menjaga kerjasama dengan kesiapsiagaan penanggulangan bencana hubungan pandemi Influenza dengan pendekatan kementerian kesehatan dan instansi whole approach yang melibatkan semua lain terkait dengan pemenuhan instansi kebutuhan dan mobilisasi sumber terkait Berdasarkan (lintas hasil sektoral). penelitian yang dilaksanakan di RSPAD Gatot Soebroto daya. b. Pusat Kesehatan TNI pada bulan Nopember 2016 hingga 1) Mendorong seluruh rumah sakit TNI Januari 2017 maka peneliti menyarankan dalam meningkatkan kesiapsiagaan kepada RSPAD Gatot Soebroto, Pusat menghadapi bencana pandemi dan Kesehatan penyakit infeksi lainnya TNI dan Kementerian Kesehatan sebagai berikut: 2) Mendukung a. RSPAD Gatot Soebroto berkaitan 1) Rumah sakit perlu menyusun konteks pandemi dengan berbagai skenario Agenda terbaru untuk meningkatkan kapasitas dan kesiapsiagaan. bertekanan ruang isolasi negatif untuk mengantisipasi korban massal isu pandemi Global Health Security c. Kementerian Kesehatan 1) Kementerian kesehatan tetap menjaga kerjasama dengan rumah 2) Rumah sakit perlu merencanakan penambahan dengan yang menjadi ancaman kesehatan dalam rencana penanggulangan bencana dengan mengacu kepada standar program sakit TNI dalam penanggulangan bencana pandemi 2) Melibatkan kesehatan TNI dalam peningkatan kewaspadaan Kesiapsiagaan Rspad Gatot Soebroto Dalam Penanggulangan … | Ronny Basirun Simatupang | 77 terhadap health security dan biosecurity. Daftar Pustaka Agency for Healthcare Research and Quality. (2004). Bioterrorism and Health System Preparedness, Issue Brief No. 3: “Optimizing Surge Capacity: Hospital Assesment and Planning. https://archive.ahrq.gov/news/ulp/b tbriefs/btbrief3.htm di unduh tanggal 18 januari 2017. Agency for Healthcare Research and Quality. (2007). Preparedness for chemical, biological, radiological, nuclear, and explosive events. Alshehri, A. (2012). The Hospital’s Role Within a Regional Disaster Response: A Comparison Study of An Urban Hospital Versus a Rural Hospital, Rochester Institute of Tecnology, Rochester, New York. Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Penerbit Rineka Cipta. Bentley, J. D. (2001). Hospital Preparedness for Bioterrorism. Public health reports. Volume 116. Washington: American Hospital Association. Chimenya, G. N. T. (2011). Hospital Emergency and Disaster Preparedness: A Study of Onanjokwe Lutheran Hospital, Northern Nambia, University of The Free State. Cliff, Barbara. (2007). A Study of Disaster Preparedness of Rural Hospitals in the United States, Western Michigan University. Creswell, J. (2016). Research design: Pendekatan metode kualitatif, kuantitatif, dan campuran (Edisi 4). Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Departemen Kesehatan RI. (2008). Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Kesehatan Lainnya, Cetakan Kedua, Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Djalali, A., Castren, M., Khankeh, H., Gryth, D. (2013). Hospital disaster Preparedness as measured by Functional Capacity : a comparison between Iran and Sweden, Prehospital and Disaster Medicine, Vol. 28, No 5, Stockholm, Sweden. Dumiak, Michael. (2012). Push Needed for pandemic planning. Bull World Health Organ. 90:800-801. FEMA. (2006). Using HAZUS-MH for Risk Assessment. U.S. Department of Homeland Security. Fitriani, A. (2012). Manfaat Prosedur Operasional Standar. Diakses 20 Desember 2016. Halpern, P., Goldberg, S. A., Keng, J. G., Koenig, K. L. (2012). Principle of Emergency Department Facility Design for Optimal Management of Mass-Casualty incidents. Prehospital and Disaster Medicine. Vol.27 No.2. Harvard School of Public Health. (2014). Hospital Based Decontamination Preparedness Resources. Department of Public Health. Massachusetts. Hick, J. L., Hanfling, D., Burstein, J. L., DeAtley, C., Barbisch, D., Bogdan, G. M., Cantrill, S. (2004). Health Care Facility and Community Strategies for Patient Care Surge Capacity. Annals of Emergency Medicine. 78 | Jurnal Prodi Manajemen Bencana | Agustus 2017 | Volume 3 Nomor 2 Denver: American College Emergency Physicians. of & Global Survival, Volume 6, No. 2. USA: Johns Hopkins University. Jahangiri, K., Izadkhah, Y. O., Lari, A. (2015). Hosptital Safey Index (HSI) analysis in Confronting disasters: A case study from Iran. Azad Islamic University. Tehran. Iran. Reidy, M., Ryan, F., Hogan, D., Lacey, S., Buckley, C. (2015). Preparedness of Hospitals in the Republic of Ireland for an Influenza Pandemic, an Infection Control Perspective. BMC Public Health. 15:847. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2016). Pedoman Manajemen dan respon Nasional Menghadapi Pandemi Influenza. Jakarta. Kruk, M. E. (2008). Emergency Preparedness and Public Health System. Lessons for developing countries. American Journal of Preventive Medicine; 34(6):529-534. Labrague, J. L.,Yboa, B. C.,McEnroePetitte, D. M.,Lobrino, L. R.,Brennan, M. G. B. (2015). Disaster Preparedness in Philippine Nurses. Journal of Nursing Scholarship. Philippine. Martinello, R. A. (2007). Preparing for Avian Influenza, Curr Opin Pediatr; 3(2): 99-107. Nap, R. M., Andriessen, M. P. H. M.,Meessen, N. E. L., Van der Werf, T. S. (2007). Pandemic Influenza and Hospital Resources, Emerging Infectious Diseases, Vol.13. Nathan, M. B., Nigel, S., Yevdayev, I., Qadan, M., & Dudkiewicz, M. (2014). Nurses willingness to report for work inthe event of an earthquake in Israel. Journal of Nursing Management, 22(70, 931-939. Occupational and Safety & Health Administration US departement of Labor. (2009). Protect your self, Avian Flu, Laboratory Employees. O’Toole, T. (2000). The Medical First Response to Bioterrorism. Medicine Scungio, D. J. (2014). Disaster and the laboratory: preparation, response and recovery.www.mlo-online.com. Sharp, G. (2011). Hospital Emergency Preparedness: Are Our Health Care Facilities Prepared for The Next Disaster?, American Military University. Sudarmono, Pratiwi. P. (2015). Biosecurity dalam Kedokteran dan Kesehatan. Biosecurity dalam kedokteran. Volume 3, No 1. Departemen Mikrobiologi. Fakultas Kedokteran universitas Indonesia. Jakarta. Terndrup, T. E., Leaming, J. M., Adams, R. J.,Adoff, S. (2012). Hospital-Based Coalition to Improve Regional Surge Capacity. Western Journal of Emergency Medicine. Volume XIII, No. 5. Pennsylvania. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana Veenema, T. G. (2006). Expanding educational opportunitis in disaster response and emergency preparedness for nurses. Nursing education Perspectives, 27, 93-99. WHO. (2004). Laboratories Bio-safety Manual 3rd edition WHO. (2005).Guidelines for Global Surveilanlance of Influenza A/H5. WHO. (2009). Hospital Preparedness checklist for pandemic influenza. Focus on Pandemic (H1N1) 2009. Regional Office for Europe. Kesiapsiagaan Rspad Gatot Soebroto Dalam Penanggulangan … | Ronny Basirun Simatupang | 79 WHO. (2014). Hospital Preparedness for Epidemics. Genewa: WHO Press. 80 | Jurnal Prodi Manajemen Bencana | Agustus 2017 | Volume 3 Nomor 2