analisis dampak pelatihan terhadap kinerja karyawan - E

advertisement
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Manajemen (Volume 4 Tahun 2016)
ANALISIS DAMPAK PELATIHAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN
Putu Edi Suartana, I Wayan Bagia I Wayan Suwendra
Email : [email protected], [email protected], [email protected]
Jurusan Manajemen
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan (1) kinerja karyawan sebelum diadakanya pelatihan, (2)
keuntungan yang diberikan karyawan kepada perusahaan sebelum dan sesudah diadakanya
pelatihan, (3) dampak pelatihan terhadap kinerja karyawan PT Bussan Auto Finance (BAF) Tbk.
Cabang Singaraja sesudah diadakanya pelatihan, (4) Return On Training Investment (ROTI) setelah
diadakanya pelatihan. Lokasi Penelitian dilaksanakan di PT Bussan Auto Finance (BAF) Tbk. Cabang
Singaraja dengan jumlah Sampel sebanyak 50 Orang. Jenis data yang digunakan dalam penelitian
adalah jenis data kuantitatif dengan sumber data sekunder. Metode pengumpulan data menggunakan
pencatatan dokumen. Teknik analisis data menggunakan analisis uji beda One sampel t-test dengan
bantuan program SPSS versi 21.00. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) kinerja karyawan
sebelum pelatihan belum optimal, (2) terdapat peningkatan Keuntungan setelah pelatihan yang
diperoleh perusahaan, (3) terdapat Dampak pelatihan terhadap kinerja karyawan sesudah pelatihan,
(4) nilai Return On Training Investment (ROTI) diperoleh sebesar 219,40%.
Kata Kunci: Dampak Pelatihan & Kinerja
ABSTRACT
This study aims to describe (1) the employee's performance before training, (2) the advantage
provided by the employee to the company before and after training, (3) the impact of training on
employee performance of PT Bussan Auto Finance (BAF) Tbk. Singaraja branch after training, (4)
Return on Training Investment (ROTI) after training. Locations Research conducted at PT Bussan
Auto Finance (BAF) Tbk. Singaraja branch of the number of samples as many as 50 people. Data
used in the study is a kind of quantitative data with secondary data sources. Data collection method
using a recording of the document. Data were analyzed using analysis of different test One sample ttest with SPSS version 21.00. The results showed that (1) the employee's performance before the
training is not optimal, (2) there is an increased advantage after the training obtained by the company,
(3) there are impacts of training on employee performance after training, (4) the value of Return On
Training Investment (ROTI) obtained by 219.40%.
Keywords: The Impact Of Training & Performance
PENDAHULUAN
Sumber daya manusia merupakan
elemen utama organisasi dibandingkan
dengan elemen lain seperti modal,
teknologi, dan uang sebab manusia itu
sendiri yang mengendalikan yang lain.
Membicarakan sumber daya manusia
tidak terlepas dari kegiatan-kegiatan atau
proses manajemen lainnya seperti strategi
perencanaan, pengembangan manajemen
dan
pengembangan
organisasi.
Keterkaitan
antara
aspek-aspek
manajemen itu sangat erat sekali
sehingga sulit bagi kita untuk menghindari
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Manajemen (Volume 4 Tahun 2016)
dari pembicaraan secara terpisah satu
dengan lainnya.
Kualitas sumber daya manusia
ditentukan oleh sejauh mana sistem di
bidang sumber daya manusia ini sanggup
menunjang dan memuaskan keinginan
karyawan maupun perusahaan. Kinerja
para pegawai perusahaan merupakan
fondasi dasar yang harus dibangun, dijaga
dan dikembangkan dalam perusahaan
agar memberikan dampak yang positif
bagi perusahaan baik dalam kualitas
maupun kuantitasnya. Berbagai macam
faktor permasalahan yang ada dapat
memberikan dampak bagi pencipta
tenaga kerja yang ada. Peningkatan
pengetahuan, keterampilan, perubahan
sikap,
perilaku,
koreksi
terhadap
kekurangan-kekurangan kinerja yang
dibutuhkan sehingga untuk meningkatkan
kinerja dapat dilaksanakan melalui
peningkatan kegiatan pelatihan dari
pimpinan atau perusahaan.
Penilaian
atas
pelaksanaan
pekerjaan yang dilaksanakan karyawan
atau sering disebut sebagai penilaian
kinerja juga mutlak dilakukan untuk
melihat sampai sejauh mana keberhasilan
pelatihan yang diberikan oleh perusahaan.
Berkaitan dengan peningkatan kinerja
maka diperlukan pelatihan dimana
pelatihan akan memberikan kesempatan
bagi karyawan mengembangkan keahlian
dan kemampuan baru dalam bekerja agar
apa yang diketahui dan dikuasai saat ini
maupun untuk masa mendatang dapat
membantu karyawan untuk mengerti apa
yang seharusnya dikerjakan dan mengapa
harus
dikerjakan,
memberikan
kesempatan
untuk
menambah
pengetahuan dan keahlian.
Pelatihan dan pengembangan
sumber daya manusia merupakan hal
yang sangat penting bagi karyawan untuk
lebih menguasai dan bekerja lebih baik
terhadap pekerjaan yang diemban.
Mangkunegara
(2010)
mengatakan
“pelatihan adalah suatu proses pendidikan
jangka pendek yang mempergunakan
prosedur sistematis dan terorganisir di
mana
pegawai
non
managerial
mempelajari
pengetahuan
dan
keterampilan
teknis
dalam
tujuan
terbatas”. Kemudian Samsudin (2009)
menyatakan bahwa “pelatihan adalah
usaha untuk memperbaiki penguasaan
berbagai keterampilan kerja dalam waktu
yang relatif singkat (pendek)”.
Lebih lanjut Permitasari (2010)
menyatakan
bahwa
“Cara
untuk
meningkatkan kinerja karyawan adalah
dengan melakukan pelatihan. Dengan
melakukan pelatihan kepada karyawan
maka
keahlian
dan
keterampilan
karyawan dapat meningkat dengan baik,
karyawan juga mendapat keterampilan,
keahlian, dan pengetahuan yang baru”.
Dengan melakukan pelatihan, karyawan
akan bekerja dengan lebih baik dalam
segi kuantitas dan kualitas hasil kerjanya.
Pelatihan memiliki peran penting
dalam menentukan efektivitas, efisiensi
perusahaan serta kinerja karyawan.
Simamora (2004:349) mengemukakan
dampak pelatihan adalah menciptakan
sikap, loyalitas dan kerjasama yang lebih
menguntungkan meningkatkan kuantitas
dan kualitas produktivitas, mengurangi
waktu belajar yang diperlukan karyawan
agar mencapai standar-standar kinerja
yang dapat diterima, membantu dalam
meningkatkan dan pengembangan pribadi
karyawan,
memenuhi
kebutuhankebutuhan perencanaan sumber daya
manusia.
Salah satu perusahaan yang
menerapkan kegiatan pelaithan adalah PT
Busan Auto Finance (BAF) Tbk.
Perusahaan ini adalah perusahaan yang
bergerak dalam bidang pembiayaan
dimana pelanggannya memiliki kebutuhan
jangka panjang (long time horizon).
Dengan kondisi tersebut PT Busan Auto
Finance (BAF) Tbk. Cabang Singaraja ini
menyadari
pentingnya
melakukan
pemeliharaan kinerja sumber daya
manusia melalui pelatihan. Sesuai dengan
tema
yang
dicanangkan
dalam
Perusahaan yaitu “Leading Through
Strong Culture and Team Synergy”,
Subdirektorat Sumber Daya Manusia &
Bagian Umum akan terus melanjutkan
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Manajemen (Volume 4 Tahun 2016)
dan
mengembangkan
program
pembentukan budaya Perusahaan dan
sinergi tim untuk mempertahankan
budaya kerja yang telah terbentuk dengan
baik di PT Bussan Auto Finance (BAF)
Tbk. Cabang Singaraja, diantaranya
melalui:
pelaksanaan program culture
and team synergy (CTS) di setiap
tingkatan organisasi yang dimulai dari
manajemen atas, manajemen tingkat
menengah hingga staff; berupa (1)
Kegiatan Gerakan Manajemen Turun ke
Bawah atau biasanya disingkat Gemba
yang dijalankan di sembilan area di
seluruh Indonesia guna memperoleh
timbal
balik
dari
karyawan;
(2)
pelaksanaan kegiatan management team
building
di
seluruh
divisi;
(3)
melaksanakan program regular culture
development di kantor pusat dan seluruh
jaringan usaha seperti doa pagi bersama,
pemutaran
video
Sharing
dari
Manajemen;
dan
(4)
kegiatan
menghidupkan lingkungan kerja yang
profesional namun tetap menyenangkan.
Salah satu kegiatan utama yang
hendak
diimplementasikan
adalah
bagaimana
seluruh
divisi
dapat
mengembangkan program peningkatan
kinerja sesuai dengan bidangnya masingmasing.
Sejalan
dengan
program
tersebut, Subdirektorat Sumber Daya
Manusia
&
Bagian
Umum
terus
melakukan
pemantauan
terhadap
produktifitas karyawan, menelaah dan
membangun
sistem
reward
and
punishment yang berhubungan langsung
dengan
produktifitas
karyawan,
melakukan
penelahaan
organisasi
bersama dengan seluruh divisi untuk
membuat suatu rancangan organisasi
yang lebih efisien dan efektif.
Dalam upaya mendukung bisnis
Perusahaan pada tahun 2012, talent
management di Busan Auto Finance
(BAF) akan lebih disempurnakan dengan
membangun sistem talent management
yang
lebih
mengarahkan
kepada
peningkatan kualitas sumber
daya
manusia.
Seleksi
karyawan
dalam
program promosi ditelaah ulang dan
disempurnakan
kembali.
Kegiatan
pelatihan yang sering diberikan seperti onthe-job training, e-learning, hand book dan
tools kit yang berhubungan dengan
kompetensi utama (core competency) dan
kompetensi teknis (technical competency)
yang telah ditetapkan pada masingmasing fungsi. Dari berbagai pelatihan
yang dilaksanakan oleh PT Busan Auto
Finance (BAF) Tbk. Cabang Singaraja.
Berdasarkan
temuan
empiris
menunjukkan bahwa PT BAF Tbk.
Cabang
Singaraja
belum
pernah
melakukan evaluasi dampak pelatihan
pada karyawan baik dari Tahun 2011
sampai dengan Tahun 2013 sehingga
terlihat bahwa kinerja karyawan tampak
tidak jelas. Berdasarkan hal tersebut
maka perusahaan perlu mengkaji kembali
dengan melakukan evaluasi dampak
pelatihan apakah pemberian pelatihan
sudah sesuai dengan yang dibutuhkan
oleh karyawan dan apakah pelatihan yang
diberikan sudah mampu meningkatkan
kinerja karyawan.
Sumber daya manusia merupakan
aset terpenting perusahaan karena
perannya sebagai subyek pelaksana
kebijakan dan kegiatan operasional
perusahaan. Sumber daya yang dimiliki
oleh perusahaan seperti modal, metode
dan mesin tidak bisa memberikan hasil
yang optimum apabila tidak didukung oleh
sumber daya manusia yang mempunyai
kinerja yang optimum. Douglas (dalam
Yerri,
2012),
menjelaskan
bahwa
“perusahaan membutuhkan karyawan
yang
mempunyai
kinerja
(job
performance) yang tinggi”.
Memahami
pentingnya
keberadaan SDM di era global saat ini
salah satu upaya yang harus dicapai oleh
perusahaan adalah dengan meningkatkan
kualitas SDM. Dengan meningkatkan
kualitas
Sumber
Daya
Manusia
diharapkan karyawan dapat bekerja
secara produktif dan profesional sehingga
kinerja yang dicapainya diharapkan akan
lebih memuaskan sesuai standar kerja
yang dipersyaratkan.
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Manajemen (Volume 4 Tahun 2016)
Menurut Yerri (2012), “dampak
pelatihan adalah dapat meningkatkan
kinerja yang ditunjukkan oleh oleh adanya
kemampuan dan keterampilan serta
pengetahuan karyawan yang tinggi pula
dari hasil pelatihan”. Pelaksanaan kerja
dalam arti kinerja tidak hanya menilai fisik
yang telah dihasilkan oleh seorang
karyawan. Pelaksanaan pekerjaan disini
dalam
artian
secara
keseluruhan,
sehingga
dalam
penilaian
kinerja
ditunjukkan pada berbagai bidang seperti
kemampuan kerja, kerajinan, hubungan
kerja, prakarsa, kepemimpinan atau halhal khusus sesuai dengan bidang dan
level pekerjaan yang dijabatnya. Oleh
karena itulah penilaian kinerja secara rutin
perlu dilakukan agar diketahui peranan
aktif para karyawan dalam mendukung
tercapainya tujuan perusahaan.
Lebih lanjut Permitasari (2010),
menyatakan
bahwa
“Cara
untuk
meningkatkan kinerja karyawan adalah
dengan melakukan pelatihan. Dengan
melakukan pelatihan kepada karyawan
maka
keahlian
dan
keterampilan
karyawan dapat meningkat dengan baik,
karyawan juga mendapat keterampilan,
keahlian, dan pengetahuan yang baru”.
Dengan melakukan pelatihan, karyawan
akan bekerja dengan lebih baik dalam
segi kuantitas dan kualitasnya hasil
kerjanya.
Studi yang dilakukan Tall dan Hall
dalam Sutrisno (2009), menghasilkan
kesimpulan
bahwa
dengan
mengombinasikan berbagai faktor dalam
hal teknik pelatihan yang benar, persiapan
dan perencanaan yang matang, serta
komitmen terhadap esensi pelatihan maka
perusahaan dapat mencapai manfaat
kompetisi yang sangat besar dalam
meningkatkan kinerja pada pasar yang
sangat ketat.
Tujuan setiap perusahaan pada
umumnya adalah untuk mencapai tingkat
profitabilitas tinggi, dan diharapkan dalam
setiap proses mengalami peningkatan
sesuai dengan yang diharapkan. Untuk
dapat memperoleh kinerja yang baik,
maka
berarti
kemampuan
dan
keterampilan yang dimiliki oleh para
karyawan perusahaan harus baik pula,
dan hal ini akan terjadi jika diadakan
pelatihan yang ditujukan untuk para
karyawan.
Pelatihan merupakan kegiatan
perusahaan dengan maksud dapat
memperbaiki dan mengembangkan sikap,
tingkah
laku,
keterampilan,
dan
pengetahuan para karyawan sesuai
keinginan
perusahaan
yang
bersangkutan. Apabila karyawan telah
dilatih maka mereka akan memiliki
kemampuan dan keterampilan lebih baik,
sehingga mereka mampu bekerja lebih
efektif dan efisien, dan akhirnya karyawan
tersebut mendapat penilaian kerja yang
baik pula dalam meningkatkan kinerjanya.
Investasi terpenting yang mungkin
dilakukan oleh perusahaan adalah
investasi insani (human investment)
dengan penyisihan dan penyediaan dana
untuk kepentingan pelatihan. Pelatihan
merupakan
suatu
kekuatan
yang
diharapkan
dapat
mempercepat
pembinaan sumber daya manusia dengan
kompetensi, kemampuan dan tingkat
profesionalisme yang sesuai dengan
kebutuhan dunia kerja dan pembangunan
menjelang
pasar
bebas.
Pelatihan
dimaksudkan
untuk
mengoreksi
kekurangan-kekurangan kinerja yang
berkenaan dengan ketidakcocokan antara
perilaku aktual dengan perilaku yang
diharapkan.
Program pelatihan yang intensif
perlu dilaksanakan oleh perusahaan agar
memiliki sumber daya manusia yang
memiliki kinerja optimal. Dengan adanya
kegiatan pelatihan, karyawan memiliki
kesempatan
untuk
menyerap
pengetahuan
atau
nilai-nilai
baru,
sehingga dengan pengetahuan baru
tersebut
para
karyawan
dapat
meningkatkan
profesinya
dalam
melaksanakan tugas yang dibebankan
kepadanya.
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Manajemen (Volume 4 Tahun 2016)
Menurut
Yerri
(2012)
“Pengembangan sumber daya manusia
yang
dilakukan
melalui
pelatihan
merupakan
suatu
usaha
untuk
meningkatkan kualitas sumber daya
manusia. Pelatihan merupakan hal yang
sangat penting yang dapat dilakukan oleh
organisasi tersebut memiliki tenaga kerja
yang
pengetahuan
(knowledge),
kemampuan (ability), dan keterampilan
(skill)
dapat
memenuhi
kebutuhan
organisasi di masa kini dan di masa yang
akan datang”.
Pramudyo
(2007:16)
“Proses
pembelajaran yang dirancang untuk
mengubah
kinerja
orang
dalam
melakukan
pekerjaannya”.
Yang
dimaksud dalam hal ini adalah adanya
empat hal yang harus diperhatikan. Yaitu
proses
pelatihan,
kinerja,
peserta
pelatihan, dan pekerjaan. Harus dipahami
bahwa proses pelatihan mengacu kepada
suatu perubahan yang harus terjadi pada
peserta
pelatihan.
Dalam
proses
pelatihan, kinerja yang kurang baik
dibenahi sedemikian rupa sehingga
menjadi lebih baik. Sehingga sekumpulan
tugas-tugas yang telah menanti dapat
dikerjakan dengan baik oleh pekerja yang
telah mengikuti pelatihan.
Agar program pelatihan yang
diberikan pada karyawan dapat mencapai
sasarannya, serta biaya yang dikeluarkan
tidak sia-sia, maka hasil pelatihan perlu
dinilai dan dievaluasi. Penilaian terhadap
pelatihan
perlu
dilakukan
untuk
mengetahui seberapa jauh bertambahnya
pengetahuan (knowledge), ketrampilan
(skill), dan perbaikan sikap (attitude) dari
karyawan yang mengikuti program
pelatihan tersebut. Penilaian keberhasilan
pelatihan menurut Heidjrachman dan
Suad Husnan (2007:108), yaitu : (1)
kinerja sebelum dan sesudah Training,
apakah memang terjadi peningkatan
produktivitas, misalnya diukur dari tingkat
kualitas maupun kuantitas produksi. (2)
Penurunan tingkat kecelakaan, apakah
cukup berhasil program Training tersebut.
Standar kinerja merupakan alat
ukur bagi perusahaan atau organisasi
dalam membandingkan antara apa yang
telah dilakukan dengan apa yang
diharapkan atau ditargetkan sesuai
dengan pekerjaan atau jabatan yang telah
dipercayakan kepada seseorang. Dimensi
yang digunakan untuk menilai kinerja
karyawan oleh masing-masing organisasi
berbeda-beda, tergantung pada
pendekatan dan tujuan penilaian
pekerjaan yang digunakan. Berdasarkan
hal tersebut dapat disimpulkan bahwa
kinerja karyawan adalah kualitas kerja,
kuantitas kerja, pengetahuan kerja,
kreativitas dan kerjasama. Gorda (2006),
untuk mengukur kinerja pegawai dapat
dijelaskan sebagai berikut.
(1) Kuantitas kerja yaitu jumlah kerja yang
dilakukan dalam suatu periode waktu
yang ditentukan. Aspek kuantitatif
yang
perlu
diperhatikan
dalam
penilaian kinerja mencakup lamanya
waktu yang digunakan dan banyaknya
kesalahan yang dilakukan serta
volume pekerjaan yang dilakukan
pada hari kerja normal. Kinerja
karyawan dapat dicerminkan dari
kuantitas kerja yang dicapai.
(2) Kualitas kerja yaitu kualitas kerja yang
dicapai berdasarkan syarat-syarat
kesesuaian dan kesiapan. Aspek
kualitas dari pekerjaan yang perlu
diperhatikan dalam penilaian kerja
mencakup,
kemampuan
untuk
mengkoordinasikan,
kemampuan
untuk menganalisis, dan kemampuan
untuk mengevaluasi kualitas pekerjaan
yang
meliputi
keahlian
dan
kesempurnaan pekerjaan.
(3) Pengetahuan kerja adalah kejelasan
pemahaman
pegawai
mengenai
faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan pekerjaan.
Pengetahuan
pekerjaan merupakan informasi yang
berhubungan dengan pekerjaan yang
memungkinkan individu atau karyawan
terpuaskan dengan kinerja pekerja.
Pengetahuan pekerjaan berkaitan
dengan keahlian dan kemampuan
yang dimiliki karyawan.
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Manajemen (Volume 4 Tahun 2016)
(4) Kreativitas yaitu keaslian gagasan
yang dimunculkan dari tindakantindakan
untuk
menyelesaikan
persoalan-persoalan yang
timbul.
Dimensi
dari
kreativitas
dalam
penilaian kinerja yaitu menggunakan
istilah adaptability yaitu kemampuan
karyawan untuk mengikuti perubahan
dan belajar terus menerus. Kreatifitas
karyawan merupakan sikap dan
perilaku
karyawan
di
dalam
menggunakan kemampuan berpikir
yang rasional ke arah mencari
berbagai
alternative
di
dalam
memecahkan berbagai masalah dan
kendala untuk diubah menjadi peluang
melalui penemuan baru sebagai hasil
cara berpikir rasional dan kreatif.
(5) Kerja
sama
yaitu
merupakan
kesediaan karyawan untuk bekerja
sama dengan orang lain atau sesama
karyawan
dan
bawahan
untuk
mencapai
tujuan
organisasi.
Kerjasama dititik beratkan kepada
kesediaan untuk bekerja sama dengan
para pegawai yang terkait dengan
pelaksanaan tugas dan tanggung
jawab,
serta
kesediaan
untuk
memotivasi pegawai lain untuk
bekerjasama.
Kerja
sama
juga
berkaitan
dengan
kemampuan
karyawan dalam menghargai hasil
kerja dari rekan sekerja.
Perusahaan yang menerapkan
pelatihan
bagi
karyawannya
perlu
melakukan peninjauan, agar pelatihan
yang telah dilakukan sebelumnya dapat
menjadi titik terang untuk pelaksanaan
pelatihan di masa yang akan datang.
Menurut
Handoko
(2011:119),
menjelaskan
“Implementasi
program
latihan dan pengembangan berfungsi
sebagai proses transformasi. Para
karyawan yang tidak terlatih diubah
menjadi
karyawan-karyawan
yang
berkemampuan, sehingga dapat diberikan
tanggung-jawab lebih besar. Untuk
menilai keberhasilan program-program
tersebut, manajemen harus mengevaluasi
kegiatan-kegiatan
latihan
dan
pengembangan secara sistematis.”
Pengukuran dampak pelatihan
dapat diukur dengan menggunakan
prestasi kerja yang dihasilkan oleh
karyawan sebelum dan sesudah kegiatan
pelatihan dilaksanakan. Manullang (2009),
menyatakan bahwa objek yang diilai dari
pegawai adalah benyaknya pekerjaan
yang dapat diselesaikan dari yang
ditergetkan.
Adapun tujuan penelitian yang
diharapkan adalah untuk mendiskripsikan
kinerja karyawan PT Bussan Auto Finance
(BAF) Tbk. Cabang Singaraja sebelum
diadakanya pelatihan, kedua, keuntungan
yang
diberikan
karyawan
kepada
perusahaan sebelum dan sesudah
diadakanya pelatihan, ketiga, dampak
pelatihan terhadap kinerja karyawan PT
Bussan Auto Finance (BAF) Tbk. Cabang
Singaraja sesudah diadakanya pelatihan,
keempat, Return On Training Investment
(ROTI) setelah diadakanya pelatihan pada
PT Bussan Auto Finance (BAF) Tbk.
Cabang Singaraja.
Penelitian ini diharapkan dapat
memberikan manfaat, baik manfaat
teoritis maupun manfaat praktis. Secara
teoritis penelitian ini diharapkan dapat
memberikan
pemahaman
untuk
mendukung teori-teori manajemen sumber
daya manusia khususnya mengenai teori
pelatihan dalam meningkatkan Kinerja.
Secara praktis penelitian ini diharapkan
mampu memberikan pengalaman serta
wawasan dalam mengaplikasikan ilmu
yang telah didapat melalui teori-teori yang
telah diperoleh di bangku kuliah dengan
kenyataan
di
lapangan
khususnya
mengenai
pelatihan
dalam
rangka
meningkatkan kinerja serta penelitian ini
untuk memenuhi persyaratan untuk
memperoleh gelar sarjana dan bagi
perusahaan
penelitian
ini
dapat
dipergunakan
dalam
mengambil
kebijaksanaan lebih lanjut terutama dalam
hal melakukan evaluasi dampak pelatihan
sebagai upaya meningkatkan kinerja
karyawan pada PT Busan Auto Finance
(BAF) Tbk. Cabang Singaraja.
METODE
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Manajemen (Volume 4 Tahun 2016)
Desain penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah penelitian
eksperimen.
Metode
penelitian
eksperimen merupakan metode penelitian
yang digunakan untuk mencari pengaruh
perlakuan tertentu terhadap yang lain
dalam kondisi yang terkendalikan. Dalam
penelitian ini adalah untuk mengetahui
dampak pelatihan yang diberikan oleh
perusahaan kepada karyawan dan
kemudian dilakukan evaluasi dampak
pelatihan apakah kegiatan pelatihan
dianggap berhasil atau tidak serta
membandingkan antara dampak sebelum
dan sesudah pelatihan.
Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh karyawan PT Bussan Auto
Finance (BAF) Tbk. Cabang Singaraja
yang berjumlah 47 orang. Jenis data
dalam penelitian ini menggunakan data
kuantitatif dengan sumber data sekunder.
Metode pengumpulan data menggunakan
mete pencatatan dokumen dan analisis
data menggunakan analisis uji beda One
sampel T-Test dengan bantuan program
SPSS 21.0.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Berdasarkan hasil pengumpulan
data berupa pencatatan dokumen yang
diperoleh dari PT Bussan Auto Finance
(BAF) Tbk. Cabang Singaraja tentang
penjualan kredit yang dilakukan oleh
karyawan yang merupakan kinerja
karyawan kemudian keuntungan yang
diperoleh perusahaan sebelum dan
sesudah dilaksanakannya pelatihan serta
pengujian hipotesis dengan menggunakan
analisis uji beda dapat ditampilkan pada
Tabel 1.
Tabel 1. Hasil Uji Hipotesis menggunakan One sampel t-test
t
μ1
μ2
39,582
58,865
df
46
46
Test Value = 0
Mean Difference
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower
Upper
,000 35510468,08511 33704644,3432 37316291,8270
,000 56366340,42553 54438872,0213 58293808,8298
Sig. (2tailed)
Kinerja
karyawan
sebelum
pelatihan dalam melakukan penjualan
kredit sepeda motor hanya sebesar Rp.
1.668.992.000,- dan kinerja karyawan
sesudah diadakan pelatihan adalah
sebesar Rp. 2.649.218.000,-, sehingga
dari data tersebut dapat diketahui dampak
pelatihan dengan peningkatan kinerja
karyawan dalam menyalurkan kredit
menjadi sebesar Rp. 270.214.100,-. Hal
ini berarti bahwa terdapat dampak
sesudah dilaksanakan pelatihan pada PT
Bussan Auto Finance (BAF) Tbk. Cabang
Singaraja. Hasil ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Novi
(2009), bahwa peningkatan kualitas
sumber daya manusia bisa dilakukan
melalui pelatihan. Keberhasilan dan juga
kegagalan
dari
suatu
pelatihan
pengembangan
karyawan,
akan
berdampak kepada kinerja karyawan itu
sendiri dan keuntungan perusahaan.
penelitian yang lain yang juga mendukung
hasil tersebut adalah penelitian yang
dilakukan oleh Permitasari (2010), bahwa
cara
untuk
meningkatkan
kinerja
karyawan adalah dengan melakukan
pelatihan. Dengan melakukan pelatihan
kepada karyawan maka keahlian dan
keterampilan karyawan dapat meningkat
dengan baik, karyawan juga mendapat
keterampilan, keahlian, dan pengetahuan
yang baru”. Dengan melakukan pelatihan,
karyawan akan bekerja dengan lebih baik
dalam segi kuantitas dan kualitasnya hasil
kerjanya.
Pelatihan
memberikan
peningkatan keuntungan terhadap PT
Bussan Auto Finance (BAF) Tbk. Cabang
Singaraja. Keuntungan sebelum pelatihan
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Manajemen (Volume 4 Tahun 2016)
adalah Rp. 147.033.900,- dan keuntungan
setelah adanya pelatihan adalah Rp.
417.248.000,- maka terdapat selisih
peningkatan sebesar Rp. 147.033.900,-.
Ini artinya pelatihan dapat memberikan
manfaat yang besar terhadap kinerja
karyawan pada PT Bussan Auto Finance
(BAF) Tbk. Cabang Singaraja sebesar Rp.
147.033.900,-. Hal ini sejalan dengan
penelitian terdahulu yang dilakukan oleh
Yerri (2012), bahwa dampak pelatihan
yang dilaksanakan oleh perusahaan dapat
meningkatkan kinerja yang ditunjukkan
oleh oleh adanya kemampuan dan
keterampilan
serta
pengetahuan
karyawan yang tinggi pula dari hasil
pelatihan. Oleh karena itulah pelatihan
hendaknya dilaksanakan secara berkala
untuk mendukung tercapainya tujuan
perusahaan.
Keuntungan
yang
diperoleh
perusahaan setelah pelatihan adalah
sebesar Rp. 270.214.100,- sedangkan
biaya pelatihan yang dikeluarkan oleh
perusahaan
adalah
sebesar
Rp
84.600.000,sehingga
diperoleh
kentungan
bersih
sebesar
Rp.
185.614.100,-, sehingga pada perhitungan
Return On Training Investment (ROTI)
diperoleh nilai sebesar 219,40%. Nilai
tersebut menunjukkan bahwa tingkat
pengembalian investasi pelatihan berupa
keuntungan bersih yang diperoleh jauh
lebih besar dari biaya yang dikeluarkan
untuk
penyelenggaraan
pelatihan
tersebut. Dengan demikian, pada akhirnya
dapat simpulkan mengenai Return On
Training Investment (ROTI) bahwa
pelatihan yang diberikan PT Bussan Auto
Finance (BAF) Tbk. Cabang Singaraja
cukup
berharga
untuk
dilanjutkan
penyelenggaraannya di kemudian hari.
Hasil ini sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Prita (2012), bahwa Setelah
dilakukan
perhitungan
menggunakan
metode return on Training investment di
dapatkan nilai ROTI yang lebih besar dari
biaya yang dikeluarkan untuk pelatihan.
Hal ini berarti investasi perusahaan dalam
melaksanakan program pelatihan sangat
tepat dan tentunya terus dilanjutkan
kegiatannya secara berkala.
Hasil pengujian hipotesis dengan
menggunakan analisis Uji Beda One
Sampel t-test diperoleh bahwa Ho ditolak
yang berarti ada dampak sebelum dan
sesudah pelatihan pada PT Bussan Auto
Finance (BAF) Tbk. Cabang Singaraja
karena p-value < α 0,05, kemudian nilai
dampak sebelum pelatihan (μ1) adalah
sebesar 39,960 dan nilai dampak sesudah
pelatihan ( μ2) adalah sebesar 50,057
sehingga menunjukkan bahwa μ1 < μ2
yang artinya bahwa Kinerja karyawan
sesudah
pelatihan
lebih
besar
dibandingkan kinerja karyawan sebelum
pelatihan. Hasil ini sejalan dengan
penelitian terdahulu yang dilakukan oleh
Agus (2004), bahwa Setiap karyawan
masih memerlukan adanya latihan kerja
agar kinerjanya dapat ditingkatkan.
Kemudian penelitian yang dilakukan oleh
Rony (2011), bahwa Ada pengaruh positif
antara variabel pelatihan terhadap kinerja
karyawan.
Pembahasan
Pelatihan merupakan kegiatan
perusahaan dengan maksud dapat
memperbaiki dan mengembangkan sikap,
tingkah
laku,
keterampilan,
dan
pengetahuan para karyawan sesuai
keinginan
perusahaan
yang
bersangkutan. Apabila karyawan telah
dilatih maka mereka akan memiliki
kemampuan dan keterampilan lebih baik,
sehingga mereka mampu bekerja lebih
efektif dan efisien, dan akhirnya karyawan
tersebut mendapat penilaian kerja yang
baik pula dalam meningkatkan kinerjanya.
PT Bussan Auto Financce (BAF) Tbk.
Cabang Singaraja merupakan salah satu
perusahaan yang menerapkan kegiatan
pelatihan
kepada
karyawan
untuk
menunjang kinerjanya.
Berdasarkan
Hasil
penelitian
menunjukkan bahwa terdapat peningkatan
kinerja karyawan setelah dilaksanakan
pelatihan oleh PT Bussan Auto Finance
(BAF) Tbk. Cabang Singaraja. Hasil ini
sejalan
dengan
penelitia
yang
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Manajemen (Volume 4 Tahun 2016)
dilaksanakan
Novi
(2009)
bahwa
peningkatan kualitas sumber
daya
manusia bisa dilakukan melalui pelatihan.
Keberhasilan dan juga kegagalan dari
suatu pelatihan pengembangan karyawan,
akan berdampak kepada kinerja karyawan
itu sendiri dan keuntungan perusahaan.
penelitian yang lain yang juga mendukung
hasil tersebut adalah penelitian yang
dilakukan oleh Permitasari (2010) bahwa
cara
untuk
meningkatkan
kinerja
karyawan adalah dengan melakukan
pelatihan. Dengan melakukan pelatihan
kepada karyawan maka keahlian dan
keterampilan karyawan dapat meningkat
dengan baik, karyawan juga mendapat
keterampilan, keahlian, dan pengetahuan
yang baru”. Dengan melakukan pelatihan,
karyawan akan bekerja dengan lebih baik
dalam segi kuantitas dan kualitasnya hasil
kerjanya.
Berdasarkan
hasil
penelitian
diketahui bahwa Pelatihan memberikan
peningkatan
keuntungan
terhadap
perusahaan. Keuntungan yang diperoleh
ini meningkat cukup signifikan apabila
dibandingkan
dengan
keuntungan
sebelum dilaksanakannya pelatihan. Hal
ini sejalan dengan penelitian terdahulu
yang dilakukan oleh Yerri (2012) bahwa
dampak pelatihan yang dilaksanakan oleh
perusahaan dapat meningkatkan kinerja
yang ditunjukkan oleh oleh adanya
kemampuan dan keterampilan serta
pengetahuan karyawan yang tinggi pula
dari hasil pelatihan. Oleh karena itulah
pelatihan hendaknya dilaksanakan secara
berkala untuk mendukung tercapainya
tujuan perusahaan.
Berdasarkan hasil perhitungan
Return on Training Investment (ROTI)
yang membandingkan antara keuntungan
bersih perusahaan dengan biaya yang
dikeluarkan
untuk
melaksanakan
pelatihan diperoleh nilai sebesar 219,40%.
Nilai tersebut menunjukkan bahwa tingkat
pengembalian investasi pelatihan berupa
keuntungan bersih yang diperoleh jauh
lebih besar dari biaya yang dikeluarkan
untuk
penyelenggaraan
pelatihan
tersebut. Dengan demikian, pada akhirnya
dapat simpulkan mengenai Return On
Training Investment (ROTI) bahwa
pelatihan yang diberikan PT Bussan Auto
Finance (BAF) Tbk. Cabang Singaraja
cukup
berharga
untuk
dilanjutkan
penyelenggaraannya di kemudian hari.
Hasil ini sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Prita (2012) bahwa Setelah
dilakukan
perhitungan
menggunakan
metode return on Training investment di
dapatkan nilai ROTI yang lebih besar dari
biaya yang dikeluarkan untuk pelatihan.
Hal ini berarti investasi perusahaan dalam
melaksanakan program pelatihan sangat
tepat dan tentunya terus dilanjutkan
kegiatannya secara berkala.
Berdasakan hasil analisis uji Beda
One Sampel t-test menggunakan bantuan
SPSS 21.0 diperoleh hasil Ho ditolak yang
berarti ada dampak sebelum dan sesudah
pelatihan pada PT Bussa Auto Finance
(BAF) Tbk. Cabang Singaraja dengan nilai
p-value < α 0,05 serta menunjukkan
bahwa μ1 < μ2 yang artinya bahwa Kinerja
karyawan sesudah pelatihan lebih besar
dibandingkan kinerja karyawan sebelum
pelatihan. Hasil analisis regresi linier
sederhana juga menunjukkan bahwa
pelatihan
berpengaruh
positif
dan
signifikan terhadap kinerja karyawan. Hal
ini sejalan dengan penelitian terdahulu
yang dilakukan oleh Agus (2004) bahwa
Setiap karyawan masih memerlukan
adanya latihan kerja agar kinerjanya dapat
ditingkatkan. Kemudian penelitian yang
dilakukan oleh Rony (2011) bahwa Ada
pengaruh positif antara variabel pelatihan
terhadap kinerja karyawan.
Adapun
yang
menjadi
keterbatasan atau kelemahan dari hasil
penelitian ini diantaranya adalah (a) hasil
penelitian hanya dapat digunakan pada
satu instansi yaitu Pada PT Bussan Auto
Finance (BAF) Tbk. Cabang Singaraja,
diharapkan pada peneliti berikutnya untuk
meneliti perusahaan yang lebih kompleks
lagi (b) jumlah variabel operasional
terbatas, yaitu hanya dampak pelatihan,
(c) populasi penelitian masih kecil
sehingga
diharapkan
menggunakan
sampel penelitian yang lebih banyak lagi.
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Manajemen (Volume 4 Tahun 2016)
PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan pada, maka dapat diambil
simpulan sebagai berikut. (1) Kinerja
karyawan sebelum pelatihan hanya
sebesar
Rp.
1.668.992.000,-,
(2)
Keuntungan sebelum pelatihan adalah
Rp. 147.033.900,- dan keuntungan
setelah adanya pelatihan adalah Rp.
417.248.000,yang
menunjukkan
keuntungan yang diperoleh PT Bussan
Auto Finance (BAF) Tbk. Cabang
Singaraja sebesar Rp. 980.226.000,-, (3)
Dampak pelatihan terhadap kinerja
karyawan pada PT Bussan Auto Finance
(BAF) Tbk Cabang Singaraja adalah
sebesar Rp. 2.649.218.000,-, sehingga
dari data tersebut dapat diketahui
peningkatan kinerja karyawan dalam
menyalurkan kredit menjadi sebesar Rp.
980.226.000,-, (4) Hasil perhitungan
Return On Training Investment (ROTI)
diperoleh nilai sebesar 219,40%, (5) Hasil
pengujian hipotesis menunjukkan bahwa
Ho ditolak (p-value < α 0,05) yang berarti
ada dampak sebelum dan sesudah
pelatihan pada PT Bussan Auto Finance
(BAF) Tbk. Cabang Singaraja dan ada
peningkatan keuntungan setelah pelatihan
Adapun saran yang disampaikan
kepada perusahaan adalah (1) Bagi PT
Bussan Auto Finance (BAF) Tbk. Cabang
Singaraja agar lebih mempertahankan
kinerja dengan melanjutkan pengadaan
pelatihan karena berdasarkan hasil
penelitian
terbukti
pelatihan
dapat
mempengaruhi
kinerja
karyawan.
Penerapan sistem pelatihan yang baik
akan dapat membantu perusahaan untuk
mencapai tujuan dalam memperoleh,
memelihara dan menjaga karyawan
dengan optimum, (2) Bagi para peneliti,
khususnya yang tertarik dan berminat
untuk mendalami tentang pelatihan
terhadap kinerja karyawan diharapkan
untuk mengembangkan penelitian ini
dengan menambah sampel atau populasi
yang lebih luas agar dapat menguji
variabel lain yang diduga kuat dapat
mempengaruhi kinerja karyawan seperti
kepuasan kerja, disiplin kerja, motivasi
kerja, semangat kerja dan insentif
finansial.
DAFTAR RUJUKAN
Agus Fitrianto. 2004. Analisis Pengaruh
Pelatihan Kerja Dan Pengembangan
Kerja Terhadap Kinerja Pegawai
(Studi Kasus pada Perusahaan
Handuk Sempulur di Ngendo,
Klaten). Skripsi. Fakultas Ekonomi.
Universitas
Muhammadiyah.
Surakarta
Handoko, T. Hani. 2011. Manajemen
Sumber
Daya
Manusia.
Yogyakarta: BPFE.
Heidjrachman, Ranupandoyo, dan Suad
Husnan.
2007.
Manajemen
Personalia. Yogyakarta: BPFE
Mangkunegara, A.A Anwar Prabu. 2010.
Evaluasi Kinerja SDM. Bandung:
PT Revika Aditama.
Novi Hidayat. 2009. Audit Manajemen
Atas Proses Rekrutmen Dan
Pelatihan
Terhadap
Kinerja
Karyawan Pada PT Bank Windu
Kentjana
International.
Tbk
(Cabang Palembang). Skripsi.
STIE MDP
Permitasari, Ami Vintya. 2010. Pengaruh
Dimensi
Pelatihan
Terhadap
Kinerja Karyawan Pada Badan
Pusat
Statistik
Kabupaten
Magetan.
Skripsi.
Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas
Brawijaya Malang.
Pramudyo, Chrisogonus. D. 2007. Cara
Pinter Jadi Trainer. Jakarta:
Percetakan Galang Press
Rony Salinding. 2011. Analisis Pengaruh
Pelatihan
Terhadap
Kinerja
Karyawan Pada PT. Erajaya
Swasembada Cabang Makassar.
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Manajemen (Volume 4 Tahun 2016)
Skripsi.
Jurusan
Manajemen
Fakultas Ekonomi. Universitas
Hasanuddin. Makassar.
Samsudin, Sadili. 2009. Manajemen
Sumber Daya Manusia. Bandung:
Pustaka Setia Bandung.
Simamora, Henry. 2004. Manajemen
Sumber Daya Manusia. cetakan
pertama edisi III. Yogyakarta: STIE
YPKN
Sugiyono.
2012.
Statistika
Penelitian.
Cetakan
Bandung: Alfabeta.
Yerri,
Suryodadi.
Pelatihan
Kompensasi
Karyawan
Muamalat
Semarang.
Dan Bisnis.
Universitas
Semarang.
Untuk
Ke-21.
2012.
Pengaruh
Dan
Kepuasan
terhadap
kinerja
Pada
PT
Bank
Indonesia
Cabang
Fakultas Ekonomika
Jurusan Manajemen.
Diponegoro.
Download