E-Commerce di Indonesia NAMA ANGGOTA KELOMPOK : 1. SEPTIAN KURNIA PUTRA (135020101111046) 2. SUKIM WAHYOGO PURNOMO (135020101111071) 3. IRZA AZWARDI SABANI (135020101111063) PENDAHULUAN Kemajuan di bidang teknologi, komputer, dan telekomunikasi mendukung perkembangan teknologi internet. Dengan internet pelaku bisnis tidak lagi mengalami kesulitan dalam memperoleh informasi apapun, untuk menunjang aktivitas bisnisnya, bahkan sekarang cenderung dapat diperoleh berbagai macam informasi, sehingga informasi harus disaring untuk mendapatkan informasi yang tepat dan relevan. Pemasaran di internet sama dengan direct marketing, dimana konsumen berhubungan langsung dengan penjual, walaupun penjualnya berada di luar negeri. “Pengguna internet di seluruh dunia berkisar 200 juta, 67 juta diantaranya berada di Amerika Serikat, internet di Indonesia berlipat dua kali setiap 100 hari” (Rhenald, 2000). Penerapan teknologi e-commerce merupakan salah satu faktor yang penting untuk menunjang keberhasilan suatu produk dari sebuah perusahaan. Untuk mempercepat dan meningkatkan penjualan cepat maka dengan melihat perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat tersebut kita dapat memanfaatkan suatu layanan secara on-line yang berupa e-commerce. Dengan adanya era teknologi yang canggih saat ini para pelanggan yang ingin mengakses e- commerce tidak harus berada di suatu tempat, hal itu dikarenakan di kota kota besar di Indonesia telah banyak tempat tempat yang menyediakan suatu fasilitas akses internet hanya dengan menggunakan laptop/notebook ataupun dengan Personal Digital Assistant (PDA) dengan menggunakan teknologi wifi. Perkembangan E-Commerce di Indonesia Saat ini, e-commerce hanya menyumbang kurang dari satu persen (senilai ~ US $ 2 miliar per tahun) dari belanja ritel Indonesia, analis percaya bahwa cepat tumbuh kelas menengah negara dan proliferasi smartphone akan segera menaikkan saham yang ke delapan persen (senilai US $ 8 miliar) hanya dalam beberapa tahun. Jika skenario itu terjadi, maka pasar e-commerce di Indonesia akan menjadi yang terbesar di Asia Tenggara. Meskipun prediksi yang akurat sulit untuk membuat (perkiraan analis berkisar signifikan), ada kesepakatan umum bahwa industri e-commerce di Indonesia harus melihat pertumbuhan yang kuat selama beberapa tahun ke depan. Angka pasar tentu ada - negara ini memiliki populasi terbesar keempat di dunia. Indonesia semakin tech savvy juga, Jakarta dikenal sebagai "ibukota Twitter" di dunia, karena tingkat besar tweets warganya memancarkan setiap tahun. Saat ini, penjualan e-commerce di Indonesia yang diakui agak rendah, namun penjualan diperkirakan tiga kali lipat pada tahun 2016. Seperti kebanyakan negara, kategori teratas untuk belanja online adalah pakaian dan pakaian. Pada tahun 2014, sekitar 60 persen dari pembeli online membeli item dalam kategori ini. Menariknya, 27 persen dari seluruh transaksi e-commerce terjadi melalui media sosial. Menurut analisis yang dilakukan oleh Boston Consulting Group akhir tahun lalu, 74 juta orang Indonesia hidup di rumah tangga yang menghabiskan lebih dari US $ 200 per bulan - jumlah ini diperkirakan akan tumbuh menjadi 141 juta pada tahun 2020. Selanjutnya , menurut SingPost, sebuah perusahaan logistik global, akan ada 20 persen tahun pada pertumbuhan tahun di pengguna internet melalui tahun 2016. Perusahaan seperti Lazada, yang dikenal sebagai "Amazon dari Asia Tenggara", yang sudah beroperasi di Indonesia. Lazada, yang telah berada di negara itu sejak 2013, menjadi bisnis terbesar ke situs konsumen di Indonesia selama 2014 (mengambil posisi teratas dari Amazon). Perusahaan dilaporkan rata-rata sekitar 6,5 juta tampilan bulan. Maximilian Bittner, chief executive dari Lazada, telah menyatakan bahwa ia percaya ". Indonesia ditakdirkan untuk ledakan yang benar-benar besar dalam ecommerce" Menurut Lazada, Indonesia menghabiskan rata-rata 181 menit pada smartphone mereka sehari - waktu terpanjang di dunia . Situs lain yang beroperasi di negara itu termasuk Alibaba (dengan 3,9 juta views / bulan) dan eBay (dengan 2,2 juta views / bulan) Beberapa E-Commerce yang ada di Indonesia Kasus Penipuan yang di akibatkan dari penggunaan E-Commerce Menghindari penipuan pada transaksi online, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) mewacanakan situs e-commerce harus terakreditasi oleh suatu badan agar lebih terpercaya. "Soal kasus Lazada tentang pengiriman iPhone 6 Plus tersebut, harusnya bisa jadi momentum buat Kominfo percepat aturan ecommerce,“ Dari kasus tersebut, barang yang datang tidak sesuai dengan harapan si pembeli yaitu iPhone 6 Plus melainkan sabun mandi. Kasus ini sempat menjadi perbincangan hangat untuk kasus penipuan E-commerce ini. Tidak hanya kasus iPhone 6 Plus saja, ada lagi untuk pembelian produk Asus Zenfone 6 atas nama Rizki Kartadikaria namun hanya saja dia meneria pewangi pakaian “ Kispray”. Dari kasus-kasus penipuan tersebut pihak Lazada langsung menindaklanjuti permasalahan tersebut dengan menghubungi pembeli yang menjadi korban penipuan tersebut. Dan CEO Lazada Indonesia, Alexandre Dardy langsung menggantikan barang kiriman tersebut sesuai dengan pesanan yang sesuai pesanan dalam waktu 24 jam. Kesalahan pengiriman barang tersebut menurut pihak Lazada juga belum bisa menemukan celah terjadi kesalahan kirim tersebut, selama ini, penjual yang ingin bekerja sama dengan Lazada harus mengikuti rentetan proses untuk memastikan kesiapan penjual.Ini untuk memastikan tak terjadi hal-hal tak diinginkan seperti yang terjadi pada Danis (korban dari kesalahan kirim tersebut). Solusinya 1. Sebaiknya lebih diperketat lagi dalam menjalani kerjasama dengan para pihak penjual yang ingin mengajukan kerjasama dengan Lazada. 2. Para pembeli seharusnya lebih teliti lagi dalam bertransaksi online utuk pembelian barang elektronik atau barang yang lainnya. 3. Pemerintah harus bertindak cepat dalam mengatasi permasalahan penipuan tersebut, dan harus memberikan akreditasi dari suatu badan kepercayaan terhadap E-Commerce yang ada di Indonesia yang dimana dianggap layak dan terpercaya. DAFTAR PUSTAKA http://techno.okezone.com/read/2015/07/02/207/1175192/lazada-tak-jamin-kasus-salahkirim-iphone-6-tak-terulang (Artikel ini di akses pada tanggal 29 Oktober 2015). https://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&hl=id&prev=search&rurl=tr anslate.google.co.id&sl=en&u=http://www.aseanbriefing.com/news/2015/01/28/indonesi a-online-guide-e commerce.html&usg=ALkJrhiuXRTZfPWpX0ZRb0lvStkdKdF1Lw#sthash.CfEgkckG.dpuf (Artikel ini di akses pada tanggal 29 Oktober 2015). http://techno.okezone.com/read/2015/07/01/207/1174339/hindari-kasus-lazada-kominfowacanakan-akreditasi-e-commerce (Artikel ini di akses pada tanggal 29 Oktober 2015).