RINGKASAN EKSEKUTIF MUHAMAD IRFAN, 2011. Analisis Efektivitas Promosi Molto Ultra Sekali Bilas Terhadap Perilaku Hemat Air. Dibawah bimbingan BUDI SUHARJO dan FEBRIANTINA DEWI. Kegiatan manusia yang paling banyak mengkonsumsi air untuk keperluan rumah tangga adalah kegiatan mandi/WC, yang rata-rata menghabiskan 39,48 liter/orang/hari atau sekitar 49,75%. Di posisi kedua yaitu kegiatan mencuci pakaian, yang rata-rata menghabiskan 18,90 liter/orang/hari atau sekitar 23,82% Terkait kegiatan mencuci, setiap keluarga di Indonesia rata-rata mencuci 1,9 kg pakaian kotor setiap harinya, dimana mayoritas melakukan pembilasan cucian sebanyak tiga kali. Jumlah air yang digunakan setiap kali pembilasan rata-rata mencapai 10,75 liter air/kg pakaian. Jika diasumsikan jumlah keluarga di Indonesia sebanyak 52.575.000 keluarga, maka banyaknya air yang dihabiskan secara akumulatif dalam setahun untuk membilas mencapai 1,17 miliar liter air (Anna, A. P., et al, 2000). Pada tahun 2009 Unilever berhasil menancapkan tonggak baru dalam menciptakan perubahan bagi masyarakat dan lingkungan dengan meluncurkan Tujuh Key Performance Indicator (KPI). Tujuh KPI merupakan kumpulan indikator kunci yang dijadikan pedoman oleh Unilever guna menyelaraskan teknologi yang digunakan dengan lingkungan hidup di sekitarnya. Tujuh KPI ini terbagi menjadi tiga bagian utama, salah satunya adalah Less Environmental Impact, yang berfokus pada pengurangan dampak negatif terhadap lingkungan, yaitu lebih sedikit menggunakan air, lebih sedikit menghasilkan gas rumah kaca, dan lebih sedikit menghasilkan sampah. Tujuh KPI menunjukkan komitmen Unilever untuk senantiasa membuat inovasi yang berorientasi pada pelestarian lingkungan dengan menciptakan produk-produk yang memiliki teknologi ramah lingkungan. Pelestarian lingkungan di Indonesia khususnya pelestarian air perlu mendapatkan perhatian yang serius. Melihat fenomena di atas, peneliti tertarik untuk meneliti efektivitas promosi Molto Ultra Sekali Bilas (MUSB) khususnya Gerakan Sekali Bilas Molto Ultra yang dikaitkan dengan perubahan perilaku masyarakat dalam hal penghematan air. Pendekatan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah innovation adoption model (model adopsi inovasi). Model tersebut merupakan bagian dari difusi inovasi yang dapat merepresentasikan tahapan-tahapan konsumen dalam mengadopsi/ menolak sebuah inovasi, yang dalam hal ini adalah penghematan air melalui penggunaan MUSB. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur efektivitas promosi produk MUSB yang dilakukan oleh Unilever dalam hal kampanye penghematan air berdasarkan model adopsi inovasi, menganalisa faktor-faktor yang berperan dalam proses adopsi inovasi produk MUSB, dan menganalisa kategori para pengadopsi inovasi produk MUSB. Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif melalui pendekatan survei dan wawancara mendalam dengan menggunakan kuesioner. Data dan informasi yang diperoleh dari hasil penelitian dideskripsikan berdasarkan tujuan penelitian. Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan pada metode multistage random sampling (pengambilan sampel secara bertingkat, baik bertingkat dua maupun lebih) yang melibatkan cluster random sampling, simple random sampling, systematic random sampling, dan convenience sampling bagi responden yang bersedia untuk diwawancarai dengan mengisi kuesioner. Penelitian ini terdiri dari model AIDA dan Model Adopsi Inovasi yang dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif dan analisis PLS (Partial Least Square). Berdasarkan analisis deskriptif, diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki latar belakang pekerjaan sebagai ibu rumah tangga dengan besarnya proporsi 68,33%. Mayoritas pendidikan terakhir responden adalah SLTA sebesar 46,67%. Responden yang termasuk orang yang mempunyai rata-rata pengeluaran per bulannya pada selang Rp 500.000 – Rp 1.000.000 sebesar 21,67%. Hasil survei juga menunjukkan besarnya pengeluaran rata-rata responden untuk produk pelembut dan pengharum pakaian dalam satu bulan yaitu berkisar kurang dari Rp 25.000 sebesar 55%. Responden sebagian besar membeli produk Molto Ultra Sekali Bilas di warung dekat rumah yaitu 38,33%. Responden merupakan konsumen produk Molto Ultra Sekali Bilas yang telah menggunakan produk selama lebih dari 1 tahun sebesar 29,17%. Pada dimensi perhatian, indikator E4 (Iklan produk MUSB yang menampilkan hemat tenaga dan waktu pembilasan menarik perhatian saya) memiliki nilai cross loading tertinggi yaitu sebesar 0.783. Dimensi kesadaran, indikator E10 (Saya mengetahui produk MUSB terbuat dari bahan penghilang busa, penghilang deterjen, dan anti redoposisi memerlukan sekali bilas saja) memiliki kontribusi tertinggi terhadap dimensi kesadaran dengan nilai cross loading tertinggi yaitu sebesar 0.802. Dimensi ketertarikan, indikator E12 (Saya tertarik untuk mencari informasi tambahan mengenai produk MUSB) memiliki nilai cross loading tertinggi yaitu dengan nilai sebesar 0.774. Indikator dengan nilai cross loading tertinggi pada dimensi keinginan adalah E16 (Saat melihat iklan produk MUSB, saya berkeinginan untuk menggunakan produk tersebut) yaitu dengan nilai cross loading sebesar 0.834. Indikator dengan nilai cross loading terbesar pada dimensi penilaian adalah E18 (Produk MUSB adalah produk pilihan saya) dengan nilai cross loading 0.824. Besarnya cross loading pada dimensi percobaan adalah indikator E28 (Saya pernah mencoba menggunakan tester produk MUSB hadiah dari pembelian produk Unilever lainnya) yaitu 0.890. Aksi pembelian terhadap produk MUSB dilakukan karena responden melihat promosi di supermarket, minimarket atau warung. Hal ini terlihat dari nilai cross loading terbesar pada indikator E24 (Saya membeli produk MUSB karena melihat promosi di supermarket, minimarket, atau warung) yaitu 0.862. Pada dimensi adopsi, besarnya nilai cross loading indikator E29 (Setelah saya menggunakan produk MUSB, saya mengurangi kuantitas air ketika mencuci (3 ember menjadi 1 ember) adalah 0.870. Efektivitas promosi MUSB terhadap perilaku hemat air dapat dilihat dari dimensi adopsi pada penelitian ini. Dimensi adopsi pada penelitian ini adalah ketika responden telah membeli dan menggunakan MUSB dan kemudian mereka berperilaku hemat air. Indikator yang merepresentasikan perilaku hemat air tersebut adalah E29 (Setelah saya menggunakan produk MUSB, saya mengurangi kuantitas air ketika mencuci (3 ember menjadi 1 ember)) dan E30 (Setelah menggunakan produk MUSB, saya menjadi terbiasa berhemat air dalam kehidupan sehari-hari). Skala 1 berarti sangat tidak setuju, skala 2 berarti tidak setuju, skala 3 berarti cukup setuju, skala 4 berarti setuju, dan skala 5 berarti sangat setuju. Promosi MUSB terhadap perilaku hemat air dikatakan efektif apabila berada pada skala 4 dan 5, yaitu setuju dan sangat setuju. Indikator E29 sebanyak 51,6% dan E30 sebanyak 72,5% berada pada skala 4 hingga 5. Hal ini berarti promosi MUSB terhadap perilaku hemat air efektif, yaitu lebih dari 50% responden mengurangi kuantitas air ketika mencuci (3 ember menjadi1 ember) setelah menggunakan produk MUSB, serta menjadi terbiasa berhemat air dalam kehidupan sehari-hari. Pihak yang paling mempengaruhi dalam melakukan pembelian produk Molto Ultra Sekali Bilas dalam penelitian ini adalah promosi yaitu sebesar 75,83%, kemudian keluarga dan teman (masing-masing 11,67%), dan lainnya (0,83%). Sikap responden ketika melihat promosi penghematan air produk Molto Ultra Sekali Bilas pada penelitian ini terbagi menjadi beberapa bagian. Sebesar 48,33% responden tergolong early majority yaitu mempunyai sikap memiliki beberapa pertimbangan, kemudian membeli produk Molto Ultra Sekali Bilas. Sebesar 26,67% tergolong early adopters yaitu menerima informasi promosi penghematan air produk Molto Ultra Sekali Bilas, kemudian membelinya. Sebesar 15,83% responden tergolong innovators, yaitu langsung membeli produk Molto Ultra Sekali Bilas. Sedangkan 9,17% tergolong late majority yaitu sangat berhati-hati dalam memilih untuk membeli produk Molto Ultra Sekali Bilas. Kata kunci : Efektivitas Promosi, Model AIDA, Model Adopsi Inovasi, Partial Square Least