KAJIAN POTENSI BAHAN KERAMIK SUMATERA BAGIAN SELATAN

advertisement
BUKU 2 : BIDANG MINERAL
II.18
KAJIAN POTENSI BAHAN KERAMIK SUMATERA BAGIAN SELATAN
Oleh : Zulfikar1, Frank Edwin2, Bayu Sayekti1, Kusdarto1, Irwan Muksin1
SARI
“Keramik adalah berbagai produk industri kimia yang dihasilkan dari pengolahan tambang seperti lem-
pung, felspar, pasir kuarsa dan kaolin melalui tahapan pembakaran dengan suhu tinggi (sekitar 1.300
°C).Industri keramik menghasilkan devisa US$ 220 juta pada tahun 2008 atau meningkat dibandingkan
dengan tahun 2007 sebesar US$ 212 juta serta penyerapan tenaga kerja lebih dari 200.000 orang.
Endapan lempung Formasi Muara Enim di daerah Kabupaten Muara Enim terdapat baik sebagai overburden di bagian atas lapisan batubara, ataupun sebagai interburden di antara dua lapisan batubara. Dalam
kegiatan penambangan batubara, endapan lempung tersebut selama ini dipandang sebagai tailing atau
limbah penambangan yang cukup membebani perusahaan pertambangan dalam hal biaya pengupasan
dan pemindahannya. Formasi Kasai, terdiri dari tufa, tufa pasiran dan batupasir tufaan, sebagai hasil
endapan gunungapi, formasi ini banyak mengandung felspar, endapan felspar di daerah Kabupaten Lampung Tengah terdapat sebagai batuan granit yang sudah lapuk atau sebagai aplit yang menerobos batuan
granit. Felspar bila dicampur dengan lempung dalam komposisi tertentu merupakan bahan baku utama
dalam pembuatan benda keramik.
Bahan tunggal lempung Formasi Muaraenim dapat digunakan sebagai bahan untuk bata Expose dengan
penambahan bahan penolong pasir (10 %) dan felspar dari daerah Lampung Tengah (5%), pada suhu
pembakaran 1100 °C. Komposisi optimal untuk bodi ubin adalah lempung Formasi Muara Enim + felspar
Lampung Tengah atau felspar Formasi Kasai dengan rasio 1 : 1 pada suhu pembakaran 1100 °C.
’’
1
Pusat Sumber Daya Geologi, 2 Balai Besar Keramik
PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011
BUKU 2 : BIDANG MINERAL
PENDAHULUAN
Formasi Muaraenim, yang terdiri dari batulempung, batulanau dan batupasir tufaan,
merupakan formasi pembawa batubara. Formasi
ini paling umum tersingkap di sekitar Tanjung
Enim, dan merupakan daerah konsesi eksploitasi batubara milik Perusahaan Tambang Bukit
Asam (PTBA). Ketebalan batubara pada formasi
ini sangat bervariasi dari beberapa sentimeter
sampai lebih dari 10 meter. Sedangkan batuan
sampingnya, seperti batulempung dan batupasir
tufaan diharapkan menjadi komoditas non logam
lain yang dapat dimanfaatkan, seperti bentonit,
bond clay, dan pasir.
Formasi Kasai, terdiri dari tufa, tufa pasiran dan
batupasir tufaan yang mengandung batuapung.
Di Kabupaten Muara Enim, Formasi Kasai sangat
mendominasi, sebagai hasil endapan gunungapi,
formasi ini banyak mengandung felspar.
Endapan lempung Formasi Muara Enim di daerah Kabupaten Muaraenim terdapat baik sebagai
overburden di bagian atas lapisan batubara,
ataupun sebagai interburden di antara dua
lapisan batubara. Dalam kegiatan penambangan
batubara, endapan lempung tersebut selama ini
dipandang sebagai tailing atau limbah penambangan yang cukup membebani perusahaan
pertambangan dalam hal biaya pengupasan dan
pemindahannya.
Sedangkan endapan felspar di daerah Kabupaten Lampung Tengah terdapat sebagai batuan
granit yang sudah lapuk atau sebagai aplit yang
menerobos batuan granit. Felspar bila dicampur dengan lempung dalam komposisi tertentu
merupakan bahan baku utama dalam pembua-
II.18
tan benda keramik.
Lokasi Kajian
Lokasi kajian dibatasi hanya mencakup wilayahwilayah di bagian daratan Pulau Sumatera, yakni
Provinsi Sumatera Selatan, Provinsi Bengkulu,
Provinsi Lampung, sebagian Provinsi Sumatera
Barat, sebagian Provinsi Jambi, dan sebagian
Provinsi Riau.
Studi kasus dan peninjauan lapangan (uji petik) di
daerah Kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumatera Selatan untuk bahan galian lempung serta
daerah Kabupaten Lampung Tengah di Provinsi
Lampung untuk bahan galian felspar.
Pemilihan lokasi Kabupaten Muara Enim sebagai
lokasi uji petik antara lain ditentukan mengingat terdapatnya endapan lempung dalam jumlah
cukup besar yang terdapat baik sebagai lapisan
penutup ataupun di antara lapisan batubara.
Dalam kegiatan penambangan batubara endapan
lempung ini dianggap tidak memiliki arti ekonomis sehingga menjadi limbah yang dibuang.
Sedangkan untuk endapan felspar kegiatan uji
petik dilakukan di daerah sebaran batuan granit
di wilayah Kabupaten Lampung Tengah, Provinsi
Lampung. Felspar di daerah ini terdapat sebagai
batuan granit yang sudah lapuk dan kaya akan
kandungan mineral felspar.
Pelaksanaan kegiatan dimulai dari tahapan pengumpulan data sekunder, data sekunder sampai
penyusunan laporan berlangsung selama 8
bulan, mulai bulan Mei 2011.
PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011
BUKU 2 : BIDANG MINERAL
TINJAUAN UMUM
Keramik adalah berbagai produk industri kimia
yang dihasilkan dari pengolahan tambang seperti lempung, felspar, pasirkuarsa dan kaolin
melalui tahapan pembakaran dengan suhu tinggi
(sekitar 1.300 °C). Adapun karakteristik industri
keramik: padat energi, padat karya dan bahan
baku tambang yang tidak dapat diperbaharui.
Industri keramik dapat dikelompokkan menjadi
tiga, yaitu :
Kelompok Industri Hulu
Meliputi Industri bahan baku keramik seperti
lempung, kaolin, felspar, pasir kuarsa, zircon,
dan lainnya. Bahan baku dan penolong yang
masih di impor sebagian besar dari China seperti felspar, glazur/fritz, China Stone dan zat
pewarna (pigmen). Sedangkan sumber deposit
bahan baku tersebut banyak terdapat di Indonesia tetapi belum diolah dan digunakan langsung
pada industri keramik.
Kelompok Industri Antara
Meliputi bahan baku bodi keramik, bahan
pewarna dan glasir.
Kelompok Industri Hilir
Meliputi industri barang jadi keramik seperti
perlengkapan rumah tangga dari porselin, bahan
bangunan dari porselin, alat laboratorium dan
alat listrik/teknik dari porselin, barang untuk
keperluan laboratorium kimia dan kesehatan
dari porselin serta barang-barang lainnya dari
porselin.
Keramik termasuk dalam katagori thermoset yaitu suatu benda yang setelah mengalami
pemanasan dan pendinginan kembali tidak dapat
berubah lagi kebentuk asalnya. Berdasarkan
fungsi dan strukturnya produk keramik dapat
dikelompokkan menjadi 2 (dua) jenis yaitu keramik konvensional dan keramik maju (high tech
ceramic/ advanced ceramics).
Menurut Kementerian Perindustrian dalam
Roadmap Industri Keramik (2009), industri keramik yang terdiri dari ubin (tile), saniter, perangkat
rumah tangga (tableware), genteng telah memberikan kontribusi signifikan dalam mendukung
pembangunan nasional melalui penyediaan
kebutuhan domestik, perolehan devisa dan
penyerapan tenaga kerja. Dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam seperti lempung,
felspar dan pasir kuarsa yang tersebar di berbagai daerah, industri keramik terus tumbuh baik
dalam kapasitas maupun tipe dan desain produk
yang semakin berdaya saing tinggi. Kondisi ini
dapat terlihat pertumbuhan rata – rata sekitar
6% dan perolehan devisa yang mencapai US$ 220
juta pada tahun 2008 atau meningkat dibandingkan dengan tahun 2007 sebesar US$ 212 juta
serta penyerapan tenaga kerja lebih dari 200.000
orang.
Saat ini kapasitas kapasitas industri ubin keramik mencapai 327 juta m2 keramik saniter 4,6
juta pcs dan keramik tableware 268 juta pcs,
sehingga untuk keramik telah menempatkan
Indonesia sebagai produsen keramik terbesar
dunia setelah China, Italy, Spanyol, Turki dan
Brazil.
PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011
II.18
BUKU 2 : BIDANG MINERAL
GEOLOGI UMUM
Stratigrafi
Keadaan geologi dan stratigrafi daerah Sumatera Bagian Selatan ini tercakup dalam 23 lembar
Peta Geologi Bersistem Indonesia berskala 1 :
250.000 yang diterbitkan oleh Pusat Penelitian
dan Pengembangan Geologi (sekarang Pusat
Survey Geologi).
Berdasarkan Peta Geologi lembar-lembar tersebut di atas, tatanan stratigrafi daerah ini secara
regional terdiri dari berbagai batuan sedimen,
batuan gunungapi, batuan malihan, dan batuan
terobosan dari berbagai formasi batuan dan
umur geologi.
Dari keseluruhan formasi batuan tersebut, yang
berhubungan dengan bahan keramik untuk daerah uji petik yakni Formasi Muaraenim (Tmpm)
dan Formasi Kasai (QTk), yang sebarannya
meliputi : Provinsi Sumatera Selatan, Provinsi
Bengkulu, Provinsi Lampung, sebagian Provinsi
Sumatera Barat, sebagian Provinsi Jambi, dan
sebagian Provinsi Riau, serta batuan terobosan
Granit Kapur (KGr) di daerah Kabupaten Lampung Tengah, Provinsi Lampung dan Granit (gr),
berumur Trias, di daerah Solok Selatan, Provinsi
Sumatera Barat. Sebaran formasi batuan tersebut dapat dilihat pada peta geologi yang telah
disederhanakan (Gambar 1).
Uraian singkat untuk formasi-formasi batuan
tersebut di atas dapat diperikan sebagai berikut :
• Formasi Kasai (QTk), berumur Plistosen
hingga Pliosen, merupakan batuan sedimen
berfasies gunungapi yang terdiri dari batuan
II.18
tufa, tufa pasiran dan batupasir tufaan yang
mengandung batuapung. Setempat dengan
sisipan tipis lignit dan kayu terkersikkan.
Formasi Kasai ini terletak tidak selaras di
atas Formasi Muaraenim.
• Formasi Muaraenim (Tmpm), berumur Pliosen hingga Miosen Akhir, merupakan batuan
sedimen yang terdiri dari batulempung, batulanau, dan batupasir tufaan dengan sisipan
batubara. Formasi Muaraenim ini terletak
tidak selaras di bawah Formasi Kasai.
• Granit Kapur (Kgr), berumur Kapur, berupa
batuan terobosan yang terdiri dari granit,
granodiorit, dan tonalit terdaunkan. Batuan
Granit Kapur ini tersingkap di banyak lokasi,
antara lain di daerah Kabupaten Lampung
Selatan, Provinsi Lampung.
• Granit (gr), berumur Trias, berupa batuan
terobosan yang bersusunan sekitar leuko
granit hingga monzonit kuarsa. Batuan
granit ini juga tersingkap di banyak lokasi,
antara lain di daerah Solok Selatan, Provinsi
Sumatera Barat.
KEGIATAN KAJIAN
Kegiatan Uji Petik Di Kabupaten Muaraenim
Daerah Uji Petik secara administrasi berada di
wilayah Kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumatera Selatan, termasuk daerah penambangan
batubara PT. Bukit Asam dan PT. Manambang
Muara Enim.
PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011
BUKU 2 : BIDANG MINERAL
Metoda peninjauan yang dilakukan adalah dengan melakukan pengamatan singkapan batuan
serta pengumpulan informasi seputar galian
dan timbunan dari material lempung yang menjadi over burden, interburden dan tailing/limbah
penambangan batubara pada lokasi PT. Bukit
Asam dan PT. Manambang Muara Enim, conto
dianalisis, meliputi analisis kimia major, analisis petrografi dan analisis XRD, dan analisis
keramik
Metoda pemercontohan dilakukan dengan menggunakan sistim pick sampling pada singkapan
batuan yang mewakili/ menggambarkan kondisi
endapan bahan galian keramik, terutama pada
satuan batuan lempung dari Formasi Muaraenim
dan tufa dari Formasi Kasai.
Kegiatan Uji Petik Di Kabupaten Lampung Tengah
Daerah Uji Petik secara administrasi berada di
wilayah Kabupaten Lampung Tengah, Provinsi
Lampung.
Metoda peninjauan yang dilakukan adalah dengan melakukan pengamatan singkapan bahan
galian felspar, sebagian sudah ditambang oleh
PT. Internusa Listelindo, PT. Kreasi Graha Wisesa
dan CV. Indofelspar. Selanjutnya conto batuan
yang diambil dilakukan analisis, yang meliputi
analisis kimia major, analisis petrografi dan
analisis XRD pada Laboratorium Penguji KimiaFisika Mineral di Pusat Sumber Daya Geologi
serta analisis keramik (analisis fisik, analisis
bakar, pendahuluan/teknologi dan pembuatan
prototipe bata ekspose dan aplikasi glasir ubin)
pada Balai Besar Industri Keramik.
Metoda pemercontohan dilakukan dengan
menggunakan sistim pick sampling pada singkapan batuan yang mewakili/ menggambarkan
kondisi endapan bahan galian keramik, terutama
pada satuan batuan lempung lapukan dari Formasi Kasai (QTk) dan felspar dari lapukan Granit
Kapur (Kgr).
Analisis Laboratorium
Analisis laboratorium dilakukan terhadap percontohan bahan baku keramik yang dijumpai
di daerah uji petik. Adapun jenis analisis yang
dilakukan antara lain analisis kimia (major element) sebanyak 30 conto, analisis petrografi 5
conto, analisis XRD 11 conto dan analisis keramik 19 conto.
HASIL KAJIAN
Endapan bahan galian keramik di daerah
Kabupaten Muara Enim
Daerah uji petik di kabupaten ini mengunjungi
lokasi penambangan batubara PT. Bukit Asam
dan PT. Manambang Muara Enim. Pada lokasi
penambangan batubara PT. Bukit Asam lempung berupa lapisan over burden dan interburden
yang sudah digali dan ditimbun pada lokasi waste
dump. Di lokasi waste dump ini, lempung, berwarna abu-abu (kelabu) sampai hitam, keras dan
pejal sampai rapuh, sebagian pasiran, dari hasil
analisis XRD terdiri dari quartz, kaolinite dan illite.
Lempung yang berupa over burden di daerah
IUP Air Laya, mempunyai tebal ± 10 m – 25 m,
sedangkan yang berupa inter burden mempunyai
ketebalan ± 6 m – 9 m, keduanya mengandung
PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011
II.18
BUKU 2 : BIDANG MINERAL
quartz, kaolinite dan illite.
Pada lokasi PT. Manambang Muara Enim, dijumpai lempung berwarna abu-abu kelabu sampai
hitam, keras dan pejal sampai rapuh, dijumpai
juga lempung bentonitan mempunyai tebal tersingkap ± 3 m. Over burden yang tersingkap di
daerah ini berupa batuan tufa dan lempung.
Batuan tufa yang tersingkap mempunyai ketebalan ± 10 m, ketebalan lempung 6 m. Tufa
berwarna putih, kelabu sampai kekuningan,
pasiran, lunak, dijumpai mineral pirit. Lempung
interburden mempunyai ketebalan 10 m – 25 m,
mengandung cristobalite, albite, montmorilonite,
quartz, kaolinite dan illite.
Selain lempung di daerah uji petik juga dijumpai endapan bahan galian felspar, dijumpai pada
Formasi Kasai berupa tufa berwarna putih, putih
kelabu sampai krem, berbutir halus sampai
pasiran, rapuh, lunak sampai setengah keras,
mengandung komponen kuarsa dan felspar.
Dari hasil analisis keramik endapan felspar
cukup baik sebagai imbuhan bahan keramik.
Luas sebaran Formasi Muaraenim di Kabupaten Muaraenim 126.800 ha tebal over burden
maupun interburden berupa lempung rata-rata
15 m, maka sumberdaya hipotetik lempung
19.020.000.000 m3. IUP Air Laya sendiri mempunyai luas 7.700 ha, dari luas tersebut ± 15%nya
digunakan sebagai tempat/lokasi waste dump.
Berdasarkan data PT BA, galian lempung baik
dari over burden maupun interburden pada bulan
Juni 2011 baru mencapai/ terealisasi sebesar
80% (1.752.000 bcm) dari rencana 2.190.000 bcm
(bank cubic meter).
II.18
Daerah penambangan PT. Manambang Muara
Enim mempunyai luas 1.594 ha. Dari awal
beroperasi sampai dengan tahun 2011, sudah
menghasilkan buangan yang berupa lempung
sebanyak 2.000.000 bcm (waste dump).
Felspar di daerah ini dijumpai pada Formasi
Kasai, berupa tufa berwarna putih, putih kelabu
sampai krem, berbutir halus sampai pasiran,
rapuh, lunak sampai setengah keras, mengandung komponen kuarsa dan felspar. Luas
sebaran Formasi Kasai di kabupaten ini 438.500
ha, dengan tebal rata-rata 5 m, maka sumberdaya hipotetik felspar 219.250.000.000 m3.
Endapan bahan galian keramik di daerah
Kabupaten Lampung Tengah
Bahan galian keramik di daerah uji petik
dijumpai berupa lempung dan felspar. Lempung
dijumpai merupakan hasil pelapukan pada Formasi Kasai di daerah Payung Batu, Kecamatan
Pubian, berwarna coklat kekuningan sampai
putih kekuningan, lembek dan liat jika kena air,
mempunyai ketebalan rata-rata 4 m, sudah diusahakan oleh penduduk sekitar sebagai bahan
baku pembuatan batubata dan genteng.
Felspar di daerah ini dijumpai pada Granit Kapur
(Kgr) berupa aplit dan lapukan granit, berwarna
putih sampai putih kemerahan, berbutir kasar
sampai pasiran, rapuh sampai keras, mengandung komponen kuarsa, mika dan felspar. Dari
hasil analisis kimia contoh felspar di atas baik
digunakan sebagai imbuhan dalam industri
keramik K2O+Na2O rata-rata 8,90 %.
Felspar di daerah ini dijumpai pada Granit Kapur,
felspar di daerah : Desa Payung Makmur, Keca-
PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011
BUKU 2 : BIDANG MINERAL
matan Pubian mempunyai sumberdaya hipotetik
16.800.000 ton, di Desa Nyukang Harjo, Kecamatan Selagai Lingga 9.600.000 ton, dan di
Desa Nyukang Harjo, Kecamatan Selagai Lingga
4.200.000 ton. Total sumberdaya hipotetik felspar
di daerah ini 30.600.000 ton.
Hasil Analisis Prototip Benda Keramik
Dari kegiatan uji petik di Kabupaten Muaraenim, tim mengambil contoh lempung Formasi
Muaraenim di daerah penambangan batubara
PT Bukit Asam dan PT. Manambang Muara Enim
serta contoh felspar dari Formasi.
Dari kegiatan uji petik di Kabupaten Lampung
Tengah, tim mengambil contoh lempung dan
felspar pada penambangan PT. Kreasi Graha
Wisesa.
Pada tahap ini uji coba keramik dilakukan pada
contoh tunggal masing-masing lempung dari
daerah PT Bukit Asam dengan kode contoh BA
dan PT. Manambang Muara Enim dengan kode
contoh MME.
Dari hasil uji teknologi disimpulkan lempung
tersebut di atas dapat digunakan sebagai bahan
bodi gerabah padat (stone ware) karena memiliki
kuat lentur > 255 kg/cm2, penyerapan air < 5%
dan lolos ayakan 80 mesh sesuai SNI 15-13271989.
Tahap Prototip
Pada tahap ini dilakukan :
• Pengaturan Komposisi
• Pembuatan Prototip (Ubin dan bata expose)
Metode uji yang dilakukan untuk menghasilkan
benda prototip keramik, dalam hal ini ubin keramik (Ceramic tile), ada tiga tahapan, yakni Tahap
Pendahuluan, Tahap Teknologi, dan Tahap Protoripe.
Tahap Pendahuluan
Bakaran PS 14 (Sifat-sifat keramik)
Uji coba ini dilakukan untuk mengetahui sifatsifat dasar bahan baku keramik, pada uji coba
tahap ini diuji 13 contoh, yang hasilnya adalah
sebagai berikut :
Dari hasil uji bakar PS 14, terlihat bahwa contoh
felspar dapat digunakan sebagai bahan pelebur.
Tahap Teknologi
• Pembakaran suhu 1.100o dan 1.200o C
• Pengujian Prototip (Susut dan Peresapan air)
Setelah dilakukan pengaturan komposisi, pembuatan prototip, pembakaran pada suhu 1.100o
dan 1.200o C, , yang hasilnya sebagai berikut :
• Bahan tunggal lempung PT Bukit Asam atau
lempung PT. Manambang Muara Enim dapat
digunakan sebagai bahan untuk Bata Expose
dengan penambahan bahan penolong pasir
(10 %) dan felspar Nyukang Harjo (Lampung
Tengah) (5%), pada suhu pembakaran 1100
°C.
• Komposisi optimal untuk bodi ubin adalah
lempung PT Bukit Asam + Felspar Nyukang
PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011
II.18
BUKU 2 : BIDANG MINERAL
Harjo atau Felspar Kasai dengan rasio 1 : 1
dan lempung PT. Manambang Muara Enim +
Felspar Nyukang Harjo atau Felspar Kasai
dengan rasio 1 : 1 pada suhu pembakaran
1.100 ° C.
Untuk menghindari terjadinya “black core” dalam
produk/prototip hasil pembakaran,maka produk /prototip berbahan baku lempung PT Bukit
Asam maupun lempung PT. Manambang Muara
Enim yang memiliki trayek sintering yang panjang, harus dibakar dalam suasana atmosfir
oksidasi, menggunakan tungku gas.
Disarankan untuk tidak menggunakan tungku
listrik dalam pembakaran produk/prototip berbahan baku lempung PT Bukit Asam maupun
lempung PT. Manambang Muara Enim karena
bahan tersebut mengandung kadar besi dan karbon yang tinggi.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dari hasil kegiatan Kajian Potensi Bahan Keramik Sumatera Bagian Selatan, berdasarkan
evaluasi dari data uji petik dan hasil analisis laboratorium, baik kimia, fisika dan hasil analisis
uji prototip benda keramik, dapat disimpulkan
sebagai berikut :
Sumberdaya lempung hasil penggalian batubara
(waste dump), baik dari over burden maupun
interburden di daerah penambangan PT. Bukit
Asam Air Laya 2.190.000 bcm (bank cubic meter).
Daerah penambangan PT. Manambang Muara
II.18
Enim sudah menghasilkan buangan yang berupa
lempung sebanyak 2.000.000 bcm (waste dump).
Luas sebaran Formasi Muaraenim di Kabupaten
Muara Enim 126.800 ha, jika tebal over burden
maupun interburden lapisan batubara, berupa
lempung 10 m – 25 m (rata-rata 15 m), maka
sumberdaya hipotetik lempung 19.020.000.000
m3. Dari hasil analisis XRD mengandung cristobalite, albite, montmorilonite, quartz, kaolinite dan
illite
Felspar di daerah ini dijumpai pada Formasi
Kasai, berupa tufa berwarna putih, putih kelabu
sampai krem, berbutir halus sampai pasiran,
rapuh, lunak sampai setengah keras, mengandung komponen kuarsa dan felspar. Luas
sebaran Formasi Kasai di kabupaten ini 438.500
ha, dengan tebal rata-rata 5 m, maka sumberdaya hipotetik felspar 219.250.000.000 m3. Dari
hasil analisis keramik, endapan felspar yang
cukup baik sebagai imbuhan bahan keramik.
Felspar di daerah Lampung Tengah dijumpai
berupa pelapukan Granit Kapur, dengan sumberdaya hipotetik 30.600.000 ton. Dari hasil analisis
kimia contoh felspar di atas baik digunakan
sebagai imbuhan dalam industri keramik K2O +
Na2O rata-rata 8,90 %.
Dari hasil uji teknologi disimpulkan lempung
tersebut di atas dapat digunakan sebagai bahan
bodi gerabah padat (stone ware) karena memiliki
kuat lentur > 255 kg/cm2, penyerapan air < 5%
dan lolos ayakan 80 mesh sesuai SNI 15-13271989.
Setelah dilakukan pengaturan komposisi, pembuatan prototip, pembakaran pada suhu 1.100 oC
dan 1.200 oC, didapat hasil yang baik sebagai pro-
PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011
BUKU 2 : BIDANG MINERAL
totip ubin keramik adalah komposisisi lempung
PT Bukit Asam dengan felspar Nyukangharjo,
Lampung Tengah, komposisisi lempung PT
Bukit Asam dengan felspar Kasai, komposisisi
lempung PT. Manambang Muara Enim dengan
felspar Nyukangharjo, komposisisi lempung PT.
Manambang Muara Enim dengan felspar Kasai,
pada suhu 1.100 °C dengan komposisi 1 : 1.
Saran
Melihat luas sebaran Formasi Muaraenim dan
Formasi Kasai yang luas, seperti : di Provinsi
Jambi luas sebaran Formasi Muaraenim
109.700 ha = 1.097.000.000 m 2 jika tebal over
burden maupun interburden lapisan batubara,
berupa lempung rata-rata 15 m, maka sumberdaya hipotetik lempung 16.455.000.000 m3.
Luas sebaran Formasi Kasai Provinsi Jambi
106.700 ha = 1.067.000.000 m2 jika tebal felspar
rata-rata 15 m, maka sumberdaya hipotetik
felspar 16.005.000.000 m3. Luas sebaran Formasi Muaraenim Provinsi Sumatera Selatan
367.100 ha = 3.671.000.000 m2 jika tebal over
burden maupun interburden lapisan batubara,
berupa lempung rata-rata 15 m, maka sumberdaya hipotetik lempung 55.065.000.000 m3.
Luas sebaran Formasi Kasai Provinsi Sumatera
Selatan 322.900 ha = 3.229.000.000 m2 jika tebal
felspar rata-rata 15 m, maka sumberdaya hipotetik felspar 48.435.000.000 m3.
Disarankan untuk dilakukan kegiatan kajian
yang sama seperti yang dilakukan pada daerah
Tanjung Enim, melihat prospek pemanfaatannya, yang cukup baik, untuk itu perlu kerjasama
antara Badan Geologi dengan pihak Pemda,
Balai Besar Keramik dan tentu saja pelaku usaha
dalam industri keramik (Gambar 2).
DAFTAR PUSTAKA
Amin, N.A., dkk., 2004, Inventarisasi Mineral Non Logam Di Kabupaten Muara Enim,
Kerjasama Pemda Kabupaten Muara Enim
dengan Direktorat Inventarisasi Sumber
Daya Mineral, tidak dipublikasikan
Amin, T.C., dkk., 1993, Peta Geologi Lembar
Kota Agung, Sumatera, skala 1 : 250.000,
P3G, Bandung
Gafoer, S., dkk., 1992, Peta Geologi Lembar Bengkulu, Sumatera, skala 1 : 250.000,
P3G, Bandung
Gafoer, S., dkk., 1995, Peta Geologi Lembar
Palembang, Sumatera, skala 1 : 250.000,
P3G, Bandung
Gafoer, S., dkk., 1986, Peta Geologi Lembar
Lahat, Sumatera, skala 1 : 250.000, P3G,
Bandung
Gafoer, S., dkk., 1993, Peta Geologi Lembar
Baturaja, Sumatera, skala 1 : 250.000, P3G,
Bandung
Kastowo, dkk., 1996, Peta Geologi Lembar
Padang, Sumatera, skala 1 : 250.000, P3G,
Bandung
Kusdarto, dkk., 2006, Inventarisasi Mineral
Non Logam Di Kabupaten Lampung Tengah
Dan Lampung Timur, Lampung, Direktorat
Inventarisasi Sumber Daya Mineral, Bandung
Mangga, A. S. dkk.,1993, Peta Geologi Lem-
PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011
II.18
BUKU 2: BIDANG MINERAL
bar Jambi, Sumatera, skala 1 : 250.000,
P3G, Bandung
Rosidi, H.M.D., dkk., 1996, Peta Geologi Lembar Painan, Sumatera, skala 1 : 250.000,
Gambar 1. Geologi Daerah Sumatera Bagian Selatan (disederhanakan)
II.18
PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011
BUKU 2 : BIDANG MINERAL
Gambar 2. Peta lokasi daerah usulan kajian keramik.
PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011
II.18
Download