market brief - Kedutaan Besar Republik Indonesia Kuala Lumpur

advertisement
MARKET
BRIEF
Produk Ikan &
Seafood di Malaysia
Seri Marbrief 2015
Atase Perdagangan Kedutaan Besar RI di Kuala Lumpur
KATA PENGANTAR
Sektor perikanan adalah salah satu sub sektor yang memiliki peran penting
dalam perekonomian Malaysia. Selain berkontribusi kepada GDP, sektor perikanan
adalah sumber lapangan pekerjaan, pertukaran uang, dan sumber protein bagi
masyarakat di area pedalaman. Ikan mensuplai 60% -70% protein hewani, dengan
konsumsi per orang sebesar 56.5kg per tahun. Dengan konsumsi rata-rata tersebut,
Malaysia termasuk negara dengan konsumsi ikan terbesar dunia, melebihi rata-rata
konsumsi ikan dunia yaitu 20 kg/orang bahkan sedikit di atas Jepang.
Pasar yang demikian besar tersebut saat ini belum diimbangi oleh suplay
yang cukup dari produksi dalam negeri, sehingga kebutuhan impor produk
perikanan oleh Malaysia cukup tinggi. Kondisi tersebut, merupakan satu peluang
bagi Indonesia untuk meningkatkan pangsa ekspor produk perikanan di Malaysia.
Sehingga market brief ini kami susun untuk menjadi salah satu informasi bagi pelaku
usaha di sektor perikanan.
Meskipun masih jauh dari sempurna, marbrief ini kami harapkan dapat memberikan
informasi dan membantu membuat strategi serta meningkatkan daya saing produk.
Selamat membaca dan semoga bermanfaat.
Kuala Lumpur, 2015
Atase Perdagangan
Fajarini Puntodewi
1
Marbrief Seafood 2015, ATDAG Kuala Lumpur
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR01
DAFTAR ISI02
PENDAHULUAN03
PROFIL NEGARA05
PERKEMBANGAN PERDAGANGAN IKAN DAN
SEAFOOD DI MALAYSIA
08
• Kondisi Umum Supply Impor dan Pasar Domestik
09
• Perkembangan Impor Ikan dan Seafood Berdasarkan Kategori
10
ANALISA PASAR IKAN DAN SEAFOOD DI MALAYSIA
19
• Jaringan Distribusi Impor Ikan dan Seafood
19
• Industri Pengolahan Ikan dan Seafood di Malaysia
19
• Key Demand: Karakteristik dan Promosi
20
• Tarif Impor dan Regulasi
20
• Strategi Negara Pesaing
22
• Peluang Penetrasi Pasar Malaysia
23
PENUTUP24
2
PENDAHULUAN
Sektor perikanan adalah salah satu sub sektor yang memiliki peran penting dalam
perekonomian Malaysia. Selain berkontribusi kepada GDP, sektor perikanan adalah
sumber lapangan pekerjaan, pertukaran uang, dan sumber protein bagi masyarakat
di area pedaaman. Ikan mensuplai 60% -70% protein hewani, dengan konsumsi per
orang sebesar 56.5kg per tahun. Dengan konsumsi rata-rata tersebut, Malaysia
termasuk negara dengan konsumsi ikan terbesar dunia, melebihi rata-rata konsumsi
ikan dunia yaitu 20 kg/orang bahkan sedikit di atas Jepang. Pada tahun 2010, sektor
perikanan Malaysia memberikan kontribusi sebesar 1,2% dari total GDP, dan sektor
ini juga membuka lapangan pekerjaan bagi sekitar 130.000 nelayan dan lebih dari
33.000 peternak ikan. Pada dasarnya, sektor perikanan di Malaysia terdiri dari 3 sub
sektor utama yaitu: Marine Capture Fisheries (Penangkapan ikan di laut); akuakultur
(Tambak Ikan) dan Inland Fisheries (Ikan air tawar). Jenis ikan yang banyak
dikonsumsi di Malaysia adalah Makarel, Udang, Cumi-cumi, Tilapia dan Catfish.
Marine Capture Fisheries (Perikanan Tangkap Laut)
Sub sektor perikanan tangkap laut terbagi menjadi 2 (dua) kategori yaitu: coastal
atau inshore fishery (perikanan laut pantai) dan deep sea fisheries (perikanan laut
dalam). Perikanan tangkap laut tersebut berkontribusi sekitar 80% dari total produksi
ikan nasional Malaysia, naik 0,95% dibandingkan tahun sebelumnya. Perikanan laut
pantai masih menjadi kontributor utama sub sektor ini, dengan produksi sebesar
77,36% dari total produksi nasional. Sedangkan perikanan laut dalam berkontribusi
sekitar 2.64% dari total produksi nasional.
Aquaculture Production
Produksi dari sub sektor Akuakultur memberikan kontribusi sebesar 20% dari total
produksi perikanan nasional Malaysia. Sub sektor ini menunjukkan peningkatan
produksi baik dalam volume maupun nilai dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Produksi Akuakultur terutama berasal dari freshwater pond (kolam air tawar),
on bottom culture (cockles culture/budidaya) dan brackishwater pond (tambak
air payau). Produksi Akuakultur mayoritas di Sarawak dengan pekerja berjumlah
3
Marbrief Seafood 2015, ATDAG Kuala Lumpur
sekitar 24 ribu orang bergerak di bidang sub sektor freshwater, atau sekitar 79%
dari total pekerja perikanan, sementara sisanya menggeluti industry budidaya
perikanan dan tambak air payau (21%). Sub sektor Akuakultur tersebut, meskipun
kontribusi tidak besar, namun cukup berkembang. Karena selain memproduksi ikan
untuk konsumsi, sub sektor ini juga memperoduksi ornamental fish (ikan hias).
Ornamental Fish (Ikan Hias)
Produksi ikan hias dan tanaman hias pada tahun terakhir mengalami kenaikan
dibandingkan tahun sebelumnya. Johor adalah produser utama ikan hias di Malaysia.
Ikan hias dari Malaysia adalah: cyprinids (Goldfish, Koi, Barb and Danio), contributing
45.53%, and Poecilids (Guppies) contributing 25.6%.
Konsumsi Ikan di Malaysia
Konsumsi ikan dan seafood di Malaysia melebihi konsumsi sumber protein lainnya
seperti daging dan ayam. Menurut Infofish, impor ikan-ikan mahal di Malaysia juga
meningkat, seperti ikan cod, salmon, mussles, oyster dan abalone yang berakibat
naiknya harga ikan impor. Secara rata-rata, kebutuhan rumah tangga di Malaysia
menghabiskan RM. 100 per bulan untuk berbelanja berbagai jenis ikan dan seafood
seperti makarel, squid dan udang. 37% konsumen memakan ikan setiap hari dan
54% konsumen mengkonsumsi ikan 3 kali dalam seminggu.
Secara statistik, konsumsi ikan di Malaysia dalam 5 tahun terakhir (2010 – 2014)
berfluktuasi dengan tren pertumbuhan sebesar 0,19%. Konsumsi ikan dan seafood
pada tahun 2014 tercatat sebesar 58,000MT, naik 7,41% dibandingkan tahun 2013
sebanyak 54,000MT. Namun demikian, permintaan akan ikan diperkirakan stagnan,
atau terjadi perlambatan pertumbuhan seiring dengan pertumbuhan populasi. Harga
ikan juga mengalami kenaikan sekitar 6,2% sejak tahun 2005, yang diperkirakan
oleh meningkatnya biaya operasional penangkapan ikan.
Grafik Konsumsi Ikan Dunia 2014
Marbrief Seafood 2015, ATDAG Kuala Lumpur
4
PROFIL NEGARA
Overview Ekonomi
Malaysia adalah Negara berpenghasilan menengah (middle income country),
yang telah bertransformasi dari Negara produsen bahan mentah menjadi
Negara ekonomi multi sektor. Dibawad PM Najib, Malaysia mencanangkan untuk
menjadi Negara berpenghasilan tinggi pada tahun 2020, dengan cara menarik
lebih banyak investor di bidang keuangan islam, industry teknologi tinggi,
bioteknologi dan jasa. Kebijakan dan Program peningkatan ekonomi Malaysia
tersebut berada dalam Economic Transformation Program (ETP).
Pemerintah Malaysia juga telah meliberalisasikan beberapa sub sektor jasa,
mendorong permintaan domestic dan mengurangi ketergantungan ekonomi pada
ekspor. Meskipun ekspor khususnya elektronika, migas, minyak kelapa sawit dan
karet masih menjadi factor pendorong ekonomi Malaysia. Ekspor masih menjadi
sektor utama penyumbang GDP Malaysia. Sektor migas menyumbang 29%
government revenue pada tahun 2014.
Untuk meningkatkan akses pasar global, Malaysia telah menandatangani 7
perjanjian Perdagangan bebas bilateral yaitu dengan Jepang, Pakistan, New
Zealand, India, Chile, Australia dan Turki. Secara regional Malaysia adalah anggota
AFTA, AANFTA, ACFTA,AIFTA,AJFTA, AKFTA dan TPP, sementara yang sedang
berlangsung adalah negosiasi RCEP dan AUEFTA. Dengan ASEAN saat ini telah
dilakukan launching AEC yang akan diberlakukan pada 1 Januari 2016.
GDP (purchasing power purity)
$746.8 billion (2014 est.)
$705.2 billion (2013 est.)
$673.3 billion (2012 est.)
note: data berdasarkan 2014 US dollars
GDP (official exchange rate)
5
$336.9 billion (2014 est.)
Marbrief Seafood 2015, ATDAG Kuala Lumpur
GDP - real growth rate
5.9% (2014 est.)
4.7% (2013 est.)
5.6% (2012 est.)
GDP - per capita (PPP)
$24,500 (2014 est.)
$23,500 (2013 est.)
$22,800 (2012 est.)
note: data berdasarkan 2014 US dollars
GDP - composition, by end use
household consumption: 51.5%
government consumption: 13.7%
GDP - composition, by end use
GDP - composition by sector
investment in fixed capital: 25.5%
investment in inventories: 0.0%
exports of goods and services: 83.0%
imports of goods and services: -73%
(2014 est.)
Population below poverty line
3.8% (2009 est.)
Labor force
14.01 million (2014 est.)
Labor force - by occupation
agriculture: 11%
industry: 36%
services: 53% (2012 est.)
Unemployment rate
2.9% (2014 est.)
3.1% (2013 est.)
Household income or consumption
by percentage share
lowest 10%: 1.8%
highest 10%: 34.7% (2009 est.)
Marbrief Seafood 2015, ATDAG Kuala Lumpur
agriculture: 11.2%
industry: 40.6%
services: 48.1% (2013 est.)
6
Inflation rate (consumer prices)
3.1% (2014 est.)
2.1% (2013 est.)
note: approximately 30% of goods are
price-controlled
Central bank discount rate
3% (31 December 2011)
2.83% (31 December 2010)
Commercial bank prime lending rate
4.5% (31 December 2014 est.)
4.56% (31 December 2013 est.)
Agriculture - products
Peninsular Malaysia - palm oil, rubber, cocoa, rice; Sabah - palm oil, subsistence crops; rubber, timber; Sarawak - palm
oil, rubber, timber; pepper
Industries
Peninsular Malaysia - rubber and oil
palm processing and manufacturing,
petroleum and natural gas, light
manufacturing, pharmaceuticals,
medical technology, electronics and
semiconductors, timber processing;
Sabah - logging, petroleum and natural
gas production; Sarawak - agriculture
processing, petroleum and natural gas
production, logging
Industrial production growth rate
3.8% (2012 est.)
Exports
$231.3 billion (2014 est.)
$219.2 billion (2013 est.)
Exports - commodities
Semi conductors and electronic
equipment, palm oil, petroleum and
liquified natural gas, wood and wood
products, palm oil, rubber, textiles,
chemicals, solar panels
7
Marbrief Seafood 2015, ATDAG Kuala Lumpur
Exports - partners
China 14.2%, Singapore 13.9%,
Japan 10.9%, US 8.2%, Thailand 5.4%,
Indonesia 4.5%, Hong Kong 4.2% (2013)
Imports
$193.6 billion (2014 est.)
$186.7 billion (2013 est.)
Imports - commodities
electronics, machinery, petroleum
products, plastics, vehicles, iron and
steel products, chemicals
Imports - partners
China 17%, Singapore 13.2%, Japan 8.5%,
US 7.6%, Thailand 5.9%, South Korea
4.6%, Indonesia 4.3% (2013)
Marbrief Seafood 2015, ATDAG Kuala Lumpur
8
PERKEMBANGAN PERDAGANGAN
IKAN DAN SEAFOOD DI MALAYSIA
Kondisi Umum Suply Impor dan Pasar Domestik
Produksi ikan dan seafood Malaysia sekitar 1.5 juta ton per tahun. 89% produksi
berasal dari penangkapan laut dan air tawar. Industri aquaculture tersebut
tergolong industri kecil di Asia Tenggara dengan produksi hanya sekitar 170,000
tonnes per tahun.
Pangsa pasar Malaysia untuk impor ikan dan seafood sekitar 18% dari total konsumsi.
Impor pada tahun 2014 senilai USD305,69 juta, naik 42,05% dibandingkan tahun
2013 senilai USD 215,20 juta. Trend impor ikan dari dunia dalam 3 tahun terakhir
tumbuh rata-rata sebesar 7,79%.
Impor ikan dan seafood bervariasi tergatung harga pasar, karena konsumen Malaysia
sangat sensitive dengan harga. Hal ini menjadi alasan kenaikan atau penurunan
impor.
Trends Impor Ikan dan Seafood oleh Malaysia Tahun 2010 sd 2014 (Semua Produk)
Source: Malaysian External Trade Statistics
9
Marbrief Seafood 2015, ATDAG Kuala Lumpur
Malaysia mengimpor ikan dan seafood dari berbagai Negara sumber. Pada tahun
2014 suplai ikan dan seafood ke Malaysia berasal dari 70 negara berbeda. (lihat
grafik di bawah ini).
Negara Sumber Impor Ikan dan Seafood Utama ke Malaysia Tahun 2014 – RM 3,14 Milyar
Sources: ITC calculations based on UN COMTRADE statistics.(November 2015)
Dari grafik terlihat bahwa impor terbanyak berasal dari Negara-negara Asia, yaitu:
China, Indonesia, Thailand, Vietnam dan juga impor dari Negara-negara di seberang
belua seperti Norwegia, AS, Chile dan Mexico.
Produk impor ikan dan seafood Malaysia terbesar pada tahun 2014 adalah crustacean
(32%), diikuti oleh ikan beku (25%), ikan segar (20%), ikan fillet (10%), molusca (9%),
smoked fish (3%), ikan hidup (1%), dan ikan akuatik.
Marbrief Seafood 2015, ATDAG Kuala Lumpur
10
Perkembangan Impor Ikan dan Seafood Berdasarkan Kategori
1. Crustacean
Crustacean adalah produk terbesar yang diimpor oleh Malaysia dibandingkan
dengan produk seafood lainnya dengan pangsa pasar impor sebesar 32%. Pada
tahun 2014 berdasarkan ITC, impor oleh Malaysia tercatat senilai USD. 305,69 juta,
naik 42,05% dibandingkan impor tahun 2013 senilai USD 215,20 juta. Dalam tiga
tahun terakhir, trend impor curtacean juga mengalami pertumbuhan sebesar 7,79%.
Indonesia adalah pemasok utama kedua setelah China untuk produk Crustacea.
Impor dari Indonesia tercatat senilai USD 28,51 juta, naik 20,65% dibandingkan
tahun 2013 senilai USD 23,61 juta. Pangsa pasar tahun 2014 sebesar 9,3% dengan
trend pertumbuhan sebesar 15,93%. Pangsa pasar produk Indonesia tersebut
masih kecil jika dibandingkan dengan pemasok utama China dengan share sebesar
63,6%.
List of supplying markets for a product imported by Malaysia
Product: 0306 Crustaceans
Unit : US Dollar thousand
Sources: ITC calculations based on UN COMTRADE statistics.(November 2015)
Lobster
Di kelas crustacean, lobster impor memiliki niche market tersendiri dengan trend
meningkat, sementara produksi local sekitar 900 – 1000 ton per tahun mengalami
penurunan. Namun demikian, buyer Malaysia tergolong price sensitive, sehingga
produk dengan kualitas bagus dan harga rendah yang memiliki pangsa pasar besar.
Pasar untuk lobster beku di Malaysia adalah Perdagangan komoditi dimana buyer
mencari harga murah – kualitas terbaik yang biasanya digunakan untuk industri
jasa makanan (food service industry), khususnya di sector restoran kelas menengah
yang banyak di Malaysia. Kondisi price sensitive atersebut mengakibatkan segmen
ini kurang stabil, karena buyer sering berbelanja dengan membanding-bandingkan
harga dan berganti Negara supplier.
11
Marbrief Seafood 2015, ATDAG Kuala Lumpur
Lobster jarang ditemukan di supermarket atau hypermarket di Malaysia, karena
lobster merupakan produk “big ticket” yang hanya dapat dibeli oleh kalangan berada di Malaysia. Konsekwensinya, produk sangat terbatas dan hanya dapat diperoleh
di supermarket papan atas.
Catatan: Impor lobster hidup berasal dari Thailand dan NZ sementara frozen lobster
dari India dan Indonesia.
Lobster, Sample of Retail Pricing in Malaysia
Crab
Impor frozen crab bersanding dengan produk lokal di Malaysia. Harga frozen crabs
sekitar 50% – 75% harga unfrozen. Kenaikan harga unfrozen crab akan berakibat
pada meningkatnya permintaan frozen crab. Impor frozen crab diperkirakan sekitar
13% total konsumsi. Crab adalah produk massal di Malaysia, sehingga pasar frozen
crab adalah price sensitive. Produk crab juga populer di kalangan supermarket
dan hypermarket kelas menengah ke atas, sementara permintaan banyak berasal
dari sektor jasa restoran, khususnya restoran seafood dari kelas menengah hingga
premium yang banyak di Malaysia. Catatan: negara pemasok utama crab adalah
Myanmar dan Indonesia.
Crabs, Sample of Retail Pricing in Malaysia
2. Ikan Beku (Fish, Frozen, Whole)
Ikan beku adalah produk terbesar kedua yang diimpor oleh Malaysia tahun 2014
dengan pangsa pasar impor sebesar 25%. Berdasarkan ITC, impor oleh Malaysia
tercatat senilai USD. 235,23 juta, naik 42,turun 7,31% dibandingkan impor tahun
2013 senilai USD 253,81 juta. Dalam tiga tahun terakhir, trend impor ikan beku
juga mengalami penurunan sebesar 4,22%. Impor dari Negara utama rata-rata juga
mengalami penurunan, kecuali dari India, Indonesia, Mexico dan AS.
Indonesia adalah pemasok utama keempat setelah China, Vietnam dan India untuk
produk Ikan beku. Impor dari Indonesia tercatat senilai USD 15,47 juta, naik 37,83%
dibandingkan tahun 2013 senilai USD 11,23 juta. Pangsa pasar tahun 2014 sebesar
6,6% dengan trend menurun sebesar 9,73% dalam 3 tahun terakhir.
Marbrief Seafood 2015, ATDAG Kuala Lumpur
12
List of supplying markets for a product imported by Malaysia
Product: 0303 Fish, frozen, whole
Unit : US Dollar thousand
Sources: ITC calculations based on UN COMTRADE statistics.(November 2015)
3. Ikan Segar (Fish, Fresh, Whole)
Ikan beku adalah produk terbesar ketiga yang diimpor oleh Malaysia tahun 2014
dengan pangsa pasar impor sebesar 20%. Berdasarkan ITC, impor oleh Malaysia
tercatat senilai USD. 193,90 juta, turun 4,10% dibandingkan impor tahun 2013
senilai USD 253,81 juta. Dalam tiga tahun terakhir, trend impor ikan segar masih
mengalami pertumbuhan sebesar 0,90%.
Indonesia adalah pemasok utama produk Ikan segar, diikuti oleh Thailand,
Norwegia, Jepang dan Belanda. Impor dari Indonesia tercatat senilai USD 99,37 juta,
turun 12,25% dibandingkan tahun 2013 senilai USD 113,24 juta. Pangsa pasar tahun
2014 sebesar 51,3% dengan trend menurun sebesar 5,52% dalam 3 tahun terakhir.
Penurunan impor ikan segar dari Indonesia diperkirakan sebagai akibat kebijakan
regulasi penangkapan ikan oleh pemerintah Indonesia.
Yang menarik adalah, impor dari Negara pesaing terlihat mengalami trend
pertumbuhan cukup signifikan, seperti Vietnam dengan trend pertumbuhan
sebesar 107,92% dan juga impor dari Negara-negara sebrang benua seperti Chile
dengan trend pertumbuhan sebesar 31,99%, Norwegia dengan trend pertumbuhan
21,62% dan Jepang dengan trend pertumbuhan sebesar 20,90%.
13
Marbrief Seafood 2015, ATDAG Kuala Lumpur
List of supplying markets for a product imported by Malaysia Product: 0302 Fish, fresh, whole
Unit : US Dollar thousand
Sources: ITC calculations based on UN COMTRADE statistics.(November 2015)
4. Ikan Fillet (Fish Fillet and Pieces, Fresh, Chilled or Frozen)
Ikan Fillet adalah produk terbesar ke empatyang diimpor oleh Malaysia tahun 2014
dengan pangsa pasar impor sebesar 10%. Berdasarkan ITC, impor oleh Malaysia
tercatat senilai USD. 98,00 juta, naik 8,59% dibandingkan impor tahun 2013 senilai
USD 90,25 juta. Dalam tiga tahun terakhir, trend impor ikan fillet tumbuh sebesar
11,20%.
Indonesia adalah pemasok utama kedua produk Ikan fillet setelah Vietnam, diikuti
oleh China, AS, dan Chile. Impor dari Indonesia tercatat senilai USD 24,20 juta, naik
12,74% dibandingkan tahun 2013 senilai USD 21,46 juta. Pangsa pasar tahun 2014
sebesar 24,7% dengan trend pertumbuhan sebesar 13,63% dalam 3 tahun terakhir.
List of supplying markets for a product imported by Malaysia
Product: 0304 Fish fillets and pieces, fresh, chilled or frozen
Unit : US Dollar thousand
Sources: ITC calculations based on UN COMTRADE statistics. (November 2015)
Marbrief Seafood 2015, ATDAG Kuala Lumpur
14
Secara keseluruhan, trend impor ikan fillet oleh Malaysia mengalami pertumbuhan
dalam tiga tahun terakhir, dan yang perlu mendapat perhatian adalah impor dari
Negara supplier rata-rata juga mengalami kenaikan signifikan. Sebagai contoh
impor dari Kore dengan trend pertumbuhan lebih dari 150%, impor dari Chile
dengan trend pertumbuhan 39% dan impor dari Thailand dengan trend pertumbuhan
sebesar 21%.
5.Moluska (Molusc)
Pangsa pasar impor produk moluska oleh Malaysia tahun 2014 tercatat sebesar
9% dengan nilai impor dari dunia sebesar USD. 83,63 juta, naik9,24% dibandingkan
impor tahun 2013 senilai USD 76,56 juta. Dalam tiga tahun terakhir, trend impor
moluska tumbuh sebesar 15,60%.
Indonesia adalah pemasok utama kedua produk moluska setelah China, diikuti oleh
India, Vietnam dan Jepang. Impor dari Indonesia tercatat senilai USD 10,16 juta,
turun 5,01% dibandingkan tahun 2013 senilai USD 10,70 juta. Pangsa pasar tahun
2014 sebesar 12,2% dengan trend pertumbuhan sebesar 17,94% dalam 3 tahun
terakhir. Penurunan impor ikan segar dari Indonesia diperkirakan sebagai akibat
kebijakan regulasi penangkapan ikan oleh pemerintah Indonesia.
Scallops
Malaysia tidak memproduksi scallops, sehingga produk scallops tergantung dari
produk impor. Pasar untuk produk scallops baik scallops segar dan dingin sifatya
price sensitive, dan dalam sepuluh tahun terakhir impor scallops anjlok disebabkan
harga pasar yang meningkat sementara reaksi buyer Malaysia negative atas kondisi
tersebut. Permintaan akan produk scallops sangat kuat di kalangan konsumen
etnis China, meskipun banyak permintaan akan produk datang dari pasar rakyat
dari pada pasar premium. Sehingga menyikapi hal tersebut importer lebih suka
membeli produk dari Negara ASEAN. Indonesia adalah Negara sumber impor ke
dua untuk produk mluska (scallops, oysters).
Scallops untuh banyak diminati oleh konsumen etnis China dan restaurant Asia
lainnya seperti outlet restoran Jepang. Produk tersebut banyak ditemukan di grup
supermarket kelompok menengah ke atas yang banyak dikunjungi etnis China
untuk berbelanja ikan dan seafood beku.
Oyster (Tiram)
Sekitar 10% produk impor oyster diimpor dalam bentuk oyster kering, 50% lainnya
15
Marbrief Seafood 2015, ATDAG Kuala Lumpur
diimpor dalam bentuk produk bekusedangkan 40% sisanya diimpor dalam bentuk
tertinggi yaitu oyster hidup.
List of supplying markets for a product imported by Malaysia Product: 0307 Moluscs
Unit : US Dollar thousand
Sources: ITC calculations based on UN COMTRADE statistics.(November 2015)
Pasar oyster di Malaysia adalah price sensitive, pasar didominasi oleh produkproduk dengan harga rendah dengan kualitas beragam yang berasal dari wilayah
Asia pasifik. Impor produk oyster hidup dan beku akan berinteraksi dengan produksi
local dinpasar. Produksi local saat ini meningkat dengan jumlah produksi sekitar
1000 ton per tahun. Supply oyster local tersebut dalam 10 tahun terakhir secara
bertahap mengalami peningkatan. Oyster hidup dan mati saat ini mensuply sekitar
33% konsumsi masyarakat.
Produk oyster telah memiliki pasar tersendiri di restaoran kelas atas khususnya
yang berada di hotel bintang 4 dan 5 dimana mereka selalu menyediakan buffet
seafood di outlet makanan barat. Permintaan akan oyster juga selalu ada berasal
dari restoran western premium yang beroperasi di luar hotel. Oyster jarang dapat
ditemukan di tingkat retailer ataupun di supermarket dan hypermarket.
Marbrief Seafood 2015, ATDAG Kuala Lumpur
16
6. Ikan Tertentu (Fish,cured or smoked and fish meal fit for human
consumption)
List of supplying markets for a product imported by Malaysia Product: 0305 Fish,cured or smoked and fish meal fit for human consumption
Unit : US Dollar thousand
Sources: ITC calculations based on UN COMTRADE statistics.(November 2015)
Indonesia adalah pemasok ke-6 produk Ikan tertentu (diolah), setelah Thailand,
Myanmar, AS, Singapura dan China. Impor dari Indonesia tercatat senilai USD 869
ribu, naik signifikan sebesar 99,31% dibandingkan tahun 2013 senilai USD 436 ribu.
Pangsa pasar tahun 2014 sebesar 3,0% dengan trend pertumbuhan sebesar 33,86%
dalam 3 tahun terakhir.
7. Ikan Hidup (Live Fish)
Ikan beku adalah produk terbesar ketiga yang diimpor oleh Malaysia tahun 2014
dengan pangsa pasar impor sebesar 20%. Berdasarkan ITC, impor oleh Malaysia
tercatat senilai USD. 193,90 juta, turun 4,10% dibandingkan impor tahun 2013
senilai USD 253,81 juta. Dalam tiga tahun terakhir, trend impor ikan segar masih
mengalami pertumbuhan sebesar 0,90%.
Indonesia adalah pemasok utama kedua Ikan hidup setelah Thailand produk, diikuti
oleh Jepang, Singapura dan Taipei. Impor dari Indonesia tercatat senilai USD 3,01
juta, turun 24,05% dibandingkan tahun 2013 senilai USD 3,97 juta. Pangsa pasar
tahun 2014 sebesar 22,5% dengan trend menurun sebesar 29,60% dalam 3 tahun
terakhir.
17
Marbrief Seafood 2015, ATDAG Kuala Lumpur
List of supplying markets for a product imported by Malaysia
Product: 0301 Live fish
Unit : US Dollar thousand
Sources: ITC calculations based on UN COMTRADE statistics.(November 2015)
Secara umum, impor ikan hidup dari Malaysia mengalami penurunan dengan
trend 24,41%. Impor dari beberapa Negara sumber utama juga mengalami trend
penurunan, kecuali dari Macao, China yang mengalami pertumbuhan sangat signifikan sebesar 311,55%. Demikian juga trend impor dari Columbia, Hong Kong
dan Vietnam yang tumbuh masing-masing 29,78%, 14,33% dan 11,29%.
8. Aquatic Invertebrate
List of supplying markets for a product imported by Malaysia Product: 0308 Aquatic invertebrates other than crustaceans and molluscs, live, fresh, chilled, frozen.
Unit : US Dollar thousand
Sources: ITC calculations based on UN COMTRADE statistics.(November 2015)
Marbrief Seafood 2015, ATDAG Kuala Lumpur
18
Impor Aquatic Intvertebratetahun 2014 tercatat senilai USD 2,78 juta naik 6,10%
dibandingkan impor tahun 2013 senilai USD 2,62 juta. Impor produk ini baru
dimulai tahun 2013, sehingga trend impor dalam kurun waktu 3 tahun terakhir
belum terlihat. Negara supplier utama adalah: China, Indonesia, Singapura,
Philipina dan Thailand.
Impor dari Indonesia pada tahun 2014 tercatat senilai USD 722 ribu, naik 57,99%
dibandingkan tahun 2013 senilai USD 457 ribu. Indonesia adalah pemasok kedua
terbesar setelah China dengan pangsa pasar sebesar 25,9%.
19
Marbrief Seafood 2015, ATDAG Kuala Lumpur
ANALISA PASAR IKAN DAN
SEAFOOD DI MALAYSIA
Jaringan Distribusi Impor Ikan dan Seafood
Pasar tradisional (pasar basah) masih menjadi rantai utama suplai ikan dan seafood di
Malaysia. Rantai suplay tersebut sangat terlokalisir dan fragmented. Sementara ikan
impor jarang terlihat dijual di pasar basah. Ibu-ibu di Malaysia lebih suka berbelanja
ikan di pasar basah karena produk lebih segar dan harga lebih murah.
Toko retail modern bersaing dengan pasar basah dengan membangun pasar basah
versi toko untuk menarik pembeli kelas menengah dan kaum muda yang jarang
berbelanja ke pasar basah. Kebanyakan operator hypermarket percaya bahwa
strategi ini berhasil dan telah meningkatkan penjualan mereka. Produk ikan dan
seafood impor kebanyakan digunakan oleh sektor jasa makanan termasuk hotel
bintang 3 hingga 5. Hotel bintang 4 dan 5 di Malaysia merupakan sub sektor industri
yang sangat fragmanted dengan banyak permintaan dan tersebar di seluruh negeri
tidak saja di Kuala Lumpur. Permintaan dari Sub sektor lainnya antara lain:
1. Chinese restaurants;
2. Jaringan restoran Western seperti: The Manhattan Fish Market (menggunakan
Norwegian salmon), dan fusion outlets, i.e. café cum casual restaurant chains,
e.g. Fig & Olive, Secret Recipe, etc;
3. Restorandan,
4. Jaringan restoran sushi seperti the Sushi King chain (more than 60 outlets
operating on a nationwide basis) and Jusco, the leading middle to uper income
group department store and supermarket chain operator with 23 operations
located in cities and towns all over Malaysia.
Marbrief Seafood 2015, ATDAG Kuala Lumpur
20
5. Jaringan fast food restoran juga menggunakan beberapa produk imported cool
water fish-based products dalam menu mereka seperti fish burger patties and
cutlets;
6. dan Penjualan melalui supermarkets and hypermarkets seperti Tesco, Jusco dan
Cold Storage.
Industri Pengolahan Ikan dan Seafood di Malaysia
Industri produk ikan dan seafood adalah sub sektor industri pengolahan makanan
utama di Malaysia. Industri tersebut terdiri dari sektor pengolahan dan sektor
akuakultur. Sehingga permintaan ikan beku sangat penting utamanya untuk diolah
kembali menjadi produk kaleng. Industri pengolahan ikan di Malaysia utamanya
untuk diekspor, dengan beberapa produk yaitu: udang olahan, ikan kaleng dan
produk surimi.
Kebanyakan peternakan akuakultur di Malaysia adalah ternak dan pengolahan
udang dengan target ekspor. Beberapa perusahaan telah berkembang menjadi
integrated perusahaan dari pembenihan hingga produksi. Lebih dari 75% produk
yang di ekspor dari Malaysia adalah: crustacean, mollusc dan ikan olahan baik
produk ikan kaleng maupun ikan beku.
Ekspor Ikan dan Seafood Malaysia Tahun 2014 – RM. 2,21 Milyar
Source: Malaysian External Trade Statistics
21
Marbrief Seafood 2015, ATDAG Kuala Lumpur
Proses produksi ikan dan seafood umumnya berasal dari impor produk ikan beku
dan ikan fillet. Buyer Malaysia biasanya berkeliling mencari bahan baku sesuai
kebutuhan mereka karena produk ikan diperjual bekikan sebagai komoditi di pasar
dunia. Sehingga supllier Malaysia setiap tahunnya akan bervariasi sesuai dengan
harga dan kondisi yang ditawarkan supplier.
Key demand: Karakteristik dan Promosi
Malaysia adalah negara dengan permintaan produk ikan dan seafood sangat
besar, dan adalah negara dengan konsumsi ikan dan seafood per kapita tercesar di
Asia. Menurut data Infofosh 2014, konsumsi per kapita penduduk Malaysia mencapai
56,5 kg per tahun. Kondisi tersebut karena ikan dan seafood sangat populer di semua
kalangan penduduk Malaysia, baik kalangan sosial ekonomi tinggi atau rendah dan
disukai berbagai etnik.
Kenyataan di pasar adalah: produk ikan dan seafood berada di segmen banyak
peminat dengan permintaan atas produk yang berbeda-beda. Range permintaan
berasal dari segmen low-end; low-priced hingga high-end; premium-priced. Produk
lokal dan juga produk tropis umumnya mendominasi konsumsi.
Tarif Impor dan Regulasi
Tarif
Malaysia adalah salah satu negara liberal untuk pasar ikan dan seafood di Asia Tenggara.
Kebanyakan produk ikan dan seafood tidak dikenakan tarif bea masuk (0%). Beberapa
pengecualian adalah sebagai berikut:
1. Smoked, dried dan salted fish:
• semua smoked fish, termasuk salmon, herring, cod – 7% atau 8% MFN tariff dan,
• dried fish dan salted fish – 7% MFN tariff.
2. Crustaceans:
• semua tipe crustaceans dalam kontainer kedap udara– 8% MFN tariff dan,
3. Molluscs:
• Octopus – 20% MFN tariff untuk semua produk kecuali produk beku 0%.
Tarif tersebut dikenakan untuk melindungi industri lokal.
Marbrief Seafood 2015, ATDAG Kuala Lumpur
22
Regulasi/Peraturan
Praktek penangkapan ikan di Malaysia diatur di dalam Fisheries Act N0. 317 (1985)
dan Peraturan pelaksana lainnya. Peraturan terkait penangkapan ikan tawar
(inland fisheries and aquaculture) dikeluarkan oleh pemerintah negara bagian (States),
sementara aturan penangkapan ikan di laut dan akuakultur dikeluarkan oleh pemerintah Federal.
Instansi yang mengatur masalah perikanan adalah Kementerian Pertanian dan
Industri Asas Tani (Ministry of Agriculture and Agro – based Industry/MOA), dalam hal
ini Direktur Jenderal Perikanan, Kepala Departemen Perikanan (DOF) bertanggung
jawab dalam pengembangan perikanan laut dan darat di Malaysia melalui
pembuatan kebijakan, aturan hukum, strategi dan perencanaan.
Badan lainnya di bawah MOA adalah Malaysia Fisheries Development Authority
(MFDA) yang bertanggung jawab dalam pemasaran produk perikanan Malaysia.
MFDA juga berfungsi sebagai badan yang mengatur perdagangan internasional dan
mengeluarkan perijinan impor dan ekspor. Instansi lainnya yang berperan penting
dalam pengembangan kebijakan maritim nasional Malaysia adalah Maritime
Institute of Malaysia (MIMA), yaitu lembaga penelitian kebijakan yang dibentuk
pemerintah khusus untuk menangani isu perikanan nasional, regional dan global.
Ketentuan dalam impor produk Ikan dan Seafood di Malaysia adalah sebagai
berikut:
1. Telah memenuhi persyaratan Malaysian food laws and regulations.
2. Memiliki ijin impor (import licence), yang dikeluarkan oleh Badan Pengembangan
Perikanan Malaysia (MFDA). Perijinan ini merupakan alat kontrol secara
administratif dan bukan hambatan perdagangan;
3. Sertifikat kesehatan yang dipersyaratkan oleh Kementerian Kesehatan Malaysia
atas impor ikan dan seafood. Sertifikat tersebut harus sesuai dengan standar
internasional atau dikeluarkan oleh pejabat badan kesehatan di negara eksportir
yang mengkonfirmasi bahwa ikan dan seafood yang diekspor aman untuk
konsumsi manusia. Persyaratan tambahan lainnya adalah bebas
Chloramphenicol yang diberlakukan untuk semua jenis produk shrimps dan
prawns;
23
Marbrief Seafood 2015, ATDAG Kuala Lumpur
Beberapa peraturan dasar lainnya adalah:
1. Semua produk makanan impor akan diperiksa secara random, testing dan
sampling di pintu masuk pelabuhan. Jika semua dokumen dipersiapkan dan
diperlihatkan sebagaimana permintaan, maka biasanya tidak terjadi delay;
2. Malaysia memiliki banyak persyaratan terkait packaging dan labelling khususnya
untuk produk retail. Labelling produk impor harus dalam bahasa Melayu atau
bahasa Inggris; dan,
3. Label yang mencantumkan kandungan nutrisi sebaiknya dipertimbangkan oleh
eksportir karena label tersebut diwajibkan untuk beberapa produk makan impor
yang dijual secara retail termasuk ikan dan seafood kaleng.
Strategi Negara Pesaing
Berikut adalah beberapa sikap dan strategi yang dilakukan oleh negara eksportir
ikan khusus, seperti Salmon:
1. Norwegia melihat Malaysia sebagai pasar yang sangat penting bagi pemasaran
produk salmon segar dan dingin. Strategi yang mereka lakukan adalah berbagai
kegiatan pemasaran termasuk B to B (business-to-business) dan kegiatan di
tingkat B to C (business-to-consumer) yang didisain untuk menjaga market
leadership produk salmon dalam jangka panjang.
2. USA (khususnya Alaska), telah melakukan pemasaran produk di Malaysia selama
lebih dari 10 tahun dengan strategi membidik peningkatan permintaan di
Malaysia akan produk ikan khusus (specialty fish) dan seafood seperti scallops
dan oysters.
3. Eksportir di New Zealand focus dalam menjaga market leadership untuk produk
mussels dengan menjaga kualitas jaringan distribusi dan promosi B to B. Posisi
tersebut premium saat ini dibandingkan dengan produk lainnya yang menjadi
komoditi dan tidak bias dibedakan sebagaimana produk dari New Zealand.
Marbrief Seafood 2015, ATDAG Kuala Lumpur
24
Ketiga Negara tersebut telah aktif melakukan promosi di sektor restoran secara
berkala dalam kurun 10 tahun terakhir. Produk-produk mereka sangat dikenal
pada tingkat B to B dan juga dikenal di pasar retail. Kondisi tersebut dan juga
kualitas produk telah membangun permintaan atas produk impor di dalam
pasar yang dikenal sebagai price sensitive, untuk bersaing dengan dengan komoditi
ikan lainnya.
Strategi yang diterapkan Norwagia dan New Zealand tersebut telah membangun
jaringan importer – distributor yang loyal dan mau bekerja keras untuk
membangun pasar Malaysia. Importer-importer tersebut menjadi strategic
partner dalam pembangunan pasar dan bukan sekedar importer atau
traders.
Peluang Penetrasi Pasar Malaysia
Pembangunan Malaysia’s dan Dampaknya Pada Permintaan Produk Ikan dan
seafood
Malaysia (Populasi; 30 juta orang) secara ekonomi adalah salah satu yang termaju
di ASEAN. Malaysia memiliki konsumen yang sangat beragam, dengan pasar yang
tersebar di seluruh negara dan tidak hanya fokus di ibukota saja.
Saat ini, GDP perkapita Malaysia menurut World Bank sekitar US$ 13,500, merupakan
negara terkaya ke-3 setelah Singapura dan Brunei di Asia Tenggara. Sekitar 60%
populasi adalah berpendapatan menengah, sehingga permintaan produk akan
semakin besar. Selain permintaan dari penduduk setempat, lebih dari 20 juta wisata
asing yang berkunjung ke Malaysia per tahunnya juga akan meningkatkan permintaan
akan produk ikan dan seafood.
Pertumbuhan ekonomi yang didorong oleh konsumsi juga diharapkan
mendorong permintaan akan produk ikan dan seafood. Pertumbuhan ekonomi akan
mengakibatkan pada meningkatnya pola makan di luar yang akan mendorong
permintaan produk seperti:
• Salmon fresh/chilled dan produk specialty fish lainnya yang bukan lokal;
• Lobsters dan crabs dan,
• Produk lain seperti oysters, scallops, mussels dan exotic seafood.
Selain itu, produk ikan dan seafood hampir tidak memiIiki hambatan perdagangan,
tidak seperti daging dan ayam yang harus “halal” karena merupakan persyaratan
wajib di Malaysia. Produk ikan dan seafood tidak wajib halal, kecuali jika diproduksi
dengan mencampur bahan lainnya.
25
Marbrief Seafood 2015, ATDAG Kuala Lumpur
PENUTUP
Peluang ekspor untuk produk ikan dan seafood di Malaysia sangat menjanjikan
karena beberapa hal:
1. Malaysia adalah negara dengan konsumsi ikan dan seafood terbesar di dunia.
Konsumsi ikan dan seafood penduduk Malaysia mencapai 56 kg per orang per
tahun. Konsumsi ikan dan seafood oleh penduduk di daerah pedalaman mencapai
51% dibandingkan dengan produk lainnya.
2. Perekonomian Malaysia saat ini mengalami kemajuan dengan GDP perkapita menurut World Bank sekitar US$ 13,500, merupakan negara terkaya ke-3
setelah Singapura dan Brunei di Asia Tenggara. Sekitar 60% populasi adalah
berpendapatan menengah, sehingga permintaan produk akan semakin besar.
Selain permintaan dari penduduk setempat, lebih dari 20 juta wisata asing yang
berkunjung ke Malaysia per tahunnya juga akan meningkatkan permintaan akan
produk ikan dan seafood.
3. Produk ikan dan seafood hampir tidak memiIiki hambatan perdagangan, tidak
seperti daging dan ayam yang harus “halal” karena merupakan persyaratan
wajib di Malaysia. Produk ikan dan seafood tidak wajib halal, kecuali jika
diproduksi dengan mencampur bahan lainnya.
4. Hal yang perlu diperhatikan adalah persaingan yang semakin ketat yang datang
dari Negara maju dari wilayah Eropa, Amerika dan Oceania. Mereka menawarkan
produk ikan lainnya (yang tidak diproduksi di kawasan Asia seperti Salmon)
dengan kualitas yang lebih baik. Sehingga peningkatan kualitas dan pendekatan
jaringan distribusi B to B perlu ditingkatkan dalam mempertahankan dan
meningkatkan pasar Indonesia di Malaysia.
Marbrief Seafood 2015, ATDAG Kuala Lumpur
26
Marbrief Seafood 2015, ATDAG Kuala Lumpur
27
Download