KATA PENGANTAR

advertisement
KATA PENGANTAR
Sektor perikanan adalah salah satu sub sektor yang
memiliki peran penting dalam perekonomian
Malaysia. Selain berkontribusi kepada GDP, sektor
perikanan adalah sumber lapangan pekerjaan, pertukaran
uang, dan sumber protein bagi masyarakat di area pedalaman. Ikan
mensuplai 60% - 70% protein hewani, dengan konsumsi per orang sebesar 56.5kg
per tahun. Dengan konsumsi rata-rata tersebut, Malaysia termasuk negara dengan
konsumsi ikan terbesar dunia, melebihi rata-rata konsumsi ikan dunia yaitu 20
kg/orang bahkan sedikit di atas Jepang.
Pasar yang demikian besar tersebut saat ini belum diimbangi oleh suplay yang cukup
dari produksi dalam negeri, sehingga kebutuhan impor produk perikanan oleh
Malaysia cukup tinggi. Kondisi tersebut, merupakan satu peluang bagi Indonesia
untuk meningkatkan pangsa ekspor produk perikanan di Malaysia. Sehingga market
brief ini kami susun untuk menjadi salah satu informasi bagi pelaku usaha di sektor
perikanan.
Meskipun masih jauh dari sempurna, marbrief ini kami harapkan dapat memberikan
informasi dan membantu membuat strategi serta meningkatkan daya saing produk.
Selamat membaca dan semoga bermanfaat.
Kuala Lumpur,
2015
Atase Perdagangan
Fajarini Puntodewi
Marbrief Seafood 2015, ATDAG Kuala Lumpur
1
Marbrief Seafood 2015, ATDAG Kuala Lumpur
2
DAFTAR ISI
Halaman
I
II
III
IV
V
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
PROFIL NEGARA
PERKEMBANGAN PERDAGANGAN IKAN DAN
SEAFOOD DI MALAYSIA
(1) Kondisi Umum Supply Impor dan Pasar
Domestik
(2) Perkembangan Impor Ikan dan Seafood
Berdasarkan Kategori
ANALISA PASAR IKAN DAN SEAFOOD DI
MALAYSIA
(1) Jaringan Distribusi Impor Ikan dan
Seafood
(2) Industri Pengolahan Ikan dan Seafood
di Malaysia
(3) Key Demand: Karakteristik dan Promosi
(4) Tarif Impor dan Regulasi
(5) Strategi Negara Pesaing
(6) Peluang Penetrasi Pasar Malaysia
PENUTUP
Marbrief Seafood 2015, ATDAG Kuala Lumpur
1
2
3
5
8
9
10
19
19
19
20
20
22
23
24
3
PENDAHULUAN
Sektor perikanan adalah salah satu sub sektor yang memiliki peran penting dalam
perekonomian Malaysia. Selain berkontribusi kepada GDP, sektor perikanan adalah
sumber lapangan pekerjaan, pertukaran uang, dan sumber protein bagi masyarakat
di area pedaaman. Ikan mensuplai 60% -70% protein hewani, dengan konsumsi per
orang sebesar 56.5kg per tahun. Dengan konsumsi rata-rata tersebut, Malaysia
termasuk negara dengan konsumsi ikan terbesar dunia, melebihi rata-rata konsumsi
ikan dunia yaitu 20 kg/orang bahkan sedikit di atas Jepang. Pada tahun 2010, sektor
perikanan Malaysia memberikan kontribusi sebesar 1,2% dari total GDP, dan sektor
ini juga membuka lapangan pekerjaan bagi sekitar 130.000 nelayan dan lebih dari
33.000 peternak ikan. Pada dasarnya, sektor perikanan di Malaysia terdiri dari 3 sub
sektor utama yaitu: Marine Capture Fisheries (Penangkapan ikan di laut); akuakultur
(Tambak Ikan) dan Inland Fisheries (Ikan air tawar). Jenis ikan yang banyak
dikonsumsi di Malaysia adalah Makarel, Udang, Cumi-cumi, Tilapia dan Catfish.
Marine Capture Fisheries (Perikanan Tangkap Laut)
Sub sektor perikanan tangkap laut terbagi menjadi 2 (dua) kategori yaitu: coastal
atau inshore fishery (perikanan laut pantai) dan deep sea fisheries (perikanan laut
dalam). Perikanan tangkap laut tersebut berkontribusi sekitar 80% dari total
produksi ikan nasional Malaysia, naik 0,95% dibandingkan tahun sebelumnya.
Perikanan laut pantai masih menjadi kontributor utama sub sektor ini, dengan
produksi sebesar 77,36% dari total produksi nasional. Sedangkan perikanan laut
dalam berkontribusi sekitar 2.64% dari total produksi nasional.
Aquaculture Production
Produksi dari sub sektor Akuakultur memberikan kontribusi sebesar 20% dari total
produksi perikanan nasional Malaysia. Sub sektor ini menunjukkan peningkatan
produksi baik dalam volume maupun nilai dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Produksi Akuakultur terutama berasal dari freshwater pond (kolam air tawar), on
bottom culture (cockles culture/budidaya) dan brackishwater pond (tambak air
payau). Produksi Akuakultur mayoritas di Sarawak dengan pekerja berjumlah sekitar
24 ribu orang bergerak di bidang sub sektor freshwater, atau sekitar 79% dari total
pekerja perikanan, sementara sisanya menggeluti industry budidaya perikanan dan
tambak air payau (21%). Sub sektor Akuakultur tersebut, meskipun kontribusi tidak
besar, namun cukup berkembang. Karena selain memproduksi ikan untuk konsumsi,
sub sektor ini juga memperoduksi ornamental fish (ikan hias).
Ornamental Fish (Ikan Hias)
Produksi ikan hias dan tanaman hias pada tahun terakhir mengalami kenaikan
dibandingkan tahun sebelumnya. Johor adalah produser utama ikan hias di Malaysia.
Ikan hias dari Malaysia adalah: cyprinids (Goldfish, Koi, Barb and Danio), contributing
45.53%, and Poecilids (Guppies) contributing 25.6%.
Marbrief Seafood 2015, ATDAG Kuala Lumpur
4
Konsumsi Ikan di Malaysia
Konsumsi ikan dan seafood di Malaysia melebihi konsumsi sumber protein lainnya
seperti daging dan ayam. Menurut Infofish, impor ikan-ikan mahal di Malaysia juga
meningkat, seperti ikan cod, salmon, mussles, oyster dan abalone yang berakibat
naiknya harga ikan impor. Secara rata-rata, kebutuhan rumah tangga di Malaysia
menghabiskan RM. 100 per bulan untuk berbelanja berbagai jenis ikan dan seafood
seperti makarel, squid dan udang. 37% konsumen memakan ikan setiap hari dan 54%
konsumen mengkonsumsi ikan 3 kali dalam seminggu.
Secara statistik, konsumsi ikan di Malaysia dalam 5 tahun terakhir (2010 – 2014)
berfluktuasi dengan tren pertumbuhan sebesar 0,19%. Konsumsi ikan dan seafood
pada tahun 2014 tercatat sebesar 58,000MT, naik 7,41% dibandingkan tahun 2013
sebanyak 54,000MT. Namun demikian, permintaan akan ikan diperkirakan stagnan,
atau terjadi perlambatan pertumbuhan seiring dengan pertumbuhan populasi. Harga
ikan juga mengalami kenaikan sekitar 6,2% sejak tahun 2005, yang diperkirakan oleh
meningkatnya biaya operasional penangkapan ikan.
Grafik Konsumsi Ikan Dunia 2014
Marbrief Seafood 2015, ATDAG Kuala Lumpur
5
PROFIL NEGARA
Overview
Ekonomi
Malaysia adalah Negara berpenghasilan menengah (middle
income country), yang telah bertransformasi dari Negara
produsen bahan mentah menjadi Negara ekonomi multi sektor.
Dibawad PM Najib, Malaysia mencanangkan untuk menjadi
Negara berpenghasilan tinggi pada tahun 2020, dengan cara
menarik lebih banyak investor di bidang keuangan islam, industry
teknologi tinggi, bioteknologi dan jasa. Kebijakan dan Program
peningkatan ekonomi Malaysia tersebut berada dalam Economic
Transformation Program (ETP).
Pemerintah Malaysia juga telah meliberalisasikan beberapa sub
sektor jasa, mendorong permintaan domestic dan mengurangi
ketergantungan ekonomi pada ekspor. Meskipun ekspor
khususnya elektronika, migas, minyak kelapa sawit dan karet
masih menjadi factor pendorong ekonomi Malaysia. Ekspor masih
menjadi sektor utama penyumbang GDP Malaysia. Sektor migas
menyumbang 29% government revenue pada tahun 2014.
Untuk meningkatkan akses pasar global, Malaysia telah
menandatangani 7 perjanjian Perdagangan bebas bilateral yaitu
dengan Jepang, Pakistan, New Zealand, India, Chile, Australia dan
Turki. Secara regional Malaysia adalah anggota AFTA, AANFTA,
ACFTA,AIFTA,AJFTA, AKFTA dan TPP, sementara yang sedang
berlangsung adalah negosiasi RCEP dan AUEFTA. Dengan ASEAN
saat ini telah dilakukan launching AEC yang akan diberlakukan
pada 1 Januari 2016.
GDP (purchasing $746.8 billion (2014 est.)
power purity)
$705.2 billion (2013 est.)
$673.3 billion (2012 est.)
note: data berdasarkan 2014 US dollars
GDP
(official $336.9 billion (2014 est.)
exchange rate)
GDP - real growth 5.9% (2014 est.)
rate
4.7% (2013 est.)
5.6% (2012 est.)
GDP - per capita $24,500 (2014 est.)
(PPP)
$23,500 (2013 est.)
$22,800 (2012 est.)
note: data berdasarkan 2014 US dollars
GDP
- household consumption: 51.5%
composition, by government consumption: 13.7%
Marbrief Seafood 2015, ATDAG Kuala Lumpur
6
end use
investment in fixed capital: 25.5%
investment in inventories: 0.0%
exports of goods and services: 83.0%
imports of goods and services: -73%
(2014 est.)
GDP - composition agriculture: 11.2%
by sector
industry: 40.6%
services: 48.1% (2013 est.)
Population below
poverty line
Labor force
Labor force - by
occupation
3.8% (2009 est.)
14.01 million (2014 est.)
agriculture: 11%
industry: 36%
services: 53% (2012 est.)
Unemployment
2.9% (2014 est.)
rate
3.1% (2013 est.)
Household income lowest 10%: 1.8%
or consumption by highest 10%: 34.7% (2009 est.)
percentage share
Inflation
rate 3.1% (2014 est.)
(consumer prices) 2.1% (2013 est.)
note: approximately 30% of goods are price-controlled
Central
bank 3% (31 December 2011)
discount rate
2.83% (31 December 2010)
Commercial bank 4.5% (31 December 2014 est.)
prime lending rate 4.56% (31 December 2013 est.)
Agriculture
products
- Peninsular Malaysia - palm oil, rubber, cocoa, rice; Sabah - palm
oil, subsistence crops; rubber, timber; Sarawak - palm oil, rubber,
timber; pepper
Industries
Peninsular Malaysia - rubber and oil palm processing and
manufacturing, petroleum and natural gas, light manufacturing,
pharmaceuticals, medical technology, electronics and semiconductors, timber processing; Sabah - logging, petroleum and
natural gas production; Sarawak - agriculture processing,
petroleum and natural gas production, logging
Industrial
3.8% (2012 est.)
production growth
rate
Exports
$231.3 billion (2014 est.)
$219.2 billion (2013 est.)
Exports
- Semi conductors and electronic equipment, palm oil, petroleum
commodities
and liquefied natural gas, wood and wood products, palm oil,
rubber, textiles, chemicals, solar panels
Exports - partners China 14.2%, Singapore 13.9%, Japan 10.9%, US 8.2%, Thailand
5.4%, Indonesia 4.5%, Hong Kong 4.2% (2013)
Marbrief Seafood 2015, ATDAG Kuala Lumpur
7
Imports
$193.6 billion (2014 est.)
$186.7 billion (2013 est.)
Imports
- electronics, machinery, petroleum products, plastics, vehicles,
commodities
iron and steel products, chemicals
Imports - partners China 17%, Singapore 13.2%, Japan 8.5%, US 7.6%, Thailand 5.9%,
South Korea 4.6%, Indonesia 4.3% (2013)
Marbrief Seafood 2015, ATDAG Kuala Lumpur
8
PERKEMBANGAN PERDAGANGAN IKAN
DAN SEAFOOD DI MALAYSIA
Kondisi Umum Suply Impor dan Pasar Domestik
Produksi ikan dan seafood Malaysia sekitar 1.5 juta ton per tahun. 89% produksi
berasal dari penangkapan laut dan air tawar. Industri aquaculture tersebut tergolong
industri kecil di Asia Tenggara dengan produksi hanya sekitar 170,000 tonnes per
tahun.
Pangsa pasar Malaysia untuk impor ikan dan seafood sekitar 18% dari total
konsumsi. Impor pada tahun 2014 senilai USD305,69 juta, naik 42,05% dibandingkan
tahun 2013 senilai USD 215,20 juta. Trend impor ikan dari dunia dalam 3 tahun
terakhir tumbuh rata-rata sebesar 7,79%.
Impor ikan dan seafood bervariasi tergatung harga pasar, karena konsumen Malaysia
sangat sensitive dengan harga. Hal ini menjadi alasan kenaikan atau penurunan
impor.
Trends Impor Ikan dan Seafood oleh Malaysia Tahun 2010 sd 2014
(Semua Produk)
Source: Malaysian External Trade Statistics
Malaysia mengimpor ikan dan seafood dari berbagai Negara sumber. Pada tahun
2014 suplai ikan dan seafood ke Malaysia berasal dari 70 negara berbeda. (see Chart
below).
Marbrief Seafood 2015, ATDAG Kuala Lumpur
9
Negara Sumber Impor Ikan dan Seafood Utama ke Malaysia
Tahun 2014 – RM 3,14 Milyar
Source: Malaysian External Trade Statistics
Dari grafik terlihat bahwa impor terbanyak berasal dari Negara-negara Asia, yaitu:
China, Indonesia, Thailand, Vietnam dan juga impor dari Negara-negara di seberang
belua seperti Norwegia, AS, Chile dan Mexico.
Produk impor ikan dan seafood Malaysia terbesar pada tahun 2014 adalah
crustacean (32%), diikuti oleh ikan beku (25%), ikan segar (20%), ikan fillet (10%),
molusca
(9%),
smoked
fish
(3%),
ikan
hidup
(1%),
dan ikan
akuatik.
Marbrief Seafood 2015, ATDAG Kuala Lumpur
10
Perkembangan Impor Ikan dan Seafood Berdasarkan Kategori
1. Crustacean
Crustacean adalah produk terbesar yang diimpor oleh Malaysia dibandingkan
dengan produk seafood lainnya dengan pangsa pasar impor sebesar 32%. Pada
tahun 2014 berdasarkan ITC, impor oleh Malaysia tercatat senilai USD. 305,69 juta,
naik 42,05% dibandingkan impor tahun 2013 senilai USD 215,20 juta. Dalam tiga
tahun terakhir, trend impor curtacean juga mengalami pertumbuhan sebesar 7,79%.
Indonesia adalah pemasok utama kedua setelah China untuk produk Crustacea.
Impor dari Indonesia tercatat senilai USD 28,51 juta, naik 20,65% dibandingkan
tahun 2013 senilai USD 23,61 juta. Pangsa pasar tahun 2014 sebesar 9,3% dengan
trend pertumbuhan sebesar 15,93%. Pangsa pasar produk Indonesia tersebut masih
kecil jika dibandingkan dengan pemasok utama China dengan share sebesar 63,6%.
List of supplying markets for a product imported by Malaysia
Product: 0306
Crustaceans
Unit : US Dollar
thousand
Rank
Exporters
Imported
value in 2012
Imported
Imported
value in
value in
2013
2014
Pangsa
Perub.
2014
14/13
Trend
World
263,076
215,201
305,687
100.0%
42.05%
7.79
1
China
168,592
109,278
194,537
63.6%
78.02%
7.42
2
Indonesia
21,212
23,628
28,507
9.3%
20.65%
15.93
3
India
10,623
23,105
20,983
6.9%
-9.18%
40.54
4
Myanmar
16,399
18,044
16,105
5.3%
-10.75%
-0.90
5
Thailand
23,923
12,357
9,896
3.2%
-19.92%
-35.68
6
Viet Nam
4,020
5,919
7,232
2.4%
22.18%
34.13
7
Australia
3,520
4,705
6,945
2.3%
47.61%
40.46
8
Pakistan
2,669
4,077
4,809
1.6%
17.95%
34.23
1.0%
74.92%
62.97
0.5%
-38.42%
-38.97
United States of
9
America
1,163
1,766
3,089
10
Bangladesh
4,363
2,639
1,625
Sources: ITC calculations based on UN COMTRADE
statistics.(November 2015)
Lobster
Di kelas crustacean, lobster impor memiliki niche market tersendiri dengan trend
meningkat, sementara produksi local sekitar 900 – 1000 ton per tahun mengalami
penurunan. Namun demikian, buyer Malaysia tergolong price sensitive, sehingga
produk dengan kualitas bagus dan harga rendah yang memiliki pangsa pasar besar.
Marbrief Seafood 2015, ATDAG Kuala Lumpur
11
Pasar untuk lobster beku di Malaysia adalah Perdagangan komoditi dimana buyer
mencari harga murah – kualitas terbaik yang biasanya digunakan untuk industri jasa
makanan (food service industry), khususnya di sector restoran kelas menengah yang
banyak di Malaysia. Kondisi price sensitive tersebut mengakibatkan segmen ini
kurang stabil, karena buyer sering berbelanja dengan membanding-bandingkan
harga dan berganti Negara supplier.
Lobster jarang ditemukan di supermarket atau hypermarket di Malaysia, karena
lobster merupakan produk “big ticket” yang hanya dapat dibeli oleh kalangan berada
di Malaysia. Konsekwensinya, produk sangat terbatas dan hanya dapat diperoleh di
supermarket papan atas.
Catatan: Impor lobster hidup berasal dari Thailand dan NZ sementara frozen lobster
dari India dan Indonesia.
Lobster, Sample of Retail Pricing in Malaysia
Product
Brand and Country
Package Size
RM
Lobster frozen
Unbranded, Myanmar (Burma)
Origin Per Kg
96.00
RP
Crab
Impor frozen crab bersanding dengan produk lokal di Malaysia. Harga frozen crabs
sekitar 50% – 75% harga unfrozen. Kenaikan harga unfrozen crab akan berakibat
pada meningkatnya permintaan frozen crab. Impor frozen crab diperkirakan sekitar
13% total konsumsi. Crab adalah produk massal di Malaysia, sehingga pasar frozen
crab adalah price sensitive. Produk crab juga populer di kalangan supermarket dan
hypermarket kelas menengah ke atas, sementara permintaan banyak berasal dari
sektor jasa restoran, khususnya restoran seafood dari kelas menengah hingga
premium yang banyak di Malaysia.
Catatan: negara pemasok utama crab adalah Myanmar dan Indonesia.
Crabs, Sample of Retail Pricing in Malaysia
Product
Brand and Country
Package Size
RM
Flower
crab,
fresh/chilled
No brand, product origin
not stated.
Per Kilogram
19.90
Crab claw meat,
frozen
No brand, product origin
not stated.
240 gm
18.99
Flower
crab No brand, product origin
meat, frozen
not stated.
500 gm
10.88
RP
Source: Supermarkets (January 2010)
Marbrief Seafood 2015, ATDAG Kuala Lumpur
12
2. Ikan Beku (Fish, Frozen, Whole)
Ikan beku adalah produk terbesar kedua yang diimpor oleh Malaysia tahun 2014
dengan pangsa pasar impor sebesar 25%. Berdasarkan ITC, impor oleh Malaysia
tercatat senilai USD. 235,23 juta, naik 42,turun 7,31% dibandingkan impor tahun
2013 senilai USD 253,81 juta. Dalam tiga tahun terakhir, trend impor ikan beku juga
mengalami penurunan sebesar 4,22%. Impor dari Negara utama rata-rata juga
mengalami penurunan, kecuali dari India, Indonesia, Mexico dan AS.
Indonesia adalah pemasok utama keempat setelah China, Vietnam dan India untuk
produk Ikan beku. Impor dari Indonesia tercatat senilai USD 15,47 juta, naik 37,83%
dibandingkan tahun 2013 senilai USD 11,23 juta. Pangsa pasar tahun 2014 sebesar
6,6% dengan trend menurun sebesar 9,73% dalam 3 tahun terakhir.
List of supplying markets for a product imported by Malaysia
Product: 0303 Fish, frozen, whole
Unit : US Dollar thousand
Rank
Exporters
Imported
Imported
Imported
value in
value in
value in
Pangsa
Perub.
2014
14/13
Trend
2012
2013
2014
World
256,426
253,806
235,242
100.0%
-7.31%
-4.22
1
China
63,755
83,294
73,654
31.3%
-11.57%
7.48
2
Viet Nam
13,909
16,999
16,877
7.2%
-0.72%
10.15
3
India
18,422
15,529
15,688
6.7%
1.02%
-7.72
4
Indonesia
18,987
11,225
15,471
6.6%
37.83%
-9.73
5
Mexico
16,868
12,644
14,232
6.0%
12.56%
-8.15
5.9%
5.82%
94.89
-7.16
United States of
6
America
3,684
13,224
13,993
7
Myanmar
14,442
12,548
12,448
5.3%
-0.80%
8
Japan
14,671
15,294
12,387
5.3%
-19.01%
-8.11
9
Pakistan
14,794
10,778
10,381
4.4%
-3.68%
-16.23
10
Chile
2,714
8,956
9,776
4.2%
9.16%
89.79
Sources: ITC calculations based on UN COMTRADE
statistics.(November 2015)
3. Ikan Segar (Fish, Fresh, Whole)
Ikan beku adalah produk terbesar ketiga yang diimpor oleh Malaysia tahun 2014
dengan pangsa pasar impor sebesar 20%. Berdasarkan ITC, impor oleh Malaysia
tercatat senilai USD. 193,90 juta, turun 4,10% dibandingkan impor tahun 2013 senilai
USD 253,81 juta. Dalam tiga tahun terakhir, trend impor ikan segar masih mengalami
pertumbuhan sebesar 0,90%.
Marbrief Seafood 2015, ATDAG Kuala Lumpur
13
Indonesia adalah pemasok utama produk Ikan segar, diikuti oleh Thailand, Norwegia,
Jepang dan Belanda. Impor dari Indonesia tercatat senilai USD 99,37 juta, turun
12,25% dibandingkan tahun 2013 senilai USD 113,24 juta. Pangsa pasar tahun 2014
sebesar 51,3% dengan trend menurun sebesar 5,52% dalam 3 tahun terakhir.
Penurunan impor ikan segar dari Indonesia diperkirakan sebagai akibat kebijakan
regulasi penangkapan ikan oleh pemerintah Indonesia.
Yang menarik adalah, impor dari Negara pesaing terlihat mengalami trend
pertumbuhan cukup signifikan, seperti Vietnam dengan trend pertumbuhan sebesar
107,92% dan juga impor dari Negara-negara sebrang benua seperti Chile dengan
trend pertumbuhan sebesar 31,99%, Norwegia dengan trend pertumbuhan 21,62%
dan Jepang dengan trend pertumbuhan sebesar 20,90%.
List of supplying markets for a product imported by Malaysia
Product: 0302 Fish, fresh, whole
Unit : US Dollar thousand
Rank
Exporters
Imported
Imported
Imported
value in
value in
value in
2012
2013
2014
Pangsa
Perub.
2014
14/13
Trend
World
190,473
202,196
193,898
100.0%
-4.10%
0.90
1
Indonesia
111,332
113,241
99,374
51.3%
-12.25%
-5.52
2
Thailand
56,293
54,542
62,951
32.5%
15.42%
5.75
3
Norway
14,705
23,561
21,750
11.2%
-7.69%
21.62
4
Japan
2,846
3,555
4,160
2.1%
17.02%
20.90
5
Netherlands
2,070
1,957
2,340
1.2%
19.57%
6.32
6
Viet Nam
232
1,501
1,003
0.5%
-33.18%
107.92
7
Chile
314
1,505
547
0.3%
-63.65%
31.99
8
Australia
845
326
440
0.2%
34.97%
-27.84
9
China
-
60
290
0.1%
383.33%
--
10
New Zealand
281
322
271
0.1%
-15.84%
-1.80
Sources: ITC calculations based on UN COMTRADE
statistics.(November 2015)
4. Ikan Fillet (Fish Fillet and Pieces, Fresh, Chilled or Frozen)
Ikan Fillet adalah produk terbesar ke empat yang diimpor oleh Malaysia tahun 2014
dengan pangsa pasar impor sebesar 10%. Berdasarkan ITC, impor oleh Malaysia
tercatat senilai USD. 98,00 juta, naik 8,59% dibandingkan impor tahun 2013 senilai
USD 90,25 juta. Dalam tiga tahun terakhir, trend impor ikan fillet tumbuh sebesar
11,20%.
Indonesia adalah pemasok utama kedua produk Ikan fillet setelah Vietnam, diikuti
oleh China, AS, dan Chile. Impor dari Indonesia tercatat senilai USD 24,20 juta, naik
12,74% dibandingkan tahun 2013 senilai USD 21,46 juta. Pangsa pasar tahun 2014
Marbrief Seafood 2015, ATDAG Kuala Lumpur
14
sebesar 24,7% dengan trend pertumbuhan sebesar 13,63% dalam 3 tahun terakhir.
List of supplying markets for a product imported by Malaysia
Product: 0304 Fish fillets and pieces, fresh, chilled or frozen
Unit : US Dollar thousand
Rank
Exporters
Imported
Imported
Imported
value in
value in
value in
2012
2013
2014
Pangsa
Perub.
2014
14/13
Trend
World
79,246
90,245
97,997
100.0%
8.59%
11.20
1
Viet Nam
26,052
31,485
32,763
33.4%
4.06%
12.14
2
Indonesia
18,742
21,462
24,197
24.7%
12.74%
13.62
3
China
11,909
13,063
15,674
16.0%
19.99%
14.72
5.3%
21.99%
-3.92
United States of
4
America
5,612
4,247
5,181
5
Chile
2,286
3,883
4,440
4.5%
14.34%
39.36
6
Thailand
2,005
2,979
2,938
3.0%
-1.38%
21.05
7
Myanmar
1,712
2,321
2,414
2.5%
4.01%
18.75
8
Korea, Republic of
351
1,311
2,237
2.3%
70.63%
152.45
9
Norway
1,410
1,490
1,467
1.5%
-1.54%
2.00
10
Japan
1,389
1,009
1,094
1.1%
8.42%
-11.25
Secara keseluruhan, trend impor ikan fillet oleh Malaysia mengalami pertumbuhan
dalam tiga tahun terakhir, dan yang perlu mendapat perhatian adalah impor dari
Negara supplier rata-rata juga mengalami kenaikan signifikan. Sebagai contoh impor
dari Kore dengan trend pertumbuhan lebih dari 150%, impor dari Chile dengan trend
pertumbuhan 39% dan impor dari Thailand dengan trend pertumbuhan sebesar
21%.
5. Moluska (Molusc)
Pangsa pasar impor produk moluska oleh Malaysia tahun 2014 tercatat sebesar 9%
dengan nilai impor dari dunia sebesar USD. 83,63 juta, naik 9,24% dibandingkan
impor tahun 2013 senilai USD 76,56 juta. Dalam tiga tahun terakhir, trend impor
moluska tumbuh sebesar 15,60%.
Indonesia adalah pemasok utama kedua produk moluska setelah China, diikuti oleh
India, Vietnam dan Jepang. Impor dari Indonesia tercatat senilai USD 10,16 juta,
turun 5,01% dibandingkan tahun 2013 senilai USD 10,70 juta. Pangsa pasar tahun
2014 sebesar 12,2% dengan trend pertumbuhan sebesar 17,94% dalam 3 tahun
terakhir. Penurunan impor ikan segar dari Indonesia diperkirakan sebagai akibat
kebijakan regulasi penangkapan ikan oleh pemerintah Indonesia.
Marbrief Seafood 2015, ATDAG Kuala Lumpur
15
Scallops
Malaysia tidak memproduksi scallops, sehingga produk scallops tergantung dari
produk impor. Pasar untuk produk scallops baik scallops segar dan dingin sifatnya
price sensitive, dan dalam sepuluh tahun terakhir impor scallops anjlok disebabkan
harga pasar yang meningkat sementara reaksi buyer Malaysia negative atas kondisi
tersebut. Permintaan akan produk scallops sangat kuat di kalangan konsumen etnis
China, meskipun banyak permintaan akan produk dating dari pasar rakyat dari pada
pasar premium. Sehingga menyikapi hal tersebut importer lebih suka membeli
produk dari Negara ASEAN. Indonesia adalah Negara sumber impor ke dua untuk
produk mluska (scallops, oysters).
Scallops untuh banyak diminati oleh konsumen etnis China dan restaurant Asia
lainnya seperti outlet restoran Jepang. Produk tersebut banyak ditemukan di grup
supermarket kelompok menengah ke atas yang banyak dikunjungi etnis China untuk
berbelanja ikan dan seafood beku.
Oyster (Tiram)
Sekitar 10% produk impor oyster diimpor dalam bentuk oyster kering, 50% lainnya
diimpor dalam bentuk produk beku sedangkan 40% sisanya diimpor dalam bentuk
tertinggi yaitu oyster hidup.
List of supplying markets for a product imported by Malaysia
Product: 0307 Moluscs
Unit : US Dollar thousand
Rank
Exporters
Imported
Imported
Imported
value in
value in
value in
2012
2013
2014
Pangsa
Perub.
2014
14/13
Trend
World
62,585
76,555
83,629
100.0%
9.24%
15.60
1
China
20,426
28,088
32,842
39.3%
16.93%
26.80
2
Indonesia
7,307
10,700
10,164
12.2%
-5.01%
17.94
3
India
1,956
8,131
6,510
7.8%
-19.94%
82.43
4
Viet Nam
3,764
4,137
6,297
7.5%
52.21%
29.34
5
Japan
3,057
3,295
3,321
4.0%
0.79%
4.23
6
Pakistan
4,655
2,806
3,107
3.7%
10.73%
-18.30
7
Thailand
4,691
2,977
3,024
3.6%
1.58%
-19.71
8
New Zealand
2,216
1,870
2,775
3.3%
48.40%
11.90
3,083
2,580
1,931
2.3%
-25.16%
-20.86
United States of
9
10
America
Norway
82
156
1,834
2.2%
1075.64
%
372.93
Sources: ITC calculations based on UN COMTRADE
statistics.(November 2015)
Pasar oyster di Malaysia adalah price sensitive, pasar didominasi oleh produk-produk
Marbrief Seafood 2015, ATDAG Kuala Lumpur
16
dengan harga rendah dengan kualitas beragam yang berasal dari wilayah Asia pasifik.
Imp0or produk oyster hidup dan beku akan berinteraksi dengan produksi local
dinpasar. Produksi local saat ini meningkat dengan jumlah produksi sekitar 1000 ton
per tahun. Supply oyster local tersebut dalam 10 tahun tahun terakhir secara
bertahap mengalami peningkatan. Oyster hidup dan mati saat ini mensuply sekitar
33% konsumsi masyarakat.
Produk oyster telah memiliki pasar tersendiri di restaoran kelas atas khususnya yang
berada di hotel bintang 4 dan 5 dimana mereka selalu menyediakan buffet seafood
di outlet makanan barat. Permintaan akan oyster juga selalu ada berasal dari
restoran western premium yang beroperasi di luar hotel. Oyster jarang dapat
ditemukan di tingkat retailer ataupun di supermarket dan hypermarket.
6. Ikan Tertentu (Fish,cured or smoked and fish meal fit for human consumption)
List of supplying markets for a product imported by Malaysia
Product: 0305 Fish,cured or smoked and fish meal fit for human
consumption
Unit : US Dollar thousand
Rank
Exporters
Imported
Imported
Imported
value in
value in
value in
2012
2013
2014
Pangsa
Perub.
2014
14/13
Trend
World
30,258
31,603
28,945
100.0%
-8.41%
-2.19
1
Thailand
25,816
25,407
18,596
64.2%
-26.81%
-15.13
2
Myanmar
2,102
3,059
3,291
11.4%
7.58%
25.13
-
43
2,085
United States of
3
America
4
Singapore
5
7.2%
4.5%
29
92
1,299
China
202
376
1,039
3.6%
6
Indonesia
485
436
869
7
Viet Nam
648
1,142
859
8
Japan
158
159
9
Hong Kong, China
347
10
France
88
4748.84
%
1311.96
%
-569.28
176.33%
126.79
3.0%
99.31%
33.86
3.0%
-24.78%
15.14
205
0.7%
28.93%
13.91
315
171
0.6%
-45.71%
-29.80
31
118
0.4%
280.65%
15.80
Sources: ITC calculations based on UN COMTRADE
statistics.(November 2015)
Indonesia adalah pemasok ke-6 produk Ikan tertentu (diolah), setelah Thailand,
Myanmar, AS, Singapura dan China. Impor dari Indonesia tercatat senilai USD 869
ribu, naik signifikan sebesar 99,31% dibandingkan tahun 2013 senilai USD 436 ribu.
Pangsa pasar tahun 2014 sebesar 3,0% dengan trend pertumbuhan sebesar 33,86%
dalam 3 tahun terakhir.
7. Ikan Hidup (Live Fish)
Marbrief Seafood 2015, ATDAG Kuala Lumpur
17
Ikan beku adalah produk terbesar ketiga yang diimpor oleh Malaysia tahun 2014
dengan pangsa pasar impor sebesar 20%. Berdasarkan ITC, impor oleh Malaysia
tercatat senilai USD. 193,90 juta, turun 4,10% dibandingkan impor tahun 2013 senilai
USD 253,81 juta. Dalam tiga tahun terakhir, trend impor ikan segar masih mengalami
pertumbuhan sebesar 0,90%.
Indonesia adalah pemasok utama kedua Ikan hidup setelah Thailand produk, diikuti
oleh Jepang, Singapura dan Taipei. Impor dari Indonesia tercatat senilai USD 3,01 juta,
turun 24,05% dibandingkan tahun 2013 senilai USD 3,97 juta. Pangsa pasar tahun
2014 sebesar 22,5% dengan trend menurun sebesar 29,60% dalam 3 tahun terakhir.
List of supplying markets for a product imported by Malaysia
Product: 0301 Live fish
Unit : US Dollar thousand
Rank
Exporters
World
Imported
Imported
Imported
value in
value in
value in
2012
2013
2014
Pangsa
Perub.
2014
14/13
Trend
23,393
15,739
13,366
100.0%
-15.08%
-24.41
1
Thailand
8,231
4,321
3,121
23.4%
-27.77%
-38.42
2
Indonesia
6,079
3,967
3,013
22.5%
-24.05%
-29.60
3
Japan
2,959
2,172
2,128
15.9%
-2.03%
-15.20
4
Singapore
2,402
1,892
1,986
14.9%
4.97%
-9.07
5
Taipei, Chinese
1,327
486
517
3.9%
6.38%
-37.58
6
Viet Nam
327
945
405
3.0%
-57.14%
11.29
7
Hong Kong, China
267
206
349
2.6%
69.42%
14.33
8
China
409
616
346
2.6%
-43.83%
-8.02
9
Macao, China
16
53
271
2.0%
411.32%
311.55
10
Colombia
152
146
256
1.9%
75.34%
29.78
Sources: ITC calculations based on UN COMTRADE
statistics.(November 2015)
Secara umum, impor ikan hidup dari Malaysia mengalami penurunan dengan trend
24,41%. Impor dari beberapa Negara sumber utama juga mengalami trend
penurunan, kecuali dari Macao, China yang mengalami pertumbuhan sangat
signifikan sebesar 311,55%. Demikian juga trend impor dari Columbia, HongKong
dan Vietnam yang tumbuh masing-masing 29,78%, 14,33% dan 11,29%.
8. Aquatic Invertebrate
List of supplying markets for a product imported by Malaysia
Product: 0308 Aquatic invertebrates other than crustaceans and molluscs,
live, fresh, chilled, frozen, d
Unit : US Dollar thousand
Marbrief Seafood 2015, ATDAG Kuala Lumpur
18
Rank
Exporters
Imported
Imported
Imported
value in
value in
value in
2012
2013
2014
Pangsa
Perub.
2014
14/13
Trend
World
-
2,624
2,784
100.0%
6.10%
--
1
China
-
1,053
1,262
45.3%
19.85%
--
2
Indonesia
-
457
722
25.9%
57.99%
--
3
Singapore
-
367
212
7.6%
-42.23%
--
4
Philippines
-
433
201
7.2%
-53.58%
--
5
Thailand
-
20
138
5.0%
590.00%
--
6
Hong Kong, China
-
54
129
4.6%
138.89%
--
7
Japan
-
27
32
1.1%
18.52%
--
8
India
-
55
29
1.0%
-47.27%
--
9
Taipei, Chinese
-
20
28
1.0%
40.00%
--
10
Australia
-
5
10
0.4%
100.00%
--
Sources: ITC calculations based on UN COMTRADE
statistics.(November 2015)
Impor Aquatic Intvertebrate tahun 2014 tercatat senilai USD 2,78 juta naik 6,10%
dibandingkan impor tahun 2013 senilai USD 2,62 juta. Impor produk ini baru dimulai
tahun 2013, sehingga trend impor dalam kurun waktu 3 tahun terakhir belum
terlihat. Negara supplier utama adalah: China, Indonesia, Singapura, Philipina dan
Thailand.
Impor dari Indonesia pada tahun 2014 tercatat senilai USD 722 ribu, naik 57,99%
dibandingkan tahun 2013 senilai USD 457 ribu. Indonesia adalah pemasok kedua
terbesar setelah China dengan pangsa pasar sebesar 25,9%.
Marbrief Seafood 2015, ATDAG Kuala Lumpur
19
ANALISA PASAR IKAN DAN SEAFOOD DI MALAYSIA
Jaringan Distribusi Impor Ikan dan Seafood
Pasar tradisional (pasar basah) masih menjadi rantai utama suplai ikan dan seafood
di Malaysia. Rantai suplay tersebut sangat terlokalisir dan fragmented. Sementara
ikan impor jarang terlihat dijual di pasar basah. Ibu-ibu di Malaysia lebih suka
berbelanja ikan di pasar basah karena produk lebih segar da harga lebih murah.
Toko retail modern bersaing dengan pasar basah dengan membangun pasar basah
versi toko untuk menarik pembeli kelas menengah dan kaum muda yang jarang
berbelanja ke pasar basah. Kebanyakan operator hypermarket percaya bahwa
strategi ini berhasil dan telah meningkatkan penjualan mereka.
Produk ikan dan seafood impor kebanyakan digunakan oleh sektor jasa makanan
termasuk hotel bintang 3 hingga 5. Hotel bintang 4 dan 5 di Malaysia merupakan sub
sektor industri yang sangat fragmanted dengan banyak permintaan dan tersebar di
seluruh negeri tidak saja di Kuala Lumpur. Permintaan dari Sub sektor lainnya antara
lain:
 Chinese restaurants;
 Jaringan restoran Western seperti: The Manhattan Fish Market
(menggunakan Norwegian salmon), dan fusion outlets, i.e. café cum casual
restaurant chains, e.g. Fig & Olive, Secret Recipe, etc;
 Restoran dan,
 Jaringan restoran sushi sepertithe Sushi King chain (more than 60 outlets
operating on a nationwide basis) and Jusco, the leading middle to upper
income group department store and supermarket chain operator with 23
operations located in cities and towns all over Malaysia.
 Jaringan fast food restoran juga menggunakan beberapa produk imported
cool water fish-based products dalam menu mereka seperti fish burger
patties and cutlets; dan
Marbrief Seafood 2015, ATDAG Kuala Lumpur
20

Penjualan melalui supermarkets and hypermarkets seperti Tesco, Jusco dan
Cold Storage.
Industri Pengolahan Ikan dan Seafood di Malaysia
Industri produk ikan dan seafood adalah sub sektor industri pengolahan makanan
utama di Malaysia. Industri tersebut terdiri dari sektor pengolahan dan sektor
akuakultur. Sehingga permintaan ikan beku sangat penting utamanya untuk diolah
kembali menjadi produk kaleng. Industri pengolahan ikan di Malaysia utamanya
untuk diekspor, dengan beberapa produk yaitu: udang olahan, ikan kaleng dan
produk surimi.
Kebanyakan peternakan akuakultur di Malaysia adalah ternak dan pengolahan udang
dengan target ekspor. Beberapa perusahaan telah berkembang menjadi integrated
perusahaan dari pembenihan hingga produksi.
Lebih dari 75% produk yang di ekspor dari Malaysia adalah: crustacean, mollusc dan
ikan olahan baik produk ikan kaleng maupun ikan beku.
Ekspor
Ikan dan
Seafood
Malaysia
Tahun
2014 –
RM. 2,21
Milyar
Source:
FISH FILLETS
FRESH, CHILLED
OR FROZEN.
6%
FISH, FRESH OR FISH, DRIED,
CHILLED, SALTED OR IN
3%
BRINE;
1%
AQUATIC
INVERTEBRATES
1%
LIVE FISH.
8%
FISH,
FROZEN,
8%
MOLLUSCS,
11%
CRUSTACEANS,
62%
Malaysian External Trade Statistics
Proses produksi ikan dan seafood umumnya berasal dari impor produk ikan beku dan
ikan fillet. Buyer Malaysia biasanya berkeliling mencari bahan baku sesuai kebutuhan
mereka karena produk ikan diperjual bekikan sebagai komoditi di pasar dunia.
Sehingga supllier Malaysia setiap tahunnya akan bervariasi sesuai dengan harga dan
kondisi yang ditawarkan supplier.
Key demand: Karakteristik dan Promosi
Malaysia adalah negara dengan permintaan produk ikan dan seafood sangat besar,
dan adalah negara dengan konsumsi ikan dan seafood per kapita tercesar di Asia.
Menurut data Infofosh 2014, konsumsi per kapita penduduk Malaysia mencapai 56,5
Marbrief Seafood 2015, ATDAG Kuala Lumpur
21
kg per tahun. Kondisi tersebut karena ikan dan seafood sangat populer di semua
kalangan penduduk Malaysia, baik kalangan sosial ekonomi tinggi atau rendah dan
disukai berbagai etnik.
Kenyataan di pasar adalah: produk ikan dan seafood berada di segmen banyak
peminat dengan permintaan atas produk yang berbeda-beda. Range permintaan
berasal dari segmen low-end; low-priced hingga high-end; premium-priced. Produk
lokal dan juga produk tropis umumnya mendominasi konsumsi.
Tarif Impor dan Regulasi
Tarif
Malaysia adalah salah satu negara liberal untuk pasar ikan dan seafood di Asia
Tenggara. Kebanyakan produk ikan dan seafood tidak dikenakan tarif bea masuk
(0%). Beberapa pengecualian adalah sebagai berikut:

smoked, dried dan salted fish:
o semua smoked fish, termasuk salmon, herring, cod – 7% atau
8% MFN tariff dan,
o dried fish dan salted fish – 7% MFN tariff.
 crustaceans:
o semua tipe crustaceans dalam kontainer kedap udara – 8% MFN tariff
dan,
 molluscs:
o Octopus – 20% MFN tariff untuk semua produk kecuali produk beku
0%.
Tarif tersebut dikenakan untuk melindungi industri lokal.
Regulasi/Peraturan
Praktek penangkapan ikan di Malaysia diatur di dalam Fisheries Act N0. 317 (1985)
dan Peraturan pelaksana lainnya. Peraturan terkait penangkapan ikan tawar (inland
fisheries and aquaculture) dikeluarkan oleh pemerintah negara bagian (States),
sementara aturan penangkapan ikan di laut dan akuakultur dikeluarkan oleh
pemerintah Federal.
Instansi yang mengatur masalah perikanan adalah Kementerian Pertanian dan
Industri Asas Tani (Ministry of Agriculture and Agro – based Industry/MOA), dalam
hal ini Direktur Jenderal Perikanan, Kepala Departemen Perikanan (DOF)
bertanggungjawab dalam pengembangan perikanan laut dan darat di Malaysia
melalui pembuatan kebijakan, aturan hukum, strategi dan perencanaan.
Badan lainnya di bawah MOA adalah Malaysia Fisheries Development Authority
(MFDA) yang bertanggungjawab dalam pemasaran produk perikanan Malaysia.
MFDA juga berfungsi sebagai badan yang mengatur perdagangan internasional dan
mengeluarkan perijinan impor dan ekspor. Instansi lainnya yang berperan penting
dalam pengembangan kebijakan maritim nasional Malaysia adalah Maritime
Institute of Malaysia (MIMA), yaitu lembaga penelitian kebijakan yang dibentuk
pemerintah khusus untuk menangani isu perikanan nasional, regional dan global.
Marbrief Seafood 2015, ATDAG Kuala Lumpur
22
Ketentuan dalam impor produk Ikan dan Seafood di Malaysia adalah sebagai berikut:
 Telah memenuhi persyaratan Malaysian food laws and regulations.
 Memiliki ijin impor (import licence), yang dikeluarkan oleh Badan
Pengembangan Perikanan Malaysia (MFDA). Perijinan ini merupakan alat
kontrol secara administratif dan bukan hambatan perdagangan;
 Sertifikat kesehatan yang dipersyaratkan oleh Kementerian Kesehatan
Malaysia atas impor ikan dan seafood. Sertifikat tersebut harus sesuai
dengan standar internasional atau dikeluarkan oleh pejabat badan kesehatan
di negara eksportir yang mengkonfirmasi bahwa ikan dan seafood yang
diekspor aman untuk konsumsi manusia. Persyaratan tambahan lainnya
adalah bebas Chloramphenicol yang diberlakukan untuk semua jenis produk
shrimps dan prawns;
Beberapa peraturan dasar lainnya adalah:
 Semua produk makanan impor akan diperiksa secara random, testing dan
sampling di pintu masuk pelabuhan. Jika semua dokumen dipersiapkan dan
diperlihatkan sebagaimana permintaan, maka biasanya tidak terjadi delay;
 Malaysia memiliki banyak persyaratan terkait packaging dan labelling
khususnya untuk produk retail. Labelling produk impor harus dalam bahasa
Melayu atau bahasa Inggris; dan,
 Label yang mencantumkan kandungan nutrisi sebaiknya dipertimbangkan
oleh eksportir karena label tersebut diwajibkan untuk beberapa produk
makan impor yang dijual secara retail termasuk ikan dan seafood kaleng.
Strategi Negara Pesaing
Berikut adalah beberapa sikap dan strategi yang dilakukan oleh negara eksportir ikan
khusus, seperti Salmon:
1. Norwegia melihat Malaysia sebagai pasar yang sangat penting bagi
pemasaran produk salmon segar dan dingin. Strategi yang mereka lakukan
adalah berbagai kegiatan pemasaran termasuk B to B (business‐to‐business)
dan kegiatan di tingkat B to C (business‐to‐consumer) yang didisain untuk
menjaga market leadership produk salmon dalam jangka panjang.
2. USA (khususnya Alaska), telah melakukan pemasaran produk di Malaysia
selama lebih dari 10 tahun dengan strategi membidik peningkatan
permintaan di Malaysia akan produk ikan khusus (specialty fish) dan seafood
seperti scallops dan oysters.
3. Eksportir di New Zealand focus dalam menjaga market leadership untuk
produk mussels dengan menjaga kualitas jaringan distribusi dan promosi B to
B. Posisi tersebut premium saat ini dibandingkan dengan produk lainnya yang
menjadi komoditi dan tidak bias dibedakan sebagaimana produk dari New
Zealand.
Ketiga Negara tersebut telah aktif melakukan promosi di sektor restoran secara
berkala dalam kurun 10 tahun terakhir. Produk-produk mereka sangat dikenal pada
tingkat B to B dan juga dikenal di pasar retail. Kondisi tersebut dan juga kualitas
Marbrief Seafood 2015, ATDAG Kuala Lumpur
23
produk telah membangun permintaan atas produk impor di dalam pasar yang
dikenal sebagai price sensitive, untuk bersaing dengan dengan komoditi ikan lainnya.
Strategi yang diterapkan Norwagia dan New Zealand tersebut telah membangun
jaringan importer – distributor yang loyal dan mau bekerja keras untuk membangun
pasar Malaysia. Importer-importer tersebut menjadi strategic partner dalam
pembangunan pasar dan bukan sekedar importer atau traders.
Peluang Penetrasi Pasar Malaysia
Pembangunan Malaysia's dan Dampaknya Pada Permintaan Produk Ikan dan
seafood
Malaysia (Populasi; 30 juta orang) secara ekonomi adalah salah satu yang termaju di
ASEAN. Malaysia memiliki konsumen yang sangat beragam, dengan pasar yang
tersebar di seluruh negara dan tidak hanya fokus di ibukota saja.
Saat ini, GDP perkapita Malaysia menurut World Bank sekitar US$ 13,500,
merupakan negara terkaya ke-3 setelah Singapura dan Brunei di Asia Tenggara.
Sekitar 60% populasi adalah berpendapatan menengah, sehingga permintaan produk
akan semakin besar. Selain permintaan dari penduduk setempat, lebih dari 20 juta
wisata asing yang berkunjung ke Malaysia per tahunnya juga akan meningkatkan
permintaan akan produk ikan dan seafood.
Pertumbuhan ekonomi yang didorong oleh konsumsi juga diharapkan mendorong
permintaan akan produk ikan dan seafood. Pertumbuhan ekonomi akan
mengakibatkan pada meningkatnya pola makan di luar yang akan mendorong
permintaan produk seperti:
 Salmon fresh/chilled dan produk specialty fish lainnya yang bukan lokal;
 lobsters dan crabsdan,
 produk lain seperti oysters, scallops, mussels dan exotic seafood.
Selain itu, produk ikan dan seafood hampir tidak memiIiki hambatan perdagangan,
tidak seperti daging dan ayam yang harus “halal” karena merupakan persyaratan
wajib di Malaysia. Produk ikan dan seafood tidak wajib halal, kecuali jika diproduksi
dengan mencampur bahan lainnya.
Marbrief Seafood 2015, ATDAG Kuala Lumpur
24
PENUTUP
Peluang ekspor untuk produk ikan dan seafood di Malaysia sangat menjanjikan
karena beberapa hal:
1. Malaysia adalah negara dengan konsumsi ikan dan seafood terbesar di dunia.
Konsumsi ikan dan seafood penduduk Malaysia mencapai 56 kg per orang per
tahun. Konsumsi ikan dan seafood oleh penduduk di daerah pedalaman
mencapai 51% dibandingkan dengan produk lainnya.
2. Perekonomian Malaysia saat ini mengalami kemajuan dengan GDP perkapita
menurut World Bank sekitar US$ 13,500, merupakan negara terkaya ke-3
setelah Singapura dan Brunei di Asia Tenggara. Sekitar 60% populasi adalah
berpendapatan menengah, sehingga permintaan produk akan semakin besar.
Selain permintaan dari penduduk setempat, lebih dari 20 juta wisata asing
yang berkunjung ke Malaysia per tahunnya juga akan meningkatkan
permintaan akan produk ikan dan seafood.
3. Produk ikan dan seafood hampir tidak memiIiki hambatan perdagangan, tidak
seperti daging dan ayam yang harus “halal” karena merupakan persyaratan
wajib di Malaysia. Produk ikan dan seafood tidak wajib halal, kecuali jika
diproduksi dengan mencampur bahan lainnya.
4. Hal yang perlu diperhatikan adalah persaingan yang semakin ketat yang
dating dari Negara maju dari wilayah Eropa, Amerika dan Oceania. Mereka
menawarkan produk ikan lainnya (yang tidak diproduksi di kawasan Asia
seperti Salmon) dengan kualitas yang lebih baik. Sehingga peningkata kualitas
dan pendekatan jaringan distribusi B to B perlu ditingkatkan dalam
mempertahankan dan meningkatkan pasar Indonesia di Malaysia.
Marbrief Seafood 2015, ATDAG Kuala Lumpur
25
Download