14 BAB 2 TINJAUAN UMUM MENGENAI PASAR MODAL DI

advertisement
14
BAB 2
TINJAUAN UMUM MENGENAI PASAR MODAL DI AMERIKA
SERIKAT
2.1 PENGERTIAN
DAN
SEJARAH
PASAR
MODAL
AMERIKA
SERIKAT
Secara sederhana Pasar Modal dapat didefinisikan sebagai pasar yang
memperjualbelikan berbagai instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang,
baik dalam bentuk utang maupun modal sendiri yang diterbitkan oleh
perusahaan swasta37. Dengan demikian, pasar modal berarti suatu pasar di
mana dana-dana jangka panjang baik utang maupun modal sendiri
diperdagangkan. Dana-dan jangka panjang yang merupakan utang biasanya
berbentuk obligasi, sedangkan dana jangka panjang yang merupakan modal
sendiri biasanya berbentuk saham38. Melalui pasar modal, sektor usaha
mendapatkan sumber pembiayaan yang likuid dan masyarakat yang memiliki
kelebihan dana dapat menginvestasikannya melalui berbagai instrument yang
ditawarkan.
Sejarah pasar modal berjalan dengan aktivitas ekonomi negara-negara
maju sejak abad pertengahan. Tata aturan dalam beraktivitas di pasar modal
berkembang sejalan dengan pergerakan ekspansi kolonialisme ekonomi
bangsa-bangsa Eropa di Asia, Amerika Tengah, dan Selatan. Pada masa itu
aktivitas perekonomian dititikberatkan pada sektor pertanian dan perkebunan.
Aktivitas perekonomian demikian terus membesar, karena keuntungan yang
diraih juga luar biasa besar. Negara-negara Eropa seperti Belanda, Inggris,
Spanyyol, Portugis, Perancis kian maju berkat eksploitasi hasil pertanian dan
perkebunan terutama rempah-rempah di negeri jajahannya. Akibatnya, terjadi
peningkatan intensitas permintaan akan produk pertanian dan perkebunan
yang berimbas pada pembengkakan modal dan biaya pengiriman. Pembesaran
skala usaha-usaha pertanian dan perkebunan tentunya mengakibatkan
37
Nasarudin, op.cit., hal.13
38
Yayasan Mitra Dana. Penuntun Pelaku Pasar Modal Indonesia. Jakarta : 1991, hal 33.
Universitas Indonesia
Penyalahgunaan short..., Astrid Amalia, FHUI, 2009
15
meningkatnya keperluan dana, maka mulailah diperkenalkan suatu modus
penghimpunan dana dari masyarakat Eropa. Modus itu terus berkembang yang
kemudian menjadi cikal bakal pasar modal. Seiring dengan populernya pasar
modal, pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan pasar modal memerlukan
suatu aturan main agar proses bertransaksi dapat menjadi tertib, adil, tidak
menimbulkan kekacauan dan merugikan salah satu pihak39.
Sejarah pasar modal di Amerika Serikat dimulai pada tahun 1700, dimana
kegiatan pasar modal sudah dilakukan di New York secara informal.
Lokasinya ditepi jalan yang memiliki dinding tinggi untuk penghalang kalau
ada serbuan kaum Indian. Nama jalan itu sekarang terkenal di seluruh dunia
dengan nama Wall Street. Pada tahun 1792, 24 pialang saham di New York
dan pedagang-pedagang saham menandatangani Buttonwood Tree Agreement,
dalam perjanjian diadakan pemisahan antar dealers barang-barang komoditi
dan dealers surat-surat berharga. Bahkan akhirnya pada bulan Maret tahun
1792 para dealers melakukan suatu pertemuan rahasia di Hotel Corri’s untuk
mendiskusikan langkah-langkah selanjutnya dari Button Wood Tree
Agreement, dan secara resmi dibentuk lembaga bursa di New York Stock
Exchange (NYSE)40. Pada tahun 1817 asosiasi pialang tersebut secara
demokratis atas prakarsa sendiri menyiapkan pembentukan New York Stock
and Exchange Board, yang merupakan cikal bakal otoritas pasar modal yang
saat ini terkenal dengan nama Securities and Exchange Commission (SEC).41
Periode tahun 1817 sampai perang sipil (civil war) merupakan periode
dimana perdagangan di Stock Exchange meningkat secara terus menerus. The
Mohawk and Hudson Rail Road merupakan perusahaan yang pertama kali
mencatatkan sahamnya di bursa. Perdagangan terhadap saham perusahaan ini
dimulai pada bulan Agustus tahun 1830 dan akhirnya diikuti oleh perusahaanperusahaan lain yang mencatatkan sahamnya pula.42
39
Nasarudin. Op.cit. hal 54
40
www.nyse./About/History.com, diakses pada 10 Oktober 2008
41
Nasarudin, op.cit, hal. 54
42
George L. Leffler, Loring C. Farwel, Stock Exchange (Third Edition: New York,
1963), hal.82
Universitas Indonesia
Penyalahgunaan short..., Astrid Amalia, FHUI, 2009
16
Di permulaan tahun 1850 terjadi perkembangan yang menarik di pasar
modal. Pada waktu itu uang yang beredar sangat banyak yang diakibatkan
oleh meningkatnya kesejahteraan di California. Suatu laporan menunjukan
bahwa 12 bulan sebelum Juni 1853 merupakan suatu masa dimana
kemakmuran begitu cepat terjadi dan nampaknya tidak akan pernah terjadi
lagi.
Akan tetapi tiba-tiba gambaran tersebut menjadi gelap, hal ini dimulai
ketika London mulai menjual surat berharga di Amerika Serikat. Pasar modal
mengalami bearish. Kejadian ini terjadi pada tahun 1853. Dan Wall Street
dikatakan sebagai kota wabah dan suram dimana para brokers dan dealers
berganti keluar masuk seperti hantu.
Pada tahun 1863 terjadi perubahan nama New York Stock Exchange and
Board menjadi New York Stock Exchange.
Selama periode tahun 1860 sampai dengan tahun 1900 terdapat beberapa
orang yang akhirnya dikenal dalam sejarah pasar modal sebagai “The Greatest
Manipulator”. Mereka antara lain Daniel Drew, Commodore Van der Bilt dan
Jim Fisk.
Pada masa 1900 pasar modal lebih berkembang pesat di Amerika Serikat.
Di mana pun di berbagai negara pesatnya sektor riil dan keuangan akan
memacu perkembangan industri pasar modal. Perkembangn ini memunculkan
kebutuhan akan perlunya peraturan perundang-undangan dan regulator untuk
menjaga kegiatan pasar modal dari kejahatan dan perbuatan yang merugikan
para pihak. Sebagai contoh, pasar modal di Amerika Serikat begitu
berkembang. Saat ini Amerika Serikat mempunyai 2 pasar modal nasional,
yaitu New York Stock Exchange (NYSE) dan American Stock Exchange
(ASE), 7 pasar modal regional, yaitu Boston Stock Exchange, The Chicago
Board, Options Exchange, the Cincinnati Stock Exchange, the Inter-Mountain
Exchange, The Midwest Stock Exchange, the Pacific Stock Exchange dan
Philadelphia Stock Exchange dan 1 Over-The-Counter yang terkenal dengan
NASDAQ
(National
Association
of
Securities
Dealers
Automated
Universitas Indonesia
Penyalahgunaan short..., Astrid Amalia, FHUI, 2009
17
Quotiation).43NASDAQ diperuntukan bagi perusahaan kecil yang tidak bias
mencapai kualifikasi untuk mencatatkan sahamnya di pasar modal nasional
(NYSE dan ASE) untuk menawarkan sahamnya. NYSE dan ASE lebih
banyak
memperdagangkan
efek,
sementara
bursa-bursa
regional
memfokuskan pada perdagangan option.44
Mengenai pengaturan-pengaturan pasar modal di Amerika Serikat pada
awalnya berbeda-beda tidak nasional, dimulai oleh peraturan-peraturan tingkat
negara bagian. Yang pertama sekali mempunyai peraturan yang demikian
adalah negara bagian Kansas, dengan Undang-Undang tahun 1911, yang
merupakan pioner terhadap pengaturan tentang Licencing System yang
komprehensif, yang antara lain mensyaratkan suatu registrasi terhadap
securities dan securities salesman. Pelanggaran terhadap kewajiban registrasi
tersebut dianggap sebagai suatu perbuatan kriminal. Dan kemudian sejak saat
itu pula mulai populer istilah “Undang-Undang Langit Biru” (Blue Sky Law),
suatu istilah yang ditujukan terhadap Undang-Undang Pasar Modal yang
dikeluarkan oleh negara bagian di Amerika Serikat. Tujuan utamanya adalah
untuk melindungi pihak investor dari saham-saham di perusahaan tidak
benar.45
Selanjutnya mengikuti Undang-Undang di negara-negara bagian, maka
tanggal 2 Juli 1934, Congress Federal di Amerika Serikat membentuk suatu
badan nasional yang mengurus pasar modal, yang sangat disegani, yang
disebut dengan Securities Exchange Commission (SEC) melalui UndangUndang yang dikenal dengan The Securities Exchange Act tahun 1934.
Pada tahun 1929 Wall Street mengalami keruntuhan Keruntuhan ini
merupakan salah satu peristiwa kehancuran bursa yang paling besar dalam
sejarah Amerika. Peristiwa kehancuran bursa tersebut juga dikenal dalam
beberapa tahapan yang dikenal dengan julukan Black Thursday (Kamis Hitam)
yang merupakan awal terjadinya keruntuhan pada bursa dan Black Tuesday
43
Thomas Lee Hazen, The Law of Securities Regulation, 3rd Edition, West Publishing
Co., St. Paul Minnesota, USA, 1996, h.2, sebagaimana dikutip oleh M.Irsan Nasaruddin dan Indra
Surya, Aspek Hukum Pasar Modal, op.cit., hlm. 57.
44
Ibid
45
Munir fuady, Pasar Modal Modern,(Bandung: PT. CITRA ADITYA BAKTI 1996),
hal.16
Universitas Indonesia
Penyalahgunaan short..., Astrid Amalia, FHUI, 2009
18
(Selasa Hitam) yaitu saat kehancuran terjadi yang membuat panik hingga lima
hari setelahnya.
Pada saat terjadinya kehancuran tersebut, kota New York sedang
bertumbuh menjadi ibukota finansial yang utama dan metropolis. New York
Stock Exchange (NYSE) ketika itu merupakan bursa efek yang terbesar di
dunia.46 Kegembiraan luar biasa dan keuntungan besar dari pasar yang
bergairah (bullish) berakhir seketika pada hari Kamis tanggal 24 Oktober 1929
yang dikenal dengan Black Thursday, sewaktu harga-harga saham di NYSE
berjatuhan semuanya pada hari itu dan berlangsung terus selama sebulan
mencapai nilai terendah yang tidak pernah terjadi sebelumnya. Terjadi
kepanikan dimana semua orang menjual saham yang dimilikinya. Setelah
keruntuhan tersebut, Dow Jones Industrial Average (DJIA) pulih lebih awal
pada tahun 1930, lalu jatuh kembali mencapai titik terendah pada tahun 1932.
Para penjual "short" ini dipersalahkan atas Runtuhnya Wall Street 1929.
Peraturan yang mengatur penjualan short ini mulai diimplementasikan pada
tahun 1929 dan tahun 1940. Presiden Herbert Hoover menyalahkan para
penjual "short" dan juga J. Edgar Hoover menyatakan bahwa ia akan
melakukan penyelidikan terhadap penjual "short" atas peran mereka dalam
memperpanjang depresi. Peraturan yang diberlakukan pada tahun 1940
melarang reksadana untuk melakukan penjualan "short" (undang-undang ini
diperbarui pada tahun 1997).
Beberapa contoh khusus dari kegiatan penjualan "short" secara massal
adalah selama masa "gelembung ekonomi" (economic bubble), seperti pada
masa gelembung dot-com (dot-com bubble) , dimana pada periode tersebut
penjual "short" berharap akan terjadinya koreksi pasar. Pengumuman Food
and Drug Administration (FDA) atas persetujuannya terhadap suatu obat
seringkali menyebabkan pasar bereaksi secara tidak masuk akal; penjual
"short" menggunakan kesempatan ini. Berita-berita negatif seperti adanya
gugatan terhadap suatu perusahaan juga akan merangsang para pedagang
profesional untuk melakukan penjualan saham secara "short". Hingga akhir
tahun 1954, pasar bursa tidak pernah kembali seperti pada saat sebelum tahun
1929.47
46
<http://www.cfo.com/printable/article.cfm/9059304/c_9064230?f=options> disunting
dari <http://id.wikipedia.org/wiki/Runtuhnya_Wall_Street_1929> diakses pada 10 Oktober 2008.
47
DJIA 1929 to Present (Yahoo! Finance) disunting dari
<http://id.wikipedia.org/wiki/Runtuhnya_Wall_Street_1929> diakses pada 1 Mei 2008.
Universitas Indonesia
Penyalahgunaan short..., Astrid Amalia, FHUI, 2009
19
Tujuan utama dari pembentukan SEC ini adalah untuk mengatur bursa efek dan
mencegah penyalahgunaan oleh perseroan sehubungan dengan penawaran saham dan
penjualan efek serta pelaporan keuangan perseroan. SEC diberikan kewenangan
untuk mengizinkan dan mengatur perdagangan efek.
2.2 The “Securities Exchange Commission” Sebagai Regulator Pasar Modal
Amerika Serikat
The Securities Exchange Commission atau biasa disebut SEC adalah suatu
badan independen dari pemerintah Amerika Serikat yang memiliki tanggung
jawab utama untuk mengawasi pelaksanaan dari peraturan-peraturan dibidang
perdagangan efek dan mengatur pasar perdagangan pada bursa efek.48
SEC didirikan pada tahun 1934 berdasarkan pasal 4 dari Securities
Exchange Act of 1934 (kini dikodifikasi dalam Title 15 of the United States
Code § 78d) dan secara umumnya merujuk pada Undang-undang (UU) tahun
1934.49 Sebagai tambahan dari UU tahun 1934 yang menjadi dasar
pembentukannya, pembentukan SEC juga sebagai pelaksanaan dari Securities
Act of 1933, Trust Indenture Act of 1939, Investment Company Act of 1940,
Investment Advisers Act of 1940, Sarbanes-Oxley Act of 2002 dan ataupun
aturan-aturan lainnya untuk membantu pemerintah Amerika Serikat dalam
membuat peraturan tentang pasar modal.
Tujuan utama dari pembentukan SEC ini adalah untuk mengatur bursa
efek dan mencegah penyalahgunaan oleh perseroan sehubungan dengan
penawaran saham dan penjualan efek serta pelaporan keuangan perseroan.
SEC diberikan kewenangan untuk mengizinkan dan mengatur perdagangan
efek. Saat ini SEC bertanggung jawab untuk menyelenggarakan 6 peraturan
hukum yang utama dalam industri perdagangan efek yaitu :50
1. Securities Of 1933
2. Securities Exchange of 1934
48
“Securities Exchange Commission”,
<http://id.wikipedia.org/wiki/Securities_and_Exchange_Commission>, diakses pada 8 April 2008.
49
“Securities Echange Commission”, op.cit.
50
Ibid.
Universitas Indonesia
Penyalahgunaan short..., Astrid Amalia, FHUI, 2009
20
3. Trust Indenture of 1939
4. Investment Company of 1940
5. Investment Advisers of 1940
6. Sarbanes-Oxley of 2002.
Kewenangan yang diberikan oleh Kongres Amerika Serikat kepada SEC
mengizinkan SEC untuk melaksanakan penerapan hukum sipil terhadap
perorangan ataupun perusahaan yang antara lain melakukan kejahatan
akuntansi, memberikan informasi yang tidak benar, terlibat dalam insider
trading ataupun pelanggaran lainnya terhadap undang-undang pasar modal
(securities law).51
Guna melaksanakan mandat yang diberikan maka SEC menetapkan suatu
aturan yang mewajibkan perusahaan publik untuk menyerahkan laporan
keuangan secara berkala setiap kwartal dan juga laporan tahunan. Sebagai
bagian dari kewajiban laporan tahunan maka pimpinan puncak dari
perusahaan harus menyediakan pula ringkasan berupa analisa dan diskusi
manajemen yang menggambarkan tentang kinerja perseroan ditahun yang
lampau dan bagaimana cara perseroan dalam menghadapinya.
Manajemen biasanya juga menggambarkan target kedepan perseroan dan
proyek-proyek baru perseroan kedepannya. Dalam upaya untuk meningkatkan
lingkup pelayanan bagi para investor maka SEC membuat suatu database
yang dapat diakses secara online yang diberi nama EDGAR (The Electronic
Data Gathering, Analysis, and Retrieval system) dimana para investor dapat
mengakses semua informasi yang dimiliki oleh SEC.52
Laporan kwartal dan tahunan dari perusahaan publik adalah merupakan hal
yang sangat penting bagi para investor dalam mengambil suatu keputusan
investasinya dalam pasar modal. Tidak seperti dalam perbankan, investasi
pada pasar modal tidaklah dijamin oleh lembaga Federal yang bernama
Federal Deposit Insurance Corporation5354 .
51
Ibid.
52
Ibid.
53
Lembaga semacam ini di Indonesia disebut Lembaga Penjamin Simpanan (Indonesia
Deposit Insurance Corporation).
Universitas Indonesia
Penyalahgunaan short..., Astrid Amalia, FHUI, 2009
21
Potensi untuk memperoleh imbal hasil besar haruslah disesuaikan dengan
risiko yang dihadapi investor. Kewajiban untuk keterbukaan keuangan dan
informasi penting tentang perusahaan penerbit saham dan sekuriti dapat
memberikan suatu informasi yang serupa baik kepada investor perorangan
maupun kepada investor perseroan tentang keadaan suatu perusahaan publik
sehingga dengan demikian meningkatkan keamanan publik disamping
mengurangi Insider Trading dan penipuan. Dan semua laporan ini dapat
diakses melalui sistim EDGAR system.
Dengan kantor pusatnya di Washington DC, SEC terdiri dari 5 orang
Komisaris yang ditunjuk oleh Presiden Amerika berdasarkan pertimbangan
dan nasehat dari Senat dan masing-masing untuk masa jabatan selama 5 tahun.
Pengangkatan mereka dilakukan secara berurutan setiap tahunnya
sehingga dengan demikian masa jabatan salah satu Komisaris akan berakhir
pada tanggal 5 Juni setiap tahunnya. Untuk menjaga agar SEC tetap bersifat
non-partisan maka tidak boleh lebih dari 3 komisaris yang berasal dari partai
yang sama. Presiden juga menunjuk salah seorang dari komisaris tersebut
sebagai ketua yang merupakan jabatan puncak pada SEC. 55
Pada SEC, terdapat 4 divisi , 18 kantor dan kurang lebih 3.100 staf, dan
disamping kantor pusatnya di Washington DC , SEC memiliki pula 11 kantor
perwakilan yang tersebar di seluruh wilayah Amerika Serikat.56
Komisaris dibantu oleh staf ahli yang termasuk didalamnya akuntan,
insinyur, penguji, pengacara, dan analis pasar. Para profesional tersebut
ditugaskan kedalam berbagai macam divisi dan jabatan.
Empat Divisi utama pada SEC adalah:57
1. Divisi keuangan perusahaan adalah merupakan divisi yang mengawasi
keterbukaan perusahaan publik seperti halnya dengan pendaftaran
transaksi, penggabungan usaha. Divisi ini bertanggung jawab atas
54
“Securities Exchange Commission”, op.cit.
55
Ibid
56
Ibid.
57
Policing The Secuities Market: An Overview Of The SEC.Investopedia, Investopedia
Inc., 21 Oct, 2005.
Universitas Indonesia
Penyalahgunaan short..., Astrid Amalia, FHUI, 2009
22
pengelolaan EDGAR. Divisi ini juga memiliki tanggung jawab umum
yang meliputi: membantu komisi untuk menetapkan dan meminta
kepatuhan terhadap standar pelaporan keterbukaan keuangan dan ekonomi
dari wakil atas permohonan dan mengurus syarat keterbukaan yang utama
dari Securities Act of 1933, The Securities Exchange Act of 1934, dan The
Trust Indenture Act of 1939.58
2. Divisi regulasi pasar bertanggung jawab untuk mengawasi organisasi
regulator mandiri (Self-Regulatory Organization) seperti New York Stock
Exchange (NYSE), National Association of Securities Dealers (NASD)
dan Municipal Securities Rulemaking Board (MSRB) serta seluruh
perusahaan pialang dan bank investasi.
Divisi ini juga mengajukan usulan-usulan perubahan peraturan dan operasi
pengawasan dari industri. Dalam praktiknya SEC mendelegasikan banyak
sekali kewenangannya dalam hal penerapan hukum dan pembuat aturan
kepada NYSE dan NASD. Dalam kenyataannya pula semua perusahaan
perdagangan efek yang belum diatur oleh organisasi regulator mandiri
lainnya haruslah menjadi anggota NASD. Pedagang efek individual harus
mengikuti ujian yang dilaksanakan oleh NASD untuk menjadi "Proxy
Solicitation”.
3. Divisi manajemen investasi bertugas mengawasi perusahaan manajemen
investasi yang biasanya menerbitkan reksadana serta penasehat profesional
mereka. Divisi ini melaksanakan ketentuan dalah hukum sekuritas federal
(federal security law) khususnya Undang-Undang Perseroan tahun 1940
dan Undang-undang Penasehat Investasi tahun 1940.
4. Divisi penegakan hukum ini bekerja sama dengan 3 (tiga) divisi lainnya
serta komisi lainnya untuk melakukan investigasi atas pelanggaran
terhadap securities law serta peraturan-peraturan terkait lainnya serta
melakukan tindakan hukum sebagaimana yang diamanatkan oleh undangundang terhadap pelaku pelanggaran tersebut.
SEC umumnya melakukan investigasi secara tertutup. Staf SEC dapat saja
meminta dokumen secara sukarela serta pernyataan-pernyataan pimpinan
58
K.Fred Skousen, op.cit, page. 14.
Universitas Indonesia
Penyalahgunaan short..., Astrid Amalia, FHUI, 2009
23
perusahan, ataupun dapat meminta surat perintah penyelidikan dari SEC
dimana berdasarkan surat perintah tersebut maka staf SEC dapat
melakukan upaya paksa guna meminta dokumen-dokumen serta
pernyataan saksi-saksi. SEC dapat mengajukan tuntutan yang disebut "law
suit" pada Pengadilan Distrik di Amerika Serikat ataupun proses
administratif dihadapan hakim peradilan administratif (Administrative Law
Judge-ALJ).
SEC tidak memiliki kewenangan dalam hal pidana namun dapat
menyerahkan dugaan atas perbuatan pidana yang terjadi kepada negara
dan jaksa penuntut federal.
Beberapa fungsi dari kantor utama yang berada dibawah komisi yaitu
beberapa kantor cabang dan regional sebagai perwakilan administrasi dan
pelaksanaan dari perundang-undangan pasar modal federal. Kantor-kantor
berfungsi sebagai mata dan telinga dari komisi dan memiliki kekuatan
yang dipertimbangkan untuk memulai investigasi terhadap kemungkinan
kejahatan dari hukum pasar modal, ketika bekerja dalam hubugannya
dengan divisi, dewan umum dan kepala akuntan. Laporan Hukum pasar
modal federal memberikan beberapa fungsi yang spesifik kepada kantor
regional yaitu:59
a) Menginvestigasi transaksi pada efek;
b) Memeriksa anggota dari bursa, broker, agen, penasihat
investasi, dan perusahaan investasi;
c) Menghukum
tindakan-tindakan
yang
Injunctive
atau
keputusan yang memutuskan hak; memberikan bantuan
pada jaksa-jaksa Amerika Serikat dalam kasus-kasus
kriminal;
d) Ikut serta dalam kasus-kasus yang termasuk dalam bab 9
dan 11 pada aturan kepailitan di daerah-daerah geografis
yang telah ditentukan;
e) Membuat fasilitas komisi lebih siap sedia untuk masyarakat
umum dari wilayah tersebut.
59
Ibid.
Universitas Indonesia
Penyalahgunaan short..., Astrid Amalia, FHUI, 2009
24
Posisi Akuntan yang paling berkuasa di Amerika Serikat yaitu kepala
akuntan dari SEC. Kantor kepala akuntan tersebut bertanggung jawab kepada
komisi untuk semua perhitungan akuntasi dan audit yang terjadi pada
administrasi hukum pasar modal.60
Kantor penasehat umum merupakan kepala kantor hukum dari komisi ini.
Kantor ini berperan sebagai titik penting untuk semua yang kewenangan
untuk naik banding dan litigasi lain yang diajukan oleh komisi.
Tugas dari kantor ini yaitu mewakili komisi didalam proses yang
berhubungan dengan pengadilan; menangani berbagai divisi mengenai urusan
hukum; menyediakan naseha dan bantuan hukum kepada komisi, baik di
divisinya dan kantor-kantornya
berdasarkan interpretasi Undang-Undang,
pembuat aturan, hal legislatif dan masalah-masalah hukum lainnya.61
Disamping bekerja sama dengan organisasi regulator independen (SRO)
seperti NYSE dan NASD maka SEC pun bekerja sama pula dengan badan
federal lainnya, regulator efek negara, serta dengan badan penegak hukum
lainnya:62
1) Pada tahun 1988 dibentuk suatu kelompok kerja dinamakan
Working Group on Financial Markets (kelompok kerja pada
pasar keuangan) . Kelompok kerja ini diketuai oleh Sekretaris
Keuangan Amerika Serikat (Secretary of the Treasury) dan
termasuk pula didalamnya adalah Ketua SEC, Ketua Federal
Reserve dan Ketua Commodity Futures Trading Commission
(badan pengawas bursa berjangka komoditi Amerika Serikat).
Sasaran dari pembentukan kelompok kerja ini adalah guna
meningkatkan integritas, efisiensi, ketertiban dan daya saing
60
Ibid.
61
Ibid.
62
“RegulatoryStructure”,<http://www.sia.com/capitol_hill/html/securities_regulation.htm
>,Sebagaimana dikutip dari
<http://id.wikipedia.org/wiki/Securities_and_Exchange_Commission>,Diakses pada 8 April 2008.
Universitas Indonesia
Penyalahgunaan short..., Astrid Amalia, FHUI, 2009
25
dari pasar keuangan disamping itu pula guna memelihara
kepercayaan investor.63
2) Securities Act of 1933 awalnya dikeluarkan oleh Federal
Trade Commission (FTC). Securities Exchange Act of 1934
mengalihkan tanggung jawab ini dari FTC kepada SEC. Misi
utama dari FTC adalah untuk mempromosikan perlindungan
konsumen dan untuk membasmi praktik bisnis anti-persaingan
usaha. FTC mengatur tentang praktik bisnis umum dimana
SEC memusatkan perhatiannya pada pasar modal.
3) Municipal Securities Rulemaking Board (MSRB) didirikan
pada
tahun
1975
oleh
Kongres
Amerika
untuk
mengembangkan aturan-aturan bagi perusahaan yang terlibat
dalam penjaminan efek dan perdagangan efek. MSRB
dipantau oleh SEC, namun MSRB tidak memiliki kewenangan
untuk melakukan penerapan hukum atas aturan yang
dibuatnya.
2.3 Tindak Pidana di Pasar Modal Amerika Serikat
Pada dasarnya tindak pidana pasar modal di Amerika Serikat dengan
tindak pidana pasar modal yang ada pada seluruh negara tidak berbeda. Pada
pasar modal terdapat beberapa tindak pidana yang mungkin sudah kita dengar
sebelumnya seperti margin trading, cornering the market, painting the tape,
insider trading atau perdagangan orang dalam, maupun false rumor or
information atau informasi palsu. Kesemua itu dapat digolongkan dalam
manipulasi pasar atau penipuan.
Bedanya tindakan antara penipuan dan manipulasi pasar terletak pada
akibat dari perbuatan tersebut. Jika manipulasi pasar yang dilakukan sudah
jelas bahwa pasar akan termanipulasi sehingga akibatnya antara lain bahwa
63
“U.S Treasury”,
<http://www.ustreas.gov/offices/domestic_finances/financial_markets/fin-market-policy/>,
sebagaimana dikutip dari dikutip dari
<http://id.wikipedia.org/wiki/Securities_and_Exchange_Commission>,Diakses pada 8 April 2008.
Universitas Indonesia
Penyalahgunaan short..., Astrid Amalia, FHUI, 2009
26
harga saham menjadi semu. Sementar itu, jika tindakan penipuan yang
dilakukan, maka dengan informasi atau keadaan yang tidak sebenarnya
tersebut jelas akan ada pihak yang dirugikan, tanpa mesti mempunyai akibat
kepada pasar yang termanipulasi.64
Tindak pidana dan aktivitas di pasar modal telah semakin kompleks yang
antara lain berdampak pada semakin canggihnya teknik yang dilakukan oleh
pihak-pihak tertentu dalam melakukan tindak pidana di pasar modal.
Tindak pidana dibidang pasar modal mempunyai karakteristik yang khas,
yaitu antara lain adalah “barang” yang menjadi objek dari tindak pidana
adalah informasi, selain itu pelaku tindak pidana tersebut bukanlah
mengandalkan kemampuan fisik seperti halnya pencurian atau perampokan
mobil, akan tetapi lebih mengandalkan pada kemampuan untuk membaca
situasi pasar serta memanfaatkannya untuk kepentingan pribadi.
Tiga bentuk tindak pidana yang terkenal di masyarakat luas dan Amerika
Serikat khususnya adalah:
1. Insider Trading (Perdagangan Orang Dalam)
Insider Trading merupakan suatu transaksi perdagangan saham
yang sangat ditakuti terjadi di pasar modal, walaupun begitu Insider
Trading ini sangat sukar dibuktikan.
Di dalam kamus Black’s Law Dictionary (West Publishing, Co1979. Fifth Edition) didefinisikan mengenai Insider Trading yaitu:
“Buying and selling of corporate share by officer, director
and stock holder who own more than 10% of stock of
corporation listed on national exchange”
Dalam Black’s Law Dictionary juga diberikan definisi mengenai
Insider, yaitu “With respect to federal regulation of purchase and sale of
securities, refers to anyone who has a knowledge of fact not available to
the general public.”
Definisi ini menurut peraturan atau hukum Amerika Serikat,
bertalian dengan transaksi jual beli surat-surat berharga yang ditujukan
pada siapa-siapa saja yang mempunyai pengetahuan tentang data yang
64
Munir, op.cit, hal. 148
Universitas Indonesia
Penyalahgunaan short..., Astrid Amalia, FHUI, 2009
27
tersedia bagi masyarakat umum. Pengetahuan tentang data yang dimaksud
dapat meliputi informasi tentang keadaan keuangan suatu perusahaan
(company’s financial situation) yang diperoleh terlebih dahulu sebelum
masyarakat umum memperolehnya.
Istilah inside information itu sendiri berasal dari suatu teori
keuangan yaitu Efficiency Market Theory (EMT). Teori ini mengatakan,
bahwa suatu market dapat dikatakan sebagai market yang efisien jika
semua informasi yang relevan sudah tercermin di dalam harga saham, dan
informasi ini tidak dapat digunakan untuk meraih tingkat penghasilan yang
melebihi tingkat penghasilan rata-rata.65
Secara limitatif yang dimaksud dengan insider (orang dalam) dari
suatu perusahaan adalah para pegawai, direksi, dan para pemegang saham
yang memiliki lebih dari 10% (sepuluh persen) saham yang tercatat di
bursa.
Insider trading ini pada awalnya dilakukan di Amerika Serikat dan
merupakan penyebutan yang diberikan didalam pasar modal Amerika
Serikat terhadap suatu transaksi yang dilakukan dengan penggunaan
informasi yang konfidensial dan rahasia oleh pejabat-pejabat perusahaan
yang karena jabatannya dapat mencari keuntungan, sebab informasi
tersebut tidak diberikan pada masyarakat umum.
Secara teknis pelaku perdagangan orang dalam (insider trading)
dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu pihak yang mengemban
kepercayaan langsung maupun tidak langsung dari emiten atau perusahaan
publik atau disebut juga sebagai pihak yang berada dalam fiduciary
position, dan pihak yang menerima informasi orang dalam dari pihak
pertama (fiduciary position) atau dikenal dengan Tippees.66
Manager-manager perusahaan, direktur atau pejabat-pejabat lain
dalam perusahaan tersebut mempunyai informasi atau pengetahuan
mengenai perusahaan dan berdasarkan informasi tersebut mereka membeli
atau menjual saham perusahaan yang dimilikinya untuk mendapatkan
65
http://en.wikipedia.org/wiki/Insider_trading diakses pada 14 Oktober 2008
66
Nasarudin, op.cit, hal 268
Universitas Indonesia
Penyalahgunaan short..., Astrid Amalia, FHUI, 2009
28
keuntungan pribadi. Pejabat-pejabat yang lain tersebut itu adalah
pengacara, akuntan, supervisor, serta ahli-ahli pengetahuan yang karena
pekerjaannya mendapatkan informasi mengenai perusahaan tersebut.
Mereka merupakan pihak yang termasuk golongan pertama.
Menurut Marzuki Isman, Insider Trading merupakan suatu praktek
kotor yang dilakukan dalam perusahaan, emiten, para pialang dan orangorang dalam lingkungan pasar modal, kecurangan yang dilakukan pada
umumnya adalah memanfaatkan data rahasia suatu perusahaan untuk
kepentingan pribadi atau kepentingan orang lain atau kepentingan
perusahaan yang menyuruhnya dan praktek Insider Trading umumnya
dilakukan oleh suatu kelompok yang mempunyai jaringan kerja yang
luas.67
Dari pengertian Insider Trading tersebut diatas, maka secara
yuridis, diketemukan beberapa elemen dari suatu pranata hukum insider
trading, yaitu sebagai berikut:68
1.
adanya perdagangan efek.
2.
dilakukan oleh orang dalam perusahaan
3.
adanya inside information
4.
inside information tersebut belum terbuka untuk umum
5.
perdagangan dimotivisir oleh adanya inside information tersebut
6.
tujuannya untuk mendapatkan keuntungan.
Di dalam pasar modal praktek insider trading ini dilarang
dilakukan karena beberapa hal yaitu:69
1)
Praktek insider trading ini tidak fair. Hal ini dapat diketahuin bahwa
harga pihak yang mempunyai informasi saja yang dapat mengambil
keuntungan. Sedangkan pihak yangtidak mempunyai informasi
merasa dirugikan.
67
Marzuki Usman, Joko Kusnadi. Menjaring Laba Di Bursa Saham. Cet 1
(Jakarta:1989), hal 90
68
Munir, op.cit, hal 167
69
Ibid, hal.168
Universitas Indonesia
Penyalahgunaan short..., Astrid Amalia, FHUI, 2009
29
2)
Terbukti bahwa hanya pihak yang mempunyai informasi saja yang
dapat mengambil keuntungan diatas rata-rata yang jauh lebih tinggi
dibandingkan dengan investor yang tidak memiliki informasi.
3)
Insider trading akan menghambat efisiensi secara tidak langsung
karena akan terjadi kecurangan dari public terhadap kewajaran pasar
modal.
4)
Praktek Insider trading ini jika dilakukan dalam volume yang besar
akan mengakibatkan hancurnya suatu pasar modal.
Insider trading dapat dikatakan sebagai salah satu kejahatan dalam
pasar modal yang paling besar dampak negatifnya akan tetapi paling
sedikit dalam pembuktiannya.
Karena itu di Amerika Serikat SEC telah berulang kali menyatakan
dengan tegas bahwa terhadap insider trading ini merupakan top priority
enforcement target. Peraturan yang menyangkut Insider Trading terdapat
didalam Securities Act tahun 1934 section 10 (b)-5. SEC juga
menjatuhkan tindakan disiplin bagi broker yang bersangkutan, karena
dianggap telah melakukan tindakan insider trading berbentuk penipuan
(fraud or deceit) terhadap pihak pembeli saham yang bersangkutan.
Bahkan bukan hanya seorang Tippees yang dapat dikenakan
hukuman, biasanya atasan dari Tippees tersebut juga dimintakan tanggung
jawabnya berdasarkan teori “Tanggung Jawab Pengganti” (Vicarious
Liability).
2. Margin Trading
Di dalam dunia pasar modal juga dikenal komoditi perdagangan
saham yang dinamakan Margin Trading.
Menurut The Grolier International Dictionary margin itu berarti, an
amount in monet, or represented by securities, deposited by costumer with
broker as a provision again cost and transaction made on account.
Di dalam Black’s Law Dictionary margin adalah:
“ a Sum of money, or it’s equivalent, place in the hard of a
stock broker by the principle or person on whose account a
Universitas Indonesia
Penyalahgunaan short..., Astrid Amalia, FHUI, 2009
30
purchase or sale is to be made, as a security to the former
against losses to which he maybe exposed by subsequent
fluctuation in the market value of the stock. By The
costumer when he uses his broker credit to buy a security.”
Sedang margin mempunyai arti “the Purchase of a stock
commodity with payment in part in cash (called the margin) and in part by
loan, ussualy the loan is made by the brokers fective the purchase.”
Dengan transaksi margin trading ini maka seorang investor dapat
melakukan transaksi saham untuk membeli suatu saham dan pembelian
harga saham itu dapat dilakukan atau dibayar dengan uang pinjaman yang
dijamin dengan efek tersebut.
Margin Trading merupakan suatu jasa yang diberikan oleh
perusahaan efek kepada nasabahnya berupa fasilitas pinjaman dana,
sehingga nasabah hanya perlu membayar sejumlah prosentase tertentu dari
harga efek yang dibeli. Nasabah diwajibkan membayar bunga kepada
perusahaan efek atas dana pinjaman tersebut.70
Dalam Margin Trading ini dikenal beberapa pihak yang dapat
memberikan pinjaman atau jaminan atas transaksi yang dilakukan oleh
investor :
1) Pinjaman yang dilakukan oleh pihak ketiga, dalam hal ini bank
2) Pinjaman yang diberikan oleh perusahaan efek atau perusahaan dimana
investor melakukan pinjaman saham
Di beberapa pasar modal investor yang ingin membeli saham dapat
meminjam dana dari perusahaan efek tempat dimana ia melakukan
pemesanan untuk membeli saham. Untuk maksud pembelian saham
tersebut investor yang merupakan nasabah dari perusahaan tersebut wajib
membayar uang muka dalam jumlah yang sesuai dengan ketentuan yang
berlaku. Besarnya uang muka ini berbeda-beda di tiap bursa berkisar
antara 40% hingga 80%.71
70
“Kegairahan Transaksi Saham Dipicu Perdagangan Margin.” Kompas (14 Februari
1997).
71
Corry Pertiwi, Menakar Manfaat Margin Trading di Pasar Modal, Bisnis Indonesia, 11
Mei 1990, hal.5
Universitas Indonesia
Penyalahgunaan short..., Astrid Amalia, FHUI, 2009
31
Pemberlakuan uang muka minimal 80% dari nilai transaksi dalam
rangka mengurangi penggunaan margin untuk kegiatan spekulasi. Dengan
uang muka minimal 80% dari nilai transaksi berarti perusahaan efek hanya
bisa memberikan kredit minimal 20% dari nilai pembelian saham.
Apabila pemodal tidak memiliki uang tunai sebagai uang muka,
maka sebagai gantinya dapat menyerahkan efek tersebut sebagai kredit
pembelian saham yang dananya akan ditanggung oleh perusahaan efek.
Nilai jaminan efek tersebut diperhitungkan harga 70% dari harga pasar
untuk saham dan 90% untuk obligasi.
Secara teoritis, perdagangan marjin baru bias berjalan dengan baik
jika perusahaan efek memberikan kredit kepada investor pada gilirannya
memiliki kredit dari bank-bank komersial jika mengalami kesulitan
likuiditas bisa mendapatkan bantuan melalui bank sentral.
Semakin longgarnya perusahaan efek dalam memberikan fasilitas
margin trading kepada nasabahnya, merupakan salah satu pemicu semakin
bergairahnya transaksi saham di bursa. Kinerja bursa semakin meningkat ,
antara lain diukur dari semakin meningkatnya Indeks Harga Saham
Gabungan, semakin meningkatnya frekuensi, volume dan nilai transaksi
harian akibat membaiknya likuiditas saham.72
Pokok persoalan dalam margin trading adalah kontrak diantara
perusahaan efek dan investor. Margin Trading berpotensi menimbulkan
perselisihan antara nasabah atau investor dengan perusahaan efek,
misalnya jika salah satu pihak melanggar kontrak yang telah disepakati.
Dalam transaksi margin trading ini seharusnya berlaku prinsip
good faith and good communication73, karena pelaksanaannya lebih
berdasarkan kontrak. Jika salah satu prinsip tersebut tidak berjalan
sebagaimana mestinya , maka praktek margin trading akan menimbulkan
masalah, yang biasanya disebabkan karena kebiasaan yang saling percaya
dan para pelaku enggan mengkonfirmasikan setiap transaksi yang terjadi.
72
Kompas, op.cit.
73
Kontrak Margin Trading Harus Jelas,” Bisnis Indonesia (21 Februari 1997)
Universitas Indonesia
Penyalahgunaan short..., Astrid Amalia, FHUI, 2009
32
Resiko yang dapat ditimbulkan dari transaksi saham dengan
fasilitas margin trading antara lain adalah:
1) Bagi perusahaan efek
- Resiko kredit akibat nasabah tidak bisa mengembalikan uang
pinjamannya.
- Resiko akibat turunnya nilai saham dan nasabah tidak dapat
menambah marginnya.
2) Bagi investor, resiko yang mungkin ditanggung adalah:
Investor harus siap jika terjadi penurunan nilai saham, sehingga investor
harus menambah marginnya atau melikuidasi maupun menjual saham
yang dikuasakannya kepada perusahaan efek. Dalam keadaan seluruh
aktiva keuangan maka kemungkinan kecil nilai margin yang akan kembali
atau bahkan masih menyisakan kewajiban tambahan pada perusahaan efek.
SEC dalam menanggulangi permasalahan margin trading telah
mengeluarkan peraturan melalui The Securities Exchange Act tahun 1934 rule
10b-16. 74
74
http://www.answers.com/topic/securities-and-exchange-commission-rules, diakses
pada 16 Oktober 2008
Universitas Indonesia
Penyalahgunaan short..., Astrid Amalia, FHUI, 2009
33
BAB 3
SHORT SELLING
3.1 PENGERTIAN SHORT SELLING
Seiring dengan pertumbuhan Pasar Modal di dunia, maka berkembang pula
kemampuan para pelaku Pasar Modal dalam transaksi Pasar Modal dan
berinteraksi dengan keadaan pasar.
Seseorang membeli efek di pasar modal berdasarkan pertimbanganpertimbangan antara lain bahwa emiten memiliki prospek pertumbuhan yang
bagus, dibawah kontrol manajemen yang profesional, memiliki keunggulankeunggulan terhadap kompetitornya dan lain-lain.75
Biasanya seorang investor menanamkan modalnya di pasar modal dengan
cara membeli efek pada suatu tingkat harga dengan perhitungan bahwa ia akan
mendapatkan keuntungan dari kenaikan harga efek tersebut.
Namun ada kalanya jika pasar dalam keadaan lesu (bearish market) yang
berarti pemodal tidak dapat mengharapkan kenaikan harga-harga efek di
pasaran karena harga efek itu sendiri sudah tinggi. Pelaku pasar modal yang
jeli dapat memperkirakan bahwa tingkat harga yang tinggi akan segera diikuti
dengan penurunan harga. Mereka pun menangkap peluang untuk memperoleh
keuntungan dari penurunan harga tersebut.
Pada intinya, tujuan dilakukannya short sale sama dengan tujuan transaksi
biasa, yankni untuk memperoleh keuntungan. Yang menjadi perbedaan adalah
short sale dilakukan dengan cara menjual suatu efek pads tingkat harga
dengan perhitungan bahwa harga efek tersebut akan turun dan si penjual akan
membeli kembali efek tersebut pada harga yang lebih rendah.76
Di Indonesia transaksi semacam ini diatur oleh peraturan Bapepam – LK
Nomor V.D.6 mengenai Pembiayaan Penyelesaian Transaksi Efek oleh
Perusahaan Efek bagi Nasabah dan Peraturan Bursa Efek Jakarta Nomor 19
Tahun 1997 tentang transaksi marjin.
75
“ Short Selling Basic Training”, http://www.google.com/berita/htm, 13 Oktober 2008
76
“Short Selling”, http://www.google.com/berita/htm, diakses pada 13 Oktober 2008
Penyalahgunaan short..., Astrid Amalia, FHUI, 2009
Universitas Indonesia
34
Jadi seorang pialang tidak harus langsung menyerahkan efek yang
dijualnya pada saat itu juga. Hal ini memungkinkan pihak-pihak yang tidak
memiliki efek yang dimaksud untuk bertransaksi atas efek tersebut. Para short
sellers menggunakan tenggang waktu T+4 untuk menunggu penurunan harga
efek yang telah dijualnya itu untuk kemudian membelinya kembali pada harga
yang lebih murah. Dengan cara semacam itulah ia mendapatkan keuntungan
(capital gain) yaitu dari selisih harga jual dan harga beli.
Kamus istilah Pasar Modal, Akuntansi, Keuangan dan Perbankan
menyebutkan pengertian Short Selling sebagai, “Penjualan saham oleh
seseorang dimana penjual tersebut tidak memiliki sekuritas tersebut atau
menjual sekuritas yang dipinjam dari pihak lain.”
The Blacks Law Dictionary merangkum pengertian Short Selling sebagai:
“A contract for sale of share of stock which the seller does not own, or
certificate, for which are not in control, so as to be available for delivery at
the time when under the rules of the exchanges delivery must be made.”
Penekanan dari pengertian diatas adalah penjualan efek yang tidak dimiliki
oleh si penjual namun tetap harus diserahkan pada waktu yang telah
ditentukan oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Sedangkan The Grolier International Dictionary menuliskan bahwa Short
Sale adalah: “Short Sale of securities or commodities not on the immediate
possession of the seller but whose delivery is anticipated before the close of
the contract.”
Pengertian Short Sale juga diatur dalam United States of America
Securities and Exchange Commision (SEC) rule 3b General Rules and
Regulation under Securities Exchange Act 1934, pengertian ini kemudian
diganti menjadi Regulation SHO rule 200. Yang dapat digolongkan sebagai
short sale adalah:
1. any sale of a security which the seller does not own or
2. any sale which is consummated by the delivery of a security borrowed by
or for account of the seller.
Pengaturan oleh SEC diatas membuka kemungkinan dilakukannya
peminjaman efek untuk kepentingan si penjual.
Penyalahgunaan short..., Astrid Amalia, FHUI, 2009
Universitas Indonesia
35
The New York Stock Exchange berpendapat bahwa yang dapat
digolongkan sebagai short sale adalah:
1. suatu penjualan dari efek yang tidak dimiliki oleh penjualnya
2. penjualan itu dipengaruhi oleh penguasaan efek yang dipinjam oleh atau
untuk rekening dari si penjual.
Sedangkan
Surat
Keputusan
Menteri
Keuangan
Nomor
1648/KMK.013/1990 menggolongkan short selling sebagai tindakan jual
semu, yaitu penjualan efek yang belum dimiliki oleh si penjual atau yang
diselesaikan dengan penyerahan efek.
3.2 BENTUK-BENTUK SHORT SELLING
Menurut F. Gracia dalam Encyclopedia of Banking and Finance, transaksi
short sale dapat dibagi kedalam 3 jenis yaitu:77
1. Speculative Short Sale
2. Short Sale against the box
3. Arbitrage Short Sale
1. Speculative Short Sale
Pada transaksi bentuk ini, seorang penjual tidak memiliki sahamsaham
yang
hendak
dijual
semu.
Oleh
karena
itu
ia
harus
mengusahakannya baik secara langsung maupun tidak langsung. Yang
dimaksud dengan mengusahakannya secara tidak langsung adalah melalui
perantara (pialang atau broker)nya untuk meminjamkan saham-saham
tersebut. Peminjaman saham tesebut dilakukan agar si penjual (short
seller) dapat menyerahkan saham yang telah dijualnya itu pada waktu
jatuh temponya kelak.
2. Short Sale Against the Box
Dalam transaksi Short Sale Against the Box, penjual memiliki
saham yang dimaksud akan tetapi si penjual lebih memilih untuk menjual
saham lain yang sejenis dengan cara meminjam saham lain untuk
77
F. Garcia, Encyclopedia of Banking and Finance, (New York : The Bankers Publishing
Company, 1975), hal. 137
Penyalahgunaan short..., Astrid Amalia, FHUI, 2009
Universitas Indonesia
36
penyerahannya. Yang dimaksud dengan Box dalam pengertian di atas
adalah Safe Deposit Box atau rekening si penjual.78
Adapun motivasi short seller untuk memilih transaksi jenis ini
adalah antara lain untuk:
a.
memindahkan periode pajak dari satu tahun untuk beikutnya. Setiap
akhir tahun buku (tahun taqwim) akan dilakukan perhitungan untuk
menentukan besarnya pajak yang harus dibayar seseorang. Apabila
seseorang tidak menginginkan keuntungan yang diperolehnya atas
suatu saham terhitung pada tahun taqwim tersebut, maka ia dapat
melakukan jual semu untuk memindahkan keuntungannya itu ke
tahun pajak berikutnya. Caranya adalah dengan menjualnya pada
akhir bulan Desember untuk membelinya kembali pada awal Januari.
Dengan demikian, saham-saham itu tidak akan terhitung dalam
kepemilikannya. Misalnya, seorang investor memiliki saham
sebanyak 1000 lembar dengan nilai @ Rp. 1.000,00 sehingga
berjumlah sebesar Rp. 1.000.000,00. Setiap lembar saham tersebut
mengalami kenaikan sebesar @ Rp. 200,00 menjadi @ Rp. 1.200,00.
Pada saat ini adalah tanggal 20 Desember. Penjualan pada saat ini
akan menghasilkan keuntungan total sebesar @ Rp. 200.000,00 yang
akan masuk ke dalam perhitungan tahun pajak yang sedang berjalan.
Dengan melakukan penjualan short sale against the box, maka
keuntungan tersebut tidak akan masuk ke dalam perhitungan tahun
pajak yang sedang berjalan melainkan “dipindahkan” ke tahun pajak
berikutnya.
b.
Penghindaran kerugian
Apabila seseorang menguasai sejumlah saham-sahamyang panjang
(long) maka tidak tertutup kemungkinan adanya pemerosotan harga
saham-saham tersebut. Untuk menghindari hal tersebut, maka
dijuallah saham-saham lain yang sejenis secara semu. Dengan
keuntungan yang diperoleh maka ia dapat menutup kerugian atas
78
George F Leffer & Loring C. Farwell, “The Stock Market” third edition, (New York:
The Ronalds Press Company, 1963), hal. 229
Penyalahgunaan short..., Astrid Amalia, FHUI, 2009
Universitas Indonesia
37
saham-saham yang dipegangnya. Tipe seperti ini sering dilakukan
oleh seorang corporate insider.
c.
Mengatasi kesulitan penyerahan
Tipe semacam ini dimanfaatkan dalam keadaan seseorang tidak
dapat melakukan penyerahan atas saham-saham yang dimilikinya.
Misalnya karena seseorang sedang sakit. Karena ia tidak mungkin
menyerahkan saham-saham yang dimilikinya sendiri, maka ia
melakukan jual semu dengan penyerahan saham yang dipinjamnya
dari orang lain. Apabila sahamnya sendiri telah tersedia, maka ia
dapat memenuhi penyerahan yang seharusnya.
3. Short Selling for Arbitration Purpose
Kata “Arbitrase” dalam kamus bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai
pembelian atau penjualan secara stimultan atas barang yang sama dalam 2
pasar atau lebih dengan harapan akan memperoleh laba dari perbedaan
harganya.79
Merajuk dari pengertian diatas, maka jual semu tipe ini dapat diartikan
sebagai:
a. Transaksi antar bursa yang berbeda
Suatu saham dimungkinkan untuk dijual pada beberapa bursa yang
berbeda. Short selling for arbitration purpose dilakukan dengan cara
menjual saham di bursa yang pertama dan membeli saham sejenis di
bursa kedua yang memiliki harga lebih rendah. Selisih harga antar
kedua bursa itulah yang menjadi keuntungan bagi si penjual. Namun
dalam praktek sehari-hari, harga saham sejenis terlampau jauh.
b. Arbitrase antar sekuritas yang equivalen
Misalnya dengan membeli convertible bond lalu diubah menjadi
saham biasa, kemudian menjual saham tersebut untuk mendapat
keuntungan. Pedagang yang profesional akan dapat mencium
79
Tim penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, “Arbitrase”,
Kamus Besar Bahasa Indonesia, cet. 3 (Jakarta: Balai Pustaka, 1990)
Penyalahgunaan short..., Astrid Amalia, FHUI, 2009
Universitas Indonesia
38
kesempatan semacam ini. Hal ini dapat timbul pada saat suatu
convertible bond baru muncul di pasaran.80
3.3 PERBANDINGAN REGULASI MEKANISME TRANSAKSI SHORT
SELLING DI INDONESIA DENGAN AMERIKA SERIKAT
Setelah mengetahui pengertian dan bentuk-bentuk dari transaksi short
selling, maka menimbulkan pertanyaan apakah sebenarnya yang menjadi
motivasi seseorang untuk melakukan transaksi semacam itu.
Alasan Paling mendasar bagi seorang investor untuk bertransaksi secara
short maupun long adalah untuk mengambil keuntungan (capital gain).
Dengan mengambil posisi short, maka seorang investor memiliki perhitungan
bahwa suatu saham akan mengalami penurunan harga. Dengan demikian sang
investor memutuskan untuk menjual semu saham yang tidak dimilikinya itu
untuk kemudian membeli kembali (buy back) saham-saham tersebut pada
tingkat harga yang lebih rendah dari harga penjualan untuk menutup transaksi
tersebut.
Pada dasarnya mekanisme transaksi short selling adalah:81
1. Seorang investor melakukan peminjaman saham (ada peraturan
yang berbeda-beda disetiap negara yang membatasi batasan
perbandingan jumlah peminjaman yang dapat dilakukan dengan
dana yang tersedia sebagai deposit pada akun pialang.).
2. Investor menjualnya dan hasilnya dikreditkan kedalam akunnya
pada perusahaan pialang saham.
3. Investor harus "menutup" posisinya dengan cara melakukan
pembelian kembali saham . Apabila harga turun maka ia akan
memperoleh keuntungan namun apabila harga naik maka akan
merugi.
4. Investor
akhirnya
mengembalikan
saham
tersebut
kepada
sipemberi pinjaman.
80
George F Leffer and Loring C Farwell, op.cit, hal.231
81
Short selling, Op.cit.
Penyalahgunaan short..., Astrid Amalia, FHUI, 2009
Universitas Indonesia
39
Tetapi di Indonesia sendiri, karena sudah ada peraturan yang mengatur
yaitu Peraturan Nomor V.D.6 lampiran Keputusan Ketua Bapepam-LK
Nomor : Kep-258/BL/2008 tanggal 30 Juni 2008 tentang Pembiayaan
Transaksi Efek Oleh Perusahaan Efek Bagi Nasabah Dan Transaksi Short
Selling Oleh Perusahaan Efek. Maka mekanisme transaksi short selling di
Indonesia harus mengikuti peraturan yang telah dibuat.
Mekanisme Pembiayaan Transaksi Efek Nasabah terdiri Ketentuan Umum
pada angka 6 peraturan No.V.D.6.
Nasabah yang akan melakukan transaksi short selling harus terlebih
dahulu memenuhi persyaratan yang ada pada peraturan No. V.D.6 angka 3
yaitu:
a. memiliki rekening efek regular, untuk mengetahui riwayat transaksi
nasabah;
b. telah membuka rekening pembiayaan transaksi short selling untuk nasabah
yang akan melakukan transaksi short selling pada perusahaan efek
berdasarkan Perjanjian Pembiayaan dan masih memiliki rekening efek
regular untuk menampung transaksi efek yang tidak dibiayai oleh
perusahaan efek;
c. telah menyetorkan jaminan awal dengan nilai paling kurang sebesar
Rp.200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) untuk masing-masing rekening
efek pembiayaan transaksi short selling.
Dalam hal Perusahaan efek yang akan melakukan transaksi short selling
harus terlebih dahulu memenuhi persyaratan yang ada pada peraturan
No.V.D.6 angka 2 huruf a butir 5) yaitu memiliki perikatan dengan Lembaga
Kliring dan Penjaminan, Perusahaan Efek lain, Bank Kustodian, dan atau
pihak lain yang disetujui BAPEPAM dan LK untuk meminjam efek yang
diperlukan bagi penyelesaian transaksi penjualan efek.
Ketentuan umum yang lain adalah Nilai Jaminan Pembiayaan atas
kewajiban nasabah dalam Rekening Efek Pembiayaan Transaksi Short Selling
adalah:
Penyalahgunaan short..., Astrid Amalia, FHUI, 2009
Universitas Indonesia
40
a. jumlah uang yang tercatat pada saldo kredit sebagai jaminan dalam
rekening pembiayaan transaksi short selling.
b. nilai pasar wajar efek pada posisi long sebagai jaminan dalam rekening
efek pembiayaan transaksi short selling pada buku pembantu efek setelah
menghilangkan haircut.
Ketentuan umum terakhir adalah perusahaan wajib melakukan pencatatan
transaksi short selling sesuai dengan ketentuan akuntansi perusahaan efek
yang berlaku.
Pada pembiayaan transaksi short selling telah diatur dalam angka 6 huruf
c, yaitu:
1) Sebelum menyetujui untuk membiayai penyelesaian Transaksi Short
Selling, petugas kredit di bagian pesanan dan perdagangan Perusahaan
Efek wajib:
a) memastikan telah tersedia sejumlah dana dan atau Efek di Rekening Efek
Pembiayaan Transaksi Short Selling sebagai Jaminan Awal;
b) mempertimbangkan ketersediaan Efek pada saat penyelesaian Transaksi
Short Selling antara lain:
(1) memiliki Efek lain yang dapat dikonversi atau ditukar menjadi
Efek yang digunakan untuk penyelesaian Transaksi Short
Selling; atau
(2) telah melaksanakan hak atas opsi atau waran untuk memperoleh
Efek yang digunakan untuk penyelesaian Transaksi Short
Selling.
c) memastikan bahwa nasabah telah menandatangani perjanjian pinjam
meminjam Efek dengan Perusahaan Efek; dan
d) memastikan bahwa nasabah telah memahami hak dan kewajiban berkenaan
dengan Transaksi Short Selling tersebut.
2) Nilai pembiayaan Efek atas Transaksi Short Selling adalah sebesar nilai
pasar wajar Efek yang ditransaksikan secara short selling oleh nasabah
yang dibiayai oleh Perusahaan Efek dan dicatat pada saldo Posisi Short
Rekening Efek Pembiayaan Transaksi Short Selling di buku pembantu
Efek.
Penyalahgunaan short..., Astrid Amalia, FHUI, 2009
Universitas Indonesia
41
3) Nilai Jaminan Awal paling kurang 50% (lima puluh perseratus) dari nilai
Transaksi Short Selling atau Rp 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah)
mana yang lebih tinggi.
4) Nilai Jaminan Pembiayaan paling kurang 150% (seratus lima puluh
perseratus) dari nilai Transaksi Short Selling pada saat Transaksi Short
Selling pertama terjadi, dimana Jaminan Pembiayaan dimaksud paling
kurang terdiri dari Jaminan Awal dan dana yang diterima dari penjualan
Efek melalui Transaksi Short Selling dimaksud.
5) Nilai Jaminan Pembiayaan atas Transaksi Short Selling yang wajib
dipelihara nasabah paling kurang 135% (seratus tiga puluh lima
perseratus) dari nilai pasar wajar Efek pada Posisi Short.
6) Jika nilai Jaminan Pembiayaan mengalami penurunan dan atau nilai pasar
wajar Efek dalam Posisi Short mengalami kenaikan sehingga nilai
Jaminan Pembiayaan sebagaimana dimaksud dalam angka 6 huruf a butir
2) kurang dari 135% (seratus tiga puluh lima perseratus) dari nilai pasar
wajar Efek dalam Posisi Short, maka Perusahaan Efek wajib melakukan
Permintaan Pemenuhan Jaminan kepada nasabahnya dan nasabah wajib
memenuhi Permintaan Pemenuhan Jaminan, sehingga nilai Jaminan
Pembiayaan tidak kurang dari 135% (seratus tiga puluh lima perseratus)
dari nilai pasar wajar Efek dalam Posisi Short sebagaimana dimaksud
dalam angka 6 huruf c butir 5).
7)
Jika
nasabah
tidak
memenuhi
Permintaan
Pemenuhan
Jaminan
sebagaimana dimaksud dalam angka 6 huruf c butir 6) paling lambat 3
(tiga) hari bursa, maka Perusahaan Efek pada hari bursa ke-4 (keempat)
wajib segera membeli Efek yang dijual melalui Transaksi Short Selling
yang dibuktikan dengan melakukan penawaran beli sehingga nilai Jaminan
Pembiayaan tidak kurang dari 135% (seratus tiga puluh lima perseratus)
dari nilai pasar wajar Efek pada Posisi Short.
8)
Jika nilai Jaminan Pembiayaan kurang dari 120% (seratus dua puluh
perseratus) dari nilai pasar wajar Efek pada Posisi Short, maka Perusahaan
Efek wajib segera membeli Efek pada Posisi Short yang dibuktikan
dengan melakukan penawaran beli sehingga nilai Jaminan Pembiayaan
Penyalahgunaan short..., Astrid Amalia, FHUI, 2009
Universitas Indonesia
42
tidak kurang dari 135% (seratus tiga puluh lima perseratus) dari nilai pasar
wajar Efek dalam Posisi Short.
9) Perusahaan Efek wajib menyampaikan konfirmasi secara tertulis kepada
nasabahnya atas transaksi pembelian sebagaimana dimaksud dalam angka
6 huruf c butir 7) dan butir 8), yang dibedakan dengan konfirmasi tertulis
atas transaksi berdasarkan pesanan nasabah pada hari yang sama dengan
pembelian Efek nasabah oleh Perusahaan Efek sebagaimana dimaksud
dalam angka 6 huruf c butir 7) dan butir 8).
10) Transaksi Short Selling dibatasi dengan ketentuan:
a)
Harga penawaran jual yang dimasukkan dalam sistem perdagangan
Bursa Efek harus di atas harga yang terjadi terakhir di Bursa Efek; dan
b) Perusahaan Efek wajib memberi tanda “short” pada saat pelaksanaan
order jual pada sistem perdagangan Bursa Efek.
Pasar modal di Amerika Serikat diawasi oleh badan independent Securities
and Exchange Commission (SEC).
Menurut SEC rule 3b-3 General Rules and Regulation under Securities
Exchange Act 1934 yang telah diganti dengan Regulation SHO rule 200, yang
dapat digolongkan sebagai short Sale adalah:
1). Any sale of a security whish the seller does not own or
2). Any sale which is consumted by the delivery of a security borrowed by
or for account of the seller.
Mekanisme jual semu atau short selling dalam praktek perdagangan
saham, nasabah yang ingin melakukan short selling harus mempunyai general
account yang melengkapi perjanjian nasabah. Karena dalam jual semu
terdapat suatu batas (margin) peminjaman saham dari pialang atau perantara
perdagangan saham untuk memenuhi penyerahan saham tersebut. Dan juga
terdapat pembatasan khusus pada setiap pelaksanaan perintah jual semu,
bahwa setiap penjualan saham harus ditulis long atau short sale, hal ini diatur
dalam Securities and Exchange Commission rule 10a-1(b).82
Securities Exchange sendiri telah mengeluarkan Regulation SHO untuk
menanggulangi terjadinya gagal serah maupun bayar. Terlebih pada rule
82
F Garcia, op.cit.
Penyalahgunaan short..., Astrid Amalia, FHUI, 2009
Universitas Indonesia
43
203(b) Regulation SHO, dimana pada peraturan tersebut dijelaskan dengan
jelas mengenai borrowing and delivery requirements. Pada peraturan
203(b)(3) juga lebih ditekankan apabila terjadinya gagal serah oleh brokerdealer. Bunyi dari peraturan ini adalah:
1.
A broker or dealer may not accept a short sale order in an equity
security from another person, or effect a short sale in an equity
security for its own account, unless the broker or dealer has:
i.
Borrowed the security, or entered into a bona-fide
arrangement to borrow the security; or
ii.
Reasonable grounds to believe that the security can be
borrowed so that it can be delivered on the date delivery is
due; and
iii.
Documented compliance with this paragraph (b)(1).
2. The provisions of paragraph (b)(1) of this section shall not apply
to:
i.
A broker or dealer that has accepted a short sale order
from another registered broker or dealer that is required to
comply with paragraph (b)(1) of this section, unless the
broker or dealer relying on this exception contractually
undertook responsibility for compliance with paragraph
(b)(1) of this section;
ii.
Any sale of a security that a person is deemed to own
pursuant to §242.200, provided that the broker or dealer
has been reasonably informed that the person intends to
deliver such security as soon as all restrictions on delivery
have been removed. If the person has not delivered such
security within 35 days after the trade date, the brokerdealer that effected the sale must borrow securities or close
out the short position by purchasing securities of like kind
and quantity;
iii.
Short sales effected by a market maker in connection with
bona-fide market making activities in the security for which
this exception is claimed; and
iv.
Transactions in security futures.
3. If a participant of a registered clearing agency has a fail to deliver
position at a registered clearing agency in a threshold security for
thirteen consecutive settlement days, the participant shall
Penyalahgunaan short..., Astrid Amalia, FHUI, 2009
Universitas Indonesia
44
immediately thereafter close out the fail to deliver position by
purchasing securities of like kind and quantity:
i.
Provided, however, that a participant of a registered
clearing agency that has a fail to deliver position at a
registered clearing agency in a threshold security on the
effective date of this amendment and which, prior to the
effective date of this amendment, had been previously
grandfathered from the close-out requirement in this
paragraph (b)(3) (i.e., because the participant of a
registered clearing agency had a fail to deliver position at
a registered clearing agency on the settlement day
preceding the day that the security became a threshold
security), shall close out that fail to deliver position within
thirty-five consecutive settlement days of the effective date
of this amendment by purchasing securities of like kind and
quantity;
ii.
Provided, however, that if a participant of a registered
clearing agency has a fail to deliver position at a registered
clearing agency in a threshold security that was sold
pursuant to Rule 230.144 of this chapter for thirty-five
consecutive settlement days, the participant shall
immediately thereafter close out the fail to deliver position
in the security by purchasing securities of like kind and
quantity;
iii.
Provided, however, that a participant of a registered
clearing agency that has a fail to deliver position at a
registered clearing agency in a threshold security on the
effective date of this amendment and which, prior to the
effective date of this amendment, had been previously
excepted from the close-out requirement in paragraph
(b)(3) of this section (i.e., because the participant of a
registered clearing agency had a fail to deliver position in
the threshold security that is attributed to short sales
effected by a registered options market maker to establish
or maintain a hedge on options positions that were created
before the security became a threshold security), shall
immediately close out that fail to deliver position, including
any adjustments to the fail to deliver position, within 35
consecutive settlement days of the effective date of this
amendment by purchasing securities of like kind and
quantity;
iv.
If a participant of a registered clearing agency reasonably
allocates a portion of a fail to deliver position to another
registered broker or dealer for which it clears trades or for
which it is responsible for settlement, based on such broker
Penyalahgunaan short..., Astrid Amalia, FHUI, 2009
Universitas Indonesia
45
or dealer's short position, then the provisions of this
paragraph (b)(3) relating to such fail to deliver position
shall apply to the portion of such registered broker or
dealer that was allocated the fail to deliver position, and
not to the participant; and
v.
If a participant of a registered clearing agency entitled to
rely on the 35 consecutive settlement day close-out
requirement contained in paragraph (b)(3)(i), (b)(3)(ii), or
(b)(3)(iii) of this section has a fail to deliver position at a
registered clearing agency in the threshold security for 35
consecutive settlement days, the participant and any broker
or dealer for which it clears transactions, including any
market maker, that would otherwise be entitled to rely on
the exception provided in paragraph (b)(2)(ii) of this
section, may not accept a short sale order in the threshold
security from another person, or effect a short sale in the
threshold security for its own account, without borrowing
the security or entering into a bona-fide arrangement to
borrow the security, until the participant closes out the fail
to deliver position by purchasing securities of like kind and
quantity;
Dijelaskan bahwa jika terjadi gagal serah setelah T+3, ataupun 13 hari
setelah hari penentuan penyerahan atau ia telah gagal menyerahkan saham
ketika peraturan baru ini disahkan selama 35 hari berturut-turut, maka harus
dilakukan “close out” yaitu mengganti saham tersebut.
Sifat dari peraturan ini adalah menanggulangi jika sampai terjadi gagal
serah. Karena pada peraturan ini, dijelaskan langkah-langkah yang harus
dilakukan jika ia gagal dalam menyerahkan saham pada hari yang ditentukan.
SEC rules 10-a – 1(a) menyatakan bahwa tidak ada seorang pun untuk
beban sendiri maupun beban orang lain mengakibatkan atau melakukan suatu
jual semu di bursa nasional atas surat berharga yang:
1). Diberi harga dibawah dari pada harga penjualan terakhir sehingga akan
memperngaruhi penjualan atau harga pasar, atau
2). Memberikan harga-harga lain kecuali harga tersebut di atas harga lain yang
terdahulu dari penjualan surat berharga itu yang dapat memperngaruhi
penjualan.
Penyalahgunaan short..., Astrid Amalia, FHUI, 2009
Universitas Indonesia
46
Ini berarti bahwa perintah penjualan semu bisa dilakukan pada tingkat harga
“plus stick” atau “zero plus stick”.83 Tick berarti pecahan minimum dari fluktuasi
harga, biasanya setengah pecahannya.
Plus tick adalah pembatasan apabila angka-angka transaksi yang ada di lantai
perdagangan adalah 20, 19, 19setengah.Maka perintah jual semu tidak boleh
dilaksanakan pada angka 19 karena harga tersebut kurang dari minimal setengah
dibandingkan dengan harga sebelumnya yaitu 20. Jual semu baru bisa
dilaksanakan dengan atau pada harga 19setengah. Karena dibandingkan dengan
transaksi sebelumnya maka sudah memenuhi fluktuasi harga yang setengah itu.
Zero plus stick adalah pembatasan harga apabila transaksi yang ada di lantai
bursa 20, 19, 19setengah. Dimana transaksi jual semu boleh dilaksanakan pada 19
setengah, karena walaupun fluktuasinya nol dibandingkan dengan transaksi
sebelumnya, akan tetapi masih lebih tinggi dari 1/8 daripada harga lain yang
sebelumnya lagi yaitu 19.
Perintah jual semu tidak boleh dilaksanakan pada minus tick atau pun ada zero
minus tick. Minus tick artinya angka-angka transaksi di lantai bursa misalnya
adalah 20, 201/8, 20. Harga jual semu yang terakhir adalah 20 tidak boleh
dilaksanakan karena minus kalau dibanding transaksi bsebelumnya yakni 201/8.
Demikian juga pada zero plus tick, misalnya angka-angkanya 20, 201/8,
20,20. Harga terakhir adalah 20 tidak boleh dilaksanakan karena meskipun
fluktuasinya nol disbanding dengan harga yang sebelumnya harga tersebut minus
1/8 dari minimum dengan transaksi yang sebelumnya lagi yaitu 201/8.
Dalam kenyataan bisa saja terjadi harga yang minus tick maupun harga yang
zero minus tick dilaksanakan. Untuk melaksanakan atau menyelenggarakan suatu
pelaksanaan setiap pencatat perdagangan lantai bursa harus bertukar informasi
dengan setiap saham yang diperdagangkan sehingga dapat mengetahui harga
terakhir serta mengetahui apakah fluktuasinya plus atau minus.
Securities and Exchange Commission juga membuatkan pengecualian untuk
membebaskan dari pembatasan harga diatas84 yakni:
1. Setiap penjualan oleh orang yang berkepentingan pada beban tersebut,
akan tetapi itu pun apabila ia memiliki surat berharga yang dijual itu dan
83
84
Ibid
F Garcia, op.cit.
Penyalahgunaan short..., Astrid Amalia, FHUI, 2009
Universitas Indonesia
47
ingin menyerahkan secepat mungkin tanpa kesulitan yang tidak
semestinya atau adanya biaya-biaya tambahan.
2. Untuk setiap penjualan yang ‘long’
3. Untuk penjualan yang kurang dari satu lot,
4. Untuk setiap penjualan yang kurang dari satu lot oleh dealer untuk
menutupi perintah penjualan saham yang kurang dari satu lot oleh
nasabahnya,
5. Setiap penjualan oleh dealer kurang dari satu lot untuk mengubah posisi
‘long’, yang kurang dari satu lot namun penjualan ini tidak mengubah
posisi dealer kurang dari satu lot menjadi suatu unit yang lebih besar,
6. Setiap penjualan yang berhubungan dengan transaksi arbitrase antara pasar
yang berbeda,
7. Setiap penjualan yang berhubungan dengan transaksi arbitrase yang
berlainan.
Salah satu karakteristik dari transaksi short sale adalah dengan menjual efek
yang tidak dimiliki oleh si penjual. Namun si penjual tetap memiliki kewajiban
untuk melakukan penyerahan atas efek yang telah dijualnya pada waktu yang
telah ditentukan. Guna memenuhi kewajiban tersebut, maka penyelesaiannya
antara lain adalah dengan melakukan peminjaman efek.85
Untuk keperluan itu, maka hadirlah pihak ketiga sebagai pemberi pinjaman
efek (lender). Biasanya yang berperan sebagai pemberi pinjaman adalah
perusahaan efek atau secara perorangan kita kenal sebagai pialang. Perusahaan
efek mendapatkan efek untuk dipinjamkan itu dari berbagai sumber.86 Yang
paling umum adalah dipinjamkan dari rekening nasabah lain yang mengambil
posisi long. Sumber yang kedua adalah dari rekening perusahaan efek itu sendiri.
Selain itu dapat pula dipinjamkan dari perusahaan efek lain. Sumber yang terakhir
adalah dipinjamkan dari investor institusional.87
85
Short selling, Op.cit
86
Ibid
87
Ibid
Penyalahgunaan short..., Astrid Amalia, FHUI, 2009
Universitas Indonesia
48
Untuk melakukan pinjaman tersebut, sebelumnya perusahaan efek harus
mengadakan perjanjian dengan klien-kliennya dalam bentuk kontrak marjin
(margin agreement). Izin untuk meminjam dan meminjamkan efek dikenal
sebagai customer loan consent dan perjanjian itu hanya membolehkan perusahaan
efek untuk meminjamkan kembali hanya sampai batas tertentu dari efek yang
dimiliki oleh nasabahnya itu.
Saham-saham itu dapat dipinjamkan dengan tiga macam cara, yaitu: 1) rate, 2)
flat loan, 3) premium88
Dalam pinjaman dengan cara rate, pemberi pinjaman menerima cash
collateral sebagai jaminan pinjamannya sebesar nilai pasar dari saham yang
dipinjamkannya itu.
Peminjaman dengan cara flat loan artinya tidak ada kompensasi untuk kedua
belah pihak yang terlibat. Pihak pemberi pinjaman tidak menerima kompensasi
dari penerima pinjaman, demikian pula sebaliknya, penerima pinjaman tidak
menerima bunga atas cash collateralnya.
Bentuk terakhir adalah tipe premium. Pada jenis peminjaman ini penerima
pinjaman harus membayar suatu harga tertentu yang didasarkan pada jumlah
saham dan lamanya pinjaman berlangsung.
Namun perlu diketahui bahwa si pemberi pinjaman memiliki hak untuk
menarik kembali pinjamannya itu kapan saja sesuai dengan permintaannya.
Perintah untuk melakukan transaksi short sale baru menjadi efektif sampai
seorang pialang menerima persetujuan dari biro peminjaman efek bahwa efek
yang dimaksud tersedia untuk dipinjam.
Pemberi pinjaman tetap memiliki haknya untuk menerima deviden baik yang
berbentuk tunai maupun saham, rights offering, maupun spin-offs. Satu-satunya
hak yang beralih dari si pemberi pinjaman adalah hak untuk memberikan suara.
Apabila selama kurun waktu peminjaman terjadi pembayaran deviden oleh
emiten, maka investor yang bertransaksi secara short sale diwajibkan untuk
membayarkan deviden sejumlah yang dibagikan itu kepada pemberi pinjaman.
Apabila terjadi pemecahan saham (stock split), misalnya suatu saham dipecah
menjadi dua, maka si peminjam harus menggantikan jumlah lembar saham yang
88
Paul Jessup, Competing For Stock Market Profits (Canada: John Wiley and Sons,
1974), hal 160.
Penyalahgunaan short..., Astrid Amalia, FHUI, 2009
Universitas Indonesia
49
dipinjamnya itu sebanyak dua kali lipat, meskipun secara teoritis nilai nominal
keseluruhannya tetap sama.
Dengan melakukan jual semu, maka akan tercipta dua posisi long. Posisi long
yang “sebenarnya” beralih kepada si pembeli dari saham yang dijual secara short
pada waktu penyelesaian transaksi. Sedangkan posisi long “bayangan” dipegang
oleh orang yang meminjamkan saham tersebut kepada si short seller.
Salah satu keuntungan yang diperoleh oleh pemberi pinjaman yang
memberikan efeknya untuk dipinjam oleh short seller ialah ia akan menerima
jaminan uang tunai (cash collateral) untuk seluruh sahamnya dalam harga pasar
yang berlaku. Dengan kata lain ia akan memperoleh uang tunai dengan tetap
mempertahankan kepemilikannya atas efek-efek tersebut. Dengan uang tunai yang
dimilikinya itu ia dapat menginvestasikannya kembali dalam efek-efek lain yang
akan memberikannya pemasukan tambahan.
3.4 RESIKO SHORT SELLING
Dalam setiap bentuk usaha, resiko merupakan bagian yang tak terpisahkan.
Resiko merupakan suatu bentuk konsekuensi yang harus diperhitungkan oleh
setiap pelaku usaha atas setiap tindakan yang diambilnya.
Oleh sebab itu, untuk menjalankan suatu usaha diperlukan kecermatan
dalam perhitungan serta kejelian untuk menangkap peluang guna memperoleh
keuntungan. Tak terkecuali dalam transaksi short selling ini. Selain peluang
untuk mendapatkan keuntungan, tentu terdapat resiko-resiko yang harus
diperhatikan.
Rasa yang pertama dan terutama adalah mengalami kerugian. Setiap
pelaku pasar modal tentu tidak ingin rugi. Apalagi transaksi di pasar modal
sering kali diasosiasikan dengan tindakan spekulasi atau untung-untungan. Hal
tersebut tidak sepenuhnya benar. Meskipun terdapat unsur spekulasi, dalam
membuat keputusan tentunya diperlukan analisa yang tajam serta perhitungan
yang cermat terhadap gerak pasar dan kecenderungannya. Sehingga dapat
diperkirakan keadaan di waktu yang akan dating.
Para short seller yang bermotifkan profit membaca keadaan pasar pada
saat itu dan memperkirakan bahwa harga suatu efek di masa yang akan dating
Penyalahgunaan short..., Astrid Amalia, FHUI, 2009
Universitas Indonesia
50
akan segera mengalami penurunan. Oleh karena itu ia memutuskan untuk
melakukan jual semu untuk memperoleh keuntungan. Namun tidak ada
jaminan bahwa di masa yang akan datang harga efek tersebut pasti akan turun.
Bagaimana bila yang terjadi adalah kebalikannya?
Umumnya orang membeli efek pada suatu tingkat harga dengan harapan
akan menjual kembali efek tersebut pada level harga yang lebih tinggi.
Misalnya Tuan X membeli 2000 lembar saham dengan harga Rp. 1.500,00 per
lembarnya. Resiko yang terburuk yang dapat terjadi adalah harga saham
tersebut mengalami penurunan hingga titik Rp. 0. Artinya Tuan X akan
mengalami kerugian sebesar 100%. Resiko semacam itu dapat dikalkulasikan
sebelumnya.
Namun apabila seorang investor melakukan penjualan efek secara short
dengan harapan harga efek tersebut akan mengalami penurunan, maka tidak
aka nada jaminan kepastian bahwa harga efek tersebut akan turun. Apabila
yang terjadi adalah sebaliknya, harga efek mengalami kenaikan?
Misalnya, Tuan Z menjual 300 lembar saham seharga Rp. 1.500,00 per
lembar dengan perhitungan bahwa harga efek tersebut akan turun dan ia akan
membeli efek tersebut pada tingkat harga yang lebih rendah untuk
mendapatkan keuntungan. Apabila harga efek tersebut mengalami kenaikan,
tidak ada yang dapat memperkirakan sampai batas harga berapa harga efek
tersebut akan tetap naik. Tuan Z mempunyai resiko yang tak terbatas (infinite
risk), karena ia tetap harus membeli efek-efek tersebut guna menyelesaikan
transaksi short yang telah dilakukannya.
Kemungkinan terburuk yang mungkin terjadi adalah ketidakmampuan si
short seller menyerahkan sejumlah saham yang telah dijualnya pada wkatu
yang telah ditentukan.Ancaman tindakan gagal serah adalah sanksi
administratif dan / atau sanksi pidana.
Ancaman gagal serah erat kaitannya dengan tindakan cornering, yaitu
suatu tindakan untuk menguasai pasokan saham yang beredar di pasar
sehingga terjadi kelangkaan (shortage) di pasaran untuk mengontrol harga
saham tersebut. Tindakan cornering ini umumnya dilakukan dengan
melakukan sejumlah transaksi semu untuk mengkatrol harga saham di pasar.
Penyalahgunaan short..., Astrid Amalia, FHUI, 2009
Universitas Indonesia
51
Harga yang terus melambung tinggi “menjebak” para short sellers untuk
melakukan aksi jual semu saham-saham tersebut. Harga terus melambung
sementara itu terjadi kelangkaan saham tersebut di pasar karena saham itu
telah lebih dahulu di – corner sehingga ketika tiba jatuh temponya para short
sellers tidak mampu untuk melakukan penyerahan atas saham-saham
dimaksud.
Jebakan cornering juga dapat dilakukan dengan cara meminjamkan efek
hasil dari cornering terlebih dahulu kepada short seller tetapi kemudian
menarik kembali saham dalam pinjaman tersebut sehingga pelaku short
selling harus mencarinya di pasaran.89
Resiko yang kedua adalah resiko “short squeeze”, yaitu suatu fenomena
dimana harga saham terus meningkat seiring dengan meningkatnya
permintaan terhadap saham tersebut. Seorang short seller yang menjual efek
dimana ia tidak memilikinya, cepat atau lambat tentu tetap harus menutup
transaksi tersebut atau mengganti pinjaman atas efek yang telah dijualnya itu.
Harga pasar dibentuk oleh besarnya permintaan dan penawaran (demand and
supply). Apabila permintaan akan suatu jenis saham lebih besar dari
penawaran yang tersedia, maka akan menggiring harga pada kenaikan
yanglebih tinggi lagi. Hal ini dapat menjadi bumerang bagi para short seller
karena ia tetap harus membeli saham tersebut berapapun harganya untuk
kepentingan penyelesaian transaksi yangtelah dibuatnya.
Transaksi short selling umumnya melibatkan peminjaman efek yang harus
dibarengi dengan jaminan tunai (cash collateral). Besarnya jaminan yang
harus dimiliki oleh nasabah menurut ketentuan BAPEPAM - LK No. V.D.6
angka 14 adalah sebesar dua kali lipat dari besarnya jumlah nilai pinjaman.
Hal ini tentunya harus sudah diperhitungkan sebelumnya oleh para pelaku
short selling karena selain resiko kerugian dari transaksi itu sendiri terdapat
pula resiko kehilangan jaminan yang telah dijaminkan itu.
Resiko terakhir yang harus diingat adalah bahwa harga saham di pasar
bursa selalu bergerak naik turun. Namun terdapat kecenderungan bahwa cepat
89
Munir Fuady, op.cit, hal 163
Penyalahgunaan short..., Astrid Amalia, FHUI, 2009
Universitas Indonesia
52
atau lambat harga suatu saham akan mengalami kenaikan. Dengan mengambil
posisi short, tentu akan menentang arus pergerakan pasar.
Untuk meminimalisir resiko yang mungkin ditanggung, maka seorang
investor harus membuat perhitungan yang matang dalam mengambil suatu
keputusan terutama bagi investor yang mengambil posisi short. Salah satu kiat
yang dapat dipergunakan adalah dengan diversifikasi resiko dalam portofolio
(portofolio viewpoint).90 Selain berisikan saham “short” tentu akan lebih baik
apabila
ia
juga
memiliki
saham–saham
yang
“long”.
Dengan
penganekaragaman saham seperti itu, dapat diseimbangkan antara laba ekstrim
dengan kerugian ekstrim yang mungkin diderita.
Dengan resiko yang telah dibahas diatas, tetap saja banyak investor,
broker, atau dealer yang menggunakan short selling sebagai sarana untuk
mencari keuntungan. Timbullah perselisihan mengenai benar atau tidaknya
transaksi short selling. Ada yang pro terhadap short selling dan ada pula yang
kontra.
Secara singkat alasan-alasan yang pro terhadap short selling adalah:
1. Short selling mirip dengan praktek perdagangan yang lain, misalnya
seorang petani yang menjual hasil buminya sebelum panen, ataupun
penjual koran yang dibayar dimuka.
2. Short selling adalah untuk menekan tingginya harga karena short sale
didorong oleh tingginya harga saham yang tidak wajar.
3. Menyediakan harga yang lunak bagi pasar karena akhirnya penjual short
sale akan membeli kembali.
4. Untuk menstabilkan harga dengan menekan harga yang terlalu tinggi dan
mendukung pertimbangan harga pada penutupan.91
5. Untuk mengadakan efek inflasi dari pembelian margin tadi.92
6. Untuk mempertinggi kesinambungan pasar dengan menambah jumlah dan
pembeli.
90
Paul F. Jessup, Op.cit, hal.163
91
Ibid
92
Ibid
Penyalahgunaan short..., Astrid Amalia, FHUI, 2009
Universitas Indonesia
53
Sedangkan masyarakat yang kontra terhadap jual semu mempunyai
beberapa argumentasi terhadapnya, yaitu:
1. Short selling tidak beranalogi pada praktek perdagangan lain karena pada
akhirnya yang lebih menguntungkan adalah penjual barang atau jasa
karena control dan pemilikan tetap berada pada penjual.
2. Jual semu sesungguhnya meningkatkan volume dan pengaruh ketika harga
sedang turun, dan hanya sedikit pengaruhnya terhadap penekanan harga
yang terlalu tinggi.
3. Waktu untuk harga yang lunak bagi pasar disediakan pada penutupan
ditingkat harga yang rendah.
4. Harga turun tersebut berpengaruh terhadap minat para investor di pasar.
5. Short selling bersifat deflasi pada pembeli margin.93
6. Dapat mengurangi kesinambungan pasar dengan efeknya yang merosot.
93
Ibid
Penyalahgunaan short..., Astrid Amalia, FHUI, 2009
Universitas Indonesia
Download