UJI EFEKTIVITAS SENYAWA GINGEROL DARI EKSTRAK

advertisement
UJI EFEKTIVITAS SENYAWA GINGEROL DARI EKSTRAK
RIMPANG JAHE (Zingiber officinale Roscoe)
DALAM SEDIAAN TABLET HISAP SEBAGAI ANTIEMETIK
Priselia Dini Kartika Sari
Farida Ulfa S
Hesti Listyaningrum
Lutfatul Amalia
Nabila Putri Makhfi
(1041311124)
(1041411062)
(1041411074)
(1041411091)
(1041411105)
Latar Belakang
 Jahe merah termasuk dalam famili temu-temuan
(Zingiberaceae). Jahe memiliki kendala yaitu rasanya
sangat pedas tetapi akan berasa segar jika berada lama
dalam mulut dan tenggorokan. Jahe merah berkhasiat
dan bermanfaat sebagai obat tradisional, yaitu untuk
peluruh dahak, obat batuk, pencahar, peluruh masuk
angin, radang tenggorokan, asma serta obat mual dan
muntah. (Syamsuhidayat, 1991)
 Masyarakat biasanya mengkonsumsi jahe merah dengan cara diseduh
dengan air panas, dan ditambahkan madu, lalu diminum sekaligus.
Penggunaan madu dilakukan untuk menutupi rasa pedas dari jahe.
Namun, cara ini kurang praktis digunakan karena seiring
berkembangnya zaman yang serba modern sehingga dirasa perlu
dibuat sediaan yang praktis juga untuk dikonsumsi oleh masyarakat,
yaitu sediaan berupa tablet hisap. Tablet hisap dapat melarut perlahan
dan melepaskan zat aktifnya langsung di dalam mulut atau
tenggorokan.
 Bentuk dan rasa tablet hisap lebih disukai karena penggunaannya sangat
menguntungkan bagi konsumen yang memiliki kesulitan dalam
menelan karena cukup dengan mengisap tablet perlahan, tidak
diperlukan air minum
Klasifikasi Zingiber officinale Roxb
 Kingdom
 Divisi
 Subdivisi
 Kelas
 Subkelas
 Ordo
 Suku/famili
 Genus
 Species
: Plantae
: Magnoliophyta/Pteridophyta
: Angiospermae
: Liliopsida-Monocotyledoneae
: Zingiberidae
: Zingiberales
: Zingiberaceae
: Zingiber P.mill
: Zingiber officinale roscoe
(US : National Plant Database, 2004)
Kandungan Kimia dan Manfaat
 Jahe mengandung komponen minyak menguap (volatile oil),
minyak tak menguap (non-volatile oil ) dan pati. Minyak
menguap yang biasa disebut minyak atsiri merupakan
komponen pemberi bau yang khas, sedangkan minyak yang
tak menguap yang biasa disebut oleoresin merupakan
komponen pemberi rasa pedas dan pahit, tetapi akan berasa
segar jika berada lama dalam mulut dan tenggorokan.
 Menurut Budhawaar (2006), Jahe sekurangnya mengandung
19 komponen yang berguna bagi tubuh, salah satunya adalah
gingerol yaitu senyawa paling utama dan telah terbukti
memiliki aktivitas antiemetik (antimuntah) yang efektif
menurunkan kerja dari metoklopamid yakni senyawa
penginduksi mual muntah.
Sifat fisika kimia Gingerol
Gingerol merupakan senyawa yang labil terhadap panas baik
selama penyimpanan maupun pada waktu permrosesan
 Berat molekul: 294,39 g/mol.
 Bentuk: minyak berwarna kuning muda atau kristal.
 Penyimpanan: disimpan dalam wadah tertutup rapat.
 Massa jenis: 1,083 g/cm3
Tablet Hisap
 Tablet hisap adalah sediaan padat yang mengandung
satu atau lebih bahan obat, umumnya dengan bahan
dasar beraroma dan manis, yang dapat membuat tablet
melarut atau hancur perlahan lahan dalam mulut
(Depkes RI, 1995)
 Tablet ini digunakan dengan tujuan memberi efek lokal
pada mulut atau kerongkongan yang umumnya diberikan
sebagai pengobatan sakit tenggorokan atau untuk
mengurangi batuk pada influenza, atau dapat pula
mengandung anastetika lokal, berbagai antiseptik dan
antibakteri, demulsen, adstringen dan antitusif.
Pemilihan
 Jahe mengandung komponen minyak yang tak menguap yang biasa
disebut oleoresin merupakan komponen pemberi rasa pedas dan pahit
yaitu gingerol sebagai komponen utama serta shagaol dan zingeron
dalam jumlah sedikit, karena sifat inilah jahe dapat berkhasiat sebagai
obat batuk, anti mual, muntah dan pelega tenggorokan.
 Fungsi jahe merah agar lebih terasa dalam mulut dan tenggorokan,
maka perlu dibuat sediaan dari ekstrak jahe merah yang lebih efektif
dan praktis yaitu dengan dibuat sediaan tablet hisap.
 Tablet hisap dapat melarut perlahan dan melepaskan zat aktifnya
langsung di dalam mulut atau tenggorokan. Bentuk dan rasa tablet
hisap lebih disukai karena penggunaannya sangat menguntungkan bagi
konsumen yang memiliki kesulitan dalam menelan karena cukup
dengan mengisap tablet perlahan, tidak diperlukan air minum.
Pengujian Toksisitas
Hewan yang digunakan adalah tikus putih (strain Sprague Dawley), sehat, umur 8-12
minggu. Dibagi menjadi 5 kelompok, masing-masing terdiri atas 5 ekor.
Kelompok tersebut terdiri dari:
 Kelompok I : Dosis 50 mg/kg bb ekstrak jahe
 Kelompok II : Dosis 75 mg/kg bb ekstrak jahe
 Kelompok III : Dosis 113 mg/kg bb ekstrak jahe
 Kelompok IV : Dosis 168 mg/kg bb ekstrak jahe
 Kelompok V : Dosis 253 mg/kg bb ekstrak jahe
Cara kerja : Hewan uji harus dipuasakan sebelum diberikan perlakuan selama 1418 jam, air minum boleh diberikan). Setelah dipuasakan, hewan ditimbang dan
diberikan sediaan uji. Sediaan uji diberikan dalam dosis tunggal dengan
menggunakan sonde.
Pengamatan : Pengamatan dilakukan tiap hari selama sekurang-kurangnya 14 hari.
Pengamatan meliputi waktu timbul dan hilangnya gejala toksik serta saat
terjadinya kematian. Hewan uji yang sekarat dikorbankan dan dimasukkan dalam
perhitungan sebagai hewan yang mati. Hewan ditimbang sedikitnya 2 kali dalam
1 minggu. Nilai LD50 dihitung dengan metode Thompson & Weil. Semua hewan
yang mati, baik yang mati dengan sendirinya atau yang mati dalam keadaan
moribound digabungkan jumlahnya untuk penghitungan nilai LD50.
Hasil toksisitas akut diklasifikasi dengan penggolongan seperti pada Tabel
Pengujian Farmakodinamik
 Tikus jantan, galur Wistar, dengan berat badan berkisar antara 200g-250g.
Dosis ekstrak yang digunakan adalah 21,12 mg/kgBB dan 35,3 mg/kgBB
dilarutkan dalam larutan CMC-Na 0,5%. Dosis ekstrak dikonversi dari dosis
lazim Dimenhidrinat (50mg). Cara Kerja : Hewan uji dipuasakan dari
makanan selama 24 jam. Tikus ditimbang dan dibagi dalam beberapa
kelompok secara acak,
 Kelompok kontrol negatif non-putar. Tikus diberi CMC-Na 0,5% secara
peroral.
 Kelompok kontrol negatif putar. Tikus diberi CMC-Na 0,5% secara
peroral. Diputar agar terjadi mual selama 45 menit, kecepatan 30 rpm.
 Kelompok kontrol positif Tikus diberi dimenhidrinat. Diputar agar terjadi
mual selama 45 menit, kecepatan 30 rpm.
 Kelompok perlakuan I Tikus diberi suspensi ekstrak 1 dosis 21,15
mg/kgBB secara peroral. Diputar agar terjadi mual selama 45 menit,
kecepatan 30 rpm.
 Kelompok perlakuan II. Tikus diberi suspensi ekstrak 2 dosis 35,3 mg/
kgBB secara peroral. Diputar agar terjadi mual selama 45 menit, kecepatan
30 rpm.
 Persentase (%) pengosongan lambung dihitung.
Pengembangan Sediaan
 Ekstraksi Simplisia
Rimpang dibersihkan dengan sortasi basah, pencucian,
perajangan, pengeringan dan sortasi kering. Simplisia
rimpang jahe kering diserbuk dan dibuat ekstrak kental
dengan cara dimaserasi dengan etanol 70% selama 3 hari.
Setelah didapatkan maserat cair, kemudian dipekatkan
menggunakan rotary evaporator hingga diperoleh ekstrak
kental yang mudah dituang
Uji karakteristik ekstrak kental jahe merah
 Uji organoleptis
 Meliputi bentuk, aroma, rasa dan warna
 Susut pengeringan
 Untuk mengetahui kadar air yang hilang sebagai besar penyusutan. Kadar air
yang tinggi dapat memacu tumbuhnya mikroba didalam ekstrak kental
sehingga ekstrak tidak lagi menjadi stabil, rusak dan dapat menimbulkan
bau tengik.
 Kadar abu
 Kadar abu menunjukkan oksida-oksida logam atau garam-garam klorida.
Kadar abu yang tinggi menunjukkan bahwa zat tersebut mengandung oksida
logam yang tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa zat tersebut mengandung
cemaran yang sangat tinggi sehingga kemurnian zat tersebut menjadi
rendah.
 pH
 Tujuan pengujian pH untuk karakteristik ekstrak kental jahe merah, apabila
pH yang didapat dibawah 6 akan menyebabkan rasa asam, sedangkan apabila
pH yang didapat diatas 7 akan menyebabkan rasa pahit, sehingga pada pH
netral diharapkan tidak mempengaruhi rasa.
 Viskositas
 Tujuan pengujian uji viskositas untuk mengetahui karakteristik ekstrak kental
jahe merah dan berpengaruh pada rendeman yang dipakai.
Penapisan Fitokimia
 Untuk melihat masih ada tidaknya kandungan senyawa metabolit sekunder pada
Ekstrak kental jahe merah ini dilkukan uji fitokimia yang dilakukan adalah uji
alkaloid, flavonoid, saponin, triterpen dan tanin. Hasil dari pengamatan ini
adalah sebagai berikut:
 Untuk identifikasi golongan senyawa alkaloid, jika terjadi warna coklat
atau jinggan setelah penyemprotan pereaksi dragendroof menunjukan
adanya alkaloid di dalam ekstrak. Bila tanpa pereaksi kimia di bawah
lampu UV 365 nm alkaloid akan berflorosensi biru, biru-hijau atau ungu.
 Untuk identifikasi golongan flavonoid menggunakan uap ammonia. Jika
timbul warna kuning atau kuning-coklat setelah pemberian uap ammonia
menunjukkan adanya flavonoid di dalam ekstrak. Bila tanpa pereaksi
kimia, di bawah lampu UV 365 nm flavonoid akan berflorosensi biru,
kuning atau hijau.
 Untuk identifikasi golongan tannin menggunakan FeCl3 1 %.
Jika timbul warna hitam atau biru kehitaman setelah
pemberian FeCl3 1 % menunjukkan adanya tannin di dalam
ekstrak.
 Untuk identifikasi golongan triterpen menggunakan
Liberman Buchard. Jika timbul warna merah keunguan atau
pink setelah pemberian Liberman Buchard menunjukkan
adanya triterpen di dalam ekstrak.
 Untuk identifikasi golongan saponin menggunakan H2SO4
0,1 M. Jika timbul warna keunguan setelah pemberian
H2SO4 0,1 M menunjukkan adanya saponin di dalam ekstrak.
 Ekstrak di identifikasi dengan metode KLT, fase gerak
yang digunakan adalah Heksan : Dietileter (30 : 70) dan
fase diam silika gel GF 254 nm. Hasil identifikasi dilihat
dibawah sinar UV 365 nm akan menghasilkan spot
berfluoresensi berwarna biru. Hasil Rf untuk standart
gingerol adalah 0,98 (Gaikwad, 2017).
Formula
Monografi Bahan Tambahan (Excipient)
1. Dekstrosa
 Kristal putih atau serbuk granular, rasanya manis dan tidak berbau.
Kegunaan: sebagai pengisi
2. Sukralosa
 Kristal putih atau tidak berwarna dan mudah mengalir. Kegunaan:
pemanis (rasa manis 300-1000 kali dari sukrosa)
3. Avicel pH 102
 Kristal putih, tidak berbau, tidak berasa. Kegunaan : sebagai pelicin
karena memiliki ukuran partikel yang lebih besar yang dapat
menyebabkan free flowing, avicel juga memiliki kompresibilitas yang
baik
3. Hidroxypropil cellulose
 Organoleptis: serbuk putih atau kuning, tidak berasa dan berbau.
Kegunaan: sebagai pengikat, memiliki kemampuan deformasi yang
baik sehingga dapat digunakan sebagai pengikat kering dengan
konsentrasi yang rendah dan bermanfaat bagi bahan aktif yang
kompresibilitasnya buruk (Rowe, 2009; Abe et al 2011).
4. Magnesium stearat
 Organoleptis: serbuk putih halus dengan bau lemah khas. Kegunaan:
sebagai lubrikan (Rowe, 2009).
5. Talkum
 Oganoleptis: serbuk sangat halus, putih atau putih. Kegunaan:
sebagai glidan dan antiadheren (Rowe, 2009).
Pembuatan serbuk ekstrak
 Ekstrak kental jahe ditambahkan adsorben (Avicel) PH 102
dengan perbandingan 1:1. Setelah itu ekstrak kental
dikeringkan. Setelah kering kemudian ekstrak tersebut
digerus dalam lumpang hingga diperoleh serbuk kering
ekstrak jahe. Serbuk ekstrak kering tersebut kemudian
dilakukan evaluasi
Pengujian Massa Tablet
 Kandungan lembab (Haris, 2009; Wardhana 2007)
 Sebanyak 2 gram campuran massa cetak tablet dimasukkan ke dalam alat
mouiture balance, diratakan dan ditunggu hingga alat membaca kandungan
lembab. Syarat : 2-4% (Lachman, 1994)
 Distribusi ukuran partikel (Lachman, 1994)
 Ayakan disusun dari atas ke bawah mulai dari ayakan mesh 12 sampai
ayakan mesh 20, ke dalam ayakan yang paling atas dituang massa cetak tablet
yang telah ditimbang 25 gram. Mesin dijalankan 5 menit dengan
frekuensi 200 rpm. Serbuk yang tertinggal di atas masing-masing ayakan
ditimbang kemudian dihitung ukuran rata-rata partikel serbuk.
 Laju alir (Onunkwo, 2010; Aulton, 2002)
 Massa cetak tablet ditimbang sebanyak 25 gram, kemudian dimasukkan
ke dalam corong yang tertutup dan diratakan. Kemudian penutup corong
dibuka dan dicatat waktu yang diperlukan seluruh massa serbuk setelah
melewati corong.
 Sudut henti (Nugrahani, 2005; Khan, 2008)
 Massa serbuk yang telah melewati corong pada pengujian laju
alir diukur diameter dan tinggi kerucut yang terbentuk,
dengan perhitungan sebagai berikut: Tan α = h/r
 Kompresibilitas (Haris, 2009; Wardhana, 2007)
 Sejumlah 20 gram massa cetak tablet ditimbang dan dimasukkan
ke dalam gelas ukur 100 ml, kemudian diukur volumenya (v1).
Densitas bulk adalah massa cetak dibagi volumenya (m/v1).
Gelas ukur diketuketukkan sebanyak 300 kali lalu diukur
volumenya dan diulangi lagi untuk memastikan bahwa volume
tidak mengalami perubahan atau hingga volumenya tetap (v2).
Densitas mampat adalah massa ketuk dibagi dengan volume
mampat (v2). Kompresibilitas dapat dihitung sebagai berikut:
% Kompresibilitas = (Densitas mampat-densitas bulk)/Densitas
mampat x 100%
Pembuatan tablet hisap
 Semua bahan yang akan digunakan ditimbang, kemudian ekstrak
kering jahe digerus bersama dengan bahan pemanis yaitu
dekstrosa dan sukralosa. Ditambahkan HPC sebagai pengikat
kering, laktosa, serta vanilin dan diaduk hingga campuran
tersebut homogen. Untuk meningkatkan sifat aliran,
lubrikasi dan antirekat ditambahkan magnesium stearat dan
talkum.
Evaluasi Tablet
 Pemeriksaan Organoleptik
 meliputi bentuk tablet, warna tablet, aroma atau bau tablet dan rasa
tablet (Lachman, 1994).
 Uji keseragaman ukuran
 Diambil secara acak sebanyak 10 buah tablet, diukur diameter dan tebal
tablet dengan menggunakan jangka sorong. Syarat: kecuali dinyatakan
lain, diameter tidak lebih dari 3 kali dan tidak kurang dari 1% tebal tablet
(Depkes RI, 1979).
 Uji Keseragaman bobot
 Ditimbang sebanyak 20 buah tablet yang diambil secara acak,
kemudian dihitung bobot rata-rata tablet yang diambil secara acak,
kemudian dihitung bobot rata-rata tiap tablet.
Syarat: Bila bobot rata-rata lebih dari 300 mg. Jika ditimbang satu per
satu tidak lebih dari 2 buah tablet yang masing-masing bobotnya
menyimpang dari bobot rata-ratanya 5%. Dan tidak satu pun yang
bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih dari 10% (Depkes RI,
1979).
 Uji friabilitas
 Ditimbang sebanyak 10 buah tablet yang diambil secara acak dan
dibersihkan dari debu, kemudian diletakkan ke dalam alat firabilator
selama 4 menit dengan kecepatan putaran alat 25 putaran per menit.
Tablet yang sudah diuji lalu ditimbang ulang. Syarat: <0,8% (Lachman,
1994)
 Uji kekerasan
 Sebanyak 10 buah tablet diambil secara acak kemudian diukur
kekerasannya. Syarat: 30 – 50 kg/inchi2 (Lachman, 1989) atau setara
dengan 11,81 -19,68 kg/cm2
 Uji waktu hancur
 Diambil 6 tablet secara acak dan dimasukkan satu persatu pada masing-
masing tabung dari keranjang, lalu dijalankan alatnya. Digunakan air bersuhu
37±20 C sebagai media. Pada batas akhir waktu yang ditetapkan, keranjang
diangkat dan diamati semua tablet. Semua tablet harus hancur atau melarut
dengan sempurna. Bila 1 atau 2 tablet tidak hancur sempurna maka ulangi
dengan 12 tablet lainnya. Tidak boleh kurang 16 tablet dari 18 tablet yang
harus hancur sempurna (Depkes RI, 1995).
 Syarat: 5 – 10 menit (Lachman, 1989)
 Uji Kesukaan (Hedonic Test)
 Uji dilakukan pada 20 responden dewasa baik laki-laki maupun perempuan
yang diminta untuk mencium aroma dan menghisap tablet dari formula
tersebut. Kemudian responden melakukan penilaian yang berupa kuesioner
untuk mengetahui tingkat kesukaan terhadap rasa dan aroma dari tablet hisap
dengan cara mengikuti instruksi yang terdapat dalam kuesioner (Hana, 2010).
Hasil indikasi kesukaan atau ketidaksukaan dari uji yang dilakukan merupakan
nilai rata-rata yang diperoleh dari perkalian antara frekuensi (banyaknya)
responden dengan nilai dari skala uji hedonik dibagi dengan jumlah keseluruhan
responden (Peryam, 1998).
Pengujian Klinik
 Menurut permenkes Nomor 6 Tahun 2016 tentang Formularium
Obat Herbal Asli Indonesia Pemberian serbuk jahe 940 mg lebih efektif
dari dimenhydrinate 100 mg untuk mencegah gejala GI pada motion
sickness. Diduga jahe mempunyai efek langsung pada GI melalui sifat
aromatik, karminatif dan adsorben, dengan meningkatkan motilitas
gaster dan adsorbsi toxin dan asam. Uji klinik Randomized Control
Trial lain menunjukkan bahwa pemberian jahe lebih baik dari plasebo
untuk menurunkan kejadian muntah dan keringat dingin 4 jam setelah
pemberian pada mabuk laut. Penelitian lain membandingkan obat anti
muntah OTC untuk mencegah mabuk laut pada 1489 subyek dan
mendapatkan bahwa jahe sama efektif dengan obat anti muntah lain.
TERIMAKASIH 
Download